Anda di halaman 1dari 80

PENERAPAN MODEL CALL ON THE NEXT SPEAKER UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA


DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS VII SMP
DARUL MUTA’ALLIMIN TANAH MERAH,
ACEH SINGKIL

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

SITI MULIA
NIM. 211222385
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prodi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARU SSALAM, BANDA ACEH
2017 M/1438 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti hadirkan


kehadirat Ilahi Rabbi yang telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang seindah-indahnya disertai dengan kelengkapan akal pikiran
sehingga menjadi makhluk yang kreatif dan inovatif yang mampu
menemukan rahasia-rahasia alam untuk keselamatan hidupnya dan
mampu memahami serta mengamalkan norma-norma ajaran agama
(Islam). Shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada
baginda Rasulullah saw. Yang telah membawa pelita kehidupan di
alam ini. Sehingga beliau mampu mengangkat dan mengantarkan
derajat manusia dari zaman kenistaan kezaman kemuliaan. Karena
beliaulah kita bisa merasakan nikmatnya iman yang insyaallah masih
melekat dalam tubuh dan jiwa setiap manusia.
Sudah menjadi kelaziman dan suatu keharusan bagi seorang
mahasiswa/i untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.pd)
di lingkungan UIN Ar-Raniry khususnya di Fakultas Tarbiyah untuk
menyelesaikan tugas akhir belajar yaitu menulis karya ilmiah (skripsi).
Oleh karena itu peneliti sebagai mahasiswi Fakultas Tarbiyah UIN Ar-
Raniry juga berkewajiban menyelesaikan karya ilmiah (skripsi) dengan
judul “Penerapan Model Call on The Next Speaker untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAI
Kelas VII SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah, Aceh Singkil”.
Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini, peneliti telah
memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama
pembimbing. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini tidak
terselesaikan tanpa bantuan pihak lain. Untuk ini peneliti
menyampaikan terima kasih yang amat tulus kepada semua pihak yang

vi
telah memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga khususnya
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ibunda Nuriyah Melayu dan
Ayahanda Hanafi Lembong, yang telah mendidik dan
membesarkan adinda, serta selalu memberikan motivasi-
motivasi yang berarti untuk adinda. Kemudian untuk abang,
kakak dan adik-adikku tersayang, yang selalu menjadi
penyejuk mata dan pemotivasi dalam menyelesaian penulisan
karya ilmiah ini.
2. Ibu Zulfatmi, S.Ag, M.Ag sebagai pembimbing I dan ibu
Realita, S.Ag, M.Ag sebagai pembimbing II dimana di
tengah-tengah kesibukan beliau masih menyempatkan diri
untuk meluangkan waktunya membimbing peneliti dalam
menyelesaikan tugas ini, sehingga dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditargetkan. Mudah-mudahan kebaikan
beliau menjadi amal kebaikan dan mendapatkan imbalan
yang setimpal di sisi Allah swt.
3. Bapak Mashuri, S.Ag., MA. Selaku penasehat akademik
(PA) yang telah banyak membantu dan membimbing peneliti
selama kuliah.
4. Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA. Rektor Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk belajar di UIN Ar-Raniry.
5. Staf pengajar/Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry yang membantu,
mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
6. Bapak Dr. Jailani, MA selaku pimpinan dan ketua Program
Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Ar-

vii
Raniry yang telah memberi motivasi dan arahan sehingga
peneliti mendapatkan pencerahan tentang skripsi ini.
7. Kepada sahabat-sahabat setia dalam perjuangan perintisan
pembuatan skripsi ini, dan kepada semua mahasiswa/i Prodi
PAI angkatan 2012. Semoga persahabatan dan silaturrahmi
kita tetap terjalin dan dapat mencapai cita-cita kita semua.
Harapan peneliti, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya
bagi peneliti sendiri dan umumnya para pembaca. Akhirulkalam
semoga bantuan dan jasa yang telah diberikan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah swt. Amin.

Banda Aceh, 1 Februari 2017


yang Menyatakan

Peneliti,

viii
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL ............................................................................. i


PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... ii
PENGESAHAN SIDANG .................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................ iv
ABSTRAK ...............................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................x
DAFTAR ISI.......................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................4
C. Tujuan Penelitian ..............................................................5
D. Manfaat Penelitian ............................................................5
E. Penjelasan Istilah ..............................................................6

BAB II : PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI


CALL ON THE NEXT SPEAKER ................................10
A. Pengertian Keaktifan Belajar ..........................................10
B. Karakteristik Siswa Aktif dalam Belajar.........................13
C. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Belajar .......15
D. Pengertian dan Dasar Penerapan Model Call on The
Next Speaker ...................................................................16
E. Prosedur Penerapan Call on The Next Speaker...............18
F. Kelebihan dan Kekurangan Call on The Next Speaker ...20

BAB III : METODE PENELITIAN ....................................................21


A. Rancangan Penelitian ...................................................21
B. Subjek Penelitian..........................................................26
C. Instrumen Pengumpulan Data ......................................25
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................27
E. Tehnik Analisis Data....................................................28

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................31


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................31
B. Pelaksanaan Penelitian................................................33
C. Penyajian Hasil Penelitian ..........................................34
D. Analisis Hasil Penelitian .............................................59

xi
1. Kualifikasi Keaktifan Guru dan Siswa dalam
Pembelajaran PAI melalui Model Call on The
Next Speaker di SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil................................................59
2. Respon Siswa terhadap Call on The Next
Speaker dalam Pembelajaran PAI di SMP Darul
Muta’allimin Tanah Merah.....................................62

BAB V : PENUTUP ..............................................................................64


A. Kesimpulan .....................................................................64
B. Saran-saran .....................................................................64

DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................66


LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
ABSTRAK

Nama : Siti Mulia


Nim : 211222385
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pndidikan Agama Islam
Judul : Penerapan Model Call on The Next Speaker untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam
Pembelajaran PAI Kelas VII SMP Darul
Muta'alimin Tanah Merah Aceh Singkil
Hari/Tanggal Sidang : Rabu/08-02-2017
Tebal Skripsi : 68 Halaman
Pembimbing I : Zulfatmi, S.Ag, M.Ag
Pembimbing II : Realita, S.Ag, M.Ag
Kata Kunci : Penerapan Model Call on The Next Speaker,
Meningkatkan Keaktifan Belajar

Proses pembelajaran PAI yang selama ini dilakukan di kelas VII SMP
Darul Muta'allimin Tanah Merah belum mampu mengaktifkan siswa dalam
belajar, seperti bertanya atau mengeluarkan pendapat. Penelitian ini
mencoba menerapkan model call on the next speaker dalam pembelajaran
PAI, dengan rumusan masalah; 1). Bagaimana kualifikasi keaktifan guru
dan siswa dalam pembelajaran PAI melalui model call on the next speaker
di SMP Darul Muta’alimin Tanah Merah Aceh Singkil? 2) Bagaimana
respon siswa terhadap penerapan call on the next speaker dalam
pembelajaran PAI di SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh singkil?
Subjek penelitian ini adalah Kelas VII Darul Muta'alimin Tanah Merah
yang berjumlah 27 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan
teknik observasi dan skala sikap Likert. Penelitian dilaksanakan dalam dua
tahap yaitu siklus I dan siklus II, dan diperoleh kesimpulan; 1). Kualifikasi
aktivitas guru pada siklus I dan II dikategorikan “baik sekali” yaitu 88.15
pada siklus I dan 94.73 pada siklus II. Adapun kualifikasi aktivitas siswa
secara klasikal pada siklus I mencapai 70, dan mencapai target ketuntasan
minimal pada siklus II, yaitu 89. 2). Siswa kelas VII SMP Darul
Muta’allimin sangat tertarik dengan pembelajaran PAI yang menerapkan
model call on the next speaker. Respon siswa tergolong “sangat tertarik”
yaitu 96 pada siklus I dan meningkat hingga 100 pada siklus II.

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran PAI yang selama ini dilakukan di kelas VII
SMP Tanah Merah masih banyak dipengaruhi oleh cara-cara
tradisional, yaitu guru menyampaikan pelajaran. Siswa mendengarkan
atau mencatat, suasana kelas lebih didominasi peranannya oleh guru.
Sementara siswa sangat jarang mengajukan petanyaan, apalagi
merespon atau memberi jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan
guru. Kondisi seperti ini membuat siswa tampak bosan jenuh dan
kurang bersemangat dalam belajar agama.1
Belajar bukanlah sekedar menyerap informasi secara pasif,
melainkan membangun pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu
aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran,
supaya proses pemberian pengetahuan dari kita dapat terwujud. Pada
dasarnya belajar adalah wujud keaktifan siswa, walaupun darajatnya
tidak sama antara satu siswa dengan siswa lain dalam suatu proses
pembelajaran. Wujud keaktifan siswa dapat ditandai dari berbagai
indikasi yang terlihat, antara lain kesediaan menyimak penjelasan guru,
mengajukan pertanyaan terhadap hal yang belum dipahami.
Pembelajaran PAI bukan sekedar teori yang diterangkan
kepada siswa tetapi juga meliputi praktek dan pemahaman. Untuk itu
proses pembelajaran yang dilakukan harusnya lebih mengarahkan pada
proses keaktifan siswa agar mereka memahami apa yang sedang
dipelajari dan kelak akan dilaksanakan.
____________
1
Hasil Observasi Pada Lokasi Penelitian, (SMP Darul Muta’allimin
Tanah Merah), tanggal. 24 maret 2016.

1
2

Sebagai seorang guru, sepatutnya harus mencari cara-cara


yang tepat untuk mengatasi kekurang aktifan siswa baru. Pada
prinsipnya bahan pelajaran dapat disajikan secara menarik sebagai
upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Guru dapat
menggunakan dengan ragam macam model dan metode pembelajaran
yang ada. Dalam menentukan model atau metode tertentu guru harus
menyesuaikan model dan metode apa yang tepat untuk suatu materi
yang ada serta rumusan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. 2
Dengan demikian, untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan mendorong siswa untuk belajar lebih efektif, maka
guru dapat menggunakan model atau metode pembelajaran yang tepat
dalam pembelajaran PAI. Ketetapan itu dapat juga dilihat dari
karakteristik materi PAI itu sendiri, yaitu untuk pengembangan moral,
kepribadian peseta didik, terbentuknya peserta didik yang beriman dan
bertakwa kepada Allah swt.
Call on the next speaker (memanggil pembicara berikutnya)
merupakan suatu model yang mudah untuk mendapatkan partisipasi
seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. model ini memberi
kesempatan bagi setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya sesuai
dengan hasil diskusi sebelumnya dengan kelompok masing-masing.3
Call on the next speaker dalam pembelajaran berguna untuk
____________
2
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama
dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 5.
3
Abdul Haris dan Bahrissalim, Model Strategi dan Model-model
PAIKEM, Cet. 1, Maret 2011 Diakses Tanggal 10 April dari situs
https://www.academia.
edu/8816116/Metode_paikem_utk_tingkat_SLTP?login”&email_was_token”tr
ue&login_&email_was_token”true&login”&email_was_token”true,
3

mendorong partisipasi aktif peserta didik dalam proses belajar


mengajar. Model ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk
menyampaikan apa yang sudah dikuasainya berkenaan dengan
pelajaran.4
Call on the next speaker adalah model yang dikembangkan
untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasan diri sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas maupun
mengusai keterampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran yang bernuansa inovatif tentu sangat
dibutuhkan dalam kondisi kelas yang sangat menyenangkan atau ada
kebebasan, sehingga siswa dapat tumbuh dan berkembang
sebagaimana mestinya.5
Berdasarkan hal tersebut, guru dituntut untuk
mengembangkan pembelajaran PAI dengan menggunakan berbagai
pendekatan yang dapat mengaktifkan peserta didik. Salah satu cara
yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran PAI adalah dengan menggunakan model call
on the next speaker. Model ini mampu mengaktifkan peserta didik
dalam pembelajaran sehingga timbul rasa untuk ingin tahu dan tertarik
untuk mempelajari PAI.6

____________
4
Eka Puspa Cahya Ningsih Makalah Dasar-dasar MIPA Model
Pendekatan Strategi, Metode Dan Teknik Pembelajaran, Desember 2013.
Diakses Tanggal 10 April 2016 dari situs: http:// ekacaneng. blogspot. com/
2013/12/ makalah-dasar-dasar-mipa-model.html.
5
Penerapan Call on The Next Speaker dalam Peningkatan Hasil
Belajar Materi Fiqh Pada Siswa, Mei 2015. Diakses Tanggal 10A pril 2016
dari situs: http:// makalah pendidikan islam
wajibdibaca.blogspot.co.id/2015/05/penerapan-call-on-next speaker-dalam.htm
4

Dari gejala-gejala ini maka peneliti menyimpulkan bahwa


keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PAI Kelas VII SMP Darul
Muta’allimin Tanah Merah ini harus ditingkatkan agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Guru harus kreatif dalam meningkatakan
keaktifan belajar siswa dengan cara memilih model yang tepat dan
merangsang siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk
menerapkan model call on the next speaker ini untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajarn PAI di kelas VII SMP
Darul Muta’allimin Tanah Merah, dengan mengadakan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Call on The Next Speaker untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAI
Kelas VII SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah, Aceh Singkil”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualifikasi keaktifan guru dan siswa dalam
pembelajaran PAI melalui model call on the next speaker di
SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh Singkil?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan call on the next
speaker dalam pembelajaran PAI di SMP Darul Muta’allimin
Tanah Merah Aceh singkil?

6
Hal ini seperti yang di kemukakan oleh Arief sariffudin,
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Globalisasi dengan Penerapan
Metode Pembelajaran Call On The Next Speaker Penelitiasn Tindakan Kelas
Pada Siswa Kelas VI SDN Periuk 2 Tanggerang. Tahun 2013, Fatmatul
Asyfiva, Efektifitas Metode Call On The Next Speaker untuk meningkatkan
Kemampuan Berbicara pada Siswa XI Di Madrasah Aliyah Nurul Huda Sidati
Sidoarjo. Tahun 2013. Fitria Ramadhani, Aplikasi Strategi Pembelajaran Call
On The Next Speaker guna Meningkatkan Maharah Kalam Pada Siswa Kelas
VII SMP Darul Ulum Gedungan Kecamatan Waru Kabupaten Sdoarjo, 2012.
5

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kualifikasi keaktifan guru dan siswa
dalam pembelajaran PAI melalui model call on the next
speaker di SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh
Singkil.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan call on
the next speaker dalam pembelajaran PAI di SMP Darul
Muta’allimin Tanah Merah Aceh singkil.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
manfaat teoritis maupun praktis, adalah:
1. Manfaat Teoritis secara teoritis penelitian ini bermanfaat
dalam memberikan sumbangan pada guru yang mengajar
pelajaran PAI, dan sebagai salah satu cara dalam
meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran PAI melalui
model pembelajaran call on the next speaker.
2. Manfaat Praktis
 Peneliti memperoleh pengalaman langsung dalam
pembelajan PAI dalam menggunakan model call on
the next speaker.
 Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru,
khususnya guru PAI sebagai salah satu alternatif
pembelajaran.
Memberikan pengalam langsung kepada siswa sebagai objek
penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman
6

tentang kebebasan dalam belajar pendidikan agama Islam (PAI) secara


aktif, kreatif dan menyenangkan sebagaimana yang diatur dalam model
pembelajaran call on the next speaker.

E. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memberikan arti
masing-masing istilah dalam penelitian ini, maka perlu ada penjelasan
istilah-istilah yang dipakai, yaitu Penerapan Model Call on The Next
Speaker untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam
Pembelajaran PAI Kelas VII SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah,
Aceh Singkil. Peneliti perlu memberikan terhadap istilah-istilah yang
terdapat dalam pembahasan ini, antara lain sebagai berikut:
1. Penerapan
Penerapan juga berarti merubah atau mengganti suatu hal
yang dulunya dianggap kurang baik atau kurang bermutu kearah yang
lebih baik dan bermutu, sehingga dengan adanya perubahan dapat
diharapkan sesuatu hal yang lebih baik.7 Kata penerapan sama halnya
denagan pengertian pelaksanaan yaitu perbuatan atau usaha yang
dilakukan untuk mencapai rencana atau teori tertentu. Penerapan yang
peneliti maksud disini adalah usaha untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa di SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh Singkil
2. Call on The Next Speaker
Call on the next speaker merupakan salah satu dari model
pembelajaran kooperatif, yang mana guru memberikan kesempatan
kepada siswa bekerja sama dengan kelompoknya serta menyuruh

____________
7
Dani Hariyanto, Kamis Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini,
(Solo Delima, 2004),h.
7

siswa/i maju kemudian memanggil kawan yang lain dengan durasi


waktu yang telah ditentukan. Pembelajaran dengan model call on the
next speaker juga merupakan cara untuk melatih siswa agar menjadi
lebih aktif dan berani mengemukakan pendapatnya.
Call on the next speaker (memanggil pembicara berikutnya)
merupakan suatu model yang mudah untuk mendapatkan partisipasi
seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. model ini memberi
kesempatan bagi setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya sesuai
dengan hasil diskusi sebelumnya dengan kelompok masing-masing.8
3. Meningkatkan
Meningkatkan mempunyai arti proses, pembuatan, cara
meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya).9 Meningkatkan
merupakan suatu proses yang dilakuan oleh seseorang dalam upaya
meningkatkan taraf skill, pengetahuan dan sebagainya yang dilakukan
dalam penelitian ini secara maksimal. Peningkatan yang dimaksudkan
peneliti di sini adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru
pembelajaran PAI pada SMP Darul Muta’allimin untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
4. Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata aktif, yang dalam kamus lengkap
bahasa Indonesia terbaru berarti giat dan gigih. Keaktifan berarti

____________
8
Abdul Haris dan Bahrissalim, Model Strategi dan Model-model
PAIKEM, Cet. 1. Maret, 2011, Dakses Tanggal 1 April 2016 dari situs http: //
www. academia.
Edu/8816116/Metode_paikem_utk_tingkat_SLTP?login”&email_was_token”t
rue&login_&email_was_token”true&login”&email_was_token”true.
9
Team Pustaka Phonix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Phonix,2007), hal. 899.
8

kegiatan dan kesibukan.10 Kata keaktifan juga bisa berarti dengan


kegiatan atau kesibukan yang dimaksud dengan keaktifan disini adalah
bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-
muridnya aktif.
5. Siswa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata siswa
mempunyai arti, siswa adalah murid. Adapun siswa yang peneliti
maksud dalam penelitian ini adalah murid-murid yang dalam kelas VII
di SMP Darul Muta’allimin.
6. Pembelajaran PAI
Pembelajajaran berasal dari kata “belajar” yang berarti proses
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.11 kemudian kata ini
diawali dengan kata ”pe” dan akhiran “an” yang artinya segala sesuatu
mengenai belajar.
Wina Sanjaya menyatakan pembelajar dapat diartikan sebagai
proses kerjasama antara guru dengan siswa dengan memanfaatkan
segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari
dalam dan siswa itu sendiri seperti bakat, minat, dan kemampuan dasar
yang dimiliki termasuk gaya belajar, maupun potensi yang ada diluar
dari siswa seperti lingkungan sarana dan sumber belajar sebagai upaya
untuk mencapai tujuan belajar tertentu.12

____________
10
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru,
(Surabaya: Amelia Surabaya, 2003), h. 24-25.
11
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1976), h. 769.
12
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Media Groop, 2008), h. 26-27.
9

Pembelajaran PAI yang peneliti maksud dalam skripsi ini


adalah pembelajaran yang mencakup materi, fiqih, akidah akhlak, al-
Qur’an Hadits, dan sejarah kebudayaan Islam yang diajarkan pada
SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh Singkil.
BAB II
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI
CALL ON THE NEXT SPEAKER

A. Pengertian Keaktifan Belajar


Keaktifan dalam proses belajar mengajar peserta didik
merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru
sehingga proses belajar mengajar dapat memperoleh hasil yang
maksimal. Kata keaktifan belajar berasal dari dua suku kata yaitu
keaktifan dan belajar. Menurut kamus umum bahasa Indonesia,
keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat (bekerja, berusaha).
Keaktifan berarti kegiatan dan kesibukan.1 Sementara belajar adalah
berusaha, berlatih untuk mendapatkan pengetahuan.2
Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang
pengertian belajar, di antaranya adalah sebagai berikut:
Slameto, mendefinisikan bahwa “belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruahan, sebagai hasil
3
pengalamannya sendiri dalam intraksi dalam lingkungannya. Tohirin,
juga mendefinisikan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

____________
1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1986), h. 26.
2
Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru,,, h. 85.
3
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 2.

10
11

dalam interaksi dengan lingkungannya.4 Menurut Muhibbin Syah,


belajar adalah secara umum belajar dapat dipahami sebagai perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan intraksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.5 Sedangkan menurut Ahmad Susanto, mendefinisikan bahwa
belajar adalah sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalamannya, sebagai proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, kebiasaan dan tingkah laku.6
Sementara lain halnya dengan Syaiful Bahri Djamarah, juga
mendefinisikan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.7 Sedangkan Abdul
Wahab Rosyidi, mendefinisikan bahwa belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.8
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa
keaktifan dan belajar merupakan dua hal yang mempunyai hubungan
____________
4
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 8.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, cet. 4, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 68.
6
Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah, cet. 1,
(Jakarta: Kencana, 2013), h. 1.
7
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 13.
8
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang: UIN Malang Prees 2009), h. 15-16.
12

erat. Berdasarkan hal tersebut, Dimyati dan Mudjiono menyatakan


bahwa keaktifan dalam proses belajar disamakan dalam proses belajar
mengajar, karena pada dasarnya tidak ada belajar tanpa keaktifan
peserta didik.
Secara umum, keaktifan meliputi keaktifan jasmani dan
keaktifan rohani. Keaktifan jasmani adalah kegiatan siswa dengan
anggota badan atau seluruh badannya dan Sedangkan keaktifan rohani
adalah jika daya jiwa siswa/i berfungsi dalam pengajaran.9
Sementara menurut Sriyono, dkk, keaktifan jasmani maupun
rohani itu meliputi antara lain:
1. Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba dan
lain-lain.
2. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan
dalam memecahkan masalah, menimbang-nimbang,
menyusun pendapat dan mengambil keputusan.
3. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif
menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru,
dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat
ia siap dan mampu mengutarakan kembali.
4. Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah
senantiasa menaruh minat, gembira dan sebagainya.10
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa keaktifan belajar siswa meliputi keaktifan jasmani, keaktifan

____________
9
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Pineka Cipta, 2013), h.. 114.
10
Sriyono, dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1992), h. 75.
13

rohani. Keaktifan jasmani dan rohani meliputi keaktifan indra,


keaktifan akal, keaktifan ingatan, dan keaktifan emosi.

B. Karakteristik Siswa Aktif dalam Belajar


Karakteristik siswa aktif dalam belajar dapat dikatagorikan
menjadi dua bagian, yaitu karakteristik siswa aktif dalam belajar secara
umum dan karakteristik siswa aktif secara khusus.
Karakteristik siswa aktif dalam belajar secara umum, adalah
sebagai berikut:
1. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran.
2. Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa.
3. Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu.
4. Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya.11

Menurut Nasution, karakteristik keaktifan belajar siswa secara


khusus dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar yang beraneka ragam seperti pada saat siswa mendengarkan
ceramah, berdiskusi, membuat suatu alat, membuat laporan
pelaksanaan tugas dan sebagainya. Nasution membagi kegiatan belajar
siswa dalam 8 kelompok yang berisikan 177 macam kegiatan murid,
antara lain:
1. Visual activities/visual (13) seperti membaca,
memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities/lisan (43) seperti: menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan

____________
11
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), h. 71.
14

pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi, dan


sebagainya.
3. Listening activities/mendengarkan (11) seperti
mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato,
dan sebagainya.
4. Writing activities/menulis (22) seperti menulis cerita,
karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sebagainya.
5. Drawing activities/menggambar (8) seperti menggambar,
membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya.
6. Motor activities/motorik (47) seperti melakukan
percobaan, membuat konstrusi, model, mereparasi,
bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya.
7. Mental activities/mental (23) seperti menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat
hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
8. Emotional activities/emosional (23) seperti menaruh
minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan
sebagainya. 12

Klasifikasi aktivitas belajar dari Nasution di atas


menunjukkan bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks
dan bervariasi. Aktivitas di sini tidak hanya terbatas pada aktivitas
jasmani saja yang dapat secara langsung diamati tetapi juga meliputi
aktivitas rohani. Keadaan di mana siswa melaksanakan aktivitas belajar
inilah yang disebut keaktifan belajar.
Dari karakteristik-karakteristik tersebut di atas dapat dipahami
bahwa inti dari karakteristik pembelajaran aktif adalah adanya
penekanan pada proses pembelajaran dan sikap siswa sesuai dalam
proses belajar yang berlangsung.

____________
12
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, cet. 3, (Jakarta: Bumi
aksara, 2004), h. 91
15

C. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Belajar


Upaya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar mengajar
merupakan hal yang sangat penting. Menurut Moh. Uzer Usman, cara
untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar adalah sebagai
berikut:
1. Guru meluangkan waktu yang lebih banyak untuk
kegiatan belajar mengajar.
2. Berusaha berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
belajar-mengajar dengan menuntut respon yang aktif dari
siswa, dengan menggunakan berbagai teknik mengajar,
motivasi, serta penguatan (reinforcement).
3. Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar
hendaknya dilakukan secara cepat dan luwas.
4. Memberikan pengajaran yang jelas dan tepat sesuai
dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.
5. Mengusahakan agar pengajaran agar lebih menarik minat
murid. Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan
mengaitkannya dengan bahan dan prosedur pengajaran.
6. Berusaha mengenali dan membantu anak-anak yang
kurang terlibat. Menyelidiki penyebabnya dan usaha apa
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak
tersebut.
7. Menyiapkan siswa secara tepat. Persyaratan awal apa
yang diperlukan anak untuk mempelajari tugas belajar
yang baru.
8. Menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan
individual siswa. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berperan
secara aktif dalam kegiatan belajar.13

____________
13
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, cet. 2, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2008), h. 26-27.
16

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa guru


memiliki peran yang sangat signifikan untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam belajar. guru merupakan fasilitator dan menager yang
dapat membawa suasana pembelajaran ke arah student centered.
Tentunya dengan menjalankan model sebagaimana yang telah peneliti
paparkan di atas.

D. Pengertian dan Dasar Penerapan Model Call on The Next


Speaker
1. Pengertian Model Call on The Next Spaeaker
Dalam setiap pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas,
guru diharapkan membangkitkan minat belajar siswa dengan cara
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Cara melatih siswa, yaitu
dengan cara melatih siswa dan mengajak siswa berbicara di depan
kelas, mendiskusikan kelompok, serta melakukan kegiatan yang dapat
mengaktifkan siswa dalam belajar.

Model pembelajaran aktif digunakan untuk mengarahkan


potensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Salah satu
model pembelajaran aktif adalah call on the next speaker (memanggil
pembicara berikutnya). Model call on the next speaker merupakan
salah satu cara yang mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh
kelas dan pertanggungjawaban individu.
Call on the next speaker merupakan suatu model yang mudah
untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban
individu. Model ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk
17

menyampaikan pendapatnya sesuai dengan hasil diskusi sebelumnya


dengan kelompok masing-masing.14
Dengan demikian, model call on the next speaker adalah salah
satu tipe dari cooperative learning yang memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya sesuai dengan hasil
diskusi sebelumnya. Salah seorang siswa akan memanggil siswa
berikutnya dalam kelompoknya untuk melanjutkan penjelasan.
2. Dasar Penerapan Model Call on The Next Speaker
Dasar penerapan model call on the next speaker, sebagaimana
yang dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-Maidah ayat 2 adalah sebagai
berikut:

          

       


Artinya : “ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
(Q.S. al-Maidah: 2)

Sebagaimana maksud ayat di atas, manusia diperintahkan


untuk saling tolong menolong dalam berbuat kebajikan, baik di dunia
maupun di akhirat, dan salah satunya adalah dalam mencari ilmu. Oleh
karena itu, Model ini menuntut siswa untuk bekerja sama dalam belajar
dan saling tolong menolong sesama anggota kelompoknya untuk
mendiskusikan sebuah permasalahan yang terkait dengan topik. Setiap
____________
14
Abdul Haris dan Bahrissalim, Model Strategi dan Model-model
PAIKEM...,
18

anggota kelompok bekerjasama untuk menuangkan hasil diskusi dalam


bentuk poster/gambar pada selembar kertas plano. Semua angota
kelompok bertanggung jawab untuk maju mendekati poster/gambar
yang mereka buat, dan saling membantu dan mendukung presentasi
yang dilakukan sehingga apa yang mereka belajarkan dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dengan demikian,
samangat kerja sama termasuk bagian inti dari model ini.

E. Prosedur Penerapan Call on The Next Speaker


Adapun prosedur penerapan call on the next speaker adalah
sebagai berikut:
a. Dibagikan kelas dalam beberapa kelompok dan
dimintalah mereka untuk mendiskusikan sebuah
permasalahan yang terkait dengan topik.
b. Dimintalah tiap-tiap kelompok untuk menuangkan hasil
diskusinya dalam bentuk poster/gambar pada selembar
kertas plano.
c. Diminta setiap kelompok (ketua dan anggota kelompok)
maju mendekati poster/gambar yang mereka buat.
d. Dimtalah setiap orang dari kelompok itu
mempresentasikan dengan durasi waktu 1 orang bicara 1
menit, lalu ia memanggil teman lainnya dalam kelompok
itu melanjutkan presentasinya, demikian seterusnya.
e. Dimintalah komentar atau tanggapan dari kelompok
lain.15

Prosedur yang lainnya dalam penerapan model call on the


next speaker adalah sebagai berikut:

____________
15
Fitria Ramadhani, Aplikasi Strategi Call On The Next Speaker
Guna Meningkatkan Maharah Kalam Pada Siswa Kelas VII SMP Darul Ulum,
25 Mei 2012 . Diakses pada Tanggal 04 agustus 2016.
19

a. Siswa dibagikan kertas untuk membuat pertanyaan.


b. Pertanyaan diambil dan dibagikan kembali secara acak.
c. Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab dengan waktu
terbatas.
d. Siswa tadi menunjuk siswa lainya untuk melanjutkan. 16

Prosedur lainnya penerapan model yang disebut dengan


strategi call on the next speaker adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghemat waktu, guru dapat membatasi dua hingga
tiga orang dari tiap kelompoknya yang berbicara.
b. Bila pada akhir sesi guru melihat topik pada sebagian atau
keseluruhan kelompok tidak terbahas secara utuh, guru dapat
meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Pemilihan wakil tersebut dapat dilakukan dengan
cara lempar bola kertas.17

Sebagaimana yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan


bahwa dalam model call on the next speaker yang harus diperhatikan
dalam pembentukan kelompok, serta memberikan kesempatan bagi
setiap peserta untuk berbicara dan bertindak di dalam kelas. Model ini
diawali dengan dengan membagi kelompok, meminta dari masing-
masing kelompok mereka untuk mendiskusikan sebuah permasalahan
yang terkait dengan topik, kemudian meminta mereka menuangkan
hasil diskusinya dalam bentuk poster/gambar/tulisan pada selembar
kertas plano dengan topik yang telah ditentukan.
Model call on the next speaker ini sangat menarik digunakan
dalam pembelajaran, karena dalam model ini semua siswa terlibat
secara aktif. Adanya kerja sama dalam kelompok, siswa bisa belajar
____________
16
Atunatul, Metode dan Teknik Pembelajaran, 12 Desember 2013.
Diakses pada Tanggal 09 Seprember 2016 dari
situs://atnatul.wordpress.com/metode- dan -taknik pembelajaran/.
17
http://sitimahdzuroh.blogspot.co.id/2014/12/aplikasi-strategi-
pembelajaran-call on 41.html. Diakses pada Tanggal 09 September 2016.
20

menghargai pendapat teman-temannya dalam satu kelompok, antara


individu dengan individu lainnya yang saling tergantung.

F. Kelebihan dan Kekurangan Call on The Next Speaker


Berdasarkan uraian call on the next speaker yang telah
peneliti paparkan, sudah tentu model ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Menurut peneliti kelebihan dan kekurangan adalah
sebagai berikut:
1. Kelebihan model call on the next speaker
a. Siswa menjadi aktif dalam proses belajar.
b. Siswa memiliki percaya diri.
c. Siswa menjadi berani untuk mengungkapkan
pendapatnya dalam proses belajar.
d. Siswa menjadi lebih bebas dalam mengungkapkan
pendapat.
e. Melatih mental siswa untuk berpikir dan berbicara.
2. Kekurangan model call on the next speaker
a. Besar kemungkinan tidak semua siswa dapat terlibat
dalam call on the next speaker, terutama untuk kelas
yang jumlah siswanya banyak.
b. Metode ini akan sulit dijalankan jika siswa belum
memiliki kesiapan yang matang dalam belajar.
c. Pembentukan kelompok belajar yang baik tidak
mudah dilakukan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Action Research). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitan tindakan kelas (PTK), yaitu salah satu cara
yang bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.
PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang
terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain)
ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai ha-hal
yang terjadi di dalam kelas.1
Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran
di kelas secara profesional,dan memecahkan masalah-masalah
pembelajaran. Inti penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki mutu
dan hasil pembelajaran serta mencoba hal-hal yang baru dalam
pembelajaran.2
Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian
tindakan kelas yang ada pada setiap siklus yaitu: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observasing), refleksi
(reflecting).
____________
1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 41.
2
Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK,
(Jogjakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1997), h. 4.

21
22

Gambar 1.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


(PTK)
Prosedur penelitian tindakan kelas memiliki siklus. "Apabila
satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah
perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus
kedua, dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas”. Pada setiap siklus
kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan atau observasi dan refleksi.
Perencanaan pembelajaran pada siklus I didasarkan pada
identifikasi masalah yang ditemukan, apakah masalah tersebut terjadi
23

karena kondisi pembelajaran siswa atau guru, sedangkan perencanaan


tindakan pada siklus II didasarkan pada hasil koreksi dan refleksi hasil
belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I, begitu juga untuk
pelaksanaan siklus berikutnya dilaksanakan berdasarkan hasil tefleksi
siklus II.3
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus
pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) penelitian merupakan tindakan yang
tersusun secara sistematis untuk menjelaskan tentang prosedur
pelaksanaan kegiatan, seperti apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa
dan bagaiamana tindakan tersebut akan dilakukan. Rancangan yang
disusun secara logis dan sistematis oleh guru untuk meningkatkan
mutu pembelajaran.
Perencanaan tindakan kelas yang peneliti lakukan adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan materi yang akan diajarkan.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan menggunakan model call on the next
speaker, Lks dan Tes.
c. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan
siswa dalam pembelajaran yang menerapkan
model call on the next speaker.

____________
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 17.
24

d. Menyiapkan lembar skala sikap respon siswa


terhadap pembelajaran PAI dengan model call on
the next speaker.
2. Tindakan (Acting)
Tindakan (acting) adalah tindakan yang dilaksanakan secara
sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan
4
bijaksana. Langkah yang akan dilakukan mengacu pada kurikulum
yang berlaku, dengan langkah adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan prosedur model call on the
next speaker.
b. Guru membagikan kelas dalam beberapa
kelompok dan meminta siswa untuk
mendiskusikan sebuah permasalahan yang terkait
dengan topik.
c. Guru meminta siswa/i tiap-tiap kelompok untuk
menuangkan hasil diskusinya dalam bentuk
poster/gambar pada selembar kertas plano.
d. Guru meminta setiap kelompok (ketua dan
anggota kelompok) maju mendekati
poster/gambar yang mereka buat.
e. Guru meminta setiap orang dari kelompok itu
mempresentasikan dengan durasi waktu 1 orang
bicara 1 menit, lalu ia memanggil teman lainnya
dalam kelompok itu melanjutkan presentasinya,
demikian seterusnya.

____________
4
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru, h. 72.
25

f. Guru minta komentar atau tanggapan dari


kelompok lain.
g. Siswa dibagikan kertas untuk membuat
pertanyaan.
h. Pertanyaan diambil dan dibagikan kembali secara
acak.
i. Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab
dengan waktu terbatas.
j. Siswa tadi menunjuk siswa lainya untuk
melanjutkan.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan (observing) yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kegiatan pengamatan data yang berupa proses perubahan
kinerja belajar mengajar.5 Data yang diamati dalam observasi adalah
kegiatan aktivitas kegiatan guru dan kegiatan aktivitas siswa yang
dijalankan selama proses pembelajaran berjalan atau dilaksanakan.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari
atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di
masa yang lalu. Siswa memahami apa yang baru yang merupakan
pengayaan dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon
terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.6

____________
5
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru, h. 73.
6
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,
(Jakarta: Kencana,2010), hln. 118.
26

Refleksi artinya merenungkan apa yang telah dikerjakan.


Kegiatan ini bertujuan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian
melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan melalui kegiatan
pada siklus selanjutnya.

B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa SMP kelas VII-F Darul
Muta’allimin Tanah Merah Kecamatan Gunung meriah Kabupaten
Aceh Singkil tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa/i 27 orang.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data dalam suatu penelitian sesuai
dengan jenis data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini. Adapun
instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa
Instrumen lembar pengamatan yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini berbentuk daftar cek (ya/tidak), yang terdiri dari lembar
pengamatan aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajatran dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Lembar
observasi ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas
guru dan siswa dengan menggunakan model call on the next speaker.
Instrumen pengamatan aktivitas siswa meliputi 6 aspek penilaian
dengan 16 item pengamatan. Adapun instrumen pengamatan aktivitas
guru terdiri dari 19 aspek pengamatan.
27

2. Skala sikap
Skala sikap yang peneliti terapkan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang respon siswa terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan dengan model call on the next
speaker. Instrumen yang digunakan terdiri dari 19 item pertanyaan dan
berupa skala Likert, yaitu pernyataan persetujuan yang berbentuk
Sangat setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS),
dan Sangat Tidak Setuju (STS).

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis tehadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan.7 Jenis observasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah observasi partisipatif, yaitu observasi yang
melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan
pengamatan di lapangan. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai guru
dan melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observee, yaitu siswa.
2. Skala Sikap
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat dan
perhatian, dan lain-lain, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk
dinilai responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai

____________
7
Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), h. 76.
28

dengan kriteria yang ditentukan.8 Skala sikap dalam penelitian ini


terdiri dari pernyataan positif dan negatif, dan memiliki rentang skor 1-
5.

E. Teknis Analisis Data


Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan keaktifan siswa dalam belajar melalui model call on the
next speaker. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan rumus yaitu:
1. Analisis Data Obsrvasi Aktivitas Guru dan Siswa
Dalam menganalisis pengamatan terhadap aktivitas guru dan
siswa yang telah diamati selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan menggunakan penerapan model pembelajaran call
on the next speaker, maka analisis yang digunakan dengan memakai
rumus sebagai berikut:
skor yang dicapai
= × 100

Kriteria penilaian aktivitas guru dan siswa:9

a. 80 -100 = Baik sekali


b. 66 - 79 = Baik
c. 56 - 65 = Cukup
d. 40 - 55 = Kurang
e. 30 - 39 = Gagal

____________
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet. 18,
(Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h. 77.
9
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada), h. 43
29

Dalam penelitian tindakan kelas ini juga ditentukan indikator


keberhasilan, penentuan indikator keberhasilan dapat dilihat juga dari
jumlah pencapaian klasikal sekurang-kurangnya 85 dari jumlah seluruh
siswa yang ada di kelas tersebut.10 Demikian pula data yang diperoleh
dari hasil obsevasi guru. Menurut Nana Sudjana, guru dikatakan sudah
berhasil dalam mengajar apabila guru telah mencapai nilai 85.11
Adapun keberhasilan siswa secara individual dilihat dari nilai A/B
yang diperolehnya.
2. Analisis Data Respon Siswa
Dalam menganalisis Data pengamatan respon siswa yang
telah diamati selama proses kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan model call on the
next speaker, maka analisis dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
skor yang dicapai
= × 100

Kriteria penilaian respon siswa adalah sebagai berikut:12

a. 0 - 20 = Tidak tertarik
b. 21 - 40 = Sedikit tertarik
c. 41 - 60 = Cukup tertarik
d. 61 - 80 = Tertarik
e. 81 - 100 = Sangat tertarik

____________
10
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 43
11
Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239.
12
Ridwan, Dasar-dasar Statistik, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 41.
30

Respon siswa dianalisis dengan cara menghitung dengan rata-


rata keseluruhan skor, yang telah dibuat dengan model skala likert.
Penskoran dalam skala likert, jawaban diberi bobot atau disamakan
dengan nilai kualitatif 5, 4, 3, 2 dan 1 untuk pertanyaan positif dan 5, 4,
3, 2 dan 1 untuk pernyataan negatif. Untuk pertanyaan positif maka di
beri skor 5 untuk sangat setuju, 4 untuk setuju, 3 untuk kurang setuju, 2
untuk tidak setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju. Sedangkan
pernyataan yang negatif diberi skor sebaliknya, yaitu skor 5 untuk
sangat tidak setuju, 4 untuk tidak setuju, 3 untuk kurang setuju, 2 untuk
setuju, dan 1 untuk sangat setuju.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambar Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil yang beralamat Jln. Pesantren, Desa Kampong
Tanah Merah, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil.
Dengan batasan-batasan sebagai berikut. Sebelah timur berbatasan
dengan perkebunan Pesantren Darul Muta'allimin Tanah Merah,
sebelah barat berbatasan dengan makam keluarga Darul Muta'allimin
Tanah Merah, sebelah utara berbatasan dengan asrama santri putra
Darul Muta'allimin Tanah Merah, sebelah selatan berbatasan dengan
perkebunan Pesantren Darul Muta'allimin Tanah Merah. Sekolah SMP
Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh Singkil dipimpin oleh bapak
Umma Abidin, S.Pd.I.
Tabel 4.1. Gambar umum sekolah SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil
Gambaran Umum Keterangan
Nama Sekolah SMP Darul Muta’allimin
Tempat/Lokasi Tanah Merah Kecamatan Gunung
Meriah
Status Sekolah Negeri/Yayasan
Nomor Statistik Sekolah 20.20.61.30. 4006
(NSS)
Kode Pos 23784
Prov/Kab/Kecamatan Aceh/ Aceh Singkil/ Gunung Meriah
Gedung Sendiri/Menumpang Gedung Sendiri dan Menumpang
Permanen/Semi Permanen Permanen
Sumber: Dokumentasi tata Usaha SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil

31
32

1) Sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam
proses belajar mengajar dalam sebuah lembaga pendidikan.
Keberadaan sarana dan prasarana yang memadai sangat menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar.
Tabel 4.2. Sarana dan Prasarana
Permanen/Semi
No Jenis Banggunan Jumah Kondisi
Permanen
1 Kelas 17 Permanen Baik
2 Rg. Kepala Sekolah 1 Permanen Baik
3 Rg. Dewan Guru 1 Permanen Baik
4 Lab. Komputer - - -
5 Perpustakaan 1 Permanen Baik
6 Toilet Siswa 4 Permanen Baik
7 Ruang Ibadah 1 Permanen Baik
Sumber: Dokumentasi tata Usaha SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil

2) Keadaan Siswa
Jumlah siswa dan siswi di SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil adalah sebanyak 523 orang yang terdiri dari 259
laki-laki dan 264 perempuan.
Tabel 4.3. Jumlah Siswa dan Siswi di SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil
Jumlah
No Tingkat Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas
1 Kelas VII 6 101 99 200
2 Kelas VIII 5 71 76 147
3 Kelas IX 6 87 89 176
Jumlah Total 17 523
Sumber: Dokumentasi tata Usaha SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil
33

3) Profil Pegawai
SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh Singkil memiliki
sejumlah tenaga mengajar dan tenaga administrasi sebagaimana terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Jumlah tenaga pengajar di SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil
No Jabatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Guru Tetap (GT/PNS) 2 - 2
2 Guru Tetap Yayasan (GTY) - - -
3 Guru Tidak Tetap (GTT) 16 21 37
4 Pegawai TU Tetap - - -
5 Pegawai TU Tidak Tetap 5 5 10
6 Pegawai TU Tetap Yayasan - - -
7 Pesuruh Tetap - - -
8 Pesuruh Tidak Tetap - - -
Sumber: Dokumentasi tata Usaha SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil, tahun 2016.

B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan SMP Darul Muta’allimin Tanah
Merah Aceh Singkil pada tanggal 24 November sampai 1 Desember
2016. Hasil penelitian diperoleh dalam tahapan yang berupa siklus
pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti menghubungi kepala sekolah, kemudian
peneliti menjumpai kepala sekolah terlebih dahulu untuk meminta izin
melakukan penelitian dan sekaligus memberi surat pengantar dari
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry. Peneliti diberi izin untuk
mengamati keadaan kelas dan berkonsultasi dengan guru bidang studi
PAI kelas VII-F tentang rencana penelitian yang akan dilakukan di
kelas.
34

Sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, peneliti


terlebih dahulu mempersiapkan segala perangkat instrumen penelitian
yang terdiri atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
pembelajaran siklus I dan siklus II, lembar observasi guru dan siswa,
dan angket respon siswa.

C. Penyajian Hasil Penelitian


Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
dilakukan sebanyak dua siklus. Dalam setiap siklus dilakukan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun perencanaan
dan pelaksanaan dilakukan oleh peneliti sendiri. Kegiatan kegiatan
observasi dibantu oleh pengamat yaitu guru mata pembelajaran PAI,
dan kegiatan refleksi dilakukan sendiri oleh peneliti. Penelitian ini
dilakukan SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh Singkil mulai
tanggal 24 November sampai 1 Desember 2016. Kelas yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII-F dengan jumlah siswa 27
orang siswa. Tahapan penelitian tersebut sebagaimana diuraikan
berikut ini.
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Adapun pada tahap-tahap perencanaan pada siklus I yaitu
peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang
materi “Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Mudah”, mempersiapkan materi
yang sebelumnya dikonsultasikan dengan pembimbing dan guru PAI
pada sekolah tersebut. Selain itu, peneliti juga merancang lembar
observasi yang digunakan oleh pengamat dan menyusun angket respon
yang diberikan kepada siswa. Peneliti mengajak pengamat yang
35

merupakan guru bidang studi PAI untuk mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa.
b. Tindakan (Acting)
Peneliti pelaksanaan tindakan kelas peneliti lakukan pada
tanggal 24 November 2016, pukul 15.00 sampai 16.00 Wib,
berdasarkan roster jam pelajaran yang telah ditetapkan sekolah.
Sebelum kegiatan berlangsung, peneliti terlebih dahulu berkonsultasi
dengan guru kelas, selaku observer tentang prosedur pengamatan yang
akan dilaksanakan saat pelaksanaan proses pembelajaran dengan model
call on the next speaker. Dalam hal ini, peneliti memberikan dan
menerangkan apa-apa saja yang akan dinilai dalam aktivitas guru dan
siswa.
c. Pengamatan (Observing)
1. Aktivitas guru dan siswa
Guru mata pelajaran PAI sebagai pengamat atau observer
melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dan aktivitas
guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar dengan
berpedoman pada lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh
peneliti. Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru
melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran (RPP) yang telah
dibuat. Adapun hasil pengamatan terhadap aktivitas dan siswa dapat
dilihat pada tabel 4.5. dan 4.6.
Tabel: 4.5. Observasi Aktivitas guru siklus I.
Skor
No Kegiatan Kategori
Pengamatan
1 Melakukan appersepsi 3 Baik
Menjelaskan langkah-langkah Baik
2 3
Pembelajaran yang akan dilakukan
3 Membagi kelompok belajar 4 Baik Sekali
4 Mengarahkan siswa dalam berdiskusi 4 Baik Sekali
36

Mengarahkan tiap-tiap kelompok Baik Sekali


5 menuangkan hasil diskusinya dalam 4
bentuk poster/gambar
Mengarahkan setiap anggota Baik
6 kelompok maju mendekati 3
poster/gambar yang mereka buat.
Mengarahkan setiap anggota Baik
7 kelompok untuk mempresentasikan 3
karyanya
Mengarahkan tanggapan atau Baik
8 3
komentar dari kelompok lain.
9 Menguasai kelas 3 Baik
10 Menggunakan media 4 Baik Sekali
11 Mengelola kegiatan diskusi 4 Baik Sekali
Membimbing siswa dalam kerja Baik
12 3
kelompok
13 Memadu kegiatan diskusi 3 Baik
14 Memberikan pertanyaan atau kuis 3 Baik
15 Melakukan evaluasi 4 Baik Sekali
Menentukan nilai individu atau Baik Sekali
16 4
kelompok
17 Menyimpulkan materi pembelajaran 4 Baik Sekali
18 Melakukan refleksi 4 Baik Sekali
19 Menutup pembelajaran 4 Baik Sekali

Keterangan:
4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Tidak baik

Jumlah nilai untuk aktivitas guru = × 100 = 88.15

Berdasarkan tabel pengamatan di atas, dalam pembelajaran


PAI dengan model call on the next speaker, aktivitas guru yang
diamati/dinilai adalah melakukan appersepsi, menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran, mengarahkan setiap anggota kelompok maju
37

mendekati poster/gambar yang mereka buat, mengarahkan setiap


anggota kelompok untuk mempresentasikan karyanya, mengarahkan
tanggapan atau komentar dari kelompok lain, menguasai kelas,
membimbing siswa dalam kerja kelompok, memandu kegiatan diskusi,
memberikan pertanyaan atau kuis dan menyimpulkan materi
pembelajaran. Berdasarkan tabel observasi, aktivitas guru pada siklus I
dapat dikategorikan baik sekali, yaitu 88.15.
Hal ini dapat dilihat dari kriteria penilaian aktivitas guru,
yaitu:
a. 80 -100 = Baik sekali
b. 66 - 79 = Baik
c. 56 - 65 = Cukup
d. 40 - 55 = Kurang
e. 30 - 39 = Gagal

Pada saat proses belajar mengajar guru menggunakan model


call on the next speaker berlangsung untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar mengajar selama siklus I dapat dilihat pada
tabel 4.6.
38

Tabel 4.6. Aktivitas Siswa Siklus I


Aspek yang Diamati
Liste Writi Ment
No Nama Siswa Visual Oral Emosional Jumlah Nilai Kategori
ning ng al
a B C a B c d A B a a b a b C d
1 Asriani 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 68.75 B
2 Ayu Riyanti 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 68.75 B
3 Ayu Wirdana 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 68.75 B
4 Diana 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 68.75 B
5 Eka Yusviana 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 10 62.50 C
6 Elvi 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 10 62.50 C
7 Elvi Rahmi 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11 68.75 B
8 Hafizhah 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 9 56.25 C
9 Hariana Zukmi 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 68.75 B
10 Imelda Wati 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8 50.00 C
11 Inri Alinum Lubis 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 87.50 A
12 Jainab 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 68.75 B
13 Natida Muntehe 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 6 37.50 E
14 Nairus Saadah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
Pohan
15 Niki Afriah 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 81.25 A
16 Rahmani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
17 Rahmiani 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 9 56.25 C
18 Ramisi 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 7 43.75 D
29 Rani Berutu 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9 56.25 C
20 Raudah 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
21 Salmi Nasari 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
22 Salmiani Bancin 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 75.00 B
23 Sani Daniati 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 68.75 B
39

24 Sarmila 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 68.75 B
25 Sarmiyati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
26 Trinisak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
27 Zurarah 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 81.25 A
40

Keterangan:

1. Visual Activities.
a. Membaca
b. Memperhatikan tulisan di kertas plano
c. Memperhatikan presentase
2. Oral Activities
a. Bertanya
b. Mengeluarkan Pendapat
c. Diskusi
d. Menjawab pertanyaan
3. Listening Activities
a. Mendengarkan uraian teman
b. Diskusi
4. Writing Activities
a. Menyusun laporan
5. Mental Activities
a. Menganalisis
b. Mengambil keputusan
6. Emotional Activities
a. Menaruh minat
b. Gembira
c. Berani
d. Tenang

Pengolahan skor aktivitas siswa menggunakan rumus:


skor yang dicapai
= × 100

Adapun kriteria penilaian aktivitas siswa, yaitu:


a. 80 - 100 = Baik sekali
b. 66 - 79 = Baik
c. 56 - 65 = Cukup
d. 40 - 55 = Kurang
e. 30 - 39 = Gagal
41

Berdasarkan tabel pengamatan 4.6. di atas, aktivitas siswa


pada siklus I pada pembelajaran materi “Ilmu Pengetahuan Semua Jadi
Mudah” dengan menggunakan model pembelajaran call on the next
speaker menunjukkan tingkat keberhasilan 70, yaitu 19 orang siswa
dinyatakan aktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini
berdasarkan ketentuan keberhasilan dari jumlah pencapaian klasikal
sekurang-kurangnya 85 dari jumlah seluruh siswa yang ada di kelas.
2. Respon Angket Siswa
Setelah berlangsung proses belajar mengajar pada RPP siklus
I, guru memberikan angket respon siswa sejumlah 19 pernyataan
dengan model Skala Likert untuk 27 siswa, untuk mengetahui respon
belajar siswa dengan model call on the next speaker. Hasil angket
respon belajar siswa siklus I pada materi “Dengan ilmu pengetahuan
semua jadi mudah”, dapat dilihat pada tabel 4.7.
42

Tabel 4.7 Angket Respon Siswa Siklus I


No Nama Siswa Aspek Yang Diamati/Dinilai Jlh Nilai Ktr

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Asriani 3 4 4 5 5 5 3 2 2 4 2 3 3 5 4 3 4 2 4 67 70.52 B
2 Ayu Riyanti 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 3 4 5 5 3 5 82 86.31 A
3 Ayu Wirdana 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 85 89.47 A
4 Diana 4 5 5 2 5 5 2 2 4 2 4 5 1 5 2 2 5 2 5 67 70.52 B
5 Eka Yusviana 5 5 1 1 5 5 5 4 3 3 5 5 2 5 2 4 4 1 5 70 73.68 B
6 Elvi 2 5 3 5 5 5 5 2 3 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 82 86.31 A
7 Elvi Rahmi 5 5 1 1 5 5 5 4 3 3 5 5 2 5 2 4 4 1 5 70 73.68 B
8 Hafizhah 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 86 90.52 A
9 Hariana Zukmi 4 5 5 4 4 5 5 3 4 3 4 3 3 5 3 5 4 1 5 75 78.94 B
10 Imelda Wati 4 5 3 5 3 4 5 3 2 5 2 2 5 4 4 5 4 2 5 72 75.78 B
11 Inri Alinum Lubis 4 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 2 4 84 88.42 A
12 Jainab 4 5 5 4 5 3 5 4 5 2 3 4 2 4 3 4 4 2 4 72 75.78 B
13 Natida Munte 5 4 5 3 4 4 4 4 4 1 5 5 4 4 4 5 1 3 4 73 76.84 B
14 Nairus Saadah Pohan 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 89 93.68 A
15 Niki Afriah 5 5 2 5 3 5 4 2 1 3 3 5 5 4 4 5 5 3 5 74 77.89 B
16 Rahmani 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 88 92.63 A
17 Rahmiani 4 4 5 1 5 4 5 5 5 3 5 5 3 5 3 5 5 2 5 79 83.15 A
18 Ramisi 5 4 2 4 2 5 5 4 2 1 2 2 4 5 1 5 2 3 4 62 65.25 C
19 Rani Berutu 5 5 5 5 4 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 1 5 84 88.42 A
20 Raudah 4 5 5 2 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 1 5 5 1 5 77 81.05 A
21 Salmi Nasari 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 86 90.52 A
22 Salmiani Bancin 5 5 1 1 5 5 5 5 3 3 5 5 2 5 2 4 4 1 5 71 74.73 B
23 Sani Daniati 5 5 1 1 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 2 5 76 80.00 A
24 Sarmila 4 4 5 3 5 4 4 5 2 2 4 4 5 5 5 5 1 5 5 77 81.05 A
43

25 Sarmiyati 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 2 5 5 1 5 84 88.42 A
26 Trinisak 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 2 5 86 90.52 A
27 Zurarah 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 1 5 84 88.42 A
44

Keterangan:

1. Saya memperhatikan tulisan di kertas plano selama dalam proses


pembelajaran.
2. Saya memperhatikan presentasi selama proses pembelajaran.
3. Saya bertanya kepada guru atau teman dalam proses belajar.
4. Dengan menggunakan model pembelajaran call on the next
speaker pada pembelajaran pendidikan agama Islam membuat
saya bosan.
5. Saya menanggapi pertanyaan dari guru atau teman.
6. Saya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa.
7. Saya lebih aktif dalam kegiatan diskusi selama proses
pembelajaran berlangsung.
8. Saya mendengarkan uraian teman disaat proses pembelajaran.
9. Saya meendengarkan hasil diskusi yang diuraikan oleh kelompok
lain.
10. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran call on the
next speaker pada pembelajaran pendidikan agama Islam saya
tidak merasakan suasana aktif dalam kegiatan pembelajaran.
11. Saya mengambil keputusan selama dalam kegiatan pembelajaran.
12. Saya menaruh minat dalam proses pembelajaran.
13. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran call on the
next speaker pada pembelajar pendidikan agama Islam membuat
sayas sulit memahaminya.
14. Saya berani mengungkapkan pendapat selama proses
pembelajaran.
15. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran call on the
next speaker pada pendidikan agama Islam tidak menarik bagi
saya.
16. Saya merasa menjadi aktif dalam belajar dengan menggunakan
model pembelajaran call on the next speaker.
17. Saya sangat termotivasi untuk belajar dengan menggunakan
model pembelajaran call on the next speaker pada pembelajaran
PAI.
18. Saya tidak merasakan adanya perbedaan antara belajar dengan
menggunakan model pembelajaran call on the next speaker
dengan belajar biasa.
19. Bagi saya pembelajaran PAI dengan menggunakan model call on
the next speaker menjadiakan saya lebih berani, seperti bertanya,
menanggapi, dan lain-lainnya.
45

Keterangan Nilai Positif:

5 = SS (sangat setuju)
4 = S (setuju)
3 = KS (kurang setuju)
2 = TS (tidak setuju)
1 = STS (sangat tidak setuju)

Keterangan Nilai Negatif:

5 = STS (sangat tidak setuju)


4 = TS (tidak setuju)
3 = KS (kurang setuju)
2 = S (setuju)
1 = SS (sangat setuju)

Pencapaian hasil respon siswa di atas diolah berdasarkan


rumus:

skor yang dicapai


= × 100

Dengan kriteria:

a. 0 - 20 = Tidak tertarik
b. 21 - 40 = Sedikit tertarik
c. 41 - 60 = Cukup tertarik
d. 61 - 80 = Tertarik
e. 81 - 100 = Sangat tertarik

Berdasarkan data tabel 4.7. di atas, terlihat bahwa repon siswa


terhadap penerapan model call on the next speaker pada pelajaran PAI
mencapai 96 dari jumlah seluruh siswa. Jika dikaitkan dengan kriteria
respon siswa menurut Ridwan, dapat dikatakan bahwa siswa siswi
kelas VII SMP Darul Muta’allimin merasa sangat tertarik dengan
pembelajaran PAI yang menerapkan model call on the next speaker.
46

d. Refleksi
Refleksi adalah untuk mengingat semua kegiatan belajar pada
tiap siklus untuk menyempurnakan pelaksanaan siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ada beberapa hal yang harus
diperbaiki yaitu:
1. Aktivitas guru dan siswa
Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 masih memiliki kekurangan walaupun dalam penilaian
observer, aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah
sangat baik. Di antara kekurangannya adalah guru kurang maksimal
dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang
dilaksanakan, disebabkan siswa yang terlalu banyak bertanya. Selain
itu, waktu untuk menerapkan model call on the next speaker menjadi
terbatas disebabkan kondisi siswa yang belum begitu paham dengan
model call on the next speaker.
Adapun secara keseluruhan, aktivitas siswa belum mencapai
target ketuntasan minimal 85. Hal ini disebabkan masih banyak siswa
yang belum serius dalam mengerjakan tugas kelompok, belum berani
bertanya kepada guru dan kepada temannya tentang materi, belum
berani mengeluarkan pendapat, atau mengambil keputusan dan
menjawab pertanyaan dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan
menggunakan model call on the next speaker.
2. Respon siswa
Respon siswa terhadap pembelajaran yang digunakan oleh
guru dengan menerapkan model call on the next speaker sangat
tertarik.
47

2. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pada siklus II guru masih menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Mudah,
persiapan materi yang sebelumnya dikonsultasikan dengan
pembimbing, juga dikonsultasikan dengan guru PAI pada sekolah
tersebut. Selain itu, peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang
digunakan oleh pengamat. Dalam mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa, peneliti meminta bantuan guru tetap pada sekolah
tersebut selaku guru bidang studi PAI, untuk menjadi pengamat.
b. Tindakan (Acting )
Setelah peneliti mempersiapkan sejumlah perangkat
pembelajaran, pelaksanaan tindakan dilakukan pada tanggal 1
Desember 2016. kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
call on the next speaker dilakukan pada pukul 15.00 sampai 16.00
WIB, berdasarkan roster dan jam pelajaran yang telah ditetapkan oleh
sekolah. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti terlebih dahulu
memberikan appersepsi dan motivasi kepada siswa.
c. Pengamatan (Observing)
1. Aktivitas guru dan siswa
Sama halnya pada pengamatan pada siklus I yaitu pengamatan
pada siklus II dilakukan oleh Guru mata pelajaran PAI. Pengamat atau
observer melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dan
aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar
dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu oleh peneliti. Selama pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
48

pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Adapun hasil pengamatan


terhadap aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.8 dan 4.9.
Tabel: 4.8. Obsevasi Aktivitas guru siklus II
Skor
No Kegiatan Kategori
Pengamatan
1 Melakukan appersepsi 4 Baik Sekali
Menjelaskan langkah-langkah Baik Sekali
2 4
Pembelajaran yang akan dilakukan
3 Membagi kelompok belajar 4 Baik Sekali
Mengarahkan siswa dalam Baik Sekali
4 4
berdiskusi
Mengarahkan tiap-tiap kelompok Baik Sekali
5 menuangkan hasil diskusinya dalam 4
bentuk poster/gambar
Mengarahkan setiap anggota Baik Sekali
6 kelompok maju mendekati 4
poster/gambar yang mereka buat.
Mengarahkan setiap anggota Baik Sekali
7 kelompok untuk mempresentasikan 4
karyanya
Mengarahkan tanggapan atau Baik
8 3
komentar dari kelompok lain.
9 Menguasai kelas 4 Baik Sekali
10 Menggunakan media 4 Baik Sekali
11 Mengelola kegiatan diskusi 4 Baik Sekali
Membimbing siswa dalam kerja Baik
12 3
kelompok
13 Memadu kegiatan diskusi 3 Baik
14 Memberikan pertanyaan atau kuis 3 Baik
15 Melakukan evaluasi 4 Baik Sekali
Menentukan nilai individu atau Baik Sekali
16 4
kelompok
17 Menyimpulkan materi pembelajaran 4 Baik Sekali
18 Melakukan refleksi 4 Baik Sekali
19 Menutup pembelajaran 4 Baik Sekali
49

Keterangan:

4 = Baik
3 = Cukup Baik
2 = Kurang baik
1 = Tidak baik

Jumlah nilai untuk aktivitas guru = × 100 = 94. 73

Berdasarkan tabel pengamatan di atas, dalam pembelajaran

PAI dengan model call on the next speaker, aktivitas guru yang

diamati/dinilai adalah melakukan appersepsi, menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran, mengarahkan setiap anggota kelompok maju

mendekati poster/gambar yang mereka buat, mengarahkan setiap

anggota kelompok untuk mempresentasikan karyanya, mengarahkan

tanggapan atau komentar dari kelompok lain, menguasai kelas,

membimbing siswa dalam kerja kelompok, memandu kegiatan diskusi,

memberikan pertanyaan atau kuis dan menyimpulkan materi

pembelajaran. Berdasarkan tabel observasi, aktivitas guru pada siklus I

dapat dikategorikan baik sekali, yaitu 94.73.

Hal ini dapat dilihat dari kriteria penilaian aktivitas guru,


yaitu:
a. 80 - 100 = Baik sekali
b. 66 - 79 = Baik
c. 56 - 65 = Cukup
d. 40 - 55 = Kurang
e. 30 - 39 = Gagal
50

Pada saat proses belajar mengajar guru menggunakan model


call on the next speaker berlangsung untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada
tabel 4.9.
51

Tabel 4.9 Aktivitas Siswa Siklus II


Aspek yang Diamati
Listeni
No Nama Siswa Visual Oral Writing Mental Emosional Jumlah Nilai Kategori
ng
a b c a b c D a b a a b a b c d
1 Asriani 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
2 Ayu Riyanti 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 12 75.00 B
3 Ayu Wirdana 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 81.25 A
4 Diana 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
5 Eka Yusviana 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
6 Elvi 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 75.00 B
7 Elvi Rahmi 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 81.25 A
8 Hafizhah 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
9 Hariana Zukmi 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
10 Imelda Wati 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 68.75 B
11 Inri Alinum Lubis 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 95.75 A
12 Jainab 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 81.25 A
13 Natida Muntthe 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 8 50.00 C
14 Nairus Saadah Pohan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
15 Niki Afriah 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93.75 A
16 Rahmani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
17 Rahmiani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 12 75.00 B
18 Ramisi 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9 56.25 C
19 Rani Berutu 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 81.25 A
20 Raudah 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 87.50 A
21 Salmi Nasari 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 81.25 B
22 Salmiani Bancin 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93.75 A
23 Sani Daniati 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 10 62.50 C
24 Sarmila 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 75.00 B
52

25 Sarmiyati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
26 Trinisak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 A
27 Zurarah 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 93.75 A
53

Keterangan:
1. Visual Activities.
a. Membaca.
b. Memperhatikan tulisan di kertas plano.
c. Memperhatikan presentase.
2. Oral Activities.
a. Bertanya.
b. Mengeluarkan Pendapat.
c. Diskusi.
d. Menjawab pertanyaan.
3. Listening Activities.
a. Mendengarkan uraian teman.
b. Diskusi.
4. Writing Activities.
a. Menyusun laporan.
5. Mental Activities.
a. Menganalisis.
b. Mengambil keputusan.
6. Emotional Activities.
a. Menaruh minat.
b. Gembira.
c. Berani.
d. Tenang.

Pengolahan skor aktivitas siswa menggunakan rumus:

skor yang dicapai


= × 100

Adapun kriteria penilaian aktivitas siswa, yaitu:

a. 80 - 100 = Baik sekali


b. 66 - 79 = Baik
c. 56 - 65 = Cukup
d. 40 - 55 = Kurang
e. 30 - 39 = Gagal
54

Berdasarkan tabel pengamatan 4.9. di atas, aktivitas siswa


pada siklus I pada pembelajaran materi “Ilmu Pengetahuan Semua Jadi
Mudah” dengan menggunakan model pembelajaran call on the next
speaker menunjukkan tingkat keberhasilan 89, yaitu 24 orang siswa
dinyatakan aktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini
berdasarkan ketentuan keberhasilan dari jumlah pencapaian klasikal
sekurang-kurangnya 85 dari jumlah seluruh siswa yang ada di kelas.
2. Respon Angket Siswa
Setelah berlangsung proses belajar mengajar pada RPP siklus
II, guru memberikan angket respon siswa sejumlah 19 pernyataan
dengan model Skala Likert untuk 27 siswa, untuk mengetahui respon
belajar siswa dengan model call on the next speaker. Hasil angket
respon belajar siswa siklus II pada materi “Dengan ilmu pengetahuan
semua jadi mudah”, dapat dilihat pada tabel 4.10.
55

Tabel 4.10. Angket Respon Siswa Siklus II


Aspek Yang Diamati/Dinilai Jumlah Nilai Kategori
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Asriani 3 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 3 3 5 4 3 4 2 4 73 76.84 B
2 Ayu Riyanti 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 4 5 5 4 5 85 89.47 A
3 Ayu Wirdana 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 90 94.73 A
4 Diana 4 5 5 3 5 5 4 2 4 4 5 5 3 5 2 3 5 2 5 76 80.00 A
5 Eka Yusviana 5 5 2 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 3 5 81 85.26 A
6 Elvi 4 5 3 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 86 90.52 A
7 Elvi Rahmi 5 5 2 2 5 5 5 4 3 3 5 5 3 5 2 4 4 1 5 73 76.84 B
8 Hafizhah 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 89 93.68 A
9 Hariana Zukmi 4 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 5 4 2 5 79 83.15 A
10 Imelda Wati 4 5 4 5 4 4 5 3 3 5 3 3 5 4 4 5 4 2 5 77 81.06 A
11 Inri Alinum Lubis 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 90 94.73 A
12 Jainab 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 76 80.00 A
13 Natida Munte 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 5 3 3 4 78 82.10 A
14 Nairus Saadah Pohan 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 91 95.78 A
15 Niki Afriah 5 5 3 5 3 5 4 3 2 3 3 5 5 5 4 5 5 3 5 78 82.10 A
16 Rahmani 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 89 93.68 A
17 Rahmiani 5 4 5 2 5 4 5 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 3 5 83 87.36 A
18 Ramisi 5 4 3 4 2 5 5 4 2 2 2 2 4 5 2 5 3 3 4 65 68.42 B
19 Rani Berutu 5 5 5 5 4 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 2 5 85 89.47 A
20 Raudah 4 5 5 2 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 1 5 5 1 5 79 83.15 A
21 Salmi Nasari 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 87 91.57 A
22 Salmiani Bancin 5 5 4 1 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 3 4 4 2 5 77 81.05 A
23 Sani Daniati 5 5 2 1 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 2 5 78 82.10 A
24 Sarmila 4 4 5 4 5 4 4 5 3 3 4 4 5 5 5 5 3 5 5 82 86.31 A
56

25 Sarmiyati 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 2 5 5 2 5 86 90.52 A
26 Trinisak 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 1 5 86 90.52 A
27 Zurarah 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 1 5 85 89.47 A
57

Keterangan yang diamati:

1. Saya memperhatikan tulisan di kertas plano selama dalam proses


pembelajaran.
2. Saya memperhatikan presentasi selama proses pembelajaran.
3. Saya bertanya kepada guru atau teman dalam proses belajar.
4. Dengan menggunakan model pembelajaran call on the next
speaker pada pembelajaran pendidikan agama Islam membuat
saya bosan.
5. Saya menanggapi pertanyaan dari guru atau teman.
6. Saya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa.
7. Saya lebih aktif dalam kegiatan diskusi selama proses
pembelajaran berlangsung.
8. Saya mendengarkan uraian teman disaat proses pembelajaran.
9. Saya meendengarkan hasil diskusi yang diuraikan oleh kelompok
lain.
10. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran call on the
next speaker pada pembelajaran pendidikan agama Islam saya
tidak merasakan suasana aktif dalam kegiatan pembelajaran.
11. Saya mengambil keputusan selama dalam kegiatan pembelajaran.
12. Saya menaruh minat dalam proses pembelajaran.
13. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran call on the
next speaker pada pembelajar pendidikan agama Islam membuat
sayas sulit memahaminya.
14. Saya berani mengungkapkan pendapat selama proses
pembelajaran.
15. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran call on the
next speaker pada pendidikan agama Islam tidak menarik bagi
saya.
16. Saya merasa menjadi aktif dalam belajar dengan menggunakan
model pembelajaran call on the next speaker.
17. Saya sangat termotivasi untuk belajar dengan menggunakan
model pembelajaran call on the next speaker pada pembelajaran
PAI.
18. Saya tidak merasakan adanya perbedaan antara belajar dengan
menggunakan model pembelajaran call on the next speaker
dengan belajar biasa.
19. Bagi saya pembelajaran PAI dengan menggunakan model call on
the next speaker menjadiakan saya lebih berani, seperti bertanya,
menanggapi, dan lain-lainnya.
58

Keterangan Nilai Positif:

5 = SS (sangat setuju)
4 = S (setuju)
3 = KS (kurang setuju)
2 = TS (tidak setuju)
1 = STS (sangat tidak setuju)

Keterangan Nilai Negatif:

5 = STS (sangat tidak setuju)


4 = TS (tidak setuju)
3 = KS (kurang setuju)
2 = S (setuju)
1 = SS (sangat setuju)

Pencapaian hasil respon siswa di atas diolah berdasarkan


rumus:

skor yang dicapai


= × 100

Dengan kriteria:

a. 0 - 20 = Tidak tertarik
b. 21 - 40 = Sedikit tertarik
c. 41 - 60 = Cukup tertarik
d. 61 - 80 = Tertarik
e. 81 - 100 = Sangat tertarik

Berdasarkan data tabel 4.10. di atas, terlihat bahwa respon


siswa terhadap penerapan model call on the next speaker pada
pelajaran PAI mencapai 100 dari jumlah seluruh siswa. Jika dikaitkan
dengan kriteria respon siswa, dapat dikatakan bahwa siswa siswi kelas
VII SMP Darul Muta’allimin sangat tertarik dengan pembelajaran PAI
yang menerapkan model call on the next speaker.
59

d. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung
aktivitas guru dan siswa sudah sangat baik, guru lebih berkompeten
dalam melaksanakan pembelajaran, dan siswa lebih serius dan sudah
paham dengan model pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini
ditunjukkan oleh aktivitas guru dan siswa yang baik sekali dan respon
siswa terhadap model call on the next speaker sangat tertarik.

D. Analisis Hasil Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran PAI, dengan menggunakan model call on the next
speaker. Berikut ini peneliti akan membahas tentang kualifikasi
keaktifan guru dan siswa dalam pembelajaran PAI melalui model call
on the next speaker dan respon siswa terhadap call on the next speaker
dalam pembelajaran PAI.
1. Kualifikasi Keaktifan Guru dan Siswa dalam
Pembelajaran PAI melalui Model Call on The Next
Speaker di SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Aceh
Singkil

a. Kualifikasi Keaktifan Guru dan Siswa dalam


Pembelajaran PAI melalui Model Call on The next
speaker

Dari hasil yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan


adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa untuk setiap siklusnya.
Hal ini terlihat jelas dari analisis tingkat aktivitas guru untuk siklus I
dan II dengan kategori “baik sekali” (tabel 4.5. dan 4.8.), yaitu 88. 15
pada siklus I dan 94. 73 pada siklus II. Adapun aktivitas siswa secara
60

keseluruhan/klasikal pada siklus I mencapai 70 (tabel 4.6.), dan belum


mencapai ketuntasan minimal 85. Sedangkan pada siklus II, aktivitas
siswa mencapai 89 (tabel 4.9.). Data tersebut menunjukkan keaktifan
belajar siswa mengalami peningkatan dan lebih baik.
Tabel 4.11. Perbandingan Aktivitas Guru
Nilai
No Kegiatan Selisih
Siklus I Siklus II
1 Melakukan appersepsi 3 4 1
Menjelaskan langkah-langkah
2 3 4 1
Pembelajaran yang akan dilakukan
3 Membagi kelompok belajar 4 4 0
4 Mengarahkan siswa dalam berdiskusi 4 4 0
Mengarahkan tiap-tiap kelompok
5 menuangkan hasil diskusinya dalam 4 4 0
bentuk poster/gambar
Mengarahkan setiap anggota
6 kelompok maju mendekati 3 4 1
poster/gambar yang mereka buat.
Mengarahkan setiap anggota
7 kelompok untuk mempresentasikan 3 4 1
karyanya
Mengarahkan tanggapan atau
8 3 3 0
komentar dari kelompok lain.
9 Menguasai kelas 3 4 1
10 Menggunakan media 4 4 0
11 Mengelola kegiatan diskusi 4 4 0
Membimbing siswa dalam kerja
12 3 3 0
kelompok
13 Memadu kegiatan diskusi 3 3 0
14 Memberikan pertanyaan atau kuis 3 3 0
15 Melakukan evaluasi 4 4 0
Menentukan nilai individu atau
16 4 4 0
kelompok
17 Menyimpulkan materi pembelajaran 4 4 0
18 Melakukan refleksi 4 4 0
19 Menutup pembelajaran 4 4 0
Jumlah 88.15 94.73 6.58
61

Berdasarkan data pada tabel 4.11. di atas, terlihat dengan jelas


bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
dengan menggunakan model call on the next speaker. Dengan kata
lain, penerapan model call on the next speaker pada mata pelajaran
PAI dapat meningkatkan aktivitas guru dalam belajar.
Tabel 4.12. Perbandingan Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Nilai Selisih
Siklus I Siklus II
1 Asriani 68.75 75.00 6.25
2 Ayu Riyanti 68.75 75.00 6.25
3 Ayu Wirdana 68.75 81.25 12.50
4 Diana 68.75 75.00 6.25
5 Eka Yusviana 62.50 75.00 12.10
6 Elvi 62.50 75.00 12.10
7 Elvi Rahmi 68.75 81.25 12.50
8 Hafizhah 56.25 75.00 18.75
9 Hariana Zukmi 68.75 75.00 6.25
10 Imelda Wati 50.00 68.75 18.75
11 Inri Alinum Lubis 87.50 95.75 8.25
12 Jainab 68.75 81.25 12.50
13 Natida Muntthe 37.50 50.00 12.50
14 Nairus Saadah Pohan 100 100 0
15 Niki Afriah 81.25 93.75 12.50
16 Rahmani 100 100 0
17 Rahmiani 56.25 75.00 18.75
18 Ramisi 43.75 56.25 12.50
29 Rani Berutu 56.25 81.25 25.00
20 Raudah 75.00 87.50 12.50
21 Salmi Nasari 75,00 81.25 6.25
22 Salmiani Bancin 75.00 93.75 18.75
23 Sani Daniati 68.75 62.50 -6,25
24 Sarmila 68.75 75.00 1.25
25 Sarmiyati 100 100 00
26 Trinisak 100 100 00
27 Zurarah 81.25 93.75 12.50
62

Berdasarkan data pada tabel 4.12. di atas, terlihat dengan jelas


bahwa dari 27 orang siswa, hanya 1 orang siswa yang mengalami
penurunan nilai keaktifan, sementara yang lain mengalami peningkatan
nilai keaktifan. Dengan demikian, aktivitas siswa mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan model call on the next
speaker. Dengan kata lain, penerapan model call on the next speaker
pada mata pelajaran PAI dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
belajar.

2. Respon Siswa terhadap Model Call on The Next Speaker


dalam Pembelajaran PAI di SMP Darul Muta’allimin
Tanah Merah

a. Respon Siswa terhadap Model Call on The Next


Speaker dalam Pembelajaran PAI

Berdasarkan hasil analisis data (tabel 4.7. dan 4.10.) tentang


respon siswa kelas VII pada pembelajaran PAI dengan penerapan
model call on the next speaker, dapat respon dikatakan siswa tergolong
ke dalam kriteria “sangat tertarik” yaitu 96 pada siklus I dan meningkat
hingga 100 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat
tertarik dengan pembelajaran PAI yang menerapkan model call on the
next speaker.
Tabel 4.13. Perbandingan Respon Siswa
No Nama Siswa Nilai Selisih
Siklus I Siklus II
1 Asriani 70.52 76.84 6.32
2 Ayu Riyanti 86.31 89.47 3.16
3 Ayu Wirdana 89.47 94.73 5.26
4 Diana 70.52 80.00 9.52
5 Eka Yusviana 73.68 85.26 11.58
6 Elvi 86.31 90.52 4.21
7 Elvi Rahmi 73.68 76.84 3.16
63

8 Hafizhah 90.52 93.68 3.16


9 Hariana Zukmi 78.94 83.15 4.21
10 Imelda Wati 75.78 81.06 5.28
11 Inri Alinum Lubis 88.42 94.73 8.25
12 Jainab 75.78 80.00 4.22
13 Natida Muntthe 76.84 82.10 5.26
14 Nairus Saadah Pohan 93.68 95.78 2.10
15 Niki Afriah 77.89 82.10 4.21
16 Rahmani 92.63 93.68 1.05
17 Rahmiani 83.15 87.36 4.15
18 Ramisi 65.25 68.42 3.17
29 Rani Berutu 88.42 89.47 1.05
20 Raudah 81.05 83.15 2.10
21 Salmi Nasari 90.52 91.57 1.05
22 Salmiani Bancin 74.73 81.05 6.32
23 Sani Daniati 80.00 82.10 2.10
24 Sarmila 81.05 86.31 5.26
25 Sarmiyati 88.42 90.52 2.10
26 Trinisak 90.52 90.52 00
27 Zurarah 88.42 89.47 1.05

Data dalam tabel 4.13. di atas menunjukkan bahwa tidak ada


seorangpun dari siswa yang mengalami penurunan nilai respon. Data
4.13. di atas juga menunjukkan bahwa semua siswa merasa sangat
tertarik dengan model call on the next speaker pada mata pelajaran PAI
yang diterapkan di kelas VII-F SMP Darul Muta'allimin Tanah Merah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kualifikasi aktivitas guru pada siklus I dan II dikategorikan
“baik sekali” yaitu 88.15 pada siklus I dan 94.73 pada
siklus II. Adapun kualifikasi aktivitas siswa secara klasikal
pada siklus I belum mencapai target ketuntasan minimal
85, karena baru mencapai 70. Sedangkan pada siklus II,
aktivitas siswa sudah mencapai 89, dan telah melebihi
target ketuntasan minimal. Dengan demikian dapat
dikatakan.
2. Siswa kelas VII SMP Darul Muta’allimin sangat tertarik
dengan pembelajaran PAI yang menerapkan model call on
the next speaker. Respon siswa tergolong “sangat tertarik”
yaitu 96 pada siklus I dan meningkat hingga 100 pada
siklus II.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mata
pelajaran PAI khususnya pada pokok bahasan ilmu pengetahuan semua
jadi mudah, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya menggunakan pembelajaran dengan
menggunakan model call on the next speaker dalam
kegiatan pembelajaran di kelas karena pembelajaran

64
65

dengan menggunakan model call on the next speaker


terbukti meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
2. Pada pembelajaran call on the next speaker ini
menghendaki adanya guru yang dapat memadukan
karakteristik dalam call on the next speaker secara utuh
sehingga disarankan setiap guru mempersiapkan secara
matang dan membutuhkan kreativitas untuk memadukan
karakteristik call on the next speaker dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris dan Bahrissalim, Model Strategi dan Model-model


PAIKEM, Cet. 1, Maret 2011 Diakses Tanggal 10 April dari
situs https://www.academia.
edu/8816116/Metode_paikem_utk_tingkat_SLTP?login”&emai
l_was_token”true&login_&email_was_token”true&login”&em
ail_was_token”true.

Abdul Wahab Rosyidi, 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab,


Malang: UIN Malang Prees.

Ahmad Susanto, 2013, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah, cet.1,


Jakarta: Kencana.

Anas sudijono, 2009, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:


Rajawali Pers.

Atunatul, 12 Desember 2013 , “Metode dan Teknik Pembelajaran,”.


Diakses pada Tanggal 09 Seprember 2016 dari
situs://atnatul.wordpress.com/metode- dan -taknik
pembelajaran/.

Dani Hariyanto, 2004, Kamis Lengkap Bahasa Indonesia Masa


Kini,(Solo Delima.

Dessy Anwar, 2003, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru,


Surabaya: Amelia Surabaya.

Dimyati dan Mudjiono, 2013, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:


Pineka Cipta.

Eka Puspa Cahya Ningsih Makalah Dasar-dasar MIPA Model


Pendekatan Strategi, Metode Dan Teknik Pembelajaran,
Desember 2013. Diakses Tanggal 10 April 2016 dari situs:
http:// ekacaneng. blogspot. com/ 2013/12/ makalah-dasar-
dasar-mipa-model.html.

Fitria Ramadhani, “Aplikasi Strategi Call On The Next Speaker Guna


MeningkatKan Maharah Kalam Pada Siswa Kelas VII SMP

66
67

Darul Ulum,” 25 Mei 2012. Diakses pada Tanggal 04 agustus


2016.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai


Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, cet. 2, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2008.

Muhibbin Syah, 2005, Psikologi Belajar, cet. 4, Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2005.

Nana Sudjana, 2014, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet.


18, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Nasution, 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar, cet. 3, Jakarta: Bumi


aksara.

Penerapan Call On The Next Speaker dalam Peningkatan Hasil Belajar


Materi Fiqh Pada Siswa, Mei 2015. Diakses Tanggal 10 April
2016 dari situs:
http://makalahpendidikanislamwajibdibaca.blogspot.co.id/2015/
05/penerapan-call-on-nextspeaker-dalam.htm.

Ridwan, 2013, Dasar-dasar Statistik, Bandung: Alfabeta.

Slameto, 2010Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta:


Rineka Cipta.

Sriyono, dkk, 1992, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta:


Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto, 2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta:


Rineka Cipta.
68

Suyanto, 1997, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


PTK, Jogjakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka


Cipta.

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, 1997, Metodologi Pengajaran Agama


dan Bahasa Arab, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Team Pustaka Phoenix, 2007Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:


Pustaka Phonix.

Tohirin, 2006, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Trianto, 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,


Jakarta: Kencana.

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka,.

W.J.S. Poerwadarminta, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka.

Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan dan Desain Pembelajaran, Jakarta:


Kencana Media Groop.
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN


Ar-Raniry Tentang Pembimbing Skripsi Mahasiswa
2. Surat Izin Penelitian dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry
3. Surat Telah Mengadakan Penelitian dari SMP Darul
Muta'allimin Tanah Merah Aceh Singkil
4. Lembar Obsevasi
5. Lembar Respon Angket
6. Daftar Riwayat Hidup

x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Siti Mulia


2. Tempat/Tanggal Lahir : Tanah Merah/09 mei 1993
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status : Belum Kawin
6. Alamat Rumah :Tanah Merah Kc.Gunung MeriahKb.Aceh Singkil
7. Telp/HP : 082364441860
8. Nama Orang Tua
a. Ayah : Hanafi Lembong
b. Ibu : Nuriah Melayu
c. Pekerjaan Ayah : Pedagang
d. Pekerjaan Ibu : IRT

9. Riwayat Pendidikan
a. MI Darul Muta’allimin Tanah Merah : Tamat Tahun 2005
b. SMP Darul Muta’alimin Tanah Merah : Tamat Tahun 2008
c. MA Darul Muta’alimin Tanah Merah : Tamat Tahun 2011
d. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry jurusan PAI,
masuk tahun 2012 sampai skarang.

Demikian daftar riwayat ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat


dipergunakan seperlunya.

Banda Aceh, 1 Februari 2017


Yang Menyatakan

Siti Mulia
Nim. 211222385

Anda mungkin juga menyukai