Anda di halaman 1dari 106

MEDAN CREATIVE SPACE

DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

SKRIPSI

OLEH

NAMIRA PUTRI VANA


160406104

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


ii

MEDAN CREATIVE SPACE


DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Dalam Departemen Arsitektur Pada
Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara

Oleh

NAMIRA PUTRI VANA


160406104

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


iii

PERNYATAAN

MEDAN CREATIVE SPACE


DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 22 Juni 2020

Namira Putri Vana

Universitas Sumatera Utara


iv

Universitas Sumatera Utara


v

Tanggal lulus : 22 Juni 2020


Telah diuji pada
Tanggal : 22 Juni 2020

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Sri Gunana Sembiring, M.T.

Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. Novrial, , M.Eng.

2. Mohammad Dolok Lubis, ST, M.Sc.

Universitas Sumatera Utara


vi

Universitas Sumatera Utara


vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
yang begitu besar sehingga penulis dapat memulai, melaksanakan, dan
menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di
Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Penulis juga
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibunda Nilasari dan Ayahanda Tarmizy Harva, S.T., M.Ikom. kedua
orangtua tercinta yang dengan setulus hati selalu mendoakan, mendidik,
mencintai, mengasihi dan memberi dukungan dalam berbagai bentuk
kepada penulis. Almh. Hj. Darmie Syafei oma tercinta, Silmi Aqila Vana
dan Bintang Azizi Vana kedua adik tercinta, serta keluarga besar yang telah
memberikan dukungan berupa doa, materi dan semangat kepada penulis.
2. Ibu Ir. Sri Gunana Sembiring, MT. selaku dosen pembimbing yang telah
senantiasa meluangkan banyak waktu serta sabar dalam membimbing,
memberi pengarahan dan masukan kepada penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir. Serta Bapak Ir. Novrial,
M.Eng. dan Bapak Mohammad Dolok Lubis, ST., M.Sc. selaku dosen
penguji yang telah bersedia menjadi penguji serta memberikan kritik dan
saran yang membangun untuk penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dr.Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc, selaku Departemen Arsitektur, dan Ibu
Beny OY Marpaung, S.T., M.T., Ph.D., selaku sekertaris Departemen
Arsitektur USU. Ibu/Bapak dosen pengajar dan seluruh staff yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan selama masa perkuliahan.
4. Chairunnisa, Annisa Ersi Adlya, Munazirah dan Riyan Tri Hadriansyah,
teman-teman terdekat penulis yang tidak bosan dan selalu setia menemani
dalam susah maupun senang, serta dengan sabar mendengar seluruh keluh
kesah penulis.
5. Medina Handayani, Wiwid Arianti, Nadharul Azna, Sania Ariany Siregar,
Raisa La Tanza Qafka, Larasati Nasution, Putri Ayu Dirgantara dan Nabila

Universitas Sumatera Utara


viii

Elwi Sismona, teman-teman seperjuangan penulis yang selalu menghibur


dan dengan setia menemani penulis melewati masa-masa perkuliahan.
6. Asriky Doli Syahputra, Sultan Habib Gifari, Lailannur Fahradiza Harahap,
Gloria Octavia, Nurfadilla Dwi Yanti, Annisa Nurfadhila, Muhammad
Najmul Afif, Yudha Aulia Tama dan Muhammad Rifki, teman-teman yang
selalu setia memberikan bantuan, semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi dan masa studi penulis.
7. Najla Zafirah, Junati Ria Claudia Sibuea, Nila Rahmaini Siregar, Putri
Andriani Harahap, Adelia Nasution, Fadhil Muhammad Sibarani, Deoriza
Sativa, Razab Fratika Hunggara, Ulil Amri Usmi, Lintang Sahputra
Harahap, Dean Agung Wardana, Istaqli Iman Barus, Gading Sakaton,
Firdaus Dede Rahman dan Simon Hadi Bangun, teman-teman seperjuangan
penulis yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
8. Teman-teman stambuk 2016 yang telah bersama-sama berjuang dan
memberikan kesan selama masa perkuliahan. Abang-kakak dan adik-adik
Departemen Arsitektur USU yang telah memotivasi dan menyemangati
penulis.
9. Pihak lain yang telah bersedia berkontribusi dan memberi dukungan yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Pada
kesempatan ini penulis juga menyampaikan mohon maaf atas kekurangan dan
kesalahan skripsi ini. Penulis 3 mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sebagai bahan dalam penyempurnaan skripsi ini agar
lebih baik lagi.

Medan, 20 Juni 2020

Namira Putri Vana

Universitas Sumatera Utara


ix

ABSTRAK

Komunitas kreatif dapat pula diartikan sebagai sekelompok orang yang


memiliki minat atau ketertarikan yang sama, juga memiliki nilai, tujuan, serta dapat
menciptakan interaksi baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat dan
lingkungan fisik. Komunitas kreatif itu sendiri dapat mendukung perkembangan
industri kreatif, yang tentunya berperan sangat besar dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah hingga nasional. Selain mewadahi
komunitas kreatif atau pelaku kreatif lokal, Creative Space ini juga dirancang untuk
memiliki ruang publik. Ruang publik secara umum merupakan ruang yang dapat
mewadahi kepentingan publik atau masyarakat. Mengingat masih minimnya
ketersediaan ruang publik di Kota Medan, kehadiran Creative Space ini tentu akan
memberi dampak lebih luas, bukan hanya bagi pelaku kreatif, namun juga kepada
masyarakat luas serta lingkungan sekitar. Metode dalam desain ini dimulai dari
survei lokasi secara langsung, kemudian pengumpulan data dengan observasi,
dokumentasi, tinjauan pustaka dan studi banding dari proyek serupa untuk
persiapan konsep perencanaan dan desain Medan Creative Space. Dengan
pendekatan gaya arsitektur kontemporer tetap menerapkan karakteristik tropis
sehingga tetap bersifat hemat energi dan ramah lingkungan. Penerapan arsitektur
kontemporer yang mengikuti jaman merupakan solusi yang tepat, karena sesuai
dengan pengguna Medan Creative Space yang sebagian besar ditargetkan
merupakan anak muda.

Kata Kunci : Komunitas Kreatif, Creative Space, Ruang Publik, Medan

Universitas Sumatera Utara


x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Permasalahan Perancangan ...................................................................... 2

1.3 Tujuan Perancangan ................................................................................. 2

1.4 Sistematika Pembahasan .......................................................................... 3

1.5 Kerangka Berpikir .................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6

2.1 Tinjauan Fungsi ........................................................................................ 6

2.2 Tinjauan Tema ........................................................................................ 31

BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 41

3.1 Metode Pemilihan Lokasi ....................................................................... 41

3.2 Metode / Pendekatan Penyelesaian Masalah Perancangan .................... 47

BAB IV DESKRIPSI PROYEK .......................................................................... 49

4.1 Judul Proyek ........................................................................................... 49

4.2 Luasan .................................................................................................... 50

4.3 Batas Kawasan ....................................................................................... 50

Universitas Sumatera Utara


xi

4.4 Fungsi Sekitar / Eksisting ....................................................................... 52

BAB V ANALISIS PERANCANGAN ............................................................... 54

5.1 Analisis Sistem Kegiatan / Program Ruang ........................................... 54

5.2 Analisis Perancangan Ruang Luar / Tapak ............................................ 59

5.3 Analisis Tata Ruang Dalam .................................................................... 60

5.4 Analisis Massa dan Perwajahan ............................................................. 61

5.5 Analisis Sistem Struktur / Konstruksi .................................................... 64

5.6 Analisis Sistem Utilitas .......................................................................... 67

5.6.1 Jaringan Listrik ................................................................................... 67

5.6.2 Sistem Kebakaran ............................................................................... 67

5.6.1 Sistem Air Bersih ................................................................................ 67

5.6.1 Sistem Drainase .................................................................................. 67

BAB VI KONSEP PERANCANGAN ................................................................ 72

6.1 Konsep Dasar Penerapan Tema .............................................................. 72

6.2 Konsep Sistem Kegiatan / Program Ruang ............................................ 73

6.3 Konsep Perancangan Ruang Luar / Tapak ............................................. 80

6.4 Konsep Tata Ruang Dalam..................................................................... 82

6.5 Konsep Massa dan Perwajahan .............................................................. 84

6.6 Konsep Sistem Struktur / Konstruksi ..................................................... 86

6.7 Konsep Sistem Utilitas ........................................................................... 90

6.7.1 Jaringan Listrik ................................................................................... 90

6.7.2 Sistem Kebakaran ............................................................................... 90

6.6.3 Sistem Air Bersih ................................................................................ 91

6.6.4 Sistem Drainase .................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 92

Universitas Sumatera Utara


xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pandangan Mata ............................................................................... 17


Gambar 2. 2 Standar Tribun .................................................................................. 18
Gambar 2. 3 Standar Ruang Perpustakaan ............................................................ 18
Gambar 2. 4 M Bloc Space ................................................................................... 20
Gambar 2. 6 Entrance M Bloc Space .................................................................... 21
Gambar 2. 5 Graffiti M Bloc Space ...................................................................... 21
Gambar 2. 7 Ilustrasi M Bloc Space ..................................................................... 21
Gambar 2. 8 Area Retail B Bloc Space ................................................................. 22
Gambar 2. 9 Area Publik M Bloc Space ............................................................... 22
Gambar 2. 10 M Bloc Live House ........................................................................ 23
Gambar 2. 11 Eksterior Oeang Restoran .............................................................. 23
Gambar 2. 12 Interior Oeang Restoran ................................................................. 23
Gambar 2. 13 Entrance Jakarta Creative Hub ....................................................... 24
Gambar 2. 14 Denah Jakarta Creative Hub ........................................................... 24
Gambar 2. 16 Classroom B ................................................................................... 25
Gambar 2. 15 Classroom A ................................................................................... 25
Gambar 2. 15 Classroom C ................................................................................... 25
Gambar 2. 16 Co-office JCH ................................................................................ 25
Gambar 2. 19 Fashion Lab JCH ............................................................................ 25
Gambar 2. 20 Digital Lab JCH ............................................................................. 25
Gambar 2. 22 Woodworking Area JCH ................................................................ 26
Gambar 2. 21 Exhibition JCH ............................................................................... 26
Gambar 2. 23 Library JCH .................................................................................... 26
Gambar 2. 24 Cafetaria JCH ................................................................................. 26
Gambar 2. 25 Mini Theater ................................................................................... 26
Gambar 2. 26 Meeting Room ................................................................................ 26
Gambar 2. 27 Bandung Creative Hub ................................................................... 28
Gambar 2. 28 Museum Tsunami Aceh ................................................................. 37
Gambar 2. 29 Eksterior Dia.Lo.Gue Art Space .................................................... 39

Universitas Sumatera Utara


xiii

Gambar 4. 1 Provinsi Sumatera Utara................................................................... 49


Gambar 4. 2 Kota Medan ...................................................................................... 49
Gambar 4. 3 Kecamatan Medan Helvetia ............................................................. 49
Gambar 4. 4 Lokasi Site Jl. Gatot Subroto ........................................................... 49
Gambar 4. 5 Jl. Budi Luhur ................................................................................... 50
Gambar 4. 6 Jl. Gagak Hitam ................................................................................ 51
Gambar 4. 7 Jl. Gatot Subroto............................................................................... 51
Gambar 4. 8 Perumahan Bank Mandiri................................................................. 52
Gambar 4. 9 Denah Tata Letak Foto ..................................................................... 52
Gambar 4. 10 Manhattan ....................................................................................... 53
Gambar 4. 11 Bank Mandiri ................................................................................. 53
Gambar 5. 1 Kondisi Tapak PRSU Sebelumnya .................................................. 59
Gambar 5.2 Fungsi Gedung .................................................................................. 60
Gambar 5.4.1.1 Bentukan Massa Main Building ................................................. 61
Gambar 5.4.1.2 Bentukan Massa Hall ................................................................. 61
Gambar 5.4.1.3 Bentukan Retail Area ................................................................. 61
Gambar 6.3.1 Sirkulasi Tata Ruang Luar.............................................................. 81
Gambar 6.4.1 Groundplan Main Building ............................................................ 82
Gambar 6.4.2 Ground Plan Retail Area ................................................................ 83
Gambar 6.4.3 Groundplan Hall ............................................................................. 83
Gambar 6.5.1 Konsep Massa Keseluruhan ........................................................... 84
Gambar 6.5.2 Konsep Massa Retail Area ............................................................. 84
Gambar 6.5.3 Konsep Massa Gedung Utama ....................................................... 85

Universitas Sumatera Utara


xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Persentase Usaha Bidang Industri Kreatif Di Kota Medan.................... 9


Tabel 2. 2 Tabel Fasilitas Ruang Jakarta Creative HubError! Bookmark not
defined.
Tabel 2. 3 Tabel Fasilitas Ruang Bandung Creative Hub ..................................... 28

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas kreatif sedang mengalami suatu perkembangan ke arah yang
lebih baik. Event-event atau kegiatan kreatifitas seperti exhibition, art market
hingga workshop, presentasi, tutorial class dan kegiatan lainnya belakangan ini
rutin diadakan di kalangan komunitas kreatif. Seiring perkembangan jaman dan
teknologi, kreatifitas yang dihasilkan pun hasilnya tidak hanya sebatas kesenian
tradisional namun sudah berkembang ke arah yang lebih modern dan inovatif
dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini.1
Komunitas kreatif itu sendiri dapat mendukung perkembangan industri
kreatif, yang tentunya berperan sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat daerah hingga nasional. Industri kreatif berkontribusi Rp
573,89 triliun dari total produk domestik bruto (PDB) APBN tahun 2014.2 Kota
Medan memiliki potensi besar dalam hal pengembangan industri kreatif, namun
belum tersedia wadah yang dapat memfasilitasi kegiatan kreatif. Berdasarkan hal
tersebut, muncul pemikiran untuk merancang sebuah Creative Space di Kota
Medan.
Kegiatan yang diwadahi oleh Creative Space ini antara lain, menyediakan
tempat bagi desainer lokal, ruang diskusi yang dapat digunakan oleh berbagai
macam bidang (arsitek, interior, desainer grafis, fashion, dll.), pertunjukan musik
(live music), layar tancap, sudut musik dan buku, event space untuk berbagai
macam kegiatan workshop atau pameran, hingga tempat bagi para pengusaha lokal.
Selain mewadahi komunitas kreatif atau pelaku kreatif lokal, Creative Space
ini juga dirancang untuk memiliki ruang publik. Ruang publik secara umum
merupakan ruang yang dapat mewadahi kepentingan publik atau masyarakat.

