PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
ACH. BAIHAKI
NIM. 19381041069
Mengetahui
Pembimbing Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
1. Bapak Hilmi Qosim Mubah, M.Pd.I selaku ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam IAIN Madura yang telah memberikan motivasi, bimbingan
dan arahan dalam penyususnan proposal skripsi ini
2. Ibu Aflahah, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membantu,
mensupport dan memberikan bimbingan penuh dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
3. Kedua orang tua selaku support sistem terbaik dalam hidup saya yang
senantiasa selalu memberikan do’a dan restunya sehingga proposal ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Guru, pengurus dan santriPP. Ummul Quro As-Suyuty yang telah membantu
peneliti mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan semangat
guna penyelesaian proposal skripsi ini.
iii
mengharapkan taufiq dan hidayahn-Nya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
A. Judul.....................................................................................................................1
B. Konteks Penelitian................................................................................................1
C. Fokus Penelitian ..................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................7
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................................7
F. Definisi Istilah .....................................................................................................8
G. Kajian Penelitian Terdahulu ...............................................................................10
H. Kajian Teori........................................................................................................13
1. Kajian Teori Tentang Manajemen Pelatihan...................................................13
a. Pengertian Manajemen...............................................................................13
b. Pengertian Pelatihan...................................................................................15
c. Manajemen Pelatihan..................................................................................15
2. Kajian Teori Tentang Berbicara.....................................................................16
a. Pengertian Berbicara...................................................................................16
b. Keterampilan Berbicara..............................................................................16
c. Tujuan Berbicara.........................................................................................17
3. Kajian Teori Tentang Esktrakurikuler.............................................................17
a. Pengertian Ekstrakurikuler.........................................................................17
b. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler.................................................................18
I. Metode Penelitian.................................................................................................19
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .....................................................................19
2. Kehadiran Peneliti ...........................................................................................20
3. Lokasi Penelitian .............................................................................................21
4. Sumber Data ....................................................................................................21
5. Prosedur Pengumpulan Data ...........................................................................22
v
6. Analisis Data ...................................................................................................24
7. Pengecekan Keabsahan Data ..........................................................................24
8. Tahapan-tahapan Penelitian ............................................................................26
J. Sistematika Pembahasan .....................................................................................28
K. Outline Penelitian ...............................................................................................29
L. Daftar Rujukan....................................................................................................30
M. Lampiran............................................................................................................32
vi
A. Judul Penelitian
B. Konteks Penelitian
Dalam dunia pendidikan, tentunya sudah tidak asing lagi dengan segala
hal yang berkaitan dengan manajemen, karena hal tersebut sangat membantu
terhadap semua kegiatan yang ada mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Pada
hakikatnya suatu pekerjaan tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya
manajemen yang baik, begitu pula dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Mengarah pada hal tersebut dalam pelatihan juga membutuhkan suatu manajemen
yang baik, sehingga mampu dalam memberikan dampak positif, karena pelatihan
bermanfaat dan memberikan suatu dampak yang baik, yang di dalamnya berisi
nantinya akan memberikan perubahan yang baik dengan adanya suatu pelatihan.
Dengan adanya pelatihan bukan hanya berkembang untuk perilaku yang dituntut
oleh dunia kerja maupun dunia pendidikan namun sekaligus dapat terjadi
mampu menjadikan suatu pelatihan yang memberikan manfaat dan dampak yang
1
Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Bandung: Rosdakarya, 2013), 17.
