Anda di halaman 1dari 91

REALISASI VISI DAN MISI BUPATI TOBA SAMOSIR DALAM

PEMBANGUNAN DI TOBA SAMOSIR PERIODE 2016-2018

SKRIPSI

OLEH

JOSUA H P SIAGIAN
140906057
Dosen Pembimbing : Drs. Zakaria, M. SP.

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Josua H P Siagian

Nim : 140906057

Departemen : Ilmu Politik

Judul : Realisasi Visi Dan Misi Bupati Toba Samosir Dalam Pembangunan Di Toba
Samosir Periode 2016-2018

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing

(Dr. Warjio, Ph.D) (Drs. Zakaria, M. SP)


NIP. 197408062006041003 NIP. 195801151986011002

Mengetahui:

Dekan FISIP USU

(Dr. Muryanto Amin, S.Sos.M.si)


NIP. 197409302005011002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dilaksanakan pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Tim Penguji

Ketua :

( )

NIP.

Anggota I :

( )

NIP.

Anggota II :

( )

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan sesungguhnya :

1. Karya tulis ilmiah saya dalam bentuk Skripsi dengan judul “Realisasi Visi Dan Misi
Bupati Toba Samosir Dalam Pembangunan Di Toba Samosir Periode 2016-2018 ”
adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di
Universitas Sumatera Utara maupun di perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak
lain, kecuali arahan dari tim pembimbing dan penguji.

3. Didalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasi
orang lain, kecuali ditulis dengan cara menyebutkan pengarang dan mencantumkannya
pada daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena skripsi ini, serta
sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Medan, 2019

(Josua H P Siagian)

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

ABSTRAK

Josua H P Siagian (140906057): Realisasi Visi dan Misi Bupati Toba Samosir
Dalam Pembangunan Di Toba Samosir Periode 2016- 2018. Penelitian ini dibimbing oleh
Bapak Drs. Zakaria, M. SP selaku dosen pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana realisasi visi dan misi Bupati Toba
Samosir pada tahun 2016 - 2018 yang dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah
(OPD). Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif kualiatatif. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa dalam mencapai realisasi visi dan misi Bupati Toba Samosir
yang dilaksanakan oleh OPD pada tahun 2016 - 2018 masih terdapat poin-poin yang tidak
sesuai dengan target pencapaian berdasarkan indikator kinerja yang telah disusun dan sudah
ditetapkan. Hal ini dikarenakan sumber dana yang tidak sesuai dengan target kebutuhan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menjalankan program dan kegiatan
pembangunan.

Kata kunci : Realisasi Visi dan Misi, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Indikator Kinerja

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Josua H. P. Siagian (140906057): Vision and Mission Realization of Toba Samosir Regent
in development of Toba Samosir for 2016-2018 Period. Guided by Bapak Drs. Zakaria, M.
SP.

The objective of the study was to see how far the realization of vision and mission Toba
Samosir Regent in 2016 - 2018 period that held by Local Government Agencies. The research
method used is qualitative descriptive method. The result of this study conclude that in
achieving vision and mission realization of Toba Samosir Regent that held by Local
Government Agencies in 2016 – 2018 there are few points that not suitable with achievement
target based on specified performance indicator. This happen because the source of funds
that not suitable with target needs of Local Government Agencies in implementing programs
and event of development.

Keywords : Vision and Mission Realization, Local Government Agencies, Performance


Indicator.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang dalam penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
judul “Realisasi Visi Dan Misi Bupati Toba Samosir Dalam Pembangunan Di
Toba Samosir Periode 2016-2018”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) dan dalam mendapatkan gelar Sarjana Ilmu
Politik di Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.

Skripsi ini tidak terlepas atas dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu,
tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Adapun
pihak-pihak tersebut ialah:

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Yang paling teristimewa saya ucapkan ribuan terimakasih kepada kedua orang
tua saya, kepada papa Jhon M Siagian dan mama Tarida Napitupulu yang
paling saya cintai yang tidak hentinya berdoa untuk kesuksesan saya, yang
selalu mendengarkan keluh kesah saya yang selalu sabar dan tidak berhenti
memberi dukungan, motivasi serta nasihat baik yang selalu menjadi pegangan
saya dalam menjalani kehidupan.

3. Kakak saya Dolpiana Yolanda Siagian dan kedua adik perempuan saya
Yohana Siagian dan Yesicca Viona Siagian yang menjadi motivasi saya untuk
lebih semangat dalam mengerjakan penelitian ini

4. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan FISIP USU.

5. Bapak Dr. Warjio, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP USU.

6. Bapak Husnul Isa Harahap, S.Sos, M,Si selaku sekretaris jurusan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Kepada Bapak Drs. Zakaria, M. SP selaku dosen pembimbing penulis selama
proses penulisan skripsi ini yang telah sabar membimbing dan memberikan
semangat dan banyak membantu terkhusus memberikan masukan-masukan
yang membangun dalam proses pengerjaan skripsi ini sehingga dapat selesai
dengan baik.

8. Kepada sahabat saya Sambi Faradolin Mahulae yang menemani saya baik
suka dan duka.

9. Kepada teman saya Andreas Simorangkir yang telah banyak membantu dan
menolong saya dalam penelitian ini.

10. Semua teman-teman Ilmu Politik 2014 untuk waktu, kebersamaan, saran dan
bantuan selama perkuliahan dan juga proses pengerjaan penelitian ini.

11. Kepada nama dan semua yang belum dan tidak bisa saya sebutkan satu per
satu.

Medan, 2019

(Josua H P Siagian)
vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 12
1.3Batasan Masalah .............................................................................................. 12
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 13
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 13
1.6 Kerangka Teori ............................................................................................... 13
1.6.1 Defenisi Visi dan Misi ..................................................................... 14
1.6.2 Teori Pembangunan ......................................................................... 18
1.6.3 Teori Kebijakan Publik .................................................................... 21
1.7 Metodologi Penelitian..................................................................................... 25
1.7.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 26
1.7.2 Teknik Pengumpalan Data ............................................................... 27
1.7.3 Teknik Analisa Data ........................................................................ 27
1.7.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 28

BAB II Kondisi Umum Daerah


2.1 Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir ..................................................... 29
2.2 Karakteristik Lokasi dan Wilayah .................................................................. 30
2.2.1 Luas Wilayah dan Batas Wilayah Administrasi .............................. 30
2.2.2 Topografi ......................................................................................... 30
2.2.3 Geologi............................................................................................. 32
2.2.4 Klimatologi ...................................................................................... 32
2.2.5 Pengunaan Lahan ............................................................................. 33
2.2.6 Kondisi Demografi .......................................................................... 34
2.3 Aspek Pelayanan Umum ................................................................................ 36
2.3.1 Urusan Pemerintahan Wajib ................................................................................. 36
2.3.2 Urusan Lain ........................................................................................................... 46

BAB III Pembahasan Tentang Realisasi Misi Bupati Toba Samosir


Dalam Memacu Pertumbuhan Ekonomi Yang
Berkualitas Dan Berdaya Saing Pada Tahun 2016-2018 ......................... 51
vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1 Tujuan dan Sasaran Misi Bupati Toba Samosir ............................................. 52
3.2 Strategi dan Arah Kebijakan Bupati Toba Samosir ........................................ 52
3.3 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Penanggungjawab
Dalam Melaksanakan Misi Memacu Pertumbuhan Ekonomi
Yang Berkualitas dan Berdaya Saing ............................................................ 53
3.3.1 Dinas Tenaga Kerja ............................................................................................... 54
3.3.2 Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu ................................ 58
3.3.3 Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil
Menengah (UKM) .......................................................................................................... 64

BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 76
4.2 Saran ............................................................................................................... 78

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Tabel

Tabel Judul Hal


1 Kondisi Kelerengan Lahan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015 30
Curah Hujan dan Hari Hujan Tiap Bulan Kabupaten Toba Samosir
2 33
Tahun 2017
Luas Penggunaan Lahan Menggunakan Analisis Luas Tutupan Lahan
3 34
di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015
Jumlah Penduduk Berdasarkan Menurut Kelompok Umur Dan Jenis
4 36
Kelamin Pada Tahun 2017
Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan OlehDinas
5 41
Tenaga KerjaToba Samosir Tahun 2016-2021
Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Bidang
6 45
Koperasi Usaha Kecil Dan Menegah Toba Samosir Tahun 2016-2021
Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Dinas
7 Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Toba Samosir 46
Tahun 2016-2021
8 Pencapaian PDRB Kabupaten Toba Samosir tahun 2013-2017 49
PDRB Kabupaten Toba Samosir ADHB Menurut Lapangan Usaha
9 49
Tahun 2017
Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Bidang
10 51
Perdagangan Toba Samosir Tahun 2016-2021
Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Bidang
11 52
Perindustian Modal Toba Samosir Tahun 2016-2021
Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Dinas
12 60
Tenaga Kerja Toba Samosir Tahun 2016-2018
Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Dinas
13 Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Toba Samosir 65
Tahun 2016-2018
Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Bidang
14 70
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toba Samosir Tahun 2016-2018
Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Bidang
15 75
Perdagangan Toba SamosirTahun 2016-2018
Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Bidang
16 77
Perindustian Toba SamosirTahun 2016-2018

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dokumen RPJMD merupakan penjabaran dari

visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan RPJM

Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,

kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja

perangkat daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja

dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, pengertian visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

pada akhir periode perencanaan. misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya

yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Strategi adalah langkah-langkah

berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Kebijakan

adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tujuan. Program diartikan sebagai instrument kebijakan yang berisi satu atau

lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga untuk mencapai sasaran dan

tujuan1.

Visi dan misi merupakan sebuah rangkaian filosofi atau tujuan yang

ditetapkan suatu organisasi sebagai arah tujuan kemana organisasi atau

perusahaan akan dibawa. Wibisono menjelaskan visi dan misi sebagai berikut:

Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah

organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat

dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau

perusahaan. Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus

dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Sedangkan misi merupakan

penetapan sasaran atau tujuan perusahaan dalam jangka pendek (biasanya 1

sampai 3 tahun). Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau

alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan

kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.2

Dari pengertian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa visi merupakan

rangkaian kalimat yang dirumuskan secara umum mengenai keadaan daerah yang

ingin dicapai di masa depan. Sedangkan misi merupakan rangkaian kalimat yang

dirumuskan secara umum mengenai upaya-upaya serta menetapakan sasaran atau

tujuan yang dibuat oleh pemerintah dan akan dilaksanakan serta direalisasikan

dari visi yang telah ada sehingga dapat dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat

1
UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 1 angka 12,
13, 14,15, 16.
2
Wibisono, Manajemen Kinerja: Konsep Desain dan Teknik Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan, Jakarta: Erlangga, 2006, hal. 43.
2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Visi dan misi kepala daerah merupakan dua hal yang berbeda. Pembedaan

dilakukan dengan maksud untuk memperjelas jenis institusi seperti apa harapan

dan tujuan kedepanya. Visi dan misi akan memperjelasarah mana yang akan

dituju oleh kepala daerah. Secara sederhana, visi dapat diartikan sebagai

pandangan, keinginan, cita-cita, dan impian-impian tentang masa depan.

Pernyataan visi ini mengisyaratkan mengenai tujuan puncak yang hendak dicapai

oleh kepala daerah.Visi biasanya memiliki kata-kata yang singkat, langsung, dan

menuju tujuan yang hendak dicapai oleh kepala daerah.

Konsep visi yang baik adalah dibangun dari beberapa komunitas organisasi.

Perumusan visi yang efektif melibatkan semua personel organisasi. Dengan

demikian tingkat kepemilikan visi yang telah dirumuskan menjadi tanggung

jawab semua anggota yang terlibat dipemerintah daerah untuk dapat melakukan

dan merealisasikan visi yang telah disusun.

Kriteria visi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu 1.

Succinct. Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat. 2.

Appealing. Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang

akan memberikan semangat pada anggota organisasi. 3. Feasible. Visi yang baik

harus bisa dicapai dengan sumber daya, energi, waktu. Visi haruslah menyertakan

tujuan dan objektif yang stretch bagi anggota organisasi. 4.

Meaningful. Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif anggota

organisasi namun tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah

emosi.

Kriteria misi yang baik haruslah memenuhi beberapa kriteria yaitu 1.Simple

and Clear. Pernyataan misi harus dicukup diwakili oleh 2-3 pernyataan saja.
3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Semua pernyataan tersebut harus sederhana dan jelas dimengerti serta tidak

menggunakan jargon-jargon organisasi. 2. Broad and long-term in

future. Pernyataan misi organisasi harus cukup luas mengakomodasikan

perkembangan organisasi di masa mendatang. Misi organisasi harus bisa

menunjukan gambaran yang akan dicapai di masa depan dengan jelas. Pernyataan

misi organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatang sama seperti kondisi

sekarang. 3. Focus on the present. Pernyataan misi organisasi tidak boleh terlalu

berorientasi pada masa depan sehingga kurang bisa fokus pada kondisi organisasi

di masa sekarang. 4. Easy to understand. Misi organisasi harus mudah dimengerti.

Misi yang mudah dimengerti akan memudahkan mengkomunikasikan misi

tersebut kepada anggota organisasi dan stakeholder.3

Berkaitan dengan PILKADA, kepala daerah yang akan mencalonkan diri

sebagai calon perlu menyiapkan serta menyusun visi misi yang akan mereka

tawarkan kepada masyarakat yang akan memilih, sebab pentingnya visi, misi dan

program ini tergambarkan dari peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU) terkait penyelenggaraan PILKADA.

Sebagaimana yang tertera dalam Peraturan KPU No. 68 Tahun 2009 tentang

Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah, dinyatakan bahwa salah satu yang harus menjadi lampiran

surat pencalonan bakal calon pasangan adalah naskah visi, misi dan program

bakal pasangan calon secara tertulis. Tidak hanya berhenti disitu saja, sesuai pasal

11, pasal 12 dan pasal 15 Peraturan KPU No. 69 Tahun 2009 tentang Pedoman

3
Muhammad Ghazali, “Menentukan Visi Dan Misi Yang Baik”, diakses dari
https://muhammadghazali.wordpress.com/2012/02/25/menentukan-visi-dan-misi-yang-baik/,
pada tanggal 14 Maret 2019 pukul 20:41.
4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

lebih lanjut diatur bahwa visi, misi dan program pasangan calon dalam

pelaksanaan kampanye harus dibuat secara tertulis, wajib disampaikan kepada

masyarakat pemilih dan akan menjadi dokumen resmi daerah apabila pasangan

calon terpilih menjadi Kepada Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sehingga atas

dasar inilah maka sudah menjadi kewajiban bagi KPUD sebagai penyelenggara

PILKADA untuk memfasilitasi penyebarluasan materi kampanye yang meliputi

visi, misi dan program pasangan calon tersebut kepada masyarakat dalam rangka

pendidikan politik.4

Dan setelah kepala daerah tersebut telah terpilih maka visi misi tersebut harus

dituangkan serta dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD). Berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat (3) dan Pasal 264 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, RPJMD merupakan penjabaran visi, misi

dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,

pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program perangkat daerah dan

lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat

indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman

pada RPJPD dan RPJMN, yang ditetapkan dengan peraturan daerah (Perda).

4
Andi Chairil Furqan, “MENYOAL VISI, MISI DAN PROGRAM “SANG CALON” (KAITANNYA DENGAN
KEUANGAN DAERAH)”, diakses dari https://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/calon-kepala-
daerah/, pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 00:21.
5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan memperhatikan peraturan atau regulasi diatas maka semestinya visi

dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah baik pada saat mencalonkan diri

dalam PILKADA maupun setelah terpilih sebagai kepala daerah dan wakil kepala

daerah sangat penting untuk diperhatikan secara cermat dan serius oleh seluruh

lapisan masyarakat, karena selain hal ini menyangkut keberlanjutan pembangunan

di daerah, juga akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat daerah

itu sendiri. Masyarakat harus selalu mengawasi pelaksanaan visi misi kepala

daerah dan wakil kepala daerah yang sudah terpilih sehingga dapat dilaksanakan

serta direalisasikan selama mereka menjalankan roda pemerintahannya agar dapat

terwujud kesejahteraan masayarakat di segala aspek kehidupan.

Kepala Daerah yang memiliki visi harus dapat menjawab permasalahan

pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam jangka

menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang

daerah. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan,

tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis. Sehingga pada akhir periode dapat

teralisasi dengan baik dan sesuai dengan keinginan kepala daerah yang membuat

visi tersebut. Adapun Visi Bupati Toba Samosir pada periode 2016-2021 ialah

“Toba Samosir Hebat 2021”.

Dalam rangka mengimplementasikan serta mewujudkan visi “Toba

Samosir Hebat 2021” maka telah disusun dan dirumuskan misi. Dimana dalam

rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan, sasaran, strategi,

arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan langkah yang harus ditempuh

untuk mencapai visi. Rumusan misi ini juga memperhatikan faktor-faktor

lingkungan strategis, baik internal dan eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang


6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan tantangan) yang dihadapi. Misi disusun untuk memperjelas langkah yang

harus dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Adapun misi

pembangunan Kabupaten Toba Samosir untuk 5 (lima) tahun kedepan adalah:

1) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih

(clean governance);

2) Memantapkan dan mengutamakan penyediaan Infrastruktur yang

memadai;

3) Membangun pelayanan kesehatan dan pendidikan yang bermutu, namun

terjangkau oleh masyarakat;

4) Memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing;

5) Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan pertanian yang

berorientasi pada kesinambungan lingkungan dan kesejahteraan

masyarakat;

6) Memberdayakan dan mengefektifkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal

dan mewujudkan masyarakat yang religius.

Dalam poin-poin misi diatas penulis ingin memfokuskan pada misi 4 yakni

“Memacu Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas Dan Berdaya Saing” dimana

memiliki maksud bahwa untuk menciptakan peningkatan produktifitas

perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir diperlukan penataan,

fasilitasi dan pembinaan dari Pemerintah terhadap kemudahan akses masyarakat

akan faktor – faktor produksi.

Dalam pemerintahan daerah salah satu hal yang penting untuk dapat

direalisasikan adalah disektor ekonomi oleh karena itu misi berupa memacu

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan memiliki daya saing harus mampu
7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dilaksanakan serta direaslisasikan dengan baik sehingga akan berdampak

menciptakan kestabilan politik di suatu daerah. Oleh Sebab itu pemerintah daerah

harus mampu meningkatkan kualitas perekonomian daerah serta meningkatkan

aktivitas perekonomian masyarakat sehingga daya beli masyarakat terhadap

kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi agar masayarakat mendapatkan

kesejahteraan. Sehingga dalam perpolitikan di daerah jika masyarakat memiliki

daya beli yang terjangkau akan menghindari terjadinya konflik-konflik yang dapat

menggangu kestabilan disektor ekonomi.

Pada sektor ekonomi isu UMKM, perkembangan kontribusi sektor industri

Kabupaten Toba Samosir cenderung mengalami penurunan selama periode 2011-

2015. Isu strategis yang harus dilaksanakan oleh pemerintah bagaimana

meningkatkan produktivitas kabupaten. Usaha Mikro Kecil Menengah dan

Koperasi menjadi ujung tombak daya saing. Oleh karena itu Pemerintah

Kabupaten Toba Samosir harus mampu menumbuhkan jumlah wirausaha di

kalangan masyarakat yang berkelanjutan. Koperasi diharapkan menjadi lembaga

penguat tumbuhnya usaha mikro para wisahawan pemula. Oleh karena itu

peningkatan kuantitas dan kualitas koperasi aktif harus dikondisikan.

Pada sektor koperasi usaha kecil dan menegah Pembangunan koperasi dan

usaha kecil menengah memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf

hidup masyarakat. Peranan koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan

pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih mampu bertahan

dalam menghadapi krisis ekonomi. Permasalahan yang dihadapi antara lain:

1. Kualitas SDM pengelola koperasi/UMKM masih rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Jaringan pasar industri kecil dan kemitraan dalam usaha pemasaran masih

terbatas.

3. Akses modal bagi UMKM masih terbatas.

Dalam sektor investasi/ penanaman modal, keberhasilan investasi/ penanaman

modal akan memberikan kontribusi pada kegiatan ekonomi riil dan pertumbuhan

ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi toba samosir selama ini sebagian besar

ditopang dari besarnya konsumsi dalam negeri atau regional bukan dari

pertumbuhan investasi maupun ekspor. Permasalahan yang dihadapi:

1. Pengelolaan promosi investasi belum optimal.

2. Lahan bagi usaha industri berskala menengah/besar terbatas.

Dalam sektor perdagangan harus ada kesesuaian antara produk, kelancaran

distribusi, sarana prasarana, informasi pasar dan pengembangan perdagangan

daerah. Disamping menangani perdagangan antar wilayah regional maupun

internasional, juga dituntut mampu menyediakan pasar tradisional yang

mempunyai daya saing dan berkualitas. Permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Daya saing produk Toba Samosir di pasar regional, nasional maupun

global masih rendah.

2. Masih rendahnya minat investor dalam sektor perdagangan.

3. Kondisi sarana prasarana pasar tradisional kurang memadai.

Dalam sektor perindustrian secara geografis Kabupaten Toba Samosir tidak

mungkin mempunyai kawasan industri besar yang secara ekonomis mampu

meningkatkan pertumbuhan investasi dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena

itu industri di Kabupaten Toba Samosir diutamakan industri yang ramah

lingkungan dan padat karya. Permasalahan yang dihadapi antara lain:


9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Penguasaan dan penerapan teknologi bagi UKM masih kurang.

2. Akses permodalan bagi UMKM masih rendah.

3. Ketersediaan bahan baku industri masih terbatas.

4. Kemitraan antar pelaku usaha belum optimal.

Dalam sektor ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam

kehidupan masyarakat dan pembangunan karena meliputi dimensi ekonomi dan

sosial yang luas. Urusan ketenagakerjaan berkaitan dengan kondisi penduduk usia

kerja, angkatan kerja, dan ketersediaan lapangan kerja. Permasalahan yang

dihadapi :

1. Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan pertumbuhan angkatan

kerja;

2. Sarana prasarana penyelenggaraan pelatihan kerja masih minim dan belum

sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja.

Seiring berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah terjadi perubahan sebutan atau istilah, seperti Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) berubah menjadi Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Visi dan Misi dalam pembangunan Kabupaten Toba Samosir pada periode

2016-2021 perlu diterjemahkan dalam rumusan kebijakan umum dan program

secara konsisten dan spesifik. Kebijakan umum dan program pembangunan

merupakan satu jembatan konseptual untuk menghubungkan antara rumusan

tujuan jangka menengah dengan capaian pembangunan tahunan. Kebijakan umum

merupakan arah kebijakan yang diambil dalam rangka mencapai sasaran yang

terukur dari masing-masing sasaran dalam RPJMD sedangkan program

pembangunan merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau bersama

masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan

dan sasaran pembangunan daerah.

Dalam melaksanakan visi dan misi setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

harus mampu menunjukkan layanan terbaik kepada masyarakat dalam upaya

mewujudkan dan merealisasikan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya

mencapai indikatir kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan,

pelayanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan

permasalahan dan isu strategis yang relevan.

Konsep pembangunan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten

Toba Samosir merupakan salah satu penjabaran dari visi, misi, tujuan dan sasaran

pembangunan daerah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba Samosir 2016-2021.

Dari penjelasan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian yang

mendalam pada pelaksanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam

merealisasikan visi misi Bupati Kabupaten Toba Samosir pada periode 2016-

2018. Dalam hal ini peneliti mengambil judul “ Realisasi Visi Misi Bupati Toba

Samosir Dalam Pembangunan Toba Samosir Periode 2016-2018”.

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, mengapa dalam

pelaksanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) belum mampu merealisasikan

Visi dan Misi Bupati Toba Samosir pada periode 2016-2018?

1.3.Batasan Masalah

Batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan

penelitian yang akan diteliti. Batasan Masalah ini berguna untuk mengidentifikasi

faktor mana saja yang termasuk kedalam masalah penelitian dan faktor apa saja

yang tidak termasuk kedalam ruang penelitian tersebut. Maka untuk memperjelas

dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan menghasilkan uraian yang

sistematis diperlukan adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah yang

akan diteliti oleh penulis yaitu:

1. Penelitian ini mengkaji realisasi Visi dan Misi Bupati Toba Samosir dalam

pembangunan Toba Samosir pada periode 2016-2018.

2. Penelitian akan memfokuskan Misi Bupati Toba Samosir dalam memacu

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing.

3. Penelitian ini akan memfokuskan pada Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) yang terkait pada Misi Poin 4.

4. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Toba Samosir.

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4.Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan :

1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Organisasi Perangkat Daerah dalam

Merealisasikan Visi Misi Bupati Toba Samosir dalam Pembangunan Toba

Samosir Pada Periode 2016-2018.

1.5.Manfaat Penelitian

1. Untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan menjadi sebuah kajian

ilmiah di bidang Ilmu Politik.

2. Bagi masyarakat penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

semua pihak untuk dapat mengetahui Oragnisasi Perangkat Daerah (OPD)

dalam merealisasikan Visi Misi Bupati Toba Samosir dalam Pembangunan

Toba Samosir Pada Periode 2016-2018.

3. Bagi Pemerintah Toba Samosir Periode 2016-2018 diharapkan agar dapat

menyelesaikan visi dan misi diakhir periode.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.6.Kerangka Teori

Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti perlu memakai teori

atapun penjelasan lainnya dalam memecahkan permasalahan yang ditelitinya.

Kerangka teori merupakan dasar untuk melakukan suatu penelitian dan teori yang

dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial-politik yang akan dianalisa oleh

peneliti5. Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan

masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan

sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan

memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami

masalah yang diteliti.

1.6.1.Definisi Visi dan Misi

1) Visi

Setiap kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam menjalankan

pemerintahan daerah perlu mempunyai sebuah visi untuk mencapai kesuksesan

dalam menjalankan roda pemerintahannya. Visi adalah apa yang diinginkan oleh

kepala daerah dan wakil kepala daerah di masa depan. Visi dapat memberikan

aspirasi dan motivasi disamping memberikan panduan atau rambu-rambu dalam

menyusun strategi pemerintahan. Pernyataan visi yang efektif adalah

menggambarkan secara jelas gambaran dari permintahan yang ingin

dikembangkan. Visi digunakan sebagai pemandu untuk merubah hal–hal yang

berhubungan dengan masyarakat dan pemerintahan. Visi menjelaskan pada

masyarakat kemana pemerintahan selama 5 tahun yang akan dituju.

5
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
Yogyakarta, Erlangga, 2009, hlm. 190.
14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi

pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan

tetap eksis, antisipatif, .inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran

menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin

diwujudkan instansi pemerintah. Rumusan visi hendaknya: (a) mencerminkan apa

yang ingin dicapai sebuah organisasi; (b) memberikan arah dan fokus strateji yang

jelas; (c) mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan stratejik yang

terdapat dalam sebuah organisasi; (d) memiliki orientasi terhadap masa depan

sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk

masa depan organisasinya; (e) mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran

dalam lingkungan organisasi; dan (f) mampu menjamin kesinambungan

kepemimpinan organisasi.6

Visi menurut Wibisono merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-

cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa

depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari

organisasi atau perusahaan. Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana

organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.7

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepala daerah

dalam visi nya memberikan pandangan serta menyatakan cita-cita atau impian

bagi organisasi yang ingin dicapai dalam hal ini menyangkut instansi pemerintah

daerah yang harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan

tetap eksis, antisipatif, .inovatif, serta produktif. Agar kelak dalam menjalankan

6
Keputusan KLAN No.239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah, hlm. 6
7
Wibisono, op,cit, 2006, hlm. 43.
15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


visi nya kepala daerah memberikan seluruh daya, upaya, dan perhatian sehingga

dapat terkonsentrasi merealisasikan harapan yang tergambar dalam visi. Dalam

arah pembangunan visi merupakan kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai

dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga harus menjawab

permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan

dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka

panjang daerah.

Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan,

tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis, maka dirumuskan visi, misi, tujuan

dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah maka Visi Kabupaten Toba

Samosir Tahun 2016-2021, yaitu “TOBA SAMOSIR HEBAT 2021”

2) Misi

Misi menurut Wibisono merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan

tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh

perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.8

Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

perusahaan atau lembaga dalam usaha mewujudkan Visi tersebut. Misi dapat pula

didefinisikan sebagai langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh sebuah

organisasi secara bertahap untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut yang

akhirnya akan mencapai gambaranyang sesuai atau ideal dari organisasi tersebut.

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi

pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan

8
Wibisono, op,cit, 2006, hlm. 46.
16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat

mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam

penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang

dimiliki instansi pemerintah dari peraturan perundangan atau .kemampuan

penguasaan teknologi sesuai dengan strateji yang telah dipilih. Perumusan misi

instansi pemerintah harus memperhatikan masukan pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk perubahanl

penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan stratejik. Rumusan

misi hendaknya mampu: (a) Melingkup semua pesan yang terdapat dalam visi; (b)

memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai; (c) memberikan

petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh instansi pemerintah;

dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari stakeholders.9

Karena pentingnya visi dan misi, maka proses mengembangkan visi dan misi

pun menjadi begitu penting untuk mengevaluasi kekurangan- kekurangan dalam

penyusunan visi dan misi dimasa lampau, guna menciptakan visi yang semakin

baik kedepannya. Adapun proses pengembangan visi dan misi ini dapat dilakukan

melalui grup diskusi, berkomunikasi dengan bawahan, mensurvey lingkungan

eksternal untuk mengetahui perkembangan kebutuhan masyarakat, dan

berkomitmen antara seluruh anggota organisasi untuk merealisasikan visi dan misi

seoptimal mungkin.

9
Keputusan KLAN No.239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah, hlm. 7
17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Adapun misi pembangunan Kabupaten Toba Samosir untuk 5 (lima) tahun

kedepan adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih

(clean governance).

2. Memantapkan dan mengutamakan penyediaan infrastruktur yang

memadai.

3. Membangun pelayanan kesehatan dan pendidikan yang bermutu, namun

terjangkau oleh masyarakat.

4. Memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing.

5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan pertanian yang

berorientasi pada kesinambungan lingkungan dan kesejahteraan

masyarakat.

6. Memberdayakan dan mengefektifkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal

dan mewujudkan masyarakat yang religius.

1.6.2. Teori Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu cara untuk memperbaiki kondisi dari yang

buruk menjadi lebih baik. Dinamika dan realisasi pembangunan juga

membutuhkan perencanaan matang. Pembangunan membahas suatu hal yang

kompleks, dimana pembangunan meliputi perubahan-perubahan sosial. Riant

Nugroho mengatakan bahwa dalam pembangunan, perencanaan pembangunan

menjadi kunci, karena sesungguhnya ini adalah pekerjaan yang maha rumit.

Seperti diketahui, istilah “pembangunan” adalah istilah khas dari proses rekayasa

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sosial (dalam arti luas, termasuk ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya)

yang dilaksanakan oleh negara-negara berkembang.10

Nugroho mengemukakan bahwa, kecenderungan mempergunakan

pendekatan politik atau pendekatan ekonomi untuk menyelesaikan masalah pada

saat ini sudah tidak memadai lagi karena antara politik dan ekonomi, memiliki

satu kesamaan. Keduanya adalah alat ukur yang relatif bersifat subyektif, yakni

tergantung kepada siapa yang mempergunakan pendekatan tersebut. Menurutnya,

pendekatan yang lebih tepat dipergunakan dalam menyusun konsep pembangunan

baru dengan pendekatan manajemen. Makna manajemen di sini lebih luas

daripada sekedar manajemen perusahaan atau pemerintahan. Manajemen di sini

adalah sebuah paradigma dan sebuah filosofi hidup. Manajemen adalah

bagaimana kita menata kehidupan yang lebih baik, tertata, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Pendekatan manajemen dimulai dengan menyusun Visi, Kemudian Misi,

Strategi, dan Aksi pembangunan. Visi adalah arah ke mana kita hendak pergi,

sedangkan misi adalah tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha

mewujudkan visi. Ditegaskan oleh Nugroho agar paradigma dan pendekatan

pembangunan yang baru ini dapat dilaksanakan, maka visi baru perlu dirumuskan

dan dijadikan dasar perumusan kebijakan dan strategi jaringan pembangunan.

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan. Menurut Nugroho, strategi

pembangunan yang paling akomodatif untuk era globalisasi adalah

pemberdayaan.

10
Riant Nugroho, Reinventing Pembangunan Menata Ulang Paradigma Pembangunan untuk
Membangun Indonesia Baru dengan Keunggulan Global, Jakarta, 2003, hlm. 86.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lebih lanjut Nugroho menyatakan bahwa strategi pembangunan

pemberdayaan adalah meletakkan organisasi publik sesuai tugas-pokok-dan-

fungsinya, dan demikian pula dengan kedua organisasi yang lain. Strategi yang

bersifat makro tersebut dijabarkan dalam strategi mikro yang bersifat aksi yakni

setiap organisasi harus menjalani proses “reinventing” atau penemuan diri, dengan

melalui tiga penahapan. Pertama, reorientasi, yaitu menemukan di mana kondisi

saat ini, apa yang masih tersisa dan hendak ke mana tujuan organisasi. Kedua,

restrukturisasi yakni menata ulang seluruh rancang bangun organisasi dan nilai

agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai serta kondisi riil dan potensial

yang dimiliki. Ketiga, aliansi yakni menyetarakan dan menyamakan langkah antar

organisasi, baik di dalam sektornya maupun lintas sektor.

Menurut Arief Budiman yang seorang ahli pembangunan memaparkan

mengenai teori pembangunan di Indonesia. Teori pembangunan yang

dikemukakan oleh Arief berdasarkan kepada beberapa defenisi dan konsep dari

teori lain seperti teori Moderniasi, teori keterbelakangan dan teori ketergantungan

(Dependency Theory). Teori modernisasi adalah teori yang menjelaskan bahwa

kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara disebabkan oleh faktor-faktor internal

atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri yang bersangkutan. Teori

modernisasi merupakan salah satu pelengkap dalam teori pembangunan dunia

ketiga. Teori ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan

pembangunan disuatu negara disebabkan oleh tingginya tabungan dan investasi11.

11
Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta, Gramedia Pustaka utama, 1995, hlm.
18
20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Selanjutnya dalam mendefenisikan teori pembangunan dalam

perkembangannya muncul teori keterbelakangan. Teori Keterbelakangan muncul

sebagai reaksi terhadap fenomena kegagalan penerapan teori Modernisasi di

Amerika Latin. Teori ini cenderung melihat pembangunan dan keterbelakangan di

banyak negara melalui pendekatan yang lebih condong kepada aspek politik dan

pemerintahan disebuah negara. Keterbelakangan dan kemiskinan di banyak negera

khususnya di negara dunia ketiga sebagai akibat dari adanya ketergantungan

terhadap kekuatan ekonomi global dan konflik internasional. Kemiskinan yang

dialami oleh bangsa-bangsa di negara yang sedang berkembang merupakan akibat

dari sistem ekonomi dunia yang tidak seimbang, dimana sekelompok negara kuat

mengeksploitasi negara-negara yang lebih lemah12.

Dan terakhir teori yang mendasari terbentuknya teori pembangunan ialah

keberadaan teori ketergantungan (Dependent Development Theory). Teori ini

menyatakan bahwa ketergantungan terhadap ekonomi internasional tidak selalu

menghasilkan keterbelakangan di dunia ketiga. Sistem ekonomi dunia menurut

pandangan ini bisa menjadi pendukung atau penghambat terhadap kemajuan

ekonomi di negara-negara yang sedang membangun. Teori ini menganggap bahwa

kemajuan ekonomi sebuah negara, lebih tergantung kepada faktor-faktor domestik

dari pada global. Faktor-faktor tersebut antara lain kemampuan dan kapasitas

pemerintah, pemilik modal, masyarakat dan hubungan antar kelas yang dapat

menjadi faktor pendukung ke arah pertumbuhan ekonomi dan proses modernisasi.

1.6.3. Teori Kebijakan Publik

12
Ibid., hlm 64.
21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Istilah kebijakan publik merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris,

yaitu public policy. 13


Menurut Thomas R. Dye, “Public Policy is whatever the

government choose to do or not to do”.(kebijakan publik adalah apa pun pilihan

pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu). Menurut

Dye, apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, tentu ada tujuannya

karena kebijakan publik merupakan “tindakan” pemerintah. Apabila pemerintah

memilih untuk tidak melakukan sesuatu, juga merupakan kebijakan publik yang

ada tujuannya.

Sementara itu, Thomas Dye mendefinisikan bahwa kebijakan publik

adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah,

alasan suatu kebijakan harus dilakukan dan manfaat bagi kehidupan bersama

harus menjadi pertimbangan yang holisitik agar kebijakan tersebut mengandung

manfaat yang besar bagi warganya dan tidak menimbulkan kerugian, di sinilah

pemerintah harus bijaksana dalam menetapkan suatu kebijakan14.

Pada hakikatnya kebijakan publik dibuat oleh pemerintah berupa tindakan-

tindakan pemerintah. Kebijakan publik, baik untuk melakukan maupun tidak

melakukan sesuatu mempunyai tujuan tertentu. Kebijakan publik ditujukan untuk

kepentingan masyarakat.

Untuk keperluan praktis menurut Mutopodidjaja menawarkan working

definition yang diharapkan dapat mempermudah pengamatan atas fenomena

kebijakan yang aktual. Dikatakan bahwa kebijakan publik adalah suatu keputusan

untuk mengatasi permasalahan tertentu agar mencapai tujuan tertentu, yang

13
R. Thomas Dye, Horn Meter, Under Standing Public Police, Pentice Hall, Inc, Englewood Cliffs,
USA, Th, 1987, hlm. 3.
14
Sahya Anggara. Kebijakan Publik, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014, hlm. 35.
22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dilaksanakan oleh instansi yang berwenang dalam rangka penyelenggaraan tugas

pemerintahan negara dan pembangunan. Dalam kehidupan administrasi publik,

secara formal keputusan tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk perundang-

undangan.15

Aturan atau peraturan tersebut secara sederhana dipahami sebagai

kebijakan publik. Dengan demikian, kebijakan publik dapat diartikan sebagai

suatu hukum. Akan tetapi, tidak hanya hukum, tetapi juga harus memahaminya

secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan bersama

dipandang perlu untuk diatur, formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik

yang harus dilakukan dan disusun serta disepakati oleh para pejabat yang

berwenang. Ketika kebijakan publik ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik,

seperti menjadi undang-undang, Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden

termasuk Peraturan Daerah maka kebijakan publik tersebut berubah menjadi

hukum yang harus ditaati.16

Dibawah ini merupakan aspek penting dalam kebijakan publik :17

1. Kebijakan sebagai suatu konsep

Beragam defenisi mengenai konsep kebijakan publik sebagaimana dikemukan

oleh Thomas Dye bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh

pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu (Public Policy

is whatever the government choose to do or not to do).

Sementara itu, pendapat yang berbeda dikemukan oleh Mustopodidjaja yang

berpandangan bahwa masalah “dengan atau tanpa” pelaksanaan, suatu keputusan

15
Ibid., hlm. 30.
16
Ibid., hlm. 36-37.
17
Ibid.,hlm. 44-47.
23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


agar dapat disebut sebagai suatu kebijakan, perlu dilihat dalam kontek “ sistem

kebijakan” yang lebih luas, seperti tingkat keterlibatan organisasi pengambil

keputusan dalam proses pelaksanaan kebijakannya. Dalam kaitannya dengan

konsep kebijakan publik, rumusan defenisi tersebut dilengkapi bahwa keputusan

yang dimaksud diambil oleh pemerintah sebagi pihak yang berwewang dalam

rangka penyelenggaran pemerintah negara dan pembangunan. Melihat fenomena

empiris yang sering terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan bahwa suatu

keputusan belum tentu menjadi sebuah kebijakan. Hal tersebut dibenarkan karna

untuk menjadi suatu kebijakan harus ditindaklanjuti dengan melegalformalkan

keputusan.

2. Kebijakan Publik Merupakan Produk Pemerintah

Para ahli kebijakan memiliki kesepakatan yang sama, yakni bahwa kebijakan

publik merupakan produk pemerintah (termasuk lembaga-lembaga pemerintahan)

yang ditujukan untuk memberikan arah dan pedoman untuk melakukan suatu

tindakan atau tidak melakukan tindakan yang berkaitan dengan proses

penyelenggaran pemerintahan (termasuk masalah-masalah yang berhungan

dengan masyarakat dan warga negara).

3. Elemen-elemen dalam Sistem Kebijakan Publik

Melaksanakan dan mengimplementasikan kebijakan publik bukanb

merupakan hal yang sederhana karna sifatnya yang dapat berimplikasi luas, baik

kepada pemerintah maupun kepada masyarakat, proses kebijakan publik dalam

formulasinya perlu memerhatikan lingkungan. Berkaitan dengan proses tersebut,

Dunn merumuskan tiga elemen penting dalam sistem kebijakan publik, yaitu

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lingkungan kebijkan (policy environments), kebijakan publik (public policies) dan

pelaku kebijakan (policy stakeholders).

4. Aspek-aspek yang Berkaitan dengan Sistem Kebijakan Publik

Menurut Burdock ada tiga aspek kebijakan yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Aspek kesejarahan. Perubahan kebijakan terjadi dalam konteks kebijakan

yang sama yang pernah dibuat pada masa lalu

b. Aspek lingkungan. Kebijkan publik tidak mungkin terlepas dari pengaruh

lingkungan, yaitu ketika kebijakan tersebut dibangun dan dilaksanakan.

c. Aspek kelembagaan. Suatu kebijakan publik pasti akan selalu

berhubungan dengan berbagai lembaga/institusi.

Meskipun aspek-aspek penting yang dikemukakan diatas memiliki perbedaan

konsep, secara kontekstual terdapat kesamaan pandangan, yaitu lingkungan,

materi-substansi kebijakan, dan organisasi/lembaga (pengusul-

stakeholders;shareholders). Ketiga aspek tersebut memiliki hubungan dan saling

berkaitan satu sama lain.

1.7.Metodologi Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah suatu cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan fakta dan data-

data yang ada. Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang lebih detail

mengenai suatu gejala atau fenomena”18. Handari Nawawi juga mendefinisikan

metode penelitian deskriptif adalah “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

18
Bambang Prasetyo dkk.Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2005. hlm. 42.
25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian

seseorang,lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya di lokasi penelitian, dengan

melakukan analisis dan menyajikan data-data dan fakta-fakta secara sistematis

sehingga dapat dipahami dan disimpulkan”19.

1.7.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif.“Bogdan dan Taylor

mengungkapkan bahwa “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang –

orang dan perilaku yang dapat diamati”20.Penelitian kualitatif dapat diartikan

sebagai rangkaian kegiatan atau proses penjaringan informasi dari kondisi

sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan pemecahan

masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis.

1.7.2.Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan maka penulis

melakukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan

data primer dan data sekunder.21 Teknik pengumpulan data tersebut yakni sebagai

berikut:

1. Data Primer Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yakni melalui

sumber data yang diperoleh melalui buku-buku, data, artikel dan dokumen

pemerintah daerah Kabupaten Toba Samosir. Selain itu data primer juga

19
Handari Nawawi. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2003.
hlm. 63.
20
Sanafiah Faisal. Format Penelitian Sosial Dasar – Dasar Aplikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 1995. hlm. 20.
21
Muhammad Idrus, op,cit, hlm. 105.
26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


diperoleh melalui data-data dan dokumentasi dari lembaga dan instansi

pemerintah daerah yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu penulis

juga mencari informasi dan referensi tambahan melalui dokumen

peraturan pemerintah daerah, kebijakan pemerintah daerah, peraturan

perundang-undangan, artikel, majalah, koran dansebagainya.

2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini ialah

melalui metode wawancara (Interview). Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini ialah melalui metode Purpossive Sampling atau dikenal

dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan narasumber

yang menguasai informasi.

1.7.3 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif.Penelitian ini ingin mendeskripsikan ataupun menggambarkan objek

yang diamati berdasarkan fakta dan data yang ada dilapangan setelah

dilakukannya penelitian. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif

sehingga peneliti menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan data-data

yang mendukung teori, yang kemudian diuraikan dan dijelaskan sehingga pada

akhirnya akan mendapatkan penyelesaian terhadap permasalahan yang diteliti.

Adapun yang menjadi teknik analisa data dalam penelitian ini dimulai dari proses

pengumpulan data melalui teknik pengumpulan data kemudian dianalisis dengan

variabel-variabel pada kerangka teori. Permasalahan dalam penelitian ini akan

terjawab setelah data dan informasi telah terkumpul dari narasumber dan sumber-

sumber yang terkait dan kemudian dianalisis oleh peneliti.

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.7.4 .Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian dan

sistematika penelitian.

BAB II: KONDISI UMUM DAERAH

Dalam bab ini akan menggambarkan segala sesuatu mengenai objek penlitian

yaitu tentang sejarah serta kondisi umum daerah serta target Organisasi Perangkat

Deaerah (OPD) terkait misi memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berdaya saingdi Kabupaten Toba Samosir.

BAB III : REALISASI VISI DAN MISI BUPATI TOBA SAMOSIR.

Dalam bab ini akan berisikan mengenai realisasi visi misi bupati Toba Samosir

dalam menjalankan pemerintahannya berupa tujuan, sasaran, strategi, arah

kebijakan, kebijkan umum, program pembangunan serta Organisasi Perangkat

Deaerah (OPD) yang bertanggungjawab dalam melaksanakan misi mengenai

memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini akan berisikan mengenai kesimpulan dan saran.

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
KONDISI UMUM DAERAH

2.1 Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tapunuli Utara

melalui Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten

Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II

Mandailing Natal. Kabupaten Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 Maret

1999 bertempat di Kantor Gubernur Sumatera Utara oleh Menteri Dalam Negeri

Syarwan Hamid atas nama Presiden Republik Indonesia sekaligus melantik

Sahala Tampubolon selaku Pejabat Bupati Kabupaten Toba Samosir dan sebagai

Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Samosir P. Simbolon. Pada saat di bentuk

Kabupaten Toba Samosir terdiri atas 13 Kecamatan, 4 Perwakilan Kecamatan

Pembantu, 281 Desa dan 19 Kelurahan dengan Kecamatan Balige sebagai Ibu

Kota Kabupaten.

Pada tahun 2003 Kabupaten Toba Samosir di mekarkan menjadi Kabupaten

Toba Samosir dan Kabupaten Samosir berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun

2003 tentang pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Berdagai.

Pada tahun 2006 terbentuk 3 Kecamatan baru yaitu Kecamatan Tampahan sebagai

pemekaran dari Kecamatan Balige, Kecamatan Nassau pemekaran dari

Kecamatan Habinsaran, dan Kecamatan Siantar Narumonda pemekaran dari

Kecamatan Porsea. Dan tahun 2008 terbentuk 2 Kecamatan baru, yaitu

Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi. Dalam kondisi saat ini

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kabupaten Toba Samosir sudah memiliki 16 Kecamatan, 231 Desa dan 13

Kelurahan dengan dengan Kecamatan Balige sebagai Ibu Kota Kabupaten.

2.2 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.2.1 Luas Wilayah dan Batas Wilayah Administrasi

Secara geografis, Kabupaten Toba Samosir berada pada posisi 2⁰03 - 2⁰40

Lintang Utara dan 98⁰56-99⁰40 Bujur Timur, dengan luas wilayah 2.021,80

km². Kabupaten Toba Samosir, berbatasan dengan 5 (lima) kabupaten yaitu:

Utara : Kabupaten Simalungun

Timur : Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Asahan

Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara

Barat : Kabupaten Samosir

2.2.2 Topografi

A. Kemiringan Lahan

Kondisi kelerengan atau topografi wilayah Kabupaten Toba Samosir sangat

variatif, yaitu datar (0-8%), berombak (8-15%), bergelombang (15-25%), curam

(25-40%), dan terjal/ bergunung (>40%) untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel

2.1:

Tabel 2.1 Kondisi Kelerengan Lahan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015

Luas Lereng (Ha)


No Kecamatan Berombak Bergelombang Curam Terjal
Datar (D)
(BK) (BG) (C) (T)
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%
1 Balige 6,125.95 2,494.74 -

2 Tampahan 2,287.69 472.85 -

3 Laguboti 5,660.21 694.65 -

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Luas Lereng (Ha)
No Kecamatan Berombak Bergelombang Curam Terjal
Datar (D)
(BK) (BG) (C) (T)
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%
4 Habinsaran 13,720.30 11,565.55 5,939.97 285.26 -

5 Borbor 368.00 15,201.63 18,577.11 3,907.23 -

6 Nassau 2,211.80 14,203.99 12,738.67 648.82 -

7 Silaen 6,084.53 459.12 -

8 Sigumpar 2,237.44 -

Porsea
(masihtermasukPa
9 6,614.47 512.47 -
rmaksiandanBonat
uaLunasi )

10 Pintu P. Meranti 17,199.40 6,873.08 2,259.92 12,160.07 -

11 Siantar Narumonda 3,460.68 20.06 -

12 Lumban Julu 7,452.46 11,795.6 -

13 Uluan 5,252.68 1,036.66 -

14 Ajibata 2,252.07 4,826.82 -

Jumlah 80,927.69 51,492.76 39,515.67 35,665.90 -

Sumber : Toba SamosirDalamAngka,2016

B. Ketinggian Lahan

Kabupaten Toba Samosir berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan

ketinggian 900-2.200 m dpl, dengan topografi secara umum terdiri dari daerah
31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bergelombang dan berbukit yang diselingi oleh dataran yang relatif rata serta

berbatasan langsung dengan Danau Toba.

2.2.3 Geologi

Kondisi struktur geologi di Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 2 (dua)

alluvium, 7 (tujuh) formasi, 1 (satu) kelompok dan 1 (satu ) tufa. Variasi tersebut

antara lain: alluvium muda, formasi bohorok, formasi gunung api, formasi kuala,

formasi puetu, formasi samosir, formasi sihapas, formasi telisa dan tufa toba.

Jenis tanah secara umum di Kabupaten Toba Samosir terdiri dari komposisi tanah

yang didominasi tanah tufa toba, pasir bercampur tanah liat, kapur dan sebagian

lainnya yang terdiri dari lapisan tanah yang relatif kurang subur untuk pertanian.

2.2.4 Klimatologi

Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Kabupaten Toba

Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar

antara 17ºC-29ºC dan rata-rata kelembaban udara 85,04 %. Rata-rata tinggi curah

hujan per bulan yang terjadi di Kabupaten ini pada tahun 2015 adalah sebesar ±

175 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 10 hari. Curah hujan tertinggi terjadi

pada bulan Juni sebesar 228 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 5 hari.

Sedangkan pada bulan April curah hujan yang turun sangat rendah sekitar 135

mm, dengan jumlah hari hujan 8 hari dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Curah Hujan dan Hari Hujan Tiap Bulan Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2017.

No. Bulan Curah Hujan (mm3) Hari Hujan (Hari)

1 Januari 156 20

2 Februari 109 15

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3 Maret 214 19

4 April 212 19

5 Mei 44 11

6 Juni 135 15

7 Juli 74 10

8 Agustus 146 16

9 September 187 23

10 Oktober 113 16

11 Nopember 221 24

12 Desember 194 21
Sumber: Toba SamosirDalamAngka, 2018

2.2.5 Penggunaan Lahan

Luas wilayah Kabupaten Toba Samosir berdasarkan data statistik adalah

202.180 Ha. Penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Toba Samosir berdasarkan

hasil interpretasi citra landsat Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011, dengan

menggunakan analisis peta tutupan lahan, diperoleh penggunaaan lahan yang

terdiri dari hutan primer, hutan sekunder, kebun campuran, perkebunan,

permukiman, sawah, semak belukar, tanah terbuka, ladang/tegalan dan tubuh air.

Penggunaan lahan terbesar terdiri dari penggunaan lahan hutan primer 38,66%,

dan terkecil penggunaan lahan untuk tubuh air. Untuk lebih jelasnya luasan tiap

jenis penggunaan lahan di Kabupaten Toba Samosir berdasarkan analisis tutupan

lahan, dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 2.3 Luas Penggunaan Lahan Menggunakan Analisis Luas Tutupan


Lahan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015.

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)


33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 Hutan Primer 80.159 38,66

2 Hutan Sekunder 12.596 6,07

3 Kebun Campuran 48.847 23,56

4 Perkebunan 1.476 0,71

5 Permukiman 1.578 0,76

6 Sawah 16.465 7,94

7 Semak/Belukar 13.317 6,42

8 Tanah Terbuka 2.230 1,08

9 Tegalan/Ladang 29.398 14,18

10 Tubuh Air 1.282 0,62


Jumlah 202.180 100%
Sumber: Analisis citra landsat, 2011

2.2.6 Kondisi Demografi

Kabupaten Toba Samosir tahun 2017 adalah salah satu kabupaten dari tujuh

Kabupaten yang mengelilingi Danau Toba, dimana Danau Toba merupakan danau

terluas di Indonesia. Suku yang mendiami Kabupaten Toba Samosir pada

umumnya adalah suku BatakToba dan suku lainnya antara lain Simalungun, Karo

dan Mandailing, serta suku diluar Toba seperti Melayu, Nias, Jawa, Minangkabau,

dan Tionghoa.

Penduduk Toba Samosir mayoritas penganut Agama Kristen Protestan dan

Katolik, diikuti dengan Agama Islam, Buddha, Hindu dan lainnya seperti

Farmalim, dengan bahasa daerahnya adalah bahasa batak toba. Sedangkan mata

pencaharian penduduk berasal dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, kehutunan, perdagangan, dan industri.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Menurut Kelompok Umur Dan
Jenis Kelamin Pada Tahun 2017.

Jumlah Laki- Jumlah Jumlah Laki-


Kelompok Umur laki+Perempuan
laki Perempuan
(Orang) (Orang) (Orang)
0-4 10.597 10.246 20.843
5-9 10.944 10.517 21.461
10-14 10.057 9.359 19.416
15-19 9.177 7.930 17.017
20-24 5.056 4.194 9.250
25-29 5.587 5.127 10.714
30-34 5.774 5.590 11.364
35-39 5.689 5.588 11.277
40-44 5.372 5.508 10.880
45-49 4.828 5.169 9.997
50-54 4.278 5.016 9.294
55-59 4.134 5.261 9.395
60-64 3.861 4.448 8.309
65+ 4.943 7.540 12.483
Jumlah 90.297 91.493 181.790
Sumber: Badan Pusat Stastik Kabupaten Toba Samosir.

Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir tahun 2017 adalah sebesar

181.790 jiwa, dengan jumlah rumah tangga (RT) adalah 44.516 RT dan luas

wilayah daratan adalah 2.021,8 km², tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Toba

Samosir tahun 2017 adalah sebesar 89,91 jiwa/km². Kecamatan Balige yang

merupakan ibukota kabupaten, pusat perdagangan dan pusat pemerintahan

memiliki persebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Toba Samosir,

Kecamatan Balige adalah kecamatan dengan jumlah penduduk paling tinggi dan

dengan tingkat kepadatan sebesar 423,58 jiwa/km². Kemudian diikuti oleh

Kecamatan Porsea dengan tingkat kepadatan sebesar 371,49 jiwa/km². Sedangkan

Persebaran penduduk dengan jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nassau dengan jumlah penduduk dan dengan kepadatan penduduk 98,69

jiwa/km².

Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur dari 0-65 keatas pada tahun 2017

adalah 181.790 orang dengan laki-laki sebesar 90.297 orang dan perempuan

91.493 orang.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran

dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap

kondisi pelayanan umum yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,

kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. Aspek pelayanan umum

menjelaskan kondisi pelayanan urusan pemerintahan wajib dan urusan pilihan

yang menjadi jangkauan pelayanan dari SKPD Kabupaten Toba Samosir.