1 Dewi, Putu. 2016. Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space. Temu Ilmiah IPLBI {Online}.
Diakses dari https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2016/12/IPLBI2016-C-029-034-Ketertarikan-
Publik-Terhadap-Keberadaan-Creative-Space.pdf. {5 Januari 2020}
2 http://disperin.pemkomedan.go.id/berita/detail/potensi-industri-kreatif-medan-sangat-besar-lihat-ini

Universitas Sumatera Utara


2

Mengingat masih minimnya ketersediaan ruang publik di Kota Medan, kehadiran


Creative Space ini tentu akan memberi dampak lebih luas, bukan hanya bagi pelaku
kreatif, namun juga kepada masyarakat luas serta lingkungan sekitar. Dengan
adanya ruang publik ini, masyarakat dari berbagai latar belakang diharapkan akan
dapat berinteraksi dengan lebih baik.
Permasalahan mulai dari kegiatan penduduk kota yang tiap akhir pekan
hanya berpindah dari mall ke mall, hingga generasi muda yang pada masa ini gemar
berkumpul namun kurang melakukan kegiatan yang positif. Juga permasalahan
aksesibilitas yang sekarang ini banyak terjadi di Kota Medan, seperti kurang
tersedianya lahan parkir bagi para pengendara pribadi, serta ramainya jasa ojek
online namun dalam penggunaannya masih kurang beraturan, sehingga
mengganggu kelancaran lalu lintas. Permasalahan lainnya, yaitu masyarakat yang
kurang membudayakan berjalan kaki. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
ruang terbuka yang nyaman dan tertata bagi pejalan kaki serta para pedagang kaki
lima yang berjualan di sembarang tempat. Berbagai permasalahan tersebut menjadi
latar belakang perancangan ruang publik dalam kawasan Creative Space ini.

1.2 Permasalahan Perancangan


Berikut merupakan permasalahan dalam perancangan ini adalah :
1. Bagaimana mewujudkan kebutuhan sarana yang dapat mewadahi kegiatan
baik untuk pelaku kreatif maupun masyarakat?
2. Bagaimana menciptakan efisiensi pemanfaatan ruang dalam dan ruang luar
yang sesuai dengan fungsi creative space?
3. Bagaimana menerapkan tema pada perancangan creative space tersebut?

1.3 Tujuan Perancangan


Adapun tujuan dari perancangan ini diantaranya adalah :
1. Merancang ruang publik yang bersifat edukatif sebagai wadah yang dapat
memfasilitasi penyaluran bakat dan kemapuan masyarakat.
2. Merancang ruang publik yang bersifat rekreatif untuk mewadahi berbagai
kegiatan ataupun aktivitas sosial masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


3

3. Menciptakan ruang publik yang dapat menjadi solusi dari permasalahan di


daerah setempat.
4. Menciptakan ruang publik yang dapat menarik perhatian masyarakat serta
wisatawan.
5. Mendesain ruang publik yang merujuk kepada pendekatan serta tema
terpilih.

1.4 Sistematika Pembahasan


Adapun sistematika pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi kajian atas apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang
meliputi latar belakang, permasalahan perancangan, tujuan perancangan,
sistematika pembahasan dan kerangka berpikir.
BAB II STUDI PUSTAKA
Berisi tinjauan fungsi serta tinjauan tema.
BAB III METODOLOGI
Berisi pembahsan mengenai metoda pemilihan lokasi dan metoda
penyelesaian masalah perancangan.
BAB IV DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang data – data mengenai bangunan yang akan dirancang, seperti
judul proyek, luasan, batasan kawasan, dan fungsi sekitar/eksisting.
BAB V ANALISIS PERANCANGAN
Menjelaskan analisis pengguna, sistem kegiatan dan program ruang, analisis
perancangan ruang luar, analisis tata ruang dalam, analisis masa dan perwajahan,
analisis struktur, serta analisis utilitas.
BAB VI KONSEP PERANCANGAN
Menjelaskan konsep pemecahan masalah yang merupakan penerapan dari
hasil analisis.

BAB VII KESIMPULAN

Universitas Sumatera Utara


4

Berisi kesimpulan dari hasil perancangan.


DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur selama proses
perencanaan dan perancangan ini.

Universitas Sumatera Utara


5

1.5 Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG
- Komunitas kreatif yang sedang berkembang dan memiliki potensi yang
cukup besar di Kota Medan
- Belum ada wadah bagi para pelaku kreatif di Kota Medan
- Kurangnya ruang publik di Kota Medan

PERMASALAHAN PERANCANGAN
- Bagaimana mewujudkan kebutuhan sarana yang dapat mewadahi
kegiatan baik untuk pelaku kreatif maupun masyarakat?
- Bagaimana menciptakan efisiensi pemanfaatan ruang dalam dan ruang
luar yang sesuai dengan fungsi creative space?
- Bagaimana menerapkan tema pada perancangan creative space tersebut?

TUJUAN
- Merancang ruang publik yang bersifat edukatif sebagai wadah yang dapat
memfasilitasi penyaluran bakat dan kemapuan masyarakat.
- Merancang ruang publik yang bersifat rekreatif untuk mewadahi berbagai
kegiatan ataupun aktivitas sosial masyarakat.
- Menciptakan ruang publik yang dapat menjadi solusi dari permasalahan
di daerah setempat.
- Menciptakan ruang publik yang dapat menarik perhatian masyarakat serta
wisatawan.
- Mendesain ruang publik yang merujuk kepada pendekatan serta tema
terpilih.

ANALISA PENGUMPULAN
DATA
- Analisis sistem kegiatan/program ruang
- Analisis perancangan ruang luar / rapak
- Studi literatur
- Analisis tata ruang dalam
- Studi Banding
- Analisis massa dan perwajahan
- Survey
- Analisis sistem struktur/konstruksi
langsung
- Analisis Sistem Utilitas

KONSEP DESAIN
- Berdasarkan data, analisa, peraturan AKHIR
pemerintah,

Universitas Sumatera Utara


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Fungsi


Tinjauan fungsi berisi ulasan serta penjelasan mengenai bangunan yang
akan dirancang. Berikut merupakan tinjauan fungsi dari perancangan ini.

2.1.1 Terminologi Judul


Berdasarkan terminologi judul tersebut, berikut merupakan tinjauan lebih
dalam mengenai

a. Creative Space (Ruang Kreatif)


Creative Space merupakan suatu wadah atau tempat pengembangan
berbagai macam ide berupa kreatifitas seni, bisnis dan lain – lain dimana akan
berkumpul orang – orang dan komunitas dari latar belakang yang berbeda –
beda, yang memiliki ketertarikan dan fokus yang sama untuk mengembangkan
ide – ide tersebut menjadi suatu hal yang bermanfaat. Beberapa Creative Space
telah bermunculan kebanyakan di kota, sebagai upaya untuk mewadahi
kreatifitas bukan hanya komunitas kreatif namun juga masyarakat.
Menurut British Council Creative Economy, ruang kreatif atau Creative
Space adalah tempat, baik fisik atau virtual yang menyatukan komunitas ataupun
orang – orang kreatif yang didalamnya memberi ruang dan dukungan untuk
komunitas, mengumpulkan, pengembangan bisnis, dan bidang lainnya seperti
sektor kreatif, budaya dan teknologi.
Creative Space bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan mulai dari diskusi,
pertemuan, hingga pelatihan keterampilan komunitas dalam jangka pendek
ataupun jangka panjang. Creative Space berfungsi sebagai media komunikasi,
promosi atau memperluas jaringan, serta media apresiasi.
Menurut British Council Creative Economy, kegiatan utama yang
diwadahi oleh sebuah Creative Space adalah presentasi, workshop, sharing,

Universitas Sumatera Utara


7

meeting, event, brainstorming, membuka relasi, promosi karya, working space,


dan tutorial class.
Menurut beberapa sumber lainnya, kegiatan tambahan sebagai penunjang
di dalam sebuah Creative Space adalah art performance, makan dan minum,
berbelanja, mendengarkan musik, bersantai, berekreasi, dll.
Beberapa jenis Creative Space yang umum dijumpai antara lain :
 Studio : menyediakan ruang bagi perorangan ataupun kelompok bisnis
berskala kecil berupa co-working space.
 Network : sebuah kelompok dengan anggota yang tersebar cenderung
berada di sektor tertentu.
 Cluster : tempat bernaung beberapa individu atau komunitas kreatif dalam
suatu wilayah berpola.
 Center : Creative Space dalam skala besar yang juga menyediakan
beberapa fasilitas tambahan seperti ruang pembuatan, café, bar, cinema,
ruang pameran, toko, dll.
 Online Platform : berkoneksi dengan sesama komunitas hanya melalui
media online.
 Alternative : Creative Space yang berfokus pada kegiatan dengan jenis
atau bidang komunitas baru.

Sedangkan berdasarkan bentuk usahanya, Creative Space dikelompokkan


menjadi beberapa jenis, antara lain :
 Struktural : terbagi menjadi 2 jenis yaitu Creative Space yang dibentuk
atas dasar Profit yang pada umumnya bersifat Private dan atas dasar Non-
Profit yang pada umumnya bersifat sosial.
 Sektor : terbagi menjadi 2 jenis yaitu Multidisciplinary Creative Space
(gabungan beberapa jenis komunitas dalam satu tempat, baik itu di bidang
kreatif, teknologi, budaya, sosial dan bisnis) dan Creative Space Spesifik
(hanya mewadahi satu bidang, misalnya Games Hub atau Tech Hub).
 Pelayanan : bentuk Creative Space ini menawarkan pelayanan fasilitas
yang lengkap mulai dari ruangan hingga berbagai bentuk event / kegiatan.

