Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Serly Risnawati
NIM. 104054002099
Dibawah Pembimbing
i
PENGESAHAN UJIAN
Sidang Munaqasyah
Anggota
Penguji I Penguji II
Pembimbing
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Serly Risnawati
iii
ABSTRAK
Serly Risnawati
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan
salam selalu penulis curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang
Penulis sangat menyadari dengan sepenuh hati bahwa tanpa bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak penulisan hasil laporan penelitian ini tidaklah akan
terwujud dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin sekali
dibangku kuliah.
5. Karyawan dan Staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu
v
6. Pengurus Kopersi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”, Bapak Drs. H.
Sipon Budijono, MBA dan Istri Ibu Hj. Nurhidayati, BA yang telah banyak
8. Kepada kedua orang tuaku tercinta Bapa dan Umi yang tiada hentinya
penulis. Walaupun Ally suka bandel tapi Ally sayang kalian. Tetehku Rina
Yuanita, S.Si dan Suami Wahyu Purnawisuda, SP, Adikku Siti Muti’ah, Siti
Nurhaliza Adelia dan sepupuku Bolly yang telah memberikan dukungan dan
10. Keluarga besar penulis yang berada di Jakarta, Bogor, Pekalongan dan
11. Sahabat-sahabatku Desy, Indah, Umi dan Eva atas perhatian, kasih sayang,
tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih untuk semuanya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………… i
ABSTRAK ……………………………………………………………………. iv
A. Evaluasi ............................................................................................. 19
B. Koperasi ............................................................................................. 28
vii
2. Bentuk-Bentuk Koperasi .............................................................. 29
D. Karyawan ......................................................................................... 42
viii
C. Analisa Hasil Jangka Panjang Yang Tampak Sebagai Akibat Dari
Setia” ……………………………………………………………. 64
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 66
B. Saran ……………………………………………………………… 68
LAMPIRAN ……………………………………………………………….... 72
ix
BAB I
PENDAHULUAN
beretos kerja rendah atau malas, namun justru karena ada banyak faktor yang
mungkin berada di luar dirinya, yang membuat mereka (kaum miskin) tidak
bisa ikut berperan dalam proses pembangunan yang sedang berjalan ini.
dan kegigihan dari semua pihak, termasuk uluran tangan pemerintah agar lebih
1
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangunan yang sesuai
berkembang. 2
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. Dengan
perekonomian nasional. 3
1
Ninik Widiyanti, Y.W, Sunindhia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta:
Adi Mahasatya, 2003), h. 159
2
Panji Anoraga, SE, MM, Dra. Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Adi
Mahasatya, 2003), cet. 4, h.1
3
Dikutip dari Seminar Nasional Perkoperasian yang dilaksanakan pada tanggal 17
Desember 2008 di Hotel Bukit Indah Puncak
2
Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari aktifitas
kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijakan yang telah
belakang lahirnya telah memberikan ciri khusus pada koperasi yang berbeda
dengan badan usaha lain yaitu sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kesadaran untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua untuk
semua dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian
bahwa pada koperasi terdapat semangat kerja dan tanggung jawab bersama
Salah satu jenis koperasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
simpanan atau tabungan yang selanjutnya dana-dana yang ada tersebut akan
kredit modal usaha. Dengan adanya koperasi simpan pinjam ini secara tidak
4
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) cet. 7, h. 1
3
karyawan terhadap keberadaan rentenir yang sangat menyusahkan para
dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang ada di negeri ini, tetapi
5
Dikutip dari Seminar Nasional Perkoperasian yang dilaksanakan pada tanggal 17
Desember 2008 di Hotel Bukit Indah Puncak
4
usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badan-badan usaha atau pelaku
koperasi sebagai badan usaha mengutamakan faktor manusia yang bekerja atas
menjalankan roda usahanya, kita dapat menghitungnya dengan jari. Salah satu
koperasi yang hingga kini masih tetap eksis melakukan usahanya adalah
koperasi ini bergerak pada usaha simpan pinjam dimana para anggotanya
pinjam yang hingga kini dimana pada saat yang sama banyak koperasi sumpan
pinjam di Indonesia yang mati suri. Dengan melihat uraian di atas, maka
6
Parjimin Nurzain, Buku Materi Pokok Perkoperasian, (Jakarta: PT. Kanisius, 1986) h.
12
7
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian Budi Setia, Buku Anggaran Dasar & Rumah
Tangga, (Jakarta: 1969), h. 2
5
Program Simpan Pinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”
1. Pembatasan Masalah
Dengan adanya keterbatasan waktu, biaya dan yang lainnya agar penulisan
skripsi ini terarah, penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas
2. Perumusan Masalah
rincian masalah yang jawabannya akan dicari dalam penulisan skripsi ini.
c. Hasil jangka panjang apakah yang nampak sebagai akibat dari program
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
simpan pinjam.
karyawan.
“Budi Setia”.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan dan hasil
masalah ini, di samping itu juga sebagai bahan pemahaman dari semua
karyawan.
membutuhkan.
7
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
bersifat fleksibel, tidak terlalu rinci, tidak rumit dalam mendefinisikan suatu
ditemukan fakta yang lebih mandasar, menarik dan unik yang terjadi
dilapangan 8
2. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang obyektif maka dalam penelitian ini penulis
Setia”.
hasil pembicaraan dicatat dengan tulisan tangan, selain itu penulis dalam
wawancara.
8
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,
2003), cet. 2 h. 39
9
Husaini Usman dan Purnama Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1998, cet-2), h.54.
8
c. Dokumentasi, yang dilakukan penulis adalah dengan cara
tertulis yang ada dilapangan serta data-data lain yang dapat dijadikan
3. Instrumen Penelitian
1) Utama yaitu data yang diperoleh secara langsung dari partisipan atau
4. Model Evaluasi
9
berpengaruh pada peningkatan ekonomi karyawan, mengetahui hasil jangka
panjang yang nampak sebagai akibat dari adanya program simpan pinjam
5. Tujuan Evaluasi
program.
10
Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 3
10
h. Melindungi pihak lain agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama
atau mengajak pihak lain untuk melaksanakan metode yang serupa bila
6. Desain Evaluasi
tersebut akan berlanjut atau tidak, maka evaluasi yang digunakan adalah
11
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), Edisi Revisi, (Jakarta: Lembang
Penerbit FE-UI, 2003), h. 187-188
12
Landing R. Simatupang, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Bandung: Gadjah Mada
University Perss (UGM), 1990), h. 483
13
Ibid, h. 484
11
Oppurtunity, Treath). Dengan teknik SWOT peneliti dapat melihat
outcomes.
outcomes.
efektivitas program.
memanfaatkan sesuatu hal lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan; (1).
14
Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 14
15
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002, cet-11), h.103.
12
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini
b. Kriterium Kepastian
Kepastian auditor dalam hal ini adalah objektif atau tidak tergantung
c. Teknik Penulisan
karya ilmiyah, skripsi, tesis, dan disertasi UIN Jakarta yang diterbitkan
16
Ibid, h. 325
13
8. Teknik Pencatatan Data
karyawan setelah apa yang telah diberikan oleh koperasi melalui program-
utama yang teliti dengan memberikan kategori pada informasi yang telah
17
Pius A Partanto M, Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka,
1994), cet. 1, h. 658
14
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. 18
mengkategorikan data, setelah itu data yang diperoleh dari catatan lapangan
a. Waktu Penelitian
b. Lokasi Penelitian
Pegadaian “Budi Setia” yang beralamat di Jl. Kramat Raya 162 Jakarta
Pusat
Telp. 021-3155550
Fax. 021-3914221
ditentukan oleh penulis sesuai dengan data dan informasi yang dibutuhkan.
18
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002, cet-11), h.103
15
E. Tinjauan Pustaka
kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang
dilakukan penulis adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi yang sudah ada
yang mempunyai topik hampir sama dengan yang penulis akan teliti. Maksud
pengkajian ini adalah untuk mengetahui bahwa apa yang penulis teliti
Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
sebagai berikut:
melalui usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh Koperasi Pengusaha Dan
16
Sedangkan penelitian yang akan penulis bahas yaitu tentang upaya
F. Sistematika Penulisan
diuraikan dalam skripsi ini, penulis menyusun skripsi ini dengan sistematika
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
Bab ini terdiri dari empat sub bahasan yakni: Pertama pengertian evaluasi,
tujuan evaluasi, model evaluasi, desain evaluasi, dan indikator evaluasi. Kedua
Perum Pegadaian “Budi Setia”, visi dan misi, tujuan dan target, serta program
17
BAB IV HASIL LAPORAN PENELITIAN
“Budi Setia” dari adanya program simpan pinjam, program simpan pinjam
“Budi Setia”.
BAB V PENUTUP
18
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
suatu nilai, kualitas, kadar kepentingan jumlah, derajat atau keadaan. Viji
analisis informasi guna memberi ringkasan data yang berguna bagi para
19
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), cet. 4
20
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988),
cet. 1, h. 8
19
ada”. 21 Dengan demikian, evaluasi ini dimaksudkan untuk menyusun nilai-
nilai indikator dalam mencapai suatu sasaran. Dengan kata lain kegiatan
evaluasi adalah suatu cara atau kegiatan untuk mengecek kekuatan dan
faktor apa yang perlu dipertahankan, diperbaiki, atau perlu dihilangkan. Juga
2. Tujuan Evaluasi
berikut:
21
Viji Srinivisan, Metode Evaluasi Partisipatoris, dalam Walter Fernandes dan Rajesh
Tandon (Editor), Risset Partisipatoris-Riset Pembebasan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), h. 68
22
Ibid, h. 71
23
Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 3
20
Sedangkan menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat
program.
q. Melindungi pihak lain agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama
atau mengajak pihak lain untuk melaksanakan metode yang serupa bila
24
Isbandi Rukminto, op.cit, h. 187-188
21
b. Pemerintah atau lembaga donor perlu tahu bahwa dana yang dikeluarkan
tentang apa yang berjalan dan tidak berjalan, dan untuk perancangan
3. Model Evaluasi
evaluasi yang akan digunakan. Arikunto, dalam salah satu bukunya menulis
setidaknya ada delapan model evaluasi. Namun dalam konteks ini, penulis
Ramler, Renner, Ford dan Gilbert yang meliputi: a). evaluasi input, b).
evaluasi proses, c). evaluasi hasil. 26 Pemilihan model tersebut tidak lain
a. Evaluasi Input
yang ditanggung.
