Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harus kita sadari bahwa kehidupan bangsa ini saling

ketergantungan satu sama lainnya dalam hal menciptakan

kesejahteraan yang menyeluruh. Untuk menyikapi hal tersebut

diharapkan keterlibatan dari semua aspek yang bersifat positif serta

mendukung terciptanya kesejahteraan yang menyeluruh. Setiap

individu maupun kelompok-kelompok dalam masyarakat memiliki

peran aktif yang sangat mempengaruhi dalam melakukan control

untuk menunjang kinerja pemerintah. Pembangunan yang sudah di

rencanakan di tingkat kecamatan oleh aparat Pemerintah kecamatan

sering tidak berjalan sebagaimana di harapkan. Keikutsertaan semua

pihak dalam pembangunan daerah di kecamatan sangatlah

menentukan pula, oleh karena bagaimanapun pula potensi daerah

yang dimiliki jika aparat pelaksanaan kurang memahami keterpaduan

pembangunan, dengan sendirinya tujuan pembangunan kecamatan

juga tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Kecamatan

adalah perangkat Pemerintah wilayah kecamatan yang meliputi

bebetapa desa/kelurahan menurut Y.W Sunindia SH dan Dra. Ninik

Widayanti (1987: 63).


2

Adapun menjadi aspek dalam pembangunan kecamatan terdiri

dari beberapa bidang yaitu: Bidang pemerintahan, Desa dalam suatu

wilayah kecamatan, Ekonomi, Sosial budaya, Pembangunan

Masyarakat Desa, keamanan dan ketertiban wilayah. Dalam berbagai

bidang pembangunan di atas merupakan satu koordinasi dan

tanggung jawab dari kecamatan. Kecamatan merupakan bagian dari

pemerintahan daerah yang membawahkan beberapa kelurahan dan

dikepalai oleh seorang Camat, mempunyai tugas pokok yaitu sebagai

pelaksana teknik kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu

dan juga mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana program kerja kecamatan.

2. Perumusan dan penyusunan kebijakan teknis kecamatan.

3. Penyelenggaraan tugas umum pemerintah meliputi

pengkoordinasian di bidang pemberdayaan masyarakat, upaya

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penerapan

dan penegakan peraturan perundang-undangan, penyelenggaraan

kegiatan pemerintah dikecamatan, penyelenggaraan pemerintah

desa dan atau kelurahan, melaksanakan pelayanan masyarakat

yang menjadi ruang lingkup tugasnya atau yang belum dapat

dilaksanakan pemerintah desa dan atau kelurahan.

4. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama antar unit kerja terkait.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Kecamatan ayat 15 pasal 2, dikatakan Camat melaksanakan


3

kewenangan Pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota

untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, slah satu

aspeknya adalah Koordinasi. Pada Undang-undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang pemerintahan daerah mengatakan Bupati/wali kota

dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) pada tingkat Kecamatan melimpahkan

pelaksanaannya kepada camat. Salah satu tugas camat adalah

menyelenggaraan urusan pemerintahan umum mengoordinasikan

pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum.

mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang

dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan. dari hal tersebut

terlihat bahwa peran camat dalam pembangunan adalah

mengkoodinasikannya dengan pihak yang terkait baik itu

kelurahan/desa, masyarakat dan dinas yang terkait.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang di

atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai

berikut : “Bagaiman Peranan camat sebagai koordinator dalam

pelaksanaan pembangunan di kecamatan mamuju kabupaten

mamuju? ”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan

penulisan skripsi ini adalah :


4

“Untuk mengetahui peranan camat sebagai koordinator dalam

pelaksanaan pembangunan di kecamatan mamuju kabupaten mamuju.”

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah yaitu untuk memperkaya khasanah ilmu

pemerintahan khususnya Program Studi Ilmu Pemerintahan.

2. Manfaat praktis, yaitu diharapkan dapat berguna dan bermanfaat

bagi Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kelurahan serta

Masyarakat, khususnya di Kecamatan Mamuju.


5

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Peranan

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, peranan

adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan

terutama dalam terjadinya suatu halatau peristiwa.

Menurut Soejono Soekanto dalam buku yang berjudul

sosiologi suatu pengantar (2012:212), menjelaskan pengertian

peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status).Apabila

seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.Perbedaan

antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena

yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada

peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa

peranan.Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga

mempunyai dua arti.Setiap orang mempunyai macam-macam

peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal

itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan

apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.


6

Peranan adalah suatu rangkaian prilaku yang teratur,

yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, atau karena

adanya suatu kantor yang mudah dikenal. Kepribadian

seseorang barangkali juga amat mempengaruhi bagaimana

peranan harus dijalankan. Peranan timbul karena seseorang

memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Mempunyai

lingkungan, yang setiap saat diperlukan untuk berinteraksi.

Lingkungan itu luas dan beraneka macam, dan masing-masing

akan mempunyai lingkungan yang berlainan. Tetapi peranan

yang harus dimainkan pada hakekatnya tidak ada perbedaan

Miftah Thoha (2012:10).

Menurut Mintzberg dalam buku Pengantar Manajemen

Dan buku Kepemimpinan Dalam Manajemen yang di tulis oleh

Siswanto dan Miftah Thoha (2012: 21 dan 12), ada tiga peran

yang dilakukan pemimpin dalam organisasi yaitu:

1. Peranan Antarperibadi (Interpersonal Role), dalam peranan

antar pribadi, atasan harus bertindak sebagai tokoh, sebagai

pemimpin dan sebagai penghubung agar organisasi yang

dikelolahnya berjalan dengan lancar. Peranan ini oleh

Mintzberg dibagi atas tiga peranan yang merupakan

perincian lebih lanjut dari peranan antarpribadi ini. Tiga

peranan ini dijelaskan sebagai berikut :


7

a. Peranan sebagai tokoh (Figurehead), yakni suatu peranan

yang dilakukan untuk mewakili organisasi yang

dipimpinnya didalam setiap kesempatan dan persoalan

yang timbul secara formal.

b. Peranan sebagai pemimpin (Leader), dalam peranan ini

atasan bertindak sebagai pemimpin. Ia melakukan

hubungan interpersonal dengan yang dipimpin, dengan

melakukan fungsi-fungsi pokoknya diantaranya pemimpin,

memotifasi, mengembangkan, dan mengendalikan.

c. Peranan sebagai pejabat perantara (Liaison Manager),

disini atasan melakukan peranan yang berinteraksi

dengan teman sejawat, staf, dan orang-orang yang

berada diluar organisasinya, untuk mendapatkan

informasi.

2. Peranan Yang Berhubungan Dengan Informasi

(Informational Role), peranan interpersonal diatas

meletakkan atasan pada posisi yang unik dalam hal

mendapatkan informasi. Peranan interpersonal diatas

Mintzberg merancang peranan kedua yakni yang

berhubungan dengan informasi ini. Peranan itu terdiri dari

peranan-peranan sebagai berikut:

a. Peran pemantau (Monitor), peranan ini

mengidentifikasikan seorang atasan sebagai penerima


8

dan mengumpulkan informasi. Adapun informasi yang

diterima oleh atasan ini dapat dikelompokkan atas lima

kategori berikut :

1) Internal operations, yakni informasi mengenai

kemajuanpelaksanaan pekerjaan didalam organisasi,

dan semua peristiwa yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2) Peristiwa-peristiwa diluar organisasi (external events),

informasi jenis ini diterima oleh atasan dari luar

organisasi, misalnya informasi dari langganan,

hubungan-hubungan pribadi, pesaing pesaing,

asosiasi-asosiasi dan semua informasi mengenai

perubahan atau perkembangan ekonomi, politik, dan

teknologi, yang semuanya itu amat bermanfaat bagi

organisasi.

3) Informasi dari hasil analisis, semua analisis dan

laporan mengenai berbagai isu yang berasal dari

bermacam-macam sumber sangat bermanfaat bagi

atasan untuk diketahui.

4) Buah pikiran dan kecenderungan, atasan memerlukan

suatu sasaran untuk mengembangkan suatu

pengertian atas kecenderungan-kecenderungan yang


9

tumbuh dalam masyarakat, dan mempelajari tentang

ide-ide atau buah pikiran yang baru.

5) Tekanan-tekanan, atasan perlu juga mengetahui

informasi yang ditimbulkan dari tekanan-tekanan dari

pihak-pihak terteentu.

b. Sebagai diseminator, peranan ini melibatkan atasan untuk

menagani proses transmisi dari informasi-informasi

kedalam organisasi yang dipimpinnya.

c. Sebagai juru bicara (Spokesman), peranan ini dimainkan

manajer untuk menyampaikan informasi keluar lingkungan

organisasinya.

3. Peranan Pengambil Keputusan (Decisional Role), dalam

peranan ini atasan harus terlibat dalam suatu proses

pembuatan strategi di dalam organisasi yang di pimpinnya.

Mintzberg berkesimpulan bahwa pembagian besar tugas

atasan pada hakikatnya digunakan secara penuh untuk

memikirkan sisitem pembuatan strategi organisasinya.