Universitas Sumatera Utara


8

b. Industri Kreatif
Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang
terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri
kreatif juga dikenal dengan nama lain Industri Budaya (terutama di Eropa) atau
juga Ekonomi Kreatif.
Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia, industri kreatif adalah
industri yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan
dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Menurut UU Perindustrian No.3 Tahun 2014, industri kreatif adalah
industri yang mentransformasi dan memanfaatkan kreativitas, keterampilan, dan
kekayaan intelektual untuk menghasilkan barang dan jasa.
Perpres Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif telah mengklasifikasi
ulang sub – sektor industri kreatif menjadi 16 sub – sektor. Definisi ke – 16 sub
– sektor industry kreatif tersebut mengacu pada publikasi Ekonomi Kreatif :
Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, Rencana Aksi Jangka Menengah 2015
– 2019, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi.
Berikut merupakan ke-16 sub-sektor yang termasuk kedalamnya :
1. Aplikasi dan Game
2. Arsitektur
3. Desain Interior
4. Desain Komunikasi Visual
5. Desain Produk
6. Fashion
7. Film, Animasi dan Video
8. Fotografi
9. Kriya
10. Kuliner
11. Musik
12. Penerbitan

Universitas Sumatera Utara


9

13. Periklanan
14. Seni pertunjukan
15. Seni rupa
16. Televisi dan Radio
Dari ke-16 sub-sektor tersebut, di Kota Medan terdapat beberapa sub-
sektor yang paling menonjol. Menurut Dinas Budaya dan Pariwisata Kota
Medan, berikut merupakan persentase banyaknya usaha di Kota Medan
berdasarkan sub-sektor industri kreatif
Tabel 2. 1 Persentase Usaha Bidang Industri Kreatif Di Kota Medan

No. Subsektor Industri Nama Usaha Persentase


1 Kuliner 160 30,82%
2 Kriya 139 26,78%
3 Fashion 78 15,02%
4 Desain Produk 29 5,58%
5 Fotografi 25 4,81%
6 Radio 18 3,46%
7 Arsitektur dan Desain Interior 13 2,5%
8 Seni Pertunjukan 13 2,5%
9 Musik 12 2,31%
10 Seni Rupa 9 1,73%
11 Periklanan 9 1,73%
12 Penerbitan 5 0,96%
13 Aplikasi dan Game 4 0,77%
14 Desain Komunikasi Visual 2 0,38%
15 Film, Animasi dan Video 2 0,38%
16 Telivisi 1 0,19%
Sumber : Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Medan

c. Public Space (Ruang Publik)


Secara harfiah, ruang atau space berasal dari bahasa Latin, yaitu spatium
yang berarti ruangan atau luas (extent), memungkinkan orang berkegiatan dan

Universitas Sumatera Utara


10

bergerak leluasa di dalamnya. Jika dilihat dalam bahasa Yunani, ruang dapat
diartikan sebagai tempat (topos) atau lokasi (choros) yaitu ruang yang memiliki
ekspresi kualitas tiga dimensi.
Ruang publik merupakan salah satu elemen perkotaan yang berperan
sebagai ruang interaksi sosial bagi masyarakat baik formal maupun informal,
individu maupun kelompok. Selain itu, ruang publik juga berperan dalam
kegiatan ekonomi, sebagai tempat apresiasi budaya, sekaligus meningkatkan
kualitas ruang kota.
Ruang publik berfungsi mewadahi kepentingan publik atau masyarakat
umum. misalnya melakukan komunikasi dengan kolega, pertemuan informal
komunitas tertentu, bermain, jalan-jalan, melepas lelah, melihat-lihat taman dan
penghijauan, sekedar melihat orang lewat atau memperhatikan kegiatan orang
disekitar ruang tersebut, bisa jadi hanya nongkrong menyaksikan hiruk pikuk
kota sambil makan makanan kecil dan minuman yang dibawa sendiri atau beli
dari Pedagang Kaki Lima didekatnya.
Menurut Darmawan (2007:2) ruang publik merupakan elemen perkotaan
yang memiliki karakter tersendiri dan memiliki fungsi interaksi sosial bagi
masyarakat, kegiatan ekonomi, dan apresiasi budaya.
Menurut Carr (1992:50) ruang publik merupakan ruang milik bersama,
tempat masyarakat melakukan aktivitas fungsional serta ritualnya dalam suatu
ikatan komunitas, baik kehidupan sehari – hari maupun dalam perayaan berkala
yang telah ditetapkan sebagai sesuatu yang terbuka, tempat masyarakat
melakukan aktivitas pribadi dan kelompok.
Berdasarkan buku Public Spaces, Ruang publik dapat berupa taman umum
dari skala nasional seperti Monas di Jakarta, skala regional misalnya Lapangan
Merdeka di Medan, alun – alun kota, taman kota, taman lingkungan. Ruang
publik kota lainnya dapat berupa pedestrian atau trotoar, tempat parkir, plaza
atau lapangan hijau, halaman kampus atau sekolah, atrium yang terbentuk
diantara bangunan – bangunan, pasar buah dan sayuran di pinggir jalan,
waterfront, riverfront, dermaga, dll.

Universitas Sumatera Utara


11

Berdasarkan sifatnya (Hakim dan Utomo, 2003: 50), ruang publik dibagi
dua yaitu ruang publik tertutup dan ruang publik terbuka. Ruang publik terbuka
memiliki pengertian selalu terletak di luar massa bangunan, dapat dimanfaatkan
oleh semua orang dan memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan
(multifungsi).

Ruang terbuka sebagai wadah kegiatan bersama, dapat dibedakan menjadi


dua kelompok besar, yaitu sebagai berikut :
1. Ruang terbuka umum, dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang
(warga), serta memberikan kesempatan untuk bermacam – macam
kegiatan (multi fungsi)
2. Ruang terbuka khusus, dimanfaatkan untuk kegiatan yang terbatas dan
dipergunakan untuk keperluan khusus atau spesifik.

Ruang terbuka ditinjau dari kegiatannya, dapat dibedakan menjadi dua


jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Ruang terbuka aktif, ruang terbuka yang memiliki unsur kegiatan
didalamnya, misalkan bermain, olahraga, jalan – jalan. Contohnya plaza,
lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, dll.
2. Ruang terbuka pasif, ruang terbuka yang didalamnya tidak emiliki unsur
kegiatan didalamnya, pada umumnya berfungsi sebagai keindahan visual
dan fungsi ekologis. Contohnya penghijauan tepian jalan, penghijauan
tepian rel kereta api, dll.

Pada dasarnya, fungsi ruang terbuka dapat dibedakan menjadi dua fungsi
utama, yaitu :
1. Fungsi sosial, tempat untuk bermain dan berolahraga, komunikasi sosial,
peralihan dan menunggu, mendapatkan udara segar, penghubung antara
satu tempat dengan tempat lainnya, pembatas massa bangunan, sarana
pendidikan bagi masyarakat, dll.

Universitas Sumatera Utara


12

2. Fungsi ekologis, penyegaran udara, daerah resapan air, menyeimbangkan


ekosistem, dll.

2.1.2 Kriteria Pemilihan Lokasi


a. Tinjauan terhadap struktur kota
Termasuk kedalam Pusat Pelayanan Kota Medan dengan fungsi
yang sesuai, mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
Sesuai dengan fungsi bangunan yang akan dirancang, lokasi yang dipilih
harus termasuk dalam kawasan perdagangan ataupun jasa komersial.
b. Pencapaian
Berada di kawasan yang strategis serta mudah dijangkau. Dapat
diakses dari seluruh penjuru kota, baik menggunakan kendaraan umum
maupun pribadi, roda dua maupun roda empat. Memperhatikan tingkat
jaringan jalan, merupakan arteri jalan primer atau arteri jalan sekunder.
c. Area Pelayanan
Lingkungan sekitar dengan fungsi yang mendukung bangunan yang
direncanakan, misal seperti adanya bangunan komersial, bangunan ibadah,
SPBU, Halte, dan lain – lain. Serta tersedianya jaringan utilitas seperti PLN,
PDAM, drainase, dan lain – lain.
d. Persyaratan lain
Pada perancangan ini, diasumsikan bahwa status bangunan adalah
kepemilikan pemerintah, sepenuhnya dikelola oleh pemerintah dan dibantu
dengan masyarakat. Bangunan ini dikelola dibawah Dinas Budaya dan
Pariwisata Kota Medan. Selain status bangunan, luas lokasi juga harus
diperhatikan. Luas lokasi yang dipilih harus yang sesuai dengan kebutuhan
fungsi bangunan.
Persyaratan lain yaitu, mengacu pada Peraturan Daerah Kota Medan
tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kota
Medan Tahun 2015 – 2035. Ketentuan – ketentuan tersebut antara lain
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB),

Universitas Sumatera Utara


13

Garis Sempadan Bangunan (GSB), Koefisien Daerah Hijau (KDH), dan


Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB).

2.1.3 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan


Berdasarkan beberapa pengelompokan, berikut merupakan penjelasan tiap
– tiap pengguna Creative Space :
a. Pengunjung
Pengunjung atau visitor adalah pihak yang datang ke suatu tempat
dengan tujuan berkunjung, melihat dan belajar. Pengunjung terbagi atas :
 Pengunjung Umum :
Pengunjung umum terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
- Kelompok wisatawan, baik domestik maupun asing
- Kelompok para ahli, pengamat, maupun pelaku kreatif
- Kelompok pelajar dan mahasiswa
 Member / anggota Medan Creative Space :
Member merupakan pihak yang rutin hadir dan mengikuti kegiatan
maupun event tertentu. Member biasanya memiliki akses lebih untuk
menggunakan fasilitas yang tersedia dibandingkan pengunjung umum.
b. Pelaku Kreatif
Pelaku kreatif adalah pihak yang bergerak dibidang kreatif, yang
biasanya datang dengan tujuan untuk memberikan pelatihan, pengamatan,
atau hanya sekedar menikmati.
c. Komunitas Kerjasama
Komunitas kerja sama merupakan pihak diluar pengelola yang ikut
serta membantu mengembangkan Medan Creative Space. Komunitas
kerjasama terbagi menjadi dua, yaitu :
 Penempat sewa kantor (co working space)
 Penempat sewa toko (tenant retail).

d. Pengelola

Universitas Sumatera Utara


14

Pengelola adalah pihak yang bertugas untuk mengurus segala hal –


hal yang terkait dengan kepengurusan suatu badan untuk mencapai tujuan
tertentu. Yang termasuk kedalam kelompok pengelola yaitu :
 Pimpinan
 Wakil pimpinan
 Sekretaris
 General manager
 Manager (bidang operasional, publikasi, pemasaran, keuangan,
administrasi)
 Pegawai
 Staff (bidang pemeliharaan, keamanan, kebersihan)
Secara umum, berikut kegiatan atau aktivitas yang biasa dilakukan didalam
Creative Space :
a. Pembinaan dan pelatihan (edukasi) :
 Talkshow
 Diskusi
 Seminar
 Workshop
b. Hiburan (rekreasi) :
 Pameran karya kreatif
 Pertunjukan
 Jual beli produk/karya
 Makan dan minum

2.1.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang


Berikut merupakan deskripsi kebutuhan ruang yang diperlukan untuk
mewadahi kegiatan atau aktivitas utama yang ada di Creative Space :

a. Ruang Kelas

Universitas Sumatera Utara


15

Ruang kelas merupakan ruang serbaguna yang digunakan untuk


kegiatan pembinaan yang bersifat formal. Ruang ini dapat difungsikan oleh
para pelaku kreatif untuk mengadakan kegiatan seperti diskusi. Biasanya
ruang ini dipakai untuk kegiatan dalam skala kecil, dikarenakan kapasitas
ruangnya yang terbatas.
b. Makerspace
Makerspace dipergunakan untuk kegiatan pelatihan indoor seperti
workshop, dimana para pengguna melakukan praktik langsung. Ruang ini
dilengkapi beberapa alat atau mesin khusus sesuai dengan kebutuhan
aktivitasnya, sehingga para pengguna dapat mengembangkan suatu produk
secara bersama.
c. Co-working Space
Merupakan suatu ruang kerja bersama untuk digunakan antar
individu, komunitas, organisasi, maupun perusahaan. Co-working space
mengedepankan konsep sharing atau berbagi.
d. Ruang Pameran / Galeri
Ruang ini digunakan untuk memajang atau memamerkan karya atau
produk yang dihasilkan oleh para pelaku kreatif di Creative Space ini.
e. Auditorium
Auditorium merupakan ruang berkapasitas lebih besar untuk
menampung kegiatan dengan pengguna yang cukup banyak. Auditorium
biasa digunakan untuk mengadakan kegiatan seperti pertemuan,
pertunjukan, dan lain – lain.
f. Ruang Pengelola
Ruang pengelola digunakan untuk para pengelola bekerja sehingga
dapat mengurus segala kepentingan yang berhubungan dengan jalannya
Creative Space ini. Ruang pengelola terbagi menjadi beberapa ruang lagi.
g. Amphiteater
Amphiteater berfungsi sebagai penunjang kebutuhan aktivitas
creative space

Universitas Sumatera Utara


16

Berikut merupakan deskripsi kebutuhan ruang yang diperlukan untuk


mewadahi kegiatan atau aktivitas pendukung pada Creative Space :
a. Cafe & Restoran
Kuliner merupakan kegiatan yang sedang berkembang sangat pesat.
Dengan tersedianya cafe dan restoran disini, akan menjadi daya tarik yang
dapat mengundang masyarakat.
b. Perpustakaan
Perpustakaan dijadikan sebagai tempat koleksi bahan bacaan, serta
ruang baca para pecinta buku. Adanya perpustakaan ini juga ebrtujuan untuk
meningkatkan minat baca masyarakat.
c. Local Shophouse / Retail
Local Shophouse ini ditujukan untuk menarik perhatian serta
meningkatkan antusiasme masyarakat terhadap produk lokal. Dengan itu,
bisnis atau usaha produk lokal diharapkan bisa lebih maju lagi.
d. Ruang terbuka
Ruang terbuka sangat diperlukan untuk orang – orang bersosialisasi.
Ruang ini juga ditujukan untuk pengunjung yang datang hanya untuk
berkeliling menikmati kawasan. Ruang terbuka ini bisa dijadikan wadah
untuk kegiatan – kegiatan edukasi yang bersifat informal.
e. Musholla
Berfungsi sebagai tempat ibadah.
f. Toilet
Toilet dibagi dua wanita dan pria. Baik untuk pengelola maupun
untuk pengguna lain creative space.
g. Ruang Pelayanan Servis
Berisi ruang keamanan, ruang CCTV, ruang panel, ruang genset,
ruang AHU, ruang pompa air, ruang ground tank, gudang, dan oading dock.

Universitas Sumatera Utara


17

2.1.5 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang


Persyaratan dan kriteria ruang merupakan hal - hal yang menjadi tolak ukur
atau dasar penetapan suatu ruang. Berikut merupakan persyaratan dan kriteria ruang
yang didapatkan dari berbagai sumber :
a. Ruang Kelas
Ruang kelas pada umumnya dilengkapi dengan kursi, meja, papan
tulis, proyektor, dan fasilitas lain yang mampu mendukung kegiatan
didalamnya.
b. Makerspace
Fasilitas alat atau mesin yang tersedia pada ruang ini disesuaikan
dengan fungsinya. Ruang fashion biasanya dilengkapi dengan tersedianya
mesin jahit, ruang digital biasanya dilengkapi dengan tersedianya komputer,
sedangkan ruang woodworking dilengkapi dengan tersedianya gergaji,
mesin potong, dan lain-lain.
c. Co-working Space
Co-working space sudah pasti dilengkapi dengan kursi dan meja.
Tersedianya komputer merupakan penunjang tambahan dalam ruang ini.
d. Ruang Pameran / Galeri
Berikut merupakan kritera peletakan karya dua dimensi yang
dipajang pada galeri.

Gambar 2. 1 Pandangan Mata


Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Julius, Panero, Martin Zelnik 2003

Universitas Sumatera Utara


18

e. Auditorium
Auditorium biasanya dilengkapi dengan tribun. Tribun digunakan
sebagai tempat duduk para audiens. Tribun disusun bertingkat ditujukan
agar para audiens dapat melihat dengan jelas.

Gambar 2. 2 Standar Tribun


Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufert, 2002
f. Ruang Pengelola
Ruang pengelola dilengkapi dengan perabot seperti ruang kantor
pada umumnya. Ruang pengelola memiliki fasilitas pendukung seperti
pantry, ruang rapat, ruang arsip, lounge, dan lain-lain.
g. Cafe & Restoran
Kuliner merupakan kegiatan yang sedang berkembang sangat pesat.
Dengan tersedianya cafe dan restoran disini, akan menjadi daya tarik yang
dapat mengundang masyarakat.
h. Perpustakaan
Berdasarkan standar yang ditetapkan pada buku Data Arsitek,
perpustakaan harus memiliki lorong dengan lebar antara 1,30 – 2,30m.

Gambar 2. 3 Standar Ruang Perpustakaan


Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufert, 2002

Universitas Sumatera Utara


19

i. Local Shophouse
Local shophouse dilengkapi dengan perabot seperti toko – toko pada
umumnya. Kriteria dari local shophouse tergantung dari produk apa yang
dijual disana.
j. Ruang terbuka
Pada ruang terbuka biasanya terdapat area hijau atau vegetasi, jalan
setapak untuk orang berkeliling, serta dilengkapi tempat duduk di area yang
tersebar.

Universitas Sumatera Utara


20

2.1.6 Studi Banding Fungsi Sejenis


1. M Bloc Space

Gambar 2. 4 M Bloc Space

Sumber : https://www.instagram.com/mblocspace/

M Bloc Space merupakan sebuah ruang kreatif untuk kaum milenial


yang dulunya merupakan rumah dinas dan gedung produksi Perusahaan
Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang sudah lama
dibiarkan kosong. M Bloc Space ini ditujukan sebagai ruang untuk musisi,
artis, serta pelaku kreatif lokal untuk dapat berkoneksi, berkolaborasi dan
membangun komunitas dengan berbagai aktivitas kreatif. Jacob Gatot Sura,
merupakan arsitek dan Founder M Bloc Space, bersama dengan biro
Arcadia Architect.
Sejak pembukaan, September 2019 hingga saat ini, M Bloc Space
yang berlokasi di Jl. Panglima Polim, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan ini tak pernah sepi pengunjung. Setiap hari kurang lebih ada 1800
pengunjung dan ketika ada event serta hari libur total pengunjung meningkat
hingga 8000. Ramainya pengunjung didukung oleh lokasinya yang strategis,
dekat dengan halte Busway Transjakarta, stasiun MRT Jakarta, juga
Terminal Bus Blok M.

Universitas Sumatera Utara


21

Gambar 2. 5 Entrance M Bloc Space Gambar 2. 6 Graffiti M Bloc Space


Sumber : https://www.nibble.id/m-bloc-space-jakarta-jajan-sambil-ngehits-di-blok-m/

Bangunan toko dan restoran bergaya vintage menjadi daya tarik


tersendiri bagi pengunjung untuk berfoto. Warna cat putih pada bangunan
terasa dengan sengaja ingin mempertahankan nuansa klasiknya. Beberapa
bagian juga dihiasi mural atau dinding bata ekspos.

Gambar 2. 7 Ilustrasi M Bloc Space


Sumber : archify.com/id/archifynow/m-bloc-akan-hadir-menjawab-kebutuhan-ruang-
kreatif-di-jakarta

Beragam kegiatan kreatif yang berlangsung di M Bloc Space ini,


salah satunya art performance seperti musik, tari, stand up comedy, puisi,
dll. Selain itu, juga terdapat exhibition/showcase, workshop serta
talkshow/diskusi mengenai beragam bidang kreatif, seperti fashion,
fotografi, organisasi, buku, perfilman, digital content creation, arsitektur,
desain, bisnis, kuliner, kopi, bahkan hydroponics gardening.

Universitas Sumatera Utara


22

M Bloc Space dibagi menjadi tiga area utama, yaitu :


 Area retail, merupakan pengalihan fungsi dari rumah pegawai Peruri.
Semua tenant disini merupakan brand lokal. Sekitar 70 persen tenant
disini adalah restoran dan cafe, dan 30 persen lagi adalah toko kreatif
yang menyediaakan beragam produk lokal seperti souvenir, komik, atau
t-shirt. Disini juga terdapat co-working space, creative gallery, serta
sudut musik dan buku.

Gambar 2. 8 Area Retail B Bloc Space

Sumber : nibble.id/m-bloc-space-jakarta-jajan-sambil-ngehits-di-blok-m/

 Area publik multifungsi, berada dibalik are retail. Dulunya, area ini
merupakan jalur servis untuk area produksi, sekarang dimanfaatkan
untuk berbagai event outdoor, baik itu pameran, nonton
bareng, talkshow, dan lain sebagainya.

Gambar 2. 9 Area Publik M Bloc Space


Sumber : nibble.id/m-bloc-space-jakarta-jajan-sambil-ngehits-di-blok-m/

Universitas Sumatera Utara


23

 Area performance (M Bloc Live House) dan restoran (Oeang Restaurant),


merupakan pengalihan fungsi dari dua massa gudang produksi. Sekarang,
dimanfaatkan sebagai area performance yang diisi live music hampir
setiap harinya. M Bloc Live House ini dirancang dengan kapasitas
maksimal 350 orang. Area ini dirancang kedap suara, serta dilengkapi
dengan panggung, audio systems, lighting, hingga LED screen untuk
mendukung kegiatan didalamnya. Serta di sebelahnya, terdapat restoran
bernama Oeang dibuat dengan desain menarik yang mempertahankan
suasana industrial gudang percetakan uang dan meterai.

Gambar 2. 10 M Bloc Live House


Sumber : archify.com/id/archifynow/m-bloc-akan-hadir-menjawab-kebutuhan-
ruang-kreatif-di-jakarta

Gambar 2. 11 Eksterior Oeang Restoran Gambar 2. 12 Interior Oeang Restoran


Sumber : manual.co.id/article/oeang-m-bloc-space/

Universitas Sumatera Utara


24

2. Jakarta Creative Hub

Gambar 2. 13 Entrance Jakarta Creative Hub


Sumber : len-diary.com/jakarta-creative-hub/

Bangunan ini diresmikan pada tahun 2017. Jakarta Creative Hub


berada di lantai 1 gedung Graha Niaga Thamrin, yang terletak di lokasi
strategis di antara Bundaran Hotel Indonesia, dan pusat perdagangan Ibu
Kota Jakarta.
Jakarta Creative Hub bertujuan untuk memberikan ruang dan
fasilitas bagi pelaku industri kreatif di Jakarta untuk mengembangkan
usahanya. Selain itu, juga berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk
lebih mengenal tentang berbagai macam sub-sektor industri kreatif.
Beberapa sub-sektor yang diwadahi disini antara lain kriya, desain produk,
fashion, arsitektur dan desain komunikasi visual.

Gambar 2. 14 Denah Jakarta Creative Hub


Sumber : wego.co.id/berita/jakarta-creative-hub/

Universitas Sumatera Utara


25

Fasilitas yang tersedia di Jakarta Creative Hub antara lain adalah


classroom (classroom A, B dan C), co office, maker space (digital lab, wood
working area dan fashion lab), exhibition area, library, cafeteria, mini
theater dan meeting room.

Gambar 2. 15 Classroom A Gambar 2. 16 Classroom B

Sumber : jakartacreativehub.org/?page_id=1659

Gambar 2. 16 Co-office JCH Gambar 2. 15 Classroom C

Gambar 2. 19 Fashion Lab JCH Gambar 2. 20 Digital Lab JCH

Sumber : jakartacreativehub.org/?page_id=165

Universitas Sumatera Utara


26

Gambar 2. 21 Exhibition JCH Gambar 2. 22 Woodworking Area JCH

Sumber : jakartacreativehub.org/?page_id=165

Gambar 2. 24 Cafetaria JCH Gambar 2. 23 Library JCH

Sumber : jakartacreativehub.org/?page_id=165

Gambar 2. 25 Mini Theater Gambar 2. 26 Meeting Room


Sumber : manual.co.id/article/ Sumber : Atmaja, 2017

Universitas Sumatera Utara


Classroom A Sebagai ruang kelas serbaguna yang dapat digunakan
untuk seminar, talkshow maupun workshop, dengan
kapasitas 60-70 orang.
Classroom B & Sebagai ruang kelas serbaguna yang dapat digunakan
Classroom C untuk seminar, talkshow maupun workshop, dengan
kapasitas 30-35 orang.
Digital lab Sebagai ruang yang dilengkapi mesin #D printing dan
mesin lasser cutter.
Fashion lab Sebagai ruang pembuatan segala karya yang
berhubungan dengan kain, biasa digunakan oleh
industri kreatif dibidang fashion. Ruang ini dilengkapi
fasilitas mesin jahit. Dan mesin obras
Woodworking Sebagai ruang pembuatan segala kerajinan kayu yang
Area dilengkapi dengan mesin dan alat.
Co-office area Sebagai ruang kerja, showroom, penelitian dan
(12 ruang) pengembangan bisnis industri kreatif masing –
masing.
Meeting room Sebagai ruang untuk rapatatau pertemuan tertentu.
Perpustakaan Area baca yang dilengkapi dengan koleksi buku –
buku.
Cafetaria Fasilitas pendukung sebagai tempat minum dan
makan.
Mini Theater Fasilitas pendukung untuk kegiatan seperti talkshow,
diskusi, dll.
Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


28

3. Bandung Creative Hub

Gambar 2. 27 Bandung Creative Hub


Sumber : google.com/

Bandung Creative Hub merupakan sebuah pusat kreativitas pertama dari


pemerintah yang ditujukan untuk kepentingan dan kebutuhan industri kreatif di
Kota Bandung. Bandung Creative Hub ini mewadahi 16 sub-sektor industri kreatif,
diharapkan mampu memberikan nilai informasi, edukasi, dan pariwisata kepada
masyarakat. Bangunan yang diresmikan pada tanggal 28 Desember 2017 ini
berlokasi di Jl. Laswi No. 5, Kacapiring, Batununggal, Bandung, Jawa Barat.
Bangunan ini memiliki 6 lantai, dengan jumlah ruangan sekitar kurang lebih
20 ruangan. Fasilitas ruangan yang tersedia di Bandung Creative Hub termasuk
cukup lengkap. Disini juga tersedia fasilitas tambahan seperti tersedianya wifi, cafe,
dan restaurant yang buka selama 24 Jam. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut
mengenai fasilitas ruang yang tersedia :

Tabel 2. 2 Tabel Fasilitas Ruang Bandung Creative Hub


Nama Ruang Fungsi
Basement Pada awalnya digunakan sebagai lahan
parkir motor, sekarang dialih-fungsikan sebagai
maker space yang digunakan sebagai tempat
pembuatan furniture berbahan dasar kayu serta
dilengkapi dengan alat – alat yang memadai.

