Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI


KEGIATAN BERCERITA ANAK USIA 5 TAHUN
TK PABATTA UMMI KOTA MAKASSAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Makassar

Oleh :

A. NURUL ALIFDA
NIM 19081014004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR

1
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI
KEGIATAN BERCERITA ANAK USIA 5 TAHUN TK PABATTA UMMI
KOTA MAKASSAR

Disusun dan disetujui oleh :

A. NURUL ALIFDA
19081014004

Telah di periksa dan memenuhi syarat untuk melakasanakan ujian hasil


Menyetujui
Tim Pembimbing :

Mengetahui :
Ketua Program Studi PG-PAUD

Nassaruddin R, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0918088604
KATA PENGANTAR
Bismillah Allhamdullilah puji syukur penulis Hanturkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayahnya kepada kita

semua, sehingga karunia penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya. Dan kepada Kedua orang tua penulis yang tercinta (Bpk Andi

Muchtar, ibu Sriyawati).

Terimakasih atas do’a nya dukungan dan motivasi serta semangat yang tatta dan

mammi berikan kepada penulis selama menyusun dan menyelesaikan skripsi ini

dan Kepada Saudara Perempuan penulis yang tercita (Andi Justi Rahmasari, Andi

Jihan Mutiara Ratu) yang sudah memberi kasih sayang Terimakasih atas do’a nya

dukungan dan motivasi serta semangatnya selama menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini. dan juga kepada kakak ipar saya (A. Suparlan Isya Syamsu S. Farm,

M. Si dan mukhlis Rahmat S.Pd,Gr ) sudah memberikan dukungan, motivasi dan

mendoakan penulis dalam menyelesaikan skrispisi ini.dan teruntuk adikkku

tercinta ( Andi Muh Yasin Nur) yang senang tiasa memberikan doa, dan dukungan

terhadap penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Dan tak lupa kami kirimkan shalawat serta Salam kepada Nabiyullah

Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan hingga akhir zaman.

Sehingga Pelaksannan penyusunan proposal trlaksana berkat bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis hanturkan Terima kasih dan

penghargaan yang tak terhingga kepada :


1. Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag., Selaku Rekor

Universitas Islam Makassar.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Uviversitas

Islam Makassar. Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph. D, dan

jajarannya.

3. Ketua Program Studi Anak Usia Dini Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikandi Universitas Isalam Makassar

Bapak Nasaruddin,

S.Pd,M. Pd, yang banyak memberi dukungan kepada

peneliti selama mengikuti pembelajaran.

4. Pembimbing I dan II Ibu Riskal Fitri, S.Pd., M.Pd dan Bapak

Abd.

Hakim Naba, S.Pd., M. Pd

5. Para guru besar dan segenap dosen, khususnya dosen

pembimbing yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis selama melaksanakan studi di Universitas Islam

Makassar.

6. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di Tk Pabatta

Ummi, yang selama ini memberikan dukungan, motivasi

serta sumbangan pikiran kepada peneliti selama

penyusunan Skripsi ini.

7. Saudara-Saudara serta segenap teman-teman di


Universitas Islam Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan khususnya mahasiswa Program Studi

Pendidikan Anak Usia Dini yang telah sama-sama

melewati banyak tantangan suka duka dalam

menyelesaikan studi di kampus tercinta, peneliti

mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya

Semoga proposal ini dapat memberi manfaat dan juga dapat

menjadi sumbangan pemikiran bagi seluruh pihak yang

membutuhkan, khususnya bagi diri saya sendiri selaku

mahasiswa yang masih terus menerus berusaha untuk

mendapatkan ilmu yang berlimpah. sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Akhirnya penulis panjatkan Do’a seraya memohon Ridha

Allah SWT agar kiranya sumbangsi, bantuan dan dukungan

yang telah diberikan kepada saya mendapatkan balasan disisi

Allah SWT.Amiin……

Wallahul Muafieq Ilaa Aqwamithariq

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabaraka

Makassar 17 januari 2024

Penulis

A. NURUL ALIFDA
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………….1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................4
C. Rumusan Masalah................................................................................4
D. Tujuan Penelitian.................................................................................4
E. Manfaat Penelitian...............................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................6

A. Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini..................................................6


1. Pengertian Bahasa...........................................................................7
2. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini..........................................7
3. Tujuan Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.............................8
4. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini…………….8
5. Indikator kemampuan Bahasa…………………………………….10
6. Tahap Perkembangan Bahasa Anak………………………………13
7. Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak.14
8. Aspek Perkembangan Bahasa………………………………………17
9. Tahap Perkembangan Kemampuan Bahasa ................................…18
B. Kegiatan Bercerita Anak.....................................................................19
1. Pengertian Kegiatan Bercerita Anak……………………………..19
2. Tujuan Bercerita…………………………………………………..21
3. Fungsi- Fungsi Kegiatan Bercerita...............................................22
4. Manfaat Kegiatan Bercerita………………………………………22
5. Bentuk-Bentuk Cerita Anak………………………………………24
6. Jenis-Jenis Bercerita………………………………………………26
7. Teknik Dalam Kegiatan Bercerita…………………………………26
8. Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Kegiatan Bercerita……………28
9. Langkah-langkah Pemeblajaran Melalui Kegiatan Bercerita………..29
10. Rancangan Kegiatan Bercerita Bagi Anak………………………….30
11. Kegiatan Bercerita Untuk Pengembagan Bahasa Anak Usia Dini…...32
12. Fungsi Kegiatan Bercerita dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini……………………………………………………………………
34
C. Kerangka Pikir....................................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................42

A. Jenis Dan Metode Penelitian………………………………………….43


B. Lokasi Penelitian………………………………………………………43
C. Waktu Penelitian……………………………………………………….43
D. Subjek Penelitian………………………………………………………..43
E. Sumber Data ……………………………………………………………44
F. Tehknik Pengumpulan Data……………………………………………..44
G. Teknik Analisa Data……………………………………………………..45
H. Indikator Keberhasilan……………………………………………………47
I. Indikator Pencapaian Keberhasilan……………………………………….47
J. Pengecekan Keabsahan Data…………………………………………….49
K. Instrumen Penelitian........................................................................……50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

A. Hasil Penelitian ........................................................................................51


B. Pembahasan .............................................................................................59

BAB V PENUTUP........................................................................................63

A. Kesimpulan...............................................................................................63
B. Saran.........................................................................................................63
C. Penutup.....................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..65
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berbagai permasalahan yang terjadi Dalam sistem pendidikan di

Indonesia, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Permasalahan

ini terjadi pada pembelajaran formal, non formal dan informal. Permasalahan

tersebut memerlukan solusi, salah satunya dapat dilakukan oleh perguruan

tinggi yang memanfaatkan mahasiswanya untuk ikut serta dalam

pengembangan pendidikan dasar hingga menengah.

Melalui pendidikan anak usia dini (PAUD) diharapkan dapat

mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Salah satu aspek

perkembangan yang perlu dikembangkan adalah perkembangan bahasa.

Perkembangan bahasa merupakan kemampuan menggunakan kata secara

efektif baik secara lisan maupun tertulis. Perkembangan bahasa memainkan

peran yang kritis dalam pemerolehan sejumah konsep dan ketrampilan

kognitif. Pengetahuan anak mengenal bahasa dapat menunjang pemahaman

mereka akan konsep yang tidak didasarkan pada sifat fisik objek. Bahasa

sangat penting dalam memahami konsep sosial yang berhubungan dengan

status dan peran.1

Dapat diketahui bahwa perkembangan bahasa memiliki keterkaitan

dengan perkembangan lainya. Kemampuan bahasa penting untuk kompetensi

1
Madyawati. Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bah asa Pada Anak. Jakarta: Prenada Media
Group.

1
2

sosial anak karena anak-anak harus memahami orang lain dan berkomunikasi

secara efektif untuk menunjukan ketrampilan sosial mereka. Kemampuan

bahasa anak penting dikembangkan, dengan bahasa anak dapat

berkomunikasi dengan teman temannya atau orang dewasa disekitarnya.

Dengan kemampuan berkomunikasi yang memadai seorang anak dapat

mengikuti pelajaran dengan baik, anak akan menjadi pembicara yang baik

(saat menjawab pertanyaan) dan juga akan menjadi pendengar yang baik (saat

mendengarkan penjelasan guru). Pengembangan bahasa memungkinkan anak

belajar memahami dan mengontrol diri sendiri. Ketika anak belajar berbicara,

secara tidak sengaja 4 mereka mengembangkan pengetahuan tentang sistem

fonologi, sintaksis, sematik dan pragmatik.2

Sesuai dengan kurikulum pendidikan anak usia dini standar

kompetensi dasar (3.11 dan 4. 11) mengenai perkembangan bahasa yang

harus dicapai oleh anak adalah: memahami bahasa ekspresif dan menunjukan

kemampuan bahasa ekspresif. standar tingkat pencapaian yang dicapai anak

tercantum dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan rep ublik

indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak

usia dini..3

Berdasarkan lingkup perkembangan bahasa yang harus dikuasai anak

usia 5 tahun, maka fokus penelitian ini adalah mengenai kemampuan

memahami bahasa. Kemampuan bahasa yang harus dikuasai sesuai dengan

2
Hendrastomo, Grendi dkk., Model kegiatan pembelajaran penunjang akademik di lingkungan
akademik/Grendi Hendrastomo dkk.; edisi Juni 2021; Daerah Istimewa Yogyakarta: Jurusan
Sosiologi, 2021. Hal2
3
Ibid.Hlm.3
3

tingkat pencapaian perkembangan memahami bahasa anak usia 5 tahun

sebagai berikut: (1) memahami bahasa reseptif, (2) memahami bahasa

ekspresif (3) keaksaraan.

Berdasarkan permasalahan terjadi dilapangan serta hasil observasi

yang dilakukan peneliti Pada Tanggal 16 Agustus 2022 khususnya di Tk

Pabatta Ummi tersebut memiliki 75 orang peserta didik, yang dimana pada

Tk pabatta Ummi Metode yang digunakan guru di Tk Pabatta Ummi Kurang

menarik, dan melihat data yang diperoleh, penggunaan papan tulis sebagai

media membuat anak kurang tertarik dalam belajar, isi papan tulis untuk anak

kurang beragam dan guru akan belajar berkomunikasi. Ceritanya menarik,

namun terkesan membosankan, karena bahasa yang digunakan

membingungkan anak dan menurunkan kompetensi bahasanya. Kenyataan

yang ada di Sekolah Pabatta Ummi, sebagian anak masih kesulitan dalam

mengekspresikan emosinya. Anak masih kesulitan dalam menjawab atau

menyelesaikan jawaban pertanyaan guru. Kemampuan anak dalam

mengungkapkan bahasa lisan di kelas terbatas dan metode yang digunakan

guru tidak cocok untuk merangsang perkembangan bahasa anak. Guru sering

kali menggunakan teknik naratif dan naratif daripada pendekatan yang tepat

seperti buku anak-anak..

Dimana di kelompok B yang terdiri dari 40 peserta didik, di

antaranya ada 10 peserta didik adapun dalam penelitian ini mengambil nak

peserta didik yang keterampilan berceritanya masih kurang atau malu- malu

untuk bercerita di depan kelas. Sedangkan untuk 25 peserta didik sudah


4

mampu dalam bercerita. Adapaun metode yang di gunakan yaitu metode

bercerita dengan menggunakan metode tangan sebagai alat yang di gunakan

dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui kegiatan bercerita

pada anak usia 5 tahun. Sehingga dalam permasalahan tersebut maka penulis

mengambil 10 subyek yang akan di teliti dalam meningkatkan kemampuan

bahasa anak. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di latar belakang maka

penulis mengangkat judul” meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui

kegiatan Bercerita anak usia 5 tahun Tk Pabatta Umi Di Kota Makassar’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta permasalahan yang terjadi yaitu:

Bagaimana meningkatkan kemampuan bahasa Anak melalui kegiatan

Bercerita Anak Usia 5 tahun Tk Pabatta Ummi Di Kota Makassar?

C. Tujuan penelitian

Adapun dalam tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Bagaimana meningkatkan Kemampuan bahasa anak melalui kegiatan

Bercerita Anak Usia 5 tahun di TK Pabatta mi di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Peneliti ini dapat mengetahaui dan menambah wawasan bagaimana

kemampuan berbahasa anak melalui kegiatan bercerita anak usia 5 tahun

di TK Pabatta Ummi Di Kota Makassar.

2. Manfaat praktis
5

a. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dalam mengembangkan

kemampun berbahasa anank melalui kegiatan bercerita anak usia 5

tahun di TK Pabatta Ummi Di Kota Makassar.

b. Sebagai bahan ajar dalam membantu peserta didik dalam kegiatan

bercerita.

c. Agar mengentahui bagaiamana kemampuan berbahasa anak usia 5

tahun dilakukan di TK Pabatta Ummi melalui kegiatan bercerita.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

1. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah kemampuan untuk mengepresikan apa yang dialami

dan di pikiran oleh anak dan kemampuan untuk menangkap pesan dari

lawan bicara, dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dan

bersosialisasi dengan anak lainya. Bahasa juga dapat di kembangkan

kemampuan kreativitas melalui kegiatan mendongeng,menceritakan

kembali kisah yang telah di dengarkan dan mengarang cerita

Bahasa pada hakekatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan

manusia secara teratur yang mempengaruhi bunyi sebagai alat menurut

Depdiknas Undang-Undang No 3 tahun 2005.4

. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah suatu

sistem isyarat bunyi, ucapan, perkataan yang baik, tingkah laku yang baik,

sikap yang baik, budi pekerti yang baik, dan tuturan yang digunakan

anggota masyarakat untuk berinteraksi, bergaul, dan menyatakan diri

Bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari

penggunaanya yang di gunakan untuk mengespresikan perasaan dan

pikiran( Kamus besar Bahasa Indonesia,2003;88).5

Membaca dan menulis merupakan bagian dari pembelajaran

bahasa. Untuk membaca dan menulis, anak-anak perlu maju ke titik di


4
Depdiknas Undang- undang No 3, Tentang Bahasa, (jakarta:2005)
5
Departemen pendidikan dan kebudayaan kamus abesar Bahasa Indonesia, tentang Pengertian
Bahasa(Surabaya: Balai Pustaka, 1998, h. 88

6
7

mana mereka mengetahui banyak kata dan memahami kalimat. Dengan

membaca, anak meningkatkan kosakatanya. Anak-anak dapat belajar

dengan membaca buku cerita. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak

bunyi bahasa tersebut6

2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlansung seumur

hidup, dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,bicara dan berbahasa serta

sosialisasi dan kemandirian.

Masa bayi atau masa kanak-kanak (di bawah 5 tahun) merupakan masa

terpenting dalam kehidupan seseorang. Setiap hari, bayi Akan dihadapkan

pada perkembangan bicara dan bahasa, namun tidak ada dua prestasi anak

yang sama. Beberapa anak berbicara dengan cepat, sementara yang lain

membutuhkan waktu yang lama. Untuk membantu perkembangannya, ibu

dapat membantu pemberian rangsangan sesuai dengan keunikan masing-

masing anak, dan informasi ini semakin bertambah dan meluas, terutama

dengan berkembangnya keterampilan dan kematangan tubuh yang berkaitan

dengan proses monastik.

. Perkembangan bahasa penting pada anak kecil. Karena dengan

menggunakan bahasa sebagai dasar keterampilan anak maka keterampilan

lainnya juga dapat ditingkatkan. anak-anak belajar bahasa perlu menggunakan

berbagai strategi, salah satunya adalah melalui kegiatan bercerita dengan


6
Asef Umar Fakhruddin, Sukses Menjadi Guru PAUD, (Bandung: Rosdakarya, 2018), Cet 1, 57
8

menggunakan boneka tangan. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak

dimana diupayakan untuk membantu anak dalam lingkungannya yang

bermanfaat dan diharapkan dan memecahkan masalah yang di hadapi dengan

kelompok seusianya.

3. Tujuan Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini

Tujuan perkembangan bahasa pada anak usia dini :

a. Menjadi lebih bersedia untuk menceritakan, mendengarkan,

mendengarkan, menggunakan bahasa, berbicara, bermain, belajar.

b. Dengarkan baik-baik, tanggapi ucapan, musik, pantun dan pantun

serta koreksi diri.

c. Periksa dan uji suara, kata-kata dan teks.

d. Terapkan dan dengarkan baik-baik informasinya.

e. Perluas kosakata Anda dengan mempelajari arti dan bunyi kata-kata

baru.

f. Mendengarkan dan berbicara, bentuk kata dan bunyi akhir7

4. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Meneurut Santrock bahwa setiap kebudayaan manusia memiliki

berbagai variasi dalam bahasa. Namun, terdapat beberapa karakteristik

umum berkenaan dengan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan

adanya daya cipta individu yang kreatif. Bahasa adalah suatu sistem

simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sistem aturan bahasa


7
Ahmad Susanto, Pengantar Berbagai Aspek Perkembangan Anak Usia Dini,
(Jakarta: Kencana, 2011), Cet 1, 83
9

terdiri atas fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.

Fonologi adalah studi tentang sistem bunyi-bunyian bahasa.8

Perkembangan bahasa anak adalah kemampuan dalam proses

alat komunikasi,baik komunikasi secara lisan,tertulis maupun

menggunakan tanda-tanda isyarat. Anak usia dini perkembangan bahasa

Anak-anak dipengaruhi oleh lingkungannya. Peran orang tua dan guru

sangat penting dalam mengelola hal ini, terutama dalam hal

komunikasi. Pada awalnya, anak seringkali dituntut untuk berbicara

dengan bahasa yang mudah mereka pahami, seiring dengan mulainya

mereka belajar menerima rangsangan dari luar. Stimulasi eksternal

datang dalam bentuk suara, gambar, dan sinyal gerak. Bahasa

merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan.anak usia

dini9

Karakteristik bahasa anak yang berfungsi mempengaruhi mitra

tutur untuk melakukan apa yang dianjurkan penutur, tentu saja banyak

dilakukan di sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Di

kelompok usia dini, tentu saja ada pendidik agar perintahnya mudah

dipahami oleh anak didiknya. Usia dini prasekolah merupakan

kesempataan emas bagi anak untuk belajar. Oleh karenaya,

kesempataan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pembelajaran anak


8
Dra. Nurbiana Dhieni, M.Psi. Lara Fridani, SPsi. M.Psych (Edu. & Dev; Hakikat Perkembangan
Bahasa Anak
9
Iys Nur Handayani, Metode Bercerita Dengan Media Boneka Untuk mengembangkan Bahas
Anak Usia Dini, Proceedings of The3 rd Konferensi Tahunan Pendidikan Anak Usia Dini Islam ©
2018 Program Penelitian Pendidikan Islam Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Pendidikan
Tarbiyah dan Sains, Universitas Islam Nasional Sunan Kalijaga, Yogyakarta http://ejournal.uin-
suka.ac.id/tarbiyah/conference/ indeks. php/aciece/aciece3 ISSN Online (e-ISSN): 2548-4516
Volume 3, November 2018.
10

karena rasa ingin tau yang tinggi pada masa ini. Menurut Jamaris

kemampuan berbahasa anak dari usia 5-6 tahun mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

a. Lebih dari 2.500 kosakata sudah dapat diucapkan.

b. Kosakata yang sudah dapat diucapkan anak meliputi rasa, bau,

keindahan, warna, ukuran, suhu, perbedaan, bentuk, kecepatan,

jarak, perbandingan, dan permukaan(kasar-halus).

c. Dapat menjadi pendengar yang baik.10

d. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa

anakanak telah menggunakan kalimat dengan baik dan benar.

e. Menguasai 90 persen dari fonem dan sintaksis bahasa yang

digunakannya.

f. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat

mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan.11

5. Indikator kemampuan bahasa

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

(PERMENDIKBUD) Nomor 137 Tahun 2014, ada tiga aspek

perkembangan bahasa: kesadaran berbahasa, ekspresi berbahasa, dan

literasi. Indikator perkembangan bahasa anak usia 5 sampai 6 tahun adalah

sebagai berikut:

Indikator Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun

10
Yona Aldi Ruspa. Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Melalui
Metode Bercerita: Universitas Negri Padang (UNP)
11
Dhieni, Nurbianii, Dkk, Metode Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,2008), 37
11

No Tahap Perkembangan
Indikator pencapaian
Bahasa Anak
Menerima Bahasa a. Mengerti beberapa perintah
secara bersamaan
b. Mengulang kalimat yang
lebih kompleks
c. memahami atuaran dalam suatu
permainan
senang dan meghargai bacaan
Mengungkapkan Bahasa a. Menjawab pertanyaan yang
lebih kompleks
b. Menyebut kelompok gambar
yang memiliki bunyi yang
sama
c. Berkomunikasi secara lisan
d. Menyusun kalimat sederhana
e. Memiliki lebih banyak kata-
kata untuk mengekspresikan
ide
f. Melanjutkan cerita/dongeng
yang sudah didengarkan
Menunjukkan pemahaman konsep-
konsep dalam buku cerita
Keaksaraan a. Menyebut sImbol-simbol huruf
yang dikenal
b. Mengenal suara huruf awal dari
nama benda-benda yang di
sekitarnya
c. Menyebut kelompok gambar
yang bunyi awalan hurufnya
sama
d. Memahami hubungan antara
bunyi dan bentuk huruf
a. Menerima bahasa

Lingkup perkembangan menerima bahasa yaitu kemampuan bahasa

secara resptif, terdiri dari pengembangan menyimak perkataan orang

lain, mengerti dua perintah, yang diberikan secara bersamaan,

memahami cerita yang di bacakan

b. Mengungkapkan bahasa
12

Lingkup perkembangan kedua yaitu kemampuan mengungkapkan

berbahasa, ekspresif. Kemampuan yang muncul dalam bentuk

berbicara dan menulis

c. Keaksaraan

Lingkup perkembangan ketiga yaitu keaksaraan, kemampuan baca

tulis permulaan, kemampuan ini termasuk kemampuan meyebutkan

simbol- simbol huruf yang di kenal, Baca nama Anda dan tulis nama

Anda.

Ada empat tahap perkembangan bahasa anak pada masa kanak-

kanak:

a) mendengarkan;

b) informasi;

c) Membaca

d) Menulis.12

Perkembangan kemampuan bahasa anak dapat dilakukan dengan

menyimak cerita, pesan berantai, menirukan suara,menirukan kalimat,

menjawab pertanyaan, mendengarkan radio,lagu-lagu anak dan lain

sebagainya.

Kemampuan bahasa anak dapat dilakukan dengan kegiatan-

kegiatan bercerita, menceritakan kembali dongeng yang pernah di dengar,

menceritakan pengalamanya, menceritakan hasil karyanya, bertanya dan

lain sebagai membaca gambar, memberikan kepada anak gambar,

12
Standar pendidikan Anak Usia Dini no 58, tentang Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
13

eksplorasi dengan buku atau dengan media boneka tangan, menggambar

menulis bebas, dan lain sebagainya. Mengembangkan kemampuan

menulis anak dapat dilakukan dengan memberi kesempatan anak

mencoret-coret, menggambar bebas, Permainan yang berfokus pada

keterampilan motorik kasar seperti menelusuri, membangun, memotong,

merekatkan, menyeimbangkan, dll. Karena dengan menjadikan bahasa

sebagai landasan kelebihan anak, keterampilan lainnya juga dapat

ditingkatkan

. Anak belajar bahasa perlu menggunakan berbagai strategi.

Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan tersebut.

6. Tahap Perkembangan Bahasa anak

Fase 1 (pralinguistik ), yaitu antara 0 dan 1 tahun, fase ini dimulai pada tahun

a. Tahap meraba I (pralinguistik Pertama) Ini adalah tahap ketika

bayi mulai menangis, tertawa dan menjerit, pada usia 1 hingga 6

bulan.

b. Tahap Lanjutan- 2 (Tahap Pra-2) Tahap ini melibatkan

penggunaan sinyal non-verbal dari 6 bulan hingga 1 tahun.

Tingkat 2 (Bahasa). Bagian ini mencakup bagian 1 dan 2. Yaitu

a. Tahap 1: Holaplastik (1 tahun), anak Anda mulai mengungkapkan

arti keseluruhan kalimat menggunakan satu kata. Tingkat ini juga

ditandai dengan perbendaharaan kata anak sekitar 50 kata.


14

b. Level 2: Frase (1-2) Pada level ini, anak Anda sudah bisa

mengucapkan dua kata. Bagian ini juga ditandai dengan

perbendaharaan kata anak yang bisa mencapai 50 kata.

c. Tahap 3 (perkembangan tata bahasa, yaitu anak prasekolah usia 3,

4, 5) Pada tahap ini anak sudah dapat menjadikan kalimat sebagai

fonem. Lihatlah dari sudut pandang evolusi.

d. Tahap IV (tata bahasa prasekolah yaitu 6-8 tahun) Tahap ini

menunjukkan kemampuan menggabungkan kalimat sederhana dan

kompleks13

7. Faktor yang Mempengaruhi Peningkatanan Kemampuan Bahasa

Anak

Menurut yusuf Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan

Bahasa yaitu Kesehatan: Kesehatan merupakan faktor yang sangat

berpengaruh dalam penigkatan bahasa anak, terutama pada usia sejak din.

pada usia anak mengalami sakit terus- menerus, maka anak tersebut

cenderung akan mengalami kelambatan atau kesulitan dalam

perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara

perkembangan bahasa anak secara normal, orang tua perlu memperhatikan

kondisi kesehatan anak.14

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Bekerja dengan pembicara yang lebih tua atau lebih tua dapat menjadi cara
13
Ibid 40
14
Hilda Zahra Lubis, M.Pd, Metode Pengembangan Bahasa Anak Pra Sekolah;,( Raudhah, Vol. 06
No.02, Juli-Desember 2018, ISSN: 2338-2163 JURNAL RAUDHAH, Progam Studi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Sumatera Utara
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah)
)
15

yang bagus untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak-anak.

Keterampilan berbahasa harus dikembangkan sejak dini di lingkungan

keluarga, sosial, dan sekolah. Lingkungan yang mendukung untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa anak. sebagai satu orang.dewasa

ataupun pendidik hendaknya bisa memahami perkembangan kemampuan

bahasa anak15

Selain faktor kesehatan adapun faktor lain yang memepengaruhi

peningkatan kemampuan bahasa anak yaitu keterlambatan berbicara tidak

hanya memepengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak, pengaruh

yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak

masuk sekolah, banyak penyebab keterlambatan berbicara pada anak,

salah satu penyebab yang tidak di ragukan lagi yang paling umum adalah

ketidak mampuan mendorong/ memotivasi anak berbicara, bahkan pada

saat anak mulai berceloteh.

Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius

keterlambatan berbicara anak. Gangguan dan bahaya di dalam

perkembangan bicara pada anak yaitu:

1. Kelemahan di dalam berbicara (berbahasa)

2. Lamban mengggunakan suatau bahasa di dalam berbicara

3. Sering kali berbicara yang tidak teratur

4. Tidak konsentrasi di dalam menerima suatu kata (bahasa) dari

orang tua dan guru

Kendala yang sering dialami anak di dalam berbahasa


15
Sri Rahayu, Pengembangan Bahasa pada Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), 31-32
16

a. Anak cengeng; dan

b. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain

Sesuai dengan judul peningkatan merupakan usaha menjadikan

suatu keadaan menjadi lebih baik yang diciptakan atau di usahakan

menjadi suatu keadaan menjadi lebih baik yang diciptkan atau diusahakan

kriterianya. Dalam penelitian ini, peningkatan pada keterampilan

berbahasa indikator keberhasilan peningkatan adalah bertambahnya

kondisi atau hal yang baik.

Penelitian ini mengoptimalka pada keterampilan berbahasa melalui

kegiatan bercerita. Keterampilan berbahasa sangat penting karena

merupakan keterampilan dasar yang harus diperoleh anak pada tahun-

tahun awal agar siap membaca dan menulis untuk tingkat sekolah..

pembelajarn yang sesuai dengan penerapan pemebelajaran yang di

harapkan untuk meningkatkan hasil belajar yang di harapkan menajdi

lebih baik.

Hasil pembelajaran anak di TK Pabatta Ummi belum menerapkan

kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka tangan sehingga

kemampuan anak dalam berbasa belum dapat tercapai. Sehingga dengan

kegiatan bercerita ini dengan menggunakan boneka tangan ini diharapkan

dapat menunjang adanya peningkatan kemampuan di dalam berbahasa.

8. Aspek Perkembangan Bahasa


17

Bahasa Perkembangan bahasa hendaknya didasarkan pada usia anak

dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan merupakan proses

yang berkesinambungan di seluruh dunia dan dipengaruhi oleh banyak

faktor yang saling berinteraksi, termasuk faktor biologis, psikologis,

dan sosial. Suara anak dapat mengungkapkan pikiran, tujuan, gagasan

dan perasaannya kepada orang lain.

Anak usia TK berada pada tahap produksi bahasa. Artinya anak dapat

menggunakan bahasa verbal untuk mengungkapkan keinginan,

keberatan, dan pendapatnya. Anak-anak dapat menggunakan bahasa

sebagai alat komunikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan bahasa pada anak adalah:.

1. Kosa kata

Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamnya berinteraksi

dengan lingkungannya, kosa kata berkembang dengan pesat.

2. Sintaksi (tata bahasa)

Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui

contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat anak di 17

lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan

susunan kalimat yang baik. “Ria memberi makan kucing” bukan

“kucing Ria makan memberi”.

3. Semantik

Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya.

Anak di taman kanak-kanak sudah dapat mengeksperesikan


18

keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-

kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk

menyatakan penolakan.

4. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)

Anak ditaman kanak-kanak sudah memiliki kemampuan untuk

merangkai bunyi yang didengarnya menjadi satu kata yang

mengandung arti. Misalnya: i.b.u menjadi ibu”. Berdasarkan

Permendiknas No.58 tahun 2009 tentang standar pendidikan tingkat

pencapaian perkembangan disusun berdasrkan kelompok usia.

Tingkat pencapaian menggambarkan pertumbuhan dan

perkembangan anak yang diharapkan pada rentang tertentu.16

9. Tahap Perkembangan Kemampuan Bahasa

Bruner dalam Suyanto, menyatakan bahwa anak belajar dari

konkret ke abstrak melalui tiga tahapan, yaitu enactive, iconic, dan

simbolic. pada tahapan enactiveanak akan berinteraksi dengan objek

berupa benda-benda, orang, serta kejadian. Dari interaksi tersebut anak

akan belajar nama dan merekam ciri benda serta kejadian. Itulah

sebabnya anak ketika berusia 5 tahun akan banyak bertanya. Pada tahap

ini sangat penting untuk menganlkan nama-nama benda sehingga anak

dapat menghubungkan antara benda, simbol dan nama benda. Pada

proses iconic anak mulai belajar mengembangkan simbol dengan

benda. Proses simbolic terjadi pada saat anak mengembangkan konsep.

Dengan proses yang sama anak akan belajar tentang berbagai benda

16
Sari, AE, Guru Perkembangan Bahasa Anak, (Surabaya: Bina Karya, 2010), 98
19

yang nantinya anak akan mampu menggabungkan konsep tersebut.

Pada tahap symbolic anak mulai belaar berpikir abstrak. Pada tahapan

ini anak mulai mampu untuk menggabungkan keterkaitan antara

berbagai benda, orang, ataupun objek dalam suatu urutan kejadian. Ia

akan mulai mengembangkan Kegiatan Bercerita Anak

B. Kegiatan Bercerita Anak

1. Pengertian kegiatan Bercerita

Tindakan bercerita sering disebut dengan storytelling atau

mendongeng, yang biasanya melibatkan komunikasi lisan kepada audiens,

terkadang tanpa membaca atau menggunakan buku cerita. Di sisi lain,

membaca dan membaca informasi menggunakan buku terkadang melibatkan

membaca tanpa mempertimbangkan interaksi selain teks saat membaca. Di

Indonesia juga dikenal dengan kata bercerita, yaitu berbicara dengan apa yang

didengar atau dibacakan kepadanya. Abdul Aziz A.M. Sedangkan menurut

Sabil Risaldy, mendongeng adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang

bersama orang lain, dengan menggunakan alat atau tanpa menggunakan alat,

cerita, cerita atau fiksi sederhana. menantikan untuk mendengar lucu..17

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh

satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian

sasaran terukur pada suatu program. Bercerita adalah salah satu

keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan

informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai

macam ungkapan, perasaan yang sesuai dengan apa yang dialami,


17
Siti Khanisa. 2015. Interaksi Ekstratekstual Dalam Proses Bercerita Kepada Anak Usia Dini:
(Fasilitator Paud Provinsi Aceh Tim UNICEF 2006- Sekarang)
20

dirasakan, dilihat dan dibaca. Kegiatan bercerita adalah cara

bertutur kata penyampaian cerita atau memberikan penjelasan

kepada anak secara lisan, dalam upaya mengenalkan ataupun

memberikan keterangan hal baru pada anak.18

Bercerita adalah seni sastra kuno yang didalamnya terdapat

alat pembelajaran nilai Jadi bercerita merupakan bagaian dari

pembelajaran yang sarat mengandung muatan nilai-nilai yang baik.

Artinya dengan kegiatan bercerita seorang guru akan lebih mudah

dalam menanamkan pembelajaran nilai kepada siswa. Kegiatan

bercerita ini menambah keterampilan berbahasa lisan siswa secara

terorganisasi dan membantu menginternalisasi karakte.19

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang

secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang

apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau

hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan

menyenangkan, oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut

menyampaikannya dengan menarik.20

2. Tujuan Bercerita

18
Hadisa Putri, Penggunaan Metodeceritauntukmengembangkan NilaimoralanakTK/Sd, Urnal
Madrasah Ibtidaiyah, Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017, Https://Media.Neliti.Com/ Media/
Publications/222482-Penggunaan-Metode-Cerita-Untuk-Mengemban.Pdf, Diakses 11 Maret 2020
19
Apriani, A., Sari, I.P. & Suwandi, I.K. 2017. Pengaruh Living Values Education Program (Lvep)
Terhadap Penanaman Karakter Nasionalisme Siswa Sd Dalam Pembelajaran Tematik. Jurnal
Taman Cendekia, 1(2), 105. Http://Jurnal.Ustjogja.Ac.Id/Index.Php/ Taman
cendekia/Article/View/1947/1129, Diakses 11 Maret 2020
20
Marfuatun Khuriyah, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode
Bercerita Di Ra Muslimat Nu Pasuruhan 2 Mertoyudan Magelang, skripsi Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, yogyakarta 2014.8 september 2020.
21

Dalam kegiatan bercerita anak di bimbing untuk

mengembangkan kemampuan bercerita yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau menanamkan nilai sosial moral dan

keagamaan, pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan

lingkungan sosial.21 Adapun beberapa tujuan lain dari bercerita adalah

sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berbahasa, diantaranya

kemampuan menyimak (listening), juga kemampuan berbicara

(speaking), serta menambah kosa kata yang dimilikinya.

b. Mengembangkan kemampuan berfikirnya karena dengan bercerita

anak diajak untuk memfokuskan perhatian dan berfantasi

mengenai jalan cerita serta

c. mengembangkan kemampuan berpikir secara simbolik.

Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita

yang akan mengembangakan kemampuan moral dan agama,

misalnya konsep benar-salah atau konsep ketuhanan.

d. Mengembangkan kepekaan sosio-emosi anak tentang hal-hal yang

terjadi di sekitarnya melalui tuturan cerita yang disampaikan.

e. Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan

menyimpan inforamsi melalui tuturan peristiwa yang

disampaikan.

21
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak....,170-171.
22

f. Mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide

cerita yang dituturkan.22

3. Fungsi- Fungsi Kegiatan Bercerita

Storytelling atau Bercerita berfungsi dan bermanfaat bagi

pengembangan anak terutama pengembangan kemampuan berbahasa.

Menjelaskan bahwa penceritaan memiliki beberapa fungsi yaitu:

a. Melatih daya konsentrasi anak

b. Melatih mengungkapkan daya pikir

c. Menambah pengetahuan dan keterampilan anak dalam

mengkomunikasikan isi gambar atau cerita,

d. Melatih menghubungkan isi gambar sesuai dengan imajinasi anak,

e. Melatih mengungkapkan imajinasi anak,

f. Melatih anak berkomunikasi secara lisan, dan Menambah kosa kata

dalam berbahasa.23

4. Manfaat Kegiatan Bercerita

Begitu pentingnya cerita bagi anak usia dini, sehingga kegiatan

bercerita ini sebisa mungkin dapat diaplikasikan dalam pembelajaran.

Selain untuk memudahkan anak dalam memahami materi yang

diberikan, juga untuk memberikan daya imajinatif dan fantasi, serta

menambahkan wawasannya terhadap nilai-nilai kebaikan. Di antara

manfaat-manfaat cerita bagi anak usia dini adalah sebagai berikut:

22
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),
Hlm .43
23
Siti Khanisa. 2015. Interaksi Ekstratekstual Dalam Proses Bercerita Kepada Anak Usia Dini:
(Fasilitator Paud Provinsi Aceh Tim UNICEF 2006- Sekarang)
23

a. Membangun kontak batin, antara anak dengan orang tuanya

maupun anak dengan gurunya.

b. Media penyampai pesan terhadap anak.

c. Pendidikan imajinasi atau fantasi anak.

d. Dapat melatih emosi atau perasaan anak.

e. Membantu proses indentifikasi diri (perbuatan).

f. Memperkaya pengalaman batin.

g. Dapat sebagai hiburan atau menarik perhatian anak.

h. Dapat membentuk karakter anak.24

Adapun manfaat lain dari kegiatan bercerita yakni: Cerita atau kisah merupakan
salah satu metode pendidikan yang baik bagi anak, yang sekarang banyak
diacuhkan oleh orang tua dan pendidik dengan karena berbagai alasan, mereka
belum mengetahui bahwa mendongeng itu baik untuk anak, yaitu:

a. Ajari anak berkomunikasi dan bercerita.

b) Untuk mengembangkan bahasa anak, serta mengembangkan kosa kata atau


kosa kata dan tata bahasa, dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk
membaca dan menulis.

c. Membuka cakrawala pengetahuan anak dengan memberikan informasi tentang


hakikat realitas dan fiksi, serta memberikan pengalaman kepada anak dalam
memecahkan masalah.

hal. Melatih anak bercerita dan berdiskusi serta menghargai pendapat satu sama
lain.

e. Mengembangkan keterampilan baru kolaborasi naratif pada anak-anak.

24
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),
Hlm.35
24

f. Pada dasarnya cerita dapat membantu anak mengetahui dan merasakan tentang
karakter yang berbeda-beda, hal ini dapat diterapkan pada hubungan anak dengan
karakternya.

g. ram. Dan yang terpenting adalah hubungan emosional dan kecintaan narator
yang kuat dan terlihat dalam cerita tersebut. Begitulah perasaan anak-anak yang
mendengarkan cerita, mereka merasa tenang dan bahagia, karena cerita tersebut
disampaikan dengan penuh kegembiraan.

h. Cerita mampu mempengaruhi tumbuh kembang anak karena menggambarkan


kepribadian beberapa orang serta berbagai peristiwa dan tempat yang
digambarkan dalam cerita.25

5. Bentuk-Bentuk Cerita Anak

Bercerita memiliki bentuk-bentuk yang menarik yang dapat

diberikan pada anak usia dini. Bentuk-bentuk cerita tersebut dapat

digunakan secara bergantian agar anak tidak merasa bosan dengan satu

bentuk cerita atau digunakan secara kombinasi agar menambah daya

tarik cerita yang kita sajikan. Bentuk-bentuk bercerita terbagi dua jenis,

yaitu

a. Bercerita tanpa alat peraga. Bercerita tanpa alat peraga dapat

diartikan sebagai kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru atau

oleh orang tua tanpa menggunakan media atau alat perga yang bisa

diperlihatkan pada anak. Dengan demikian, kekuatan dari metode

bercerita tanpa alat peraga ini terletak pada kepiawaian guru atau

orang tua dalam menuturkannya. Kepiawaian adalah kemampuan

guru untuk menghafal seluruh rangkaian isi cerita, kepiawaian guru

25
Moeslichatoen, Op. Cit. h. 1-3
25

atau orang tua dalam mengubah-ubah intonasi maupun karakter

suara, kepiawaian dalam memainkan mimik atau ekspresi wajah,

serta keterampilan dalam memainkan gerakan tubuh untuk

mengambarkan perilaku suatu tokoh cerita atau gambaran suatu

kejadian.

b. Bercerita dengan alat peraga.

Bercerita menggunakan alat peraga berarti kita

menggunakan media atau alat pendukung untuk memperjelas

penuturan cerita yang kita sampaikan. Alat peraga atau media

tersebut digunakan untuk menarik perhatian dan memepertahankan

fokus perhatian anak dalam jangka waktu tertentu. Alat peraga atau

media yang digunakan hendaknya aman bagi anak, menarik serta

sesuai dengan tahap perkembangan anak.26

Oleh karena itu dapat di simpulkan dari pengertian di atas

bercerita merupakan salah satu kegiatan pembelajaran anak usia

dini yang dapat menberikan manfaat yang positif bagi

perkembangan anak.

6. Jenis- Jenis Bercerita

a. Cerita Rakyat Cerita rakyat berasal dari ciri khas daerah tersebut.

Dongeng, legenda, mite, dan sage adalah bagian dari cerita rakyat

namun memilki perbedaan pada permasalahan cerita, tokoh, serta

anggapan tentang keberadaan cerita tersebut.

26
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008),
Hlm. 24
26

b. Cerita Realitas Cerita ini mengkisahkan tentang kehidupan nyata

sesuai dengan apa yang dialami seseorang.

c. Biografi Biografi berisi tentang riwayat hidup seseorang yang

menceritakan tentang pengalaman serta kesuksesannya.

d. Cerita Keagamaan Cerita yang berisi tentang kisah dari agama

tertentu.27

7. Tehnik Dalam Kegiatan Bercerita

Menurut Primawidia, teknik bercerita dibedakan menjadi lima, yaitu:

a. Teknik membaca langsung dari buku cerita Teknik membaca langsung

dari buku cerita yang diperkenalkan guru kepada anak biasanya

menekankan pada pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada anak

melalui pemahamannya ketika mendengarkan cerita yang dibacakan guru.

Dengan menceritakan isi buku cerita, diharapkan anak-anak memahami

baik buruknya perbuatan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.

b. Teknik Bercerita dengan Ilustrasi Buku Teknik ini bertujuan untuk

membantu anak memahami cerita yang disampaikan dengan menggunakan

gambar-gambar yang mendukung ilustrasi cerita tersebut.

c. Teknik bercerita berdasarkan dongeng merupakan cerita masa lalu yang

menyampaikan pesan-pesan politik kepada anak sebagai warisan budaya

nenek moyang.

d. Teknik bercerita di papan flanel. Teknik ini digunakan guru untuk

membantu siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh dalam sebuah cerita

27
Aprianti Yofita Rahayu, Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita, (Jakarta:
Indeks, 2013), Hlm. 86
27

dengan menambahkan gambar atau gambar dari tokoh-tokoh tersebut ke

dalam cerita.

e. Bercerita dengan boneka tangan Dalam memilih cerita dengan boneka

tangan, guru hendaknya menerapkan cerita sesuai dengan usia dan

pengalaman anak, sehingga anak mudah memahami isi cerita. Biasanya

wayang dalam cerita anak terdiri dari anggota keluarga, yakni. ayah, ibu,

kakak laki-laki, adik perempuan, nenek dan kakek.28

8. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Bercerita

Kelebihan yang diperoleh anak dari penerapan kegiatan metode narasi

menurut guru/responden adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan dalam kegiatan Bercerita:

1. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi

secara efektif dan efisien, sehingga proses percakapan menjadi

komunikatif;

2. Melatih konsentrasi TK untuk memusatkan perhatian pada

keseluruhan cerita, karena dengan berkonsentrasi anak dapat

melihat hubungan bagian-bagian cerita dan memahami gagasan

pokok cerita

b. Kekurangan Dalam kegiatan Bercerita

1. Siswa menjadi lancar karena mendengarkan atau mendapat lebih

banyak.

28
Jusrian, Ahmad Nasriadi, Cut Fazli Hanum, Pengaruh Metode Bercerita Menggunakan Media
Kotak Bergambar Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B TK FKIP Banda Aceh,
( Universitas Bina Bangsa Getsempena), Jurnal Ilmia Mahasiswa vol.2 no.2 Otober 2021
28

2. Tidak merangsang berkembangnya kreativitas dalam mengemukakan

pendapat.

3. Kebosanan cepat datang, apalagi jika tayangannya kurang menarik.

4. Siswa lebih mudah mengingat isi cerita dibandingkan inti cerita yang

disampaikan.29

Dari uraian diatas dapat disampaikan bahwa, setiap

kegiatan pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,

untuk itu dengan adanya pelajaran terpadu maka kegiatan

bercerita yang berpariasi dapat membantu mencapai suatu tujuan.

Maka demikian untuk kegiatan bercerita memiliki kelebihan dan

kekurangan.

9. Langkah-langkah Pemebelajaran Melalui Kegiatan Bercerita

Langkah-langkah dalam bercerita merupakan pelaksanaan

pembelajaran dan pendidikan oleh guru dan siswa untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan dengan bantuan storytelling. Bercerita

merupakan salah satu metode yang digunakan guru. memberikan

pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang

disampaikan lebih baik.30

Kegiatan bercerita atau mendongeng merupakan warisan budaya

yang sudah lama kita kenal, bahkan dijadikan sebagai kebiasaan atau

29
Tika Jun' Ifatul Husna, Apliko de Storytelling Method to Develop Confidence in Early
Childhood, RA Ismaria Rajabasa Bandar Lampung, Islamic State University Raden Intan
Lampung.30
30
Otang Kurniaman, Muhammad Nailul Huda, Penerapan Strategi Bercerita untuk Meningkatkan
Keterampilan Mendengarkan Siswa Kelas III SD Muhamadiyah 6 Pekanbaru, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau. Hlm.
251
29

tradisi bagi para orangtua yang menidurkan anak-anaknya. Melalui

cerita dongeng, banyak hal tentang hidup dan kehidupan yang dapat

kita informasikan kepada anak-anak.31

Adapun langka- langkah menurut Try setiantono yaitu:

a Menentukan tujuan dan tema cerita

b Menentukan bentuk narasi

c. Menentukan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan narasi

sesuai format narasi yang dipilih

d. Menentukan Rencana Tahapan BerceritaMenentukan rancangan

penilaian kegiatan bercerita.32

10. Rancagan Kegiatan Bercerita bagi Anak

Dalam memulai suatu kegiatan bercerita guru harus menyiapkan

terlebih dahulu pelaksaan kegiatan bercerita dan penilaian kegiatan

bercerita agar kegiatan tesebut berjalan sesuai dengan harapan dan

perencanaan.

a. Rancangan pelaksanaan guru secara umum sebagai berikut:

Menetapkan Tujuan dan Tema yang akan digunakan. Tujuan

pengajaran melalui bercerita ada dua macam yaitu memberikan

informasi atau menanamkan nilai sosial, moral, dan keagamaan.

Tema tersebut harus berkaitan dengan hubungan kedekatan dengan

kehidupan anak dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar. Tema

31
Aryani Ayu Sariska Panjaitan, Usman Radiana, Dian Miranda. Analisis Metode Bercerita Anak
Usia 5-6 Tahun, Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan
Pontianak
32
Try Setiantono. 2012. Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini Di NPaud Smart
Little Cilame Indahbandung: Stkip Siliwangi Bandung.
30

yang di pilih harus menarik dan menantang supaya anak menjadi

antusias dalam mendengarkan cerita, menggetarkan perasaan dan

dapat menyentuh nuraninya. Setelah guru menentukan tema cerita

guru harus mempelajari apa yang haru di ceritakan, urutannya,

menghafal kalimat yang akan di ucapkan, mengetahui karakter dari

berbagai tokoh cerita, dan mempelajari mimik yang di gunakan.

b. Menetapkan Rancangan Bentuk Cerita yang akan digunakan.

Apabila telah menentukan rancangan tujuan dan tema yang dipilih,

maka guru harus memilih salah satu diantara bentuk bercerita,

diantaranya apakah menggunakan bercerita dengan ilustrasi

gambar, bercerita dengan majalah /buku, papan flanel dan lain

sebagainya.

c. Menetapkan Rancangan Bahan dan Alat yang digunakan untuk

Kegiatan Bercerita. Pada tahap ini guru menentukan alat yang

digunakan, apabila menggunakan media gambar apakah

menggunakan video, film, atau poster. Dan guru harus memilih

alat tersebut agar dalam menceritakannya lebih mudah dan

menarik minat anak untuk mendengarkan cerita yang dibawakan

guru.

d. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita

1. Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita

kepada anak.
31

2. Mengatur tempat duduk anak, kemudian mengatur bahan dan alat

yang digunakan sebagai alat bantu bercerita sesuai dengan bentuk

cerita yang dipilih.

3. Pembukaan kegiatan bercerita.

4. Pengembangan cerita yang dibawakan guru.

5. Apabila guru telah menjalankan langkah ke 3 da 4 dengan baik,

maka guru dapat menggetarkan perasaan anak.

e. Menetapkan Rancangan Langkah-Langkah Kegiatan Bercerita.

Dalam rancangan kegiatan bercerita telah di tetapkan dari tujuan

cerita:

1. Menanamkan kepekaan dan ketanggapan terhadapnya terhadap

penderitaan orang lain

2. Menanamkan kesukaan menolong orang lain

3. Menangkan kecintaan kepada orang lain.33

11. Kegiatan Bercerita Untuk Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini

Dunia kehidupan anak dapat berhubungan dengan lingkungan

keluarga, sekolah, dan ekstrakurikuler. Bercerita hendaknya menjadi

pengalaman unik dan menarik bagi anak usia dini yang menyentuh

emosi anak dan mendorong anak untuk membacakan cerita sampai

selesai. Cerita merupakan salah satu cara untuk membuat anak tertarik

dengan aktivitasnya sehari-hari. Anak-anak umumnya menyukai cerita,

terutama cerita tentang dunia binatang.. Kegiatan bercerita bagi Anak

Usia Dini (AUD) merupakan kegiatan menyenangkan. Dengan kegiatan

ini, anak dapat mengembangkan imajinasinya. Selain itu, dalam cerita


33
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Hlm. 175-179.
32

terdapat sisipan-sisipan informasi atau pesan-pesan yang diberikan

kepada anak dengan cara menyenangkan.34

Dalam proses pembelajaran anak usia dini, ada beberapa metode

yang dapat diterapkan salah satunya adalah metode bercerita. Bercerita

adalah menyampaikan sesuatu yang berisi tentang suatu kejadian yang

disampaikan melalui audio dan visual, dengan tujuan memberikan

pengetahuan dan pesan dalam cerita tersebut. Bercerita adalah

menyampaikan sesuatu yang berisi perbuatan, pengalaman atau sesuatu

kejadian yang nyata maupun yang rekaan belaka. Kegiatan bercerita

merupakan salah satu proses belajar bagi anak TK dengan menyajikan

cerita kepada anak. Bercerita menanamkan kemampuan berpikir dan

memberikan peluang bagi anak untuk belajar menelaah kejadian-

kejadian disekelilingnya. Berbagai macam cerita, diungkapan dengan

perasaan yang sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dan dilihat

berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Bahwa cerita merupakan salah

satu dari keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan

informasi. Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan suatu

informasi kepada orang lain. Hal ini juga berlaku pada anak usia dini

(AUD) dengan adanya bercerita mereka secara tidak sadar pasti

melakukan proses bercerita ini kepada teman sebaya, kepada keluarga,

maupun kepada lingkungan sekitar. Kegiatan bercerita merupakan salah

satu kegiatan yang digunakan guru dalam memberikan pembelajaran

34
Yona Aldi Ruspa. Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Melalui
Metode Bercerita: Universitas Negri Padang (UNP)
33

agar anak memahami isi cerita yang disampaikan dengan lebih

optimal.35

12. Fungsi Kegiatan Bercerita dalam Perkembangan Bahasa Anak

Usia Dini

Fungsi dari kegiatan bercerita ini “Bercerita kepada anak

merupakan peranan penting karena bukan hanya menanamkan minat

dan kebiasaan membaca, tetapi juga mengembangkan bahasa dan cara

anak dalam berpikir”. Dengan adanya kegiatan bercerita pendengaran

anak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membantu kemampuan

anak dalam bicara. Dengan bertambahnya kosa-kata pada anak, akan

meningkatlah kemampuan anak dalam mengucapkan kata-kata, melatih

anak dalam menyusun kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya.

Dan anak bisa mengeksplornya melalui bernyanyi, bersyair, ataupun

menulis sehingga nantinya anak mampu membaca tulisan atau bahasa

isyarat. Kemampuan tersebut adalah dampak positif dari proses

menyimak dalam tahap perkembangan bahasa anak. Tahapan

perkembangan dimulai dari kemampuan mendengar, berbicara, menulis

dan menyimak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak

memiliki cara belajar yang berbeda-beda, untuk itu melalui bercerita

guru diharapkan mampu memahami gaya belajar anak baik individual

maupun secara berkelompok. Dengan mengembangkan pembelajaran

terpadu dan tematik yang berpusat pada anak. Selain itu,

didalam kegiatan bercerita terdapat beberapa teknik yang dapat


35
.Eka Rizki Amalia, Amalia Rahmawati, Salma Farida, Meningkatkan Perkembangan Bahasa
Anak Usia Dini Dengan Metode Narasi, Institut Pondok Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC),
Mojokerto, hal. 8-9
34

digunakan seperti yang dikemukakan oleh Moeslichatoen (antara lain

sebagai berikut:

a. Langsung membaca dari buku cerita,

b. Bercerita dengan media ilustrasi gambar dari buku,

c. Menceritakan dongeng,

d. Bercerita dengan menggunakan media papan flannel,

e. Bercerita dengan menggunakan media boneka,

f. Dramatisasi suatu cerita,

g. Bercerita sambil menggerakan jari-jari tangan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dari berbagai kegiatan

bercerita dapat digunakan salah satu sebagai pilihan. Hal ini bertujuan

agar dalam kegiatan bercerita anak tidak mudah jenuh. Dengan

kegiatan bercerita dapat menstimulasi anak tidak hanya tentang

menyimak cerita, tetapi juga tentang bercerita atau berbicara. Anak

belajar tentang cara berdialog dan bernarasi, sehingga anak terdorong

untuk menirukannya. Hal ini dikarenakan didalam cerita terdapat

negoisasi, pola perbuatan dan perkataan yang baik seperti meminta,

mencegah, berjanji, mematuhi perintah, menjauhi larangan dan

memuji. Dalam bercerita juga terkadang individu dapat

menyesuaikannya dengan keinginannya sendiri. Pada hakikatnya

berbicara sama dengan menuangkan segala perasaan. Dengan bercerita

kita dapat mengungkapkan dan mengekspresikan keinginan kita..

C. Kerangka Berfikir
35

Kerangka berfikir adalalah hasil dari pemikiran yang bersifat

kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan di

capai.36 Kerangka pikir membantu peneliti untuk menempatkan

penelitian dalam konteks yang lebih luas selain itu juga membantu

peneliti dalam menguji rumusan masalah, yang dimana rumusan

masalah tidak dapat diuji jika peneliti tidak tahu arah penelitiannya

kemana.37

36
Indah Wahyuni, Respon Mahasiswa Universitas Negri Medan Terhadap Wacana Kampus
Merdeka, Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat
37
https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/
36

TK PABATTA UMMI

GURU MASALAH PESETA DIDIK

1. Guru mempersiapkan alat dan 1. Pesta didik belum berani dalam bercerita
media dalam meningkatkan atau tampil depan kelas dalam
kemampuan bahasa dalam menyampaikan pikiran dan perasaannya
kegiatanbercerita 2. Pesrta didik tidak mampu bercerita atau
masih takut dala menyampaiakan pikiran
dan perassan nya

LANGKAH-LANGKAH BERCERITA

1. Menentukan tujuan dan tema cerita


2. Menentukan bentuk cerita yang dipilih
3. Menentukan bahan dan alat yang diperlukan dalam
kegiatan mendongeng sesuai dengan bentuk cerita
yang dipilih
4. Menentukan perencanaan langkah-langkah dalam
menceritakan dongeng
5. Menetukan rancangan penilaian kegatan bercerita

PENINGKATAN INDIKATOR
KEMAMPUAN
Peserta didik sudah mampu atau berani
BAHASA ANAK
bercerita di depan kelas untuk
1. Menceritakan kembali
menyampaikan pikiran dan perasaannya
cerita/dongeng yang
pernah didengar
2. Memahami cerita
yang dibacakan
Perkembangan bahasa anak 3. Mengulang kalimat
sederhana.

Gambar 2.1 bagan kerangkar berfikir


Sumber: Analisa Penulis 202
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

a. Jenis Peneltian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif jenis Penelitian Ini

melibatkan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif yaitu

penjelasan mengenai tindakan anak dan guru yang diperoleh melalui

observasi, wawancara dan kegiatan penelitian yang sedang

berlangsung. Penelitian kualitatif lebih menekankan analisis pada proses

penyimpulan secara deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap

dinamika hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan

metode ilmia. Data penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data

yang pasti merupakan data yang sebenarya terjadi sebagimana adanya,

bukan data yang sekedar terlihat dan terucap. Tetapi, data yang

mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut.38

Menurut jenisnya, data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

dibagi atas yaitu: Data kualitatif adalah Data yang dihimpun berdasarkan

cara-cara dengan melihat proses suatu objek penelitian. Data semacam ini

lebih melihat kepada proses dari pada hasil karena didasarkan pada

deskripsi proses dan bukan pada perhitungan matematis. Teknik

pengumpulan data meliputi pengamatan atau observasi, wawancara, studi

literatur atau pustaka.39 Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih

38
. Sugiyono, Understanding Qualitative Research, (Bandung Alfabeta. 2012), s. 2.
39
Sugiyono, metode penelitian,2013, Hlm 15

42
43

diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Menurut Arikunto,

penelitian studi kasus adalah penelitian suatu penelitian yang dilakukan

secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi lembaga

atau gejala tertentu. Pada dasarnya tujuan penelitian jenis studi kasus

adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai suatu hal..40

b. Lokasi Penelitian

Peneliti direncanakan di TK Pabatta Ummi yang terletak di jalan

antang raya Adapun alasan peneliti memilih untuk penelitian lebih jauh di

TK Pabatta Ummi yang berdiri tahun 1997 adalah ada beberapa anak yang

masih kurang dalam bercerita atau masih malu-malu untuk menyampaikan

pemikiran dan perasaannya di depan kelas dan TK Pabatta Ummi

mendukung penelitian lebih jauh lagi hingga mengetahui akar masalahnya.

c. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan 16 agustus tahun 2022

d. Subjek Penelitian

Pada subjek penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada anak

kelompok B usia 5 Tahun yang keseluruhannya berjumlah 40 peserta didik

atau yang sering disebut dengan populasi, populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di Tarik kesimpulannya. Dari

keseluruhan peserta didik ini yang berjumlah 40 peserta didik yang ingin

40
Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,2010, Hlm 185
44

diteliti 10 peserta didik. Yang terdiri dari campuran Anak perempuan dan

Anak laki-laki

e. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan sumber

data diatas, maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:

a. Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan

secara langsung terhadap kondisi yang berada di lokasi penulis.

Observasi secara langsung ini, peneliti sebagai pengamat penuh yang

dapat melakukan pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi

di dalam situasi yang sebenarnya juga secara langsung ikut serta

dalam proses kegiatan bercerita di Tk Pabatta Ummi Kota Makassar.

Penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengamati secara

langsung untuk mengetahui kemampauan bahasa peserta didik dalam

kegiatan bercerita untuk menyampaiakan pikiran dan perasaan nya.

b. Wawancara

Wawancara yaitu teknik yang digunakan dalam peneliti,

interkasi tanya jawab antara dua belah pihak yaitu pewawancara dan

narasumber untuk memperoleh data, atau pendapat tentang suatu hal.41

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

c. Dokumentasi

41
Fandi Rosi Sarwo. Teori Wawancara Psikodignostig. (Yogyakarta: leutikaprio 2019) hal 1
45

Untuk melengkapi data maka kita memerlukan informasi dari

dokumentasi yang ada hubungannya dengan objek yang menjadi

studi.42

f. Teknik analisis data

Analisis data dilakukan oleh peneliti terhadap hasil pengamatan

yang diperoleh melalui lembar observasi pada pertemuan pertama dan

kedua. Setelah data terkumpul, lalu dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif untuk mengetahui proses tindakan. Selanjutnya dinarasikan

untuk mengambil kesimpulan tentang ada tidaknya peningkatan

kemampuan bahasa anak usia 5 tahun dengan menggunakan pedoman dari

Ditjen Mandas Diknas 2010 dengan kategori sebagai berikut.43

Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan

secara terus menerus hingga akhir untuk menjenuhkan data.. Aktivitas

dalam analisis data meliputi data reduction, data display, dan data

conclusion drawing/verification.

Komponen dalam analisi data yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

42
Sukmadinata, metode penelitian pendidikan, 2009, Hlm 216
43
Sugiyono.2015.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
46

Reduksi data meliputi merangkum, memilih item-item

kunci, memfokuskan pada item-item penting, mencari tema dan pola,

dan membuang item-item yang tidak diperlukan. Pengelompokan data

dengan cara ini memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memudahkan peneliti mengumpulkan data tambahan dan

mengambilnya jika diperlukan.

2. Penyajian Data

Penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagian, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan

untuk memahamiapa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data dalam penelitian

ini, peneliti memaparkan dengan teks naratif guna mempermudah

untuk memahami tentang informasi tersebut.

3. Pengambilan Kesimpulan

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan

dariverifikasi. Kesimpulan awal yang ditemukan bukti-bukti yang kuat

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak


47

awal, tetapi mungkin juga tidak. Langkah-langkah dalam analisis data

tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan


Kesimpulan

Gambar 3.1
Komponen dalam analisis data

g. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian dapat dikatakan berhasil apabila:

dalam penelitian ini apa bila 75% dari anak didik krite ria ketuntasan yang
l l l l l

telah ditetapkan oleh peneliti. Anak yang telah berkembang sangat baik
l l l l l l l l

(BSB) berarti telah memenuhi kriteria tuntas sempurna. Sedangkan anak


l l l l l l l l l l

yang mampu berkembang sesuai harapan (BSH) berarti anak telah


l l l l l l l

memenuhi kriteria tuntas. Kemudian bagi anak yang mulai berkembang


l l l l l l l l l l

(MB) dan belum berkembang (BB) berarti anak belum mencapai kriteria
l l l l l l l l l

tuntas dan aspek indicator yang belum dapat dicapai oleh anak.
l l l l l

h. Indikator pencapaian pembelajaran

1. Menceritakan kembali dongeng yang pernah di dengar


l

2. Memahami cerita yang di bacakan

3. Mengulang kalimat sederhana.


l

4. Format Penilaian
Tabel 3.2 format penilaian
48

No Indicator Pencapaian pembelajaran Hasil penilaian


BB MB BSH BSB
1
Menceritakan kembali dongeng yang
pernah di dengar
2 Memahami cerita yang di bacakan
3 mengulang kalimat sederhana.
Keterangan :

1. BB :Belum berkembang, jika anak belum mampu menceritakan

kembali dongeng yang pernah di dengar

MB :jika mampu menceritakan kembali dongeng yang pernah di dengar

tapi masih masih bultulh bimbingan guru

BSH :jika anak menceritakan kembali dongeng yang di dengar tanpa

bantuan atau bimbingan dari guru

BSB :jika anak menceritakan kembali dongeng yang di dengar dan

mampu mengingatkan pada temannya

2. BB : jika anak tidak mampu memahami cerita yang di bacakan

MB :jika anak mampu memahami cerita yang di bacakan tapi masih di

bimbing oleh guru

BSH :jika anak mampu memahami cerita tanpa di bombing dan di bantu

oleh guru

BSB :jika anak mampu memahami cerita yang di bawakan dan

membantu temannya dalam mencotokan isi cerita dongeng.

3. BB : jika anak belum mampu mengulang kalimat sederhana


49

MB : jika anak mampu mengulang kalimat sederhana namun

masi di bimbing oleh guru

BSH : jika anak sudah mampu mengulang kalimat sederhana

tanpa di bimbing oleh guru

BSB : jika anak sudah mampu mengulang kalimat sederhana dan

mampu membantu temanya tanpa di bimbing oleh guru.

i. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan salah satu

bagian yang sangat penting untuk mengetahui kebenaran data dan hasil

penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik

triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan

lebih konsisten sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa

dipertanggung jawabkan. Penelitian ini menggunakan dua macam

triangulasi yaitu:

1. Triagulasi Data

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Dalam Triangulasi peneliti mengumpulkan data

sekaligus menguji kredibilitas. Triangulasi terdiri dari:

a) Triangulasi Teknik

Triagulasi tekni yaitu peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data


50

dari sumber yang sama. Langkah-langkah yang dapat dilakukan

pada triangulasi Teknik yaitu:

Observasi partisipatif

Wawancara Sumber Data Sama

Dokumentasi

Gambar 3.2
Triangulasi Teknik

b) Triagulasi sumber

Triangulasi Sumber yaitu untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Wawancara

Sumber Data Sama Observasi partisipatif

Dokumentasi

Gambar 3.3
Triangulasi Teknik

j. Analisis Instrumen Penilaian


51

Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan

penilaian atau evaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes atau non

tes, dan observasi dapat dilakukan melalui observasi yang sistematis dan

tidak sistematis.Instrumen penelitian merupakan pedoman dalam

melakukan penelitian. Dapat juga di katakan bahwa instrumen penilaian

adalah alat yang di gunakan dalam menjalankan penelitian. Keberhasilan

penelitian banyak di tentukan oleh instrumen yang di gunakan sebab data

yang di pergunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan

menguji hipotesis di peroleh melalui instrumen.

1. Analisis (Telaah) Rubrik Penilaian Kinerja

Rubrik penilaian kinerja sebelum dinyatakan layak untuk

digunakan dalam penelitian, maka dilakukan analisis terlebih dahulu.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik

asesmen kinerja, berupa penilaian checklist dan ratingscale untuk

menilai kemampuan literasi kuantitatif anak usia dini dengan

meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan bercerita

anak usia 5 tahun di TK Pabatta Ummi Makassar.

2. Tahapan Perkembangan Penilaian Anak

Ceklis adalah cara menandai ketercapaian indikator tertentu

dengan tandatanda khusus. Tanda-tanda khusus dapat berupa tanda

centang, huruf, simbol tertentu, dll. Tetapi dalam implementasi

penilaian, tanda ceklis menggunakan huruf seperti tertuang berikut

ini: Ada empat skala, yaitu :


52

BB (Belum Berkembang), bila anak melakukannya harus dengan

bimbingan atau dicontohkan oleh guru.

MB (Mulai Berkembang), bila anak melakukannya masih harus

diingatkan atau dibantu oleh guru.

BSH (Berkembang Sesuai Harapan), bila anak sudah dapat

melakukannya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus diingatkan

atau dicontohkan oleh guru.

BSB (Berkembang Sangat Baik), bila anak sudah dapat

melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya

yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator yang

diharapkan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada 16 agustus 2022 di

TK PABATTA UMMI Kota Makassar Penyajian materi pada Bab IV

menyajikan hasil penelitian dengan menggunakan teknik wawancara sebagai

metode utama untuk memperoleh penilaian yang obyektif. Selain itu, penulis

menggunakan metode observasi dan dokumenter sebagai metode pendukung

untuk melengkapi informasi yang diperoleh melalui dokumentasi..

Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait

meningkatkankan kemampuan bahasa anak melalui kegitan bercerita usia 5

tahun TK Pabatta Ummi berikut ini:

Pada pertemuan pertama yaitu tanggal 16 agustus 2022 para peserta didik

melakukan kegiatan bercerita mendongeng dengan menggunakan media

boneka tangan dengan tema tikus dan singa dalam meningkatkan Bahasa anak

umur 5 tahun Pada pengajaran dalam meningkatkan kemampuan Bahasa anak

pada pertemuan 1

1 2 3
Memahami cerita yang Mengulang kalimat
Menceritakan kembali dibacakan sederhana.
Nama cerita/dongeng yang
No pernah didengar
Anak

BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB


1 Muh nafis   
Muh
2   
Pangeran
Muh abrizal
3   
aksara

51
52

4 Muh farel   
Muh ali
5   
Imran
Vera al
6   
fatya
Raisa
7   
Malaika
Safira
8   
mardia
9 Aris saputra   
Raihana
10   
Bilqis
Skor
2      1  
perolehan
Skor 14 
maksimal     13%  
% 
Keterangan penilaian Perkembangan
BB = belum berkembang, jika anak melakukan hal tersebut sebaiknya dibimbing atau diteladani oleh guru
MB = Mulai berkembang, jika anak melakukan hal tersebut masih perlu diingatkan atau dibantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan , jika seorang anak dapat mandiri maka ia dapat konsisten tanpa harus
diingatkan atau diteladani oleh guru.
BSB = berkembang sangat baik, anak dapat mengatur secara mandiri dan dapat membantu teman-temannya yang
belum mencapai keterampilan tersebut. indikator yang diharapkan.

Sumber : Analisa data penelitan penulis, 2023

Dari table di atas dapat di ketahui bahwa:

1) (1) Indikator peserta didik mampu menceritakan kembali cerita ataupun

dongeng yang pernah di dengar n ka erit nc me

m . Pada persentase di peroleh dari 10 anak peserta didik terdapat 5 anak


l l l l l l

peserta didik berkembang sangat baik (BSB) di karenakan peserta didik

sudah mampu mengingat dan mengulang cerita dongeng yang di bacakan

oleh guru menggunakan media boneka tangan secara mandiri dengan

tema tikus dan singa dengan presentase pencapaian 61 %. Terdapat

peserta didik yang mulai berkembang 2 (MB) hal ini dapat di lihat ketika
l l l l

peserta didik masih di bantu dan di ingatkan oleh guru dalam

menceritakan kembali dongeng yang di bacakan oleh guru menggunakan


53

media boneka tangan dengan tema tikus dan singa dengan hasil presentase

sebesar 14% , sudah mampu menceritakan Kembali cerita/ dongeng yang


l l

pernah di dengarkan, anak yang berkembang sesuai harapan, 3 (BSH) l l l l

dengan hasil presentase 25% di karenakan peserta didik sudah mampu

menceritakan kembali cerita dongeng dengan sangat konsisten tanpa di

bantu oleh guru.

2) (2) Indikator peserta didik mampu memahami cerita yang di bacakan

persentase di peroleh dari 10


l l l l l anak, terdapat 1 anak yang mulai
l l

berkembang (MB), presentase 13% perkembangan peserta didik terdapat


l l

4 anak peserta didik berkembang sesuai harapan (BSH) hal ini di liat

ketika peserta didik dalam memahami cerita yang di bacakan oleh guru

dengan secara konsisten tanpa di bantu oleh guru dengan hasil presentase

35%, 5 anak yang berkembang sangat baik (BSB) hal ini dapat di liat
l l l

ketika peserta didik telah mampu memahami rangkain cerita yang telah di

bawakan oleh guru dengan hasil presentase 52 %.

3) (3) Idikator peserta didik Mengulang kalimat sederhana. Sebelum l l l l

persentase diperoleh dari 10


l l l l l anak, terdapat 1 anak yang mulai
l l

berkembang (MB) dengan hasil presentase 13%, hal ini dapat dilihat
l l

ketika peserta didik belum mampu mengulang kalimat sederhana dan

masih di bantu oleh guru dik tadi r se ape k ti

t ti

t 3 peserta didik yang berkembang sesuai harapan (BSH) di karenakan l l l l

peserta didik sudah mampu mengulang kalimat sederhana dan

menceritakan Kembali serta mengulang kalimat -kalimat sederhana yang


54

telah di bacakan oleh guru dengan hasil presentase penilaian 25 %.serta

terdapat 6 peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) di karenakan

peserta didik sudah mampu dan mahir dalam mengulang kalimat kalimat

cerita dongeng yang di bacakan oleh guru serta mampu membantu teman-

teman sekelasnya dalam menyebut cerita dongeng yang di bacakan oleh

guru dengan hasil peresentase sebesar 62%.

0% 25% 35% 62%

BB MB BSH BSB

Adapun di lihat pada presentase perkembangan penilaian dalam

perkembangan kemampuan bahasa Dari hasil obserivasi yang dilakukakukan

dalam meningkatkan kemampuan bahasa melalui kegiatan bercerita ini

peneliti kegiatan bercerita dengan menggunakan metode boneka tangan

bahwa sebagian besar anak sudah mulai mengalami perkembangan pada

peningkatan kemampuan bahasa anak yang di lakukan dalam kegiatan

bercerita dengan menggunakan media boneka tangan dengan tema tikus dan

singa pada hasil obvservasi anak mengalami peningkatan untuk 3 indikator

yaitu dengan rata2 angka sebanayak 25 % MB menceritkan kembali


55

cerita/dongeng yang di dengarkan, 35% SBH untuk memahami cerita yang di

dengarkan,serta 62 % SBS untuk mengulang kalimat sederhana pada dongeng

yang di ceritakan dengan tema tikus dan singa dengan menggunakan media

boneka tangan.

Pada pertemuan pertama yaitu tanggal 18 agustus 2022 para peserta didik

melakukan kegiatan bercerita mendongeng dengan menggunakan media

boneka tangan dalam meningkatkan Bahasa anak umur 5 tahun Pada

pengajaran dalam meningkatkan kemampuan Bahasa anak pada pertemuan 2


56

1 2 3
Memahami cerita Mengulang kalimat
Menceritakan yang dibacakan sederhana.
Nama kembali
No
Anak cerita/dongeng yang
pernah didengar

BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB


1 Muh nafis   
Muh
2   
Pangeran
Muh
3 abrizal   
aksara
4 Muh farel   
Muh ali
5   
Imran
Vera al
6   
fatya
Raisa
7   
Malaika
Safira
8   
mardia
Aris
9   
saputra
Raihana
10   
Bilqis
Skor
1       
perolehan
Skor 13
      
maksimal %
Keterangan penilaian perkembangan
BB = belum berkembang, jika anak melakukan hal tersebut sebaiknya dibimbing atau diteladani oleh guru
MB = Mulai berkembang, jika anak melakukan hal tersebut masih perlu diingatkan atau dibantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan , jika seorang anak dapat mandiri maka ia dapat konsisten tanpa harus diingatkan atau
diteladani oleh guru.
BSB = berkembang sangat baik, anak dapat mengatur secara mandiri dan dapat membantu teman-temannya yang belum
mencapai keterampilan tersebut. indikator yang diharapkan.

Sumber : Analisa data penelitian penulis, 2023

Dari table di atas maka di ketahui bahwa:

1) (1) Indikator peserta didik mampu menceritakan kembali cerita ataupun

dongeng yang pernah di dengar n ka erit nc me


57

m . Pada persentase di peroleh dari 10 anak peserta didik terdapat 6 anak


l l l l l l

peserta didik berkembang sangat baik (BSB) di karenakan peserta didik

sudah mampu mengingat dan mengulang cerita dongeng yang di bacakan

oleh guru menggunakan media boneka tangan secara mandiri dengan hasil

presentase sebesar 63%. Terdapat peserta didik yang mu lai berkembang l l l

1 (MB) hal ini dapat di lihat ke tika peserta didik masih di bantu dan di
l

ingatkan oleh guru dalam menceritakan kembali dongeng yang di bacakan

oleh guru menggunakan media boneka tangan dengan hasil presentase

sebesar 13%, sudah mampu menceritakan Kembali cerita/ dongeng yang


l l

pernah di dengarkan, anak yang berkembang sesuai harapan, 3 (BSH) di l l l l

karenakan peserta didik sudah mampu menceritakan kemabali cerita

dongeng dengan sangat konsisten tanpa di bantu oleh guru dengan hasil

presentasi sebesar 25%.

2) (2) Indikator peserta didik mampu memahami cerita yang di bacakan

persentase di peroleh dari 10


l l l l l anak, terdapat 1 anak yang mulai
l l

berkembang (MB), presentase 13% perkembangan peserta didik terdapat 4


l l

anak peserta didik berkembang sesuai harapan (BSH) hal ini di liat ketika

peserta didik dalam memahami cerita yang di bacakan oleh guru dengan

secara konsisten tanpa di bantu oleh guru dengan presentase 35% , 5 anak l

yang berkembang sangat baik (BSB) hal ini dapat di liat ketika peserta
l l

didik telah mampu memahami rangkaian cerita yang telah di bawakan oleh

guru dengan presentase 62 %.


58

3) (3) Idikator peserta didik Mengulang kalimat sederhana. Sebelum


l l l l

persentase diperoleh dari 10


l l l l l anak, terdapat 0 anak yang mulai
l l

berkembang (MB), hal ini dapat dilihat ketika peserta didik belum mampu
l l

mengulang kalimat sederhana dan masih di bantu oleh guru dik tadi r se ape k ti

t ti

t 4 peserta didik yang berkembang sesuai harapan (BSH) di karenakan


l l l l

peserta didik sudah mampu mengulang kalimat sederhana dan

menceritakamn Kembali serta mengulang kalimat -kalimat sederhana yang

telah di bacakan oleh guru dengan presentase 35%.serta terdapat 6 peserta

didik yang berkembang sangat baik (BSB) di karenakan peserta didik

sudah mampu dan mahir dalam mengulang kalimat kalimat cerita dongeng

yang di bacakan oleh guru serta mampu membantu teman- teman

sekelasnya dalam menyebut cerita dongeng yang di bacakan oleh guru

dengan presentase 75 %.
59

0% 0% 35% 75%

BB MB BSH BSB

Adapun di lihat pada presentase perkembangan penilaian dalam

perkembangan kemampuan bahasa Dari hasil obserivasi yang dilakukakukan

dalam meningkatkan kemampuan bahasa melalui kegiatan bercerita ini

peneliti kegiatan bercerita dengan menggunakan metode boneka tangan

bahwa sebagian besar anak sudah mulai mengalami perkembangan pada

peningkatan kemampuan bahasa anak yang di lakukan dalam kegiatan

bercerita dengan menggunakan media boneka tangan dengan tema tikus dan

singa pada hasil obvservasi anak mengalami peningkatan untuk 3 indikator

yaitu dengan rata-rata angka sebanyak 0 % MB menceritakan kembali

cerita/dongeng yang di dengarkan, 35% SBH untuk memahami cerita yang di

dengarkan,serta 75 % SBS untuk mengulang kalimat sederhana pada dongeng

yang di ceritakan dengan tema tikus dan singa dengan menggunakan media

boneka tangan.dengan hasil akhir observasi makan dapat di ketahahui bahwa

peningkatan perkembangan bahasa untuk usia 5 tahun di Tk Pabata Ummi

mengalami Peningkatan dalam pemahaman bahasa yang di lakukan dalam

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan dengan tema tikus dan singa.

B. Pembahasan

1. Pembahasan mengenai meningkatkan kemampuan bahasa anak

melalui kegiatan bercerita usia 5 tahun


60

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif

yang berkaitan dengan alat pengumpulan data berupa observasi,

wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan untuk

mengganalisis perkembangan bahasa anak dalam kegiatan bercerita

melalui media boneka tangan dalam meningkatkan kemampuan bahasa

anak melalui kegiatan bercerita anak usia 5 tahun di TK Pabbata Ummi.

Efektivitas pembelajaran yaitu dengan metode bercerita

menggunakan media boneka tangan dalam menceritakan dongeng dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa anak dapat dilihat saat kegiatan

bercerita menggunakan media boneka tangan dalam kegiatan bercerita itu

berlangsung, bagaimana respon anak terhadap kegiatan pembelajaran

meningkatkan bahasa anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti di TK Pabba Ummi yaitu meningkatkan bahasa anak

melalui kegiatan bercerita anak usia dini terkususnya umur 5 tahun dapat

dilihat dari peningkatan bahasa anak usia dini yaitu:

Penelitian ini menganalisis kegiatan bercerita yang digunakan guru

dalam peningkatan kemampuan bahasa anak berdasarkan penelitian yang

dilakukan di Tk Pabbata ummi dapat dijelaskan bahwa penerapan

kegiatan bercerita melalui boneka tangan terhadap perkembangan

keterampilan bercerita anak dijelaskan sebagai berikut:

a. Menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar

Dari hasil penelitian 10 subyek peneneliti, 1 terdapat Anak

dalam Tahap Perkembangan (MB) terlihat pada pengaruh anak


61

terhadap subjek anda dengan secara efektif mengajak subjeknya untuk

ikut bercerita, 3 anak berkembang sesuai harapan (BSH) dan 6 anak

berkembang sangat baik (BSB), anak dapat mempengaruhi mata

pelajaran dengan memberi.tanggapan dalam kegiatan bercerita.

Terlihat dari ketika anak melakukan kegiatan bercerita

(mendongeng) saat melakukan kegiatan bercerita anak mempengaruhi

temanya dengan mengajak temanya untuk melakukan kegiatan

bercerita. dalam kegiatan bercerita setiap anggota tim harus kompak

dan menjaga keseimbangan dan dalam menyampaikan isi cerita

memberikan respon dan kekompakan secara bersama. Dalam

melakukan kegiatan bercerita anak dalam menyampaikan isi cerita.

Hal ini sejalan dengan pernyataan ibu Erni.“dalam

pembelajaran kegiatan bercerita anak usia 5 tahun ini guru melihat

bahwa anak dapat mempengaruhi temannya pada saat

menyampaikan isi cerita, contohnya: terlihat pada saat anak

mendongeng.

b. Memahami cerita yang dibacakan

Dari hasil penelitian yang di lakukan penulis dari 10 anak,

telrdapat 1 anak yang mullai belrkelmbang (MB), presentase

perkembangan peserta didik terdapat 4 anak peserta didik berkembang

sesuai harapan (BSH) hal ini di liat ketika peserta didik dalam

memahami cerita yang di bacakan oleh guru dengan secara konsisten

tanpa di bantu oleh gurul, 5 anak yang berkembang sangat baik (BSB)
62

hal ini dapat di liat ketika peserta didik telah mampu memahami

rangkaian cerita yang telah di bawakan oleh guru.

Ibu NurLinda mengatakan hal yang sama: ya, anak bisa

berkomunikasi dengan baik dan terbuka, tentu saja hal seperti itu harus

diajarkan di setiap pelajaran TK, tapi itu tergantung bagaimana dia

menyikapinya.Hal ini terlihat dari anak-anak yang antusias dengan

menceritakan pengalamannya dalam kegiatan bercerita.

c. Mengulang kalimat sederhana.

Kemampuan bahasa yang menunjukkan kecakapan individu dalam

kemampuan bekerja sama dengan orang lain, mencapai kemampuan

menyeimbangkan keinginan orang lain karena kekompakan dan

kemampuan memanfaatkan peluang atau sinergi kelompok..

kebersamaan.

Dari hasil penelitan dari 10 anak, terdapat 0 anak yang mulai

berkelmbang (MB), hal ini dapat dilihat ketika peserta didik belum

mampu mengulang kalimat sederhana dan masih di bantu oleh gurutika

peserta didik titt 4 peserta didik yang bekembang sesuai harapan (BSH)

di karenakan peserta didik sudah mampu mengulang kalimat sederhana

dan menceritakamn Kembali serta mengulang kalimat -kalimat sederhana

yang telah di bacakan oleh guru.serta terdapat 6 peserta didik yang

berkembang sangat baik (BSB) di karenakan peserta didik sudah mampu

dan mahir dalam mengulang kalimat kalimat cerita dongeng yang di

bacakan oleh guru serta mampu membantu teman- teman sekelasnya

dalam menyebut cerita dongeng yang di bacakan oleh guru.


63

Dalam hal ini, anak dapat kerjasama dalam mempelajari kegiatan

bercerita. dan anak dapat bekerjasama dengan orang lain dengan

memahami aturan belajar atau dengan caranya sendiri tanpa kita harus

menyuruhnya.Anda dapat melihat kapan anak-anak

mendapatkannya.melakukan kekompakan dalam bercerita menjadi

berhasil, diimana pada sebelumnya telah di jelaskan oleh guru dalam

penggunaan metode bercerita dengan anak dapat bertanggung jawab

dalam mempertahankan kelompoknya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Nur Linda: Ya, anak-anak

nampaknya pandai bercerita dan bekerja sama dengan teman-temannya,

mereka terlihat menyukai tugas-tugas yang diberikan oleh guru, seperti

yang terlihat dalam membawakan cerita dengan tema binatang melalui

media boneka tangan.

C. Keunggulan Dalam Penelitian

1. Adapun keunggunlan dalam penelitian ini yaitu, anak usia 5 tahun mampu

memahami dan mengerti secara cepat dengan penggunaan metode ini.

Kegiatan bercerita ini sering dilakukan di sekolah, setiap anak mampu

untuk melakukan kegiatan bercerita seperti mendongeng di sekolah untuk

perkembangan keterampilan sosial sesuai dengan persiapan guru. Dengan

adanya metode bercerita melalui kegiatan bercerita ini dengan

menggunakan media boneka tangan peserta didik dalam peningkatan

bahasa yang ia miliki, hal ini dapat di lihat dari respon peserta didik dapat
64

di katakan bahwa kemampuan bahasa anak peserta didik mulai

meningkat..

2. Di lihat dri proses pembelajaran kegiatan bercerita melalui media boneka

tangan dapat simpulkan bahwa peserta didik mampu mengerti dan

memahami alur cerita, dongeng serta kata- kata sederhana dalam

mengikuti proses pembelajaran kegiatan bercerita secara langsung.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan peningkatan keterampilan kegiatan bercerita anak usia 5 tahun

di Tk pabbata Ummi yang dilakukan penulis mulai berkembang, Hal ini

disebabkan guru TK di Pabbata Umm belum sepenuhnya menerapkan tahapan

mendongeng. Penyebabnya adalah kurangnya langkah-langkah pada tahap

perencanaan, guru tidak merumuskan tujuan kegiatan sesuai aspek.

peningkatan bahasa anak melalui kegiatan bercerita pada RPPH dan

keterbatasan waktu yang digunakan pada kegiatan pembelajaran bercerita

dongeng mengunakan media boneka tangan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka hasil penelitian dalam bahasan, maka

penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru TK

a. Sebagai masukan atau motivasi, berikanlah kegiatan mendongeng serba guna

yang memuat nilai-nilai bagi perkembangan anak, khususnya pengembangan

keterampilan bercerita dan pemanfaatan boneka tangan disekitarnya sebagai

lingkungan belajar anak.

b. Dalam menerapkan kurikulum, guru juga harus mengetahui dasar-dasar

penyusunan RPPH, menurut Mendikbud.

60
61

2. Untuk sekolah

a. Hal ini diharapkan dapat memberikan sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk meningkatkan keterampilan bercerita anak usia dini

b. Direktur hendaknya mengarahkan semaksimal mungkin dalam

pengembangan pembelajaran.

C. Penutup

. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun penulis tetap

menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan

ilmu dan pengalaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang sangat membangun demi penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas kesalahan penulis dan

mohon ampun kepada Allah SWT.


DAFTAR PUSTAKA

Apriani, A., Sari, I.P. & Suwandi, I.K. 2017. Pengaruh Living Values Education
Program (Lvep) Terhadap Penanaman Karakter Nasionalisme Siswa Sd
Dalam Pembelajaran Tematik. Jurnal Taman Cendekia, 1(2), 105.
Http://Jurnal.Ustjogja.Ac.Id/Index.Php/
Taman cendekia/Article/View/1947/1129, Diakses 11 Maret 2020.

Aprianti Yofita Rahayu, Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan


Bercerita, (Jakarta: Indeks,2013), Hlm. 86.

Aryani Ayu Sariska Panjaitan, Usman Radiana, Dian Marianda. Analisis Metode
Bercerita Anak Usia 5-6 Tahun, program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak.

Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,2010, Hlm 185

Eka Rizki Amalia, Amalia Rahmawati, Salma Farida, Meningkatkan


Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dengan Metode Bercerita, Institut
Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC), Mojokerto.Hlm.8-9.

Fandi Rosi Sarwo. Teori Wawancara Psikodignostig. (Yogyakarta: leutikaprio


2019) hal 1

Hendrastomo, Grendi, dkk, Model Kegiatan Pembelajaran Asistensi Mengajar di


Satuan Pendidikan/ Grendi Hendrastomo, dkk; Edisi Juni 2021; Daerah
Istimewa Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sosiologi, 2021. Hlm.1.

https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/

Hadisa Putri, Penggunaan Metodeceritauntukmengembangkan Nilaimoralanak


TK/Sd, Urnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017,
Https://Media.Neliti.Com/ Media/ Publications/222482-Penggunaan-
Metode-Cerita-Untuk-Mengemban.Pdf, Diakses 11 Maret 2020.

Indah Wahyuni, Respon Mahasiswa Universitas Negri Medan Terhadap Wacana


Kampus Merdeka, Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi
Hubungan Masyarakat

Jusrian, Ahmad Nasriadi, Cut Fazli Hanum, Pengaruh Metode Bercerita


Menggunakan Media Kotak Bergambar Terhadap Kemampuan Berhitung
Anak Kelompok B TK FKIP Banda Aceh (Universitas Bina Bangsa
Getsempena), Jurnal Ilmia Mahasiswa vol.2 no.2 Otober 2021.

Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Hlm. 175-179.

62
63

Marfuatun Khuriyah, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui


Metode Bercerita Di Ra Muslimat Nu Pasuruhan 2 Mertoyudan Magelang,
skripsi Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, yogyakarta 2014.8 september 2020.

Otang Kurniaman, Muhammad Nailul Huda, Penerapan Strategi Bercerita Untuk


Meningkatkan Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhamadiyah
6 Pekanbaru, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau. Hlm. 251

Siti Khanisa. 2015. Interaksi Ekstratekstual Dalam Proses Bercerita Kepada Anak
Usia Dini:(Fasilitator Paud Provinsi Aceh Tim UNICEF 2006- Sekarang).

Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Rineka


Cipta,2008), Hlm. 24

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Hlm 5

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung Alfabeta. 2012), Hlm 2.

Sukmadinata, metode penelitian pendidikan, 2009, Hlm 216

Tuti Marjan Fuadi. Konsep Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM):


Aplikasinya Dalam Pendidikan Biologi. FKIP Biologi Universitas
Abulyatama Aceh Besar Hlm.189

Try Setiantono. 2012. Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini Di
NPaud Smart Little Cilame Indahbandung: Stkip Siliwangi Bandung.

Tika Jun’ Ifatul Husna, Penerapan Metode Bercerita Untuk Mengembangkan


Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Di RA Ismaria Rajabasa Bandar
Lampung, Universitas Isalam Negri Raden Intan Lampung.Hlm.30

Yona Aldi Ruspa. Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia


Dini Melalui Metode Bercerita: Universitas Negri Padang (UNP)

Yorri Didit Setyadi and others, ‘Peran Mahasiswa Kampus Mengajar 2 sebagai
“Agent Of Change Dan Social Control, Dinimisal: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 5.6 (2021),
1542-47<https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i6.8592>
L

64
65

Lampiran 1

A. Sejarah singkat TK Pabatta Ummi di Kota Makassar

TK PABATA UMMI Kota Makassar merupakan salah satu pilihan sekolah

TK yang ada di Kota Makassar. Jika pada keterangan yang lebih detail

sekolah ini memiliki alamat di Jl AMD Borong Jambu Tamangapa Kec.

Manggala Kota Makassar Prov. Sulawesi Selatan. Pembelajaran pada t k

swasta ini dilakukan selama 6 hari, yakni pada hari senin hingga sabtu.

Sedangkan model pembelajaran yang digunakan di tk ini ialah model

pembelajaran selama Sehari Penuh. TK PABATA UMMI Kota Makassar

memiliki nomor npsn 69959589.

Latar belakang berdirinya yayasan ini adalah berangkat dari

keperihatian terhadap pendidikan di JL AMD Borong Jambu Tamangapa kec.

Manggala kota Makassar Prov. Sulawesi Selatan. yang dimana pada waktu itu

di daerah ini belum tersedia lembaga layanan pendidikan taman kanak-kanak

atau pendidikan anak usia dini sehingga mendorong Pendiri yakni ibu Erni,

yang merupakan seorang lulusan SMA mampu mendirikan TK PABATTA

UMMI di tengah tengah Masyarakat yang banyak mengalami tantangan

diantaranya kurangnya minat masyarakat mengikuti pendidikan PAUD

karena masih kurangnya animo masyarakat terhadap pendidikan secara umum

dan Paud pada khususnya.

Secara hukum TK PABATTA UMMI pada awalnya bernaung pada

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Merujuk dokumen yang ada,

yakni surat keputusan pendirian (06), Sekolah ini telah ada sejak 1997-05-09.
66

Sedangkan untuk ijin operasional sekolah ini telah diperbaharui terakhir pada

tanggal 2016-04-05 dan memiliki nomer surat ijin operasional

421.9/271/DPK/IV/2016. TK PABATTA UMMI adalah salah satu lembaga

pendidikan diantara beberapa tingkatan pada yayasan pendidikan guru yang

senantiasa berkomitmen kuat untuk melayani pendidikan anak usia dini

secara professional dan ramah anak.

1. Alamat dan Peta lokasi satuan lembaga PAUD

Jl AMD Borong Jambu Tamangapa Kec. Manggala Kota

Makassar Prov. Su lawesi Selatan. Pembelajaran pada tk swasta ini

dilakukan selama 6 hari, yakni pada hari senin hingga sabtu. Sedangkan

model pembelajaran yang digunakan di tk ini ialah model pembelajaran

selama Sehari Penuh. TK PABATA UMMI Kota Makassar memiliki

nomor npsn 69959589.

2. Status Satuan Paud

TK PABATTA UMMI pada awalnya bernaung pada Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Merujuk dokumen yang ada, yakni surat

keputusan pendirian (06), Sekolah ini telah ada sejak 1997-05-09.

Sedangkan untuk ijin operasional sekolah ini telah diperbaharui terakhir

pada tanggal 2016-04-05 dan memiliki nomer surat ijin operasional

421.9/271/DPK/IV/2016.

3. Kepengurusan Satuan Lembaga PAUD

a. Penyelenggara

NO NAMA JABATAN URAIAN TUGAS


67

1 IWAN KETUA YAYASAN PEMBINA

2 ERNI KEPALA SEKOLAH MANAJERIAL

3 NURLINDA GURU STAF


H

4. Visi TK Pabat.ta Ummi Kota Makassar

Membentuk Anak yang cerdas, baik dan berakhlak mulia, sholeh/sholiha

Sehingga terwujud anak kreatif dan mandiri

5. Misi TK Pabatta Ummi di Kota Makassar

 Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan inofatif

 Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak

 Menyiapkan anak didik ke jenjang pendidikan dasar dengan ketercapian

kompetensi dasar sesuai tahap perkembangan


68
69

Lampiran ke 2

Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalu kegiatan bercerita Anak

Usia 5 tahun

Pertemuan ke 1

1 2 3
Memahami cerita Mengulang kalimat
Menceritakan kembali yang dibacakan sederhana.
cerita/dongeng yang
Nama
No pernah didengar
Anak

M
BB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
B
1 Muh nafis   
Muh
2   
Pangeran
Muh
3 abrizal   
aksara
4 Muh farel   
Muh ali
5   
Imran
Vera al
6   
fatya
Raisa
7   
Malaika
Safira
8   
mardia
Aris
9   
saputra
Raihana
10   
Bilqis
Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di
ingatkan atau di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya
yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.
70

Observasi,2022

Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalu kegiatan bercerita

Anak Usia 5 tahun

Pertemuan ke II

1 2 3
Memahami cerita Mengulang kalimat
Menceritakan yang dibacakan sederhana.
Nama kembali
No
Anak cerita/dongeng yang
pernah didengar

BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB


1 Muh nafis   
Muh
2   
Pangeran
Muh
3 abrizal   
aksara
4 Muh farel   
Muh ali
5   
Imran
Vera al
6   
fatya
Raisa
7   
Malaika
Safira
8   
mardia
Aris
9   
saputra
Raihana Observasi, 16 agustus 2022
10   
Bilqis
Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH Andi dapat
= berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri Nurul Alifdatanpa harus di
konsisten
ingatkan atau di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya
yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.
71

Lampiran 3
72

Instrumen Penelitian Peserta Didik

Hari/Tanggal : Rabu /16 agustus 2022

Nama : Muh Nafis

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator Ket
Kompetensi Ya Tidak

Meceritakan kembali cerita/ Anak dapat mengulang kembali isi cerita yang  BSH
dongen yang pernah di telah didengar
dengar
Bahasa
Memahami cerita yang di Anak dapat mengulang kembali cerita  BSH
bacaakan menggunakan media boneka tangan yang telah
dibuat

Mengulang kalimat Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH


sederhana Menggunakan media boneka tangan

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan kata-
kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan
atau di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.

Observasi,16 agustus 2022

B. Nurul Alifda
73

Instrumen Penelitian Peserta Didik

Hari/Tanggal : kamis /17 agustus 2022

Nama : Muh. Pangeran

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator Ket
Kompetensi Ya Tidak

Meceritakan Anak dapat mengulang kembali isi  BSH


kembali cerita/ cerita yang telah didengar
dongen yang pernah
Bahasa di dengar

Memahami cerita Anak dapat menyebutkan judul  BSH


yang di bacaakan cerita Menggunakan media boneka
tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan  BSH


sederhana media boneka tangan yang telah
dibuat

Menyebutkan kata- Anak dapat mengekspresikan diri  BSH


kata yang di kenal dengan media boneka tangan atau
menyebutkan kata-kata yang di
kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di
ingatkan atau di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu
temanya yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.
74

Hari/Tanggal : jumat/ 18 agustus 2022

Nama : Muh. Abidzard Aksara

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.

Observasi,18 agustus 2022


75

A. Nurul Alifda

Hari/Tanggal : Senin/21 agustus 2022

Nama : Muh. Farel

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.

Observasi,21 agustus 2022


76

A. Nurul Alifda

Hari/Tanggal : Selasa/ 22 agustus 2022

Nama : Muh. Ali Imran

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.

Observasi, 22 agustus 2022


77

A. Nurul Alifda

Hari/Tanggal : rabu /23 agustus 2022

Nama : Aksanul Qail

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.

Observasi, 23 agustus 2022


78

A. Nurul Alifda

Hari/Tanggal : kamis/ 24 agustus 2022

Nama : Vera Alfatya

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.
79

Observasi, 24 agustus 2022

A. Nurul Alifda

Hari/Tanggal : jumat/ 25 agustus 2022

Nama : Fharadiba

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.
80

Observasi, 25 agustus 2022

A. Nurul Alifda

Hari/Tanggal : senin/ 28 agustus 2022

Nama : Resa Malaika

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
81

BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.

Observasi, 28 agustus 2022

A. Nurul Alifda

Hari/Tanggal : selasa/ 29 agustus 2022

Nama : Raihan Bilqis

Umur : 5 tahun

Kelas :B

Sekolah : Tk Pabata Ummi

Tindakan
Standar
Indikator Sub Indikator
Kompetensi Ya Tidak Ket

Meceritakan kembali Anak dapat mengulang kembali isi cerita  BSH


cerita/ dongen yang yang telah didengar
pernah di dengar
Bahasa
Memahami cerita yang Anak dapat menyebutkan judul cerita  BSH
di bacaakan Menggunakan media boneka tangan

Mengulang kalimat Anak dapat bercerita menggunakan media  BSH


sederhana boneka tangan yang telah dibuat

Menyebutkan kata-kata Anak dapat mengekspresikan diri dengan  BSH


yang di kenal media boneka tangan atau menyebutkan
kata-kata yang di kenal

Keterangan :
BB = belum berkembang bila anak melakukanya harus dengan bimbingan atau di contohkan oleh guru
82

MB = Mulai berkembang, bila anak melakukanya masih harus di ingatkan atau di bantu oleh guru
BSH = berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dapat konsisten tanpa harus di ingatkan atau
di contohkan oleh guru
BSB = berkembang sangat baik, bisa anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indicator yang di harapkan.

Observasi, 29 agustus 2022

A. Nurul Alifda

Lampiran 4

Pedoman Wawancara guru

Meningkatkan kemampuan bahasa melalui kegitan bercerita Di TK Pabatta

Ummi

1. Apakah ibu mengkomunikasian terlebih dahulu tema yang akan di gunakan

dalam kegitan bererita sebelum memulai pembelajaran?

2. Meneurt ibu Apa saja faktor yang menghambat peningkatan bahasa anak

dalam kegiatan bercerita?

3. Apakah ibu menyajikan tampilan boneka tangan sesuai dengan tema cerita

yang akan di bawahkan?

4. Menurut ibu apakah kegiatan bercerita ini dapat meningkatkan kemampuan

bahasa anak?
83

5. Apa yang biasa ibu lakukan jika anak masih malu untuk bercerita di depan

kelas?

6. Seperti yang ibu ketahui bahwa anak-anak akan sulit di atur dan kurang fokus

dalam pembelajaran, bagaimana cara ibu meminta anak untuk memperhatikan

kembali cerita yang di bawahakan melalui media boneka tangan

7. Bagaimana cara ibu menjalin komunikasi dengan oang tua peserta didik?

8. Apakah dalam meningkatakan kemampuan bahasa anak dalam kegitan

bercerita hanya menggunakan media boeneka tanga saja?

9. Kegiatan seperti apa yang ibu berikan disekolah dalam meningkatkan

kemampauan bahasa anak ?

10. bagaiamana cara ibu menumbuhkan semangat anak dalam kegiatan bercerita?

Hasil Wawancara Guru

Hasil wawancara guru kelas B

1. Apakah ibu mengkomunikasian terlebih dahulu tema yang akan di gunakan

dalam kegitan bererita sebelum memulai pembelajaran?

Jawaban: iya harus, karena sebelum pembelajaran di mulai anak harus di

beritahu dahulu tema apa yang akan dia pelajari agar lebih memahami

pembelajaran tersebut.

2. Menurut ibu Apa saja faktor yang menghambat peningkatan bahasa anak

dalam kegiatan bercerita?

Jawaban: penghambatnya itu anak masih malu-malu untuk tampil di depan

kelas dalam kegitan berceritak

3. Apakah ibu menyajikan tampilan boneka tangan sesuai dengan tema cerita

yang akan di bawahkan?


84

Jawaban: iya, misalnya temanya binatang kami guru harus menydiakan

boneka tangan berbentuk hewan seperti gaja, ikan, dan lain-lain

4. Menurut ibu apakah kegiatan bercerita ini dapat meningkatkan kemampuan

bahasa anak

Jawaban: iya, karena dalam kegiatan bercerita ini, bisa membantu anak lebih

terlatih lagi dalam meningkatkan kemampuan bahasanya dan anak juga dapat

menambah kosakata, mengucapkan kata-kata, dan merangkai kalimat.

5. Apa yang biasa ibu lakukan jika anak masih malu untuk bercerita di depan

kelas?

Jawaban: membujuk dengan mengatakan “ayo nak tidak apa-apa” dan juga

memberi semangat.

6. Seperti yang ibu ketahui bahwa anak-anak akan sulit di atur dan kurang fokus

dalam pembelajaran, bagaimana cara ibu meminta anak kembali fokus dalam

kegiatan bercerita berlangsung?

Jawaban: meciptakan suasana kelas yang menyenagkan dan menyiapkan

waktu istirahat saat proses belajar berlangsung

7. Bagaimana cara ibu menjalin komunikasi dengan oang tua peserta didik?

Jawaban: kami melakukan komunikasi dengan orang tua anak melalui grup

whatsapp atau pada saat kami melakukan pertemuan dengan orang tua anak.

8. Apakah dalam meningkatakan kemampuan bahasa anak dalam kegitan

bercerita hanya menggunakan media boeneka tanga saja?

Jawaban: tidak hanya boneka tangan saja, kami juga menggunakan media

seperti buku cerita atau juga menggunakan papan flanel

9. Kegiatan seperti apa yang ibu berikan disekolah dalam meningkatkan

kemampauan bahasa anak?


85

Jawaban: seperti yang saya sampaikan tadi bahwa saya menerapkan kegiatan

atau pembelajaran berkelompok karena pada saat anak-anak melakukan

kegiatan berkelompok pasti anak-anak akan saling berinteraksi. Biasa juga

setelah pembelajaran selsai saya memberikan kepada anak kesempatan untuk

menceritakan kembali cerita yang telah saya sampaikan

10. Bagaiamana cara ibu menumbuhkan semangat anak dalam kegiatan bercerita?

Jawaban: dengan memberikan cerita yang menarik perhatian anak dan

menyenagkan agar anak tersebut lebih semangat dalam kegiatan bercerita

tersebut

Wawancara orang tua peserta didik

1. Menurut ibu Marwa Bagaimana kondisi bahasa anak sebelum melakukan

kegiatan bercerita?

2. Menurut ibu Dian Bagaimana kondisi bahasa anak setelah melakukan

kegiatan bercerita?

3. Menurut ibu Ani Apakah setelah kegiatan bercerita anak menjadi lebih aktif

bercerita?

4. Menurut ibu Eka Apakah kosakata anak bertambah setelah melakukan

kegiatan bercerita?

5. Menurut ibu Fitriani dampak positif apa yang dirasakan ibu dan anak setelat

anak mengikuti kegiatan bercerita?


86

Hasil Wawancara Orang Tua Pesertan Didik

1. Menurut ibu Bagaimana kondisi bahasa anak sebelum melakukan kegiatan

bercerita?

Jawaban: Anak saya masih kurang mampu dalam mengcupkanbeberapa kosa

kata dengan baik dan benar

2. Menurut ibu Bagaimana kondisi bahasa anak setelah melakukan kegiatan

bercerita?

Jawaban: Anak Saya Sudah Mampu dalam mengucapkan beberapa kosa kata

dengan baik dan benar


87

3. Menurut ibu Apakah setelah kegiatan bercerita ini kemampauan bahasa anak

lebih meningkat?

Jawaban: ya, karena setelah kegiatan bercerita ini nanak saya banyak

mempelajari kosa kata baru dan melatih anak saya untuk tampil bercerita di

depan kelas

4. Bagaiamana ibu sebagai orangtua peserta didik dapat membantu anak dalam

mningkatkan bahasa yang lebih baik?

Jawaban: saya sebagai orang tua memiliki peran penting karena kita sebagai

orangtua adalah sekolah pertama untuk anak maka dari itu kita mengenalkana

anak dengan kata- kata yang baik dan benar ketika berkomunikasi di dalam

keluarga dan melatih anak mengucapkan kalimat sederhana seperti meminta

tolong,mengcap kata maaf dan berterimakasih

5. Menurut ibu dampak positif apa yang dirasakan ibu dan anak setelat anak

mengikuti kegiatan bercerita?

Jawaban : saya semakin senang melihat perekembangan anak saya terutama

dalam hal berkomunikasi. dampak positif yang anak saya rasakan salah

satunya yaitu anak saya mampu menceritakan kembali kegiatan bercerita

yang di lakukan di sekolah


88

Lampiran 5

RPPH ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)

Semester / bulan / hari ke : I / September/ 1

Tema / sub tema : Diri sendiri / Anggota Tubuhku

Hari / tanggal : senin 20 September 2021

Waktu : 7:30- 9:30

Materi dalam kegiatan

1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar

2. Tanya jawab: Menyebutkan nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh

3. Percakapan: cara merawat tubuh


89

4. Unjuk kerja: menyanyi Lagu “ANGGOTA BADAN

Materi yang masuk dalam pembiasaan:

1. Taat terhadap aturan

2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan

3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam SOP

4. Mencuci tangan dan mengosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan

sesudah makan.

Alat dan bahan:

1. Kegiatan menirukan huruf abjad A, B, C, D membutuhkan: buku tulis,

pensil dan penghapus

2. Kegiatan menjiplak tangan membutuhkan: buku gambar dan Pensil

3. Kegiatan mengenalkan huruf Abjad membuthkan: kartu huruf abjad

4. Kegiatan mewarnai huruf abjad membutuhkan: krayon, pola huruf

abjad

5. Kegiatan menggunting huruf abjad membutuhkan: gunting, huruf

abjad

a. Pembukaan ( ± 30 menit )

1. Unjuk kerja: Bernyanyi” ANGGOTA TUBUH

Unjuk kerja: Tepuk” ANGGOTA TUBUH

2. Doa sebelum belajar

3. Mengenalkan aturan bermain

4. Tanya jawab: menyebutkan anggota tubuh, fungsi aggota tubuh

5. Prcakapan: cara merawat tubuh


90

b. Inti (+60 menit)

1. Menirukan huruf abjad A,B,C,D

2. Menjiplak tangan

3. Mengenal huruf abjad

4. Mwernai huruf abjad

5. Mengguntung huruf abjad


91

Semester / bulan / hari ke : I / September/ 2

Tema / sub tema : Diri sendiri / Anggota Tubuhku

Hari / tanggal : Selasa 21 September 2021

Waktu : 7:30- 9:30

Materi dalam kegiatan

1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar

2. Tanya jawab: Menyebutkan nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh

3. Percakapan: cara merawat tubuh

4. Unjuk kerja: menyanyi Lagu “ANGGOTA BADAN

Materi yang masuk dalam pembiasaan:

1. Taat terhadap aturan

2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan

penjemputan

3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam SOP

4. Mencuci tangan dan mengosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan

sesudah makan.

Alat dan bahan :

1. Kegiatan menirukan huruf abjad A, B, C, D membutuhkan: buku tulis,

pensil dan penghapus

2. Kegiatan menjiplak tangan membutuhkan: buku gambar dan Pensil

3. Kegiatan mengenalkan huruf Abjad membuthkan: kartu huruf abjad

Kegiatan

4. mewarnai huruf abjad membutuhkan: krayon, pola huruf abjad


92

5. Kegiatan menggunting huruf abjad membutuhkan: gunting, huruf

abjad

A. Pembukaan ( ± 30 menit )

1. Unjuk kerja: Bernyanyi” ANGGOTA TUBUH

2. Unjuk kerja: Tepuk” ANGGOTA TUBUH

3. Doa sebelum belajar

4. Mengenalkan aturan bermain

5. Tanya jawab: menyebutkan anggota tubuh, fungsi aggota tubuh

6. Prcakapan: cara merawat tubuh

B. Inti (+60 menit)

1. Menirukan huruf abjad A,B,C,D

2. Menjiplak tangan

3. Mengenal huruf abjad

4. Mwernai huruf abjad

5. Mengguntung huruf abjad


93

Semester / bulan / hari ke : I / September/ 1

Tema / sub tema : Diri sendiri / Anggota Tubuhku

Hari / tanggal : senin 20 September 2021

Waktu : 7:30- 9:30

Materi dalam kegiatan

1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar

2. Tanya jawab: Menyebutkan nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh

3. Percakapan: cara merawat tubuh

4. Unjuk kerja: menyanyi Lagu “ANGGOTA BADAN

Materi yang masuk dalam pembiasaan:

1. Taat terhadap aturan

2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan

3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam SOP

4. Mencuci tangan dan mengosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan

sesudah makan.

Alat dan bahan :

1. Kegiatan menirukan huruf abjad A, B, C, D membutuhkan: buku tulis,

pensil dan penghapus

2. Kegiatan menjiplak tangan membutuhkan: buku gambar dan Pensil

3. Kegiatan mengenalkan huruf Abjad membuthkan: kartu huruf abjad

4. Kegiatan mewarnai huruf abjad membutuhkan: krayon, pola huruf

abjad
94

5. Kegiatan menggunting huruf abjad membutuhkan: gunting, huruf

abjad

a. Pembukaan ( ± 30 menit )

1. Unjuk kerja: Bernyanyi” ANGGOTA TUBUH

Unjuk kerja: Tepuk” ANGGOTA TUBUH

2. Doa sebelum belajar

3. Mengenalkan aturan bermain

4. Tanya jawab: menyebutkan anggota tubuh, fungsi aggota tubuh

5. Prcakapan: cara merawat tubuh

b. Inti (+60 menit)

1. Menirukan huruf abjad A,B,C,D

2. Menjiplak tangan

3. Mengenal huruf abjad

4. Mwernai huruf abjad

5. Mengguntung huruf abjad


95

Semester / bulan / hari ke : I / September/ 3

Tema / sub tema : sekolah/ guru ku

Hari / tanggal : Rabu 22 September 2021

Waktu : 7:30- 9:30

Materi dalam kegiatan

1. Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat

2. Pengelompokkan berdasarkan warna ( merah, biru, kuning)

3. Lagu “aku ciptahan tuhan”

Materi yang masuk dalam pembiasaan:

1. Doa sebelum dan sesuah belajar

2. Bersyukur sebagai ciptaan tuhan

3. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan

penjemputan

4. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam SOP

pebukaan

5. Mencuci tangan dan mengosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan

sesudah makan

Alat dan bahan :

1. Lidi/irisan bambu/stik es krim, lem kertas warna warni untuk membuat

bingkai foto diri

2. Kertas polos, krayon, dan spidol warna merah, biru kuning untuk

kegiatan menjiplak telapak tangan dengan krayon atau spidol


96

3. Tali, nama setiap anak,steples untuk kegiatan mengukur tinggi badan

anak dengan tali

4. Alat kedokteran, setting pemerikasaan gigi, obat-obatan, kertas, pensil

resep untuk bermain dengan drama pergi ke dokter

C. Pembukaan ( ± 30 menit )

1. Bernyanyi lagu “aku ciptahan tuhan”

2. Doa sebelum belajar

3. Mengenalkan aturan bermain

4. Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi dan cara merawat tubuhnya.

Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terimakasih terhadap tuhan dan

atas tubuhnya

5. Berdiskusi tentang pengelompokkan warna (merah, biru, kuning)

D. Inti (+60 menit)

1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahasa yang disediakan.

2. Guru menanyakan konsep warna dan bentuk yang ada di alat dan bahan

3. Guru menaykan kepad anak dimana mereka pernah menemukan konsep

tersebut.
97
98

SURAT SUDAH PENELITAN


99

Lampiran 6

DOKUMENTASI KEGIATAN

Kegiatan senam dan berdo’a sebelum memulai pembelajaran


100

Kegiatan mendongeng dengan menggunakan media boneka tangan


101

Kegiatan mendampingi tugas tenaga pendidik


102

Kegiatan Pada saat proses Mengajar

Anda mungkin juga menyukai