Keterlibatan ini disebabkan karena:

a. Secara otoritas formal adalah satu-satunya yang

diperbolehkanterlibat untuk memikirkan tindakan-

tindakan yang penting atau yang baru dalam

organisasinya.
10

b. Sebagai pusat informasi, atasan dapat memberikan

jaminan ataskeputusan yang terbaik, yang

mencerminkan pengetahuan yang terbaru dan nilai-nilai

organisasi.

c. Keputusan-keputusan yang strategis akan lebih mudah

diambil secara terpadu dengan adanya satu orang yang

dapat melakukan kontrol atas semuanya, Siswanto

(2012 : 21).

Ada empat peranan atasan/manajer yang di

kelompokkan kedalam pembuatan keputusan:

1) Peranan sebagai entrepreneur, dalam peranan ini

Mintzberg mengemukakan peranan entrepreneur dimulai

dari aktifitas melihat atau memahami secara teliti

persoalan-persoalan organisasi yang mungkin bisa

digarap.

2) Peranan sebagai penghalau gangguan (disturbance

handler), peranan ini membawa atasan untuk bertanggung

jawab terhadap organisasi ketika organisasinya terancam

bahaya, misalnya: akan bubar, terkena gosip, isu-isu

kurang baik, dan sebagainya.

3) Peranan sebagai pembagi sumber (resource allocator),

membagi sumber dana adalah suatu proses pembuatan

keputusan. Di sini seorang atasan mengambil peranan


11

dalam mengabil keputusan kemana sumber dana yang

akan didistribusikan ke bagian-bagian dari organisasinya.

Sumber dana ini meliputi sumber yang berupa uang,

waktu, perbekalan tenaga kerja dan reputasi.

4) Peranan sebagai negosiator, peranan ini meminta kepada

atasan untuk aktif berpatisipasi dalam arena negosiasi,

Miftah Thoha (2012 :12).

Menurut David Berry (2003:105), mendefenisikan

peranan sebagai harapan-harapan yang dikenakan pada

individu yang menempati kedudukan social tertentu. Harapan-

harapan tersebut merupakan imbangan dari norma-norma

social dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu

ditentukan oleh norma norma didalam masyarakat. Dalam

peranan itu terdapat dua harapan yaitu harapan yang dimiliki

oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap

orang yang menjalankan peranannya atau kewajiban-

kewajibannya.Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

peran adalah prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang karena

kewajibannya dari jabatan atau pekerjaannya.

Menurut Veitzal Rivai (2004: 148), peranan diartikan

sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan seseorang dalam

posisi tertentu. Selanjutnya menurut Ali (2000: 148) peranan

adalah sesuatu yang menjadi bagian yang memegang


12

pimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau

peristiwa.Secara ringkas dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

kedudukan seseorang dalam suatu hierarki organisasi, semakin

sedikit keterampilan teknis yang diperlukan.Sebaliknya, semkin

rendah kedudukan seseorang dalam suatu hierarki organisasi,

semakin penting keterampilan teknis yang diperlukan, Siswanto

(2012:21).

2.1.2 Pengertian Kepemimpinan dan Pembangunan

a. Pengertian Kepemimpinan

Seiring orang mengatakan bahwa kepemimpinan

merupakan inti dari manajemen. Memang demikian halnya,

karena kepemimpinan merupakan motor penggerak atau

daya penggerak dari semua sumber-sumber dan alat-alat

yang tersedia bagi organisasi. Pemimpin-pemimpin yang

efektif merupakan orang yang bermotivasi tinggi. Mereka

dengan sukarela berusaha menciptakan standar-standar

prestasi yang tinggi bagi mereka sendiri. Kemampuannya

dalam menentukan format-format kebijaksanaan dalam

proses kegiatan sangat relevan dengan tujuan yang akan

dicapai. Sosok-sosok jiwa pemimpin seperti inilah yang

mampu memberikan gerak maju bagi bawahannya, mereka

berusaha mengetahui banyak mengenai hal-hal yang bersifat

tantangan dan problem-problem yang tidak dapat


13

dipecahkan sekitar mereka, dalam arti lain mereka menyukai

tantangan.

Untuk memperoleh pengertian tentang kepemimpinan

penulis mengutip beberapa pendapat para ahli seperti Miftah

Thoha (1993 : 9) yang mengemukakan bahwa :

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi

perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku

manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan

dikatakan sebagai seni karena kepemimpinan itu dapat

ditemukan dalam praktek kehidupan sehari-hari. seni yang

dimiliki oleh seorang pemimpin dengan caraya sendiri

sehingga dia mampu mempengaruhi perilaku orang lain

kearah yang akan dituju.

Wahjosumidjo (1987:11): Kepemimpinan pada

hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang

pemimpin yang berupa sifat-sifattertentu seperti:

kepribadian (personality), kemampuan (ability),kesanggupan

(capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan

(activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan

kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu

sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau

interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi.


14

Selain itu dua pendapat diatas, penulis juga mengutip

pengertian pemimpin menurut Dann Sugandha dalam

bukunya kepemimpinan didalam Administrasi adalah sebagai

berikut : "Pemimpin biasanya diartikan sebagai orang yang

mempunyai tugas mengarahkan dan membimbing bawahan

hingga dapat menggerakkan mereka kearah tercapainya

tujuan organisasi" (Dann Sugandha, 1986 : 62). Sedangkan

menurut, sondang P. Siagian dan Drs. Ngalim Purwanto,

yang dikutip oleh M. Karyadi kepemimpinan adalah suatu

kegiatan mempengaruhi orang lain agar supaya melakukan

pekerjaan bersama menuju tujuan tentu yang telah

ditentukan terlebih dahulu (M. Karyadi, 1997:4).

Dengan demikian jelaslah bahwa seorang pemimpin

dalam kepemimpinannya dapat dilaksanakan oleh siapapun

dan bagaimanapun tetapi dengan syarat dapat menunjukkan

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk tujuan

tertentu. Sedang pemimpin harus memiliki kemampuan

unutk menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil

untuk mencapai tujuan untuk dari pada organisasi. Hal

tersebut merupakan adanya suatu pengertian tentang

bagaimana tindak-tindakan seorang pemimpin untuk

mempengaruhi aktifitas bawahan dalam suatu kelompok


15

yang bersangkutan seta meliputi berbagai pembuatan

keputusan yang efektif dari pemimpin tersebut.

b. syarat – syarat pemimpin

Syarat kepemimpinan ini mengandung arti bahwa

pemimpin mengetahui dirinya sebagai seorang yang dapat

dan memenuhi keinginan – keinginan kelompok membantu

dalam kondisi - kondisi kerja yang diinginkan, membantu

dalam menentukan tujuan yang realitis, dan kelangsungan

hidup kelompok untuk mencari seorang pemimpin yang

mempunyai syarat - syarat sepertidiatas memang masih sulit

ditemukan bahkan tidak ada, untuk itu perlu adanya koreksi

dalam mencalonkan atau pencalonan seorang pemimpin

yang setidak - tidaknya mendekati syarat - syarat tersebut.

selanjutnya untuk lebih melengkapitentang syarat - syarat

kepemimpinan maka penulis sajikan syarat –

syaratkepemimpinan menurut Prof. Dr. Sarwono

Prawirorahadjo sebagaimana yangdikutip oleh Drs. Mukiyat

yaitu :

1. Seorang pemimpin haruslah mempunyai suatu gambaran

yang jelas dan tegasmengenai tujuan yang hendak di!apai

oleh organisasinya, dan cara yang hendak dipakai

dalam mencapai tujuan itu.


16

2. Para pengikut seorang pemimpin ingin mendapat

keyakinan bahwakepentingan mereka selalu dipikirkan

dan diperjuangkan. Para pengikut ingin diyakinkan bahwa

kata - kata yang diucapkan oleh pemimpinnya

dapatdipercaya dan mereka tidak usah takut akan

ditinggalkan atau dikhianatidalam waktu menghadapi

kesulitan - kesulitan.

3. Seorang pemimpin harus berani bertindak tegas

danmemikul tanggung jawabterhadap akibat tindakannya.

sikap tegas tidak berarti keputusan -keputusannya

harusdiambil dengan tergesa - gesa.

4. Pemimpin sebagai pembimbing adalah tugas dar iseorang

pemimpin untuk memberikan bimbingan kepada mereka

yang bekerja di bawahannya. mereka ini perlu mengerti

dan menerima apa yang dikehendaki oleh pihak pimpinan,

agar supaya mereka lebih ikhlas menjalankan maksud itu

c. Pengertian Pembangunan

Jika kita mendengar pembangunan maka terlintas

dalam pikiran kita adalah suatu perubahan akan terjadi, yaitu

dari yang tidak ada, dari yang berubah menjadi atau berganti

dengan yang baru. Pembangunan bangsa dewasa ini perlu

diarahkan untuk mencapai hasil pembangunan yang tepat

guna dan berdaya guna. Pembangunan yang proses


17

multidimensi mencakup perubahan-perubahan penting

dalam struktur sosial, sikap-sikap rakyat dan lembaga-

lembaga nasional, dan juga akselarasi pertumbuhan

ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan

kemiskinan absolute.

Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara

umum pada hakekatnya adalah proses perubahan yang

terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik

berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian

pembangunan, para ahli memberikan definisi yang

bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah

pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang

dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya,

Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada

suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses

untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi

Bratakusumah, 2005).

Menurut Siagian (2003:147) konsep pembangunan di

Indonesia bahwa pembangunan adalah suatu usaha atau

serangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,

negara dan pemerintahan menuju modernisasi dalam rangka

pembinaan bangsa.
18

Prayitno (2002:119) menyatakan bahwa

pembangunan adalah suatu proses perubahan kearah lebih

baik yang dilakukan oleh suatu bangsa dan

Negara.Sedangkan dalam pengertian ekonomi murni,

pembangunan adalah suatu usaha proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat

meningkatdalam jangka panjang. (Sukirno, 1995 : 13).

Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di

atas, pembangunan adalah semua proses perubahan yang

dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana

(Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah,2005).

d. Pembangunan Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses

dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

sumberdaya – sumberdaya yang ada dan bersama sama

mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu

pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan

dengan menggunakan sumberdaya – sumberdaya yang ada

harus mampu menaksir potensi sumberdaya – sumberdaya

yang diperlukan untuk merancang dan membangun

perekonomian daerah. Pembangunan daerah adalah

seluruh pembangunan yang dilaksanakan di daerah dan

meliputi aspek kehidupan masyarakat, dilaksanakan secara


19

terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong royong

serta partisipasi masyarakat secara aktif. Dalam hubungan

ini pembangunan daerah diarahkan untuk memanfaatkan

secara maksimal potensi sumber daya alam dan

mengembangkan sumber daya manusia dengan

meningkatkan kualitas hidup, keterampilan, prakarsa

dengan bimbingan dan bantuan dari pemerintah. Dengan

demikian ciri pokok pembangunan daerah adalah:

a. Meliputi seluruh aspek kehidupan

b. Dilaksanakan secara terpadu

c. Meningkatkan swadaya masyarakat

2.1.3 Pengertian Kecamatan

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di

Indonesia di bawah kabupaten atau kota.Kecamatan terdiri atas

desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Kecamatan atau sebutan

lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

kabupaten/kota (PP. 19 tahun 2008).

Fungsi Kecamatan

Untuk mendukung pelaksanaan tugas yang diemban

kecamatan, kecamatan mempunyai fungsi:

1. Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di

wilayah Kecamatan
20

2. Penyelenggaraan kegiatan Pembinaan Idiologi Negara dan

Kesatuan bangsa

3. Penyelenggaraan pelayanan masyarakat

4. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

5. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum,

keagrariaan dan kependudukan

6. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan Pemerintahan Desa

7. Pembinaan Kelurahan

8. Pembinaan ketentraman dan ketertiban umum

9. Pelaksanaan koordinasi operasional Unit Pelaksanaan

Teknis Dinas Kabupaten/Kota

10. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pembangunan dan

partisipasi masyarakat

11. Penyusunan program, pembinaan administrasi, ketata

usahaan dan rumah tangga.

2.2 Kerangka Berpikir

Untuk menjalankan roda pemerintahan, maka perlu adanya

suatu pemimpin yang dapat menggerakkan dan sekaligus sebagai

administrator dalam pembangunan, dan tugas serta fungsi ini

dipegang oleh seorang camat. Camat merupakan administrator dan

penanggung jawab atas berbagai kegiatan pembangunan harus

mempunyai kemampuan untuk menggerakan masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan.
21

Kepemimpinan yang efektif tergantung sejauh mana seseorang

pemimpin itu mampu menggunakan berbagai gaya kepemimpinan

dengan sebaik-baiknya. Hal ini berarti bahwa situasilah yang mungkin

menentukan gaya itu cocok atau tidak. Kepemimpinan yang efektif

tidak mesti tergantug pemilikan sipat tertentu tapi juga dipengaruhi

oleh kemampuanya dalam menangani situasi tertentu yang

dihadapinya.Dengan demikian, kesesuian prilaku kepemimpinan

dapat menentukan efektivitassuatu kepemimpinan. Oleh karena itu,

kepemimpinan tidak datang begitu saja, tetapiharus melalui proses

panjang dan merupakan hasil komulasi kombinasi

dariketerampilan,pengalaman, pengetahuan,dan pengertian naluriah.

Memang, situasitertentu akan mendorong lahirnya sifat, kepribadian

dan sipat kemampuan individuuntuk memecahkan masalah.

Menurut PP No 19 tahun 2008 pasal 15 menyebutkan, bahwa

kewajiban dantugas camat adalah sebagai berikut:

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan

ketertibanumum.

c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan

perundang-undangan.

d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan pasilitas pelayanan

umum.
22

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan.

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau

kelurahan.

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnyadan/atau yang dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.

Untuk menjalankan roda pemerintahan, maka perlu adanya

suatu pemimpinyang dapat menggerakkan dan sekaligus sebagai

administrator dalam pembangunan,dan tugas serta fungsi ini dipegang

oleh seorang camat. Camat merupakanadministrator dan penanggung

jawab atas berbagai kegiatan pembangunan harusmempunyai

kemampuan untuk menggerakan masyarakat dalam

melaksanakanpembangunan.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan atas hal di atas, maka penulis lebih condong

menggunakan teori dari Farren dan Kaye (2002) yang mengatakan

bahwa kesuksesan seseorang pemimpin itu dapat dilihat dari empat

aspek atau indikator berikut ini:

a. Kemampuan camat didalam menjalankan kepemimpinannya harus

memiliki kemampuan ember petunjuk dan pengarahan kepada

bawahanya, serta memiliki kemampuan dalam pmenjalankan roda


23

pemerintahan desa dan sekaligus memiliki kemampuan sebagai

administrator desa.

b. Tanggung jawab Camat dalam menjalankan kepemimpinannya

harus memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap bawahanya dan

terhadap pungsinya sebagai administrator disegala bidang untuk

mencapai sasaran yang akan dicapai.

c. Partisipasi Camat dalam menjalankan kepemimpinannya harus ikut

turut berpatisipasi dengan bawahanya agar pekerjaan tersebut

dapat berjalan dengan baik.


24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan di Wilayah Kecamatan Mamuju

Kabupaten Mamuju. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah masyarakat Kecamatan Mamuju Kabupaten

Mamuju, sedangkan yang menjadi objek penelitian Ini adalah peran

kepemimpinan camat dalam pelaksanaan pembangunan di

kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Arikunto (2004) bahwa populasi adalah semua

orang yang menjadi obyek penelitian di wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan. Ada pun yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah orang yang berada di lingkungan Kecamatan Mamuju

Kabupaten Mamuju yaitu berjumlah 65.971 Orang.

Mengingat populasi cukup besar, untuk memudahkan

penulis dalam penentuan sampel maka penulis hanya memilih

populasi adalah orang-orang yang penulis anggap dapat

memberikan data akurat melalui spesifikasi umur 25-50 tahun


25

yang dtetapkan sebagai pupulasi untuk dijadikan smapel.

sehingga penulis menetapkan populasi sebanyak 835 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel pada dasarnya adalah sebahgaian dari kuantitas

ppopulasi yang mencerminkan dari keseluruhan populasi

tersebut. Oleh karena itu, sampel yang penulis gunnakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling yakni menetapkan

jumlah responden dari seluruh unser populasi yang telah

dijadikan sampel, dimana masing-masing unsur populasi

merupakan sampel yang kuat.

Arikunto (2004) menyatakan bahwa sampel berdasarkan

tingkatan diambil penarikannya sampel 5%, 10%, 20%, dan

30% dari total populasi. Mengingat jumlah populasi yang besar,

maka penulis mengam bil sampel menggunakan purposive

sampling yaitu penetapan sampel dengan sengaja, sehingga

sampel ditetapkan sebanyak 5% dari jumlah populasi 835

orang dan urutanya sebagai berikut :

Tabel 1 Sampel
NO Sub populasi Sampel
1 Imporman camat 1orang
2 Staf Kelurahan/Desa 16 orang
3 Masyarakat Kecamatan Mamuju 25 orang
Total 42 orang
Jumlah responden secara keseluruhan sebanyak 42 orang
26

3.3 Sumber Data

1) Data premier

Sebagai data primer dalam penelitian ini adalah hasil dari

wawancara penulis dengan responden dilingkungan Kecamatan

Mamuju Kabupaten Mamuju, serta observasi yang penulis

lakukan di daerah penelitian.

2) Data Sekunder

Data tidak secara langsung diperoleh dari hasil penelitian, tapi

diperoleh dari data-data berupa laporan dan kebijakan-kebijakan

yang berhubungan dengan penelitian

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1) Wawancara yaitu cara mengummpulkan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung kepada seseorang informan atau seseorang

autoritas atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah

yang dapat memberikan informasi sesuai dengan masalah yang

diteliti.

2) Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara lansung dilokasi

penelitian untuk melihat lokasi rill yang terjadi dilingkungan

Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju.

3) Dokumentasi yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan

tertulis terutama arsip-arsip, buku-buku, tentang pendapat dan

teori yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian.


27

3.5 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis yang penulis gunakan dalam menulis ini

adalah kualitatif yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi (Jalaludin, 2004 : 24-25) penulis

menggunakan teknik anlisis data secara kualitatif yaitu suatu cara

analisis terhadap data dan imformasi yang berbentuk kata, kalimat,

skema dan gambar dikumpulkan secara mendalam dan menyeluruh,

dengan penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasil.


28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Luas wilayah Kecamatan Mamuju secara keseluruhan

+ 206,64 KM2. Adapun batas-batas wilayah administrasi

Kecamatan Mamuju adalah :

1. Sebelah Utara : Selat Makassar

2. Sebelah Timur : Kecamatan Kalukku

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tappalang

4. Sebelah Barat : Kecamatan Simboro dan Kepulauan

Kecamatan Mamuju memiliki jumlah penduduk +

52.726 jiwa berdasarkan data penduduk bulan januari 2017

yang terdiri dari laki-laki + 26.241 jiwa, perempuan + 26.485

jiwa. Pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun sebesar 16%.

Penduduk yang menghuni kecamatan mamuju terdiri dari

beberapa etnis diantaranya Bugis, Makassar, Mandar, Jawa,

Toraja dan lain-lain.

4.1.2 Tugas pokok dan fungsi pemerintahan Kecamatan Mamuju.

Kepala Seksi PMD

a. Merencanakan kegiatan tahunan dan rencana anggaran

kegiatan dilingkup Seksi Pembangunan Masyarakat


29

b. Membagi pelaksanaan tugas kepada bawahan

c. Membimbing dan mengarahkan bawahan di lingkup seksi

Pembangunan Masyarakat.

d. Mengkoordinasikan pembinaan dan fasilitasi dalam urusan

Pembangunan Masyarakat dalam wilayah pemerintah

kabupaten mamuju.

e. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

dilingkup Seksi Pembangunan Masyarakat.

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup Seksi

Pembangunan Masyarakat kepada pimpinan.

g. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan

dan pengembangan karier.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

Camat

a. Merencanakan Kebijakan di Kecamatan meliputi urusan

pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum,

Pembangunan Masyarakat, Kesejahteraan serta

Pelayanan Umum.

b. Merencanakan Operasionalisasi rencana kerja dilingkup

Kecamatan meliputi urusan pemerintahan, Ketentraman

dan Ketertiban Umum, Pembangunan Masyarakat,

Kesejahteraan serta Pelayanan Umum


30

c. Mengkoordinasikan Pelaksanaan Tugas dengan Sekretaris

dan Kepala Seksi dilingkup Kecamatan

d. Membagi pelaksanaaan tugas meliputi urusan

pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum,

Pembangunan Masyarakat, Kesejahteraan serta

Pelayanan Umum.

e. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di

lingkup Kecamatan.

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup

Kecamatan.

g. Meniai prestasi kerja bawahan.

h. Menyelenggarakan Musrembang Kecamatan, Kelurahan

dan Desa.

i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

Tupoksi Subag Umum dan Perlengkapan

a. Merencanakan Kebijakan di Bidang Kesekretariatan

b. merencanakan operasionalisasi rencana kerja di lingkup

bidang kesekretariatan.

c. membagi pelaksanaan tugas.

d. memberikan petunjuk pelaksanaaan tugas

e. memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di

lingkup bidang kesekretaritan


31

f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup

sekretariatan

g. meniai prestasi kerja bawahan

h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya

Tupoksi Kepala Seksi Pelayanan Umum

a. Merencanakan kegiatan tahunan dan rencana anggaran

seksi pelayanan umum

b. Membagi Pelaksanaan tugas kepada bawahan

c. Membimbing dan mengarahkan bawahan di lingkup Seksi

pelayanan Umum

d. Mengkoordinasikan pembinaan dan fasilitasi dalam urusan

pelayanan umum dalam wilayah pemerintah kabupaten

mamuju

e. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksnaan tugas di

lingkup seksi pelayanan umum

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup seksi

Pelayanan Umum

g. Menilai prestasi kerja bawahan

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

Tupoksi Kepala Seksi Pemerintahan Umum

a. Merencanakan kegiatan tahunan dan rencana anggaran

kegiatan dilingkup Seksi Pemerintahan


32

b. Membagi pelaksanaan tugas kepada bawahan

c. Membimbing dan mengarahkan bawahan di lingkup seksi

pemerintahan

d. Mengkoordinasikan pembinaan dan fasilitasi dalam urusan

pemerintahan dalam wilayah pemerintah kabupaten

mamuju

e. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

dilingkup Seksi Pemerintahan

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup Seksi

Pemerintahan kepada pimpinan

g. Meniai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan

dan pengembangan karier

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

Tupoksi Sekcam

a. Merencanakan Kebijakan di Bidang Kesekretariatan

b. merencanakan operasionalisasi rencana kerja di lingkup

bidang kesekretariatan

c. membagi pelaksanaan tugas

d. memberikan petunjuk pelaksanaaan tugas

e. memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di

lingkup bidang kesekretaritan

f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup

sekretariatan
33

g. meniai prestasi kerja bawahan

h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya

Subag Kepegawaian dan Keuangan

a. Merencanakan kegiatan tahunan dan rencana anggaran

kegiatan di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan

Keuangan yang meliputi urusan kepegawaian dan

pengelolaan anggaran dinas.

b. Membagi Pelaksanaan tugas kepada bawahan yang

meliputi urusan kepegawaian danpengelolaan anggaran

dinas di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan keuangan.

c. Membimbing dan mengarahkan bawahan di lingkup Sub

bagian Kepegawaian dan keuangan dalam melaksanakan

tugas.

d. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja tahunan

meliputi urusan kepegawaian dan pengelolaan anggaran

dinas di lingkup kecamatan.

e. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Sub

Bagian Kepegawaian dan keuangan.

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian

Kepegawaian dan Keuangan kepada pimpinan.

g. Meniai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan

dan pengembangan karier.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.


34

Tupoksi Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

a. Merencanakan kegiatan tahunan dan anggaran kegiatan di

linkup Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum yang

meliputi urusan perumusan kebijakan teknis pemberian

dukungan, pembinaan, pelaksanaan tugas, serta

pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas

dibidang ketentraman dan ketertiban umum wilayah

kecamatan.

b. Membagi pelaksanaan tugas kepada bawahan yang

meliputi urusan perumusan kebijakan teknis, pemberian

dukungan, pembinaan, pelaksanaan tugas, serta

pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas

di bidang ketentraman dan ketertiban umum lingkup Seksi

Ketentraman dan ketertiban umum guna kelancaran tugas.

c. Membimbing dan mengarahkan bawahan dilingkup Seksi

Ketentraman dan Ketertiban Umum dalam melaksanakan

tugas sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku.

d. Mengkoordinasikan pembinaan dan fasilitas dalam urusan

ketentraman dan ketertiban umum dalam wilayah

Pemerintahan Kabupaten Mamuju.

e. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di

lingkup Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum.


35

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup Seksi

Ketentraman dan Ketertiban Umum kepada Pimpinan.

g. Menilai Prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan

dan pengembangan karier.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan

oleh pimpinan , baik lisan maupun tulisan.

Tupoksi Kepala Seksi Kesejahteraan

a. Merencanakan kegiatan tahunan dan rencana anggaran

kegiatan di lingkup seksi kesejahteraan yang meliputi

urusan perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan,

pembinaan, pelaksanaan tugas, serta pelaksanaan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang

kesejahteraan wilayah kecamatan.

b. Membagi pelaksanaan tugas kepada bawahan yang

meliputi urusan perumusan kebijakan teknis, pemberian

dukungan, pembinaan, pelaksanaan tugas, serta

pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas

di bidang kesejahteraan lingkup seksi kesejahteraan guna

kelancaran tugas.

c. Membimbing dan mengarahkan bawahan di lingkup seksi

kesejahteraan dalam melaksanakan tugas sesuai

peraturan dan prosedur yang berlaku.


36

d. Mengkoordinasikan pembinaan dan fasilitasi dalam urusan

kesejahteraan dalam wilayah pemerintah kabupaten

mamuju.

e. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di

lingkup seksi kesejahteraan.

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup seksi

kesejahteraan kepada pimpinan.

g. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan

dan pengembangan karier.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan

oleh pimpinan baik lisan maupun tulisan.


37

DAFTAR PUSTAKA

Miftah, Thoha. 1993. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT Raja


Grafindo. Persada.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Dann, Sugandha. 1986. Kepemimpinan Didalam Administrasi,


(Bandung: Sinar Baru), hlm.62.

Siagian, S. P. 1988. Teori dan Praktek Pengambilan


Keputusan. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen.


Jakarta: Rajawali Pers.

Karyadi, M. 1983. Kepemimpinan (Leadership). Bandung:


Karya Nusantara.

Siagian, Sondang . 2003. Organisasi Kepemimpinan dan


Prilaku Administrasi, Gunung Agung, Jakarta.

Analisis Kritis dari. Perspektif ... Mentalitas, Kebudayaan, dan


Pembangunan. Jakarta : Gramedia ... Prayitno., H.A dan
Mintargo, Bambang S (ed).
38

Sukirno.1995. Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua,


Jakarta, Penerbit : PT. Karya Grafindo
Bratakusumah, Deddy Supriady & Riyadi. 2005. Perencanaan
Pembangunan. Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai