JAKARTA SELATAN
Skripsi
Oleh :
LIANDI RAHLI
NIM. 11161110000058
2020
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : 11161110000058
Mengetahui, Menyetujui,
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
11161110000058
Telah dipertimbangkan dalam sidang ujian skripsi di fakultas Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 13 November 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada program studi Sosiologi.
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak akan lupa selalu tercurahkan
kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, baik kepada keluarga-Nya, sahabat-
Nya, serta umat-Nya yang telah memberikan cahaya terang benderang untuk keluar
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini
tidak akan berhasil tanpa arahan, bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak.
Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Lubis, Lc, M.A selaku Rektor UIN
2. Bapak Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
vi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi
7. Kepada kedua orang tua dan kakak penulis yang tercinta yaitu ayahanda
Thaharuddin S.H., M.M, ibunda Sihalini, dan kakak Hana Irtiyah Arviani
Hana Arya, Iqbal, Sarno, Ajeng, Dhania, Dino, Obi, Ludiansah dan teman-
10. Teman-teman FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bang Aji, Bang
Fulki, Bang Alif, Bang Permana, Bang Fauzan, Joy, Fiqi, Ihsan, Alim,
Yoga, Mesa, Amar dan teman-teman yang lain yang tidak bisa di sebutkan
satu persatu.
11. Noel, Putra, Andra, Reza, Adit, Mahmud, Rendi, Abyan, Alvin, Riza, Rian
vii
selaku sahabat penulis yang telah menemani selama proses penulisan
12. Ulin, Rais, Alifa, Zakiyah, Mami, Roro, Mishel, Hafiz, Rafa, Dewo, Uun,
Iseu, Latif, Aziz, Nisa, Fatma, dan Siska, selaku teman-teman KKN
kepada penulis.
13. Para pedagang kaki lima dan ojek online yang telah bersedia meluangkan
Semoga semua yang turut membantu dengan kebaikan yang diberikan kepada
penulis selama proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai, mendapatkan balasan
kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa penulisan
skripsi masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala
kritik dan juga saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya
Liandi Rahli
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………………... I
ABSTRAK………………………………………………………………………..… V
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. VI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… IX
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………....... 1
B. Pertanyaan Penelitian………………………………………….… 6
D. Tinjauan Pustaka……………………………………………….... 7
E. Kerangka Teoritis………………………………………………... 12
F. Metode Penelitian………………………………………….…….. 14
G. Sistematika Penulisan………...……………………………..…... 22
ix
BAB II GAMBARAN UMUM PEKERJA INFORMAL
A. Sektor Informal…………………………………..………............ 24
Jenis Kelamin………………………..…………..……….... 32
2019………………………..…….…………………...……. 43
x
F.2. Pekerja Informal Menurut Lapangan Kerja dan Jenis
H. Ojek Online…………………………………………………....… 48
………………………………………………………..…… 51
DI JAKARTA SELATAN
xi
C. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Ojek Online
…………………………………………….…………................. 75
D.6. Meminjam……………………………………….…….….... 92
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………....….... 96
B. Saran………………………………………………..……………. 99
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....… 94
LAMPIRAN…………………………………………………………………...…... cix
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1…………………………………………………………….. 17
Tabel I.2…………………………………………………………….. 20
Tabel II.1………………………………………………………….… 30
Tabel II.2……………………………………………………………. 32
Tabel II.3……………………………………………………………. 36
Tabel II.4……………………………………………………….…… 39
Tabel II.5……………………………………………………………. 41
Tabel II.6………………………………………………………...….. 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1………………………………...………………………. 34
Gambar II.2……………………………...…………………………. 43
Gambar II.3…………………………...……………………………. 47
Gambar II.4…………………………...……………………………. 49
Gambar III.1………………………………………………………... 67
Gambar III.2………………………………………………………... 68
Gambar III.3…………………………………………………..……. 83
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik II.1……………………………………………………...…… 31
Grafik II.2…………………………………………………….…….. 38
Grafik II.3……………………………………………………….….. 44
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat miskin terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal di Jakarta
Mereka yang bekerja pada sektor informal membutuhkan penghasilan demi untuk
mencukupi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarga mereka (ILO, 2020: 1). Mereka
menafkahi keluarga mereka, “Harus mati karena kelaparan atau karena virus”
merupakan dilema yang sangat nyata yang sedang mereka hadapi saat ini di
perekonomian sektor informal (ILO, 2020: 1). Pekerja informal, menyumbang sekitar
61 persen dari tenaga kerja global sangat rentan selama pandemi Covid-19 karena
harus menghadapi risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang lebih tinggi dan
kurangnya perlindungan yang memadai (ILO, 2020: 6). Bekerja dengan tidak adanya
pekerja informal berada pada pilihan risiko antara kesehatan atau pendapatan, yang
1
berisiko terhadap kesehatan mereka, kesehatan orang lain serta keselamatan ekonomi
Covid-19 pertamanya pada tanggal 2 Maret 2020, yang diduga berasal dari salah satu
warga negara Indonesia yang melakukan kontak langsung dengan warga negara asing
yang berasal dari Jepang (Hanoatubun, 2020: 149-150). Informasi tersebut telah
diumumkan langsung oleh bapak Presiden Joko Widodo (Hanoatubun, 2020 149-
peningkatan yang sangat signifikan, Jakarta yang merupakan pusat ekonomi menjadi
Daftar 10 provinsi dengan kasus positif Covid-19 terbanyak per 9 Juni 2020:
DKI Jakarta: 8.355 kasus, 3.371 sembuh, 533 meninggal Jawa Timur: 6.533 kasus,
1.584 sembuh, 514 meninggal Jawa Barat: 2.448 kasus, 962 sembuh, 161 meninggal
Sulawesi Selatan: 2.194 kasus, 704 sembuh, 97 meninggal Jawa Tengah: 1.674 kasus,
508 sembuh, 103 meninggal Kalimantan Selatan: 1.438 kasus, 118 sembuh, 104
meninggal Sumatera Selatan: 1.188 kasus, 402 sembuh, 42 meninggal Papua: 1.108
2
demi untuk menahan gelombang penyebaran Covid-19 dan dapat secepatnya
mensosialisasikan gerakan social distancing (Nabilla & Nurwati, 2020: 2). Social
Distancing adalah menjaga jarak dari satu orang ke orang lainnya dengan jarak
minimal 2 meter atau tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain secara
berdekatan (Nabilla & Nurwati, 2020: 2). Selain social distancing pemerintah
masyarakat demi untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, aktivitas yang dibatasi
pembatasan moda transportasi, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan hal
yang dapat berkumpulnya orang-orang, untuk sementara dibatasi (Nabilla & Nurwati,
Kerja (PHK) oleh beberapa perusahaan, hal tersebut dilakukan dengan terpaksa
tindakan mengenai karantina penuh demi untuk mencegah adanya penyebaran virus
Covid-19, hal tersebut berdampak pada hampir 2,7 miliar pekerja, yang artinya
sekitar 81 persen tenaga kerja dunia terdampak adanya tindakan karantina akibat
pandemi Covid-19 (Nabilla & Nurwati, 2020: 3). Dalam situasi pandemi Covid-19
3
saat ini, usaha di sektor ekonomi sedang menghadapi krisis yang dapat mengancam
dasarnya memang sudah rentan dalam segi ekonomi dan tidak mendapatkan
keuntungan yang besar ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 ini mereka
semakin terpuruk (Nabilla & Nurwati, 2020: 3). Karantina penuh akibat pandemi
pendapatan serta mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (Nabilla & Nurwati,
2020: 3). Dari kelompok pekerja yang mengalami dampak langsung dari pandemi
oleh Keith Hart yang merupakan antropologi Inggris pada tahun 1973 (Manning &
Tadjuddin, 1985: 75). Pemikiran atau konsep tentang sektor informal menurut Hart
(1973) didapatkan dari hasil penelitianya di Aggra, Ghana pada tahun 1973 (Manning
& Tadjuddin, 1985: 75). Hart (1973) membedakan penduduk kota dalam kegiatan
kerja dalam dua sektor yaitu sektor formal dan sektor informal (Manning &
Tadjuddin, 1985: 75). Hart membedakan sektor formal dan sektor informal
berdasarkan pendapatan yang berasal dari gaji atau pendapatan dari usaha sendiri
(wirausaha) (Manning & Tadjuddin, 1985: 75). Sektor ekonomi informal adalah
kegiatan ekonomi yang berskala kecil, namun sektor informal juga dianggap sebagai
Tadjuddin, 1985: 75). Orang-orang yang berada pada sektor informal pada umumnya
4
adalah masyarakat kelas bawah, kebanyakan dari mereka adalah para migran
pusat perhatian dan telah dilakukan beberapa penelitian. Penelitian dari The SMERU
yang dilakukan oleh SaifulMujani Research & Consulting (2020) melihat pada sikap
warga atas kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi warga dalam pandemi Covid-
19 di Indonesia
pada mereka yang bekerja di sektor informal terutama yang mata pencahariannya
sangat bergantung pada penghasilan harian khususnya di Jakarta yang merupakan ibu
Indonesia. Terlebih lagi, studi yang ada hanya menggunakan data kuantitatif saja jadi
tidak bisa memahami secara mendalam dampak ekonomi yang di hadapi oleh kelas
karena tentunya pendapatan mereka akan terancam seiring dengan tidak adanya
konsumen.
5
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai
dampak pandemi Covid-19 bagi kehidupan pekerja informal di Jakarta Selatan, dan
apa strategi yang dilakukan para pekerja informal untuk meminimalkan dampak
tersebut.
B. Pertanyaan Penelitian
Jakarta Selatan?
dampak tersebut?
1. Utamanya, tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dampak pandemi
2. Selanjutnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang
6
C.2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat mengisi kekosongan atau memberi data terkini
dalam kajian dampak pandemi Covid-19 bagi kehidupan pekerja informal di Jakarta
menjadi referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan kajian terhadap penelitian
2. Manfaat Praktis
Penelitian diharapkan dapat berguna bagi seluruh praktisi atau instansi dalam
D. Tinjauan Pustaka
SaifulMujani Research & Consulting (2020) yang berjudul “Wabah Covid-19 Sikap
metode penelitian kuantitatif dengan mengambil sampel dari beberapa Provinsi yaitu
7
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Penelitian ini menemukan bahwa satu bulan setelah terjadinya pandemi Covid-19 di
terutama warga dengan kondisi menengah ke bawah, dan pekerja pada sektor
informal yang sangat bergantung pada penghasilan harian. Sekitar 50 juta warga
secara nasional atau 25 persen mengatakan sudah tidak dapat untuk memenuhi
kebutuhan pokok mereka tanpa meminjam dari orang lain. Pemberlakuan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dan social distancing untuk menahan gelombang
bawah yang bergantung pada pendapatan harian tersebut. Penelitian kedua yang
yaitu proses pengambilan datanya tidak memerlukan terjun ke dalam lapangan secara
kemiskinan akan meningkat dari 9,2 persen pada bulan September 2019 bertambah
menjadi 9,7 persen pada akhir tahun 2020, yang berarti 1,3 juta orang yang akan jatuh
dari 9,2 persen pada bulan September 2019 bertambah menjadi 12,4 persen pada
8
akhir tahun 2020, yang berarti 8,5 juta orang yang akan jatuh ke dalam kemiskinan.
Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Hanoatubun (2020) yang berjudul “Dampak
datanya tidak memerlukan terjun ke dalam lapangan secara langsung. Penelitian ini
Indonesia, dalam hal ini cara penanganan pertama yaitu skenario penanganan
minimal yaitu himbauan untuk menjaga jarak dan untuk tetap di rumah saja, lalu cara
penanganan kedua yaitu dengan skenario penanganan kuat yaitu Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) yang secara tegas mengatur untuk tidak melakukan kegiatan
ekonomi yang lebih parah dibandingkan dengan skenario penanganan secara minimal
analisis penelitian ini juga menemukan bahwa jika dalam jangka yang panjang, maka
Selain terkait dengan Covid 19, telah ada banyak studi mengenai dampak
ekonomi dan kemiskinan yang terjadi akibat bencana atau wabah seperti penelitian-
penelitian yang dilakukan oleh Muryani et al (2012); Himelein (2014) dan; Yunida,
9
Kumalawati, Arisanty (2017). Penelitian yang dilakukan oleh Muryani et al (2012)
metode penelitian kuanitatif dengan menggunakan data primer, data primer diperoleh
Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menemukan bahwa penyebaran virus flu burung
unggas. Penyakit flu burung yang menyebar antara unggas ke unggas lain tidak
terlepas karena adanya faktor lingkungan, karakteristik peternak unggas yakni umur,
pendidikan yang tinggi tentunya para peternak lebih mengetahui bagaimana cara agar
unggas mereka tidak tertular virus flu burung dengan memikirkan jarak antar kadang,
saluran limbah kotoran, unggas dan kebersihan halaman kandang. Faktor lingkungan
sosial juga berperan dalam penanganan penyebaran virus flu burung, laporan unggas
lingkungan peternak. Penyebab penyebaran penyakit flu burung bukan hanya terjadi
peternak dan lingkungan sosial menjadi faktor pencegah terjadiya risiko. Penelitian
kedua yang dilakukan oleh Himelein (2014) yang berjudul “Dampak Sosial-Ekonomi
Liberia di semua sektor pekerjaan, yang paling berdampak adalah pekerja yang telah
10
mendapatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dikarenakan dalam masa virus
Ebola tidak diizinkan untuk beraktivitas di luar rumah sehingga banyak perusahaan
meminimalkan kerugian, dan juga mereka yang bergantung pada upah atau
pendapatan harian seperti pedagang kecil. Kelompok ini sangat retan pada kondisi
tersebut karena, mereka tidak menerima gaji yang tetap dan tidak mampu untuk
terakhir yang dilakukan oleh Yunida, Kumalawati, Arisanty (2017) yang berjudul
Sungai Tengah, Kalimantan selatan bekerja sebagai petani. Banjir yang terjadi
Kecamatan Batu Benawa memiliki pekerjaan lain selain menjadi petani seperti
Meski telah ada beberapa kajian terkait dampak sosial ekonomi Covid-10,
belum banyak penelitian yang membahas mengenai Covid-19 dan dampak sosial
11
E. Kerangka Teoritis
Penelitian ini akan menggunakan teori masyarakat risiko dari Ulrich Beck
(1992). Ulrich Beck (1992: 3-4) mengatakan bahwa perubahan besar telah terjadi dari
mengantisipasi risiko-risiko yang telah terjadi ataupun yang belum terjadi (Beck,
1992: 3-4). Masyarakat risiko adalah masyarakat yang telah mengetahui bagaimana
menangani atau mengatasi keadaan yang tidak pasti sesuai dengan kemampuan atau
(Beck, 1992: 7). Ulrich Beck (1992: 7) menjelaskan bahwa modernitas reflektif
merupakan respon atau tanggapan dari individu atau institusi terhadap suatu hal atau
kondisi yang tidak pasti dan memiliki risiko. Ulirch Beck (1992: 209-210)
bertentangan karena hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya risiko, namun di lain
sisi juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi risiko tersebut. Ulrich Beck (1992: 15-
16) juga mengatakan bahwa risiko yang dimaksud tidak hanya mencakup risiko yang
ditimbulkan oleh kerusakan alam seperti pemanasan global, namun banyak risiko
lainnya yang tidak disadari oleh masyarakat, yang membutuhkan pakar berkualitas
untuk mengetahui dan menghadapi risiko tersebut seperti, pencemaran nuklir atau
12
kimiawi, dan penyakit peradaban seperti epidemic atau pandemi, juga risiko yang
pengangguran
yang merujuk dengan kelas sosial individu dalam masyarakat. Distribusi risiko
menjadi penyelamat dan kebebasan dari risiko (Beck, 1992: 27). Menjadi
pengangguran dan para pekerja yang hanya mempunyai keterampilan rendah lebih
berisiko terhadap stress dibandingkan dengan orang yang memiliki pekerjaan dan
yang disebut pandemi yang dimulai pada tahun 2019, yang masyarakatnya sudah
berada pada tahap modern. Apabila dikaitkan dengan teori masyarakat risiko dari
Ulrich Beck (1992: 15-16) yang menyatakan banyak risiko yang tidak disadari oleh
risiko tersebut seperti penyakit peradaban epidemi dan pandemi, juga risiko yang
pengangguran, tentunya teori ini sangat berkaitan dengan pandemi Covid-19 karena
teori ini membahas risiko yang harus dihadapi masyakarat modern yang berkaitan
dengan pandemi Covid-19. Kemudian apabila teori masyarakat risiko dari Ulrich
13
Beck (1992) dikaitkan dengan para pekerja informal yaitu, dengan melihat bagaimana
cara atau strategi para pekerja informal untuk meminimalkan dampak risiko dari
pandemi Covid-19 itu atau yang dijelaskan oleh Ulrich Beck (1992: 7) sebagai
tanggapan dari individu atau institusi terhadap suatu hal atas kondisi yang tidak pasti
F. Metode Penelitian
pandemi Covid-19 bagi para pekerja informal di Jakarta Selatan yang mata
sebagai bentuk kreativitas untuk meminimalkan dampak dari risiko yang dihadapi
sejumlah individu atau sekelompok orang yang berasal dari masalah sosial atau
yang diteliti, termasuk di dalamnya bahwa peneliti harus mampu memahami dan
14
sosial yang terjadi di tengah masyarakat yang diteliti (Creswell, 2010: 4-5). Peneliti
merasa pendekatan ini tepat untuk memahami dan mengetahui dampak dan strategi
Penelitian menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan, atau dapat
disebut juga dengan “first-hand information”, dan data sekunder yaitu dengan
perantara. (Silalahi, 2010: 289). Teknik pengumpulan data primer yang digunakan
yaitu wawancara dan observasi, proses wawancara dilakukan dengan tatap muka
(face to face interview) dengan partisipan (Creswell, 2010: 4-5). Sedangkan data
sekunder didapatkan dari studi dokumen seperti buku, jurnal maupun berita dari
media massa (Silalahi, 2010: 289). Kemudian, wawancara juga dapat dilakukan
dengan cara tidak terstruktur (unstructured interviews) yaitu peneliti dan informan
saling berinteraksi dengan cair (Marvasti, 2004: 35-36), dan juga menggunakan
langsung (face to face) dengan cara mendatangi para ojek online yang sedang
beristirahat atau menunggu pesanan, dan mendatangi para pedagang kaki lima (PKL)
15
Informan dapat dipetakan sebagai orang yang (1) dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh orang lain; (2) orang yang dapat
kurang lebih sama; (3) menyediakan akses dan mengembangkan kesadaran peneliti
mengenai bagian-bagian latar dan; (4) orang yang membantu peneliti untuk
sampling, yang didasarkan pada siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan. Hal ini biasanya digunakan pada penelitian
lapangan (Ritzer, 2012: 256). Informan dalam penelitian ini melibatkan 2 jenis
informan. Pertama, Ojek Online dengan usia di atas 20 tahun, 5 orang yang sudah
berkeluarga, 5 orang yang belum berkeluarga, dan berdomisili atau bekerja di Jakarta
Selatan. Jumlah informan yang telah diwawancara berjumlah 10. Kedua, Pedagang
Kaki Lima (PKL) dengan usia di atas 20 tahun, 5 orang berjenis kelamin wanita, 5
orang berjenis kelamin pria, dan berdomisili atau bekerja di Jakarta Selatan. Jumlah
informan yang telah diwawancara untuk kategori ini berjumlah 10. Jadi secara
keseluruhan ada 20 orang informan yang telah diwawancara dalam penelitian ini.
Detail dari masing-masing informan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
16
Tabel I.1
(Kebayoran
Lama)
(Kebayoran
Lama)
Rokok &
Masker
(Kebayoran
Baru)
17
(41 Tahun) Nasi Uduk Berkerluarga Menengah Atas
(Tanah
Kusir)
(Tanah
Kusir)
Goreng
( Tanah
Abang)
(Tanah Pertama
Abang)
18
8 Iwan Laki-Laki Pedagang Sudah Sekolah 2 Tahun
(Tanah Pertama
Abang)
(Tanah
Abang)
(Palmerah)
Informan pedagang kaki lima kebanyakan berusia sekitar 40 tahun, dan rata-
rata sudah berdagang di atas 10 tahun. Informan pedagang kaki lima yang berusia
sekitar 50 tahun, rata-rata berpendidikan terakhir sekolah dasar (SD), yang berusia
pertama (SMP).
19
Tabel I.2
Ojek Online
(Usia) Online
Pertama
Pertama
20
6 Nurkholis Laki-Laki Ojek Online Sudah Sekolah 1,5 Tahun
Kejuruan
Kejuruan
Baru) Kejuruan
Baru)
Baru)
21
Informan ojek online kebanyakan berusia sekitar 30 tahun, dan rata-rata sudah
bekerja sebagai ojek online selama 4 tahun. Informan ojek online yang berusia sekitar
berpendidikan terakhir sekolah menengah atas (SMA), dan yang berusia sekitar 20
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang gambaran dan tren umum mengenai pekerja
Bab ini membahas hasil berisikan tentang deskripsi hasil temuan selama
penelitian dan juga akan menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana dampak
22
pandemi Covid-19 bagi para pekerja informal di Jakarta Selatan, serta strategi
BAB IV Penutup
Bab keempat merupakan bab terakhir dalam penelitian ini akan berisi
kesimpulan dari semua hasil dan temuan penelitian dan penutup yang akan mencakup
saran serta masukan kepada segenap pihak yang terkait tema penelitian ini.
23
BAB II
A. Sektor Informal
Asal muasal pengertian “sektor informal” mulai dikenal setelah perang dunia
ke II, di mana asal istilah sektor informal tersebut berasal dari pemikiran Raul
Prebisch yaitu “pusat vs pinggiran”, pemikiran Arthur Lewis yaitu “penawaran tenaga
kerja yang tidak terbatas, lalu pemikiran Harvey Leibenstein yaitu “tekanan besar,
dan yang terakhir W.W Rostow yaitu “tahapan pertumbuhan ekonomi (Bangasser,
cenderung relatif sama yaitu mengenai kurangnya kapasitas atau tidak tertampungnya
tenaga kerja di sektor formal, sektor formal merupakan sektor yang membutuhkan
orang-orang yang berasal dari sektor subsisten atau sektor pertanian di perdesaan
berpenghasilan rendah, serta tidak memiliki keterampilan yang tinggi sehingga sektor
informal menjadi adalah pilihan atau batu loncatan mereka (Bangasser, 2000: 3).
Pada tahun 1973 Keith Hart memperkenalkan istilah sektor informal yang
didasari oleh penelitian yang dilakukannya di Aggra, Ghana (Kay, 2011: 9). Ia
mendefinisikan sektor formal sebagai pekerjaan yang dapat menghasilkan upah atau
gaji tetap dan mendefinisikan sektor informal sebagai pekerjaan yang berusaha
sendiri atau berwirausaha (Kay, 2011: 9). Sektor informal menurut Hart merupakan
24
jalan pintas bagi mereka yang ingin mendirikan usaha atau bekerja sebagai pengusaha
(Kay, 2011: 9). Sektor informal didasari oleh rendahnya tingkat modal dan
ketetampilan, dengan demikian sektor ini dipandang sebagai cara bagi mereka yang
ingin atau memulai usaha dengan biaya yang rendah (Kay, 2011: 9).
penyediaan lapangan kerja dan perusahaan kecil dengan karyawan sedikit maupun
berusaha sendiri, atau yang tidak terdaftar secara resmi (ILO, 2013: 15). Pada
Informal” diubah atau dikembangkan menjadi “Ekonomi Informal” (ILO, 2013: 15).
Dengan konsep terkini yang lebih luas informalitas kini dapat diketahui atau
ditemukan dalam pekerjaan yang menghasilkan upah maupun wirausaha pada sektor
ekonomi yang beragam yang dapat muncul pada sektor informal maupun informal
(ILO, 2013: 16). Walaupun seharusnya pekerja informal hanya ditemukan di sektor
informal, akan tetapi banyak pekerja pada perusahaan formal bekerja secara informal
(ILO, 2013: 16). Faktanya 12 sampai 20 persen pekerja pada negara-negara tertentu
bekerja secara informal namun di luar sektor informal atau berada pada sektor formal
Secara lebih rinci ILO (2013) mendefinisikan ekonomi informal ke dalam tiga
25
Pertama, sektor informal mengarah pada produksi dan lapangan pekerjaan
yang tidak terdaftar secara remi (ILO, 2013: 16). Kedua, ekonomi informal berfokus
pada pekerjaan di luar peraturan perlindungan tenaga kerja, baik di dalam perusahaan
formal maupun informal (ILO, 2013: 16). Ketiga, ekonomi informal yang mencakup
seluruh perusahaan, pekerja, dan aktivitas yang berlangsung pada ekonomi informal
tersebut, berada di luar kerangka peraturan dan hasil ketenagakerjaan setempat (ILO,
2013: 16).
pekerjaan di suatu unit usaha atau kegiatan (BPS, 2016: 80). Sejak tahun 2001 satus
secara ekonomi seperti tidak kembalinya biaya produksi yang telah dikeluarkan
dalam rangka usaha, tidak menggunakan pekerja dibayar ataupun pekerja yang tidak
dibayar. Contoh dari status pekerjaan utama berusaha sendiri yaitu, sopir lepas (tidak
mendapatkan gaji), tukang ojek, tukang becak, tukang kayu, tukang pijat, agen koran,
dokter atau bidan yang buka praktik sendiri, dan lain sebagainya (BPS, 2016: 80).
2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar, adalah bekerja
atas risiko sendiri dengan mempekerjakan buruh atau karyawan yang tidak dibayar
atau buruh atau karyawan tidak tetap. Buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar
26
adalah buruh yang bekerja pada orang lain seperti kantor atau perusahaan yang hanya
menerima upah atau gaji berdasarkan pada waktu kerja atau banyaknya pekerjaan
yang dikerjakan. Contoh dari status pekerjaan utama berusaha dibantu buruh tidak
tetap atau buruh tidak dibayar yaitu pengusaha warung atau toko yang dibantu oleh
anggota keluarga atau anggota rumah tangga mereka, pedagang keliling yang dibantu
orang lain yang hanya diberi upah ketika membantu berdagang saja, lalu petani yang
memiliki lahan pertaniannya sendiri dengan dibantu pekerja yang tidak dibayar,
walaupun ketika panen petani tersebut memberikan hasil panen tersebut (BPS, 2016:
80).
3. Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar, adalah berusaha atau risiko
sendiri dengan mempekerjakan minimal satu orang buruh atau karyawan tetap yang
dibayar. Buruh tetap atau buruh dibayar adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain seperti kantor atau perusahaan yang menerima upah atau gaji dengan tetap tidak
berdasarkan pada waktu kerja, dan tidak berdasarkan banyaknya pekerjaan. Contoh
berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar yaitu pemilik toko buku yang
mempekerjakan satu atau lebih pekerja tetap, pengusaha pabrik tahu yang
seperti kantor atau perusahaan secara tetap dengan menerima upah atau gaji berupa
uang maupun barang. Buruh yang tidak memiliki majikan tetap tidak dapat
27
Seseorang dapat dianggap memiliki majikan tetap jika hanya memiliki majikan yang
5. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain
atau majikan lain, tetapi memiliki lebih dari satu majikan dalam satu bulan terakhir
(tidak tetap) di usaha pertanian baik yang merupakan usaha rumah tangga maupun
bukan yang merupakan usaha rumah tangga, dengan menerima upah atau gaji atas
dasar balas jasa. Beberapa usaha di bidang pertanian yaitu pertanian tanaman pangan,
di pertanian yaitu buruh panen padi, pekerja cangkul sawah atau lading, buruh panen
udang tambak, buruh pemetik kopi, cengkeh, dan sebagainya (BPS, 2016: 80).
6. Pekerja bebas di non pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain
atau majikan lain, tetapi memiliki lebih dari satu majikan dalam satu bulan terakhir
(tidak tetap) di usaha non pertanian, dengan menerima upah atau gaji atas dasar balas
jasa. Contoh pekerja bebas di non pertanian yaitu calo tiket angkutan umum, kuli
angkut di pasar, stasiun atau tempat-tempat lainnya yang tidak memiliki majikan
tetap, tukang cuci keliling, pemulung, tukang parkir bebas, kuli bangunan, dan
7. Pekerja keluarga atau tidak dibayar, adalah seseorang yang bekerja dengan
membantu orang lain yang memiliki usaha, tetapi tidak mendapatkan upah atau gaji,
baik berupa uang maupun barang. Contoh pekerja keluarga atau tidak dibayar yaitu
Anggota rumah tangga yang membantu usaha warung keluarga, istri yang membatu
28
Dari semua kategori di atas, yang termaksud pekerja informal adalah
Berusaha Sendiri, Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap atau Buruh Tidak Dibayar,
Pekerja Bebas di Pertanian, Pekerja Bebas di Non Pertanian, dan Pekerja Keluarga,
dan yang termaksud pekerja formal adalah Berusaha Dibantu Buruh Tetap, dan
selama ini dilakukan, tingkat pertumbuhan ekonomi yang pada awalnya diunggulkan
sebagaimana perbedaan antara orang kaya dengan orang miskin (Joko, 2007: 130).
Pekerja informal adalah pekerja yang status pekerjaannya adalah berusaha sendiri,
berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, pekerja bebas di pertanian, pekerja
bebas di non pertanian, dan pekerja tidak dibayar (BPS, 2016: 80).
29
B.1. Jumlah Pekerja Informal di Indonesia Tahun 2019
Berikut ini adalah tabel jumlah pekerja informal di Indonesia tahun 2019
informal dengan status pekerjaan utama yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu
buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non pertanian, dan
Tabel II.1.
Jumlah/Total 70,496,808
Dari seluruh jumlah pekerja sektor informal di Indonesia yaitu lebih dari 70
juta orang, status pekerjaan utama yang terbanyak yaitu berusaha sendiri berjumlah
lebih dari 25 juta orang, diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap yaitu lebih dari
30
orang, pekerja keluarga/tidak dibayar lebih dari 14 jura orang, pekerja bebas di non
pertanian dan yang paling sedikit adalah pekerja bebas di pertanian yaitu berjumlah
Berikut ini adalah grafik pekerja sektor formal dan informal di Indonesia
2015-2019, Grafik berwarna merah adalah pekerja informal dan grafik berwarna biru
Grafik II.1.
sektor formal di Indonesia dari tahun 2015-2019 dan kedua sektor selalu terjadi
31
peningkatan setiap tahunya. Pada tahun 2015 pekerja sektor formal berjumlah
48,506,730 orang, tahun 2016 berjumlah 50,207,787 orang, tahun 2017 berjumlah
52,001,697 orang, tahun 2018 berjumlah 53,521,691 orang dan tahun 2019 berjumlah
56,108,311. Pada tahun 2015 pekerja sektor informal berjumlah 66,312,469 orang,
tahun 2016 berjumlah 68,204,186 orang, tahun 2017 berjumlah 69,020,726 orang,
tahun 2018 berjumlah 70,483,259, dan pada tahun 2019 berjumlah 70,496,808.
dan Daerah
Berikut ini adalah sektor formal dan informal di Indonesia berdasarkan jenis
Tabel II.2.
32
Pekerja sektor formal maupun informal lebih didominasi oleh jenis kelamin
sektor informal cenderung lebih tinggi dibandingkan mereka yang bekerja di sektor
Indonesia bekerja di sektor informal, dengan persentase 55,27 persen sektor informal
diperkotaan sebesar 69,19 persen dan di sektor informal 43,21 persen. Sedangkan di
perdesaan, presentase sektor formal adalah 30,83 dan di sektor informal 56,79 persen.
Berdasarkan jenis kelamin Laki-laki yang bekerja di sektor formal di Indonesia yaitu
65,80 persen dan di sektor informal 58,03, sedangkan Perempuan di sektor formal
Secara astronomis Provinsi DKI Jakarta terletak antara 6⁰12⁰ Lintang Selatan
dan 106⁰48‘ Bujur Timur (BPS, 2020: 3). Kota Jakarta merupakan dataran rendah
dengan ketinggian rata-rata +7 meter di atas permukaan laut (BPS Provinsi DKI
Jakarta, 2020: 3). Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
Nomor 171 tahun 2007, adalah berupa daratan seluas 662,33 km2 dan berupa lautan
33
Wilayah DKI memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di
sumber air minum, usaha perikanan dan usaha perkotaan (BPS Provinsi DKI Jakarta,
2020: 3). Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi DKI Jakarta memiliki batas-
batas: di sebelah utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur sepanjang ±
35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal, yang
berbatasan dengan Laut Jawa, sementara di sebelah selatan dan timur berbatasan
dengan wilayah Provinsi Jawa Barat, sebelah barat dengan Provinsi Banten (BPS
Provinsi DKI Jakarta, 2020: 3). Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan
ketinggian rata-rata +7 meter di atas permukaan laut, DKI Jakarta merupakan wilayah
dengan jumlah waduk/situ yang relatif banyak Sungai atau kanal yang melewati
wilayah DKI Jakarta berjumlah 17 sungai (BPS Provinsi DKI Jakarta, 2020: 4).
Sumber: BPK RI
34
Menurut Undang-Undang Nomor 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia bahwa Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom
pada tingkat provinsi (Bappeda DKI Jakarta, 2018: 27). Dengan otonomi Provinsi
Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta harus mengikuti dan menuruti asas otonomi, asas
disebutkan bahwa Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung
35
C.1. Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019
Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta pada tahun
2019.
Tabel II.3
1,
Laki-laki 5,285,321
2,
Perempuan 5,272,489
Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019 mencapai 10, 557,810 jiwa yang terdiri dari
sebesar 1,19 persen, kepadatan penduduk DKI Jakarta tahun 2019 adalah 15,900 jiwa
36
setiap 1 km2. Kota Jakarta Barat memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi
Tahun 2017-2018
Berikut ini adalah grafik pekerja sektor formal dan informal di Provinsi DKI
Jakarta dari Agustus 2017-Agustus 2018. Secara sederhana Badan Pusat Statistik
informal,yaitu yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja
dibayar.
37
Grafik II.2.
Sektor pekerjaan di DKI Jakarta masih didominasi oleh sektor pekerja formal
penurunan dikedua sektor dengan pola yang sama yaitu sedikit naik pada Februari
2018 lalu turun kembali pada Agustus 2018. Pekerja sektor formal pada Agustus
2017 berjumlah 3,226,047 (71,55 persen), terjadi peningkatan pada Februari 2018
sehingga berjumlah 3,451,080 (67,17 persen), lalu terjadi penurunan pada Agustus
2018 sehingga berjumlah 3,300,010 (68,82%), Pekerja sektor informal pada Agustus
2017 berjumlah 1,282,070 (28,45 persen), terjadi peningkatan pada Februari 2018
sehingga berjumlah 1,687,029 (32,93 persen), lalu terjadi penurunan pada Agustus
38
D.2. Pekerja Informal Menurut Lapangan Kerja di Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2019
Berikut ini adalah tabel pekerja informal menurut lapangan kerja di Provinsi
DKI Jakarta 2019. Badan Pusat Statistik menggolongkan pekerja informal dengan
status pekerjaan utama yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap,
dibayar,
Tabel II.4.
Industri
Status Pekerjaan Utama Pertanian Jasa JumlahTotal
Pengolahan
39
Lapangan kerja sektor informal di Provinsi DKI Jakarta didominasi oleh jasa
dengan angka paling banyak di setiap status pekerjaan utama. Status pekerjaan utama
yang terbanyak sebagai berusaha sendiri yaitu 1,044,721 orang, Diikuti status
berusaha dibantu buruh tidak tetap 215,315 orang, dan pekerja keluarga/ tidak dibayar
166,947, pekerja bebas non pertanian yaitu 99,058 orang, dan yang paling sedikit
adalah pekerja bebas di pertanian yaitu 338 orang. Dari seluruh penduduk bekerja
pada tahun 2019 terjadi penambahan 99,973 orang pada sektor informal dibandingkan
Berikut ini adalah tabel pekerja informal menurut lapangan kerja dan jenis
kelamin di Provinsi DKI Jakarta 2019. Badan Pusat Statistik menggolongkan pekerja
informal dengan status pekerjaan utama yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu
buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non pertanian, dan
40
Tabel II.5.
Dari seluruh penduduk pekerja sektor informal di Provinsi DKI Jakarta pada
tahun 2019 laki-laki masih mendominasi di sektor informal dengan jumlah 938,569
orang. Status pekerjaan utama berusaha sendiri merupakan yang terbanyak dengan
707,897 orang, 125,017 berusaha dibantu buruh tidak tetap, 66,451 pekerja bebas di
pertanian dan non pertanian, dan 39,204 pekerja keluarga atau tidak dibayar,
Sementara perempuan dengan jumlah 587,472 orang yaitu 336,824 berusaha sendiri,
90,298 berusaha dibantu buruh tidak tetap, 28,572 pekerja bebas di pertanian dan non
41
E. Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan
40,8” Lintang Selatan dan 106⁰45’0,00” Bujur Timur (BPS Kota Administrasi Jakarta
Selatan, 2019: 3). Jakarta Selatan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-
rata 26,2 meter di atas permukaan laut (BPS Kota Administrasi Jakarta Selatan, 2019:
Nomor 171 tahun 2007, adalah 141,27 km2 (BPS Kota Administrasi Jakarta Selatan,
2019: 3).
berbatasan langsung dengan Kota Administrasi Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta
Timur, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Depok, Wilayah
Baru, Mampang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan Setia Budi, masing-masing dengan
luas daratan seluas 24,87 km2, 21,69 km2, 18,16 km2, 12,76 km2, 16,72 km2, 12,93
km2, 7,73 km2, 8,53 km2, 9,03 km2 dan 8,85 km (BPS Kota Administrasi Jakarta
42
Gambar II.2. Peta Wilayah Jakarta Selatan
Sumber: Google.
Berikut ini adalah grafik pekerja formal dan informal di Jakarta Selatan tahun
2019.
43
Grafik II.3.
200,000.00
0.00
Formal Informal
dengan jumlah 689,615 orang berbanding dengan 331,104 orang pada sektor
informal.
Berikut ini adalah tabel pekerja informal menurut lapangan kerja dan jenis
kelamin di Jakarta Selatan tahun 2019, Badan Pusat Statistik menggolongkan pekerja
informal dengan status pekerjaan utama yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu
buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non pertanian, dan
44
Tabel II.6
Dari seluruh penduduk pekerja sektor informal di Jakarta Selatan pada tahun
2019, laki-laki masih mendominasi di sektor informal dengan jumlah 206,873 orang
dan tidak ada satu pun pekerja di pertanian di Jakarta Selatan. Status pekerjaan utama
berusaha sendiri merupakan yang terbanyak dengan 150,336 orang, 32,798 berusaha
dibantu buruh tidak tetap, 13,292 orang pekerja bebas di non pertanian, 10,517 orang
pekerja keluarga atau tidak dibayar, dan tidak ada pekerja bebas di pertanian.
Sementara perempuan dengan jumlah 124,231 orang yaitu 62,343 berusaha sendiri,
21,498 orang berusaha dibantu buruh tidak tetap, 33,198 orang pekerja keluarga atau
tidak dibayar, 7,192 pekerja bebas di non pertanian, dan tidak ada pekerja bebas di
pertanian.
45
G. Pedagang Kaki Lima
pedagang kaki lima merupakan pekerjaan dengan status pekerjaan berusaha sendiri.
Pedagang kaki lima merupakan salah satu sektor informal yang banyak dapat
barang dan jasa, barang-barang yang dijual di pinggir jalan dan pusat kota yang ramai
barang-barang kebutuhan bagi golongan tersebut, tetapi tidak jarang mereka yang
berasal dari golongan ekonomi atas juga ikut membeli dagangan sektor informal
(Alisyahbana, 2005: 203). Selain dapat menyerap tenaga kelas bawah, mengurangi
sektor informal juga memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintah kota, akan
sebagaimana kita ketahui banyak pedagang kaki lima yang berdagang ditempat-
46
tempat yang tidak seharusnya menjadi public space, public space merupakan tempat
Sumber: Google.
kegiatan usaha berdagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usaha
trotoar, pinggir-pinggir jalan umum, dan lain sebagainya (Hatta, Perdana & Dwi,
2005: 111).
47
H. Ojek Online
Berdasarkan penjelasan status pekerjaan dari Badan Pusat Statisk, maka ojek
Di zaman modern seperti saat ini, kita dituntut untuk selalu terbuka atau
& Yunita, 2019: 158). Perkembangan sangat pesat terjadi dalam beberapa tahun
terakhir di sektor teknologi yang tentunya juga mempengaruhi sektor lainnya, seperti
aplikasi dan internet (Amalia & Yunita, 2019: 158). Transportasi yang menggunakan
aplikasi online bukan hanya menjadi penemuan baru, akan tetapi juga menjadi
melalui pemesanan melalui aplikasi (Amalia & Yunita 2019: 158). Peralihan ojek
konvensional yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat yang lalu beralih ke ojek
online disebabkan oleh masyarakat lebih merasa terjamin keamananya karena data
pengemudi ojek online telah terdaftar dan terverifikasi oleh perusahaan serta adanya
asuransi selama perjalanan menggunakan ojek online (Amalia & Yunita, 2019).
Perusahaan ojek online terbesar yang ada di Indonesia saat ini adalah Gojek dan
Grab, Gojek merupakan nama dari perusahaan Aplikasi Karya Anak Bangsa yang
48
menawarkan layanan ojek online yang diberi nama Goride, lalu Grab merupakan
nama dari perusahaan Solusi Transportasi Indonesia yang menawarkan layanan ojek
online yag diberi nama Grab Bike (Amalia & Yunita, 2019: 158).
Sumber: Google
Penelitian yang dilakukan oleh Google, Temasek dan Brain & Company yang
berjudul E-Conomy SEA 2019, jumlah pemasukan atau pangsa pasar (gross
Dollar, namun pada tahun 2019 meningkat menjadi 12,7 US Dollar, dan diperkirakan
akan menjadi 40 US Dollar pada tahun 2025 (Buddy, 2019: 1). Pada tahun 2015
49
Indonesia memiliki gross merchandise value sebesar 980 juta US Dollar, lalu
meningkat menjadi 5,7 miliar US Dollar pada tahun 2019, dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 18 miliar US Dollar pada tahun 2025, yang menjadikan Indonesia
sebagai pengguna terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) (Buddy, 2019: 1).
mempercepat mereka untuk mencapai tempat yang dituju, seperti ke tempat kerja,
sekolah, dan tempat lainnya (Tumuwe, Damis, & Mulianti 2018: 2). Semakin hari
umum, namun kebutuhan tersebut tidak dimbangi dengan penyediaan dan kapasitas
perkotaan yaitu kemacetan lalu lintas, kurangnya kondisi angkutan umum masih
belum memenuhi harapan masyarakat (Tumuwe, Damis, & Mulianti 2018: 2).
Masalah lain yang muncul umum yaitu dengan tingginya tingkat kriminal di dalam
2018: 2).
50
bergantung pada smartphone dan internet, hal tersebut menjadikan peluang bagi
pendiri ojek online (Gojek) untuk menghadirkan ojek berbasis aplikasi online
(Agustin, 2017: 25). Transportasi online saat ini sedang menjadi pilihan utama
masyarakat karena pemesanan dari aplikasi yang mudah untuk digunakan oleh
pengguna smartphone, berbagai macam pilihan layanan yang diberikan juga menjadi
merupakan penyedia layanan ojek online melalui aplikasi yang terhubung dengan
internet (Markey, 2019: 1). Pendiri Gojek merupakan orang asli Indonesia yang
bernama Nadiem Makarim (Markey, 2019: 1). Awal mula ia mendirikan Gojek
Indonesia yaitu berasal dari pengalamanya yang setiap hari harus menembus
kemacetan di Ibu Kota dengan menggunakan ojek konvensional (Markey, 2019: 1).
Indonesia sekaligus Chief Innovtion Officer Kartuku (Markey, 2019: 1). Berdasarkan
pengalaman Nadiem Makarim yang menggunakan ojek hampir setiap hari akhirnya ia
pangkalan, padahal waktu yang terbuang tersebut dapat lebih dimaksimalkan untuk
mendapatkan pemasukan yang lebih apa bila bisa mendapatkan lebih banyak
51
Makarim mendapatkan sebuah inovasi tentang peluang yang dapat menghubungkan
antara penumpang dengan para ojek, hal-hal tersebut yang akhirnya menyebabkan
beridirinya Gojek Indonesia pada tanggal 13 Oktober 2010 (Markey, 2019: 1). Pada
dengan menggunakan sistem Call Center untuk pemesananya, namun setelah 4 tahun
puncaknya pada tanggal 7 Januari 2015, Gojek Indonesia resmi merilis sebuah
aplikasi di Android dan IOS dengan menggantikan sistem pemesanan yang lama
yaitu Call Center (Markey, 2019: 1). Gojek Indonesia akhirnya mampu untuk
jumlah pengemudi Gojek yang tersebar ke 4 Negara Asia Tenggara yaitu Thailand,
Filipina, Singapura, dan Vietnam, kini perusahaan Gojek sudah tersedia di lebih dari
Anthony Tan dan Hooi Ling Tang merupakan dua orang warga negara
Malaysia yang mendirikan perusahaan Grab, karena melihat adanya dampak negatif
dari sistem transportasi pada saat itu yang tida efisien (Fahrurrozi, Sayyidi & Ali,
2020: 149). Dari dampak negatif tersebut akhirnya mereka memiliki ide untuk
membuat sebuah pemesanan transprotasi, khususnya taksi yang kemudian pada tahun
2011 menjadikan mereka sebagai finalis dalam kontes Harvard Business School’s
Business Plan (Fahrurrozi, Sayyidi & Ali, 2020: 149). Grab akhirnya menjadi
aplikasi layanan transportasi online terpopuler atau paling diminati di kawasan Asia
52
Tenggara, Grab telah menghubungkan lebih dari 10 juta penumpang dan 185.000
Filipina, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia, Grab hadir di Indnesia pada
53
BAB III
Bab tiga ini menjelaskan tentang analisis data penelitian lapangan yang telah
di Jakarta Selatan & bagaimana strategi yang dilakukan pekerja informal untuk
bagaimana dampak Covid-19 terhadap ojek online dan pedagang kaki lima (PKL)
akibat pandemi Covid-19 terhadap para pekerja informal khususnya pedagang kaki
lima dan ojek online, beberapa dampak tersebut yakni, risiko terpapar virus Covid-19
karena mereka berada dalam pilihan antara kesehatan atau ekonomi. Kedua,
larangan dagang bagi para pedagang kaki lima dan larangan menarik penumpang bagi
pada ojek online yang menyebabkan risiko terhadap penurunan penghasilan yang
signifikan bagi para pedagang kaki lima dan ojek online. Ketiga, risiko terhadap
tidak terpenuhinya kebutuhan hidup para pedagang kaki lima dan ojek online.
54
Perbedaan risiko yang terjadi terhadap pedagang kaki lima dan ojek online adalah
dalam masa pandemi Covid-19 para pedagang kaki lima dilarang untuk berdagang,
Penelitian ini juga menemukan strategi atau cara meminimalkan risiko yang
terjadi akibat pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima dan
ojek online. Strategi atau cara meminimalkan risiko yang dilakukan oleh para
pedagang kaki lima yakni, berdagang musiman, berdagang secara online, mengikuti
bisnis atau berbisnis lain, pulang ke kampung halaman, dan meminjam uang kepada
orang lain. Strategi atau cara meminimalkan risiko yang dilakukan oleh para ojek
miliknya, back up pekerjaan kerabat, berusaha lebih keras, dan meminjam uang
kepada orang lain. Strategi atau cara meminimalkan risiko yang ditemukan peneliti
antara pedagang kaki lima dan ojek online adalah berbeda, kecuali dengan cara
Covid-19 terhadap pedagang kaki lima dan ojek online, serta strategi atau cara
meminimalkan risiko yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima dan ojek online
55
.A. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Pedagang Kaki Lima
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa dampak atau risiko yang
terjadi terhadap kehidupan pedagang kaki lima, yang tentunya dalam masa pandemi
Covid-19 kondisi ini sangat berpengaruh bagi mereka, karena memang pada dasarnya
mereka sudah berada dalam ekonomi menengah kebawah. Berberapa dampak atau
pada penghasilan harian. Kebayakan dari mereka tidak memiliki tabungan yang
cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup, jika mereka tidak berdagang di masa
pandemi Covid-19. Tetap diam di rumah saja mengikuti peraturan pemerintah dengan
sehari-hari, namun jika tetap bekerja memunculkan risiko terpaparnya virus Covid-
19. Hal terebut menjadi dilema yang sekarang sedang terjadi pada para pedagang kaki
lima.
Dalam masa pandemi Covid-19 sangat disarankan untuk di rumah saja atau
bekerja di rumah (Work From Home). Menjaga jarak dengan orang lain (Social
Distancing) dan juga menjauhi kerumunan orang banyak demi mencegah penyebaran
atau tertularnya virus Covid-19, juga sangat dianjurkan di kondisi seperti sekarang.
Berbeda dengan para pedagang kaki lima (PKL) yang mengandalkan pendapatan
56
harian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan tetap bersikeras untuk berdagang
di jalan dengan risiko tertular virus Covid-19 dengan persentase yang lebih besar
“Yaa karena kalo di rumah terus yang nafkahin anak istri siapa?
Pemerintah kan gamungkin ngebantu kita sepenuhnya, istri juga engga
ada penghasilan di rumah jadi ibu rumah tangga gaada penghasilan di
kampung” (Wawancara pribadi dengan Iwan/Pedagang Gorengan, 8
Agustus 2020).
untuk berdiam diri di rumah dan hanya menunggu ketidakpastian kapan pandemi
Covid-19 ini berakhir, maka risiko lain selain terkena virus Covid-19 itu sendiri yaitu
dari pemerintah, bantuan itu tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka.
Beberapa informan juga mengatakan hal yang sama, seperti informan Hendi dan
“Yaa kalo di rumah aja bantuan dari pemerintah ga cukup bang, kecuali
kalo bantuanya dikasih setiap hari gitu bang, baru bisa di rumah aja, istri
juga cuma ibu rumah tangga aja engga ada penghasilan, udah pernah
nyari cuman susah juga” (Wawancara pribadi dengan Hendi/Pedagang
cilok, 08 Agustus 2020).
“Yaa alesannya yaa buat biaya sehari-hari biar bisa ngehidupin
keluarga saya, istri yaa nganggur, gaada kerjaan juga orang-orang aja
pada di PHK, bantuan juga dapet ya sembako, beras sama mie instant,
tapi itu juga engga cukup buat setiap hari” (Wawancara pribadi dengan
Suharjo/Pedagang Bakpao, 08 Agustus 2020)
57
Di masa pandemi Covid-19 orang yang sudah tua sangat disarankan untuk
tetap di rumah. Alasan tersebut dikarenakan imun tubuh yang sudah tidak kuat
layaknya saat masih muda, serta risiko jika terkena virus Covid-19 akan sangat fatal
terlebih jika mereka memiliki riwayat penyakit kronis. Beberapa informan pedagang
kaki lima (PKL) mengesampingkan risiko tersebut dengan alasan kebutuhan hidup.
“Ya buat kita makan, kalo ga nyari duit yang yang nyari duit siapa?, anak
kita yang ngasih makan siapa?,biasanya kalo ga corona itu dapet
200.000, sekarang buat bayar kontrakan aja kadang-kadang kurang”
(Wawancara pribadi dengan Haryati/Pedagang Minuman, 8 Agustus
2020).
menyadari dan mengetahui bahwa risiko fatal yang sedang mereka hadapi, orang lain
pun memperingati mereka untuk jangan tidak keluar dari rumah, akan tetapi mereka
bentuk oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020, yang
58
penanganan Covid-19 (Kemenkes, 2020: 7-8). Pembatasan sosial berskala besar
Selain risiko dari virus Covid-19 tentunya di masa pandemi ini aturan terkait
untuk pedagang kaki lima (PKL) demi menahan gelombang penyebaran serta
terpuruknya pedagang kaki lima (PKL) di tengah pandemi. Pedagang kaki lima
(PKL) mau tidak mau tetap berdagang dengan secara diam-diam demi memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Pernyataan ini dipertegas oleh salah satu informan yaitu
Butet:
“Kalo larangan dagang ada dari kantip satpol PP, tapi ya gimana kalo
kami ga dagang mau makan dari siapa? ya kucing-kucingan, jadi nanti
kalo mereka udah pergi kami dagang lagi aja ya mau gimana kondisinya
lagi kaya gini” (Wawancara pribadi dengan Butet/Pedagang Rokok &
Masker, 8 Agustus 2020).
Hal yang dimaksud oleh informan adalah, pada saat pandemi Covid-19
terjadi, terdapat larangan dagang karena adanya peraturan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB). Penertiban tersebut dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP). Informan tetap berdagang dengan cara “kucing-kucingan”, jika diusir ia akan
pergi, lalu kembali berdagang jika petugas sudah tidak ada. Jika ia tidak berdagang
59
maka ia dan keluarganya tidak dapat untuk makan. Beberapa informan juga
mengatakan hal yang sama, seperti informan Haryati dan Iwan yang mengatakan:
“Ada, ini aja ada spanduknya dilarang jualan, tapi saya jualan aja orang
buat makan haha, kalo ngikutin laranga dagang kalo mau saya di sini
dibantu buat bertahan dikasih bantuan gamain asal larang aja”
(Wawancara pribadi dengan Haryati/Pedagang Minuman, 8 Agustus
2020).
“Ya kalo larangan keluar entar gabisa jualan, engga setuju sih jelas
berdampak penghasilan jadi turun orang pada libur gara-gara PSBB, Iya
ada yang larang cuman mau gimana lagi kan terpaksa jadi kalo diusir ya
balik lagi” (Wawancara pribadi dengan Iwan/Pedagang Gorengan, 8
Agustus 2020).
di tengah pandemi Covid-19, namun ada beberapa juga yang tidak mendapatkan
larangan dagang. Sebaliknya ada pedagang kaki lima (PKL) yang sebelum pandemi
justru tidak adanya larangan dagang. Pernyataan ini dinyatakan oleh salah satu
“Ada dulu sebelum corona biasanya ada kantip lewat, kalo sebelum
corona ada kalo disuruh pergi-pergi, kalo dulu kan orang rame jadi
dagang diusir sama satpol PP pengenya kaya sekarang kan ga diusir
sama sekali sama satpol PP” (Wawancara pribadi dengan
Hariati/Pedagang Air Minum, 8 Agustus 2020).
petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang lewat untuk melakukan larangan dagang,
lalu jika ia diperintahkan untuk pergi maka ia akan pergi. Sebelum adanya pandemi
Covid-19 biasanya banyak pedagang yang berjualan maka dari itu sebab adanya
60
larangan berdagang. Semenjak adanya pandemi Covid-19 tidak ada larangan dagang
dan pengusiran dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) karena jumlah pedagang
penghasilan bagi para pedagang kaki lima (PKL). Pembatasan sosial berskala besar
sekolah, kantor, dan kampus, sangat berpengaruh karena tidak adanya konsumen atau
pembeli yang berlalu-lalang seperti biasanya. Pernyataan ini dipertegas oleh salah
“Ya kalo dampak masalah corona ya pasti kurang pasti lah, kalo dulu
penghasilan kotornya kadang-kadang 200.000, sekarang mah paling
30.000,40.000 kurang banget kurang, karena kan perputaran uang dari
orang kantor juga kalo istirahat kerja atau pas pulang kerja pada beli
kalo sekarang kan jarang, sepi” (Wawancara pribadi dengan
Iwan/Pedagang Gorengan, 8 Agustus 2020).
signifikan menjadi hanya Rp30.000 hingga Rp40.000 per hari. Penurunan tersebut
disebabkan oleh karena adanya penerapan kerja dari rumah (Work From Home) yang
61
perkantoran yang biasanya membeli dagangan informan di saat istirahat atau pulang
penutupan kantor, kampus dan sekolah terhadap penghasilan mereka seperti informan
perkantoran libur sangat besar terhadap penghasilanya karena target konsumen atau
pembeli informan adalah orang-orang perkantoran yang lewat di dekat stasiun tempat
di mana informan berdagang. Ketika tidak adanya target pembeli, hal itu
hanya cukup untuk makan saja, tetapi tidak dengan kebutuhan yang lain. Berbeda
dengan informan Iwan dan Hariati yang memiliki target pembeli atau konsumen yaitu
karyawan perkantoran, Informan Ipeh memiliki target pembeli atau konsumen yaitu
62
Covid-19 penghasilan yang ia dapatkan dapat disisihkan untuk ditabung, namun
dengan kelas sosial individu dalam masyarakat. Distribusi risiko menunjukan bahwa
yang besar, sebaliknya kekayaan atau kemakmuran dapat menjadi penyelamat dan
kebebasan dari risiko (Beck, 1992: 27). Pedagang kaki lima (PKL) yang merupakan
pekerja sektor informal pada dasarnya adalah mereka yang sudah rentan dalam hal
cukup untuk sekedar makan, namun kebutuhan hidup bukan hanya sekedar makan.
Selain itu keluarga informan yang biasanya dapat membantu perekonomian keluarga
Pernyataan ini dinyatakan oleh salah satu informan yang bernama Hariati:
“Waduh mas biasanya ibaratnya bisa pulang lebaran, jadi gabisa pulang
karena gini, terus anak juga udah dikeluarin dari kerjaan, terus sekarang
saya jualan aja cuma bisa buat makan doang mas, Ya kalo sebelum
corona sih cukup ya kaya buat kontrakan, makan, buat setoran juga, kan
63
punya utang juga, jadi harus setoran terus setiap bulan, kalo sekarang sih
susah banget sih mas, gacukup lah kadang dibantu sama anak buat bayar-
bayar, kalo penghasilan saya cuma cukup buat makan” (Wawancara
pribadi dengan Hariati/Pedagang Air Minum, 8 Agustus 2020).
pandemi Covid-19 biasanya informan hariati dapat pulang kampung setiap lebaran
dari hasil berdagangnya. Setelah terjadinya pandemi Covid-19 ia tidak dapat pulang
kampung pada saat lebaran dikarenakan pendapatanya di kondisi yang terjadi saat ini
pergunakan untuk membayar kontrakan rumah dan untuk membayar setoran hutang
setiap bulan. Setelah terjadinya pandemi Covid-19 pembayaran kontrakan dan setoran
hutang setiap bulan tidak dapat dilakukan, penghasilanya hanya cukup untuk sekedar
makan. Anak dari informan yang biasanya membantu untuk membayar tanggungan
tersebut ikut terkena imbas pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga di kondisi
belajar mengajar yang biasanya dilakukan di ruang kelas sekolah berganti menjadi
belajar secara daring atau belajar online. Dampak tersebut menyebabkan makin
terpuruknya kondisi ekonomi pedagang kaki lima (PKL), karena harus tetap
sekolah, namun pembayaran uang semester sekolah dan pendaftaran ulang tetap
berlaku tanpa adanya pengurangan biaya. Pembelian pulsa atau kuota internet dirasa
64
juga menambah beban pengeluaran lebih, ditambah program bantuan di bidang
pendidikan yang biasa diberikan oleh pemerintah DKI Jakarta khususnya bagi
kalangan kurang mampu yaitu Kartu Jakarta Pintar (KJP) justru tidak dapat
dipergunakan di masa sulit akibat pandemi Covid-19. Pernyataan ini dipertegas oleh
“Ya pengeluaran makin banyak, kuota yak an, bayaran tetep bayaran
bayaran tetap sma, daftar ulang tetep daftar ulang, sekarang aja dek
buktinya anak sekolah aja KJP aja udah ga keluar, biasanya keluar,
mungkin karena engga pada sekolah kali ya libur jadi engga keluar”
(Wawancara pribadi dengan Malah/Pedagang Lumpia, 8 Agustus 2020).
karena adanya sistem belajar dari rumah atau secara daring yang menggantikan
pengeluaran biaya yang lebih. Pengeluaran biaya yang lebih terjadi karena harus
membeli kuota internet yang tidak sedikit, tidak adanya pengurangan biaya semester,
dan tidak adanya pengurangan biaya daftar ulang. Bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP)
yang biasanya dapat dipergunakan di masa pandemi justru tidak dapat dipergunakan,
kemungkinan hal tersebut terjadi karena tidak ada kegiatan belajar di sekolah seperti
biasanya.
65
B. Strategi Pedagang Kaki Lima Dalam Meminimalkan Dampak Pandemi
Covid-19
menangani atau mengatasi keadaan yang tidak pasti sesuai dengan kemampuan atau
(Beck, 1992: 7). Ulrich Beck (1992: 7) menjelaskan bahwa modernitas reflektif
merupakan respon atau tanggapan dari individu atau institusi terhadap suatu hal atau
kondisi yang tidak pasti dan memiliki risiko. Dalam masa pandemi Covid-19,
pedagang kaki lima (PKL) tentunya harus bisa meminimalkan dampak menurunya
penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara dan kemampuan
konsumen yang berupa barang atau jasa, sedangkan pedagang musiman adalah orang
yang melakukan transaksi penjualan kepada konsumen yang berupa barang atau jasa
yang dilakukan pada waktu atau tempat tertentu. Di masa pandemi Covid-19 masker,
hand sanitizer, dan face shield adalah beberapa barang yang sangat dicari oleh
masyarakat demi mematuhi protokol kesehatan yang telah anjurkan oleh pemerintah.
Hal tersebut menyebabkan banyak pedagang kaki lima (PKL) yang melakukan
66
barang tersebut, demi meningkatkan penghasilan di masa pandemi Covid-19 ini.
Pernyataan ini dinyatakan oleh salah satu informan yang bernama Butet:
“Paling ini dagang masker sama yang lan, musiman nyari yang lagi
dicari sama orang, tapi lumayan lah nambah-nambah, tapi belom tentu
juga sehari laku, kalo lagi laku ya ada yang beli, kalo engga ada ya engga
ada” (Wawancara pribadi dengan Butet/Pedagang Air Minum & Masker,
8 Agustus 2020).
selain berdagang air minum dan rokok, yaitu dengan berjualan masker, face shield
dan hand sanitizer. Hal itu dilakukan untuk mencari barang-barang yang sedang
dicari oleh masyarakat atau musiman. Hasil yang informan dapatkan lumayan
67
membantu untuk menambah penghasilan di masa pandemi Covid-19 ini, namun
berdagang masker, face shield, hand sanitizer dan sarung tangan juga belum tentu
Jual beli secara online atau yang disebut e-commerce merupakan perpaduan
perusahaan dan komunitas melalui transaksi melalui media elektronik tanpa bertemu
satu sama lain antara penjual dan pembeli (Widodo & Arief, 2000: 14). Ulirch Beck
risiko, namun di lain sisi juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi risiko tersebut.
Sumber: Google
68
Dalam masa pandemi Covid-19 pedagang kaki lima (PKL) yang telah
pada aplikasi Gojek yaitu GoFood, dan Grab yaitu Grabfood, tanpa disadari
jasa ojek online untuk membeli kebutuhan sehari-hari, demi mengikuti anjuran
tersebut menjadi pilihan banyak orang di masa pandemi Covid-19. Pernyataan itu
“Kalo online, nah itu ngebantu banget selama corona, Malah parahan
sekarang new normal, sama lockdown parahan sekarang, mending di lock
down dek , serius kan kita jujur ya, biasanya saya keluar jam 1 siang jam
6 udah pulang, kalo sekarang, yaa gitu, jadi mendingan pas lock down,
mikirnya gini kali ya kalo makanan ini kan sehat jadi orang mikirnya buat
kesehatan juga kali, kan orang selama lock down di rumah doang tuh
terus juga orang-orang buat pada nyemil jadi mesen lewat online gitu,
jadi yang ngambil gojek, kalo sekarang mungkin orang udah pada berani
keluar jadi banyak pilihan yang lain ya, tapi tetep bagusan hasil ngejual
pas sebelum corona, Alhamdulillah disyukurin aja” (Wawancara pribadi
dengan Malah/Pedagang Lumpia, 8 Agustus 2020).
secara online sangat membantu dalam penjualan, karena kondisi pandemi Covid-19
penjualan pada saat dilakukan kondisi new normal lebih rendah dibandingkan dengan
69
ketika sedang dilakukan lockdown, biasanya informan keluar untuk mulai berdagang
dari jam 1 siang hingga jam 6 sore. Setelah diberlakukanya new normal jam
berjualanya menjadi lebih lama dari biasanya dikarenakan daganganya belum habis.
camilan dan makanan yang sehat, karena di saat masa pandemi Covid-19 kondisi
yang sebelumnya berdiam diri di rumah kembali memiliki keberanian untuk keluar
rumah dan menemukan banyak pilihan variasi makanan yang tidak ditemui di aplikasi
online namun tetap penghasilan dagangnya lebih baik sebelum terjadinya pandemi
Covid-19. Salah satu informan yang bernama Ipeh juga mengatakan hal yang sama:
“Kalo ini baru semenjak corona jadi belum berasa banget masih baisa
aja, tapi lumayan si penambahanya ada aja yang mesen lewat gojek pas
lagi corona gini orang kan pada takut keluar” (Wawancara pribadi
dengan Malah/Pedagang Lumpia, 8 Agustus 2020).
daganganya secara online melalui jasa Gojek semenjak terjadinya pandemi Covid-19,
jadi hasil yang ia dapatkan belum terlalu terlalu besar. Berdagang secara online di
Di saat para pedagang kaki lima (PKL) yang telah mendaftarkan atau
menghubungkan daganganya dengan jasa online yang terdapat aplikasi Gojek yaitu
GoFood, dan Grab yaitu Grabfood, yang tanpa mereka sadari menyelamatkan mereka
70
dari dampak penurunan penghasilan dagang yang berlebih akibat adanya pandemi
Covid-19. Beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang lain tidak mendaftarkan atau
secara online. Di sisi lain mereka juga tidak mengerti cara mendaftarkan dagangan
mereka dan tidak mengerti cara mendaftarkan dagangan mereka (Gagap Teknologi).
Pernyataan ini dipertegas oleh infoman yang bernama Haryati & Jupri:
“Kalo minuman gini mana bisa, kalo misalkan taichan gitu baru bisa,
kalo gini mana bisa, gangerti juga saya daftarnya caranya, gangerti juga
gimana cara make-makenya nanti malah ribet sendiri haha” (Wawancara
pribadi dengan Haryati/Pedagang Air Minum, 8 Agustus 2020).
Hal di atas menunjukan bahwa dagangan yang informan Haryati jual tidak
dapat didaftarkan secara online dikarenakan ia hanya menjual minuman yang siap
seduh seperti susu, kopi dan teh. Informan juga tidak mengerti bagaimana cara
pernyataan yang dimaksud oleh informan Jupri adalah, iya tidak mengerti
tidak memiliki handphone, jadi ia tidak mengerti sama sekali mengenai berdagang
71
B.3. Mengikuti Bisnis
berasal dari bahasa Inggris “bussines” (Jones & Lindawaty, 2007: 25). Bisnis secara
umum memilki arti suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
untuk mendapat keuntungan (Jones & Lindawaty, 2007: 25). Dalam artian sibuk
Lindawaty, 2007: 25). Dalam masa pandemi Covid-19 tentunya para pedagang kaki
lima (PKL) harus berusaha mendapatkan cara untuk dapat meningkatkan penghasilan
mereka demi memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga. Mengikuti bisnis lain
selain menjadi pedagang adalah salah satu caranya. Pernyataan tersebut dipertegas
“Kalo aku ikut inian apa bisnis lain, 3I, punyanya salim group punya,
CAR, jadi itu kita nabung itu dapet asuransi juga, terus kita misalkan
jalanin bisnisnya kita ajak orang-orang juga nabung kita dapet uang
tambahan bonusnya, hasilnya ya Alhamdulillah udah berasa”
(Wawancara pribadi dengan Ipeh/Pedagang Nasi Uduk, 8 Agustus 2020).
Hal yang dimaksud oleh infornan Ipeh adalah, ia mengikuti bisnis untuk
bernama 3I CAR (Investment, Insurance, Income) program bisnis dari Salim group.
Dalam bisnis tersebut hal yang pertama dilakukan adalah dengan menabung
menjalankan bisnisnya, jika informan mengajak orang lain untuk bergabung dan
72
menabung (Investasi), maka ia akan mendapatkan bonus tambahan berupa uang. Dari
memutuskan untuk pulang ke kampung halaman untuk mencari usaha lain di sana.
“Ini saya aja baru pulang kampung, baru seminggu dagang lagi gara-
gara sepi, di kampung bantu-bantu di sawah orang,kalo aku gapunya
sawah, kalo punya sawah kan enakan di kampung mending saya ga
cuman bengong kaya sekarang gaada yang beli tapi haha” (Wawancara
pribadi dengan Hariati/Pedagang Air Minum, 8 Agustus 2020).
“Setelah corona yaa sempet ke kampung di kampung 4 bulanan, cuman
kebetulan sambil tani, kebetulan panen padi, padi orang kita bantuin,
akhirnya dagang lagi yaa udah kecapean aja di kampung, 4 bulanan sama
istri juga, katanya juga udah mulai normal tapi masih sepi orang-orang di
sana, kata yang punya rumah juga, biarin deh dapet 1 piring juga gapapa
sebenarnya yang penting usaha aja” (Wawancara pribadi dengan
Jupri/Pedagang Toge Goreng, 8 Agustus 2020).
kembali berdagang sejak satu minggu lalu semenjak pulang kekampung halaman. Di
kampung ia membantu di sawah orang lain karena ia tidak memiliki sawah. Jika saja
ia memiliki sawah, ia lebih memilih untuk tetap diam di kampung dalam kondisi
pandemi Covid-19 ini. Kemudian pernyataan yang sampaikan oleh informan Jupri
73
adalah, semenjak adanya pandemi Covid-19, ia sempat untuk pulang ke kampung
halaman selama kurang lebih 4 bulan bersama istrinya untuk bertani, karena
kebetulan ada sawah milik orang lain yang sedang panen jadi ia turut untuk
kelelahan bekerja di kampung, karena penghasilanya tidak sepadan dengan kerja yang
ia lakukan. New normal adalah alasan ia untuk memberanikan diri untuk kembali ke
Jakarta.
Di saat tidak ada lagi cara untuk dapat mendapatkan penghasilan untuk
menggantikan penghasilan yang hilang akibat pandemi Covid-19 bagi para pedagang
kaki lima (PKL), cara terakhir yang mereka lakukan adalah dengan meminjam uang
ke kerabat atau saudara yang sekiranya dapat meminjamkan mereka untuk sementara
lalu diganti dikemudian hari. Hal tersebut dilakukan demi untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka dan keluarga cara ini adalah cara yang mereka pilih.
“Kita kan minjem sama sodara dulu entar dikembaliin gitu, tapi kan kalo
minjem terus juga engga enak juga kan kita, nanti dibalikinya juga makin
banyak kan beban kita, paling sama anak saya bahasa nya dikasih uang
bulanan lah” (Wawancara pribadi dengan Hariati/Pedagang Air Minum, 8
Agustus 2020).
“Ya paling minjem-minjem dulu ke sodara, tapi kan itu mau nyoba online,
rencana insya Allah bulan-bulan ini mau daftarin ke gojek sama grab biar
ningkatin penghasilaan saat corona, sama sekalian buat bisa bayar utang
” (Wawancara pribadi dengan Hendi/Pedagang Cilok, 8 Agustus 2020).
74
Dari pernyataan di atas informan Hariati mengatakan, ia sementara meminjam
uang terlebih dahulu ke saudara dan anaknya demi untuk memenuhi kebutuhan di
masa pandemi Covid-19. Apabila kondisinya sudah kembali seperti dulu maka akan
saudaranya.
Sama hal nya dengan para pedagang kaki lima (PKL), ojek online juga
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) demi meghentikan penyebaran virus Covid-
19, tentunya sangat berpengaruh bagi penghasilan harian yang didapatkan oleh para
ojek online. Peliburan sekolah, perkuliahan, kantor, dan ditambah adanya larangan
bagi penghasilan para ojek online. Belum lagi risiko yang harus dihadapi yaitu
75
C.1. Risiko Terinfeksi Virus Covid-19
Dalam masa pandemi Covid-19 menjaga jarak dengan orang lain dan
mematuhi protokol kesehatan adalah hal yang sangat dianjurkan. Anjuran dari
pemerintah untuk tetap di rumah saja, tentunya menjadi dilema untuk para ojek online
dikarenakan harus tetap mencari penghasilan untuk dirinya dan keluarga, ditambah
risiko tertularnya keluarga para ojek online jika tidak menjaga protokol kesehatan.
Sama hal nya dengan pedagang kaki lima (PKL), para ojek online juga berpendapat
bahwa jika tetap diam di rumah saja mengikuti peraturan pemerintah dengan tidak
hari, namun jika tetap bekerja memunculkan risiko terpaparnya virus Covid-19.
“Kalo saya motivasinya masih tetep satu yaitu keluarga, anak, yakan,
saya orang merantau, yakan kebutuhan tiap hari pasti ada, jajan anak,
kontrakan, kebutuhan makan, dan segala macem makanya saya, sepi atau
rame tetep keluar”(Wawancara pribadi dengan Angga/Ojek Online, 8
Agustus 2020).
“Kalo di rumah aja ya siapa yang mau ngasih makan gitu ya, cuman
dikasih beras gitu, tapi lauknya ga ada, emang mau mekan beras doang
gitu?, cuman kita juga antisipasinya ya engga narik penumpang sampe
sekarang gitu aja, jadi engga kontak langsung sama orang, jadi go food
sama gosend aja”(Wawancara pribadi dengan Ranto/Ojek Online, 8
Agustus 2020).
untuk tetap berani keluar rumah mencari penghasilan sebagai ojek online adalah
keluarga dan anak. Informan merupakan seorang yang merantau, jadi kebutuhan
76
untuk setiap hari tentunya ada, seperti untuk jajan anak, bayar membayar kontrakan,
makan, dan kebutuhan lainnya. Walaupun sepi atau ramai ia tidak mempedulikan
pernyataan yang dinyatakan informan Ranto adalah, jika ia memilih untuk di rumah
saja, maka siapa yang akan memberikan ia dan keluarga makan. Bantuan yang ia
dapatkan hanya beras tanpa lauk, tidak mungkin hanya memakan nasi saja. Walaupun
ia memilih untuk tetap keluar rumah mencari penghasilan sebagai ojek online, ia
tidak menarik penumpang sama sekali semenjak terjadinya pandemi Covid-19, jadi ia
tidak kontak langsung dengan orang lain dan hanya mengandalkan penghasilan dari
untuk sementara di masa pandemi Covid-19 yang diatur dalam pembatasan sosial
ojek online. Sebelum terjadinya pandemi Covid-19 tentunya menarik penumpang dari
anak-anak sekolah, mahasiswa, dan pegawai kantor yang ingin berangkat atau pulang
kerja menjadi target utama dari para ojek online. Namun setelah terjadinya pandemi
Covid-19, yang menjadi andalan para ojek online adalah melayani pembelian
makanan dan mengantar barang atau yang disebut gofood dan gosend di Gojek dan
grab food dan grab express di Grab. Di masa pandemi Covid-19 layanan antar makan
77
dan barang tersebut turut sepi dari pesanan orang lain. Pernyataan tersebut dipertegas
“Berdampak banget buat saya, dulu setiap pagi biasanya saya online
deket rumah aja langsung nyangkut, orang kuningan, orang mau ke
kantor SCBD, anak sekolah jam 6 aja udah nyangkut, anak-anak yang
deket-deket sekolahnya, sekarang ngandelin siapa anak sekolah libur, ya
kan mahasiswa juga libur, perkatoran di shift sama banyak yang di
rumahkan kaya gitu, Kalo PSBB tuh kan dari pemerintah ya bang, kalo itu
sih saya ngikut sebagai masyarakat ya kan untuk kedepannya untuk yang
lebih baik yak an untuk mengurangi corona atau gimana ini ya setuju aja
bang, ya, paling ngandelin go food, kalo go food udah ada jamnya ya
paling maghrib baru dapet, kalo siang-siang gini ya cuman nongkrong-
nongkrong kaya gini doang” (Wawancara pribadi dengan Angga/Ojek
Online, 8 Agustus 2020).
berskala besar (PSBB) sangat berdampak bagi penghasilanya sebagai ojek online.
online setiap pagi, selalu ada pesanan masuk untuk menarik penumpang yang berasal
dari orang-orang yang ingin kerja ke kantor, dan anak-anak sekolah. Lokasi rumah
informan, berada dekat dari sekolah yang menjadikan banyaknya pesanan untuk
menarik penumpang dari anak sekolah. Setelah terjadinya pandemi Covid-19, anak-
anak sekolah, mahasiswa, pegawai kantor menjadi libur, yang membuatnya menjadi
go food tidak bisa menggantikan hasil dari menarik penumpang, karena hanya ketika
sore hari ia baru bisa mendapatkan pesanan go food. Jika masih siang hari ia hanya
duduk menunggu orderan yang tidak pasti, namun ia tetap setuju dengan adanya
78
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan oleh pemerintah karena
pemerintah memberlakukan new normal yang akhirnya membuat para ojek online
dapat untuk kembali menarik penumpang, tetapi dengan tetap menaati protokol
kesehatan, dan mentaati jalur hijau (Aman) dan jalur merah (Bahaya) yang telah
ditentukan oleh pemerintah. Hal tersebut dapat menjadi risiko terjadinya tindak
penilangan oleh pihak kepolisian karena ketidaktahuan para ojek online mengenai
jalur hijau (Aman) dan jalur merah (Bahaya). Pernyataan tersebut dipertegas oleh
informan Nurkholis:
“Kalo setuju apa engga sama PSBB ya setuju ga setuju ya namanya kita
ikutin pemerintah jadi ya ngikut aja, kalo psbb berdampak sekali, kaya
kemaren pas narik penumpang PSBB di Jakarta malah kena tilang
gaboleh bawa penumpangkan, kan kalo di aplikasi gojek ini jalur merah
emang gaboleh emang gabisa orderkan, kemaren jalur hijau jadi bisa,
cuman lewatnya jalur merah ketilang polisi suruh turunin, padahal
orderanya jalur hijau, cuman lewatnya jalur merah, Gofood go send
berpengaruh banget sekarang, berpengaruh banget, soalnya otomatiskan
dari masyarakat ini yang biasa order go food mungkin dari anak sekolah
yang tadinya masuk jadi pengeluaranya mungkin pada di bagi gitu di
bagi-bagi jadi ada yang mungkin buat pulsa atau ditabung, new normal
Sama aja masih susah, malah makin parah tambah sepi, udah pada
berani keluar kan jadi beli makanan sendiri gabutuh order, tapi kan
sekolah kantor, mahasiswa masih pada libur jadi gaada penumpang sama
aja” (Wawancara pribadi dengan Nurkholis/Ojek Online, 8 Agustus
2020).
dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena ikut mendukung
79
pemerintah, namun tidak dapat dipungkiri hal tersebut berdampak baginya. Informan
zona merah, padahal ia mendapatkan pesanan menarik penumpang dari zona hijau.
Informan juga mengatakan bahwa go food dan go send juga berpengaruh akibat
adanya pandemi Covid-19. Ia memperkirakan hal tersebut terjadi karena tidak adanya
kegiatan belajar seperti biasanya di sekolah yang digantikan menjadi sekolah online.
pulsa untuk anak-anak mereka bersekolah online dan untuk ditabung. Dalam kondisi
new normal masyarakat juga sudah berani untuk keluar, jadi tidak butuh memesan
ojek online lagi. Di sisi lain walaupun sudah new normal, namun sekolah dan
perkuliahan masih belum berjalan seperti sebelumnya, yang menjadikan kondisi new
Jika informan Angga dan Nurkholis setuju dengan adanya pembatasan sosial
“Wah psbb engga setuju bang gimana bang ya kalo psbb ribet gabisa
narik penumpang, saya maunya orderan tetep masuk bang jadi semuanya
kebates, susah juga buat narik orderan kalo kondisi lagi kaya gini”
(Wawancara pribadi dengan Hendar Fauzi/Ojek Online, 8 Agustus 2020).
Hal di atas menunjukan bahwa informan Hendar Fauzi tidak setuju dengan
adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan oleh pemerintah.
80
Hal tersebut dikarenakan di masa pandemi Covid-19 ini, ojek online untuk sementara
tidak dapat untuk menarik penumpang, dan layanan antar makanan ataupun barang
online. Sistem belajar dari rumah dan kerja dari rumah yang diterapkan bagi sekolah,
goride dari gojek, grab bike dari grab yang merupakan bagian dari pembatasan sosial
“Yakan biasanya kan kalo kita bersih bisa bawa pulang ke rumah
150.000, udah bersih ya bensin segala macem, sekarang nyari cepe aja
susah banget, paling sampe rumah 30.000, 40.000, 50.000” (Wawancara
pribadi dengan Sutrisno/Ojek Online, 8 Agustus 2020).
di masa pandemi Covid-19 sangat menurun. Penurunan pesanan terhadap ojek online
81
terjadi karena tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah pandemi
dikurangi dengan biaya makan, bensin dan kebutuhan lainnya mampu mendapatkan
Rp100.000 perhari sangat sulit ia dapatkan, penghasilan bersihnya saat ini hanya
82
Gambar III.3 Penurunan Penghasilan
Maksud dari gambar di atas (Gambar B.2) yaitu merupakan contoh yang
pandemi Covid-19 atau tepatnya pada tanggal 30 Juli 2020, ia menarik ojek online
dari jam 5 pagi hingga jam 11 malam tetapi hasilnya tidak mencapai Rp100.000.
Sebelum pandemi Covid-19 terjadi ia mengatakan Rp100.000 bukanlah hal yang sulit
83
C.3. Risiko Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Hidup
Ulrich Beck (1992: 27) menjelaskan mengenai distribusi risiko yang merujuk
dengan kelas sosial individu dalam masyarakat. Distribusi risiko menunjukan bahwa
yang besar, sebaliknya kekayaan atau kemakmuran dapat menjadi penyelamat dan
kebebasan dari risiko (Beck: 1992: 27). Dalam masa pandemi Covid-19, penurunan
penghasilan bagi para ojek online yang sangat bergantung pada penghasilan harian
hidup seperti biaya makan, biaya kontrakan, dan ditambah dengan para ojek online
yang sudah berkeluarga yang harus membiayai anak-anak mereka untuk tetap
sekolah. Di masa pandemi Covid-19 sekolah secara daring atau online dirasa lebih
memerlukan biaya yang lebih, hal tersebut tentunya menambah beban dan dampak
terhadap para ojek online. Pernyataan tersebut dipertegas oleh informan Arif
“Kalo sebelum corona malah lebih dari cukup lah kalo bisa dibilang, kalo
setelah corona yah, kaya gini lah bang 5 aja susah, gacukup lah bang
buat isi bensinya, makanya, paling sampe rumah 20.000-30.000, makan
jadi susah bang harus dikurangin” (Wawancara pribadi dengan Arif
Hermansyah/Ojek Online, 8 Agustus 2020)
84
sekarang beli pulsa ya lebih banyak pengeluaranya, engga ada bantuan
pulsa juga” (Wawancara pribadi dengan Angga/Ojek Online, 8 Agustus
2020)
terjadinya pandemi Covid-19 ia bisa mendapatkan penghasilan yang lebih dari cukup
tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk sehari-hari. Penghasilan yang ia
dapatkan dikurangi dengan pembelian bensin dan makan saat menarik ojek online
bisa mendapatkan kebutuhan yang lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Informan dapat menabung dari hasil menarik ojek online setiap hari walaupun
hanya cukup untuk bertahan hidup supaya keluarganya di rumah tidak menangis
karena kelaparan. Kegiatan belajar sekolah yang dilakukan secara daring atau online
pengeluaran yang ia butuhkan hanya untuk jajan anaknya yang masih sekolah dasar
(SD) dan itu dirasa ringan karena jajan anak sekolah dasar (SD) tidak memerlukan
85
D. Strategi Ojek Online Dalam Meminimalkan Dampak Pandemi Covid-19
menangani atau mengatasi keadaan yang tidak pasti sesuai dengan kemampuan atau
(Beck, 1992: 7). Ulrich Beck (1992: 7) menjelaskan bahwa modernitas reflektif
merupakan respon atau tanggapan dari individu atau institusi terhadap suatu hal atau
kondisi yang tidak pasti dan memiliki risiko. Dalam masa pandemi Covid-19, ojek
memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara dan kemampuan mereka sendiri.
untuk anak sekolah yang biasanya langsung dilakukan di ruangan kelas digantikan
dengan belajar mengajar secara daring atau online. Penulis menemukan bahwa
beberapa informan mengatakan bahwa, pengeluaran biaya yang dirasa karena belajar
secara daring justru lebih besar dikarenakan harus membeli pulsa yang tidak sedikit.
Di sisi lain penulis juga menemukan bahwa beberapa informan justru berpendapat
86
“Alhamdulillah sih malah lebih sedikit soalnya kan anak saya ga jajan
juga, kalo internet juga saya pake Wi-fi, kebetulan saya patungan sama
tetangga saya bagi parallel, jadinya ringan ga biaya besar” (Wawancara
pribadi dengan Nurkholis/Ojek Online, 8 Agustus 2020).
“Pengeluaran ya kalo misalnya kita pake kuota pasti ya abis, apa lagi
kalo yang harus make video call gitukan nyedot kuotanya banyak yakan,
cuman kita andalin pake wi-fi ya pake yang murah aja jad ilebih irit,
jadinya kerasa lebih murah” (Wawancara pribadi dengan Ranto/Ojek
Online, 8 Agustus 2020).
biaya anaknya sekolah secara daring di masa pandemi Covid-19 ini justu berkurang.
Pengurangan tersebut terjadi karena anaknya tidak perlu untuk jajan dan tidak perlu
yang dimaksud informan Ranto adalah, jika ia tidak menggunakan wi-fi, maka
pengeluaran untuk membeli kuota demi anaknya bersekolah akan lebih besar.
perlunya melakukan pembelian kuota dan biaya yang harus dikeluarkanya menjadi
berkurang
menyebabkan terjadinya risiko, namun di lain sisi juga dapat menjadi solusi untuk
mengatasi risiko tersebut. Sebelum tren ojek online dikenal oleh masyarakat, ojek
87
konvensional atau ojek tanpa aplikasi merupakan salah satu transportasi umum
andalan yang dicari-cari oleh masyarakat untuk mencapai tujuan. Setelah tren ojek
online muncul, ojek konvensional mulai ditinggalkan karena ojek online dinilai lebih
aman dikarekana data para driver ojek online sudah terdaftar di pihak gojek maupun
grab. Ojek online juga mudah untuk dicari karena menggunakan aplikasi, sehingga
tidak lagi harus menuju tempat pangkalan ojek konvensional seperti sebelumnya. Di
masa pandemi Covid-19 ojek online tidak diizinkan untuk menarik penumpang dan
hanya bisa memberikan layanan antar makanan ataupun barang. Hal tersebut
menyebabkan kembalinya para ojek online menjadi ojek konvensional demi bisa
“Paling jadi ojek regular, tapi Cuma 1.200.000 sebulan, anter jemput
langgangan gitu, kalo gapunya itu ya repot juga kita penghasilan lagi
mampet gini kalo engga ada itu ya pasti pusing, jadinya pasti ngutang ke
mana mana” (Wawancara pribadi dengan Ranto/Ojek Online, 8 Agustus
2020).
“Ya paling anter-anterlah, jadi ojek tapi gapake aplikasi, kalo ada orang
yang minta anter ya kita anter, ojek biasa, ya gitu aja, lumayan dikit-dikit
ngebantu, udah ada langganan juga Alhamdulillah” (Wawancara pribadi
dengan Tamrin/Ojek Online, 8 Agustus 2020).
88
dari ojek konvensional, maka ia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
tetapi belum ada langganan yang setiap hari harus ia antar jemput. Jika ada yang
berisiko terhadap para ojek online yang pada dasarnya sudah rentan terhadap
tentunya para ojek online harus mencari cara untuk bertahan dan mendapatkan
menjadi salah satu cara untuk bertahan di masa pandemi Covid-19 ini. Pernyataan
“Kalo setelah ya kurang, saya aja sampe jual-jual barang, motor, salon,
speaker apa aja yang ada kita jualin haha, jual-jual ini aja yang bisa
dijual barang-barang, kaya motor kan udah dijual tuh motor saya tuh,
nanti motor ini (menunjuk motor yang sedang dipakai) menyusul nih, jual
salon lah apa lah itu” (Wawancara pribadi dengan Tamrin/Ojek Online, 8
Agustus 2020).
89
miliknya yang sekiranya dapat untuk dijual seperti salon speaker, dan motor. Jika
dirasa hasil penjualan barang miliknya masih kurang maka motornya yang lain turut
(PHK) yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada karyawanya demi mengurangi
kerugian yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut membuat ketika ada
karyawan yang jatuh sakit, tentunya pihak perusahaan membutuhkan orang pengganti
untuk sementara menggantikan pekerjaan karyawan yang sakit. Hal tersebut yang
dilakukan oleh salah satu informan yang bernama Hendar Fauzi, demi untuk bisa
Pernyataan yang dimaksud oleh informan Hendar Fauzi adalah, usaha yang ia
lakukan untuk mendapatkan penghasilan lebih di masa pandemi Covid-19 ini adalah
menunggu panggilan bantuan dari kantor untuk menjadi office boy (OB). Di tempat
informan sedang bekerja sedang banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ketika ada office boy (OB) yang sakit, iya akan menggantikanya untuk sementara.
90
Informan tidak tahu lagi bagaimana untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan
lain karena melihat orang lain yang justru banyak terkena pemutusan hubungan kerja
menyebabkan para ojek online harus berusaha lebih ekstra demi bisa memenuhi
“Ya kita semangat orderan kemana aja jauh kita bawa, kalo dulukan
maunya yang deket-deket aja ngambilnya sekarang yang jauh juga kita
ambil, kalo bisa dibilang dulu masih ada malesnya, masih ada takut
capeknya, takut kemaleman, kalo sekarang kemana aja kita gas”
(Wawancara pribadi dengan Hermansyah/Ojek Online, 8 Agustus 2020).
“Ya sekarang pengen usaha juga belom ada yang pertama modal,
modalnya juga bang gaada, kita juga butuh modal kan kalo usaha, kedua
juga kan keaadan juga kaya gini, buat usaha juga bingung kitanya apa
yang kita misalkan mau buka usaha ya belum normal, Ya jalanin ojek
online terus bang terus berusaha aja jangan kendor jam nariknya
ditambah” (Wawancara pribadi dengan Ahmad Sofyan/Ojek Online, 8
Agustus 2020).
terjadinya pandemi Covid-19 ia hanya menerima pesanan ojek online yang berjarak
tidak jauh, karena penghasilanya saat itu dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan
91
pesanan ojek online nya demi untuk mendapatkan penghasilan yang lebih. Kemudian
menginginkan untuk membuka usaha tetapi terhalang oleh urusan modal, dan jika
seandainya modal itu ada, di kondisi pandemi Covid-19 ini maka usaha tersebut juga
akan ikut tersendat. Informan terus berusaha lebih keras dalam pekerjaanya sebagai
ojek online dan menambah jam kerjanya demi untuk bisa mencukupi kebutuhan
online. Di saat mereka sudah berusaha maksimal untuk mendapatkan penghasilan dari
ojek online, namun hasil yang dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, meminjam uang kepada saudara terdekat adalah pilihan terakhir mereka.
“Kalo saya udah berusaha ya, mungkin di ojol lagi sepi, nyari info-info ke
temen-temen, tapi kan temen-temen juga sama berdampak ada yang udah
kerja katanya ke lock down, kaya gitu, sampai saat ini belum bang masih
fokus di ojol paling minjem-miinjem uang ke sodara kalo kurang-kurang
kaya gitu” (Wawancara pribadi dengan Angga/Ojek Online, 8 Agustus
2020).
Hal yang dimaksud oleh informan Angga adalah, ia sudah berusaha keras
dalam mencari penghasilan dari ojek online, tetapi hasil yang ia dapatkan dari situ
tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Informan sudah mencari info
92
rekanya pun turut terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini. Sampai saat ini
informan masih terus berusaha keras mencari penghasilan sebagai ojek online, namun
ketika sudah merasa kekurangan, meminjam uang sementara adalah cara terakhirnya.
Dampak yang terjadi akibat pandemi Covid-19 terhadap para pekerja informal
khususnya pedagang kaki lima dan ojek online, beberapa dampak tersebut yakni,
risiko terpapar virus Covid-19 karena mereka berada dalam pilihan antara kesehatan
menyebabkan risiko larangan dagang bagi para pedagang kaki lima dan larangan
menarik penumpang bagi pada ojek online yang menyebabkan risiko terhadap
penurunan penghasilan yang signifikan bagi para pedagang kaki lima dan ojek online.
yang terburuk adalah tidak terpenuhinya kebutuhan hidup para pedagang kaki lima
dan ojek online. Perbedaan risiko yang terjadi terhadap pedagang kaki lima dan ojek
online adalah dalam masa pandemi Covid-19 para pedagang kaki lima dilarang untuk
risiko tidak terdistribusi secara merata antara kelompok masyarakat tingkat atas, dan
kelompok miskin. Dalam hal ini pekerja informal menghadapi risiko yang lebih
93
yang berpenghasilan lebih stabil, memiliki gaji tetap dan tidak bergantung pada
penghasilan harian. Temuan risiko yang peneliti temukan tersebut sama halnya
dengan yang dikatakan oleh Ulrich Beck (1992: 27) mengenai distribusi risiko.
pengangguran dan para pekerja yang hanya mempunyai keterampilan rendah lebih
berisiko terhadap stress dibandingkan dengan orang yang memiliki pekerjaan dan
Strategi atau cara meminimalkan risiko yang terjadi akibat pandemi Covid-19
yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima dan ojek online. Strategi atau cara
meminimalkan risiko yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima yakni, berdagang
musiman, berdagang secara online, mengikuti bisnis atau berbisnis lain, pulang ke
kampung halaman, dan meminjam uang kepada orang lain. Strategi atau cara
meminimalkan risiko yang dilakukan oleh para ojek online yakni menggunakan Wi-fi,
kerabat, berusaha lebih keras, dan meminjam uang kepada orang lain. Strategi atau
cara meminimalkan risiko yang ditemukan peneliti antara pedagang kaki lima dan
ojek online adalah berbeda, kecuali dengan cara meminjam uang kepada orang lain.
peneliti melihat bahwa para pekerja informal memiliki cara mereka masing-masing
94
sesuai kemampuan untuk meminimalkan atau menambah penghasilan di tengah
untuk meminimalkan risiko seperti berjualan atau bisnis online dan penggunaan wi-fi,
meskipun banyak para pedagang kaki lima dan ojek online yang juga tidak bisa
Strategi yang dilakukan oleh para pekerja informal yang memiliki keterbatasan
kemampuan atau gagap teknologi yaitu dengan melakukan strategi yang masih
bersifat konvensional seperti pulang kampung dan meminjam uang. Temuan strategi
yang peneliti temukan tersebut sama dengan yang dikatakan oleh Ulrich Beck (1992:
menjelaskan mengenai respon atau tanggapan dari individu atau institusi terhadap
suatu hal atau kondisi yang tidak pasti dan memiliki risiko (Beck, 1992: 7). Ulirch
Beck (1992: 209-210) juga mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
terjadinya risiko, namun di lain sisi juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi risiko
tersebut
95
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
mengacu pada pertanyaan penelitian yatu dampak pandemi Covid-19 bagi kehidupan
pekerja informal, khususnya pedagang kaki lima dan ojek online di Jakarta Selatan
dan strategi yang dilakukan pekerja informal untuk meminimalkan dampak tersebut.
terhadap pedagang kaki lima dan ojek online. Para pedagang kaki lima dan ojek
online sangat menyadari dan banyak orang yang mengingatkan terutama bagi
pedagang kaki lima dan ojek online yang sudah berumur bahwa risiko akan
tertularanya virus Covid-19 jika mereka tetap berdagang atau menarik ojek online di
masa pandemi Covid-19 ini, namun mereka tetap bertahan untuk melakukan hal
penghasilan terhadap para pedagang kaki lima dan ojek online. Akibat adanya
pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pedagang kaki lima mendapatkan larangan
untuk berdagang di tengah pandemi Covid-19 ini oleh petugas Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP). Para pedagang kaki lima akan kembali berdagang jika petugas
96
tersebut sudah tidak ada ditempat, hal itu dilakukan dengan alasan jika mereka tidak
berdagang maka mereka dan keluarga tidak dapat untuk makan. Sebaliknya penelitian
dan kantor atau digantikanya sistem belajar atau bekerja secara daring atau online
juga berdampak pada tidak adanya pembeli yang biasanya menjadi target pembeli
adalah, untuk sementara di masa pandemi Covid-19 mereka tidak dapat untuk
menarik penumpang. Hal tersebut tentunya sangat mengurangi penghasilan para ojek
online karena hasil tersebesar dari berprofesi sebagai ojek online adalah dengan
menarik penumpang seperti anak sekolah, mahasiswa, dan karyawan kantor yang
ingin berangkat atau pulang. Pemesanan layanan makanan dan barang yang
disediakan oleh ojek online juga turut berimbas karena orang lain lebih memilih
terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari para pedagang kaki lima (PKL) dan ojek
online karena mereka sangat bergantung pada penghasilan harian demi memenuhi
lima (PKL) dan ojek online merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
97
dan keluarga dari penghasilan mereka berdagang dan menarik ojek online. Semenjak
terpenuhinya kebutuhan hidup mereka dan hanya cukup untuk makan, namun dengan
Kebutuhan hidup bukan hanya sekedar untuk makan mereka perlu membayar
kontrakan, hutang, listrik, uang sekolah anak dan lainnya. Sistem belajar secara
online atau daring juga dirasa justru memerlukan biaya yang lebih karena bayaran
sekolah tetap berjalan tanpa ada pengurangan dan harus membeli kuota internet yang
harganya tidak murah. Namun ada juga yang merasakan bawah sekolah secara daring
menggunakan wi-fi. Sistem belajar secara daring juga menyebabkan tidak turunya
bantuan dana bagi masyarakat menengah kebawah atau yang disebut Kartu Jakarta
Pintar (KJP).
akibat pandemi Covid-19 yaitu menjual barang-barang yang sedang dibutuhkan oleh
masyarakat atau berdagang musiman seperti masker, faceshield, dan hand sanitizer,
pulang kekampung untuk mencari penghasilan yang lebih, mengikuti bisnis lain,
berdangang online, dan meminjam uang kepada orang lain. Pedagang kaki lima
memilih berdagang online karena tidak mengerti teknologi (gagap tekonologi) dan
98
dagangan mereka tidak dapat dijual secara online. Sebaliknya ojek online yang
Covid-19 seperti yang dikatakan Ulrich Beck (1992: 209-210) bahwa ilmu
penyebab terjadinya risiko namun juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi risiko
tersebut. Strategi lainnya yang digunakan ojek online selain menjadi ojek
sekolah secara daring, menjual barang pribadi seperti speaker dan motor, back up
pekerjaan kerabat, berusaha lebih keras atau menambah jam kerja, dan meminjam
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis ingin menjabarkan beberapa saran demi
1. Bagi para pedagang kaki lima (PKL) dan ojek online agar lebih
Covid-19, karena jika tidak maka keluarga kalian juga berisiko tertular virus
tersebut
99
2. Bagi pemerintah juga harus dapat untuk lebih lagi dalam memperhatikan
risiko terkait kebijakan yang dipilih agar tidak merugikan rakyat-rakyat kecil
kondisi seperti ini bantuan yang diberikan harus bisa untuk mencukupi
pendidikan agar mereka tidak terbebani dengan pendidikan secara daring atau
100
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku/E-Book:
Bangaser, Paul E., (2000), The ILO and the Informal Sector: An Institutional History.
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/ed_emp/documents/publication/wc
Beck, Ulrich. 1992. Risk Society: Towards a New Modernity. London: Sage
Publication Ltd.
https://mikrodata.bps.go.id/mikrodata/index.php/catalog/714/datafile/F2/V132
BPS Provinsi DKI Jakarta. 2019. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus
https://www.bps.go.id/publication/2019/11/29/96138ece33ccc220007acbdd/k
101
BPS. 2019. Kota Administrasi Jakarta Selatan Dalam Angka 2019.
https://jakselkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=MzY2ODIy
MWQzODZlNTVmNmY0ZTRlMjJi&xzmn=aHR0cHM6Ly9qYWtzZWxrb3RhL
mJwcy5nby5pZC9wdWJsaWNhdGlvbi8yMDE5LzA4LzE2LzM2NjgyMjFkMzg
2ZTU1ZjZmNGU0ZTIyYi9rb3RhLWFkbWluaXN0cmFzaS1qYWthcnRhLXNlb
GF0YW4tZGFsYW0tYW5na2EtMjAxOS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0
BPS Provinsi DKI Jakarta. 2020. Provinsi DKI Jakarta dalam Angka 2020. Jakarta:
https://jakarta.bps.go.id/publication/2020/04/27/20f5a58abcb80a0ad2a88725
BPS Kota Jakarta Selatan. 2019. Keadaan Angkatan Kerja Kota Jakarta Selatan
https://jakselkota.bps.go.id/publication/2020/06/18/e85e21e27105b4c5d6f6f6
ea/keadaan-angkatan-kerja-kota-jakarta-selatan-agustus-2019.html diakses 6
Juni 2020
Gilbert, Alan & Josef Gugler. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga
102
International Labour Organization, (2013), Women and Men in the Informal
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---dgreports/---
Jones, Ibrahim & Sewu Lindawaty. 2007. Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia
Manning, Chris & Tadjoedin Noer Effendi. 1985. Urbanisasi, Pengangguran. dan
Rosdakarya.
SaifulMujani Research & Consulting. 2020. Wabah Covid-19: Sikap Atas Kebijakan
103
Suryahadi, Asep, Ridho, Al Izzati., & Daniel Suryadarma .2020. Dampak Wabah
https://www.smeru.or.id/id/content/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-
Widodo, Purbo dan Anang Arief Wahyudi. 2000. Mengenal e-Commerce. Jakarta:
Referensi Jurnal:
Amalia, Ananda T & Hilda Yunita S. 2019. Implementasi Sifat Hukum Pengangkutan
Clark, Nigel. 1997. Panic Ecology: Nature In The Age Of Superconductivity. Theory,
Fahrurrozi, & Sayyidi, & Idrus Ali. 2020. Analisis Layanan Ojek Online PT. Grab
104
Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid – 19 terhadap Prekonomian
Hatta, Kurniawan K, & Ardi Perdana S, & Efandi Dwi K. 2015. Analisis Dampak
107-116.
18(2) 130-146.
Kalateh, Ahmad Sadati, & Mohammad Hossein B Lankarani, & Kamran Bagheri
(21) 4 1-2.
Muryani, Dedi Budiman Hakim, Bunasor Sanim, Yusman Syaukat, and Djoni
Tumuwe, Riswanto, Mahyudin Damis, & Titiek Mulianti. 2018. Pengguna Ojek
Holistik (21):16.
105
Yunida, Reni, & Rosalina Kumalawati, & Deasy Arisanty. (2017). Dampak Bencana
Referensi Tesis:
Kay, David Duane. 2011. The Relationship Between Formal and Informal
Champaign
Bappeda DKI Jakarta.2018. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2018 tentang RPJMD
https://bappeda.jakarta.go.id/uploads/document/2018-07-
BPS. 2016. Indonesia – Survei Penduduk Antar Sensus 2016. Sub Direktorat Statistik
2020
BPS Provinsi DKI Jakarta. 2018. Keadaan Ketenagakerjaan DKI Jakarta Agustus
106
https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2018/11/05/322/keadaan-
Budy, Viva Kusnandar. 2019. Pangsa Pasar Jasa Layanan Transportasi Online
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/05/berapa-pangsa-pasar
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/21/sektor-informal-
https://www.worldbank.org/content/dam/Worldbank/document/Poverty%20do
cuments/Socio-
Economic%20Impact%20of%20Ebola%20on%20Households%20in%20Liber
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
107
Nabilla, Syeikha & Nunung Nurwati. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Tenaga
Kerja di Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/340925534_Dampak_COVID-
2020.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__9_Th_2020_ttg
_Pedoman_Pembatasan_Sosial_Berskala_Besar_Dalam_Penanganan_COVID
108
LAMPIRAN 1
Pedoman Wawanacara
Ada kenaikan pengasilan atau penurunan kah setelah ada Covid-19? Kenapa ada
c. Virus Covid-19 itu berbahaya dan pemerintah menyarankan untuk dirumah saja
mengapa anda tetap menarik ojek online di tengah pandemi Covid-19 ini?
d. Apakah anda setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan pemerintah yaitu
i. Apakah suami/istri atau anggota keluarga anda memiliki pekerjaan? Jika iya,
Mengapa tidak?.
k. Apakah anda mendapatkan bantuan dari orang lain atau oraganisasi non
pemerintah? Jika iya, apakah bantuan tersebut? Jika tidak, mengapa tidak
mencari bantuan?
l. Apakah anda mendapatkan bantuan dari pemerintah? Jika iya, apa bantuan
tersebut?. apakah bantuan tersebut dapat membantu dalam situasi pandemi ini?
bantuan?
m. Bentuk bantuan seperti apa yang anda harapkan dimasa sulit Covid-19 ini?
Mengapa?
cx
Pertanyaan Untkuk Informan Ojek Online Belum Berkeluarga
Ada kenaikan pengasilan atau penurunan kah setelah ada Covid-19? Kenapa ada
c. Virus Covid-19 itu berbahaya dan pemerintah menyarankan untuk dirumah saja
mengapa anda tetap menarik ojek online di tengah pandemi Covid-19 ini?
d. Apakah anda setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan pemerintah yaitu
cxi
i. Apakah orang tua atau saudara anda memiliki pekerjaan? Jika iya, apakah
Mengapa tidak?
k. Apakah anda mendapatkan bantuan dari orang lain atau oraganisasi non
pemerintah? Jika iya, apakah bantuan tersebut? Jika tidak, Mengapa tidak
mencari bantuan?
l. Apakah anda mendapatkan bantuan dari pemerintah? Jika iya, apa bantuan
tersebut? apakah bantuan tersebut dapat membantu dalam situasi pandemi ini?
bantuan?
m. Bentuk bantuan seperti apa yang anda harapkan dimasa sulit Covid-19 ini?
Mengapa?
cxii
Pertanyaan Untuk Informan Pedagang Kaki Lima
Ada kenaikan pengasilan atau penurunan kah setelah ada Covid-19? Kenapa ada
c. Virus Covid-19 itu berbahaya dan pemerintah menyarankan untuk dirumah saja
mengapa anda tetap menarik ojek online di tengah pandemi Covid-19 ini?
d. Apakah anda setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan pemerintah yaitu
cxiii
Mengapa memilih meningkatkan penghasilan? Jika tidak memilih
j. Apakah suami/istri,orang tua atau saudara anda memiliki pekerjaan? Jika iya,
Mengapa tidak?
l. Apakah anda mendapatkan bantuan dari orang lain atau oraganisasi non
pemerintah? Jika iya, apakah bantuan tersebut? Jika tidak, Mengapa tidak
mencari bantuan?
m. Apakah anda mendapatkan bantuan dari pemerintah? Jika iya, apa bantuan
tersebut? apakah bantuan tersebut dapat membantu dalam situasi pandemi ini?
bantuan?
n. Bentuk bantuan seperti apa yang anda harapkan dimasa sulit Covid-19 ini?
Mengapa?
cxiv
WAWANCARA PEDAGANG KAKI LIMA
Informan 1
Usia : 51 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Informan : Waduh mas biasanya ibaratnya bisa pulang lebaran, jadi gabisa pulang
karena gini, terus anak juga udah dikeluarin dari kerjaan, terus
sekarang saya jualan aja cuma bisa buat makan doang mas
Informan : Engga kerja diem aja dirumah tadinya tapi seleah di phk sampe
sekarang kerjanya di GBK, jadi cleaning service taman
Informan : Ya kalo sebelum corona sih cukup ya kaya buat kontrakan, makan,
buat setoran juga, kan punya utang juga, jadi harus setoran terus setiap
bulan
cxv
Peneliti : Kalo semenjak corona bu?
Informan : Waduh kalo sekarang sih susah banget sih mas, gacukup lah kadang
dibantu sama anak buat bayar-bayar, kalo penghasilan saya cuma
cukup buat makan
Peneliti : Terus biar ibu bisa ngecukupin buat kebutuhan sehari-hari dikondisi
sekarang gimana bu?
Informan : Kita kan minjem sama sodara dulu entar dikembaliin gitu, tapi kan
kalo minjem terus juga engga enak juga kan kita, nanti dibalikinnya
juga makin banyak kan beban kita, paling sama anak saya bahasa nya
dikasih uang bulanan lah
Peneliti : Kan sekolah libur tuh bu, sama orang-orang kantor pada libur, itu
berdampak banget ga sama hasil dagang ibu?
Informan : Ada dulu sebelum corona biasanya ada ada kantip lewat, kalo
semenjak corona engga ada
Peneliti : Kan ada PSBB ya bu, itu berdampak ga sama penghasilan ibu?
Informan : Berdampak sih mas, jadinya sepi banget minta ampun bener-bener,
sekarang udah new normal lagi udah mendingan
cxvi
Peneliti : Tapi ibu setuju sama PSBB ga bu?
Informan : Ya namanya kan penertiban jadi kita harus tertib, buat kebaikan
bersama juga
Peneliti : Ibu engga ada niatan coba buat dagang online bu?
Peneliti : Bentuk bantuan apasih yang sebenernya ibu harapin sama pemerintah?
Informan : Ya seikhlasnya dari pemerintah aja ya mas apa aja, pengen sih ngeliat
temen-temen dapet ya pengen ya, abis kalo gadapet mau gimana lagi
Peneliti : Harapan sama solusi ibu terhadap pemerintah apa bu saat kondisi
corona gini?
cxvii
Informan : Harapan kita ya jualan biar lancar, tenang, rame kaya dulu, tapi kalo
dulu kan orang rame jadi dagang di usir sama satpol PP pengenya kaya
sekarang kan ga diusir sama sekali sama satpol PP
cxviii
Informan 2
Usia : 54 Tahun
Peneliti : Kan lagi corona gini bu, penghasilan ibu berdampak ga, ada kenaikan
atau penurunan?
Informan : Biasanya kalo ga corona itu biasanya dapet 200:000, orang paling
bayar kontrakan aja kadang-kadang kurang
Informan : Engga, ya kan buat modal lagi, buat makan aja paling
Informan : Makin anjlok, makin ajlok banget, buat makan aja kurang
Peneliti : Kan sekarang kantor sama sekolah lagi libur tuh bu itu berdampak
banget ga bu?
cxix
Informan : Sepi banget, Iya ngurang aja yang beli biasanya pada beli kalo naik
motor berenti
Informan : Ada, ini aja ada spanduknya dilarang jualan, tapi saya jualan aja orang
buat makan haha, kalo ngikutin larangan dagang kalo mau saya di sini
dibantu buat bertahan dikasih bantuan gamain asal larang aja haha
Peneliti : Pemerintah kan nyaranin selama corona lebih baik dirumah ya bu,
terus ibu alesanya tetep berdagang apa?
Informan : Ya buat kita makan, kalo ga nyari duit yang yang nyari duit siapa?,
anak kita yang ngasih makan siapa?
Informan : Engga, ya kalo aku ganyari makan dijalan nyari makan dimana, beda
kalo punya duit banyak ya punya modal, ya kalo gapunya duit mau
nyari dimana kita
Informan : Yang udah nikah 2, sisanya engga kerja, mau kerja apa susah lagi
corona gini
Peneliti : Ibu engga nyoba dagang yang lain bu?, usaha lain gitu?
Informan : Dagang apa yang lain, yang lain juga pasti ga laku
cxx
Informan : Kalo minuman gini mana bisa, kalo misalkan taichan gitu baru bisa,
kalo gini mana bisa, gangerti juga saya daftarnya caranya, gangerti
juga gimana cara make-makenya nanti malah ribet sendiri haha
Informan : Engga ada, paling pas bulan puasa kemaren kadang ada 1-2 orang tuh
ada yang ngasih sembako, kalo sekarang boro-boro ada yang ngasih,
kalo kita ganyari kita ga makan hahaha
Peneliti : Kan bulan puasa tahun ini kondisinya corona gini bu, beda ga sama
tahun lalu?
Informan : Beda banget, sebelum corona kan mending, hasil penghasilan dagang
lumayan lah, buat makan mah, buat ngasih makan jajan anak saya,
kalo sekarang mah kurang, dagang dari pagi aja boro-boro ada yang
beli
Informan : Ini saya aja baru pulang kampung, baru seminggu dagang lagi gara-
gara sepi
cxxi
Informan : Ya pastinya minta bantuan, ini minta bantuan aja ga dikasih-kasing,
dikampung aja yang dikasih bantuan ya di pilih-pilih, pilih kasih, yang
orang punya-punya malah yang dikasih, yang orang-orang kaya kita
yang ga dikasih
cxxii
Informan 3
Usia : 44 Tahun
Peneliti : Lagi corona gini ya bu itu berdampak banget terhadap hasil dagang
ibu?
Peneliti : Pemerintahkan nyaranin buat dirumah aja ya bu, terus kenapa ibu tetap
berdagang bu?
Informan : Kalo misalnya dirumah aja yang ngasih makan kami siapa, gitu
cxxiii
Peneliti : Sekolah sama kantor kan libur bu, itu berdampak ga bu terhadap
penghasilan ibu?
Informan : Ya ada ajasih satu-satu ya tapi engga kaya dulu, engga rame kaya dulu
Informan : Kalo larangan dagang ada dari kantip satpol PP, tapi ya gimana kalo
kami ga dagang mau makan dari siapa?, kucing-kucingan aja, jadi
nanto kalo mereka udah pergi kami dagang lagi aja, ya mau gimana
kondisiya lagi kaya gini
Informan : Paling ini dagang masker, musiman nyari yang lagi dicari sama orang,
tapi lumayan lah nambah-nambah, tapi belom tentu juga sehari laku,
kalo lagi laku ya ada yang beli, kalo engga ada ya enngga ada
Peneliti : Ibu ga ada niatan nyoba buat dagang online gitu bu?
Informan : Engga ada gapernah ada yang ngasih, kadang ada yang bagi-bagiin
gitu, tapi kita gapernah dapet bagian gapernah dikasih engga tau
kenapa
cxxiv
Peneliti : Kalo dari pemerintah bu?
Informan : Engga ada, apa lagi dari pemerintah, tidak ada sama sekali
Informan : Udah bilang pak RT, kebanyakan nanya dimana, domisili dimana
padahal ktp Jakarta Barat, kebanyakan pro kontra jadi ya udahlah, di
persulit gitu
Informan : Kalo masalah itu kami ngurang ngerti, kami taunya Cuma berdagang
aja kaya gini supaya rejeki itu supaya kaya dulu kembali, ekonomi
pulih dulu, sebenernya pemerintahan Jokowi udah bagus sih jadi
dampaknya ga terlalu besar gitu
cxxv
Informan 4
Usia : 41 Tahun
Peneliti : Kan lagi corona gini ya bu itu berdampak ga buat penghasilan ibu?
Peneliti : Kalo penghasilan ibu sebelum corona itu cukup ga buat sehari-hari?
Informan : Ya sekarang kadang kalo buat makan aja, ya pas-pasin aja kalo buat
makan sama modal dagang lagi ya pas lah
cxxvi
Peneliti : Terus ibu ada usaha lain ga bu buat ningkatin penghasilan saat corona
gini?
Peneliti : Ohh, Itu bisnis bisnis apa tuh bu kalo boleh tau?
Informan : 3I, punyanya salim group punya, CAR, jadi itu kita nabung itu dapet
asuransi juga, terus kita misalkan jalanin bisnisnya kita ajak orang-
orang juga nabung kita dapet uang tambahan bonusnya
Peneliti : Kan sekarang lagi corona bu, pemerintah kan nyaranin buat dirumah
aja bu, terus apa alesan ibu tetep dagang?
Peneliti : Sekolah sama kantor kan libur ya tuh bu, itu berdampak banget ga
terhadap hasil dagang ibu?
Peneliti : Kan ada PSBB ya bu, ibu setuju ga sama PSBB? Itu berdampak ga
buat ibu?
cxxvii
cuman kan asal kitanya bisa kaya gunain masker sama protokol
pemerintah gapapa dagang, dari pada ga dagang
Informan : Kalo ini baru semenjak corona jadi belum berasa banget masih baisa
aja, tapi lumayan si penambahanya ada aja yang mesen lewat gojek
pas lagi corona gini orangkan pada takut keluar
Informan : Paling ya kaya beras, indomie terus sarden gitu, sebulan sekali
Informan : Ya kalo sembako utama, duit juga perlu juga yakan buat bayar-bayar
yang lain
Informan : Harapanya apa ya soalnya kan corona gabisa di ilangjn cepet juga ya,
kita juga gatau bakal ilangnya kapan, paling engga bantuanya
dilebihkanlah gitu
cxxviii
Peneliti : Nah kan lagi corona gini ya bu itu berdampak banget ga sih ada
kenaikan atau penurunan pengeluaran?
Informan : Berdampak banget 3 orang lagi, dirumah tetep bayaran anak saya kan
sekolahnya swasta ya, itu sekolahnya dirumah tapi pulsa harus ada,
terus bayaran tetep jalan, pengenya kalo misalkan itu gausah bayaran
kalo bisa, pulsa kalo bisa dapet bantuan lah dari pemerintah kalo
misalnya gaada pengurangan, pulsa kan soalnya anak 3, tiga-tiganya
sekolah semua harus beli pulsa
cxxix
Informan 5
Usia : 35 Tahun
Informan : Ya berdampak lah mas tapi 70% ga berdampak sih, biasanya penjualan
bagus jadi kurang
Informan : cukuppeh
Informan : Adaa kalo online, nah itu ngebantu banget selama corona
cxxx
Peneliti : Kan pemerintah nyaranin buat dirumah aja ya bu, terus alasan ibu
tetep dagang apa?
Informan : Emang pemerintah mau ngasih saya makan, jadi tetep dagang aja
Peneliti : Terus sekolah sama kantor kan pada libur ya tuh bu itu berdampak ga
bu terhadap hasil dagang ibu?
Informan : Setuju aja saya mah, ikutin pemerintah aja, yang lain ngikutin kalo kita
engga nanti malah ditutup lagi usaha kita gaboleh dagang lagi ya kan
Informan : Sempet tutup 4 hari karena takut karena PSBB, katanya kan gaboleh
ada yang dagang, ya abis temen-temen yang lain tetep dagang, kalo
kita ga dagang makan apa nanti yakan
Informan : Engga ada, paling dari tetangga indomie,indomie gitu dikasih, paling
buat persediaan seminggu
cxxxi
Informan : Sebetulnya mah duit, tapi gakeluar duitnya haha, yakan KJP aja ga ada
yang keluar anak-anak sekolah, KJP aja engga yang keluar
Peneliti : Harapan dan solusi sama pemerintah saat kondisi kaya gini gimana?
Informan : Ya pengenya kaya dulu lagi deh, stabil lagi, orang pada dagang kerja
pada enak lagi, engga kaya sekarang yak an, sekarang aja dek buktinya
anak sekolah aja KJP aja udah ga keluar, biasanya keluar, mungkin
karena engga pada sekolah kali ya libur jadi engga keluar
Peneliti : Kan sekarang sekolah lagi dirumah aja ya bu, nah pengeluaran makin
banyak apa kurang?
Informan : Ya makin banyak, kuota yak an, bayaran tetep bayaran, daftar ulang
tetep daftar ulang
Peneliti : Sekarang kan lagi new normal nih bu ya itu udah perlahan-lahan
kembali kaya dulu apa gimana?
cxxxii
Informan 6
Usia : 53 Tahun
Peneliti : Terus kan lagi corona gini pak, itu berdampak ga pak sama penghasilan
bapak
Informan : Orang sepi, biasanya kan kalo hari-hari biasa 3 kilo abis, sekarang mah
bawa 2 kilo juga gapernah abis:
Peneliti : Terus kalo penghasilan bapak sebelum corona tuh biasanya dapet
berapa? Terus itu cukup buat sehari-hari gak pak? Kalo sebelum
corona
Informan : Yaa alhamdulillah sih cukup, bisa buat anak sekolah sampe sekarang
SMA
cxxxiii
Informan : Iyaa
Peneliti : Terus ini ga pak, kan sekolah sama kantor kan libur ya pak,
berpengaruh ga tuh pak?
Informan : Yaa ngaruh juga orang-orang pada sepi, orang-orang kantoran sebagian
yang masuk
Informan : Engga, Cuman kebetulan sambil tani, kebetulan panen padi, padi orang
kita bantuin
Informan : Yaa udah kecapean aja di kampung, 4 bulanan sama istri juga, katanya
juga udah mulai normal tapi masih sepi orang-orang disana, kata yang
punya rumah juga, biarin deh dapet 1 piring juga gapapa sebenarnya
yang penting usaha aja
Informan : Iyaa
Peneliti : Bapak ga nyobain pake dagang online gitu, pake gojek misalkan di
daftarin
cxxxiv
Informan : Engga sayakan ga ngerti main gitu-gituan gapunya hp, Engga ngerti,
kalo misalkan saya make gituan juga ngerinya malah nanti salah-salah
apalah, jadi yang biasa-biasa aja yang penting orang pada tau
dagangan saya
Peneliti : Teruskan ada PSBB tuh pak, yang melarang orang-orang buat keluar-
keluaran gitu tuh berdampak banget ga pak?
Informan : Kalo umur saya sebenernya orang-orang nyaranin jangan keluar, tapi
yang gimana buat nyari makan kita tetep keluar, setuju aja
Peneliti : Apasih pak Usaha bapak buat mendapatkan pendapatan lebih saat lagi
Corona gini
Informan : Paling itu jadi petani, kan tadinya dagangnya sepi jadi jadi petani aja di
kampung
Informan : Iyaa
Informan : Iyaa
cxxxv
Peneliti : Berarti kalo disini gadapet yaa?
Informan : Engga
Peneliti : Bentuk bantuan apa sih pak yang sebenarnya bapak harapin sama
pemerintah selain sembako?
Informan : Yaa kalo itu mah duit biar bisa beli kebutuhan yang lain
Peneliti : Harapan dan solusi bapak terhadap pemerintah saat Corona gini
gimana?
Informan : yaa pengen dibiasain aja kaya dulu lagi biar rame lagi
cxxxvi
Informan 7
Usia : 35 Tahun
Peneliti : kan sekarang lagi Corona gini nih bang yaa, itu berdampak banget ga
buat penghasilan abang?
Informan : Yaa biasanya dapet cilok bawa 1000 sekarang cuman separo nya 500
Peneliti : Itu kalo sebelum Corona penghasilan abang cukup buat sehari-hari ga
bang?
cxxxvii
Peneliti : Terus kan lagi Corona gini bang yaa, kan pemerintah nyaranin buat di
rumah aja gitu bang, terus alesan abang tetep berdagang apa?
Informan : Yaa kalo di rumah aja bantuan dari pemerintah ga cukup bang, kecuali
kalo bantuanya dikasih setiap hari gitu bang baru bisa di rumah aja, ya
gamakan kalo ga dagang
Peneliti : Teruskan sekolah sama kantor tuh lagi libur, itu berdampak banget ga?
Informan : Yaa berdampak lumayan sih sekolah pada libur jadi gaada yang jajan
gitu bang yaa
Peneliti : Kan sekarang lagi PSBB tuh bang, abang setuju sama PSBB ga?
Informan : PSBB yaa pastinya biar ga terlalu nyebar wabah itu yaa Iyaa biar cepet
selesai
Peneliti : Terus abang ga nyoba daftarin daganganya ke ojek online gitu bang
biar orang bisa mesen aplikasi
Peneliti : Kenapa engga bang? Kalo lagi kondisi sekarang kan, kayanya lebih
enak gitu
Informan : Belum, rencana mau insyaallah bulan-bulan ini mau daftarin ke gojek
sama grab Biar ningkatin penghasilan saat Corona, sama sekalian buat
bisa bayar utang
Informan : Gaada
cxxxviii
Peneliti : Terus cara abang biar dapet penghasilan buat cukup sehari-hari saat
coroan gini gimana bang?
Informan :Ya paling minjem-minjem dulu ke sodara, tapi kan itu mau nyoba
online
Informan : Gaada
Peneliti : Kalo lagi Corona gini di ga nyari buat kerjaan gitu bang, buat nyari
penghasilan lebih gitu/
Informan : Gaada
Peneliti : Abang pernah dapet bantuan dari organisasi ga atau komunitas gitu?
Peneliti : Terus bentuk bantuan apa sih bang, yang abang harapin gitu sama
pemerintah?
Informan : Yaa sembako kebutuhan pokok juga, uang juga gitu setiap bulan
cxxxix
Peneliti : terus terkahir bang: Harapan sama solusi abang apaan bang? Buat
pemerintah
Informan : Indonesia bisa biar lebih maju lagi kaya dulu lagi balik normal lagi
cxl
Informan 8
Usia : 45 Tahun
Peneliti : Terus kan lagi Corona gini bang yaa itu berdampak banget ga sama
penghasilan abang dagang?
Informan : Pasti
Informan : Yaa kalo dampak masalah Corona yaa pasti kurang kurang pasti lah
Peneliti : Terus kalo misalkan sehari tuh gorengan abis berapa? Sebelum Corona
Informan : Yaa karna kalo di rumah terus yang nafkahin anak istri siapa?
Pemerintah kan gamungkin ngebantu kita sepenuhnya
cxli
Peneliti : Sekolah sama kantor pada libur tuh, berdampak ga?
Informan : Berdampak sih, karenakan perputaran uang dari orang kantor juga
orang kalo istirahat kerja atau pas pulang kerja pada beli kalo sekarang
kan jarang sepi
Peneliti : Terus abang setuju sama PSBB ga? Terus itu berdampak ga terhadap
penghasilan abang?
Informan : Yaa kalo larangan keluar entar gabisa jualan, ya engga setuju sih jelas
berdampak penghasilan jadi turun orang pada libur gara-gara PSBB
jadi penghasilan turun
Informan : Iyaa, ada yang larang cuman mau gimana lagi kan terpaksa jadi kalo
diusir ya balik lagi
Peneliti : Terus kalo lagi Corona gini bang, biar abang bisa Menuhin kebutuhan
sehari-hari tuh gimana? Usahanya? Ada usaha lain gitu?
Informan : Gaada cuman jualan gorengan Iyaa paling minjem tetangga haha
minjem-minjem
Peneliti : Terus, abang ada ini gak, usaha dagang online gitu? Gaada ya?
Informan : Iyaa
cxlii
Peneliti : Kalo di kampung tuh bentuk bantuannya apa bang?
Peneliti : Kalo dari komunitas atau organisasi gitu selain pemerintah dapet ngga?
Engga ya?
Peneliti : Terus bentuk bantuan yang diharapin sama pemerintah apa bang? Yang
sebenernya abang harapin gitu selain uang?
Informan : Kalo rakyat-rakyat kaya saya mah paling di ini aja, apa Namanya ya di,
kaya dulu lagi gitu maksudnya di normalin gitu, biar enak lah
cxliii
Informan 9
Usia : 41 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Peneliti : Teruskan lagi Corona gini pak yaa, itu berdampak sama penghasilan
bapak ga sehari-hari?
Informan : Berdampak
Informan : Yaa biasanya rame jadi sepi, biasanya dagang buat sehari jadi dua hari
Peneliti : Teruskan Corona kata pemerintah disuruh di rumah nih pak, alesan
bapak tetep keluar tuh apa?
Informan : Yaa kalo dulukan manusia kan belajar harus mencari rezeki gitu kalo
ga keluar gadapet rezeki
Peneliti : Teruskan sekolah sama kantor kan libur pak ya, itu berdampak ga sama
penghasilan bapak?
cxliv
Informan : Yaa berdampak aja biasanya mangkal disekolah jadi sepi pada libur
Peneliti : Terus, penghasilan kalo sebelum Corona tuh cukup ga pak buat sehari-
hari pak?
Peneliti : Terus kan ada PSBB nih pak, sempet ada PSBB kan, itu bapak
berdampak ga sama PSBB? Setuju ga?
Informan : berdampak tapi ya setuju aja, kalo ga setuju gimana kita cuma bisa
bersabar diri aja
Peneliti : Kalo lagi kondisi gini di aga nyari penghasilan lebih gitu pak?
Peneliti : Terus bapak kan katanya kurang nih pak buat sehari -hari sekarang,
buat nambah penghasilan bapak saat Corona tuh ada usaha lain ga
pak?
Informan : Gaada
Informan : Engga ada, kalo sekarang cukup tapi buat makan ada aja minjem-
minjem
cxlv
Informan : Dapet
Peneliti : Bentuk bantuan apa sih pak yang sebenernya bapak harapin sama
pemerintah
Informan : Yaa ini ajalah udah saya berharap kedepannya jadi lebih baik
Peneliti : Terus terakhir nih pak, harapan sama solusi bapak sama pemerintah
saat lagi kondisi gini apa? Misalkan kaya Corona cepet kelar gitu
cxlvi
Informan 10
Usia : 32 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Peneliti : Kan lagi Corona gini bang ya, itu berdampak ga sama penghasilan
abang dagang?
Peneliti : Bisa di certain ga bang biasanya perhari tuh yang beli berapa, setelah
Corona jadi berapa perbandingan?
Informan : Yaa sebelum Corona itu biasanya yaa 50, 60 bakpao habis, setelah
Corona ini kurang lebih paling mentok-mentok 20, 12 Ga tentu juga
Peneliti : Terus kan sekolah sama kerja pada libur nih bang, itu berdampak
banget ga bang? Buat dagang?
cxlvii
Informan : Enakan dulu enak waktu masih aktif sekolah itu mas enak orang pas
masih pada kerja
Informan : Iyaa
Peneliti : Kucing-kucingan?
Peneliti : Kan Corona kata pemerintah disuruh di rumah bang yaa, alesan abang
tetep dagang tuh apa?
Informan : Yaa alesannya yaa buat biaya sehari-hari Biar bisa ngehidupin keluarga
saya
Peneliti : Abang setuju sama PSBB ga? Kan ada PSBB tuh yang dilarang dagang
itu tuh, abang setuju ga?
Informan : Yaa kurang setujunya yaa, ntar makannya sehari-hari kebutuhan sehari-
hari dari mana kalo gaboleh jualan
Informan : Iyaa
cxlviii
Informan : Istri yaa, nganggur
Peneliti : Terus abang lagi Corona gini gaada strategi buat cari penghasilan lebih
gitu bang?
Peneliti : Terus ini ga daftar ke ojol gitu bang? gabisa ngambil gitu?
Informan : Yaa sembako, beras sama mie instant, tapi itu juga engga cukup buat
setiap hari
Peneliti : Bentuk bantuan apa yang sebenernya abang harapin sama pemerintah
gitu?
cxlix
Informan : Yaa uang tunai setiap bulan
Peneliti : Terus nih bang terakhir, harapan sama solusi abang terhadap
pemerintah apa?
Informan : Solusi nya yaa biar Misalkan kaya sekolah masuk lagi gitu, biar kaya
dulu lagi Yaa solusinya biar kaya dulu lagi lah asal jaga kondisi
Kesehatan
cl
WAWANCARA OJEK ONLINE
Informan 1
Nama : Sulthan
Usia : 21 Tahun
Peneliti : Kan corona disaranin sama pemerintah diem dirumah aja ya bang, apa
yang membuat abang tetep baut keluar gitu nyari nafkah?
Informan : Mungkin biaya tanggungan juga sih, biaya tanggungan hidup juga,
buat jajan juga, kalo gua ga keluar, ya gaada jajan juga gua, yagitusi
Peneliti : Sekolah sama kantorkan pada libur tuh bang ya, itu berdampak banget
ga sama abang?
cli
Informan : Berdampak banget soalnya kalo sebelom corona bisa buat anak-anak
sekolah, kalo pas corona gini siapa yang mau di bawa?. Anak- anak
sekolah pada liburkan soalnya
Peneliti : Terus kan kemaren lebaran idul fitri tuh , itu berdampak ga?, berbeda
ga kaya lebaran tahun-tahun lalu?
Informan : Itu orderanya makin banyak, makin lumayan, soalnya banyak yang gak
keluarkan, banyak yang ga mudik juga, jadi pake go send pake go
food, jadi lumayan gitu penghasilanya, dibandingin sama tahun
kemaren
Informan : Kalo sehari bisa sampe dapet 20 sampe 25, sehari penghasilan ya
lumayan bisa sampe gope, empat ratus lima puluh,
Informan : Jauh banget, sehari cuma dapet 10 orderan paling, paling banyak 10,
11 lah, kalo sekarang ya lebih irit aja di cukup-cukupin
Peneliti : Kan kalo PSBB tuh ini bang ya, cuma gaboleh narik penumpang aja tu,
go food juga berpengaruh ya?
clii
Peneliti : Abang setuju ga sama PSBB? Itu berdampak ga buat penghasilan
abang?
Informan : Dibilang setuju sih ya setuju ya, mengurangi dampak dari apa covid
juga kan, karena semakin banyak kita yang keluar, ya mungkin
kesadaran masyarakat jadi kurang juga buat corona, kalo ditanya
berdampak ya berdampak banget, buat semuanyalaha bukan buat
gojek doang
Informan : Saya sih sebenernya apa namanya Single Fighter jadi gaada komunitas
gitu-gitu, jadi gaada komunitas-komunitas jadi di jalan aja
Informan : Kalo itu dapet sih dapet, ya paling sehari pas semenjak covid bisa 2-3
sembako kalo dapet, kalo lagi istirahat duduk-duduk gini ada aja yang
dateng ngasih indomie paling, nasi beraskan ada aja
Informan : Kalo dari pemerintah sih gua engga dapet sama sekali, kaya sembako
gitu ga dapet
Informan : Ohh kalo dari RT mah dapet cuman sekali doang kali ya, sembako
sekalimah paling
cliii
Peneliti : Apasih bang bantuan yang abang harapin sama pemerintah gitu?
Peneliti : Harapan sama solusi abang sama pemerintah tuh apa bang saat kondisi
kaya gini?
Informan : Kalo solusi gua sih apa namanya apa ya?, ya lebih perhatian lah sama
rakyat-rakyat kecil kaya kita kan, pokoknya lebih dapet bantuan-
bantuan lebih lah
Informan : Engga yang udah kerja aja di phk gimana gua mau masuk haha
Peneliti : Terus pas kondisi kaya gini kan susah bang ya, cara abang buat dapet
penghasilan lebih tuh gimana?
Informan : Ya paling gua reguleran sih apa namanya jadi ojek gapake aplikasi tapi
ada langganan dirumah kalo dia mau nyari sayur itu, atau apalah gua
anterin itu jugas ga setiap hari, ya serabutan lah, apa aja yang disuruh
gua kerjain kalo disuruh ngecat ya gua ngecat, apa aja pokoknya
cliv
Informan 2
Nama : Ranto
Usia : 35 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Informan : Kalo berdampak ya pasti lah, pasti berdampak, turunlah turun drastis
lah, hampir ya paling kita bisa bawa uang pulang Cuma 30% dari
biasanya, jadi sepi engga kaya biasanya
Peneliti : Kan pemerintah tuh menyarankan dirumah aja ya bang, terus alesan
abang tetep kerja setiap hari tuh karena apa bang?
Informan : Kalo dirumah aja ya siapa yang mau ngasih makan gitu ya, cuman
dikasih beras gitu, tapi lauknya ga ada, emang mau mekan beras doang
gitu?, cuman kita juga antisipasinya ya engga narik penumpang sampe
sekarang gitu aja, jadi engga kontak langsung sama orang, jadi go food
sama gosend aja
Peneliti : Kan kalo PSBB tuh cuma orang doang yang engga boleh di tarik kan
bang, nah kalo go food sama gosend berpengaruh juga ga?
clv
Informan : Kalo go foodnya sih, kan semuanya berpengaruh nih, orang yang order
go food juga berkurang gitu, berkurang juga, tapi mau gamau harus
dari pada gamakan
Peneliti : Terus sekolah sama kantorkan libur bang ya itu berdampak ga bang?
Informan : Ya pastilah, makanya kita udah gaada narik penumpang, makanya kita
cuma ada di go food sama di barang doang
Informan : Kalo penghasilan sebelum corona, bisa buat bayar kuliah sih berarti
lebih dari cukup ya kan
Peneliti : Kalo sebelum corona tuh biasanya tarikan dapet berapasih bang?
Informan : Ya kalo sama bonus, waktu kemaren masih ada bonus ya 300-400
megang
Informan : Jadi bonusnya cuman ada dari program berkat, jadi misalkan poinya 6
kita dapet bonus, kalo mau diterusin, gojek ngasih 70 ribu walaupun
walaupun kita ganyampe 70 ribu, misalkan kita dapet 4 tarikan dapet
poinya 6 dapet 50 ribu, nah 20 ribunya gojek yang nambahin, kalo
dari 70 ribu kita gak ditambahin, gitu aja
clvi
Peneliti : Abang setuju ga sama PSBB?
Informan : Kalo PSBB kita yang penting sih sehat, jadi kita ikutin aja gitu, yaa
kita ikutin aja lah
Informan : Dirumah aja, mau nyari kerja juga pada di PHK semua
Peneliti : Terus abang ada usaha lain gas elain jadi ojek online?
Informan : Masih freelance ajasih bantu-bantu temen yang kerja di kantor kalo ada
nginput atau yang lain, kalo ada panggilang ya jalan, kalo gaada
panggilang ya ngojek
Peneliti : Terus abang pas lagi corona gini cara biar dapet menuhin kebutuhan
sehari-hari gimana bang?, biar dapet penghasilan lebih gitu?
Informan : Paling jadi ojek regular, tapi Cuma 1.200.000 sebulan, anter jemput
langgangan gitu, kalo gapunya itu ya repot juga kita penghasilan lagi
mampet gini kalo engga ada itu ya pasti pusing, jadinya pasti ngutang
ke mana-mana
Peneliti : Abang dapet bantuan ga dari organisasi atau sesama komunitas ojol
gitu?
clvii
Informan : Kalo komunitas sih, yang lebih berada gitu ya paling kita juga
nyumbang kalo misalnya, kita narik kita gaeenak juga, ada yang lebih
dibawah kita gitu susahnya
Informan : Kalo ada yang ngasih kita ambil sembako, tapi ga setiap hari
Peneliti : Sekolah kan lagi online gitu ya bang, pengeluaran makin banyak ga sih
bang?
Informan : Pengeluaran ya kalo misalnya kita pake kuota pasti ya abis, apa lagi
kalo yang harus make video call gitukan nyedot kuota nya banyak
yakan, cuman kita andalin pake wi-fi ya pake yang murah aja jadi
lebih irit, jadinya kerasa lebih murah
Informan : Engga tiap bulan, ya kalo lagi ada program, misalnya ada program, itu
kan setiap bulantuh tuh muter pasti kebagian sih
Peneliti : Bentuk bantuan apa sih bang yang sebenernya abang harapin sama
pemerintah?
Informan : Kalo bantuan apa yang mau dikasih sih, ya kita terimasih, kalo diminta
apa juga kan orang kebutuhanya beda-beda, kalo beras juga ya ada,
clviii
yang dari kampung juga ngirim, kalo ngirim duit juga abis juga pasti
gitu ya kan, ya yang penting ya bantuanya tuh yang pemerintah tuh
bisa liat rakyatnya tuh butuh apasih, ada yang minta bantua tunai, ada
yang minta sembako yak an, ya kalo bisa dua-duanya ya, misalkan
sembakonya dikurangin, kasih uang tunai juga gitu, gitu aja jangan
sembako semua, misalkan kemaren dikasih beras 25 kilo, selanjutnya
kasih sembako 10 kilo, sisanya dijadikan BLT lah bantuan tunainya
Peneliti : Apasih bang harapan sama solusi abang terhadap pemerintah saat
kondisi kaya gini?
Informan : Ya kalo solusinya ya kita gatau sampe kapan, apakah ini terus sampe
2021 pasti kondisinya akan begini terus, karena belom ada soulusinya,
vaksin sama segala macemnya belom ketem yakan, pada saat ada yang
nemuin vaksin sama obat kenapa ga dicoba dulu gitu di dukung dulu,
di analisa dulu tuh obatnya bener apa engga, terus buat pemerintahnya
juga ya kalo emangnya bisa dilakukan kegiatan ekonominya cari
solusi-solusi yang lain ya kenapa engga gitu, kenapa harus monoton
clix
Informan 3
Nama : Tamrin
Usia : 32 Tahun
Peneliti : Kan sekarang lagi corona gini bang ya itu berdampak ga sih bang sama
penghasilan abang?
Informan : Alesanya buat ke perut lah karena kan engga ada penghasilan lain, ya
penghasilanya dari ngojek aja
clx
Peneliti : Kan sekolah sama kantor lagi libur ya bang, itu berpengaruh ga bang
sama narik biasanya?
Informan : Iya sangat berpengaruh, karena kan sekolah pada di liburin semua kan,
jadi belajar dirumah, biasanya kan orderan paling banyak dari sekolah-
sekolah, sekolah kan banyak tuh, ada aja orderan-orderan kaya pendek
gitu kaya 3 kilo, jadi dampaknya besar sekali
Peneliti : Terus di kondisi kaya gini bang, apasih bang cara abang biar bisa dapet
pendapatan lebih gitu?
Informan : Ya paling anter-anterlah jadi ojek tapi gapake aplikasi, kalo ada orang
yang minta anter ya kita anter, ojek biasa, ya gitu aja, lumayan dikit-
dikit ngebantu, udah ada langganan juga Alhamdulillah
Informan : Kalo itu lebih baik PSBB nya dilakukan gamasalah dilakukan buat
saya si, yang penting kita kalo kaya gini kan harus jaga-jaga juga
kebersihanya lebih ekstra kebersihanya engga kaya dululah, engga
sembarangan, setuju aja engga ada masalah sih
clxi
Peneliti : Tapi itu berdampak sama penghasilan abang ga?
Informan : Ya berdampak karena, apa lagi Jakarta WFH, dia pada mereka
kerjanya dirumah, jadi schedulenya seminggu paling orang dua kali
orang berangkat buat masuk kantor itu pun sedikit, yang lebih banyak
itu kan yang dirumahin, yang di PHK banyak, jauh, jauh banget dah
penghasilan
Peneliti : Kan kalo PSBB tuh gaboleh narik penumpang doang kan bang, kalo
gofood sama gosend ikutan berdampak juga ya?
Informan : Sama aja berdampak juga, karena orang tingkat buat beli itu makan
sekarang pun jarang, ada pun kali ya kelas-kelas atas ajalah yang
punya penghasilan lebih, kalo yang buat yang biasa-biasa jarang sekali
semenjak corona karena mungkin ya lebih milih mereka jalan sendiri
irit ongkos kirim, kalo yang penghasilan lebih malah ngindarin buat
keluar rumah jadinya mesen itu juga jarang
Peneliti : Kan sekolah pada sekolah dirumah tuh bang ya itu berdampak gasih
bang? Pengeluaranya lebih banyak apa lagih sedit
Informan : Ya malah makin boros, beli pulsa melulu, kalo tadinya kan jajan aja,
terus juga bayaran sama aja engga ada pengurangan saat kondisi kaya
gini
Peneliti : Terus abang dapet bantuan dari organisasi atau bantuan sesama
komunitas ojek online gitu ga bang?
clxii
Informan : Ya sejauh ini sih engga ada, paling pernah dari gojeknya pernah dapet
sembako tuh, itu udah 2 bulan yang lalu
Informan : Beras, terakhir saya dapet bantuan tunai tuh BLT sekali tuh di bulan
lalu, gatau kalo bulan ini dapet lagi apa engga belom keliatan
Peneliti : Bentuk bantuan apa sih bang yang abang harapin sama pemerintah?
Informan : Kalo bentuk bantuan ya pengenya mah uang terutama uang kita bisa
beli sembako kan, ya kalo ada bantuanya ada dari pemerintah paling
beras, kebanyakan beras 3 liter, itupun gabanyak bantuanya juga
jarang-jarang harusnya di persering
Informan : Harapan ya lapangan kerja sih ya sebenernya pengenya kerja lagi, apa
lagi pendidikan terakhir SMA ya gapunya title keahilan pun engga ada
paling kerja lapangan kalo boleh lah apa aja kondisi kaya gini biar bisa
dapet penghasilan yang lebih-lebih lagi
clxiii
Informan 4
Nama : Sutrisno
Usia : 42 Tahun
Peneliti : Kan lagi corona gini ya bang, terus itu berdampak ga sih bang terhadap
penghasilan abang?
Informan : Ya berdampak
Informan : Yakan biasanya kan kalo kita bersih bisa bawa pulang kerumah
150.000, udab bersih ya bensin segala macem, sekarang nyari cepe aja
susah banget, paling sampe rumah 30.000, 40.000, 50.000
Informan : Ya gimana kita buat nyari kebutuhan keluarga kan, kita harus nyari
uang buat makan, buat dirumah, buat anak juga kan
Peneliti : Sekolah sama kantor kan libur bang ya, itu berdampak banget ga bang?
clxiv
Informan : Berdampak banget, apa lagi anak-anak sekolah pada libur kan katanya
mulai awal januari baru pada masuk jadi sepi biasanya rame dari anak
sekolahan
Informan : Waduh jauh banget, jauh, engga cukup kalo buat kondisi kaya gini
Informan : Sebenernya sih setuju gak setuju ya, ya karena kita mau gimana lagi
gitu aja, ikutin pemerintah aja kalo emang disuruh pake masker ya
pake masker ikutin aja, kalo berdampak ya sangat berdampak orderan
jadi sepi
Peneliti : Kan PSBB cuman gaboeh narik orang aja kan bang, kalo go food atau
gosend berdampak juga ga bang?
Informan : Dirumah
Peneliti : Pas kondisi kaya gini engga nyoba cari penghasilan lebih bang?
Informan : Ya sebenernya ngurus anak, cuman kan kalo misalkan mau kerja
bingung mau kerja apa, kondisi kaya gini bingung kan bang
clxv
Peneliti : Kalo anak abang sekolah ga bang?
Peneliti : Kan lagi sekolah dirumah bang ya, itu pengeluaranya lebih apa
berkurang sih bang?
Informan : Ya lebih, buat pulsanya, buat jajanya biasanya sehari 15.000 sekarang
20.000 lebih
Peneliti : Abang ada usaha lebih ga disaat kondisi kaya gini buat dapet
penghasilan lebih?
Informan : Paling ada sampingan kerjaan aja, kalo ada panggilan ngojek ya, sekali
panggilan, Alhamdulilah sehari dapet
Peneliti : Abang dapet bantuan dari organisasi atau komunitas sesama ojol ga?
Informan : Engga ada, palingan dari gojek itu ada sembako itu
Informan : Engga, pas puasa tuh yang dapet 25 kilo beras, tapi itu engga merata,
engga semua driver dapet, Cuma pas yang di Alfamart dapet vocher
100.000 waktu puasa, tapi kan itu engga cukup paling Cuma dapet
beras, udah paling itu gula engga dapet
Informan : Dapet tapi ga merata Cuma 5 liter, paling sebulan 5 liter terus sebulan
lagi kadang engga dapet, enggak nentu
Peneliti : Sebenernya bentuk harapan apasih bang yang abang harapin sama
pemerintah?
clxvi
Informan : Ya sebenernya sih yang saya mau sembako sama uang ya, karena kan
sembako ada, pengen beli sayur aja buat diirumah kalo ada uang,
pengenya kalo emang dapet ya, kalo ga dapet yaudah, rezeki mah ada
yang ngatur, ya yang penting kita berusaha, kalo dirumah doang ga
ada yang ngasih rezeki
Peneliti : Harapan sama solusi abang sama pemerintah pas corona gini gimana?
Informan : Ya harapan saya maunya pulih kembali ya, ekonomi pulih, sekolah
pada buka, biasanyakan sekolah pada rame, mahasiswa juga sepi juga
sekarang, kalo dulukan kalo misalnya gofood sepi kita dari goride,
nganter sekolah, sekarang nganter gofood sama gosend itu juga jarang-
jarang kan
Peneliti : Sekarangkan udah new normal bang, udah kembali rame kaya dulu
belum?
clxvii
Informan 5
Nama : Angga
Usia : 38 Tahun
Peneliti : Pas lagi corona gini, itu berdampak ga bang terhadap penghasila
abang?, ada kenaikan apa penurunan?
Informan : Kalo untuk pribadi saya ada penurunan, sangat sangat signifikan
menurunya, saya sendiri ngerasain ngojek online dari jam 7 pagi start
sampe muter muter terus belum dapet, sekalinya dapet dikasihnya jam
2, jam 3, itu satu trip doang, kadang argo Cuma 9,600, kadang 12.000
udah lelah di jalan ya kan, kaya gitu kalo saya
Peneliti : Pemerintah tuh kan nyaranin buat dirumah aja tuh bang, apasih yang
ngebuat abang tetap bertahan nyari uang keluar?
Informan : Kalo saya motifasinya masih tetep satu yaitu keluarga, anak, yakan,
saya orang merantau, yakan kebutuhan tiap hari pasti ada, jajan anak,
kontrakan, kebutuhan makan, dan segala macem makanya saya, sepi
atau rame tetep keluar
clxviii
Informan : Berdampak banget buat saya, dulu setiap pagi biasanya saya online
deket rumah aja langsung nyangkut, orang kuningan, orang mau ke
kantor SCBD, anak sekolah jam 6 aja udah nyangkut, anak-anak yang
deket-deket sekolahnya, sekarang ngandelin siapa anak sekolah libur,
ya kan mahasiswa juga libur, perkatoran di shift sama banyak yang
dirumahkan kaya gitu.
Peneliti : Biasanya kalo sebelum corona tuh narik berapa tarikan bang?, terus itu
cukup ga buat sehari-hari?
Peneliti : Terus disaat kondisi kaya gini biar apa bisa dapetin pendapatan lebih
gimana?
Informan : Kalo saya udah berusaha ya, mungkin di ojol lagi sepi, nyari info-info
ke temen-temen, tapi kan temen-temen juga sama berdampak ada yang
udah kerja katanya ke lock down, kaya gitu
Informan : Belom dapet bang, belom dapet rejekinya yang pas, belom dapet mitra
nya gitu yang pas yang mau
Peneliti : Berarti engga ada kerjaan lain bang di kondisi susah kaya gini?
Informan : Sampai saat ini belum bang masih fokus di ojol paling minjem-
miinjem uang ke sodara kalo kurang-kurang kaya gitu
clxix
Peneliti : Abang setuju ga sama PSBB?
Informan : Kalo PSBB tuh kan dari pemerintah ya bang, kalo itu sih saya ngikut
sebagai masyarakat ya kan untuk kedepannya untuk yang lebih baik
yak an untuk mengurangi corona atau gimana ini ya setuju aja bang
Informan : Ya, berdampak paling ngandelin go food, kalo go food udah ada
jamnya ya paling maghrib baru dapet, kalo siang-siang gini ya cuman
nongkrong-nongkrong kaya gini doang
Informan : Jauh, jauh jauh, kan kita bisa main tiga, nah biasanya tuh go ride yang
gacor, go send, go food, kalo sekarang kan ngandelin Cuma go send
sama go food, yang go ridenya udah bener-bener mati
Peneliti : Itu alesan go food sama go send sepi juga kenapa sih bang?
Informan : Ya mungkin kondisi pandemii kaya gini, orangkan gimana ya, engga
setiap hari mesti jajan yakan kalo dulu kan sekolah masuk, kantor
masuk ada aja yang jajan, yakan berimbas juga gitu
Informan : Istri ya ngurus anak, anak 2, yang gede kelas 3 SD, yang satu kelas 1
SD
Peneliti : Teruskan pas corona gini sekolah di liburin bang ya, itu pengeluaran
buat sekolah anak-anak lebih banyak apa lebih sedikit?
clxx
Informan : Pas ini pas sebelum corona kan saya paling, ngasih uang saku ke anak
ya, kalo sekarang kan engga, cumankan belajar onlinenya ini loh, beli
kuotanya kadang-kadang hp gentian kaya gitu, kalo jajan anak sd kan
kecil ya, kalo sekarang beli pulsa ya lebih banyak pengeluaranya,
engga ada bantuan pulsa juga
Peneliti : Abang dapet bantuan dari organisasi atau dari sesame komunitas ojol
ga bang?
Informan : Engga kalo dari organisasi atau dari komunitas ojol engga dapet
Informan : Kalo dari gojek beras yang 25 kilo yang dari pulo gadung dapet, sama
vocher Alfa, itu Cuma sekali
Informan : Kemaren katanya ada kenapa cuman katanya gatau kenapa data saya
gamasuk, saya udah ngumpulin KTP, KK, terus segala macemlah dari
situnya kan, terus abis itu udah saya kumpulin ke RT cuman ya
nyatanya sampai sekarang saya ganerima sama sekali gituloh, malah
dapet dari orang-orang komplek customer saya :” ini pak buat bapak”
“Alhamdulillah” Indomie beras se liter
Peneliti : Bentuk bantuan apa sih bang yang sebenernya abang harapin sama
pemerintah?
clxxi
Informan : Untuk kaya gini ya sembako itu, ya uang buat anak untuk beli pulsa,
kuota yakan, kan pelajaran belajarnya masih kaya gini, kalo hasil
ngojek saya kan ngandalin engga pasti
Informan : Ya kalo saya pribadi semoga pandemi ini segera berakhir, aktivitas
normal kembali seperti semula, anak sekolah, perekonomian segala
macem lancar, biar seperti semula pendapatan buat gojek gitu
clxxii
Informan 6
Nama : Nurkholis
Usia : 43 Tahun
Peneliti : Bisa di ceritain ga bang kalo sebelum corona tuh gimana kalo setelah
corona tuh gimana?
Informan : Kalo sebelum corona kita paling cari 200.000 bisa lah ya, kalo
sekarang kita nyari 100.000 aja dari pagi sampe malem susahnya
minta ampun, kadang-kadang paling Cuma dapet 50.000, paling gede
70.000 gitu.
Peneliti : Kalo penghasilan sebelum corona itu cukup ga bang buat sehari-hari?
clxxiii
Informan : Kalo setelah ya kurang, saya aja sampe jual-jual barang, motor, salon,
speaker apa aja yang ada kita jualin haha
Peneliti : Terus buat bisa memenuhin kebutuhan pas lagi corona gini apa bang?
Informan : Ya itu jual-jual ini aja yang bisa di jual barang-barang, kaya motor kan
udah di jual tuh motor saya tuh, nanti motor ini (menunjuk motor yang
sedang di pakai) menyusul nih, jual salon lah apa lah itu
Peneliti : Kan corona kata pemerintah disaranin buat dirumah aja ya bang, terus
apa alesan abang buat tetep narik setiap hari itu apa bang?
Informan : Ya kerena tuntutan, yakan kalo kita dirumah doang kewajiban suami
gugur, kalo dirumah aja kan kita engga punya usaha sama sekali, entar
bini malah ngomel-ngomel
Peneliti : Sekolah sama kantor libur tuh beda banget ga bang?, berdampak ga?
Informan : Beda banget, beda banget, kalo sekolah sama kantor lagi dulu kan
masuk, setiap pagi ngojek tuh rame kan ya, kalo sekarang mah sepi
banget berdampak banget
Peneliti : Kan lagi ada PSBB tuh bang, itu abang setuju ga sama PSBB? Itu
berdampak ga terhadap penghasilan abang
clxxiv
Informan : Kalo setuju apa engga ya setuju ga setuju ya namanya kita ikutin
pemerintah jadi ya ngikut aja, kalo psbb berdampak sekali, kaya
kemaren pas narik penumpang PSBB di Jakarta malah kena tilang
gaboleh bawa penumpangkan, kan kalo di aplikasi gojek ini jalur
merah emang gaboleh emang gabisa orderkan, kemaren jalur hijau jadi
bisa, cuman lewatnya jalur merah ketilang polisi suruh turunin,
padahal orderanya jalur hijau, cuman lewatnya jalur merah.
Peneliti : Teruskan PSBB tuh cuman gaboleh narik penumpang aja kan bang,
kalo go food sama gosend juga jadi sepi juga ga?
Peneliti : Kan sekarang udah new normal ya bang, kalo sekarang udah ada
peningkatan penghasilan perlahan-lahan apa masih susah?
Informan : Sama aja masih susah, malah makin parah tambah sepi, udah pada
berani keluar kan jadi beli makanan sendiri gabutuh order, tapi kan
sekolah kantor, mahasiswa masih pada libur jadi gaada penumpang
sama aja
clxxv
Informan : Belom belom, paling dirumah bikin kerajinan, bikin bunga, buat di
jualin ke tetangga
Peneliti : Abang dapet bantuan dari organisasi atau komunitas ojek online ga?
Informan : Organisasi gapernah ya, kalo dari gojek pernah sekali vocher 100,000
lagi awal-awal corona sekali itu juga sekali vochernya bisa ditukerin di
indomaret
Peneliti : Terus anak abang kan sekarang lagi sekolah dirumah ya kan bang, itu
pengeluaranya lebih banyajk apa lagi sedikit sih bang?
Informan : Alhamdulillah sih malah lebih sedikit soalnya kan anak saya ga jajan
juga, kalo internet juga saya pake Wi-fi, kebetulan saya patungan sama
tetangga saya bagi parallel, jadinya ringan ga biaya besar
Informan : Pernah sekali Beras 25 kilo, itu juga sekali juga sama selama corona
Informan : Ya bantuan kalo, sandang pangan kalo ini ya, BLT juga
Peneliti : Harapan solusi sama solusi abang terhadap pemerintah apa bang?
Informan : Ya harapan saya mah cepet pulih kembali aja, sama ini kalo bisa mah
apa bayaran anak sekolah, yakan maksudnya kan anak sekolah
diliburin Cuma sekolah online dirumah ni, ya kalo bisa bulaanya di
potong 50% apa 75% inikan normal anak saya bulanan 380,000 udah
pernah ngajuin katanya emang gabisa gitu katanya
clxxvi
Informan 7
Usia : 23 Tahun
Informan : Berdampak sih saya kan dulu juga kerja sambil narik, sekarang lagi
dirumahin ya, kalo dari perusahaan udah kondusif baru nanti di
panggil lagi
Informan : Ya gimana ya kalo dirumah kan kita penghasilan engga dapet bang, ya
mau gimana mau gimana kita harus keluar nyari uang
clxxvii
Peneliti : Sekolah sama kantor di liburin tuh berdampak banget ga bang?
Informan : Berdampak banget bang biasanya narik dapet anak-anak sekolah yak
an, kalo orderan sekarang paling sesekali doang dapet 2, dapet 3 paling
gitu-gitu doang bang
Peneliti : Terus kalo penghasilan sebelum corona tuh biasanya dapet berapa
tarikan sih bang?
Informan : Ya kalo buat saya bujang sih cukup bang haha, kalo yang udah punya
istri mah gatau bang haha
Informan : Kalo seakrang kurang banget bang paling sehari dapet 20.000, 23.000,
15.000 ganentu juga sih bang
Informan : Ya kalo sekarang mah di cukup-cukupin aja bang yang penting jangan
boros ga kaya dulu yang bisa dapet pego
clxxviii
Informan : Gimana bang ya kalo psbb ribet gabisa narik penumpang, saya maunya
orderan tetep masuk bang jadi semuanya kebates, susah juga buat
narik orderan kalo kondisi lagi kaya gini
Peneliti : Kalo PSBB kan gaboleh narik penumpang doang ya bang kalo go food
sama go send berdampak ga?
Informan : Ya gini bang sekalinya dapet paling sehari dua atau tiga dari 7 pagi
sampe 8 malem gitu, dari lama juga gini-gini doang, kalo dulu normal
mah bisa 7-8 oderan plus penumpang
Informan : Engga bang paling saya nunggu-nunggu back up an kerjaan kalo dari
kantor, misalkan ob kandisana lagi pada kena PHK nih, nah kalo ada
yang sakit saya back up
Informan : Iya paling gitu, engga ada lagi kerjaan bingung juga kondisi kaya gini
mau nyari dimana orang laen aja pada di PHK
Peneliti : Abang dapet bantuan dari bantuan dari organisasi atau komunitas ojol
gitu ga bang?
Informan : Kalo saya belom pernah dapet bang, vocher-vocher juga gadapet
Informan : Gatau sih ya mau nyari juga bingung gimana emang karena ga merata
aja kali ya jadi belom kebagian
clxxix
Informan : Kalo dari pemerintah sih ada beras, indomie, indomie dapet 15, sama
sarden, sardenya 5
Informan : Engga sebulan sekali sih bang, tapi beberapa kali udah tergantung KK
sih kan kalo di cek dari KK , dapet lagi baru dapet lagi
Peneliti : Bentuk bantuan yang di harapin sama pemerintah di saat kaya gini apa
bang?
Informan : Ya kalo bisa sih ya kaya apa beras terus uang, ya uangnya yang ga
seberapasih, yang penting cukup aja buat keluarga
Peneliti : Harapan sama solusi abang terhadap pemerintah saat kondisi kaya gini
tuh gimana bang?
Informan : Saya sih pengenya cepet-cepet aja selesai corona cepet kaya dulu lagi
deh normal lagi, vaksinya cepet di temuin
clxxx
Informan 8
Usia : 30 Tahun
Peneliti : Kan lagi corona gini ya bang, itu berdampak ga terhadap penghasilan
abang ada kenaikan atau penurunan?
Informan : Wah dampaknya dampak banget bang penurunan yang ada gaada
kenaikan
Peneliti : Kan pemerintah nyaranin buat dirumah aja gitu ya bang, alesan abang
buat tetep narik setiap hari tuh apa sih bang?
clxxxi
Peneliti : Penghasilan abang sebelum corona biasanya dapet berapa? Terus itu
cukup buat sehari-hari ga bang?
Informan : Dibawah 5 lah itu juga 5 udah Alhamdulillah paling dapet 2 atau 3
Peneliti : Terus sekolah sama kantor diliburin tuh berdampak ga sih bang?
Informan : Ya sekarang kita penghasilan kita kebanyakan dari orang kita ngangkut
bang, kalo diliburin seperti ini ya penurunan berasa banget bang kita
gabisa narik orang, orderan dari go food pun ya sekarang terbatas juga
Peneliti : Oh kan PSBB tuh gaboleh narik orang doang kan bang, go food juga
berdampak bang ya?
Peneliti : Kan sekarang udah new normal nih bang, tetep masih sepi bang
perbandinganya gimana?
clxxxii
Peneliti : Kenapa tuh bang?
Informan : Kalo setujunya sih ya kita masih bisa jaga kesehatan lah bisa menjaga
juga, ga setujunya ya dampaknya penurunan orderan kaya begini bang
Informan : Ya sekarang pengen usaha juga belom ada yang pertama modal,
modalnya juga bang gaada, kita juga butuh modal kan kalo usaha,
kedua juga kan keaadan juga kaya gini, buat usaha juga bingung
kitanya apa yang kita misalkan mau buka usaha ya belum normal
Peneliti : Terus abang biar bisa dapet pendapatan lebih buang ngecukupin sehari-
hari gimana bang?
Informan : Ya jalanin ojek online terus bang terus berusaha aja jangan kendor jam
nariknya ditambah
Peneliti : Kata abang tadikan dari hasil ojek online kurang tuh biar dapet lebih
gitu gimana?
Informan : Ya palingkan biasanya narik dari pagi jam 9 pagi sampe maghrib, kalo
sekarang lebih lama lagi pokoknya target sehari minimal 5 orderan
buat makan sehari-hari aja keluarga
Peneliti : Abang dapet bantuan dari organisasi atau dari komunitas gitu ga?
Informan : Kalo dari organisasi sih gaada, tapi paling dari gojek dapet
clxxxiii
Informan : Sembako
Informan : Ya gak nentu kadang 3 bulan, ya tergantung dari pihak gojeknya yang
ngasih sembako
Informan : Ya semoga bisa cepet-cepet ngilangin corona ini biar kembali bisa
normal gitu aja
clxxxiv
Informan 9
Nama : Hermansyah
Usia : 49 Tahun
Informan : Berdampak
Informan : Dari awal nih kalo dulu awalnya enak narik, setelah corona tuh
langsung anjlok, pendapatan dari biasanya dapet 200.000-300.000
sekarangmah turun banget jauh
clxxxv
Peneliti : Corona kan bahaya bang ya pemerintah kan nyaranin buat dirumah aja
gitu, terus apa alesan abang buat tetep narik setiap hari?
Informan : Buat kebutuhan keluarga ya kalo ganarik keluarga mau makan apa
Peneliti : Sekolah sama kantor libur itu berdampak ga bang terhadap pendapatan
abang?
Peneliti : Kalo go food sama go send berdampak juga bang ya sepi juga gitu?
Informan : Ya sepi banget juga engga sih ada juga ada aja yang order, tapi ya
engga kaya biasa-biasanya kemaren sebelum corona
Peneliti : Abang setuju sama PSBB ga?, terrus itu berdampak ga buat
penghasilan abang?
Peneliti : Terus abang biar dapet memenuhin kebutuan sehari-hari gimana bang?
clxxxvi
Informan : Ya kita semangat orderan kemana aja jauh kita bawa, kalo dulukan
maunya yang deket-deket aja ngambilnya sekarang yang jauh juga kita
ambil, kalo bisa dibilang dulu masih ada malesnya masih ada takut
capeknya, takut kemaleman, kalo sekarang kemana aja kita gas
Peneliti : Abang dapet bantuan dari bantuan dari organisasi dari komunitas ga
bang?
Informan : Engga, kalo dari gojeknya dapet itu tergantung notif aja, kalo ada notif
muncul berarti dapet misalnya sembako gitu ya dapet
Informan : Dapet sebulan sekali sembako Indonesia dari Jokowidodo yang merah
putih, beras, indomie, minyak
Peneliti : Bentuk bantuan dari pemerintah apa bang yang sebenernya abang
harapin?
Informan : Yang di harapin ya sembako keperluan juga, itu aja sih cukup
Peneliti : Apasih bang harapan dan solusi abang terhadap pemerintah disaat
kondisi kaya gini?
Informan : Ya supaya cepet normal aja kaya sedia kala gitu bang, sama lebih
perhatian sama ojek online karena
clxxxvii
Informan 10
Usia : 23 Tahun
Peneliti : Corona tuh berdampak ga bang buat penghasilan abang ada kenaikan
atau penurunan?
Informan : Ya berdampak lah bang, yang tadinya kerja lancar jadi susah,
penghailanya jelas berukurang banget
Informan : Ya jauh beda lah kalo sebelumnya mah, kalo semenjak corona ini
bener-bener anjlok
Peneliti : Kalo penghasilan sebelum corona tuh cukup ga bang buat sehari-hari?
Peneliti : Kalo sebelum corona tuh dapet berapa tarikan biasanya bang?
clxxxviii
Peneliti : Kalo sekarang bang biasanya berapa cukup ga buat sehari-hari?
Informan : Yah, kaya gini lah bang 5 aja susah, gacukup lah bang buat isi
bensinya, makanya, paling sampe rumah 20.000-30.000, makan jadi
susah bang harus dikurangin
Peneliti : Sekolah, kampus, kantor pada libur tuh berdampak banget ga bang?
Informan : Ya biasanya waktu masih bisa narik dulu sekolah kantor buka kan kita
bisa bawa orang, sekarang kan udah gabisa, dulu biasanya mangkal
deket stasiun cepet dapetnya sekarangkan engga
Peneliti : Selama PSBB kan gaboleh narik penumpang ya bang go food sama go
send tuh berdampak juga ya bang?
Informan : Sepi juga sih bang berdampak juga, mungkin orang pada takut juga ya
ga mau kontak sama orang lain
Informan : Sebenernya sih ya setuju, bisa sih ya PSBB tapi jangan lama-lama bang
kan kita juga butuh buat hidup berdampak banget
Informan : Engga ada bingung mau usaha apaan kondisi kaya gini orang aja pada
diliburin
clxxxix
Peneliti : Terus abang kondisi kaya gini apa sih bang caranya biar dapet
pendapatan lebih gitu?
Informan : Ya Semangat aja, terus jadi ojek mangkal lagi, kalo ada tetangga yang
nganter deket-deket ya sayaa bawa lumayan nambah-nambahin buat
sehari-hari
Peneliti : Bentuk bantuan apa sih bang yang harapin sama pemerintah?
Informan : Harapanya ya semoga kembali seperti dulu aja cepet normal kaya dulu
bisa lancar
cxc
DOKUMENTASI INFORMAN OJEK ONLINE
cxci
(Proses wawancara dengan informan Sutrisno)
cxcii
(Proses wawancara dengan Hendar Fauzi)
cxciii
(Proses wawancara dengan informan Ahmad Sofyan)
cxciv
(Proses wawancara dengan informan Hermansyah)
cxcv
DOKUMENTASI INFORMAN PEDAGANG KAKI LIMA
cxcvi
(Proses wawancara dengan informan Iwan)
cxcvii
(Proses wawancara dengan informan Suharjo)
cxcviii
(Proses wawancara dengan informan Haryati)
cxcix
(Proses wawancara dengan informan Ipeh)
cc