Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN PELATIHAN BERBICARA MELALUI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DI PP. UMMUL QURO AS-SUYUTY

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH
ACH. BAIHAKI
NIM. 19381041069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
OKTOBER 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal skripsi berjudul “Manajemen Pelatihan Berbicara Melalui Kegiatan


Ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty” yang disusun oleh Ach.
Baihaki (NIM. 19381041069) ini telah diujikan di hadapan Dewan Penguji
Proposal Skripsi dan telah direvisi serta disetujui untuk dijadikan acuan penelitian
dalam menyusun Skripsi..

Pamekasan, 29 November 2022

Mengetahui

Pembimbing Penguji

Aflahah, M.Pd. Dr. H. Ali Nurhadi, S. Pd.,M. Pd


NIP. 198402012011012014 NIP. 197801091999111001

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi ini. Sholawat teriringsalam semoga tetap senantiasa mengalir deras kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman islamiyah dan menjadi teladan bagi seluruh umat muslim.

Dalam penyelesaian proposal skripsi ini penulis telah mendapatkan banyak


bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih banyak khususnya kepada:

1. Bapak Hilmi Qosim Mubah, M.Pd.I selaku ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam IAIN Madura yang telah memberikan motivasi, bimbingan
dan arahan dalam penyususnan proposal skripsi ini
2. Ibu Aflahah, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membantu,
mensupport dan memberikan bimbingan penuh dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
3. Kedua orang tua selaku support sistem terbaik dalam hidup saya yang
senantiasa selalu memberikan do’a dan restunya sehingga proposal ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Guru, pengurus dan santriPP. Ummul Quro As-Suyuty yang telah membantu
peneliti mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan semangat
guna penyelesaian proposal skripsi ini.

Penulis tidak bisa membalasnya, hanya bisa mengucapkan banyak


terimakasih yang tiada taranya. Dan semoga Allah yang membalas segala
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Proposal skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, maka kritik dan saran sangat diharapkan dari semua kalangan
untuk dijadikan evaluasi dan perbaikan untuk tugas selanjutnya. Akhirnya dengan

iii
mengharapkan taufiq dan hidayahn-Nya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Pamekasan, 03Oktober 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

A. Judul.....................................................................................................................1
B. Konteks Penelitian................................................................................................1
C. Fokus Penelitian ..................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................7
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................................7
F. Definisi Istilah .....................................................................................................8
G. Kajian Penelitian Terdahulu ...............................................................................10
H. Kajian Teori........................................................................................................13
1. Kajian Teori Tentang Manajemen Pelatihan...................................................13
a. Pengertian Manajemen...............................................................................13
b. Pengertian Pelatihan...................................................................................15
c. Manajemen Pelatihan..................................................................................15
2. Kajian Teori Tentang Berbicara.....................................................................16
a. Pengertian Berbicara...................................................................................16
b. Keterampilan Berbicara..............................................................................16
c. Tujuan Berbicara.........................................................................................17
3. Kajian Teori Tentang Esktrakurikuler.............................................................17
a. Pengertian Ekstrakurikuler.........................................................................17
b. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler.................................................................18
I. Metode Penelitian.................................................................................................19
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .....................................................................19
2. Kehadiran Peneliti ...........................................................................................20
3. Lokasi Penelitian .............................................................................................21
4. Sumber Data ....................................................................................................21
5. Prosedur Pengumpulan Data ...........................................................................22

v
6. Analisis Data ...................................................................................................24
7. Pengecekan Keabsahan Data ..........................................................................24
8. Tahapan-tahapan Penelitian ............................................................................26
J. Sistematika Pembahasan .....................................................................................28
K. Outline Penelitian ...............................................................................................29
L. Daftar Rujukan....................................................................................................30
M. Lampiran............................................................................................................32

vi
A. Judul Penelitian

Manajemen Pelatihan Berbicara Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di PP.


Ummul Quro As-Suyuty.

B. Konteks Penelitian

Dalam dunia pendidikan, tentunya sudah tidak asing lagi dengan segala

hal yang berkaitan dengan manajemen, karena hal tersebut sangat membantu

terhadap semua kegiatan yang ada mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Pada

hakikatnya suatu pekerjaan tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya

manajemen yang baik, begitu pula dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan.

Mengarah pada hal tersebut dalam pelatihan juga membutuhkan suatu manajemen

yang baik, sehingga mampu dalam memberikan dampak positif, karena pelatihan

merupakan suatu keharusan dalam mengembangkan kemampuan peserta didik.

Adanya pelatihan dianggap sangat penting dalam meningkatkan

kepribadian seseorang. karena pelatihan merupakan suatu kegiatan yang sangat

bermanfaat dan memberikan suatu dampak yang baik, yang di dalamnya berisi

terkait bagaimana cara meningkatkan keahlian-keahlian dalam seseorang sehingga

nantinya akan memberikan perubahan yang baik dengan adanya suatu pelatihan.

Dengan adanya pelatihan bukan hanya berkembang untuk perilaku yang dituntut

oleh dunia kerja maupun dunia pendidikan namun sekaligus dapat terjadi

perkembangan dalam kepribadian seseorang.1

Pada hakikatnya pelatihan harus terorganisir dengan baik, mulai dari

planing hingga tahap evaluasi, sehingga dengan adanya tahapan-tahapan tersebut

mampu menjadikan suatu pelatihan yang memberikan manfaat dan dampak yang

1
Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Bandung: Rosdakarya, 2013), 17.

1
baik. Orang-orang yang terlibat di dalamnya juga harus mampu memberikan

pengaruh yang baik terhadap pelatihan yang ada.

Dalam suatu kegiatan banyak sekali hal-hal yang bisa dirancang untuk

dijadikan sebagai pelatihan dalam rangka meningkatkan kegiatan yang diinginkan,

terutama dalam dunia pendidikan yang berhubungan dengan berbicara atau

berkomunikasi. Berbicara merupakan suatu seni dan hal tersebut perlu untuk

dikembangkan melalui adanya pelatihan. Mengutip dari Saifullah, “berbicara

merupakan kegiatan komunikasi lisan dan kegiatan menyampaikan pesan,

berbicara sering dianggap sebagai alat yang paling penting bagi kontrol sosial dan

juga sebagai tingkah laku yang harus dipelajari secara telaten untuk dapat dikuasai

sebagai keterampilan yang baik”.2

Kemampuan berbicara seseorang tidak semerta-merta dapat dikuasai

langsung, mereka harus mampu mengembangkan dengan memperbanyak latihan

sehingga akan mudah dalam menyampaikan apa yang diinginkan. Tanpa adanya

pelatihan serta pembiasaan maka mustahil seseorang akan terampil dalam

berbicara terutama di depan khalayak ramai.

