Anda di halaman 1dari 65

1

AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DESA TERHADAP


PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA KEANG KECAMATAN
KAULUKKU KABUPATEN MAMUJU

SKRIPSI

OLEH :

AHMAD SYAIFUDDIN
NIM : 1902502010013
NIRM : 1910250211511970013

PROGRAM STRATA SATU S1


PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU

2022
2

YAYASAN TANRATUPATTANABALI MAMUJU


UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Ir. H. Juanda No.77. Telp. (0426-22085)e-mail :http://unika_mamuju@yahoo.co.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Kami, masing-masing yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia

menjadi Pembimbing I dan Pembimbing II bagi :

Nama Mahasiswa : AHMAD SYAIFUDDIN

NIM : 1902502010013

NIRM : 1910250211511970013

Jenjang Program Studi : STRATA – 1/ ILMU POLITIK

Judul Skripsi :

AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DESA TERHADAP PENGGUNAAN


DANA DESA DI DESA KEANG KECAMATAN KALUKKU
KABUPATEN MAMUJU

No Nama Jabatan Tanda Tanggal


tangan Persetujuan

1 SRI FATMAWATI Pembimbing I 25-10-2021


AHMAD,SE.,M.M

2 FIRNAWATI, S.IP Pembimbing II 30-10-2021

Mamuju, 23 Oktober 2021


Ketua Program Studi
Ilmu Politik

MUHLIS ZAINUDDIN, S.IP.,M.Si

ii
3

YAYASAN TANRATUPATTANABALI MAMUJU


UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Ir. H. Juanda No.77. Telp. (0426-22085)e-mail :http://unika_mamuju@yahoo.co.id

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

JUDUL : AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DESA

TERHADAP PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA

KEANG KECAMATAN KALUKKU KABUPATEN

MAMUJU

OLEH : AHMAD SYAIFUDDIN

NIM : 1902502010013

NIRM : 1910250211511970013

PROGRAM STUDI : ILMU POLITIK

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Tanggal : 27 Juni 2022
Pembimbing I Pembimbing II

DR.SRI FATMAWATI AHMAD, SE.,M.M FIRNAWATI, S.IP

Telah diterima dan diketahui pada :


Tanggal : 29 Juni 2022

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Politik

BONGGA PASILONG, S.Pd. MUHLIS ZAINUDDIN, S.IP.,M.Si


iii
4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqamah dalam menghadapi cobaan.

Hadapilah dengan senyum dan

ketenangan walau itu menyakitkan

Biarkanlah semua yang terjadi itu terjadi

Karena yakinlah bahwa semua yang baik itu terbaik

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK :

AYAH DAN IBU TERCINTA YANG SELALU MENDOAKANKU DAN

TERISTIMEWA ISTRI TERCINTA YANG SELALU MEMBERIKAN MOTIVASI

SERTA DUKUNGAN SELAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN SENANTIASA

MENANTIKAN KEBERHASILANKU.

TERIMA KASIH KEPADA DOSEN-DOSENKU

TERIMA KASIH KEPADA CIVITAS AKADEMIKU

TERIMA KASIH KEPADA TEMAN-TEMANKU

TERIMA KASIH KEPADA ALMAMATERKU UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU

BERKAT DOA KALIANLAH AKU BISA BERHASIL DALAM STUDI

vi
5

ABSTRAK

AHMAD SYAIFUDDIN Nomor Induk Mahasiswa : 1902502010013,


Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa Terhadaan Penggunaan Dana Desa di
Desa Keang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju. Dosen pembimbing I Sri
Fatmawati Ahmad dan Pembimbing II Firnawati.
Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Desa terhadap Penggunaan Anggaran Dana Desa di Desa Keang
Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa terhadap Penggunaan
Anggaran Dana Desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.
Manfaat penelitian adalah (a) manfaat teoritis yakni Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan referensi dalam ilmu pemerintahan dan menambaTeorituh khazanah
ilmu pengetahuan khususnya ilmu tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa
terhadap Penggunaan Anggaran Dana Desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku
Kabupaten Mamuju (b) manfaat fraktis yaitu Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi pemerintah Desa Keang dalam menggunakan Dana Desa dan
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Universitas
Tomakaka Mamuju.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah desa
terhadap penggunaan dana desa di Desa Keang kecamatan Kalukku masuk
kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat daei 3 (tiga) aspek yakni : Aspek
penyusunan rencana kegiatan, Aspek pelaksanaan kegiatan dan Aspek
penyusunan laporan kegiatan yang rata-rata persetase tanggapan responden yang
memberikan tanggapan sangat baik yakni 24,3%, rata-rata persentase responden
yang memberikan tanggapan cukup baik yakni 47,9%, sedangkan rata-rata
persentase responden yang memberikan tanggapan kurang baik yakni 18,1% dan
rata-rata persentase responden yang memberikan tanggapan tidak baik hanya
9,7%.
Kata kuncinya bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap
penggunaan dana desa di Desa Keang kecamatan Kalukku masuk kategori cukup
baik.

vii
6

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwa pada

akhirnya skripsi ini telah selesai sesuai dengan rencana yang telah penulis

tentukan sebelumnya.

Keterikatan penulis terhadap Desa Keang, mendorong penulis untuk memilih

topik “AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DESA TERHADAP

PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA KEANG KECAMATAN KALUKKU

KABUPATEN MAMUJU”

. Untuk merealisasikan keinginan tersebut, kegiatan penelitian penulis

laksanakan di di Desa Keang Kecamatan Kalukku. Dari data yang penulis peroleh

baik melalui studi pustaka maupun studi lapangan selanjutnya penulis analisis dan

disusun dalam skripsi sebagaimana yang tersaji dalam karya tulis ini.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis tak lupa menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. H. Ahmad Taufan selaku ketua Yayasan Pendidikan

Tanratupattanabali Mamuju.

2. Bapak Sahril, S.PdI., M.Pd., Selaku Rektor Universitas Tomakaka Mamuju.

3. Bapak Bongga Pasilong, S.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Tomakaka Mamuju.

4. Ibu Sri Fatmawati Ahmad, SE., M.M. selaku Pembimbing I.

5. Ibu Firnawati, S.IP Selaku pembimbing II

6. Bapak/Ibu Dosen Universitas Tomakaka, khususnya pada Program Studi Ilmu

politik yang jasanya sangat besar dalam membimbing penulis sehingga dapat

menyelesaikan studi di Universitas Tomakaka Mamuju.

7. Kedua orang tua penulis yang setiap saat memberikan doa dan dukungannya

selama mengikuti pendidikan di Universitas Tomakaka Mamuju

viii
7

8. Bapak kepala Desa beserta perangkatnya yang telah memberikan izin dan

memberikan data-data kepada penulis selama melaksanakan penelitian

9. Seluruh masyarakat Desa Keang terutama yang menjadi responden dan telah

bersedia memberikan tanggapan pada kuesiner yang penulis bagikan.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Universitas Tomakaka yang telah membantu dan

mendorong penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

Mamuju, 01 Pebruari 2022

Penulis

AHMAD SYAIFUDDIN
NIM : 1902502010013

ix
8

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .................................... 5

2.1 Teori Utama ................................................................................... 5


2.1.1 Pengertian Akuntabilitas ....................................................... 5
2.1.2 Pengertian Kinerja................................................................. 6
2.1.3 Pengukuran Kinerja............................................................... 10
2.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Organisasi ......... 15
2.1.5 Pemerintah Desa .................................................................. 17
2.1.6 Anggaran Dana Desa ........................................................... 19
2.1.7 Tata Cara Penyaluran Dana Desa ........................................ 20
2.1.5 Penggunaan Dana Desa ....................................................... 23
2.2 Teori Pendukung ............................................................................ 26
2.3 Kerangka Pikir ................................................................................ 27

x
9

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 28

3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 28


3.2 Jenis dan Model Penelitian ............................................................ 28
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 29
3.4 Populasi dan Sampel .................................................................... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 34


4.1.1 Letak Geografis ................................................................... 34
4.1.2 Demografi Desa Keang ....................................................... 34
4.1.3 Jenis Pekerjaan Penduduk .................................................. 35
4.1.4 Sarana dan Prasarana......................................................... 35
4.2 Deskripsi Data ............................................................................... 39
4.2.1 Akuntabiitas Kinerja Pemerintah Desa Keang terhadap
Penggunaan Dana Desa dilihat dari Aspek Penyusunan
Rencana Kegiatan ............................................................... 39
4.2.2 Akuntabiitas Kinerja Pemerintah Desa Keang terhadap
Penggunaan Dana Desa dilihat dari Aspek Pelaksanaan
Kegiatan .............................................................................. 42
4.2.3 Akuntabiitas Kinerja Pemerintah Desa Keang terhadap
Penggunaan Dana Desa dilihat dari Aspek Penyusunan
Laporan Kegiatan ................................................................ 45
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................ 47

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 50


5.2 Saran-Saran .................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 54

xi
10

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1. Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Keang ........................................... 35

Tabel 2 Jenis Sarana Perhubungan di Desa Keang ....................................... 36

Tabel 3 Jenis Sarana dan Prasarana Komunikasi di Desa Keang Kecamatan


Kalukku .............................................................................................. 37

Tabel 4 Jenis Sarana dan Prasarana Transportasi di Desa Keang ................ 37

Tabel 5 Jenis Sarana Sosial Budaya di Desa Keang Kecamatan Kalukku ..... 38

Tabel 6 Jenis Sarana dan Prasarana di Bidang Ekonomi di Desa Keang


Kecamatan Kalukku ........................................................................... 39

Tabel 7 Tanggapan Responden tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa


Keang terhadap Penggunaan Dana Desa dilihat dari Aspek Perenca-
naan Kegiatan .................................................................................... 40

Tabel 8 Tanggapan Responden tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa


Keang terhadap Penggunaan Dana Desa dilihat dari Aspek Pelaksana-
an Kegiatan ........................................................................................ 42

Tabel 9 Tanggapan Responden tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa


Keang terhadap Penggunaan Dana Desa dilihat dari Aspek Penyusun-
an Laporan Kegiatan.......................................................................... 46

hxii
11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, partisipasi masyarakat

merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggungjawab

masyarakat terhadap pentingnya pemerintahan yang bertujuan untuk

memperbaiki mutu hidup mereka. Artinya melalui partisipasi yang diberikan,

berarti benar-benar menyadari bahwa kegiatan pemerintahan bukanlah

sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah sendiri, tetapi

menuntut keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

tersebut.

Masyarakat Desa merupakan penduduk yang mayoritas mendiami

daratan kepulauan Indonesia memiliki aneka ragam budaya, corak dan latar

belakang kehidupan yang berbeda-beda, selain itu penduduk yang mendiami

wilayah Republik indonesia juga memiliki potensi alam yang beraneka ragam
12

berupa sumbar daya alam yang berpotensi dan serba guna yang perlu

perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat, namun seiring dengan

pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masyarakat Indonesia secara

menyeluruh maka perlu adanya eksistensi perimbangan melalui sumber daya

manusia yang handal dan berkualitas. Perkembangan mutu sumber daya

manusia masih tergolong rendah hal ini di buktikan dengan masih banyaknya

penduduk yang mendiami wilayah Indonesia yang hidup di bawah garis

kemiskinan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia secara umum dalam

lingkup pemerintahan desa disebabkan beberapa faktor diantaranya peranan

pemerintah yang masih kurang utama memberdayakan masyarakat agar

mampu menciptakan masyarakat desa yang berwawasan luas dan rendahnya

partisipasi pembangunan desa serta kurangnya kerja sama antara pemerintah

dan masyarakat dalam menumbuhkan kreativitas dan kemampuan masyarakat

khususnya dalam mengelola potensi-potensi yang ada di desa.

Pemerintah Desa sejak semula merupakan salah satu pemerintahan yang

terkecil yang menganut sistem atau prinsip demokrasi. Sehingga dengan demikian

terjadi demokrasi melekat pada pemerintah desa seragam beragam bentuknya

tergantung daya politik yang ada pada desa itu sendiri. Dalam wacana sejarah,

bahwa sejak semula keberadaan desa adalah otonom yang memiliki wewenang

kekuasaan lebih tinggi memiliki komunitas otonomi desa yang lebih luas dalam

mengelola sumber daya ekonomi, politik maupun sosial.

Pada pemerintahan desa yang sebenarnya, dalam peraturan pelaksanaanya

tidak menjelaskan apa makna hak penyelengaraan urusan rumah tangga sendiri

yang ada pada desa hingga dikeluarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014

tentang Desa yang di dalamnya juga mengatur tentang Pemerintahan Desa yang

berarti telah diberikan hak otonomi dalam berbagai bentuk sehingga telah muncul
13

harapan bahwa desa akan didudukkan kembali pada posisinya sebagai kesatuan

Masyarakat yang memiliki hak asal usul otonomi asli yang diakui serta dihormati

dalam sistem Pemerintahan Indonesia.

Berkenaan dengan tujuan dana desa yakni meningkatkan kesejahteraan dan

pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik desa,

memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antara

desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa maka desa di

berikan keleluasaan untuk mengatur kewenangannya, baik kewenangan berdarkan

hak asal usul, kewenangan di tugaskan pemerintah dan kewenagan lain yang di

tugaskan Pemerintah sesuai tugas.

Dalam rangka melaksanakan kewenangan tersebut, desa di beri sumber-

sumber pendapatan asli desa yaitu (hasil usaha, hasil aset, swadaya dan

partisipasi, gotong royong, dan lain-lain).

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014

tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan belanja

Negara sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor.22 Tahun

2015. Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah tersebut, antara lain,

mengenai mekanisme pengalokasian dan penyaluran Dana Desa, penggunaan dan

pelaporan Dana Desa, monitoring dan evaluasi Dana Desa serta roadmap Dana

Desa. Ditetapkan peraturan pemerintah Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015

tentang cara pengalokasian, penyuluran, penggunaan, pemantapan dan evaluasi

Dana Desa, yang mengatur secara detail mengenai tata cara pengalokasian Dana

Desa untuk setiap Desa.

Namun demikian sesuai dengan pengamatan sementara penulis,

akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan dana desa di Desa


14

Keang Kecamatan Kalukku nampaknya belum maksimal dan hal ini dapat dilihat

dari :

a. Perencanaan kegiatan yang belum maksimal sehingga kegiatan yang

ilaksanakan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat,

b. Pelaksanaan kegitan juga belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, sehingga

penyerapan anggaran tidak maksimal.

c. Penyusunan laporan pertanggungjawaban kegiatan yang masih kurang dan

masih perlu ditingkatkan sehingga masih terdapat laporan administrasi keuangan

yang belum terpenuhi.

Sehubungan dengan hal tersebut maka yang melatar belakangi penulis

dalam melakukan penelitian ini adalah ingin mengkaji mengenai Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah Desa terhadap Penggunaan Anggaran Dana Desa di Desa

Keang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah Bagaimana Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa

terhadap Penggunaan Anggaran Dana Desa di Desa Keang Kecamatan

Kalukku Kabupaten Mamuju?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah Untuk mengetahui

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa terhadap Penggunaan Anggaran Dana

Desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis
15

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam ilmu

pemerintahan dan menambaTeorituh khazanah ilmu pengetahuan

khususnya ilmu tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa terhadap

Penggunaan Anggaran Dana Desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku

Kabupaten Mamuju.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah

Desa Keang dalam menggunakan Dana Desa.

2) Sebagai salah satu syarat unutk memperoleh gelar sarjana (S1) pada

Universitas Tomakaka Mamuju.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Teori Utama

2.1.1 Pengertian Akuntabilitas

Dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah, telah dijelaskan bahwa : Akuntabilitas merupakan pendekatan

dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa

tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah

tingkat pemerintahan yang langsung dan dekat dengan dampak akibat

dari urusan yang ditangani tersebut.

Selanjutnya Asmawi Rewansyah (2010) menjelaskan bahwa

Akuntabilitas adalah suatu urusan pemerintahan yang dilimpahkan

kepada daerah otonom dengan maksud untuk melaksanakan urusan

pemerintahan tersebut secara berkeadilan.


16

Sehubungan dengan hal di atas, maka jelas bahwa akuntabilitas

kinerja apartur permerintah sangat penting sebagai upaya untuk

mengimplementasikan otonomi daerah.

Menurut Azam Awang (2010) memberikan defenisi tentang

Akuntabilitas yang mengatakan bahwa Akuntabilitas dapat didefenisikan

sebagai suatu pertanggungjawaban atas suatu usaha yang telah

dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga dalam mencapai tujuan

yang telah direncanakan.

Lebih lanjut Azam Awang (2010) memberikan penjelasan bahwa

akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan apa, siapa, kepada

5 bagaimana. Pertanyaan seperti itu


siapa, miliki siapa, yang mana dan

memerlukan jawaban yakni apa yang harus dipertanggungjawabkan.

Dari beberapa pengertian tentang akuntabilitas tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban dari suatu

tugas dan wewenang yang dilimpahkan aparatur pemerintah guna mencapai

suatu tujuan pembangunan.

Dengan kata lain bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan

kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan

yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara periodik.

2.1.2 Pengertian Kinerja

Istilah “Kinerja” mengandung beberapa pengertian, seperti: Sesuatu

yang dicapai; Prestasi yang diperlihatkan; Kemampuan Kerja. “Berkinerja”


17

berarti: memperlihatkan prestasi; berkemampuan (dengan menggunakan

tenaga). Kinerja yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris “performance”,

oleh Bernardin dan Russel dalam Ruky (2001) memberikan definisi:

”Performance is de-fined as the record of outcomes produced on an

specified job function or activity during a specified time period” . Dalam

definisi mereka, jelas menekankan pengertian prestasi sebagai “hasil” atau

“apa yang keluar” (Outcomes) dari sebuah pekerjaan dan kontribusi mereka

pada organisasi.

Dari akar kata Inggris “to perform”, Kinerja mempunyai beberapa

makna antara lain: To do or carry out: execute (menjalankan dan

melaksanakan); To portray, as a character in a play (menggambarkan suatu

karakter dalam suatu permainan); To execute or complete an undertaking

(melaksanakan suatu tanggungjawab), dan sebagainya (Prawirosentono:1999).

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah :

a. Sesuatu yang dicapai,

b. Prestasi yang diperlihatkan, dan

c. Kemampuan kerja.

Pengertian lainnya sistem performance mempunyai arti yang beragam

tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Menurut Mustopadidjaya (2003)

bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan /program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi

organisasi.

Kinerja mempunyai beberapa arti enteries seperti berikut :

1) Melakukan, menjalankan, dan melaksanakan;

2) Memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu bazar;

3) Menggambarkan dengan suara atau alat musik;


18

4) Melaksanakan atau menyempurnakan tanggungjawab;

5) Melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan;

6) Memainkan (pertunjukan) musik;

7) Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.

Sementara Lembaga Administrasi Negara merumuskan Kinerja sebagai

Ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian

suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja

harus merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur serta digunakan sebagai

dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi..

Lain halnya Mardikanto Totok dan Poerwoko Soebianto, 2013 yang

mendefinisikan kinerja sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari

seseorang, tetapi itu kedengarannya seperti melakukan kebutuhan yang paling

minim untuk berhasil. Kinerja yang nyata jauh melampaui apa yang diharapkan;

kinerja menetapkan standar-standar tertinggi orang itu sendiri, selalu standar-

standar yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan orang lain. Hal ini tentu

saja merupakan ekspresi seseorang. Ini mendekati arti kinerja yang kedua

sebagaimana didefinisikan oleh Whitmore adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,

suatu pamaren umum keterampilan.

Dharma (2005) berpendapat bahwa restasi kerja adalah sesuatu yang

dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seorang atau

sekelompok orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeprihanto (1988) yang

mengemukakan bahwa hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu

dibandingkan dengan berbagai ukuran misalnya standar, target/sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Dari
19

pandangan diatas maka dapat dikatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja

seseorang berdasarkan standar kinerja yang telah ditentukan.

