SKRIPSI
Oleh:
Fardilla Deviyanda
NIM 1630103028
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanyalah semata milik Allah Swt yang patut disembah, Allah
yang Maha Suci dan Maha Pengasih Penyayang, pemberi nikmat dan syafaat serta
hidayat bagi hamba-hamba yang di kehendaki-Nya. Salam kemuliaan untuk
junjungan Nabi yang mulia Muhammad bin Abdullah Saw, yang telah
mengorbankan segalanya untuk tegaknya nur Islam di jagad raya alam yang fana
ini.
Tulisan ini merupakan syarat-syarat dan tugas untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri IAIN Batusangkar.
Entah sudah berapa banyak bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai
pihak, baik itu moril maupun materil yang penulis terima. Penulis mengucapkan
terima kasih terutama kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Hasmi dan
Ibunda Asnaneli serta adik-adik tercinta Adelia Putri, Wulan Ayu Haslina,
Niken Ayu Haslina dan Aira Haslina Putri yang tak pernah henti-hentinya
mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis agar dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Kasmuri, MA selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri IAIN
Batusangkar.
2. Bapak Dr. Sirajul Munir, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri IAIN Batusangkar.
3. Bapak Dr. Muhammad Fazis, MM selaku penasehat akademik PA yang telah
memberikan motivasi kepada penulis, memberikan nasehat serta semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
4. Bapak Drs. H. Hafulyon, MM selaku ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam beserta sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang telah
membantu penulis dalam segala hal.
5. Ibu Dr. Fadriati, M.Ag selakupembimbing yang telah tulus dan penuh
kesabaran memberikan perhatian, petunjuk, dan bimbingan serta saran-saran
yang berguna dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala Perpustakaan dan staf Institut Agama Islam Negeri IAIN Batusangkar
yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Seluruh dosen dan staf administrasi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Batusangkar.
8. Rekan terdekatku Awil, Kak Uya, Kak Num, Gilang, Bg Kii, Viska, WP, Bg
Tony, Bg Try, Bg Katom, Bg Kudo, Fadil, Bobby, Girls Squad, Anak asuah
Pak Man dan Pamura Photocopy beserta crew yang selalu menemani dan
memberikan support pada penulis
9. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
angkatan 2016 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
menolong penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis memohon maaf jika kiranya masih ada khilaf dan kekeliruan baik
secara teknis maupun dari segi isinya. Kritik beserta saran sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.
Fardilla Deviyanda
Nim: 1630103028
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
LEMBAR PENGESAHAN
iv
B. Organisasi Kemahasiwaan ........................................................................ 23
1. Organisasi ............................................................................................. 23
2. Tujuan Organisasi ................................................................................. 25
3. Ciri – Ciri Organisasi............................................................................ 26
4. Prinsip – Prinsip Organisasi ................................................................. 26
5. Manfaat Organisasi ............................................................................... 28
6. Unsur – Unsur Organisasi..................................................................... 29
7. Bentuk – Bentuk Organsasi .................................................................. 30
8. OrganisasiKemahasiswaan ................................................................... 31
9. Karakteristik Organisasi Kemahasiswaan ............................................ 33
10.ManfaatOrganisasiKemahasiswaan...................................................... 34
C. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 37
A. Jenis dan Metode Penelitian ...................................................................... 37
B. Latar dan Waktu Penelitian ....................................................................... 37
C. Sumber Data .............................................................................................. 38
D. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 39
F. Teknik Penjamin Keabsahan Data ............................................................ 40
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 42
A. Temuan Umum .......................................................................................... 42
1. Sejarah berdirinya HMJ MPI IAIN Batusangkar ................................. 42
2. Visi dan Misi HMJ MPI IAIN Batusangkar ......................................... 43
3. AD ART HMJ MPI 2018 ..................................................................... 43
B. Temuan Khusus ......................................................................................... 59
1. Teknik Pengambilan Keputusan Partisipatif ........................................ 59
2. Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok ......................................... 64
C. Pembahasan ............................................................................................... 69
1. Teknik Pengambilan Keputusan Partisipatif ........................................ 69
2. Teknik Pengambilan Kelompok ........................................................... 71
v
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 73
A. Kesimpulan................................................................................................ 73
B. Saran .......................................................................................................... 73
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Pengambilan keputusan merupakan proses yang berlangsung dalam
suatu kelompok atau organisasi, ketika kelompok atau organisasi tersebut
ingin melakukan satu kegiatan atau memecahkan masalah yang dihadapi,
terdapat suatu kesadaran dan ketelitian dari masing-masing individu dalam
mengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor
berhasil tidaknya suatu organisasi, karena dengan adanya pengambilan
keputusan masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi akan dengan mudah
terselesaikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian (Pasolong, 2013:155)
bahwa “pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap suatu masalah yang dihadapi”.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan
organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam mengelola kesiswaan diperlukan
banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses pengelolaan tersebut.
Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan
kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan
keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan
masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan
berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap
implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus
membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai
dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkandalam tahap
pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian
terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari
pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Pengambilan keputusan merupakan proses yang harus dilakukan oleh
seorang pemimpin apabila terdapat masalah yang dihadapi dalam suatu
1
2
atau lebih secara formal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan (Siagian, 2003: 96).
Efektivitas pencapaian tujuan dari suatu organisasi dapat dilihat, dari
bagaimana hubungan timbal balik yang terjadi agar saling menguntungkan
dari setiap komponen-komponen yang terdapat didalam organisasi tersebut.
Salah satunya yaitu bagaimana interaksi yang terjadi antara lingkungan
internal dari suatu organisasi dengan lingkungan eksternalnya. Didalam suatu
organisasi terdapat struktur pembagian kerja, serta struktur tata hubungan
kerja bagi setiap anggota yang terdapat didalam organisasi tersebut.
Meskipun, masing-masing anggota tetap memiliki perannya sendiri, hal ini
dikarenakan antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Sehingga,
hal yang demikian dapat memudahkan tercapainya tujuan dari suatu
organisasi dengan cepat dan mudah. Untuk mewujudkan semua itu maka
setiap anggota dalam organisasi tersebut harus mampu menunjukan
perkembangan kearah yang lebih baik. Dimana perkembangan dari setiap
anggota tersebut dapat dimulai dengan pengembangan pola pikir untuk setiap
permasalahan yang dihadapi (problem solving), public speaking, emotional
intelegent yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dari
organisasi (Amalia, 2017).
Institut Agama Islam Negeri yang selanjutnya disingkat IAIN
Batusangkar sebuah Perguruan Tinggi yang dinamis berkewajiban
menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan, lembaga penelitian
ilmiah, dan lembaga pengabdian kepada masyarakat demi mewujudkan cita-
cita perjuangan bangsa Indonesia. Sadar akan peran, fungsi dan kewajibannya
sebagai generasi muda bangsa, mahasiswa IAIN Batusangkar bertekad untuk
belajar, berkarya dan berjuang dengan dilandasi oleh rasa pengabdian dan
tanggung jawab kepada Allah, bangsa, dan almamater yang
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Didorong oleh keyakinan dan kemurnian hati, bahwa tekad tersebut
dapat terlaksana dengan usaha-usaha yang teratur, terencana, terorganisir dan
bertanggung jawab serta penuh kebijaksanaan. Maka dengan ini mahasiswa
4
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan
“Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi di Himpunan Mahasiswa
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar”.
D. Tujuan Penilitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan teknik
pengambilan keputusandalam organisasi di Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar.
7
F. Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami judul proposal,
maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah dibawah ini :
1. Teknik Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu
alternatif yang dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang
dirumuskan. Keputusan itu harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin
untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana prasarana dan sumber daya
yang tersedia (berupa manusia dan material).Teknik pengambilan
keputusan adalah gaya atau cara seorang pemimpin dalam mengambil atau
membuat sebuah keputusan.
8
2. Organisasi
Organisasiadalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang
untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu.
Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya
lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang, dan beberapa
sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Orang
orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat untuk mencapai
tujuan tertentu melalui sumber daya secara sistematis dan rasional yang
terkendali dan adanya pemimpin organisasi yang akan memimpin
operasional organisasi dengan terencana.
Organisasi kemahasiswaan merupakan wadah bagi mahasiswa
untuk mengembangkan kapasitas kemahasiswaannya berupa aspirasi,
inisiasi, atau gagasan-gagasan positif dan kreatif melalui berbagai kegiatan
yang relefan dengan tujuan pendidikan nasional serta visi dan misi institut
perguruan tinggi itu sendiri yang bekerja secara organisatoris.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengambilan Keputusan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan
suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap
pengambilan keputusan selalu menghasilkan pilihan final.
Definisi pengambilan keputusan menurut para ahli :
a. Menurut George R. Terry, Pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang
ada.
b. Menurut Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi
dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan paling cepat.
c. Menurut James A. F. Stoner, Pengambilan Keputusan adalah proses
yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan
masalah (Hasan, 2004: 10).
d. Kuswardani, Pengambilan keputusan ialah seorang individu yang tidak
merasa puas dengan sebuah situasi yang ada atau dengan prospek
situasi yang mendatang dan yang memiliki otoritas untuk berinisiatif
dalam mengambil langkah untuk menanggulangi suatu keadaan
tersebut.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu
pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara/teknik
tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
9
10
2. Tipe Keputusan
Masalah yang berbeda membutuhkan tipe pembuatan keputusan
yang berbeda pula. Masalah yang seringkali dihadapi kepala sekolah
berkaitan dengan penerimaan siswa baru, pelaksanaan pembelajara
evaluasi, monitoring kegiatan dan pelaporan dapat diselesaikan dengan
suatu prosedur pembuatan keputusan terprogram. Masalah insidental yang
berada dalam ketidakpastian, penuh resiko dan yang tidak umum terjadi
dan penyelesaian spesifik memerlukan pembuatan keputusan yang tidak
terprogram (Engkoswara, 2010: 110).
a. Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram dibuat berdasarkan kebijakan, prosedur,
atau peraturan dan kebiasaan yang dilakukan. Keputusan ini bersifat
rutin, berulang, dan biasanya organisasi sudah memiliki kebijakanbaik
tertulis maupun tidak yang memudahkan manajer membuat keputusan.
Keputusan yang terprogram memberi keleluasaan kepada para
manajer untuk memikirkan hal lain yang lebih penting. Karena prosedur
baku dan kegiatan berulang merupakan rutinitas pemecahannya sudah
ada prosedur yang baku sehingga para manajer terbebaskan dari beban-
beban untuk memikirkan masalah yang serupa.
b. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram berangkat dari masalah khusus
yang tidak biasa, spesifik, dan tidak terliput oleh kebijakan yang ada
sehingga perlu penanganan tersendiri dengan menyediakan waktu yang
cukup dengan teknik yang tepat untuk menganalisis masalah,
menyodorkan alternatif dan memilih alternatif.
Sebagai contoh pengambilan keputusan yang tidak terprogram
didunia pendidikan berkaitan dengan upaya-upaya mengembangkan
kualitas pendidikan, merancang akselerasi pendidikan, pengembangan
sumber daya pendidikan, merancang pembelajaran keatif inovatif dan
lain sebagainya
11
8. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah
dicapai dengan proses yang dilakukan. Sehingga kualitas merupakan
mutu yang dihasilkan dari hasil keputusan tersebut yang telah di
aplikasikan atau telah di uji secara maksimal dan terlihat hasilnya secara
maksimal juga.
Penilaian secara maksimal tentunyan akan menjadi lebih bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya daripada penilaian secara tidak
maksimal tentunya. Maka dari dari itu untuk menilai suatu kualitas
keputusan yang dibuat haruslah di uji secara pendekatan yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pendekatan keilmuan yang dipakai disini haruslah berdasarkan
pada ruang lingkup dimana asal mula proses awal berdirinya keputusan
tersebut. Jika keputusan tersebut adalah dipakai untuk bidang ekonomi,
teknik, kedokteran dan sosiologi maka itu harus berlandaskan pada asas-
asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan, dengan
maksud nantinya selalu saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap
berada pada koridor ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan
maksud guna menghindari terjadinya tumpang tindih atau kekacauan
dalam aplikasi keputusan itu nantinya.
Dimana kita mengetahui bahwa kekacauan yang sering timbul
adalah pada saat setiap bidang tersebut tidak bergerak atau juga tidak
diberikan keleluasaan bergerak secara “independent” sesuai dengan
garisnya.dan ini berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak
berlangsung secara profesionalisme
18
B. Organisasi Kemahasiwaan
1. Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat atau
badan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 803) organisasi
adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya ada 3 ciri khusus dari suatu
organisasi, yaitu: adanya kelompok manusia, kerjasama yang harmonis,
dan kerjasama tersebut berdasar atas hak, kewajiban serta tanggung jawab
masing-masing rang untuk mencapai tujuan (Djati Julitriarsa, 1998: 41).
Pengertian orgainsasi dari beberapa ahli antara lain:
a. James D. Money (1974)
Organisasi adalah bentuk dari perserikatan manusia untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
b. Ralph Currier Davis (1951)
Organisasi adalah kelompok orang-orang yang
bekerja mencapai tujuan bersama dibawah pimpinan.
24
2. Tujuan Organisasi
Organisasi memang harus ada di dalam kehidupan manusia sebagai
instrumen yang dapat mempersatukan manusia dalam proses dinamika dan
keteraturan hidup. Dengan lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia
mengakibatkan lahirnya organisasi-organisasi yang lain yang tentu
memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda.
Organisasi-organisasi tanpa manajemen akan menjadi kacau dan
bahkan mungkin gulung tikar. Hal ini terbukti dengan jelas dalam situasi
yang tidak normal seperti adanya bencana ketika organisasi sedang tidak
26
5. Manfaat Organisasi
Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai
dampak sangat besar untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi
bisa di ibaratkan sebagai masyarakat dalam lingkup kecil.
29
8. Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di
perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan untuk
mahasiswa (Silvia Sukirman, 2004:72). Organisasi tersebut merupakan
wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan
wawasan peingkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian
mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa dipergurua tinggi yang meliputi
pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran
mahasiswa itu sendiri (Paryati Sudarman, 2004:34-35). Hal ini dikuatkan
oleh Kepmendikbud RI. No. 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, bahwa:Organisasi
kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan
peningkatan kecendikiaan serta integritas kepribadian untuk mencapai
tujuan pendidikan tinggi.
Sedangkan menurut Silvia Sukirman (2004:69), organisasi
kemahasiswaan adalah kegiatan tidak wajib atau pilihan yang penting
diikuti oleh setiap mahasiswa selam studinya sehingga melengkapi hasil
belajar secara utuh. Pilihan Kegiatan ekstrakurikuler harus sesuai dengan
minat dan bakat mahasiswa karena kegiatan tersebut merupakan sarana
pelengkap pembinaan kemampuan pribadi sebagai calon intelektual di
masyarakat nantinya.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
organisasi kemahasiswaan meliputi pengembangan penalaran, keilmuan,
minat, bakat dan kegemaran yang bisa diikuti oleh mahasiswa di tingkat
jurusan, fakultas dan universitas. Tujuannya untuk memperluas wawasan,
ilmu dan pengetahuan serta membentuk kepribadian mahasiswa.
Bertitik tolak dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu
mahasiswa yang secara aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok
32
37
38
Tabel 3. 1
Waktu dan Rancangan Penelitian
Kegiatan Bulan
C. Sumber Data
Sumber data adalah sumber informasi yang peneliti dapatkan dari
sesuatu yang akan diteliti yang mana sumber data terdiri dari data primer dan
sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari subjek penelitian itu sendiri
yaitu ketua, sekretaris dan anggota HMJ MPI IAIN Batusangkar.
2. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari: dokumen, rekaman, dan
termasuk hasil pengamatan langsung (observasi ) penulis.
39
D. Instrumen Penelitian
Adapun alat yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitiannya
adalah:
1. Pedoman wawancara ( interview guide atau interview schedule) karena
penulis melakukan wawancara semi terstruktur yaitu pelaksanaan
wawancara lebih bebas dan bertujuan untuk menemukan masalah
permasalahan secara lebih terbuka, dimana responden dimintai pendapat
dan ide-idenya. Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan
peneliti memiliki bukti telah melalukan wawancara kepada informan atau
sumber data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut:
a. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan
sumber data, notebook yang dapat digunakan untuk membantu mencatat
data hasil wawancara.
b. Handpone yang berfungsi untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan.
c. Camera untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan.
2. Dokumen, instrumennya dalam bentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari HMJ MPI IAIN Batusangkar. Dalam bentuk tulisan
seperti, sejarah lembaga,biografi, peraturan dan sebagainya.
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat serta valid dalam
suatu penelitian, berbagai hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh data
tersebut. Maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
orang lain.
Miles dan Hubermen (Sugiyono, 2007:337) mengemukakan bahwa
analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktifitas dalam data tersebut terdiri atas:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyerdahaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang
muncul dalam catatan-catatan penulis dilapangan. Kegiatan reduksi data
meliputi: (1) meringkas data, (2) mengkode, (3) menelusur nama dan, (4)
membuat gugus-gugus.
b. Penyajian data
Tahap ini merupakan pengumpulan sejumlah informasi sehingga
dimungkinkan untuk diambil kesimpulan. Bentuk penyajian data dapat
berupa teks naratif dan jaringan atau bentuk lain yang dipahami peneliti.
Dalam penelitian ini, penulis menghimpun data responden. Data
yang didapat tersebut kemudian penulis edit dan disederhanakan. Lalu
dideskripsikan dan disusun untuk kemudian diambil kesimpulan.
c. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan yang dikemukakan didukung oleh bukti-bukti yang
valid. Kesimpulan berupa deskripsi atau gambaran mengenai Teknik
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi di Himpunan Mahasiswa
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar.
A. Temuan Umum
1. Sejarah berdirinya HMJ MPI IAIN Batusangkar
Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam (HMPSMPI) merupakan Organisasi Kemahasiswaan sebagai
gerakan mahasiswa STAIN Batusangkar dalam Program Studi MPI yang
dalam misinya untuk menjalin keselamatan dan kesejahteraan umat dalam
rangka membangun Program Studi yang terbaik dan terdepan di STAIN
Batusangkar. Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam (HMPS MPI) terbentuk di STAIN Batusangkar yang
cikal bakalnya dari mahasiswa program studi MPI dan IPAUDI/PGRA
yang sebelumnya berada dibawah naungan HMPS KI/BK.
Maka pada akhir tahun 2013 muncul insiatif dari beberapa
mahasiswa angkatan pertama dari MPI dan IPAUDI untuk Pembentukan
Kepanitiaan MUHIMA (Musyawarah Himpunan Mahasiswa) perdana,
atau MUHIMA ke-1 HMPS MPI demi Kelanjutan Arah Tujuan
Oraganisasi, Estafet Kepengurusan dan Terpilihnya Ketua Umum yang
baru. Dengan diadakannya MUHIMA (Musyawarah Himpunan
Mahasiswa) pada Tahun 2014 ini maka dibentuklah kepengurusan yang
baru dengan terpilihnya Benni Yuli Afrizon sebagai ketua umum perdana
HMPS MPI. Dengan harapan lahirnya HMPS MPI dapat menjadi wadah
sebagai rumah tempat berkumpulnya Mahasiswa dalam program studi
yang sama, dan wahanauntuk aktualisasi diri mahasiswa sebagai agent of
change, serta langkah nyata untuk pengabdian terhadap Prodi dan
Perguruan Tinggi.
Pada tanggal 14 Mei 2016 Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HMPS) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) beralih nama menjadi
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
setelah diadakaannya Musyawarah Luar Biasa (MUSLUB) dengan
42
43
Pasal 3
Tempat Kedudukan
Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam berada di IAIN Batusangkar.
BAB II
Asas dan Landasan
Pasal 4
Asas
Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam berasaskan Islam dan Pancasila.
Pasal 5
Landasan
Himpunan Mahasiswa JurusanManajemen Pendidikan
Islam berlandaskan pada:
1. Al-Quran dan Sunnah
2. UUD 1945
3. Tri darma perguruan tinggi
4. AD/ART Lembaga Kemahasiswaan
5. AD/ART HMJ MPI
BAB III
Visi, Misi, dan Sifat
Pasal 6
Visi
Mewujudkan lembaga kemahasiswaan yang terdepan,
unggul dalam akademik dan organisasi serta berjiwa islami.
Pasal 7
Misi
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa
2. Mengoptimalisakan kinerja kepengurusan HMJ MPI
45
BAB V
Arti Lambang/Logo Organisasi
Pasal 12
Lambang Organisasi
BAB VIII
Perangkat Organisasi
Pasal 15
Perangkat organisasi Himpunan Mahasiswa
JurusanManajemen Pendidikan Islam (HMJ MPI) terdiri dari:
1. Ketua Umum.
2. Wakil Ketua Umum.
3. Sekretaris.
4. Bendahara.
5. Departemen
a. Departemen Pembinaan Anggota
b. DepartemenForum Kajian Intelektual.
c. DepartemenKegamaan.
d. DepartemenBakat dan Minat
e. Departemen Hubungan Perguruan Tinggi
f. Departemen Hubungan Masyarakat.
g. DepartemenAdministrasi
h. Departemen Pemberdayaan Perempuan
BAB IX
Atribut Organisasi
Pasal 16
Atribut terdiri dari:
1. Lambang dan logo
2. Stempel
3. Kop surat
4. Bendera
49
BAB X
Keuangan
Pasal 17
Keuangan Himpunan Mahasiswa JurusanManajemen
Pendidikan Islambersumber dari:
1. Dana Kas Anggota Himpunan Mahasiswa JurusanManajemen
Pendidikan Islam.
2. Dana kas dijalankan untuk kepengurusan selanjutnya.
3. Dana Dipa IAIN Batusangkar.
4. Dana lain yang tidak mengikat.
BAB XI
Permusyawaratan
Pasal 18
Musyawarah dalam Himpunan Mahasiswa
JurusanManajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar berbentuk
Musyawarah Himpunan Mahasiswa Jurusan MPI(MUHIMA HMJ
MPI)MusyawarahLuar Biasa Himpunan Mahasiswa Jurusan MPI
(MUSLUB HMJ MPI).
BAB XII
Aturan Tambahan
Pasal 19
Setelah berlakunya Anggaran Dasar ini, maka seluruh
pengelolaan Himpunan Mahasiswa JurusanManajemen Pendidikan
Islam mengacu pada Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa
JurusanManajemen Pendidikan Islam.
Pasal 20
Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini maka semua
pengurus MUHIMA (Musyawarah Himpunan Mahasiswa)
dianggap mengetahui Anggaran Dasar ini dan berkewajiban
mensosialisasikannya serta melaksanakannya.
50
BAB XIII
Penutup
Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
Himpunan Mahasiswa JurusanManajemen PendidikanIslam (AD
HMJ MPI)akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Himpunan
Mahasiswa JurusanManajemen Pendidikan Islam (ART HMJ
MPI).
Pasal 22
1. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal 28 Desember 2017
dan akan ditinjau kembali bilamana ada kekeliruan di dalamnya.
2. Dengan ditetapkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran
Dasar Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
BAB I
Keanggotaan
Pasal 1
Anggota Organisasi
Anggota Himpunan Mahasiswa JurusanManajemen
Pendidikan Islam IAIN Batusangkar terdiri atas:
1. Anggota Muda, yaitu mahasiswa/i terdaftar sebagai mahasiswa/i
IAIN Batusangkar Jurusan MPI.
2. Anggota Biasa, yaitu mahasiswa/i terdaftar sebagai
mahasiswa/iIAIN Batusangkar Jurusan MPI yang aktif dan yang
51
BAB II
Pelanggaran dan Sanksi
Pasal 4
Bentuk-Bentuk Pelanggaran
Bentuk-bentuk pelanggaran:
1. Pelanggaran ringan, yaitu pelanggaran terhadap AD/ART yang
menimbulkan kerugian moral dan meteril serta bisa ditolerir.
2. Pelanggaran sedang, yaitu pelanggaran terhadap AD/ART HMJ
MPI yang menimbulkan kerugian moral dan materil serta bisa
dibina.
3. Pelanggaran berat, yaitu pelanggaran terhadap AD/ART HMJ
MPI yang menimbulkan kerugian moral dan meteril serta tidak
dapat ditolerir.
Pasal 5
Sanksi
1. Sanksi ringan, baik berupa teguran, lisan, maupun tulisan.
2. Pelanggaran sedang, berupa membayar ganti rugi atau dengan
denda terhadap kerugian yang dialami HMJ MPI serta diberikan
skorsing dalam kegiatan HMJ MPI
3. Sanksi berat, berupa pemecatan dari keanggotaan HMJ MPI dan
atau dilaporkan pada pihak berwajib bila dipandang perlu.