Universitas Sumatera Utara


29

Secara umum kegiatan yang terdapat pada


lantai ini yaitu workshop, pelatihan – pelatihan,
serta komunitas hidroponik.
Lobby Ruang peralihan antara ruang luar dan
ruang dalam.
Exhibition area Tempat memamerkan produk atau
karya, baik bersifat permanen maupun temporer.
Design store Tempat memajang produk lokal atau
karya untuk dijual, eksibisi, workshop, hingga
gigs kecil dan screening.
Ruang Tempat pengembangan industri kreatif
fotografi dalam bidang fotografi.
Ruang 3D Tempat pembuatan patung, figure,
printing topeng dan bermacam – macam objek bidang
kriya lainnya.
Gudang Tempat penyimpanan segala keperluan
gedung.
Café Tempat minum dan makan.
Library / Tempat meminjamkan serta membaca
perpustakaan segala buku – buku.
Lounge Sebagai ruang publik, area duduk untuk
bertemu dan berjejaring.
Meeting room Sebagai ruang rapat atau pertemuan
dengan kapasitas 10 – 15 orang.
Amphiteater Sebagai ruang terbuka dengan kursi dan
meja serta dilengkapi layar untuk menampilkan
atau mempresentasikan sesuatu.
Management Tempat perizinan, penjadwalan dan
office kegiatan operasional gedung.
Balkon Sebagai smoking area.

Universitas Sumatera Utara


30

Studio musik Sebagai ruang untuk bermusik serta


studio rekaman.
Aula Sebagai ruang untuk workshop maupun
seminar dalam skala besar.
Auditorium Digunakan untuk kegiatan pertunjukan
dibidang film, animasi dan fotografi, maupun
bidang tari.
Bandung Tempat pengarsipan karya desain, juga
design archive ruang diskusi desain.
Studio tari Tempat untuk berlatih dibidang
pertunjukan tari.
Studio fashion Sebagai ruang untuk komunitas dibidang
tata busana yang menyediakan fasilitas seperti
mesin jahit dan mesin border.
Digital Sebagai studio animasi dan studio
creative production & game.
post-production
Co-working Sebagai ruang kerja yang berkapasitas
Space 15 hingga 20 orang.
Class room Sebagai ruang kelas serbagun.
Roof garden Sebagai area hijau.
dan rooftop
Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


31

2.2 Tinjauan Tema


Tinjauan tema berisi ulasan serta penjelasan mengenai tema yang akan
diterapkan pada bangunan yang akan dirancang. Berikut merupakan tinjauan tema
dari perancangan ini.

2.2.1 Pengertian Asitektur Kontemporer


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontemporer berarti pada waktu
yang sama, semasa, sewaktu pada masa kini. (Depdikbud-Balai Pustaka: 1994)
Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya
yang mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu
yang berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa
aliran arsitektur. (Gunawan, 2011)
Arsitektur kontemporer adalah suatu gara aliran arsitektur pada zaman yang
mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang
berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran
arsitektur. (Hilberseimer, 1964)
Pengertian Arsitektur Kontemporer menurut parah ahli:
1. Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX
(1996)
Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat
dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai
arsitektur tercakup didalamnya.
2. L. Hilberseimer, Contemporary Architects 2 (1964)
Arsitektur kontemporer adalah suatu gara aliran arsitektur pada zaman yang
mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu
yang berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari
beberapa aliran arsitektur. Arsitektur kontemporer mulai muncul sejak
tahun 1789 namum baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah perang
dunia.
Berdasarkan pernyataan para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa
Arsitektur Kontemporer kontras dengan lingkungan sekirat, bersifat sujektif,

Universitas Sumatera Utara


32

memperlihatkan bentuk massa yang unik. Arsitektur kontemporer sebagai identitas


bangunan yang ekspresif, bermakna dan memiliki nilai ikonik yang pada dasarnya
memiliki campuran dari banyak gaya yang berbeda untuk mendukung bentuk bebas
tersebut. Namun kesamaan ciri yang menonjol masih dapat ditemui, yakni kesan
ikonik, komposisi bentuk yang ditampilkan, gubahan masa yang kontras namun
tetap memiliki komposisi yang estetis dan pengaplikasian material mentah dan
paduan material pada bangunannya.

i. Perkembangan Arsitektur Kontemporer


Schimbeck, E (1988) menyatakan bahwa arsitektur kontemporer
berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur harus mampu memperoleh sasaran
dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan situasi masa kini. Seorang kritikus
arsitektur Charles Jencks, mulai memperkenalkan suatu metode perancangan untuk
mengembangkan arsitektur yang dinamakan dengan arsitektur ‘bersandi ganda’
(double coded), teori ini yang menjadi cikal bakal arsitektur kontemporer, dimana
gagasan ini bergantung pada banyak faktor yang mempengaruhi periode tertentu.
Arsitektur kontemporer mempunyai sifat untuk selalu menuntut terjadinya
perubahan seiring perkembangan zaman yang diikutinya. Schirmbeck, E. (1988).
Dapat disimpulkan dari keterangan diatas, bahwa arsitektur kontemporer
adalah bangunan yang mengikuti jaman dan bentuknya yang kontras dari bangunan
sekitarnya.

ii. Karakteristik Arsitektur Kontemporer


Berikut merupakan karakteristik arsitektur kontemporer yang diterapkan
(Schirmbeck, 1988) diantaranya :
 Gubahan massa yang ekspresif (bentuk desain yang praktis dan
fleksibel, tampil lebih sederhana tetapi berani menggunakan corak warna
maupun permainan garis pada tampilannya).
 Konsep ruang terkesan terbuka (penggunaan dinding dari kaca,
antara ruang dan koridor dalam bangunan serta bukaan yang optimal sehingga
memberikan kesan bangunan terbuka dan tidak masiv pada pola peruangannya).

Universitas Sumatera Utara


33

 Harmonisasi ruang luar dan dalam (pemisahan ruang luar dengan


ruang dalam dengan menggunakan perbedaan pola lantai atau bahan lantai).
 Memiliki fasad yang transparan (penggunaan material kaca jendela
di setiap bangunan).
 Kenyamanan hakiki (penggunaan warna sesuai kebutuhan,
penggunaan material dan tekstur berdasarkan kegunaan ruang, pencahayaan
dan penghawaan yang baik dan tidak mengganggu).
 Memaksimalkan elemen lansekap (penerapan elemen vegetasi
berdasarkan fungsi dan dapat menghidupkan segala aktivitas).
 Penggunaan material dan teknologi baru (penggunaan material
seperti kaca, kayu, dan penggunaan teknologi baru untuk struktur bangunan
sesuai dengan fungsi bangunan).

Sedangkan menurut Kritikus arsitektur (Charles Jencks 1981) memberi ciri–


ciri dari arsitektur kontemporer sebagai berikut:
a. Ideologi adalah suatu konsep yang memberikan arah, tujuan dan
maksud agar pemahaman arsitektur kontemporer bisa lebih sistematis dan
terencana.
1. Popular and pluralist ialah gagasan yang luas dan umum serta tidak
terikat terhadap teori tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang banyak
ragam, sehingga lebih baik dari pada gagasan tunggal;
2. Tradition and choice Merupakan pengaruh tradisi dan penerapannya
secara tertentu sehingga dapat disesuaikan dengan maksud dan tujuan
perancang;
3. Double coding Style adalah gabungan dari dua gaya atau style
arsitektur, yaitu arsitektur kontemporer dengan arsitektur lainnya;
4. Artist or client Merupakan dua hal dasar yaitu bersifat seni dan bersifat umum yang
menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dimengerti secara umum;
5. Semiotic form Penampilan dan gaya bangunan mudah dimengerti, karena bentuk–
bentuk yang ada menyiratkan makna, tujuan dan maksud tertentu;

Universitas Sumatera Utara


34

6. Elitist and participative merupakan kebersamaan serta mengurangi sikap egois


seperti dalam arsitektur modern;
7. Architect, asrepresentative and activist Arsitek berperan aktif dalam perancangan
dan juga berlaku sebagai wakil penerjemah dari keinginan klien;
8. Piecemal Merupakan penerapan unsur–unsur dasar yang diterapkan sebagian saja
dan tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar seperti sejarah, arsitektur vernacular dan
lokasi perancangan.
b. Style (ragam) adalah gaya – gaya dalam arsitektur kontemporer sehingga
memberikan pengertian mengenai pemahaman bentuk, cara, rupa dan sebagainya
yang khusus mengenai arsitektur kontemporer.
1. Eclectic merupakan penampilan bangunan yang memiliki campuran langgam–
langgam yang saling berhubungan secara konsisten;
2. Hybrid Expression adalah Penampilan bangunan yang merupakan hasil gabungan
unsur–unsur kontemporer dengan unsur arsitektur lainya;
3. Conventional and Abstract Form merupakan penampilan bangunan yang
menampilkan bentuk konvensional dan bentuk-bentuk yang rumit (popular),
sehingga mudah dimengerti maksud dan tujuannya;
4. Complexity merupakan pengembangan ide–ide mengenai karakteristik
kontemporer yang bepengaruh pada perancangan awal sehingga menghasilkan
perancangan yang bersifat kompleks;
5. Variable Space with surprise merupakan Perubahan bentuk, ruang dan lainya yang
tercipta akibat kejutan atau momentum tertentu, misalnya: warna, detail elemen
arsitektur, suasana interior dan lain–lain;
6. Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and semaic
appropriateness toward function. Merupakan penampilan bangunan yang memilik
Gabungan unsur estetis dan fungsi yang tidak mengacaukan fungsi;
7. Pro-simbolic merupakan penampilan bangunan yang menyiratkan simbol simbol
yang mempermudah arti, maksud dan tujuan yang dikehendaki perancang;
8. Pro Or Organic Applied Ornament merupakan penampilan bangunan yang
Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang timbul dan kaya ornamen;

Universitas Sumatera Utara


35

9. Pro-Humor merupakan penampilan bangunan yang mempunyai nilai humoris,


sehingga penghuni diajak untuk lebih menikmatinya;
10. Pro Or Representation adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang berbeda dengan
lainya sehingga dapat memperjelas arti, fungsi, makna dan tujuan;
11. Pro-Historical reference merupakan penampilan bangunan yang menunjukkan
nilai-nilai sejarah pada rancangan agar menegaskan ciri-ciri bangunan;
12. Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu dan diterapkan pada
desain bangunan sehingga orang dapat dengan mudah menangkap arti dan fungsi
bangunan.

c. Ide Desain merupakan gagasan awal dalam perancangan suatu karya. Pengertian
ide-ide desain dalam Arsitektur Kontemporer ialah merupakan suatu gagasan
perancangan yang mendasari atau menjai titik awal karakteristik Arsitektur
Kontemporer.
1. Hi-tech merupakan penampilan bangunan yang menggunakan elemen- eleman
structur sangat dominan dengan penggunaan material bangunan dari era modern
seperti kaca, beton, dan baja yang di ekspose, serta pemilihan warna- warna yang
menunjukkan suatu arsitektur teknologi canggih;
2. Functional Mixing merupakan Gabungan beberapa fungsi bangunan yang menjadi
tuntutan awal dalam perancangan suatu karya arsitektur;
3. Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan
keasimetrisan yang seimbang;
4. Contextual Urbanism and Rehabilitation merupakan suatu kebutuhan akan fasilitas
yang berhunbungan langsung dengan suatu lingkungan perkotaan;
5. Mannerist and Baroque merupakan suatu Kecenderungan untuk
menonjolkan dan membedakan diri;
6. Ambiquity merupakan penampilan bangunan yang memiliki ciri-ciri yang mendua
atau berbeda tetapi masih dalam satu fungsi tertentu;
7. All Phetorical Means merupakan penampilan bangunan yang memiliki bentuk yang
berarti;

Universitas Sumatera Utara


36

8. Skew Space and Extensions merupakan penampilan serta Pengembangan rancangan


yang asimetris-dinamis.

iii. Prinsip Dasar Arsitektur Kontemporer


Prinsip dasar pada arsitektur kontemporer menurut (Thimoty, 2013) adalah
sebagai berikut:
 Memiliki fasad yang tembus pandang
 Bangunannya kokoh
 Konsep ruang yang terbuka
 Kenyamanan
 Eksplorasi elemen area lansekap
 Selalu mengikuti perkembangan zaman
 Dapat terulang kembali pada masa kini
Dapat disimpulkan bahwa arsitektur kontemporer adalah bangunan yang
memiliki struktur yang kuat dan mengikuti zaman dengan menggunakan material-
material yang modren seperti beton, baja, kaca dan lain-lain dan juga bangunan
dengan tema arsitektur kontemporer bangunan yang mencolok dari bangunan
sekitar lokasi.

2.2.2 Interpretasi Tema


Tema akan diterapkan pada perancangan Medan Creative Space dengan cara
sebagai berikut :
 Memberikan bukaan yang cukup besar untuk memaksimalkan
masuknya cahaya matahari sebagai pencahayaan alami pada bangunan. Selain itu,
bukaan lebar juga membuat orang yang berada di dalam bangunan dapat melihat
view ke arah luar bangunan dengan leluasa.
 Melakukan penerapan material ekspos menggunakan bahan – bahan
lokal sesuai dengan ciri dari tema yang dipakai. Misalnya beton, kayu, logam, batu
bata, kaca dan lain-lain.
 Penerapan sifat bangunan ramah lingkungan yang juga merupakan
salah satu karakteristik yang digunakan dalam arsitektur kontemporer.

