Anda di halaman 1dari 156

ACUAN PERANCANGAN

RESORT DI KAWASAN AGROPOLITAN


ULU ERE BANTAENG SULAWESI SELATAN

A. ARIANI ANGGRENI AR.


D51113319

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
RESORT DI KAWASAN AGROPOLITAN
ULU ERE BANTAENG SULAWESI SELATAN

ACUAN PERANCANGAN
TAHUN 2016/2017

Oleh:
A. ARIANI ANGGRENI AR
D51113319

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

ii
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI : TUGAS AKHIR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR


JUDUL : RESORT DI KAWASAN AGROPOLITAN ULU
ERE, KAB BANTAENG SULAWESI
SELATAN
PENYUSUN : A. Ariani Anggreni AR
NIM : D511 13 319
PERIODE : II – TAHUN 2016/2017

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. H. Muhammad Syavir Latief, Rahmi Amin Ishak, ST.MT


M.Si
NIP. 19760314 200212 2005
NIP. 19590509 1987 2001

Mengetahui
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Ketua,

Dr. Eng. Rosady Mulyadi, ST. MT


NIP. 197008101998021001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : A. Ariani Anggreni AR


NIM : D51113319
Program Studi : S1 Teknik Arsitektur

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau tidak dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Gowa,
Yang menyatakan,

A. Ariani Anggreni AR

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya, dan kepada ummatnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu


syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Hasanudin. Judul yang diajukan penulis adalah
“Resort Di Kawasan Agropolitan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng”, yang
dapat memberikan manfaat kita untuk mempelajari tentang Konsep Resort
yang berada di kawasan Agropolitan.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari


dukungan dan semangat, bimbingan dan bantuan dari pihak lain. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati
menyampaikan rasa Terima kasih kepada:

1. Ayahanda Andi Ruslan, SH dan ibunda Dr. Ir Jumriah


Langkong M.si sebagai kedua orangtua tercinta yang tiada
hentinya memberikan kasih sayang doa dan semangat serta
dukungan moral yang tak terhingga
2. Adik-adik tercinta A n d i I k h s a n S a p u t r a , A n d i
Nur Azizah Almaidah dan Andi Nur
Ainun Anugrah yang senangtiasa
memberikan semangat dan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi penulis

v
3. Kakanda Andi Tsutomu Iqwal Iskandar, SH Terima kasih
sebesar-besarnya yang senangtiasa memberikan dukungan dan
bimbingan serta semangat dan motivasi dan menemani
selama suka dan duka dalam proses penyusunan skripsi dan
proses desain.
4. Bapak Dr. Eng. Rosady Mulyadi, ST., MT selaku Ketua
Departemen
Program Studi Arsitektur fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
5. Ibu Dr. Triyatni Martosenjoyo, M. Si selaku Kepala
Laboratorium Perancangan Arsitektur. Terima kasih atas
bimbingan dan dukungan motivasi selama proses penyusunan
skripsi dan proses desain.
6. Bapak Ir. H. Muh. Syavir Latif, M,Si selaku pembimbing I,
dan ibu Rahmi Amin Ishak, ST., MT selaku pembimbing
II. Terima kasih atas bimbingan dan dukungan motivasi
selama proses penyusunan skripsi dan proses desain.
7. Bapak Dahri Kuddu, MT dan bapak Dr. Ir. Hartawan, MT
selaku penguji. Terima kasih atas bimbingan dan
dukungannya selama proses penyusunan skripsi dan proses
desain.
8. Seluruh staf dosen dan pegawai Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang telah
memberikan kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi.
9. Sahabat tercinta grub Fantastic Fauziah Noerham S,Sos,
Nurbani Suwadi S.E Cindy israeni Ansar S.Sos dan Ainun
Annisa S,E Terima kasih yang sangat besar atas dukungan
semangat dan canda tawa selama proses penyusunan skripsi
dan proses desain.
10. Sahabat tercinta grub JJM team Fatima, Mirah, Echa, Tiara,
Widya, Haries, Daya, Ardis, Husain, Hasan, Fajar, Dede,
Chaerul, Fauzan. Terima kasih atas dukungan dan semangat

vi
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi dan proses
desain.
11. Sahabat-sahabat tercinta Studio Akhir Labo Perancangan
tercinta Annisa Poerbokusumo ST, Faad Mauladi,ST dan
Zatriani,ST yang mendukung dan menberikan masukan
yang tak terhingga serta memberikan dukungan yang
penuh semangat dan tak henti-hentinya memberikan,canda
tawa ketulusan keceriaan selama menyusunan studinya.
Sukses untuk kalian dan Terima kasih yang sangat besar
atas pertamanan yang Posesif-nya.
12. Sahabat tercinta Memes Gunawan S.E , Lutfinah Talita S.H ,
Nina Rusli , Samsinar Miseng S.Pd. Terima kasih atas
dukungan dan semangat yang tiada hentinya selama proses
penyusunan skripsi.
13. Teman-teman Kost queen house Dian Eka wati ST , Tisha
Aditya ST , Nirmayanti ST , Rahma ST , Vinni ST. Terima
kasih atas dukungan dan semangat selama proses penyusunan
skripsi.
14. Teman-teman KKN gelombang 93 Bantaeng Rino ST, Rivan
S.Kom, Kak Zam S.Hut, Kadek S.Pt, Yunita S,S Usfa S.Si ,
Tria S,K.m , Janna S,KG , Diana S.Si . Terima kasih atas
dukungan dan semangat selama proses penyusunan skripsi.
15. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah The End ST, Fitri
Kalalo, Anul, Yuli, Adnan, Suci, Arin, Kemal, Bisma, Fuad,
Hasniati burhan Fira Arfy dan seluruh teman Arsitektur FT-
UH 2013 yang tak dapat disebut satu per satu. Terima kasih
atas bantuannya kepada penulis selama ini.
16. Terima kasih juga kepada adik-adik Arsitektur 2014 Ulil ,
L i n d a , D i k a dan Udi, Shelin, sebagai asisten mahasiswa
tugas akhir yang telah membantu penulis dalam pembuatan
maket

vii
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang arsitektur.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Makassar, 20
September 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan .......................................... 3
D. Ruang Lingkup Pembahasan ................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
A. Tinjauan Umum Pariwisata .................................................. 5
B. Tinjauan Umum Hotel........................................................... 6
1. Pengertian Hotel .............................................................. 6
2. Organisasi Ruang Hotel ................................................. 9
3. Klarifikasi Hotel dan Ketentuan Minimal Fasilitas
Hotel ................................................................................ 11
4. Pengelompokan Hotel Menurut Lokasi .......................... 12
C. Tinjauan Umum Hotel Resort ............................................... 13
1. Definisi Hotel Resort ...................................................... 13
2. Prinsip Desain Hotel Resor ............................................. 14
3. Karakteristik Hotel Resort .............................................. 15
4. Prinsip Desain Hotel Resort ............................................ 18
5. Klasifikasi Hotel Berbintang........................................... 19
D. Tinjuan Terhadap Agropolitan .............................................. 21
1. Pengertian Agropolitan ................................................... 21
2. Perbedaan Agrowisata dan Desa Wisata......................... 21

ix
3. Studi Banding.................................................................. 22
BAB III METODE PEMBAHASAN ......................................................... 32
A. Jenis Pambahasan .................................................................. 32
B. Waktu Pembahasan ............................................................... 32
C. Pengumpulan Data ............................................................... 32
D. Teknik Analisis Data ............................................................. 33
E. Sistematika Pembahasan ....................................................... 33
BAB IV TINJAUAN PROYEK................................................................. 34
A. Tinjauan Khusus Kabupaten Bantaeng ................................. 34
1. Wilayah Adminitratif Kabupaten Bantaeng ................... 34
2. Perkembangan Pariwisata dan Perhotelan di Kabupaten
Bantaeng.......................................................................... 42
3. Perkembangan Perhotelan di Kabupaten Bantaeng........ 45
4. Potensi Wisata Kabupaten Bantaeng .............................. 47
5. Potensi Wisata di Kawasan Ulu Ere ............................... 50
6. Akses ke Ulu ere............................................................. 52
7. Kondisi Fisik dan Non Fisik Kawasan Loka .................. 52
8. Iklim ............................................................................... 53
9. Topografi ........................................................................ 53
B. Pendekatan Program Arsitektur ............................................ 54
1. Analisis Pendekatan Perancangan Makro ...................... 54
2. Analisis Pendekatan Perancangan Mikro ....................... 55
C. Resort Agropolitan Ulu Ere .................................................. 60
1. Penentuan Klasifikasi Hotel ........................................... 60
2. Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel .................................. 61
3. Fasilitas ........................................................................... 62
BAB V ANALISIS DAN KONSEP DASAR PERANCANGAN ............... 63
A. Konsep Dasar Perancangan Makro ....................................... 63
B. Pendekatan Konsep Mikro .................................................... 85
1. Analisis Pelaku, Aktivitas, dan Kebutuhan Ruang......... 85
2. Analisis Kegiatan Berdasarkan Pelaku Hotel Resort di Ulu
Ere, Bantaeng ................................................................. 88

x
3. Analisis Alur Kegiatan ................................................... 88
4. Analisis Kebutuhan Ruangan ......................................... 89
5. Zoning Ruang ................................................................. 91
6. Struktur Organisasi Hotel Resort ................................... 91
7. Organisasi Ruang ........................................................... 94
8. Analisis Pola Hubungan Ruang ...................................... 94
9. Kebutuhan Jumlah Kamar Hotel Perencanaan ............... 96
10. Analisis Luasan Ruang ................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................
A. Daftar Gambar ......................................................................
1. Konsep Perancangan................................................
a. Konsep Pemilihan Lokasi & Tapak.........................
b. Analisis Tapak........................................................
c. Konsep Bentuk.......................................................
d. Konsep Utilitas........................................................
e. Konsep Ruang Dalam.............................................
B. Laporan Perancangan....................................................
1. Pendahuluan.............................................................
a. Latar Belakang........................................................
b. Rumusan Masalah...................................................
c. Tujuan Dan Sasaran.................................................
2. Analisis Dan Konsep Dasar Perancangan.................
a. Gubahan Bentuk....................................................
C. Gambar Perancangan.....................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Matriks Pengertian Hotel ......................................................... 13


Tabel 2.2. Perbedaan Fasilitas Hotel Berbintang ..................................... 20
Tabel 4.1. Tabel Administratif Kabupaten Bantaeng................................ 38
Tabel 4.2. Peta Perekonomian Kabupaten Bantaeng ................................ 39
Tabel 4.3 Jumlah Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bantaeng 5 Tahun
Terakhir ................................................................................... 40
Tabel 4.4. Banyaknya Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis
Kelamin 2016 .......................................................................... 42
Tabel 4.5. Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan
Mancanegara ke Kabupaten Bantaeng Menurut Bulan Periode
2015-2016 ................................................................................ 43
Tabel 4.6 Jumlah Hotel di Kabupaten Bantaeng ..................................... 45
Tabel 4.7. Tingkat Penghuni Kamar Hotel dan Akomodasi Lainnya
(Persen) 2008-2013) ................................................................ 46
Tabel 4.8. Rata-Rata Lama Nginap Tamu Asing dan Tamu Dalam
Negeri (Hari) 2008-2013) ....................................................... 46
Tabel 5.1 Analisis Jumlah Pelaku dalam satu Hotel ................................. 87
Tabel 5.2 Standar Kebutuhan ruang .......................................................... 90
Tabel 5.3 Analisis Kebutuhan Ruang parker ............................................ 97
Tabel 5.4 Analisis kebutuhan Ruang Pengelola ........................................ 97
Tabel 5.5 Analisis Kebutuhan Ruang Penerima ....................................... 100
Tabel 5.6 Kebutuhan Keseluruhan Ruang ................................................ 106
Tabel 5.7 Analisis Kebutuhan Ruang Sub Rental ..................................... 108
Tabel 5.8 Analisis Keseluruhan Ruang ..................................................... 109

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Organisasi Ruang Hotel Menurut Sifatnya .......................... 10


Gambar 2.2 Organisasi Ruang Hotel Menurut Fungsinya ...................... 11
Gambar 2.3 Sarana Eco-Resort, Bali....................................................... 22
Gambar 2.4 Legon Access Room ............................................................ 23
Gambar 2.5 Deluxe Legon View Room .................................................. 23
Gambar 2.6 Deluxe Room ....................................................................... 24
Gambar 2.7 View Outdoor Sarana Eco-Resort ....................................... 24
Gambar 2.8 Bukit Alamanda Resort, Garut ............................................ 25
Gambar 2.9 Enam Suite Bungalow ......................................................... 25
Gambar 2.10 Tipe Bungalow Bukit Alamanda Resort.............................. 26
Gambar 2.11 Green Forest Resort, Lembang Bandung ............................ 27
Gambar 2.12 Green Forest Resort, Lembang Bandung .............................. 27
Gambar 2.13 Green Forest Resort, Lembang Bandung .............................. 28
Gambar 2.14 Kusuma Agrowisata Batu, Malang ....................................... 29
Gambar 2.15 Kusuma Agrowisata Batu, Malang ....................................... 29
Gambar 2.16 Fasilitas Kusuma Agrowisata ................................................ 29
Gambar 2.17 Fasilitas Kamar Kusuma Agrowisata .................................... 30
Gambar 2.18 Fasilitas Agrowisata Kusuma resort ...................................... 30
Gambar 2.19 Fasilitas Agrowisata Kusuma resort ...................................... 31
Gambar 4.1 Peta Administrasi Sulawesi-Selatan ........................................ 35
Gambar 4.2 Peta Administrasi Kabupaten Bantaeng .................................. 36
Gambar 4.3 Peta Administrasi Kecamatan Ulu Ere .................................... 36
Gambar 4.4 Tapak yang terpilih.................................................................. 37
Gambar 4.5 Lokasi Terencana .................................................................... 43
Gambar 4.6 Permandian alam Eremerasa .................................................. 47
Gambar 4.7 Air terjun Bissappu.................................................................. 47
Gambar 4.8 Pantai Seruni ........................................................................... 48
Gambar 4.9 Pantai Marina .......................................................................... 48
Gambar 4.10 Waduk Cekdam ..................................................................... 49
Gambar 4.11 Loka Camb dan Minishowfarm............................................. 50

xiii
Gambar 4.12 Loka Camb dan Minishowfarm............................................. 50
Gambar 4.13 Kebun Apel dan Strawberry .................................................. 51
Gambar 4.14 Peta Akses Menuju Lokasi .................................................... 52
Gambar 4.15 Organisasi Tata Massa .......................................................... 59
Gambar 5.1 Elemen/unsur bentuk yang digunakan .................................... 63
Gambar 5.2 Lokasi Tapak Resort Agropolitan ........................................... 65
Gambar 5.3 Peta Jumlah Luasan Tapak ...................................................... 66
Gambar 5.4 Eksisting Tapak ....................................................................... 68
Gambar 5.5 Rencana Area yang Terbangun ............................................... 68
Gambar 5.7 Orientasi Matahari dan Arah Angin ........................................ 69
Gambar 5.8 Sirkulasi dan Penataan Massa ................................................. 70
Gambar 5.9. Ilustrasi sirkulasi melingkar ................................................... 71
Gambar 5.10. Ilustrasi sirkulasi radial dengan open space sebagai simpul 71
Gambar 5.11. Ilustrasi sirkulasi linear bercabang ....................................... 71
Gambar 5.12 Kebisingan dan Perzoningan ................................................. 72
Gambar 5.13 Pengelolahan Landscape ....................................................... 74
Gambar 5.14 Modern Minimalis ................................................................. 78
Gambar 5.15 Rencana Pondasi ................................................................... 80
Gambar 5.16 Skema Sistem Elektrikal ....................................................... 81
Gambar 5.17 Skema Jaringan Air Bersih .................................................... 82
Gambar 5.18 Sistem pengolahan air hujan ................................................. 82
Gambar 5.19 Pengolahan air menggunakan resapan biopori ...................... 83
Gambar 5.20 Skema Jaringan Air Kotor ..................................................... 83
Gambar 5.21 Sistem Semi Otomatis ........................................................... 84
Gambar 5.22 Alur Kegiatan Utama ............................................................ 88
Gambar 5.23 Alur kegiatan pelengkap........................................................ 89
Gambar 5.24 Alur kegiatan pelayanan ........................................................ 89
Gambar 5.25 Zoning Ruang ........................................................................ 91
Gambar 5.26 Bagan Struktur Organisasi Hotel........................................... 92

xiv
ABSTRAK
A.ARIANI ANGGRENI. Resort Di Kawasan Agropolitan Ulu Ere Bantaeng,
Sul-sel (Muhammad Syavir Latief Pembimbing 1; Rahmi Amin Ishak sebaga
pembimbing II).

Acuan Perancangan ini bertujuan: (1) Pariwisata mempunyai peranan


penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah; (2) Salah satu tujuan wisata
yang saat ini sedang banyak diminati wisatawan adalah desa wisata. Desa wisata
memiliki paket-paket wisata sesuai dengan ciri khas yang ada di desa tersebut;
(3) Kabupaten Bantaeng terkenal dengan kekayaan industri pertanian yang makin
berkembang dan potensi alam yang mampu menunjang daya tarik minat
wisatawan luar maupun dalam negeri. Kabupaten Bantaeng; (4) Kecamatan Ulu
Ere yang melakukan pembangunan yang dimulai dari sektor pariwisatanya; (5)
Lokasi tersebut terdapat di Desa Bonto Lojong dimana daerah ini sedang
melakukan pembangunan di sektor pariwisata tepatnya untuk mengembangkan
industri hasil pertanian yang ada pada lokasi tersebut;(1) Pembangunan ini dibuat
agar mendukung potensi wisata daerah dan membantu program pemerintah
daerah yang akan mengembangkan; (2) Kabupaten Bantaeng menjadi Desa
Wisata; (3) Desa tersebut perlu di dirikan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan
wisata Salah satu jenis fasilitas yang sangat mendukung adalah membangun
fasilitas hunian sebagai tempat tinggal sementara para wisatawan; (5) dimana
hunian tersebut dapat memberikan rasa kenyamanan dan keamanan bagi
penggunanya dalam kegiatan berwisata. Oleh karena itu perlunya di dirikan suatu
hunian sebagai salah satu fasilitas penunjang saat berlangsungnya kegiatan
berwisata untuk wisatawan yang ingin lebih lama menikmati daerah tersebut

Kata Kunci :Desa Wisata, Resort Mountain , Pariwisata, Agrowisata Bantaeng

ABSTACT

1
5
A.ARIANI ANGGRENI. Resort in area Agropolitan Ulu Ere Bantaeng, Sulawesi
Selatan (Muhammad Syavir Latief is Supervisor 1;) Rahmi Amin Ishak Is as
supervisor II)

Reference Design aims: (1) tourism has an important role for economic growth of
a region; (2) one of the tourist destinations that are currently in great demand of
tourists is a tourist village. Tourist villages have Tourist packages in accordance
with the distinctive features that existed in the
village; Bantaeng Regency (3) famous for its wealth of a growing agricultural
industry and the potential of nature that are capable of supporting en
el que Pull tourists Outside as well as within the country. Bantaeng Regency; (4)
the Sub District of Ulu ere That the construction started Of its
Tourism Sector; (5)

LOCATION is in the village of Bonto lojong where this area is currently


under construction in the tourism sector to be exact to
develop Agricultural Industry that existed at that location; 1) this development
is made to support the tourism potential of the area and help the local
government programme Which will
develop; Bantaeng Regency (2) become tourism village; (3) the need
to build VILLAGE facilities supporting tourism activities one of the types
of facilities that are very supportive residential facilities is build as a place to
live while the tourists; (5) where the residence Can provide a sense of comfort and
security for its users in the activities of the tour. Due to the necessity of
the UIT in pitch of a residence as one of the supporting facilities during
the tour activities for tourists who want to enjoy longer tersebut

Kata Area key: Desa tours, Mountain Resorts,Agrowisata, Bantaeng.

BAB I
PENDAHULUAN

1
6
A. Latar Belakang
Dunia Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor
migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun
perekonomian yang saat ini pertumbuhannya masih sangat lambat. Pariwisata
Indonesia apabila mampu dikemas dan dikelola dengan baik akan menjadi aset
Negara Indonesia. Keberagaman objek wisata dari wisata alam, budaya, dan kesenian
serta objek wisata buatan seperti taman wisata dapat dijadikan salah satu penopang
perekonomian negara dan juga dapat banyak menyerap tenaga kerja sehingga sumber
daya manusia dan sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal.
Dalam definisi potensi pariwisata, terdapat pengertian berdasarkan
permasalahan yang akan dibahas menurut (Sujali, 1989) antara lain:
1. Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat
dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil karya
manusia itu sendiri.
2. Potensi internal obyek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu
sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan
dukungan bagi pengembangan.
3. Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi wisata yang mendukung
pengembangan suatu obyek wisata yang terdiri dari aksebilitas, fasilitas
penunjang, dan fasilitas pelengkap.
4. Pengembangan adalah kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau daerah yang
dianggap perlu ditata sedemikian rupa baik dengan cara memelihara yang sudah
berkembang atau menciptakan yang baru.
Kunjungan wisatawan nusantara ke Sulawesi Selatan menurut periode 2013-
2015 menunjukkan signifikan, yakni pada tahun 2013 terdapat sebanyak 3.261.259
dan pada tahun 2015 jumlah mencapai 7.128.826 wisatawan. Berdasarkan distribusi
kunjungan pada wisatawan nusantara menurut Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan
tahun 2015, Kabupaten Bantaeng merupakan daerah tujuan wisata peringkat VII
dengan jumlah 226.850 wisatawan (sumber: Bantaeng Dalam Angka 2015).
Perekonomian Kabupaten Bantaeng saat ini terus meningkat karena adanya
dukungan berbagai faktor salah satunya faktor Pariwisata. Pengunjung wisata yang
terus meningkat serta kebutuhan akomodasi yang tinggi, menjadi sebuah
1
7
pertimbangan mengapa harus ada hotel yang dapat memenuhi kebutuhan para
pengunjung dengan memanfaatkan potensi-potensi alam yang ada dan fasilitas pada
lokasi tersebut. Kabupaten Bantaeng belum terdapat hotel berbintang, hanya terdapat
hotel melati, kelas 1, 2, dan 3 (sumber: Dinas kebudayaan dan kepariwisataan
Makassar, 2015).
Kabupaten Bantaeng mengembangkan kawasan agrowisata atau kawasan desa
wisata. Lokasinya berada di Kecamatan Ulu Ere, yang berjarak sekitar 34 km dari
arah pusat Kabupaten Bantaeng, terletak pada ketinggian 200 m (dpl) sampai 2000 m
(dpl) sehingga termasuk daerah yang beriklim sedang dan merupakan daerah subur
penghasil sayur-sayuran, buah-buahan serta tanaman. Di Kecamatan Ulu Ere
kebanggaan masyarakat Bantaeng terdapat lokasi menarik yang perlu dikunjungi
yaitu perkebunan apel, kopi, strawberry, sayuran, area hutan terlindungi, air terjun
dan wisata outbond (Bantaeng Dalam Angka 2015).
Pada lokasi Ulu Ere belum terdapat penginapan yang disewakan kepada
pengunjung yang ingin menginap untuk menikmati pemandangan alam yang indah
dan berbagai potensi wisatanya. Oleh karena itu, dengan adanya Resort Di kawasan
Agropolitan tentunya akan menjadi sarana hunian kepada pengunjung yang ingin
berwisata dan menikmati lebih lama suasana yang nyaman dan tenang pada lokasi.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng dan Rencana Tata Ruang
wilayah Kabupaten Bantaeng Tahun 2012-2032 bahwa pasal 46 Kawasan
Agropolitan yang penting untuk pertumbuhan dan pengembangan ekonomi
ditetapkan di Kecamatan Ulu Ere (Bantaeng Dalam Angka 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Non-Arsitektur
Ada beberapa masah non-arsitektural yang di hadapi dalam perancangan
Resort Agropolitan Ulu Ere,yaitu:
a. Bagaimana merencanakan dan melaksanakan suatu rancangan bangunan
Resort yang tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

1
8
b. Bagaimana merencanakan dan melaksanakan suatu rancangan bangunan
Resort yang dipadukan dengan kawasan Agropolitan

2. Arsitektural
Adapun beberapa masalah arsitektural dalam perancangan Resort
Agropolitan Ulu Ere guna menarik para wisatawan untuk berwisata di daerah
tersebuut, yaitu;
a. Bagaimana merencanakana suatu Resort di Ulu Ere sebagai sarana
fasilitas yang dapat menarik minat para wisatawan.
b. Bagaimana mengungkapkan bentuk bangunan yang sesuai dengan fungsi
resort dan kebiasaan masyarakat setempat dalam bertempat tinggal dan
dalam menarik minat wisatawan.
c. Bagaimana menentukan pola tata ruang yang sesuai dengan kondisi lokasi
lingkungan setempat, guna merencanakan dimana berdirinya Resort.
d. Bagaimana menentukan hubungan ruang luar dan ruang dalam yang efektif
dan efisien, serta dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna
bangunan.
e. Bagaimana memadukan konsep modern dan tropis yang berdiri di kawasan
agropolitan.
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
1. Tujuan penyusunan yaitu membuat landasan perancangan Resort di kawasan
Agropolitan Ulu Ere Bantaeng yang mampu membentuk Resort dengan
arsitektur modern tropis di Bantaeng sebagai acuan desain bangunan
berdasarkan aspek-aspek panduan perencanaan dan perancangan.
2. Sasaran penyusunan yaitu merancang perencanaan Arsitektur Resort di
kawasan Agropolitan Ulu Ere dengan konsep dan pendekatan Arsitektur
Modern tropis yang sesuai dengan kriteria dan standar perancangan.

D. Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup pembahasan di batasi oleh disiplin ilmu arsitektur dan disiplin
ilmu lain yang dapat membantu dan mendukung terwujudnya proses perancangan

1
9
bangunan Resort Agropolitan Di Ulu Ere, sebagai fasilitas penunjang wisata di
tempat tersebut.

2
0
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjuan Umum Pariwisata


Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud
untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk
menikmati kegiatan rekreasi dan memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Menurut Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan Gamal (2002), pariwisata didefinisikan
sebagai bentuk suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju
ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena
berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik,
agama, kesehatan maupun kepentingan lain. Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987)
menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam
waktu jangka pendek ketujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan
bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Pariwisata dilakukan karena adanya wisatawan. Wisatawan melakukan
perjalanan karena ada beberapa hal. Ada empat pengelompokan besar motivasi
wisatawan menurut Mclntosh (1977) dan Murphy ( 1985, cf. Sharpley, 1994) yaitu:
a. Sosial motivation (motivasi yang bersifat sosial) melakukan perjalanan untuk
menemui teman, keluarga, melakukan ziarah dan menemui rekan kerja.
b. Physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik) merupakan perjalanan
wisata yang bertujuan untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berolah raga dan
bersantai.
c. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi) yaitu adanya fantasi bahwa di daerah
lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang membosankan yang
memberikan kepuasan psikologis.

2
1
d. Cultural motivation (motivasi yang bersifat sosial) keinginan utuk mengetahui
budaya, adat istiadat, tradisi dan kesenian daerah lain.
B. Tinjauan Umum Hotel
1. Pengertian Hotel
Hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium, artinya ruang tamu.
Merupakan bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi
yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman
serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka
yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu
(www.Wikipedia.com).
Pengertian hotel berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli:
Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh
pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tampa adanya perjanjian khusus.
Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Hotel merupakan bangunan yang ada banyak kamar yang dapat disewakan
sebagai tempat untuk menginap dan sebagai tempat makan orang yang sedang
dalam perjalanan,bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan
untuk pengunjung untuk memperoleh pelayanan, makan minum dan penginapan.
Pengelompokan Hotel
a. Pengelompokan Hotel Henurut Lokasi yaitu :
1. City Hotel atau Business Hotel
2. Highway hotel atau motor hotel
3. Mountain hotel
4. Resort hotel atau beach hotel
b. Pengelompokan Hotel berdasarkan lamanya hotel beroprasi, yaitu :
1. Full Lenght Operation Hotel adalah hotel yang beroperasi 365 hari dalam
setahun, 30 hari dalam sebulan, tujuh hari dalam seminggu, dan 24 jam
dalam sehari. Tidak pernah tutup atau libur.
2
2
2. Seasonal hotel beroperasi hanya pada saat tertentu saja. Kadang buka
penuh dan berfungsi sebagai sarana akomodasi yang juga menyediakan
makanan serta minuman, tetapi sekali waktu juga tutup.
c. Pengelompokan Hotel berdasarkan Kemewahan, yaitu :
1. Luxurious hotel adalah hotel mewah. Dilihat dari arsitek bangunannya,
fasilitas dan kelengkapannya yang ada di dalamnya, semuanya serba
mewah dan besar. Ukuran kamar, lobby dan kualitas restoran serta gedung
atau ruang pertemuan, semua luas dan mewah.
2. Boutique hotel adalah hotel yang mewah, walaupun belum tentu memiliki
kamar yang banyak. Hotel ini bisa berbintang 3,4 atau 5. Mewah dalam hal
fasilitas dan kelengkapan hotel, baik di lobby, kamar, restoran maupun
gedung pertemuan. Dapat juga berupa hotel dengan tipe gedung antik,
bersejarah dengan peralatan yang serba mewah.
3. Normal Hotel merupakan tipe hotel kebanyakan, baik di kota maupun di
daerah tujuan wisata. Kemewahan dan kelengkapan fasilitasnya
didasarkan atas bintang yang disandang hotel tersebut. Hotel bintang
empat logikanya lebih lengkap dan mewah dari hotel bintang tiga, dan
hotel berbintang lima lebih mewah dari hotel bintang empat.
4. Pengelompokkan Hotel menurut jumlah kamar
a. Small Hotel
Hotel yang memiliki jumlah kamar yang kecil (maksimal 25 kamar),
biasanya terletak didaerah dengan angka kunjungan rendah.
b. Medium Hotel
Hotel yang memiliki jumlah kamar yang sedang (sekitar 29-299
kamar), biasanya terletak didaerah dengan angka kunjungan sedang.
c. Large Hotel
Hotel yang memiki jumlah kamr yang besar (maksimum 300 kamar),
biasanya terletak di daerah dengan angka kunjungan tinggi.
5. Pengelompokkan Hotel menurut Lama Tamu Menginap
a. Transit Hotel
Hotel yang memiliki waktu inap yang tidak lama (harian). Hotel ini
emiliki fasilitas yang dapat memberikan layanan kepada konsumen
2
3
dalam waktu singkat, contohnya laundry, restoran dan agen
perjalanan.
b. Semiresidental Hotel
Hotel dengan rata-rata waktu inap yang cukup lama (mingguan).
Rancangan hotel ini perlu dilengkapi dengan berbagai aktivitas,
seperti fasilitas kebugaran (spa,jogging track, kolam renang) dan
fasilitas rekreasi (restoran,taman bermain,persewaan kendaraan dan
lain-lain)
c. Resindetial Hotel
Hotel yang memiliki waktu kunjungan yang paling lama (bulanan).
Pada jenis hotel ini kenyamanan dan keamanan harus selalu
diperhatikan. Rancangan hotel ini perlu dilengkapi dengan berbagai
layanan fasilitas yang serupa dengan kehidupan sehari-hari, seperti
fasilitas belanja, kebugaraan, dan rekreasi.
6. Pengelompokkan Hotel Menurut Tujuan Kedatangan Tamu
a. Business Hotel
Hotel yang dirancang dengan tujuan memberi fasilitas untuk
melakukan bisnis.
b. Pleasure Hotel
Hotel yang sebagaian fasilitasnya di tujukan untuk memberi fasilitas
kepada pengunjung untuk berekreasi.
c. Country Hotel
Hotel khusus untuk tamu antarnegara. Pemilihan lokasi ditentukan
oleh beberapa pertimbangan khusu, seperti keamanan dan
keselamatan pengunjung. Maka, lokasi hotel ini dipilihkan di area
pusat kota agar dekat dari pusat pemerintahan suatu negara atau
tempat yang dimiliki nilai pada lokasinya.
d. Sport Hotel
Hotel yang fasilitasnya dirancang unutk melayani pengunjung dengan
tujuan berolahraga. Hotel ini memiliki fasilitas yang hampir serupa
dengan pleasure hotel tetapi memiliki fasilitas olahraga yang lebih
lengkap.
2
4
2. Organisasi Ruang Hotel
Hotel resort merupakan bangunan yang terdiri dari banyak massa atau
bangunan multi massa dan multi fungsi. Konsep organisasi ruang diperoleh
melalui analisis pelaku dan kegiatan, analisis kebutuhan ruang, analisis
hubungan ruang dan analisis kedekatan ruang. Berdasarkan analisis tersebut
diperoleh organisasi ruang pada hotel resor di Pantai Siung sebagai berikut.
a. Pembagian organisasi ruang menurut sifat pembagian organisasi ruang
menurut sifat dari ruangnya sebagai berikut:
1) Ruang Publik, kelompok ruang yang dipakai untuk keperluan umum
seperti lobby utama, front office, restaurant, recreation, and sport
center, function room, dan rentable room.
2) Ruang Tidur, kelompok ruang tidur para tamu dengan fasilitas dan
perlengkanya.
3) Ruang Servis, kelompokruang yang sifatnya melakukan pelayanan, yaitu:
kitchen, laundry, linen, general store, house keeping, dan maintenance.
Untuk mengetahui pembagian organisasi ruang dapat dilihat gambar
tersebut:

BED ROOM (BUNK PUBLIC ROOM


ROOM) & (FAMILY
ROOM)

SERVICE ROOM

Gambar 2.1 Organisasi Ruang Hotel menurut sifatnya


(Sumber: Hotel Planning and Design, Walter A. Rutes and Richard
Penner, 1985)
b. Pembagian organisasi ruang hotel menurut fungsinya dapat dirinci sebagai
berikut:
1) Public Space (Ruang Public), kelompok ruang umum termasuk lobby
utama, front office, dan function room.

2
5
2) Consession and rentable space, kelompok ruang yang disewakan untuk
melayani keperluan tamu hotel, dan juga usaha bisnis lainnya yang
terpisah dari kegiatan hotel.
3) Food and bevarage Store Space, kelompok ruang yang melayani bagian
makan dan minum bagi tamu yang menginap maupun yang tidak
menginap. Kelompok ini adalah restaurant, coffee shop, bar, kitchen dan
gudang.
4) General service space, ruang pelayanan secara umum meliputi bagian
penerimaan (receiving) storeage empoyee’s room, employee dining room,
laundry, linen room keeping dan maintenance.
5) Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur bagi
tamu yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur, toilet,
koridor lift dan perlengkan lainnya.
6) Recreation and sport space, kelompok fasilitas rekreasi olahraga yang
biasanya diprioritaskan untuk para tamu hotel yang memerlukan dan
ruang ini terbuka untuk masyarakat luar.
Pembagian organisasi ruang hotel menurut fungsinya, dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

PUBLIC SPACE RECREATION &


SPORT SPACE

RENTABLE SPACE
FOOD & BEVERAGE
SPACE
GENERAL SERVICE
SPACE

Gambar 2.2 Organisasi Ruang Hotel menurut Fungsinya


Sumber: Hotel Planning and Design, Walter A. Rutes and
Richard Penner, 1985

3. Klarifikasi Hotel dan Ketentuan Minimal Fasilitas Hotel


Terdapat klasifikasi hotel yang berlaku di Indonesia yang didasarkan pada
beberapa pertimbangan, yaitu:

2
6
a. Jumlah Kamar
b. Fasilitas dan perlatan yang disediakan
c. Model sistem pengelolaan
d. Bermotto pelayanan
Berdasarkan pertimbangan aspek-aspek tersebut, hotel dapat
diklasifikasikan menjadi berbagai tingkatan yang kemudian dinyatakan dalam
sebutan bintang dan melati yang masing-masing terdiri dari 5 tingkatan.
Peninjauan terhadap kelas-kelas hotel ini dilakukan setiap 3 tahun sekali,
klasifikasi tersebut didasarkan pada:
1. Persyaratan fisik yang meliputi luasan bangunan, konstruksi (desain dan
dekorasi), entrance, tangga, fasilitas listrik darurat, lift, telepon umum.
2. Bedrooms meliputi ukuran (single, double, triple), suites, handuk, ruang
service, gudang, tempat duduk, meja, pencahayaan, finishing lantai, fasilitas
yang lain, akustik, pintu.
3. Kamar mandi meliputi jumlah, ukuran, standar, fasilitas dalam kamar mandi.
4. Area publik meliputi toilet umum, koridor, ruang resepsi, tempat parkir, area
hijau.
5. Service makanan dan fasilitas rekreasi meliputi lounge, breakfast room
service, restaurant, bar, fasilitas konferensi, cloakroom, entertainment,
rekreasi, hairdresser.
6. Service, meliputi service penerima tamu, service medical, service kasir,
laundry, service postel, service turis dan travel, retail,service bahasa, kondisi
dan situasi. Pengelompokan Hotel Menurut Jumlah Kamar
a. Small Hotel menurupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang kecil
(maksimal 25 kamar), biasanya terletak di daerah dengan angkat kunjungan
rendah.
b. Medium Hotel merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang sedang
(sekitar 29-299 kamar), biasanya terrletak di daerah dengan angka kunjungan
sedang.
c. Large Hotel merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang besar yang
besar (maksimum 300 kamar), biasanya terletak didaerah dengan angka
kunjugan tinggi.
2
7
4. Pengelompokan Hotel Menurut Lokasi
a. City Hotel
Hotel yang terletak dipusat kota dan biasanya pengunjung datang dengan
tujuan bisnis atau dinas.
b. Downtown Hotel
Hotel yang berlokasi di dekat pusat perdagangan dan perbelanjaan. Hotel ini
sering menjadi sasaran pengunjung yang ini berwisata belanja atau menjalin
relasasi dagang.
c. Suburban Hotel/Motel
Hotel yang berlokasi dipinggir kota dengan pengunjung bertujuan untuk
transit dengan waktu singkat. Pengunjung yang memiliki tingkat berpergian
yang tinggi menggemari hotel jenis ini dengan pertimbangan efesien waktu.

d. Resort Hotel
Merupakan hotel yang dibangun ditempat wisata, tujuan jenis hotel ini yaitu
sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata.
C. Tinjauan Umum Hotel Resort
1. Definisi Hotel Resort
Hotel resort secara kebahasaan terdiri dari dua suku kata, yaitu hotel dan
resort. Pengertian hotel sudah dijabarkan sebelumnya, yaitu bangunan yang
menyediakan jasa penginapan ditambah makan dan minum serta dapat
ditambahkan jasa lainnya yang dikelola secara komersial. Berikut beberapa
pengertian resor menurut beberapa pakar dan instansi :
a. Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang
di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan
kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga
dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga,
kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen
Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988)
kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya.

2
8
b. Resor adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk
menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort
Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988,h)

Tabel 2.1. Matriks Pengertian Resor


Sumber Fungsi Lokasi

Dirjen Tempat tinggal Di luar tempat tinggal


sementara sebenarnya
Pariwisata

Nyoman Tempat menginap Lahan yang ada kaitannya


S. dengan fasilitas dengan objek wisata
Pendit khusus (pegungungan, bukit, lembah,
pinggir pantai)

Chuck Y. Menginap, Kawasan terencana


istirahat dan
Gee
rekreasi
Sumber: Analisis Penulis

Dengan demikian hotel resor dapat diartikan sebagai bangunan atau kawasan
terencana yang berlokasi pada lahan yang ada kaitannya dengan objek wisata.
Bangunan atau kawasan ini menyediakan jasa penginapan, makan dan minum,
fasilitas rekreasi dan istirahat. Tambahan fasilitas yang dapat disertakan yaitu
fasilitas khusus dan fasilitas lain yang dikelola secara komersial.
2. Prinsip Desain Hotel Resor
Perencanaan sebuah hotel resor perlu memperhatikan prinsip-prinsip desain
sebagai berikut :
a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata.
Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah raga
dan hiburan.
1) Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
2) Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan negara baru
dengan standar kenyamanan rumah sendiri.

2
9
Pengalaman unik bagi wisatawan
1) Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi
2) Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau dan
sebagainya
3) Memiliki skala yang manusiawi
4) Dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olahraga dan rekreasi
5) Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkungan kerja
6) Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda
b. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik
1) Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik
mungkin
2) Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan setempat
3) Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat
Dengan demikian prinsip untuk merancang hotel resor harus
memperhatikan kebutuhan pelaku, penciptaan hal-hal yang unik dan penciptaan
suatu citra wisata yang menarik.

3. Karakteristik Hotel Resort


Karakteristik hotel resor merupakan sifat khusus dari hotel resor yang tidak
dimiliki oleh jenis-jenis hotel lainnya.
Berikut beberapa karakteristik hotel resort:
a. Lokasi
Menurut Nugroho (1995) hotel resor berlokasi di tempat-tempat
berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak
dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “hutan beton”
dan polusi perkotaan. Kriteria lokasi hotel ini terkesan bersembunyi, jauh di
sudut-sudut pulau atau gunung. Lokasi berperan penting untuk hotel ini,
karena setiap ruang harus memiliki view.
b. Fasilitas
Boid dan Lawson (1977) menyebutkan bahwa motivasi pengunjung
untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut
3
0
ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor.
Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai zona privasi. Fasilitas rekreasi
outdoor meliputi kolam renang dan penataan landscape.
c. Arsitektur dan Suasana
Orang-orang yang berkunjung ke hotel resor cenderung mencari
akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan
jenis hotel lainnya. Hotel resor memberikan kesempatan bagi tamu-tamu
untuk menjelajahi perasaan lokal dengan bebas. Keberhasilan hotel resor
terletak pada perpaduan antara alam dengan buatan, sehingga tetap
mempertimbangkan faktor kenyamanan tanpa menghilangkan kepribadian
komunitas setempat.
Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan atau orang-orang yang
ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai,
gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.
Sasaran seperti ini menginginkan tingkat privasi yang tinggi. Privasi bahkan
dapat menjadi konsep dasar sebuah hotel resor, seperti pada Resor Amanjiwo
di Borobudur.
Dengan demikian berdasarkan karakteristiknya hotel resor selalu berada
di tempat yang memiliki pemandangan indah, dengan fasilitas rekreasi dan
hiburan. Sebuah hotel resor memiliki nuansa arsitektur yang khusus dan
berbeda dengan jenis hotel resor lainnya dengan segmen pasar adalah orang-
orang yang sedang liburan atau bisa disebut juga wisatawan. Perencanaan dan
perancangan hotel resor hendaknya memperhatikan dan memberi ruang
pemikiran khusus bagi beberapa karakteristik tersebut.
Berdasarkan klasifikasi fasilitas dan letaknya hotel resort sebagai
berikut:
1) Beach resort hotel
Resort hotel ini berada di daerah pantai dan menggunakan keindahan
dan potensi alam pantai sebagai daya tariknya. Pemandangan yang
langsung ke arah laut dengan keindahan pantai, dan fasilitas olahraga air
yang dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan utama perancangan
bangunan.
3
1
2) Marina resort hotel
Resort hotel ini berada di daerah pelabuhan, rancangan resort ini
memanfaatkan potensi utama daerah tersebut dengan melengkapi fasilitas
dermaga dan kegiatan yang berhubungan dengan air.
3) Mountain resort hotel
Resort hotel ini berada di daerah pegunungan, pemandangan dan
fasilitas yang bersifat natural merupakan kekuatan lokasi yang digunakan
sebagai cirri rancangan resort. Fasilitas yang disediakan lebih ditekankan
pada hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan alam dan rekreasi yang
bersifat kultural dan natural seperti mendaki gunung.
4) Health resort and spa
Resort hotel ini dibangun di daerah yang memiliki potensi alam
yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyehatan dan kebugaran
melalui aktivitas spa dengan fasilitas untuk pemulihan jiwa.
5) Condominium, time share and residential development
Resort ini memiliki strategi pemasaran yang menarik yaitu
menawarkan sebagian dari kamar hotel ini disewa selama periode waktu
yang ditentukan dalam kontrak dan biasaanya dalam jangka waktu yang
panjang. fasilitas public resort tersebut seperti entrance,lobby, dan
evevator, harus dipisahkan untuk penggunakaan residen dan tamu hotel.
6) All suite-hotels
Resort jenis ini merupakan golongan resort mewah, karena semua
kamar yang disewakan dalam hotel tersebut tergolong dalam kelas suite.

7) Sight-seeing resort hotel


Resort jenis ini terletak di daerah yang memiliki potensi khusus atau
tempat menarik seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan. Berdasarkan
periodenya resort hotel ini dapat dibagi menjadi:
a. Winter resort hotel
Merupakan resort yang dibuka pada musim dingin, karena potensi
wisatanya menonjol pada musin dingin.
3
2
Contohnya hotel di kawasan wisata ski.
b. Summer resort hotel
Merupakan resort yang dibuka pada musim panas. Contohnya hotel di
kawasan pantai yang terkenal dengan sinar matahari yang baik untuk
berjemur.
4. Prinsip Desain Hotel Resort
Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata memiliki
karakter yang berbeda, yang memerlukan pemecahan khusus. Dalam
merencanakan sebuah hotel resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain
sebagai berikut :
a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata.
1. Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas
olahraga dan hiburan.
2. Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan
untuk berinteraksi dengan orang lain berpartisipasi dana aktivitas
kelompok.
3. Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan negara
baru dan standar kenyamanan rumah sendiri.

b. Pengalaman unik bagi wisatawan.


1. Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk rekreasi.
2. Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau dan
sebagainya. Memiliki skala yang manusiawi.
3. Dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olahraga dan rekreasi.
4. Keakraban dengan hubungan dengan orang lain diluar lingkungan
kerja.
5. Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda.
c. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik.
1. Memafaatkan sumber daya dan khas suatu tempat sebaik mungkin.
2. Menyesuaikan fisik bangunan dengan karakter lingkungan setempat.
3. Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim
setempat.
3
3
5. Klasifikasi Hotel Berbintang
Klasifikasi hotel berbintang ialah suatu sistem pengelompokkan hotel-
hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian
tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut
kebutuhannya. Di Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan
tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi
hotel secara minimum didasarkan pada:
a. Jumlah Kamar
b. Fasilitas
c. Peralatan yang tersedia
d. Mutu Pelayanan
Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian
digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu:
a. Hotel Bintang 1 (*)
b. Hotel Bintang 2 (**)
c. Hotel Bintang 3 (***)
d. Hotel Bintang 4 (****)
e. Hotel Bintang 5 (*****)

Tabel 2.2. Perbedaan Fasilitas Hotel Berbintang


Fasilitas Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel
Bintang V Bintang IV Bintang III Bintang II Bintang
I
Minimal Minimal 50 Minimal 30 Minimal Minimal
Kamar 100 kamar kamar 3 kamar 2 20 kamar 10
tidur 4 kamar kamar kamar suite kamar
suite suite
Ruang Wajib Wajib Perlu Perlu Perlu
makan minimal 2 minimal 2 minimal 1 minimal 1 minimal
(restaurat) 1
Bar dan Wajib Wajib Wajib Wajib
coffe shop minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1 Wajib
minimal
1

3
4
Wajib Wajib Wajib - -
minimal 1 minimal 1 minimal 1
Function
room Wajib Wajib Wajib
- -
prefunction prefunction prefunction
room room room
Wajib Wajib Wajib Dianjurkan Dianjurk
Rekreasi perlu + 2 perlu + 2 dianjurkan an
& jenis jenis + 2 jenis Dianjurkan -
olah raga fasilitas fasilitas lain fasilitas lain
lain
Ruang Wajib Perlu Perlu Perlu Perlu
yang minimal 3 minimal 3 minimal 3 minimal 1 minimal
disewakan 1
Lounge Wajib Wajib Wajib - -
Taman Wajib Perlu Perlu Perlu Perlu
Sumber data: Panduan Perancangan Bangunan Komersial (Endy Marlina)

Tujuan umum daripada penggolongan kelas hotel adalah:


a. Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam modal) di
bidang usaha perhotelan.
b. Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang
akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya.
c. Agar tercipta persaingan (kompetisi) yang sehat antara pengusahaan hotel.
d. Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply) dalam usaha akomodasi hotel.

D. Tinjuan Terhadap Agropolitan


1. Pengertian Agropolitan
Agropolitan terdiri dari kata Agro (pertanian) dan Politan (polis yang
berarti kota), sehingga agropolitan dapat diartikan sebagai kota pertanian yang
tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta
mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan
pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Nugroho (2008:174-186)
menyatakan bahwa agropolitan adalah hasil pendekatan terhadap teori-teori
pembangunan yang berbasis pada sektor pertanian, atau pembangunan
wilayah pertanian.

3
5
Agropolitan adalah kota/kawasan pertanian yang tumbuh dan
berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu
melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian
(sektor usaha pertanian dalam artian luas) di wilayah sekitarnya.
2. Perbedaan Agrowisata dan Desa Wisata
Agrowisata adalah terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, agrotourism. Agro
berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah
berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat,
perkebunan, peternakan dan perikanan (Sudiasa, 2005:11).
Pengembangan agrowisata akan membangun komunikasi yang intensif antara
petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih kreatif mengelolausaha
taninya sehinggamampu menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan.
Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan) bisa diserap oleh hotel dan
restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat membantu peningkatan
pendapatan petani. Yoeti (2000:143) dalam bukunya “Ekowisata, Pariwisata
Berwawasan Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah
satu alternatif potensial untuk dikembangkan di desa.
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa wisata biasanya memiliki
kecenderungan kawasan pedesaan yang memiliki kekhasan dan daya tarik sebagai
tujuan wisata. Syarat untuk menjadi desa wisata dapat memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut (Syamsu dalam Prakoso, 2008):
a. Faktor kelangkaan adalah sifat dari atraksi wisata yang tidak bias dijumpai atau
langka di tempat lain.
b. Faktor kealamiahan adalah sifat atraksi wisata yang belum pernah mengalami
perubahan akibat campur tangan manusia.
c. Keunikan, yakni sifat atraksi wisata yang memiliki keunggulan komparatif
disbanding objek wisata lain.
d. Faktor pemberdayaan masyarakat yang mampu menghimbau agar masyarakat
ikut serta dan diberdayakan dalam pengelolaan objek wisata di daerahnya.
3. Studi Banding
3
6
1. Saranam Eco-Resort di Pacung, Desa Baturiti di jalan utama ke daerah resort
Bedugul, sekitar 20 menit berkendara ke Danau Beratan yang indah dan Pura
Ulun Danu dan 15 menit ke kebun raya di Bedugul. Saranam Eco-Resort
menawarkan pemandangan perbukitan yang luar biasa dengan keungggulan udara
dingin tropis dengan pegunungan yang segar.Saranam
Eco-Resort sekitar 90 menit berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai,
Sekitar 60 menit berkendara dari kota ibukota pulau ini, Denpasar.

Gambar 2.3 Saranam Eco-Resort, Bali.


Sumber: http://www.hoteldomestik.com/

Resort ini meliputi area seluas 20.000 m2 yang dikelilingi oleh sawah
berundak-undak, 900m di atas permukaan laut dengan suhu sepanjang tahun
sebesar 18oC ke 24oC.Saranam Eco – Resort menawarkan room, termasuk 12
kamar Superior, 13 kamar Deluxe and 10 Bungalows. Semua kamar di lengkapi
dengan beranda atau balkon; memiliki pemandangan yang luar biasa dengan
pemandangan ke lembah di belakang pegunungan tinggi.
Kamar Superior berada di sayap sebelah lift dan memiliki balkon
pemandangan lembah. Kamar dilengkapi dengan tempat tidur ganda atau 2 tempat
tidur Kamar dilengkapi dengan tempat tidur ganda atau 2 tempat tidur kecil, kamar
mandi memiliki bak mandi dengan pancuran air diatas kepala. Ruangan ini
memiliki balkon pribadi, tempat tidur ganda atau 2 tempat tidur kecil, kamar mandi
memiliki bak mandi dengan pancuran air diatas kepala.
a) Legoon Access Room

3
7
Gambar 2.4 Legoon Access Room
Sumber: http://www.hoteldomestik.com/
b) Deluxe Legoon View Room

Gambar 2.5 Legoon Access Room


Sumber: http://www.hoteldomestik.com/

c) Deluxe Room

Gambar 2.6 Deluxe Room

Sumber: http://www.hoteldomestik.com/

d) View Outdoor Saranam Eco-Resort

3
8
Gambar 2.7 View Outdoor Saranam Eco-Resort
Sumber: http://www.hoteldomestik.com/

2. Bukit Alamanda Resort, Garut

Bukit Alamanda Resort Garut yang merupakan akomodasi dengan


penawaran suasana pegunungan yang indah dan sejuk. Resort indah ini tepat
berada diatas bukit sehingga setiap tamunya bisa memandang dengan bebas
pegunungan yang hijau dan memanjang, wilayah perbukitan yang indah, hijaunya
tetumbuhan yang tak kalah memikatnya, serta menghirup udaranya yang sangat
sejuk. Bukit Alamanda Resort Garut ialah pilihan terbaik untuk Anda inapi ketika
tengah melancong di Kota Dodol.

a) Bukit Alamanda Resort, Garut

Gambar 2.8 Bukit Alamanda Resort, Garut


Sumber: http://bandung.panduanwisata.id/

b) Enam Suite Bungalow

3
9
Gambar 2.9 Enam Suite Bungalow
Sumber: http://bandung.panduanwisata.id/

Bukit Alamanda Resort Garut ini menyediakan setidaknya enam suite


bungalow yang didesain dengan nuansa modern dan penataan interiornya yang
sangat nyaman. Sekalipun begitu kental unsur modernnya namun bukan berarti
berbagai fasilitas modern ditiadakan sama sekali. Justru bungalow ini berhasil
memadukan unsur modernitas yang mendekatkan diri kepada alam dengan unsur
modernitas yang memanjakan dan mengefisienkan kerja manusia. Lokasi: Bukit
Alamanda Resort bisa Anda jumpai di Jalan Raya Samarang KM 5, Desa
Mekarlayu, Garut 44184, Jawa Barat –Indonesia.

c) Tipe bungalow

Gambar 2.10 Tipe Bungalow Bukit Alamanda Resort


Sumber: http://bandung.panduanwisata.id/
1) Anggrek Suite (tersedia 5 unit): bungalow ini bergaya modern dengan 1 kamar
tidur dan bisa menampung 2 orang.
2) Edelweiss Purple yang menyediakan 1 kamar tidur, bathtub, teras dan bisa
dihuni 2 orang.
3) Edelweiss Green yang menyediakan 1 kamar tidur, ruang tamu, bathtub, dan
bisa dihuni 2 orang.
4) Edelweiss Red yang menyediakan 1 kamar tidur, teras dan untuk 2 orang.

4
0
5) Lantana suite (tersedia 4 unit) yang merupakan bungalow dengan gaya
modern, 1 kamar tidur, teras, untuk 2 orang.
6) Alamanda Suite yang menyediakan 2 kamar tidur, teras, dan untuk 4 orang.
3. Green Forest Resort – Lembang, Bandung
Hotel Bintang Tiga Lokasi Jl. Sersan Bajuri No 102 Jika ingin berlibur sejenak
bersama keluarga menikmati kota Bandung, sambil berwisata ke Kampung Gajah,
maka Green Forest Resort Hotel bisa menjadi pilihan yang tepat. Hotel berbintang 3
yang berlokasi di Jalan Sersan Bajuri 102 ini berada tidak jauh dari taman
wisata Kampung Gajah Bandung. Green Forest Resort Hotel ini menawarkan sebuah
konsep resort yang berdampingan dengan alam, di mana ada suara air sungai
mengalir dan suara burung yang selalu menemani para tamu dalam menikmati semua
keindahan dan fasilitas yang disediakan hotel.

Gambar 2.11 Green Forest Resort, Lembang Bandung


Sumber: http://www.klikhotel.com

Gambar 2.12 Green Forest Resort, Lembang Bandung

4
1
Sumber: http://www.klikhotel.com

Walaupun hotel ini dekat dengan tempat wisata Kampung Gajah, namun di
dalam hotel juga disediakan beberapa fasilitas menarik yang bisa dinikmati
seperti: sauna/spa, outbond activities, children playground, flying fox, jogging track
dan hiking. Anda juga dapat menikmati aneka variasi masakan modern Sunda dan
masakan Indonesia di restoran Kampoeng Awi, sebuah restoran yang terletak di
tengah taman Green Forest Resort Hotel. Tersedia beberapa pilihan tempat duduk di
restoran ini, yaitu indoor, outdoor dan juga lesehan. Restoran ini juga dikelilingi oleh
pemandangan yang menarik seperti berbagai pohon tropis dan juga suara aliran
sungai yang mengalir.

Gambar 2.13 Green Forest Resort, Lembang Bandung


Sumber: http://www.klikhotel.com
Green Forest Resort Hotel menyediakan beberapa tipe kamar yang dapat dinikmati,
antara lain:
a) Superior Room untuk kapasitas 2 orang dewasa,
b) Deluxe Room, untuk kapasitas 2 orang dewasa,
c) Deluxe Suite, untuk kapasitas 2 orang dewasa.
Setiap tipe kamar yang disediakan Green Forest Resort ini dibuat menggunakan
kayu alami sehingga setiap tamu yang menginap bisa merasa seperti sedang
menginap di alam.
1. Kusuma Agrowisata Batu, Malang
Kusuma Agrowisata berdiri pada 1991 dan merupakan salah satu pioneer
Wisata Agro di Indonesia. Menawarkan wisata petik di kebun apel, jeruk, jambu
merah, buah naga, strawberry dan sayur hidroponik bebas pestisida. Area wisata

4
2
kami terletak pada ketinggian ± 1000 meter dari permukaan laut dan berudara sejuk.
Anda dapat memetik sendiri buah-buah tersebut FRESH langsung dari pohon sambil
berkeliling. Selain wisata petik, juga menawarkan wisata outbound dimana Anda
dapat bermain War Game di arena airsoft gun kami, mengendarai ATV di mini off-
road track kami atau bergelantungan dan meluncur dari menara Flying Fox. Anda
juga dapat berkunjung pada 'specialty' restaurant kami, Apple House dan Strawberry
House dimana kami menyajikan menu-menu special kami mengunakan bahan buah
apel atau strawberry.

Gambar 2.14 Kusuma Agrowisata Batu, Malang


Sumber: http:kusuma-agrowisata-resort.
(22/4/17)

Gambar 2.15 Kusuma Agrowisata Batu, Malang


Sumber: http:kusuma-agrowisata-resort.
(22/4/17)
Gambar
2.16
Fasilitas

4
3
Kusuma Agrowisata
Sumber: http:kusuma-agrowisata-resort.
(22/4/17)

Gambar 2.17 Fasilitas Kamar Kusuma Agrowisata


Sumber: http:kusuma-agrowisata-resort
(22/4/17)
Fasilitas kamar terbagi menjadi empat type room yaitu, Superior Double
Room, Superior Twin Room, Superior Triple Room dan Superior Cottage

Gambar 2.18 Fasilitas Agrowisata Kusuma resort


Sumber: http:kusuma-agrowisata-resort
(22/4/17)

4
4
Gamb
ar
2.19
Site
Plan
Kusu
ma
resort
Sumb
er:
http:k
usuma
-
agrow
isata-
resort
(22/4/17)

Aktifitas yang terdapat dilokasi ini seperti

a. Water Park
b. Horseback Riding
c. Cycling
d. Bicycle Rental
e. Karaoke
f. Pool Table
g. Playground
h. Massage
i. Spa
j. Fitness Center
k. Tennis Court

BAB III
METODE PEMBAHASAN
4
5
A. Jenis Pambahasan
Jenis pembahasan yang digunakan adalah kualitatif. Setiap komponen
bukan dari bagian yang terpisah dari keseluruhan sistem. karena itu, pendekatan
bukan ditekankan pada komponen-komponen yang akan dibahas, melainkan
bagaimana setiap komponen berhubungan satu sama lain di dalam sistemnya, dan
bagaimana sistem tersebut berhubungan dengan sistem yang ada di luarnya.
Bagaimana konfigurasi atau pola-pola hubungan yang diciptakan oleh sistem tersebut,
dan bagaimana kualitasnya. Kualitas pola hubungan dilakukan dengan pemetaan.

B. Waktu Pembahasan
Proses pengumpulan data, analisis data, hingga kesempulan penelitian dimulai pada
bulan Agustus sampai dengan Mei 2017.
C. Pengumpulan Data
Metode pembahasan yang dipakai dalam pembahasan kali ini dengan memberikan
suatu gambaran. Untuk pengumpulan data proses perancangan Resort di kawasan
Agropolitan Ulu Ereadalah:
1. Studi Pustaka
Melakukan pengumpulan data-data sekunder yaitu dalam didalamnya terdapat
studi kepustkaan dan mecari sumber-sumber lain melalui media internet dalam
membantuk proses perancangan Resort Agropolitan Ulu Ere.
2. Studi Peninjauan Lapangan
Dengan turun langsung ke lapangan mengamati kondisi lokasi dan lingkungan
untuk memenuhi dalam perancangan Resort Agropolitan di kawasan Ulu Ere.
3. Studi Banding
Melakukan pengumpulan data-data primer dengan cara mengamati langsung
objek-objek yang ada sebagai perbandingan dan pengumpulan data. Dan
menganalisa data yang telah diperoleh dengan menggunakan cara 5W + 1 H,
dalam perancangan Resort Agropolitan di kawasan Ulu Ere.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah metode yang digunakan yaitu mengalisis sejumlah data-
data yang diperoleh dari studi-studi yang dilakukan untuk merumuskan jawaban dari
rumusan masalah. Proses perencanaan perancangan ini analisis bertujuan untuk
4
6
menjawab pertanyaan yang menyangkut perancangan. Data yang didapatkan kemudian
dikumpulkan, lalu dilakukan pengelompokkan berdasarkan jenisnya. Setelah itu
dilakukan analisis pada seluruh bagian data untuk kemudian diolah, lalu dikaitkan
dengan teori yang telah ada. Metode yang digunakan pada proses perancangan
perencanaan ini adalah metode analisis sintesa.

E. Sistematika Pembahasan
1. Pertama studi eksplorasitoris dan pustaka untuk merumuskan masalah dan
memperkuat tentang alasan pentingnya topik Resort di Kawasan Agropolitan
dibahas.
2. Kedua merumuskan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
3. Ketiga membuat rancangan dan prosedur pembahasan.
4. Keempat, melakukan tinjuan lapangan.
5. Kelima, melakukan pengumpulan data meliputi survey, wawancara,FGD, dialog
dan lain-lain.
6. Keenam melakukan analisis data.
7. Ketujuh, membuat narasi hasil pembahasan.

BAB IV

TINJAUAN PROYEK

A. Tinjauan Khusus Kabupaten Bantaeng


1. Wilayah Adminitratif Kabupaten Bantaeng

4
7
Kabupaten Bantaeng adalah salah satu dari 24 Kabupaten/kota yang ada di
Sulawesi Selatan. Berada dikawasan selatan Sulawesi Selatan dengan jarak
kurang lebih 120 km dari Kota Makassar. Terletak pada posisi antara 5°21’13’’-
5°35’26’’ Lintang Selatan dan 119°51’42’’-120°05’27’’ Bujur Timur.
Luas wilayah Kabupaten Bantaeng termasuk dalam kategori 3 (tiga)
Kabupaten/kota dengan luas terkecil di Sulawesi Selatan.Luasnya hanya 395,83
Km2 panjang pantai 21,5 Km dengan lebar 4 mil atau hanya kurang lebih 0,87
persen dari luas total Sulawesi Selatan. Kabupaten Bantaeng Terletak di Bagian
Selatan Propinsi Sulawesi Selatan yang berbatas dengan
Sebelah Utara : Pegunungan Lompo Banttang Kab Gowa dan
Kabupaten Sinjai
Sebalah Timur : Kabupaten Bulukumba
Sebelah Selatan : Laut Flores
Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto
Kabupaten Bantaeng merupakan desa bukan pesisir yaitu sebanyak 52
desa. Hanya 15 desa yang terletak di daerah pesisir. Desa bukan pesisir ada
yang terletak pada daerah aliran sungai, lereng bukit dan juga ada yang terletak
pada dataran Sebagaimana tahun sebelumnya, tahun 2015 Kabupaten Bantaeng
secara administratif tidak terjadi pemekaran wilayah. Kabupaten ini memiliki 8
Kecamatan, 67 desa/kelurahan, dengan pembagian 21 kelurahan dan 46 Desa.
Kabupaten Bantaeng juga merupakan daerah pantai yang memanjang pada
bagian barat ke timur kota yang salah satnya berpotensi untuk perikanan dan
wilayah daratan mulai dari tepi laut wilayah flores sampai ke pegunungan
sekitar Gunung Lompo Battang dengan ketinggian tempat mulai dari
permukaan laut 0-25 m sampai dengan

4
8
Gambar 4.1 Peta Administrasi Sulawesi-Selatan
Sumber: Makassar Dalam Angka 2016

4
9
Gambar 4.2 Peta Administrasi Kabupaten Bantaeng
Sumber: Bantaeng Dalam angka,2016

Gambar 4.3 Peta Administrasi Kecamatan Ulu Ere


Sumber: Bantaeng Dalam angka,2016

Tapak
Terpilih
5
0

Gambar 4.4 Tapak yang terpilih


Sumber Google Earth (2017)
ketinggian lebih dari 1.000 m diatas permukaan laut. Kabupaten Bantaeng
dengan ketinggian antara 100-500m dari permukaan laut merupakan wilayah
yang terluas atau 29,6 persen dari luas wilayah seluruhnya dan yang terkecil
adalah wilayah ketinggian dari permukaan laut 0-25 m atau hanya 10,3 persen
dari luas wilayah.

Letak geografis Kabupaten Bantaeng yang strategis memiliki alam tiga


dimensi, yaitu lembah daratan, pesisir pantai dan pegunungan dengan dua
musim. Iklim di daerah ini tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan
tahunan rata-rata setiap bulan 14 mm. Dengan adanya kedua musim sangat
menguntungkan bagi sektor pertanian.

Tabel 4.1

Tabel Adminitratif Kabupaten Bantaeng

5
1
No Kecamatan Ibu Kota Jumlah Jumlah Luas Persentase
Kecamatan Desa/Kel Penduduk (Km2) Terhadap
(Jiwa*) Luas
Kabupaten

1 Bissappu Bonto Manai 11 31.242 32.84 8,30%

2 Bantaeng Pallantikang 9 37.088 28.85 7,29%

3 Tompobulu Banyorang 10 23.143 76.99 19,45%

4 Ulu Ere Loka 6 10.923 67.29 17,00%

5 Pa’jukukkang Tanetea 10 29,309 48,90 12,35%

6 Eremerasa Kampala 9 18.801 45.01 11,37%

7 Sinoa Sinoa 6 11.946 43.00 10,86%

8 Gantarankeke Gantarankeke 6 16.025 52.95 13,38%

Total 67 178.477 395. 100,00%


83

Sumber: Bantaeng Dalam Angka,2016

2) Kondisi Perekonomian Kabupaten Bantaeng


Perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada potensi dan
sumberdaya alam yang tersedia serta bagaimana tingkat kemampuan
daerah/wilayah tersebut untuk memanfaatkan dan mengembangkannya. Dalam
mengembangkan potensi sumberdaya alam yang ada, berbagai langkah, upaya dan
kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah serta pihak yang berkepentingan
(stakeholder) dalam pengelolaannya.

Tabel 4.2
Peta Perekonomian Kabupaten Bantaeng

5
2
No Deskripsi Tahun

2012 2013 2014 2015

1 PDRB 3.234 3 525 3 819 4 073


Kab 459,0 952,0 612,97 151,65
Bantaeng
(konstan)

2 Pendapata 3 825 4 337 4 964 5 604


n 420,0 701,7 121,24 991,69
Perkapita
Kabupaten

3 Pertumbu 9,67% 9,01% 8,34% 6,64%


han
Ekonomi

Tahun 2012-2015
Sumber: Bantaeng Dalam Angka,2016
3) Aspek Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng sebanyak 183.386 jiwa yang terdiri laki-laki
88.012 jiwa dan perempuan 94.271 jiwa dengan rasio jenis kelamin 94. (sumber:
Bantaeng dalam angka 2015)

Tabel 4.3
Jumlah kepadatan penduduk di Kabupaten

5
3
Bantaeng 5 tahun terakhir (2010-2015)

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Menurut Kecamatan di Kabupaten


Bantaeng 2010,2014 dan 2015
Laju
Pertumbuhan
Jumlah Penduduk (ribu)
Penduduk ber
tambah (%)
Kecamatan

2010 2014 2015 201- 2014-


2015 2015

Bissappu 31036 31908 32101 0,68 0,60

Ulu Ere 10850 11155 11223 0,68 0,61

Sinoa 11867 12201 12274 0,68 0,60

Bantaeng 36842 37876 38105 0,68 0,60

Eremerasa 18678 19203 19320 0,68 0,61

Tompobulu 22992 23639 23783 0,68 0,61

Pajukukkang 29115 29933 30113 0,68 0,60

Gantaran 15919 16368 16472 0,60 0,61


Keke

177299 182283 183386 0,60 0,60

5
4
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Bantaeng selama kurun waktu 5 tahun (2010-2015) yang dimana dapat dilihat
penduduk Kabupaten Bantaeng terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kabupaten Bantaeng mayoritas mengarah ke kecamatan Bantaeng sebagai ibu
kota Kabupaten Bantaeng sebagai ibu kota Bantaeng, kemudian di ikuti oleh
kecamatan Bissappu dan Pa’jukukang dan di ikuti oleh kecamatan lainnya.
Kecamatan Bantaeng sebagai pusat ekonomi dan pemerintahaan kabupaten
Bantaeng oleh karena itu wilayahnya lahan pertanian dan perkebunan cenderung
dijadikan sebagai tempat pemukiman warga.
Kecamatan Ulu Ere menjadi kecamatan yang dimana merupakan wilayah
kedua terluas setelah Kecamatan Tompo’bulu yang hanya memiliki jumlah
penduduk, kepadatan penduduk dan jumlah rumah tangga terendah. Dikarenakan
Kecamatan Ulu Ere merupakan dataran tanah yang tinggi dengan keadaan tanah
yang sangat produktif di Kabupaten Bantaeng yang pola kehidupan masyarakat
yaitu bertani dan berkebun di wilayahnya juga merupakan pusat sumberdaya alam
Kebupaten Bantaeng dan sebagai Kawasan Agrowisata Kabupaten Bantaeng
Kecamatan Pa’jukukang yang dimana wilayah pesisir yang mayoritas mata
pencariaan masyarakat adalah nelayan yang memiliki jumlah rumahtangga yang
cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Desa-desa yang terdapat
pada kecamatan ini dikategori kan sebagai desa nelayan.

Tabel 4.4
Banyaknya penduduk menurut kecamatan
dan jenis kelamin 2016

5
5
Penduduk
Kecamatan Sex
Ratio
Laki- Perempuan Jumlah
Laki
Bissappu 15 691 16 619 32 310 94
Ulu Ere 5 592 5 723 11 315 98
Sinoa 5 900 6 232 12 132 95
Bantaeng 18 539 19 450 37 989 95
Eremerasa 8 734 9 728 18 462 90
Tompobulu 10 801 12 102 22 903 89
Pajukukang 14 725 15 324 30 049 96
Gantarangkeke 8 030 9 093 17 123 88
Jumlah 88 012 94 271 182 283 93
Sumber: Bantaeng dalam angka, 2016.

Pada tabel diatas kita dapat melihat jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng
tahun 2015 berdasarkan penggolongan umurnya.
2. Perkembangan Pariwisata dan Perhotelan di Kabupaten Bantaeng
a. Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng dalam tata ruang Propinsi Sulawesi Selatan
merupakan salah satu daerah pengembangan wisata.
b. Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Bantaeng
Pengembangan pariwisata menuntut adanya potensi daerah wisata yang
memiliki karakteristik yang khas. Dengan adanya potensi dasar tersebut,
ditambah dukungan promosi yang luas akan dapat menarik minat wisatawan
untuk berkunjung.
1) Menciptakan wilayah yang mampu menarik dan menampung kunjungan
wisatawan serta mampu menyediakan fasilitas kepariwisataan yang layak.
2) Memperhatikan sejauh mungkin aspek-aspek pelestrarian lingkungan hidup,
sosial dan budaya masyarakat Nampak bahwa dalam lima tahun terakhir ini
jumlah wisatawan jika disimak terjadi peningkatan.

5
6
Dapat dilihat dalam lima tahun terakhir ini jumlah wisatawan mengalami
peningkatan.
c. Potensi Lokasi rencana Resort
Pada lokasi ini memiliki banyak potensi untuk mengembangkan
pariwisata salah satunya seperti, wisata alam yang dimiliki pada kecamatan
Ulu Ere, dilokasi tersebut terdapat air terjun, perkebunan buah dan sayuran
dan wisata outboont, taman bunga dan lahan industri yang semakin
berkembang tiap tahunnya maka dari itu pada lokasi ini dipilih untuk wadah
pengembangan lahan pariwisata.

Gambar 4.5 Lokasi Terencana


Sumber : Analisis Penulis
Tabel 4.5
Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten
Bantaeng menurut bulan periode 2015-2016

Tahun Nusantara Mancanegara Persentase

2015 87.860 84 58.5%

2016 35.663 63 12.5%

Sumber:
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bantaeng Bantaeng Dalam Angka, 2016

5
7
Pada tabel diatas menunjukkan pola kunjungan wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara ke Kabupaten Bantaeng dari tahun 2015-2016.
Kunjungan terbanyak terjadi pada tahun 2015 yang masing-masing sebanyak
87.860 orang dan 84 orang.
Tercatat beberapa obyek wisata di Kabupaten Bantaeng baik obyek wisata
alam, obyek wisata bahari, budaya maupun sejarah dan obyek wisata agro.
Khusus obyek wisata alam didaerah ini seperti permandian alam Eremerasa, air
terjun Bissappu dan hutan wisata Gunung Loka dan Resort Outbond. Obyek
wisata bahari meliputi pantai Pasir Putih Korong Batu, pantai Seruni, dan pantai
Lamalaka. Obyek wisata agro yang meliputi perkebunan kopi, perkebunan
holtikuttura dan perkebunan jeruk. Demikian pula peninggalan sejarah dan
Budaya seperti makam Latenri Rua Tumbelegani, Balla Lompoa, Gua Batu Ejaya,
Balla Tujua, Mesjid Tua Tompong, makam Datuk Pakkalimbungan dan Iain-
Iain.Sektor Pariwisata dewasa ini semakin penting karena merupakan sumber
devisa bagi negara, merangsang perekonomian daerah (sumber penghasilan
daerah) serta menciptakan lapangan kerja.
Perkembangan wisata di Kabupaten Bantaeng tidak terlepas dari
pengembangan wisata Kabupaten Bantaeng secara keseluruhan. Visi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Bantaeng adalah menjadi Pusat
Pertumbuhan Ekonomi di Bagian Selatan Sulawesi Selatan Tahun 2018. Adapun
misi yang diemban Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan Kualitas SOM Melalui Pengembangan Kapasitas Penduduk.
2) Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Bidang Pertanian dan Kelautan.
3) Meningkatkan Jaringan Perdagangan, Industri dan Pariwisata.
4) Memaksimalkan Berkembangnya Lembaga Ekonomi Masyarakat Secara
Terpadu.
5) Penguatan Kelembagaan Pemerintah.

3. Perkembangan Perhotelan di Kabupaten Bantaeng

5
8
Perkembangan di bidang kepariwisataan tidak dapat dipisahkan dari
sarana akomodasi (hotel), dimana kehidupan akomodasi itu sendiri bergantung
dari banyaknya wisatawan yang datang.
Dapat dilihat bahwa jumlah hotel di Kabupaten Bantaeng terjadi
peningkatan pada tahun 2010-2014, ini menyatakan bahwa kebutuhan akan hotel
di Kabupaten Bantaeng dipengaruhi oleh jumlah wisatawan yang meningkat.
Namun pada tahun 2012-2013, tidak terjadi peningkatan jumlah hotel yang ada
di Kabupaten Bantaeng.
Tabel 4.6
Jumlah Hotel di Kabupaten Bantaeng
Tahun Jumlah Hotel

2010 5
2011 16
2012 16
2013 16
2014 17
Jumlah 22

Sumber: Dinas Pariwisata Sul-Sel, Bantaeng Dalam Angka, 2016

Tingkat penghunian kamar (TPK) adalah rasio antara jumlah malam


kamar yang dihuni dengan jumlah malam kamar yang tersedia. Ukuran ini
merupakan indikator produktivitas hotel/akomodasi. Persentase TPK pada tahun
2008-2009 terjadi penurunan, dari 37,70 persen menjadi 21,13 persen. Pada
persentase TPK pada kurun tahun 2010-2012 terjadi kondisi yang membaik
dengan relatif meningkatnya TPK, yakni pada tahun 2010 presentase TPK sekita
28,61%, 2010 sekitar 35,11% hinggat pada tahun 2012 menjadi sekitar 50,87
persen. Namun pada tahun 2012, persentase TPK sedikit menurun menjadi
sekitar 44,95 persen.

Tabel 4.7
Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan
Akomodasi Lainnya (persen) 2008-2014
5
9
Tingkat Penghunian Kamar Hotel
Tahun dan Akomodasi Lainnya
2008 37,70
2009 21,13
2010 28,81
2011 35,11
2012 50,87

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng


Jika kita mengamati lamanya tamu menginap, terdapat peningkatan yang
cukup nyata pada tahun 2012 dengan lamanya rata-rata menginap para tamu
selama 3,13 hari. Sementara sebelum itu sempat terjadi penurunan sekitar 2,21
hari pada tahun 2008 menjadi sekitar 1,29 hari pada tahun 2009. Namun pada
tahun 2010 - 2013 perlahan terjadi peningkatan yang relatif signifikan, yakni
pada tahun 2010 rata-rata lama menginap sekitar 1,57 hari meningkat menjadi
1,67 hari pada tahun 2011, ditahun selanjutnya terjadi peningkatan yang relatif
signifikan menjadi sekitar 3,07 pada tahun 2012.
Tabel 4.8
Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Tamu
Dalam Negeri (hari) 2008-2013

Tahun Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing


dan Tamu Dalam Negeri
2008 2,21
2009 1,29
2010 1,57
2011 1,67
2012 3,07
2013 3,13

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng

4. Potensi Wisata Kabupaten Bantaeng


Setelah melakukan peninjuan, Kabupaten Bantaeng telah melakukan banyak
pembagunan ekonomi, sosial, dan budaya. Di kepariwisataan pemerintah telah

6
0
menunjukkan usaha untuk memajukan potensi wisata yang ada di Kabupaten
Bantaeng, yaitu :
a. Permandian Alam Eremerasa

Gambar 4.6

Permandian alam Eremerasa


Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng
b. Air Terjun Bissappu

Gambar 4.7 Air terjun Bissappu


Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng

c. Pantai Seruni

6
1
Gambar 4.8 Pantai Seruni
Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng

d. Pantai Marina Korong Batu

Gambar 4.9 Pantai Marina


Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng

e. Waduk Cekdam Balangsikuyu

6
2
Gambar 4.10 Waduk Cekdam
Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng

6
3
5. Potensi Wisata di Kawasan Ulu Ere
a. Loka Camp dan Minishowfarm

Gambar 4.11 Loka Camb dan Minishowfarm


Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng
b. Air Terjun Cinayya Ulu Ere

Gambar 4.12 Loka Camb dan Minishowfarm


Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng

6
4
c. Kebun Apel dan Strawberry Ulu Ere

Gambar 4.13 Kebun Apel dan Strawberry


Sumber: Dinas Pariwisata Kab Bantaeng
Kawasan ini merupakan kawasan Agrowisata/Holtikultura dan Desa
Wisata yang memiliki berbagai macam jenis perkebunan seperti perkebunan
kopi, teh,alvocad bawang, kol dan berbagai macam jenis perkebunan buah
dan sayur pada lokasi tersebut. Memiliki view yang nyaman dan tenang yang
menjadi potensi utama membangun Hotel Resort pada lokasi tersebut, sesuai
dengan peraturan daerah pada kawasan ini menjadi lokasi yang terpilih untuk
melakukan pengembangan industri Agropolitan (sumber: Bantaeng dalam
angka 2016)

6
5
6. Akses ke Ulu ere
Akses menuju desa Ulu Ereterdapat dua akses yang pertama mampu ditempuh
melewati Kabupaten Jeneponto, Desa Bonto Sunggu Bantaeng, untuk akses dari
ibu kota Bantaeng dapat memakan waktu kurang lebih satu jam dengan
kendaraan pribadi.

Gam
bar
4.14
Peta
Akse
s
Men
uju
Lokasi
Sumber: www.Googlemaps.com(17/5/17)
4. Kondisi Fisik dan Non Fisik Kawasan Loka
a. Kondisi Fisik Kawasan Loka
1) Karakteristik Fisik Kawasan
Secara umum, gambaran mengenai keadaan wilayah kawasan Loka
Kec. Uluere adalah merupakan deretan pegunungan Lompobattang yang
membujur dari arah barat ke timur pada sisi utara yaitu Kabupaten Gowa,
kemudian membelok ke selatan wilayah Kabupaten Jeneponto, selanjutnya
menerus ke arah timur yang merupakan daerah kaki gunung yang terdiri
dari perbukitan dan meliputi wilayah Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba
pada sisi selatannya dan Kabupaten Sinjai pada sisi timumya.
2) Ketinggian Lahan
Ketinggian lahan yang berpengaruh untuk ditinjau adalah mengenai
keunikannya dalam persepsi visual terhadap pemandangan alam. Kawasan
Loka mempunyai bentuk lahan yang berbukrt, sehingga mempunyai
ketinggian dan keunikan yang berbeda antara satu tempat dengan tempat

6
6
lainnya, sesuai dengan sifat dan kondisi iahan yang merupakan perbukrtan
dan pegunungan.
Berdasarkan lokasi/tempat untuk memandang dan obyek pandang,
maka kriteria keunikan dan ketinggian lahan pada kawasan Loka dapat
diklasifikasikan sebagai berikut
a) Unik, terdapat pada ketinggian 1000-1500 mdpl, di Desa Bonto
Tangnga dan sebagian desa Bonto Marannu, merupakan kawasan
daerah konservasi dengan berbagai jenis vegetasinya sehingga
memberikan suasana alam pegunungan yang sejuk. Tetapi pada
ketinggian ini, kondisi lahannya agak terjal dengan meialui jaian yang
berkelok-kelok.
b) Sangat unik, terdapat pada ketinggian 600-1000 mdpl, di Desa Bonto
Karaeng dan sebagian Desa Bonto Tangnga, merupakan kawasan
dengan pandangan yang terbaik ke arah Kota Bantaeng dengan latar
belakang pantainya dan pandangan ke arah bukit Loka yang sangat
indah dan menarik.
c) Agak unik, terdapat pada ketinggian 400-500 mdpl, di Desa Maccini
dan perbatasan dengan Bonto Karaeng, dengan areal yang tertutup oleh
vegetasi dan merupakan daerah pemukiman penduduk lokal sehingga
tidak memiliki keleluasaan dalam memandang akan tetapi tetap
menyajikan suasana perkampungan yang khas dan hamparan
pepohonan dengan latar belakang perbukitan yang bergelombang.
5. Iklim
Kawasan Loka wilayah Kecamatan perwakilan Uluere memiliki iklim
tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu udara
rata-rata berkisar antara 18°C - 21°C. Curah hujan antara 1.500-3.000 mm
pertahun.
6. Topografi
Posisi ketinggian kawasan Loka berada pada ketinggian 100 sampai 2000
mdpl dengan alokasi ketinggian sebagai berikut:
1) Ketinggian 100 - 200 mdpl terletak di kecamatan Bissappu, Kecamatan
Bantaeng, Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Pa'jukukang.
6
7
2) 500 - 1.000 mdpl terletak di kecamatan Bissappu, Kecamatan Uluere,
Kecamatan Bantaeng Eremerasa, Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan
Sinoa
3) > 1.000 mdpl terletak di Kecamatan Uluere, Kecamatan Bantaeng,
Kecamatan Eremerasa dan Kecamatan Tompobulu.
a. Kondisi Non Fisik Kawasan Loka
1) Struktur Penduduk
Berdasarkan data penduduk di Kecamatan Uluere pada tahun 2016,
kepadatan di Kecamatan Uluere terbilang rendah yaitu 162 jiwa/km2. Dan
ditinjau dari jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki adalah 5.384 dan
perempuan adalah 5.539. rasio perbandingan antara jumlah penduduk laki-
laki dan perempuan adalah 97%.
Beberapa penyebab rendahnya kepadatan penduduk di kecamatan ini
diantaranya adalah karena topografinya yang bertoukrt buk?t Iahan yang ada
kurang cocok untuk dijadikan permukiman dan sarana prasarana yang
tersedia kurang lengkap. Walaupun Kecamatan ini memiliki Iahan yang luas
(Kecamatan teriuas ke-2 dengan luas Iahan 67,29 km2) tetapi karena kurang
cocok untuk permukiman maka kurang penduduk yang memilih untuk
tinggal di kecamatan tersebut. 2) Kondisi sosial budaya
Keadaan sosial budaya erat kaitannya dengan masyarakat dan
lingkungannya, karena kondisi sosial budaya turut membentuk karakter
lingkungan tersebut. Adat dan tradisi budaya makassar yang masih kuat
pengaruhnya dapat dijumpai terutama pada kegiatan tertentu seperti acara
pemikahan, khitanan dan siskamling.
A. Pendekatan Program Arsitektur
1. Analisis Pendekatan Perancangan Makro
a. Analisis Pendekatan Perancangan Makro
Dalam penentuan lokasi ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan:
1) Sesuai dengan peruntukan iahan yang ditetapkan dalam Rencana Induk &
Implementasi Detail Kawasan Pengembangan Pariwisata di wiliayah
Kabupaten Bantaeng.
2) Berada pada areal budidaya.
6
8
3) Memiliki komoditas pertanian yang spesifik.
4) Adanya objek wisata lain yang mendukung.
5) Memiliki suasana yang dapat memberikan rasa tenang, aman, nyaman dan
sebagainya.
6) Tersedia sarana dan prasarana yang mendukung seperti sumber air bersih,
listnk, telepon dan saluran riol kota (drainase) sehingga diharapkan dapat
meningkatkan Kabupaten yang ada dalam agrowisata.
b. Analisis Pendekatan Penentuan Site.
Kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah:
1) Kondisi topografi tapak yang memungkinkan untuk hotel resort.
2) Tapak merupakan Iahan yang produktif.
3) Memiliki panorama alam yang indah.
2. Analisis Pendekatan Perancangan Mikro
a. Pendekatan Tata Massa
Pendekatan bentuk dan tata massa bangunan merupakan pencerminan
dan ungkapan filosofi kawasan rekreasi pegunungan yang memberi kesan
terbuka serta berkesan dinamis. Untuk pendekatan tata massa, dasar
pertimbangan dalam penentuannya adalah sebagai berikut:
1) View (arah pandang terbaik/ideal massa bangunan terhadap kondisi jalan
dan area terbuka).
2) Kondisi topografi yang berkontur.
3) Pola sirkulasi internal, terutama pencapaian dari satu unit kegiatan dengan
lainnya yang efektif dan efisien.
4) Pola aktivitas yang terjadi di dalam site.

b. Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan


Mencerminkan aktivitas yang diwadahi, berpijak dari falsafah dasar
bangunan rekreatif, keterbukaan dan mengundang. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka bentuk dan penamptfan bangunan harus
memiliki karakter.

6
9
1) Filosofi bangunan bersifat rekreatif yang bersifat umum, maka bangunan
harus menampilkan kesan mengundang dan terbuka.
2) Karakteristik bangunan mengekspresikan sifat keterbukaan yang menyatu
dengan lingkungan yang ditunjang dengan penataan lansekap yang
mendukung terciptanya suasana kreatif.
c. Pendekatan Sistem Sirkulasi
Sirkulasi pengunjung merupakan sirkulasi utama. Dalam menetapkan
arus sirkulasi, perlu dipertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi penentuan
sistem sirkulasi, yaitu:
1) Kelancaran dan kejelasan sirkulasi.
2) Besaran sirkulasi dalam dan luar bangunan.

3) Kemanan dan kenyamanan.


Sebagian besar dari kegiatan yang ada, yang perlu juga diperhatikan
adalah sirkulasi pengelola. Sirkulasi pengelola terjadi dan berlangsung
bersamaan dengan sirkulasi pengunjung.
a. Pengelola aktif
Pengelola membutuhkan sirkulasi yang berbeda dengan sirkulasi umum,
mengingat sifatnya yang cenderung privat.
d. Pengelola pasif
Sirkulasi service berupa pelayanan yang pencapaiaannya dibedakan
dengan sirkulasi umum.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah kelancaran dan
kemudahan di dalam pengelolaan bangunan dan fasilitas lainnya serta
jaiur sirkulasi yang saling mengganggu satu sama lainnya (cross).
Sirkulasi kendaraan, pertimbangannya dalam perencanaan sistem
sirkulasi kendaraan adalah:
1) Jumlah kendaraan yang bisa ditampung
2) Bentuk dan model parkir dalam kaitannya dengan fasilitas lain
Dalam hubungannya dengan jenis kegiatan, maka sirkulasi kendaraan dan
sarana parkir dibedakan atas sirkulasi parkir pengunjung dan sirkulasi
parkir pengelola.
e. Pendekatan Kebutuhan Ruang
7
0
1) Dasar pendekatan
Pendekatan dalam analisis kebutuhan ruang dan besaran ruang adalah
berdasarkan standar dan literatur:
a) Architect Data, by E. Neufert, 1980 (AND)
b) Hotel, Motel and Condomunium (HMC)
c) Hotel Planning and Design (HPD)
d) Time Saver Standard for Building Type (TSS)
e) Converence, Convention and Exhibition Fascilities (CCE)
f) Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel, Dirjen Pariwisata
(PRUPH)
g) Studi Banding
h) Asumsi
2) Aktivitas dan Kegiatan
Program aktivitas
a. Unsur pelaku aktivitas
b. Pengunjung Pengunjung adalah orang-orang yang datang untuk
beristirahat dan melihat objek wisata alam serta menikmati
fasilitas yang tersedia. Dari segi waktu pengunjung dibedakan atas
:
c. Pengunjung menginap
d. Yaitu pengunjung yang menggunakan fasilitas akomodasi karena
mempunya waktu luang untuk istirahat/menginap.
e. Pengunjung tidak menginap
f. Yaitu pengunjung yang pada umumnya datang memanfaatkan
waktu siang hari untuk melakukan kegiatan. Dari segi tingkat usia,
pengunjung dibedakan atas pengunjung orang tua, remaja/dewasa
dan anak-anak. Pengelola
g. Pengelola adalah pelaksana operasional hotel resort dan badan
usaha yang bertanggung jawab penuh atas usaha yang dikelolanya.
Pengelola ini terdiri atas: pengelola pusat, pengelola hotel resort
dan fasilitas wisata. pada pengelola hotel resort dan fasilitas wisata

7
1
terdiri dari pengelola fasilitas penginapan, restaurant, olahraga dan
fasilitas penunjang lainnya.
h. Rencana Aktivitas Bentuk kegiatan yang ada dalam kawasan Hotel
Resort antara lain:
i. Kebugaran atau olahraga
j. Fasilitas ini diperuntukkan bagi mereka yang datang dengan
tujuan beristirahat dari kesibukan sehari-hari. Kegiatan ini
dilakukan di pagi hari dan sore hari. Istirahat
k. Direncanakan sebagai kegiatan yang berkaitan erat dengan
kegiatan wisata, adanya hotel yang dapat dimanfaatkan bagi para
wisatawan untuk menginap dalam suatu rangkaian perjalanan
wisata. Hotel untuk masyarakat atau keluarga dengan tujuan
berakhir pekan. Selain untuk wisatawan, fasilitas ini juga
diperuntukkan bagi staf ahli. Kegiatan makan dan minum
Pelayanannya mencakup pengunjung yang menginap dan
berekreasi. Intensitas yang melayani penginapan relatif rutin
sedangkan untuk pelayanan rekreasi lebih intensif pada hari-hari
libur dan akhir pekan. Pengelolaan Kegiatan yang
mengurus dan mempertanggung jawabkan sarana wisata,
meliputi fasilitas-fasilitas wisata yang ada dalam kawasan
l. Pengelompokan aktivitas
m. Berdasarkan rencana aktivitas diatas, maka kegiatan
dikelompokkan atas:
n. Kelompok kegiatan privat Diperuntukkan bagi pengunjung yang
datang, yang ingin memanfaatkan hotel.
o. Kegiatan semi public
p. Diperuntukkan untk kegiatan administrasi, informasi dan
komunikasi, restoran dan mushallah.
q. Kelompok kegiatan publik Merupakan wadah/fasilitas untuk
pengunjung baik yang menginap maupun yang tidak menginap,
seperti kios souvenir, plaza, parking, jogging track, kolam
renang dan fitness centre. Kelompok kegiatan
7
2
service Meliputi Rg. genset, ME, Rg. peralatan dan Rg. Pompa,
Workshop.
3) Organisasi Tata Massa
Agar dapat mencapai suatu pengorganisasian tata massa yang
mencerminkan suatu kawasan Hotel Resort di Loka, maka perlu
dilakukan beberapa pertimbangan mengenai suatu fungsi pola ruang /
massa yang terbentuk melalui hubungan antar fungsi, letakdan
sirkulasi dalam tapak.

Gambar 4.15 Organisasi Tata Massa


Sumber: www.Googlemaps.com(17/5/17)

4) Sistem Sirkulasi Lingkungan


a) Sistem Culdesac
Bentuk pola dengan persimpangan minimal, menggambarkan
kesan intim, aman dan dinamis. Pada tipe jalan ini, pengelompokan
massa-massa jelas, pencapaian jelas dan massa berada pada satu
kesatuan yang kompak dan orientasi yang jelas.

7
3
b) Sistem Lengkung (Curvillinear)
Bentuk pola dengan sistem sirkulasi baik, dinamis dengan
pengembangan sistem linear yang dipatahkan.
c) Sistem court
Bentuk pola dengan persimpangan minimal, private road, aman
dan dinamis. Persil tidak merata.
d) Sistem loop
Sifat jalan sepi (semi private road), dinamis dengan pembagian
persil yang tidak merata.

C. Resort Agropolitan Ulu Ere


1. Penentuan Klasifikasi Hotel
Penentuan kelas hotel yang direncanakan ini didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan berikut ini:
a. Kawasan Loka yang sangat potensial untuk wisata.
b. Jumlah wisatawan terutama wisatawan nusantara mempunyai pertumbuhan
yang tinggi.
c. Potensi alam sebagai pelengkap atau penunjang yang dapat menjadikan sebuah
hotel siap bersaing dalam dunia perhotelan (komersial), untuk dapat menjaring
tamu.
d. Pelayanan dan kondisi hotel yang baik, bisa terlihat kualitas tamu yang
diharapkan datang.
Berdasarkan hal tersebut diatas, disimpulkan bahwa Kabupaten Bantaeng,
khususnya kawasan Loka, mempunyai peluang dan potensi untuk
pembangunan sebuah hotel resort dengan tersajinya potensi alam sebagai
penunjang.
2. Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel
Estimasi kebutuhan tempat tidur pada tahun-tahun mendatang didasarkan
pada:
a. Pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Bantaeng lima
tahun terkahir terus terjadi peningkatan.

7
4
b. Jumlah unit kamat tidur sebanyak 113 unit dari 22 hotel yang ada pada
Kabupaten Bantaeng.
c. Prosentase jumlah wisatawan pada tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar
12.5% yaitu sekitar 35.663 wisatawan.
d. Rata-rata lama menginap 3,13 hari.
Maka perhitungan proyeksi kebutuhan kamar tidur sebagai berikut:
K = JW x RM X JWT
1 bulan (31 hari)
Keterangan.
K = Kebutuhan kamar tidur
JW = Jumlah Wisatawan
RM = Rata-rata lama menginap
JWT = Prosentase jumlah wisatawan
Dimana JW tahun 2019: JW2019 = JW 2013(1 +r)n
= 11.567(1 +0.139)5 = 11.567 (1.139)5 = 22.173 jiwa.
Maka
K= JW2019 x RM X JWT 1 bulan (30 hari) = 22.173x3.13x13.9%
30 hari = 321 kamar
Kamar yang tersedia = 113 kamar Kebutuhan = 321 -113 = 208 kamar
Jika direncanakan, maka jumlah kamar dipertimbangkan berdasarkan:
1) Tingkat penghunian kamar 44,95%. Maka kebutuhan kamar hotel adalah:
2) 44,95% x 321 = 144 kamar
3) Peluang investasi usaha pariwisata di Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan
pertimbangan tingkat penghunian kamar dan peluang investasi usaha maka
diambil market share 30% mengharapkan peningkatan prosentasi
penghunian kamar dan perkembangan kamar-kamar hotel yanga da maka
direncanakan sekitar 44 kamar, dengan komposisi 100% kamar tidur, 70%
untuk kamar standar (diambil dari klasifikasi hotel bintang 2 dengan jumlah
kamar minimal 12 kamar), 30% untuk kamar suite dan sisanya untuk
cottage (vita). Berikut rincian kamar hotel yang direncanakan:
4) StandartRoom =70%x32 = 22,4 kamar 22 kamar
5) Suite Room =30%x32 =9,6 kamar 10 kamar
7
5
6) Cottage (vila) =12 unit
3. Fasilitas
Resort Agropolitan Ulu Ereini memiliki kegiatan dan fasilitas yang
diperhitungkan berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Pariwisata, kebutuhan pengunjung (segmen pasar) dan masyarakat
Kota Bantaeng.
Berdasarkan Direktorat Jenderal Pariwisata, fasilitas hotel berbintang 2
(dua) antara lain: hotel dengan jumlah kamar minimum 12 kamar, kamar suite
minimum 1 kamar, kamar mandi dalam, luas kamar standar minimum 22 m 2,
luas kamar suite minimum 44 m2. Setiap kamar tersedia ventilasi yang baik.
Perlu disediakan sarana rekreasi dan olahraga, dianjurkan penyediaan
sarana kolam renang serta 2 sarana lainnya, ruang yang disewakan minimal 1
ruangan, taman.
Kapasitas jumlah kamar dan jenisnya didasarkan pada pola kunjungan
wisatawan yang datang untuk berlibur dan menginap, dimana yang datang
dengan keluarga/pasangan sebanyak 70% dibandingkan dengan yang datang
sendiri yaitu hanya sekitar 30%. Sehingga pemakaian tempat tidur untuk kamar
standar menggunakan double bed dengan ukuran untuk 2 orang. Pengaturan
ietak kamar dan pemberian nama pada jenis kamar masih dapat disesuaikan
dengan keinginan, namun masih dalam klasifikasi kamar tersebut.

BAB V
ANALISIS DAN KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. Konsep Dasar Perancangan Makro


1. Elemen/Unsur bentuk yang digunakan.
Elemen yang akan digunakan adalah bentuk segi empat, segi empat membentuk
model bangunan yang berkesan modern dan akan tampak sederhana namun tetap
tampil menarik dengan dipadukan konsep tropis sesuai dengan lokasi tapak.

7
6
Gambar 5.1 Elemen/unsur bentuk yang digunakan

2. Penentuan Lokasi
Dalam perancangan arsitektur, analisis tapak merupakan tahap penilaian atau
evaluasi mulai dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga standar peraturan kebijakan.
Kemudian dapat menghasilkan ekternal dan internal yang meliputi komponen desain
berupa problem, limitasi, potensi fisik dan non fisik. Sehingga dapat merencanakan
fisik, fasilitas, dan fungsi bangunan yang akan dirancang. Output dapat menghasilkan
analisis persyaratan tapak, analisis aksebilitas, analisis kebisingan, analisis pandang
(ke luas dan ke dalam), sirkulasi, matahari, angina, vegetasi, dan zoning
1) Dasar Pertimbangan
Lokasi menjadi salah satu faktor yang menentukan untuk merencanakan
resort. Untuk pemilihan lokasi yang harus disesuaikan dengan pengadaan “Resort Di
kawasan Agropolitan Ulu Ere, Bantaeng” lebih mempertimbangkan sesuai dengan
fungsi bangunan yang merupakan tempat yang dapat menyesuaikan dengan tema
rekreatif. Berikut beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan lokasi:
a. Terdapat lokasi yang luas untuk bangunan dan luarannya sebagai
penunjang bangunan
b. Tingkat aksebilitas yang relatif mudah agar dapat dilalui transport umum
sehingga dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
c. Sesuai dengan peruntukan lahan dan fungsi bangunan yaitu area yang
berfungsi sebagai kawasan wisata/rekreatif yang didukung oleh adanya
objek wisata yang difasilitasi.
d. Tersedia sarana dan prasarana utilitas kota meliputi : Listrik, , saluran roil
kota (drainase).
7
7
2) Kreteria
Dalam pertimbangan diatas, untuk menentukan lokasi dibutuhkan kreteria
yang dapat memenuhi proses perancangan, berikut :
a. Memiliki Luasan tapak yang cukup untuk menampung segala kegiatan dan
pengembangan.
b. Sesuai dengan kondisi fisik lahan
c. Sesuai dengan pusat pengembangan kawasan wisata/Agrowisata di kabupaten
Bantaeng
d. Memiliki potensi alam serta budaya yang berpeluang untuk dikembangkan dan
mudah dalam pencapaian.
e. Transportasi lancer/baik.
f. Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur serta jaringan utilitas.
g. Memiliki lokasi dengan daya dukung terhadap keberadaan hotel dan
pengembangan.
Sesuai dengan judul topic penulisan, lokasi hotel resort yang direncanakan
adalah di Kecamatan Ulu Ere, Bantaeng dengan analisis kelayakan sebagai berikut.

3. Penentuan Tapak
Berdasarkan dari kreteria-kreteria penentuan lokasi maka perlu diuji
kelayakan lokasi Resort Agropolitan Di Kawasan Ulu Ere, Bantaeng. Lokasi ini
mempunyai luas 67,27 Km2 dan prosentase terhadap luas kabupaten adalah 17,00%
dan di posisi kordinat 05°26’46”S dan 119°54’47”. Lokasi ini memiliki view yang
nyaman dan indah yang cocok sebagai wadah rekreatif, hanya saja belum terdapat
akomodasi.
Dasar Penentuan Luar Lokasi ialah:
a. Memiliki potensi Alam yang sudah ada
b. Banyak ke unikan yang menunjang diluar lokasi
c. Memiliki beberapa berkebunan industri
d. Wisata Alam yang menunjang untuk fasilitas resort
7
8
Luas yang dibutuhkan dalam membangun Resort ialah 4km h karena
sebagian fasitas resort sudah ada diluar tapak

Gambar 5.2 Lokasi Tapak Resort Agropolitan

Rencana
lokasi tapak Daerah Ketinggian
2500 mdpl
Loka Camp
Ketinggian 1040
mdpl

Lokasi Perancanaan Hotel


Resort di Loka Ketinggian
600-2000 mdpl
Ibu Kota
Kecamatan

Sumber: Google Earth (2011)

Gambar 5.2 Kontur tapak

7
9
Gambar 5.3 Peta Luasan Tapak

a. Stranghts (Kekuatan)
Ulu Eremerupakan sebuah daerah wisata yang didukung oleh fasilitas yang
dapat menarik pengunjung. Lokasi destinasi pariwisata ini menyuguhkan pesona
panorama yang dimilikinya. Dengan berbagai fasilitas alam yang disediakan oleh
lokasi ini sangat mendukung pada khususnya proses perencanaan dan
8
0
perancangan yang akan dilakukan. Selain itu tapak sangat luas dan jauh dari
keramaian yang mendukung untuk para wisata yang ingin menikmati suasana
alam secara langsung dan menjadikan area ini lebih private.
b. Weakness (Kelemahan)
Dari lokasi tapak tersebut belum memiliki petunjuk jalan dan kurangnya
publikasi penanda kalau adanya area wisata pada lokasi tersebut. Dan belum
terdapat sarana dan prasarana pendukung yang dapat menarik minat wisatawan
untuk berkunjung.
c. Oppurtunities (Peluang)
Faktor utama yang dapat menarik pengunjung wisatawan nusantara dan
mancanegara untuk berkunjung pada lokasi ini yaitu tersedianya fasilitas
akomodasi yang baik dan nyaman. Dan peningkatan yang lain agar dapat
mempengaruhi minat wisatawan seperti hasil langsung dari perkebungan yang
dapat kita cicipi, pemandu wisata, angkutan dan agen/biru wisata.
Pada kenyataannya, pengunjung wisata Bantaeng semakin meningkat karena
berubahan pada kota Bantaeng makin meningkat maka dibutuhkannya sarana
yang menunjang minta wisatawan agar menikmati wisata-wisata yang ada pada
lokasi tersebut, maka pada lokasi Ulu Eresangat dibutuhkannya pembangunan
hotel dengan fasilitas resort yang sangat berpengaruh.
d. Threats (Ancaman)
Lokasi ini akan terencana pada daerah pengunungan, untuk menghindari
terjadinya bahaya pada area yang berkontur sebagiannya akan diratakan dan area
berkontur lainnya akan dipertahankan sebagai penunjang view pada lokasi.
Pada analisis SWOT, dapat menarik kesimpulan bahwa pada lokasi
tersebut menjadi layak untuk melakukan pembangunan hotel resort karena telah
memenuhi kreteri-kreteria yang telah di tetapkan untuk menghindari ancaman
yang telah dijelaskan.

4. Lingkungan Tapak
1. Lokasi Tapak

8
1
Gambar 5.4 Eksisting Tapak
Sumber: Survey Lapangan (2016)

Gambar 5.5 Rencana Area yang Terbangun


Tapak yang dipilih berada pada kawasan Desa Ulu Ere, Kab Bantaeng
merupakan lokasi yang belum banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Tanggapan rencangan :
1) Tapak ini berada pada lokasi yang komersial, pariwisata dan rekreasi. Jadi
kawasan ini sangat berpotensi menjadi sarana rekreasi sebagai tempat hiburan
dan fasilitas umum bagi masyarakat Bantaeng maupun wisatawan lokal dan
wisatawan luar.

8
2
2) Tapak ini lumayan berkontur, sebagian kontur akan dipertahankan sesuai
dengan fungsi bangunan dan sebagian kontur akan diratakan sesuai dengan
fungsi lahan untuk lebih memfokuskan ke area taman santai.
3) Keberadaan dan kondisi jalan belum memiliki petunjuk jalan yang sempurna
dan sementara dalam pengerjaan untuk memberikan kemudahan dalam
perjalanan menuju lokasi.
4) Pada tapak ini memiliki luasan yang cukup besar untuk dibangunkan resort,
selain itu tapak dibuatkan budidaya khusus untuk beberapa tanaman hias
yang akan di sesuaikan dengan iklimnya.
5) Pada tapak ini memiliki luasan yang cukup besar dan diberikan sarana
transport pada pengunjung untuk mengelilingi seluruh kegiatan selama ada di
resort tersebut.
2. Orientasi Matahari dan Angin

Gambar 5.7 Orientasi Matahari dan Arah Angin


Matahari di pagi hari sangat baik untuk tapak yang terpilih. Karena
matahari pagi bagi kesehatan sangat baik dan pencahayaan alami sangat
diperlukan untuk memberi pencahayaan langsung pada bangunan. Untuk
orientasi matahari di siang hari, intensitas matahari sebenarnya sangat baik
tetapi kualitas cahayanya dapat menganggu aktivitas. Dalam keadaan sore hari,
pencahayaan dari luar tidak diperlukan lagi karena intensitas cahaya yang
sudah berkurang.

8
3
Angin untuk tapak terjadi pada siang hari dan malam hari. Untuk siang
hari, dalam selang waktu dari pukul 07.00-17.00 angin berhembus dari arah
daratan ke laut. Pada malam hari angina berhembus dari laut ke daratan.
Tanggapan rancangan:
a) Orientasi matahari sangat berkaitan dengan pencahayaan. Pada pengolahan
tapak di usahakan mengambil energi dari sinarnya dan intensitas
cahayanya guna pencahayaan alami ke bangunan. Selain mengambil
manfaatnya maka perlu di hindari efek dari kesilauan yang menjadi kurang
baik. Radiasi yang menyengat dan pemanasan yang berlebihan.
b) Beberapa cara mengatasi hal tersebut dengan penanaman vegetasi di area
tapak teruntuk di daerah yang terkena banyak matahari pagi dan sebaiknya
menghindari perletakan bangunan yang secara langsung ke arah sinar
matahari di siang hari dan pengguna sunscreen.
c) Untuk orientasi angin pada tampak dapat di olah dengan cara yang sama
pada orientasi matahari, tetapi ada tambahan untuk perletakan bangunan
harus dapat mengalir udara secara baik ke dalam dan sekitar lokasi. Jadi
pengunjung dan pengguna juga dapat merasakan sejuk selama berapa pada
lokasi tapak.
3. Penataan Tata Massa dan Sirukulasi

Gambar 5.8 Sirkulasi dan Penataan Massa


Sumber : Analisis Penulis (2016)
Untuk sirkulasi harus diatur secara efektif mungkin agar tidak terjadi
penumpukan kendaraan di area pintu masuk dan area pintu keluar dengan
solusi mengatur jalur sirkulasi yang baru dan panjang dan membuat jalan baru
8
4
sebagai pintu masuk. Ada beberapa massa bangunan yang direncanakan
sebanyak tiga massa, denganhotel resort sebagai bangunan utama,
bungalow/cottage dan area olahraga outdoor sebagai bangunan penunjang.
Kreteria sirkulasi dalam tapak yaitu :
1) Pola sirkulasi di usahakan tidak menimbulkan arus silang atau cross
circulation.
2) Pola sirkulasi harus mendesain percampuran antar kelompok kegiatan
3) Pola sirkulasi yang efisien dan fleksibel yang lebih sesuai pada kondisi
tapak dan orientasi massa dan memberikan kejelasan bagi pelaku kegiatan.
Beberapa alternative sirkulasi dalam tapak.
1) Sirkulasi melingkar

Gambar 5.9. Ilustrasi sirkulasi melingkar


2) Sirkulasi radial dengan Open Space sebagai simpul

Gambar 5.10. Ilustrasi sirkulasi radial dengan open space sebagai simpul
3) Sirkulasi linear bercabang

Gambar 5.11. Ilustrasi sirkulasi linear bercabang


4. Kebisingan dan Perzoningan

8
5
Gambar 5.12 Kebisingan dan Perzoningan
Sumber: Analisis Penulis

Daerah yang memiliki tingkat kebisingan tinggi menjadi pengaruh pada


proses peletakan bangunan menjadi area zoning public saja. Kebisingan di
sekitar tapak mempengaruhi system perzoningan. Tetapi tingkat kebisingan
yang di miliki lokasi tapak ialah tingkat kebisingan sedang dari bunyi angin
pegunungan yang berada pada daerah pegunungan sehingga tidak menganggu
kegiatan pengunjung yang untuk memfokuskan dirinya ber rekreasi. Tetapi
beberapa cara untuk megurangi tingkat kebisingan yaitu :
1) Memberikan jarak yang lebar untuk menjauhkan bangunan pada tingkat
kebisingan tinggi. Dengan memiliki jarak antara bangunan dan sumber
kebisingan dapat meminimalisirkan kebisingan tidak langsung masuk kea
rah bangunan untuk membentuk yang sifatnya ketenangan.
2) Dengan menambahkan filterisasi yaitu penanaman vegetasi di area tersebut
dapat meminimalkan tingkat kebisingan yang ditimbulkan

5. View dari Dalam dan Luar Tapak

8
6
View Sangat baik
ke Arah Kota
View yang bantaeng
kurang baik

View sangat
baik ke arah
pegunungan

View sangat
baik kea rah
pegunungan

View yang baik


View yang baik dari ke arah
jalan utama pegunungan

Analisis untuk mendapatkan view dan orientasi yang baik pada setiap fasilitas
yang ada pada hotel untuk para pengunjung. Dengan memiliki potensi view
yang baik yang berada pada pegunungan menjadi aspek utama untuk
meningkatkan daya Tarik pengunjung.
1) Primary Oriented (View ke Luar Site) :
Ke arah Kota Bantaeng dengan menikmati suasana view pegunungan Loka
yang berbukit-bukit, dan menikmati turunnya matahari (Sunset) dari
bangunan.
2) Secondary Oriented (View di Dalam Site)
Keberadaan cottage yang memiliki landscape yang tertata dengan
mendekati konsep penghijauan sekaligus bangunan yang memiliki suasana
modern modern terpadu dalam suasana yang memberi kesan tenang dan
sejuk sesuai dengan lokasi tapak yang di gunakan yaitu di pegunungan Ulu
Ere.

8
7
6. Pengolahan Landscape

Parkir Area

Gambar 5.13 Pengelolahan Landscape


Sumber : Analisa Penulis
Dasar pertimbangan :
1) Agar memberikan kejelasan pola sirkulasi dan orientasi dalam tapak
2) Penantaan yang di rancang mengikuti bentuk dari tapak
3) Mampu mendesain landscape untuk memperkuat ekspresi resort tropis dari
bangunan.
Kriteria landscape yang telah di tetapkan :
1) Untuk penentuan pola pada elemen landscape harus menyesuaikan dari
karakteristik pada jenis kegiatan
2) Pengaturan tata ruang luar dalam tapak dilakukan dalam pengaturan
elemen hidup berupa elemen-elemen hijau dan elemen mati berupa
perkerasan, open scape dan furniture
Elemen-elemen landscape yang ditetapkan :
1) Tata hijau
Fungsi taman sebagai visual control
a. Agar memperkuat penampilan dan suasana ruang bangunan yang
modern .
b. Memberikan kenyamanan lingkungan dan menjadi bufler.
c. Mengarahkan sirkulasi sehingga suasana ruang luar akan di dalami.
Jenis Tanaman
8
8
a. Pohon Cemara
b. Levender
c. Kaktus san pendro
Fungsi Tanaman
a. Menjadi pengarah matahari dan arah angin
b. Memberikan kesan estetika yang nyaman dan sejuk
c. Mampu merilekskan fikiran sesuai dengan fungsi bangunan untuk
menenangkan fikiran dan lebih berkesan santai
2) Plaza
a. Sebagai open space dan space penerima
b. Space penghubung antar massa
c. Menyatuhkan pola sirkulasi.
3) Konsep Dasar Perancangan Makro
1. Analisis Sistem Penghawaan
a. Pengahawaan alami
Penghawaan alami merupakan prioritas utama karena memiliki
lokasi tapak yang berada pada daerah sejuk dan bebas polusi.
Dasar Pertimbangan :
1) Tuntutan kegiatan dan karakter kegiatan
2) Pemanfaatan vegetasi dan angina sebagai sumber penghawaan
alami
3) Menjadi aspek utama pengunjung untuk menikmati udara yang
segar
Kriteria :
1) Penghawaan alami menjadi kenyamanan pengunjung yang
digunakan dari hembusan angina yang secara perlahan.
2) Untuk menghindari efek negatif dari angin yang berhembus sangat
kencang.
Sebaiknya hampir semua ruang mendapatkan penghawaan
alami terutama ruang publik. Agar lebih memaksimalkan penghawaan
alami dalam bangunan di usahakan bangunan memiliki ruang-ruang

8
9
terbuka dan interaktif dengan ruang luar, sehingga mampu
memanfaatkan penghawaan alami secara maksimal.
2. Analisis Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan alami
Tujuan :
Menentukan pencahayaan yang efektif dan nyaman untuk
melakukan kegiatan.
Dasar pertimbangan :
1) Tuntutan kegiatan dan karakter kegiatan
2) Pemanfaatan cahaya matahari (terang langit) sebagai
pencahayaan alami
3) Kenyamanan pelaku kegiatan
Kriteria :
1) Menghindari efek radiasi dari sinar matahari dalam
pencahayaan.
2) Untuk kenyamanan pengunjung, pencahayaan yang digunakan
dari terang langit bukan dari sinar matahari secara langsung.
Di usahakan untuk seluruh bangunan semaksimal mungkin
menggunakan pencahayaan alami, terutama ruang-ruang publik.
Sebaiknya menghindari matahari secara langsung agar mampu
memberikan kenyamanan pada pengunjung. Untuk menghindari efek
radiasi sinar matahari, digunakan tanaman sebagai pemantul dan
pelembut sinar.
b. Pencahayaan buatan
Dasar pertimbangan :
1) Tuntutan kegiatan dan karakter kegiatan
2) Dukungan dari bangunan untuk menegaskan konsep bangunan
Kriteria :
1) Untuk sumber cahaya harus mampu menempatkan dan
mempertimbangkan pada efek tertentu yang di inginkan
tertutama suasana yang natural

9
0
2) Penentuan lampu harus dipilih sesuai jenis kegiatan, kualitas
cahaya dan pertimbangan efek tertentu yang di inginkan
sehingga tercipta suasana alam modern.
Jenis lampu yang digunakan :
a) Spot Light
Lampu ini memberikan efek penerangan khusus pada objek-
objek tertentu seperti sculpture, pintu masuk, kolam renang, dll.
b) Lampu Flourencense
Untuk ruang-ruang yang membutuhkan intensitas penerangan
sedang
c) Lampu Taman
Untuk penerangan taman pada malam hari dan memberikan kesan
hangat sesuai dengan kondisi lokasi yang dingin
3. Analisis Pendekatan Fisik Bangunan
a. Analisis Pendekatan Penampilan Bangunan
Dasar Pertimbangan :
1) Setiap bangunan memiliki penampilan dan karakter yang
mewakili dalam setiap kegiatan peristirahatan dan rekreasi
dengan tapak di pegunungan
2) Filosofi yang dipakai sebagai dasar perwujudan bentuk dengan
kesan modern, yaitu bangunan dapat mengambarkan modern
minimalis
3) Keterkaitan Bangunan Tradisional dan Modern ialah memiliki
material-material dari percampuran kayu dan kaca diarea
dinding dan pada structur atap memakai atap plana yang
memberi kesan modern dan pada material untuk lantai
memakai parket kayu agar mampu memberikan kesan hangat
pada cottage
Kreteria pendekatan tampilan bangunan :
1. Penampilan Bangunan terhadap karakter kegiatan, yang
meliputi

9
1
a) Memberikan unsur material alam sehingga memperkuat
kesan naturan sesuai pada lokasi tapak yang berada di atas
pegunungan serta mampu merasakan rileks selama berada
di resort ini.
b) Kesan Modern yang dipadukan dalam perencanaan resort
ini agar mampu memberi kesan nyaman pada lokasi resort.
2. Pendekatan penampilan bangunan terhadap kaidah-kaidah
estetika dan komposisi bentuk arsitektural, seperti : garis,
bidang, pengulangan, simestris, balance.

Gambar 5.14 Modern Minimalis


Sumber : www.Google.com

4. Analisa Struktur
Tujuan :
Menentukan system sub structure, super structure dan upper structure
yang dapat mendukung berdirinya sebuah bangunan.
Dasar pertimbangan :
1) Dengan tetap memberikan suasana alami dan menyesuaikan
pengguna system struktur dan bentuk arsitektur yang khas di
lingkungan sekitarnya

9
2
2) Pada pembahasan sub ini di kelompokkan menjadi tiga yaitu : sub
structure (pondasi), super structure (dinding) dan upper structure
(atap)
3) Digunakan teknologi struktur untuk meminimalisirkan kerusakan
lingkungan.
Kriteria pemilihan system struktur :
1) Meminimalisir kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
2) Dapat menahan beban hidup dan beban mati
3) Mudah dalam pelaksaan
4) Dapat mendukung fungsi bangunan
5) Dapat mendukung ekspresi bangunan
6) Tahan terhadap pengaruh lingkungan perairan laut seperti angin,
gelombang, dll.
Kreteria pemilihan system untuk kondisi tapak :
1) Pada lokasi tapak memiliki area yang berkontur
2) Kondisi tanah yang menunjang untuk rencana pembangunan
3) Luasan tapak sesuai dengan syarat membangun resort
4) Memiliki view yang baik
5) Akses yang mudah dijangkau
Sub struktur (pondasi)
a. Bangunan Utama
Pada lokasi Ulu Ere yang berada pada pegunungan memiliki jenis
tanah yaitu tanah humus. Jenis tanah ini sering di jumpai di daerah
pegunungan dan sangat baik untuk melakukan tanaman karna
kandungannya yang baik dan termasuk kondisi tanah yang subur dan
memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukan
tumbuhan hingga warnanya agak kehitaman. Berdasarkan kondisi
tanah yang keras, maka system sub struktur yang akan digunakan
adalah pondasi dangkal. Pondasi dangkal adalah pondasi yang tidak
membutuhkan galian tanah terlalu dalam karna lapisan sudah cukup
keras. Pondasi dangkal yang sesuai dengan keadaan tanah di daerah
Ulu Eresalah satunya pondasi Foot Plat.
9
3
Gambar 5.15 Rencana Pondasi

b. Cottage
Sistem struktur menggunakan modern minimalis memadukan dengan
konsep klasik.
Super struktur (dinding)
a. Bangunan Utama
Untuk penggunaan bangunan utama harus memberikan
perlindungan terhadap cahaya matahari langsung, untuk melindungi
dari matahari angin dan hujan ketebalan dinding dan daya serap panas
harus disesuaikan dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
Pada luar bangunan dinding yang digunakan dari material bata
dan kayu sesuai yang di tetapkan pada konsep resort yang akan dibuat
sedangkan dinding yang digunakan untuk pembatas ruang digunakan
kayu, kaca dan bata juga.
b. Cottage
Material dinding dibuat dari setengah kaca dan kayu dan jendela-
jendela yang lebar akan memberikan konsep modern yang diletakkan
dari lantai.
Upper Structure (atap)
1) Bangunan Utama
Upper structure merupakan struktur bangunan yang bagian atas yang
berfungsi sebagai perisai bangunan yang melindungi ruang-ruang
yang berada didalamnya, terutama dari panas matahari dan hujan.
2) Cottage
9
4
5. Analisa Sistem Mekanikal Elekrikal
a. Sumber Aliran Listrik
Sumber aliran listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)
yang didistribusikan keseluruh bangunan. Sebagai cadangan dipakai
sumber tenaga dari genset yang ditempatkan pada ruang mekanikal.
Genset akan bekerja secara otomatis apabila listrik padam dalam waktu 5
detik.
b. Distribusi Tenaga
Listrik dikontrol secara sentral melalui sat terminal utama.

Gambar 5.16 Skema Sistem Elektrikal


6. Analisa Sistem Plumbing
a. Jaringan air Bersih
Suplai air bersih berasal dari jaringan PAM, namun seringkali
sumber air ini tidak mencukupi sehingga sebagai cadangan sumur bor
yang telah melalui proses destilasi menjadi air tawar sampai memenuhi
standar berlaku untuk air minum karena air tanah di kawasan tanjung
bunga memiliki kadar garam, namun air bersih PAM menjadi prioritas.
Sistem distribusi yang digunakan adalah sistem down feed. Tandon bawah
diletakkan di area servis, sedangkan tandon atas diletakkan diatas atap dak
kemudian didistribusikan keseluruh ruangan/bangunan.

Gambar 5.17 Skema Jaringan Air Bersih


Sumber : Analisis Penulis
9
5
b. Jaringan air Kotor
1) Pengaliran air hujan dari bangunan
Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah menggunakan lubang
resapan biopori, dapat meningkatkan daya resapan air hujan dengan
memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman. Lubang
resapan biopori adalah lubang silindris berdiameter 10-30 cm yang
dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100
cm. Air hujan pada bangunan juga ditampung melalui proses difiltrasi
untuk menjadi air bersih agar dapat memenuhi kebutuhan air
bangunan.

Gambar 5.18 Sistem pengolahan air hujan


Sumber: http://www.rekakita.com
Dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, lubang
biopori dibuat tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lubang kemudian diisi dengan sampah organik untuk memicu
terbentuknya biopori.

Gambar 5.19 Pengolahan air menggunakan resapan biopori


Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8294443

2) Air kotoran cucian/berlemak

9
6
Air kotor ini sebelum di buang terlebih dahulu di olah atau disaring
(agar tidak mencemari lingkungan) melalui grease trap ke Sewage
Treatment Plant (STP) kemudian disalurkan ke saluran pembuangan
kota.
3) Air kotoran dari septik
Untuk air septictank sebelum disalurkan ke riol kota terlebih dahulu
dialirkan ke bak penampungan kemudian diolah pada Sewage
Treatment Plant (STP) dengan proses aerasi dan chlorinasi sehingga
kadar Biological Oxygen Demand (BOD) menjadi rendah.

Gambar 5.20 Skema Jaringan Air Kotor


Sumber : Analisis Penulis

7. Analisa Sistem Keamanan


a. Sistem Pencegahan Kebakaran (Fire Escape System)
1) Sistem deteksi awal
a) Alat deteksi asap (smoke detector)
Smoke detector mempunyai kepekaan yang sangat tinggi. Alarm
akan berbunyi jika ada asap di dalam ruangan. Luas bidang
deteksi ± 92 m2/unit.
b) Alat deteksi nyala api (home detector)
Alat deteksi nyala api ini dapat mendeteksi adanya nyala api
dengan cara menangkap sinar ultraviolet.
c) Alat deteksi panas (heat detector)

9
7
Alat ini dapat membedakan adanya suatu bahaya kebakaran
dengan kenaikan temperatur. Luas bidang deteksi ± 75 m2/unit.
2) Sistem deteksi alarm (tanda bahaya) yang mengaktifkan alat
pemadaman, terdiri atas:
a) Sistem otomatis
b) Sistem semi otomatis

Gambar 5.21 Sistem Semi Otomatis


b. Sistem Pemadam Kebakaran
1) Instalasi sprinkler otomatis
2) Fire hydrant portable
3) Alat pemadam kimia portable
c. Sistem Penangkal Petir
1) Sistem Sangkar Faraday, terdiri dari tiang tiang tembaga yang
dihubungkan satu dengan yang lain dan diteruskan ke arde membentuk
suatu sangkar.
2) Sistem Franklin Rod, area yang dilindungi berbentuk kerucut.

d. Sistem Pencegahan Kriminal


Sistem keamanan yang diterapkan adalah Multi Visual System (MVS)
yaitu dengan menempatkan beberapa unit monitor kamera pada ruangan-
ruangan tertentu yang memerlukan pengamanan. Setiap kamera
dihubungkan ke Multi Information Control System yang kemudian akan
terlihat di video kamera, selain itu security yang selalu mengontrol
keamanan pada resort
B. Pendekatan Konsep Mikro
1. Analisis Pelaku, Aktivitas, dan Kebutuhan Ruang
Pelaku kegiatan pada Hotel Resort di Ulu Ere, Bantaeng ini terbagi atas
dua bagian yaitu pengelola dan tamu, untuk pengelola dapat dibedakan menjadi

9
8
dua yaitu administrasi dan servis, sedang untuk tamu dapat dibedakan menjadi
dua yaitu tamu yang menginap dan tamu yang tidak menginap (sementara). Tamu
yang menginap adalah tamu yang menyewa kamar hotel dan berhak mendapat
pelayanan dan mengakses segala fasilitas hotel, sedangkan tamu yang tidak
menginap hanya dapat menggunakan fasilitas publik pada hotel.
1) Kelompok Pengelola
Pengelola merupakan orang yang mengoperasionalkan segala kegiatan
yang berlangsung pada hotel, pengelola bertanggung jawab memberikan
pelayanan yang baik pada tamu termasuk kenyamanan beraktivitas memakai
fasilitas, keamanan dan privasi pada hotel.
Kelompok pengelola dapat dikategorikan berdasarkan aktivitas yang
dilakukan yaitu:
a) Pimpinan
Dalam hotel jabatan pimpinan dipegang oleh direktur yang memegang
tanggungjawab utama atas pengelolaan dan keberlangsungan hotel.
b) Staff front office
Peran dan fungsinya adalah menyewakan kamar pada tamu. Oleh
karena fungsinya maka letak staff front office berada di bagian yang paling
mudah dilihat orang. Untuk membantu pelaksana fungsi bagian staff front
office tersebut, maka bagian staff front office terbagi menjadi beberapa sub
bagian yang masing-masing sub bagian memiliki fungsi pelayanan yang
berbeda. Sub tersebut antara lain:
1. Pelayanan pemesanan kamar
a. Melayani pemesanan kamar dari berbagai sumber dan cara
pemesanan
b. Mengarsipkan pemesanan kamar
c. Melakukan pengecekan kamar yang terpakai atau belum
2. Pelayanan informasi
Bertugas memberikan penjelasan-penjelasan informasi yang
diperlukan tamu yang menginap maupun tidak menginap
3. Pelayanan check in dan out

9
9
Bagian resepsionis adalah bagian yang melakukan pendaftaran semua
tamu yang datang untuk menginap
4. Staff house keeping
Bagian housekeeping merupakan salah satu bagian yang mempunyai
peranan dan fungsi yang cukup vital dalam memberi pelayanan pada
tamu, yang menyangkut pelayanan keamanan dan kebersihan kamar
hotel.
5. Staff food and beverage
Bagian yang bertugas melayani makanan dan minuman pada hotel
6. Staff accounting department
Bertugas mengatur keuangan hotel baik pemasukan dan pengeluaran
7. Staff security department
Bertugas dan bertanggung jawab dalam keamanan hotel. Yang dibagi
menjadi beberapa bagian :
a. Kelompok keamanan luar
b. Kelompok keamanan dalam
c. Kelompok keamanan khusus
2) Kelompok Tamu
Tamu merupakan faktor utama dalam menentukan keberlangsungan
kegiatan yang terdapat dalam hotel, selain itu juga sebagai penentu
keberhasilan pembangunan sebuah hotel. Tamu adalah orang-orang yang
berkunjung untuk keperluan menginap, rekreasi dan menikmati fasilitas-
fasilitas yang disediakan hotel, tamu dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a) Tamu yang menginap berhak menikmati dan mengakses fasilitas-fasilitas
yang disediakan oleh hotel.
b) Tamu yang tidak menginap dapat menikmati fasilitas-fasilitas publik yang
ditawarkan seperti ruang serbaguna untuk rapat, seminar, maupun kegiatan
lainnya
Tabel 5.1. Analisis Jumlah Pelaku dalam satu Hotel
Kelompok Sifat Kunjungan Sub Bagian Jumlah
Pengelola Menginap Resepsionis 4

1
0
0
House Keeping 20
Food & Beverages 30
Security 15
Accounting 5
Management 5
Direktur 1
Sementara
Teknisi 2
Sekertaris 1
Manager 2
Menginap Tamu Inap 108
Tamu Berekreasi 100
Tamu
Sementara Tamu lain-lain
80
(meeting, acara, dll)
Total Pelaku 373

Sumber: Penulis

2. Analisis Kegiatan Berdasarkan Pelaku Resort di Ulu Ere, Bantaeng


Kegiatan pada Resort di Ulu Ere, Bantaeng terbagi atas beberapa kegiatan
antara lain yaitu:
1) Kegiatan Utama
Kegiatan utama tamu yang menginap atau beristirahat pada suatu ruang hotel,
sifat ini terdiri dari dua golongan yaitu:
a. Kegiatan dalam ruang tidur dengan melakukan sedikit gerakan, misalnya
melihat pemandangan luar melalui bukaan, makan, minum, mandi, duduk.
b. Kegiatan yang tidak melakukan gerak aktif misalnya tidur.
2) Kegiatan Pelengkap
Kegiatan pelengkap/penunjang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang misalnya rekreasi, olahraga.
3) Kegiatan Pelayanan
a. Merupakan kegiatan yang melayani aktivitas utama pengunjung

1
0
1
b. Kegiatan tambahan merupakan kegiatan yang melayani fasilitas
pendukung kegiatan pokok seperti laundry, parkir.
c. Kegiatan antar karyawan merupakan kegiatan yang dilakukan agar yg satu
berhubungan dengan yang lainnya sehingga tercipta kelancaran yang
mendukung kegiatan pelayanan.
3. Analisis Alur Kegiatan
Alur kegiatan yang diwadahi dalam Hotel Resort di Ulu Ere, Bantaeng
terbagi berdasarkan skala prioritasnya yaitu:
1) Kegiatan Utama :
Kegiatan menginap yg dilakukan oleh tamu hotel

Gambar 5.22 Alur Kegiatan Utama

2) Kegiatan Pelengkap

Gambar 5.23 Alur kegiatan pelengkap

3) Kegiatan Pelayanan
Kegiatan pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengelola untuk
melayani tamu kegiatan pelayanan dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu
pengelolaan, penerimaan dan servis.

1
0
2
Gambar 5.24 Alur kegiatan pelayanan

4. Analisis Kebutuhan Ruangan


Kebutuhan ruang dalam hotel resort di Ulu Ere, Bantaeng ini diketahui
dengan menentukan aktivitas dan pelaku yang akan diwadahi. Aktivitas dan
pelaku tersebut akan memunculkan kebutuhan akan ruangan yang secara standart
minimal kebutuhan hotel telah di atur dalam acuan kebutuhan ruang serta
penzoningan dalam analisis refensi time saver standart for building types yaitu :

Tabel 5.2 Standar Kebutuhan ruang


Kelompok
Zona Ruang
Ruang
• Office
• Lobby
Semi Publik • Lift
• Tangga
Publik • R.Cleaning service
• Kolam renang
• Fitness centre
Publik
• Café & restoran
• R. Informasi

1
0
3
Kelompok
Zona Ruang
Ruang
• Toilet Umum
• Mini market
• Resepsionis
• R. security
• Parkir
• Dapur Katering
• R. Mekanikal
• R. Elektrikal
• Food Service–Dapur
• Gudang
Servis • Kantor
Non
• Kantor Pengelola
Publik
• R. Konferensi
• R. Keamanan
• R. Rapat
• R. Serbaguna
• Kamar hotel
Privat
• Km/Wc hotel
Sumber: Time Saver Standards for Building Types
5. Zoning Ruang
Pembagian ruang dalam hotel resort di Ulu Ere, Bantaeng ini terbagi
dalam tiga kelompok / area besar yaitu :
1) Area publik
Yang terdiri atas zona parkir dan zona penerima.
2) Area pelengkap
Yang terdiri dari zona semi publik dan semi privat. Zona semi privat dan semi
publik terdiri atas ruang pengelola, ruang servis (housekeeping, food &
beverages, furniture storage, MEE, dll) dan ruang rental untuk travel agent,
money changer, minimarket.

1
0
4
3) Zona private
Yang merupakan zona utama berupa kamar hotel.

Gambar 5.25 Zoning Ruang

6. Struktur Organisasi Hotel Resort


Bertitik tolak pada pembagian fungsi dan tugas karyawan hotel, maka
karyawan hotel terbagi atas dua bagian. Bagian tertinggi adalah kelompok
eksekutif (pimpinan) yang terdiri dari general manager, executive secretary,
executive assistant manager, serta kepala-kepala departemen yang kesemuanya
bertugas mengatur roda operasi hotel. Bagian kedua adalah unit-unit kerja
(departemen) yang terbagi menurut fungsinya masing-masing. Jumlah dan jenis
departemen pada hotel dapat berbeda antar satu dengan lainnya yang disebabkan
oleh perbedaan tipe atau jenis spesifikasi hotel dan system manajemen hotel.

Gambar 5.26 Bagan Struktur Organisasi Hotel


Pembangunan unit kerja pada resort hotel umumnya adalah sebagai berikut:
a. Direktur Utama (General Manager)

1
0
5
1) Sebagai pimpinan utama dalam pengelolaan resorthotel, yang menentukan
kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan memberikan pendapat dan
saran bagi seluruh departemen yang dibawahi.
2) Bertanggung jawab pada pemilik akomodasi (owner)
b. Wakil pimpinan (Resident Manager)
1) Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap aktivitas-akitivitas yang
dilaksanakan oleh masing-masing bagian yang terdapat pada hotel.
2) Membantu general manager dalam melaksanakan tugasnya.
c. Sekertaris (Secretary)
Fungsinya mengatur jadwal acara atau jadwal kerja, sekaligus menerima tamu
dari general manager dan bertanggung jawab dalam bidang korespondensi
general manager.
d. Manager Keuangan (Accounting Manager)
1) Bertanggung jawab pada wakil pimpinan (resident manager)
2) Bertanggung jawab atas masalh finansial hotel antara lain menyangkut
pemasukan dan pengeluaran uang, perhitungan harga-harga serta masalah
perpajakan.
e. House Keeping Department
1) Bertanggung jawab terhadap resident manager
2) Bertanggung jawab atas masalah kebersihan, kerapihan, dan kelengkapan
hotel resort serta fasilitas penunjangnya.
f. Chief Engineering
1) Bertanggung jawab terhadap resident manager
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan fasilitas sarana dan
prasarana hotel.
3) Meliputi enam bagian pengawasan yaitu elektrikal, mekanikal, plumbing, civil
works, administrasi dan sewage (pembuangan).
g. Front Office Manager
1) Bertanggung jawab terhadap resident manager
2) Bertanggung jawab atas kelancaran operasional departemen yang
dipimpinnya, karena bagian ini merupakan pusat kegiatan dan hotel yang
berfungsi sebagai penghubung antara pihak tamu dan pengelola.
1
0
6
3) Bertanggung jawab atas penjadwalan penggunaan akomodasi, registrasi,
pembayaran, penitipan serta informasi dari pihak pengelola.
4) Membuat laporan guest visit (tamu yang berkunjung), guest history dan daily
income (penerimaan harian)
5) Mensupervisi receptionis, bell captain, bell boy yang sedang bertugas.
h. Restaurant and Bar Manager
1) Bertanggung jawab terhadap resident manager
2) Bertanggung jawab atas kelancaran operasional departemennya.
3) Bertanggung jawab atas kualitas pelayanan (service) dan produksi.
4) Bertanggung jawab atas keberhasilan acara dari suatu pesta atau pertemuan
termasuk pemilihan acara hiburan maupun dekorasi, serta penyewaan
ruangan (banquet hall).
i. Executive Chef
1) Mengatur dan menyusun daftar menu.
2) Bertanggung jawab atas kesiapan untuk membuat makanan dan minuman
3) Membuat laporan food income dan food cost.
j. Personal Manager
1) Bertanggung jawab terhadap resident manager
2) Bertanggung jawab atas masalah pelatihan karyawan dan kesejahteraan
karyawan
3) Menjaga hubungan baik antara karyawan dengan pihak-pihak atasan
maupun antar karyawan itu sendiri.
4) Mengadakan evaluasi pekerjaan dari tiap-tiap karyawan
5) Menyeleksi dan mengangkat pegawai baru.
k. General Affair
1) Bertanggung jawab pada resident manager
2) Bertanggung jawab atas hubungan dengan biro-biro perjalanan (travel
agency) dan mengatur program hiburan dan perjalanan.
3) Bertanggung jawab atas bidang pemasaran dari resort beserta fasilitas-
fasilitasnya.
7. Organisasi ruang

1
0
7
Organisasi sendiri merupakan hasil dari perkembangan antara kesatuan
zoning ruang yang diisi dengan kebutuhan ruang yang ada. Pada organisasi sendiri
dapat terlihat jelas bahwa organisasi ruang yang terbentuk dari hotel adalah
organisasi radial dengan sifat kegiatan yang tertutup dari kegiatan publik.

8. Analisis Pola Hubungan Ruang


Tujuan : Mendapatkan pola hubungan ruang resort
Dasar pertimbangan :
a. Proses kegiatan pada kelompok kegiatan
b. Pengelompokan fungsi ruang
c. Sifat dan karakter
d. Kebutuhan dan persyaratan ruang
1. Pola Hubungan Ruang Makro
Tabel 5.3 Pola Hubungan Ruang Makro

2. Pola Hubungan Ruang Mikro


a) Kelompok Ruang Penerima
Tabel 5.4 Kelompok Ruang Penerima

b) Kelompok Ruang Pengelola


Tabel 5.5 Kelompok Ruang Pengelola

1
0
8
c) Kelompok Ruang Penunjang
Tabel 5.6 Kelompok Ruang Penunjang

d) Kelompok Ruang Rekreasi


Tabel 5.7 Kelompok Ruang Rekreasi

e) Kelompok Ruang Olahraga


Tabel 5.8 Kelompok Ruang Olahraga

f) Kelompok Ruang Servis


Tabel 5.9 Kelompok Ruang Servis

g) Kelompok Akomodasi
Tabel 5.10 Kelompok Akomodasi

h) Kelompok Ruang Spa


Tabel 5.11 Kelompok Ruang Spa

1
0
9
9. Kebutuhan Jumlah Kamar Hotel Perencanaan
Proyeksi Kebutuhan Kamar
Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan jumlah kamar
sebagai berikut :
1. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantaeng sesuai tahun prediksi
(2035) = 93.140 orang
2. Rata-rata lama menginap pada hotel di Bantaeng = 2 hari
3. Rumus yang digunakan :
∑TT = LOS x jumlah kamar/pengunjung
Jumlah Hari x BOR

Dimana :
∑TT = Jumlah kamar tidur yang dibutuhkan
BOR = Tingkat hunian kamar tidur (Bed Occupancy Rate)
LOS = Lama tinggal tamu rata-rata (Length of Stay)
Jumlah tamu dan jumlah hari terdapat pengunjung yaitu selama 4 bulan
Juni-September, atau ±120 hari. Jumlah kunjungan wisatawan mencapai jumlah
maksimum 60% dari jumlah kunjungan selama setahun, maka rata-rata
pengunjung perbulan adalah 60% / 4 = 15%
Dari rumus diatas maka perhitungan jumlah tempat tidur pada tahun 2035
adalah:
a. LOS (Length of Stay) = 2 hari
b. BOR (Bed Occupancy Rate) = 20 %

1
1
0
c. Jumlah hari terpadat = 120 hari
d. Jumlah tamu = 15% x 93.140 = 13.971
Maka : ∑TT = LOS x jumlah kamar/pengunjung
Jumlah Hari x BOR
= 2 x 13.971 = 1164 kamar
120 x 20%
Jika rata-rata perbulan 30 hari maka kebutuhan pemakaian kamar per
harinya adalah 1164 / 30 = 38 kamar.
10. Analisis Luasan Ruang
1. Kebutuhan Ruang Parkir
Tabel 5.3 Analisis Kebutuhan Ruang parker

Jenis Ruang Pelaku Jenis Perabot Dimensi Total (m2)


Kegiatan Perabot (m)
Bus 4 (3x8) 90
1. Parkir 400 Mobil 120x (2,5x2) 600
Motor 200x (1x2) 400
Total 1090
Sirkulasi 60%x590 654

Jumlah total luasan 1744

Sumber : Analisis Penulis


2. Kebutuhan Ruang Pengelola
Tabel 5.4 Analisis kebutuhan Ruang Pengelola
Jenis Ruang Pelaku Jenis Perabot Dimensi Total
Kegiatan Perabot (m2)
1.R. 1 Orang Kursi 0.64x0.80 0.51
Pemimpin
3 Lemari Arsip 3x(0.80x0.60) 1.44
Meja Komputer 0.70x0.75 0.52
Meja Kerja 1.6x80 1.28
Sirkulasi 40% 40%x3.75 1.5
5 Tamu 3 Sofa 3x(0.98x1.6) 4.70
Meja 0.7x1.3 0.91
Sirkulasi 40% 40%x5.61 2.24

1
1
1
Total Luasan 13.1

Accounting 1 orang Meja kerja 1.6x0.80 1.28


Department

2.R. Manager 2 tamu Meja computer 0.70x0.75 0.52


3 kursi 3x(0.64x0.80) 1.54
2 lemari arsip 2x(0.80x0.60) 0.96
Sirkulasi 40% 40%x3.78 1.51
Total 5.29

6 meja kerja 6x(1.6x0.80) 7.68


3 meja computer 3x(0.70x0.75) 1.58
6 kursi 6x(0.83x0.79) 3.93
3.R.Staff 6 orang 8 lemari arsip 2x(0.80x0.60) 0.96
40%x14.15 5.66
Total 19.81
Total luasan 25.10

Meja kerja 1.6x0.80 1.28


Meja computer 0.70x0.75 0.52
Personal 3 kursi 3x(0.64x0.80) 1.54
Department 1 orang 2 lemari arsip 2x(0.80x0.60) 0.96
-R.Manager 2 tamu Sirkulasi 40% 40%x3.78 1.51
Total 5.29

3 meja kerja 3x(1.6x0.80) 3.48


1 meja computer 1x(0.70x0.75) 0.53
3 kursi 3x(0.83x0.79) 1.97
4.R.Staff 3 orang 3 lemari arsip 3x(0.80x0.60) 1.44
40%x7.78 3.11

Marketing 1 orang meja kerja 1.6x0.80 1.28


Department 2 tamu meja computer 0.70x0.75 0.52
-R.Manager
3 kursi 3x(0.64x0.80) 1.54
2 lemari arsip 2x(0.80x0.60) 0.96
Sirkulasi 40% 40%x3.78 1.51
Total 5.29

3 meja kerja 3x(1.6x0.80) 3.84


1 meja computer 1x(0.70x0.75) 0.53
3 kursi 3x(0.83x0.79) 1.97
5.R.Staff 3 orang 3 lemari arsip 3x(0.80x0.60) 1.44

1
1
2
40%x7.78 3.11
Total luasan 16.18

meja kerja 1.6x0.80 1.28


meja computer 0.70x0.75 0.52
Purchasing 3 kursi 3x(0.64x0.80) 1.54
Department 1 orang 2 lemari arsip 2x(0.80x0.60) 0.96
-R.Manager 2 tamu Sirkulasi 40% 40%x3.78 1.51
Total 5.29

3 meja kerja 3x(1.6x0.80) 3.84


1 meja computer 1x(0.70x0.75) 0.53
3 kursi 3x(0.83x0.79) 1.97
6.R.Staff 3 orang 3 lemari arsip 3x(0.80x0.60) 1.44
40%x7.78 3.11
Total 10.89
Total luasan 16.18

meja kerja 1.6x0.80 1.28


meja computer 0.70x0.75 0.52
Tourism And 3 kursi 3x(0.64x0.80) 1.54
Recreation 1 orang 2 lemari arsip 2x(0.80x0.60) 0.96
Department 2 tamu
Sirkulasi 40% 40%x3.78 1.51
Total luasan 5.29
7.Lavatory 4 lavatory 4x(2x51.5) 12
4 orang 2 wastafel 1x1 1
Total luasan 14
Jumlah Total Luasan 106.03
Sumber : Analisis Penulis

3. Kebutuhan Ruang Penerima


Tabel 5.5 Analisis Kebutuhan Ruang Penerima
Jenis Ruang Pelaku Jenis Perabot Dimensi Total (m2)
Kegiatan Perabot

1
1
3
10 Sofa 10 x 15.68
30 (0,98x1.6) 6.34
1. Lobby pengunjung Sirkulasi 40% 40% x 15.68 4.55

5 meja 5 x (0.7 x 1.3) 1.82


Sirkulasi 40% 40% x 4.55 28.39

Sirkulasi total Total 17.03


60% 60% x 28.39 45.42
Total luasan
Meja panjang 1.3
2. Front 4 orang 4 kursi 2.6 x 0.5 1.9
Office Sirkulasi 20% 4 x 0.38
-Desk Service (0.35x0.43) 3.58
20% x 1.9
Total 2.27
Meja panjang 3.25 x 0.7 2.49
-Information 2 orang 5 kursi 5x
& (0.83x0.79)
Reservation 3x
-Ruang Arsip 2 orang 3 lemari arsip (0.80x0.60)
1.44

3 meja 1.57
3x(0.70x0.75)
computer
1 orang Sirkulasi 40% 40% x8.58 3.43
-Front Office 11.2
Total 14.78
Cashier
Total luasan
Meja 0.65
1.3x0.5
2 kursi 2x(0.35x0.43)
2 orang Sirkulasi 20% 20%x0.95 0.30
3. Security 0.19
Total luasan 1.14
Lavatory 2x(2x1.5)
wastavel 1x1 6
2 orang Total luasan 1
4. Lavatory
7
Sumber: Analisis Penulis

Jenis Ruang Pelaku Jenis Perabot Dimensi Total (m2)


Kegiatan Kegiatan

1
1
4
1. Housekeeping
- Ruang Staff 3 orang 3 meja kerja 3x(1.6x0.80) 3.84
3 kursi 3x(0.83x0.79) 1.96
2 lemari arsip 2x(0.80x0.60) 0.96
Sirkulasi 40% 40%x6.76 2.70
Total 9.5

- Ruang Linen 3 orang 3 meja kerja 3x(1.6x0.80) 3.84


4 orang 3 kursi 3x(0.83x0.79) 1.97
4 lemari
penyimpanan 4x(1.2x0.6) 2.88
Sirkulasi 40% 40%x8.69 3.48
Total 12.2

- Ruang Laundry 4 orang 5 mesin cuci 5x(1x0.7) 3.50


2 meja kerja 2x(1.6x0.80) 2.56
4 kursi 4x(0.83x0.79) 2.62
5 bak 5x(0.8x0.8) 3.20
penampung 3x6 18
Area jemur 60%x29.88 17.93
Sirkulasi 60% Total 47.8

- Ruang Setrika 2 orang 4 meja setrika 4x(1x0.30) 1.20


5 rak 5x(1.5x0.6) 4.50
penyimpan 2x(1.6x0.80) 2.56
2 meja 4x(0.83x0.79) 2.62
4 kursi 60%x10.88 6.53
Sirkulasi 60% Total 17.4

- Ruang Jahit 4 orang 1 meja 1.6x0.80 1.28


2 mesin jahit 2x(0.8x0.6) 0.96
1 mesin obras 0.8x0.6 0.48
3 lemari 3x(1x0.6) 1.8
Sirkulasi 60% 60%x4.52 2.71
Total 7.26

- Ruang Ganti 4 kamar ganti


10 orang 4 meja-kursi 4x(1.50x1.50) 9
Sirkulasi 40% 4x(0.8x1.5) 4.80
40%x13.8 5.52
Total 19.3
- Ruang 1 set kursi
Karyawan sudut
2 orang Meja 2.5x3.1 7.75
Sirkulasi 40 1x0.7 0.70
- Lavatory % 40%x8.45 3.38
3x3 9
Total 20.8
1
1
5
2 lavatory
2 wastafel
1 orang 2x(2x1.5) 6
2. Food & 2x(1x1) 2
Beverage Total 8
- Ruang 1 meja kerja Total luasan 142.3
Manager 1kursi
1 lemari arsip 1x(1.6x0.80) 1.28
3 orang Sirkulasi 40% 1x(0.83x0.79) 0.65
1x(0.80x0.60) 0.48
- Ruang Staf 40%x6.76 0.96
3 meja kerja Total 3.37
3 kursi
2 orang 2 lemari arsip 2x(0.65x0.65) 0.84
Sirkulasi 40% 2x0.80 1.6
0.60x0.80 0.48
2 area bebas 40%x2.92 1.17
Meja panjang Total 4.1
-Dapur 4 orang Rak peralatan
*Praproses Sirkulasi 40%
Sayuran & (data arsitek) 45
Daging 6 kompor
*Dapur 2 orang Microwave
(3x3)
Total 9
Alat
pemanggang
Alat 3x3 9
pembakar 3x3 9
Oven Total 18
Pemanggang
Alat masak
10 orang cepat 2.5x3.1 7.75
3 lemari es 1x0.7 0.70
2 lemari 40%x8.45 3.38
Pendingin 3x3 9
buah & sayur Total 20.9
* Ruang Cuci Alat
2 orang pemotong 2x(2x1.5) 6
Meja masak 2x(1x1) 2
Total 8
Area cuci Total luasan 150.2
Mesin
70 pencuci 10(0.90x0.90) 8.1
pengunjung 40%x8.1 3.24
- Ruang Rak
Penyimpanan Area
serbaguna 2x(1.7x2.5) 8.5
1
1
6
40%x8.5 3.4

- Ruang Bahan 7x(0.80x0.65) 3.64


Karyawan makanan 60%x3.64 2.2
Rak 4x(1.5x1.5) 9
Ruang 4x2.5 10
pendingin 40%x10 4
40
Total luasan 92.1
-Lavatory 1 set kursi
60 orang sudut 60x1,3 78
Meja
Sirkulasi 40% 15%x78 11.7
Taman Total luasan 89.7

60 orang 60x0,5 30

3. Restoran 2 lavatory 15%x30 4,5


2 wastafel Total luasan 34,5

40 orang 75 m²
Total luasan 75

6 orang 6x(1.6x0.8) 7.68


10 set meja 2x(0.7x0.75) 1.95
kursi 6x(0.83x0.79) 3.98
Untuk 4 4x(0.80x0.60) 1.92
orang 40%x14.98 5.83
Sirkulasi 40% Total 20.41
2 set meja
1 orang kursi 2x1.5 3
2-3 orang 1x1 1
4.Bar Untuk 8 Total 4
orang Total luasan 24.4
Sirkulasi 40%
7 set meja 2.5x3 7.5
kursi untuk 1.5x1.5 2.25
Total 9.75
5.Pool Side 2 orang Total luasan 19,5
Restaurant Sirkulasi 60%
4 lavatory 2x(5x8) 80
Meja bar,rak, Total luasan 80
dan 8 kursi
6.Sea View Café sirkulasi 40% 10x5 50
area bebas Total luasan 50
gerak
. Engineering & 10x5 50
1
1
7
Transport Standar ruang Total luasan 50 Sumb
- Ruang Staff 1,3 m²
er :
-Lavatory Sirkulasi 15% 2(4x3) 12
Total luasan 24 Anali
sis
7.Security Standar ruang Total luasan 18,60
-2 Unit Pos Jaga 0,5 m² 18,60 Penul
Sirkulasi 15% Total luasan
is
8. R.Generator
6 meja kerja Total luasan 6,40
9. Gudang 2 meja 6,40
4. K
computer
10.Furniture 6 kursi Total luasan 275 e
Storage 4 lemari arsip
b
Sirkulasi
11.R. Alat ut
1 lavatory Total luasan 250
u
12. Tangga 1 wastafel
Meja h
13. Lift 3 kursi
a
14. Ruang Rak 250
Penampung Air Lavatory n
15. Ruang 2 generator
R
Mekanikal Peralatan
Elektronik furniture u
ruangan
a
Jumlah Total 1634.7
Luasan n
g Zona Private
1) Standard Room
Fasilitas-fasilitas yang tersedia :
o Tempat tidur double 2 x 2 = 4 m²
o Ruang duduk 2.3x2.4 = 5.52 m²
o Besaran almari pakaian 1.2x1.2 = 1.44 m²
o Meja lampu(2) (2)0.6x0.6 = 0.72 m²
o Meja tv 1.2x1.2 = 1.44 m²
Jumlah = 13.12 m²
o Sirkulasi 30% (30%x13.12) = 3.94 m²
o Meja wastafel 2.4x0.6 = 1.44 m²
o Kloset 0.7x0.6 = 0.43 m²
Jumlah = 3.45 m2
1
1
8
o Sirkulasi 30% (30%x3.45) = 1.04 m²
Jumlah total = 21.55 m²
2) Superior Room
Fasilitas-fasilitas yang tersedia :
o Tempat tidur double 2 x 2 = 4 m²
o Ruang duduk 2.7x2.8 = 7.56 m²
o Ruang kerja 3.2x1.8 = 5.76 m²
o Besaran almari pakaian 1.2x1.2 = 1.44 m²
o Meja lampu(2) 2(0.6x0.6) = 0.72 m²
o Meja tv 1.2x1.2 = 1.44 m²
Jumlah = 20.92 m²
o Sirkulasi 30% (30%x20.92) = 6.28 m²
o Bathup 1.8x0.9 = 1.62 m²
o Meja wastafel 2.4x0.6 = 1.44 m²
o Kloset 0.7x0.6 = 0.43 m²
Jumlah = 3.45 m2
o Sirkulasi 30% (30%x3.45) = 1.04 m²
Jumlah total = 31.69 m²
3) Deluxe Room
o Ruang tidur utama = 12 m²
o Ruang tidur tambahan = 9 m²
o Ruang duduk 3.6x3.6 = 7.32 m²
o Ruang kerja 3.2x1.8 = 5.76 m²
o Ruang baca = 9 m²
o Pantry = 7 m²
Sub total = 50.08 m²
Sirkulasi 40% x 72.5 = 20.03 m²
o Bathup 1.8x0.9 = 1.62 m²
o Meja wastafel 2.4x0.6 = 1.44 m²
o Kloset 0.7x0.6 = 0.43 m²
Jumlah = 3.45 m2
- Sirkulasi 30% (40%x3.45) = 1.38 m²
1
1
9
Total = 74.94 m²
o Jumlah total standard bedroom 38 x 22 m² = 838 m²
o Jumlah total superior bedroom 8 x 32 m² = 256 m²
o Jumlah total deluxe room 4 x 75 m² = 300 m²
Jumlah total luasan ruang privat = 1.394 m²
Jumlah Unit Kamar Hotel = 50 Unit
5. Kebutuhan Ruang Pelengkap
Tabel 5.6 Kebutuhan Keseluruhan Ruang
Jenis Ruang Pelaku Jenis Dimensi Total (m2)
Kegiatan Perabot Perabot (m)
1. Kolam 60 orang Kolam renang 15x30 450
Renang Ruang bilas 8x(1x1) 8
(Dewasa & toilet 4x(2x1) 6
Anak) 30 kursi 30x(1x2) 60
jemur 10x(2x2) 40
10 gazebo 60%x30 18
Sirkulasi 60% 30x(2x2) 120
30x area 60%x120 72
bebas 40
Sirkulasi 60% Total luasan 814

2. Ruang 300 Area gerak 300x(0.65x0.65) 126,75


Serbaguna pengunjung bebas 40%x126,75 50.7
300 kursi 4x(1.5x1.5) 45
Sirkulasi 40% Total luasan 9
232

3. Ruang 20 orang Area gerak 20x(0.9 x0.65) 11.7


Rapat bebas 8x2 16
4 lavatory 40%x22.7 11.08
12
Total luasan 50.8

4. Ruang 15 orang 20 kursi 15x(1x1) 15


Fitness Meja ukuran 40%x15 6
Sirkulasi 40% 2x(1.5x1.5) 4.5
Area gerak 2x(0.5x0.5) 0.5
bebas 4x(1.5x1.5) 9
8x 15 120
Total luasan 155

5. Spa 10 orang Area gerak 3x3 9


bebas 3x3 9
1
2
0
Sirkulasi 40% 10x(1x2) 20
2 lavatory 3x(3x2) 18
2 wastafel 4x(1.5x1.5) 9
Ruang ganti (0.30x1) 0,30
loker 20%x65.3 13.06
Alat fitness Total luasan 78.4

6. Ruang 5 orang Total luasan 10.49


Baca

7. Audio 30 orang Sauna room 30x(0.66x1.06) 21


Visual whirrpool 3x4 12
Massage 3x8 24
room 40%x57 22.8
Jacuzzi Total luasan 67.8
/bathup
8.Lapangan 1 lapangan Ruang ganti 1x(24x11) 264
Tennis Loker Total luasan 264
sirkulasi 20%
9.Lapangan 1 lapangan sofa, meja,
Basket rak buku

10. Green 30 tempat 1x(28x15) 420


Houese duduk Total luasan 420
Area gerak
bebas
meja
Sirkulasi 40%
Meja
Tanaman
Hias
Sirkulasi 40%
Jumlah total 2139,6
luasan
6. Kebutuhan Sub Rental
Sumber : Analisis Penulis
Tabel 5.7 Analisis Kebutuhan Ruang Sub Rental

Pelaku Jenis Dimensi


Jenis Ruang Total (m2)
Kegiatan Perabot Ruang
1. Ruang 1 dokter Peralatan 5x5 25
Pengobatan medis Total luasan 25

2. Travel 4 orang Meja-kursi 4x5 20


Agent Lemari arsip Total luasan 20

1
2
1
3. Money 2 orang Meja-kursi 4x4 16
Changer Lemari arsip Total luasan 16

4. Mini 2 orang Meja 4x8 32


Market 10 computer
pengunjung Rak Total luasan 32
Etalase

5. Souvenir 4 orang Rak 5x7 35


Shop Etalase Total luasan 35
Meja
komputer

6. ATM 10 orang Mesin ATM 10x2,3m² 23


Center
7. Drug Store 5 orang Etalase Total luasan 23
Rak
10x0,19m² 19
Total luasan 19
Jumlah Total Luasan 170

Sumber : Analisis Penulis

7. Kebutuhan Keseluruhan Ruang


Tabel 5.8 Analisis Keseluruhan Ruang
Kelompok Besaran (m2)
Ruang
1. Ruang parkir 944
2. Ruang zona 69
penerima
3. Ruang zona 107
pengelola
4. Ruang zona 1635
servis
1
2
2
5. Ruang zona 1394
privat
6. Ruang zona 2241
pelengkap
7. Ruang zona 170
sub rental
Total luas 6560 m2
bangunan

1
2
3
Sumber : Analisis Penulis

Luas Bangunan Utama = 6564 M²


Luasan Lantai Dasar Bangunan Utama = 1981 M²
Luasan Cottage Keseluruhan = 54635 M²

1
2
4
DAFTAR PUSTAKA

Prof. K. Krapt dan Prof Hunziker dalam Oka A.Yoeti (1996:112) pariwisata.
http://Definisiparowisata//
Kodhyat (1998) Pariwisata.
http://www/goodreads.com/
Gamal Suwantoro (2002:15) pariwisata
http://library.um.ac.id/
Burkart, A.J dan Medlik, S. 1987 Pariwisata.

Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah Air Indonesia, (1988: 13)

Yoeti, O.A (1997) Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Jakarta PT. Pradnaya
Paramita

Nyoman,s pendit. Ilmu pariwisata, akademik pariwisata trisakti (1999)

Sulastiyo (2011:5) Pengertian Hotel.

Walter A. Rutes dan Richord Penner, 1985) Hotel Planning and Design.

Endar Sri, (1996:9) Perhotelan.

Oka A. Yoei (1999:41-42) Dasar Penentuan Lokasi untuk Hotel

Wikipedia Pariwisa,
Id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
http://kbbi.web.id/
Undang-Undang RI nomor 10 tahun 2009, tentang pariwisata.
http://www. Phribali.or.id/

1
2
5
Trainee-Devision, HR Dept, Hotel Borobudur Jakarta (2014)
http://ensiklo.com/
Nugroho (2008:174-186) Agropolitan.

Daidullah, (2006. 1) Kawasan Agropolitan

BPS Bantaeng. 2015. Bantaeng dalam Angka. Bantaeng. : BPS.

BPS Bantaeng. 2015. Statistik Hotel dan Akomodasi Di Kabupaten Bantaeng 2015.
Bantaeng : BPS.

Tim Wikipedia 2015. Kabupataen Bantaeng


http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_bantaeng(10/10/15)

Ensiklo, Ensiklopedia Pengetahuan Populer (2014:9)

1
2
6
LAMPIRAN

1
2
7
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Keinginan manusia untuk Berwisata
2. Pengertian Agropolitan :
Agropolitan terdiri dari kata Agro (pertanian) dan Politan (polis yang
berarti kota), sehingga agropolitan dapat diartikan sebagai kota
pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem
dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik,
menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah
sekitarnya
3. Kunjungan wisatawan nusantara ke Sulawesi Selatan menurut periode
2013-2015 menunjukkan signifikan, yakni pada tahun 2013 terdapat
sebanyak 3.261.259 dan pada tahun 2015 jumlah mencapai 7.128.826
wisatawan.
4. Perekonomian Kabupaten Bantaeng saat ini terus meningkat karena
adanya dukungan berbagai faktor salah satunya faktor Pariwisata.
5. Kabupaten Bantaeng mengembangkan kawasan agrowisata atau
kawasan desa wisata
6. Pada lokasi Ulu Ere belum terdapat penginapan yang disewakan
kepada pengunjung yang ingin menginap untuk menikmati
pemandangan alam yang indah dan berbagai potensi wisatanya.
7. Lokasi Ulu Ere memiliki banyak potensi wisata yang mampu
dikembangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Non Arsitektural
Ada beberapa masah non-arsitektural yang di hadapi dalam
perancangan Resort di kawasan Agropolitan Ulu Ere,yaitu:
a. Bagaimana merencanakan dan melaksanakan suatu rancangan
bangunan Resort yang tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

1
2
8
b. Bagaimana merencanakan dan melaksanakan suatu rancangan
bangunan Resort yang dipadukan dengan kawasan Agropolitan

2. Arsitektural

Adapun beberapa masalah arsitektural dalam perancangan Resort


di kawasan Agropolitan Ulu Ere guna menarik para wisatawan untuk
berwisata di daerah tersebuut, yaitu;

a. Bagaimana merencanakana suatu Resort di Ulu Ere sebagai


sarana fasilitas yang dapat menarik minat para wisatawan.

b. Bagaimana mengungkapkan bentuk bangunan yang sesuai dengan


fungsi resort dan kebiasaan masyarakat setempat dalam bertempat
tinggal dan dalam menarik minat wisatawan.

c. Bagaimana menentukan pola tata ruang yang sesuai dengan kondisi


lokasi lingkungan setempat, guna merencanakan dimana
berdirinya Resort.

d. Bagaimana menentukan hubungan ruang luar dan ruang dalam


yang efektif dan efisien, serta dapat memberikan kenyamanan bagi
pengguna bangunan.

e. Bagaimana memadukan konsep modern dan tropis yang berdiri di


kawasan agropolitan.

C. Tujuan Dan Sasaran

1. Tujuan penyusunan yaitu membuat landasan perancangan Resort di


kawasan Agropolitan Ulu Ere Bantaeng yang mampu membentuk
Resort dengan arsitektur modern tropis di Bantaeng sebagai acuan
desain bangunan berdasarkan aspek-aspek panduan perencanaan
dan perancangan.

1
2
9
2. Sasaran penyusunan yaitu merancang perencanaan Arsitektur
Resort di kawasan Agropolitan Ulu Ere dengan konsep dan
pendekatan Arsitektur Modern tropis yang sesuai dengan kriteria
dan standar perancangan.

1
3
0
ANALISIS DAN KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. GubahanBentuk.

1. Elemen/Unsur bentuk yang digunakan.

Elemen yang akan digunakan adalah bentuk segi empat, segi empat
membentuk model bangunan yang berkesan modern dan akan tampak
sederhana namun tetap tampil menarik dengan dipadukan konsep tropis
sesuai dengan lokasi tapak.

Gambar 5.1 Elemen/unsur bentuk yang digunakan

2. Penentuan Lokasi

Dalam perancangan arsitektur, analisis tapak merupakan tahap


penilaian atau evaluasi mulai dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga
standar peraturan kebijakan. Kemudian dapat menghasilkan ekternal dan
internal yang meliputi komponen desain berupa problem, limitasi, potensi
fisik dan non fisik. Sehingga dapat merencanakan fisik, fasilitas, dan fungsi
bangunan yang akan dirancang. Output dapat menghasilkan analisis
1
3
1
persyaratan tapak, analisis aksebilitas, analisis kebisingan, analisis pandang
(ke luas dan ke dalam), sirkulasi, matahari, angina, vegetasi, dan zoning

1) Dasar Pertimbangan

Lokasi menjadi salah satu faktor yang menentukan untuk


merencanakan resort. Untuk pemilihan lokasi yang harus disesuaikan dengan
pengadaan “Resort Di kawasan Agropolitan Ulu Ere, Bantaeng” lebih
mempertimbangkan sesuai dengan fungsi bangunan yang merupakan tempat
yang dapat menyesuaikan dengan tema rekreatif. Berikut beberapa dasar
pertimbangan dalam menentukan lokasi:

a. Terdapat lokasi yang luas dan cukup untuk bangunan danluarannya


sebagai penunjang bangunan

b. Tingkat aksebilitas yang relatif mudah agar dapat dilalui transport


umum sehingga dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

c. Sesuai dengan peruntukan lahan dan fungsi bangunan yaitu area


yang berfungsi sebagai kawasan wisata/rekreatif yang didukung
oleh adanya objek wisata yang difasilitasi.

d. Tersedia sarana dan prasarana utilitas kota meliputi : Listrik,


saluran roil kota (drainase).

Gambar Tapak

1
3
2
1. Sirkulasi

Gambar Sirkulasi Tapak

2. Interior

Gambar ilustrasi Interior cottage deluxe


13
3
Gambar ilustrasi interior cottage superior

13
4
Gambar Ilustrasi Interior cottage standar

3. Lansekap (siteplan)

Gambar Rencana Lansekap

13
5
4. SistemStruktur

Sistem struktur atap yang digunakan adalah struktur rangka atap


dan system struktur pondasi yang digunakan adalah pondasi poer.

1) Konsep Dasar Perancangan Makro

1. Analisis Sistem Penghawaan


a. Pengahawaan alam

Penghawaan alami merupakan prioritas utama karena


memiliki lokasi tapak yang berada pada daerah sejuk dan bebas
polusi.

Dasar Pertimbangan :

1) Tuntutan kegiatan dan karakter kegiatan

2) Pemanfaatan vegetasi dan angina sebagai sumber


penghawaan alami

3) Menjadi aspek utama pengunjung untuk menikmati udara


yang segar

Kriteria :

1) Penghawaan alami menjadi kenyamanan pengunjung yang


digunakan dari hembusan angina yang secara perlahan.

2) Untuk menghindari efek negatif dari angin yang berhembus


sangat kencang.

Sebaiknya hampir semua ruang mendapatkan


penghawaan alami terutama ruang publik. Agar lebih
memaksimalkan penghawaan alami dalam bangunan di
usahakan bangunan memiliki ruang-ruang terbuka dan
interaktif dengan ruang luar, sehingga mampu memanfaatkan
penghawaan alami secara maksimal.
13
6
2. Analisis Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan alami

Tujuan :

Menentukan pencahayaan yang efektif dan nyaman untuk


melakukan kegiatan.

Dasar pertimbangan :

1) Tuntutan kegiatan dan karakter kegiatan

2) Pemanfaatan cahaya matahari (terang langit) sebagai


pencahayaan alami

3) Kenyamanan pelaku kegiatan

Kriteria :
1) Menghindari efek radiasi dari sinar matahari dalam
pencahayaan.

2) Untuk kenyamanan pengunjung, pencahayaan yang


digunakan dari terang langit bukan dari sinar matahari
secara langsung.

Di usahakan untuk seluruh bangunan semaksimal


mungkin menggunakan pencahayaan alami, terutama ruang-
ruang publik. Sebaiknya menghindari matahari secara
langsung agar mampu memberikan kenyamanan pada
pengunjung. Untuk menghindari efek radiasi sinar matahari,
digunakan tanaman sebagai pemantul dan pelembut sinar.

b. Pencahayaan buatan

Dasar pertimbangan :

1) Tuntutan kegiatan dan karakter kegiatan


13
7
2) Dukungan dari bangunan untuk menegaskan konsep
bangunan

Kriteria :

1) Untuk sumber cahaya harus mampu menempatkan dan


mempertimbangkan pada efek tertentu yang di
inginkan tertutama suasana yang natural

2) Penentuan lampu harus dipilih sesuai jenis kegiatan,


kualitas cahaya dan pertimbangan efek tertentu yang di
inginkan sehingga tercipta suasana alam modern.

Jenis lampu yang digunakan :

a) Spot Light

Lampu ini memberikan efek penerangan khusus pada


objek-objek tertentu seperti sculpture, pintu masuk, kolam
renang, dll.

b) Lampu Flourencense

Untuk ruang-ruang yang membutuhkan intensitas


penerangan sedang

c) Lampu Taman
Untuk penerangan taman pada malam hari dan
memberikan kesan hangat sesuai dengan kondisi lokasi
yang dingin

3. Analisis Pendekatan Fisik Bangunan

a. Analisis Pendekatan Penampilan Bangunan

Dasar Pertimbangan :

13
8
1) Setiap bangunan memiliki penampilan dan karakter
yang mewakili dalam setiap kegiatan peristirahatan
dan rekreasi dengan tapak di pegunungan

2) Filosofi yang dipakai sebagai dasar perwujudan bentuk


dengan kesan modern, yaitu bangunan dapat
mengambarkan modern minimalis

3) Keterkaitan Bangunan Tradisional dan Modern ialah


memiliki material-material dari percampuran kayu dan
kaca diarea dinding dan pada structur atap memakai
atap plana yang memberi kesan modern dan pada
material untuk lantai memakai parket kayu agar
mampu memberikan kesan hangat pada cottage

Kreteria pendekatan tampilan bangunan :

1. Penampilan Bangunan terhadap karakter kegiatan,


yang meliputi

a) Memberikan unsur material alam sehingga


memperkuat kesan naturan sesuai pada lokasi tapak
yang berada di atas pegunungan serta mampu
merasakan rileks selama berada di resort ini.

b) Kesan Modern yang dipadukan dalam perencanaan


resort ini agar mampu memberi kesan nyaman
pada lokasi resort.

2. Pendekatan penampilan bangunan terhadap kaidah-


kaidah estetika dan komposisi bentuk arsitektural,
seperti : garis, bidang, pengulangan, simestris, balance.

13
9
3.

4.
Gambar 5.14 Modern Tropis
Sumber : www.Google.com

4. Analisa Struktur

Tujuan :

Menentukan system sub structure, super structure dan upper


structure yang dapat mendukung berdirinya sebuah bangunan.
Dasar pertimbangan :

14
0
1) Dengan tetap memberikan suasana alami dan
menyesuaikan pengguna system struktur dan bentuk
arsitektur yang khas di lingkungan sekitarnya

2) Pada pembahasan sub ini di kelompokkan menjadi tiga


yaitu : sub structure (pondasi), super structure (dinding)
dan upper structure (atap)

3) Digunakan teknologi struktur untuk meminimalisirkan


kerusakan lingkungan.

Kriteria pemilihan system struktur :

1) Meminimalisir kerusakan lingkungan yang ditimbulkan

2) Dapat menahan beban hidup dan beban mati

3) Mudah dalam pelaksaan

4) Dapat mendukung fungsi bangunan

5) Dapat mendukung ekspresi bangunan

6) Tahan terhadap pengaruh lingkungan perairan laut seperti


angin, gelombang, dll.

Kreteria pemilihan system untuk kondisi tapak :

1) Pada lokasi tapak memiliki area yang berkontur

2) Kondisi tanah yang menunjang untuk rencana pembangunan

3) Luasan tapak sesuai dengan syarat membangun resort

4) Memiliki view yang baik

5) Akses yang mudah dijangkau


14
1
Sub struktur (pondasi)

a. Bangunan Utama

Pada lokasi Ulu Ere yang berada pada pegunungan memiliki


jenis tanah yaitu tanah humus. Jenis tanah ini sering di jumpai
di daerah pegunungan dan sangat baik untuk melakukan
tanaman karna kandungannya yang baik dan termasuk kondisi
tanah yang subur dan memiliki unsur hara dan mineral yang
banyak karena pelapukan tumbuhan hingga warnanya agak
kehitaman. Berdasarkan kondisi tanah yang keras, maka
system sub struktur yang akan digunakan adalah pondasi
dangkal. Pondasi dangkal adalah pondasi yang tidak
membutuhkan galian tanah terlalu dalam karna lapisan sudah

14
2
cukup keras. Pondasi dangkal yang sesuai dengan
keadaan tanah di daerah Ulu Eresalah satunya pondasi
Foot Plat.

b. Cottage

Sistem struktur menggunakan modern minimalis


memadukan dengan konsep klasik.

Super struktur (dinding)

a. Bangunan Utama

Untuk penggunaan bangunan utama harus


memberikan perlindungan terhadap cahaya matahari
langsung, untuk melindungi dari matahari angin dan
hujan ketebalan dinding dan daya serap panas harus
disesuaikan dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.

Pada luar bangunan dinding yang digunakan dari


material bata dan kayu sesuai yang di tetapkan pada
konsep resort yang akan dibuat sedangkan dinding
yang digunakan untuk pembatas ruang digunakan kayu,
kaca dan bata juga.

1
b. Cottage

Material dinding dibuat dari setengah kaca dan kayu


dan jendela-jendela yang lebar akan memberikan
konsep modern yang diletakkan dari lantai.

Upper Structure (atap)

1) Bangunan Utama

Upper structure merupakan struktur bangunan yang


bagian atas yang berfungsi sebagai perisai bangunan
yang melindungi

ruang-ruang yang berada didalamnya, terutama dari


panas matahari dan hujan.

2) Cottage

5. Analisa Sistem Mekanikal


Elekrikal a. Sumber Aliran
Listrik

Sumber aliran listrik berasal dari Perusahaan


Listrik Negara (PLN) yang didistribusikan keseluruh
bangunan. Sebagai cadangan dipakai sumber tenaga dari
genset yang ditempatkan pada ruang mekanikal. Genset
akan bekerja secara otomatis apabila listrik padam dalam
waktu 5 detik.

b. Distribusi
Tenaga

Listrik dikontrol secara sentral melalui sat terminal utama.

2
Gambar 5.16 Skema Sistem Elektrikal

6. Analisa Sistem
Plumbing a.
Jaringan air
Bersih

Suplai air bersih berasal dari jaringan PAM, namun


seringkali sumber air ini tidak mencukupi sehingga sebagai
cadangan sumur bor yang telah melalui proses destilasi
menjadi air tawar sampai memenuhi standar berlaku untuk
air minum karena air tanah di kawasan tanjung bunga
memiliki kadar garam, namun air bersih PAM menjadi
prioritas. Sistem distribusi yang digunakan adalah sistem
down feed. Tandon bawah diletakkan di area servis,
sedangkan tandon atas diletakkan diatas atap dak kemudian
didistribusikan keseluruh ruangan/bangunan.

Gambar 5.17 Skema Jaringan Air Bersih

Sumber : Analisis Penulis

rsih
b. Jaringan air kotor

1) Pengaliran air hujan dari bangunan

Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah


menggunakan lubang resapan biopori, dapat
meningkatkan daya resapan air hujan dengan
memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar
tanaman. Lubang resapan biopori adalah lubang silindris
berdiameter 10-30 cm yang dibuat secara vertikal ke
dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm. Air
hujan pada bangunan juga ditampung melalui proses
difiltrasi untuk menjadi air bersih agar dapat memenuhi
kebutuhan air bangunan.

Gambar 5.18 Sistem pengolahan


air hujan

Sumber:
http://www.rekakita.com

Dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah


dangkal, lubang biopori dibuat tidak sampai melebihi
kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi
dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya
biopori.

4
Gambar 5.19 Pengolahan air menggunakan resapan biopori

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8294443

2) Air kotoran cucian/berlemak

Air kotor ini sebelum di buang terlebih dahulu di olah


atau disaring (agar tidak mencemari lingkungan) melalui
grease trap ke Sewage Treatment Plant (STP) kemudian
disalurkan ke saluran pembuangan kota.

3) Air kotoran dari septik


Untuk air septictank sebelum disalurkan ke riol kota
terlebih dahulu dialirkan ke bak penampungan
kemudian diolah pada Sewage Treatment Plant (STP)
dengan proses aerasi dan chlorinasi sehingga kadar
Biological Oxygen Demand (BOD) menjadi rendah.

Gambar 5.20 Skema Jaringan Air Kotor


Sumber : Analisis Penulis
5

Anda mungkin juga menyukai