25
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam,
(Bandung: Rosda, 2001), cet. 1, h. 42, lihat juga tulisan Soetomo, Pembangunan Masyarakat,
Beberapa Tinjauan Kasus, (Yogyakarta: Liberty, 1990), cet. 1, h. 62
26
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), Edisi Revisi, (Jakarta: Lembang
Penerbit FE-UI, 2003), h. 189
22
2). Tim atau staf, meliputi aspek demografi staf, seperti latar belakang
Terkait dengan input program ini, ada empat kriteria yang dapat dikaji:
b. Evaluasi Proses.
program. 29
c. Evaluasi Hasil
27
Ibid, h. 189
28
Elly Irawan dkk, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka,
1995), cet. 1, h. 18
29
Isbandi Rukminto Adi (selanjutnya hanya ditulis “Isbandi”), op.cit, h. 190
30
Elly, loc.cit
23
penerima (masyarakat peserta program). Sehingga, pertanyaan utama
tujuannya?
4. Desain Evaluasi
31
Isabndi, loc. cit
32
Landing R. Simatupang, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Bandung: Gadjah Mada
University Perss (UGM), 1990), h. 483
24
peneliti. 33 Apabila tujuan evaluasinya berkaitan dengan keputusan program
tersebut akan berlanjut atau tidak, maka evaluasi yang digunakan adalah
Treath).
peluang, dan ancaman dari suatu program. Pada evaluasi hasil terbagi pula
outcomes.
dengan outcomes.
efektivitas program.
33
Ibid, h. 484
25
e. Evaluasi kebijakan yaitu mereview konsep kebijakan, program, dan
5. Indikator Evaluasi
mudah diukur dan telah digunakan secara luas, namun belum dapat
pelaksana, biaya pendidikan dan latihan, dan depresiasi nilai uang yang
34
Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 14
26
digunakan seringkali tidak diperhitungkan sebagai biaya program atau
27
d. Indikator dampak (impacts)
cukup lama.
B. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
memajukan ekonominya. 36
usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang
35
Dikutip dari Seminar Nasional Perkoperasian yang dilaksanakan pada tanggal 17
Desember 2008 di Hotel Bukit Indah Puncak
36
Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek, (Jakarta: Rajawali Pers,
2002), Edisi Revisi, h. 20-24
28
adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka
teliti lebih lanjut, maka tampak bahwa definisi itu berkembang, sejalan
definisi yang diberikan oleh Dr. Fay yang menyatakan bahwa koperasi itu
adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas
2. Bentuk-Bentuk Koperasi
a. Koperasi Konsumsi
37
Ibid.
38
Ibid.
39
Arifin Chaniago, Perkembangan Indonesia, (Bandung: Angkasa, 1979), h. 33
29
b. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
atau kredit itu koperasi memerlukan modal. Modal koperasi yang utama
yang perlu dibantu. Oleh karena itu pula maka koperasi kerdit lebih tepat
c. Koperasi Produk
d. Koperasi Jasa
30
Unit Desa (KUD). Satu unit koperasi terdiri dari beberapa desa dalam
satu KUD. Dengan demikian ada kemungkinan satu KUD itu meliputi
satu atau beberapa desa saja, tetapi diharapkan agar dapat meliputi
1). Perkreditan.
hidup sehari-hari.
42
I Gusti Gede Raka, Pengantar Pengetahuan Koperasi, (Jakarta: Dwi Segar, 1986), h.
122
31
berbagai usaha demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat
cipta, serta daya usaha rakyat, terutama mereka yang serba terbatas
perekonomian.
sebagian besar memiliki daya kresasi, daya cipta dan daya usaha baik
yang dikuasainya secara pewarisan dari orang tua dan leluhur mereka
mereka hidup dalam serba kesederhanaan (baik materi maupun skil) dan
dengan baik.
Puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu berbagai industri kecil baik
berkembangnya koperasi.
43
G. Kartasapoetra, Praktek Pengolahan Koperasi, (Jakarta: Bina Adiaksara, 2003), h. 4
32
tangannya pemerintah dalam pemberian pembinaan dan penyediaan
modal usaha.
kredit baik dari Bank Rakyat Indonesia maupun dari Bank Umum
dan anjuran yang bernilai dari insatnsi-instansi yang terkait melalui para
petugas lapangannya.
33
berarti penghargaan terhadap produk sesuai dengan kualitas dan
Indonesia.
Daya kreasi, daya cipta dan daya usaha yang pada mulanya
1). Faktor Internal, para anggota dalam wadah koperasi dapat saling
diperbaiki.
bangsa Indonesia.s
34
d. Koperasi berperan serta secara aktif dalam membina kelangsungan
pancasila.
lapangan kerja baru baik bagi para anggota atau masyarakat pada
C. Pemberdayaan Ekonomi
35
Awalam em berasal dari bahasa latin dan yunani, yang berarti di dalamnya,
karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan dari diri manusia itu sendiri
atau suatu sumber kreatifitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat
karya terbaik, baik sisi ekonomi, sosial dan kultural dengan titik tekan pada
44
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: Centre of Enterpreneurship
Development, 2005, h. 53
45
Nanih Machendrawaty, Op. Cit., h. 42
46
Bambang Rudito (ed), Op. Cit., h. 133
36
pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian istilah
mereka. Pemberdayaan bisa diartikan juga proses yang relatif terus berjalan
pengembangan. 48
Pemberdayaan sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik, dari tidak
yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik lagi. 49
47
Nanih Machendrawaty, Loc. Cit.,
48
Isbandi Rukminto, Loc. Cit., h. 32-33
49
Dian, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1991), h. 15
37
masyarakat adalah upaya mengembangkan keadaan atau situasi dari tidak
sebagai berikut:
pemgembangan masyarakat. 51
memberdayakan.
pemberdayaan masyarakat.
bahasa Yunani, yaitu oikonomia yang berasal dari kata oikos yang berarti
rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Sehingga ilmu ekonomi dapat
50
Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 80
51
Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi dan Pemberdayaan
Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama, 2005), h. 115
52
Isbandi Rukminto, Op. Cit, h. 36
38
diartikan sebagai ilmu yang mengatur rumah tangga. Sedangkan dari segi
Dan secara kategoris, yang disebut dengan ekonomi rakyat adalah usaha
dan kegiatan ekonomi yang dikembangkan oleh mereka yang berasal dari
kecil dan lemah karena berbagai macam keterbatasan, antara lain karena
b. Skalanya kecil
53
Taqyuddin An-Nabhani, Membayar Sistem Ekonomi Alternatif Islam, (Surabaya:
Risalah Gusti, 1990), cet. 1, h. 47
54
Nurhayati Djamas dan M. Nur A Latif, Pengembangan Sumber Daya Manusia bagi
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, (Jakarta: Depag RI, 1997), h. 34
39
2. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi
menolong orang lain. Karena itu pada tahap awal program pemberdayaan
terlebih dahulu.
suatu negara, tanpa SDM yang cakap dan mumpuni untuk mengelolanya,
dunia.
penguasaan teknologi. Hal ini semakin terlihat bila dikaitkan dengan usaha
kecil, menengah dan koperasi. Biasanya, para usahawan kecil dan menengah
tumbuh dan berkembang secara alami. Banyak diantara mereka yang tidak
pengusaha yang tangguh dan mandiri. Mereka menjalankan bisnis dan usaha
40
lebih banyak belajar dari pengalaman dan lebih mempergunakan naluri
bisnis. 55
kemampuan sendiri untuk hidup sejahtera. Hal ini berkaitan erat dengan
Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental,
mencapai kemajuan.
55
M. Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Nuansa
Madani, 2001), h. 125
41
digerakan. Perpaduan dua komponen tersebut akan menghasilkan
untuk masyarakat.
D. Karyawan
1. Pengertian Karyawan
berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang
56
Bambang Rudito, Op. Cit, h. 127
57
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2005), h. 12
42
2. Pembagian Karyawan
a. Karyawan tetap yang diikat oleh perjanjiam kerja untuk waktu tidak
tertentu.
tertentu. 58
produksi dalam sebuah perusahaan dibutuhkan tim yang lebih dikenal dalam
dunia bisnis saat ini adalah karyawan. Karyawan yang bekerja dibawah
a. Karyawan Percobaan
43
Karyawan dengan status percobaan secara yuridis mempunyai
b. Karyawan Harian
Karyawan harian adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga atau
Beda dengan karyawan harian tetap yang memiliki masa kerja yang
44
c. Karyawan Bulanan
d. Karyawan Borongan
e. Karyawan Musiman
45
BAB III
GAMBARAN TENTANG
1. Perum Pegadaian
dapat digadaikan seperti emas, perak, kain dan sebagian perabot rumah
46
Ketika Belanda kembali berkuasa di Indonesia (1816), pemerintah
oleh lembaga penelitian yang dipimpin oleh Wolf van Westerrode pada
Pegadaian.
sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN)
47
No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga
sekarang. 61
Indonesia yang berfalsafah PANCASILA yang kita cintai ini, dan berkat
rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan kepada kita
Negara yang subur dan makmur serta kekayaan alam yang melimpah ruah,
sosial yang sangat tinggi, yang dapat kita buktikan dengan kegotong
royongan.
Koperasi ini pertama kali didirikan pada tahun 1967 dengan nama
61
Buku Laporan Tahunan Perum Pegadaian, 2008
48
tanggal 17 September 1991 (yang diperbaharui dengan Peraturan
sekarang.
1991.
melayani eceran hasil kerja sama Koperasi dengan pihak swasta (PD.
Sanjaya).
62
Buku Laporan Anggaran Dasart & Rumah Tangga, 1991
49
f. Pada tanggal 7 Desember 2001 Koperasi Karyawan Perum Pegadaian
laundry. 63
h. Pada tahun 2007 juga diluncurkan produk baru yang bernama Kredit
63
Buku Laporan Pengurus & Pengawas, 2001
64
Buku Laporan Pengurus & Pengawas, 2007
50
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” memiliki fasilitas
sebagai berikut:
a. Gedung
b. Toko
c. Gedung Serba Guna yang setiap hari Jum’at digunakan untuk Shalat
Jum’at
d. Auditorium
e. Musholla
f. Lapangan parkir
h. Wartel
1. Perum Pegadaian
skala mikro dan menengah atas dasar hukum gadai dan fiducia.
51
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
kekeluargaan.
gurunya.
1. Perum Pegadaian
konseptual.
Cabang.
52
2. Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”
yang maksimal.
kebutuhan anggota.
f. Menlanjutkan hubungan yang lebih baik lagi dengan pihak lain yang
sudah ada maupun yang baru, agar usaha koperasi makin berkembang.
1. Perum Pegadaian
modern.
53
d. Krasida (Kredit Angsuran Sistem Ganda) adalah pemberian
usaha.
sarana Air Conditioner (AC) di Toko KPPP dan Toko & Wartel di
Kanwilut Jakarta.
penyegaran.
54
E. Susunan Pengurus Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”
periode 2009-2010
1. Perum Pegadaian
a. DEWAN DIREKSI
b. DEWAN PENGAWAS
a. PENGURUS
55
b. PENGAWAS
2) Sekretaris : Samanhudi, SE
: Slamet Surono
56
BAB IV
Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan pengurus
yang telah dicapai oleh Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”
sukarela ke dalam sebuah program yang diberi nama dengan Program Simpan
Perum Pegadaian “Budi Setia” telah berhasil membantu para karyawan yang
Dengan adanya program simpan pinjam ini para karyawan yang semula
65
Bapak H. Sipon Budijono, Pengurus Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi
Setia”, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Juni 2009
57
Pinjaman yang diberikan oleh Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi
terbesar. Dari kegiatan usaha ini, pada tahun 2009 telah menyalurkan kredit
Pegadaian “Budi Setia” juga telah berhasil mendorong dan memfasilitasi para
dimiliki. Seperti untuk memenuhi biaya sekolah dan biaya kuliah anak-anak
mereka dan untuk membuka usaha sendiri seperti yang dilakukan oleh Bapak
H. Sipon Budijono yang membuka usaha Rumah Makan Sroto Sokaraja untuk
66
Buku Laporan Pengurus & Pengawas, 2007
58
meringankan beban ekonomi karyawan karena diberikan pinjaman yang sesuai
Omzet penjualan usaha toko tahun 2009 sebesar Rp. 857.002.998 dengan
tahun 2008 sebesar Rp. 45.888.051. Usaha lainnya berupa jasa cleaning
service dan kerja sama dengan pihak lainnya pada tahun 2009 menghasilkan
tahun 2008 Rp. 11.512.880.911, hal ini tidak terlepas dari partisipasi da peran
serta dari anggota Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” yang
simpanan manasuka.
Adanya program simpan pinjam yang selami ini dijalankan oleh Koperasi
anggotanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa anggota dan Pengurus
67
Buku Laporan Pengurus & Pengawas, 2009
59
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” yang berhasil penulis
simpan pinjam yang telah berjalan baik selama ini dirasakan manfaatnya bagi
pinjam ini aktifitas koperasi hingga kini masih berjalan dengan baik. Sebab
dari adanya program simpan pinjam ini Koperasi Karyawan Perum Pegadaian
operasional tersebut salah satunya juga berasal dari keuntungan yang berasal
dirasakan lebih besar dari pada pengeluaran atau kebutuhan konsumsi rumah
tangga. Sehingga kondisi yang demikian ini menurut analisa penulis dapat
kebutuhan dalam sisi ekonomi rumah tangga karyawan juga secara tidak
kebutuhan lainnya juga dapat dipenuhi dengan baik. Hal ini sebagaimana
68
Bapak H. Sipon Budijono, Pengurus Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi
Setia”, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Juni 2009
60
dinyatakan oleh Bapak H. Wagino yang telah bekerja selama 24 tahun di
adanya program simpan pinjam ini kebutuhan hidup rumah tangganya sedikit
sekarang sudah menjadi sarjana dan berkeluarga (satu belum menikah), dan
memiliki kendaraan roda empat pribadi. Selain itu Bapak H. Wagino juga
telah diberangkatkan Haji oleh Perum Pegadaian pada tahun 2008. 69 Awalnya
terbesar sebesar Rp. 55.000.000, tetapi karna beliau sekarang hanya pegawai
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” saja jadi hanya sebesar Rp.
2.000.000, tetapi jika ada keperluan yang mendesak beliau bisa mendapatkan
pinjaman yang lebih besar dari itu karena beliau karyawan lama.
Perum Pegadaian “Budi Setia” selama 16 tahun sebagai staf karyawan saja.
Ibu Sukaesih tidak dapat pinjaman dari Koperasi Karyawan Perum Pegadaian
“Budi Setia” karena Beliau hanya sebagai karyawan koperasi saja, tidak
Perum Pegadaian “Budi Setia” jika ada keperluan yang mendesak dan masuk
69
Bapak H. Wagino, Kasir Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”,
Wawancara Pribadi, Jakarta, 17 Juli 2009
61
Penaksir Muda, jadi suami Ibu Sukaesiah mendapat pinjaman sebesar Rp.
Budijono, menurut beliau dengan adanya program simpan pinjam yang berasal
berlangsung sejak 8 tahun yang lalu. Dengan usaha ini Bapak H. Sipon
dirasakan sulit mendapatkan pelanggan, mulai dari tempat usaha yang tidak
strategis, belum mengenai seluk beluk dunia dagang, dan ada pula yang tidak
senang dengan adanya kedai Sroto Sokaraja beliau yang berada dilingkungan
yang cukup besar dari hasil berjualan Sroto Sokaraja. Pada saat ini beliau telah
yang beliau dapat digunakan untuk membeli tanah dan dibangun menjadi
kontrakan, selain itu beliau juga membeli tanah di beberapa daerah untuk
62
kebutuhan hidup anak-anaknya kelak dan untuk membiayai kebutuhan hidup
dengan baik yang pada akhirnya beliau sendiri dapat melaksanakan tanggung
pinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” adalah beliau telah
menjadi Sarjana, dan beliau juga telah diberangkatkan Haji oleh Perum
Pegadaian pada tahun 2002, sedangkan istri beliau menggunakan biaya pribadi
simpan pinjam yang dijalani oleh Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi
Setia” selama ini telah banyak andil dalam meringankan beban ekonomi
lingkupnya hanya dalam Perum Pegadaian saja. Dari adanya modal usaha
tersebut peningkatan kesejahteraan ke arah yang lebih baik lagi dapat tercapai
70
Bapak H. Sipon Budijono, Pengurus Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi
Setia”, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Juni 2009
7 Ibid
63
C. Analisa Hasil Jangka Panjang yang tampak sebagai akibat dari Program
Adanya program simpan pinjam yang selama ini dijalankan oleh Koperasi
Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” jika dilihat dari awal berdiri hingga
dirumuskan dalam visi dan misi Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi
Setia” tersebut. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak H. Sipon
simpan pinjam ini. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar koperasi yang
baik berdasarkan azas kekeluargaan. Suku bunga yang ditawarkan pun lebih
8.50% per tahun, berjangka 3 bulan sebanyak 9,50% per tahun, dan berjangka
6 bulan sebanyak 9,75% per tahun. Hasil jangka panjang yang dicapai dari
adanya program simpan pinjam ini juga terjalinnya kerja sama yang baik
dengan pihak lain seperti, Bank BNI 46 cabang Kramat, Bank BCA cabang
64
kramat, dan pihak lain yang berpartisipasi dalam kegiatan pameran/penjualan
Adanya program simpan pinjam ini diakui baik oleh pengurus dan para
kehidupan mereka. Dampak positif bagi pihak koperasi sendiri adalah tetap
simpan pinjam yang dibentuk sejak awal berdirinya koperasi hingga kini
masih berjalan dengan baik. Bagi para naggota Koperasi Karyawan Perum
Pegadaian “Budi Setia” adanya program simpan pinjam ini berdampak pada
usahanya kearah yang lebih baik dan lebih maju dari pada kondisi
sebelumnya.
yang didapat tersebut tentunya akan diputar kembali sebagai modal usaha.
usahanya agar lebih besar lagi. Kedua, keuntungan yang didapat akan
65
BAB V
PENUTUP
Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” yang beralamat di Jl. Kramat Raya
A. Kesimpulan
1. Mengenai evaluasi hasil terhadap tujuan yang telah dicapai oleh Koperasi
Pegadaian “Budi Setia” hingga kini telah berhasil mengelola keuangan para
pinjam ini Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” telah banyak
66
pinjam di Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” dapat
usaha. Ketika masalah permodalan dapat diatasi melalui simpan pinjam ini,
dengan baik. Dengan adanya program simpan pinjam ini oleh beberapa
pihak koperasi, adanya program simpan pinjam ini dari awal berdiri hingga
diperoleh dari fee yang diterima pihak koperasi dari program simpan pinjam
kebutuhan hidup para karyawan. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan
67
perubahan positif. Hal ini diakui oleh Bapak H. Sipon Budijono selaku
akibat dari adanya program simpan pinjam ini mereka dapat membiayai
4. Berkaitan denga evaluasi hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat
“Budi Setia” diperoleh suatu kesimpulan sebagai berikut. Dari sisi jumlah
Setia” yang berjumlah 903 orang, ternyata program simpan pinjam mampu
modal usaha dan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Selain itu program
simpan pinjam ini dapat penulis katakan telah berhasil karena 90%
karyawan telah tercukupi kebutuhan hidupnya. Hal ini sesuai dengan tujuan
B. Saran
68
memberdayakan dan mengembangkan perekonomian karyawan semakin
Kinerja para pengurus dan para karyawan juga harus lebih ditingkatkan
koperasi yang bukan karyawan Perum Pegadaian. Karena yang selama ini
terjamin.
Demikian kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini, semoga apa
yang terangkum dalam laporan ini dapat dijadikan masukan yang sifatnya
69
DAFTAR PUSTAKA
Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek, Jakarta: Rajawali Pers,
2002, Edisi Revisi
Raka, I Gusti Gede, Pengantar Pengetahuan Koperasi, Jakarta: Dwi Segar, 1986
70
Rudito, Bambang, (ed), Ekses Peran Serta Masyarakat: Kebih Jauh Memahami
Community Development, Jakarta: ICDS, 2003
Tim Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi, Jakarta: UIN Press, 2002, cet. ke-2
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, cet.
ke-4
Yusuf, Farida Tayibnafis, Evaluasi Program, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000
Hasil Wawancara
71
Hasil Wawancara I
72
meningkatnya pendapatan, lebih besar pemasukan dari pada
pengeluaran.
Tanya : Lalu ciri dari peningkatan ekonomi karyawan itu sendiri seperti
apa?
Jawab : Kalau ciri-ciri dari peningkatan ekonomi karyawan itu ya seperti
tercukupinya semua kebutuhan hidup karyawan itu sendiri beserta
keluarga. Dan yang bagi memiliki usaha lain ya adanya pemasukan
lain selain gaji, sehingga pendapatan semakin meningkat.
Tanya : Berapa persenkah anggota Koperasi Karyawan Perum Pegadaian
“Budi Setia” yang perekonomiannya meningkat setelah mereka
mengikuti simpan pinjam?
Jawab : Ya kira-kira 90%. Hal itu bisa kita lihat dari tercukupinya semua
biaya kebutuhan hidup mereka.
Tanya : Kebutuhan individu seperti apa yang sudah terpenuhi dari wujud
adanya program simpan pinjam Koperasi Karyawan Perum
Pegadaian “Budi Setia”?
Jawab :Kebutuhan individu yang sudah tercapai oleh setiap individu ya
misalnya terpenuhinya semua kebutuhan dalam hal ekonomi rumah
tangga yang meliputi biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan biaya
lainnya. Pokoknya yang menyangkut segala urusan rumah tangga
karyawan itu sendiri dapat terpenuhi dengan baik dan benar.
Tanya : Untuk Keluarga Bapak sendiri uang dari simpan pnjam ini
digunakan untuk apa?
Jawab : Pada waktu saya meminjam saya gunakan untuk berwirausaha
dibidang kuliner. Selain itu juga saya gunakan untuk membiayai
pendidikan kedua anak saya. Baru-baru ini saya gunakan untuk
membeli kendaraan roda empat untuk istri saya sebagai
transportasi dalam berjualan.
Tanya : Apa saja target jangka panjang yang ada pada program simpan
pinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”?
Jawab : Target jangka panjang dari adanya program simpan pinjam
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” ini adalah
73
membantu dan mengembangkan usaha dalam meningkatkan
produksi dan pendapatannya serta memberikan pelayanan yang
lebih baik lagi yang berdasarkan azas kekeluargaan.
Tanya : Hasil dari adanya program simpan pinjam tersebut bisa dirasakan
oleh karyawan atau hanya koperasi saja?
Jawab : Tentunya hasil yang ada sekarang ini adalah tidak hanya
dirasakan oleh koperasi saja, melainkan juga dirasakan oleh para
karyawan juga tentunya. Karena peningkatan ekonomi yang
dialami oleh koperasi juga memiliki pengaruh positif bagi para
karyawan yang akan meminjam dan akan berdampak pula bagi
pemenuhan kebutuhan hidup karyawan.
Pewawancara Terwawancara
74
Wawancara II
75
Tanya : Memang berapa besar pinjaman yang Bapak dapatkan dari
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”?
Jawab : Pada waktu saya masih menjadi karyawan Perum Pegadaian saya
mendapat pinjaman sebesar Rp. 55.000.000 dengan lama waktu
cicilan 5 tahun. Tapi sejak 3 tahun ini saya hanya mendapat
pinjaman sebesar Rp. 2.500.000 saja.
Tanya : Dari segi perekonomian menurut pendapat Bapak apakah
karyawan setelah mengikuti program simpan pinjam ini
kehidupannya menjadi sejahtera?
Jawab : Kalau menurut saya kira-kira 85% karyawan yang kehidupan
perekonomiannya sejahtera setelah mengikuti program simpan
pinjam ini.
Tanya : Karna Bapak jabatannya sebagai Kasir I apakah ada karyawan
yang bermasalah dalam pembayaran cicilan?
Jawab : Selama ini ya tidak ada masalah yang serius, paling hanya ada
beberapa yang tidak dapat menutupi cicilan di akhir batas waktu
jatuh tempo, tetapi itu masih bisa diatasi dengan baik.
Pewawancara Terwawancara
76
Wawancara III
77
mengasuransikan biaya pendidikan anak-anak saya kelak.
Alhamdulillah saya sudah memiliki rumah sendiri, jadi uang dari
simpan pinjam hanya untuk asuransi pendidikan anak.
Tanya : Berapa besar pinjaman yang diperoleh oleh Ibu dan Suami?
Jawab : Kalau saya hanya sebesar Rp. 2.500.000 saja, sedangkan suami
saya sebesar Rp. 55.000.000.
Tanya : Dari segi perekonomian menurut pendapat Ibu apakah karyawan
setelah mengikuti program simpan pinjam ini kehidupannya
menjadi sejahtera?
Jawab : Kalau menurut saya ya kira-kira 90% karyawan yang kehidupan
perekonomiannya sejahtera setelah mengikuti program simpan
pinjam ini.
Pewawancara Terwawancara
78
No. Pertanyaan Pengurus Kasir I Staf
1. Sudah berapa lama Saya bekerja di Saya bekerja di Saya bekerja
Bapak/Ibu bekerja Perum Perum Pegadaian di Koperasi
di Perum Pegadaian Pegadaian ini ini sejak tahun Karyawan
ini? sejak tahun 1985. Perum
1983. Pegadaian
“Budi Setia”
2. ini sejak
Saya sejak tahun tahun 1993.
Sejak kapan Saya menjadi 1985, tapi sejak
Bapak/Ibu menjadi anggota 3 tahun lalu saya Kalau saya
anggota Koperasi koperasi tidak menjadi tidak menjadi
Karyawan Perum semenjak saya anggota anggota,
3. Pegadaian “Budi bekerja di koperasi. melainkan
Setia”? Perum suami saya
Pegadaian ini. yang menjadi
Saya gembira anggota
karena dapat koperasi.
Apa yang Dari adanya membantu saya
4. Bapak/Ibu rasakan program simpan dalam memenuhi Saya cukup
dari adanya pinjam tersebut kebutuhan hidup senang
program simpan saya bisa keluarga. karena
pinjam Koperasi memenuhi kebutuhan
Karyawan Perum kebutuhan hidup Untuk keluarga saya
Pegadaian “Budi keluarga dan membiayai sampai saat
Setia”? untuk pendidikan 4 ini terpenuhi
menambah anak saya, untuk dengan baik.
modal usaha membangun
kuliner saya. rumah, dan Kalau saya
5. Lalu kebutuhan Ya seperti untuk memiliki untuk
individu seperti apa membiayai kendaraan kebutuhan
yang sudah pendidikan pribadi. rumah
79
terpenuhi dari anak, memenuhi tangga,
adanya program kebutuhan kesehatan,
simpan pinjam rumah tangga, dan untuk
6. Koperasi Karyawan untuk modal biaya
Perum Pegadaian usaha sehingga Saya sudah asuransi
“Budi Setia”? saya dapat diberangkatkan pendidikan ke
membuka Haji pada tahun 2 anak saya
cabang rumah 2008 oleh yang masih
makan Sroto kantor. kecil.
7. Sokaraja, dan
untuk membeli
kendaraan
Lalu apakah ada pribadi. Pada waktu
kebutuhan lain sebelum pensiun Tidak ada.
yang terpenuhi? Alhamdulillah saya mendapat
saya sudah pergi Rp. 55.000.000,
Haji dengan tapi sekarang
biayai dari hanya
kantor pada Rp. 2.500.000
Berapa besar tahun 2004. saja. Kalau saya
pinjaman yang Sedangkan Istri hanya
Bapak/Ibu terima saya dengan Ya kira-kira Rp.
dari Koperasi dana pribadi. 85%. 2.500.000,
Karyawan Perum tetapi suami
Pegadaian “Budi Kalau saya saya
Setia”? sebesar Rp.
Rp. 55.000.000.
100.000.000.
80
berapa persenkah 90%.
karyawan yang
kehidupannya
sejahtera setelah
mengikuti program
simpan pinjam ini?
81
b. pada peningkatan ekonomi
karyawan: Kalau menurut saya ekonomi yang
meningkat itu seperti terpenuhinya
Menurut Bapak ekonomi yang semua kebutuhan hidup dengan baik.
meningkat itu seperti apa? Kemudian meningkatnya pendapatan,
lebih besar pemasukan dari pada
c. pengeluaran.
82
Pegadaian “Budi Setia”? biaya lainnya. Pokoknya yang
menyangkut segala urusan rumah
tangga karyawan itu sendiri dapat
terpenuhi dengan baik dan benar.
83