Anda di halaman 1dari 67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN ARSITEKTUR

PERANCANGAN PERPUSTAKAAN DI KOTA MEDAN


( ARSITEKTUR HIJAU)

SKRIPSI

OLEH

Tengku Zhafran Qashmal Mufadhaly


180406184

2022
PERANCANGAN PERPUSTAKAAN DI KOTA MEDAN

SKRIPSI
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik
OLEH:
TENGKU ZHAFRAN QASHMAL MUFADHALY
180406184

DOSEN PEMBIMBING:
HAJAR SUWANTORO, ST., MT.
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PERNYATAAN
PERANCANGAN PERPUSTAKAAN DI KOTA MEDAN

SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 20 Juli 2022


Penulis,

Tengku Zhafran Qashmal Mufadhaly


Judul Skripsi : PERANCANGAN PERPUSTAKAAN DI KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa : Tengku Zhafran Qashmal Mufadhaly
Nomor Pokok : 180406184
Departemen : Arsitektur

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Hajar Suwantoro.ST,MT
NIP 197902032005011001

Ketua Departemen

Dr. Imam Faisal Pane ST., MT.


NIP. 197409102002121009

Tanggal Lulus : ……… 2022


Telah diuji pada

Tanggal : ………. 2022

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Hajar Suwantoro.ST,MT

Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. N. Vinky Rahman, MT

2. Ahmad Mansuri, ST. IAI. MT


SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI

Nama : Tengku Zhafran Qashmal Mufadhaly

NIM : 180406184

Judul Skripsi : Perencanaan Hotel Resort Di Kawasan Wisata Pantai Tureloto

Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi

Rekapitulasi Nilai :

A B B+ C C+

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status Waktu pengumpulan Paraf


Laporan Pembimbing
1 Lulus Langsung
2 Lulus dengan Perbaikan Kecil
(maksimal 1 minggu)
3 Lulus dengan Perbaikan Sedang
(maksimal 2 minggu)
4 Lulus dengan Perbaikan Besar
(maksimal 1 bulan)

Medan, ……. 2022

Ketua Departemen Arsitektur

Dr. Imam Faisal Pane ST., MT.

NIP. 197409102002121009
ABSTRAK
Minat membaca merupakan keinginan yang kuat disertai dengan usaha seseorang
untuk membaca.Indonesia menempati urutan kedua dari bawah dalam hal literasi
dunia, artinya minat baca sangat rendah. . Jenis penelitian yang digunakan adalah
metode studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan di sebuah perpustakaan di
Medan, . Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara rinci
tentang pentingnya meningkatkan minat baca masyarakat khususnya bagi generasi
muda,pada satuan pendidikan ,dilakukan dengan mengembangkan dan
memanfaatkan perpustakaan, banyak hal yang menjadi faktor penyebab rendahnya
minat baca salah satunya adalah kurangnya motivasi, fasilitas yang minim dan
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Agar masyarakat tertarik dan
betah berada di perpustakaan, maka perlu ditingkatkan fasilitas perpustakaan
seperti penataan ruang yang baik, penerangan, ventilasi, penyediaan kantin,
mushola, dan lainnya.
Kata Kunci:Minat baca,Meningkatkan minat baca,perpustakaan.
ABSTRACT

Interest in reading is a strong desire accompanied by one's efforts to read.


Indonesia ranks second from the bottom in terms of world literacy, meaning that
reading interest is very low. . The type of research used is the case study method,
namely research conducted in a library in Medan, . The purpose of the case study
is to provide a detailed description of the importance of increasing public interest
in reading, especially for the younger generation, in the education unit, it is
carried out by developing and utilizing libraries, many things are factors that
cause low interest in reading, one of which is lack of motivation, minimal
facilities. and increasingly sophisticated technological developments. So that
people are interested and feel at home in the library, it is necessary to improve
library facilities such as good spatial planning, lighting, ventilation, provision of
canteens, prayer rooms, and others.
Keywords: Reading interest, Increasing reading interest, library.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, karunia, serta
rahmat-Nya yang tidak pernah berkesudahan sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Perencanaan Hotel Resort Di
Kawasan Wisata Pantai Tureloto Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur di Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang berperan penting
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bapak Dr. Imam Faisal Pane ST., MT.(Alm) selaku Ketua Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan Bapak
Mohammad Dolok Lubis, S.T., M.Sc selaku Sekretaris Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Hajar Suwantoro.ST,MT selaku dosen pembimbing yang dengan
tulus membimbing, mengarahkan, serta memberi masukan dan dukungan
kepada penulis selama proses perancangan dan penulisan skripsi ini.
3. Bapak . Ir. N. Vinky Rahman, MT dan bapak Ahmad Mansuri, ST. IAI.
MT. selaku dosen penguji yang mana sejak sidang 1 hingga sidang 3 telah
memberikan saran serta masukan-masukan yang sangat berarti bagi penulis
untuk menyempurnakan rancangan akhir pada tugas akhir penulis.
4. A
5. B
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dikarenakan keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk menyempurnakan
skripsi ini kedepannya.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, bagi penulis lainnya, dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Univeritas Sumatera Utara.

Medan, 23 Juli 2021

Penulis,

Tengku Zhafran Qashmal mufadhaly


DAFTAR ISI

PERNYATAAN...........................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv

LEMBAR KOMISI PENGUJI....................................................................v

SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI....................................................vi

ABSTRAK...................................................................................................vii

ABSTRACT...............................................................................................viii

KATA PENGANTAR.................................................................................ix

DAFTAR ISI...............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................xvii

DAFTAR FOTO.........................................................................................xx

DAFTAR TABEL......................................................................................xxi

DAFTAR DIAGRAM..............................................................................xxiv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................


1.2 Permasalahan Perancangan.....................................................................
1.3 Tujuan Perancangan................................................................................
1.4 Sistematika Pembahasan.........................................................................
1.5 Kerangka Berpikir...................................................................................

BAB II STUDI PUSTAKA.............................................................................


2.1 Tinjauan Fungsi........................................................................
2.2 Tinjauan Tema..........................................................................

BAB III METODOLOGI...............................................................................


3.1 Metode Pemilihan Lokasi.........................................................
3.2 Metoda /pendekatan penyelesaian masalah perancangan.........

BAB IV DESKRIPSI PROYEK....................................................................


4.1 Judul Proyek.............................................................................
4.2 Luasan.......................................................................................
4.3 Batas Kawasan..........................................................................
4.4 Fungsi sekitar / Eksisting..........................................................

BAB V ANALISIS PERANCANGAN..........................................................


5.1 Analisis Sistem Kegiatan /Program Ruang...............................
5.2 Analisa Perancangan Ruang Luar /Tapak.................................
5.3 Analisis Tata Ruang Dalam......................................................
5.4 Analisis Massa dan Perwajahan................................................
5.5 Analisis Sistem Struktur...........................................................
5.6 Analisis Sistem Utilitas.............................................................

BAB VI KONSEP PERANCANGAN...........................................................


6.1 Konsep Dasar............................................................................
6.2 Konsep Sistem Kegiatan /Program Ruang...............................
6.3 Konsep Perancangan Ruang Luar/Tapak..................................
6.4 Konsep Tata Ruang Dalam.......................................................
6.5 Konsep Massa dan Perwajahan................................................
6.6 Konsep Sistem Struktur /Konstruksi........................................
6.7 Konsep Sistem Utilitas.............................................................

BAB VII KESIMPULAN...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN HASIL RANCANGAN............................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR FOTO
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk
membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri (Farida Rahim 2008:),Kecerdasan
seseorang atau siswa dimulai dengan menumbuhkan minat baca tidak harus
menyelesaikan satu buah buku tetapi membaca majalah pun sudah mulai
membuka niat dan minat baca. Rendahnya minat baca masyarakat adalah masalah
yang sering kali diperbincangkan baik dalam diskusi, seminar, maupun
pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya. masyarakat negara-negara sedang
berkembang masih kental dengan budaya mengobrol dibandingkan dengan
budaya membaca. Hal ini bisa kita lihat misalnya di tempat-tempat umum, ketika
mereka antri untuk sesuatu, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
mengobrol atau melamun dibandingkan dengan membaca buku. Kesadaran
masyarakat untuk menggunakan waktu yang berharga untuk membaca masih
rendah. (Anna Yulia Blogs, 2011).

Menurut UNESCO Indonesia menjadi urutan kedua dari bawah soal literasi
dunia, artinya minat baca yang sangat rendah. Menurut UNESCO, minat baca
masyarakat Indonesia diposisi yang sangat memprihatinkan , hanya 0,001%.
Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Riset
berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh
Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu,mengatakan Indonesia
menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di
bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian
infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas
negara-negara Eropa. Minimnya minat baca merupakan masalah mendasar yang
memiliki dampak sangat luas bagi kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu,
rendahnya minat baca menyebabkan meningkatnya hoaks dan disinformasi.
Sebab, masyarak yang terampil mampu membaca, memahami, mengevaluasi, dan
menyaring informasi,( Gus Ami.2021).

budaya membaca adalah kegiatan positif rutin yang baik dilakukan untuk melatih
otak untuk menyerap segala informasi yang diterima seseorang dalam kondisi dan
waktu tertentu. Sumber bacaan bisa diperoleh dari buku, surat kabar, tabloid,
internet, dan sebagainya. (Rozin.2008),Dan Sekarang di Tahun 2021 dan terutama
daerah Sumatera utara ,Menurut Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB),
menurunnya minat baca di pandemi COVID-19 ini, di mana pembatasan aktivitas
sosial, hingga kurangnya kunjungan ke perpustakaan dan sebagainya untuk
membaca buku,di Indonesia Saat ini Sumut berada pada peringkat 18 di antara
provinsi-Provinsi lainnya.

Kondisi literasi di kota Medan sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat
dari perbandingan minat baca di kota Medan yang masih sangat rendah, yakni
1:1.000. Keadaan tersebut disebabkan oleh minimnya infrastruktur dan fasilitas di
perpustakaan daerah kota Medan yang kurang memadai,Gemar membaca adalah
membaca dengan senang hati.disini bisa diketahui bahwa perpustakaan menjadi
salah satu tempat seseorang mampu meningkatkan minat bacanya.

Perpustakaan menurut Sulistyo Basuki adalah sebuah ruangan atau gedung yang
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan
menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual
(Basuki, 2013). Pembudayaan kegemaran membaca dalam hal ini dilakukan
melalui keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Pada satuan pendidikan,
dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai
proses pembelajaran, sedangkan pada masyarakat, hal itu dilakukan melalui
penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah
dijangkau, murah, dan bermutu. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil riset yang
dilakukan oleh Khaled Al-Nafisah dan Rae’d Abdulgader Al-Shorman yang
menjelaskan bahwa responden siswa memiliki minat baca yang luas, di antaranya
adalah cerita, buku petualangan, buku tentang agama, majalah tentang internet,
acara dunia surat kabar, majalah tentang komputer, majalah tentang kemajuan
baru dalam teknologi, majalah olahraga, minat koran lokal, bagian olahraga koran,
buku tentang internet, majalah gambar, buku tentang komputer, novel, puisi, dan
drama. Di sisi lain, mereka ditemukan tidak menyukai buku-buku tentang
ekonomi (Al-Nafisah & Al-Shorman, 2011).

Temuan ini juga menunjukkan bahwa hambatan yang menghambat upaya


membaca mereka adalah jarangnya mengunjungi perpustakaan, ketidakmampuan
untuk mendapatkan buku dengan cepat, tidak tersedianya bahan bacaan, kendala
waktu, kurangnya perpustakaan setempat, kepercayaan untuk melakukan hal-hal
yang lebih baik daripada membaca, kesulitan mendapatkan bahan bacaan yang
disediakan oleh departemen Bahasa Inggris. Keyakinan bahwa meningkatkan
membaca tidak sepenting meningkatkan keterampilan bahasa lainnya, keyakinan
bahwa tidak ada hubungan antara membaca dan keterampilan bahasa lainnya, dan
kurangnya minat keluarga dalam membaca,Dalam dunia arsitektur muncul
fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan
ketidaknyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang
ditempati dan yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara
yang buruk, dan kurangnya pencahayaan alami. Oleh sebab itu muncul adanya
konsep arsitektur hijau (green architecture), yang merupakan salah satu cara untuk
mewujudkan arsitektur yang ekologis atau ramah lingkungan demi mencapai
keseimbangan di dalam sistem interaksi manusia dengan lingkungan. Tema ini
juga memberi kontribusi pada masalah lingkungan khususnya mengatasi
pemanasan global. Sehingga dengan tema arsitektur hijau (green architecture) ini,
maka akan memiliki beberapa manfaat, di antaranya bangunan lebih tahan lama,
hemat energi, perawatan bangunan lebih minimal, lebih nyaman ditinggali, serta
lebih sehat bagi penghuni, di harapkan dengan menerapkan arsitektur hijau pada
perpustakaaan, warga kota medan merasa nyaman dan tertarik berada di
perpustakaan.
Pemerintah berperan sangat penting di dalam meningkatkan minat baca
Masyarakat terutama untuk kalangan muda, banyak hal yang menjadi faktor
penyebab rendahnya minat membaca salah satunya kurangnya motivasi,sarana
yang minim dan perkembangan teknologi yang semakin canggih,deskripsinya
yaitu seperti berikut
1.2 Permasalahan Perancangan
Berdasarkan pembahasan latar belakang yang ada maka bisa di rumuskan Seperi
berikut:
a. Bagaimana rancangan perpustakaan umum dapat meningkatkan Minat baca
warga Indonesia , Khususnya yang berada di Kota medan sumatera utara ?
b. Bagaimana rancangan perpustakaan umum di kota Medan menjadi tempat
yang menarik untuk di kunjungi oleh warga, terutama anak muda ?
c. Bagaimana rancangan perpustakaan umum kota Medan yang dapat
menerapkan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau
1.3 Tujuan Perancangan

1.Untuk menemukan solusi bagaimana meningkatkan minat baca pada


masyarakat

2.Untuk menemukan bagaimana perpustakaan bisa menjadi hal yang menarik


Untuk di kunjungi oleh masyarakat terutama golongan muda

3. Untuk Menghasilkan rangcangan perpustakaan umum kota medan yang dapat


menerapkan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau

1.4 Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian latar belakang, manfaat dan tujuan, masalah perancangan,
metodologi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi tentang uraian tentang terminologi judul, tinjauan lokasi, tinjauan
fungsi, teori-teori dan studi banding, yang didapat dari literatur dan referensi.
BAB III METODOLOGI
Membahas mengenai uraian langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan
ditempuh. Berisikan mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan
teknik diagnosis / analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain /
perancangan bangunan.

BAB IV DESKRIPSI PROYEK


Berisi tentang tinjauan umum proyek, teminologi judul proyek, lokasi proyek,
analisa pemilihan lokasi proyek, dan tinjauan fungsi proyek.

BAB V ANALISA PERANCANGAN


Berisi analisa kondisi lingkungan, analisa tata bangunan dan analisa fungsional
(pemakai, program kegiatan dan kebutuhan ruang).

BAB VI KONSEP PERANCANGAN


Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian
digunakan dalam perancangan proyek tugas akhir ini.

1.5 Kerangka Berfikir

LATAR BELAKANG
 Menurunnya minat baca warga Indonesia teruma di kota medan
 Perpustakaan sebagai sarana meningkatkan Minatbaca warga kota Medan
 perpustakaan bisa menjadi hal yang menarik Untuk di kunjungi oleh
masyarakat terutama golongan muda

PERMASALAHAN
 Bagaimana Rancangan perpustakaan bisa Meningkatkan minat baca warga kota
medan
 Bagaimana Mengajak warga untuk tertarik membaca Keperpustakaan
 Bagaimana menerapkan Arsitektur hijau pada Perpustakaan

TUJUAN PERANCANGAN
 Mencari solusi Berupa rancangan perpustakaan umum yang dapat menambah
minat baca warga kota Medan
 Membuat Rancangan perpustakaan yang menarik untuk di kunjungi
PENGUMPULAN DATA
 Data Primer Survei LapanganSurvei DigitalWawancara
 Data SekunderStudi LiteraturStudi Banding Fungsi dan Tema

ANALISA

KONSEP PERANCANGAN

DESAIN

BAB II STUDI PUSTAKA


2.1 Tinjauan Fungsi
2.1.1 Terminologi judul
Terminologi Judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari
sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya. Adapun judul
dari proyek ini adalah “PERANCANGAN PERPUSTAKAAN DI KOTA
MEDAN (ARSITEKTUR HIJAU)”

Perancangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata perancangan adalah
proses, perbuatan merancang, Perancangan merupakan penentuan proses dan data
yang diperlukan oleh sistem baru. Manfaat tahap perancangan sistem ini
memberikan gambaran rancangan bangun yang lengkap sebagai pedoman bagi
programmer dalam mengembangkan aplikasi. Sesuai dengan komponen sistem
yang dikomputerisasikan, maka yang harus didesain dalam tahap ini mencakup
hardware atau software, database dan aplikasi. Menurut Sommerville dalam buku
Agus Mulyanto ( 2009 : 259 )

Perpustakaan

Perpustakaan Menurut UU Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan


menyatakan pada pasal 1 adalah sebagai berikut :
 Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.Perpustakaan berasal dari kata pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan
Library istilah ini berasal dari kata librer atau libri, yang artinya buku. Dari kata
latin tersebut berbentuklah istilah librarius, tentang buku dalam bahasa asing
lainnya perpustakaan bibliotheca (belanda), yang juga berasal dari bahasa Yunani
biblia yang artinya tentang buku,kitab.Perpustakaan menurut The American
Library Association adalah pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan,
pusat informasi, pusat dokumentasi, dan pusat rujukan.Sedangkan dari segi istilah
perpustakaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya tempat, gedung, ruang
yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan
sebagainya.

Kota Medan
Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar di
kawasan timur pulau Sumatera. Wilayah Kota Medan berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur, dan selatan serta Selat Malaka di
sebelah utara. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah
dengan ketinggian antara 2,5-37,5 mdpl.

Dapat disimpulkan bahawa Perpustakaan Kota Medan adalah suatu tempat yang
berisi kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, terbuka bagi kalangan
umum baik tua ataupun muda tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama, mapupun status sosial-ekonomi.

2.1.2. Standar Perpustakaan Umum


 Gedung Perpustakaan menempati gedung sendiri dan menyediakan ruang untuk
koleksi, staf dan penggunanya dengan luas sekurangkurangnya 600 M2 (ruang
koleksi dan baca anak-anak, remaja, dewasa, ruang kepala, ruang administrasi,
ruang pengolahan, ruang serba guna, ruang teknologi informasi dan komunikasi
serta multi media, ruang perpustakaan keliling).
 Ruang Koleksi
Area koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruang koleksi dan baca anak-anak,
dewasa, koleksi buku, non buku, ruang majalah, ruang koleksi muatan lokal
 Ruang Khusus
Ruang khusus seluas 30% yang terdiri dari ruang teknologi informasi dan
komunikasi serta multi media, ruang manajemen perpustakaan keliling, dan ruang
serba guna. Ruang Staf Ruang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang kepala,
ruang administrasi, ruang pengadaan dan pengorganisasian materi perpustakaan
2.1.3. Lokasi
Medan memiliki luas yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif
besar. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah
2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659
perempuan. Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19
dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
Lokasi berada di Jl. Imam Bonjol No.1, Suka Damai, Kec. Medan Polonia, Kota
Medan, Sumatera Utara,
2.1.4 Kriteria Pemilihan Lokasi
Beberapa kriteria pemilihan lokasi yang dipilih hendaknya merupakan lokasi yang
sering & mudah dikunjungi, dalam penentuan lokasi gedung perpustakaan yaitu:
 berada di pusat gedung atau pusat lalu lintas orang

 berada di tempat yang tenang dan diatur sedemikian rupa, jika kedua sifat tersebut tidak
mungkin diperoleh secara bersamaan, maka tempat yang mudah dicapai lebih penting
daripada tempat yang tenang.

 Kemudahan aksesibilitas oleh masyarakat, baik pengunjung maupun pengelola


bangunan.
 Lokasi berada dekat dengan jalan utama dan dekat dengan keramaian kota.
 Berada dekat dengan fasilitas pendidikan, baik sekolah maupun universitas.
 Suasana lahan yang tenang tetapi tidak sepi.
 Lahan tidak berada pada wilayah pengembangan industri, jalan raya yang ramai
dan berintensitas tinggi
 dekat kompleks pusat kebudayaan
 dekat dengan pusat perbelanjaan, daerah perumahan, balaikota dan museum

2.1.5 Analisa dan Penetapan Lokasi


2.1.5.1 Lokasi pertama yang dipilih adalah berada di daerah Jl. Imam Bonjol No.1, Suka
Damai, Kec. Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara
2.1.5.2. Lokasi Kedua yang dipilih adalah berada di daerah Jl. Teuku Cik Ditiro , Madras
Hulu, Medan Polonia ,Kota Medan, Sumatera Utara.

2.1.5.3. Jl. Timor , Perintis, Kec. Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara

2.1.5.4. Analisa dan Penetapan Lokasi

NO Kriteria JL.Imam Bonjol Jl.Timor Jl.Teuku Cik Ditiro

Nilai Nilai Nilai


1 tempat yang tenang 3 3 1
2 tempat yang mudah 3 2 2
dicapai
3 dekat dengan jalan 3 2 2
utama
4 Suasana lahan yang 3 3 2
tenang tetapi tidak
sepi.
5 dekat dengan 2 3 3
fasilitas pendidikan
6 Kemudahan 3 2 2
aksesibilitas oleh
masyarakat
7 Berada di Pusat 2 3 3
Kota
TOTAL 19 18 15

Penilaian : 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang 0 = Tidak Baik

Dari Tabel perbandingan diatas , point Lokasi yang berada di daerah Jl. Imam
Bonjol No.1, Suka Damai, Kec. Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara
lebih unggul daripada yang lain , sehingga terpilihlah Lokasi Alternatif I sebagai
Lokasi Site yang akan digunakan .

2.1.6. Pencapaian
Pencapaian Lokasi di Jl. Imam Bonjol No.1, Suka Damai, Kec. Medan Polonia,
Kota Medan, Sumatera Utara,bisa di akses dari jalan Jl. Mustang, Jl. Komodor
Muda Adi Suciptob dan Jl. Imam Bonjol
2.1.7.Pelayanan&utilitas
Jenis Pelayanan Koleksi Perpustakaan Adapun yang data yang berkaitan dengan
koleksi pustaka pada perpustakaan adalah:
 Klasifikasi layanan koleksi
 Kelompok bahan pustaka anak-anak
 Kelompok bahan pustaka remaja
 Kelompok bahan pustaka orang dewasa dan profesional
 Kelompok bahan pustaka audio visual (elektronik)
 Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi)
 Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar)
 Kelompok bahan pustaka
 Kelompok bahan pustaka khusus, seperti lukisan, foto dan
 lain-lain  Macam-macam koleksi
 Buku-buku teks dan referensi
 Penerbitan berkala (majalah / koran)
 Penerbitan pemerintah (berita negara, peraturan pemerintah,
 kebijaksanaan pemerintah dan lain lain)
 Laporan penelitian, karya ilmiah
 Hasil seminar, konferensi, symposium
 Peta / atlas
 Karya-karya elektronik (slide, CD, film, piringan hitam,
 video disk, microfilm dan sebagainya)  Pengelompokan koleksi :  Koleksi
umum, koleksi yang dapat dibaca ditempat ataupun dipinjam keluar.
 Koleksi referensi, koleksi yang karena sifatnya ataupun substansinya hanya
untuk digunakan ditempat.
 Koleksi berkala, koleksi yang selalu mempunyai edisi terbaru secara berkala
seperti majalah, koran, jurnal, buletin dll
2.1.8.Kebutuhan ruang

N NAMA RUANG KAPASITAS STADAR DIMENSI TOTAL


O
1 Lobby 50 0,4 m2 /org 20
2 R. Informasi 4 7m2 /org 28
3 R. Penitipan 200 0,07 m2 /org 14 60

Barang
4 R. Kontrol 4 7m2 /org 28
Pelayanan Koleksi

Ruang Penerima

5 Hall 70 0,4 m2/org 28


6 R. Baca 200 0,875 m2/org 175
7 R. Diskusi 60 1,8 m2/org 216
8 R. Pasca Sarjana 35 2,5 m 90
9 R. Katalog 100.000 3000 eks/m2 33
1338,5
10 R. Rak Buku 100.000 164 eks/m2 609,5
11 Exhibition Area 100 0,8 m2/org 80
12 Workstation 100 1 m2/org 100
13 R. Petugas 8 8 2 m2/org 16
14 Toilet 10 4,5 m2/org 45
15 R. Fotocopy 20 2 m2 /org 40
Pelayanan Koleksi Referensi
16 R. Katalog 2000eks 115 eks/m2 17
17 R. Rak Buku 2000eks 164 eks/m2 12
18 R. Baca 50 0,875 m2/org 44
19 R. Petugas 5 2 m2/org 10
20 Toilet 8 4,5 m2/org 36
Sub total 1517,5 Sub total
1517,5
Sirkulasi 20 % 303,5 Sirkulasi 20
% 303,5
Total 1821 Total 1821

2.1.8. Studi Preseden Fungsi Sejenis

STOCKHOLM PUBLIC LIBRARY

Arsitek: Eric Gunnar Asplund


Dirancang dalam:1918-1923
Dibangun di:1924-1928
Lantai: 4
Lokasi: Stockholm, Swedia
Gunnar Asplund membangun Perpustakaan Umum Stockholm antara musim
gugur 1924 dan
musim gugur 1927. Meskipun masih merupakan perpustakaan garis klasik (bentuk
khas
lingkaran yang dikelilingi oleh persegi),1
Saya pikir itu bisa dibingkai dalam transisi
ke Gerakan Modern, sementara sudah memasukkan beberapa konsep
yang akan mengadopsi (dengan modifikasi) perpustakaan kemudian, terutama di
bidang distribusi dan sirkulasi internal. Aspek-aspek ini secara tepat
kontribusi besar perpustakaan ini. Elemen yang paling signifikan, tanpa a
diragukan, apakah denah lantai melingkar pusat besar yang menampung aula
pinjaman (terletak
di tengah lingkaran), diterangi dari atas, dan di mana sebagian besar
koleksi akses terbuka disimpan, terbuka untuk umum, dan didistribusikan di
sekitar
seluruh keliling ruangan, setinggi tiga tingkat. aspek ini
memfasilitasi kontrol oleh staf Perpustakaan dan dengan demikian memberikan
kontinuitas visual di seluruh
ruangan, sehingga menambahkan konsep panoptisisme untuk pertama kalinya ...
Tujuannya adalah
untuk menemukan jarak sesingkat mungkin ke meja pinjaman, yang menjadi
pusat saraf perpustakaan, memfasilitasi komunikasi dan menyederhanakan
distribusi sebanyak mungkin. Komunikasi vertikal diatur di sekitar
ruang tengah ini. Aspek inovatif lain yang dimasukkan oleh Gunnar Asplund
adalah menambahkan pintu masuk yang berbeda ke perpustakaan tergantung pada
pengguna atau
fungsi yang akan dilakukan di dalamnya: dengan demikian, itu membedakan
akses untuk
dewasa, staf perpustakaan dan anak-anak.
2.2 Tinjauan Tema Sejenis
2.2.1 Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi
bangunan, jembatan, dan sebagainya; metode dan gaya rancangan suatu
konstruksi bangunan (KBBI, 2018).

2.2.2 Pengertian Hijau


Hijau adalah warna dasar yang serupa dengan warna daun,atau bisa juga di
artikan ramah lingkungan(KBBI, 2018).
2.2.3 Arsitektur Hijau
arsitektur hijau, filosofi arsitektur yang menganjurkan sumber energi
berkelanjutan, konservasi energi, penggunaan kembali dan keamanan bahan
bangunan, dan tapak bangunan dengan pertimbangan dampaknya terhadap
lingkungan.

Pada awal abad ke-21, pembangunan tempat perlindungan (dalam segala


bentuknya) menghabiskan lebih dari setengah sumber daya dunia—berarti 16
persen sumber daya air tawar bumi, 30–40 persen dari semua pasokan energi, dan
50 persen berat semua sumber daya. bahan mentah yang ditarik dari permukaan
bumi. Arsitektur juga bertanggung jawab atas 40-50 persen timbunan limbah di
tempat pembuangan sampah dan 20-30 persen emisi gas rumah kaca.
Untuk arsitek dan pembangun, tonggak penting adalah perumusan standar
Kepemimpinan dalam Desain Energi dan Lingkungan (LEED) pada tahun 1994,
yang ditetapkan dan dikelola oleh Dewan Bangunan Hijau AS. Standar ini
memberikan kriteria terukur untuk desain dan konstruksi bangunan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kualifikasi dasarnya adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan situs yang berkelanjutan melibatkan, bila memungkinkan,
penggunaan kembali bangunan yang ada dan pelestarian lingkungan sekitarnya.
Penggabungan pelindung bumi, taman atap, dan penanaman ekstensif di seluruh
dan di sekitar bangunan didorong.
2. Air dilestarikan dengan berbagai cara termasuk pembersihan dan daur ulang air
abu-abu (sebelumnya digunakan) dan pemasangan bangunan-demi-bangunan
untuk menampung air hujan. Penggunaan dan persediaan air dipantau.
3. Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, misalnya, dengan
mengarahkan bangunan untuk memanfaatkan sepenuhnya perubahan musiman
pada posisi matahari dan dengan menggunakan sumber energi yang beragam dan
sesuai secara regional, yang mungkin—tergantung pada lokasi geografis—
termasuk energi surya. , angin, panas bumi, biomassa, air, atau gas alam.
4. Bahan yang paling diinginkan adalah bahan yang dapat didaur ulang atau
terbarukan dan bahan yang membutuhkan energi paling sedikit untuk
pembuatannya. Mereka idealnya bersumber secara lokal dan bebas dari bahan
kimia berbahaya. Mereka terbuat dari bahan mentah yang tidak berpolusi dan
tahan lama serta dapat didaur ulang.

5. Kualitas lingkungan dalam ruangan membahas isu-isu yang mempengaruhi


bagaimana perasaan individu dalam sebuah ruang dan melibatkan fitur-fitur
seperti rasa kontrol atas ruang pribadi, ventilasi, kontrol suhu, dan penggunaan
bahan yang tidak memancarkan gas beracun.

Jika arsitektur ingin benar-benar hijau, maka revolusi bentuk dan isi—termasuk
perubahan radikal dalam keseluruhan tampilan arsitektur—sangat penting. Hal ini
hanya dapat terjadi jika mereka yang terlibat dalam seni bangunan menciptakan
bahasa baru yang secara fundamental lebih integratif secara kontekstual, responsif
secara sosial, etis secara fungsional, dan erat secara visual.

arsitektur hijau di abad ke-21 memiliki kewajiban yang sama dengan kebutuhan
psikologis dan fisik penghuninya. Bangunan paling berhasil ketika merespons
berbagai indera—artinya desain yang benar-benar hijau melibatkan sentuhan,
penciuman, dan pendengaran serta penglihatan dalam desain bangunan dan ruang
publik.
2.2.4 Iterpretasi tema
Penerapan arsitektur Hijau pada bangunan adalah dengan pendekatan perencanaan
bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Sebagai pemahaman
dasar dari arsitektur hijau berkelanjutan, elemen-elemen yang terdapat didalamnya
adalah lansekap, interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya
Arsitektur hijau dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian
energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan
terhadap kesehatan. Perancangan Arsitektur hijau meliputi tata letak, konstruksi,
operasi, dan pemeliharaan bangunan.
2.2.5 Terkaitan judul dan tema
Arsitektur terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan
budaya. Sudah banyak inovasi-inovasi bangunan yang dilakukan. Baik dalam hal
material, cara membangun maupun bentuk dari bangunan itu sendiri. Namun
sayangnya banyak dari bangunan tersebut yang dibuat dengan tanpa
memperhatikan aspek lingkungan untuk jangka Panjang,

2.2.5 STUDI BANDING BANGUNAN TEMA SEJENIS


2.2.5.1Akademi Ilmu Pengetahuan California / Gedung Piano Renzo
Arsitek: Lokakarya Bangunan Piano Renzo, Arsitektur Stantec
Tahun:2008

Menyusul penghancuran yang meluas dari gedung-gedung Akademi oleh gempa


bumi Loma Prieta pada tahun 1989, konsultasi untuk gedung baru ini diadakan.
Akademi hari ini berada di situs Taman Golden Gate dari pendahulunya, yang
terdiri dari 11 bangunan yang dibangun antara tahun 1916 dan 1976 dan
dikelompokkan di sekitar halaman tengah. Dari bangunan-bangunan ini, tiga telah
dilestarikan dalam proyek baru: Aula Afrika, Aula Amerika Utara dan Akuarium
Steinhart. Bangunan baru telah mempertahankan posisi dan orientasi yang sama
seperti aslinya, semua fungsi diletakkan di sekitar halaman tengah, yang bertindak
sebagai lobi pintu masuk dan pusat penting untuk koleksi. Titik sambungan ini
ditutupi oleh kanopi kaca cekung dengan struktur retikuler yang mengingatkan
pada jaring laba-laba, terbuka di tengahnya.

Menggabungkan ruang pameran, pendidikan, konservasi, dan penelitian di bawah


satu atap, Akademi ini juga terdiri dari museum sejarah alam, akuarium, dan
planetarium. Bentuk yang bervariasi dari elemen-elemen yang berbeda ini
diekspresikan dalam garis atap bangunan, yang mengikuti bentuk komponen-
komponennya.
Seluruh kompleks seluas 37.000 m2 ini seperti sebidang taman yang telah
ditebang dan diangkat 10 m di atas tanah. “Atap hidup” ini ditutupi dengan
1.700.000 tanaman asli terpilih yang ditanam dalam wadah serat kelapa yang
dirancang khusus untuk terurai secara hayati. Atapnya datar di sekelilingnya dan,
seperti pemandangan alam, menjadi semakin bergelombang saat bergerak
menjauh dari tepi untuk membentuk serangkaian kubah dengan berbagai ukuran
yang naik dari bidang atap. Dua kubah utama menutupi pameran planetarium dan
hutan hujan. Kubahnya berbintik-bintik dengan pola skylight otomatis untuk
membuka dan menutup untuk ventilasi.

Kelembaban tanah, dikombinasikan dengan fenomena inersia termal,


mendinginkan bagian dalam museum secara signifikan, sehingga menghindari
kebutuhan akan AC di area umum lantai dasar dan kantor penelitian di sepanjang
fasad.
Sel fotovoltaik berada di antara dua panel kaca yang membentuk kanopi
transparan di sekeliling atap hijau; mereka menyediakan lebih dari 5% listrik yang
dibutuhkan oleh museum.
Pilihan bahan, daur ulang, posisi ruang sehubungan dengan pencahayaan alami,
ventilasi alami, penggunaan air, pemulihan air hujan dan produksi energi: semua
masalah desain ini menjadi bagian integral dari proyek itu sendiri, dan membantu
museum memperoleh sertifikasi platinum LEED.

BAB III METODOLOGI

3.1 Metode Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi hendaknya memperhitungkan kenyamanan pemakai, perluasaan
masa mendatang, ketersedian tanah, dan dana. Lokasi perpustakaan berpengaruh
besar terhadap pemakai, misalnya perpustakaan umum yang jauh dari fasilitas
angkutan umum pasti akan berkurang pengunjungnya. Untuk perpustakaan umum,
lokasi yang dipilih hendaknya merupakan lokasi yang sering mudah dikunjungi.
Untuk perpustakaan umum, lokasi yang dipilih hendaknya merupakan lokasi yang
sering dan mudah dikunjungi umum, bahkan kalau mungkin perpustakaan harus
berada di lokasi yang sering didatangi orang dari pada tempat lain.

3.2. Metoda Menyelesaikan Masalah


Perancangan Metode penyelesaian yang digunakan dalam perancangan
Perpustakan di medan di Jl. Imam Bonjol No.1, Suka Damai, Kec. Medan
Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara yaitu sebuah metoda yang digunakan dalam
desain dengan berdasarkan penalaran Analisa dan penelitian struktur empiris,
beserta identifikasi hal yang mendukung metoda. Dalam metode deskriptif ini
selanjutnya dilakukan beberapa tahapan yakni:
3.2.1 Pencarian Ide/Gagasan
 Pencarian ide/gagasan mengenai sebuah

3.2.2 Pengumpulan Data


Metode pembahasan yang dipakai dalam penyusunan laporan
perancangan ini adalah metode deskriptif, yaitu memaparkan data-data,
menguraikan, menjelaskan, baik itu data primer maupun data sekunder
berdasarkan fakta yang ada (actual), lalu kemudian dianalisa untuk
menghasilkan suatu konsep yang akan didesain.
a. Metode Primer
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data sebenarnya
yang sesuai dengan keadaan asli. Pengumpulan data menggunakan
beberapa cara, yaitu:
Observasi
Melakukan pengamatan dan pengalaman langsung terkait kebutuhan-kebutuhan
perancangan Perpustakaan, Meliputi studi lapangan dan studi banding.

Wawancara
Memperoleh data-data mengenai kebutuhan aktivitas dan kebutuhan sarana yang
dibutuhkan dalam sebuah Perpustakaan
b. Metode Sekunder
Memperoleh data penunjang termasuk teori dan informasi
yang dibutuhkan dalam perancangan. Meliputi studi literature
maupun diperoleh dari berbagai media baik cetak, buku, maupun
media elektronik lainnya.

3.2.3 Analisa
Analisa data dilakukan secara kualitatif yaitu menganalisa terhadap
aspek pelaku kegiatan, kebutuhan ruang, penataan ruang dan sirkulasi,
kemudian dianalisa secara kuantitatif yaitu menganalisa terhadap
kapasitas ruang dan besaran ruang serta pendekatan mengenai lokasi dan
tapak. Adapun analisis yang dapat mempengaruhi perancangan ini antara
lain:
a. Analisa Tapak
Analisa tapak digunakan untuk memposisikan dan
menempatkan bangunan untuk menemukan potensi-potensi yang
dapat dikembangkan.
b. Analisa Fungsi
Analisa fungsi berguna untuk menemukan fungsi utama yang
akan dihadirkan pada rancangan ini.
c. Analisa Aktivitas
Analisa aktivitas merupakan proses untuk mengurai aktivitasaktivitas yang akan
dan bisa terjadi dalam bangunan ini.
d. Analisa Ruang
Analisa ruang bergunan untuk membantu menyusun program
ruang serta kebutuhannya yang diperlukan dalam bangunan
museum. Selain itu, studi banding proyek sejenis dapat membantu
menemukan kebutuhan ruang dalam museum.
e. Analisa Struktur
Kebutuhan atas ketahanan dan adaptasi terhadap lingkungannya
menjadi hal yang tak terpisahkan dalam sebuah bangunan.
Persyaratan struktur yang meliputi pondasi, badan bangunan,
hingga atap bangunan dengan mempertimbangkan fungsi,
keamanan, ketahanan, keawetan, dan estetika dalam bangunan.

3.2.4 Konsep
Analisis yang telah dilakukan dapat memunculkan penyelesaian
masalah perancangan dalam bentuk konsep perancangan. Adapun
konsep perancangan yang akan digunakan dalam perancangan kantor
sewa adalah:
a. Konsep Tapak
Penyelesaian atas analisa tapak memperoleh sebuah konsep
tapak yang mampu menentukan zoning, tata ruang luar, orientasi
massa, sirkulasi, dan pencapaian.
b. Konsep Tata Ruang Dalam
Konsep ini bertujuan untuk memberikan pengalaman baru yang
dihadirkan dalam bangunan dengan mempertimbangkan keamanan
dan kenyamanan.
c. Konsep Massa dan Perwajahan
Konsep massa dan perwajahan yang mengisyaratkan sebuah
pesan monumental yang dihadirkan sebagai penghubung antara
masa lalu dan saat ini.
d. Konsep Struktur
Konsep struktur yang memiliki ketahanan dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan serta tetap memberikan nilai
estetika tersendiri.
e. Konsep Sistem Utilitas
Penghematan dalam penggunaan air dan utilitas lain menjadi
sesuatu yang didorong untuk dihadirkan dalam bangunan
perpustakaan umum.

3.2.5 Hasil Akhir


Merupakan hasil desain perancangan proyek yang dihasilkan dari
pencarian ide/gagasan, metoda pengumpulan data dan analisa serta
konsep. Hasil akhir desain “perpustakaan di kota medan di Jl. Timor 21-25,
Perintis, Kec. Medan Tim., Kota Medan, Sumatera Utara 20232” tentu dalam
perjalanan pada hasil akhir juga melewati proses evaluasi untuk memaksimalkan
desain yang akan dijangkau bangunan tentu dalam perjalanan pada hasil akhir
juga melewati proses evaluasi untuk memaksimalkan desain yang akan dijangkau
bangunan
BAB IV DESKRIPSI PROYEK

4.1 Judul Proyek................................................................................................................


Judul dari proyek ini adalah “Perancangan Perpustakaan di Kota Medan

dengan pendekatan Arsitektur Hijau”,Lokasi proyek ini berada di Jl. Imam Bonjol No.1,
Suka Damai, Kec. Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara

Data umum proyek yang akan di rancang adalah sebagai berikut


Judul : “Perancangan Perpustakaan di Kota Medan dengan pendekatan Arsitektur Hijau”

Lokasi Proyek : Jl. Imam Bonjol No.1, Suka Damai, Kec. Medan Polonia, Kota
Medan, Sumatera Utara
Tema Proyek :Arsitektur Hijau
Luas Site :15.500 m²
KDB :70%
Keadaan Eksisting :Parkiran Ex Bandara Polonia
Status Proyek :Fiktif
Luasan

Lokasi perancangan ini terletak di di : Jl. Imam Bonjol No.1, Suka Damai, Kec. Medan
Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara eksisting dari lahan yang ingin di rancang ini
merupakan Tempat Parkiran Ex Bandara Polonia dengan total luas 15.500 m².............................

4.2 Batas Kawasan.............................................................................................................


lokasi perancangan memiliki batasan-batasan di antaranya yaitu:

 Sebelah Utara : Retail Pertamina gas station COCO

 Sebelah Timur : bangunan Ex bandara Polonia


 Sebelah Selatan : bangunan Ex bandara Polonia
 Sebelah Barat : The Palace Residence

4.3 Fungsi sekitar / Eksisting.........................................................................................


Keterangan :
 1 :Lokasi Site
 2 :Sekolah Cita Luhur
 3 : Perkumpulan Membangun Sekolah-Sekolah Kristen Immanuel

 4 : Picket Fence International Preschool Ahmad Dahlan Medan

 5 : STT Harapan

 6 : The Palace Residence

 7: Retail Pertamina gas station COCO

BAB V ANALISIS PERANCANGAN


5.1 Analisis Sistem Kegiatan /Program Ruang

5.1.1 Analisa system kegiatan


System kegiatan masuk perpustakaan di mulai memasuki
pepustakaan ,menunjukan tanda pengenal ke petugas,lalu menyimpan barang
bawaan di loket,mencari buku yang ingin di cari,setelah dapat Ketika ingin
meminjam, melakukan transaksi peminjaman,setelah itu mengambil barang yang
kita simpan di loket, Ketika transaksi peminjaman dan pengambilan barang
selelasi, berakhir dengan meninggalkan perpustakaan.
5.1.2 Analisa Program ruang

Kelompok kegiatan Ruang zoning Kapasitas luas unit Sumber


Pelayanan koleksi Ruang koleksi baca Publik 40 300 1 NAD
anakanak Ruang baca anak Publik 10 36 1 NAD
Ruang tunggu anak Publik 10 33.6 1 asumsi
Toilet Servis 6 3 6 NAD
Pelayana koleksi Ruang koleksi baca Publik 70 675 1 NAD
Remaja dan Pelajar Ruang komputer Publik 30 90 1 NAD
Ruang Audio Visual Publik 30 90 1 Analisa
Ruang katalog Publik 10 40 1 Analisa
online
Toilet Servis 6 3 6 NAD
Pelayanan koleksi Ruang koleksi baca Publik 70 675 1 NAD
umum dan dewasa Ruang komputer Publik 30 90 1 NAD
Ruang audio visual Publik 30 90 1 Analisa
Ruang katalog Publik 10 40 1 Analisa
online
Toilet Servis 6 3 6 NAD
Fasilitas pendukung Musholah Publik 20 62 1 Analisa
Caffe Publik 40 122 1 Asumsi
Ruang pustaka Publik 70 74 1 Analisa
digital
Ruang konferensi Publik 40 54 1 Analisa
Ruang koleksi Publik 45 126 1 Analisa
budaya
Ruang arsip Publik 10 26 1 NAD
Ruang diskusi Publik 8 18 3 NAD
Loker Publik 100 142 1 Analisa
Ruang pengelola Lobi/resepsionis Publik 300 750 1 NAD
Ruang kepala Private 1 16 1 NAD
perpustakaan
Ruang rapat Semi 10 22 2 NAD
private
Penjaga loker Pivate 3 8.7 1 Asumsi
Ruang peminjaman Semi 4 29.4 2 NAD
dan pengembalian private
buku
Ruang staff Private 5 13.2 2 NAD
Ruang panel utama Servis 6/ruang 10 1 NAD
Ruang istirahat Semi 10 30 1 Asumsi
private
Pantry Semi 4 9.3 1 Asumsi
private
Ruang loker pegawai Semi 8 14 1 Asumsi
private
Ruang security Private 3 9.6 1 NAD
Ruang tangki air Servis 5/ruang 9 1 NAD
Ruang genset Servis 6/ruang 14 1 NAD
Sirkulasi vertikal Tangga Servis 10 17.5 2 SBT
Tangga darurat Servis 5 16 2 SBT
Parkir Parkir mobil Servis - 12 22 NAD
Parkir motor Servis - 2.4 44 NAD
5.2 Analisa Perancangan Ruang Luar /Tapak
5.2.1 analisa Tata Guna Lahan

Ada dua fungsi Ruang Terbuka Hijau pada kawasan perkotaan yaitu antara lain :
1. Fungsi utama (intrinsik) yaitu sebagai :
- Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara
(paru-paru kota).
- Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat
berlangsung lancer
- Sebagai peneduh
- Produsen oksigen
- Penyerap air hujan
- Penyedia habitat satwa
- Penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta
- Penahan angin.
2. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:
a. Fungsi sosial dan budaya:
- Menggambarkan ekspresi budaya lokal
- Merupakan media komunikasi warga kota
- Tempat rekreasi
- Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.

Dengan penjelasan di atas bangunan perpustakaan yang menerapkan arsitektur


hijau sangat cocok dan layak untuk di bangun di Kawasan Parkiran Ex bandara
Polonia yang dimana secara Rencana Tata Ruang Kota tidak cocok digunakan
sebagai bandara,ditambah bangunan perpustakaan yang tidak hanya
meningkatkan minat baca tetapi menarik di kunjungi sebagai tempat belajar atau
menjadi Objek Pendidikan di Tengah kota medan.

5.2.2. Analisis Pencapaian


Lokasi site langsung berhadapan dengan bundaran Polonia yang menghubungkan
jalan Jl. Mustang, Jl. Komodor Muda Adi Suciptob dan Jl. Imam Bonjol,

Bundaran Polonia
menjadi penghubung 3 jalan utama ,dan
karena bundaran polonia menhungkan ketiga
jalan,maka kemacetan pada bundaran polonia
sangatlah jarang ,lebar jalan pada bundaran
sekitar 12 meter.

Tempat ini di pilih menjadi tempat dropoff


untukkendaraan umum dan pribadi
sehingga tidak menggagu sirkulasi di
bundaran polonia
Potensi

- Jalan yang sering di lalui kendaraan pribadi maupun umum


- Memiliki tingkat kemacetan yang rendah
- Terdapat pedestrian

Permasalahan

- Tidak adanya tempat dropoff untuk kendaran umum


- Mencegah terjadinya kemacetan jika adanya penambahan tempat dropoff
Rekomendasi

- Membuat dropoff di dalam site sehingga tidak menngangu sirkulasi pada


bundaran polonia

5.2.3. Analisis Sirkulasi


Potensi

- Sirkulasi kendaraan umum dan pribadi berjalan sangat lancar


- Tidak adanya kemacetan dan sumber kebisingan pada bundaran
Permasalahan

-site hanya bisa di akses melalui bundaran polonia


-kurang tertatanya pedestrian

Rekomendasi

- Membuat jalan masuk dan keluar di tempat yang berbeda


- Membuat zona hijau sebagai perantara antara pedestrian dan jalan
5.2.4. Analisis Matahari

Potensi

- Daerah timur laut atau area depan site tidak begitu silau dan panas
Sehingga pemandangan yang menuju bundaran polonia bisa terlihat dengan jelas
- Dikarenakan letak site yang miring sehingga tidak semua bagian bangunan
pada sisi timur dan barat harus menggunakan secondry skin
Masalah

- Sisi timur dan barat menjadi daerah atau sisi yang panas
- Matahari terik dari waktu siang ke sore.
Rekomendasi

- Matahari terik dari siang kesore sehingga untuk mengatasi masalah


ini,pertama menggunakan secondry skin
- yang kedua penggunaan green Roof
5.2.5. Analisis Kebisingan

Biru: sunyi
Merah muda: tidak
terlalu bising
Merah: bising

- Asal kebisisngan berada pada jalan raya di mana suara kendaraan terdengar
- letak perumahan yang letaknya tidak terlalu jauh maupun dekat dengan site
Tidak begitu meninbulkan kebisingan

- sedangkan sisi selatan ,tenggara dan timur terbilang sunyi karena tidak
adanya kegiatan di sisi tersebut
Rekomendasi

- memberi vegetasi” di sisi atau area yang berdekatan dengan


sumber kebisingan

5.2.6. Analisa View

5.2.6.1. View dari dalam site ke Luar


5.2.6.1. View Luar ke dalam
Data

- dikarenakan posisi site yang miring serta berada di daerah ex-bandara


Polonia,hanya satu sisi yang mengarah langsung ke jalan
- untuk view barat,selatan dan timur tenggara yang view kearah dalamnya di
isi oleh ruang hijau dan tembok, serta parkiran ex bandara polonia

View kedalam dari arah


timur dan selatan
adalah parkiran ex
bandara polonia

Sedangkan view dari


sisi barat adalah
tembok pembatas dan
vegetasi

merah: kurang bagus


biru: bagus
orens:Netral
5.3 Analisis Tata Ruang Dalam
Pada perancangan perpustakaan nantinya disetiap zona terdapat zona public,zona
semi public,zona privat, zona service,pembagian ruang akan di sesuaikan
berdasarkan fungsi dan kebutuhan Ruang pada setiap Ruang
5.4 Analisis Massa dan Perwajahan.................................................................................
pada perancangan Perpustakaan umum tentunya memmpertimbangkan beberapa
hal dalam merancang massa dan perwajahan beberapa pertimbangan nya sebagai
berikut:
 keterkaitan terhadap pendekatan Arsitektur hijau yang menjadi tema dalam
perancangan ini
Merespon bentuk ,orientasi,iklim, dan view yang ada dilokasi sekitar site
mempertimbangkan kebutuhan ruang dan zonasi
peggunaan material pada fasad bangunan

5.5. Analisis Sistem Struktur


Struktur bangunan dapat dirancang dengan mudah apabila beban-beban yang
bekerja pada bangunan bisa ditentukan dengan pasti, struktur yang di gunakan
seharusnya dipertinbangkan dengan baik dan cermat dan Mampu menahan beban
yang bekerja saat bangunan dioperasikan pada konstruksi bangunan,Pengggunaan
Struktur beton bertulang bisa menjadi pilihan alternatif dalam perancangan
perpustakaan ini , dengan pertimbangaan,beton salah satu material yang bisa
menyerap panas sinar matahari.

5.6. Analisis Sistem Utilitas

5.6.1. Analisis Pencahayaan

 Pencahayaan alami

Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruangan yang
memungkinkan diberi bukaan jendela , di perpustakaan tidak dapat lepas dari
pencahayaan. Hal itu dikarenakan kegiatan di perpustakaan sebagian besar merupakan
kegiatan membaca dan menulis. Maka system pencahayaan di perpustakaan harus cukup,
sebab pencahayaan yang cukup syarat mutlak untuk melakukan kegiatan di dalam
ruangan.

 Pencahayaan buatan

Untuk ruang-ruang yang tertutup dan padda ruang-ruang yang bertujuan untuk
menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot, Klasifikasi Lampu Penerangan
Lampu-lampu penerangan di dalam gedung dikategorikan sebagai berikut:

- Lampu penerangan normal yaitu lampu penerangan buatan dengan intensitas


penerangan yang sesuai persyaratan untuk menjamin kelancaran kegiatan dalam gedung.

- Lampu penerangan darurat yaitu lampu penerangan buatan sebagai pengganti bila
lampu penerangan normal terganggu (mati). Lampu ini akan menyala baik dalam keadaan
normal maupun darurat dilengkapi dengan battere.

- Lampu penerangan darurat dalam bangunan gedung dari:

o Escape lighting yaitu lampu penerangan darurat untuk menjamin kelancaran dan
kemanan evakuasi pada saat terjadi darurat kebakaran.

o Exit lighting yaitu lampu penerangan darurat untuk penunjuk jalan keluar yang aman
pada saat terjadi darurat kebakaran.

5.6.2. Analisis Penghawaan

 Penghawaan alami

Biasanya melalui penghawaan alam dengan cara buka-bukaan, seperti jendela, pintu atau
ventilasi udara yang lainnya, Keuntungannya biaya lebih murah, dan ramah lingkungan

 Penghawaan Buatan

Biasanya melalui penghawaan Buatan menggunakan penggunaan air conditioning (AC).


Ruang baca biasa menggunakan AC yang jenis AC Cassette, Keuntungannya dapat
merata keseluruh ruangan, tingkat kelembapan dan suhu dapat dikontrol, dan udara
menjadi bersih

5.6.3 Analisis Plumbing


 Air kotor Sebelum dibuang kesaluran pembuangan kota, air kotor harus
melewati proses treatment dahulu.
 Air bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM, apabila mengalami
kerusakan maka sumur bor akan digunakan sumber cadangan
 Air buangan Sebelum dibuang kesaluran pembuangan kota air buangan
harus terlebih dahulu melelui proses treatment

5.6.4. Analisis Pembuangan Sumber-sumber utama sampah berasal dari beberapa area
seperti :

 Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas

 Area pengunjung berupa bungkusan makanan

 Area logistik yaitu dapur Sampah-sampah dikumpulkan menurut jenisnya, yaitu sampah
kering, sampah basah, dan sampah-sampah berbahaya lainnya yang mengandung zat-zat
racun. Kemudian sampah dibuang ke tempat sampah utama untuk diangkut oleh truk
pembuangan sampah

5.6.5. Analisis Penyediaan Listrik

 Sumber arus dari PLN

 Genset

 Untuk kebutuhan listrik pada saat pemadaman listrik, maka genset menyuplai listrik
sebesar 50% dari listrik yang di butuhkan tenaga listrik utama seperti AC, penerangan
umum, pompa, dan lift

 UPS

 Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara apabila terjadi
pemadaman listrik

 Plumbing .

5.6.6. Analisis Keamanan

 Sistem Keamanan pada bangunan bisa berupa Satuan Keamnan (Satpam), CCTV
BAB VI KONSEP PERANCANGAN

6.1 Konsep Dasar


Tema yang diambil adalah Arsitektur hijau, beberapa Konsep pada tema
dijabarkan dalam penjelasan berikut:

- Skylight
Skylight diterapkan pada massa yang memiliki panjang bangunan yang
lebih tebal agar cahaya matahari dapat masuk ke bagian tengah bangunan
yang tidak mendapati cahaya matahari yang cukup dari luar bangunan.
Adapun ruang di bawah skylight merupakan void yang dapat membuat
suasana di dalam perpustakaan lebih luas.
- Green Roof

diterapkan menyesuaikan dengan konsep arsitektur hijau. Adapun fungsi


green yaitu dapat menyejukkan ruangan yang ada di bawahnya,
mengurangi polusi serta kebisingan, dan dapat menambah ruang terbuka
hijau sebagai area rekreasi.

- Ventilasi Horizontal
Bukaan-bukaan yang ada diletakkan tegak lurus dengan arah angin untuk
memanfaatkan angin yang berhembus dari barat laut ke timur laut
- Overstek

Melindungi bangunan dari curah hujan dan  overstek juga bisa melindungi
rumah dari sinar matahari secara berlebihan.,  jarak overstek rangka atap
biasanya berkisar sekira 1 meter sampai 1,5 meter.

6.2 Konsep Sistem Kegiatan /Program Ruang

6.2.1 Konsep Skema Kegiatan

Pengguna untuk perpustakaan umum ini terbagi menjadi 3 bagian kelompok


pengguna yaitu dewasa, anak-anak, dan pengelola. Analisa skema kegiatan adalah
sebagai berikut:

a. Skema kegiatan pengguna dewasa

Mengisi Buku
Datang parkir Pergi keloker
tamu

Keluar Meminjam Ke wc , Membaca buku


buku mushola
dan
kafetaria
b. Skema kegiatan pengguna anak-anak

Datang parkir Pergi Membaca koleksi


keloker Anak

Keluar Peminjaman Ke wc dan


Buku mushola

c. Skema kegiatan pengelola


Datang Parkir Pengadaan Pengelolahan
bahan koleksi Bahan koleksi

Ke wc dan istirahat Kegiatan Kegiatan


Mushola penunjang pelayanan

6.2.2 Konsep program Ruang

Luas Luas
Fasilitas Ruang Kapasitas Standar Sumber (m) Total
(m
R.Informasi 4 org 7 m2/org AJMH 28
Main Hall R.Penitipan 400 org 0,07 NDA 51 127
Barang m2/org
R. Duduk 40 org 1,2 NDA 48
m2/org
R.Pelayana R. 4 org 3 m2/org NDA 12
n Koleksi Peminjaman
dan
Pengembalian
R. Baca 0,857 Time Saver 620 6387
m2/org
R. Diskusi 100 org 1,8 Asumsi 180
m2/org A
R. Fotokopi & 20 org 2 m2/org Asumsi 40
Stationary
R. Rak Buku 900000 164 NDA 5487
eks eks/m2
Toilet 12 org 4 m2/org NDA 48

b. Pengelola

R.Pengelola R. Manajer 1 org 30 NDA 30


m2/org
R. Sekretaris 1 org 9 m2/org NDA 9 79
R. Rapat 20 org 2 m2/org NDA 40

Pantry 71 org 15,5 % R. NDA 15


Makan
Fasilitas Area Makan 230 org 1,62 AHB 373
Tambahan m2/org
Musholla 50 org 1,2 Asumsi 60
m2/org
Dapur 20 % Area NDA 74.6
Makan
R. Staff 5 org 3 m2/org Asumsi 15
Kebersihan

6.3 Konsep Perancangan Ruang Luar/Tapak


6.3.1 Zoning Ruang Luar
Area bangunan berada di tengah belakang ,sedangkan area dropoff kendaraan
umum,berada di depan ,dan area parkir berada di tengah Bersama taman atau
ruang hijau,taman berfungsi sebagai estetika dan buffer.

Garis Putus-Putus: area pedestrian

Garis hijau muda : area hijau


6.3.2 Sirkulasi Ruang Luar

:jalur pedestrian

:jalur kendaraan

Sirkulasi kendaraan pribadi memutari bangunan,dan begitu juga Ketika


kendaraan keluar dari perpustakaan,memutari site,ada pedestrian pada site yang
mehubungkan
Dropoff angkutan umum menuju bangunan perpustakaan.
6.2 Konsep Tata Ruang Dalam

Denah L.1
Denah L.2
Gambar Zonasi denah lantai 1&2

Ruang public seperti r.membaca,café dan area makan berada di depan menghadap
bundaran polonia

Sedang kan ruang service berada di belakang menghadap parkiran ex bandara polonia
yang berada di belakang
Gambar Zonasi denah lantai 3&4

Dan di lantai 3 ada ruang public dan semi public semsentara di lantai 4 di bagi menjadi
public dan ruang service

6.5 Konsep Massa dan Perwajahan

6.5.1. Konsep Massa

Bentuk masa menggikuti bentuk tapak ,dan orientasi bangunan mengikuti arah angin

6.6 Konsep Sistem Struktur /Konstruksi


Menurut The Architectural Press (1999), sistem struktur yang cocok
digunakan untuk Perpustakaan adala struktur rigid frame. Struktur ini terdiri dari
grid yang dirancang secara kaku sehingga memudahkan keteraturan penyusunan
furnitur seperti lemari buku dan meja. Sementara struktur terdiri dari pondasi bore
pile, rangka bangunan, plat lantai, dan atap beton yang dilapisi atap hijau

6.7 Konsep Sistem Utilitas


6.7.1 Konsep Air Bersih
ada beberapa system distribusi air bersih pada bangunan tinggi antara lain Up –
Feed system dan Down Feed system , pada rancangan ini menerapkan system
distribusi Down Feed system , dimana air bersih yang berasal dari PDAM akan
ditampung terlebih dahulu di bak air ( Ground Tank ) setelah itu dipompa ke
tangki yang ada dilantai atap ( Upper Tank ) , lalu didistribusikan per lantai.

Jaringan Meteran Ground Water


PDAM Air tank

POMPA

Roof Tank

6.7.2 Konsep Sistem Pengelolaan Air Limbah


Konsep Sistem Pengelolaan Air Limbah Ada dua jalur pipa , pipa air kotor dan air
buangan/ sisa yang dimana Sistem Pembuangan Setempat , adalah fasilitas yang
berada didalam daerah pelayanannya contohnya adalah septic tank ,dan System
Pembuangan Terpusat , adalah system pembuangan yang berada diluar daerah
persil contohnya pembuangan air limbah kedaerah yang aman dan sehat .

Limbah padat Septic Tank


KM/WC Sumur
resapan
Limbah cair Bak Kontrol

Saluran
pembuangan
6.7.3 Konsep Listrik
Jaringan listrik pada bangunan menggunakan 2 sumber listrik yaitu dengan
sumber utama yang diambil dari PLN dan sebagai cadangan menggunakan
Genset. Sumber utama arus listrik berasal dari PLN, kemudian dialirkan menuju
ke gardu transformer selanjutnya dialirkan menuju main distribution panel untuk
dialirkan menuju main sub panel hingga akhirnya didistribusikan ke seluruh ruang
dalam banguna
6.7.4 Konsep Pendingin Ruangan
Sistem distribusi pendingin ruangan menggunakan sistem AC sentral. Untuk
mengolah udara dingin, digunakan sebuah mesin yang menggabungkan chiller
dan cooling tower sehingga dapat menghemat penggunaan lahan. Udara dingin
yang sudah diolah didistribusikan menuju ruang AHU per lantai sebelum disebar
ke split duct dan FCU lalu ke ruang-ruangan yang membutuhkan AC. Setelahnya
udara di dalam ruangan pun didistribusikan menuju mesin untuk diolah kembali.

BAB VII KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN HASIL RANCANGAN

Anda mungkin juga menyukai