Universitas Sumatera Utara


37

 Memaksimalkan ruang hijau,


 Penggunaan warna yang tidak mencolok pada bangunan.

2.2.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul


Arsitektur kontemporer bersifat dinamis dan secara terus – menerus akan
selalu berubah seiring waktu. Namun, gaya arsitektur ini tetap menerapkan
karakteristik tropis sehingga tetap bersifat hemat energi dan ramah lingkungan.
Penerapan arsitektur kontemporer yang mengikuti jaman merupakan solusi yang
tepat, karena sesuai dengan pengguna Medan Creative Space yang sebagian besar
ditargetkan merupakan anak muda.

2.2.4 Studi Banding Tema Sejenis


1. Museum Tsunami Aceh

Gambar 2. 28 Museum Tsunami Aceh


Sumber : kyriadmurayaaceh.com/home-iv-ii.html

Museum ini merupakan salah satu cara untuk mengenang kejadian


tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Museum yang
dirancang oleh Ridwan Kamil ini diresmikan pada tahun 2009. Bangunan ini
menyerupai sebuah kapal yang memiliki cerobong besar ditengah bangunan dan
menggunakan material kaca yang ditutup oleh secondary skin.
Berikut merupakan prinsip dari arsitektur kontemporer yang diterapkan
pada bangunan ini :
Prinsip Penerapan
Bangunan  Dari fasadnya sudah terlihat
kokoh kekokohan bangunan ini.

Universitas Sumatera Utara


38

 Penggunaan beton sebagai


bahan utama pada bangunan ini
Gubahan  Gubahan massa menyerupai
ekspresif dan dinamis bentuk kapal yang terlihat dinamis dan tidak
kaku.
Konsep ruang  Lantai dasar merupakan ruang
terkesan terbuka komunal yang didesain terbuka.
Harmonisasi  Terdapat ramp yang didesain
ruang luar dan ruang menarik. Terletak ditengah-tengah, semacam
dalam jembatan yang menghubungkan lantai dasar ke
lantai atas,
Memiliki fasad  Fasad terbuat dari kaca yang
yang transparan dilapisi secondary skin.
Kenyamanan  Ramp yang tersedia ramah bagi
hakiki kaum difabel
Eksplorasi  Memaksimalkan area hijau
elemen lanskekap dengan penggunaan roof garden.

2. Dia.Lo.Gue Art Space

Universitas Sumatera Utara


39

Gambar 2. 29 Eksterior Dia.Lo.Gue Art Space


Sumber : tempat.com/blog/

Dia.Lo.Gue Art Space merupakan bangunan yang memiliki dua lantai.


Beberapa ruang yang terdapat disini antara lain galeri, kafe, art shop, serta kantor
biro jasa desain. Bangunan ini dirancang oleh salahsatu arsitek terkenal Andra
Matin. Dia.Lo.Gue Art Space didesain untuk menjadi ruang publik dengan konsep
untuk siapa saja.

Prinsip Penerapan
Bangunan  Dari fasadnya sudah terlihat
kokoh kekokohan bangunan ini.
Gubahan  Gubahan massa terbentuk dari
ekspresif dan dinamis susunan persegi yang tidak monoton.
Konsep ruang  Plafon di bagian kafe dibuat
terkesan terbuka tinggi untuk membuat kesan terbuka.
Harmonisasi  Bagian kafe didesain terbuka
ruang luar dan ruang dengan banyaknya bukaan yang mengarah ke
dalam taman belakang.
Memiliki fasad  Dari bagian depan bangunan
yang transparan terlihat menggunakan material kaca.

Universitas Sumatera Utara


40

Kenyamanan  Sirkulasi ruang yang nyaman.


hakiki  Pencahayaan dalam ruang yang
menarik.
Eksplorasi  Memaksimalkan area hijau
elemen lansekap dilahan yang terbatas.

Universitas Sumatera Utara


41

BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Pemilihan Lokasi


Lokasi dipilih sesuai dengan kriteria yang tertera di bab sebelumnya,
mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana Denah
Tata Ruang (RDTR), dengan memperhatikan tinjauan terhadap struktur kota,
pencapaian, area pelayanan, serta persyaratan lain. Berikut tinjauan dari beberapa
alternatif lokasi dalam perencanaan creative space ini :
1. Jl. Gatot Subroto (Pekan Raya Sumatera Utara)

Kecamatan Medan Helvetia


Kawasan : RTH taman kelurahan dan
sarana pelayanan umum
Luas : 2,5 H

Universitas Sumatera Utara


42

2. Jl. Adam Malik

Kecamatan Medan Barat


Kawasan : Jasa komersial, perumahan kepadatan tinggi dan perdagangan
Luas : 2,2 H

Universitas Sumatera Utara


43

3. Jl. Pattimura

Kecamatan Medan Baru


Kawasan : Perdagangan dan perumahan kepadatan rendah
Luas : 1,4 H

Universitas Sumatera Utara


44

4. Jl. Gagak Hitam

Kecamatan Medan Sunggal


Kawasan : Perdagangan dan perumahan kepadatan tinggi
Luas : 2,4 H

Universitas Sumatera Utara


45

Tabel 3. 1 Tabel Perbandingan Alternatif Lokasi


Lokasi
Kriteria Jl. Gatot Jl. Adam Malik Jl. Pattimura Jl. Gagak Hitam
Subroto
Tinjauan Termasuk - Pusat - Pusat - Pusat - Pusat
terhadap kedalam Pusat pelayanan kegiatan kegiatan pelayanan ekonomi
struktur Pelayanan Kota ekonomi perdagangan/ perdagangan/ - Pusat
kota Medan dengan - Pusat bisnis bisnis pelayanan
fungsi yang pelayanan - Pusat - Pusat transportasi
sesuai, transportasi pelayanan pendidikan - Pusat
mengacu pada - Pusat transportasi kegiatan sosial
Rencana kegiatan sosial - Pusat budaya
Umum Tata budaya kegiatan sosial
Ruang Kota budaya
(RUTRK)
(3) (3) (3) (3)

Penyesuaian - RTH - Jasa - Perdagangan - Perdagangan


fungsi taman komersial - Perumahan - Perumahan
bangunan kelurahan - Perumahan kepadatan rendah. kepadatan tinggi.
dengan - Sarana kepadatan tinggi
Rencana Detail pelayanan - Perdagangan.
Tata Ruang umum.
(RDTR) dan - Fungsi
Peraturan PRSU
Zonasi
(3) (3) (3) (3)

Pencapaian Berada di - Berada - Berada di - Berada di - Berada di


kawasan di sekitar sekitar kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan
strategis kawasan perdagangan komersial komersial
sehingga perkantoran - Berada di - Dekat - Dekat
mudah sekitar kawasan dengan hotel dan dengan perumahan
dijangkau perkantoran mall tasbi
- Dekat
dengan sekolah

Universitas Sumatera Utara


46

- Dekat
dengan hotel dan
mall

(2) (2) (3) (3)

Memperhatikan Jalan arteri Jalan arteri sekunder, Jalan kolektor Jalan arteri primer,
tingkat jaringan primer, lebar jalan 26m, sekunder, lebar jalan 33m,
jalan lebar jalan 33m, GSB 12,5m lebar jalan 20m, GSB 10m
GSB 15m GSB 15m

(3) (2) (2) (3)

Tersedianya    
transportasi
umum

Area Fungsi - Tempat - Puskesmas - Taman kota - Hotel


pelayanan bangunan ibadah - ATM - Terminal
pelayanan - Taman
sekitar lokasi
(3) (2) (2) (2)

Tersedianya    
jaringan utilitas

Persyaratan Luas lahan 2,5 H 2,2 H 1,4 H 2,4 H


lain yang sesuai
dengan
kebutuhan (3) (2) (1) (2)
fungsi
bangunan

Total 17 14 14 16

Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


47

Keterangan :
1 : Kurang baik
2 : Cukup baik
3 : Sangat baik

Dari tabel di atas, lokasi terpilih yang dinilai cukup berpotensi dalam
perancangan Medan Creative Space adalah lokasi yang terletak di Jl. Gatot Subroto.

3.2 Metode / Pendekatan Penyelesaian Masalah Perancangan


Pendekatan penyelesaian masalah yang dilakukan dalam perancangan Medan
Creative Space antara lain sebagai berikut :
1. Ide Perancangan
Ide dalam perancangan Medan Creative Space ini muncul
dari adanya berbagai masalah yang terdapat di lingkungan sekitar kita saat
ini. Untuk dapat memahami lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut,
maka dilakukan identifikasi masalah. Dari identifikasi masalah tersebut,
dapat kita ketahui tujuan dari perancangan. Sehingga dengan adanya
perancangan ini, diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan
– permasalahan tersebut.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh segala
informasi yang dibutuhkan dalam perancangan. Data yang dikumpulkan
dalam perancangan ini terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
Data primer merupakan data yang didapatkan melalui
observasi langsung. Pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui
metode survey lapangan/observasi langsung. Sedangkan data sekunder
merupakan kebalikannya. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan
melalui metode studi literatur dan studi banding. Berikut penjelasan lebih
lanjut :

Universitas Sumatera Utara


48

 Survey lapangan, dilakukan dengan cara mengamati objek secara


langsung untuk mengumpulkan data – data tapak lokasi berupa foto
eksisting, keadaan tapak, bentuk tapak, potensi tapak, batas – batas
tapak, kondisi lingkungan sekitar dan sebagainya.
 Studi literatur, dilakukan dengan cara mencari informasi mengenai
kajian fungsi dan tema. Kajian tersebut berisi tentang deskripsi, teori,
klasifikasi, kriteria, serta peraturan yang berlaku. Studi literatur bisa
didapatkan melalui buku, jurnal, dan sumber akurat lainnya.
 Studi banding, dilakukan dengan cara mencari informasi pada
proyek atau desain yang sudah ada. Studi banding dibagi menjadi dua,
yaotu studi banding fungsi sejenis dan studi banding tema sejenis.
Studi banding dilakukan untuk menganalisa kelebihan dan
kekurangan pada desain tersebut.
3. Analisa
Analisa merupakan pengkajian lebih dalam mengenai data –
data yang didapat dari hasil survey lapangan/observasi langsung, kemudian
dikaitkan dengan standar yang didapat dari hasil studi literature.
4. Konsep
Konsep merupakan hasil akhir dari analisa yang sebelumnya sudah
dilakukan. Konsep merupakan suatu bentuk pemecahan masalah yang
dianggap tepat untuk diimplememtasikan terhadap perancangan

Universitas Sumatera Utara


49

BAB IV
DESKRIPSI PROYEK

4.1 Judul Proyek


Judul proyek ini adalah Medan Creative Space. Proyek ini berada di Provinsi
Sumatera Utara, Kota Medan, Kecamatan Medan Sunggal, tepatnya di Jl. Gagak
Hitam, atau biasa dikenal dengan Ringroad.

Gambar 4. 3 Provinsi Sumatera Utara Gambar 4. 4 Kota Medan

Gambar 4. 2 Lokasi Site Jl. Gatot Gambar 4. 1 Kecamatan Medan Helvetia


Subroto

Sumber : google.co.id/maps

Universitas Sumatera Utara


50

4.2 Luasan
Berdasarkan perhitungan melalui google earth, lokasi proyek ini memiliki
luasan sebesar 2,5 hektar. Menurut RDTR Kota Medan 2015-2035, lokasi proyek
merupakan lahan yang berfungsi sebagai perdagangan. Berdasarkan fungsi
tersebut, dengan mengacu pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan
pada bagian Kecamatan Medan Helvetia, tepatnya pada lokasi perancangan tertera
beberapa peraturan fisik seperti KDB, KLB, KDH, GSB, serta tinggi bangunan
yang akan berpengaruh pada proyek perancangan.
 KDB : Maksimum 80%
 KLB : Maksimum 8
 KDH : Maksimum 20%
 GSB : 10m
 Tinggi bangunan : Maksimum13 lantai / 51m

4.3 Batas Kawasan


 Batas Utara : Jl. Budi Luhur, pemukiman warga

Gambar 4. 5 Jl. Budi Luhur

Sumber : google.co.id/maps/

Universitas Sumatera Utara


51

 Batas Timur :

Gambar 4. 6 Jl. Gagak Hitam


Sumber : google.co.id/maps/

 Batas Selatan : Jl. Gatot Subroto

Gambar 4. 7 Jl. Gatot Subroto


Sumber : google.co.id/maps/

Universitas Sumatera Utara


52

 Batas Barat : Perumahan Bank Mandiri

Gambar 4. 8 Perumahan Bank Mandiri


Sumber : google.co.id/maps/

4.4 Fungsi Sekitar / Eksisting


Fungsi bangunan sekitar tapak sangat mendukung, beberapa diantaranya adalah
perumahan, apartemen, mall, bank mandiri, perkantoran dan lain – lain.