Selanjutnya, Jackson dan Morgan dalam Mardikato (2013) mengemukakan

bahwa kinerja pada umumnya menunjukkan tingkat tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya, yang hendak dicapai. Rue and Byar dalam Keban (2005)

menyebutkan bahwa kinerja (performance) didefinisikan sebagai tingkat pencapaian

hasil atau “ the degree of accomplishment “ atau kinerja merupakan tingkat

pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan.

Menurut Peter Jennergen dalam Steers (2010) kinerja organisasi adalah tingkat

yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual

dan misi organisasi tercapai. Dengan demikian dari konsep yang dipaparkan di atas

dapat dipahami bahwa kinerja organisasi adalah tingkat kemampuan pelaksanaan

tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Untuk mengetahui tinggi

rendahnya kinerja seseorang, bisa dilakukan pengukuran kinerja.

Menurut Andini S.Krisnha (2014) bahwa kinerja merupakan suatu hal yang

sangat penting dalam kehidupan manusia, karena manusia hidup untuk

melaksanakan aktivitas dalam memenuhi kebutuhannya yang tentunya tuntutan

untuk mendapatkan hasil yang baik dan merupakan tujuan.

Adi, Isbandi Rukminto (2013) memberikan pendapatan bahwa kiinerja adalah

merupakan prestasi kerja seseorang yang telah dicapai untuk mencapai tujuan

suatu organisasi atau lembaga, sehubungan dengan maka Suprijadi (2002:61)

memberikan definisi bahwa kinerja adalah unjuk kerja, prestasi kerja, tampilan hasil

kerja, tingkat kecepatan atau efesiensi, produktivitas,efektivitas yang dilakukan oleh

seseorang dalam mencapai tujuan.

Dari defenisi di atas jelas bahwa kinerja merupakan hasil dari suatu

pelaksanaan kerja dalam mencapai sesuatu yang diiginkan oleh seseorang atau
20

aparatur pemerintah. Oleh karena itu capaian kinerja sangat berkaitan dengan

ukuran umum yang dapat diperbandingkan sehingga seseorang dapat menilai

kinerja orang lain. Kinerja organisasi juga merupakan gambaran akan unjuk kerja

organisasi dalam mencapai tujuan, dimana kinerja organisasi seringkali dapat

ditujukan dengan berbagai ukuran keberhasilan dalam mencapai sasaran atau

tingkat capaian kinerja tertentu yang diukur dengan ukuran kinerja.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ada pendapat lain mengenai

kinerja yang dipaparkan oleh Anggiat M.Sinaga (2001;16) yang menyatakan bahwa

kinerja adalah suatu produktivitas kerja seseorang dan dipertunjukkan untuk dinilai

oleh orang lain dalam mencapai suatu tujuan.

Dari defenisi di atas jelas bahwa kinerja merupakan hasil dari suatu

pelaksanaan kerja dalam mencapai sesuatu yang diiginkan oleh seseorang

atau aparatur pemerintah. Oleh karena itu capaian kinerja sangat berkaitan

dengan ukuran umum yang dapat diperbandingkan sehingga seseorang

dapat menilai kinerja orang lain.

Kinerja organisasi juga merupakan gambaran akan unjuk kerja

organisasi dalam mencapai tujuan, dimana kinerja organisasi seringkali dapat

ditujukan dengan berbagai ukuran keberhasilan dalam mencapai sasaran

atau tingkat capaian kinerja tertentu yang diukur dengan ukuran kerja.

2.1.3 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perjanjian kerja organisasi telah dicapai. Menurut Whitakkne dalam

Mustopadidjaya (2000) Pengukuran kinerja adalah suatu alat manajemen

yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (Goals and

Objectives), dan pengukuran kinerja tidak dimaksudkan untuk berperan


21

sebagai mekanisme memberikan alat manajemen guna memperbaiki

organisasi.

Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2007) adalah penentuan secara

periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia

maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku

manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.

Oleh karena itu Mulyadi (2007) menegaskan bahwa tujuan penilaian

kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organi-

sasi dan dalam mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar

membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar prilaku dapat berupa

kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Sihotang (2007) mendefinisikan penilaian prestasi kerja adalah suatu proses

dimana organisasi menilai prestasi kerja para karyawannya. Penilaian harus

dilakukan secara sistematik terhadap performansi kerja karyawan dan terhadap

potensi setiap karyawan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dan

organisasi perusahaan itu sendiri.

Untuk itu, menurut Sihotang yang menjadi sasaran penilaian prestasi kerja tiap

karyawan adalah:

a. Kecakapan dan kemampuan melaksanakan tugas;

b. Profesionalisme penampilan setaip karyawan;

c. Kebugaran jasmani dan rohani selama bekerja;

d. Cara membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanan tugas;

e. Loyalitas pada organisasi dan tugas pekerjaan.


22

Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai.

Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk

memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana

sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya,

karena hingga kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi

publik.

Selim & Woodward dalam Keban (2005) mencoba menawarkan beberapa

indikator untuk mengukur kinerja organisasi publik, antara lain workload/demand,

economy, efficiency, effectiveness, dan equity. Lenvine dalam Dwiyanto (1999)

mengusulkan tiga konsep yang bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja birokrasi

publik atau organisasi non bisnis yaitu: Responsiveness, responsibility dan

accountability.

Yang dimaksud dengan responsivitas (responsiveness) disini adalah

kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda

dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik

sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Semakin banyak kebutuhan

dan keinginan masyarakat yang diprogramkan dan dijalankan oleh organisasi publik

maka kinerja organisasi tersebut dinilai semakin baik.

Responsibilitas (responsibility) disini menjelaskan apakah pelaksanaan

kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi

yang benar atau sesuai dengan kebijaksanaan organisasi baik yang implisit atau

eksplisit. Semakin kejelasan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan

prinsip-prinsip administrasi dan peraturan dan kebijaksanaan organisasi, maka

kinerjanya dinilai semakin baik.

Akuntabilitas (accountability) publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan

dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh
23

rakyat (elected officials). Asumsinya disini adalah bahwa para pejabat politik

tersebut, karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu

merepresentasikan kepentingan rakyat.

Dalam konteks ini kinerja organisasi publik dinilai baik apabila seluruhnya atau

setidaknya sebagian besar kegiatannya didasarkan pada upaya-upaya untuk

memenuhi harapan dan keinginan para wakil-wakil rakyat. Semakin banyak tindak

lanjut organisasi atas harapan dan aspirasi pejabat politik, maka kinerja organisasi

tersebut itu dinilai makin baik.

Namun Dwiyanto (2005) sendiri menawarkan lima indikator yang biasanya

digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik yaitu:

1) Produktivitas.

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga

efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio

antara input dengan output.

2) Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan

program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat

3) Kualitas Layanan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai

kinerja organisasi publik.

4) Responsibilitas. Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan

organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang

benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun

implisit.

5) Akuntabilitas. Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan

dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh
24

rakyat, asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh

rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.

Menurut LAN (2000) pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan metode

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Metode ini menggunakan indikator

kinerja sebagai dasar penetapan capaian kinerja. Untuk pengukuran kinerja

digunakan formulir Pengukuran Kinerja. Penetapan indikator didasarkan pada

masukan (inputs), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak

(impact).

Sependapat dengan hal tersebut, Mardiasmo (2001) mengatakan bahwa

dalam mengukur kinerja suatu program, tujuan dari masing-masing program harus

disertai dengan indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur

kemajuan dalam pencapaian tujuan tersebut. Indikator kinerja didefinisikan sebagai

ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian

suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan diukur

dan dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai maupun melihat tingkat

kinerja suatu program yang dijalankan unit kerja. Dengan demikian, tanpa indikator

kinerja, sulit bagi kita untuk menilai kinerja (keberhasilan atau kegagalan)

kebijaksanaan/program/kegiatan dan pada akhirnya kinerja instansi/unit kerja yang

melaksanakan.

Mardiasmo (2001) menjelaskan bahwa pada umumnya sistem ukuran kinerja

dipecah dalam 5 (lima) kategori sebagai berikut :

(1) Indikator input, yakni mengukur sumber daya yang diinvestasikan dalam suatu

proses, program, maupun aktivitas untuk menghasilkan keluaran (output

maupun outcome).
25

Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti anggaran (dana),

sumber daya manusia, informasi, kebijaksanaan/peraturan perundang-

undangan dan sebagainya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.

Dengan meninjau distribusi sumber daya, suatu lembaga dapat menganalisis

apakah alokasi sumber daya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan..

(2) Indikator output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari sesuatu

kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau non fisik.

Indikator ini digunakan untuk mengukur output yang dihasilkan dari suatu

kegiatan. Dengan membandingkan output yang direncanakan dan yang betul-

betul terealisir, instansi dapat menganalisis sejauh mana kegiatan terlaksana

sesuai dengan rencana. Indikator output hanya dapat menjadi landasan

untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan

dengan sasran-sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur.

(3) Indikator outcome, adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya output (efek langsung) pada jangka menengah. Dalam

banyak hal, informasi yang diperlukan untuk mengukur outcome seringkali

tidak lengkap dan tidak mudah diperoleh. Oleh karena itu, setiap instansi

perlu mengkaji berbagai pendekatan untuk mengukur outcome dari output

suatu kegiatan.

(4) Indikator benefit, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator

outcome.

Benefit (manfaat) tersebut pada umumnya tidak segera tampak. Setelah

beberapa waktu kemudian, yaitu dalam jangka menengah atau jangka

panjang dari benefitnya tampak. Indikator benefit menunjukan hal-hal yang


26

diharapkan untuk dicapai bila output dapat diselesaikan dan berfungsi

dengan optimal (tepat lokasi dan tepat waktu).

(5) Seperti halnya indikator benefit, indikator impact juga baru dapat diketahui

dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang. Indikator impact

menunjukan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan yang

menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan

secara sektoral, regional dan nasional.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi

Dalam menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, ada

beberapa kerangka teori dan model yang dikembangkan oleh beberapa ahli.

Dengan mengacu pada kerangka teori yang digunakan para ahli pada pene-

litian kinerja organisasi, diharapkan kerangka teori tersebut dapat dijadikan

pedoman dalam melihat fenomena yang terjadi.

Higgins dalam Salusu (2006) menyatakan bahwa ada dua kondisi yang dapat

mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu:

a. Kapabilitas Organisasi, konsep yang dipakai untuk menunjuk pada kondisi

lingkungan internal yang terdiri atas dua faktor stratejik yaitu kekuatan dan

kelemahan. Kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat

positif, yang memungkinkan organisasi memiliki keuntungan stratejik dalam

mencapai sasarannya; sedangkan kelemahan adalah situasi dan

ketidakmampuan internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat mencapai

sasarannya. Kedua faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

b. Lingkungan eksternal, yang terdiri atas dua faktor stratejik, yaitu peluang dan

ancaman atau tantangan. Peluang sebagai situasi dan faktor-faktor eksternal

yang membantu organisasi mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian


27

sasarannya; sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang

menyebabkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. Dalam mengamati

lingkungan eksternal, ada beberapa sektor yang peka secara stratejik, artinya

bisa menciptakan peluang, atau sebaliknya merupakan ancaman.

Perkembangan teknologi misalnya, peraturan perundang-undangan, atau situasi

keuangan, dapat saja memberi keuntungan atau kerugian bagi organisasi.

Tetapi yang jelas, bahwa peluang dan ancaman hadir pada setiap saat dan

senantiasa melampaui sumber daya yang tersedia (William Cohen dalam

David,1989). Artinya, kekuatan yang dimiliki organisasi selalu berada dalam

posisi lebih lemah dalam menanggulangi ancaman, bahkan dalam mengejar dan

memanfaatkan peluang sekalipun.

Salusu (2006) menyebutkan faktor yang perlu diperhitungkan dalam

melihat kemampuan internal organisasi antara lain : struktur organisasi,

sumberdaya baik dana maupun tenaga, lokasi, fasilitas yang dimiliki,

integritas seluruh karyawan dan integritas kepemimpinan. Mirip dengan

pernyataan Salusu, faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja

organisasi menurut Joedono (2004) antara lain :

1) Kualitas sumber daya manusia

2) Struktur organisasi,

3) Teknologi

4) Pimpinan dan masyarakat,

2.1.5 Pemerintah Desa

Istilah Desa sering kali dipahami dalam dua gambaran utama, yaitu :

a. Pemahaman secara sosiologis, artinya dalam konteks ini desa dipahami

sebagai satu kesatuan mayarakat (komunitas) yang memiliki batas-batas


28

wilayah tertentu, dimana para anggotanya saling kenal dan mengenal

dengan baik dan bercorak masyarakat yang homogen.

b. Pemahaman dalam konteks tata pemerintahan, desa dianggap sebagai

unit pemerintahan yang memiliki karakter khas dan karenanya memiliki

sifat yang khas pula.

Menurut Pratikno, (2002) bahwa sifat yang dimiliki oleh desa tersebut

adalah otonom, oleh karenanya sejak semula keberadaan desa adalah

otonom dari kekuasaan yang lebih tinggi, dimana desa telah diberikan

kewenangan penuh untuk memilih secara langsung Kepala Desa.

Dari pengertian tersebut di atas, maka dalam Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014, tentang desa telah memberikan batasan pengertian desa

sebagai berikut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki ke-

wenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem

pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

Di desa dapat pula dibentuk lembaga kemasyarakat yang berfungsi sebagai

mitra kerja pemerintah desa dalam memberikanikandayakan masyarakat desa.

Kepala Desa sebagai pemerintah desa, pada dasarnya bertanggung jawab

langsung kepada rakyat desa yang tata cara pertanggung jawabannya disampaikan

kepada Bupati atau Walikota melalui Camat. Sedangkan kepada Badan

Permusyawaratan Desa, kepala desa wajib memberikan keterangan laporan

pertanggung jawabannya yang selanjutnya disampaikan kepada rakyat tentang

informasi pokok pertanggung jawabannya dengan senantiasa memberikanikani

peluang kepada masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Desa untuk

menanyakan atau meminta keterangan lebih lanjut terhadap hal-hal yang bertalian

dengan pertanggung jawaban dimaksud.


29

Sebagai makhluk sosial , manusia tidak pernah bisa hidup sendiri, karena

dimanapun dan bilamanapun manusia senantiasa memerlukan kerja sama dengan

orang lain. Manusia membentuk pengelompokan sosial dengan sesamanya dalam

mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan.

Kemudian dalam kehidupan bersamanyarakat itu, manusia memerlukan pula

adanya organisasi yaitu suatu jaringan interaksi sosial antar sesama untuk

menjamin ketertiban sosial. Interaksi-interaksi sosial itulah yang melahirkan yang

dinamakan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka menurut

Purba, (2002) memberikan defenisi bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang-

orang beserta pranatanya yang hidup dalam satu lingkungan dan melakukan

interaksi sosial dengan norma-norma yang ada. Manusia memerlukan lingkungan

sosial demi kelangsungan hidupnya. lingkungan sosial yang serasi itu bukan hanya

dibutuhkan oleh orang seorang melainkan juga oleh seluruh orang-orang di

dalam kelompok masyarakat tersebut.

Akibat dari pesatnya pembangunan dan meningkatnya kebutuhan

manusia, maka berbagai persoalan masyarakat pun muncul dan berkembang

seperti :

1) Berkembangnya konflik atau friksi sosial dengan atau tanpa kekerasan

yang disebabkan oleh berbagai hal, antara lain persaingan dan konflik

kepentingan serta premanisme tanpa atau menggunakan simbol-simbol

suku, agama, ras dan golongan.

2) Ketidak merataan akses sosial ekonomi dan Meningkatnya jumlah

pengangguran

3) Meningkatnya ketimpangan/kesenjangan sosial ekonomi.

4) Meningkatnya angka kemiskinan.


30

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Desa yang memiliki otonomi

asli dan telah diakui serta dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia, diharapkan mampu sebagai wahana pelaksanaan dan

perkembangan demokrasi akar rumput (grass root democracy) yang tumbuh

dari bawah dan sungguh-sungguh mencerminkan demokrasi aslinya.

2.1.6 Anggaran Dana Desa

Anggaran Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan

desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan serta pelayanan masyarakat. Anggaran Dana Desa

merupakan perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten yang

penyalurannya melalui Kas Desa. Anggaran Dana Desa adalah bagian dana

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten.

Adapun tujuan dari Anggaran Dana Desa (ADD) ini adalah untuk :

a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan

pelayanan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan sesuai

kewenangannya;

b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan secara

partisipatif sesuai dengan potensi desa;

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan

kesempatan berusaha bagi masyarakat desa;

d. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat desa.


31

Pemerintah mengharapkan kebijakan Anggaran Dana Desa ini dapat

mendukung pelaksanaan pembangunan partisipatif berbasis masyarakat

dalam upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan sekaligus memelihara

kesinambungan pembangunan di tingkat desa. Dengan adanya Anggaran

Dana Desa, desa memiliki kepastian pendanaan sehingga pembangunan

dapat terus dilaksanakan tanpa harus terlalu lama menunggu datangnya dana

bantuan dari pemerintah pusat.

2.1.7 Tata Cara Penyaluran Dana Desa

Untuk menyesuaikan perkembangan penyelenggaraan pengelolaan

Dana Desa, pemerintah melakukan pengaturan kembali tata cara

pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan, dan evaluasi Dana

Desa. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor

247/PMK.07/2015, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada 28

Desember 2015.

Sesuai peraturan ini, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan

penghitungan rincian Dana Desa untuk setiap kabupaten/kota secara berkeadilan,

yang didasarkan pada dua jenis alokasi. Pertama, alokasi dasar, sebesar 90

persen. Kedua, alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk

desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis

desa setiap kabupaten/kota, yaitu sebesar 10 persen Dana Desa sendiri dilakukan

dengan cara pemindah bukuan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) kepada

Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), untuk selanjutnya dipindahbukukan dari

RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD). Dilakukan secara bertahap, penyaluran Dana

Desa tahap I dilakukan pada Bulan April, sebesar 97 persen. Tahap II dilakukan

pada Bulan Agustus, juga sebesar 97 persen. Untuk tahap III dilakukan pada Bulan

Oktober, sebesar 20 persen. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD setiap
32

tahap tersebut dilakukan paling lambat pada minggu kedua bulan yang

bersangkutan. Sementara, penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilakukan

paling lambat tujuh hari kerja setelah Dana Desa diterima RKUD.

Untuk memastikan penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD telah dilakukan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, pemerintah akan memantau

penyalurannya. Jika terjadi ketidaksesuaian dalam penyaluran Dana Desa, baik

berupa keterlambatan penyaluran maupun tidak tepat jumlah penyalurannya, maka

Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan akan

memberikan teguran kepada bupati/walikota.

Selanjutnya, Bupati/Walikota wajib menyalurkan Dana Desa dari RKUD ke

RKD paling lambat tujuh hari kerja sejak teguran diterima. Sanksi berupa

penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) dan/atau Dana Bagi Hasil

Kabupaten/Kota akan diberlakukan jika Bupati/Walikota tidak menyalurkan Dana

Desa sesuai dengan ketentuan ini.

Peraturan ini sendiri mulai berlaku pada 28 Desember 2015. Dengan

berlakunya peraturan ini, maka PMK Nomor 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara

Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.(nv)

Prinsip alokasi dana desa pada setiap Kabupaten/Kota dilakukan secara

berkeadilan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang dihitung dengan

memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat

kesulitan geografis Desa setiap kabupaten/kota. (pasal 2 ayat 3). Dimana Rincian

Dana Desa setiap kabupaten/Kota berdasarkan alokasi dasar adalah 90 persen dari

anggaran dana Desa (pasal 3) berarti variabel pembeda alokasi dana desa adalah

pada 10 persen total anggaran dana desa dari negara, yang akan ditentukan

dengan rumus sapujagad.


33

Pengalokasian dana desa diatur melalu Peraturan menteri Keuangan Pasal 7,

8 dan 9 Permenkeu Nomor 93/PMK.07/2015 Tentang Tata Cara Pengalokasian,

Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa mengacu dengan

pasal 2, 3 dan 4 di atasnya dan dilakukan oleh Bupati/Walikota untuk menghitung

dan menetapkan rincian dana desa untuk setiap desa di Kabupaten/Kota-nya. Pada

pasal 9 disebutkan sebagaimana berikut :Pasal 9 Ayat 1 menerangkan bahwa

Rincian Dana Desa setiap Desa berdasarkan alokasi yang dihitung dengan

m:emperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan , luas wilayah, dan tingkat

kesulitan geografis setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)

huruf b dihitung dengan bobot

1. 25% (dua puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk Desa;

2. 35% (tiga puluh lima per seratus) untuk angka kemiskinan Desa;

3. 10% (sepuluh pE!r seratus) untuk luas wilayah Desa; dan

4. 30% (tiga puluh per seratus) untuk tingkat kesulitan geografis Desa.

Dimana Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis Desa

masing-masing ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin Desa dan IKG

(Indeks Kesulitan Geografis) Desa.

2.1.5 Penggunaan Dana Desa

Penggunaan Dana Desa diatur dalam Permenkeu Nomor

93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa. BAB IV tentang

Penggunaan dari Pasal 21 hingga pasal 25 yang bunyinya sebagaimana

Pasal 21 Permenkeu Nomor 93/PMK.07/2015 menjelaskan bahwa :

a. Dana Desa digunakan untuk membiayaai penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.


34

b. Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk

membiayaai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

c. Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

sesuai dengan prioritas penggunaan Dana Desa yang ditetapkan oleh Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

d. Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilengkapi dengan Pedoman Umum pelaksanaan penggunaan Dana Desa.

Pasal 22 Permenkeu Nomor 93/PMK.07/2015 menjelaskan bahwa

Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa berpedoman pada pedoman

umum penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4)

dan pedoman teknis yang diterbitkan oleh bupati/walikota.

Pasal 23 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

93/PMK.07/2015 :

1) Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak termasuk

dalam prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

1 ayat ( 3 ) setelah mendapat persetujuan bupati/walikota.

2) Persetujuan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diberikan

pada saat evaluasi rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa.

3) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) ,

bupati/walikota memastikan pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang

menjadi prioritas telah terpenuhi dan/atau kegiatan pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.

Pasal 24 Permenkeu Nomor 93/PMK.07/2015 menjelaskan bahwa :

(a) Kepala Desa bertanggung jawab atas penggunaan Dana Desa.

(b) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas

penggunaan Dana Desa.


35

(c) Tata cara pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Pasal 25 Permenkeu Nomor 93/PMK.07/2015 menjelaskan bahwa :

1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa kepada

bupati/walikota setiap semester.

2) Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan :

(a) Semester I, paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran

berjalan; dan

(b) Semester II, paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran

berikutnya.

3) Bupati/Walikota dapat memfasilitasi percepatan penyampaian laporan realisasi

penggunaan Dana Desa oleh Kepala Desa.

4) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa semester I menjadi persyaratan

penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap II tahun anggaran berjalan.

5) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa semester II menjadi persyaratan

penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap I tahun anggaran berikutnya.

6) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa disusun sesuai dengan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pemantauan dilakukan oleh Menteri c.q. Direktur Jenderal Perimbangan

Keuangan bersama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melakukan pemantauan atas

pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan Dana Desa.


36

Pemantauan Penyaluran Dana Desa dititikberatkan pada penetapan

peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan Dana

Desa setiap Desa; penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD; dan laporan realisasi

penyaluran dan konsolidasi penggunaan. Dana Desa (Pasal 26 ayat 2) dan

Evaluasi dilakukan pada penghitungan pembagian rincian Dana Desa setiap Desa

oleh kabupaten/kota; dan realisasi penggunaan Dana Desa (Pasal 30).

Sementara itu juga Bupati/Walikota mengagendakan untuk melakukan

Pemantauan dan Evaluasi SiLPA Dana Desa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Dana Desa). Jika ditemukan SiLPA lebih dari 30 persen maka Bupati/Walikota akan

meminta penjelasan kepada Kepala Desa tentang SiLPA tersebut dan/atau

meminta pengawas fungsional daerah untuk melakukan pemeriksaan terhadap

penggunaan dana desa tersebut.

2.2 Teori Pendukung

2.2.1 Hasil Penelitian sebelumnya dan Relevansinya

Alfian Abdi (2019) dari Universitas Muhammadiyah Makassar, judul

penelitian, Penggunaan Dana Desa terhadap Pembangunan di Desa

Sawerigading Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa (http//blogspot-

skripsi.co.id).

Kesimpulan dari penelitian tersebut Penggunaan Dana Desa

Terhadap pembangunan di Desa Sawerigading nampaknya sudah cukup

baik, hal ini dibuktikan dengan jawaban dari 68 orang responden yang

memberikan tanggapannya, 38 orang atau 55,9% responden yang

memberikan jawaban cukup baik dan 7 orang atau 10,3% responden

yang memberikan jawaban tidak baik.


37

2.2.2 Relevansi Teori Antara Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian yang

dilaksanakan

Penelitian yang dilaksanakan oleh Alfian Abdi, 2019 dari

Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul penelitian,

penelitian, Penggunaan Dana Desa terhadap Pembangunan di Desa

Sawerigading Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa menggunakan teori

deskriptip kualitatif . Relevansinya dengan penelitian yang akan

dilaksanakan dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama

menggunakan teori deskriptif kualitiatif dan sama-sama membahas

tentang Penggunaan dana desa.

2.3 Kerangka Pikir

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa terhadap penggunaan dana desa

di Desa Keang Kecamatan Kalukku dapat dilihat dari beberapa indicator yakni

penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan

kegiatan.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis sajikan kerangka pikir mengenai

akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan dana desa di Desa

Keang Kecamatan Kalukku dalam bagan di bawah ini.

Gambar 1
Kerangka Pikir

Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Desa Keang
38

Penggunaan Anggaran
Dana Desa

Penyusunan Pelaksanaan Penyusunan


Rencana Kegiatan Kegiatan Laporan Kegiatan

Hasil
Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Keang Kecamatan Kalukku

Kabupaten Mamuju, Waktu pelaksanaan direncanakan selama 2 (dua) bulan

berdasarkan rekomendasi penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Tomakaka Mamuju.

Adapun alasan penulis memilih judul ini karena ingin mengetahui

Akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan dana desa di Desa

Keang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju


39

3.2 Jenis dan Model Penelitian

3.2.1 Jenis Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data Deskriptif kualitatif.

Jenis data deskriptif kualitatif diperlukan untuk menjelaskan berbagai hal

secara naratif tentang data-data yang disajikan, dan data deskriptif

kuantitatif juga untuk menghitung hasil olah data sesuai dengan

interpretasinya.

3.2.2 Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif deduktif dengan model

penelitian sebagai berikut :

a. Refleksi awal yakni melakukan identifikasi masalah dalam memahami

tentang Akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan

dana desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.

b. Perencanaan penelitian yakni masalah yang ditemukan akan di atasi

dengan melakukan langka-langkah


28 perencanaan, yaitu menyusun

Instrumen penelitian berupah rencana penelitian, angket dan lembar

observasi.

c. Pelaksanaan Penelitian yakni pelaksanaan penelitian dengan melakukan

pengumpulan data hasil angket dan lembar obsevasi.

d. Observasi, refleksi, dan evaluasi yakni mengumpulkan data-data dan

menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan. dari

penelitian ini

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Terikat


40

a. Akuntabilitas adalah suatu urusan pemerintahan yang dilimpahkan

kepada daerah otonom dengan maksud untuk melaksanakan urusan

pemerintahan tersebut secara berkeadilan.

a. Kinerja sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari

seseorang, tetapi itu kedengarannya seperti melakukan kebutuhan

yang paling minim untuk berhasil.

3.3.2 Variabel Bebas

a. Anggaran Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten yang dialokasikan

dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk

mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan

masyarakat.

b. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam

sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini yakni orang-orang yang

penulis anggap dapat mengetahui dan dapat memberikan keterangan

atau data yang akurat mengenai permasalahan yang penulis bahas. Oleh

karena itu, maka populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dan

pemerintah Desa Keang dengan jumlah populasi sebanyak 4.660 orang.

3.4.2 Sampel
41

Menurut Sugiono (2008:91), bahwa “ sampel adalah sebagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan

menurut Arikunto (2004) bahwa sampel adalah sebahagian dari kuantitas

populasi yang akan mencerminkan dari keseluruhan populasi tersebut.

Dan apabilah Populasi lebih dari 100 maka populasi berdasarkan

tingkatan atau jenjang dapat diambil penarikan sampel sebanyak 5%,

10%, 20% dan 30% dari total populasi.

Mengingat jumlah populasi lebih dari 1000 orang maka dalam

menentukan sampel penulis menggunakan rumus Slovin (2014). yakni :

n =__N____

1+N(e)2

Dimana n = Ukuran Sampel


N = Ukuran Populasi
e = persen kelonggran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel.
n = __4.660__
1 + N. (0,01)2

n= 4.660_____
1+4.660 (0,01)

n= 4.660_ (0,01)
1+47,6

n= 4.660_(0,01
1+ 48

N= 48

Dengan demikian maka sampel yang digunakan dalam penelitian

sebanyak 68 orang dengan urutan sebagai berikut :

a. Kepala Desa Keang 1 orang

b. Sekretaris Desa Keang 1orang

c. Perangkat Desa Keang 5 orang


42

d. Anggota DPD Desa keang 9 orang

e. Masyarakat Desa Keang 52 orang

Jumlah sampel sebanyak 68 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

a. Observasi yakni mengadakan pengamatan langsung mengenai

Akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan dana

desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.

b. Kuesioner yakni suatu teknik pengumpulan data melalui daftar

pertanyaan yang berisi tentang Akuntabilitas kinerja pemerintah desa

terhadap penggunaan dana desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku

Kabupaten Mamuju yang penulis bagikan dan diisi oleh responden itu

sendiri,.

c. Dokumentasi yakni mengumpulkan dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan Akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap

penggunaan dana desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku

Kabupaten Mamuju.

3.5.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan bertempat di Desa Keang

Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju dengan prosedur penelitian

sebagai berikut :

a. Minggu Pertama bulan Januari mempersiapkan instrument penelitian

seperti lembar kuesioner dan lembar observasi.

b. Minggu kedua sampai minggu ketiga bulan Januari membagikan

kuesioner kepada para responden.


43

c. Minggu keempat bulan Januari mengumpulkan hasil kuesioner dari

responden

d. Minggu pertama sampai minggu kedua bulan Pebruari melakukan

observasi langsung ke lapangan.

e. Minggu ketiga sampai minggu keempat bulan Pebruari melakukan

pengelohan data hasil kuesioner dan observasi serta melakukan

telaan dokumen

3.6 Tekhnik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriftif.

Teknik ini menurut Harbani Pasolong (2014) dalam bukunya berjudul Metode

penelitian Administrasi bahwa : “Analisa Deskriftif adalah suatu analisa yang

digunakan untuk mengkaji satu variabel atau variabel mandiri dengan

memperhatikan disitribusi variabel yang belum diketahui populasinya.

Sehubungan dengan hal tersebut, rumus yang digunakan adalah

P= f X 100 %
n
Keterangan :
P = Persentase

f = frekwensi

n = Jumlah frekwensi dari seluruh kategori


44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Desa Keang adalah salah satu desa yang berada yang terletak di

bagian Timur Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju, dengan jarak dari

ibu kota Kecamatan 30 Km atau 60 km dari Ibu Kota Kabupaten Mamuju,

yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Kabupaten Mamuju

Nomor 56 Tahun 1989.

Desa Keang secara administratif memiliki luas wilayah + 21.600 ha

yang batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Uhaimate.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Burana Kebupaten Mamasa


45

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Guliling

- Sebelah Timur berbatasan dengan Buttuada Kecamatan Bonehau

4.1.2 Demografi Desa Keang

Desa Keang terdiri atas, 15 dusun dengan jumlah penduduk hingga

sampai Bulan Januari 2022 sebanyak 4.660 jiwa yang terdiri dari 2.390

jiwa penduduk laki-laki dan 2.270 jiwa penduduk perempuan yang

tersebar ke 8 delapan dusun yang ada di Desa Keang.

Dari data penduduk tersebut di atas, mayoritas masyarakatnya

adalah merupakan masyarakat yang memiliki pendidikan menengah

kebawah sehingga dalam konteks demokrasi, mereka masih sangat

kurang memahami tentang bagaimana berdemokrasi dengan baik,

khususnya dalam pemilihan kepala desa.

Dilain pihak, adat istiadat masyarakat


34 desa Keang masih sangat kental

sehingga budaya yang ada di desa tersebut masih dijunjung tinggi bahkan

dengan adanya budaya itu segala bentuk perselisihan yang timbul di desa

Keang dapat diselesaikan dengan baik.

4.1.3 Jenis Pekerjaan Penduduk

Jenis pekerjaan penduduk Desa Keang bervariasi dan untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini yakni dari pekerjaan sebaagai

Petani, Pegawai, pertukangan serta karyawan suatu bidang usaha lainya

seperti tentara pada tabel di bawah ini.

Tabel 1
Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Keang
Kecamatan Kalukku

PETERNAKAN PERTANIAN DAN KETERAMPIALAN


PERKEBUNAN
46

- Peternak Sapi - Tanaman Padi - Pertukangan


- Peternak Kambing - Tanaman Jagung - Penyewaan Tenda
- Peternak Ayam - Kebun Kelapa Dalam - Pembuatan Kue-Kue
Potong - Kebun Cabe rawit
- Peternak Ayam
Kampung
Sumber : Data kantor Desa Keang Januari 2022

Tabel di atas memperlihatkan bahwa penduduk Desa Keang memiliki

usaha yang bervariasi dan merupakan sumber penghidupan penduduk dari

masing-masing usaha yang ditekuninya.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Salah satu faktor yang sangat di tentukan oleh masyarakat adalah sarana

dan prasarana sebab salah satu penunjang dalam memperlancar

pembangunan di sektor pertanian maupun sektor yang lain. Dengan

demikian kegiatan berjalan lancar dengan adanya sarana pendukung.

a. Sarana Perhubungan

Jalan dan jembatan yang ada di Desa Keang merupakan faktor yang

penting untuk memperlancar arus lalu lintas dan alur pertukarang barang dan

jasa. Masyarakat akan dengan sangat mudah mengangkut hasil dan barang

yang akan masuk dan keluar dari Desa. Sehingga jalan merupakan sarana

utama yang perlu disediakan dalam rangka melakasanakan aktivitas masyarakat

desa tersebut.

Berikut tabel tentang jenis sarana perhubungan di Desa Keang Kecamatan

Kalukku dalam tebl berikut.

Tabel 2
Jenis Sarana Perhubungan di Desa Keang
Kecamatan Kalukku

No Jenis sarana Jumlah Panjang (m)


47

1. Jalan Aspal 1 7.000 m

2. Jalan pengerasan 2 4.000 m

3. Jalan beton 1 3.500 m

4. Jembatan 2 -

5. Gorong-gorong 8 -

Sumber : Data Kantor Desa Keang Januari 2022

Terlihat dari Tabel 3 bahwa sarana perhubungan berupa jalan pengerasan

cukup mendukung, sehingga mempercepat alat-alat angkutan darat dalam

mengangkut hasil-hasil pertanian dan mempercepat sirkulasi hubungan antar

Desa ke Kota

b. Sarana Komunikasi

Untuk memperlancar hubungan komonikasi yang merupakan salah satu

alat penunjang dalam penyebaran informasi baik informasi tentang

pembangunan dan tehknologi dapat di sampaikan tanpa saling mengunjungi ,

sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 3
Jenis sarana dan Prasarana Komunikasi
di Desa Keang Kecamatan Kalukku.

No Jenis Sarana Jumlah


1. Televisi 458
2. Radio 20
3. Handapone 1.500
4. Antena parabola 458
Sumber : Data Kantor Desa Keang Januari 2022

Terlihat pada tabel di atas bahwa ketersediaan sarana komonikasi di

Desa Keang terdapat handpone yang jumlah memadai namun masyarakat

dapat menggunakan dengan baik sebagai alat komonikasi langsung untuk

saling bertukar informasi.


48

c. Sarana Tranportasi

Pengangkutan hasil pertanian dan pemasukan sarana – sarana

produksi tidak bisa lepas dari ketersediaan sarana tranportasi di Desa Keang

meskipun sarana angkutan modern seperti kendaraan telah ada namun

sebagian besar petani masih menggunakan sarana tranportasi tradisional

seperti grobak dan wah sepeda. Adapun keadaan Sarana dan prasarana

tranportasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4
Jenis Sarana dan Prasarana Transportasi di Desa Keang

No Jenis Sarana Jumlah


1. Mobil 10
2. Sepeda Motor 575
3. Sepeda 35
4. Gerobak 10
Sumber : Data Kantor Desa Keang Januari 2022

Pengangkutan hasil-hasil pertanian dan untuk mengantar orang dari satu

tempat ketempat sudah di nominasi oleh angkutan modern seperti sepeda motor

juga dapat menjangkau tempat yang belum bisa di tempuh oleh kendaraan roda

empat seperti mobil yang jumlahnya sebanyak 10 buah, di anggap telah

membantu dalam mengangkut hasil usaha Tani keluar daerah.

d. Saranaa Sosial Budaya

Untuk melakukan aktivitas dalam kegiatan sosial maupun budaya di

perlukan sarana yang dapat mndukung kegiatan tersebut. Disisi lain sarana

sosial dan budaya merupakan aset bagi desa tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut berikut disajikan tabel tentang sarana

sosial budaya di Desa Keang Kecamatan Kalukku sebagai berikut :

Tabel 5
Jenis Sarana Sosial Budaya di Desa Keang
Kecamatan Kalukku
49

No Jenis sarana Jumah (unit)


1. Tk 4

2. SD 5

3. Posyandu 5

4. Lapangan olah raga 3

5. Gedung pertemuan 1

6. Tempat ibadah 8

Sumber : Data Kantor Desa Keang, Januari 2022

e. Sarana perekonomian

Persediaan sarana dan prasarana ekonomi sangat penting sebab dapat

memudahkan, memperlancar serta memperbaiki sestem pemasaran komoditas

pertanian khususnya khususnya pada sektor peternakan.Penyediaan dan

pembelian kebutuhan masyarakat sangat di tentukan oleh ketersediaan sarana

dan prasarana ekonomi tersebut.

Untuk lebih jelasnya berikut tabel tentang jenis sarana dan perasarana

bidang ekonomi di Desa Keang Kecamatan Kalukku dalam tabel di bawah ini.

Tabel 6
Jenis Sarana dan Prasarana di Bidang Ekonomi di
Desa Keang Kecamatan Kalukku

No Jenis Sarana Jumlah


1. Toko 1

2. Kios 51

3. Bengkel/las 1

4. Somel kayu 1

Sumber : Data Kantor Desa Keang Januari 2022

4.2 Deskripsi Data


50

4.2.1 Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa Keang Terhadap

Penggunaan Dana Desa dilihat dari Aspek Penyusunan Rencana

Kegiatan

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui kuesioner diketahui

bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap

penggunaan dana desa dilihat dari aspek perencanaan kegiatan dapat

dikatakan cukup baik. Hal ini dibuktikan dari tanggapan responden yang

lebih banyak memberikan tanggapan baik dan sangat baik dibandingkan

responden yang memberikan tanggapan kurang baik dan tidak.

Untuk lebih jalasnya berikut tanggapan responden tentang

akuntabilitas kinerj pemerintah Desa keang terhadap penggunaan dana

desa di lihat daeri aspek penyusunan rencana kegiatan dalam tabel di

bawah ini.

Tabel 7
Tanggapan Responden tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Desa Keang terhadap Penggunaan Dana Desa dilihat
Dari Aspek Perencanaan Kegiatan

Tanggapan Frekuensi Persentase


No.
Responden (F) (%)
1. Sangat Baik 12 25

2. Cukup Baik 23 47,9

3. Kurang Baik 9 18,8

4. Tidak Baik 4 8,3

Jumlah 48 100

Sumber Data : Hasil Olahan Kuesioner, Januari 2022

Berdasarkan tanggapan responden tersebut di atas, didapatkan gambaran

bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana

desa dilihat dari aspek perencanaan kegiatan dapat dikatakan cukup baik karena
51

dari 48 orang responden lebih banyak yang memberikan tangapan sangat baik dan

baik daripada yang memberikan tangapan kurang baik dan tidak baik.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, berikut penulis jelaskan tanggapan

responden sebagai berikut :

a. Responden yang memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 12 orang atau

25% dari jumlah responden. Adapun alasan para responden memberikan

tanggapan sangat baik karena responden menganggap bahwa pemerintah Desa

Keang dalam menggunakan dana desa didahului dengan perencanaan sehingga

penggunaan dana desa sesuai dengan peruntukannya.

b. Responden yang memberikan tanggapan cukup baik sebanyak 23 orang atau

47,9% dari jumlah responden. Adapun alasan para responden memberikan

tanggapan cukup baik karena responden menganggap bahwa sebelum dana

desa digunakan pemerintah desa terlebih dahulu menyusun rencana kegiatan

sehingga penggunaan dana desa sesuai dengan peruntukannya dan tidak

melanggar aturan perundang-undangan. Namun penyusunan rencana kegiatan

ini masih perlu ditingkatkan agar semua kepentingan masyarakat dapat

terakomodir.

c. Responden yang memberikan tanggapan kurang baik sebanyak 9 orang atau

18,8% dari jumlah responden. Adapun alasan responden memberikan tanggapan

kurang baik karena responden menganggap bahwa penggunaan dana desa

belum sepenuhnya dilaksanakan berdasarkan perencanaan kegiatan sehingga

masih ada kegiatan yang tidak mengakomodir kepentingan masyarakat.

d. Responden yang memberikan tanggapan tidak baik sebanyak 4 orang atau 8,3%

dari jumlah responden. Adapun alasan responden memberikan tanggapan tidak

baik karena mereka menganggap bahwa penggunaan dana desa tidak melalui

perencanaan yang baik.


52

Untuk membuktikan kebenaran dari tanggapan responden di atas, penulis

melakukan observasi langsung di lapangan yang hasilnya bahwa akuntabilitas

kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana desa dilihat dari aspek

perencanaan kegiatan dapat dikatakan cukup baik karena sebelum menggunakan

dana desa pemerintah Desa Keang telah menyusun perencanaan kegiatan yang

mencakup kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa, kegiatan pembangunan

desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat

desa. Sehingga dengan demikian akuntabilitas kinerja pemerintah desa Keang

terhadap penggunaan dana desa dilihat dari aspek perencanaan kegiatan sudah

cukup baik, walaupun masih perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hasil observasi dan tanggapan responden di atas, dapat

dikatakan bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap

penggunaan dana desa dapat dikategorikan cukup baik.

4.2.2 Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa Keang Terhadap Penggunaan

Dana Desa dilihat dari Aspek Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui kuesioner diketahui bahwa

akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana

desa dilihat dari aspek pelaksanaan kegiatan dapat dikatakan cukup baik. Hal

ini dibuktikan dari tanggapan responden yang lebih banyak memberikan

tanggapan baik dan sangat baik dibandingkan responden yang memberikan

tanggapan kurang baik dan tidak.

Untuk lebih jalasnya berikut tanggapan responden tentang akuntabilitas

kinerj pemerintah Desa keang terhadap penggunaan dana desa di lihat daeri

aspek penyusunan rencana kegiatan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 8
Tanggapan Responden tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Desa Keang terhadap Penggunaan Dana Desa dilihat
53

Dari Aspek Pelaksanaan Kegiatan

Tanggapan Frekuensi Persentase


No.
Responden (F) (%)
1. Sangat Baik 13 27,1

2. Cukup Baik 24 50

3. Kurang Baik 7 14,6

4. Tidak Baik 4 8,3

Jumlah 48 100

Sumber Data : Hasil Olahan Kuesioner, Januari 2022

Berdasarkan tanggapan responden tersebut di atas, didapatkan

gambaran bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap

penggunaan dana desa dilihat dari aspek pelaksanaan kegiatan dapat

dikatakan cukup baik karena dari 48 orang responden lebih banyak yang

memberikan tangapan sangat baik dan baik daripada yang memberikan tangapan

kurang baik dan tidak baik.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, berikut penulis jelaskan tanggapan

responden sebagai berikut :

a. Responden yang memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 13 orang atau

27,1% dari jumlah responden. Adapun alasan para responden memberikan

tanggapan sangat baik karena responden menganggap bahwa pemerintah Desa

Keang dalam menggunakan dana desa telah melaksanakan kegiatan sesuai

dengan perencanaan sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dapat

berjalan dengan baik .

b. Responden yang memberikan tanggapan cukup baik sebanyak 24 orang atau

50% dari jumlah responden. Adapun alasan para responden memberikan

tanggapan cukup baik karena responden menganggap bahwa pelaksanaan

kegiatan pembangunan desa yang menggunakan dana desa telah sesuai


54

dengan peruntukannya dan berdasarkan berencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Namun pelaksanaan kegiatan tersebut masih perlu ditingkatkan

termasuk dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat perlu diberdayaan

masyarakat sehingga tidak memunculkan berbagai persepsi dikalangan

masyarakat..

c. Responden yang memberikan tanggapan kurang baik sebanyak 7 orang atau

14,6% dari jumlah responden. Adapun alasan responden memberikan tanggapan

kurang baik karena responden menganggap bahwa pelaksanaan kegiatan

dengan menggunakan dana desa masih didominasi oleh pemerintah desa itu

sendiri, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan belum mangakomodir

seluruh kepentingan masyarakat.

d. Responden yang memberikan tanggapan tidak baik sebanyak 7 orang atau 8,3%

dari jumlah responden. Adapun alasan responden memberikan tanggapan tidak

baik karena mereka menganggap bahwa pelaksanaan kegiatan tidak melibatkan

masyarakat.

Untuk membuktikan kebenaran dari tanggapan responden di atas, penulis

melakukan observasi langsung di lapangan yang hasilnya bahwa akuntabilitas

kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana desa dilihat dari aspek

pelaksanaan kegiatan dapat dikatakan cukup baik karena pemerintah desa Keang

dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan perencanaan kegiatan yang telah

disusun yakni kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa yang mencakup

pendataan penduduk, penyusunan tata ruang desa dan penyelenggaraan

musyawarah desa. Kegiatan pembangunan desa yang mencakuppembangunan

jalan antar dusun, pembangunan sarana pendidikan, pembangunan sarana

kesehatan dan pembangunan pasar desa.Pembinaan kemasyarakatan desa yang

mencakup pembinaan lembanga kemasyarakatan, pembinaan lembaga adat,


55

pembinaan pemuda dan pembinaan kantibmas dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat desa yang mencakup pelatihan usaha ekonomi kerakyatan,

pembentukan kader pemberdayaan masyarakat dan pembentukan kelompok usaha

ekonomi produktif.

Berdasarkan hasil observasi dan tanggapan responden di atas, dapat

dikatakan bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap

penggunaan dana desa dilihat dari aspek pelaksanaan kegiatan masuk kategori

cukup baik karena disamping hasil observasi juga hasil tanggapan responden yang

lebih banyak memberikan tanggapan sangat baik dan cukup baik dibandingkan

responden yang memberikan tanggapan kurang baik dan tidak baik.

4.2.3 Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa Keang Terhadap Penggunaan

Dana Desa dilihat dari Aspek Penyusunan Laporan Kegiatan

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui kuesioner diketahui bahwa

akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana

desa dilihat dari aspek Penyusunan Laporan kegiatan dapat dikatakan cukup

baik. Hal ini dibuktikan dari tanggapan responden yang lebih banyak

memberikan tanggapan baik dan sangat baik dibandingkan responden yang

memberikan tanggapan kurang baik dan tidak.

Untuk lebih jalasnya berikut tanggapan responden tentang akuntabilitas

kinerj pemerintah Desa keang terhadap penggunaan dana desa di lihat daeri

aspek penyusunan rencana kegiatan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 9
Tanggapan Responden tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Desa Keang terhadap Penggunaan Dana Desa dilihat
Dari Aspek Penyusunan Laporan Kegiatan

Tanggapan Frekuensi Persentase


No.
Responden (F) (%)
1. Sangat Baik 10 20,8
56

2. Cukup Baik 22 45,8

3. Kurang Baik 10 20,8

4. Tidak Baik 6 12,6

Jumlah 48 100

Sumber Data : Hasil Olahan Kuesioner, Januari 2022

Berdasarkan tanggapan responden tersebut di atas, didapatkan

gambaran bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap

penggunaan dana desa dilihat dari aspek penyusunan laporan kegiatan

dapat dikatakan cukup baik karena dari 48 orang responden lebih banyak

yang memberikan tangapan sangat baik dan baik daripada yang memberikan

tanggapan kurang baik dan tidak baik. Untuk hal tersebut di atas, berikut penulis

jelaskan tanggapan responden sebagai berikut :

a. Responden yang memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 10 orang atau

20,8% dari jumlah responden. Adapun alasan para responden memberikan

tanggapan sangat baik karena responden menganggap bahwa pemerintah Desa

Keang dalam menggunakan dana desa telah menyusun laporan kegiatan sesuai

dengan dana yang digunakan dalam kegiatan tersebut dan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. .

b. Responden yang memberikan tanggapan cukup baik sebanyak 22 orang atau

45,8% dari jumlah responden. Adapun alasan para responden memberikan

tanggapan cukup baik karena responden menganggap bahwa kegiatan yan telah

dilaksanakan dipertanggungjawabkan melalui laporan pertanggungjawaban yang

disusun dengan baik walaupun penyusunan laporan kegiatan tersebut masih

perlu ditingkatkan.

c. Responden yang memberikan tanggapan kurang baik sebanyak 10 orang atau

20,8% dari jumlah responden. Adapun alasan responden memberikan tanggapan


57

kurang baik karena responden menganggap bahwa laporan kegiatan sudah

disusun namun masih banyak kekurangan kelengkapan berkas, seperti kwitansi,

dan berita acara sehingga laporan tersebut terlambat disampaikan ke pemerintah

Kabupaten.

e. Responden yang memberikan tanggapan tidak baik sebanyak 6 orang atau

12,6% dari jumlah responden. Adapun alasan responden karena ketidak

pahaman terhadap hal tersebut.

Untuk membuktikan kebenaran dari tanggapan responden di atas, penulis

melakukan observasi langsung di lapangan yang hasilnya bahwa akuntabilitas

kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana desa dilihat dari aspek

penyusunan laporan kegiatan dapat dikatakan cukup baik karena setiap

kegiatan yang dilaksanakan selalu diakhiri dengan laporan

pertanggungjawaban namun laporan tersebut sering terlambat dilaporkan

karena banyaknya berkas yang harus dilampirkan seperti kerangka acuan

kerja, berita acara serah terima pekerjaan, kwitansi dan sebagainya

Berdasarkan hasil observasi dan tanggapan responden di atas, dapat

dikatakan bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap

penggunaan dana desa dilihat dari aspek penyusunan laporan kegiatan masuk

kategori cukup baik.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan deskripsi data di atas maka akuntabiltas kinerja pemerintah

Desa terhadap penggunaan dana desa di Desa Keang Kecamatan Kalukku

dibahas sebagai berikut :

a. Akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan dana desa di

Desa Keang kecamatan Kalukku dilihat dari aspek perencanaan dapat


58

dikatakan cukup baik karena dari 48 responden yang memberikan

tanggapannya, persentase responden yang memberikan tanggapan sangat

baik dan cukup baik mencapai 72,9% sedangkan persentase responden

yang memberikan tanggapan kurang baik dan tidak baik hanya 27,1%.

Tanggapan responden di atas sejalan dengan hasil observasi penulis

bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan

dana desa dilihat dari aspek perencanaan kegiatan dapat dikatakan cukup

baik karena sebelum menggunakan dana desa pemerintah Desa Keang

telah menyusun perencanaan kegiatan yang mencakup kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan desa, kegiatan pembangunan desa, Pem-

binaan kemasyarakatan desa, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.

Sehingga dengan demikian akuntabilitas kinerja pemerintah desa Keang

terhadap penggunaan dana desa dilihat dari aspek perencanaan kegiatan sudah

cukup baik, walaupun masih perlu ditingkatkan.

b. Akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan dana desa Keang

Kecamatan Kalukku dilihat dari aspek pelaksanaan kegiatan juga dapat

diakatakan baik karena dari 48 orang responden yang memberikan

tanggapannya, persentase responden yang memberikan tanggapan sangat baik

dan cukup baik mencapai 77,1% dibandingkan persentase responden yang

memberikan tanggapan kurang baik dan tidak yakni hanya 22,9%

Tanggapan responden di atas, sejalan dengan hasil observasi penulis

bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana

desa dilihat dari aspek pelaksanaan kegiatan dapat dikatakan cukup baik karena

pemerintah desa Keang dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan

perencanaan kegiatan yang telah disusun yakni kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan desa yang mencakup pendataan penduduk, penyusunan tata


59

ruang desa dan penyelenggaraan musyawarah desa. Kegiatan pembangunan

desa yang mencakup pembangunan jalan antar dusun, pembangunan sarana

pendidikan, pembangunan sarana kesehatan dan pembangunan pasar

desa.Pembinaan kemasyarakatan desa yang mencakup pembinaan lembanga

kemasyarakatan, pembinaan lembaga adat, pembinaan pemuda dan pembinaan

kantibmas dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa yang mencakup

pelatihan usaha ekonomi kerakyatan, pembentukan kader pemberdayaan

masyarakat dan pembentukan kelompok usaha ekonomi produktif.

c. Akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan dana desa di Desa

Keang dilihat dari aspek penyusunan laporan kegiatan juga masuk kategori

cukup baik, hal ini juga sesuai tanggapan dari 48 orang responden, persentase

responden yang memberikan tanggapan sangat baik dan cukup baik mencapai

66,6% dibandingkan persentase responden yang memberikan tanggapan kurang

baik dan tidak baik yakni hanya 33,4%.

Tanggapan responden di atas juga, sesuai dengan hasil obervasi penulis

bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah Desa Keang terhadap penggunaan dana

desa dilihat dari aspek penyusunan laporan kegiatan dapat dikatakan cukup baik

karena setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu diakhiri dengan laporan

pertanggungjawaban namun laporan tersebut sering terlambat dilaporkan karena

banyaknya berkas yang harus dilampirkan seperti kerangka acuan kerja, berita

acara serah terima pekerjaan, kwitansi dan sebagainya


60

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Melihat pembahasan hasil penelitian pada bab IV di atas dapat

disimpulkan bahwa akuntabilitas kinerja pemerintah desa terhadap penggunaan

dana desa di Desa Keang kecamatan Kalukku masuk kategori cukup baik. Hal

ini dapat dilihat daei 3 (tiga) aspek yakni : Aspek penyusunan rencana kegiatan,

Aspek pelaksanaan kegiatan dan Aspek penyusunan laporan kegiatan yang

rata-rata persetase tanggapan responden yang memberikan tanggapan sangat

baik yakni 24,3%, rata-rata persentase responden yang memberikan tanggapan

cukup baik yakni 47,9%, sedangkan rata-rata persentase responden yang

memberikan tanggapan kurang baik yakni 18,1% dan rata-rata persentase

responden yang memberikan tanggapan tidak baik hanya 9,7%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa akuntabilitas kinerja

pemerintah desa terhadap penggunaan dana desa di Desa Keang kecamatan

Kalukku masuk kategori cukup baik.

5.2 Saran-Saran
61

1. Pemerintah Desa Keang perlu meningkatkan penyusunan rencana kegiatan

dengan mengakomodir semua kepentingan masyarakat.

2. Pemerintah Desa Keang perlu meningkatkan kompetensi aparaturnya dalam

menyusun laporan kegiatan.

50

DAFTAR PUSTAKA

Andini S.Krisnha, 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat, Alfabetha Bandung.

Anton Mulyono, 2009, Perencanaan Sumber Daya Manusia, Penerbit Gadjah Mada
University Press.

Arikunto, 2014, Metodologi Penelitian, Penerbit PT Mutiara S 2-Sumber Widya

Asmawi Rewansyah, 2010, Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Good Governance,


CV. Yusaintanas Prima.

Awang Azam H. 2010. Implementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa: Pustaka


Pelajar.

Bernadin dan Russel dalam Ruky, Achmad S. 2001. Performance Management


System Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Dharma, Agus. 2005. Manajemen Prestasi Kerja. Rajawali: Jakarta.

Dwiyanto, Agus. 1999. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, Makalah


Seminar Kinerja Organisasi Sektor Publik Kebijakan dan Persiapannya.
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fisipol UGM: Yogyakarta.

----------------- 2005, Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, Makalah


Seminar Kinerja Organisasi Sektor Publik Kebijakan dan Persiapannya.
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fisipol UGM Cetakan II: Yogyakarta.

Erwin Sugiarto (2009), Implementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa: Pustaka


Pelajar, Op.Cit

John M.Echlos, 2000, Intrudiction To The Law Of Nations McGraw, Consulting


Editor , WWW.htl/id, 2021
62

Inu Kencana Syafee’i , 2003, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, Penerbit


Rineka Cipta Bandung.

Mardiasmo. 2004. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah, edisi kedua. Andi:
Yogyakarta.

Mardikanto Totok dan Poerwoko Soebianto, 2013, Pemberdayaan Masyarakat


Dalam Perpektif Kebijakan Publik, Alfabeta Bandung.

Mustopadidjaya, AR. 2003. Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah. Penerbit LAN :


Jakarta.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa, Edisi Kedua.
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN : Yokyakarta

Purba Jonny, 2002 “Pengelolaan Lingkungan Sosial”, Penerbit Yayasan Obor


Indonesia Jakarta.

Pratikno.2009. Panduan Fasilitator Pelatihan pemberdayaan Pemerintah Desa Bagi


Pelatih Kabupaten. Lembaga Administrasi Republik Indonesia.

Salusu. 2006. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan


Organisasi Non-Profit. Gramedia: Jakarta.

Siagian Sondang P, 2009 “Manajemen Sumber Daya Manusia” Penerbit Bumi


Aksara Jakarta

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan
Keuangan Desa

Peraturan Menteri Desa Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Prioritas Pembangunan


Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Pokok-Pokok Pengaturan


mengenai Desa dan Keuangan Desa

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara


Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantapan dan Evaluasi Dana
Desa.
63

KUESIONER

No. Responden : …………………………………………..


Tanggal wawancara : …………………………………………..
I. Identitas Responden :
a. N a m a : ………………………………………….
b. Tempat/Tgl. Lahir : ………………………………………….
c. Umur : ………………………………………….
d. Jenis Kelamin : ………………………………………….
e. Alamat : ………………………………………….
f. Pendidikan : ………………………………………….
II. Identitas Wilayah :
a. Kelurahan/Desa : ………………………………………….
b. Kecamatan : ………………………………………….
c. Kabupaten : ………………………………………….

III.Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Desa Keang Terhadap Penggunaan Dana dilihat dari Penyusunan Rencana

Kegiatan?.

a. Sangat Baik c. Kurang Baik

b. Cukup Baik d. Tidak Baik


64

2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Desa Keang Terhadap Penggunaan Dana dilihat dari Pelaksanaan

Kegiatan?.

a. Sangat Baik c. Kurang Baik

b. Cukup Baik d. Tidak Baik

3. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Desa Keang Terhadap Penggunaan Dana dilihat dari Penyusunan Laporan

Penggunaan Anggaran Kegiatan ?.

a. Sangat Baik c. Kurang Baik

b. Cukup Baik d. Tidak Baik

Responden

----------------------
65

Anda mungkin juga menyukai