1
baik. Orang-orang yang terlibat di dalamnya juga harus mampu memberikan
Dalam suatu kegiatan banyak sekali hal-hal yang bisa dirancang untuk
berkomunikasi. Berbicara merupakan suatu seni dan hal tersebut perlu untuk
berbicara sering dianggap sebagai alat yang paling penting bagi kontrol sosial dan
juga sebagai tingkah laku yang harus dipelajari secara telaten untuk dapat dikuasai
sehingga akan mudah dalam menyampaikan apa yang diinginkan. Tanpa adanya
seseorang/ sekelompok orang, baik kecil maupun besar untuk mencapai tujuan
tertentu. Dengan kata lain, memberikan informasi atau komunikasi dan juga
memberikan motivasi. Saat ini seni berbicara harus dilandasi dengan beberapa
berbicara.3
2
Saifullah, “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Pembelajaran Kontekstual Questioning
Pada Siswa Kelas V Sdn Maniang Kecamatan Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru,”
Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vo.1, (2022), 46.
3
Saifuddin Zuhri, Public Speaking (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 19.
2
Perlu kita sadari bahwa berbicara sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari karena kita terlahir sebagai makhluk sosial yang tentunya akan terus
berinteraksi dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus mampu
Berbicara termasuk salah satu dari empat aspek berbahasa.Dan hal tersebut
masyarakat dapat berupa aneka wacana, mulai dari lingkungan terkecil: keluarga,
kumpulan sosial, agama dan budaya. Budaya manusia dewasa ini mengajak untuk
dalam kehidupan social. Setiap waktu kita akan bertemu dengan seseorang
berbicara dengan tujuan menyampikan hal-hal yang diinginkan. Maka tidak bisa
dipungkiri suatu sekolahpun harus mampu mencetak peserta didik yang mampu
3
handalberasal dari penyimak yang handal disertai juga dengan pelatihan yang
baik.
sangat baik dalam rangka menciptakan peserta didik yang mahir dalam
merupakan suatu kegiatan berbahasa lisan produktif yang hampir setiap hari
manusia melakukannya.6
seseorang ketika lahir, namun hal tersebut dimulai dari diri sendiri. Bagaimana ia
hal yang sulit ketika seseorang mampu membiasakan dirinya dalam berbicara. Hal
5
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa(Bandung: Angkasa,
2008), 4.
6
Fenika Wulani Dkk., Pelatihan Public Speaking Untuk Alumni Jurusan Manajemen Fakultas
Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya, Jurnal Abdimas Peka Vol. 3 No.2 Tahun 2020, 66.
4
terpenting dalam berbicarayaitu bagaimana ia mampu percaya diri dengan kualitas
Dalam hal ini seorang pendidik dan SDM lainnya dalam dunia pendidikan
sehingga peserta didik akan berkembang tanpa harus berada di dalam kelas.
beda dengan adanya hal itu pula mereka dapat mengembangkan kemampuan
dalam berbicara/ berkomunikasi dan bekerja sama dengan yang lain, serta dapat
menemukan potensi yang ada dalam diri mereka serta mengembangkan potensi
disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/ kalander pendidikan satuan
pendidikan.7
7
Kompri, Manajemen Pendidikan, Komponen-Komponen Elementer Kemajuan
Sekolah(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015) 223.
5
didik serta memiliki pengaruh penting dalam mengembangkan kompetensi peserta
didik, salah satunya yaitu dalam seni berbicara. Selaras dengan yang disampaikan
diselenggarakan di luar jam pelajaran dan tatap muka dilaksanakan disekolah atau
Quro As-Suyuty”
C. Fokus Penelitian
8
Ibid, 225-226.
9
Wawancara Dengan Ust. Subyanto Selaku Bagian Penelitian dan Pengembangan, Tanggal 24
April 2022.
6
2. Bagaimana peran SDM dalam manajemen pelatihan berbicara melalui
Suyuty?
D. Tujuan Penelitian
As-Suyuty.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teorititis penelitian berguna untuk tambahan wawasan ilmu
pengetahuan terkait bagaimana pelaksanaan fungsi darimanajemen
pelatihan berbicara, dan peran SDM yang ada di dalamya serta faktor-
faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pelatihan berbicara
melalui kegiatan ekstrakurikuler.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengurus pondok, dapat digunakan sebagai bahan acuan terkait
bagaiaman proses pelaksanaan fungsi manajemen dalam pelatihan
berbicara melalui kegiatan estrakurikuler yang ada di lembaga
pendidikan.
7
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serta motivasi
untuk perkembangan yang lebih baik kedepannya.
c. Bagi santri, dapat digunakan sebagai bahan motivasi dan penyemangat
untuk lebih mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan
keterampilan berbicara dan untuk lebih baik kedepannya.
d. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan tentang
menganalisis terkait bagaimana fungsi manajemen pelatihan berbicara
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada.
F. Definisi Istilah
Dari definisi istilah di atas maka yang dimaksud dengan judul “Manajemen
Pelatihan Berbicara Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty” yaitu suatu proses atau kerangka kerja dalam suatu pelatihan berbicara
yang ada di PP. Ummul Quro As-Suyuty mulai dari planning hingga evaluasi
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya dapat mengembangkan kegiatan
tersebut dengan baik.
8
1. Skripsi Widhi Atmoko, dengan judul “ manajemen program
ekstrakurikuler public speaking dalam meningkatkan self leadhersip di
MTs pondok pesantren ibnul qoyyim putra Bantul Yogyakarta”. Program
studi manajemen pendidikan islam fakultasilmu tarbiyah dan keguruan,
universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta, 2018.10 Berdasarkan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan public speaking atau
pelatihan dalam ekstrakurikuler mampu menjadikan santri lebih percaya
diri dan berani dalam berbicara, hal itu menjadi dasar santri untuk siap
terjun kepada masyarakat nantinya. Dan kegiatan tersebut juga memiliki
faktor-faktor pendukung serta penghambat di dalamnya. Sehingga perlu
adanya dukungan dan evaluasi baik dari pengurus dan guru.
Adapun persamaannya dalam penelitian ini yaitu terkait bagaimana
manajemen yang dilakukan melalui program estrakurikuler yang ada di
Lembaga tersebut dalam rangka peningkatan public speaking atau seni
terampil berbicara di dalamnya.
Dan perbedaannya dalam penelitian ini yaitu dari segi tempat
penelitian yang dilakukan, Adapun tempat peneliti pada skripsi di kajian
terdahulu ini yaitu di MTs. PP. Ibnul Qoyyim Putra Bantul Yogyakarta,
sedangkan penelitian kami yaitu di PP. Ummul Quro As-Suyuty
Pangaporan, Plakpak, Pamekasan, Madura.
2. Erfan Dwi Santoso, dengan judul artikel penelitian “Strategi
Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Melatih Kemampuan Public Speaking
Siswa MI” dalam Naturalistic; Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan
dan Pembelajaran, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,
2021.11Berdasarkan penelitian ini menunujukkan bahwa Ekstrakurikuler
muhadharah di MI Ruhul Amin dilaksanakan rutin setiap hari sabtu pukul
11.00—12.00 WIB yang diikuti oleh semua siswa dari kelas satu sampai
dengan kelas enam. Acara dimulai dari pembukaan, pembacaan ayat suci
10
Widhi Atmoko, Manajemen Program Ekstrakurikuler Public Speaking Dalam Meningkatkan Self
Leadhersip Di Mts Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra Bantul Yogyakarta, (Skripsi Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018).
11
Erfan Dwi Santoso, Strategi Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Melatih Kemampuan Public
Speaking Siswa Mi, (artikel penelitian, Naturalistic; Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan
Pembelajaran, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021).
9
AlQur’an, menyanyikan mars madrasah, pidato, hiburan, sambutan dan
penutup. Pelaksanaan muhadharah dilakukan dengan tiga bahasa yaitu
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Arab.Tujuan dari
ekstrakurikuler muhadharah adalah siswa diharapkan untuk lebih berani
tampil di depan umum atau paling tidak dapat melatih kemampuan
berkomunikasi. Di dalamnya juga terdapat faktor penghambat sehingga
perlu adanya evaluasi untuk terus mengembangkan kegiatan tersebut.
Adapun persamannya dalam penelitian ini yaitu terkait kegiatan
ekstrakurikuler yang juga diteliti dalam rangka meningkatkan skill public
speaking atau terampil dalam beribicara.
Dan perbedaannya dalam penelitian ini yaitu dari segi
manajemennya, yang mana dalam kajian terdahulu ini peneliti tidak sama
sekali membahas tentang manajemen, disamping itu juga tempat
penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh sang peneliti. Adapun
tempat penelitian pada kajian terdahulu ini yaitu diMI Ruhul Amin
sedangkan tempat penelitian kami yaitu di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
3. Muchamad Arif N, Skripsi dengan judul “Manajemen Kegiatan
Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa di MA
Al Khoiriyyah Semarang” Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2018.12Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
oleh MA Al Khoiriyyah sudah mampu diterapkan dengan baik dengan
indikator perencanaan yang dilakukan sesuai target dan sasaran. Adapun
Jadwal dan waktu dan anggaran/biaya kegiatan ekstrakurikuler pun
disusun secara sistematis sesuai tujuan program kerja kegiatan
ekstrakurikuler. Perencanaan program ekstrakurikuler di MA Al
Khoiriyyah yaitu membentuk tim work dan menyusun struktur organisasi
yang bertugas merancang program ekskul yang kreatif serta inovatif.
Karena sesuai dengan visi dan misi sekolah. Sehingga pengorganisasian
12
Muchamad Arif N, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan Minat dan
Bakat Siswa di Ma Al Khoiriyyah Semarang, (Skripsi Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2018).
10
kegiatan ekstrakurikuler terstruktur. Pelaksanaanny kegiatan
ekstrakurikuler dipegang oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan
dibawah pengawasan kepala sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan sesuai dengan jadwal, yaitu hari sabtu dan minggu pada jam
pulang sekolah. Sitem manajemen yang dilakukan mulai pelaksanaannya
hingga tahap evaluasi mampu diterapkan dan dilakukan dengan baik.
Namun juga terdapat hal-hal sebagai pendorog dan pengahambat dalam
kegiatan tersebut.
Adapun persamaannya dalam penelitian ini yaitu terkait bagaimana
manajemen yang dilakukan melalui program estrakurikuler yang ada di
lembaga tersebut.
Dan perbedaannya dalam penelitian ini yaitu dari segi
manajemennya, yang mana peneliti terdahulu hanya fokus terhadap
manajemen ekstrakurikuler saja, sedangkan kami lebih kepada
manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di lembaga tersebut, disamping itu juga tempat penelitian yang dilakukan,
Adapun tempat peneliti pada skripsi di kajian terdahulu ini yaitu MA Al
Khoiriyyah Semarang, sedangkan penelitian kami yaitu di PP. Ummul
Quro As-Suyuty Pamekasan, Madura.
11
tersebut dalam
rangka
Pesantren peningkatan
Ibnul Qoyyim public speaking
Putra Bantul atau seni
Yogyakarta terampil
berbicara di
dalamnya.
2 Erfan Dwi Strategi - Sama-sama - Dari segi
Santoso Ekstrakurikuler meneliti terkait manajemennya,
Muhadharah kegiatan yang mana dalam
Dalam Melatih ekstrakurikuler kajian terdahulu ini
Kemampuan yang juga peneliti tidak sama
Public diteliti dalam sekali membahas
Speaking rangka tentang manajemen
Siswa MI meningkatkan - Tempat penelitian
skill public yang dilakukan
speaking atau
terampil dalam
beribicara.
3 Muchama Manajemen - Sama-sama - Dari segi
d Arif N Kegiatan meneliti terkait manajemennya,
Ekstrakurikuler bagaimana yang mana peneliti
Untuk manajemen terdahulu hanya
Mengembang yang dilakukan fokus terhadap
kan Minat dan melalui manajemen
Bakat Siswa Di program ekstrakurikuler saja,
MA Al estrakurikuler sedangkan kami
Khoiriyyah yang ada di lebih kepada
Semarang lembaga manajemen
tersebut. pelatihan berbicara
melalui kegiatan
12
ekstrakurikuler
yang ada di
lembaga tersebut.
H. Kajian Teori
a. Pengertian Manajemen
13
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara,
2008),4.
14
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 3.
13
Adapun secara umum, fungsi manajemen meliputi planning,
actuating, organizing, staffing, directing, leading, coordinating,
motivating, controlling, reporting dan forecasting.15 Dan pada
umumnya fungsi manajemen kita kenal dengan istilah POAC yang
meliputi Planning, organizing, actuiting dan controlling.
b. Pengertian Pelatihan
15
Ibid, 7.
16
Ibid, 7.
17
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 21.
18
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012), 359.
19
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman
Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 1.
14
Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan
sikap seseorang.Pelatihan adalah sebagai sarana dalam mengubah
presepsi, sikap, dan menambah keterampilan untuk kepentingan
penilaian dan mengetahui kinerja.20
c. Manajemen Pelatihan
20
Susi Hendriani dan Soni A. Nulhaqim, Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan dalam
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mitra Binaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai
(Jurnal Kependudukan Padjajaran, Vol. 10, No. 2, 2008), 152.
21
Mustofa Kamil, Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi) (Bandung: Alfabeta,
2012), 16
15
Berbicara merupakan suatu alat untuk mengomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhankebutuhan pendengar atau penyimak. Sedangkan
Tariganmendefinisikan berbicara sebagai keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Pesan tersebut akan
diterima oleh pendengar apabila disampaikan dengan nada yang runtut
dan jelas.22
b. Keterampilan Berbicara
22
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa,
2008), 34.
23
Ibid, 1
24
Mukhsin Ahmadi,Strategi BelajarMengajar Ketrampilan Berbahasa dan Apresiasi
Sastra(Malang: YA3, 1990) 18.
16
dilakukan pembicara kepada seseorang atau sekelompok orang melaui
sarana lisan yang mengandung makna.
c. Tujuan Berbicara
17
jam pelajaran yang disesuaikan dengan pengetahuan, pengembangan,
bimbingan dan pembinaan siswa agar memiliki kemampuan dasar
penunjang”.27
27
Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta; raja
Grafindo Persada, 2006),70.
28
Piet A Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan(Surabaya; Usaha Nasional, 1994),132.
29
Winarno N, Makalah; Ekstrakurikuler di Sekolah : Dasar Kebijakan dan Aktualisasinya, 6.
18
I. Metode Penelitian
2. Kehadiran Peneliti
30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 6.
19
dalam penelitian dengan bantuan informan atau narasumber. Peran peneliti
dalam penelitian kualitatif sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,
penganalisis, penafsir data dan menyajikan dalam laporan hasil penelitian.
Kehadiran peneliti sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif karena
peran peneliti adalah sebagai instrumen atau pengumpul data penelitian
dan menjadi segalanya dalam proses penelitian.31
3. Lokasi Penelitian
31
Ibid, 163-168.
32
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offest,2013), 4.
20
maka sesuai dengan konteks penelitian yang peneliti ambil sehingga
menjadi salah satu pertimbangan untuk menjadikan PP. Ummul Quro As-
Suyuty sebagai lokasi penelitian.
4. Sumber Data
Sumber data merupakan salah satu faktor yang sangat penting,
karena menyangkut kualitas dari hasil penelitian. Sumber data adalah
asal-usul dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan metode pengumpulan data yang terdiri
dari sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan dari
subjek penelitian oleh peneliti atau orang yang bersangkutan
memerlukannya.33Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara
langsung melalui observasi dan wawancara. Dalam hal ini pengumpulan
data melalui wawancara yaitu 5 guru, 5 pengurus yang berada dalam
bidang kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty dan 5
santri yang turut aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pernah
mengikuti kegiatan yang berkenaan dengan pelatihan berbicara seperti
lomba pidato dan semacamnya. Sedangkan Pengumpulan data melalui
observasi yaitu mengamati proses pelaksanaan kegiatan pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler oleh pengurus dan santri PP.
Ummul Quro As-Suyuty.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber-
sumber yang telah ada.34Data sekunder adalah data yang diperoleh secara
tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat umum atau publik.
Dengan kata lain, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
penelitian secara tidak langsung melalui perantara dan dicatat oleh pihak
lain. Data sekunder dapat diperoleh dari studi kepustakaan yang berupa
data maupun dokumentasi. Dalam penelitian ini diperoleh melalui studi
33
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 82.
34
Ibid, 82.
21
penelusuran pustaka berupa penelitian-penelitian terdahulu (skripsi,
jurnal, artikel) dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5. ProsedurPengumpulan Data
a. Observasi
b. Wawancara
35
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 225.
22
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terkait
manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP.
Ummul Quro As-Suyuty dengan menggunakan wawancara semi
terstruktur. Artinya peneliti menyiapkan terlebih dahulu pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan pada informan, kemudian dari jawaban
tersebut akan dikembangkan oleh peneliti secara teratur. Adapun data
wawancara yang dibutuhkan informan, adalah sebagai berikut:
c. Dokumentasi
23
1) Sarana dan prasarana yang digunakan oleh santri dalam kegiatan
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul
Quro As-Suyuty.
2) Foto-foto terkait pelaksanaan dan arsip-arsip dalam kegiatan pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty.
6. Analisis data
Analisis data adalah proses mencari data dan menyusunnya secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Menurut Spradley yang dikutip oleh Sugiono
mengungkapkan bahwa analisis data dalam penelitian merupakan cara
berfikir yang berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap
sesuatu untuk mencari pola hubungan antar bagian dan hubungan antar
keseluruhan.36
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang
terhimpun dalam transkip wawancara, observasi, dan dokumentasi
mengenai manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler
di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
7. Pengecekan Keabsahan Data
a. Perpanjangan Pengamatan
24
pengamatan dan wawancara dengan sumber data yang pernah ditemui
ataupun dengan sumber data yang baru. Perpanjangan pengamatan
bertujuan untuk menumbuhkan keakraban, semakin terbuka, saling
mempercayai antara peneliti dan narasumber sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan dan untuk mengecek kembali data yang diberikan
oleh sumber data.
b. Meningkatkan Ketekunan
c. Triangulasi
25
keabsahan data dengan cara membandingkan antara informasi yang
diperoleh dari informan dan subjek. Contohnya, membandingkan dan
mengecek kembali keabsahan data suatu informasi yang berbeda dengan
fokus yang sama, dari hasil wawancara terhadap guru, pengurus dan santri
di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
40
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
127-136.
26
c) Mengurus perizinan, peneliti mengurus surat perizinan yang
dibutuhkan dalam melakukan penelitian, seperti surat izin observasi
lapangan dan surat-surat lain yang akan ditujukan kepada madrasah
yang telah ditentukan sebagai tempat penelitian yaitu PP. Ummul
Quro As-Suyuty.
d) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan, peneliti mulai melakukan
observasi untuk menilai keadaan dan situasi untuk membuat
penelitian terhadap keadaan lapangan di PP. Ummul Quro As-
Suyuty.
e) Memilih dan memanfaatkan informasi, peneliti mencari informasi
yang dibutuhkan oleh peneliti yang diperoleh dari pihak pesantren
yaitu keadaan di PP. Ummul Quro As-Suyuty sebagai objek
penelitian. Peneliti harus menggali informasi lebih mendalam dan
mengkajinya sesuai judul penelitian.
f) Menyiapkan perlengkapan penelitian, peneliti perlu menyiapkan
perlengkapan yang akan dibutuhkan untuk melakukan penelitian agar
peneliti dapat menunjukkan kesiapannya untuk terjun ke lapangan.
Diantara perlengkapan yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu buku
catatan, alat tulis, handphone dan sebagainya.
g) Memperhatikan etika penelitian, peneliti harus mengetahui norma-
norma dan etika yang ada di daerah tempat penelitian karena pada
dasarnya setiap daerah memiliki etika yang berbeda-beda. Peneliti
harus dapat menyesuaikan diri, menghormati, menghargai sekaligus
memahami norma-norma, etika dan budaya di lingkungan atau
daerah yang diteliti yaitu PP. Ummul Quro As-Suyuty.
41
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
137-148.
27
berada di objek penelitian dan menentukan teknik-teknik yang akan
digunakan dalam penelitian.
b) Memasuki lapangan, peneliti hendaknya menjalin hubungan akrab
dengan informan agar peneliti mendapatkan data yang objektif dalam
menggali informasi.
c) Berperan serta dalam mengumpulkan data, peneliti harus turut
berperan serta dalam kegiatan di lapangan sekaligus melakukan
kegiatan pengumpulan data. Peneliti perlu kesiapannya ketika
berperan serta dalam pengumpulan data sehingga harus
mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan harus cekatan.
J. Sistematika Pembahasan
28
penelitian berlangsung, temuan penelitian yang ada di lapangan, dan
pembahasan yang membahas hasil dari penelitian secara rinci di lapangan
selama proses penelitian berlangsung, sehingga dapat menjawab fokus
penelitian dalam skripsi tersebut.
K. Outline Penelitian
29
Fokus penelitian ketiga, yaitu "apa saja faktor pendukung dan
penghambat dalam manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty ?". Memuat bahasan mengenai
faktor pendukung penghambat pada saat pelatihan berbicara melalui kegiatan
ektrkurikuler, sehingga dapat meminimalisir kendala yang terjadi dan bisa
memaksimalkan dalam pelaksanaan pelatihan. Jawaban dari fokus penelitian
ini juga akan diperoleh dari hasil wawancara kepada guru, pengurus dan santri,
serta hasil observasi pada saat pelatihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
L. Daftar Rujukan
30
N, Muchamad Arif. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk
Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa di Ma Al Khoiriyyah Semarang,
(Skripsi Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2018).
N, Winarno. Makalah; Ekstrakurikuler di Sekolah : Dasar Kebijakan dan
Aktualisasinya.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012.
Pendidikan Nasional, Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta; 2007.
Sahertian, Piet A. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya; Usaha Nasional,
1994.
Saifullah. “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Pembelajaran
Kontekstual Questioning Pada Siswa Kelas V Sdn Maniang Kecamatan
Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru,” Cendekia: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, Vo.1, (2022).
Saleh, Abdul Rachman. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak
Bangsa.Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2006.
Santoso, Erfan Dwi. Strategi Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Melatih
Kemampuan Public Speaking Siswa Mi, (artikel penelitian, Naturalistic;
Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran, Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo, 2021).
Sugiyono. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan RnD. Bandung: Alfabeta,
2009.
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 2008.
Tilaar. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya, 2013.
Usman, Husaini. Manajemen, Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara, 2008.
Wulani, Fenika Dkk.. Pelatihan Public Speaking Untuk Alumni Jurusan
Manajemen Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya, Jurnal
Abdimas Peka Vol. 3 No.2 Tahun 2020.
Zuhri, Saifuddin. Public Speaking. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
M. Lampiran
Pedoman Wawancara
31
3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam manajemen pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty?
4. Bagaimana kesan anda dengan adanya pelatihan berbicara melalui
kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?
32