Gambar 4. 9 Denah Tata Letak Foto

Sumber : google.co.id/maps/

Universitas Sumatera Utara


53

Gambar 4. 9 4.
Gambar SPBU 14.201 (a)
10 Manhattan Gambar
Gambar4. 4.
1011
Masjid
BankTaqwa
Mandiri(b)

Sumber : google.co.id/maps

Universitas Sumatera Utara


54

BAB V
ANALISIS PERANCANGAN

5.1 Analisis Sistem Kegiatan / Program Ruang

5.1.1 Skema Kegiatan Pengguna

a. Pengunjung

Datang Masuk Mengikuti talkshow Pulang

Parkir Mengikuti diskusi

Mengikuti seminar

Mengikuti workshop

Melihat pameran

Melihat pertunjukan

Makan & minum

Berbelanja

Aktivitas rekreasi luar

Ibadah

Toilet

Universitas Sumatera Utara


55

b. Pelaku Kreatif

Datang Masuk Mengadakan talkshow Pulang

Parkir Mengadakan diskusi

Mengadakan seminar

Mengadakan workshop

Mengadakan pameran

Mengadakan pertunjukan

Makan & minum

Berbelanja

Aktivitas rekreasi luar

Ibadah

Toilet

Universitas Sumatera Utara


56

c. Komunitas Kerjasama

Datang Masuk Bekerja di Pulang


co-working space
(penempat sewa kantor)
Parkir
Menjaga
shophouse
(penempat sewa toko)

Makan & minum


(istirahat)

Berbelanja
(istirahat)

Aktivitas rekreasi luar


(istirahat)

Ibadah
(istirahat)

Toilet

d. Pengelola

Datang Masuk Bekerja Pulang

Parkir Makan & minum


(istirahat)

Berbelanja
(istirahat)

Aktivitas rekreasi luar


(istirahat)

Ibadah
(istirahat)

Toilet

Universitas Sumatera Utara


57

5.1.2 Kebutuhan Ruang


Berikut merupakan pengelompokan fungai ruang yang dibutuhkan dalam
perancangan Medan Creative Space ini :
 Ruang Penerimaan :
- Lobby
- Pusat Informasi
- Plaza

 Ruang Pengelola :
- Ruang tunggu
- Ruang rapat
- Ruang meeting
- Ruang ketua
- Ruang wakil ketua
- Ruang humas
- Ruang tata usaha
- Toilet pengelola

 Ruang Utama :
- Ruang splikasi & pengembangan permainan
- Ruang arsitektur
- Ruang desain interor
- Ruang desain komuniasi visual
- Ruang desain produk
- Ruang mode / fashion
- Ruang film, animasi & video
- Ruang fotografi
- Ruang kriya
- Ruang Kuliner
- Ruang Musik
- Ruang penerbitan

Universitas Sumatera Utara


58

- Ruang periklanan
- Ruang seni pertunjukan
- Ruang seni rupa
- Ruang televisi & radio

 Ruang Pendukung :
- Café / restoran
- Auditorium / hall
- Galeri
- Perpustakaan
- Musholla
- Retail

 Ruang Pelayanan :
- Toilet
- Area Service
- Gudang

Universitas Sumatera Utara


59

5.2 Analisis Perancangan Ruang Luar / Tapak


Berikut bentuk perancangan tapak pada PRSU sebelumnya. Belum tersedia parkir
untuk kendaraan, baik mobil maupu motor. Vegetasi juga belum tertata dengan
cukup baik.

Gambar 5. 1 Kondisi Tapak PRSU


Sebelumnya

Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


60

5.3 Analisis Tata Ruang Dalam


Berdasarkan pengelompokan fungsi ruang yang sudah didata sebelumnya,
dihasilkanlah tata ruang berdasarkan zoning. Dari zoning tersebut, dikelompokkan
lagi menjadi 3 gedung berbeda. Gedung yang dimaksud yaitu Hall (A), Main
Building / Gedung Utama (B), dan Retail Area (C).

Gambar 5.2 Fungsi Gedung


Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


61

5.4 Analisis Massa dan Perwajahan


5.4.1 Analisis Massa Bangunan
Berikut merupakan bentukan massa bangunan Medan Creative Space ini.

Gambar 5.4.1.1 Bentukan Massa Main Building

Gambar 5.4.1.2 Bentukan Massa Hall

Gambar 5.4.1.3 Bentukan Retail Area

Universitas Sumatera Utara


62

5.4.2 Analisis Fasad


Berikut merupakan analisis fasad yang akan digunakan pada perancangan
Medan Creative Space ini.

Jenis Keterangan

Secondskin Kayu Kelebihan:


 Menahan panas cahaya
 matahari.
 Nilai estetika tinggi.
 Material kayu mudah didapat.
 Banyak variasa dalam
 penyusunan.

Kekurangan:
 Perawatan sulit.
 Renta terhadap rayap

Universitas Sumatera Utara


63

Secondskin Bata Kelebihan :


 Material mudah didapat.
 Perawatan tidak sulit.
 Banyak variasi dalam
 penyusunan.

Kekurangan :
 Bahan dapat menyerap panas
 dan menyerap dingin sehingga
 suhu ruangan tidak stabil

Beton Ekspos / Semen Kelebihan :


 Daya tahan kuat
 Tidak membutuhkan banyak
perawatan
 Murah
 Bervariasi gaya

Kekurangan :
 Sulit memperbaiki apabila
terjadi keretakan.

Universitas Sumatera Utara


64

5.5 Analisis Sistem Struktur / Konstruksi


Dalam penentuan jenis struktur yang digunakan dalam bangunan ini, yang
menjadi pertimbangannya adalah sebagai berikut :
- Kekuatan, kekuatan struktur itu sendiri dalam hal menopang beban;
- Keseimbangan, dalam proporsi
- Kestabilan, untuk menahan gaya yang timbul akibat adanya fenoma
alam, seperti gempang ataupun angin.
- Fungsional dan ekonomis
- Estetika, estetika struktur merupakan suatu pengungkapan bentuk
arsitektur yang logis dan serasi.
Sedangkan pemilihan jenis struktur ditetapkan dengan menggunakan struktur portal
balok dan kolom beton bertulang. Karena kemampuan dalam menghasilkan bukaan
pada dinding maupun keluwesan dalam pembentukan bentuk bangunan amat
ditunjang oleh struktur ini.

5.5.1 Struktur atas atau Upper Struktur


Merupakan struktur bangunan bagian atas /atap yang melindungi bangunan
dari sinar matahari dan air hujan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan pada
struktur atas bangunan Youth Center ini adalah material, pencahayaan dan
bukaannya. Sama seperti struktur tengah, material diharapkan tidak memiliki beban
yang berlebihan. Bukaan dan pencahayaan juga berperan penting dalam
perancangan Youth Center karena akan memberi efek visual yang menarik bagi
interior Youth Center.
Struktur yang digunakan adalah beton bertulang dan juga rangka batang
atau truss. Digunakan pada bangunan bentang lebar dan kemungkinan variasi
bentuk atap cukup luas. Penggunaan struktur beton bertulang memiliki keuntungan
mempunyai usia yang cukup panjang dan tidak diperlukan perawatan bahan karena
beton memiliki sifat tahan terhadap berbagai cuaca dan api. Namun salah satu
kerugiannya adalah berat mati beton yang mempengaruhi penggunaan sistem
pondasi yang harus kuat menopang beban yang besar.

Universitas Sumatera Utara


65

Berdasarkan pertimbangan yang dilakukan, maka struktur yang dipakai pada Youth
Center adalah menggunakan struktur beton bertulang dan rangka batang.

5.5.2 Struktur tengah atau Mid struktur


Struktur tengah berfungsi sebagai penopang yang disesuaikan dengan
kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas ruang dan juga ditentukan melalui tinggi dan
lebarnya bangunan. Selain kerangka bangunan, struktur tengah juga terkait dengan
selimut bangunan. Pada perancangan ini, jenis selimut bangunan yang akan dipakai
sebagai berikut:
- Dinding Bata
Dinding bata memiliki kemampuan menyerap panas yang cukup, tergantung
penataannya. Semakin tebal dinding maka daya serap bangunan semakin
bagus, begitu pula sebaliknya.
- Dinding Beton
Dinding beton memiliki memiliki daya serap panas yang rendah, sehingga
jarang digunakan kecuali pada bangunan dengan fungsi tertentu. Pada
bangunan yang menyimpan alat-alat peraga membutuhkan ruang-ruang
khusus menggunakan dinding beton dengan permainan kisi-kisi dan
ketinggian ruang.
- Kolom Beton
Yang merupakan material yang kuat dan juga tahan gempa.
Gabungan struktur rangka kolom dan balok sebagai pemikul beban
merupakan alternatif struktur bagi bangunan yang direncanakan baik
menggunakan beton, dimana menyesuaikan kebutuhan pada tiap-tiap massa
dalam Youth Center dengan selimut bangunan yakni beton dan bata pada
dinding.

Universitas Sumatera Utara


66

5.5.3 Struktur Bawah atau Substruktur (Pondasi)


Merupakan struktur bagian bawah (pondasi) yang menyalurkan beban atap
dan dinding mencapai tanah.
- Pondasi Telapak
Pondasi telapak atau yang biasa dikenal juga dengan pondasi
setempat merupakan salah satu jenis pondasi dangkal yang bekerja menahan
beban secara terpusat (dari kolom) sehingga penempatannya sama persis
pada titik titik penempatan kolom bangunan. Pondasi telapak (foot plate)
terbuat dari beton bertulang dengan bentuk pelat persegi empat atau persegi
panjang.
Pondasi telapak/tapak banyak digunakan untuk pondasi rumah dan
juga bangunan bertingkat seperti ruko (rumah toko) atau bangunan lainnya
hingga ketinggian tiga lantai. Dengan daya dukung tanah yang cukup baik.
Kelebihan penggunaan pondasi telapak diantaranya adalah harganya yang
relatif murah serta daya dukung pondasi cukup besar.

Universitas Sumatera Utara


67

5.6 Analisis Sistem Utilitas


5.6.1 Jaringan Listrik
Sumber energi sistem kelistrikan pada bangunan dibagi menjadi dua
sumber, yaitu sumber listrik dari PLN sebagai sumber utama dan sumber listrik dari
Genset sebagai cadangan (back up).
Daya listrik dipasang kedalam bangunan yang disalurkan melalui kabel bawah
tanah untuk bangunan tinggi atau kabel udara dari tiang listrik untuk bangunan
rendah/menengah.

Gambar 5.16. Pemasangan Listrik dengan Kabel Bawah Tanah dan Kabel Udara

Universitas Sumatera Utara


68

Sumber: repository.binus.ac.id
Distribusi dalam bangunan juga dapat dilakukan pada pelat lantai atau diletakkan
pada ruang diplafon dan plat lantai.

Gambar 5.17. Pemasangan Listrik pada Plat Beton


Sumber: repository.binus.ac.id

Untuk bangunan yang tidak menggunakan plafon, jaringan kabel listrik biasanya
ditempatkan pada rak kabel.

Universitas Sumatera Utara


69

Gambar 5.18. Pemasangan Listrik dengan Pemipaan


Sumber: repository.binus.ac.id

Hasil dari analisa diatas sumber tenaga listrik yang digunakan sumber yang berasal
dari PLN dengan sumber cadangan menggunakan Genset, genset digunakan pada
saat keadaan darurat. Dalam penggunaan Genset memakai sistem Automatic
Transfer Switch (ATS) yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada
waktu PLN padam. Sedangkan untuk jaringan kelistrikan yang berhubungan
dengan computer dilengkapi dengan Uninterrupted Power Supply (UPS).

5.6.2 Sistem Kebakaran


Sistem deteksi awal terdiri dari (Poerbo, 1995 : 72-73) :
a. Alat deteksi panas (Heat Detector) Dapat membedakan adanya
bahaya kebakaran dengan cara membedakan kenaikan temperatur yang
terjadi di ruangan;
b. Alat deteksi nyala api (Flame Detector) Dapat mendeteksi adanya
nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra
violet yang dipancarkan nyala api tersebut;

Universitas Sumatera Utara


70

c. Alat deteksi asap (Smoke Detector) Mempunyai kepekaan yang


tinggi dan akan membunyikan alarm bila terjadi asap di ruang tempat
alat itu terpasang.
Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis
memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam, dibagi atas
2 bagian yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis.

5.6.3 Sistem Air Bersih


Sistem air bersih yang berasal dari ground resevait atau tangki bawah tanah
dimana yang berarti sumber air disuplai dari PDAM dan sumur pompa. Sistem
distribusi air adalah sistem distribusi down feed.
Konsep suplai air bersih pada bangunan Yout center menggunakan air bersih yang
berasal dari PDAM adan air bawah tanah dengan menggunakan sistem distribusi
adalah sistem down feed.

Gambar 5.19. Distribusi Air Bersih

Sumber: Azizah, Ronim, TKA 215 Utilitas, 2007

Universitas Sumatera Utara


71

5.6.4 Sistem Drainase


Dasar Pertimbangan pembuangan air kotor tidak menimbulkan pencemaran
terhadap lingkungan dan tidak mengurangi keindahan lingkungan dan jarak sumber
air bersih dan air kotor tidak kurang dari 10m bertujuan untuk agar air bersih tidak
terkontaminasi dengan air kotor.
Sistem Drainase yang akan digunakan pada perancangan Youth Center ini adalah
air kotor yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang berasal dari limbah rumah
tangga (Lavatory, dapur, wastafel) dan air kotor dari luar bangunan yang berasal
dari air hujan. Air limbah akan dialirkan melalui saluran shaft pada dalam bangunan
dan akan dialirkan ke luar bangunan. Air hujan akan dialirkan dari talang menuju
selokan ke bak kontrol yang selanjutnya mengalir ke riol kota.

Universitas Sumatera Utara


72

BAB VI
KONSEP PERANCANGAN

6.1 Konsep Dasar Penerapan Tema

 Memberikan bukaan yang cukup besar untuk memaksimalkan


masuknya cahaya matahari sebagai pencahayaan alami pada bangunan.
Selain itu, bukaan lebar juga membuat orang yang berada di dalam
bangunan dapat melihat view ke arah luar bangunan dengan leluasa.

 Melakukan penerapan material ekspos menggunakan bahan – bahan


lokal sesuai dengan ciri dari tema yang dipakai. Misalnya beton, kayu,
logam, batu bata, kaca dan lain-lain.

 Penerapan sifat bangunan ramah lingkungan yang juga merupakan


salah satu karakteristik yang digunakan dalam arsitektur kontemporer.

 Penggunaan warna yang tidak mencolok pada bangunan

 Memaksimalkan ruang hijau,


- Ruang terbuka publik

- Plaza / innercourt

Universitas Sumatera Utara


73

- Green roofs

- Vertical Garden

6.2 Konsep Sistem Kegiatan / Program Ruang


Dalam menentukan luasan ruang yang ada, berikut merupakan kebutuhan
ruang berdasarkan standar yang mengacu pada :
 NAD : Ernest Neufert’s Architect Data
 AS : Asumsi Pribadi

Tabel 5.1 Kebutuhan Ruang Penerimaan

Universitas Sumatera Utara


74

Nama
Jenis Ruang Zona Kapasitas Standar Sumber Luas
Ruang
Lobby 50 orang 0,7 m2/orang NAD 35 m2
Pusat
Penerimaan Publik 3 orang 4 m2/orang NAD 12 m2
Informasi
Plaza 200 orang 1,5 m2/orang NAD 300 m2
Jumlah 347 m2
sirkulasi (30 %) 104,1 m2
Total 451 m2
Sumber : Olahan Data Pribadi

Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang Pengelola

Nama
Jenis RUang Zona Kapasitas Standar Ruang Sumber Luas
Ruang
Kegiatan Privat Ruang tunggu 6 orang 0,7 m2/orang NAD 4,2 m2
Pengelola Ruang
rapat/meeting 15 orang 6 m2/orang NAD 90 m2
Ruang ketua 1 orang 6 m2/orang NAD 6 m2
Ruang wakil
AS
ketua 1 orang 6 m2/orang 6 m2
Ruang kabag
bidang 16 orang 6 m2/orang NAD 96 m2
Ruang tata
usaha 4 orang 8 m2/orang NAD 32 m2
Ruang humas 4 orang 6 m2/orang NAD 24 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang AS 18 m2
Toilet wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Jumlah 294,2 m2
Sirkulasi (20 %) 58,84 m2
Total 353,04 m2
Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


75

Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang Utama

Nama Standar
Jenis Ruang Zona Kapasitas Sumber Luas
Ruang Ruang

Kegiatan Aplikasi Semi Ruang Lab.


Utama (software) dan publik Komputer 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
pengembang Ruang
permainan diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Arsitektur Semi Studio
publik perancanga
n 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Ruang
print/cetak 6 orang 1,2 m2/orang NAD 7,2 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Desain interior Semi Studio
publik perancang-
an 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Ruang
print/cetak 6 orang 1,2 m2/orang NAD 7,2 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Semi Studio
publik desain 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


76

Desain Ruang
Komunikasi diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Visual Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Ruang
print/cetak 6 orang 1,2 m2/orang NAD 7,2 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Desain Produk Semi Studio
publik desain 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Mode Semi Studio
publik Fashion 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Film, Animasi, Semi Ruang Lab.
dan Video publik Komputer 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Fotografi Semi Studio foto 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
publik Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2

Universitas Sumatera Utara


77

Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2


Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Kriya Semi Studio
publik Kriya 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Kuliner Semi Ruang kelas 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
publik Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Gudang 2 orang 8 m2/orang AS 16 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Musik Semi Ruang kelas
publik musik 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
studio
rekaman 6 orang 3 m2/orang AS 18 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Penerbitan Semi Ruang
publik komputer 25 orang 1,2 m2/orang NAD 30 m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Ruang
percetakkan 6 orang 1,2 m2/orang NAD 7,2 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2

Universitas Sumatera Utara


78

Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Periklanan Semi Ruang 30 m2
publik komputer 25 orang 1,2 m2/orang NAD m2
Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Ruang
rekaman/fot
o 12 orang 1,2 m2/orang ASS 14,4 m2
Ruang
percetakkan 6 orang 1,2 m2/orang NAD 7,2 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Seni Semi Ruang
Pertunjukkan publik teater 25 orang 2,5 m2/orang NAD 62,5 m2
Ruang
diskusi 25 orang 2 m2/orang NAD 50 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Seni Rupa Semi Studio seni 25 orang 2,5 m2/orang NAD 62,5 m2
publik Ruang
diskusi 25 orang 2 m2/orang NAD 50 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Televisi dan Semi Studio
Radio Publik siaran
televisi 25 orang 1,2 m2/orang NAD 50 m2
Studio
siaran radio 25 orang 1,2 m2/orang NAD 50 m2

Universitas Sumatera Utara


79

Ruang
diskusi 12 orang 2 m2/orang NAD 24 m2
Loker 25 orang 0,4 m2/orang AS 10 m2
Toilet pria 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Toilet
wanita 6 orang 3 m2/orang NAD 18 m2
Jumlah 1.840,2
m2
Sirkulasi (20 %) 368,04
m2
Total 2.208,2
4 m2

Tabel 5.4 Kebutuhan Ruang Pendukung

Jenis Ruang Zona Nama Ruang Kapasitas Standar Ruang Sumber Luas

Pendukung Publik Restoran, caffe 100 orang 2 m2/orang NAD 200 m2


Hall/auditorium 650 orang 0,8 m2/orang AS 520 m2
Amphiteater 400 orang 0,8 m2/orang AS 320 m2
Galeri 200 orang 1,5 m2/orang AS 300 m2
Perpustakaan 200 orang 1,2 m2/orang AS 240 m2
Musholah 1 unit 60 m2/unit AS 60 m2
Toilet umum Pria 12 orang 3 m2/orang NAD 36 m2
Toilet umum
wanita 12 orang 3 m2/orang NAD 36 m2
Retail 16 unit 20 m2/unit NAD 320 m2
Jumlah 2.032 m2
Sirkulasi (30 %) 304,8 m2
Total 2.336,8 m2

Sumber : Olahan Data Pribadi

Universitas Sumatera Utara


80

Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang Pelayanan

Jenis
Zona Nama Ruang Kapasitas Standar Ruang Sumber Luas
Ruang
Pelayanan Servis Kantor Pelayanan
teknis Teknik 1 unit 40 m2/unit AS 40 m2
Ruang keamanan 2 unit 6 m2/unit AS 12 m2
Ruang CCTV 1 unit 20 m2/unit AS 20 m2
Ruang panel 1 unit 20 m2/unit NAD 20 m2
Ruang genset 1 unit 60 m2/unit NAD 60 m2
Ruang Trafo 1 unit 20 m2/unit NAD 20 m2
Ruang kontrol AHU 1 unit 40 m2/unit NAD 40 m2
Ruang pompa air 1 unit 20 m2/unit NAD 20 m2
Ruang ground tank 1 unit 80 m2/unit NAD 80 m2
Gudang 1 unit 30 m2/unit AS 30 m2
Loading dock 2 unit 18 m2/unit NAD 36 m2
Jumlah 378 m2
Sirkulasi (20 %) 75,6 m2
Total 453,6 m2
Sumber : Olahan Data Pribadi

6.3 Konsep Perancangan Ruang Luar / Tapak


Dari analisis pada bab sebelumnya, didapatkan hasil konsep tata ruang luar
sebagai beriku

Universitas Sumatera Utara


81

Gambar 6.3.1 Sirkulasi Tata Ruang Luar

Untuk perancangan ruang luar digunakan grass block dimana grass block
Block adalah bahan bangunan untuk perkerasan jalan, area parkir, taman, dan
sebagainya. Hampir sama fungsinya dengan Paving Blok. Hanya bedanya, ia
memiliki rongga yang dapat ditanami rumput. Kelebihan lainnya, hujan dengan
mudah dapat terserap ke dalam tanah. Grass Block dikenal juga sebagai Paving

Universitas Sumatera Utara


82

Rumput. Rumput yang tumbuh pada rongga-rongga akan menambah estetika dan
keindahan halaman atau jalan. Dan dapat dibuat dengan berbagai design/pola
pemasangan dan dapat dikombinasikan dengan Paving Block. Menggunakan Grass
Block adalah cara untuk perkerasan jalan, halaman/taman sekaligus memiliki
hamparan rumput yang hijau dan tentunya membuat lahan resapan air bertambah
luas.

6.4 Konsep Tata Ruang Dalam


Dari analisis zoning pada bab sebelumnya, didapatkan hasil konsep tata ruang
berdasarkan pengelompokannya sebagai berikut.

Gambar 6.4.1 Groundplan Main Building

Universitas Sumatera Utara


83

Gambar 6.4.2 Groundplan Hall

Gambar 6.4.3 Ground Plan Retail Area

Universitas Sumatera Utara


84

6.5 Konsep Massa dan Perwajahan

Gambar 6.5.1 Konsep Massa Keseluruhan

Gambar 6.5.2 Konsep Massa Retail Area

Universitas Sumatera Utara


85

Gambar 6.5.3 Konsep Massa Gedung Utama

Universitas Sumatera Utara


86

6.6 Konsep Sistem Struktur / Konstruksi


No. Konsep Uraian

1. Pondasi

Pondasi yang digunakan adalah Pondasi Telapak.

2. Lantai

Universitas Sumatera Utara


87

3. Dinding

Dinding yang digunakan dalam bangunan Youth Centre ini


adalah dinding pasangan bata dan dinding beton.

4. Kolom

Universitas Sumatera Utara


88

Kolom dengan sistem beton bertulang untuk menahan beban


bangunan 2-3 lantai ini.

5. Balok

Balok induk dan balok anak beton bertulang.

Universitas Sumatera Utara


89

6. Atap

Menggunakan atap beton bertulang dan rangka batang atau


truss.

Universitas Sumatera Utara


90

6.7 Konsep Sistem Utilitas


Berikut merupakan hasil konsep sistem utilitas yang digunakan dalam
perancangan Medan Creative Space ini.
6.7.1 Jaringan Listrik

6.7.2 Sistem Kebakaran

Universitas Sumatera Utara


91

6.6.3 Sistem Air Bersih

6.6.4 Sistem Drainase

Universitas Sumatera Utara


92

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Edy. 2005. Ruang Publik dan Kualitas Ruang Kota. Laboratorium
Perancangan Kota Dan Pemukiman Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.
Dewi, Putu. 2016. Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space. Temu
Ilmiah IPLBI (Online). Diakses dari https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-
content/uploads/2016/12/IPLBI2016-C-029-034-Ketertarikan-Publik-
Terhadap-Keberadaan-Creative-Space.pdf. (5 Januari 2020)
Dinas Perindustrian Kota Medan. 2018. Potensi Industri Kreatif Medan Sangat
Besar (Online) Diakses dari http://disperin.pemkomedan.go.id/berita/detail/
potensi-industri-kreatif-medan-sangat-besar-lihat-ini (15 Februari 2020)
Neufert, Ernst dan Sjamsul Amril, (1995), Data Arsitek Jilid 2Edisi Kedua,
Jakarta: Erlangga
Pratomo, Anggit, Soedwiwahjono, Nur Miladan. 2019. Kualitas Taman
Kota Sebagai Ruang Publik di Kota Surakarta Berdasarkan Persepsi dan
Preferensi Pengguna. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Raihan Rais Meliala. 2018. Medan Creative Hub. Tugas Akhir. Fakultas
Teknik. Universitas Diponegoro.
https://travel.kompas.com/read/2019/10/28/165000227/m-bloc-space-tempat-hits-
baru-anak-muda-jakarta?page=all
https://www.nibble.id/m-bloc-space-jakarta-jajan-sambil-ngehits-di-blok-m/
https://www.loket.com/blog/mblocspace-tempat-nongkrong-di-jakarta

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai