SKRIPSI
Oleh
NPM. 217.01.09.1.043
2021
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
(Dr. Afifuddin, S.Ag., M.Si) (Hirshi Anadza. S.Hub. Int, M. Hub. Int)
NPP. 21515061976321004 NPP. 161101198932138
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara
i
LEMBAR PENGESAHAN MAJELIS PENGUJI
Oleh:
Mauldina Ainur Rosida
217.010.91.043
Tim Penguji
ii
PERNYATAAN ORISIONALITAS SKRIPSI
NPM : 217.01.09.1.043
Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 09 Juli 1999
Progam Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Administrasi
Judul : Model Kesesuaian Implementasi Program JUT dan
Japro dalam Peningkatan Sektor Pertanian di Kota
Batu
iii
iv
v
MOTTO
vi
BIODATA
NPM : 21701091043
Publikasi-publikasi atau
Karya Ilmiah :
- Responsivitas Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
Kota Batu Terhadap Tingginya Tingkat
Pengangguran di Kota Batu, Retno Wulan
Sekarsari, Maulidina Ainur Rosida, JPSI
(Journal of Public Sector Innovations), Vol. 3,
No. 1, November Tahun 2018, (40 – 49)
- Review Buku Manajemen Pelayanan Publik,
penulis : Hayat, S.AP.,M.Si (adadimalang.com)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
terhormat:
1. Penulis ucapkan terimakasih setulusnya kepada kedua orang tua yaitu Bapak
Sunardi dan Ibu Jumiati yang selalu sabar mendidik dan menyayangi penulis
lakukan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Malang
Universitas Malang
4. Bapak Suyeno. S.Sos., M.AP selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
viii
5. Bapak Dr. Afifuddin, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah
7. Bapak Ibu Dosen serta Staff Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Malang
perkuliahan.
8. Dinas Pertanian Kota Batu yang membantu serta mengizinkan saya untuk
melakukan penelitian.
10. Bapak Slamet Nur Hasan, SP selaku Seksi Lahan, Irigasi dan Konservasi
11. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan dan semangat tiada
henti
ix
13. Andita Niken A yang selalu mendukung dan tidak pernah lelah membantu
14. Sahabat saya dari kecil Adilisa dan Anisa hingga sekarang meskipun sudah
15. Sahabat seperjuangan dalam kuliah dari semester satu saya yang tidak lelah
x
RINGKASAN
Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya isu atau fenomena tentang
menurunya sektor pertanian di Kota Batu pada tahun 2015-2017 dan lemahnya
infrastruktur baik fisik dan non fisik dalam sektor pertanian. Maka dari itu, untuk
mengatasi hal tersebut Dinas Pertaniam mengeluarkan kebijakan publik bentuk
program JUT dan Japro untuk menunjang dan memperlancar kegiatan dibidang
pertanian dalam bentuk infrastruktur berupa jalan pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model implementasi program
JUT dan japro dalam peningkatan sektor pertanian di Kota Batu beserta faktor-
faktor yang mempengaruhi implementasi program tersebut. Untuk mengetahuinya
digunakan jenis penelitian deskriptif-kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat kesamaan antara model
implementasi program JUT dan Japro dengan teori Model Kesesuaian
Implementasi Program David C. Korten, yakni adanya kesesuaian ketiga elemen
tersebut yang diantaranya Program JUT dan Japro, Dinas Pertanian, dan petani/
gapoktan/ masyarakat sama-sama saling terkait dan mempengaruhi keberhasilan
implementasi program tersebut.
Faktor pendukung dalam implementasi JUT dan Japro di Kota Batu ialah
adanya partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat yang berbentuk gotong
royong, tenaga, hingga adanya dana hibah berupa lahan dan adanya usulan dari
masyarakat khusunya kelompok tani untuk dibuatkan jalan pertanian guna
memperlancar kegiatan usaha tani mereka. Sedangkan, faktor penghambatnya
ialah adanya institusi lain yang ikut berperan dalam pembangunan infrastruktur
bentuk jalan, sehingga membuat perkembangan program JUT dan Japro menurun
dari segi kuantitas.
xi
SUMMARY
The results showed that there are similarities between the JUT and Japro
program implementation models with David C. Korten's Program Implementation
Conformity Model theory, namely the compatibility of these three elements,
including the JUT and Japro Programs, the Agricultural Service, and farmers /
Gapoktan / community together. related to and influencing the successful
implementation of the program.
Beside that, there are supporting factors in the implementation of JUT and
Japro in Batu City are the existence of community participation and community
awareness in the form of mutual cooperation, labor, to the existence of grants in
the form of land and the existence of proposals from the community, especially
farmer groups, to make agricultural roads to facilitate their farming activities.
Meanwhile, the inhibiting factor is the existence of other institutions that play a
role in building infrastructure in the form of roads, thus causing the development
of JUT and Japro programs to decline in terms of quantity.
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
xiii
1. Definisi Konseptual............................................................................... 22
a) Jalan Usaha Tani (JUT) .................................................................... 23
b) Jalan Produksi (Japro) ...................................................................... 25
2. Definisi Operasional................................................................................ 26
a) Jalan Usaha Tani (JUT) .................................................................... 26
b) Jalan Produksi (Japro) ...................................................................... 31
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 32
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 47
xiv
B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 55
C. Pembahasan ................................................................................................ 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 81
B. Saran ............................................................................................................ 84
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produksi Tanaman Pangan dan Tanaman Hotikultura Kota Batu
Tabel 4.1 Luas Lahan Berdasar Jenis Tanah Per Kecamatan ............................. 46
Tabel 4.2 Total Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan di Kota Batu
(Ha), 2018 ......................................................................................... 47
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
di Kota Batu Tahun 2017-2019 ........................................................ 48
Tabel 4.4 Kegiatan Reguler JUT dan Japro Tahun 2018 ................................... 63
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Analisis Data Model Interaktif Miles dan Hubberman......... 44
Gambar 4.1 Kondisi Jalan Pertanian Kota Batu Tahun 2017-2018 .................... 48
Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Batu ................... 54
Gambar 4.3 Model Kesesuaian Implementasi Program JUT dan Japro ............. 55
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro) yang biasanya
dikenal sebagai jalan pertanian merupakan salah satu jenis infrastruktur yang
agribisnis (Daulay, 2019). Program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan
sarana dan prasarana pertanian yang berkualitas. Selain itu, dijelaskan juga
1
benih, bibit tanaman, bibit atau bakalan ternak, pupuk, atau alat dan mesin
pertanian khususnya di Kota Batu. Kota Batu merupakan salah satu Kota
yang berada di Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai kota yang memiliki
Batu, pertama ialah Kota Batu sering dihadapkan pada ancaman perubahan
yang mengubah pola pikirnya dikarenakan Kota Batu berubah menjadi Kota
Wisata yang disebut Kota Wisata Batu (KWB) dan kini banyak masyarakat
yang mulai beralih menjadi pelaku usaha wisata. Keempat terdapat masalah
2
Kelima sarana produksi (saprodi) yang kurang memadai seperti beberapa
akses jalan dan lemahnya infrastruktur baik fisik dan non fisik.
Maka dari itu, lima masalah yang terjadi di Kota Batu tersebut
membutuhkan perhatian dan upaya yang ekstra dari pemerintah daerah dalam
3
pertanian, meningkatkan dan mengembangkan pertanian organik, dan
Adapun masalah yang ingin peneliti jadikan fokus dan yang akan
dibahas pada penelitian ini ialah analisis kebijakan publik atas masalah sarana
produksi (saprodi) dan lemahnya infrastruktur baik fisik maupun non fisik
pada sektor pertanian di Kota Batu, maka dari itu untuk mengatasi hal
Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro). Program Jalan Usaha
alat angkut hasil panen pertanian, baik tanaman pangan maupun hotikultural
perkebunan milik masyarakat di Kota Batu telah dimulai sejak tahun 2018
didanai oleh APBD dan DAK yang disiapkan setiap tahunnnya untuk
membantu petani Selain itu, pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan
(timesindonesia.co.id).
4
Seperti yang dilansir malangtimes.com pada pembangunan jalan
pertanian di Kota Batu ini, Dinas Pertanian Kota Batu memastikan akan ada
tujuh titik jalan yang biasanya menjadi akses para petani pasca produksi yang
nanti kondisinya akan dijadikan lebih layak. Maka dari itu, Dinas Pertanian
Kota Batu sudah menentukan bahwa program Jalan Usaha Tani (JUT) secara
fungsi utama akan dibangun di areal persawahan tanaman pangan, yang akan
yakni Desa Sumber Berantas, Desa Tlekung, Desa Torongrejo dan Desa
Punten.
Untuk pembangunan Jalan Usaha Tani dan Jalan Produksi Kota Batu
lebih sepanjang 200 hingga 300 meter dengan lebar sekitar 2,5 meter hingga 3
Pertanian Kota Batu Hendry Suseno pada hasil wawancara yang dilansir
akan disesusaikan pada kondisi jalan di areal perswahannya atau kondisi jalan
daerah tersebut dan satu titik jalan kurang lebih akan menghabiskan anggaran
sebanyak 170-200 juta. Hasil evaluasi pembangunan jalan pertanian ini juga
dinilai mempermudah akses, efisiensi, waktu dan tenaga serta Dinas Pertanian
menargetkan tahun 2022 semua ruas atau titik jalan pertanian sudah tersentuh.
5
Maka dari itu, untuk menganalisis implementasi program JUT dan
bahwa tahun 2018 sebagian besar tanaman pangan dan hotikultura mengalami
sebelumnya, khususnya pada tanaman padi, jagung, jeruk dan mawar. Hal ini
buah apel, buah jeruk dan bunga mawar, dan untuk tanaman pangan ialah
melakukan penelitian terkait dengan mengkaji salah satu program hasil dari
6
Program JUT dan Japro dalam Peningkatan Sektor Pertanian Kota
Batu ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang diatas, maka dapat
yakni:
Kota Batu?
program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro) dalam
C. Tujuan Penelitian
pada program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro) dalam
Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (JAPRO), baik faktor
7
D. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
sejenis.
b. Secara Praktik
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
penelitian ini dapat dibandingkan dan juga penulis dapat memperbanyak teori
Provinsi Jambi, Jurnal dari Ratna Eka Suminar (2018) Universitas Gadjah
Mada dengan judul Dampak Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT) Pada
9
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi,
antusias mengikuti setiap kegiatan walaupun tidak ditopang dana stimulan dari
lebih optimal lagi dilakukan jika administrasi di bukukan secara rinci, dan
Kriteria dan Bobot untuk Penentuan Lokasi Jalan Pertanian di Provinsi Jambi”
yang berfokus pada kriteria dan proses seleksi untuk pembangunan jalan
pertanian (Jalan Usaha Tani dan Jalan Produksi). Selain itu, pada penelitian ini
merawat jalan tersebut, serta menyusun kriteria dan bobot untuk penentuan
10
Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Data primer diperoleh melalui
terkait jalan pertanian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Simple
pendanaan, alih fungsi lahan pertanian, daya tahan, dan pola pengerjaan jalan
Rendahnya bobot untuk sharing perawatan jalan tidak berarti bahwa kriteria
ini tidak penting. Hal ini didasarkan pada kemampuan kelompok tani yang
11
Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” yang berfokus
Metode penelitian ini peneliti menggunakan jenis data primer dan sekunder.
Data primer didapat dari peta citra satelit tahun perekaman 2010-2016 yang
kapasitas JUT selama kurin waktu 2010-2016 yang berupa pengerasan jalan,
maupun bantuan dari Dinas Pertanian. Selain itu, dari pengembangan JUT
12
exploratory mengikuti Penelitian
Judul : “Swadaya Pengumpulan data : pembangunan Lokasi dan
Masyarakat dalam wawancara, Jalan Usaha situs
Pembangunan observasi, Tani. penelitian
(Studi Tentang dokumentasi dan
Pembangunan quisioner
Jalan Usaha Tani Sumber data :
di Desa Kepala Urusan
Kalimendong Pembangunan,
Kabupaten Ketua Kelompok
Wonosobo” Tani, dan
masyarakat desa.
13
B. Kajian Teori
publik itu berasal dan dibuat oleh Pemerintah untuk kepentingan bersama
lainnya.
kebijakan publik itu terdiri dari sepuluh definisi, salah satunya ialah
sinergi tata kelola yang baik. Sementara itu, Fredich (dalam Hayat,
14
diusulkan oleh seorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan
publik bagi para birokrat itu sendiri dan analisis kebijakan publik.
karena kebijakan publik menjadi salah satu fokus dalam ilmu administrasi
maka para birokrat dan kita sebagai warga negara akan dapat mengetahui
apakah isu-isu yang terjadi disekitar sudah dapat dikatakan sebagai isu
permasalahan publik atau tidak dan selain itu dengan adanya kebijakan
2. Implementasi Program
program itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Jones
15
(dalam Arif Rohman 2009: 101-102) bahwa implementasi program
Sedangkan untuk unsur ketiga ialah peran dari implementor itu sendiri
antara lain pertama, adanya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
16
yang diperlukan dalam implementasi program. Kelima, adanya strategi
serta metode dan pembagian kerja yang tepat guna mencapai sasaran
17
Pertama, aspek organisasi dalam pelaksanaan program harus
memiliki struktur organisasi yang jelas dan sumber daya manusia yang
atau alat-alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas.
18
Ketiga, aspek penerapan atau aplikasi yang diperlukan adanya
pembuatan prosedur kerja atau program kerja yang jelas agar dalam
19
Sumber : David C. Korten (dalam Akib dan Tarigan, 2008:12)
organisasi, yaitu kesesuaian antara tugas akan isi program tersebut dengan
program dan pemanfaat, yaitu kesesuaian antara apa yang akan ditawarkan
berkaitan dengan syarat yang diputuskan oleh organisasi atau aparat guna
program.
20
Jadi dapat disimpulkan bahwa program merupakan penyederhanaan
kebijakan agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
yang disebut juga sebagai intervensi atau perlakuan program yang dipakai
dengan produk langsung dari aktivitas program itu sendiri yang dapat
berupa target jenis dan level layanan yang harus disajikan oleh program
21
Kelima, impact berkaitan dengan perubahan yang diharapkan dan
1. Definisi Konseptual
yang masih berupa konsep dan maknanya masih sangat abstrak walaupun
secara intutif masih bisa dipahami maksudnya. Dalam penelitian ini, dapat
22
a. Jalan utama (main road), yakni jalan yang menghubungkan antara
blok lahan yang satu dengan blok yang lain atau jalan raya dengan
blok lahan. Lebar jalan utama harus dapat dilalui dua buah truk
yang berpapasan.
antara petak lahan sawah dengan jalan utama. Lebar jalan cabang
tidak dapat dilalui satu buah truk atau mesin pertanian yang
Pada program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro),
23
mempunyai target dengan rencana membangun Jalan Usaha Tani untuk
akan ada tujuh titik jalan yang biasanya menjadi akses para petani
pasca produksi yang nanti kondisinya akan dijadikan lebih layak. Maka
dari itu, Dinas Pertanian Kota Batu sudah menentukan bahwa program
Jalan Usaha Tani (JUT) secara fungsi utama akan dibangun di areal
Kota Batu ini, Dinas Pertanian Kota Batu memastikan akan ada tujuh
titik jalan yang biasanya menjadi akses para petani pasca produksi
yang nanti kondisinya akan dijadikan lebih layak. Maka dari itu, Dinas
24
Produksi (Japro) secara fungsi utama pergunakan di areal persawahan
subsidi berupa benih, bibit tanaman, bibit atau bakalan ternak, pupuk,
Adapun tujuan utama dari program Jalan Usaha Tani (JUT) dan
tanaman.
25
c. Mengurangi ongkos atau biaya transportasi sebagai komponen
2. Definisi Operasional
penentuan suatu sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang
penting.
26
dilihat dari beberapa buku pedoman teknis yang dikeluarkan oleh
Jalan Usaha Tani 2018” yang dikeluarkan oleh Direktorat Perluasan dan
program JUT yang akan dijadikan indikator utama nanti pada waktu
1. Standar Teknis
Jalan usaha tani utama lebar atas antara 1-3 meter dan lebar
lahan.
27
Kontruksi jalan dengan perkerasan atau tidak dengan perkerasan
yang diangkut).
area) dilaksanakan pada areal lahan usaha tani baik yang belum ada
Pertanian 2018) :
pangan.
dibutuhkan).
28
3. Tahap Pelaksanaan
Aliran Sungai) dan apakah ada areal milik petani yang sudah
Survei
akhir), peta atau sketsa situasi (titik awal atau akhir, trase jalan
setempat.
Investigasi
dibutuhkan)
Desain
29
merupakan hasil diskusi pembahasan desain bersama
seluruhnya
- Pencairan tahap II
seluruhnya
4. Metode Pelaksanaan
30
pendamping. Disamping itu, Kelompok Tani/ Gapoktan/P3A juga
Tahun 2018).
31
Pada pembangunan jalan usaha tani dan jalan produksi ini bisa
jalan pertanian yang sudah ada, dan rehabilitasi jalan pertanian untuk
memperbaiki jalan usaha tani yang sudah rusak tanpa ada peningkatan
Produksi (Japro) ialah sama dengan indikator Jalan Usaha Tani (JUT)
1. Standar Teknis
2. Kriteria Lokasi
4. Metode Pelaksanaan
D. Kerangka Pemikiran
pemikiran ialah dasar pemikiran dari penelitian yang disentiskan dari fakta-
fakta, observasi dan kajian kepustakaan. Maka dari itu, kerangka berpikir
memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar penelitian.
bentuk bagan yang menunjukan alur pikir peneliti serta keterkaitan antar
32
variabel yang diteliti. Kerangka pemikiran penelitian “Implementasi Program
Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro) dalam Peningkatan Sektor
Implementasi Program
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
33
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
Sumber : data yang diolah oleh peneliti, 2020
dari teori kebijakan sebagai program menurut Hugwood & Gunn (dalam
Program merupakan salah satu pilar utama dari Kebijakan sebagai Program.
dalam kehidupan. Sedangkan untuk unsur ketiga ialah peran dari implementor
34
Jadi, untuk menujang keberhasilan suatu kebijakan program maka
David C. Korten yang mempunyai tiga elemen penting yakni, program itu
sendiri, pelaksanaan program, dan kelompok sasaran program. Model ini juga
Maka dari itu dari ketiga konsep diatas yakni kebijakan sebagai program,
penelitian tentang Implementasi Program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain di
data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan
36
Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis data,
untuk mendapat gambaran yang jelas dan nyata apa yang terjadi dilapangan
mungkin tentang implementasi Program JUT (Jalan Usaha Tani) dan Japro
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah dimana pusat perhatian dari apa yang akan
dalam hal ini akan membatasi bidang inkuiri dan kedua penetapan fokus
David C. Korten
37
a. Program JUT dan Japro
Program Jalan Usaha Tani (JUT) Dan Jalan Produksi (Japro) Dalam
Japro
- Japro
Lokasi yang diambil dari penelitian ini adalah di Kota Batu. Sedangkan
daerah yang banyak disentuh atau dibangun oleh program JUT dan Japro.
D. Sumber Data
Batu. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
38
1. Data Primer
yang termasuk data primer adalah hasil wawancara dengan pegawai pada
program JUT dan Japro yakni yang bertugas pada Dinas Pertanian dan
(Jalan Usaha Tani) dan Japro (Jalan Produksi) yakni oleh Bapak Agus
2. Data Sekunder
buku dari badan pusat statistik yakni buku “Statistika Kota Batu dalam
39
Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian, arsip RPJM dan RENSTRA
Dinas Pertanian Kota Batu, tabel dari web pemerintah, serta catatan-
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utam dari
1. Wawancara
dengan cara bertatap muka secara langsung atau berdialog dan tanya
Nur Hasan, SP selaku Seksi Lahan, Irigasi dan Konversi serta Bapak
40
2. Observasi
dengan menggunakan seluruh alat indra. Maka dari itu, metode observasi
bisa digunkan dan dilakukan untuk melihat dan mengamati objek secara
langsung ke Dinas Pertanian Kota Batu dan beberapa titik jalan yang
sudah disentuh atau pernah dibangun melalui program JUT dan Japro.
3. Dokumentasi
implementasi Program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro)
dalam peningkatan sektor pertanian di Kota Batu. Selain itu, teknik ni juga
di Kota Batu.
F. Instrumen Penelitian
41
mensistematiskan pengumpulan data, dan instrumen yang baik harus valid
dan reliabel. Adapun instrumen dalam penelitian ini yang digunakan peneliti
dalam memperoleh data serta informasi dalam penelitian ini sebagai berikut :
atau instansi terkait yakni Dinas Pertanian Kota Batu dengan melakukan
Pembiayaan, Bapak Slamet Nur Hasan, SP selaku Seksi Lahan, Irigasi dan
3. Catatan lapangan, yakni digunakan sebagai alat atau saran bagi peneliti
wawancara.
metode analisis deskriptif kualitatif, karena teknis analisis data ini diperoleh
42
dari proses membaca, mempelajari dan menelaah data yang dikumpulkan.
Maka dari itu proses analisis data ini dengan menggambarkan atau
Hubberman
1. Reduksi data
dijelaskan oleh narasumber secara detail, rinci dan meluas. Maka dari itu,
43
sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun yang saya pilih dan saya
sederhanakan dari data ialah dengan memilih hasil wawancara yang dirasa
cukup dapat menjawab rumusan masalah saya yakni : program jut dan
2. Penyajian data
wawancara, gambar, tabel hingga skema dan bagan yang terkumpul terkait
fokus penelitian yang dilakukan di Dinas Pertanian Kota Batu dan sasaran
Program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro) dalam
data. Pada proses penarikan kesimpulan ini dilakukan guna mencari tema,
44
kemudian ditinjau ulanh untuk mendapatkan data yang valid. Setelah
Pertanian Kota Batu dalam melaksanakan program JUT dan Japro dalam
H. Keabsahan Data
peneliti agar hasil penelitian tidak diragukan. Hal ini tentunya ditunjang
secara lengkap pas transkrip wawancara, data gambar, tabel, bagan yang
didapat dari web pemerintah hingga diberikan oleh Dinas Pertanian Kota
45
masalah geografis, demografis, dan hasil panen peneliti mendapatkan data
yang sama. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesamaan jawaban dari 3
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Jawa Timur dikenal sebagai kota yang memiliki potensi utama di sektor
tanah. Pertama, jenis tanah Andosol yakni berupa lahan tanah yang paling
subur. Kedua, jenis tanah Kambisol yakni berupa lahan tanah yang cukup
subur. Ketiga, jenis tanah Alluvial yakni berupa lahan tanah yang kurang
subur dan mengandung kapur. Keempat, jenis tanah Latosol berupa lahan
Jenis Tanah
Kecamatan Andosol Kambisol Alluvial Latosol
Kecamatan Batu 1.831,04 ha 889,31 ha 239,86 ha 260,34 ha
Kecamatan Bumiaji 2.873,89 ha 1395,81 ha 376,48 ha 408,61 ha
Kecamatan Junrejo 1.526,19 ha 741,25 ha 199,93 ha 217,00 ha
47
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian di Kota Batu terdapat jenis
sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan lahan bukan sawah. Hal ini dapat
Penggunaan Lahan
Kecamatan Pertanian Bukan Jumlah
Sawah
Bukan Sawah Pertanian
Batu 716,23 71,50 7,00 794,73
Junrejo 1 028,00 141,00 73,00 1 242,00
Bumiaji 683,46 15,00 15,00 713,46
Kota Batu 2 427,69 227,50 95,00 2 750,19
sekitar 8,27% nya saja dari total keseluruhan. Maka dari itu, dari
harus diiringi pula dengan adanya sarana prasarana baik infrastruktur fisik
maupun non fisik guna mempermudah aksesbilitas usaha tani di Kota Batu.
Hal ini dapat dilihat dari protet kondisi jalan pertanian yang dapat
48
Gambar 4.1 Kondisi Jalan Pertanian Tahun 2017-2018
seperti sayur, tanaman hias, dan buah apel yang menjadi icon Kota Batu.
Sementara itu, jenis lapangan usaha yang banyak digeluti oleh tenaga kerja
49
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Batu
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa yang dimaksud pekerja bebas
di pertanian ialah orang yang bekerja pada orang lain/ majikan/ institusi
yang tidak tetap di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga
maupun non rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah
atau imbalan berupa uang maupun barang, baik dengan sistem pembayaran
selisih yang besar antara pekerja berusaha sendiri dan pekerja bebas
Namun, jika dilihat dari fokus pada sektor pekerja bebas pertanian saja
50
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, sedangkan rincian tugas
Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pertanian Kota Batu. Kedudukan Dinas
Daerah) Kota Batu 2017-2022, Visi Dinas Pertanian Kota Batu adalah
urusan pertanian masuk kedalam misi ketiga pemerintah Kota Batu yaitu
Sera Tata Kerja Dinas Pertanian Kota Batu. Sesuai perwali diatas,
51
1. Kepala Dinas
2. Bidang Holtikultura
pangan dan perkebunan. Hal ini dapat dilihat pada pasal 7 ayat 1.
52
kegiatan di bidang prasarana, sarana dan pembiayaan tugas-tugas ini
dan perikanan. Hal ini sudah dijelaskan secara rinci pada pasal 9.
6. Bidang Penyuluhan
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahi:
53
4. Bidang Peternakan dan Perikanan, membawahi:
c. SeksiPerikanan.
membawahi :
a. Seksi Kelembagaan;
b. Seksi Ketenagaan;
7. UPTD;
11. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang
54
13. Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan atau
maka dari itu, Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Batu tersusun
B. Hasil Penelitian
55
pendekatan manajemen supaya program dapat dilaksanakan sesuai dengan
prosedur guna mencapai sasaran dengan efektif dan efisien. Maka dari itu,
Petani/Gapoktan/
Dinas Pertanian
Masyarakat
56
Berdasarkan gambar model kesesuaian implementasi program JUT
dan Japro diatas, dapat dilihat bahwa Program JUT dan Japro saling
Pembiayaan tentang tugas dan isi program JUT dan Japro di Kota Batu
evaluasi.
1. Standar Teknis
Usaha Tani dan Jalan Produksi. Untuk standar teknis sendiri, sudah
57
dengan hasil wawancara saya kepada Bapak Agus Trisnobuwowno,
2. Kriteria lokasi
program Japro untuk membantu para petani tersebut. Hal ini dapat
yakni:
“...karena di Batu ini dari 4200an lahan pertanian di Kota Batu, itu
tanaman pangan hanya 500an kalau gak salah itu kayak padi
khususnya di pendem. Selain itu, kalau kita hanya komoditas saja
nggak akan bisa terbangun seperti yang di sumberberantas, bulukerto
gak bisa dibangun. Artinya kita melakukan dua pendekatan.” (lihat
lampiran 2 transkrip wawancara 1/C1)
58
“program kegiatan kita itu ada tiga jalur yang nanti akan bisa
dimasukan kedalam rencana strategis. Yang pertama, memang emm..
kebutuhan dari petani yang nanti bisa diakomodir dari proses
musrembang desa kecamatan dan kota.” (lihat lampiran 2 transkrip
wawancara 1/A1)
“yang kedua ada pokir atau pokok pikiran anggota dewan sendiri,
misal ada lahan atau jalan yang memang belum di akomodir dari
musrembang tapi kita menilai dari perkembangannya bahwa lahan
atau jalan itu perlu dan diharuskan untuk dibangun.” (lihat lampiran 2
transkrip wawancara 1/A1)
“Ketiga dari penilaian profesi teknis dari kita sendiri, memang dari
gapoktannya tidak mengusulkan, pokir dewan tidak menyampaikan
namun dinas pertanian menilai harus dibangun karena secara teknis itu
bisa meningkatkan aksebelititas dari sektor pertanian.” (lihat lampiran
2 transkrip wawancara 1/A1)
3. Tahap Pelaksanaan
“Jadi T-1 atau sebelum pelaksanaan itu gini, kalu kita melaksanakan
pembangunan di tahun 2018 itu sudah kami rencanakan di tahun 2017
ya itu tadi perihal perencanaan kriteria lokasi hingga segala macam
59
kek RAB itu sudah fix di 2017.” (lihat lampiran 2 transkrip
wawancara 1/A3)
pihak desa berdasar dari usulan 3 sumber usulan petani, pokir dewan
dan penilaian profesi teknis. Hal ini dijelaskan secara rinci oleh
dilihat pada tabel 4.2 kegiatan reguler JUT/Japro tahun 2018 diatas.
Hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan Bapak Slamet Nur Hasan,
SP sebagai berikut :
“.. kita juga akan melihat dimensi yang diperlukan sesuai dengan
kondisi, komponen apa aja yang akan dibangun, yang nantinya kan
direncanakan dari ke proses pendesainan dan ditentukan apakah
pembangunan ini termasuk daei awal atau baru, peningkatan atau
perbaikan saja.” (lihat lampiran 2 transkrip wawancara 1/A4)
60
JUT-Japro di Kota Batu menyesuaikan dengan kondisi atau lahan
pembangunan JUT dan Japro di Kota Batu disiapkan pada saat tahap
“Artinya pas waktu kita eksekusi kita sudah ada data itu tadi,dari
identifikasi hinggaa RAB itu sudah T-1 atau tahun sebelumnya jadi
anggaranya sudah siap semua, kita sediakan anggarannya di 2017 jika
eksekusinya 2018.” (lihat lampiran 2 transkrip wawancara 1/A3)
Selain itu, dalam pencarian dana program JUT dan Japro ini
Trisnobuwono, S.Hut:
4. Metode Pelaksanaan
61
Namun dalam pelaksanaan program JUT dan Japro di Kota Batu pada
bukan dari swakelola yang dilakukan oleh petani dan gapoktan. Hal
S.Hut yakni :
Agus Trisnobuwono:
“Jadi gini, monitoring evaluasi kita laksanakan itu ada tiga tahapan.
Yang tahap pertama itu sebelum disusunya tahap perencanaan itu pasti
kita turun langsung untuk melakukan identifikasi.” (lihat lampiran 2
transkrip wawancara 1/A8)
menge-check apakah lokasi yang dituju sesuai dengan data yang ada
“Akhirnya dari kita turun itu terbitlah perencanaan RAB, gambar dan
segala macam. Pada saat mau dilaksanakan di tahun 2018 kita akan
62
turun lagi ngecek dilapangan, lokasinya bener gak sesuai dengan yang
direncanakan atau ada perubahan nggak nanti” (lihat lampiran 2
transkrip wawancara 1/A8)
“Untuk monitoring dan evaluasi ketiga itu pada saat kita penyelesaian
pengerjaanya, jadi itu kita check nahh dari awal ini kita laksanakan 0,5
km kita check lagi si penyedia ini sudah melaksanakan 0,5 km. kalau
masalah monitoring dan eval memang minimal ada tiga tahapan itu.”
(lihat lampiran 2 transkrip wawancara 1/A8)
apa yang ditawarkan oleh program tersebut. Secara garis besar, output
dari Program JUT dan Japro ini ialah digunakan untuk memperlancar
“...namun dinas pertanian menilai harus dibangun karena secara teknis itu
bisa meningkatkan aksesbilititas dari sektor pertanian. Semua itu kita
akomodir, tetapi kita juga harus melihat besarnya anggaran yang kita punya
dan melihat titik mana yang harus diutamakan.” (lihat lampiran 2 transkrip
wawancara 1/A1)
masyarakat khususnya para petani di Kota Batu juga cukup sadar akan
output atau apa yang ditawarkan oleh program tersebut, yakni untuk
63
“ya dikarenakan program ini itu dampaknya dan sasaranya itu ya ke kita-
kita ini ya untuk membantu petani ini mbak, jadi otomatis kita juga turut
serta dari program ini” (lihat lampiran 2 transkrip wawancara 1/C1)
dan Japro diatas, dapat dilihat bahwa Dinas Pertanian saling terkait
Japro ini dapat diperjelas dengan data tabel kegiatan reguler JUT/Japro,
Jides, Jitut, & Pemeliharaan Jides Tahun 2018 yang didapat dari Bapak
Slamet Nur Hasan, SP selaku Seksi Lahan, Irigasi, dan Konversi sebagai
berikut :
64
Lokasi Koordinat
No
Kecamatan Desa/Kel Lok SOUTH EAST
1. Junrejo Ds Torongrejo Lok 1 7º52’48.32”S 112 º32’41.44”T
2. Bumiaji Ds Giripurno Lok 2 7º52’23.78”S 112 º33’26.61”T
3. Junrejo Ds Pendem Lok 3 7º54’13.12”S 112 º35’38.93”T
4. Bumiaji Ds Pandanrejo Lok 4 7º52’14.33”S 112 º32’56.11”T
5. Junrejo Ds Junrejo Lok 5 7º54’52.44”S 112 º33’36.11”T
6. Batu Kel Temas Lok 6 7º52’48.32”S 112 º32’41.44”T
Lokasi Koordinat
No
Kecamatan Desa/Kel Lok SOUTH EAST
1. Batu Ds Sidomulyo Lok 1 7º51’20.45”S 112 º31’25.49”T
2. Bumiaji Ds Sumberbrantas Lok 2 7º45’19.73”S 112 º32’25.63”T
3. Batu Ds Songgokerto Lok 3 7º52’15.91”S 112 º30’2.23”T
4. Batu Ds Sumberejo Lok 4 7º51’30.86”S 112 º30’59.02”T
5. Junrejo Ds Junrejo Lok 5 7º54’39.16”S 112 º30’50.35”T
6. Bumiaji Ds Sumbergondo Lok 6 7º49’59.32”S 112 º32’2.48’T
7. Bumiaji Ds Gunungsari Lok 7 7º50’44.14”S 112 º31’5.97’T
8. Bumiaji Ds Bulukerto Lok 8 7º50’32.05”S 112 º32’7.52”T
tahun 2018 pembangunan JUT sebanyak 6 titik dan Japro 8 titik. Selain
itu pelaksanaan program JUT dan Japro di Kota Batu juga dapat
65
memperhatikan areal persawahan dan komoditasnya, sepertihalnya pada
tanaman holtikultura seperti tanaman hias, apel, jeruk dan mawar. Pada
yakni pembangunan JUT dan Japro di Kota Batu tahun 2018 berdimensi
66
semakin berkurang dikarenakan tidak adanya lahan yang tersedia akibat
infrastruktur dalam bentuk jalan, seperti dari PUPR dan dana desa.
menurutnya :
“...seperti yang dikatakan Pak Slamet mengapa kok semakin berkurang itu
karena untuk jalan infrastruktur ini diampu oleh beberapa institusi baik dari
kami pertanian, baik dari PU, maupun dari dana desa.” (lihat lampiran 2
transkrip wawancara 1/B)
67
Hal ini, sesuai dengan hasil wawancara dari Bapak Hadi Sutrisno selaku
“Tapi kita selaku kelompok tani juga tidak bisa sembarangan usul, karena
banyak syarat apa itu namanya, kayak lek misal kurang 2 meter itu tidak
bisa, kalau mau ya kita diarahkan untuk nambah lebar dulu sampek sesuai
anjuran Dinas Pertanian” (lihat lampiran 2 transkrip wawancara 1/C2)
Pembiayaan mengatakan:
“Jadi kalau ada petani yang usul ke kita untuk dibangunkan jalan, kita
langsung check apakah jalan tersebut memenuhi kriteria, namun nyuwun
sewu kadang itu ada jalan yang diusulkan lebarnya hanya sekitar satu meter
mereka bukan hanya menghibahkan tanahnya itu, tapi mereka mm.. gotong
royong untuk membantu untuk melebarkan dulu sebelum kita masuk” (lihat
lampiran 2 transkrip wawancara 1/2A)
dan Japro diatas, dapat dilihat bahwa Pemanfaat (Petani/ Kelompok Tani/
kelompok tani yang mana standar teknis hingga kriteria lokasi melalui
“Seperti di Desa Sumberbrantas itu kita dulu usul, tapi untuk lain khususnya
kecamatan bumiaji sini kebanyakan sudah ada bantuan, maksudnya
68
pemerintah itu sudah turun sebelum kita usul.” (lihat lampiran 2 transkrip
wawancara 1/C2)
jagung, jeruk, dan mawar. Sedangkan dalam hal aksesbilitas jalan ini
Maka dari itu, dari hasil penelitian dan analisis diatas bahwa
69
JUT dan Japro merupakan langkah-langkah bentuk kegiatan dalam upaya
mencapai sasaran dan tujuan program itu sendiri. Kedua, adanya peran
Kota Batu.
di Kota Batu
1) Partisipasi masyarakat
70
keterlibatan masyarakat seperti dari para kelompok tani dan
2) Kesadaran masyarakat
71
program JUT dan Japro di Kota Batu bukan timbul begitu saja,
kegiatan usaha tani. Hal ini dapat dipahami dari hasil wawancara
”Jika itu diusulkan oleh para petani sendiri mereka secara sukarela
mau apabila memang ada pelebaran tadi, seperti menghibahkan
jalannya untuk memenuhi kriteria kan mereka juga sadar bahwa
fungsi dan manfaatnya juga untuk mereka,..” (lihat lampiran 2
transkrip wawancar 2/A)
yang tinggi juga harus diimbangi dengan kesadaran yang lebih dari
diwilayahnya.
di Kota Batu
72
Adapun faktor penghambat program JUT dan Japro ialah, hampir tidak
adanya lahan yang tersedia lagi untuk dijadikan program JUT dan
Adapun penjelasan tambahan dari beliau dari segi fungsi dan teknis
Jalan Produksi (Japro) di Kota Batu ialah adanya institusi lain yang
73
dilakukan oleh institusi lain itu berdampak kepada para masyarakat
C. Pembahasan
program JUT dan Japro peneliti melihat kesamaan antara teori yang ada yakni
kesesuaian ketiga elemen tersebut yang diantaranya Program JUT dan Japro,
yaitu kesesuaian antara tugas akan isi program tersebut dengan kemampuan
utama berdimensi lebar atas antara 1-3 meter dan lebar bawah 2-4 meter
74
atau minimal dapat dilalui kendaraan beroda tiga dan tinggi jalan sekitar
hasil penelitian untuk standar teknis program JUT dan Japro di Kota Batu
juga berpedoman dari Kementan, dapat dilihat dari tabel 4.2 Kegiatan
Reguler JUT dan Japro Tahun 2018, dimens yang digunakan sesuai
jalan.
dari Kementan dari jenis areal persawahan yang termasuk sentra produksi
skala teknis masih sama tetapi untuk penentuan lokasi JUT-Japro ada
sedikit perbedaan yakni dari areal persawahan yang dituju dan proses
75
Ketiga, tahap pelaksanaan yang dijelaskan dalam pedoman
Kementan tahap ini terdiri dari identifikasi calon lokasi dan survei,
jalur atau sumber yakni, dari usulan para petani, pokok pikiran dewan
pembangunan.
Batu pada tahun 2018 semua dilakukan melalui penyedia atau pihak
ketiga, bukan dari swakelola yang dilakukan oleh petani dan gapoktan
76
Daerah. Ada sedikit perbedaan dari segi teknis monitoring dan evaluasi
program JUT dan Japro di Kota Batu yakni Dinas Pertanian Kota Batu
program JUT dan Japro. Pertama pada waktu perencanaan T-1, kedua
langsung apakah kondisi jalan yang akan dibangun sesuai data yang
didapat pada perencanaan atau perlu perubahan, dan ketiga pada waktu
sesuai dengan data pada waku survei identifikasi calon lokasi. Hal ini
ditawarkan oleh program tersebut melalui apa yang dibutuhkan oleh kelompok
sasaran. Berbicara mengenai output program JUT dan Japro mempunyai fungsi
Kedua, kesesuaian antara Dinas Pertanian dengan program JUT dan Japro
ialah kemampuan Dinas Pertanian Kota Batu sebagai pelaksana dengan isi
77
pertanian dalam usaha mengembangkan pembangunan jalan pertanian, dimana
dengan syarat yang diputuskan oleh organisasi atau aparat guna memperoleh
hasil program dengan apa yang dilakukan oleh sasaran program. Adapun syarat
yang ditekankan oleh Dinas Pertanian, khususnya untuk para petani atau
Dinas Pertanian ialah adanya tuntutan dan kebutuhan atau dorongan dari
program JUT dan Japro ini bersumber dari tiga jalur antara lain dari usulan
para petani sendiri, pokir atau pokok pikiran dari Dewan, dan dari penilaian
78
aksesbilitas usaha tani dan diharapkan berdampak pada peningkatan sektor
Disamping itu dari analisis saya sebagai peneliti saya juga menemukan
program JUT dan Japro dengan organisasi pelaksana (Dinas Pertanian) yakni
yakni tentang hampir tidak adanya dorongan atau tuntutan dari masyarakat baik
dibuktikan dari hanya sekitar dua titik jalan yang bersumber dari usulan
masyarakat.
Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro) dalam peningkatan sektor pertanian di
masyarakat yang beebentuk gotong royong, tenaga, hingga adanya dana hibah
berupa lahan jika terdapat pelebaran jalan guna memenuhi standar teknis.
79
Sedangkan, kesadaran masyarakat berbentuk dalam wujud usulan dari
pertanian guna memperlancar kegiatan usaha tani mereka. Adapun usulan itu
memenuhi syarat dan ketentuan dari Dinas Pertanian perihal kriteria lokasi baik
dan Japro ialah dikarenakan hampir tidak adanya lahan yang tersedia lagi untuk
tersedianya anggaran desa. Sehingga hal ini menjadikan itu semua sebagai
pembangunan infrastruktur melalui JUT dan Japro dari segi kualitas atau
jumlahnya.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Japro di Kota Batu sudah dapat dikatakan cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya titik jalan yang sudah tersentuh program JUT dan
81
ditawarkan oleh program tersebut melalui apa yang dibutuhkan oleh
d. Kesesuaian antara Dinas Pertanian dengan program JUT dan Japro ialah
disentuh oleh Program JUT dan Japro pada tahun 2018, yakni JUT
atau aparat guna memperoleh hasil program dengan apa yang dilakukan
oleh sasaran program dibuktikan adanya standar teknis dan kriteria lokasi
82
aksesbilitas kegiatan usaha tani dan diharapkan berdampak pada
f. Adanya beberapa hal yang tidak sesuai dengan teori model kesesuian
Japro dengan organisasi pelaksana (Dinas Pertanian) yakni perihal isi dan
metode pelaksanaan.
hibah berupa lahan jika terdapat pelebaran jalan guna memenuhi standar
dikarenakan hampir tidak adanya lahan yang tersedia lagi untuk dijadikan
83
pariwisata di Kota Batu dari tahun ke tahun, banyaknya pembangunan
B. Saran
Tani (JUT) dan Jalan Produksi (Japro) harus dilakukan sebaik dan seoptimal
Selain itu koordinasi antara kelompok masyarakat hingga desa juga perlu
atau tidak, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Pertanian
agar lebih paham secara luas tentang adanya kebijakan yang dibuat oleh
84
4. Masyarakat harus lebih ditingkatkan kesadaranya tentang akan kebutuhan
mereka dan mengetahui apa saja output serta manfaat yang akan didapat
dari adanya kebijakan publik ini, khususnya program Jalan Usaha Tani
teliti mengenai pelaksanaan program Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan
Produksi (Japro).
85
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Hartati, S., & Nurdin, I. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat.
LKjIP (Laporan Kinerja Intansi Pemerintah) Dinas Pertanian Kota Batu Tahun
Anggaran 2018
86
Pedoman Teknis Pengembangan Jalan Pertanian TA.2013, Direktorat Perluasan
dan Pengelolaan Lahan, DIRJEN Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementrian
Pertanian, 2013
87
Sumber Jurnal
Daulay, A. R. (2019). Analisis Kriteria dan Bobot Untuk Penentuan Lokasi Jalan
Pertanian di Provinsi Jambi. TEKNOTAN, Vol 13. No 1.
Sumber Skripsi
Peraturan Perundang-Undang
Sumber Internet
Dinas Pertanian Kota Batu kembangkan JUT dan Japro, times indonesia, 2019,
Muhammad Dhani Rahman,
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/218761/dinas-pertanian-kota-batu-
kembangkan-jut-dan-japro (diakses pada tanggal 07 Oktober 2020)
Perlancar Akses Jalan Pertanian di Kota Batu, Pemkot Programkan Jalan Usaha
Tani dan Jalan Produksi, Irsya Richa, 2019, malangtimes.com
https://www.malangtimes.com/baca/41668/20190715/194100/perlancar-akses-
88
jalan-pertanian-di-kota-batu-pemkot-programkan-jalan-usaha-tani-dan-jalan-
produksi (diakses pada tanggal 08 Oktober 2020)
Tahun ini, Kementan Bangun Jalan Usaha Tani di 10 Provinsi, suara.com, Fabiola
Febrinastri, 2020
https://www.suara.com/bisnis/2020/04/04/133330/tahun-ini-kementan-bangun-
jalan-usaha-tani-di-10-provinsi?page=all (diakses pada tanggal 08 Oktober 2020)
89
LAMPIRAN
Trisnobuwono, S,Hut)
b) Seksi Lahan, Irigasi dan Konversi (Bapak Slamet Nur Hasan, SP)
Pedoman Wawancara :
Japro?
3. Apa saja kriteria yang menentukan lokasi yang akan dibangun melalui
Kota Batu?
5. Bagaimana tahap survei lokasi program JUT dan Japro di Kota Batu?
6. Bagaimana tahap investigasi dalam program JUT dan Japro di Kota Batu?
Kota Batu?
90
9. Bagaimana metode pelaksanaan program JUT dan Japro di Kota Batu?
10. Bagaimana tahap monitoring dan evaluasi pada program JUT dan Japro
di Kota Batu?
11. Sasaran kelompok seperti apa yang dituju oleh program JUT dan Japro di
Kota Batu?
12. Apa saja faktor pendukung implementasi program JUT dan Japro di Kota
Batu?
13. Apa saja faktor penghambat program implementasi JUT dan Japro di
Kota Batu?
91
Lampiran 2 Transkrip Wawancara
92
1/A3 Jadi T-1 atau sebelum pelaksanaan itu gini, kalu kita
melaksanakan pembangunan di tahun 2018 itu sudah kami
rencanakan di tahun 2017 ya itu tadi perihal perencanaan kriteria
lokasi hingga segala macam kek RAB itu sudah fix di 2017. Jadi
pada saat 2017 kita melakukan identifikasi pemilihan Calon
Lokasi, kita bekerja sama dengan penyuluh, ada juga dari
Kamis Gapoktan dan bekerjasama dan permisi dengan desa, terus kita
10/12/20 juga mengakomodir dari pokir dan kita lihat serta mengidentifikasi
lokasinya, dan disitulah kita nanti ada beberapa unit perencanaan
kita siapkan. Setelah kita siapkan perencanaan di 2017 baru di
2018nya kita eksekusi, biasanya seperti itu. Artinya pas waktu kita
eksekusi kita sudah ada data itu tadi,dari identifikasi hinggaa RAB
itu sudah T-1 atau tahun sebelumnya jadi anggaranya sudah siap
semua, kita sediakan anggarannya di 2017 jika eksekusinya 2018.
Pertanyaan : Bagaimana proses investigasi program JUT dan Japro di
Kota Batu?
RM/
Fokus Narasumber : Slamet Nur Hasan, SP
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/A4 Masalah investigasi ya sama seperti survei lokasi, dari segi
waktunya juga sama, disini kita juga akan melihat dimensi yang
Kamis diperlukan sesuai dengan kondisi, komponen apa aja yang akan
10/12/20 dibangun, yang nantinya kan direncanakan dari ke proses
pendesainan dan ditentukan apakah pembangunan ini termasuk
daei awal atau baru, peningkatan atau perbaikan saja.
Pertanyaan : Bagaimana proses pendesainan pembangunan jalan
pertanian melalui program JUT dan Japro di Kota Batu?
RM/
Fokus Narasumber : Slamet Nur Hasan, SP
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/A5 Kalau masalah desain kita memang sama kayak di pedom, sama-
sama memperhatikan data SID (Survey, Investigasi, dan Desain),
selain itu kita juga menggandeng penyedia dan penyuluh juga baik
dari Gapoktan atau pihak desa sendiri kan. Untuk desain sendiri
lebar dan panjangnya menyesuaikan kondisi lokasi yang akan
Kamis dibangun ada yang 2-4 m bahkan ada kemarin yang lebarnya
10/12/20 hampi 6 m, kalau ini sesuai kebutuhan juga sih. Untuk komponen
kita itu ya ada memang kalau misal deket gorong-gorong ya
diperbaiki, tapi untuk data yang kami rekap itu ada untuk bahu
jalan atau penguat jalan yang paling sering jadi komponen dalam
pembangunan JUT-Japro untuk lebar sekitar 0,3 m kalau panjang
dan tinggi bervariasi sesuai konidis jalannya juga.
Pertanyaan : Bagaimana proses penyusunan anggaran biaya program
RM/
JUT dan Japro di Kota Batu?
Fokus
Narasumber : Agus Trisnobuwono, S.Hut
93
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/A6 Kalau melalui penyedia atau pihak ketiga, seperti yang kita
lakukan ini itu kita bayar 100% dibelakang. Jadi setelah dibangun
Kamis kita langsung bayar 100%. Namun kalau di pedoman Kementan
10/12/20 itu pasti ada tahap pencairannya kan, soalnya pedoman itu ya tadi
bersifat swakelola. Nah itu yang gak bisa disamakan seperti kita,
karena kita gak melakukan swakelola.
Pertanyaan : Bagaimana metode pelaksanaan program JUT dan Japro
di Kota Batu?
RM/
Fokus Narasumber : Agus Trisnobuwono, S.Hut
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/A7 Kamis Jadi begini, kalau di Pedoman Kementan itu sifatnya lebih
10/12/20 swakelola yang dilakukan oleh kelompok masyarakat (kelompok
tani), sedangkan untuk kami Dinas Pertanian sistem metode
pelaksanaan melalui penyedia atau bisa disebut pihak tiga.
Pertanyaan : Bagaimana tahap monitoring dan evaluasi pada program
JUT dan Japro di Kota Batu?
RM/
Narasumber : Agus Trisnobuwono, S.Hut
Fokus
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/A8 Jadi gini, monitoring evaluasi kita laksanakan itu ada tiga tahapan.
Yang tahap pertama itu sebelum disusunya tahap perencanaan itu
pasti kita turun langsung untuk melakukan identifikasi. Akhirnya
dari kita turun itu terbitlah perencanaan RAB seagala macam
Gambar dan segala macam. Pada saat mau dilaksanakan di tahun
2018 kita akan turun lagi ngecek dilapangan, lokasinya bener gak
sesuai dengan yang direncanakan atau ada perubahan nggak nanti,
soalnya kita sering misalnya kita merencanakan ada 0,5 km
ternyata pada saat mau dilaksanakan dilapangan di monitoring ke
dua ini, tiba-tiba jalanya tinggal setengahnya, karena apa? Ya itu
tadi tiba-tiba ini sudah ada pengaspalan ini sudah dipaving. Nah
Kamis disitulah gunanya monitoring kedua, jadi dari yang kedua ini nanti
10/12/20 kita dari pelaksanaan bisa memprediksi rancangannya yang 0,5 km
dengan anggaran 100 juta kok disana cuma ada setengahnya gitu,
artinya pelaksana sudah melihat ini nanti yang akan dilaksanakan
akan ada setengahnya atau juga bisa ada nanti dicarikan lain yang
masih disekitar desa tersebut. Untuik monitoring dan evaluasi
ketiga itu pada saat kita penyelesaian pengerjaanya, jadi itu kita
check nahh dari awal ini kita laksanakan 0,5 km kita check lagi si
penyedia ini sudah melaksanakan 0,5 km. kalau masalah
monitoring dan eval memang minimal ada tiga tahapan itu, jadi
harapannya walaupun ada perubahan dari yang direncanakan
dengan tahap pelaksanaan sampek di penyelesaian ini ada
perubahan kita jadi tahu
94
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana peran Dinas Pertanian dalam
RM/ Upaya meningkatkan sektor pertanian di Kota Batu melaui
Fokus program JUT dan Japro?
Narasumber : Slamet Nur Hasan, SP
1/B Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
Kan ini penelitiannya fokus 2018 ya, jadi kalau 2018 itu
pembangunanya itu ada kalau lebih dari 10 untuk jalan usaha tani
dan jalan produksi ya. Itu sebetulnya masih banyak tapi secara
kebelakangan ini sudah semakin habis, lahanya yang tersedia
untuk jalan memang sudah berkurang. Jadi dari sini kan jelas
terlihat kalau peran kami selaku dinas pertanian juga sudah cukup
baik dalam meningkatkan sektor pertanian Kota Batu melalui
Kamis
program JUT sama Japro ini karena sudah banyak titik-titik yang
10/12/20
tersentuh. Sebenarnya kita juga masih gencar-gencarnya kalau
berbicara tentang pembangunan ini, tapi dari kendala ketersediaan
lahan yang berkurang, untuk petani diharapkan ada lagi atau
membuka untuk lahan yang akan kami masukan keprogram
pembangunan. Tapi untuk lokasi emang ada di data nanti saya
print-outkan bisa untuk tahun 2018, lebih jelas soalnya didata saya
dari dimensi dan titik-titiknya jelas.
Narasumber : Agus Trisnobuwono, S.Hut
Saya mau menambah dikit dari Pak Slamet ya mbak, sebelum
2018 itu mmm... apalagi pariwisata itu belum terlalu seperti
sekarang ini yaa, itu masih ada keluhan untuk petani yang
mengusulkan JUT maupun Japro berdasarkan kriteria lokasinya
dikarenak dikanan-kirinya harus menghubungkan atau
mempermudah aksebilitas dalam rangka pengangkutan pasca
maupun pra produksi. Namun dari kondisi Kota Batu sekarang ini
seperti yang dikatakan Pak Slamet mengapa kok semakin
berkurang itu karena untuk jalan infrastruktur ini diampu oleh
beberapa institusi baik dari kami pertanian, baik dari PU, maupun
dari dana desa. Nah, dari itu menyebabkan memang untuk
lokasinya dijalan atau lahan pertanian atau kadang-kadang ada
perumahan di anu bangun perumahan sehingga untuk jalan diambil
dari dana desa atau PU. Jadi itulah, kalau masalah infrastruktur
jalan yang membantu kami itu banyak. Tapi kalau untuk di
spesifikasi JUT dan Japro saja ya sama banyaknya. Tapi sebelum
2022 sebelum adanya pembukaan lahan lagi untuk Jalan, habis
sudah. Ya karena apa? Karena sudah diampu oleh institusi yang
95
lain. Kan udah tau sendirikan skala perumahan sekarang juga
lumayan sudah melebar kejalan pertanian nah itu yang
meneyebabkan disisi lain PU juga ikut masuk kedalam itu. Bahkan
ada beberapa jalan produksi kita yang sudah dilakukan
peningkatan. Nahhh, yang dulunya hanya makadam karena untuk
wisatawan, akhirnya PUPR juga masuk terus diaspal.
Pertanyaan : Sasaran kelompok seperti apa yang dituju oleh program
JUT dan Japro di Kota Batu?
RM/
Narasumber : Agus Trisnobuwono, S.Hut
Fokus
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/C1 Jadi kan sebenernya, seperti yang mbak katakan tadi JUT dan
Japro kan memang sama-sama pembangunan jalan pertanian tapi
disini yang membedakan memang areal persawahan yang dituju
atau komoditasnya. JUT kan di tanaman pangan dan Japro di areal
persawahan tanaman holtikultura. Cuma untuk di Kota Batu, kita
kembali lagi tidak bisa terpaku banget mengikuti pedom karena di
Batu ini dari 4200 an lahan pertanian di Kota Batu, itu tanaman
pangan hanya 500an kalau gak salah itu kayak padi khususnya di
pendem. Selain itu, kalau kita hanya komoditas saja nggak akan
Kamis bisa terbangun seperti yang di sumberberantas, bulukerto gak bisa
10/12/20 dibangun. Artinya kita melakukan dua pendekatan. Oke untuk
komoditas memang beda, tapi yang penting adalah aspek
teknisnya.jadi kita ini juga sering berkomunikasi dengan
Kementan masih diperbolehkan untuk diperbolehkan karena Kota
Batu ini sendiri kan mmm hampir 90% itu hortikultura. Kalau
misal kita hanya bangun tanaman pangan saja, kitaa yaa sudah gak
ada kegiatan lagi, padahal masyarakat khususnya petani
membutuhkan itu. Jadi itulah yang sering kita komunikasikan dari
Dewan dengan BANGPELIT BANGDA juga, intinya kita sama
berpedoman pada kriteria teknis saja, bukan kriteria komoditas.
Pertanyaan : Bagaimana tanggapan dan peran Anda sebagai Kelompok
Tani dalam pelaksanaan program JUT dan Japro di Kota
RM/ Batu?
Fokus Narasumber : Bapak Hadi Sutrisno, SE
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/C2 Kalau berbicara program JUT Japro itu ya otomatis kan petani
baik kelompok tani seperti saya dan warga sini pasti punya peran.
ya dikarenakan program ini itu dampaknya dan sasaranya itu ya ke
Minggu kita-kita ini ya untuk membantu petani ini mbak, jadi otomatis kita
20/12/20 juga turut serta dari program ini. Ada kalanya juga kalau kita
merasa butuh ada perbaikan atau pembangunan jalan kita usul
kesana, tapi lewat musyawarah dulu dari kelompok tani, pihak
desa juga sebelum ke dinas pertanian sana. Seperti di Desa
96
Sumberbrantas itu kita dulu usul, tapi untuk lain khususnya
kecamatan bumiaji sini kebanyakan sudah ada bantuan,
maksudnya pemerintah itu sudah turun sebelum kita usul. Tapi kita
selaku kelompok tani juga tidak bisa sembarangan usul, karena
banyak syarat apa itu namanya, kayak lek misal kurang 2 meter itu
tidak bisa, kalau mau ya kita diarahkan untuk nambah lebar dulu
sampek sesuai anjuran Dinas Pertanian, kalau ini ya dibantu, pihak
desa juga bantu, yang usul juga rela hibah lahan jika kurang.
Pertanyaan : Bagaimana tanggapan Anda mengenai pelaksanaan
program JUT dan Japro di Kota Batu?
RM/
Narasumber : Bapak Hadi Sutrisno, SE
Fokus
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
1/C3 Ya bagus itu, apalagi kan kondisi jalan kan memang diperlukan
pada waktu kita berkegiatan bertani. Kalau masalah menilai Dinas
Pertanian dalam pelaksanaan program ini ya, bagus juga baik juga,
karena kalau dilihat kan jalan di kecamatan Bumiaji ini, banyak
kok yang dibangun dari JUT Japro, tapi kalau sekarangkan udah
Minggu
rata-rata udah pada bagus-bagus khususnya yang deket-deket
20/12/20
perumahan baru. Memang aslinya itu kan JUT dan Japro bentuk
bangunannya makadam saja, ya secara dilihat kan memang tidak
begitu bagus, tapi menurut saya sebagai petani yaa merasa cocok-
cocok saja, kan memang jalan seperti itu cocok digunakan diareal
persawahan.
Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung implementasi program JUT
dan Japro di Kota Batu?
RM/
Narasumber : Agus Trisnobuwono, S.Hut
Fokus
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
2/A Faktor pendukung ini untuk JUT dan Japro di Kota Batu yaa.
Memang untuk faktor pendukung pembangunan jalan pertanian
ini, jika itu diusulkan oleh para petani sendiri mereka secara
sukarela mau apabila memang ada pelebaran tadi, seperti
menghibahkan jalannya untuk memenuhi kriteria kan mereka juga
sadar bahwa fungsi dan manfaatnya juga untuk mereka, dan ini itu
menjadi faktor utama untuk yang pendukung. Jadi kalau ada petani
Kamis
yang usul ke kita untuk dibangunkan jalan, kita langsung check
10/12/20 apakah jalan tersebut memenuhi kriteria, namun nyuwun sewu
kadang itu ada jalan yang diusulkan lebarnya hanya sekitar satu
meter “loh gak bisa kalau segini minimal dua meter” mereka
bukan hanya menghibahkan tanahnya anggota kelompok itu, tapi
mereka mm.. gotonh royong untuk membantu untuk melebarkan
dulu sebelum kita masuk. Saya pikir faktor inilah yang
memudahkan kita.
RM/ Pertanyaan : Apa saja faktor penghambat implementasi program JUT
Fokus dan Japro di Kota Batu?
97
Narasumber : Agus Trisnobuwono, S.Hut
Hari/
Hasil Wawancara
Tanggal
2/B Ini sebenarnya juga bisa menjadi faktor penghambat di JUT dan
Japro, jadi dengan pesatnya pariwisata Kota Batu yang sekarang
sudah masuk kelahan pertanian dan PUPR ,perumahan, desa
tersedia anggaran itu menjadi salah satu penghambat sebenernya
buat berkembangnya Japro dan JUT sendiri. Kalau berbicara
perkembangnya disini bukan masalah fungsi yaa, kalau fungsi
mereka sudah mengikuti karena meraka membangun jalan itu
otomatis sudah pertanian juga ini, tapi mm... menjadi faktor
penghambat dalam apa namanya segi kuantitas atau jumlahnya,
lhaa bukan kualitasnya. Kalau kualitas JUT-Japro dengan adanya
dana desa dan sebagainya itu kita malah terbantu sangat terbantu
Kamis malah jalah pertanian paving sudah gituu, nah itu lebih bagus.
Tapi dari sisi, kuantitas dari jumlahnya, jadi dari yang dikatakan
10/12/20 Pak Slamet itu jumlahnya semakin tahun semakin berkurang kan
yaa.. sudah tebangun semua. Jadi nanti faktor penghambat ini
jangan dianukan dari segi kualitasnya tetapi dari kuantitasnya
karena ada peran OPD lain atau pemerintah desa yang ikut masuk.
Kan ini yang mengakibatkan jumlah pembanguna jalan pertanian
menurun dikarenakan sudah berkurang atau tidak adanya lahan
yang tersedia atau tidak adanya lahan yang bisa dibangun JUT-
Japro. Namun disatu sisi jalan itu malah lebih bagus dari jalan
yang dianu, coba masuk di sumberbrantas itu sebenarnya Japro
tapi sekarang sudah pavingan. Nahh dari situlah kita dan para
petani juga kan lebih terbantu untuk memperlancar distribusinya
dan sebagainya.
98
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian
99
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian
Ketua Bidang Sarana Prasarana dan Pembiayaan Dinas Pertanian Kota Batu
100
2. Dokumentasi wawancara kepada Bapak Slamet Nur Hasan, SP selaku Seksi
101
4. Dokumentasi wawancara kepada Ketua Kelompok Tani Bumiaji Sejahtera 1
102