53
BAB IV
Kepengurusan
Pasal 12
Syarat Kepengurusan:
1. Kepengurusan HMJ MPI merupakan hak otonom menurut
AD/ART HMJ MPI.
2. Ketua HMJ MPI dipilih oleh anggota, melalui musyawarah atau
mekanisme yang telah ditetapkan HMJ MPI.
3. Ketua HMJ MPI berhak memilih pengurus HMJ MPI dan
menempatkannya pada bidang bidang yang telah ditetapkan.
4. Ketua HMJMPI bertanggung jawab kepada seluruh anggota.
5. Ketua HMJ MPI berhak meresuffle pengurus HMJ MPI jika
yang bersangkutan tidak lagi memenuhi syarat-syarat
kepengurusan HMJ MPI.
6. Yang dapat menjadi pengurus HMJ MPI adalah:
a. Anggota HMJ MPI adalah mahasiswa/i aktif yang terdaftar
sebagai mahasiswa/iIAIN Batusangkar minimal semester 3
dan maksimal semester VII.
b. Terdaftar sebagai anggota biasa HMJ MPI.
c. Bertaqwa kepada Allah SWT.
d. Dapat membaca Al-Quran.
e. Setia pada cita-cita Tri Darma Perguruan Tinggi.
f. Memahami AD/ART HMJ MPI.
g. Tidak sedang dijatuhi sanksi akademik.
h. Pernah terlibat aktif sebagai kepengurusan atau kepanitiaan
dalam kegiatan HMJMPI.
i. Berbudi Luhur dan Bertanggung Jawab.
j. Sehat jasmani dan rohani.
k. IPK minimal 3.00
56
Pasal 14
Sumber Dana Lain
Sumber dana lain diatur oleh HMJ MPI melalui usaha yang
tidak bertentangan dengan asas dan tujuan HMJ MPI dan sumber
dana lain yang tidak mengikat.
BAB VI
Perubahan ART
Pasal 15
Perubahan ART hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah
Himpunan Mahasiswa (MUHIMA) dan MusyawarahLuar Biasa
Himpunan Mahasiswa Jurusan (MUSLUBHMJ).
BAB VII
Aturan Tambahan
Pasal 16
Dengan disahkannya ART ini maka semua pengurus HMJ
MPI dianggap mengetahui ART HMJ MPI dan berkewajiban
mensosialisasikan dan melaksanakannya.
BAB VIII
Penutup
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini, akan diatur
kemudian dalam aturan yang tidak bertentangan dengan ART ini.
Pasal 18
Dengan ditetapkannya ART HMJ MPI ini, maka ART HMJ
MPI sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
58
4. Struktur Kepengurusan
Pelindung : Dr. Sirajul Munir, M.Pd
Penasehat : Dr. Fadriati, M.Ag
Pembina : Drs. Hafulyon, M.M
DPO : Musrimis, S.Pd
Muhammad Khairunnas
Ketua Umum : Babur Rizki
Wakil Ketua Umum : Nailul Fauzi Amrizal
Sekretaris : Wahyu Adji Kurnianti
Bendahara : Retno Sasgia Putri
Departemen FKI :
Anis Mahatika
Sisi Sri Wahyuni
Yulastri
Departemen HPT :
Irfan
Joni Ramadhan
Putri Ningsi
Yuliani Lestari
Departemen Keagamaan :
Ahmad Sofi
Nurhuda
Siti Soleha
Departemen PA :
Widya Rahmatika S
Anisatul Husna
Rika Agusti
Serly Ramadhani
Departemen Humas :
Nurmala Handika P
Amelia Putri
59
B. Temuan Khusus
1. Teknik Pengambilan Keputusan Partisipatif
Berdasarkan wawancara dengan informan I tentang pengumpulan
data atau informasi untuk mengidentifikasi masalah diketahui bahwa
dilakukan apabila pada masalah yang lumayan serius, jika hanya pada
masalah yang sederhana tidak dilakukan pengumpulan data atau informasi.
Hal serupa juga diutarakan oleh informan II pengumpulan data atau
informasi akan dilakukan apabila pada suatu masalah yang dianggap serius
dan tidak dilakukan pada masalah yang dianggap bisa tanpa pengumpulan
data atau informasi. Begitu juga dengan informan IIIbahwa pengumpulan
informasi dillakukan apabila ada masalah yang dianggap serius.. Hal ini
diperkuat oleh informan IV dilakukannya pengumpulan data atau
60
selalu dilaksanakan secara rutin sekali dalam satu bulan dan ada evaluasi
akbar di tengah masa jabatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan I, II, III, IV teknik
pengambilan keputusan kelompok di HMJ MPI IAIN Batusangkar belum
terlaksana seperti yang seharusnya, karena seorang pemimpin lebih sering
menggunakan pendapatnya sendiri dibandingkan dengan hasil kesepatan
yang telah ditentukan secara bersama.
.
C. Pembahasan
1. Teknik Pengambilan Keputusan Partisipatif
Teknik pengambilan keputusan partisipatif di HMJ MPI IAIN
Batusangkar sudah terlaksana sesuai dengan teori yang ada, akan tetapi
kekurangannya disini adalah seorang pemimpin tidak memberi tahukan
pendapat mana yang ia gunakan dalam pengambilan keputusan sehingga
sering terjadi kesalahpahaman antar pengurus HMJ.
Teknik partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan gaya
kemimpinan demokratis dan kebanyakan berorientasi pada perilaku,
Sebagai teknik pengambilan keputusan, partisipatif mencakup individu
atau kelompok dalam proses. Seorang pimpinan yang menggunakan teknik
partisiaptif dalam pengambilan keputusan dilakukan secara formal maupun
informal, dan memerlukan keterlibatan intelektual, emosional, dan fisik.
Tingkat partisipasi sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman individu
atau kelompok dan sifat tugas. Semakin banyak pengalaman, semakin
terbuka, serta semakin tidak terstrukturnya tugas, maka tingkat partisipasi
akan semakin tinggi (Engkoswara, 2010: 119).
Penerapan teknik partisipasi pada pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara informal pada individu atau tim atau secara formal pada
program. Teknik partisipasi individu terjadi apabila pengambilan
keputusan yang dilakukan pimpinan dipengaruhi oleh karyawan.
Sedangkan teknik partisipasi kelompok terjadi apabila keputusan yang
diambil oleh pimpinan melalui teknik konsultasi dan demokrasi. Pimpinan
70
b. Design
Tahap ini adalah tahap perancangan solusi yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah.
c. Choice
Choice adalah tahap pemilihan aolusi seperti apa yang akan
digunakan setela dirancang.
d. Implementation
Yaitu pelaksanaan penambilan keputusan, setelah dilakukan
beberapa tahap barulah dilakukan pengambilan keputusan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar,
mengenai judul Teknik Pengambilan Keputusan dalam Organisasi di
Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN
Batusangkar, maka disimpulkan :
1. Teknik pengambilan keputusan yang digunakan di HMJ MPI IAIN
Batusangkar adalah teknik pengambilan keputusan partisipatif, dan sudah
terlaksana sesuai dengan teori yang ada, akan tetapi kekurangannya disini
adalah seorang pemimpin tidak memberi tahukan pendapat mana yang ia
gunakan dalam pengambilan keputusan sehingga sering terjadi
kesalahpahaman antar pengurus HMJ.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka yang menjadi saran penulis
antara lain yaitu :
1. Diharapkan kepada pemimpin agar lebih mempertimbangkan pendapat
atau usulan–usulan yang diajukan oleh anggota pengurus dalam
melaksanakan pengambilan keputusan.
2. Diharapkan kepada pemimpin agar memberitahukan pendapat mana yang
akan digunakan dan alasannya agar tidal lagi terjadi kesalah pahaman
antara anggota pengurus dengan pengurus secara terus menerus
73
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Fahmi, Irham. 2016. Teori Dan Teknik Pengambilan Keputusan, Jakarta, PT.
Rajagrafindo Persada
Imandasari, Tia, Anjar Wanto, dan Agus Perdana Windarto. 2018. Analisis
Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Mahasiswa
PKLMenggunakan Metode PROMETHEE. Jurikom. Volume 5 Nomor 3.
Richard, Daft. 2010. Era Baru Manajemen (New Era of Management). Jakarta:
Salemba
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Jakarta: Bumi
Aksara