2.3.1 Urusan Pemerintahan Wajib

2.3.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib Dengan Pelayanan Dasar

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan

nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik pembangunan

manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan

membawa dampak pada kemajuan dibidang teknologi, kesehatan, ekonomi, dan

kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan penduduk yang

memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam

menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


merekayasa lingkungan hidup, menjaga keteraturan sosial, mengembangkan

perekonomian dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup

manusia secara keseluruhan.

b. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan antara bertujuan agar semua lapisan

masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.

Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajad kesehatan yang lebih

baik. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas,

posyandu, polindes, pusling roda dua dan lain-lain merupakan sarana dalam

meningkatkan dan menunjang kualitas hidup masyarakat yang dapat mendorong

keberhasilan peningkatan kualitas kesehatan.

Kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh dalam pembangunan

manusia. Derajat kesehatan masyarakat yang baik akan merefleksikan kinerja

yang baik pula pada masyarakatnya. Oleh karena itu keberadaan fasilitas

kesehatan juga sangat memegang peran penting dalam meningkatkan derajad

kesehatan masyarakat. Semakin mudah masyarakat menjangkau fasilitas

kesehatan yang tersedia, maka diharapkan semakin berurang pula tingkat

kesakitannya.

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Indikator bidang pekerjaan umum di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat

dari beberapa aspek. Indikator pertama adalah proporsi panjang jaringan jalan

dalam kondisi baik di Kabupaten Toba Samosir yang berubah pada tiap tahunnya

sesuai dengan keadaan di lapangan. Sebagai prasarana transportasi yang paling

penting di Kabupaten Toba Samsir, dari segi kuantitas selain harus dapat

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjangkau seluruh daerah untuk membuka daerah terisolir, juga memperhatikan

dari segi kualitas yaitu keadaan/kondisi jalan serta rambu-rambu jalan.

d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Dalam bidang perumahan indikator kinerja dinilai di antaranya dari

indikator rumah tangga pengguna air bersih dan indikator rumah tangga

bersanitasi. Indikator-indikator tersebut diukur berdasarkan jumlah pengguna air

bersih dan sanitasi pada tahun tertentu dibagi jumlah keseluruhan rumah tangga.

e. Sosial

Pelaksanaan urusan sosial diarahkan pada upaya meningkatkan

kesejahteraan sosial masyarakat, penyandang masalah kesejahteraan sosial,

perlindungan anak terlantar, korban kekerasan dalam rumah tangga, karang

taruna, korban bencana, lansia, dan anak sekolah. Upaya yang telah dilakukan

adalah dengan pemberian bantuan, subsidi, pembinaan, pendampingan terhadap

anak panti asuhan, penyandang cacat, korban bencana, korban kekerasan, dan

lansia rawan sosial.

f. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir terus melakukan upaya-upaya untuk

menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban dengan terus meningkatkan

pengetahua, pemahaman wawasan kebangsaan dan pemantapan ideologi bagi

seluruh komponen masyarakat. Untuk meningkatkan antisipasi terhadap ancaman

keamanan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir juga meningkatkan jalinan

hubungan dengan pihak intelijen dari berbagai unsur aparat keamanan. Disamping

itu untuk mengantisipasi kerawanan sosial politik maka dilakukan pembinaan dan

monitoring yang terkait dengan kegiatan politik daerah.

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3.1.2 Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan Dengan

Pelayanan Dasar

a. Urusan Wajib Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (15-64) tahun yang

potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Masalah pembangunan yang harus

diatasi setiap daerah adalah jumlah pengangguran dan ketersediaan lapangan

kerja. Hali ini sangat terkait dengan kondisi kualitas sumber daya manusia.

Pelaksanaan urusan ketenagakerjaan diarahkan sebagai upaya pengurangan

pengangguran dan melindungi tenaga kerja maupun perusahaan. Angka

pengangguran adalah salah satu indikator penting untuk kesejahteraan ekonomi

masyarakat, sehingga menjadi ukuran kinerja pemerintah.

Pada tahun 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Toba Samosir

sebesar 11.211 orang,dengan jumlah penduduk pada usia 15-64 tahun adalah

139.300 orang dimana itu di dapat dengan menggunakan rumus dengan membagi

Jumlah Angkatan Kerja (bekerja + mencari pekerjaan) dengan Jumlah Penduduk

usia 15-64 tahun dikali 100%. Maka dapat diketahui bahwa Angka Partisipasi

Kerja (APAK) Kabupaten Toba Samosir adalah 8,05%. Pada tahun 2017 Tingkat

Pengganguran Terbuka di Kabupaten Toba Samosir 4,73 %. Dimana untuk

menghitung Angka Pengganguran Terbuka dengan membagikan Jumlah Pencari

Kerja dengan Jumlah Angkatan Kerja dikali dengan 100%.

Tabel 2.5 Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Dinas


Tenaga KerjaToba Samosir Tahun 2016-2021.

Indikator
No Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kinerja

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tingkat
1 partisipasi Orang 4.500 4.700 4.900 5.100 5.300 5.500
angkatan kerja
Tingkat
2 pengangguran Orang 4.100 4.000 3.800 3.600 3.400 3.200
Terbuka
Persentase
3 jumlah angkatan % 51,00 52,00 53,00 54,00 55,00 56,00
kerja perempuan
Sumber: RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016-2021

Tabel 2.5 menunjukkan bahwa Pemerintah Toba Samosir dalam target

pencapaian indikator kinerja penyelenggaraan yang dilaksanakan oleh Dinas

Tenaga Kerja Toba Samosir diharapkan dapat selalu meningkat setiap tahunnya

dari tahun 2016-2021.

b. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga

Berencana

Pemerintah Kabupaten Toba Samosir terus berupaya meningkatkan kualitas

kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak.

Namun demikian, kesenjangan gender masih terjadi di berbagai sektor

pembangunan. Hal ini disebabkan aspek psikososio-kultural yang masih

menganggap derajat laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Keadaan tersebut

mempengaruhi keterlibatan perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan

dan memperoleh segala bentuk pelayanan dasar. Pembangunan dan pemberdayaan

perempuan dan anak juga sangat berdampak pada derajat kesehatan dan tingkat

kesejahteraan keluarga.

c. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berbagai upaya dalam urusan ketahanan pangan tidak hanya berfokus pada

ketersediaan pangan, pemerataan distribusi pangan dengan harga terjangkau dan

tercapainya pola konsumsi pangan yang aman, bergizi dan berimbang, namun

juga meningkatkan peran masyarakat dan pihak swasta dalam mendukung

ketahanan pangan. Beberapa regulasi ketahanan pangan yang menjadi pedoman

dalam pelaksanaannya sebagai berikut:

• UU. No. 7/1996 tentang pangan mengamanatkan kondisi terpenuhinya

pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari ketersediaan pangan

yang cukup baik jumlah, mutu, keamanan, pemerataan dan

keterjangkauan.

• PP. No. 68/2002 tentang petunjuk pelaksanaan Undang-Undang Nomor

7/1996.

• PP. No. 3/2007 tentang Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota wajib

mempertanggungjawabkan urusan Ketahanan Pangan.

• PP. No. 38/2007 tentang Ketahanan Pangan termasuk urusan wajib.

d. Urusan Wajib Pertanahan

e. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

Kabupaten Toba Samosir memiliki kekayaan sumber daya alam yang

memerlukan pemeliharaan lingkungan agar tetap bersih dan berkesinambungan.

Lingkungan hidup merupakan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

2015 sebagai tempat kelangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya terdapat air,

tanah dan udara yang harus bersih dan berada pada ambang batas minimal

pengaruh pencemaran sehingga tidak berpengaruh buruk pada kesehatan dan

aktivitas masyarakat.
41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Salah satu upaya untuk menjaga lingkungan hidup tersebut adalah melalui

pengelolan sampah. Presentase/rasio pelayanan sampah diperoleh dari prakiraan

volume timbunan sampah dibagi dengan kapasitas pengangkutan sampah oleh

Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Toba Samosir.

f. Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Pelayanan kependudukan tergantung pada angka kelahiran dan mobilisasi

penduduk yang masuk maupun keluar Kabupaten Toba Samosir.

g. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat diupayakan untuk

memberdayakan masyarakat menuju keluarga yang sejahtera. Upaya tersebut

dijabarkan melalui kelompok Binaan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(PKK) dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Adapun Kelompok binaan PKK

mengalami kenaikan dari tahun 2011-2015, hal ini menggambarkan kenaikan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Untuk LSM, persentase yang aktif

dalam proses pembangunan juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa

ketersediaan fasilitas penunjang dan ketertiban masyarakat secara aktif dalam

pembangunan daerah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan semakin

terbuka/transparan. Fasilitasi dan pembinaan terhadap masyarakat desa dan juga

aparatur desa akan mendorong sebuah desa untuk menjadi mandiri.

h. Urusan Wajib Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Peningkatan partisipasi PUS dalam program KB akan terus ditingkatkan

sehingga diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan. Selain itu keikutsertaan

keluarga Pra Sejahtera dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sejahtera (UPPKS) dengan belajar berusaha memperoleh tambahan penghasilan

melalui ekonomi produktif.

i. Urusan Wajib Perhubungan

Peningkatan jumlah sarana angkutan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4

(empat) serta angkutan umum menuntut ketersediaan sarana dan prasarana

perhubungan yang memadai. Sehubungan dengan semakin padatnya lalu lintas

akibat pertambahan jumlah kendaraan menuntut pemasangan rambu-rambu lalu

lintas meningkat dari tahun ke tahun. Secara presentasi pemasangan pengaman

jalan dan rambu-rambu jalan mengalami kenaikan, hal ini disebabkan oleh

panjang ruas jalan yang cenderung tetap dari tahun ke tahun.

j. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

Kemajuan di bidang informasi dan komunikasi telah mendorong munculnya

globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Perkembangan tersebut diikuti dengan

berkembangnya sarana dan prasarana komunikasi.

k. Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Usaha pengembangan ekonomi Kabupaten Toba Samosir meliputi Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah. Hal ini mengingat Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Menengah dapat menyentuh sampai masyarakat lapisan bawah dan dapat

dijadikan sebagai usaha masyarakat. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

dapat diarahkan untuk mendorong roda perekonomian daerah melalui penggalian

kreativitas masyarakat dan juga pengembangan usaha-usaha kecil yang dikelola

sendiri oleh masyarakat.

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2.6 Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh
Bidang Koperasi Usaha Kecil Dan Menegah Toba Samosir Tahun
2016-2021

Indikator
No Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kinerja
Jumlah Koperasi
1 - Aktif Unit 65 84 102 116 133 148
- Tidak Aktif Unit 287 237 186 127 64 -

Jumlah jenis
2 Jenis 0 6 6 6 6 6
produk unggulan

Jumlah Usaha
Mikro Kecil dan
Menengah
3 (UMKM)
- Usaha Mikro Unit 7.336 7.686 8.034 8.369 8.735 9.083
- Usaha Kecil Unit 538 544 570 622 648 674
-Usaha Menengah Unit 27 30 32 35 37 38
Jumlah Produk
Lokal yang dapat
dipromosikan di
4 Jenis 5 6 7 8 9 10
Tingkat Regional
dan Tingkat
Nasional
Sumber: RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016-2021

Tabel 2.6 menunjukkan bahwa Pemerintah Toba Samosir dalam target

pencapaian indikator kinerja penyelenggaraan oleh bidang koperasi usaha kecil

dan menegah Toba Samosir diharapkan dapat selalu meningkat setiap tahunnya

dari tahun 2016-2021.

l. Urusan Wajib Penanaman modal

Faktor penting lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah

adalah penanaman modal atau investasi. Penanaman modal tidak bisa dilepaskan

dari sektor industri. Semakin besar dan berkembang industri di suatu daerah maka

semakin besar juga investasi yang ditanamkan dalam daerah tersebut.

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2.7 Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Toba
Samosir Tahun 2016-2021

Indikator
No Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kinerja
1 Nilai
Investasi
- PMA Rp
(Juta) 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000
- PMDN Rp
(Juta) 38.340,5 41.826 45.311,5 45.660 49.855
2 Jumlah
Investor
- PMA 1 2 3 4 5

- PMDN 368 402 436 470 504

Sumber: RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016-2021

Tabel Di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Toba Samosir dalam target

pencapaian indikator kinerja penyelenggaraan oleh Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu Satu Pintu Toba Samosir diharapkan dapat selalu meningkat

setiap tahunnya dari tahun 2016-2021.

m. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga

Pemuda merupakan asset dam masa depan pembangunan terutama di bidang

SDM, sebagai pemersatu langkah-langkah pendukung dalam pembangunan.

Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk

pertandingan dan perlombaan yang bersifat mendidik dan mmbangkitkan

semangat para pemuda ke arah yang positif. Organisasi pemuda adalah

sekelompok pemuda yang bekerja sama membentuk dan membangun suatu

perencanaan kerja dan peraturan untuk mencapai tujuan tertentu.

n. Urusan Wajib Statistik

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem

perencanaan pembangunan nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan

daerah harus didasarkan pada data yang akurat dan memadai. Oleh karena itu

ketersediaan data dan informasi statistik yang handal merupakan salah satu kunci

keberhasilan perencanaan dan pembangunan. Data dan informasi statistik yang

berkualitas tidak saja menjadi tujuan pemerintah tetapi juga dibutuhkan oleh

kalangan swasta dan masyarakat untuk pengembangan usaha dan kebutuhan

lainnya.

o. Urusan Wajib Kebudayaan

Untuk melihat bagaimana kebudayaan menjadi salah satu faktor penting

dalam kehidupan manusia, maka hal ini dapat terlihat dari peran pemerintah

daerah dalam mengelola kekayaan seni budaya dan sarana prasarana yang

mendukungnya.

2.3.2 Urusan lain

a. Ekonomi

• Pertumbuhan PDRB

Kinerja pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan yang sedang

berlangsung. Kondisi kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari sisi indikasi

pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan

indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro yang mencakup

tingkat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi pada suatu daerah.

PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi suatu daerah dapat

dipergunakan sebagai panduan indikatif dalam mengetahui gambaran nilai tambah


46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang dihasilkan oleh tingkat konsumsi, tingkat investasi, dan peran pemerintah

atas seluruh pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang menggerakkan

perekonomian di suatu daerah. Dengan demikian, keberadaan ketiga komponen

pembentuk PDRB tersebut akan saling berinteraksi dalam pembentukan nilai

PDRB suatu wilayah.