Berbicara mempunyai definisi mengucapkan kata-kata atau kalimat kepada

seseorang/ sekelompok orang, baik kecil maupun besar untuk mencapai tujuan

tertentu. Dengan kata lain, memberikan informasi atau komunikasi dan juga

memberikan motivasi. Saat ini seni berbicara harus dilandasi dengan beberapa

faktor diantaranya faktor pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan

berbicara.3
2
Saifullah, “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Pembelajaran Kontekstual Questioning
Pada Siswa Kelas V Sdn Maniang Kecamatan Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru,”
Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vo.1, (2022), 46.
3
Saifuddin Zuhri, Public Speaking (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 19.

2
Perlu kita sadari bahwa berbicara sangat penting dalam kehidupan sehari-

hari karena kita terlahir sebagai makhluk sosial yang tentunya akan terus

berinteraksi dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus mampu

memiliki keahlian dalam berbicara sehingga mampu menyampaikan suatu hal

yang diinginkan dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Berbicara termasuk salah satu dari empat aspek berbahasa.Dan hal tersebut

mampu mengembangkan keterampilan dari setiap individu. Keahlian berbicara

dimulai dari keterampilan menyimak dahulu, kemudian disaat bersamaan

keterampilan berbicara mulai belajar berujar apa yang sudah didengarkannya.

Bukti betapa pentingnya keahlian berbicara dalam kehidupan manusia dalam

masyarakat dapat berupa aneka wacana, mulai dari lingkungan terkecil: keluarga,

kumpulan sosial, agama dan budaya. Budaya manusia dewasa ini mengajak untuk

terampil berkomunikasi, menyatakan pendapat, gagasan, ide, hingga perasaan.4

Keahlian berbicara menjadi suatu keharusan bahkan menjadi tuntutan

dalam kehidupan social. Setiap waktu kita akan bertemu dengan seseorang

berinteraksi dan semacamnya yang menuntut kita untuk mampu terampil

berbicara dengan tujuan menyampikan hal-hal yang diinginkan. Maka tidak bisa

dipungkiri suatu sekolahpun harus mampu mencetak peserta didik yang mampu

bersaing dan terampil dalam berbicara.Bahkan suatu keharusan untuk memberikan

suatu pelatihan dalam berbicara sehingga mampu menambah kemampuan dan

wawasan sebagai bekal mereka menghadapi orang-orang yang dalam

lingkungannya bahkan diluar lingkungannya sendiri. Seorang pembicara yang


4
Agus Hermawan Dan Bagus Waluyo, “Pelatihan Keterampilan Berbicara Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Didepan Umum Pada Himpunan Mahasiswa Progam Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Tahun 2019,” Briliant: Jurnal Riset Dan
Konseptual Volume 4 Nomor 1, (Februari 2019), 114.

3
handalberasal dari penyimak yang handal disertai juga dengan pelatihan yang

baik.

Dalam hal ini Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Berbicara

adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,

yang hanya didahului keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah

kemampuan berbicara artau berujar dipelajari. Perlu kita sadari bahwa

keterampilan-keterampilan yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif

banyak persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam

keterampilan-keterampilan berbahasan yang lain.5

Adanya manajemen pelatihan berbicara merupakan suatu wadah yang

sangat baik dalam rangka menciptakan peserta didik yang mahir dalam

berbicara.Karena berbicara adalah salah satu cara berkomunikasi manusia sebagai

mahluk sosial. Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

mendasar yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.Berbicara

merupakan suatu kegiatan berbahasa lisan produktif yang hampir setiap hari

manusia melakukannya.6

Keahlian seseorang dalam public speaking tidak langsungdimiliki oleh

seseorang ketika lahir, namun hal tersebut dimulai dari diri sendiri. Bagaimana ia

mampu membiasakan dirinya berlatih, sering mencoba dan tentunya motivasi

dalam diri sendiri. Keterampilan berbicara di depan umumjuga bukan merupakan

hal yang sulit ketika seseorang mampu membiasakan dirinya dalam berbicara. Hal

5
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa(Bandung: Angkasa,
2008), 4.
6
Fenika Wulani Dkk., Pelatihan Public Speaking Untuk Alumni Jurusan Manajemen Fakultas
Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya, Jurnal Abdimas Peka Vol. 3 No.2 Tahun 2020, 66.

4
terpenting dalam berbicarayaitu bagaimana ia mampu percaya diri dengan kualitas

yang ada pada dirinya.

Dalam hal ini seorang pendidik dan SDM lainnya dalam dunia pendidikan

memiliki peranan penting untuk mengembangkan keahlian peserta didik dalam

terampil berbicara. Banyak sekali cara untuk mengembangkan keahlian tersebut.

Seorang peserta didik tidak harus dituntut untuk mengembangkan keterampilan

berbicaramelalui kegiatan intra sekolah saja, namun juga dapat

mengembangkannya melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah,

sehingga peserta didik akan berkembang tanpa harus berada di dalam kelas.

Adanya kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu wadah yang nantinya

akan menjembatani kebutuhan perkembangan dari peserta didik yang berbeda-

beda dengan adanya hal itu pula mereka dapat mengembangkan kemampuan

dalam berbicara/ berkomunikasi dan bekerja sama dengan yang lain, serta dapat

menemukan potensi yang ada dalam diri mereka serta mengembangkan potensi

yang sudah ada.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu program yang alokasi waktunya

tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan

perangkat operasional (supplements dan complements) kurikulum, yang perlu

disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/ kalander pendidikan satuan

pendidikan.7

Pada intinya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang

dilaksanakan untuk menunjang dan mengembangkan bakat serta minat peserta

7
Kompri, Manajemen Pendidikan, Komponen-Komponen Elementer Kemajuan
Sekolah(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015) 223.

5
didik serta memiliki pengaruh penting dalam mengembangkan kompetensi peserta

didik, salah satunya yaitu dalam seni berbicara. Selaras dengan yang disampaikan

oleh Suryobroto “bahwasanya ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

diselenggarakan di luar jam pelajaran dan tatap muka dilaksanakan disekolah atau

di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan

dan kemampuan yang telah dipelajari”.8

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan di PP. Ummul


Quro Assuyuty, bahwa pondok tersebut sudah lama melaksanakan kegiatan
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikulernya yang ada, diantaranya
yaitu kegiatan muhadharah, muhadatsah dan munaqosah. “Kegiatan tersebut
sudah sering dilakukan oleh santri dalam setiap minggunya sesuai dengan jadwal
kegiatan harian santri yang sudah ditentukan oleh pondok.Pelaksanaannya sangat
mampu menumbuh kembangkan kemampuan santri dalam terampil berbicara.
Dalam kegiatan muhadharah santri mendapatkan banyak pelatihan dalam
pengembangan terampil berbicara, diantaranya keterampilan berpidato, bepuisi,
stand up comedy bahkan menjadi seorang pembawa acara. Hal itu sejalan dengan
kebutuhan masyarakat yang menuntut seorang didik ahli dam hal berbicara di
depan khalayak umum. Selanjutnya dalam kegiatan muhadatsah santri dilatih
bercakap antar sesama teman dengan menggunakan bahasa resmi yaitu bahasa
arab dan inggris. Kemudian mereka juga dituntut untuk bercakap di depan teman-
temannya. Sehingga seiring dengan berjalannya waktu ia akan terbiasa dan
mampu dalam melakukan berbicara di depan umum”.9
Dari pemaparan konteks penelitian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji

secara mendalam tentang manajemen pelatihan berbicara dengan memberi judul “

Manajemen Pelatihan Berbicara Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di PP. Ummul

Quro As-Suyuty”

C. Fokus Penelitian

1. Bagaimana fungsi manajemen dalam pelatihan berbicara melalui kegiatan

ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?

8
Ibid, 225-226.
9
Wawancara Dengan Ust. Subyanto Selaku Bagian Penelitian dan Pengembangan, Tanggal 24
April 2022.

6
2. Bagaimana peran SDM dalam manajemen pelatihan berbicara melalui

kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pelatihan

berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-

Suyuty?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui fungsi manajemen dalam pelatihan berbicara melalui

kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.

2. Untuk mengetahui peran SDM dalam manajemen pelatihan berbicara

melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen

pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro

As-Suyuty.

E. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritis
Secara teorititis penelitian berguna untuk tambahan wawasan ilmu
pengetahuan terkait bagaimana pelaksanaan fungsi darimanajemen
pelatihan berbicara, dan peran SDM yang ada di dalamya serta faktor-
faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pelatihan berbicara
melalui kegiatan ekstrakurikuler.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengurus pondok, dapat digunakan sebagai bahan acuan terkait
bagaiaman proses pelaksanaan fungsi manajemen dalam pelatihan
berbicara melalui kegiatan estrakurikuler yang ada di lembaga
pendidikan.

7
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serta motivasi
untuk perkembangan yang lebih baik kedepannya.
c. Bagi santri, dapat digunakan sebagai bahan motivasi dan penyemangat
untuk lebih mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan
keterampilan berbicara dan untuk lebih baik kedepannya.
d. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan tentang
menganalisis terkait bagaimana fungsi manajemen pelatihan berbicara
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada.

F. Definisi Istilah

1. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan


bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
2. Pelatihan merupakan bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan
menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
3. Berbicara adalah mengucapkan kata-kata atau kalimat kepada seseorang
atau sekelompok orang, baik kecil maupun besar untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan tetap di
bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.

Dari definisi istilah di atas maka yang dimaksud dengan judul “Manajemen
Pelatihan Berbicara Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty” yaitu suatu proses atau kerangka kerja dalam suatu pelatihan berbicara
yang ada di PP. Ummul Quro As-Suyuty mulai dari planning hingga evaluasi
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya dapat mengembangkan kegiatan
tersebut dengan baik.

G. Kajian Penelitian Terdahulu.

8
1. Skripsi Widhi Atmoko, dengan judul “ manajemen program
ekstrakurikuler public speaking dalam meningkatkan self leadhersip di
MTs pondok pesantren ibnul qoyyim putra Bantul Yogyakarta”. Program
studi manajemen pendidikan islam fakultasilmu tarbiyah dan keguruan,
universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta, 2018.10 Berdasarkan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan public speaking atau
pelatihan dalam ekstrakurikuler mampu menjadikan santri lebih percaya
diri dan berani dalam berbicara, hal itu menjadi dasar santri untuk siap
terjun kepada masyarakat nantinya. Dan kegiatan tersebut juga memiliki
faktor-faktor pendukung serta penghambat di dalamnya. Sehingga perlu
adanya dukungan dan evaluasi baik dari pengurus dan guru.
Adapun persamaannya dalam penelitian ini yaitu terkait bagaimana
manajemen yang dilakukan melalui program estrakurikuler yang ada di
Lembaga tersebut dalam rangka peningkatan public speaking atau seni
terampil berbicara di dalamnya.
Dan perbedaannya dalam penelitian ini yaitu dari segi tempat
penelitian yang dilakukan, Adapun tempat peneliti pada skripsi di kajian
terdahulu ini yaitu di MTs. PP. Ibnul Qoyyim Putra Bantul Yogyakarta,
sedangkan penelitian kami yaitu di PP. Ummul Quro As-Suyuty
Pangaporan, Plakpak, Pamekasan, Madura.
2. Erfan Dwi Santoso, dengan judul artikel penelitian “Strategi
Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Melatih Kemampuan Public Speaking
Siswa MI” dalam Naturalistic; Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan
dan Pembelajaran, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,
2021.11Berdasarkan penelitian ini menunujukkan bahwa Ekstrakurikuler
muhadharah di MI Ruhul Amin dilaksanakan rutin setiap hari sabtu pukul
11.00—12.00 WIB yang diikuti oleh semua siswa dari kelas satu sampai
dengan kelas enam. Acara dimulai dari pembukaan, pembacaan ayat suci

10
Widhi Atmoko, Manajemen Program Ekstrakurikuler Public Speaking Dalam Meningkatkan Self
Leadhersip Di Mts Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra Bantul Yogyakarta, (Skripsi Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018).
11
Erfan Dwi Santoso, Strategi Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Melatih Kemampuan Public
Speaking Siswa Mi, (artikel penelitian, Naturalistic; Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan
Pembelajaran, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021).

9
AlQur’an, menyanyikan mars madrasah, pidato, hiburan, sambutan dan
penutup. Pelaksanaan muhadharah dilakukan dengan tiga bahasa yaitu
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Arab.Tujuan dari
ekstrakurikuler muhadharah adalah siswa diharapkan untuk lebih berani
tampil di depan umum atau paling tidak dapat melatih kemampuan
berkomunikasi. Di dalamnya juga terdapat faktor penghambat sehingga
perlu adanya evaluasi untuk terus mengembangkan kegiatan tersebut.
Adapun persamannya dalam penelitian ini yaitu terkait kegiatan
ekstrakurikuler yang juga diteliti dalam rangka meningkatkan skill public
speaking atau terampil dalam beribicara.
Dan perbedaannya dalam penelitian ini yaitu dari segi
manajemennya, yang mana dalam kajian terdahulu ini peneliti tidak sama
sekali membahas tentang manajemen, disamping itu juga tempat
penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh sang peneliti. Adapun
tempat penelitian pada kajian terdahulu ini yaitu diMI Ruhul Amin
sedangkan tempat penelitian kami yaitu di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
3. Muchamad Arif N, Skripsi dengan judul “Manajemen Kegiatan
Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa di MA
Al Khoiriyyah Semarang” Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2018.12Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
oleh MA Al Khoiriyyah sudah mampu diterapkan dengan baik dengan
indikator perencanaan yang dilakukan sesuai target dan sasaran. Adapun
Jadwal dan waktu dan anggaran/biaya kegiatan ekstrakurikuler pun
disusun secara sistematis sesuai tujuan program kerja kegiatan
ekstrakurikuler. Perencanaan program ekstrakurikuler di MA Al
Khoiriyyah yaitu membentuk tim work dan menyusun struktur organisasi
yang bertugas merancang program ekskul yang kreatif serta inovatif.
Karena sesuai dengan visi dan misi sekolah. Sehingga pengorganisasian
12
Muchamad Arif N, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan Minat dan
Bakat Siswa di Ma Al Khoiriyyah Semarang, (Skripsi Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2018).

10
kegiatan ekstrakurikuler terstruktur. Pelaksanaanny kegiatan
ekstrakurikuler dipegang oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan
dibawah pengawasan kepala sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan sesuai dengan jadwal, yaitu hari sabtu dan minggu pada jam
pulang sekolah. Sitem manajemen yang dilakukan mulai pelaksanaannya
hingga tahap evaluasi mampu diterapkan dan dilakukan dengan baik.
Namun juga terdapat hal-hal sebagai pendorog dan pengahambat dalam
kegiatan tersebut.
Adapun persamaannya dalam penelitian ini yaitu terkait bagaimana
manajemen yang dilakukan melalui program estrakurikuler yang ada di
lembaga tersebut.
Dan perbedaannya dalam penelitian ini yaitu dari segi
manajemennya, yang mana peneliti terdahulu hanya fokus terhadap
manajemen ekstrakurikuler saja, sedangkan kami lebih kepada
manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di lembaga tersebut, disamping itu juga tempat penelitian yang dilakukan,
Adapun tempat peneliti pada skripsi di kajian terdahulu ini yaitu MA Al
Khoiriyyah Semarang, sedangkan penelitian kami yaitu di PP. Ummul
Quro As-Suyuty Pamekasan, Madura.

No Penulis Judul Persamaan Perbedaan


1 Widhi Manajemen - Sama –sama - Tempat penelitian
Atmoko Program meneliti terkait yang dilakukan.
Ekstrakurikuler bagaimana
Public manajemen
Speaking yang dilakukan
Dalam melalui
Meningkatkan program
Self estrakurikuler
Leadhersip Di yang ada di
MTs Pondok Lembaga

11
tersebut dalam
rangka
Pesantren peningkatan
Ibnul Qoyyim public speaking
Putra Bantul atau seni
Yogyakarta terampil
berbicara di
dalamnya.
2 Erfan Dwi Strategi - Sama-sama - Dari segi
Santoso Ekstrakurikuler meneliti terkait manajemennya,
Muhadharah kegiatan yang mana dalam
Dalam Melatih ekstrakurikuler kajian terdahulu ini
Kemampuan yang juga peneliti tidak sama
Public diteliti dalam sekali membahas
Speaking rangka tentang manajemen
Siswa MI meningkatkan - Tempat penelitian
skill public yang dilakukan
speaking atau
terampil dalam
beribicara.
3 Muchama Manajemen - Sama-sama - Dari segi
d Arif N Kegiatan meneliti terkait manajemennya,
Ekstrakurikuler bagaimana yang mana peneliti
Untuk manajemen terdahulu hanya
Mengembang yang dilakukan fokus terhadap
kan Minat dan melalui manajemen
Bakat Siswa Di program ekstrakurikuler saja,
MA Al estrakurikuler sedangkan kami
Khoiriyyah yang ada di lebih kepada
Semarang lembaga manajemen
tersebut. pelatihan berbicara
melalui kegiatan

12
ekstrakurikuler
yang ada di
lembaga tersebut.

H. Kajian Teori

1. Kajian Teori Tentang Manajemen Pelatihan

a. Pengertian Manajemen

“Kata manajemen berasal dari bahasa Latin yakni dari kata


manus yang berarti tangan, dan a gere yang berarti melakukan,
kemudian digabung menjadi kata manager yang artinya menangani.
Lalu diterjemahkan ke dalam bahasaInggris dalam bentuk kata kerja to
manage, dan dalam bentuk kata benda menjadi management, adapun
dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen yang berarti
pengelolaan”.13

Pada hakikatnya manajemen merupakan suatu keharusan dalam


rangka mengatur beberapa hal agar bisa dikelola dengan baik yang
pada nantinya akan mampu mendapatkan hasil yang maksimal dengan
adanya manajemen yang baik.

G.R. Terry menyatakan dalam Mohamad Mustari bahwa


“Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
suatu bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.”14

Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu


proses yang didalamnya melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok ke arah tujuan yang nyata secara efektif sehingga dapat
suatu tujuan yang telah ditetapkan.

13
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara,
2008),4.
14
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 3.

13
Adapun secara umum, fungsi manajemen meliputi planning,
actuating, organizing, staffing, directing, leading, coordinating,
motivating, controlling, reporting dan forecasting.15 Dan pada
umumnya fungsi manajemen kita kenal dengan istilah POAC yang
meliputi Planning, organizing, actuiting dan controlling.

Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri


dari lima hal,16 yaitu: 1) Menetapkan tentang apa yang harus
dikerjakan, kapan dan bagaimana melakukannya. 2) Membatasi
sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk
mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target. 3)
Mengumpulkan dan menganalisis informasi. 4) Mengembangkan
alternatif-alternatif.5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan
rencana-rencana dan keputusan-keputusan.

Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jika


dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap
organisasi harus memiliki kekuatan yang maksimal dan meyakinkan
karena apabila tidak maksimal, maka proses pendidikan seperti yang
diharapkan sulit terealisasi.17

Penilaian (evaluating) yakni menilai segala sesuatu yang telah


direncanakan dan dikerjakan.18Suchman memandang evaluasi sebagai
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan
yang direncanakan untuk mendukung tercapainyatujuan.19Evaluasi
digunakan untuk menilai suatu program yang sudah dibuat dalam
perencanaan untuk mencapai target yang telah ditentukan.

b. Pengertian Pelatihan

15
Ibid, 7.
16
Ibid, 7.
17
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 21.
18
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012), 359.
19
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman
Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 1.

14
Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan
sikap seseorang.Pelatihan adalah sebagai sarana dalam mengubah
presepsi, sikap, dan menambah keterampilan untuk kepentingan
penilaian dan mengetahui kinerja.20

Soeprihanto dalam Alhempi menyatakan bahwa pelatihan


adalah kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan
cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasional dalam
menjalankan suatu pekerjaan. Notoadmodjo, Soekidjo mengatakan
pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang
tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau memperoleh
keterampilan khusus bagi seseorang atau sekelompok orang.

c. Manajemen Pelatihan

Dalam pelatihan perlu adanya manajemen yang baik, karena


dengan adanya pelatihan yang termanaje dengan baik juga akan
menghasilkan suatu pelatihan yang berkualitas. Pelatihan memang
harus diorganisasikan, oleh karena itu biasa dikenal dengan adanya
organizer atau panitia pelatihan. Badan-badan pendidikan dan
pelatihan serta lembaga-lembaga kursus pada dasarnya adalah
organizer pelatihan. Secara manajerial fungsi adanya organizer
pelatihan adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.21

Adanya manajemen pelatihan yang ada akan mampu


menjadikan suatu pelatihan yang memberikan dampak serta hasil yang
baik, karena di dalamnya diterapkan fungsi-fungsi manajemen serta
pengelolaan yang baik sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

2. Kajian Teori Tentang Berbicara


a. Pengertian Berbicara

20
Susi Hendriani dan Soni A. Nulhaqim, Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan dalam
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mitra Binaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai
(Jurnal Kependudukan Padjajaran, Vol. 10, No. 2, 2008), 152.
21
Mustofa Kamil, Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi) (Bandung: Alfabeta,
2012), 16

15
Berbicara merupakan suatu alat untuk mengomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhankebutuhan pendengar atau penyimak. Sedangkan
Tariganmendefinisikan berbicara sebagai keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Pesan tersebut akan
diterima oleh pendengar apabila disampaikan dengan nada yang runtut
dan jelas.22

b. Keterampilan Berbicara

Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan


kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan.23 Semakin terampil seseorang dalam
berbicara, maka semakin terampil dan mudahlah ia berpidato untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaannya kepada orang lain
serta semakin jelas jalan pikirannya, karena sesungguhnya bahasa
seseorang itu mencerminkan pikirannya.

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan


keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk
menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan kepada
orang lain. Pengertian ini mengandung adanya peran penting bahasa
sebagai sarana komunikasi. Bahasa tersebut diungkapkan dengan cara
melakukan kegiatan mengeluarkan bunyi-bunyi yang teratur dan
mengandung makna yang dilakukan secara lisan untuk berkomunikasi
dengan orang lain.24

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa


keterampilan berbicara pada hakikatnya adalah keterampilan
berkomunikasi, yakni keterampilan mengomunikasikan ide, gagasan,
pikiran, dan perasaan secara runtut, sistematis, dan logis, yang

22
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa,
2008), 34.
23
Ibid, 1
24
Mukhsin Ahmadi,Strategi BelajarMengajar Ketrampilan Berbahasa dan Apresiasi
Sastra(Malang: YA3, 1990) 18.

16
dilakukan pembicara kepada seseorang atau sekelompok orang melaui
sarana lisan yang mengandung makna.

c. Tujuan Berbicara

Pada hakikatnya tujuan utama dalam berbicara adalah untuk


berkomunikasi, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif,
seyogianyalah seorang pembicara harus memahami makna segala
sesuatu yang ingin disampaikan dan dikomunikasikan. Ia harus juga
mampu dalam mengevaluasi efek komunikasinya terhadap
pendengarnya dan harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari
segala situasi pembicaraan, baik hal tersebut secara umum maupun
perorangan.25

Maka oleh karena itu pada dasarnya bebicara mempunyai tiga


maksud umum, yaitu:

1. Memberitahukan dan melaporkan (to inform)


2. Menjamu dan menghibur (to entertain)
3. Membujuk, mengajak,mendesak dan meyakinkan (to persuade)`
3. Kajian Teori Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Secara teori ekstrakulikuler membutuhkan semangat dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.Pengertian ekstrakurikuler dapat ditemukan
dalam panduan pengembangan diri yang diterbitkan oleh departemen
Pendidikan Nasional. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar
jam mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah.26

Abdul Rachman saleh juga mendefinisikan bahwa “program ekstra


kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar
25
Henry Guntur Tarigan, Berbicara .............16-17
26
Pendidikan Nasional, Panduan Lengkap KTSP( Yogyakarta; 2007), 213.

17
jam pelajaran yang disesuaikan dengan pengetahuan, pengembangan,
bimbingan dan pembinaan siswa agar memiliki kemampuan dasar
penunjang”.27

Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar


jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah
ataupun diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan
siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan
bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.28

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan


bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang
diprogramkan sekolah untuk diikuti oleh para siswa di luar jam pelajaran
yang telah diprogramkan, sebagai suatu upaya untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan yang ditujukan untuk menambah wawasan,
keterampilan serta untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemaran
siswa.

b. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler


Mengenai peranan kegiatan ekstrakurikuler disebutkan bahwa
ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan mempunyai
peranan utama sebagai berikut :
1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti
memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa
yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program
kurikulum yang ada.
2. Melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-
nilai kepribadian para siswa
3. Membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan, dan hasil
yang diharapkan ialah untuk memacu anak ke arah kemampuan
mandiri, percaya diri dan kreatif.29

27
Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta; raja
Grafindo Persada, 2006),70.
28
Piet A Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan(Surabaya; Usaha Nasional, 1994),132.
29
Winarno N, Makalah; Ekstrakurikuler di Sekolah : Dasar Kebijakan dan Aktualisasinya, 6.

18
I. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul "Manajemen Pelatihan Berbicara Melalui


Kegiatan Esktrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty" menggunakan
pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif karena dalam proses penelitiannya lebih banyak dilakukan di
lapangan dan melalui pengamatan langsung. Penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena
yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.30

Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian untuk


membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga mampu
mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan.Sedangkan metode
kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku
dan kegiatan yang diamati.

Pendekatan penelitian yang digunakan disesuaikan dengan tujuan


penelitian yaitu mendeskripsikan dan menganalisis yang diharapkan dapat
mengungkap fenomena-fenomena yang muncul dalam merealisasikan
terkait manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di
PP. Ummul Quro As-Suyuty. Fenomena yang diterapkan tersebut
diungkapkan secara alamiah, apa adanya serta menekankan pada deskripsi
secara alami dengan tujuan untuk menggambarkan mengenai manajemen
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro
As-Suyuty.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif sangat


diperlukan karena peneliti sendiri merupakan pengumpul data utama

30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 6.

19
dalam penelitian dengan bantuan informan atau narasumber. Peran peneliti
dalam penelitian kualitatif sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,
penganalisis, penafsir data dan menyajikan dalam laporan hasil penelitian.
Kehadiran peneliti sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif karena
peran peneliti adalah sebagai instrumen atau pengumpul data penelitian
dan menjadi segalanya dalam proses penelitian.31

Dalam penelitian ini Peneliti berperan sebagai peneliti aktif dalam


proses pengumpulan data di lapangan saat pelaksanaan program pelatihan
berbicara selama proses kegiatan ekstrakurikuler di pesantren. Disamping
itu peneliti juga bertindak sebagai pengamat penuh. Menurut Lexy J.
Meleong menyatakan bahwasanya peranan peneliti sebagai pengamat
dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta, akan tetapi
melakukan fungsi pengamatan.32

Sebelum penelitian lapangan, peneliti terlebih dahulu


melaksanakan pra observasi di lembaga terkait yaitu di PP. Ummul Quro
As-Suyuty. Hal tersebut dilakukan agar pada saat terjun di lapangan,
peneliti telah mengetahui keadaan dan gambaran tempat yang akan diteliti
serta hal apa saja yang dibutuhkan selama proses penelitian sehingga akan
lebih mudah dalam melakukan penelitian kedepannya.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana kegiatan penelitian


dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dikaitkan dengan data-data yang
hendak dicari oleh peneliti sesuai dengan fokus penelitian yang telah
dirumuskan.

Lokasi dalam penelitian ini adalah PP. Ummul Quro As-Suyuty


yang berada di Dusun Pangaporan, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan,
Kabupaten Pamekasan. Pesantren tersebut telah lama melaksanakan
kegiatan pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikulernya yang ada,

31
Ibid, 163-168.
32
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offest,2013), 4.

20
maka sesuai dengan konteks penelitian yang peneliti ambil sehingga
menjadi salah satu pertimbangan untuk menjadikan PP. Ummul Quro As-
Suyuty sebagai lokasi penelitian.

4. Sumber Data
Sumber data merupakan salah satu faktor yang sangat penting,
karena menyangkut kualitas dari hasil penelitian. Sumber data adalah
asal-usul dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan metode pengumpulan data yang terdiri
dari sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan dari
subjek penelitian oleh peneliti atau orang yang bersangkutan
memerlukannya.33Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara
langsung melalui observasi dan wawancara. Dalam hal ini pengumpulan
data melalui wawancara yaitu 5 guru, 5 pengurus yang berada dalam
bidang kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty dan 5
santri yang turut aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pernah
mengikuti kegiatan yang berkenaan dengan pelatihan berbicara seperti
lomba pidato dan semacamnya. Sedangkan Pengumpulan data melalui
observasi yaitu mengamati proses pelaksanaan kegiatan pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler oleh pengurus dan santri PP.
Ummul Quro As-Suyuty.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber-
sumber yang telah ada.34Data sekunder adalah data yang diperoleh secara
tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat umum atau publik.
Dengan kata lain, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
penelitian secara tidak langsung melalui perantara dan dicatat oleh pihak
lain. Data sekunder dapat diperoleh dari studi kepustakaan yang berupa
data maupun dokumentasi. Dalam penelitian ini diperoleh melalui studi

33
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 82.
34
Ibid, 82.

21
penelusuran pustaka berupa penelitian-penelitian terdahulu (skripsi,
jurnal, artikel) dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5. ProsedurPengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada


natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan (pasrticipant
observation), serta wawancara mendalam (in depth interview), dan
dokumentasi.35 Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati


dan mencatat suatu objek yang dilakukan secara sengaja dan sistematis
mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian
diselidiki dan dilakukan pencatatan. Maka peneliti disini menggunakan
observasi non pasrtisipan, karena peneliti tidak terlibat secara langsung
dalam kesehariannya pada aktivitas objek. Dalam penelitian ini peneliti
mengamati:

1) Gambaran umum fungsi manajemen dalam pelatihan berbicara melalui


kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
2) Peran SDM dalam manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
3) Kondisi sarana dan prasarana penunjang pelatihan berbicara melalui
kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab lisan atau percakapan


dengan maksud tertentu. Percakapan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewed) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

35
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 225.

22
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terkait
manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP.
Ummul Quro As-Suyuty dengan menggunakan wawancara semi
terstruktur. Artinya peneliti menyiapkan terlebih dahulu pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan pada informan, kemudian dari jawaban
tersebut akan dikembangkan oleh peneliti secara teratur. Adapun data
wawancara yang dibutuhkan informan, adalah sebagai berikut:

1) Fungsi manajemen dalam pelatihan berbicara melalui kegiatan


ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
2) Peran SDM dalam manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
3) Faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan


kepada subjek penelitian yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk memperoleh data berupa
catatan tertulis/ gambar yang tersimpan serta berkaitan dengan hal-hal
yang diteliti. Bentuk dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang dapat berupa catatan pribadi, surat
pribadi, buku harian, notulen rapat, video, foto, rekaman, laporan kerja dan
lain sebagainya.

Dalam hal ini dokumentasi digunakan peneliti untuk melengkapi


data-data yang kurang dari metode observasi dan wawancara selama
penelitian berlangsung yang nantinya akan diolah menjadi analisis data.
Adapun dokumentasi-dokumentasi data yang diperlukan adalah sebagai
berikut:

23
1) Sarana dan prasarana yang digunakan oleh santri dalam kegiatan
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul
Quro As-Suyuty.
2) Foto-foto terkait pelaksanaan dan arsip-arsip dalam kegiatan pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty.
6. Analisis data
Analisis data adalah proses mencari data dan menyusunnya secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Menurut Spradley yang dikutip oleh Sugiono
mengungkapkan bahwa analisis data dalam penelitian merupakan cara
berfikir yang berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap
sesuatu untuk mencari pola hubungan antar bagian dan hubungan antar
keseluruhan.36
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang
terhimpun dalam transkip wawancara, observasi, dan dokumentasi
mengenai manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler
di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data sangat penting dilakukan agar data


yang dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Pengecekan keabsahan data merupakan salah satu langkah untuk
mengurangi kesalahan data penelitian yang dapat berimbas terhadap hasil
akhir penelitian. Untuk menguji keabsahan data pada penelitian kualitatif
melalui teknik pengujian sebagai berikut:

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat membentuk hubungan peneliti


dengan informan yang semakin terpercaya, akrab dan terbuka sehingga
tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.37Melakukan perpanjangan
pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan RnD (Bandung: Alfabeta, 2009), 344.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan RnD(Bandung: Alfabeta, 2017), 271.

24
pengamatan dan wawancara dengan sumber data yang pernah ditemui
ataupun dengan sumber data yang baru. Perpanjangan pengamatan
bertujuan untuk menumbuhkan keakraban, semakin terbuka, saling
mempercayai antara peneliti dan narasumber sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan dan untuk mengecek kembali data yang diberikan
oleh sumber data.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan pengamatan yaitu melakukan


pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Meningkatkan
ketekunan dapat menghasilkan urutan data, kepastian data, dan peristiwa
yang terjadi dapat direkam secara sistematis dan pasti kebenarannya. 38
Pengujian kredibilitas data pada penelitian kualitatif dengan
meningkatkan ketekunan, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati dan dapat melakukan
pengecekan untuk memastikan kembali data yang ditemukan itu sudah
benar atau belum.

c. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang


memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
dari berbagai sumber data dengan berbagai cara dan waktu. 39 Mengecek
keabsahan temuan dalam penelitian untuk memperkuat kredibilitas dan
mengukur validitas data dengan menggunakan triangulasi dan member
check atau membandingkan berbagai sumber data dalam proses
pengumpulan data. Ada tiga triangulasi, yaitu triangulasi sumber data,
triangulasi teknik atau metode, dan triangulasi waktu.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi


metode. Dalam penelitin triangulasi sumber data untuk mengecek
38
Ibid, 272.
39
Ibid, 273.

25
keabsahan data dengan cara membandingkan antara informasi yang
diperoleh dari informan dan subjek. Contohnya, membandingkan dan
mengecek kembali keabsahan data suatu informasi yang berbeda dengan
fokus yang sama, dari hasil wawancara terhadap guru, pengurus dan santri
di PP. Ummul Quro As-Suyuty.

Sedangkan penelitian triangulasi teknik atau metode yaitu untuk


memeriksa keabsahan data perlu membandingkan beberapa metode dalam
penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi, wawancara
dan dokumentasi, maka pemerikasaan keabsahan data ini dilakukan
dengan cara membandingkan data yang diperoleh melalui teknik-teknik
tersebut untuk memastikan data-data itu tidak saling bertentangan. Dalam
penelitian ini, peneliti membandingkan hasil pengamatan langsung
(observasi) dengan hasil wawancara dan dokumentasi terkait manajemen
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro
As-Suyuty.

8. Tahap- Tahap Penelitian

Menurut Bogdan ada tiga tahapan dalam penelitian yaitu sebagai


berikut:40

1. Tahap pra lapangan atau sebelum di lapangan

a) Menyusun rancangan penelitian, sebelum memasuki lapangan


menyusun rancangan terlebih dahulu yang akan dibutuhkan ketika
penelitian. Rancangan penelitian yang disusun peneliti disesuaikan
dengan manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.
b) Memilih lapangan, peneliti menentukan dan memilih madrasah yang
sesuai dengan rancangan penelitiannya untuk dijadikan sebagai
tempat penelitian. Peneliti memilih madrasah yang sesuai dengan
rancangan penelitian, yaitu PP. Ummul Quro As-Suyuty.

40
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
127-136.

26
c) Mengurus perizinan, peneliti mengurus surat perizinan yang
dibutuhkan dalam melakukan penelitian, seperti surat izin observasi
lapangan dan surat-surat lain yang akan ditujukan kepada madrasah
yang telah ditentukan sebagai tempat penelitian yaitu PP. Ummul
Quro As-Suyuty.
d) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan, peneliti mulai melakukan
observasi untuk menilai keadaan dan situasi untuk membuat
penelitian terhadap keadaan lapangan di PP. Ummul Quro As-
Suyuty.
e) Memilih dan memanfaatkan informasi, peneliti mencari informasi
yang dibutuhkan oleh peneliti yang diperoleh dari pihak pesantren
yaitu keadaan di PP. Ummul Quro As-Suyuty sebagai objek
penelitian. Peneliti harus menggali informasi lebih mendalam dan
mengkajinya sesuai judul penelitian.
f) Menyiapkan perlengkapan penelitian, peneliti perlu menyiapkan
perlengkapan yang akan dibutuhkan untuk melakukan penelitian agar
peneliti dapat menunjukkan kesiapannya untuk terjun ke lapangan.
Diantara perlengkapan yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu buku
catatan, alat tulis, handphone dan sebagainya.
g) Memperhatikan etika penelitian, peneliti harus mengetahui norma-
norma dan etika yang ada di daerah tempat penelitian karena pada
dasarnya setiap daerah memiliki etika yang berbeda-beda. Peneliti
harus dapat menyesuaikan diri, menghormati, menghargai sekaligus
memahami norma-norma, etika dan budaya di lingkungan atau
daerah yang diteliti yaitu PP. Ummul Quro As-Suyuty.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:41

a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri, peneliti perlu


memahami latar penelitian agar bisa mempersiapkan dirinya ketika

41
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
137-148.

27
berada di objek penelitian dan menentukan teknik-teknik yang akan
digunakan dalam penelitian.
b) Memasuki lapangan, peneliti hendaknya menjalin hubungan akrab
dengan informan agar peneliti mendapatkan data yang objektif dalam
menggali informasi.
c) Berperan serta dalam mengumpulkan data, peneliti harus turut
berperan serta dalam kegiatan di lapangan sekaligus melakukan
kegiatan pengumpulan data. Peneliti perlu kesiapannya ketika
berperan serta dalam pengumpulan data sehingga harus
mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan harus cekatan.

3. Tahap analisis data

Peneliti melakukan proses mencari data dan menyusunnya secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dokumentasi, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami oleh
orang lain. Tahap ini dilakukan peneliti sesuai dengan teknik yang telah
ditentukan sebelumnya, yakni analisis mengenai manajemen pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty.

J. Sistematika Pembahasan

Bab I pendahuluan, berisi beberapa sub bab yaitu konteks


penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi
istilah, dan kajian penelitian terdahulu.

Bab II kajian teori, memuat uraian tentang kajian-kajian teori yang


relevan dan berkaitan dengan judul skripsi tersebut.

Bab III metode penelitian, memuat secara rinci mengenai mentode-


metode penelitian yang digunakan, seperti pendekatan dan jenis penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,
analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV paparan data, temuan penelitian dan pembahasan, berisi tiga


sub bab yaitu pemaparan data yang dilakukan di lapangan selama proses

28
penelitian berlangsung, temuan penelitian yang ada di lapangan, dan
pembahasan yang membahas hasil dari penelitian secara rinci di lapangan
selama proses penelitian berlangsung, sehingga dapat menjawab fokus
penelitian dalam skripsi tersebut.

Bab V penutup, berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan


saran untuk penelitian tersebut. Pada bagian akhir berisi daftar rujukan,
pernyataan keaslian tulisan, serta lampiran-lampiran yang berkaitan selama
proses penelitian.

Penulisan sistematika pembahasan ini bertujuan untuk mempermudah


dalam mengerjakan skripsi dan sebagai gambaran umum penulisan skripsi
selanjutnya yang tepat dan benar.

K. Outline Penelitian

Outline penelitian berisi mengenai kerangka pembahasan secara garis


besar yang berkaitan dengan judul proposal skripsi, yaitu “Manajemen
Pelatihan Berbicara Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty", yang memuat beberapa fokus penelitian sebagai berikut:

Fokus penelitian pertama, yaitu "bagaimana fungsi manajemen


pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty?". Memuat bahasan mengenai bagaimana fungsi manajemen dalam
pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty?. Jawaban dari fokus penelitian ini akan diperoleh setelah melakukan
observasi dan wawancara kepada guru, pengurus dan santri sebagai informan.

Fokus penelitian kedua, yaitu "bagaimana peran SDM dalam


manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul
Quro As-Suyuty?". Memuat bahasan mengenai bagaimana peran SDM dalam
manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul
Quro As-Suyuty. Jawaban dari fokus penelitian ini akan diperoleh setelah
melakukan wawancara mengenai peran SDM dalam manajemen pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty
kepada guru, pengurus dan santri sebagai informan.

29
Fokus penelitian ketiga, yaitu "apa saja faktor pendukung dan
penghambat dalam manajemen pelatihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty ?". Memuat bahasan mengenai
faktor pendukung penghambat pada saat pelatihan berbicara melalui kegiatan
ektrkurikuler, sehingga dapat meminimalisir kendala yang terjadi dan bisa
memaksimalkan dalam pelaksanaan pelatihan. Jawaban dari fokus penelitian
ini juga akan diperoleh dari hasil wawancara kepada guru, pengurus dan santri,
serta hasil observasi pada saat pelatihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler.

L. Daftar Rujukan

Ahmadi, Mukhsin.Strategi BelajarMengajar Ketrampilan Berbahasa dan


Apresiasi Sastra. Malang: YA3, 1990.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program
Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Atmoko, Widhi, Manajemen Program Ekstrakurikuler Public Speaking Dalam
Meningkatkan Self Leadhersip Di Mts Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim
Putra Bantul Yogyakarta, (Skripsi Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018).
Hasan, M. Iqbal. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.Bogor: Ghalia Indonesia,
2002.
Hendriani, Susi dan Soni A. Nulhaqim. Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan dalam
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mitra Binaan PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia I Cabang Dumai (Jurnal Kependudukan Padjajaran, Vol. 10, No.
2, 2008), 152.
Hermawan, Agus dan Bagus Waluyo. “Pelatihan Keterampilan Berbicara Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Didepan Umum Pada Himpunan
Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas
Nahdlatul Ulama Blitar Tahun 2019,” Briliant: Jurnal Riset Dan
Konseptual Volume 4 Nomor 1, (Februari 2019).
Kamil, Mustofa. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung: Alfabeta, 2012.
Kompri. Manajemen Pendidikan, Komponen-Komponen Elementer Kemajuan
Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offest,2013.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014.

30
N, Muchamad Arif. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk
Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa di Ma Al Khoiriyyah Semarang,
(Skripsi Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2018).
N, Winarno. Makalah; Ekstrakurikuler di Sekolah : Dasar Kebijakan dan
Aktualisasinya.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012.
Pendidikan Nasional, Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta; 2007.
Sahertian, Piet A. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya; Usaha Nasional,
1994.
Saifullah. “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Pembelajaran
Kontekstual Questioning Pada Siswa Kelas V Sdn Maniang Kecamatan
Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru,” Cendekia: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, Vo.1, (2022).
Saleh, Abdul Rachman. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak
Bangsa.Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2006.
Santoso, Erfan Dwi. Strategi Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Melatih
Kemampuan Public Speaking Siswa Mi, (artikel penelitian, Naturalistic;
Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran, Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo, 2021).
Sugiyono. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan RnD. Bandung: Alfabeta,
2009.
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 2008.
Tilaar. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya, 2013.
Usman, Husaini. Manajemen, Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara, 2008.
Wulani, Fenika Dkk.. Pelatihan Public Speaking Untuk Alumni Jurusan
Manajemen Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya, Jurnal
Abdimas Peka Vol. 3 No.2 Tahun 2020.
Zuhri, Saifuddin. Public Speaking. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

M. Lampiran

Pedoman Wawancara

Kepada Guru PP. Ummul Quro As- Suyuty

1. Bagaimana proses dalam fungsi manajemen pelatihan berbicara melalui


kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?
2. Bagaimana peran anda dalam pealtihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?

31
3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam manajemen pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty?
4. Bagaimana kesan anda dengan adanya pelatihan berbicara melalui
kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?

Kepada PengurusPP. Ummul Quro As- Suyuty

1. Bagaimana proses dalam fungsi manajemen pelatihan berbicara melalui


kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?
2. Bagaimana peran anda dalam pealtihan berbicara melalui kegiatan
ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?
3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam manajemen pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty?
4. Bagaimana kesan anda dengan adanya pelatihan berbicara melalui
kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?

Kepada santriPP. Ummul Quro As- Suyuty

1. Bagaimana proses dalam fungsi manajemen pelatihan berbicara melalui


kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?
2. Bagaimana peran anda dengan adanya pelatihan berbicara melalui
kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?
3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam kegiatan pelatihan
berbicara melalui kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-
Suyuty?
4. Bagaimana kesan kalian dengan adanya pelatihan berbicara melalui
kegiatan ekstrakurikuler di PP. Ummul Quro As-Suyuty?

32

Anda mungkin juga menyukai