Anda di halaman 1dari 162

iii

TESIS

ANALISIS DAMPAK PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN


PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PADA PROGRAM DANA
DESA DI KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA

OLEH:
SAWALUDIN
NIM. G2T1 19 051

PROJEMEN RAKAYASA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN REKASAYA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
iv

TESIS

ANALISIS DAMPAK PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN


PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PADA PROGRAM DANA DESA DI
KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister


Teknik Pada Program Studi Magister Manajemen Rekayasa
Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Oleh:

SAWALUDIN

NIM. G2T1 19 051

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RAKAYASA

PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023
v

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis : Analisis Dampak Pengelolaan Pembangunan dan


Pengembangan Infrastruktur pada Program Dana
Desa di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna
Nama Mahasiswa : Sawaludin
NIM : G2T1 19 051
Program Studi : Manajemen Rekayasa
Konsentrasi : Rekayasa Konstruksi
Konsentrasi : Transportasi

Menyetujui:
Komisi Pembimbing,

Dr. Abdul Kadir,ST.,MT Dr. Masdiana, ST.,MT


Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui:

Direktur Pascasarjana Koordinator Program Studi


Universitas Halu Oleo Manajemen Rekayasa,

Prof. Dr. Ir. H. Takdir Saili, M.Si Dr. Abdul Kadir, S.T., M.T
NIP 196902121994031003 NIP 196907102000031002

Tanggal Yudisium: 26 Juli 2023


vi

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI/PEMBIMBING

Judul Tesis : Analisis Dampak Pengelolaan Pembangunan dan


Pengembangan Infrastruktur pada Program Dana
Desa di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna
Nama Mahasiswa : Sawaludin
NIM : G2T1 19 051
Program Studi : Manajemen Rekayasa
Konsentrasi : Rekayasa Konstruksi

Menyetujui:
Komisi Penguji,

Dr. La Ode Muhammad Golok Jaya.,ST.,MT


Ketua Penguji

Dr. Muhamad Husni Kotta, ST.,M.Si Dr. Ilham, ST.,M.Si


Sekretaris Penguji Anggota Penguji

Komisi Pembimbing,

Dr. Abdul Kadir,ST.,MT Dr. Masdiana, ST.,MT


Pembimbing I Pembimbing II
vii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Sawaludin dilahirkan di Desa Oempu Kabupaten Muna,


pada tanggal 31 Mei 1987 merupakan anak ke 2 dari 4
bersaudara dari pasangan Bapak La Ifu dan Ibu Wa Aji.
Penulis menempuh Pendidikan formal di SDN 1 Posunsuno
(sekarang SDN 5 Tongkuno) Kabupaten Muna tamat pada
tahun 1999, SLTPN 3 Tongkuno (sekarang SLTPN 2
Tongkuno) Kabupaten Muna tamat pada tahun 2002, SMAN 1 Raha tamat pada
tahun 2005. Setelah lulus dari SMA pada tahun 2005 penulis mengikuti tes
SNMPTN di Universitas Halu Oleo dan lulus di Fakultas Teknik Progam Studi S-1
Tenik Sipil dengan minat struktur. Penulis menyelesaikan studi dengan gelar
Sarjana Tenik pada tanggal 18 April 2011.
Semasa melakukan studi penulis aktif diberbagai kegiatan sosial,
kepanitiaan, kepengurusan organisasi baik ekternal maupun internal kampus.
Penulis sangat berharap Tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi
penulis sendiri. Apabila pembaca ingin berkorespondensi dengan penulis dapat
mengirimkan pesan melalui E-mail sawaludinsipil@gmail.com.
viii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya Yang Bertandatangan Dibawah Ini

Nama Mahasiswa : Sawaludin

Nomor Induk Mahasiswa : G2T1 19 051

Program Studi : Manajemen Rekayasa

Program Pendidikan : Pascasarjana

Univeritas : Halu Oleo

Dengan ini saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa tulisan


ilmiah yang terdapat pada tesis saya merupakan hasil pemikiran sendiri, dan
bukan merupakan hasil pengutipan tulisan atau pemikiran orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan tulisan yang kemudian saya nyatakan sebagai
tulisan ilmiah atau pemikiran saya sendiri.

Apabila dalam hasil penelusuran maupun pemeriksaan karya ilmiah saya


ini terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tulisan ilmiah ini merupakan hasil
pemikiran sebagian ataupun seluruhnya dari orang lain maka saya bersedia
untuk menerima segala bentuk konsekuensi hukum atas perbuatan tersebut
sesuai peraturan akademik yang berlaku.

Kendari, 26 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Materai

Sawaludin
ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin atas karunia Allah SWT, atas Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan

salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita Rasullullah Muhammad SAW

yang telah membawa Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Abdul Kadir, ST., MT dan Ibu

Dr. Masdiana, ST.,M.T., selaku dosen pembimbing atas segala waktu dan

tenaganya untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan selama ini yang

diberikan kepada penulis hingga selesainya penyusunan tesis ini, Bapak Dr. Ir.

La Ode Muh. Golok Jaya, ST., MT, Bapak Dr. M. Husni Kotta, ST., M. Si, dan Ibu

Dr. Hj. Ilham, ST.,M.Si., sebagai tim penguji yang telah memberikan saran dan

masukan konstruktif demi kesempurnaan tesis ini.

Selama mengikuti proses perkuliahan hingga penyelesaian studi, banyak

pihak turut memberikan sumbangsih, cinta, doa, dukungan dan semangat. Untuk

itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Rektor Universitas Halu Oleo yang telah memberikan fasilitas dan

kemudahan-kemudahan selama mengikuti proses studi.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo yang telah

memberikan arahan dan motivasi selama penulis menempuh studi.


x

3. Koordinator Program Studi Manajemen Rekayasa atas segala dukungan,

arahan, motivasi dan kemudahan yang diberikan

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Pascasarjana Universitas Halu

Oleo atas bantuan dan pelayanan yang diberikan.

5. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan, masukan dan dorongan yang

diberikan pada penulis pada saat tesis ini masih berbentuk ide maupun

dalam proses penyusunan.

6. Kepala Desa dan Perangkat Desa di Desa Fongkaniwa yang telah bersedia

menyiapkan dokumen yang di butuhkan dalam penelitian ini.

7. Rekan Pendamping Desa & Pendamping Lokal desa serta teman-teman

yang ikut berpartisipasi dalam membantu menyebarkan kuisioner penelitian.

Kepada orang-orang tercinta dalam kehidupan penulis, Istri dan orang

tua, atas segala kasih sayang, perhatian, keikhlasan, dan doa yang telah

diberikan, sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik. Semoga Allah SWT

memberikan Rahmat-Nya berupa nikmat iman dan nikmat kesehatan kepada kita

semua. Amin.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya, atas segala

bantuan yang diberikan sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pihak yang

berkepentingan serta dapat menambah khasanah keilmuan. Amin.

Kendari, Juli 2023

Penulis,

Sawaludin
xi

ABSTRAK
ANALISIS DAMPAK PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PADA PROGRAM DANA DESA DI
KECAMATAN TONGKUNO

Sawaludin
Pascasarjana Manajemen Rekayasa, Universitas Halu Oleo
e-mail: sawaludinsipil@gmail.com

Tolak ukur sebuah Negara yang maju dapat dilihat dari sejauh mana
perkembangan desa yang ada diwilayahnya, desa yang maju dapat membuat
wilayah kabupaten, kota dan provinsi tempat berdirinya dapat maju. pada tahun
2017 Indonesia mengadopsi pembangunan Nasional Berbasis SDGs dan pada
tahun 2020 Kementerian Desa lewat Permendes Nomor 13 Tahun 2000
mengunakan SDGs Desa sebagai dasar pembangunan terfokus dan
berkelanjutan di desa.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dilakukan kepada 164
responden sebagai warga masyarakat penerima manfaat program P3MD. Hasil
kuesioner dan data penunjang yang diperoleh dilakukan Analisis Deskriptif,Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas, Analisis Korelasi Speraman Rank dan Uji Tingkat
Keberhasilan.
Berdasarkan hasil uji analisis diketahui persepsi masyarakat terhadap
program sangat puas. Analisis Hipotesis (Ha) diterima, dengan hubungan antara
pelaksanaan pembangunan dengan kualitas hasil pembangunan infrastruktur
pada program P3MD sangat kuat berbanding lurus Dengan pelaksanaan
pembangunan yang berbasis SDGs yang di buktikan dengan nilai IDM tahun
2023 telah meningkat dari desa tertinggal menjadi desa berkembang.

Kata Kunci: SDGS,P3MD, infrastruktur, IDM, Pembangunan.


xii

ABSTRACT
ANALYSIS OF THE IMPACT OF MANAGEMENT OF DEVELOPMENT AND
INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT ON THE VILLAGE FUND PROGRAM IN
TONGKUNO DISTRICT
Sawaludin
Pascasarjana Manajemen Rekayasa, Universitas Halu Oleo
e-mail: sawaludinsipil@gmail.com

The benchmark for a developed country can be seen from the extent to
which the development of villages in its territory, developed villages can make the
districts, cities and provinces where they are located progress. in 2017 Indonesia
adopted SDGs-Based National development and in 2020 the Ministry of Villages
through Permendes Number 13 of 2000 uses Village SDGs as the basis for
focused and sustainable development in villages.
This study used a questionnaire conducted on 164 respondents as
beneficiaries of the P3MD program. The results of the questionnaire and the
supporting data obtained were carried out with descriptive analysis, validity test
and reliability test, spermaman rank correlation analysis and success rate test.
Based on the results of the analysis test, it is known that the public's
perception of the program is very satisfied. Hypothesis analysis (Ha) is accepted,
with the relationship between the implementation of development and the quality
of the results of infrastructure development in the P3MD program very strong in
direct proportion to the implementation of SDGs-based development as
evidenced by the 2023 IDM score which has increased from underdeveloped
villages to developing villages.

Keywords: SDGS, P3MD, infrastructure, IDM, Development


xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................... Error! Bookmark not defined.


HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI/PEMBIMBING .............. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................................ xi
ABSTRACT ..................................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................4
1.4. Batasan Masalah..............................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitan ...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................6
2.1. Teori dan Konsep Pembangunan ......................................................................6
2.2. Konsep Desa ....................................................................................................8
2.3. Dana Desa...................................................................................................... 11
2.4. Prioritas Penggunaan Dana Desa.................................................................... 15
2.5. Pembangunan Desa ....................................................................................... 25
2.6. SDGs Desa ..................................................................................................... 30
2.6.1 Sejarah SDGs Dunia .................................................................................... 32
2.6.2 Sejarah SDGs Indonesia ............................................................................. 33
2.7. Konsep Efektivitas.......................................................................................... 34
2.8. Analisa SWOT ................................................................................................ 39
2.9. Metode Importance-Performance Analysis (IPA) ............................................ 43
2.10. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 48
BAB III ........................................................................................................................... 56
KERANGKA PIKIR PENELITIAN ........................................................................................ 56
xiv

3.1. Kerangka Pikir ................................................................................................ 56


BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................................................... 61
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 61
4.2 Desain / Rancangan Penelitian ....................................................................... 61
4.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 62
4.3.1 Populasi................................................................................................ 62
4.3.2 Teknik Penentuan Besarnya Sampel ................................................ 63
4.3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 64
4.3.4 Pengukuran Variabel dengan Skala Ordinal ..................................... 64
4.3.5 Defenisi Operasional Variabel ............................................................ 65
4.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 67
4.4.1 Jenis Data ............................................................................................ 67
4.4.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 67
4.5 Instrumen / Bahan dan Alat Penelitian ........................................................... 68
4.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 68
4.6.1 Analisis Deskriptif ................................................................................ 69
4.6.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .......................................................... 69
4.6.3 Analisis Korelasi Spearman Rank...................................................... 70
4.6.4 Uji Tingkat Keberhasilan ..................................................................... 72
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 73
5.1 Gambaran Umum Lokasi Studi ....................................................................... 73
5.1.1 Desa Fongkaniwa ................................................................................ 74
5.2 Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Desa Fongkaniwa ............... 74
5.3 Karakteristik Responden ................................................................................ 76
5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Jenis Kelamin ...... 76
5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 77
5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............ 78
5.3.4 Karakterstik Responden Berdasarkan Pekerjaan............................. 79
5.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ........................ 81
5.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) .................................................................. 82
xv

5.4.1 Tanggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan masyarakat dalam


penentuan prioritas kegiatan. ............................................................................ 82
5.4.2 Tanaggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan masyarakat dalam
Rapat Prapelaksanaan Kegiatan. ..................................................................... 84
5.4.3 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Pekerja dari dalam
Desa. 86
5.4.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan Bahan/Material
Lokal. 88
5.4.5 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan Dana. ................... 90
5.4.6 Tanggapan Masyarakat Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan.
92
5.4.7 Tanggapan Masyarakat Terhadap Tupoksi Pelaksana Kegiatan ... 94
5.4.8 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hasil
Pembangunan ..................................................................................................... 96
5.4.9 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Hasil
Pembangunan ..................................................................................................... 98
5.4.10 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembangunan Infrastruktur yang
Menunjang Kehidupan Masyarakat................................................................. 100
5.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Hasil Pembangunan Program
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) .................................. 102
5.5.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Pendidikan .. 102
5.5.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Kesehatan ... 104
5.5.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Lingkungan.. 105
5.5.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Penataan
Ruang dan Pekerjaan Umum .......................................................................... 106
5.5.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Pemerintahan
108
5.6 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Hasil Pembangunan Program
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) .................................. 109
5.6.1 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Pendidikan
110
5.6.2 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Kesehatan
111
5.6.3 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Lingkungan
112
xvi

5.6.4 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Penataan


Ruang dan Pekerjaan Umum .......................................................................... 114
5.6.5 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur
Pemerintahan .................................................................................................... 115
5.7 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Hasil Pembangunan ........................ 117
5.7.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Pendidikan
117
5.7.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Kesehatan 119
5.7.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Lingkungan
120
5.7.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Penataan
Ruang dan Pekerjaan Umum .......................................................................... 122
5.7.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Pemerintahan
124
5.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................................................... 125
5.8.1 Uji Validitas ........................................................................................ 127
5.8.2 Uji Reliabilitas .................................................................................... 128
5.9 Analisis Korelasi Spearman Rank .................................................................. 129
5.10 Pengukuran Tingkat Keberhasilan Program Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (P3MD) ........................................................................................ 131
BAB VI PENUTUP ......................................................................................................... 135
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 135
6.2 Saran ........................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 137
LAMPIRAN 1................................................................................................................ 139
LAMPIRAN 2................................................................................................................ 143
xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Mapping penelitian terdahulu ................................................................... 48

Tabel 4 1 Instrumen Skala Ordinal ........................................................................... 65


Tabel 4 2 Pedoman Melilih Teknik Statistik Non Parametris Untuk Pengujian
Hipotesis...................................................................................................................... 68
Tabel 4 3 Rentang Tingkat Korelasi ......................................................................... 71
Tabel 4 4 Interpretasi Nilai......................................................................................... 72
Tabel 5 1 Hasil Pembangunan Infrastruktur di Desa Fongkaniwa ......................... 75
Tabel 5 2 Penerimaan Dana Desa ........................................................................... 75
Tabel 5 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 76
Tabel 5 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................... 77
Tabel 5 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 78
Tabel 5 6 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................... 80
Tabel 5 7 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................. 81
Tabel 5 8 Tanggapan Masyarakat keterlibatan dalam penentuan prioritas
kegiatan ....................................................................................................................... 83
Tabel 5 9 Tanggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan dalam penentuan
prioritas kegiatan ........................................................................................................ 85
Tabel 5 10 Tanggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan Pekerja dari Dalam
Desa ............................................................................................................................ 87
Tabel 5 11 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan Bahan/Material Lokal
..................................................................................................................................... 89
Tabel 5 12 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan Dana ........................ 91
Tabel 5 13 Tanggapan Masyarakat Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan .. 92
Tabel 5 14 Tanggapan Masyarakat Terhadap Tupoksi Pelaksana Kegiatan ....... 94
Tabel 5 15 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hasil Pembangunan
..................................................................................................................................... 96
Tabel 5 16 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Hasil Pembangunan
..................................................................................................................................... 98
Tabel 5 17 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembangunan Infrastruktur yang
Menunjang Kehidupan Masyarakat ........................................................................ 100
Tabel 5 18 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Pendidikan ...... 102
Tabel 5 19 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Kesehatan ....... 104
Tabel 5 20 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Lingkungan ..... 105
Tabel 5 21 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Penataan Ruang
dan Pekerjaan Umum .............................................................................................. 107
Tabel 5 22 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Pemerintahan . 108
Tabel 5 23 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Pendidikan
Dasar ......................................................................................................................... 110
xviii

Tabel 5 24 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Kesehatan 111


Tabel 5 25 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Lingkungan
................................................................................................................................... 113
Tabel 5 26 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Penataan
Ruang dan Pekerjaan Umum .................................................................................. 114
Tabel 5 27 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur Pemerintahan
................................................................................................................................... 116
Tabel 5 28 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Pendidikan ... 117
Tabel 5 29 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Kesehatan .... 119
Tabel 5 30 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Lingkungan .. 121
Tabel 5 31 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Ekonomi ....... 122
Tabel 5 32 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur Pemerintahan
................................................................................................................................... 124
Tabel 5 33 Hasil Uji Validitas................................................................................... 127
Tabel 5 34 Hasil Uji Reliabilitas Menggunakan SPSS .......................................... 129
Tabel 5 35 Tabel Uji Korelasi Spearman Rank...................................................... 130
Tabel 5 36 Rekapitulasi Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ................................................................... 131
Tabel 5 37 Tingkat Keberhasilan Program Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (P3MD) ....................................................................................... 133
Tabel 5 38 Status Desa Fongkaniwa Berdasarkan Nilai Indeks Desa Membangun
(IDM) .......................................................................................................................... 133
xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 1 Tata Kelola Desa ................................................................................... 13


Gambar 2 2 Mekanisme Keuangan Desa ................................................................ 14
Gambar 2 3 Step dari SWOT .................................................................................... 39
Gambar 2 4 Grafik IFAS dan EFAS .......................................................................... 41
Gambar 2 5 SWOT / TOWS Matrix .......................................................................... 42
Gambar 2 6 Diagram kartesius analisis kepentingan dan kepuasan .................... 47
Gambar 3 1 Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 58
Gambar 3 2 Bagan Alir Penelitian............................................................................. 59
Gambar 4 1 Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 61
Gambar 5 1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 77
Gambar 5 2 Diagram Karakterisktik Responden Berdasarkan Usia...................... 78
Gambar 5 3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............ 79
Gambar 5 4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .............. 80
Gambar 5 5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan .......... 81
Gambar 5 6 Diagram Tanggapan Masyarakat Keterlibatan masyarakat dalam
penentuan prioritas usulan ........................................................................................ 83
Gambar 5 7 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Keterlibatan masyarakat
rapat prapelaksanaan kegiatan ................................................................................. 85
Gambar 5 8 Diagram Tanggapan Terhadap Masyarakat Keterlibatan Pekerja dari
Dalam Desa ................................................................................................................ 87
Gambar 5 9 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan
Bahan/Material Lokal ................................................................................................. 90
Gambar 5 10 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan Dana .... 91
Gambar 5 11 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Waktu Penyelesaian
Pekerjaan .................................................................................................................... 93
Gambar 5 12 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Tupoksi Pelaksana
Kegiatan ...................................................................................................................... 95
Gambar 5 13 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hasil
Pembangunan ............................................................................................................ 97
Gambar 5 14 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Hasil
Pembangunan ............................................................................................................ 99
Gambar 5 15 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Hasil
Pembangunan .......................................................................................................... 101
Gambar 5 16 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur
Pendidikan ................................................................................................................ 103
Gambar 5 17 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur
Kesehatan ................................................................................................................. 104
Gambar 5 18 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur
Lingkungan ............................................................................................................... 106
xx

Gambar 5 19 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Penataan


Ruang dan Pekerjaan Umum .................................................................................. 107
Gambar 5 20 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Pemerintahan
................................................................................................................................... 109
Gambar 5 21 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur
Pendidikan ................................................................................................................ 111
Gambar 5 22 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur
Kesehatan ................................................................................................................. 112
Gambar 5 23 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur
Lingkungan ............................................................................................................... 113
Gambar 5 24 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur
Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum................................................................. 115
Gambar 5 25 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur
Pemerintahan ........................................................................................................... 116
Gambar 5 26 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur
Pendidikan ................................................................................................................ 118
Gambar 5 27 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur
Kesehatan ................................................................................................................. 119
Gambar 5 28 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur
Lingkungan ............................................................................................................... 121
Gambar 5 29 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur
Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum................................................................. 123
Gambar 5 30 Diagram Kualitas Infrastruktur Pemerintahan ................................ 124
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tolak ukur sebuah Negara yang maju dapat dilihat dari sejauh mana

perkembangan desa yang ada diwilayahnya, desa yang maju dapat membuat

wilayah kabupaten, kota dan provinsi tempat berdirinya dapat maju, sehingga

mempengaruhi perkembangan Negara tersebut. Pentingnya pembangunan desa

ini mendorong pemerintah Indonesia menciptakan sebuah Undang-undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa atau dikenal dengan undang-undang desa.

Dana Desa adalah dana yang dialokasikan dalam APBN yang

diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Pembangunan pedesaan merupakan salah satu cara dalam upaya

pemerintah mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2014 mengakui adanya otonomi desa, dan dengan adanya

otonomi desa tersebut diharapkan desa dapat meningkatkan roda perekonomian

Negara melalui pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan kearifan lokal skala

desa. Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk membangun kemandirian,

termasuk pembangunan pedesaan dengan pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya upaya yang dimiliki dapat meningkatkan produktivitas dan berbagai

jenis usaha, sarana dan fasilitas untuk mendukung perekonomian di desa,

membangun dan mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta


2

mengoptimalkan sumber daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan

secara berkelanjutan (Napitupulu et al., 2021)

Undang – Undang Desa telah menempatkan desa sebagai organisasi

campuran (hybrid) antara masyarakat berpemerintahan (self governing

community) dengan pemerintahan local (local self government). Dengan begitu,

sistem pemerintahan di Desa berbentuk pemerintahan masyarakat atau

pemerintahan berbasis masyarakat dengan segala kewenangannya (authority).

Karena adanya kewenangan dan tuntutan dari pelaksanaan otonomi desa harus

ditunjang dengan tersedianya dana yang cukup, karena pembiayaan atau

keuangan merupakan faktor essensial dalam mendukung penyelenggaraan

otonomi desa, seperti halnya pada penyelenggaraan otonomi daerah.

(Pamungkas, Bambang Adhi,2019)

Sustainable Developmpent Goals (SDGs) atau dalam bahasa Indonesia

adalah Tujuan Perkembangan Berkelanjutan merupakan agenda Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) yang diusulkan oleh berbagai negara pada 25 September

2015 dengan tujuan akhir mengakhiri kemiskinan, melindungi planet bumi dan

menjamin kemakmuran bagi seluruh umat manusia. SDGs merupakan agenda

pengganti Millenium Development Goals (MDGs) yang mulai berjalan dari 2015-

2030. (SDGs) memuat 17 tujuan dengan 169 capaian terukur. 17 tujuan ini

diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030.. Dua tahun setelah pembangunan

Internasional Berbasis SDGs, pada tahun 2017 Indonesia mengadopsi

pembangunan Nasional Berbasis SDGs dan pada tahun 2020 Kementerian Desa

lewat Permendes Nomor 13 Tahun 2000 mengunakan SDGs Desa sebagai

dasar pembangunan terfokus dan berkelanjutan di desa.Dasar pembangunan

terarah pada SDGs, dengan harapan desa mampu memperoleh manfaat yang
3

maksimal pembangunan terarah dan berkelanjutan sesuai dengan keadan desa.

(Ulfa, Maria, et al, 2023)

Besarnya dana desa yang masuk ke desa perlu dibarengi dengan

peningkatan kapasitas dan sumber daya perangkat desa selaku pengelola dana

desa dalam pengelolaan keuangan desa. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena

banyanya realitas bahwa masih banyak desa yang kualitas perangkat desanya

masih rendah sehingga memunculkan kekhawatiran masyarakat akan

pengelolaan dana desa yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. Selain itu

tingkat partisipasi masyarakat sebagai dalam pengawasan terhadap penggunaan

dana desa juga perlu dibekali, masyarakat perlu diberi pemahaman untuk selalu

kritis terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

Peran dan partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk ikut mengawasi

penggunaan dana desa mengingat pengelolaannya menjadi tanggung jawab

bersama sehingga desa menjadi desa yang berdaya, mandiri, dan sejahtera.

Kecamatan Tongkuno adalah salah satu kecamatan yang berada di

kabupaten Muna memiliki 9 Desa yang penerima dana desa dari pemerintah

sejak tahun 2015. Mekanisme pengambilan keputusan dalam menentukan

prioritas pembangunan desa baik bidang pembangunan sarana prasarana

maupun bidang pemberdayaan masyarakat dilakukan dilakukan melalui

musyawarah. Melalui musyawarah ini diharapkan masyarakat berperan penting

dalam menentukan arah kebijakan desa agar pehasil dari pembangunan dan

peneglolaan dana desa bermanfaat bagi masyarakat di desa. Untuk mengetahui

tingakat manfaat dan pengaruh adanya dana desa terhadap mayarakat di

wilayah Kecamatan Tongkuno tentunya harus memiliki dasar dan tolak ukur

untuk menentukannya. Hal inilah yang melatar belakangi penulis mengambil


4

judul penelitian “Analisis Dampak Pengelolaan Pembangunan dan

Pengembangan Infrastruktur Pada Program Dana Desa di Kecamatan

Tongkuno Kabupaten Muna”.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan latar balakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi pembangunan infrastruktur desa setalah adanya

dana desa di Kecamatan Tongkuno?

2. Apakah pengelolaan dana desa di Kecamatan Tongkuno sudah sesui

dengan pengelolaan desa berbasis Sustainable Development Goals

(SDGs)?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian terhadap pengelolaan dana desa di Kecamatan

Tongkuno adalah:

1. Menganalisa presepsi masyarakat terhadap pembangunan

Infrastruktur Desa pada Program Dana Desa di Kecamatan

Tongkuno,

2. Mengenalisa pengelolaaan dana desa yang berbasis SDGs di

Kecamatan Tongkuno.

1.4. Batasan Masalah

Agar dalam pembahasannya tidak keluar dari tujuan yang telah

ditetapkan, maka akan dilakukan beberapa batasan pada hal-hal berikut ini:
5

1. Tinjauan analisis hanya terhadap dampak pembangunan infrastruktur

pada bidang : pendidikan,kesehatan,lingkungan,penataan ruang dan

pekerjaan umum, serta pemerintahan,yang di biayai oleh Dana Desa,

2. Tinjauan analisis yang berbasis SDGs dengan mengacu pada hasil IDM

pada tahun 2021 sampai dengan tahun 2023.

1.5. Manfaat Penelitan

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

berupa:

1. Memberikan gambaran presepsi masyarakat terhadap pembanguann

infrastruktur pada program Dana Desa di Kecamatan Tongkuno,

2. Memberikan gambaran tingkat pengelolaan dana desa yang berbasis

SDGs di Kecamatan Tongkuno.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori dan Konsep Pembangunan

Kata pembangunan mungkin saja sangat akrab di telinga kita. Secara

umum kata ini diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan kemajuan hidup

berbangsa. Akan tetapi pada sebagian besar masyarakat, pembangunan selalu

diartikan sebagai perwujudan fisik. Bahkan pada masyarakat kecil,

pembangunan mempunyai makna yang khas, seperti makna kata pembangunan

yang sering kita temukan di berbagai tempat yang ditulis pada papan peringatan

di tepi-tepi jalan: hati-hati sedang ada pembangunan mall, jembatan, jalan raya,

rumah ibadah, dan sebagainya. Selo Sumardjan bahkan menceritakan tentang

makna pembangunan pada masyarakat kecil yang unik itu seperti cerita seorang

penduduk miskin di sebuah kota kecil di luar Jakarta. “Saya dulu tinggal di

Jakarta. Akan tetapi, karena ada pembangunan, saya terpaksa mengungsi

kemari.” (Arief Budiman, 1996).

Secara umum, kita dapat memberikan makna tentang pembangunan

sebagai suatu proses perencanaan (social plan) yang dilakukan oleh birokrat

perencanaan pembangunan untuk membuat perubahan sebagai proses

peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Konseptualisasi pembangunan

merupakan proses perbaikan yang berkesinambungan pada suatu masyarakat

menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera sehingga terdapat

beberapa cara untuk menentukan tingkat kesejahteraan pada suatu negara.

Tolok ukur pembangunan bukan hanya pendapatan per kapita, namun lebih dari

itu harus disertai oleh membaiknya distribusi pendapatan, berkurangnya


7

kemiskinan, dan mengecilnya tingkat pengangguran. (Kartono dan Nurcholis,

2016)

Sementara transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian

kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya

sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih, fasilitas

rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan

transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya semangat

kebangsaan dan nasionalisme, di samping adanya perubahan nilai dan norma

yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke

materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada

penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern

dan rasional. (Kartono dan Nurcholis, 2016)

Setiap pembagunan yang dilakukan harus direncanakan secara teratur,

terarah dalam suatu tujuan, tepat pada mafaat dan memiliki sasaran yang pasti

serta kontinyu dalam pengembangan. Menurut Ompusunggu (2019) menyatakan

bahwa ciri-ciri pembangunan yang baik memperhatikan hal-hal tertentu dalam

berbagai aspek sebagai berikut:

1. Menjamin dalam pemerataan dan keadilan. Strategi pembagunan yang

berkelanjutan yang dilandasi oleh pemerataan distribusi sumber lahan

dan faktor produksi, keterlibatan perempuan dan pemerataan ekonomi

guna meningkatkan kesejahteraan.

2. Menghargai keanekaragaman hayati. Keanekaragaman tersebut

merupakan dasar dari tata lingkungan.

3. Menggunakan pendekatan yang itegratif guna memungkinkan keterkaitan

yang kompleks antara manusia dan lingkungan.


8

4. Menggunakan pandangan jangka panjang untuk merencanakan

pengelolaan dan pemanfaat dari sumberdaya yang dapat mendukung

pembagunan.

Menurut Kartono dan Nurcholis, (2016) untuk mengukur tingkat

keberhasilan suatu pembangunan yaitu dengan mengukur tingkat produktivitas

masyarakat, pemerataan pengahasilan masyarakat dan kualitas kehidupan

masyarakat yang mencakup indeks pembangunan manusia serta tingkat

kerusakan lingkungan.

2.2. Konsep Desa

Desa menurut KBBI adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah

keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh Kepala

Desa), dan juga mendefinisikan bahwa Desa merupakan kelompok di luar kota

yang merupakan kesatuan. Sementara Soetardjo (Romantis, 2015), Desa dapat

dipahami sebagai suatu daerah kesatuan hukum dimana bertempat tinggal di

suatu masyarakat yang berkuasa (memiliki wewenang) mengadakan

pemerintahan sendiri. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa Desa

memiliki hak mandiri dalam memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat

sesui dengan skala prioritas pembangunan di desa.

Desa menurut Widjaja H.A.W. dalam bukunya yang berjudul Otonomi

Desa menyatakan bahwa Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal- usul yang bersifat

istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan

masyarakat.
9

Desa menurut Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

mengartikan bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan

nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-

usul Desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa

dapat berupa penggabungan beberapa Desa, atau bagian Desa yang

bersandingan, atau pemekaran dari satu Desa menjadi dua Desa atau lebih, atau

pembentukan Desa di luar Desa yang telah ada. Pembentukan Desa tidak

semata-mata sesuai dengan keinginan perangkat Desa yang berwenang

mengatur keseluruhan kegiatan di Desa, seperti halnya dengan pembentukan

atau pendirian organisasi baru, pembentukan Desa pun harus memenuhi aturan-

aturan yang ada, berikut landasan hukum pembentukan Desa adalah Undang-

Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dan diatur lebih lanjut dalam PP No

43 tahun 2014 yang telah direvisi menjadi PP No 47 tahun 2015 tentang

peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 pembetukan Desa harus

memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Batas usia Desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun terhitung sejak

pembentukan;

2. Jumlah penduduk sebagaimana diatur pada pasal 8 ayat (3) b;

3. Wilayah kerja yang memiliki akses transportasi antar wilayah;


10

4. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat

sesuai dengan adat istiadat Desa;

5. Memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia,

dan sumber daya ekonomi pendukung;

6. Batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk peta Desa yang telah

ditetapkan dalam peraturan Bupati/Walikota;

7. Sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa dan pelayanan publik

dan tersedianya dana operasional, penghasilan tetap,dan tunjangan

lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Landasan hukum yang menjadi latar belakang pembentukan suatu Desa,

ada hal lain yang harus dilengkapi juga yaitu unsur-unsur Desa. Dalam hal ini,

yang dimaksud dengan unsur-unsur Desa adalah komponen- komponen

pembentuk Desa sebagai satuan ketatanegaraan. Komponen- komponen

tersebut adalah:

1. Wilayah Desa, merupakan wilayah yang menjadi bagian dari wilayah

kecamatan;

2. Penduduk atau masyarakat Desa, yaitu mereka yang bertempat tinggal di

Desa selama beberapa waktu secara berturut-turut;

3. Pemerintahan, adalah suatu system tentang pemerintah sendiri dalam arti

dipilih sendiri oleh penduduk desa yang nantinya akan bertanggung jawab

kepada rakyat Desa.

4. Otonomi, adalah sebagai pengatur dan pengurus rumah tangga sendiri.

Desa memiliki wewenang sesuai dengan yang tertuang dalam

UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa:


11

1. kewenangan berdasarkan hak asal usul;

2. kewenangan lokal berskala Desa;

3. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan

4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3. Dana Desa

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan

bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam Peraturan

Pemerintah disebutkan pula bahwa pengalokasian Dana Desa dihitung

berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.

(DPPKD,2015)

Dana Desa digunakan untuk mendanai pelaksanaan kewenangan

berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang diatur dan

diurus oleh desa. Menurut Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN fokus

penting dari penyaluran dana ini lebih terkait pada implementasi pengalokasian

Dana Desa agar bisa sesempurna gagasan para inisiatornya. Skenario awal

Dana Desa ini diberikan dengan mengganti program pemerintah yang dulunya

disebut PNPM, namun dengan berlakunya Dana Desa ini, dapat menutup

kesempatan beberapa pihak asing untuk menyalurkan dana ke daerah di


12

Indonesia dengan program-program yang sebenarnya juga dapat menjadi

pemicu pembangunan daerah. (Thomas,2013)

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

desa, Pemerintah akan mengalokasikan Dana Desa, melalui mekanisme transfer

kepada Kabupaten/Kota. Berdasarkan alokasi dana tersebut, maka tiap

Kabupaten/Kota mengalokasikannya ke pada setiap desa berdasarkan jumlah

desa dengan memperhatikan jumlah penduduk (30%), luas wilayah (20%), dan

angka kemiskinan (50%). Hasil perhitungan tersebut disesuaikan juga dengan

tingkat kesulitan geografis masing-masing desa. Alokasi anggaran sebagaimana

dimaksud di atas, bersumber dari belanja pusat dengan mengefektifkan program

yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan. Besaran alokasi anggaran

yang peruntukannya langsung ke desa ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari

dan di luar dana transfer daerah (on top) secara bertahap. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber

dari APBN, dengan luasnya lingkup kewenangan desa dan dalam rangka

mengoptimalkan penggunaan Dana Desa, maka penggunaan Dana Desa

diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

desa. (DBPPKD,2015)

Undang-undang Desa secara khusus meletakkan dasar bagi perubahan

tata kelola yang dibangun di atas prinsip keseimbangan antara lembaga (check

and balance), demokrasi perwakilan dan permusyawaratan serta proses

pengambilan keputusan secara partisipatif melalui musyawarah desa sebagai

forum pengambil keputusan tertinggi dalam perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan pertanggungjawaban pembangunan desa. Dengan melibatkan

partisipasi berbagai kelompok kepentingan di masyarakat, Kepala Desa dan


13

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyelenggarakan musyawarah desa

sebagai forum pengambil keputusan tertinggi untuk menetapkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa dan Rencana Tahunan Desa,

pengelolaan aset dan BUMDesa serta keputusan- keputusan strategis lainnya

seperti yang terlihat dalam skema di bawah berikut:

Gambar 2 1 Tata Kelola Desa

(Sumber : Suhirman,2015)

Pembiayaan pembangunan desa berasal dari keuangan desa yang

diperoleh dari beberapa sumber yaitu: pendapatan asli desa, alokasi APBN,

bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota, bantuan

keuangan dari APBD provinsi dan kabupaten/kota, hibah dan sumbangan yang

tidak mengikat dan pendapatan desa lain yang sah. Pengelolaan keuangan desa

pada dasarnya mengikuti pola pengelolaan keuangan daerah dimana Kepala

Desa merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa.


14

Pendapatan, belanja dan pembiayaan desa harus ditetapkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja (APB) Desa yang ditetapkan dalam peraturan desa oleh

Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Pertanggungjawaban terhadap penggunaan dan pengelolaan keuangan desa ini

merupakan tanggungjawab Kepala Desa untuk disampaikan kepada:

a. Bupati/Walikota pada setiap akhir tahun anggaran yang disampaikan

melalui camat,

b. Badan Permusyawaratan Desa pada setiap akhir tahun anggaran,

c. Masyarakat dalam musyawarah desa.

Gambar 2 2 Mekanisme Keuangan Desa


(Sumber : Suhirman,2015)
15

2.4. Prioritas Penggunaan Dana Desa

Prosedur penetapan prioritas penggunaan Dana Desa adalah sebagai

berikut :

1. Tahap ke – 1 : Musyawarah Desa – RPJMDes

Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa merupakan bagian dari hal-

hal strategis di Desa, sehingga wajib dibahas dan disepakati dalam

Musyawarah Desa. Adapun hal-hal yang dibahas dalam Musyawarah

Desa tersebut, paling sedikit meliputi :

a. Pencermatan Ulang RPJMDes;

b. Evaluasi RKPDes tahun sebelumnya;

c. Penyusunan prioritas tahun selanjutnya;

d. Pembentukan Tim Penyusun RKPDesa.

Hasil kesepakatan musyawarah Desa tentang prioritas penggunaan Dana

Desa harus dituangkan dalam dokumen berita acara dan menjadi

pedoman pemerintah Desa dalam penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKP Desa).

2. Tahap Ke-2 : Persiapan Penyusunan Rancangan RKP Desa

a. Kepala Desa mempedomani hasil kesepakatan musyawarah Desa

berkaitan dengan prioritas penggunaan Dana Desa. Sebab, kegiatan-

kegiatan yang disepakati untuk dibiayai dengan Dana Desa wajib

dimasukkan ke dalam dokumen rancangan RKP Desa.

b. Dalam rangka penyusunan rancangan RKP Desa khususnya terkait

penggunaan Dana Desa, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

berkewajiban menyampaikan kepada seluruh Kepala Desa di

wilayahnya tentang informasi sebagai berikut:


16

1) Pagu indikatif Dana Desa;

2) Program / kegiatan pembangunan masuk Desa yang dibiayai dengan

APBD kabupaten / kota, APBD provinsi, dan / atau APBN; dan

3) Data tipologi Desa berdasarkan perkembangan Desa yang dihitung

berdasar IDM.

c. Tim Penyusun RKP Desa sebelum mulai menyusun draft rancangan

RKP Desa wajib mendalami dan mencermati hal-hal sebagai berikut:

1) Berita acara musyawarah Desa tentang hasil kesepakatan kegiatan-

kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang

akan dibiayai Dana Desa;

2) Pagu indikatif Dana Desa;

3) Program / kegiatan pembangunan masuk Desa yang dibiayai dengan

APBD kabupaten / kota, APBD provinsi, dan / atau APBN; dan

4) Data tipologi Desa berdasarkan perkembangan Desa yang dihitung

berdasar IDM.

5) Tatacara penetapan prioritas penggunaan Dana Desa yang terpadu

dengan program / kegiatan pembangunan masuk Desa.

3. Tahap Penyusunan Rancangan Prioritas Penggunaan Dana Desa dalam

Penyusunan Rancangan RKP Desa

Berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah Desa yang diadakan

untuk membahas penyusunan RKP Desa dan juga berdasarkan

kelengkapan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan

RKP Desa, Kepala Desa dengan dibantu Tim Penyusun RKP Desa

menyusun rancangan prioritas kegiatan pembangunan dan/atau

pemberdayaan masyarakat Desa yang akan dibiayai Dana Desa.


17

Tatacara menentukan prioritas penggunaan Dana Desa dalam tahapan

penyusunan RKP Desa adalah dilakukan penilaian terhadap daftar

kegiatan pembangunan dan / atau pemberdayaan masyarakat Desa

sebagai hasil kesepakatan dalam musyawarah Desa, dengan cara

sebagai berikut:

a. Prioritas Berdasarkan Kemanfaatan

Penggunaan Dana Desa harus memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya untuk masyarakat Desa dengan memprioritaskan kegiatan

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang bersifat

mendesak untuk dilaksanakan, serta lebih dibutuhkan dan

berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar

masyarakat Desa.

Tolok ukur untuk menyatakan bahwa suatu perencanaan kegiatan

pembangunan dan / atau pemberdayaan masyarakat Desa

bermanfaat bagi masyarakat adalah penilaian terhadap Desain

rencana kegiatan pembangunan dan/atau pemberdayaan masyarakat

Desa berdasarkan kecepatan dan kedalaman pencapaian tujuan

pembangunan Desa. Kegiatan yang direncanakan untuk dibiayai

Dana Desa dipastikan kemanfaatannya dalam hal peningkatan

kualitas hidup masyarakat Desa, peningkatan kesejahteraan

masyarakat Desa dan penanggulangan kemiskinan.

Berdasarkan tolok ukur kemanfaatan penggunaan Dana Desa,

selanjutnya penggunaan Dana Desa difokuskan pada kegiatan

pembangunan dan / atau pemberdayaan masyarakat yang paling


18

dibutuhkan dan paling besar kemanfaatannya untuk masyarakat

Desa. Penggunaan Dana Desa difokuskan dan tidak dibagi rata.

Fokus prioritas kegiatan dilakukan dengan cara mengutamakan

kegiatan pembangunan dan / atau pemberdayaan masyarakat Desa

yang berdampak langsung terhadap pencapaian tujuan

pembangunan Desa, meliputi:

1) Kegiatan yang mempermudah masyarakat Desa memperoleh

pelayanan kesehatan antara lain pencegahan kekurangan gizi kronis

(stunting) dan pelayanan gizi anak-anak;

2) Kegiatan pengembangan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa

masyarakat Desa mulai dari anakanak, remaja, pemuda dan orang

dewasa antara lain kegiatan pelatihan tenaga kerja yang mendukung

pengembangan ekonomi produktif;

3) Pengembangan usaha ekonomi produktif yang paling potensial untuk

meningkatan pendapatan asli Desa, membuka lapangan kerja bagi

warga Desa dan meningkatkan penghasilan ekonomi bagi

masyarakat Desa utamanya keluarga-keluarga miskin;

4) Kegiatan Pembangunan Desa yang dikelola melalui pola padat karya

tunai agar berdampak nyata pada upaya mempercepat

penanggulangan kemiskinan di Desa; dan

5) Kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan penanganan bencana

alam yang berdampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat

Desa, seperti: ancaman perubahan iklim, banjir, kebakaran hutan dan

lahan, serta tanah longsor.


19

b. Prioritas Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

Penggunaan Dana Desa dikelola melalui mekanisme pembangunan

partisipatif yang tumpuannya adalah peran aktif masyarakat Desa

dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

penggunaan Dana Desa. Kepastian bahwa kegiatan pembangunan

dan/atau pemberdayaan masyarakat Desa yangakan dibiayai Dana

Desa didukung masyarakat Desa, dinilai dengan cara sebagai

berikut:

1) Kegiatan yang didukung oleh sebagian besar masyarakat

Desa lebih diutamakan, dibandingkan kegiatan yang tidak

dan/atau lebih sedikit didukung masyarakat Desa;

2) Kegiatan yang direncanakan dan dikelola sepenuhnya oleh

masyarakat Desa dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah

Desa bersama masyarakat Desa lebih diutamakan

dibandingkan dengan kegiatan yang tidak melibatkan

masyarakat Desa; dan

3) Kegiatan yang mudah diawasi pelaksanaanya oleh

masyarakat Desa lebih diutamakan.

c. Prioritas Berdasarkan Swakelola dan Pendayagunaan Sumberdaya

Desa

Kegiatan pembangunan dan/atau pemberdayaan masyarakat desa

yang dibiayai Dana Desa diarahkan untuk menjadikan Dana Desa

tetap berputar di desa. Cara memutar Dana Desa secara

berkelanjutan antara lain Dana Desa diswakelola oleh Desa dengan

mendayagunakan sumberdaya yang ada di Desa.


20

Kegiatan pembangunan dan / atau pemberdayaan masyarakat desa

yang direncanakan untuk diswakelola desa dengan mendayagunakan

sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada di desa lebih

diprioritaskan dibandingkan dengan kegiatan yang diserahkan

pelaksanaannya kepada pihak ketiga dan / atau tidak

mendayagunakan sumberdaya yang ada di desa.

d. Prioritas Berdasarkan Keberlanjutan

Tujuan pembangunan desa akan mudah dicapai apabila kegiatan

pembangunan dan / atau pemberdayaan masyarakat desa yang akan

dibiayai Dana Desa dirancang untuk dikelola secara berkelanjutan.

Prasyarat keberlanjutan adalah kegiatan pembangunan dan/atau

pemberdayaan masyarakat desa harus memiliki rencana pengelolaan

dalam pemanfaatannya, pemeliharaan, perawatan dan

pelestariannya. Dana desa diprioritaskan membiayai kegiatan

pembangunan dan / atau pemberdayaan masyarakat desa yang

berkelanjutan dibandingkan kegiatan yang tidak berkeberlanjutan.

e. Prioritas Berdasarkan Prakarsa Inovasi Desa

Kebaharuan melalui pengembangan kegiatan pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat desa yang inovatif difokuskan untuk

memperdalam dan mempercepat tercapainya tujuan pembangunan

desa yaitu peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan.

Pertukaran pengetahuan atas kegiatan inovasi dari dan antar desa

bisa menjadi model pembangunan dan pemberdayaan yang

berkelanjutan. Usulan kegiatan pembangunan dan / atau


21

pemberdayaan masyarakat desa yang inovatif akan diprioritaskan

untuk dibiayai Dana Desa agar dapat lebih mempercepat terwujudnya

tujuan pembangunan desa, peningkatan ekonomi masyarakat, dan

kesejahteraan masyarakat desa.

f. Prioritas Berdasarkan Kepastian adanya Pengawasan

Dana Desa digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan dan

/ atau pemberdayaan masyarakat desa yang pengelolaannya

dilakukan secara transparan dan akuntabel. Masyarakat desa harus

memiliki peluang sebesar-besarnya untuk mengawasi penggunaan

Dana Desa. Kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa harus

dipublikasikan kepada masyarakat di ruang publik atau ruang yang

dapat diakses masyarakat desa.

g. Pengembangan kegiatan di luar prioritas penggunaan Dana Desa

Dalam hal desa bermaksud membiayai kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan desa untuk pembangunan kantor desa bagi desa yang

belum memiliki kantor kepala desa dan / atau pembinaan

kemasyarakatan, dan mengingat pengaturan prioritas penggunaan

dana desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2014 Pasal 19 ayat (2) bersifat mewajibkan, maka prasyarat

penggunaan dana desa di luar kegiatan yang diprioritaskan dapat

dilakukan apabila Bupati / Wali Kota menjamin bahwa seluruh kegiatan

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang dibutuhkan

masyarakat desa sudah mampu dipenuhi seluruhnya oleh desa.

4. Tahap Penetapan Rencana Prioritas Penggunaan Dana Desa


22

Berdasarkan daftar kegiatan pembangunan dan / atau pemberdayaan

masyarakat Desa yang diprioritaskan untuk dibiayai Dana Desa, Kepala

Desa dengan dibantu Tim Penyusun RKP Desa melampiri daftar kegiatan

dimaksud dengan rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya yang

bersumber dari Dana Desa. Daftar kegiatan beserta lampirannya menjadi

masukan dalam menyusun rancangan RKP Desa.

Kepala Desa berkewajiban menyampaikan kepada masyarakat desa

rancangan RKP Desa yang memuat rencana kegiatan-kegiatan yang akan

dibiayai dengan Dana Desa. Rancangan RKP Desa, termasuk rancangan

prioritas kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa harus dibahas dan

disepakati dalam musrenbang Desa ini. Rancangan RKP Desa selanjutnya

dibahas dan disepakati dalam musrenbang desa yang diselenggarakan

Kepala Desa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hasil kesepakatan dalam musrenbang Desa menjadi pedoman bagi Kepala

Desa dan BPD dalam menyusun Peraturan Desa tentang RKP Desa.

Kepala Desa dan BPD wajib mempedomani peraturan Desa tentang RKP

Desa ketika menyusun APBDes.

5. Tahap Penyusunan Rancangan APBDes

Pembiayaan kegiatan dengan Dana Desa dipastikan setelah Bupati / Wali

Kota menetapkan peraturan Bupati / Wali Kota mengenai tatacara

pembagian dan penetapan rincian Dana Desa. Berdasarkan peraturan

Bupati / Wali Kota dimaksud, diketahui besaran Dana Desa untuk masing-

masing Desa. Bupati / Wali Kota berkewajiban menyampaikan dan

mensosialisasikan kepada Desa-Desa peraturan Bupati / Wali Kota

mengenai tatacara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa.


23

Kepala Desa merancang pembiayaan kegiatan dengan Dana Desa dengan

berpedoman kepada RKP Desa. Dana Desa dibagi untuk membiayai

kegiatan-kegiatan sesuai daftar urutan kegiatan yang sudah ditetapkan

dalam RKP Desa. Kepala Desa dilarang secara sepihak mengubah daftar

kegiatan yang direncanakan dibiayai Dana Desa yang sudah ditetapkan

dalam RKP Desa.

Rencana penggunaan Dana Desa masuk menjadi bagian dari Rancangan

Peraturan Desa tentang APBDes. Kepala Desa berkewajiban

mensosialisasikan dan menginformasikan kepada masyarakat Desa perihal

Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes. Sosialisasi rancangan

APBDes dilakukan sebelum dokumen Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDes disampaikan Kepala Desa kepada Bupati / Wali Kota.

Masyarakat Desa, melalui BPD, berhak untuk menyampaikan keberatan

kepada Kepala Desa apabila rancangan penggunaan Dana Desa berbeda

dengan rencana yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang

RKP Desa. Dalam hal Kepala Desa berkeras untuk mengubah rencana

penggunaan Dana Desa yang sudah ditetapkan dalam RKP Desa, maka

BPD berkewajiban menyelenggarakan musyawarah Desa untuk

membahas dan menyepakati rencana penggunaan Dana Desa. Dengan

demikian, rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang disampaikan

Kepala Desa kepada Bupati / Wali Kota harus dipastikan diterima oleh

sebagian besar masyarakat Desa.

6. Tahap Review Rancangan APB Desa

a. Bupati / Wali Kota berkewajiban mengevaluasi Rancangan Peraturan

Desa tentang APBDesa termasuk rencana penggunaan Dana Desa.


24

Evaluasi dimaksud diadakan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan

yang dibiayai Dana Desa memenuhi ketentuan hal-hal sebagai berikut :

1) Termasuk bagian dari kewenangan Desa berdasarkan hak asul-

usul dan kewenangan lokal berskala Desa;

2) Termasuk urusan pembangunan desa dan pemberdayaan

masyarakat desa;

3) Tidak tumpang tindih dengan program / kegiatan dari Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten /

Kota;

4) Prioritas penggunaan Dana Desa yang tercantum dalam

Rancangan APBDesa direncanakan sesuai dengan mekanisme

penetapan prioritas penggunaan Dana Desa yang diatur dalam

peraturan perundang undangan tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa.

b. Dalam hal hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa

dinyatakan rencana penggunaan Dana Desa tidak sesuai dengan

kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,

Bupati / Wali Kota menyampaikan penjelasan secara tertulis kepada

Desa. Penyampaian penjelasan tertulis sebagaimana dimaksud,

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Bupati / Wali Kota menjelaskan latar belakang dan dasar

pemikiran adanya ketidak setujuan atas rencana pengunaan Dana

Desa;
25

2) Kepala Desa menyampaikan kepada masyarakat Desa perihal

ketidaksetujuan Bupati / Wali Kota atas rencana pengunaan Dana

Desa;

3) Masyarakat Desa melalui BPD berhak mengajukan keberatan

kepada kepala Desa apabila dapat dibuktikan bahwa rencana

penggunaan Dana Desa sesuai dengan kepentingan umum dan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;

4) BPD dapat menyelenggarakan musyawarah Desa untuk

membahas dan menyepakati tanggapan Desa terhadap ketidak

setujuan Bupati / Wali Kota atas rencana pengunaan Dana Desa;

5) Dalam hal berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah Desa

dinyatakan Desa menerima ketidaksetujuan Bupati / Wali Kota

atas rencana pengunaan Dana Desa, maka dilakukan perubahan

rencana penggunaan Dana Desa;

6) Dalam hal berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah Desa

dinyatakan Desa menolak ketidaksetujuan Bupati / Wali Kota atas

rencana pengunaan Dana Desa, maka kepala Desa mengajukan

keberatan kepada Bupati / Wali Kota melalui camat sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Bupati / Wali Kota dapat mendelegasikan evaluasi Rancangan

Peraturan Desa tentang APBDesa kepada camat atau sebutan

lain

2.5. Pembangunan Desa

Pengertian pembangunan dapat dijelaskan dengan memakai dua

pandangan yang berbeda, yakni tradisional serta modern”. Maknanya ialah


26

perubahan ke arah lebih baik secara material ataupun spiritual harus

dilaksanakan secara menyeluruh dengan tetap memperhatikan keragaman

kebutuhan dasar serta keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial

yang ada di dalamnya. (Rulli Nasrullah,2013)

Dalam undang-undang No. 6 Tahun 2014 mengatakan bahwasanya

“tujuan pembangunan Desa ialah untuk mrningkatkan kesejahteraan masyarakat

Desa serta kualitas hidup manusia, serta penggulangan kemiskinan melalui

penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana serta

prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaat sumber daya

alam lingkungan secara berkelanjutan”. (Siswadi Sululing,2018)

Menurut Siagian (2005:9) pembangunan ialah “suatu usaha pertumbuhan

serta perubahan yang berencana serta dilakukan secara sadar oleh suatu

bangsa, negara, serta pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan

bangsa”. Perubahan ke arah yang lebih baik menunjukkan adanya peningkatan

perkembangan dari suatu keadaan kualitas rendah menuju kualitas yang

tinggi dari suatu negara berkembang. Oleh karena itu dalam penetapan

keputusan oleh pemerintah diperlukan sikap berani berinisatif, produktif, serta

berani mengkritik dari setiap warga negaranya agar keputusan yang

ditetapkan mempunyai arah yang tepat.(Gary Jonathan,2017)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa,

yang dijelaskan pada BAB VI tentang perencanaan pembangunan Desa pasal 63

ayat 1, 2 dan 3 yaitu:


27

1. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah Desa sebagai satu

kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah

Kabupaten/Kota;

2. Perencanaan pembangunan Desa sebagaimana yang dimaksud pada

ayat (1) disusun secara partisipatif oleh pemerintah Desa sesuai

dengan kewenanganya;

3. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan

Desa. Menurut UU No. 66 Tahun 2007 tentang perencanaan

pembangunan Desa,

Pemerintah Desa dalam membuat suatu rencana pembangunan

berdasarkan:

1. Pemberdayaan, yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat, berbangsa dan bernegara;

2. Partisipatif, merupakan keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat

Desa Dalam proses pembangunan. Partisipatif tersebut dapat dilihat

dari sisi kehadiran masyarakat dalam rapat, menyampaikan pendapat,

menghadiri rapat, ikut serta dalam kegiatan gotong royong dan

memberikan bantuan berupa material;

3. Berpihak pada masyarakat, maksutnya adalah suatu proses

pembangunan dalam memberikan manfaat dan kesempatan yang

seluas-luasnya bagi masyarakat Desa, sesuai dengan aspirasi dan

kebutuhan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang

ada di Desa;
28

4. Terbuka, yaitu proses produk perencanaan pembangunan yang

bersifat terbuka sehingga dapat diketahui atau dilihat oleh

masyarakat, baik itu dilihat dari rencana pembangunan jangka

menengah Desa, pembangunan fisik Desa dan jumlah dana yang

masuk dan jumlah dana yang dikeluarkan yang semuanya bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

5. Akuntabel, yaitu setiap proses dan tahapan-tahapan kegiatan

pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dengan benar, baik

pada pemerintah Desa maupun pada masyarakat;

6. Selektif, semua masalah terseleksi dengan baik untuk mencapai hasil

yang optimal;

7. Efisiensi dan efektif, yaitu suatu pelaksanaan perencanaan

pembangunan yang dibuat oleh pemerintah harus sesuai dengan

sarana dan prasarana kedepanya dan selalu tepat waktu baik itu

dalam pembuatan dan penyelesaianya;

8. Keberlanjutan, yaitu setiap proses dan tahapan kegiatan perencanaan

harus berjalan secara berkelanjutan;

9. Cermat, merupakan proses pelaksanaan perencanaan pembangunan

pemerintah yang dilakukan dengan teliti baik itu dilihat dari ketelitian

pemerintah dalam membuat suatu perencanaan pembangunan,

datang kelokasi perencanaan pembangunan, tidak pernah melakukan

penyimpangan dalam perencanaan pembangunan dan selalu

memperbaiki kalau arah perencanaan pembangunan jika terjadi

penyimpangan;
29

10. Proses berulang, yaitu pengkajian terhadap sesuatu masalah/hal

dilakukan secara berulang sehingga mendapat hasil yang terbaik;

11. Penggalian informasi, yaitu didalam menemukan masalah dilakukan

penggalian informasi melalui alat kajian keadaan Desa dengan

sumber informasi utama dari peserta musyawarah perencanaan.

Menurut Soewito MD, SH. (2007:184) hal-hal yang diperlukan dalam

perencanaan pembangunan Desa adalah :

1. Tersedianya data dan informasi selengkapnya yang akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan tentang Desa yang bersangkutan yang

mencakup tentang:

a. Penyelenggaraan pemerintah Desa adalah seluruh proses

kegiatan manajemen pemerintah dan pembangunan Desa

berdasarkan kewenangan Desa yang ada, meliputi

perencanaan, penetapan kebijakan, pelaksanaan,

pengorganisasian, pengawasan, pengendalian, pembiayaan,

koordinasi, pelestarian, penyempurnaan dan pengembangan;

b. Organisasi tata laksana pemerintah Desa adalah lembaga

yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan

merupakan kemitraan pemerintah Desa dalam

memberdayakan masyarakat;

c. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dasar yang

dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk

kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Desa

tersebut;
30

d. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter

Desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya

alam, sumber daya manusia, kelembagaan, sarana, dan

prasarana, serta perkembangan kemajuan dan permasalahan

yang dihadapi Desa;

e. Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintah,

pembangunan dan kemasyarakatan Desa adalah proses

kegiatan pelaporan Kepala Desa kepada masyarakat tentang

pelaksanaan pemerintahan Desa melalui media/pengumuman

resmi dan meliputi informasi pokok-pokok kegiatan.

2. Tersedianya peta Desa yang lengkap yang menggambarkan Desa

dari segi:

a. Wilayah administrasi pemerintah Desa;

b. Peta potensial Desa;

c. Peta yang menggambarkan kondisi kependudukan;

d. Analisa data, keadaan Desa dan permasalahan Desa;

e. Tokoh pemuda, tenaga ahli, kader pembangunan Desa dan

lain sebagainya.

2.6. SDGs Desa

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada

tahun 2020 mengeluarkan Peraturan Menteri Desa dengan nomor 13 tahun 2020

yang isinya merupakan prioritas proram penggunaan Dana Desa 2021. Program

tersebut merupakan pembangunan yang berkelanjutan dengan sebutan SDGs

Desa. Dengan pembangunan berkelanjutan diharapkan desa mempunyai arah


31

serta tujuan pembangunan sesuai kontektual desa dan manfaatnya bisa

dirasakan sepanjang masa untuk generasi.

SDGs Desa merupakan program Kementerian Desa dan salah satu

progamnya untuk mengentaskan kemiskinan dan memberikan rasa aman. SDGs

Desa sebuah program baru yang di cetuskan Kementerian Desa Permendes no

13 tahun 2020 sebagai dasar pembangunan desa yang berkelanjutan. SDGs

Desa merupakan program pembangunan berkelanjutan yang prioritas di dukung

oleh Dana Desa.

Tujuan sasaran program SDGs Desa Merujuk dari Permendes PDTT No

13 Tahun 2020 (Prioritas Penggunaan Dana Desa 2021), terdapat 18 tujuan

maupun sasaran pada SDGs Desa, yaitu:

1. Desa Tanpa Kemiskinan,

2. Desa Tanpa Kelaparan

3. Desa Sehat Dan Sejahtera,

4. Pendidikan Desa Berkualitas

5. Desa Berkesetaraan Gender

6. Desa Layak Air Bersih Dan Sanitasi

7. Desa Yang Berenergi Bersih Dan Terbarukan

8. Pekerjaan Dan Pertumbuhan Ekonomi Desa

9. Inovasi Dan Infrastruktur Desa

10. Desa Tanpa Kesenjangan

11. Kawasan Pemukiman Desa Berkelanjutan

12. Konsumsi Dan Produksi Desa Yang Sadar Lingkungan

13. Pengendalian dan Perubahan Iklim Oleh Desa

14. Ekosistem Laut Desa


32

15. Ekosistem Daratan Desa

16. Desa Damai dan Berkeadilan

17. Kemitraan Untuk Pembangunan Desa

18. Kelembagaan Desa Dinamis Dan Budaya Desa Adaptif.

2.6.1 Sejarah SDGs Dunia

SDGs merupakan pedoman program berkelanjutan yang digagas

oleh negara anggota PBB. Program tersebut bertujuan untuk kesejahteraan

dengan memberantas maupun menekan angka kemiskinan yang ada di

semua negara. Semua negara yang tergabung dalam anggota PBB

menggunakan program SDGs sebagai dasar atau arah pembangunan dan

berkelanjutan.

Sidang umum di Amerika Serikat Perserikatan Bangsa-Bangsayang

ke 70 diikuti oleh 193 negara pada September 2015 merupakan sejarah

dunia baru pada tatanan pembangunan. Sidang umum dihadiri 193 kepala

negara yang tergabung

dalam anggota PBB menyepakati dukumen pembangunan

Transforming Our World: the 2030 Agenda for Sustainable

Development.63Perjanjian daripada dokumen tersebut terdapat 17 tujuan

arah pembangunan. Terdapat 169 sasaran pembangunan dengan

diberlakukan sampai tahun 2030 dan dimulai dari tahun 2016.

Perjanjian atau dokumen tersebut diberi nama SDGs (Sustainable

Development Goals)sebagai pengganti dokumen sebelumnya MDGs

(Millennium Development Goals) yang berakir pada 2015 yang dicetuskan

pada tahun 2000.


33

Dokumen SDGs menitik beratkan pada kehidupan yang

berkelanjutan yang memberikan kesejahteraan, menekan angka

kemiskinan memberikan energi terbaru untuk sumber daya alam demi

kelangsungan dunia. Ketahanan pangan, pembukaan lahan pertanian,

lingkungan hidup yang sehat air bersih tersedia sangat diperhatikan dalam

dokumen SDGs karena semua itu merupakan faktor utama dalam

kehidupan serta memberikan rasa aman dan tenteram semua negara.

Kesepakatan dalam dokumen SDGs memberikan dampak yang luar biasa

terkusus bagi negara kurang berkembang dalam kehidupan bernegara.

Pembangunan berkelanjutan menciptakan pembangunan lingkungan

kemitraan global demi terwujudnya lingkungan hijau serta terbarukan

perubahan iklim.

2.6.2 Sejarah SDGs Indonesia

Pada penandatanganan SDGS September 2015 dihadiri oleh Wakil

Presiden Jusuf Kalla. Hal ini menunjukan pemerintah siap untuk

mengadopsi SDGs sebagai dasar pembangunan nasional.Tahun 2030

negara dunia khususnya negara Indonesia bebas dari kemiskinan menjadi

0% angka kemiskinan. SDGS memiliki 17 tujuan serta 168 sasaran untuk

kehidupan.

Pembangunan SDGs Nasional dilaksanakan secara transformatif

dari pusat sampai ke daerah. Pemerintah bertanggungjawab penuh demi

program SDGs berjalan sesuai harapan kesepakatan dunia (no one left

behind).71Pemerintah harus berperan aktif demi terwujudnya SDGs Global

untuk kehidupan antar negara. Kelompok masyarakat sipil misalnya, yang

telah bertemu dengan beberapa stakeholder kunci pemerintah untuk


34

mendorong isu SDGs menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.

Hal yang sama mulai dilakukan oleh stakeholder lainnya seperti sektor

swasta dan bisnis serta kalangan akademisi.

2.7. Konsep Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti

berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna

atau menunjang tujuan. (kamus besar bahasa Indonesia 2005:284)

Pada umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam

pencapaian tujuan organisasi organisasi. Efektivitas adalah pemanfaatan sumber

daya sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang

dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapainya

tindaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan mendekati sasaran

berarti makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Gibson (Sumaryadi 2005:105) Mengemukakan beberapa criteria

efektivitas, yaitu criteria jangka pendek-produksi, mutu, efisiensi, fleksibelitas dan

kepuasan, pengembangan, criteria jangka menengah- persaingan dan criteria

jangka panjang-kelangsungan hidup. Efektivitas organisasi adalah konsep

tentang efektif dimana sebuah organisasi bertujuan untuk menghasilkan.

Organizational Effectiveness (Efektivitas Organisasi) dapat dilakukan dengan

memperhatikan kepuasan pelanggan, pencapaian visi organisasi, pemenuhan

aspirasi, menghasilkan keuntungan bagi organisasi, pengembangan sumber


35

daya manusia organisasi dan inspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak

positif bagi masyarakat diluar organisasi.

Menurut Kumoroto (2005:362) Efektivitas adalah suatu pengukuran

terhadap penyelesaian suatu pekerjaan tertentu dalam organisasi dalam

mencapai tujuannya berhasil atau tidaknya pekerjaan itu dilakukan.

Menurut Siagian Efektivitas adalah sebagai orientasi kerja berarti yang

menjadi sorotan perhatian adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah

ditentukan tepat pada waktunya dengan mengunakan sumber- sumber itulah

maka hasil-hasil tertentu harus dicapai dalam waktu yang telah ditetapkan.

(2008:47)

Mengukur efektivitas suatu organisasi bukanlah hal yang muda, kerena

efektivitas haris dikaji dari berbagai sudut pandang tergantung siapa yang

menilai organisasi itu. Jika diukur dari tingkat nilai jual suatu barang maka

seorang pimpinan harus memberikan pemahaman kepada unsur yang dipimping

mengenai jumlah barang yang terjual.

Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga

pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan

Lubis (2007:55), yakni:

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas

dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan

organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi;

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh

mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses

internal atau mekanisme organisasi;


36

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada

output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil

(output) yang sesuai dengan rencana.

Selanjutnya Strees dalam Tangkilisan (2005:64) mengemukakan 5 (lima)

kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:

1. Produktivitas;

2. Kemampuan adaptasi kerja;

3. Kepuasan kerja;

4. Kemampuan berlaba;

5. Pencarian sumber daya.

Sedangkan Duncan yang dikutip Richard M. Steers (2005:53) dalam

bukunya “Efektrivitas Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas,

sebagai berikut:

1. Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus

dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian

tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti

pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan

dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa

faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target

kongktit;

2. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus

dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi

menyangkut proses sosialisasi;


37

3. Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses

pengadaan dan pengisian tenaga kerja.

Kemudian menurut Gibson (Tangkilisan, 2005:65) mengatakan bahwa

efektivitas organisasi dapat diukur yaitu:

1. kejelasan tujuan yang hendak dicapai;

2. kejelasan strategi pencapaian tujuan;

3. proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap;

4. perencanaan yang matang;

5. penyusunan program yang tepat;

6. ketersediaan prasarana dan sarana, dan

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Pembangunan infrastruktur di desa khususnya infrastruktur kebutuhan

dasar masyarakat sangat dibutuhkan demi meningkatkan kehidupan sosial

ekonomi masyarakat desa. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat sangat

bergantung pada jenis infrastruktur yang dibangun dan tingkat efektivitas dari

infrastruktur tersebut. Tinjauan aspek yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi

masyarakat diantaranya:

1. Aspek sosial

a. Memudahkan dalam pelayanan kesehatan;

b. Memudahkan dalam pelayanan pendidikan;

c. Memudahkan dalam pelayanan administrasi dan pemerintahan;

d. Memudahkan dalam pengembangan budaya;

e. Meningkatkan pertumbuhan penduduk;

f. Memudahkan dalam pencegahan bencana.


38

2. Aspek ekonomi

a. Membuka atau meningkatkan ruang produksi hasil pertanian,

perkebunan dan holtikultura;

b. Melancarkan lalulintas barang dan manusia dari ruang produksi

ke pasar atau sebaliknya;

c. Meningkatkan lapangan pekerjaan;

d. Meningkatkan pendapatan perkapita

3. Aspek fisik

a. Membuka atau meningkatkan aksesibilitas yang dapat

mengurangi waktu tempu serta menekan biaya produksi dan

pemasaran;

b. Meningkatkan mobilitas terhadap agkutan barang dan manusia.

Menurut Cahya (2008) menyatakan bahwa peran infrastruktur dalam

pengembangan wilayah sebagai berikut:

1. Perekonomian;

Jika dilihat dari karakteristik dan ketersediaan infrastruktur;

a. Mempengaruhi marginal productivity of private capital;

b. Mengurangi biaya produksi;

c. Memberikan dampak strktural terhadap demand dan supplay;

d. Memberikan dampak signifikan terhadapa elastisitas pertumbuhan

ekonomi.

2. Peningkatan kualitas hidup;

a. Menciptakan amenities terhadap lingkungan;

b. Meningkatkan kesejahteraan mulai dari nilai konsumsi, produktivitas

tenaga kerja hingga mempermudah akses terhadap lapangan kerja.


39

3. Mempengaruhi lingkungan makro yang memberikan dampak terhadap

stabilitas makro ekonomi, dalam hal ini keterkaitan dengan fiskal dan

pasar kredit;

4. Meningkatkan daya saing wilayah dan mempengaruhi tingkat harga;

5. Memberi keterkaitan terhadap pasar tenaga kerja.

2.8. Analisa SWOT

Menurut Boone, David L. Kurtz. (2008,45), SWOT analisis adalah suatu

alat perencanaan strategi yang penting untuk membantu perencana untuk

membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan

kesempatan dan ancaman dari external. Menurut Boone, David L. Kurtz.

(2008,46), step dari SWOT analisis dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2 3 Step dari SWOT


40

Menurut Pearce, John A. and Robinson Richard B. Jr (2003,134), analisis

SWOT perlu dilakukan karena analisa SWOT untuk mencocokkan “fit” antara

sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan. Pencocokkan yang baik

akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan meminimumkan

kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang

kuat untuk design strategi yang sukses.

Menurut Bradford, et al. (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan

eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-

faktor lingkungan internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan

sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan

dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis

lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.

Menurut Thompson (2008, 97), analisa SWOT adalah simpel tetapi

merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta

mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar

dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.

Menurut David (2002, 134), analisa SWOT adalah adalah metode

perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan

eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Menurut Rangkuti (2005), metode SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis metode

SWOT digunakan untuk mengevaluasi factor-faktor yang menjadi kekuatan

(Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman


41

(Threats) yang mungkin terjadi dalam kegiatan bertransportasi masyarakat saat

sekarang.

Sebelum menyusun matriks SWOT, perlu dibuat dahulu grafik IFAS dan

EFAS untuk mengetahui bagaimana strategi yang akan dilaksanakan. Grafik

IFAS dan EFAS ditunjukkan pada Gambar 2.4

Gambar 2 4 Grafik IFAS dan EFAS

Kuadran I: Growth (Pertumbuhan). Strategi pertumbuhan didesain untuk

mencapai pertumbuhan.

 Rapid growth strategy (strategi pertumbuhan cepat).

 Stable growth strategy (strategi pertumbuhan stabil).

Kuadran II: Stability (Stabilitas). Strategi stabilitas adalah strategi untuk

mengurangi kelemahan yang ada. Stabilitas untuk

mempertahankan suatu keadaan dengan berupaya memanfaatkan

peluang dan memperbaiki kelemahan.

 Aggressive maintenance strategy (strategi perbaikan agresif).


42

 Selective maintenance strategy (strategi perbaikan pilihan).

Kuadran III: Survival (Bertahan)

 Turn around strategy (strategi memutar balik).

 Guirelle strategy (strategi mengubah fungsi).

Kuadran IV: Diversifikasi (Penganekaragaman)

 Diversifikasi concentric strategy (strategi diversifikasi konsentrik).

 Diversifikasi conglomerate strategy (strategi diversifikasi

konglomerat).

Untuk menyusun faktor strategis, maka digunakan matriks SWOT. Matriks

ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini

menghasilkan empat set kemungkinan strategi alternatif. Matriks SWOT (juga

dikenal sebagai TOWS Matrix) ditunjukkan pada Gambar 2.5

IFAS
Strengths Weaknesses
EFAS

Opportunities Strategi S-O Strategi W-O

Threats Strategi S-T Strategi W-T

Gambar 2 5 SWOT / TOWS Matrix


(Sumber : Rangkuti,2005)

IFAS adalah Internal Factors Analysis Summary, merupakan kesimpulan

analisis dari faktor internal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan.

EFAS adalah External Factors Analysis Summary, merupakan kesimpulan

analisis dari faktor eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan.

Berdasarkan (Rangkuti, 2005), strategi yang disusun adalah:

1. Strategi SO dibuat dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.


43

2. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang

dimiliki untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

2.9. Metode Importance-Performance Analysis (IPA)

Metode ini dikemukakan oleh Martilla dan James (1997) di artikel mereka

dalam Journal of Marketing. Dalam teknik ini kita terlebih dahulu menentukan

lokasi responden yang akan di jadikan sampling, setelah lokasi di tentukan dan

mendapat beberapa sample, responden diminta untuk menilai tingkat

kepentingan berbagai atribut relevan dan tingkat kinerja jasa pelayanan

(perceived performance) pada masing-masing atribut di lembar kuisioner.

Kemudian, hasil dari pengisian kuisioner yang berbentuk niali rata-rata tingkat

kepentingan atribut dan kinerja jasa pelayanan akan dianalisis pada table excel

Importance-Performance Matrix. Matriks ini sangat bermanfaat sebagai pedoman

dalam mengalokasikan sumber daya organisasi yang terbatas oleh bidang-

bidang yang spesifik, dimana perbaikan kinerja dapat berdampak pada kepuasan

pelanggan total. Selain itu matriks ini juga menunjukkan bidang atau atribut

tertentu yang perlu dipertahankan dan aspek-aspek yang perlu dikurangi

prioritasnya. Walaupun demikian batas antara “tingkat kinerja tinggi” dan “tingkat

kinerja rendah” relatif arbitrary, tergantung konteks riset bersangkutan (Martilla

dan James, 1977 dalam Tjiptono, 2005).


44

Kelebihan metode Importance-Performance Analysis dibandingkan

metode yang lain adalah sebagai berikut:

1. Prosedur dari metode ini cukup sederhana.

2. Pengambilan kebijakan dapat dengan mudah menentukan prioritas

kegiatan yang harus dilakukan dengan sumber daya yang terbatas.

3. Metode ini cukup fleksibel untuk diterapkan pada berbagai bidang.

Tingkat kepentingan suatu atribut dinilai dengan menggunakan skala 5

tingkat (likert) yang terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang

penting dan tidak penting. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai

berikut:

a. Jawaban sangat penting diberi bobot 5,

b. Jawaban penting diberi bobot 4,

c. Jawaban cukup penting diberi bobot 3,

d. Jawaban kurang penting diberi bobot 2,

e. Jawaban tidak penting diberi bobot 1.

Untuk kinerja/penampilan diberikan lima penilaian dengan bobot sebagai

berikut:

a. Jawaban sangat puas diberi bobot 5,

b. Jawaban puas diberi bobot 4,

c. Jawaban cukup puas diberi bobot 3,

d. Jawaban kurang puas diberi bobot 2,

e. Jawaban tidak puas diberi bobot 1.

Sebelumnya dilakukan pembobotan dengan menggunakan skala likert,

dimana pada umumnya digunakan dalam penelitian yang bersifat keyakinan,


45

pengukuran sikap, maupun nilai dan pendapat pengguna terhadap pelayanan

jasa yang diberikan.

Skala likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat maupun

persepsi seseorang ataupun kelompok terhadap masalah tentang kejadian

sosial. Langkah-langkah penentuan kriteria persepsi diantaranya adalah:

a. Menentukan banyaknya kelas

K = 1 + 3,32 log n (2.1)

dimana :

n = banyaknya data

b. Menentukan kisaran = selisih nilai pengamatan tertinggi dan terendah

R = Xt – Xr (2.2)

dimana:

R = Kisaran

Xt = nilai pengamatan tertinggi, diperoleh dari nilai rasio tertinggi

Xr = nilai pengamatan terendah, diperoleh dari nilai rasio terendah

c. Pembuatan selang dalam masyarakat


𝑅
𝐼= 𝐾
(2.3)

dimana:

I = selang dalam masyarakat

R = kisaran

K = banyaknya masyarakat

Data yang digunakan untuk analisis ini adalah hasil kuisioner persepsi

masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur dengan dana desa berdasarkan

indikator penilaian yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa

variabel. Selanjunya, setelah didapatkan dari kuisioner diukur tingkat


46

kesesuainnya. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja

dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan

urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

pelanggan (Supranto, 2001). Persamaan yang digunakan adalah:

𝑋𝑖
𝑇𝑘𝑖 = 𝑌𝑖
𝑥 100% (2.4)

dimana:

Tki = tingkat kesesuaian responden

Xi = skor penilaian kinerja

Yi = skor penilaian kepentingan

Skor rerata penilaian kinerja dari responden ini selanjutnya akan

ditempatkan pada diagram kartesius dengan sumbu mendatar (horizontal x)

merupakan skor rerata penilaian kinerja (𝑋̃ ) dan sumbu tegak (vertikal y) adalah

skor rerata penilaian kepentingan indikator (𝑌̃). Diagram kartesius ini dibagi

menjadi empat yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (𝑋̿ , 𝑌̿), dimana (𝑋̿ )

merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan

penumpang seluruh faktor dan 𝑌̿ adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat

kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pmasyarakat, dengan

rumusan:

∑ 𝑋𝑖 ∑ 𝑌𝑖
𝑋̃ = dan 𝑌̃ = (2.5)
𝑛 𝑛

dimana:

𝑋̃ = skor rata-rata tingkat pelaksnaan/kepuasan

𝑌̃ = skor rata-rata tingkat kepentingan

N = jumlah responden

∑ 𝑋̃ ∑ 𝑌̃
𝑋̿ = 𝐾 dan 𝑌̿ = 𝐾 (2.6)
47

dimana:

K = Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut dijabarkan dan dibagi menjadi empat

bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada Gambar 2.6 berikut:

Gambar 2 6 Diagram kartesius analisis kepentingan dan kepuasan


(Sumber: Supranto, 2001)

Kuadran diatas dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Kuadran A: menunjukkan faktor atribut yang dianggap mempengaruhi

kepuasan masyarakat, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat

penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan

masyarakat sehingga mengecewakan atau tidak puas.

2. Kuadran B: menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil

dilaksanakan pemerintah desa, untuk itu wajib dipertahankannya.

Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

3. Kuadran C: menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting

pengaruhnya bagi masyarakat, pelaksanaannya oleh pemerintah desa

biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.


48

4. Kuadran D: menunjukkan faktor yang mempengaruhi masyarakat kurang

penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting

tetapi sangat memuaskan.

2.10. Penelitian Terdahulu

Tabel 2 1 Mapping penelitian terdahulu

Nama Tujuan Variabel Hasil


Judul
Peneliti/Tahun Penelitian yang diteliti Penelitian

menggunakan Hasil penelitian


monitoring dan metode menunjukkan
menganalisis
evaluasi kualitatif. monitoring dan
mekanisme
program dana Pengambilan evaluasi dilakukan
monitoring dan
Dewi Citra data dengan
desa (dd) evaluasi yang
Larasati dan menggunakan pengawasan mulai
sesuai dilakukan oleh
Muhammad Okto interview yang dari perencanaan,
dengan uu pemerintah
Adhitama (2017) berpegang pelaksanaan,
nomor 6 tahun daerah terhadap
pada interview laporan setelah
2014 tentang program Dana
guide program
desa Desa (DD)..
favorable dilaksanakan dan
(positif). laporan tahunan
Pengelolaan dana
desa di Desa
Efektivitas Ngimbangan
pengelolaan ditinjau dari
dana desa Untuk ketepatan
tahun 2018 mengetahui Analisis yang melakukan perintah
Archan Yudistira, bagi efektivitas (perencanaan,
digunakan
Endang Indartuti, pembangunan pengelolaan dalam penelitian pelaksanaan dan
Bagoes infrastuktur di dana desa bagi pelaporan) yang
ini adalah
Soenarjanto desa pembangunan dipimpin oleh
analisis
(2018) ngimbangan infrastruktur di Kepala Desa
Kecamatan desa deskriptif. sebagai pimpinan
Mojosari ngimbangan. tertinggi di
Kabupaten Pemerintah Desa
Mojokerto sudah berjalan
dengan efektif.
49

Nama Tujuan Variabel Hasil


Judul
Peneliti/Tahun Penelitian yang diteliti Penelitian

Menganalisis
kemampuan
pemerintah desa Hasil penelitian
Analisis dalam Menggunakan menunjukan proses
implementasi pengelolaan metode kualitatif, pengalokasian dana
kebijakan dana dana desa dan data di analisis desa di kabupaten
Arsal Aras (2018) desa menganalisis secara deskriptif Mamuju Tengah di
di kabupaten pemanfaatan dengan lakukan melalui
Mamuju dana desa pendekatan dalam tahapan
Tengah dalam kualitatif. periode waktu
pelaksanaan setiap tahun.
pembangunan di
desa
50

Nama Tujuan Variabel Hasil


Judul
Peneliti/Tahun Penelitian yang diteliti Penelitian

1. beberapa
kegiatan yang
telah terealisasi
seperti
perbaikan jalan
dengan
pembangunan
paving,
perbaikan
gorong-gorong;
2. SDM dalam
pengelolaan
dana desa
memenuhi
secara kuantitas,
namun dari segi
kualitas masih
diperlukan
pembinaan;
3. dana desa
belum optimal
membantu
permasalahan
ekonomi karena
Mendeskripsikan lebih cenderung
Evaluasi evaluasi memenuhi
Penelitian ini
Pengelolaan pengelolaan pembangunan
berbentuk
Dana Desa di dana desa di insfrastruktur;
Gagarin Putra, analisis
Desa Putren Desa Putren, 4. penyaluran dana
Pratiwi Dwi Karijati deskriptif
Kecamatan Kecamatan desa sudah
(2019) dengan
Sukomoro Sukomoro, dibagi secara
pendekatan
Kabupaten Kabupaten adil dan merata
kualitatif..
Nganjuk. dengan
Nganjuk. memprioritaskan
desa yang
membutuhkan
5. masyarakat
sangat antusias
dalam
berpatisipasi
terhadap
pengelolaan
dana desa
khususnya
dalam
membantu
pelaksanaan
pembangunan
infrastruktur;
6. dana desa yang
disalurkan
sangat
bermanfaat dan
membantu
masyarakat
khususnya bagi
pembangunan
infrastruktur.
51

Nama Tujuan Variabel Hasil


Judul
Peneliti/Tahun Penelitian yang diteliti Penelitian

1. menganalisis 1. pelaksanaan
pelaksanaan program dana
program dana desa di desa
desa di desa Ngabar Siman
Ngabar Siman Ponorogo
Ponorogo, dilakukan
2. menganalisis dengan baik
efektivitas 2. Pelaksanaan
Efektivitas program dana program
program dana desa di desa pemberdayaan
Penelitian ini
desa Ngabar Siman masyarakat di
menggunakan
Iwan Ridhwani di desa ngabar Ponorogo, desa Ngabar
pendekatan
(2020) kecamatan 3. menganalisis berjalan efektif
kualitatif
Siman dampak 3. program dana
Kabupaten program dana desa
Ponorogo desa dalam berdampak
upaya positif dalam
memberdayak upaya
an memberdayaka
masyarakat n masyarakat
desa Ngabar desa Ngabar
Siman Siman
Ponorogo. Ponorogo.

Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
pemanfaatan
dana desa dalam
program kerja
tunai di desa
belum
sepenuhnya
menjadi kegiatan
pemberdayaan
Analysis on the masyarakat,
Penelitian ini
Utilization of Menganalisis karena hanya
menggunakan
Village Funds in pemanfaatan melibatkan tenaga
Umar Nain, pendekatan
Cash for Work Dana Desa kerja di desa pada
Andi Agustang, kualitatif
Program in dalam program tahap
Jumadi.S dengan
Bulukumba padat karya di pelaksanaan.
(2020) analisis
Regency, South Desa. Belum dilakukan
deskriptif
Sulawesi upaya untuk
Indonesia meningkatkan
kemampuan
masyarakat untuk
hidup mandiri,
sehingga ketika
pembangunan
infrastruktur
selesai mereka
berpotensi
kembali
menganggur.
52

Nama Tujuan Variabel Hasil


Judul
Peneliti/Tahun Penelitian yang diteliti Penelitian

Hasil analisis
hierarki proses
menunjukkan
bahwa variabel
SDM tertinggi
terdapat di Dusun
menganalisis Inti Raya. Hasil
perkembangan AHP variabel
dana desa untuk ekonomi daerah
Penelitian ini
pembangunan tertinggi di Suka
menggunakan
infrastruktur dan Makmur. Hasil
metode
Analysis of dusun terbaik AHP
Selly Prima deskriptif
Desweni, rural ditinjau dari menunjukkan
dan
Wahyu Hamidi, infrastructure pembangunan di bahwa variabel
menggunakan
development Desa Bagan infrastruktur
Zainuddin Ahmad, metode AHP
using village Nibung, memiliki paling
Dahlan dan Borda
funds in Bagan Kecamatan tinggi di
Tampubolon
Nibung Village Simpang Kanan, Pematang Lada.
(2022)
Kabupaten Hasil analisis
Rokan Hilir. Borda
menunjukkan
bahwa dusun
dengan peringkat
pembangunan
terbaik adalah
Pematang Lada,
Inti Raya, dan
Suka Makmur.

Hasil penelitian
untuk menemukan
mengetahui bahwa kebijakan
apakah Metode dana desa sudah
Hery Pandapotan Effectiveness of
penggunaan penelitian efektif yang
Silitonga, village fund
dana desa kualitatif yang ditandai dengan
Ruth Tridiyanti policy for
sudah efektif digunakan pendapat
Sianipar, economic
dalam dalam responden yang
Lenny Dermawan development
mengembangka penelitian ini, menyatakan dana
Sembiring, and rural
n ekonomi teknik analisis desa yang
Juan Anastasia infrastructure in
pedesaan dan datanya disalurkan dari
Putri, siantar
pembangunan menggunakan pemerintah cukup
Robert Tua district
infrastruktur di teknik analisis untuk
Siregar simalungun
Kecamatan data deskriptif pembangunan di
(2022) regency
Siantar kualitatif desa, adanya
Kabupaten dana desa sangat
Simalungun. membantu bagi
desa
53

Nama Tujuan Variabel Hasil


Judul
Peneliti/Tahun Penelitian yang diteliti Penelitian

Hasil penelitian
yaitu;
1. Musyawarah
tingkat desa yang
melibatkan
masyarakat dan
toko masyarakat;
2. Setiap Arus Kas
Masuk dan
Keluar dicatat
oleh bendahara,
Metode dan menutup
penelitian pembukuan
yang setiap bulan
digunakan secara teratur;
adalah 3. Tahap
Optimizing the
Penelitian ini observasi, Pelaksanaan
Utilization of
bertujuan untuk wawancara, Pembangunan
Sarifuddin, Village Funds
menganalisis dan Desa melibatkan
Muhlis Madani, for Sustainable
Optimalisasi dokumentasi. masyarakat
Fatmawati Village
pemanfaatan Penelitian ini setempat;
(2022) Development in
dana desa dianalisis 4. Pembangunan
Majene,
dengan infrastruktur desa
Indonesia
menggunakan sangat dirasakan
pendekatan manfaatnya oleh
fenomenologis masyarakat;
. 5. program
peningkatan
kapasitas
aparatur desa
meningkatkan
motivasi dan
kinerja aparatur
desa;
6. Pemberdayaan
masyarakat ada
perwakilan dari
BPD dan LPM
54

Nama Tujuan Variabel Hasil


Judul
Peneliti/Tahun Penelitian yang diteliti Penelitian

Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa semua
variabel
menunjukkan
hasil uji F dengan
signifikansi 0,000
Penelitian ini dan nilai korelasi
Tujuan dari data melebihi nilai
menggunakan
penelitian ini korelasi tabel,
metode
adalah untuk variabel uji dapat
penelitian studi
menganalisis dinyatakan valid
kepustakaan,
Evaluation of seberapa besar dengan nilai
sedangkan
community kualitas fisik angket
pengumpulan
Bobby Fandra; satisfaction level dalam pengolahan data
data dilakukan
on the quality of pelaksanaan masyarakat
Mona Foralisa dengan
village road pembangunan menjadi 0,088
Toyfur; infrastruktur
menggali
Hanafiah infrastructure informasi sedangkan nilai
development in jalan di Desa korelasi dari tabel
(2022) terkait
the village fund Sugih Waras, hasil alat
permasalahan
program Muara Telang pengolah angket
yang akan
dan Kuripan sebesar 0,297.
dibahas
Kecamatan Sehingga dapat
melalui karya
Teluk Gelam dikatakan bahwa
tulis ilmiah,
melalui Program Lokasi (X1),
buku, jurnal
Dana Desa. Tenaga Kerja (X2)
dan internet.
dan Kualitas
Bangunan (X3)
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
masyarakat.

Sumber : Olah data (2023)

Kebaruan : Kebaruan merupakan hal yang membedakan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini. Hal

ini penting untuk mengetahui ruang lingkup penelitian berdasar ide dan

karya sendiri tanpa meniru dan mencontoh karya orang lain.


55

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, belum

ditemukan penelitian yang Mengenalisa pengelolaaan dan pengembangan

infrastruktur desa yang berbasis SDGs pada Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) sehingga peneliti melakukan

penelitan dengan judul “Analisis Dampak Pengelolaan Pembangunan dan

Pengembangan Infrastruktur Pada Program Dana Desa di Kecamatan

Tongkuno Kabupaten Muna”.


56

BAB III

KERANGKA PIKIR PENELITIAN

3.1. Kerangka Pikir

Kecamatan Tongkuno merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Muna yang terdiri dari Desa Lahontohe, Lamorende, lakologou,

Matano oe, Lapadindi, Oempu, Fongkaniwa, Tanjung dan Kotano wuna.

Desa-desa tersebut telah memperoleh alokasi anggaran dana desa sejak

tahun 2015 sampai saat ini.

Undang – undang No. 6 Tahun 2014 telah mengamanatkan desa

untuk mengelola pemerintahan, keuangan dan kekayaan milik desa. Desa

memiliki kewenangan untuk mengatur dirinya sendiri. Keberadaan dana

desa yang disalurkan pada masing - masing desa sejak tahun 2015

diharapkan dapat menyelesaikan ketimpangan keadaan desa dengan

wilayah perkotaan, baik dalam bidang pembangunan, ekonomi maupun

sosial budaya.

Pembangunan infrastruktur dari dana desa diharapkan berdasar

prakarsa masyarakat, hak asal usul dan kearifan lokal desa setempat. Hal

ini penting agar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi desa,

sehingga dapat memberikan perubahan terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat.

Permendes nomor 13 tahun 2020 dasar utama pembangunan desa

untuk kesejahteraan maupun pendidikan yang berkualitas dalam

kehidupan.11 Setiap penggunaan pembangunan diwajibkan SDGs Desa

sebagai dasar arah pembangunan guna mengentaskan kemiskinan dan

kelaparan serta pada kesejahteraan kehidupan masyarakat.


57

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan kajian dan analisis

terhadap kondisi sarana dan prasarana sebelum dan setelah adanya dana

desa, kesesuaian perencanaan terhadap kebutuhan masyarakat,

infrastruktur yang dibangun telah memenuhi kualitas dan kuantitas serta

aspek yang perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan dari dana desa di

Kecamatan Tongkuno.

Berdasarkan latar belakang pada BAB I dan kajian literatur BAB II

dapat disusun suatu kerangka pemikiran sebagaimana pada gambar

berikut:
58

LATAR BELAKANG
Tolak ukur sebuah Negara yang maju dapat dilihat dari sejauh mana perkembangan desa
yang ada diwilayahnya, desa yang maju dapat membuat wilayah kabupaten, kota dan
provinsi tempat berdirinya dapat maju, sehingga mempengaruhi perkembangan Negara
tersebut. Pentingnya pembangunan desa ini mendorong pemerintah Indonesia
menciptakan sebuah Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa atau dikenal
dengan undang-undang desa. Pada tahun 2017 Indonesia mengadopsi pembangunan
Nasional Berbasis SDGs dan pada tahun 2020 Kementerian Desa lewat Permendes
Nomor 13 Tahun 2000 mengunakan SDGs Desa sebagai dasar pembangunan terfokus
dan berkelanjutan di desa

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kondisi pembangunan infrastruktur desa setalah adanya dana desa di
Kecamatan Tongkuno?
2. Apakah pengelolaan dana desa di Kecamatan Tongkuno sudah sesui dengan
pengelolaan desa berbasis Sustainable Development Goals (SDGs)?

TUJUAN PENELITIAN: I
1. Menganalisa presepsi masyarakat terhadap pembangunan Infrastruktur Desa pada
Program Dana Desa di Kecamatan Tongkuno, N
2. Mengenalisa pengelolaaan dana desa yang berbasis SDGs di Kecamatan Tongkuno.
P
U
MANFAAT PENELITIAN : T
1. Menganalisa presepsi masyarakat terhadap pembangunan Infrastruktur Desa
pada Program Dana Desa di Kecamatan Tongkuno,
2. Mengenalisa pengelolaaan dana desa yang berbasis SDGs di Kecamatan
Tongkuno.

TINJAUAN PUSTAKA :
1. Tinjauan Teori
2. Penelitian Terdahulu

P
R
Metodelogi Penelitian :
O
1. Analisis Deskriptif
S
2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
E
3. Uji Korelasi
S

1. Presepsi masyarakat terhadap pembanguann infrastruktur O


pada program Dana Desa di Desa Fongkaniwa Kecamatan U
Tongkuno T
2. Gambaran tingkat pengelolaan dana desa yang berbasis P
SDGs di Desa Fongkaniwa Kecamatan Tongkuno U
T

Gambar 3 1 Kerangka Pikir Penelitian


59

Adapun bagan alir dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui

bagan alir dibawah ini.

MULAI

Rumusan Masalah
Tinjauan Pustaka

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder


 Pelaksanaan Pembangunan  Profil Desa
 Akses Terhadap Infrastruktur  Monografi Desa
 Kepuasan Terhadap Infrastruktur  Kecamatan Dalam Angka
 Kualitas Infrastruktur Desa  UU, PP, Permendagri dan
Permendes, IDM

Analisis Data dan Pembahasan

Analisis Deskriptif Uji Korelasi Uji Korelasi Spearman


 Pelaksanaan Pembangunan Rank
 Akses Terhadap Infrastruktur • Hubungan Pelaksanaan P3MD
 Kepuasan Terhadap Infrastruktur dengan Kualitas Pembangunan
 Kualitas Pembangunan Infrastruktur Infrastruktur Desa
Desa

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

Gambar 3 2 Bagan Alir Penelitian


60

3.2. Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan jawaban atau kesimpulan yang bersifat

sementara yang dikemukakan untuk memecahkan permasalahan yang

kebenarannya harus di uji berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

penelitian di lapangan yang dipergunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam

menentukan langkah penelitian selanjutnya sehingga dapat ditarik kesimpulan-

kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya.

Pada penelitian ini, berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan,

dapat ditetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hasil pembangunan

infrastruktur desa di Kecamatan Tongkuno sebelum dilaksanakan

program dana desa dibandingkan dengan sesudah dilaksanakan

program Dana Desa.

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitaas hasil pembangunan

infrastruktur desa di Kecamatan Tongkuno sebelum dilaksanakan

program dana desa dibandingkan dengan sesudah dilaksanakan

program dana desa.


61

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 2 (Dua) Desa Kecamatan Tongkuno

kabupaten Muna, yang terdiri dari 1 Desa tertinggal dan 1 desa

berkembang. Penelitian ini direncanakan pada bulan Juni tahun 2023.

Lokasi penelitian dapat dilihat pada peta dibawah ini

Gambar 4 1 Kerangka Pikir Penelitian


Sumber: Google Earth

4.2 Desain / Rancangan Penelitian

Desain atau rancangan penelitian adalah semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian terstruktur dan

sistematis sehingga tercapai tujuan dari penelitian ini. Dalam rancangan

penelitian ini, peneliti menyusun tahapan sebagai berikut:


62

1) Peneliti mengidentifikasi kondisi awal obyek penelitian agar diketahui

hal – hal yang melatar belakangi dilakukannya penelitian ini.

2) Peneliti merumuskan masalah – masalah yang ada pada objek

penelitian dan menentukan tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian

ini.

3) Peneliti melakukan identifikasi manfaat dari penelitian baik pemerintah

desa, penggiat desa maupun masyarakat.

4) Peneliti melakukan studi literatur terhadap referensi yang sesuai

dengan judul dan ruang lingkup penelitian.

5) Peneliti menentukan populasi dan sampel sebagai dasar untuk

menentukan jumlah responden dalam penelitan ini.

6) Peneliti menentukan istrumen penelitian sebagai cara dalam

pengumpulan data, baik berupa data primer maupun data sekunder

untuk selanjutnya dilakukan analisis.

7) Setelah memperoleh data lapangan, selanjutnya peneliti melakukan uji

reliabilitas untuk memastikan data yang dihasilkan akurat dan valid.

8) Setelah dilakukan uji data, peneliti melakukan uji statistik non

parametris untuk mengetahui hasil hipotesis yang menjadi tujuan

penelitian.

9) Penulis menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2015:92) mengemukakan bahwa

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau


63

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Adapun populasi yang menjadi objek

penelitian ini adalah rumah tangga yang ada di Kecamatan

Tongkuno di Desa Fongkaniwa 277 KK berdasarkan Pendatan

Pemerintah Desa Tahun 2022.

4.3.2 Teknik Penentuan Besarnya Sampel

Menurut Sugiyono.,(2015:93) teknik sampling semerupakan

sebagian dari jumlah dan kaakteristik yang dimiliki populasi

tersebut. Dalam penelitian ini penentuan besarnya sampel

menggunakan metode random sampling.

Dalam menentukan jumlah sampel penelitian agar sampel

yang kita teliti mewakili populasinya dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Penelitian ini menggunakan rumus slovin yang

sederhana dan mudah dihitung, yaitu sebagai berikut :

N
n= …………………………………………………..… (1)
1+N (e)2

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = Jumlah Total Populasi

e = Batas toleransi error

277
n= = 163,66
1+277(0.05)2
64

Adapun jumlah sampel yang direncanakan adalah sebanyak

163,66 dibulatkan 164. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode Simple Random Sampling dengan menggunakan

data kepala keluarga sebagai sampel.

4.3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitan adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya.

Didalam penelitian ini ada beberapa variabel yang menjadi

bahan kuesioner terhadap responden. Variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

a) Pelaksanaan Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD)

b) Akses terhadap hasil pembangunan

c) Kepuasan terhadap hasil pembangunan

d) Kualitas hasil pembangunan

Penelitan ini bersifat komparatif, dimana dalam mengukur

variabel menggunakan skala ordinal dengan pengujian statistik

nonparametris

4.3.4 Pengukuran Variabel dengan Skala Ordinal

Menurut Zhafran Ghani A. (2020), skala ordinal merupakan

skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar

tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama.

Skala ordinal memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala


65

nominal, karena skala ini tidak hanya menunjukan kategori tetapi

juga menunjukan peringkat. Didalam skala ordinal, objek atau

kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari tinggat

terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya.

Peneliti memberikan empat alternatif jawaban kepada

responden dengan menggunakan skala 1 sampai 4 untuk keperluan

analisis kuantitatif.

Tabel 4 1 Instrumen Skala Ordinal

No Alternatif Jawaban Skor


1 Sangat Sesuai 4
2 Sesuai 3
3 Tidak Sesuai 2
4 Sangat Tidak Sesuai 1
Sumber: Sugiyono (2015)

4.3.5 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi setiap operasional pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembangunan merupakan salah satu tahapan

dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa (P3MD). Pelaksanaan pembangunan diawali dengan

perencanaan serta perancangan melalui sebuah forum

musyawarah desa yang melibatkan pemerintah desa, BPD, dan

lembaga-lembaga masyarakat. Perencanaan pembangunan

tentunya harus disesuaikan dengan aspirasi masyarakat,

kebutuhan, serta peraturan yang berlaku. Penelitian ini fokus

pada pelaksanaan pembangunan dalam hal waktu pelaksanaan,

anggaran yang digunakan, kualitas hasil pembangunan, bentuk


66

hasil pembangunan dan keterlibatan pemangku kepentingan

dalam pembangunan. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan

dapat meningkatkan kesejahtearaan masyarakat desa dan

kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan.

2) Akses terhadap infrastruktur merupakan ketersediaan

infrastruktur yang dapat diakses oleh masyarakat sebagai

penunjang aktifitas dalam kehidupan sehari – hari.

Pembangunan infrastruktur desa adalah suatu usaha atau

rangkaian nusaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan

secara terencana untuk membangun sarana dan prasarana atau

segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses pembangunan sebagai

peningkatan aksebilitas dan pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat.

3) Kepuasan masyarakat terhadap hasil pembangunan merupakan

salah satu variabel yang diteliti sebagai indikator keberhasilan

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD). Variabel Kepuasan ini fokus pada persepsi masyarakat

tehadap infrastruktur yang dibangun dari program tersebut.

4) Kualitas hasil pembangunan infrastruktur merupakan hal perlu

diawasi agar memiliki usia rencana dan bertahan lama. Peneltian

ini mengukur tingkat kualitas infrastruktur berdasarkan

pengamatan dan persepsi masyarakat setempat. Guna

menunjang penelitian ini beberapa aspek yang diteliti berupa,

infrastruktur pendidikan dasar, infrastruktur kesehatan,


67

infrastruktur lingkungan, infrastruktur ekonomi dan infrastruktur

pemerintahan.

4.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

4.4.1 Jenis Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat

dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data

sekunder. Kedua data tersebut lebih banyak berupa data primer

yakni dikumpulkan langsung dari responden.

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada

objek penelitian. Data primer diperoleh melalui kuesioner kepada

responden berupa pertanyaan yang dapat memberi informasi

yang akurat.

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui laporan -

laporan atau dokumen yang erat kaitannya dengan

permasalahan yang diteliti. Data tersebut dapat berupa literatur,

jurnal, buku atau dalam bentuk lain yang relevan.

4.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1) Angket / kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

memberi pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2013:189).


68

2) Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari dokumen – dokumen yang ada

di desa yang berhubungan dengan penelitian.

4.5 Instrumen / Bahan dan Alat Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) instrument penelitian adalah alat bantu

yang dipergunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam serta

sosial yang sesuai dengan variabel penelitian. Bentuk instrument dalam

penelitian ini berupa angket atau kuesioner.

4.6 Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data primer maupun sekunder terlebih dahulu

dilakukan uji reliabilitas untuk mengukur kelayakan instrumen penelitian.

Data yang telah valid dianalisis menggunakan metode statistik non

parametris.

Statistik non parametris adalah statistic bebas distribusi dan uji

bebas asumsi. Ststistik non parametris banyak digunakan dalam penelitian

sosial. Data yang diperoleh dalam penelitian umumnya berbentuk kategori

dan rangking.

Model pengujian statistik non parametris dapat ditunjukan dengan

tabel dibawah ini.

Tabel 4 2 Pedoman Melilih Teknik Statistik Non Parametris Untuk Pengujian


Hipotesis

Bentuk hipotesis
Komparatif
Deskripsi Komparatif
Macam (lebih dari dua
(satu variabel (Dua Sampel) Asosiatif
Data sampel)
atau satu (Hubungan)
Independ
sampel Related Independen Related
en
Binomial Fisher Exact X2
Cochran Contingency
Nominal Mc Nemar Probability untuk
Q coefficient c
k-
69

X2 dua sampel
2
X satu sampel
sampel
Median Test
Median
Extensi Spearman
Mann-
Sign Test on Rank
Whitney
Friedman Correlasio
Utest
Ordinal Run Test Wilcoxon Two-Way Kruskal n
matched Anova -Wallis
Kolomogorov
pairs One Kendall
Smirnov
Way Tau
Wald-
Anova
woldfowitz
Sumber : Sugiyono, (2015)

Berdasarkan table 4.3 dapat dilihat bahwa bentuk hipotesis asosiatif

bila datanya berbentuk ordinal maka untuk mengujinya menggunakan

teknik statistik korelasi sprearman rank.

Menurut Sugiyono., (2018), menyatakan bahwa hipotesis asosiatif

adalah menguji dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan

antara dua variabel atau lebih.

4.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deksriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara

faktual, sistematis, serta akurat. Fenomena dapat berupa bentuk,

aktivitas, hubungan, karakteristik serta persamaan maupun

perbedaan antar fenomena. Instrumen penelitian deskriptif adalah

kuesioner. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan tentang persepsi

atau pandangan terhadap masalah yang diteliti.

4.6.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari kuesioner diuji

menggunakan metode statistik non paramentris dengan jenis data


70

ordinal. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan

akurasi dan validnya data yang diperoleh.

Uji Validitas adalah Uji ketepatan atau ketelitian suatu alat

ukur dalam mengukur apa yang sedang ingin diukur. Dalam

pengertian yang mudah dipahami, uji validitas adalah uji yang

bertujuan untuk menilai apakah seperangkat alat ukur sudah tepat

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Anastasia dan Susana., (1997), reliabilitas adalah

sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh

orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama

pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-

butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah

kondisi pengujian yang berbeda.

Menurut Sukadji., (2000), uji reliabilitas adalah seberapa

besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.

Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai

koefesien. Koefisien yang tinggi berarti reliabilitas yang tinggi.

4.6.3 Analisis Korelasi Spearman Rank

Korelasi Spearman Rank merupakan alat uji statistic yang

digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dua variabel bila

datanya berskala ordinal. Sebelum dilakukan pengolahan data, data

kuantitatif yang akan dianalisis perlu disusun dalam bentuk

rangking.

Nilai korelasi spearman rank berada antara -1 ≤ 1. Bila nilai

= 0, berarti tidak ada hubungannya antara variabel independen dan


71

dependen. Nilai = -1 berarti terdapat hubungan yang negative

antara variabel independen dan dependen. Dengan kata lain “+”

dan “-“, menunjukan arah yang sedang dioperasikan.

Uji signifikansi spearman menggunakan uji Z karena

distribusi mendekati distribusi normal. Kekuatan hubungan antara

variabel ditunjukan melalui nilai korelasi. Berikut adalah tabel nilai

korelasi:

Tabel 4 3 Rentang Tingkat Korelasi

Nilai Makna

0,00 – 0,19 Sangat rendah / sangat lemah

0,20 – 0,39 Rendah / lemah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Tinggi / kuat

0,80 – 1,00 Sangat tinggi / kuat


Sumber: Sugiyono, 2015

Langkah - langkah untuk menghitung korelasi Spearman

adalah sebagai berikut :

1) Menentukan formulasi hipotesis ( H1 dan H0)

2) Menentukan taraf nyata (α = 0,05) untuk menentukan table

3) Menyusun table penolong untuk menentukan hitung

4) Menghitung nilai hitung dengan rumus

𝜌 = 1 – (6∑b)/(n(n^2-1)) ………………………..… (3)

Keterangan :

p = nilai korelasi spearman

b = jumlah kuadrat selisih rangking variabel x dan y atau


72

RX – RY

n = jumlah sampel

5) Menurut kriteria pengujian :

Bila hitung > table, maka H1 diterima

Bila hitung < table, maka H0 diterima

6) Melakukan uji signifikansi menggunakan uji Z :

√1
Zhitung = 𝜌/(𝑛−1) ……………………………..………...…….(4)

Bila Z hitung > Z tabel, maka hubungan x dan y adalah

signifikan

Bila Z hitung < Z tabel, maka hubungan x dan y adalah tidak

signifikan

4.6.4 Uji Tingkat Keberhasilan

Tingkat keberhasilan Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dapat diuji dengan

membandingkan antara persentase indikator capaian program

dengan persentase jawaban masyarakat melalui kuesioner.

Kepuasan Masyarakat = Skor Kelompok Yang Didapat x 100 %


Skor Ideal

Interpretasi hasil persentase diperoleh dari tabel yang

dikembangkan Arikunto (1998), seperti tabel berikut:

Tabel 4 4 Interpretasi Nilai

Persentase (%) Kategori


75.1 - 100 Sangat Baik
50.1 - 75 Baik
25.1 - 50 Tidak Baik
0 - 25 Sangat Tidak Baik
Sumber: Arikunto, 1998
73

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

Secara astronomis, Kecamatan Tongkuno terletak di bagian

Selatan Pulau Muna. Secara geografis, Tongkuno terletak di bagian

selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara

4.49° – 4.50° Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur

diantara 122.42° - 122.43° Bujur Timur.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Tongkuno sebagai

berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lohia.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tongkuno Selatan dan

Buton Tengah.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parigi.

Luas Kecamatan Tongkuno yaitu 440,98 km2, Kecamatan

Tongkuno terdiri atas 9 desa dan 3 Kelurahan, yaitu: Desa

Fongkaniwa, Desa Kotano Wuna, Desa Laano Sandana, Desa

Laghontoghe, Desa Lakologou, Desa Lamorende, Desa Matano Oe,

Desa Oeno Kandoli, Desa Walengkabhola, Kelurahan Danagoa,

Kontumolepe, dan Kelurahan Tombula.


74

5.1.1 Desa Fongkaniwa

Luas wilayah Desa Fongkaniwa yaitu 23,87 km2 atau

5,41 % dari luas wilayah Kecamatan Tongkuno. Wilayah Desa

Fongkaniwa terdiri atas daratan terletak bagian Selatan Pulau

Muna dengan batas-batas : Utara – Desa Lahontohe; Timur –

Selat Buton; Selatan – Desa Oempu; Barat – Kelurahan

Tombula. Banyaknya penduduk Desa Fongkaniwa berjumlah

961 jiwa atau 6,114 % dari Jumlah Penduduk Kecamatan

Tongkuno yang terdiri atas Laki – laki 455 jiwa dan

perempuan 506 jiwa.

5.2 Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Desa

Fongkaniwa

Pembangunan infrastruktur Desa yang bersumber dari

Anggran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa Fongkaniwa sejak

Tahun 2015 sampai dengan tahun 2022 terus mengalami

perkembangan yang cukup signifikan. Dalam kurun waktu empat

tahun sebelum terjadinya Pandemi COVID-19 telah terbangun

berbagai jenis infrastruktur yang direncanakan dilaksanakan dan

dikelola sendiri secara mandiri oleh Pemerintah Desa dalam bentuk

kegiatan swakelola. Adapun jenis-jenis infrastruktur yang telah

dibangun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa

Fongkaniwa berdasarkan data yang dihimpun dari Pemerintah Desa

Fongkaniwa sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.


75

Tabel 5 1 Hasil Pembangunan Infrastruktur di Desa Fongkaniwa

No. Bidang Jenis Infrastruktur Volume Satuan


Pembangunan Gedung
1 Pendidikan 1 Unit
TK/Paud
Pembangunan Gedung
2 Kesehatan 1 Unit
Polindes
3 Jamban Keluarga 42 unit
4 Lingkungan Saluran Drainase 700 m
5 Pembuatan Pagar Kebun 32 Ha
Jalan Desa/Jalan Usaha
6 767
Tani
7 Penataan Deker 3 Unit
8 Ruang & Sumur Gali 26 Unit
Pekerjaan
9 Umum Tandon Air 161 Unit
10 Sumur Bor 4 Unit
11 Lapangan Bola Voli 1 Unit
12 Pemerintahan Sanggar PKK 1 Unit
Sumber: APBDes Desa Fongkaniwa Tahun 2015-2022

Tabel 5 2 Penerimaan Dana Desa

No Tahun Anggaran Total Dana Desa (Rp)

1 2015 271.265.000,-
2 2016 609.819.000,-
3 2017 771.820.000,-
4 2018 721.569.000,-
5 2019 826.798.700,-
6 2020 843.690.000,-
7 2021 733.093.000,-
8 2022 801.319.000,-
Total 5.579.373.700,-
Sumber: APBDes Desa Fongkaniwa Tahun 2015-2022
76

5.3 Karakteristik Responden

Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini,

bertindak ataupun merasakan. Berbagai teori pemikiran tumbuh

untuk menjelaskan berbagai kunci karakteristik manusia (Boeree,

2008). Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari

demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial seperti

tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.

Demografi berkaitan dengan struktur penduduk, umur, jenis kelamin

dan status ekonomi sedangkan data kultural mengangkat tingkat

pendidikan, pekerjaan, agama, adat istiadat, penghasilan dan

sebagainya.

5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Jenis

Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (KK) Persentase (%)


1 Laki-laki 84 51,220
2 Perempuan 80 48,780
Total 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
77

Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki
48.78% 51.22%

Laki-laki Perempuan

Gambar 5 1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan bahwa karakteristik

responden pada lokasi penelitian diketahui Laki-laki 51,22%

dan Perempuan 48,78 %.

5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 5 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (KK) Persentase (%)


1 21-30 36 21,95
2 31-40 53 32,32
3 41-50 23 14,02
4 51-60 13 7,93
5 > 60 39 23,78
Total 164 164
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
78

Usia Responden

23.78% 21.95%

7.93%

14.02% 32.32%

21-30 31-40 41-50 51-60 > 60

Gambar 5 2 Diagram Karakterisktik Responden Berdasarkan Usia


Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan karakteristik responden

pada lokasi penelitian berdasarkan usia diketahui usia 21-30

tahun sebanyak 21,95 %, usia 31-40 tahun sebanyak 32,32 %,

usia 41-50 tahun sebanyak 14,02 %, usia 51-60 tahun

sebanyak 7,93 % dan usia lebih dari 60 sebanyak 23,78 %.

5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (KK) Persentase (%)


1 Tidak Sekolah 11 6,71
2 SD 43 26,22
3 SMP 33 20,12
4 SMA 56 34,15
5 D-IV/S-1 21 12,80
Total 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
79

Tingkat Pendidikan Responden

12.80% 6.71%

26.22%

34.15%

20.12%

Tidak Sekolah SD SMP SMA D-IV/S-1

Gambar 5 3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan karakteristik responden

berdasarkan pendidikan diketahui tidak sekolah sebesar 6,71

%, SD sebesar 26,22 %, SMP sebesar 20,12 %, SMA sebesar

34,15 %, dan D-IV / S-1 sebesar 12,80 %.

5.3.4 Karakterstik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan kuisioner yang disebar pada seluruh

responden, tingkat pendidikan responden bervariasi mulai dari

tingkatan Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT).

Adapun karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat

dilihat pada tabel berikut:


80

Tabel 5 6 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah (KK) Persentase (%)


1 Tidak Bekerja 18 10,98
2 Buruh / Karyawan 5 3,05
3 Honorer 7 4,27
4 Ibu Rumah Tangga 33 20,12
6 Pedagang 3 1,83
7 Tani 90 54,88
8 PNS / Pensiunan 3 1,83
9 Wiraswasta 5 3,05
Total 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Pekerjaan Responden
1.83% 3.05%
3.05%
10.98% 4.27%

20.12%
54.88%

1.83%
Tidak Bekerja Buruh / Karyawan Honorer
Ibu Rumah Tangga Pedagang Tani
PNS / Pensiunan Wiraswasta

Gambar 5 4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
Diagram diatas menunjukan karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan diketahui tidak bekerja sebanyak 10,98

%, buruh / karyawan sebanyak 3,05 %, honorer sebanyak 4,27

%, ibu rumah tangga sebanyak 20,12 %, , pedagang sebanyak

1,83 %, tani sebanyak 54,88%, PNS / Pensiunan sebanyak

1,83 % dan wiraswasta sebanyak 3,05 %.


81

5.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 7 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Penghasilan Jumlah (KK) Persentase (%)


1 < 1.000.000 67 40,85
2 1.000.000 - 2.000.000 79 48,17
3 2.100.000 - 3.000.000 13 7,93
4 3.100.000 - 4.000.000 2 1,22
5 > 4.000.000 3 1,83
Total 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

1.83%
1.22% Penghasilan
7.93%

40.85%

48.17%

< 1.000.000 1.000.000 - 2.000.000 2.100.000 - 3.000.000


3.100.000 - 4.000.000 > 4.000.000

Gambar 5 5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan


Penghasilan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
Diagram diatas menunjukan karakteristik responden

berdasarkan pengahasilan diketahui pengasilan dibawah

1.000.000 sebanyak 40,85 %, penghasilan 1.000.000 –

2.000.000 sebanyak 48,17 %, penghasilan 2.100.000 -

3.000.000 sebanyak 7,93 %, penghasilan 3.100.000 –


82

4.000.000 sebesar 1,22 % dan penghasialn diatas 4.000.000

sebanyak 1,83 %.

5.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD) dilaksanakan dalam beberapa

tahap yakni perencanaan, pelaksanaan pembangunan &

Pemeliharaan. Dalam penelitian ini fokus pada keberhasilan

pelaksanaan pembangunan, berupa keterlibatan masyarakat

dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, Penggunaan

anggaran, waktu pelaksanaan pembangunan, keterlibatan

pemangku kepentingan dalam pembangunan, dan

pemanfaatan hasil pembangunan. Hal ini menjadi variabel

untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Desa

Fongkaniwa Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.

5.4.1 Tanggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan

masyarakat dalam penentuan prioritas kegiatan.

Keterlibatan masyarakat dalam penentuan prioritas

kegiatan menjadi salah satu variabel untuk mengukur tingkat

keberhasilan Program Pembangunan dan Pemberdayaan


83

Masyarakat Desa (P3MD) di Desa Fongkaniwa. Hasil

analisis data penelitian diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 8 Tanggapan Masyarakat keterlibatan dalam penentuan


prioritas kegiatan

Keterlibatan masyarakat
Jumlah Persentase
No dalam penentuan
Responden (%)
prioritas kegiatan
1 Tidak Terlibat 2 1,22%
2 Kurang Terlibat 1 0,61%
3 Terlibat 67 40,85%
4 Sangat Terlibat 94 57,32%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 1,22 % menyatakan tidak terlibat, 0,61 %

menyatakan kurang Terlibat, 40,85 % menyatakan Terlibat

dan 57,32 % menyatakan sangat terlibat.

Keterlibatan masyarakat dalam penentuan


prioritas kegiatan
1.22%
0.61%

40.85%
57.32%

Tidak Terlibat Kurang Terlibat Terlibat Sangat Terlibat

Gambar 5 6 Diagram Tanggapan Masyarakat Keterlibatan


masyarakat dalam penentuan prioritas usulan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
84

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan keterlibatan masyarakat dalam penentuan

prioritas usulan sudah sangat Terlibat.

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keberhasilan dari program

pembangunan maupun pengembangan masyarakat

pedesaan. Berdasarkan penelitian terdahulu partisipasi

masyarakat diperlukan untuk mewujudkan pembangunan

desa yang sesuai dengan kebutuhan desa itu sendiri.

Partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat

dalam pembuatan keputusan di setiap program

pembangunan, namun masyarakat juga dilibatkan dalam

mengidentifikasi masalah dan pontesi yang ada di

masyarakat. Tanpa partisipasi masyarakat setiap kegiatan

pembangunan akan gagal.

5.4.2 Tanaggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan


masyarakat dalam Rapat Prapelaksanaan Kegiatan.

Keterlibatan masyarakat dalam rapat prapelaksanaan

kegiatan menjadi salah satu variabel untuk mengukur tingkat

keberhasilan Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD) di Desa Fongkaniwa. Hasil

analisis data penelitian diperoleh data sebagai berikut:


85

Tabel 5 9 Tanggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan dalam


penentuan prioritas kegiatan

keterlibatan masyarakat
dalam rapat Jumlah Persentase
No
prapelaksanaan kegiatan Responden (%)

1 Tidak Terlibat 0 0,00%


2 Kurang Terlibat 1 0,61%
3 Terlibat 68 41,46%
4 Sangat Terlibat 95 57,93%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak Terlibat, 0,61 %

menyatakan kurang Terlibat, 41,46 % menyatakan Terlibat

dan 57,93 % menyatakan sangat Terlibat.

keterlibatan masyarakat dalam rapat


prapelaksanaan kegiatan
0.00% 0.61%

41.46%
57.93%

Tidak Terlibat Kurang Terlibat Terlibat Sangat Terlibat

Gambar 5 7 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap

Keterlibatan masyarakat rapat prapelaksanaan kegiatan

Sumber: Sawaludin,dkk,2023
86

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan keterlibatan masyarakat dalam rapat

prapelaksanaan kegiatan sudah sangat Terlibat.

Musyawarah desa pra pelaksanaan membuka

kesempatan untuk masyarakat dalam mengemukakan

pendapatnya dalam hal teknis pelaksanaan pembangunan,

di mana prinsip pelaksanaan pembangunan Dana Desa

yaitu pembangunan yang parsitipatif. Berdasrkan penelitian

terdahulu bahwa salah satu penyebab kerrang maksimalnya

hasil pembangunan karena Masih kurangnya peran serta

masyarakat dalam kegiatan musyawarah tentang rencana-

rencana penggunaan dana desa, terutama dalam

memberikan ide dan masukan mengenai penggunaan dana

desa, hal ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat

terhadap adanya dana desa beserta penggunaannya,

sehingga masyarakat tidak dapat menyampaikan

aspirasinya.

5.4.3 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Pekerja


dari dalam Desa.

Pemanfanfaatan pekerja dari dalam desa menjadi

salah satu variabel untuk mengukur tingkat keberhasilan

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat


87

Desa (P3MD) di Desa Fongkaniwa. Hasil analisis data

penelitian diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 10 Tanggapan Masyarakat Terhadap keterlibatan Pekerja


dari Dalam Desa

Keterlibatan Pekerja dari Jumlah Persentase


No
dalam Desa Responden (%)

1 Tidak Diutamakan 0 0,00%


2 Kurang Diutamakan 3 1,83%
3 Diutamakan 65 39,63%
4 Sangat Diutamakan 96 58,54%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak Diutamakan, 1,83%

menyatakan kurang Diutamakan, 39,63% menyatakan

Diutamakan dan 58,54% menyatakan sangat Diutamakan.

Keterlibatan pekerja dari dalam desa


0.00% 1.83%

39.63%
58.54%

Tidak Diutamakan Kurang Diutamakan Diutamakan Sangat Diutamakan

Gambar 5 8 Diagram Tanggapan Terhadap Masyarakat


Keterlibatan Pekerja dari Dalam Desa
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
88

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan keterlibatan pekerja dari dalm desa sudah

sangat Diutamakan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor

7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa

Tahun 2022, Padat Karya Tunai Desa adalah kegiatan

pemberdayaan masyarakat Desa, khususnya yang miskin

dan marginal, yang bersifat produktif dengan mengutamakan

pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal

untuk memberikan tambahan upah/pendapatan, mengurangi

kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Padat Karya Tunai Desa dalam pelaksanaan Dana

Desa diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam

jumlah besar, dengan memberikan honorarium (upah)

langsung tunai kepada tenaga kerja yang terlibat, baik

secara harian maupun mingguan, sehingga dapat

memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

5.4.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan

Bahan/Material Lokal.
89

Penggunaan Bahan /Material Lokal dari dalam desa

menjadi salah satu variabel untuk mengukur tingkat

keberhasilan Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD) di Desa Fongkaniwa. Hasil

analisis data penelitian diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 11 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan


Bahan/Material Lokal

Penggunaan Jumlah Persentase


No
Bahan/Material Lokal Responden (%)

1 Tidak Diutamakan 0 0,00%


2 Kurang Diutamakan 0 0,00%
3 Diutamakan 76 46,34%
4 Sangat Diutamakan 88 53,66%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak Diutamakan, 0,00%

menyatakan kurang Diutamakan, 46,34% menyatakan

Diutamakan dan 53,66% menyatakan sangat Diutamakan.

Penggunaan Bahan/Material Lokal


0.00% 0.00%

46.34%
53.66%

Tidak Diutamakan Kurang Diutamakan


Diutamakan Sangat Diutamakan
90

Gambar 5 9 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap


Penggunaan Bahan/Material Lokal
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan penggunaan bahan/material lokal sudah sangat

Diutamakan.

Guna meningkatkan perekonomian dalam desa dan

mengurangi tingkat kemiskinan di desa, maka perlu kiranya

pemanfaatan material lokal dari dalam des aitu sendiri,

sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

50/PMK.07/2017 tentang Tata Cara Pengalokasian,

Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana

Desa Pasal 128 ayat (2) Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai

dari Dana Desa diutamakan dilakukan secara swakelola

dengan menggunakan sumber daya/bahan baku lokal, dan

diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja

dari masyarakat Desa setempat.

5.4.5 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan Dana.

Penggunaan dana menjadi salah satu variabel untuk

mengukur tingkat keberhasilan Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) di Desa

Fongkaniwa. Hasil analisis data penelitian diperoleh data

sebagai berikut:
91

Tabel 5 12 Tanggapan Masyarakat Terhadap Penggunaan Dana

Jumlah Persentase
No Penggunaan Dana
Responden (%)

1 Tidak Sesuai 1 0,61%


2 Kurang Sesuai 5 3,05%
3 Sesuai 78 47,56%
4 Sangat Sesuai 80 48,78%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 0,61 % menyatakan tidak sesuai, 3,05%

menyatakan kurang sesuai, 47,56% menyatakan sesuai dan

48,78% menyatakan sangat sesuai.

Penggunaan Dana
0.61% 3.05%

48.78%
47.56%

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

Gambar 5 10 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap


Penggunaan Dana
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
92

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan penggunaan dana sudah sangat sesuai.

Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai

kegiatan yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan

Dana Desa setelah mendapat persetujuan bupati/walikota

dengan memastikan pengalokasian Dana Desa untuk

kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi dan/atau

kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

telah terpenuhi.

5.4.6 Tanggapan Masyarakat Terhadap Waktu Penyelesaian


Pekerjaan.

Waktu penyelesaian pekerjaan menjadi salah satu

variabel untuk mengukur tingkat keberhasilan Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) di Desa Fongkaniwa. Hasil analisis data penelitian

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 13 Tanggapan Masyarakat Terhadap Waktu Penyelesaian


Pekerjaan

Waktu Pelaksanaan Jumlah Persentase


No
Kegiatan Responden (%)

1 Tidak Sesuai 0 0,00%


2 Kurang Sesuai 9 5,49%
3 Sesuai 77 46,95%
4 Sangat Sesuai 78 47,56%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
93

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak sesuai, 5,49 %

menyatakan kurang sesuai, 46,95% menyatakan sesuai dan

47,56% menyatakan sangat sesuai.

Waktu Penyelesaian Pekerjaan


0.00% 5.49%

47.56%
46.95%

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

Gambar 5 11 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Waktu


Penyelesaian Pekerjaan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan waktu penyelesaian pekerjaan sudah sangat

sesuai.

Dengan mengoptimalkan penggunaan pekerja dari

dalam desa akan menjadi factor penentu dalam ketepatan

waktu penyelesaian pekerjaan. Menurut penelitian terdahulu

bahwa efektivitas ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan

fisik di desa belum optimal karena kurang efisiennya

penggunaan tenaga kerja.


94

5.4.7 Tanggapan Masyarakat Terhadap Tupoksi Pelaksana

Kegiatan

Tupoksi Pelaksana Kegiatan menjadi salah satu

variabel untuk mengukur tingkat keberhasilan Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) di Desa Fongkaniwa. Hasil analisis data penelitian

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 14 Tanggapan Masyarakat Terhadap Tupoksi Pelaksana


Kegiatan

Tupoksi Pelaksana Jumlah Persentase


No
Kegiatan Responden (%)

1 Tidak Sesuai 1 0,61%


2 Kurang Sesuai 7 4,27%
3 Sesuai 70 42,68%
4 Sangat Sesuai 86 52,44%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 0,61 % menyatakan tidak sesuai, 4,27 %

menyatakan kurang sesuai, 42,68% menyatakan sesuai dan

52,44% menyatakan sangat sesuai.


95

Tupoksi Pelaksana Kegiatan


0.61% 4.27%

52.44% 42.68%

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

Gambar 5 12 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Tupoksi


Pelaksana Kegiatan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan tupoksi pelaksana kegiatan sudah sangat

sesuai.

Keberhasilan program dengan memaksimalkan

tupoksi daru pada Tim pelaksana kegiatan di mana Tim

Pelaksana Kegiatan di manfaatkan pemerintah desa dalam

membantu desa dalam pengeloloaan dana desa dalam hal

pengadaan barang dan jasa maupun membantu pemerintah

desa mengawasi penyedia dalam memasok barang dan

jasa.

Terkait penerapan prinsip akuntabilitas, Dana Desa

dilaksanakan dengan sistem pelaporan tiap bulan dan

pelaporan pada setiap tahap kegiatannya. TPK memegang


96

peranan yang paling penting dalam pelaksanaan kegiatan

Dana Desa, dan TPK berkewajiban menjelaskan kinerjanya

selama pelaksanaan kegiatan Dana Desa.

5.4.8 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hasil

Pembangunan

Pemanfaatan hasil pembangunan menjadi salah satu

variabel untuk mengukur tingkat keberhasilan Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) di Desa Fongkaniwa. Hasil analisis data penelitian

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 15 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hasil


Pembangunan

Pemanfatan Hasil Jumlah Persentase


No
Pembangunan Responden (%)

1 Tidak Sesuai 1 0,61%


2 Kurang Sesuai 2 1,22%
3 Sesuai 67 40,85%
4 Sangat Sesuai 94 57,32%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 0,61 % menyatakan tidak sesuai, 1,22 %

menyatakan kurang sesuai, 40,85% menyatakan sesuai dan

57,32 % menyatakan sangat sesuai.


97

Pemanfatan Hasil Pembangunan


0.61% 1.22%

40.85%
57.32%

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

Gambar 5 13 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan


Hasil Pembangunan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan pemanfaatan hasil pembangunan sudah sangat

sesuai.

Menurut UU Nomor 16 Tahun 2014 tentang Desa,

disebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Dalam rangka pengaturan dan

pengurusan desa maka pemerintah pusat mengucurkan

Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk mewujudkan

pembangunan dan pemberdayaan desa menuju masyarakat

yang adil, makmur dan sejahtera.


98

5.4.9 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Hasil

Pembangunan

Pemeliharaan hasil pembangunan menjadi salah satu

variabel untuk mengukur tingkat keberhasilan Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

di Desa Fongkaniwa. Hasil analisis data penelitian diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 5 16 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Hasil


Pembangunan

Pemeliharaan Hasil Jumlah Persentase


No
Pembangunan Responden (%)

1 Tidak Terpelihara 2 1,22%


2 Kurang Terpelihara 3 1,83%
3 Terpelihara 83 50,61%
4 Sangat Terpelihara 76 46,34%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 1,22 % menyatakan tidak Terpelihara, 1,83 %

menyatakan kurang Terpelihara, 50,61 % menyatakan

Terpelihara dan 46,34 % menyatakan sangat Terpelihara.


99

Pemeliharaan Hasil Pembangunan


1.22% 1.83%

46.34%
50.61%

Tidak Terpelihara Kurang Terpelihara Terpelihara Sangat Terpelihara

Gambar 5 14 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap


Pemeliharaan Hasil Pembangunan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan Pemeliharaan hasil pembangunan sudah

terpelihara.

Hasil kegiatan pembangunan infrastruktur sarana dan

prasarana kebanyakan mengalami kerusakan dan tidak

dapat memberikan manfaat layanannya dikarenakan tidak

dilakukan pemeliharaan terhadap aset hasil pembangunan.

Apabila infrastruktur yang telah dibangun tidak lakukan

pemeliharaan maka tidak dapat memberikan manfaat yang

panjang dan berakibat pada tidak tercapainya tujuan

pembangunan dan tujuan program. Hal ini menuntut adanya

ketegasan siapa yang bertanggungjawab terhadap

pemeliharaan dan bagaimana melakukan operasi dan

pemeliharaannya serta dari mana sumber dana pembiayaan

operasi dan pemeliharaannya.


100

5.4.10 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembangunan

Infrastruktur yang Menunjang Kehidupan Masyarakat

Pembangunan Infrastruktur yang Menunjang

Kehidupan Masyarakat menjadi salah satu variabel untuk

mengukur tingkat keberhasilan Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) di Desa

Fongkaniwa. Hasil analisis data penelitian diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 5 17 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembangunan


Infrastruktur yang Menunjang Kehidupan Masyarakat

Hasil Pembangunan
Jumlah Persentase
No Infrastruktur Terhadap
Responden (%)
Kehidupan Masyarakat
1 Tidak Menunjang 2 1,22%
2 Kurang Menunjang 4 2,44%
3 Menunjang 70 42,68%
4 Sangat Menunjang 88 53,66%
Jumlah 164 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Berdasarkan tabel diketahui Tanggapan masyarakat

sebanyak 1,22 % menyatakan tidak menunjang, 2,44 %

menyatakan kurang menunjang, 42,68 % menyatakan

menunjang dan 53,66 % menyatakan sangat menunjang.


101

Hasil Pembangunan Infrastruktur


Terhadap Kehidupan Masyarakat
1.22% 2.44%

53.66% 42.68%

Tidak Menunjang Kurang Menunjang


Menunjang Sangat Menunjang

Gambar 5 15 Diagram Tanggapan Masyarakat Terhadap


Pemeliharaan Hasil Pembangunan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Diagram diatas menunjukan mayoritas masyarakat

menyatakan Pembangunan Infrastruktur yang Menunjang

Kehidupan Masyarakat sudah sangat menunjang kehidupan

masyarakat.

Sarana dan prasarana adalah hal yang paling utama

dalam sebuah Desa, wilayah, atau tempat untuk bisa

menjalankan kehidupan mereka dengan mudah.Seperti

halnya di Desa Fongkaniwa pemerintah mulai membangun

beberapa sarana dan prasarana yang di harapkan mampu

membantu masyarakat desa untuk menjalankan kehidupan

dengan lebih baik, sarana dan prasarana di bangun

pemerintah dengan menggunakan dana desa yang di

berikan oleh pemerintah pusat yang memang tujuannya

untuk membangun desa baik itu infrastruktur maupun untuk

pemberdayaan masyarakatnya
102

5.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Hasil Pembangunan

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD)

Akses masyarakat terhadap hasil pembangunan diartikan

sebagai ketersediaan sarana prasarana penunjang aktivitas

masyarakat. Kehadiran Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD) diharapkan mampu menyediakan sarana

prasarana kebutuhan masyarakat tersebut dan memberi dampak

yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat desa.

5.5.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur

Pendidikan

Akses terhadap infrastruktur pendidikan dasar pada

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 18 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur


Pendidikan

Apakah Anda Puas


Jumlah Persentase
No Terhadap Infrastruktur
Responden (%)
Pendidikan
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 0 0,00%
3 Puas 91 55,49%
4 Sangat Puas 73 44,51%
Jumlah 162 100
103

Sumber: Analisis Data, 2020

Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0,00 %

menyatakan tidak puas, 0,00 % menyatakan kurang puas,

55,49 % menyatakan puas dan 44,51 % menyatakan sangat

puas.

Apakah Anda Puas Terhadap Infrastruktur


Pendidikan
0.00% 0.00%

44.51%
55.49%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 16 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Akses


Infrastruktur Pendidikan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas dalam mengakses infrastruktur pendidikan

dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD).

Dengan adanya dana desa yang telah membangun

Gedung TK/Paud di Desa Fongkaniwa memberikan

kemudahan terhadap masyrakat dalam mengakses untuk

menyekolahkan anak mereka. kemudahan akses yang

diberikan kepada setiap warga masyarakat untuk


104

menggunakan kesempatannya untuk memasuki suatu proses

belajar/mengajar di program pendidikan yang dipilihnya.

5.5.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur

Kesehatan

Akses terhadap infrastruktur kesehatan pada Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 19 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur


Kesehatan

Akses Terhadap Jumlah Persentase


No
Infrastruktur Kesehatan Responden (%)
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 0 0,00%
3 Puas 87 53,05%
4 Sangat Puas 77 46,95%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari tabel diatas diperoleh bahwa 0,00 % menyatakan

tidak puas, 0,00 % menyatakan kurang puas, 53,05 %

menyatakan puas dan 46,95 % menyatakan sangat puas.

Akses Terhadap Infrastruktur


Kesehatan
0.00% 0.00%
46.95%
53.05%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 17 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Akses


Infrastruktur Kesehatan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
105

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas dalam mengakses infrastruktur kesehatan

dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD).

Dengan adanya dana desa yang telah membangun

sarana dan prasarana Kesehatan sehingga memudahkan

masyarakat dalam mengakses dengan mudah sarana dan

prasarana Kesehatan tersebut. Pengembangan infrastruktur

merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

kesehatan. Oleh sebab itu pemerintah harus memastikan

bahwa penduduk desa memiliki akses menuju pusat

pelayanan Kesehatan.

5.5.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur

Lingkungan

Akses terhadap infrastruktur kesehatan pada Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 20 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur


Lingkungan

Akses Terhadap Jumlah Persentase


No Infrastruktur Lingkungan Responden (%)
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 11 6,71%
3 Puas 80 48,78%
4 Sangat Puas 73 44,51%
Jumlah 162 100
Sumber: Analisis Data, 2023
106

Interpretasi Tabel diatas adalah 0,00 % menyatakan

tidak puas, 6,71 % menyatakan kurang puas, 48,78 %

menyatakan puas dan 44,51 % menyatakan sangat puas.

Akses Terhadap Infrastruktur Lingkungan


0.00% 6.71%

44.51%

48.78%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 18 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Akses


Infrastruktur Lingkungan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas dalam mengakses infrastruktur lingkungan

dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD).

Dengan adanya dana desa di Desa fongkaniwa yang

telah membangun infrastruktur lingkungan maka memudahkan

mereka dalam mengakses infrastruktur lingkungan tersebut.

5.5.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur

Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum

Akses masyarakat terhadap infrastruktur ekonomi pada

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) dapat dilhat pada tabel berikut:


107

Tabel 5 21 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur


Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum

Akses Terhadap
Infrastruktur Penataan Jumlah Persentase
No
Ruang dan Pekerjaan Responden (%)
Umum
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 0 0,00%
3 Puas 76 46,34%
4 Sangat Puas 88 53,66%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0,00 %

menyatakan tidak puas, 0,00 % menyatakan kurang puas,

46,34 % menyatakan puas dan 53,66 % menyatakan sangat

puas.

Akses Terhadap Infrastruktur Penataan


Ruang dan Pekerjaan Umum
0.00% 0.00%

46.34%
53.66%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 19 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur


Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan sangat puas dalam mengakses infrastruktur

penataan ruang dan pekerjaan umum dalam Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).


108

Kemudahan dalam mengakses infrastruktur penataan

ruang dan pekerjaan umum guna meningkatkan kehidupan sosial

dasar masyrarakat desa dan meningkatkan perekonomian

masyarakat desa.

5.5.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur

Pemerintahan

Akses masyarakat terhadap infrastruktur Pemerintahan

pada Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa (P3MD) dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 22 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur Pemerintahan

Akses Terhadap Jumlah Persentase


No
Infrastruktur Pemerintahan Responden (%)
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 2 1,22%
3 Puas 90 54,88%
4 Sangat Puas 72 43,90%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari Tabel diatas diperoleh bahwa 0,00 % menyatakan

tidak puas, 1,22 % menyatakan kurang puas, 54,88 %

menyatakan puas dan 43,90 % menyatakan sangat puas.


109

Akses Terhadap Infrastruktur Pemerintahan


0.00% 1.22%

43.90%
54.88%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 20 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses Infrastruktur


Pemerintahan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas dalam mengakses infrastruktur

pemerintahan dalam Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).

Kemudahan mengakses infrastruktur pemerintahan

bagi masyarakat dalam mendapatkan layanan dari pemerintah

desa memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

mengurus berbagai keperluan administrasi dan pelayanan

desa secara efisien.

5.6 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Hasil Pembangunan

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD)

Kepuasan masyarakat dalam pembangunan menjadi salah

variabel pengukuran tingkat keberhasilan Program Pembangunan


110

dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Kepuasan erat kaitannya

dengan kenyamanan menggunakan fasilitas yang telah terbangun.

5.6.1 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur

Pendidikan

Kepuasan terhadap infrastruktur pendidikan pada

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 23 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur


Pendidikan Dasar

Kepuasan Terhadap
Jumlah Persentase
No Infrastruktur Pendidikan
Responden (%)
Dasar
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 17 10,37%
3 Puas 88 53,66%
4 Sangat Puas 59 35,98%
Jumlah 162 100
Sumber : Analisis Data, 2023

Dari tabel diatas diperoleh bahwa 0,00 % menyatakan

tidak puas, 10,37 % menyatakan kurang puas, 53,66 %

menyatakan puas dan 35,98 % menyatakan sangat puas.

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Pendidikan
0.00% 10.37%

35.98%

53.66%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas


111

Gambar 5 21 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap


Infrastruktur Pendidikan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas terhadap infrastruktur pendidikan dasar

dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD).

5.6.2 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur

Kesehatan

Kepuasan terhadap infrastruktur kesehatan pada

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 24 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur


Kesehatan

Kepuasan Terhadap
Jumlah Persentase
No Infrastruktur
Responden (%)
Kesehatan
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 7 4,27%
3 Puas 94 57,32%
4 Sangat Puas 63 38,41%
Jumlah 163 100
Sumber: Analisis Data, 2020

Tabel diatas menunjukan pendapat masyarakat bahwa

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak puas, 4,27 % menyatakan

kurang puas, 57,32 % menyatakan puas dan 38,41 %

menyatakan sangat puas.


112

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Kesehatan
0.00% 4.27%

38.41%
57.32%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 22 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap


Infrastruktur Kesehatan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas terhadap infrastruktur kesehatan dalam

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD).

5.6.3 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur

Lingkungan

Dalam penggunaan Dana Desa, pembangunan

terhadap infrastruktur lingkungan juga menjadi sasaran utama

dalam kegiatan pembangunan Desa. Kepuasan terhadap

infrastruktur lingkungan pada Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) dapat dilhat pada

tabel berikut:
113

Tabel 5 25 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur


Lingkungan

Kepuasan Terhadap Jumlah Persentase


No
Infrastruktur Lingkungan Responden (%)
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 15 9,15%
3 Puas 96 58,54%
4 Sangat Puas 53 32,32%
Jumlah 162 100
Sumber : Analisis Data,2020

Tabel diatas menunjukan pendapat masyarakat bahwa

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak puas, 9,15 % menyatakan

kurang puas, 58,54 % menyatakan puas dan 32,32 %

menyatakan sangat puas.

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Lingkungan
0.00% 9.15%

32.32%

58.54%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 23 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap


Infrastruktur Lingkungan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas terhadap infrastruktur lingkungan dalam

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD).
114

5.6.4 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur

Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum

Kepuasan terhadap infrastruktur Penataan Ruang dan

Pekerjaan Umum pada Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) dapat dilhat pada

tabel berikut:

Tabel 5 26 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur


Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum

Kepuasan Terhadap
Infrastruktur Penataan Jumlah Persentase
No Ruang dan Pekerjaan Responden (%)
Umum
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 9 5,49%
3 Puas 92 56,10%
4 Sangat Puas 63 38,41%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Tabel diatas menunjukan pendapat masyarakat bahwa

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak puas, 5,49 % menyatakan

kurang puas, 56,10% menyatakan puas dan 38,41%

menyatakan sangat puas.


115

Kepuasan Terhadap Infrastruktur Penataan


Ruang dan Pekerjaan Umum
0.00% 5.49%

38.41%

56.10%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 24 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap


Infrastruktur Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum

Sumber: Sawaludin,dkk,2023
Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan puas terhadap infrastruktur penataan Ruang dan

pekerjaan umum dalam Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).

5.6.5 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur

Pemerintahan

Kepuasan terhadap infrastruktur lingkungan pada

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) dapat dilhat pada tabel berikut:


116

Tabel 5 27 Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Infrastruktur


Pemerintahan

Kepuasan
Terhadap Jumlah Persentase
No
Infrastruktur Responden (%)
Pemerintahan
1 Tidak Puas 0 0,00%
2 Kurang Puas 9 5,49%
3 Puas 77 46,95%
4 Sangat Puas 78 47,56%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Tabel diatas menunjukan pendapat masyarakat bahwa

sebanyak 0,00 % menyatakan tidak puas, 5,49 % menyatakan

kurang puas, 46,95 % menyatakan puas dan 47,56 %

menyatakan sangat puas.

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Pemerintahan
0.00% 5.49%

47.56%
46.95%

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas

Gambar 5 25 Diagram Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap


Infrastruktur Pemerintahan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan sangat puas terhadap infrastruktur pemerintahan

dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD).


117

5.7 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Hasil Pembangunan

Infrastruktur yang dibangun harus memiliki kualitas yang baik.

Dengan infrastruktur yang baik dapat memperpanjang usia

infastruktur tersebut. Maka untuk mengetahui kualitas infrastruktur

diperlukan pendapat masyarakat sebagai pengguna infrastruktur

tersebut dari waktu ke waktu.

5.7.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur

Pendidikan

Kualitas infrastruktur pendidikan pada Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 28 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur


Pendidikan

Kualitas Infrastruktur Jumlah Persentase


No
Pendidikan Dasar Responden (%)
1 Tidak Baik 0 0,00%
2 Kurang Baik 7 4,27%
3 Baik 95 57,93%
4 Sangat Baik 62 37,80%
Jumlah 162 100
Sumber: Analisis Data, 2020

Tabel diatas menunjukan kualitas infrastruktur

pendidikan dasar dimana sebanyak 0,00 % menyatakan tidak

baik, 4,27 % menyatakan kurang baik, 57,93 % menyatakan

baik dan 37,80 % menyatakan sangat baik.

.
118

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Pendidikan
0.00% 4.27%

37.80%

57.93%

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Gambar 5 26 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas


Infrastruktur Pendidikan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan kualitas infrastruktur pendidikan baik dalam

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD).

Pendidikan merupakan hak semua orang dan memiliki

peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat,

untuk itu kualitas infrastrukturnya perlu ditingkatkan. Poin ke-4

dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Indonesia

bertujuan untuk memastikan kualitas pendidikan yang inklusif

dan adil. Diantaranya pada tahun 2030, memastikan bahwa

semua orang menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah

secara gratis, setara, dan berkualitas


119

5.7.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur

Kesehatan

Kualitas infrastruktur kesehatan pada Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 29 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur


Kesehatan

Kualitas Infrastruktur Jumlah Persentase


No
Kesehatan Responden (%)
1 Tidak Baik 0 0,00%
2 Kurang Baik 8 4,88%
3 Baik 94 57,32%
4 Sangat Baik 62 37,80%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Tabel diatas menunjukan kualitas infrastruktur

kesehatan dimana sebanyak 0,00 % menyatakan tidak baik,

4,88 % menyatakan kurang baik, 57,32 % menyatakan baik

dan 37,80 % menyatakan sangat baik.

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Kesehatan
0.00% 4.88%

37.80%
57.32%

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Gambar 5 27 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas


Infrastruktur Kesehatan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023
120

Sedangkan berdasarkan gambar diagram, diketahui

mayoritas responden menyatakan kualitas infrastruktur

kesehatan baik dalam Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya

pembangunan nasional yang diselenggarakan pada semua

bidang kehidupan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Dengan demikian, pembangunan

Infrastruktur kesehatan merupakan salah satu upaya utama

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada

gilirannya mendukung percepatan pencapaian sasaran

pembangunan nasional.

5.7.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur

Lingkungan

Kualitas infrastruktur lingkungan pada Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

dapat dilhat pada tabel berikut:


121

Tabel 5 30 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur


Lingkungan

Kualitas
Jumlah Persentase
No Infrastruktur
Responden (%)
Lingkungan
1 Tidak Baik 0 0,00%
2 Kurang Baik 18 10,98%
3 Baik 85 51,83%
4 Sangat Baik 61 37,20%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Tabel diatas menunjukan kualitas infrastruktur

lingkungan dimana sebanyak 0,00 % menyatakan tidak baik,

10,98% menyatakan kurang baik, 51,83 % menyatakan baik

dan 37,20 % menyatakan sangat baik.

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Lingkungan
0.00% 10.98%

37.20%

51.83%

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Gambar 5 28 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas


Infrastruktur Lingkungan
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan kualitas infrastruktur lingkungan baik dalam

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD).
122

Pembangunan infrastruktur lingkungan berdampak

langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Maka dengan memperhatikan kualitsas pembangunan

infrastruktur lingkungan dapat menjaga keberlanjutan manfaat

dari kualitas hidup sosial kemasyarakatan dan perekonomian

di desa.

5.7.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur

Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum

Kualitas infrastruktur penataan ruang dan pekerjaan

umum pada Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD) dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 31 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur


Ekonomi
Kepuasan Terhadap
Infrastruktur Penataan Jumlah Persentase
No
Ruang dan Pekerjaan Responden (%)
Umum
1 Tidak Baik 0 0,00%
2 Kurang Baik 9 5,49%
3 Baik 89 54,27%
4 Sangat Baik 66 40,24%
Jumlah 162 100
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Tabel diatas menunjukan kualitas infrastruktur ekonomi

dimana sebanyak 0,00 % menyatakan tidak baik, 5,49 %

menyatakan kurang baik, 54,27 % menyatakan baik dan 40,24

% menyatakan sangat baik.


123

Kepuasan Terhadap Infrastruktur Penataan


Ruang dan Pekerjaan Umum
0.00% 5.49%

40.24%

54.27%

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Gambar 5 29 Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas


Infrastruktur Penataan Ruang dan Pekerjaan Umum
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan kualitas infrastruktur penataan ruang dan

pekerjaan umum baik dalam Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).

Kelengkapan dan kualitas infrastruktur dapat menjadi

pendorong perekonomian daerah, dan sebaliknya, ketika

infrastruktur di suatu daerah berjalan buruk maka akan

menjadi penghambat perekonomian, yang menyebabkan

terhambatnya pembangunan pada daerah tersebut sehingga

daerahnya tidak dapat berkembang dengan cepat (Martin &

Rogers, 1995).I
124

5.7.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur

Pemerintahan

Kualitas infrastruktur lingkungan pada Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 5 32 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Infrastruktur


Pemerintahan

Kualitas Infrastruktur Jumlah Persentase


No
Pemerintahan Responden (%)
1 Tidak Baik 0 0,00%
2 Kurang Baik 3 1,83%
3 Baik 96 58,54%
4 Sangat Baik 65 39,63%
Jumlah 162 100
Sumber : Sawaludin,dkk,2023

Tabel diatas menunjukan kualitas infrastruktur

pemerintahan dimana sebanyak 0,00 % menyatakan tidak

baik, 1,83 % menyatakan kurang baik, 58,54 % menyatakan

baik dan 39,63 % menyatakan sangat baik.

Kepuasan Terhadap Infrastruktur


Pemerintahan
0.00% 1.83%

39.63%
58.54%

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Gambar 5 30 Diagram Kualitas Infrastruktur Pemerintahan


Sumber: Sawaludin,dkk,2023
125

Dari diagram diatas diketahui mayoritas responden

menyatakan kualitas infrastruktur lingkungan baik dalam

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD).

Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan terbaik

kepada masyarakat, agar tercapai efisiensi dan efektifitas

bekerja, berhasil guna dan berdaya guna, untuk kelangsungan

dalam pencapaian tujuan tersebut dibutuhkan infrastruktur

pemerintahan dengan kualitas yang baik yang dapat

menunjang kegiatan dimaksud sesuai dengan standard

pelayanan yang memadai. Pemerintah Desa perlu memenuhi

kebutuhan sebagaimana tersebut guna memperlancar

pelayanan bidang pemerintahan kepada masyarakat.

5.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dalam penelitan yang bersifat komparasi uji validitas dan

reliabilitas sangatlah penting pada saat melakukan sebuah pengujian

atau pengukuran yang digunakan sebagai bagian dari proses

pengumpulan data.

Menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan

dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur

penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah


126

uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang

digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009)

menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur

sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika

tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil

ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya

tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan

tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki

validitas rendah.

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien

korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item

dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau

tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan

digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada

taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika

berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program

SPSS. Teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk

uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk


127

Momen Pearson). Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-

masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan

dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi

signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu

memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap

Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka

instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap

skor total (dinyatakan valid).

5.8.1 Uji Validitas

Berikut ini adalah hasil uji validitas jawaban responden

dengan menggunakan aplikasi SPSS:

Penilaian dari output uji validitas terhadap jawaban dari setiap

pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 33 Hasil Uji Validitas

No Pertanyaan rHitung rTabel Keterangan

1 Item 1 0,599 0,1528 Valid


2 Item 2 0,492 0,1528 Valid
3 Item 3 0,530 0,1528 Valid
4 Item 4 0,625 0,1528 Valid
5 Item 5 0,470 0,1528 Valid
6 Item 6 0,522 0,1528 Valid
7 Item 7 0,483 0,1528 Valid
8 Item 8 0,650 0,1528 Valid
9 Item 9 0,739 0,1528 Valid
10 Item 10 0,603 0,1528 Valid
11 Item 11 0,754 0,1528 Valid
12 Item 12 0,738 0,1528 Valid
128

13 Item 13 0,797 0,1528 Valid


14 Item 14 0,690 0,1528 Valid
15 Item 15 0,718 0,1528 Valid
16 Item 16 0,735 0,1528 Valid
17 Item 17 0,781 0,1528 Valid
18 Item 18 0,848 0,1528 Valid
19 Item 19 0,780 0,1528 Valid
20 Item 20 0,746 0,1528 Valid
21 Item 21 0,755 0,1528 Valid
22 Item 22 0,741 0,1528 Valid
23 Item 23 0,736 0,1528 Valid
24 Item 24 0,689 0,1528 Valid
25 Item 25 0,738 0,1528 Valid
Sumber: Analisis Data SPSS, 2023

Berdasarkan tabel diatas, diketahui N = 162, dengan

Alpha = 5% (0,05), maka r tabel = 0,1528 (uji dua arah). Jika r

hitung > r tabel maka instrument valid, namum jika r hitung < r

tabel maka instrument tidak valid.

5.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sebuah uji yang digunakan untuk

mengukur konsistensi dari serangkaian pengukuran.

Reliabilitas akan menunjukkan seberapa besar tingkat akurasi

dan seberapa besar alat ukur tersebut dapat dipercaya serta

diandalkan dalam proses pengukuran.

Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas,

konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat

menghasilkan data yang reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas,


129

secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai

koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan

nilai rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum

reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥

0.700.

Uji reliabilitas terhadap jawaban responden

menggunakan SPSS diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 34 Hasil Uji Reliabilitas Menggunakan SPSS

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.951 25
Sumber: Analisis Data SPSS, 2023

Diketahui N = 164, dengan Alpha = 5% (0.05)b; maka r

tabel = 0,1528.

Dari hasil analisa menggunakan SPSS diperoleh nilai r

hitung = 0.951 > dari r tabel = 0.1533, disimpulkan bahwa

pertanyaan tersebut memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

5.9 Analisis Korelasi Spearman Rank

Analisis Spearman Rank digunakan untuk mengetahui korelasi

antara pelaksanaan pembangunan dengan kualitas hasil pembangunan.

Hasil Uji Korelasi Spearman Rank dapat dilihat pada tabel berikut:
130

Tabel 5 35 Tabel Uji Korelasi Spearman Rank

Correlations
Kualitas
Pembangunan
Pelaksanaan Infrastruktur
Spearman's rho Pelaksanaan Correlation 1.000 .836**
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 164 164
Kualitas Correlation .836** 1.000
Pembangunan Coefficient
Infrastruktur Sig. (2-tailed) .000 .
N 164 164
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Analisis Data SPSS, 2023

Tabel diatas menunjukan nilai korelasi 0,836, artinya tingkat


kekuatan hubungan pelaksanaan Pembangunan dengan kualitas hasil
pembangunan sangat kuat. Arah korelasi bernilai positif sehingga arah
hubungannya bersifat searah, dengan demikian dapat diartikan bahwa
semakin baik pelaksanaan pembangunan maka akan semakin baik
kualitas pembangunan Infrastruktur. Nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed)
0,000 lebih kecil dari 0,05 atau 0,01 artinya Ha diterima dengan hubungan
antara pelaksanaan pembangunan dengan kualitas hasil pembangunan
berkorelasi sangat kuat.

Dasar Pengambilan Keputusan


 Jika Nilai signifikansi <0,05,Maka Berkorelasi
 Jika Nilai signifikansi >0,05,Maka Tidak Berkorelasi

Pedoman Kekuatan Hubungan


1. 0,00 – 0,025 = Korelasi Sangat Lemah
2. 0,26 – 0,50 = Korelasi Cukup
3. 0,51 – 0,75 = Korelasi kuat
4. 0,76 – 0,99 = Korelasi Sangat Kuat
5. 1,00 = Korelasi Sempurna
131

5.10 Pengukuran Tingkat Keberhasilan Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

Dari hasil analisis jawaban kuesioner diatas yang

menggunakan skala likert dengan tujuan mengukur persepsi

masyarakat terhadap pelaksanaan Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD). Jawaban dari masyarakat

dikalikan dengan skornya masing-masing diperoleh jumlah dari

perhitungan skoring. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5 36 Rekapitulasi Persepsi Masyarakat Terhadap Program


Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Penilaian Jumlah
No Pertanyaan
Responden
1 2 3 4
1 Pertanyaan 1 2 1 67 94 164
2 Pertanyaan 2 0 1 68 95 164
3 Pertanyaan 3 0 3 65 96 164
4 Pertanyaan 4 0 0 76 88 164
5 Pertanyaan 5 1 5 78 80 164
6 Pertanyaan 6 0 9 77 78 164
7 Pertanyaan 7 1 7 70 86 164
8 Pertanyaan 8 1 2 67 94 164
9 Pertanyaan 9 2 3 83 76 164
10 Pertanyaan 10 2 4 70 88 164
11 Pertanyaan 11 0 0 91 73 164
12 Pertanyaan 12 0 0 87 77 164
13 Pertanyaan 13 0 11 80 73 164
14 Pertanyaan 14 0 7 89 68 164
15 Pertanyaan 15 0 2 90 72 164
16 Pertanyaan 16 0 17 88 59 164
17 Pertanyaan 17 0 7 94 63 164
18 Pertanyaan 18 0 15 96 53 164
132

19 Pertanyaan 19 0 9 92 63 164
20 Pertanyaan 20 0 9 77 78 164
21 Pertanyaan 21 0 7 95 62 164
22 Pertanyaan 22 0 8 94 62 164
23 Pertanyaan 23 0 18 85 61 164
24 Pertanyaan 24 0 9 89 66 164
25 Pertanyaan 25 0 3 96 65 164
TOTAL 9 157 2064 1870
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Persepsi masyarakat terhadap tingkat keberhasilan

pelaksanaan Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa (P3MD) dapat dilihat berdasarkan perhitungan

berikut:

Tingkat Keberhasilan = Skor Yang Didapat x 100%


Skor Ideal

= (9x1)+(157x2)+(2064x3)+(1870x4)x100%
(164x25x4)

= 13995 x 100%
16400

= 85,34 %

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui tingkat

keberhasilan sebesar 85,34%, dimana nilai tersebut masuk kategori

sangat baik. Tingkat keberhasilan masing – masing variabel dapat

dilihat pada tabel berikut:


133

Tabel 5 37 Tingkat Keberhasilan Program Pembangunan dan


Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)

Persentase
No Variabel Keberhasilan
(%)
1 Pelaksanaan Pembangunan 87,53
2 Akses Terhadap Hasil Pembangunan 85,46
3 Kepuasan Terhadap Hasil Pembangunan 82,90
4 Kualitas Hasil Pembangunan 83,26
Rata – rata 85,34
Sumber: Sawaludin,dkk,2023

Dilihat dari tabel diatas diketahui tingkat keberhasilan variabel

-variabel penelitian untuk pelaksanaan pembangunan sebesar 87,53

%, akses terhadap hasil pembangunan 85,46 %, kepuasan terhadap

hasil pembangunan 82,90 % dan Kualitas Hasil Pembangunan

sebesar 83,26 %.

Tingkat keberhasilan juga dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai Indeks Desa Membangun (IDM) dari tahun ke

tahun. Perubahan status desa berdasakan Indeks Desa Membangun

menandakan ada keberhasilan dari pelaksanaan Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).

Berikut ini tabel status desa berdasarkan Indeks Desa Membangun:

Tabel 5 38 Status Desa Fongkaniwa Berdasarkan Nilai Indeks Desa


Membangun (IDM)

Klasifikasi Status
No Tahun Nilai IDM
Desa
1 2022 Desa Tertinggal 0.5814
2 2023 Desa Berkembang 0.6119
Sumber: IDM Kemendesa, 2023
134

Dari tabel diatas menunjukan ada perubahan status desa dari

Desa Tertinggal Tahun 2022 menjadi Desa Berkembang Tahun

2023. Hal ini menunjukan ada keberhasilan dalam pelaksanaan

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD).
135

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembangunan infrastruktur desa setalah adanya dana desa di

Desa Fongkaniwa, Kecamatan Tongkuno khususnya pada

bidang Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Penataan Ruang

dan Pekerjaan Umum, serta pemerintahan yaitu sangat baik, hal

ini dibuktikan hasil analisis data kuesioner tingkat keberhasilan

program sebesar 85,34 % masyarakat menyatakan sudah

sesuai.

2. Pengelolaan Dana Desa di Desa Fongkaniwa, Kecamatan

Tongkuno yang berbasis Sustainable Development Goals

(SDGs) sudah sangat baik, hal ini di buktikan dengan

meningkatnya Indeks Desa Membangun (IDM) di desa

fongkaniwa yang sebelumnya masih tergolong desa tertinggal

pada tahun 2022 yaitu dengan nilai IDM sebesar 0,5814

sedangkan pada tahun 2023 Desa Fongkaniwa status desanya

sudah menjadi desa berkembang dengan nilai IDM sebesar

0,6119.
136

6.2 Saran

1. Peran masyarakat dalam pelaksanaan Program Pembangunan

dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) perlu ditingkatan

agar produk yang dihasilkan tepat sasaran, tepat guna, tepat

waktu dan tepat aturan.

2. Pemerintah Desa perlu menumbuh kembangkan partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) sebagai upaya

penyelesaian permasalahan di desa.


137

DAFTAR PUSTAKA

Boone, Louis E., dan David L. Kurtz 2008. Pengantar Bisnis Kontemporer, buku
1. Jakarta: Salemba Empat.

Bradford, Robert W., Peter Duncan, dan Brian Tarcy. 2007. Simplified Strategic
Slovin. 2010. http://www.docpdf.info/articles/rumus+slovin.com (diakses
15 April 2023)

Budiman, Arief. 1996. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Cahya, Darmawan L. (2008). Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, TPL208


infrastruktur Wilayah, Universitas Esa Unggul.

David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi Ketujuh. Jakarta: PT.
Prenhallindo.

Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. 2015.


Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan Keuangan
Desa. Jakarta: Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan.

Gary Jonathan, Daud Liandoohny Lengkong. Efektivitas Penggunaan Dana Desa


Dalam Peningkatan Pembangunan, Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintah,
2017.

Napitupulu, Masta Dahlia. "Analisis Implementasi Sustainable Development


Goals (SDGs) Desa Melalui Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES)." (2021).

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Ilmu Pemerintahan. Jakarta, PT. Reneka cipta

Ompusunggu, V. M. (2005). Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Di Desa Semangat Gunung,
Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Quality, Medan, pp. 18–26

Pamungkas, Bambang Adhi. "Pelaksanaan Otonomi Desa Pasca Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa." Jurnal USM Law
Review 2.2 (2019): 210-229

Pearce, John A. and Robinson Richard B. Jr. 2003. Strategic Management


Formulation, Implementation and Control. Mc Graw hill, Boston.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. 2014. Jakarta: Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang “Desa”

Rangkuti, Freddy, Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


1997
138

Romantis, P A. (2015). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di


Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2014, (Skripsi,
Universitas Jember)

Rulli Nasrullah. Pembangunan Daerah, Jurnal Pembangunan Daerah, 2013.

Siagian, Sondang P, 2014, Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi


Organisasi, Jakarta: Gunung agung.

Siswadi Sululing. Sosialisasi Model Pengelolaan Keuangan Desa, JMM-Jurnal


Masyarakat Merdeka, 2018.

Soewito, MD, SH. 2007. Himpunan Peraturan Pemerintah Tentang Desa dan
Kelurahan. Bandung. Nuansa Aulia

Sumaryadi. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.


Jakarta: Citra Utama.

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widia


Sarana Indonesia.

Thomas. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan


Pembangunan di Desa Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten
Tana Tidung. eJournal Pemerintahan Integratif, 1 (1): 51-64.

Thompson. 2008. Crafting & Executing Strategy; The Quest for Competitive
advantage, sixteenth edition. McGraw-Hill International Edition.

Ulfa, Maria, et al. "Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Dengan Data Sdgs


Sebagai Dasar Kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa." (2023)

Undang-undang Nomor 66 Tahun 2007 Tentang “Himpunan Peraturan Desa,


Kelurahan dan Kecamatan”

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 2014.


Jakarta: Sekertaris Negara Republik Indonesia.

Widjaja H.A.W. 2001. Internal Audit (suatu pengantar). Jakarta: Harvindo


139

LAMPIRAN 1

Lampian 1. 1 Kuesioner Penelitian

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Saudara (i)…………….

Di-

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penyelesaian Tesis Program Studi Manajemen Rekayasa

Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, saya bermaksud

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Dampak Pengelolaan

Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Pada Program Dana Desa

di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna ” yang bertujuan untuk

mengetahui persepsi masyarakat terhadap proses dan output Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Mengingat sangat pentingnya data tersebut sebagai pendukung

kelancaran penelitian ini saya memohon kiranya bapak / ibu saudara (i)

bersedia menjawab kuesioner yang saya lampirkan bersama surat ini.

Saya berharap agar dalam menjawab pertanyaan dibawah ini tanpa ada

unsur rekayasa sesuai dengan pengetahuan, pemahaman dan

pengamatan pada keadan yang sebenarnya.

Demikian permohonan ini saya buat, atas partisipasi dan kerjasamanya

diucapkan terima kasih.


140

I. Data Responden
1) Isilah identitas responden / data diri anda dengan benan dan lengkap
pada tempat yang disediakan
2) Setiap nomor dalam kuesioner ini berisi pertanyaan dan empat (4)
jawaban. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pandangan anda.
3) Beri tanda ceklist  pada jawaban yang anda pilih pada semua
pertanyaan dalam kuesioner ini.

II. Identitas Responden


Nama :
Jenis Kelamin : Pria / Wanita
Usia : ………………
Pendidikan Terakhir : SD / SMP / SMA / S1 / S2
Pekerjaan :
Penghasilan :
Keterangan cara pengisian :
1. Tidak Terlibat / Tidak di Utamakan /Tidak Menunjang / Tidak Sesuai /
Tidak Puas / Tidak Baik
2. Kurang Terlibat/ Kurang di Utamakan/ Kurang Menunjang/ Kurang
Sesuai / Kurang Puas / Kurang Baik
3. Terlibat / di Untamakn/ Menunjang/ Sesuai / Puas / Baik
4. Sangat Terlibat/ Sangat di Utamakan/ Sangat Menunjang/ Sangat Sesuai
/ Sangat Puas/ Sangat Baik
141

a. Tanggapan responden (masyarakat) terhadap Pelaksanaan Program


Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)
PENILAIAN
T/ ST/S
KT/K
NO PERTANYAAN TT/TU/ U/ U/S
U/KS/
TS/TM S/ S/S
KM
M M
Apakah dalam proses perencanaan pembangunan
1 masyarakat di libatkan dalam penentuan prioritas
kegiatan yang akan di laksanakan?
Apakah sebelum pelaksanaan kegiatan, di lakukan rapat
2 prapelaksanaan kegiatan dalam rangka membahas teknis
pelaksanaan kegiatan?
Apakah pekerja dalam desa lebih di utamakan dalam
3
pekerjaan yang di laksanakan?
Apakah dalam penggunaan bahan/material lebih
4
mengutamakan bahan/material lokal dalam desa?
Apakah Penggunaan dana untuk pembangunan
5 Infrastruktur sudah sesuai dengan rencana yang
ditetapkan?
Apakah waktu penyelesaian pekerjaaan kegiatan
6
Infrastruktur sudah sesuai dengan perencanaan?
Apakah para pelaku/Pelaksana kegiatan melakukan
7 pengawasan kegiatan sesuai dengan tupoksinya masing-
masing?
Apakah hasil pembangunan infrastruktur dapat di
8
masnfaatkan oleh semua pihak?
Apakah hasil pembangunan yang telah di bangun
9
terpelihara dengan baik
Apakah hasil Pembangunan Infrastruktur dapat
10
menunjang kehidupan masyarakat Desa?

b) Akses responden (masyarakat) terhadap hasil pembangunan


Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
(P3MD)
PENILAIAN
NO PERTANYAAN
TP KP P SP
1. Bagaimana Akses Terhadap Infrastruktur Pendidikan
2. Bagaimana Akses Terhadap Infrastruktur Kesehatan
3. Bagaiamana Akses Terhadap Infrastruktur Lingkungan
Bagaimana Akses Terhadap Infrastruktur Penataan Ruang dan
4.
Pekerjaan Umum
5. Bagaimana Akses Terhadap Infrastruktur Pemerintahan
142

c) Kepuasan responden (masyarakat) terhadap hasil Program


Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)
PENILAIAN
NO PERTANYAAN
TP KP P SP
Apakah Anda Puas Terhadap Infrastruktur Pendidikan
1.
2. Apapakah Anda Puas Terhadap Infrastruktur Kesehatan
3. Apakah Anda Puas Terhadap Infrastruktur Lingkungan
Apakah Anda Puas Terhadap Infrastruktur Penataan Ruang dan
4.
Pekerjaan Umum
5. Apakah Anda Puas Terhadap Infrastruktur Pemerintahan

d) Kualitas Pembangunan Infrastruktur pada Program Pembangunan


dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PM3D)
PENILAIAN
NO PERTANYAAN
TB KB B SB
1. Bagaimana Kualitas Infrastruktur Pendidikan
2. Bagaimana Kualitas Infrastruktur Kesehatan
3. Bagaimana Kualitas Infrastruktur Lingkungan Pemukiman
Bagaimana Kualitas Infrastruktur Penataan Ruang dan Pekerjaan
4.
Umum
5. Bagaimana Kualitas Infrastruktur Pemerintahan
143

LAMPIRAN 2
144

zz

Anda mungkin juga menyukai