Tabel 2.8 Pencapaian PDRB Kabupaten Toba Samosir tahun 2013-2017

No. Tahun Satuan (Rp.juta)


1 2013 4,735,412,37
2 2014 5,173,388,84
3 2015 5,622,746,15
4 2016 6,135,368,62
5 2017 6,656,290,70
Sumber: Toba Samosir Dalam Angka, 2018

Kurun waktu 5 tahun terakhir Perkembangan PDRB Kabupaten Toba Samosir

mengalami pertumbuhan positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7%.

Tabel 2.9 PDRB Kabupaten Toba Samosir ADHB Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2017

No Sektor Satuan (%)


1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 32,7%
2 Pertambangan dan penggalian 0,28%
3 Industri Pengolahan 11,76%
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,06%
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,05%
dan Daur Ulang
6 Konstruksi 13,05%
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 17,15%
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 3,22%
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,93%
10 Informasi dan Komunikasi 0,13%
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,62%
12 Real Estat 2,8%
13 Jasa Perusahaan 0,88%
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 9,96%
Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 0.87%
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,52%
47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17 Jasa Lainnya 0,15%
Jumlah 100,00%
Sumber: Toba Samosir Dalam Angka, 2018

Sebagai gambaran tentang kondisi makro ekonomi Kabupaten Toba

Samosir tahun 2017, yang dapat mencerminkan kondisi pertumbuhan ekonomi ,

dapat dilihat pada tabel tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

menurut lapangan usaha ekonomi di Kabupaten Toba Samosir tahun 2017.

b. Kelautan dan Perikanan

Perkembangan luas lahan usaha perikanan darat khususnya yang dilakukan

di kolan selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi meningkat. Fluktusi luas

lahan perikanan ini diikuti dengan fluktuasi produksi perikanan. Keberhasilan

pelaksanaan urusan perikanan dicapai melalui pembinaan kelompok perikanan,

pemberian benih ikan dan pemberian.

c. Pariwisata

Kabupaten Toba Samosir memiliki berbagai potensi alam, budaya dan

sejarah yang dapat digali serta dilestarikan dan dijadikan sebagai aset dalam

mendukung pengembangan sektor pariwisata. Potensi tersebut sangat

berhubungan dengan daya tarik dan nilai objek wisata yang tersebar di beberapa

kecamatan yang terdiri atas objek wisata rohani, wisata alam atau rekreasi, sejarah

atau budaya serta objek wisata hutan atau kebun.

d. Pertanian

Produktivitas padi atau bahan pangaan utama yang meningkat dipengaruhi

faktor pola tanam, penggunaan bibit yang berkualitas dan penggunaan pupuk

organik serta kesadaran pengembangan pangan non padi.

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Energi dan Sumber Daya Mineral

Sumber daya mineral yang dapat ditambang di Kabupaten Toba Samosir

adalah bahan galian golongan C meliputi pasir, batu dan tanah timbunan. Semua

desa di Kabupaten Toba Samosir sudah mendapat jaringan listrik. Namun

demikian masih ada beberapa dusun dan kelompok rumah yang belum terjangkau

listrik, terutama pada daerah terpencil dan permukiman baru. Penyediaan listrik

untuk masyarakat yang tidak terjangkau layanan listrik PLN, Pemerintah

Kabupaten Toba Samosir mengupayakan penggunaan listrik Mikro Hidro.

f. Perdagangan

Perdagangan merupakan kegiatan melakukan penjualan kembali (tanpa

perubahan teknis) barang-barang baru maupun bekas meliputi perdagangan besar

dan eceran. Jumlah Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk mendirikan

usaha/perusahaan dan meneruskan ijin usaha/perpanjangan yang diterbitkan oleh

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Toba Samosir dan

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal.

Tabel 2.10 Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh


Bidang Perdagangan Toba Samosir Tahun 2016-2021

No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah Peredaran
1 Barang Kadaluarsa Unit 121 133 147 158 169 180
yang diawasi

Jumlah pasar
2 tradisional yang Unit 2 3 3 3 3 3
dibangun/direvitalisasi

Sumber RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016-2021

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2.10 menunjukkan bahwa Pemerintah Toba Samosir dalam target

pencapaian indikator kinerja penyelenggaraan oleh bidang perdagangan Toba

Samosir diharapkan dapat selalu meningkat setiap tahunnya dari tahun 2016-2021.

Tapi dalam hal indikator kinerja jumlah pasar tradisional yang

dibangun/direvitalisasi diharapkan dapat memenuhi target yang sudah dibuat.

g. Perindustrian

Tabel 2.11 Target Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh


Bidang Perindustian Modal Toba Samosir Tahun 2016-2021

Indikator
No Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kinerja
Pertumbuhan
1 industri kecil
menengah
Jumlah
IKM 814 846 880 916 954 996
Industri Kecil
Jumlah
Industri IKM 12 12 12 12 12 12
Menengah
Sumber RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016-2021

Tabel 2.11 menunjukkan bahwa Pemerintah Toba Samosir dalam target

pencapaian indikator kinerja penyelenggaraan oleh bidang perindustrian Toba

Samosir diharapkan dapat selalu meningkat setiap tahunnya dari tahun 2016-2021.

Tapi dalam hal indikator kinerja jumlah industri menengah diharapkan dapat

memenuhi target yang sudah dibuat.

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
PEMBAHASAN TENTANG REALISASI MISI BUPATI
TOBA SAMOSIR DALAM MEMACU
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS
DAN BERDAYA SAING PADA TAHUN 2016-2018

Misi Bupati Toba Samosir menjadi acuan bagi semua Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) dalam menjalankan program dan kegiatannya terkhusus misi

Bupati Toba Samosir poin ke 4 yaitu memacu pertumbuhan ekonomi yang

berkualitas dan berdaya saing sekaligus dalam pelaksanaan pembangunan

Kabupaten Toba Samosir selama tiga tahun (2016-2018) yang menjadi fokus

penelitian ini.

Dalam melaksanakan pembangunan daerah dikendalikan secara langsung

oleh Bupati Toba Samosir selaku kepala daerah Kabupaten Toba Samosir.

Dimana dalam pelaksanaan visi dan misi dilaksanakan oleh seluruh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan pemerintahan daerah Kabupaten

Toba Samosir. Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diharapakan agar dapat

melaksanakan program-program dalam RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016-

2021 dengan sebaik-baiknya agar visi dan misi bupati toba samosir dapat

terealisasi sesuai yang diharapkan.

Pada Bagian ini Penulis akan memaparkan tujuan, sasaran strategi, arah

kebijakan serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penanggung jawab dalam

merealisasikan visi Toba Samosir Hebat 2021 dan misi memacu pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing selama 3 tahun pemerintahannya

yang dapat dilihat berdasarkan sumber daya manusia, sumber dana,

sarana/prasarana, program pembangunan, kegiatan pembangunan dan pencapaian


51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dari indikator kinerja penyelenggaraan setiap Organisasi Perangkat Daerah

(OPD). Terkhusus Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertanggungjawab

atas teralisasinya misi Bupati Toba Samosir dalam memacu pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing yang menjadi sampel penulis.

3.1 Tujuan dan Sasaran Misi Bupati Toba Samosir

Berdasarkan Misi Bupati Toba Samosir dalam memacu pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas dan berdaya saing, maka ditetapkan tujuan dan sasaran yang

hendak dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut :

1. Tujuan nya adalah meningkatkan kualitas perekonomian daerah

2. Sasaran nya adalah meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat dan

meningkatkan pengelolaan produk unggulan daerah

3.2 Strategi dan Arah Kebijakan Bupati Toba Samosir

Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Toba

Samosir 2016-2021, maka pemerintah daerah akan melaksanakan misi yang telah

disusun dengan menggunakan pilihan-pilihan strategi. Adapun pilihan-pilihan

strategi untuk mencapai misi memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berdaya saing sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas tata kelola IKM, UMKM dan pemanfaatkan

potensi sumber daya wilayah dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatkan potensi

sumber daya wilayah dan modal sosial untuk meningkatkan daya saing,

menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Meningkatkan kualitas, UMKM dan pemanfaatkan potensi sumber daya

wilayah dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Di perlukan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar

lebih terarah dalam mencapai tujuan dan dan sasaran selama 5 (lima) tahun atau

selama periode RPJMD Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016-2021. Pedoman

tersebut berupa arah kebijakan yang akan mengarahkan pilihan-pilihan strategi

agar selaras dengan arahan dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Arahan kebijakan pada misi untuk memacu pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing sebagai berikut:

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas, UMKM, IKM berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan.

2. Meningkatkan peluang dan kesempatan kerja.

3. Meningkatkan produk dan produktivitas industri UMKM berorientasi

pasar

4. Meningkatkan penawaran modal yang berwawasan lingkungan

5. Meningkatkan peluang dan kesempatan kerja

6. Meningkatkan produk dan produktivitas industri UMKM berorientasi

pasar

7. Meningkatkan produk dan produktivitas industri UMKM berorientasi

pasar

3.3 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Penanggungjawab Dalam

Melaksanakan Misi Memacu Pertumbuhan Ekonomi Yang

Berkualitas dan Berdaya Saing

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3.1 Dinas Tenaga Kerja

A. Sumber Daya Manusia

Dalam upaya untuk dapat merealisasikan visi misi Bupati hal yang perlu ialah

Sumber Daya Manusia dalam Dinas Tenaga Kerja memiliki kemampuan atau

tidak untuk mewujudkan visi dan misi tersebut

Dinas Tenaga Kerja diketahui bahwa ada sebanyak 22 Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan Non Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan latar belakang pendidikan

berbagai macam yakni 4 orang mengenyam pendidikan S2, 9 orang mengenyam

pendidikan S1, 2 orang mengenyam pendidikan D3 dan 7 orang mengenyam

pendidikan SMA. Dimana beberapa diantara orang tersebut telah mengikuti

Pendidikan dan Latihan (Diklat) Teknis Tentang Ketenagakerjaan.

B. Sumber Dana

Dalam hal menjalankan serta melaksanakan program-program yang diberikan

kepada Dinas Tenga Kerja diperlukan nya Sumber Dana. Dinas Tenaga Kerja

mempunyai sumber dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) Toba Samosir dan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN).

Dimana sumber dana pada tahun 2016 terealisasi sebesar Rp.1.736.412.975

padahal target yang perlu dianggarkan sebesar Rp.1.959.000.000, pada tahun 2017

terealisasi sebesar 1.736.412.975 padahal target yang perlu dianggarkan sebesar

Rp.2.470.000.000 dan pada tahun 2018 terealisasi sebesar Rp.3.874.776.972

padahal target yang perlu dianggarkan sebesar Rp.3.960.225.000.

Melihat hal ini saya dapat menyimpulkan bahwa dana yang terealisasi pada

tahun 2016-2018 tidak memenuhi target dari pendanaan yang dibutuhkan oleh

Dinas Tenaga Kerja. Sehingga dalam menjalankan program-program

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pembangunan OPD Dinas Tenaga Kerja sulit untuk mampu merealisasikan misi

dari Bupati Toba Samosir.

C. Sarana Prasarana

Dalam hal untuk mendukung upaya OPD Dinas Tenaga Kerja mampu

merealisasikan program-program pembangunan diperlukannya sarana/prasarana

yang memadai agar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan

dengan baik.

Sarana/prasarana yang ada dalam OPD Dinas Tenaga Kerja yakni gedung

kantor mobil dinas, motor dinas, komputer, laptop, proyektor, meubelair kantor

(meja kantor, kursi kantor, meja rapat lemari arsip kursi tamu , partisi ruangan

kantor), internet (WI-FI)serta Badan Latihan Kerja (BLK), mobil dinas (BLK),

peralatan pendukung lainnya

D. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

Berdasarkan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir, Kebijakan Umum

dan Program Pembangunan UrusanTenaga Kerja, sebagai berikut :

1) Kebijakan Umum

a. Meningkatkan kesempatan kerja dengan menciptakan dan memperluas

lapangan kerja melaui peran serta masyarakat dan swasta.

b. Meningkatkan daya saing, perlindungan tenaga kerja dan keserasian

hubungan industrial.

2) Program Pembangunan

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

b. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

c. Program Peningkatan disiplin aparatur.


55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan.

f. Program Pemantapan Ketenagakerjaan.

g. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

h. Program peningkatan kesempatan kerja.

i. Program perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

j. Program Pengembangan Nilai Budaya.

k. Program Pengembangan Data/Informasi.

l. Program Perencanaan Pembangunan Daerah.

m. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas.

E. Kegiatan Pembangunan

Kebijakan Umum dan Program pembangunan tersebut diatas kemudian

direalisasikan melalui kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Dinas Tenaga Kerja dari tahun 2016-2018 sesuai

dengan RPJMD terkait. Kegiatan pembangunan yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

1. Penyusunan data base tenaga kerja daerah.

2. Pelatihan Magang Ke Jepang melalui APBD.

3. Pelatihan kursus Bahasa Jerman Kuliah Diploma 3 (D3) sambil bekerja di

bidang perhotelan dan keperawatan.

4. Pendidikan dan Pelatihan keterampilan bagi para pencari kerja.

5. Kerjasama pendidikan dan pelatihan .

6. Perluasan kesempatan kerja .

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

8. Peningkatan pengawasan Peraturan Daerah retribusi perpanjangan izin.

9. Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA).

Dalam Dinas Tenaga Kerja selama 3 tahun pelakasanaan RPJMD 2016-2021

ada beberapa program yang sudah dilaksanakan yakni program peningkatan

kesempatan kerja melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi

para pencari kerja seperti pelatihan otomotif di BLK, kursus menjahit bagi ibu-

ibu, pelatihan mengenai tata boga. Seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris

Dinas Tenaga Kerja :

“Ada produk unggulan yang sudah dilaksanakan bekerja sama

dengan negara jerman dengan nama auslindong yang artinya

para pencari kerja belajar juga bekerja dimana mereka belajar 2

hari bekerja 3 hari ini dimana ini dibagi dua bidang yakni bidang

perhotelan dan keperawatan. Dalam tahun ini Ada juga bekerja

sama dengan negara korea dibidang melatih anak-anak untuk

memiliki kompetensi agar dapat dikirim ke korea untuk

mendapatkan kesempatan bekerja di korea. Dinas Tenaga Kerja

bertanggung jawab hanya sebatas memberikan kompetensi. “22

Table 3.1 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh Dinas


Tenaga Kerja Toba Samosir Tahun 2016-2018

No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018


Tingkat partisipasi Orang 680 1028 1240
1
angkatan kerja

22
Hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Toba Samosir pada hari
selasa tanggal 12 februari 2019 pukul 15.15 wib.

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tingkat
Orang 349 534 657
2 pengangguran
Terbuka
Persentase jumlah
% 51,00 52,00 53,00
3 angkatan kerja
perempuan
Sumber:Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Toba Samosir 2018

Adapun capaian program pembangunan dan kegiatan pembangunan dari

Dinas Tenaga Kerja berdasarkan indikator kinerja penyelenggaraansesuai dengan

RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa jumlah tingkat partisipasi

angkatan kerja di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada

realisasinya sangat jauh dari target. Dimana pada target nya 2016 sebesar

4500 orang, 2017 sebesar 4700 orang dan 2018 sebesar 4900 orang.

2. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa jumlah tingkat pengangguran

terbuka di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya

juga sangat jauh dari target. Dimana pada target nya 2016 sebesar 4100

orang, 2017 sebesar 4000 orang dan 2018 sebesar 3800 orang. Dan pada

targetnya diharapkan tren pada tingkat pengangguran terbuka menurun

ternyata realisasinya mengalami tren peningkatan pada setiap tahun nya.

3. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa Persentase jumlah angkatan

kerja perempuan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada

realisasinya sama dengan target pada tahun 2016, 2017 dan 2018.

3.3.2 Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu

A. Sumber Daya Manusia

Dalam upaya untuk dapat merealisasikan visi misi Bupati hal yang perlu ialah

Sumber Daya Manusia dalam Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Satu Pintu memiliki kemampuan atau tidak untuk mewujudkan visi dan misi

tersebut

Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu diketahui bahwa

ada sebanyak 23 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dengan latar belakang pendidikan berbagai macam yakni 22orang

mengenyam pendidikan S1, 1 orang mengenyam pendidikan D3 Dimana ada 4

orang yang diberangkatkan ke pemerintah pusat untuk mengikuti Pendidikan dan

Latihan (Diklat) Teknis Tentang penggunaan aplikasi yang terintegrasi secara

nasional terkait pelayanan izin yakni Online Single Submission (OSS).

B. Sumber Dana

Dalam hal menjalankan serta melaksanakan program-program yang diberikan

kepada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu diperlukan nya

Sumber Dana. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu

mempunyai sumber dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) Toba Samosir. Dimana sumber dana pada tahun 2016 terealisasi sebesar

Rp.868.448.000 padahal target yang perlu dianggarkan sebesar Rp.1.070.998.000,

pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp.2.060.000.000 pada tahun ini dana yang

dibutuhkan sesuai dengan targetnya dan pada tahun 2018 terealisasi sebesar

Rp.1.502.642.674 padahal target yang perlu dianggarkan sebesar

Rp.1.600.000.000.

Melihat hal ini saya dapat menyimpulkan bahwa dana yang terealisasi pada

tahun 2016 dan 2018 tidak memenuhi target dari pendanaan yang dibutuhkan oleh

Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu sedangakan pada

tahun 2017 pendanaan yang dibutuhkan sesuai target. Sehingga dalam

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjalankan program-program pembangunan OPD Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu Satu Pintu sedikit sulit untuk mampu merealisasikan misi dari

Bupati Toba Samosir.

C. Sarana Prasarana

Dalam hal untuk mendukung upaya OPD Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu Satu Pintu mampu merealisasikan program-program

pembangunan diperlukannya sarana/prasarana yang memadai agar kegiatan-

kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.

Sarana/prasarana yang ada dalam OPD Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu Satu Pintuyakni gedung kantor, mobil dinas, motor dinas,

komputer, laptop, proyektor, meubelair kantor (meja kantor, kursi kantor, meja

rapat lemari arsip kursi tamu , partisi ruangan kantor), internet (WI-FI) peralatan

pendukung lainnya

D. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

Berdasarkan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir Kebijakan Umum

dan Program Pembangunan Bidang Penanaman Modal Daerah, sebagai berikut :

1. Kebijakan Umum

a. Meningkatkan minat investasi melalui promosi;

b. Optimalisasi system dan prosedur pelayanan perizinan investasi;

c. Meningkatkan jejaring investasi di tingkat lokal, regional, nasional dan

internasional.

2. Program Pembangunan

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

b. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur;


60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Program Peningkatan disiplin aparatur;

d. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;

e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan;

f. Program Pengembangan Nilai Budaya;

g. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi;

h. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi;

i. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah;

j. Program Mengintensifkan penanganan pengaduan Masyarakat;

k. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi;

l. Program Perencanaan Pembangunan Daerah.

E. Kegiatan Pembangunan

Kebijakan Umum dan Program pembangunan tersebut diatas kemudian

direalisasikan melalaui kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Operasi

Perangkat Daerah (OPD) Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu dari

tahun 2016-2018 sesuai dengan RPJMD terkait. Kegiatan pembangunan yang

dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Sosialisasi Penyusunan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).

2. Pendidikan dan pelatihan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

3. Penyusunan Rancangan Umum Penanaman Modal (RUPM).

4. Pameran investasi .

5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

6. Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman modal .

61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu selama 3 tahun

pelaksanaan RPJMD 2016-2021 masih belum banyak program yang dilaksanakan

disebabkan bahwa dinas ini masih dalam proses pembenahan karena adanya

perubahan nomenklatur dari sebelumnya dinas perijinan pelayanan terpadu dan

penanaman modal menjadi dinas penanaman modal dan perijinan terpadu satu

pintu. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang penanaman modal :

“Waktu itu semangatnya dalam penanaman modal ini belum

menjadi kentalnya tetapi setelah adanya perubahan nomenklatur

menjadi dinas penanaman modal dan perijinan terpadu satu

pintu saat ini masih dalam proses membenahi diri itu terlihat

dari progam-program dari RPJMD yang belum banyak

dilaksanakan. Pada salah satu kegiatan pembangunan yakni

pameran investasi dari anggaran tahun 2016-2018 belum pernah

diikuti walaupun sebenarnya banyak undangan-undangan

pameran yang diterima tetapi dikarenakan penyajian data seperti

data potensi investasi dan video promosi investasi yang belum

lengkap dan juga anggarannya. Padahal tujuan kegiatan ini

untuk mempromosikan kepada masyarakat dan investor bahwa

ada potensi di Kabupaten Toba Samosir layak untuk dijualserta

mengundang investor menanamkan modalnya . Pada anggaran

2019 akan mengikuti pameran investasi.”23

23
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Penanaman Modal Kabupaten Toba Samosir pada hari
selasa tanggal 12 februari 2019 pukul 11.45 wib.
62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.2 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Toba
Samosir Tahun 2016-2018

Indikator
No Satuan 2016 2017 2018
Kinerja
Nilai Investasi
406.952.700.00
1 - PMA Rp - -
0
- PMDN Rp 59.541.000.000 66.284.802.802 27.445.410.777.117
Jumlah
Investor
2 - PMA - - 1
- PMDN 313 240 386
Sumber:Bidang Penanaman Modal Kabupaten Toba Samosir 2018

Adapun capaian program pembangunan dan kegiatan pembangunan dari

Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu berdasarkan indikator

kinerja penyelenggaraan sesuai dengan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba

Samosir, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pada indikator kinerja penyelenggaraanberupa nilai investasi PMA di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya pada tahun

2016 sangat melampui target dimana pada 2016 hanya ditargetkan 1000 juta.

Tetapi pada tahun 2017 dan 2018 kosong. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

persoalan tersebut tidak terjadi pada setiap tahun.

2. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa nilai investasi PMDN di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya pada tahun

2016, 2017 dan 2018 sangat melampui target dimana pada 2016 hanya

ditargetkan 38.340,5 juta, pada tahun 2017 hanya ditargetkan 41.826 juta dan

2018 hanya ditargetkan 45.311,5 juta.

63

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Pada indikator kinerja penyelenggaraanberupa jumlah investor PMA di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya tidak

sesuai target dimanapada 2016 ditargetkan 1, pada tahun 2017 ditargetkan 2

dan 2018 ditargetkan 3.

4. Pada indikator kinerja penyelenggaraanberupa jumlah investor PMDN di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya tidak

sesuai target dimana pada 2016 ditargetkan 368, pada tahun 2017 ditargetkan

402 dan 2018 ditargetkan 436.

3.3.3 Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil Menengah


(UKM)

A. Sumber Daya Manusia

Dalam upaya untuk dapat merealisasikan visi misi Bupati hal yang perlu ialah

Sumber Daya Manusia dalam Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha

Kecil Menengah memiliki kemampuan atau tidak untuk mewujudkan visi misi

tersebut.

Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil Menengahdiketahui

bahwa ada sebanyak 38 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dengan latar belakang pendidikan berbagai macam yakni 3 orang

mengenyam pendidikan S2,16 orang mengenyam pendidikan S1, 4 orang

mengenyam pendidikan D3 dan 15 orang mengenyam pendidikan SMA. Dimana

pernah telah mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) pimpinan tingkat 4 untuk

eselon 3 dan beberapa kali melakukan workshop dan pertemuan-pertemuan

kepada masyarakat.

64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Sumber Dana

Dalam hal menjalankan serta melaksanakan program-program yang diberikan

kepada Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil Menengah

diperlukan nya Sumber Dana. Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha

Kecil Menengah mempunyai sumber dana yang berasal dari Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Toba Samosirdan Anggaran Pendapatan

Belanja Nasional (APBN) dipergunakan untuk bidang perdagangan dan pasar

rakyat serta dana CSR. Dimana sumber dana pada tahun 2016 terealisasi sebesar

Rp.4.870.503.457 padahal target yang perlu dianggarkan sebesar

Rp.12.771.419.057, pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp.6.687.165.400padahal

target yang perlu dianggarkan sebesar Rp.16.032.291.000 dan pada tahun 2018

terealisasi sebesar Rp.13.081.360.926 padahal target yang perlu dianggarkan

sebesar Rp.13.756.398.100.

Melihat hal ini saya dapat menyimpulkan bahwa dana yang terealisasi pada

tahun 2016-2018 tidak memenuhi target dari pendanaan yang dibutuhkan

olehDinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil Menengah,

walaupun pada tahun 2018 melonjak sangat signifikan sumber dana yang

didapatkan dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini menjalankan program-program

pembangunan OPD Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil

Menengah sulit untuk mampu merealisasikan misi dari Bupati Toba Samosir.

C. Sarana Prasarana

Dalam hal untuk mendukung upaya OPD Dinas Perdagangan, Perindustrian,

Koperasi Usaha Kecil Menengah mampu merealisasikan program-program

65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pembangunan diperlukannya sarana/prasarana yang memadai agar kegiatan-

kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.

Sarana/prasarana yang ada dalam OPD Dinas Perdagangan, Perindustrian,

Koperasi Usaha Kecil Menengahyakni gedung kantor, mobil dinas, motor dinas,

komputer, laptop, kamera, handycam, proyektor, meubelair kantor (meja kantor,

kursi kantor, meja rapat lemari arsip kursi tamu , partisi ruangan kantor), internet

(WI-FI) peralatan pendukung lainnya.

(1) Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Berdasarkan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir Kebijakan Umum

dan Program Pembangunan Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebagai

berikut :

1. Kebijakan Umum

a. Meningkatkan akses modal, kualitas SDM, kelembagaan koperasi dan

kesejahteraan anggota.

b. Mengembangkan UMKM melalui peningkatan manajemen usaha, akses

modal, inovasi produk, kualitas hasil produk, dan pemasaran hasil produk

UMKM.

2. Program Pembangunan

a. Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif.

b. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha

kecil menengah.

c. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil

menengah.

d. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.


66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kebijakan Umum dan Program pembangunan tersebut diatas kemudian

direalisasikan melalaui kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dari tahun

2016-2018 sesuai dengan RPJMD terkait. Kegiatan pembangunan yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Fasilitasi pengembangan usaha kecil dan menengah

2. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

3. Penyelenggaraan, pelatihan kewirausahaan

4. Penyelenggaraan promosi produk usaha kecil dan menegah

Dalam Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah selama 3 tahun

pelaksanaan RPJMD 2016-2021 telah melaksanakan beberapa kegiatan untuk

dapat mencapai target dari indikator pembangunan seperti jumlah koperasi yang

aktif maupun koperasi yang tidak aktif, jumlah jenis produk unggulan dll. Seperti

yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah :

“Adapun bentuk kegiatan yang telah dilakukan ialah melakukan

pembinaan bagi jenis usah kecil dan menengah menjadi koperasi

untuk nantinya lebih kuat. Oleh karena itu saat ini dilakukan

pencatatan jumlah jenis koperasi dan usaha kecil menengah dari

setiap desa dan kelurahan agar dapat mencari solusi dari

permasalahan yang ada. Ada kendala yang dihadapi yakni

bahwa ketika usaha kecil menengah ini bangkrut tidak ada yang

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mau melapor tetapi ketika mau meminta bantuan datang ke

kita.”24

Tabel 3.3 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh


Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toba Samosir
Tahun 2016-2018

No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018

Jumlah Koperasi :
1 - Aktif Jenis 42 52 58
- Tidak Aktif Jenis 394 384 378
Jumlah jenis produk
2 Jenis 0 6 6
unggulan
Jumlah Usaha Kecil dan
3 Jenis 1590 1608 1878
Menengah (UKM)
Jumlah Produk Lokal yang
dapat dipromosikan di
4 Jenis 5 6 7
Tingkat Regional dan
Tingkat Nasional
Sumber: Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Toba Samosir

2018

Adapun capaian program pembangunan dan kegiatan pembangunan dari

Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berdasarkan indikator kinerja

penyelenggaraansesuai dengan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir,

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa jumlah koperasi aktif di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya tidak

sesuai target dimana pada 2016 ditargetkan 65, pada tahun 2017 ditargetkan

84 dan 2018 ditargetkan 102.

24
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Toba
Samosir pada hari rabu tanggal 13 februari 2019 pukul 09.30 wib.

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa jumlah koperasi tidak aktif di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya tidak

sesuai target dimana pada 2016 ditargetkan 287, pada tahun 2017 ditargetkan

237 dan 2018 ditargetkan 186.

3. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa jumlah jenis produk unggulan

di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya sama

dengan target pada tahun 2017, 2017 dan 2018.

4. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa jumlah Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada

realisasinya dengan angka pada 2016 sebesar 1590, pada tahun 2017 sebesar

1608 dan pada 2018 sebesar 1878. Disini pada target dan pencapaian terjadi

perbedaan dalam hal indikator yakni pada target berupa Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) dan pada pencapaian berupa Usaha Kecil dan

Menengah (UKM), hal ini dikarenakan bahwa saat ini tidak terjadi pembagian

usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Ada beberapa indikator bukan

menjadi urusan dari Kabupaten Toba Samosir.

4. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa jumlah Produk Lokal yang

dapat dipromosikan di Tingkat Regional dan Tingkat Nasional di Kabupaten

Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya sama dengan target

pada 2016, 2017 dan 2018.

(2) Bidang Perdagangan

Berdasarkan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir Kebijakan Umum

dan Program Pembangunan Bidang Perdagangan, sebagai berikut :

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Kebijakan Umum

a. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pasar tradisional;

b. Meningkatkan perlindungan konsumen;

c. Meningkatkan perlindungan terhadap pedagang tradisional;

d. Mengembangkan manajemen usaha perdagangan dan penendalian

distribusi.

2. Program Pembangunan

a. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan;

b. Program peningkatan dan pengembangan ekspor;

c. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri;

d. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan;

e. Program pembinaan dan penataan pedagang pasar.

Kebijakan Umum dan Program pembangunan tersebut diatas kemudian

direalisasikan melalaui kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Bidang Perdagangan dari tahun 2016-2018 sesuai

dengan RPJMD terkait. Kegiatan pembangunan yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

1. Peningkatan pengawasan peredaran barang/jasa.

2. Operasionalisasi dan pengembangan Upt Kemetrologian daerah.

3. Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk .

4. Pengawasan bahan makanan dan makanan olahan .

5. Peningkatan sistem jaringan informasi perdagangan.

6. Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk.

7. Pengawasan peredaran barang kadaluarsa disetiap kecamatan.


70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. Penindakan dan penegakan hukum terhadap pemilik toko yang menjual

barang-barang kadaluarsa.

9. Membuat gerakan sadar masyrakat terhadap peredarang barang .

10. Membentuk satuan penugasan pangan tentang monitoring barang kadaluarsa

terdiri dari beberapa sektor yakni:

a. Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan

Perdagangan

b. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

c. Satuan polisi Pamong Praja (SatPol PP)

d. Dinas kesehatan

e. Dinas ketahanan Pangan

f. Dinas Pertanian

g. Polisi Resort (PolRes)

Dalam Bidang Perdagangan selama 3 tahun pelaksanaan RPJMD 2016-2021

dalam menjalankan program-program pembangunan berupa kegiatan-kegiatan

yang akan dilaksanakan mengalami kendala akan anggaran. Seperti yang

diungkapkan oleh Kepala Bidang Perdagangan :

“Saya berpendapat bahwa target dari indikator pembangunan

yang dibebankan kepada bidang perdagangan di dalam RPJMD

tidak dapat tercapai dari tahun 2016-2018 karena memang

anggaran kita tidak memadai untuk memonitoring jumlah

peredaran barang kadaluarsa ini sehingga seharusnya anggaran

dapat ditingkatkan agar kegiatan-kegiatan yang sudah

direncanakan dapat terlaksana sehingga target yang ada dalam


71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RPJMD dapat terealisasi bahkan bisa melampui target

tersebut.”25

Tabel 3.4 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh


Bidang Perdagangan Toba Samosir Tahun 2016-2018

No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018


Jumlah peredaran
1 barang kadaluarsa yang Unit 98 105 110
diawasi

Jumlah pasar
2 tradisional yang Unit 2 3 3
dibangun/direvitalisasi

Sumber: Bidang Perdagangan Kabupaten Toba Samosir 2018

Adapun capaian program pembangunan dan kegiatan pembangunan dari

Bidang Perdagangan berdasarkan indikator kinerja penyelenggaraansesuai dengan

RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pada indikator kinerja penyelenggaraanberupa jumlah peredaran barang

kadaluarsa yang diawasi di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018

pada realisasinya pada tahun 2016 tidak melampaui target dimana pada 2016

ditargetkan 121 unit, 2017 ditargetkan 133 unit dan 2018 ditargetkan 147

unit.

2. Pada indikator kinerja penyelenggaraanberupa jumlah pasar tradisional yang

dibangun/direvitalisasi di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018

pada realisasinya sama dengan target pada 2016, 2017 dan 2018.

25
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perdagangan Toba Samosir pada hari rabu tanggal 13
februari 2019 pukul 10.10 wib.

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3) Bidang Perindustrian

Berdasarkan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir Kebijakan Umum

dan Program Pembangunan Bidang Perindustrian, sebagai berikut :

1. Kebijakan Umum

a. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam usaha industri;

b. Meningkatkan akses permodalan bagi usaha industri mikro dan kecil serta

perluasan jaringan pemasaran.

2. Program Pembangunan

a. Program peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi sistem

produksi;

b. Program pengembangan industri kecil dan menengah;

c. Program peningkatan kemampuan teknologi industri;

d. Program penataan struktur industri;

e. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial.

Kebijakan Umum dan Program pembangunan tersebut diatas kemudian

direalisasikan melalaui kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Bidang Perindustrian dari tahun 2016-2018 sesuai

dengan RPJMD terkait. Kegiatan pembangunan yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

1. Pembinaan kemampuan teknologi industri.

2. Fasilitasi bagi industri kecil dan menegah terhadap pemanfaatan sumber

daya.

3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Pembinaan kemampuan teknologi industri .

5. Pembangunan sentra-sentra industri.

Dalam Bidang Perindustrian selama 3 tahun pelaksanaan RPJMD 2016-2021

dalam target indikator pembangunan dari tahun 2016-2018 terjadi peningkatan

yang cukup tinggi hal ini dikarenakan program-program pembangunan berupa

kegiatan-kegiatan pembangunan dapat terlaksana dengan baik. Seperti yang

diungkapkan oleh Kepala Bidang Perindustrian :

“Setelah kita menyiapkan rencana program-program

pembangunan kemudian dibahas bersama Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Toba Samosir sesuai skala prioritas

yang mana yang perlu diutamakan dalam pelaksanaannya.

Dengan argumentasi kita kenapa disusun program-program serta

kegiatan-kegiatan ini. Setelah tahun ini disetujui maka tahun-

tahun awal ini lah kita melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.

Dengan dana yang telah disetujui menyesuaikan dengan

keeadaan keuangan daerah maka bersamaDewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Toba Samosir target dari indikator

pembangunan tersebut dapat terealisasi serta melebihi target

yang ada dalam RPJMD.”26

26
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perindustrian Toba Samosir pada hari rabu tanggal 13
februari 2019 pukul 14.15 wib.

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.5 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Oleh
Bidang Perindustian Toba Samosir Tahun 2016-2018

No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018


Pertumbuhan industri
1
kecil menengah
a. Jumlah Industri
IKM 802 866 975
Kecil
b. Jumlah Industri
IKM 12 12 12
Menengah
Sumber:Bidang Perindustrian Kabupaten Toba Samosir 2018

Adapun capaian program pembangunan dan kegiatan pembangunan dari

Bidang Perindustrian berdasarkan indikator kinerja penyelenggaraan sesuai

dengan RPJMD 2016-2021 Kabupaten Toba Samosir, dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa Jumlah Industri Kecil di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya pada tahun

2016 tidak melampaui target dimana pada 2016 ditargetkan 814 IKM, tetapi

pada tahun 2017 melampaui target dimana hanya ditargetkan 846 unit dan

2018 hanya ditargetkan 880 IKM.

2. Pada indikator kinerja penyelenggaraan berupa Jumlah Industri Menengah di

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016-2018 pada realisasinya sama

dengan target pada 2016, 2017 dan 2018.

75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam hal mewujudkan implementasi amanat Undang-Undang 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang 23

tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah daerah perlu menyusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dokumen RPJMD

merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang

penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) dan memperhatikan RPJM Nasional.

Bupati Toba Samosir periode 2016-2021 memiliki visi yakni “Toba Samosir

Hebat 2021”dan misi yang menjadi fokus penelitian yakni memacu pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing. Dalam visi tersebut memiliki makna

bahwa di Kabupaten Toba Samosir dilaksanakan serangkaian aktivitas terpadu

lintas sektoral dan lintas stakeholder yang dapat berintegrasi di seluruh aspek

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik untuk

mendorong kenaikan kepedulian dan kemandirian masyarakat dalam mewujudkan

kesejahteraan di Toba Samosir yang salah satu nya adalah mewujudkan

pertumbuhan industri kecil menengah dan usaha mikro kecil menengah Dalam

merealisasikan visi tersebut maka perlu disusun serta dirumuskan misi-misi, yang

akan memberikan kerangka bagi tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan yang

ingin dicapai dan menentukan langkah yang harus ditempuh untuk mencapai visi.

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam melihat realisasi visi dan misi Kabupaten Toba Samosir pada periode

2016-2018 dapat dijelaskan berdasarkan pelaksanaan dari setiap Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi sampel yaitu Dinas Tenaga Kerja, Dinas

Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Dinas Dinas

Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil Menengah.

Dimana dalam pelaksanaan dari setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

tersebut diuraikan berdasarkan sumber daya manusia, sumber dana, sarana

prasarana, kebijakan umum, program pembangunan, kegiatan pembangunan dan

pencapaian berdasarkan indikator kinerja penyelanggaraan oleh dinas-dinas terkait

yang sudah dilaksanakan selama periode 2016-2018.

Dalam melihat realisasi visi dan misi Kabupaten Toba Samosir yang

dilaksanakan oleh setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) selama periode

2016-2018 terdapat banyak kekurangan yaitu ada beberapa dari pencapaian

indikator kinerja penyelanggaraan yang sangat jauh ataupun tidak sesuai target

indikator kinerja penyelanggaraan yang diharapkan oleh pemerintah berdasarkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Terjadinya kondisi

fluktuasi atau naik dan turun nya capaian dari indikator kinerja penyelanggaraan

padahal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),

pemerintah Kabupaten Toba Samosir mengharapkan terjadi peningkatan setiap

tahun nya dari setiap indikator kinerja penyelanggaraan dinas dan/atau bidang

terkait. Hal ini dikarenakan sumber dana yang dibutuhkan oleh setiap Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) tidak sesuai target dari program pembangunan yang

akan dijalankan sehingga ada beberapa program pembangunan yang tidak bisa

dilaksanakan yang berdampak tidak terlaksananya kegiatan pembangunan

77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berdasarkan program pembangunan tersebut. Setiap Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) terlihat sangat kesulitan dan hal ini menjadi faktor penghambat dalam

melaksanakan program-program pembangunan yang telah disusun dikarenakan

terbatasnya dana yang di anggarkan.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, penulis berharap dalam

realisasi visi dan misi Bupati Toba Samosir yang tertuang dalam RPJMD 2016-

2021 Kabupaten Toba Samosir yang memiliki dua tahun terakhir masa

pemerintahannya dapat lebih maksimal lagi untuk mencapai target-target dari

indikator kinerja penyelenggaraan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD),

dengan lebih memperbanyak melaksanakan kegiatan pembangunan berdasarkan

program pembangunan tersebut. Yang akan secara langsung maupun tidak

langsung dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Toba Samosir

Adapun target-target dari indikator kinerja penyelenggaraan yang belum dapat

terealisasi menjadi pembelajaran kedepannya. Faktor penghambat berupa sumber

dana kedepan lebih dimatangkan dalam memutuskan serta menetapkan dana yang

perlu dianggarkan untuk kebutuhan mencapai program-program pembangunan

setiap tahunnya sehingga setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat

melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan secara efektif, efisien dan tepat

sasaran. Sehingga masyarakat dapat merasakan dan menikmati hasil

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dimana dalam hal ini ialah

Bupati Toba Samosir dan Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada

di lingkungan pemerintahan daerah Kabupaten Toba Samosir.

78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anggara, Sahya. 2014. Kebijakan Publik, Bandung: CV Pustaka Setia

Budiman, Arief. 1995 Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta: Gramedia

Pustaka utama

Dye, R. Thomas, Horn Meter. 1987. Under Standing Public Police, Pentice Hall,

Inc, Englewood Cliffs, USA, Th

Faisal, Sanafiah. 1995. Format Penelitian Sosial Dasar – Dasar Aplikasi.Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Herry, Achmad. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung,

Yogyakarta: Galang Press

Idrus,Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif,Yogyakarta: Erlangga

Nawawi, Handari. 2003. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Nugroho, Riant. 2003. Reinventing Pembangunan Menata Ulang Paradigma

Pembangunan untuk Membangun Indonesia Baru dengan Keunggulan Global,

Jakarta

Prasetyo, Bambang, dkk. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wibisono. 2006. Manajemen Kinerja: Konsep Desain dan Teknik Meningkatkan

Daya Saing Perusahaan, Jakarta: Erlangga

79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perundang-undangan:

Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.239/IX/6/8/2003 Tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Intansi

Pemerintah,

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan KPU No. 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara

Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Internet

Andi Chairil Furqan. Menyoal Visi, Misi dan Program “Sang Calon” (Kaitannya

Dengan Keuangan Daerah), https://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/calon-

kepala-daerah/, (diakses pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 00:21)

Muhammad Ghazali. “Menentukan Visi Dan Misi Yang Baik”,

https://muhammadghazali.wordpress.com/2012/02/25/menentukan-visi-dan-misi-

yang-baik/, (diakses pada tanggal 14 Maret 2019 pukul 20:41)

Skripsi

Alder Manase Perangin-angin. 2018. Analisis Faktor Pembentuk Budaya

Organisasi (Visi, Misi, dan Value) Terhadap Kinerja Guru Melalui Gaya

Kepemimpinan Sebagai Variabel Intervening di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Telkom Shandy Putra Medan [Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera

Utara

80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai