Tesis
Oleh
ST. HALIPA
NIM: 0013.03.43.2018
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Tesis
Oleh
ST. HALIPA
NIM : 0013.03.43.2018
Komisi Pembimbing
Ketua,
Anggota,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
menyatakan bahwa Tesis ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri.
Jika kemudian hari terbukti bahwa Tesis ini merupakan duplikat, tiruan,
plagiat, atau dibuat orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka tesis dan gelar
ST. HALIPA
0013.03.43.2018
iii
KATA PENGANTAR
.الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على أشرف األنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين
Ucapan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan pemilik alam semesta
Allah swt atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis
berhasil menyelesaikan Tesis ini dengan judul Penerapan metode active training
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan Agama Islam
Salawat serta salam tidak hentinya kita peruntukkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Rasulullah saw, beserta keluarga, sahabat, serta orang yang
mengikuti ajarannya. Dialah Nabi yang patut dijadikan sebagai inspirator sejati
Indonesia Makassar, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister
Strata 2 (S2). Dalam proses penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan bimbingan
dan motivasi dari berbagai pihak, sebaik secara moral maupun material. Oleh karena
itu, dengan tulus dari hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Rektor Universitas Muslim Indonesia Makassar Prof. Dr. H. Basri Modding, SE.,
M.Si dan para wakil rektor yang telah membina Universitas Muslim Indonesia ini
iv
2. Bapak Dr. H. M. Hasibuddin, S.S. M.Ag selaku Ketua Prodi Magister Pendidikan
4. Ibu Dr. Hj. Rosmiati Azis, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak
5. Dr. H. Andi Bunyamin, M.Pd, Dr. H. Nashruddin Pilo, MA. Dan Dr. H. M. Akil,
ujian berlangsung.
6. Segenap dosen dan seluruh staf pascasarjana UMI Makassar atas ilmu, motivasi,
Keguruan, dan Kepala Perpustakaan UMI Makassar beserta segenap staf yang
8. Kepada Drs. Muh. Saleh,MM. selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Luwu Timur
yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini bisa
Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Luwu Timur. serta seluruh informan
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis untuk
v
9. Ayahanda M. Ridwan dan Ibunda Halmawati, kakanda Achmad Fauzi, Ummi
Kalsum dan adik Idul Saputra serta seluruh keluarga yang tiada hentinya berdo’a
10. M. Akbar selaku Suami tercinta, yang telah memberikan dukungan moril kepada
kita telah melewati suka duka bersama selama kuliah, kebersamaan kalian adalah
kecerian kita bersama dengan 3 kata yang selalu terucap “Adami Dosen,
Cepatki”.
12. Serta kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebut satu persatu yang
Akhirnya semoga tesis ini bermanfaat kepada kita semua, dan semoga Allah
SWT, senantiasa meridhoi dan merahmati segala aktivitas keseharian kita. Amin.
St. Halipa
vi
DAFTAR ISI
vii
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 42
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 46
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 46
B. Gambaran Pelaksanaan Penerapan Metode Active Training
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Kelas X IPA1 di SMAN 1 Luwu Timur 52
C. Siklus Penelitian............................................................................. 55
D. Penerapan Metode Active Training dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X
IPA 1 di SMA Negeri 1 Luwu Timur ............................................ 75
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GRAFIK
x
DAFTAR SINGKATAN
QS = Quran Surah
xi
ABSTRAK
Kata kunci : Metode Active Training, Peningkatan Hasil Belajar, Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam, Kelas X IPA 1, SMAN 1 Luwu Timur
xii
ABSTRACT
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Maka peningkatan kualitas
pendidikan di indonesia harus dilakukan secara berkelanjutan dan sampai saat ini
terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam usaha
dan dosen.
diinginkan oleh pemerintah dalam membina manusia sebagai warga negara yang
berpendidikan. Maka dari itu, pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan ini,
1
Republik Indonesia. “Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional”. (Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, 2009). h. 168-169
1
2
karena proses pendidikan sangat menentukan kemajuan dari setiap negara yang
mengaturnya.
Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan
dari firman Allah Swt. QS. An-Nahl (16): 125 yang berbunyi:
Terjemahnya:
2
Mustafa, dkk, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together
(NHT) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Penguasaan Konsep Matematika, dalam JURNAL PTK
DBE3 (Decentralized Basic Education 3), ISSN : 2088-091X, No. 01, Februari 2011, h. 07
3
Republik Indonesia, Undang-Undang republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang
Guru dan dosen (Cet. VI: Jakarta: Sinar grafika, 2013), h.14.
3
nasihat serta anjuran yang baik. Dan jika orang itu mengajak berdebat, maka
bantalah dengan cara yang baik. Allah swt, mengetahui siapa yang sesat dan siapa
yang berada di jalan yang lurus. Maka janganlah berkecil hati hai Muhammad,
jika ada orang yang tidak mau mengikutimu dia tetap berada di jalan yang sesat.
kepadamu dan memberi peringatan kepada mereka, sedang Allah swt, yang akan
menentukan dan memberi petunjuk, serta dialah yang akan meminta pertanggung
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.
banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, bangunan dan fasilitas yang
faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna, baik individu maupun
seharusnya memiliki daya tanggap yang tinggi terhadap berbagai masalah, melalui
4
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahan, (Bandung: Syaamil Al-Qur’an,
2009), h. 578.
5
Salim Bahreiys dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid IV (Cet.
I; Surabaya: PT Bina Ilmu, 1988), h. 610.
4
munculnya masalah-masalah.6
edukatif mewarnai interaksi yang yang terjadi antar guru dengan anak didik.
kepentingan pengajaran.
dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang
cukup sulit dirasakan oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan
hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai
6
Darmiyati, Humanisi Pendidikan (cet.III; Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.187.
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet.II; Jakarta: PT
Rineka Cipta: 2002), h.1.
5
agama Islam.
utuh dan benar. Yang dimaksud utuh dan benar adalah meliputi Aqidah
menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung pada orang lain. Oleh
karena itu guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan teknik-
teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana pengajaran yang
efektif dan efisien atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang
Seharusnya siswa yang terkadang mengalami kesulitan belajar, guru yang harus
8
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Malang ; Universitas Malang, 2004), h.1.
6
kreatif dalam pemenuhan kebutuhan siswa, ataupun sekolah yang mengatur dari
tersebut yaitu dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas, yang bertujuan
Dengan menggunakan sampel Kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Luwu Timur pada
dijadikan metode untuk mengajar yaitu Karena pelatihan ruang kelas bersifat
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Pelatihan ini
Seringkali para peserta didik meninggalkan tempat duduk mereka, berkeliling dan
berseru. Sehingga dengan kegiatan ini siswa dapat secara aktif menggunakan hasil
atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang
Agar para tim belajar bisa mandiri, diperlukan paket pembelajaran yang
terorganisir dengan baik, Karena selain para peserta tim belajar membutuhkan
materi program pelatihan yang dirancang secara profesional yang bukan hanya
mengandung isi yang jelas dan bermanfaat melainkan juga dapat memuat
7
mendorong keterlibatan, retensi, dan aplikasi. Belajar akan lebih bermakna jika
awal di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Luwu Timur, menurut salah satu guru
selama 180 menit (3 Jam) setiap pertemuan sesuai dengan yang sudah ditentukan
mencapai nilai KKM. Namun seperti biasanya lagi-lagi peneliti melihat dari
samping jendela kelas dan menemukan siswa yang berperan aktif hanya bisa di
hitung jari sedangkan siswa yang lain hanya duduk, mendengarkan, dan
mengangguk entah anggukan mereka fahami betul tentang mata pelajaran yang
telah di sampaikan oleh guru atau hanya sekedar ikut-ikutan mengerti. Dan
mengenai awal pembelajaran Pai peneliti juga melihat ucapan salam hanya
sekedar ucapan salam saja untuk sambutan guru kemudian siswa duduk ketika
guru sudah memberi salam, dengan kata lain siswa secara bersamaan tidak
disampaikan oleh guru, rasa ingin tahu siswa belum terbangun, siswa tidak berani
berargumentasi atau bersifat pasif di kelas, ditambah lagi dengan banyaknya siswa
INCO Malili, Kec. Malili Kab. Luwu Timur Prov. Sulawesi selatan pada kelas X
Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X IPA 1 di
SMA Negeri 1 Luwu Timur, karena melihat proses pembelajaran yang perlu
penggunaan “tim belajar mandiri”. Dengan kata lain dalam bentuk diskusi bisa
dilakukan akan tetapi semua siswa harus berperan serta dalam mata pelajaran
kelas X, terdiri dari 1 bab yang berjudul “Berbusana Muslim dan Muslimah
digunakan akan peneliti rampung ke dalam RPP sesuai kurikulum serta beberapa
data dari SMA Negeri 1 Luwu Timur sebagai lampiran untuk mendukung peneliti
B. Rumusan Masalah
peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam
belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam kelas X IPA 1
1. Pengertian Judul
c. Prestasi belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.11 Belajar dalam bahasa latin,
9
M. Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta; PT. Gelora Aksara Pratama,
2012) h .135.
10
Mel Silberman, dan Carol Auerbach, Active Training, (Cet. Pertama ; bandung, februari
2013), h. 17.
11
Al Barry & Sofyan Hadi, Kamus Ilmiah Kontomporer, (Cet. II ; Bandung: CV Pustaka
Surya, 2008), h. 248.
10
2. Defenisi Operasional
adalah kajian ilmiah dan sistematis tentang Penerapan Metode Active Training
metode active training yaitu salah satu penerapan metode active training
(pelatihan aktif) yang dimana dalam pendekatan ini, beberapa kelompok kecil
Menyangkut tujuan dan manfaat penelitian ini penulis dapat membagi dan
1. Tujuan Penelitian
12
Komaruddin Dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Cet. l; Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 28.
11
2. Kegunaan Penelitian.
a. Manfaat teoritis :
b. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
Pendekatan Active Learning di MTs Negeri Giriloyo Imogiri Bantul.2 Tesis ini
mengkaji hal-hal apa saja yang menjadi problem utama belajar PAI pada anak
sekolah level SMP. Fokus pada penelitian ini didapat kesimpulan bahwa problem
utama belajar PAI ialah metode pendekatan yang diberikan oleh guru tidak tepat
atau tidak menarik sehingga murid menjadi bosan dan tidak bersemangat dalam
tepat, ternyata pola asuh orang tua menjadi faktor utama yang dapat
1
Yusdani, Respon Pendidikan Guru Agama Islam Terhadap Strategi Pembelajaran Active
Learning di Indinesia. Tesis (program studi pendidikan islam pasca sarjana uin sunan kalijaga
yogyakarta 2016)
2
Fuad, PAI menggunakan Pendekatan Active Learning Di Mts Negeri Giriloyo Imogiri
BantulTesis, (program studi pendidikan islam pascasarjana UIN sunan kali jaga yogyakarta 2014)
13
14
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Model pola asuh orang tua (terutama
model pola asuh demokratis) dan motivasi belajar yang memberikan kontribusi
cukup besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan pola model asuh
memberikan efek negatif terhadap perkembangan pola fikir anak yang buruk
dalam belajar PAI karena pola asuh orang tua yang salah.
berbeda dengan penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada implementasi active
dipersepsikan siswa maupun guru lain. Penelitian ini merupakan evaluasi dari
penerapan active learning yang telah lama dicanangkan dan ditetapkan sebagai
metode pembelajaran baik dalam kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013. Oleh
secara umum dan khususnya Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang
penulis teliti. Penulis ingin meneliti mengenai Penerapan Metode Active Training
belajar mengajar di kelas saat ini masih didominasi oleh metode pembelajaran
15
konvensional seperti ceramah dan tanya jawab. Dalam pembelajaran ini masih
kurang mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa hanya berperan
pasif dan cenderung kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu
partisipatif yang pada prinsipnya lebih ditekankan pada motivasi dan melibatkan
mereka secara optimal dan mandiri, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
partisipatif serta (3) mengetahui aktivitas siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 1
digunakan yaitu kelas I Ak 1 sebagai kelas kontrol dan kelas I Ak 2 sebagai kelas
angket sikap siswa dan observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan uji
Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
3
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/7880 (diakses pada 16
Februari 2020)
16
prestasi belajar fisika pada siswa kelas VIII SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang
dengan sangat signifikan. Saran Bagi para guru dan pihak-pihak yang terkait, agar
dapat menerapkan model pembelajaran active learning ini dalam proses belajar
mengajar. Sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat dan siswa juga
mendapatkan suasana belajar yang aktif. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
penelitian ini. Salah satu variable ekstrane yang penting misalnya adalah
untuk eksperimen, waktu yang disediakan tidak harus dalam jam yang sama tetapi
lebih pada kondisi yang serupa. Selain itu, jumlah siswa di kedua kelompok
penelitian diharapkan dalam jumlah yang sama. Hasil yang lebih baik sangat
mungkin akan diperoleh jika penelitian bisa dilaksanakan pada dua kelas utuh
yang setara tingkatnya, dengan mata pelajaran dan pengajar yang sama,
dilaksanakan dalam ruang khusus yang sama, serta pada waktu yang relatif sama.
sebagai upaya peningkatan “life skills”. Bruner mengusulkan siswa harus belajar
yang menunjukkan kegiatan belajar dimana siswa secara mental terlibat dalam
suatu tugas. Sejalan pandangan teori kognitif, active learning juga berpandangan
17
bahwa yang menjadi fokus dalam belajar adalah aktivitas mental siswa. Dengan
yang bervariasi antara lain, yaitu: The Po wer of Two, Card Short, Muhadasah
dan Mutala’ah. Metode di atas telah sesuai dengan langkah - langkahnya, namun
jawaban beragam.4
aktif yaitu Broken Text, True or False, dan Rotating Roles. Faktor pendukung.
Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang penulis teliti. Penulis ingin
Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X IPA 1
B. Landasan Teori
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Metode atau metodik berasal
dari bahasa Greeka, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara),
jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Lalu ada satu istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu
teknik adalah cara yang spesifik dalam pemecahan masalah tertentu yang
5
Ahmad. Metode Active Learning dalam pembelajaran Bahaa Arab (Studi Empiric di
Madrasah Aliyah Keagamaan Darul Falah Sirahan Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati Tahun
Ajaran 2006/2007) (Surakarta: UMS,
19
pengertian metode atau metodik artinya adalah ilmu mengenai jalan yang harus
dilalui untuk mengajar anak didik agar bisa tercapai tujuan belajar mengajar.
adalah cara sistematik yang dipakai untuk menggapai tujuan.6 Jadi dapat
disimpulkan bahwa Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
proses belajar serta tujuan yang hendak dicapai di akhir proses belajar.
yang sebagian tekniknya penuh dengan sukaria dan sebagian benar-benar serius,
Active training sejak awal melalui kegiatan yang membangun kerja tim
3
http://home.okstate.edu/homepages.nsf/toc /EPSY5463C142
6
https://raharja.ac.id/2020/10/26/perbedaan-metodologi-penelitian-dan-metode-
penelitian/#:~:text=Metode%20adalah%20cara%20atau%20prosedur%20yang%20ditempuh%20
untuk%20mencapai%20tujuan%20tertentu.&text=Secara%20umum%20atau%20secara%20luasn
ya,bisa%20tercapai%20tujuan%20belajar%20mengajar.
7
Mel Silberman, dan Carol Auerbach, Active Training, (Cet. Pertama ; bandung, februari
2013), h. 17.
20
satu sama lain. Mengandung teknik yang dapat membantu meninjau kembali apa
belajar yang berpusat pada guru ke arah konsep belajar yang berpusat pada peserta
didik. Orientasi yang berpusat kepada peserta didik diwujudkan dalam pendekatan
makna dari struktur pengetahuan aktual yang dimiliki. Teori ini membimbing
8
Ibid.
9
https://www.google.com/search?teori+pelatihan+aktif+untuk+peserta+didik&oq=teori+p
elatihan+aktif+untuk+peserta+didik
21
usaha untuk meningkatkan kinerja aktif siswa dan juga sangat berpengaruh dalam
peningkatan hasil belajarnya. Dikarenakan dalam hal ini selain siswa mempunyai
modal pemahaman sebagai bekal untuk memperbaiki cara atau sistem kerja
mencapai nilai yang lebih baik dari sebelumnya. pelatihan ini menggunakan
teknik pemberian materi, tanya jawab, dan praktik secara langsung, Point penting
2. Pengertian Belajar
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha
yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan disekolah, di rumah dan
mempelajari. Dalam bahasa inggris disebut to learn. Asal kata ajar. 1. Suatu
pada intinya prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau suatu
10
Komaruddin Dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Cet. l; Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 28
22
kecakapan.
a. Moh. Surya “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai
Belajar dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja dengan guru atau
tanpa guru, dengan bantuan orang lain, atau tanpa dibantu dengan siapapun.
ahli, yang semuanya sepakat bahwa belajar itu bertujuan untuk mengadakan
perubahan. Jelasnya belajar dapat didefenisikan yaitu: Suatu usaha atau kegiatan
sebagainya.11
dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.
maka berikut ini akan dikemukakan salah satu contoh sebagai bentuk dari proses
mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba mainan ini dengan cara memutar
rangsangan yang timbul/ada pada mainan itu (misalnya, kunci dan roda mobil-
mobilan tersebut).
Pada permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi
biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun, berkat latihan dan
contoh ini, belajar dapat kita pahami sebagai proses yang dengan proses itu
sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, h. 35
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 65.
13
Ibid. h. 69
24
prestasi yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes
Ada tiga unsur dalam kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil
sekolah.15
a. Faktor raw input (yakni faktor siswa/anak itu sendiri) dimana tiap anak
1) Kondisi fisiologis
2) Kondisi psikologis
14
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Cet. VII; Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2004), h. 45.
15
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Cet. II; Ciputat:
Quantum Teaching, 2007), h. 48.
25
1) Kurikulum
2) Program/bahan pengajaran
hasil belajar. Pada hakikatnya hasil belajar tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh
sebab itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
kualitas pengajaran.16
ataupunkalimat17.
16
Ibid., h. 46.
17
Khusnul Khotimah, Pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar di tinjau dari
aktifitas belajar. Surakarta:2016 :14
26
produktif, teknik, fisik, social, manajerial, dan intelektual. hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja.19
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar meupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu
18
Ibid
19
Agus Suprijono, Cooperatif Learning (Cet. XI: Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013),
h.7.
15
https://docplayer.info/65396011-Ii-tinjauan-pustaka-a-active-learning-melalui-teknik-
group-to-group-exchange-active-learning-pembelajaran-aktif-adalah-pembelajaran-yang.html
27
kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat
Selain itu hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu
dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil belajar dapat diketahui dengan
adanya evaluasi hasil belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Davies (dalam
Dimyati dan Mudjiono, 2009: 201) evaluasi hasil belajar adalah sebagai kegiatan
tujuan yang ditetapkan. Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-
ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah
siswa dapat dilihat dari skor ketuntasan belajar mengajar yang diperoleh.
Ketuntasan belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bidang tertentu
a. Langkah-langkah pelaksanaan.
holder).
maupun perkelompok.
c) Interaksi yang terjalin lebih mudah, baik antar sesama siswa satu
kerja.
lainnya.20
mengenai agama islam kepada orang yang ingin mengetahui lebih dalam tentang
agama Islam baik dari segi materi akademis maupun dari segi praktik yang dapat
dilakukan sehari hari. Setiap orang di dunia ini pastilah memiliki kepercayaan
untuk menyembah Tuhan, akan tetapi ada sebagian orang yang memilih untuk
tidak menganut agama apapun yang ada di dunia ini, seperti Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya. Untuk agama Islam sendiri di
Indonesia merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya, untuk itu
di dalamnya.
ahli mengenai agama Islam salah satunya adalah Ahmad Tafsir, ia mengatakan
bahwa dengan adanya pendidikan agama Islam diharapkan orang orang dapat
mengetahui tentang agama Islam dan juga ajaran ajaran yang terkandung di
dalamnya. Selain itu ia juga mengatakan bahwa pendidikan agama Islam ini
20
Op cit h. 26.
30
karena ajaran dalam agama Islam merupakan ajaran yang baik untuk seluruh
diketahui, ada juga tujuan dari adanya pendidikan agama Islam sendiri.
menumbuhkan rasa lebih percaya kepada Tuhan sang pencipta semesta raya
ini, semakin mempertebal akhlak setiap orang yang turut mempelajari agama
Islam. Di samping itu selain hanya untuk mengetahui saja, setiap orang yang
dengan ajaran yang diberikan pada saat pembelajaran pendidikan agama Islam.
Proses pembelajaran ini dapat didapatkan pada saat di sekolah mulai dari dasar
hingga perguruan tinggi, ataupun dapat di tempat sekolah khusus agama islam
atau pesantren.
Diambil dari pendapat dan juga tujuan yang terpapar oleh ahli agama
Islam di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam ini berisi
merupakan kitab suci agama Islam. Selain itu dalam pendidikan agama Islam di
sini juga mengharapkan para peserta didik yang mempelajari agama Islam dapat
yang sudah diperoleh dapat disalurkan lagi ke orang yang belum memahami
31
tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu potensi
mengerjakan tes yang diberikan oleh guru baik berupa tes lisan maupun tes
penjelasan guru dengan baik dan serius, maka hasil belajar yang diperoleh oleh
memuaskan.
4. Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. 23 Belajar dalam bahasa latin,
disebut to learn. Asal kata ajar. 1. Suatu upaya untuk memperoleh penguasaan
21
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-pendidikan-agama-islam/
22
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),
h. 78.
23
Al Barry & Sofyan Hadi, Loc. Cit.
32
kognitif, afektif, dan psikomotor melalui proses interaksi antara individu dan
seseorang.24
24
Komaruddin Dkk, Loc.Cit.
BAB III
METODE PENELITIAN
peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam melalui
Penerapan Metode Active Training pada siswa kelas X IPA 1 dI SMA Negeri 1
action research) yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
mencapai hasil praktis dan menciptakan bentuk pemahaman baru, karena tindakan
tanpa pengetahuan ialah buta dan teori tanpa tindakan tidak berarti. Secara
33
34
status pola pikir, pandangan, kerja, dan sikap baru yang didasari sebagai tindakan
1. Lokasi penelitian
Montolalu kompleks PT INCO Malili, Kec. Malili Kab. Luwu Timur Prov.
Sulawesi selatan. Penelitian dilakukan kepada siswa kelas X IPA I dengan jumlah
siswa 32 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam.
unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga,
dana maupun dari segi efisiensi waktu. Pelaksanaan penelitian yang dipilih tidak
hal yang sangat membantu dalam melakukan penelitian di lokasi pilihan ini
adalah masalah dana. Peneliti tidak dituntut biaya studi lapangan yang lebih besar
bila dibandingkan dengan penelitian di tempat lain. Selain itu, pemilihan lokasi
penelitian ini dapat memberikan efisiensi waktu dan masih dapat melaksanakan
2. Waktu penelitian
2020 dimulai dari awal bulan April sampai akhir bulan Agustus 2020.
2
Ibid, h.4.
35
C. Fokus penelitian
sebanyank 927 siswa, khusus kelas X sebanyak 332 siswa, namun yang akan jadi
fokus penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X (IPA 1 ) sebanyak 32
Tabel 1
Fokus Penelitian
Jumlah Jumlah Menurut Agama
Menurut
Kelas Jenis Islam Protestan Katolik Hindu Jmlh
Kelamin
L P L P L P L P L P
X MIPA 1 14 20 14 18 1 1 34
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan
tercapai setelah diberi perlakuan maka siklus dihentikan dan penelitian dianggap
3. Tahap Observasi
SMAN 1 Luwu Timur, peneliti melakukan observasi awal dan analisis fakta. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan dalam membuat perencanaan umum yang terdiri
maksud untuk mengamati secara langsung fakta-fakta otentik yang terjadi dalam
4. Tahap Refleksi
Pada Tahap ini merupakan refleksi terhadap hasil observasi yang telah
dilakukan, dimana interpretasi dan analisis terhadap hasil yang dicapai dilakukan.
tindakan. Kalau terjadi peningkatan, perlu dikaji lebih jauh apakah telah
memenihi kriteria atau indikator yang diharapkan atau peningkatan masih berada
digunakan yaitu mengikuti model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus. Siklus I
pelaksanaan teks siklus) dengan alokasi waktu 2 x 180 menit. Siklus II terdiri dari
2 x pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 180 menit. Pada tiap siklus mencakup
Observasi dan Evaluasi 4) Dan, Refleksi. Keempat langkah yang dikenal dengan
Perencanaan
Obsertasi
Perencanaan
Obsertasi
1. Siklus 1
a. Perencanaan
3
Wina Sanjaya,Penelitian Tindakan Kelas, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2009), h. 56.
38
kompetensi dasar.
diambil.
b. Pelaksnaan tindakan
Tahap tindakan:
awal.
nonverbal.
c. Observasi
berpedoman pada lembar observasi dan yang bertindak sebagai obsever adalah
guru kelas.
d. Refleksi
penilaian terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan pada
siklus I.
2. Siklus II
siklus I. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dilakukan relatif sama dengan
a. Perencanaan
b. Pelaksnaan tindakan
c. Observasi
Tabel 2
Lembar Observasi
Indiktor yang Siklus I Siklus II
No Diamati Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
I II I II
1 Menyimak penjelasan
guru dengan
sungguh-sungguh
2 Siswa mengajukan
pertanyaan atau
tanggapan
3 Menunjukkan
kekompakan dalam
kelompoknya
4 Siswa menunjukkan
peran aktif dalam
kelompoknya
5 Siswa yang
menghargai pendapat
teman
6 Siswa bertangung
jawab dengan tugas
yang diberiakan guru
41
d. Refleksi
dua siklus.
E. Instrumen penelitian
atau untuk mendapatkan koNdisi awal sebelaum proses (pre-tes dan post-
2. Observasi adalah suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari berbagai
perilaku, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
respondennya sedikit/kecil.6
4
Husein Umar. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, (Cet. l ; Jakarta; Rajawali
pers, 2009) h. 52
5
Sugiyono. Metode penelitian pendidikan, (Cet. Ke-16 ; Bandung : Alfabeta februari
2013), h. 203.
6
Op.Cit. h. 194.
42
memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapai siswa kelas X SMA
training.
aktivitas siswa kelasX IPA I SMA Negeri 1 Luwu Timur dalam belajar
diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas X IPA 1
7
Husein Umar. Op.Cit., h. 49
43
yaitu rata-rata dan persentase, tabel frekuensi, tabel frekuensi, persentase nilai
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga
𝑓𝑋
Mx = 𝑁
Keterangan :
frekuensinya.
N = Number of Cases.8
berikut:
𝑓
p = N x 100 %
8
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Cet. X; Jakarta: Raja Grafindo pesada:
2000), h. 78.
44
Keterangan :
P = angka persenntase.9
Tabel 3
Kategori Nilai
Nilai Angka 100 Nilai Angka 10 Nilai Huruf Predikat
92 – 100 9,2 - 10,0 A Baik Sekali
82 – 91 8,2 – 9,1 B Baik
72 – 81 7,2 – 8,1 C Cukup
62 – 71 4,0 - 5,5 D Kurang
51 – 61 3,0 - 3,9 E Gagal
Sumber Data : Diolah dari Kantor SMAN 1 Luwu Timur
Keterangan:
A = Penelitian ini dikatakan baik sekali apabila nialai hasil belajar siswa 92-
B = Penelitian ini dikatakan baik apabila nilai hasil belajar siswa 82-91 atau
8,2-9,1
9
Ibid., h. 40.
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Cet. XII; Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), h. 245.
45
C = Penelitian ini dikatakan cukup apabila nilai hasil belajar siswa 72-81 atau
7,2-8,1
D = Penelitian ini dikatakan kurang apabila nilai hasil belajar siswa 62-71 atau
6,2-7,1
E = Penelitian ini dikatakan gagal apabila nilai hasil belajar siswa 52-61 atau
5,2-6,1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang terdiri atas
temuan fakta terhadap kondisi peserta didik dalam pembelajaran, hasil tes peserta
didik disetiap siklus yang dimulai dari prasiklus, Siklus I, Siklus II yang melalui
penerapan tindakan.
SMA Negeri 1 Luwu Timur telah dipilih oleh peneliti sebagai lokasi
penelitian. SMA Negeri 1 Luwu Timur berdiri pada Tahun 1979. SMA Negeri 1
Luwu Timur terletak dijalan Montolalu kompleks PT INCO Malili, Kec. Malili
Kab. Luwu Timur Prov. Sulawesi selatan, dengan luas lahan sekolah 17.910 M2.
SMA Negeri 1 Luwu Timur termasuk dalam kategori sekolah unggulan sekaligus
sekolah terfavorit di Kabupaten Luwu Timur. Status tanah SMA Negeri 1 Luwu
c. N I P : 196302061987031021
46
47
a. Visi Sekolah
Visi Sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan
dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara khusus
diharapkan oleh Sekolah. Visi Sekolah merupakan turunan dari Visi Pendidikan
Nasional, yang dijadikan dasar atau rujukan untuk merumuskan Misi, Tujuan
sasaran untuk pengembangan sekolah dimasa depan yang diimpikan dan terus
b. Misi Sekolah
dan disiplin.
karakter bangsa.
dan menyenangkan.
48
sehat.
bijaksana.
mempunyai 44 guru, yang terdiri dari 28 guru yang berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan 16 guru yang berstatus Honorer. Mempunyai Pegawai 9, terdiri
dari 3 Pegawai Negeri Sipil dan 6 pegawai yang berstatus honor. Adapun tingkat
Tabel 4
Data Guru
No Jenis guru Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 8 20 28
2 Non PNS 4 9 16
JUMLAH 12 29 44
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur
Tabel 5
Data Pegawai
No Jenis pegawai Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 0 3 3
2 Non PNS 3 1 6
Jumlah 3 4 9
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur
49
5. Keadaan Siswa
mempunyai 927 Siswa, yang terdiri dari 409 siswa laki-laki dan 518 siswa
perempuan. Kelas X sebanyak 99, Kelas XI 102 dan Kelas XII 93. Berikut tabel
Tabel 6
Data Siswa
Jumlah Menurut
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
X MIPA 1 14 20 34
X MIPA 2 9 24 33
X MIPA 3 15 19 34
X MIPA 4 14 17 31
X MIPA 5 9 24 33
JUMLAH MIPA 61 104 165
X IPS1 19 15 34
X IPS2 18 16 34
X IPS3 18 14 32
X IPS4 16 17 33
X IPS5 15 19 34
JUMLAH IPS 86 81 167
JML KELAS X 147 185 332
XI MIPA 1 13 19 32
XI MIPA 2 10 21 31
XI MIPA 3 9 21 30
XI MIPA 4 10 21 31
JUMLAH IPA 42 82 124
XI IPS1 17 17 34
XI IPS2 17 15 32
XI IPS3 16 15 31
XI IPS4 15 16 31
XI IPS5 16 16 32
JUMLAH IPS 81 79 160
JML KELAS XI 123 161 284
50
Jumlah Menurut
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
XII IPA 1 14 21 35
XII IPA 2 15 20 35
XII IPA 3 14 21 35
XII IPA 4 15 20 35
JUMLAH IPA 58 82 140
XII IPS1 13 15 28
XII IPS2 10 18 28
XII IPS3 17 12 29
XII IPS4 12 16 28
XII IPS5 15 13 28
XII IPS6 14 16 30
JUMLAH IPS 81 90 171
JML KELAS XII 139 172 311
JML KESELURUHAN 409 518 927
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur
sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan dalam
proses belajar mengajar. Berikut ini adalah daftar gedung dan bangunan sekolah
Tabel 7
Sarana dan Prasarana
Kondisi
No. Ruang Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
1 Ruang Kelas 29 28
2 Perpustakaan 1 1
3 Ruang Lab IPA Fisika 1 1
4 Ruang Lab IPA Biologi 1 1
5 Ruang Lab IPA Kimia 1 1
51
Kondisi
No. Ruang Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
6 Ruang Lab Bahasa 1 1
7 Ruang Lab Komputer 1 1
8 Aula 1 1
9 Mushallah 1 1
10 Listrik 2 2
11 Air PDAM -
12 Pagar Sekolah
13 Ruang Kantor 1 1
14 Ruang Guru 2 2
15 Perumahan Guru 3 3
16 WC Guru 2 2
17 WC Siswa 4 3 1
18 Komputer 60 18 2 40
19 Internet 2 2
20 Ruang OSIS 1 1
21 Ruang UKS 1 1
22 Ruang PIK-R 1 1
23 Ruang PMR 1 1
24 Ruang BP/BK 1 1
25 Ruang Keterampilan 1 1
26 Gudang 1 1
27 Kantin Kejujuran
28 Tempat Parkir 1
29 Lapangan Basket 1 1
30 Lapangan Volly 1 1
31 Lapangan Badminton 1 1
32 Lapangan Takraw
33 Lapangan Futsal
34 Bak Lompat Jauh 1 1
Jumlah Buku di
35 42.560 300 500
Perpustakaan
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur
52
peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama islam kelas X
tahap siklus I, peneliti melakukan pra siklus. Siklus I terdiri atas 2x pertemuan,
dan tiap akhir siklus diadakan tes. Siklus I terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
Observasi dan refleksi. Begitu juga dengan siklus II, terdiri atas 2x pertemuan (2 x
refleksi. Penelitian ini di lakukan dengan cara Penelitian Tindakan Kelas yaitu
akan memperoleh hasil temuan dari setiap siklus yang telah dilaksanakan,
kepada peserta didik dan membuat rencana dan pelaksanaan perbaikan yang
2020 sampai dengan 25 November 2020 di SMAN 1 Luwu Timur pada kelas X
IPA 1 melalui materi berbusana muslim dan muslimah cermin keindahan diri.
Dilaksanakan dengan 2 tahap, yaitu Siklus I dan Siklus II dan setiap akhir siklus
diadakan evaluasi.
melakukan observasi awal, melihat bahwa nilai rata-rata kelas rapor peserta didik
53
pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam rendah yaitu 70, dan melakukan
oleh guru-guru pendidikan Agama Islam, dan melihat model pembelajaran yang
digunakan adalah ceramah sehinnga kurang menarik perhatian peserta didik untuk
berkreasi dalam melatih keaktifan dan memunculkan ide-ide peserta didik. Oleh
1. Perencanaan
silabus sesuai dengan judul materi yang diajarkan yaitu berbusana muslim
dasar.
dan muslimah.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini sesuai dengan rencana yang telah
Tahap tindakan:
b. Membentuk kelompok diskusi berdasarkan hasil belajar siswa pada tes awal,
Tabel 8
Materi Diskusi Tiap Kelompok
No Kelompok Materi Diskusi
1 1 Berbusana Muslim dan Muslimah
2 2 Adab Berbusana Muslim dan Muslimah
3 3 Batasan Menutup Aurat
4 4 Dalil Berbusana Muslim dan Muslimah
Sumber Data : Diolah dari buku paket kelas X.
f. Melakukan evaluasi tertulis yaitu memberi tes tulis berbentuk pilihan ganda
sebanyak 10 nomor
3. Observasi
4. Refleksi
sesuai mata pelajaran yang disukai siswa, akan tetapi kekurangan dari pembagian
kelompok seperti ini adalah pembagian siswa dalam tiap kelompok tidak merata.
C. Siklus Penelitian
1. Pra Siklus
Pada tahap ini peneliti melakukan tes awal atau pre test dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik kelas X IPA I SMAN 1 Luwu
Timur dengan memberikan tes pada peserta didik yang berupa soal pilihan ganda.
Hasil tes peserta didik menunjukkan bahwa belum memenuhi standar atau
mencapai KKM yang diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan siklus I
didik yang masih rendah. Ditargetkan 100 % peserta didik kelas X IPA I
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh peneliti pada observasi awal
hasil belajar Pendidikan Agama Islam cenderung rendah, oleh karena itu peneliti
dimana pelaksanaan tindakan terdiri dari 2 siklus dengan 2 kali pertemuan pada
tiap siklusnya, sehingga dapat diperoleh data hasil belajar siswa kelas X IPA 1 di
Data yang diperoleh dianalisis, dalam bentuk kuantitatif melalui tes yang
Tabel 9
Daftar Nilai Tes Awal / Prasiklus
No Nama Siswa Tes Prasiklus Keterangan
1Responden 1 70 Tidak Tuntas
2Responden 2 60 Tidak Tuntas
3Responden 3 60 Tidak Tuntas
4Responden 4 80 Tuntas
5Responden 5 60 Tidak Tuntas
6Responden 6 60 Tidak Tuntas
7Responden 7 50 Tidak Tuntas
8Responden 8 75 Tuntas
9Responden 9 65 Tidak Tuntas
10Responden 10 50 Tidak Tuntas
11Responden 11 70 Tidak Tuntas
12Responden 12 70 Tidak Tuntas
13Responden 13 70 Tidak Tuntas
14Responden 14 70 Tidak Tuntas
15Responden 15 80 Tuntas
16Responden 16 75 Tuntas
17Responden 17 75 Tuntas
KKM : 72 1.140 : 67
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur
.
Nilai hasil pra siklus dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2020., yang
terdiri atas 17 orang peserta didik, hanya 8 orang peserta didik yang tuntas, dan
terdapat 12 orang peserta didik yang tidak tuntas. Adapun rata-rata kelas pada pra
57
siklus adalah 67, masih jauh dari KKM yaitu 72. Oleh karena itu perlu dilanjutkan
Tabel 10
Distribusi Frekuensi dan Presentase Prasiklus
Rentang Nilai Predikat Frekuensi Presentase
92 – 100 Baik Sekali 0 0%
82 – 91 Baik 0 0%
72 – 81 Cukup 5 29 %
71 Kurang 12 71%
Jumlah 17 100 %
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapat predikat kurang atau mendapat
nilai dibawah 71, yaitu 12 orang atau 71%, dan peserta didik yang mendapat
predikat Cukup atau mendapat nilai rentang antara 72-81, yaitu 5 orang atau 27
%. Dan tidak ada peserta didik yang mendapat predikat Baik yaitu rentang nilai
antara 82-91 dan tidak ada peserta didik yang mendapat predikat Baik sekali yaitu
rentang nilai antara 92-100. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi
frekuensi dan persentasi pra siklus sangat rendah disebabkan karena peserta didik
kurang tertarik belajar akibat model pembelajaran yang digunakan guru tidak
bervariasi atau monoton. Oleh karena itu akan dilanjutkan ke Siklus I dengan
1
Diolah dari hasil Tes kelas X MIPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
2
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
58
Tabel 11
Deskripsi Ketuntasan Belajar Prasiklus
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase
0 – 71 Tidak Tuntas 12 71 %
72 – 100 Tuntas 5 29 %
Jumlah 17 100 %
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
ditas dapat dilihat bahwa terdapat 12 atau 71 % peserta didik yang tidak tuntas
yaitu mendapat nilai antara 0-71, dan 5 atau 29 % Peserta didik yang mendapat
Tabel 12
Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata- Rata)
X F
50 2 100
60 4 240
65 1 65
70 5 350
75 3 225
80 2 160
Total N = 17 ∑fx = 1140
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
(rata-rata) nilai pra siklus menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapat nilai
50 yaitu 2 orang, peserta didik yang mendapat nilai 60 yaitu 4 orang, peserta didik
yang mendapat nilai 65 yaitu 1 orang, peserta didik yang mendapat nilai 70 yaitu
5 orang, peserta didik yang mendapat nilai 75 yaitu 3 orang dan peserta didik
3
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
59
yang mendapat nilai 80 yaitu 2 orang. Dan nilai mean di hitung menggunakan
rumus berikut4:
= atau = 67
yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
active training dipilih oleh peneliti karena guru dapat melihat secara langsung
2. Siklus I
Pada bagian ini dipaparkan data dan temuan hasil tindakan pembelajaran
melalui penerapan metode active training yang dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 2x
pertemuan (1 pertemuan terdiri dari 2 x 45 menit) dan setiap akhir siklus diadakan
evaluasi.
4
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
60
Berdasarkan nilai pra siklus rata-rata kelas peserta didik adalah 67, masih sangat
jauh dari KKM, oleh kerena itu dilanjutkan ke Siklus I dengan menggunakan
a. Tahap perencanaan
pada hasil observasi pra siklus yang dilaksanakan pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan kompetensi dasar berbusana muslim dan muslimah. Dari
Agama Islam kelas X dengan melihat kompetensi dasar pada semester ganjil,
61
Menyiapkan materi dan istrumen penelitian (lembar observasi dan tes yang berupa
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini sesuai dengan RPP yang telah
disusun yaitu:
1) Pertemuan I
a) Tahap mengajar
strategi dan metode pembelajaran yang akan diterapkan dan menyajikan materi
Peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok terdiri dari 4-5 orang per
kelompok. Dalam kelompok siswa dituntut untuk bekerja sama dengan teman
tentang berbusana muslim dan muslimah dalam bentuk metode active training
dengan materi yang ada dalam makalah masing-masing. Setelah itu siswa
c) Tahap penutup
melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi
dibahas pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas kepada peserta didik
2) Pertemuan II
a) Tahap Mengajar
kabar siswa, mengisi jurnal, absen dan apersepsi terhadap materi yang lalu.
yang akan diterapkan dan menyajikan materi mengenai berbusana muslim dan
muslimah.
makalah yang meraka sudah buat. Setelah itu siswa mempresentasikan di depan
kelas makalah yang telah mereka buat, kemudian setelah kelompok 3 dan 4
peserta didik. Kemudia setelah semua pertanyaan selesai dijawab kelompok 3 dan
c) Tahap Penutup
melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi
pembahasan, setelah itu pada akhir siklus I diadakan evaluasi. Dimana peneliti
memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur hasil belajar peserta didik
siklus I. tesnya berupa pilihan ganda 10 nomor. Adapun hasil belajar peserta didik
Tabel 13
Nilai Siswa Pada Siklus I
No Responden Pertemun I Pertemun II Keterangan
1 Responden 1 75 100 Tuntas
2 Responden 2 60 60 Tidak Tuntas
3 Responden 3 75 95 Tuntas
4 Responden 4 85 90 Tuntas
5 Responden 5 70 90 Tuntas
6 Responden 6 75 90 Tuntas
7 Responden 7 80 100 Tuntas
8 Responden 8 70 90 Tuntas
9 Responden 9 75 85 Tuntas
10 Responden 10 75 90 Tuntas
11 Responden 11 75 80 Tuntas
12 Responden 12 70 60 Tidak Tuntas
13 Responden 13 80 95 Tuntas
14 Responden 14 85 95 Tuntas
15 Responden 15 75 70 Tidak Tuntas
16 Responden 16 70 95 Tuntas
17 Responden 17 75 90 Tuntas
KKM: 72 N: 1475 : 86,7
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
Tabel di atas adalah nilai hasil tes pada siklus I penerapan metode active
training pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di SMAN 1 Luwu
64
Timur, pada hasil tes Pertemuan Pertama, terdapat 5 responden yang berada pada
kategori tidak tuntas, yang terdiri atas 17 orang peserta didik, hanya 12 orang
mencapai kategori tuntas atau nialainya berada di atas KKM. harapan peneliti
Agama Islam. oleh karena itu, Peneliti menganggap perlu dilanjutkan ke Siklus
c. Observasi/Pengamatan
aspek aktivitas belajar siswa. Data observasi ini adalah data kuantitatif dengan
jumlah siswa 17 orang pada kelas X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur. Dengan hasil
5
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
65
Tabel 14
Lembar Observasi Siklus I
Pertem Pertemuan
Peningkatan Peningkatan
Indikator yang uan I II
No
Diamati Jumlah Jumlah
P = x 100% P= x 100%
Siswa Siswa
1 Menyimak
penjelasan Guru
16 94 % 16 94%
dengan sungguh-
sungguh
2 Siswa
mengajukan
4 23% 5 29%
pertanyaan atau
tanggapan
3 Menunjukkan
kekompakan
8 47% 8 47%
dalam
kelompoknya
4 Siswa
menunjukkan
6 35% 7 35%
peran aktif dalam
kelompoknya
5 Siswa yang
menghargai 7 41% 7 41%
pendapat teman
6 Siswa
bertanggung
jawab dengan
16 94% 17 100%
tugas yang
diberikan oleh
guru
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
Pada tabel diatas akan dibahas tentang lembar observasi siklus I dan
lembar observasi siklus II , pada penerapan metode active training, dengan tujuan
untuk mengetahui keadaan peserta didik saat proses tindakan sedang berlangsung
orang atau 100 % siswa hadir, siswa yang menyimak penjelasan guru (peneliti)
8 orang atau 47%, siswa yang aktif dalam kelompoknya berjumlah 6 orang atau
35%, siswa yang menghargai pendapat temannya berjumlah 7 orang atau 41% ,
dan siswa yang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan berjumlah 16
Sedangkan pada pertemuan ke II, siswa yang hadir pada saat pembelajaran
berlangsung sebanyak 17 orang atau 100 % peserta didik hadir dikelas pada saat
siklus II. siswa yang menyimak penjelasan guru (peneliti) dengan sungguh-
sungguh berjumlah 16 orang atau 94%, siswa yang bertanya mengenai materi
pelajaran yang belum dimengerti berjumlah 5 orang atau 29%, kemudian siswa
47%, siswa yang aktif dalam kelompoknya berjumlah 7 orang atau 35%, siswa
yang menghargai pendapat temannya berjumlah 7 orang atau 41%, dan siswa
yang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan berjumlah 17 orang atau
100 %.6 Terjadi peningkatan dari siklus I ke Siklus II dimana di akhir siklus II
d. Refleksi
sesuai mata pelajaran yang disukai siswa, mereka sangat senang dengan
pembagian kelompok yang sesuai dengan minat mereka, akan tetapi kekurangan
6
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
67
dari pembagian kelompok seperti ini adalah pembagian siswa dalam tiap
siswa terlihat sangat antusias dan senang terhadap pembagian kelompok seperti
ini. dan siswa terlihat sangat antusias mendiskusikan materi yang di berikan oleh
guru (peneliti), pembelajaran pada siklus I secara umum dapat dikatakan siswa
dilanjutkan untuk diskusi untuk kelompok 3 dan 4 siswa terlihat sangat antusias
(peneliti) menyimpulkan hasil diskusi. Dan akhir pada siklus I ini, Guru (Peneliti)
siswa terlihat tenang dan tak ada satupun suara siswa yang terdengar, akan tetapi
kendala yang dialami oleh guru adalah waktu pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yang hanya 2 jam pelajaran, sangat kekurangan waktu untuk melaksanakan
3. Siklus II
Pada bagian ini dipaparkan data dan temuan hasil tindakan pembelajaran
melalui penerapan metode active training yang dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 2x
pertemuan (1 pertemuan terdiri dari 2 x 45 menit) dan setiap akhir siklus diadakan
evaluasi.
68
menit. Berdasarkan nilai rata-rata siklus I kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur
peserta didik adalah 87, sudah mencapai KKM, namun masih ada 3 orang peserta
didik yang mendapat nilai di bawah KKM, oleh karena itu penelitian ini perlu
Pada siklus 2 ini langkah-langkahnya tidak jauh beda dengan Siklus I, dimana
dan refleksi.
a. Tahap perencanaan
kompetensi dasar yaitu tentang berbusana muslim dan muslimah. ternyata setelah
materi dan instrumen penelitian (lembar observasi dan tes yang berupa pilihan
ganda 10 nomor).
1) Pertemuan I
69
a) Tahap mengajar
kabar siswa, mengisi jurnal, absen dan apersepsi. Peneliti menyampaikan tujuan
Peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok terdiri dari 4-5 orang per
kelompok. Dalam kelompok siswa dituntut untuk bekerja sama dengan teman
tentang berbusana muslim dan muslimah dengan kaitannya dengan mata pelajaran
lain dan membuat tugas dalam bentuk metode active training dengan materi yang
kelas makalah yang telah mereka buat, kemudian kelompok lain memberikan
penguatan.
c) Tahap penutup
melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi
dibahas pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas kepada peserta didik
2) Pertemuan II
a) Tahap Mengajar
kabar siswa, mengisi jurnal, absen dan apersepsi terhadap materi yang lalu.
yang akan diterapkan dan menyajikan materi mengenai berbusana muslim dan
muslimah.
makalah yang mereka sudah buat. Setelah itu siswa mempresentasikan di depan
kelas makalah yang telah mereka buat, kemudian setelah kelompok 3 dan 4
c) Tahap Penutup
melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi
pembahasan, setelah itu pada akhir siklus II diadakan evaluasi. Dimana peneliti
memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur hasil belajar peserta didik
siklus II. tesnya berupa pilihan ganda 10 nomor. Adapun hasil belajar peserta
Tabel 15
Nilai Siswa Pada Siklus II
No Responden Pertemun I Pertemun II Keterangan
1 Responden 1 80 100 Tuntas
2 Responden 2 70 90 Tuntas
3 Responden 3 85 95 Tuntas
4 Responden 4 80 90 Tuntas
5 Responden 5 70 90 Tuntas
6 Responden 6 80 90 Tuntas
7 Responden 7 85 100 Tuntas
8 Responden 8 85 90 Tuntas
9 Responden 9 80 85 Tuntas
10 Responden 10 85 90 Tuntas
11 Responden 11 75 80 Tuntas
12 Responden 12 80 90 Tuntas
13 Responden 13 85 95 Tuntas
14 Responden 14 85 95 Tuntas
15 Responden 15 70 70 Tidak Tuntas
16 Responden 16 85 95 Tuntas
17 Responden 17 80 90 Tuntas
KKM: 72 N: 1535 : 90,2
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
Tabel di atas adalah nilai hasil tes pada siklus II penerapan metode active
training pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di SMAN 1 Luwu
Timur, pada hasil tes tes Pertemuan Pertama, terdapat 3 responden yang berada
pada kategori tidak tuntas, yang terdiri atas 17 orang peserta didik, hanya 14
orang peserta didik yang tuntas. Dilaksanakan pada tanggal 18 tanggal 2020.
mencapai kategori tuntas atau nialainya berada di atas KKM yaitu 72 melalui
72
perbandingan nilai peserta didik pada prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat
Tabel 16
Nilai Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Tes Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Responden 1 70 100 100
2 Responden 2 60 60 90
3 Responden 3 60 95 95
4 Responden 4 80 90 90
5 Responden 5 60 90 90
6 Responden 6 60 90 90
7 Responden 7 50 100 100
8 Responden 8 75 90 90
9 Responden 9 65 85 85
10 Responden 10 50 90 90
11 Responden 11 70 80 80
12 Responden 12 70 60 90
13 Responden 13 70 95 95
14 Responden 14 70 95 95
15 Responden 15 80 70 70
16 Responden 16 75 95 95
17 Responden 17 75 90 90
Jumlah 1.140 1.475 1.535
Rata-rata 67 87 90.2
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
Tabel di atas adalah nilai peserta didik hasil pra siklus, siklus I dan siklus
II. Pada tes prasiklus rata-rata nilai responden yaitu siswa kelas X IPA1, yaitu 67
dan setelah diterapkan metode active training hasil tes menunjukkan bahwa rata-
rata kelas meningkat mnejadi 87 dan setelah dilakukan perbaikan di siklus II rata-
rata kelas menjadi 90.2. terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan melalui
7
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
73
penerapan metode active training pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMAN 1 Luwu Timur dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 17
Lembar Observasi Siklus II
Peningk
Pertemuan I Peningkatan Pertemuan II
Indikator yang atan
No
Diamati Jumlah P= x
Jumlah Siswa P = x 100%
Siswa 100%
1 Menyimak
penjelasan Guru
17 100% 17 100%
dengan sungguh-
sungguh
2 Siswa
mengajukan
4 23% 6 35%
pertanyaan atau
tanggapan
3 Menunjukkan
kekompakan
8 47% 9 52%
dalam
kelompoknya
4 Siswa
menunjukkan
peran aktif 15 88% 16 94%
dalam
kelompoknya
5 Siswa yang
menghargai 9 52% 10 58%
pendapat teman
6 Siswa
bertanggung
jawab dengan
17 100% 17 100%
tugas yang
diberikan oleh
guru
Sumber Data: Hasil Observasi Siklus II
yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung sebanyak 16 orang, siswa yang
orang, siswa yang bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti
74
siswa yang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan berjumlah 17 orang.
Sedangkan pada pertemuan ke II, siswa yang hadir pada saat pembelajaran
materi pelajaran yang belum dimengerti berjumlah 6 orang, kemudian siswa yang
temannya berjumlah 10 orang, dan siswa yang bertanggung jawab dengan tugas
d. Refleksi
mempresentasekan materi yang telah dibagian oleh guru (Peneliti) yan telah
dibuat oleh siswa dalam bentuk makalah, pada saat presentase berlangsung
terlihat sebagian siswa aktif mengikuti jalannya diskusi, akan tetapi sebagian
siswa kurang memperhatikan jalannya diskusi, dan pada pertemuan kedua situasi
siswa masih seperti pada pertemuan pertama, sebagian siswa betul-betul aktif
memperhatikan diskusi dan penjelasan dari Guru (Peneliti). Dan akhir dari siklus
8
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
75
siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, terlihat semua siswa
Setelah diberikan tes siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata siswa sudah berada dalam kategori baik sekali dibanding nilai pra siklus,
Tejadi peningkatan dari prasiklus, siklus I dan Siklus II pada mata pelajaran
menjadi 96 % dengan rata-rata siswa 87 pada siklus I dan rata-rata siswa pada
Grafik 1.
Rata-Rata Hasil Belajar
87 90.2
SIKLUS 1 SIKLUS 2
76
dan Siklus II tercatat sejumlah perubahan. Perubahan yang terjadi pada sikap
merupakan data yang diperoleh dari lembar observasi pada tiap siklus yang dicatat
a. Siklus I
active training, siswa terlihat sangat tertarik dan antusias pada metode
b. Siklus II
peneliti materi sesuai dengan metode pembelajaran dan pemilihan tema yang
disukai peserta didik, Pada siklus II ini banyak siswa yang mendapat nilai tuntas
dibanding siklus I. Dari hasil belajar pada siklus I dan telah dianalisis maka dapat
Grafik 2
Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Chart Title
50%
40%
30%
20% 41%
35%
10% 18%
6%
0%
Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Dalam grafik 2 terlihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat predikat
kurang (>71) yaitu 2 orang, dan terdapat 1 siswa yang mendapat predikat cukup
(72-81), terdapat 6 orang siswa yang mendapat predikat baik (82-91), dan terdapat
6 siswa yang mendapat predikat baik sekali (92-100)9. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Luwu Timur sudah
Dari hasil belajar siswa pada siklus II dan telah dianalisis maka dapat
9
Sumber dari hasil belajar siklus I
78
Grafik 3
Hasil Belajar pada Siklus II
Chart Title
70%
60%
50%
40%
30% 65%
20%
30%
10%
0% 0% 5%
Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Pada grafik 3 terlihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat predikat
kurang (>71), terdapat 1 orang siswa yang mendapat predikat cukup (72-81),
terdapat 10 siswa yang mendapat predikat baik (82-91) dan terdapat 6 siswa yang
mendapat predikat baik sekali (92-100) hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
Grafik 4
Diagram Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Chart Title
70% 65%
60%
50%
41%
40% 35%
30%
30%
18%
20%
10% 6% 5%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Siklus I Siklus II
79
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I, peserta didik
yang mendapat kategori kurang yaitu 18 %, kategori cukup yaitu 6%, kategori
baik 41 %, dan kategori baik sekali yaitu 35%. Sedangkan pada siklus II tidak ada
peserta didik yang mendapat kategori kurang, peserta didik yang mendapat
kategori cukup yaitu 5% dan peserta didik yang mendapat kategori baik yaitu 60%
dan pada siklus II peserta didik yang mendapat kategori baik sekali yaitu 35%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan diagram skor hasil belajar
Grafik 5
Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II
Chart Title
120%
100%
100%
82%
80%
60%
40%
18%
20%
0% 0 0 0 0
0%
Tuntas Tidak Tuntas
Siklus I Siklus II
Berdasarkan diagram ketuntasan belajar Siklus I dan Siklus II, pada siklus
I ketuntasan belajar peserta didik 82% dan peserta didik yang tidak tuntas adalah
penerapan metode active training adalah 100% peserta didik tuntas. Jadi dapat
10
Diolah dari data skor hasil belajar siklus I dan siklus II, kelas X IPA1 SMAN 1 Luwu
Timur
80
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
a. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai >71 (Kategori Kurang) adalah 18
% atau 2 siswa, sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat
b. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 72-81 (Kategori Cukup) adalah
c. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 82-91 (Kategori Baik) adalah 41%
atau 7 orang siswa, sedangkan pada siklus II terdapat 60% atau 10 siswa
d. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 92-100 (Baik Sekali) adalah 35%
atau 6 orang yang termasuk kategori baik sekali, sedangkan pada siklus II
terdapat 35% atau 6 siswa yang termasuk dalam kategori (Baik Sekali).
11
Diolah dari data skor hasil belajar siklus I dan siklus II, kelas X IPA1 di SMAN 1 Luwu
Timur
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas X IPA1 di SMAN 1 Luwu Timur, maka penulis akan mengemukakan
B. Saran
81
82
Al-Qur’an Al-Karim.
Abdillah. Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab,
(Studi Kasus di Kelas IV dan V SDIT Muhammadiyah al-Kautsar
Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran 2008/2009) (Surakarta: UMS,
2009).
Ahmad Sabri. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching Ciputat: Quantum
Teaching, 2007.
Ahmad. Metode Active Learning dalam pembelajaran Bahaa Arab (Studi Empiric
di Madrasah Aliyah Keagamaan Darul Falah Sirahan Kecamatan Cluwak
Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2006/2007) (Surakarta: UMS,
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2011.
Bahreiys, Salim dan Said Bahreiys. Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier. Jilid
IV. Cet. I; Surabaya; PT Bina Ilmu, 1988.
Barry, Al. & sofyan Hadi. Kamus Ilmiah Kontomporer. Bandung: CV Pustaka
Surya, Juli 2008.
Darmiyati, Humanisi Pendidikan cet.III; Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Departemen Agama RI. Al- Quran dan Terjemahan. Bandung: Syamil Al- Quran,
2009.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV;
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Cet. II;
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Fuad, PAI. Menggunakan Pendekatan Active Learning Di MTs Negeri Giriloyo
Imogiri Bantul. Tesis. Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN
Sunan Kali Jaga Yogyakarta 2014.
http://home.okstate.edu/homepages.nsf/toc /EPSY5463C142). (diakses pada 01
Februari 2021
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/7880 (diakses pada
16 maret 2020)
https://docplayer.info/65396011-Ii-tinjauan-pustaka-a-active-learning-melalui-
teknik-group-to-group-exchange-active-learning-pembelajaran-aktif-
adalah-pembelajaran-yang.html
83
84
Umar, Husein. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Jakarta: Rajawali
pers, 2009.
Yaumi, Muhammad and Muljono Damapoli, Action Research, Teori, model dan
aplikasi. Ed. I, Jakarta: Kencana, 2014.
Yusdani, Respon Pendidikan Guru Agama Islam Terhadap Strategi Pembelajaran
Active Learning di Indinesia. Tesis. Program Studi Pendidikan Islam
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016
Zuhairini & Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Malang: Universitas Malang, 2004.
L
A
M
P
I
R
A
N
PROFIL SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
1. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : UPT SMA Negeri 1 Luwu Timur
Alamat Jalan : Montolalu Komp. PT. Inco
Desa / Kec : Malili / Malili
Kab./ Kota : Luwu Timur
No. Telp. : 0474321340
Email : sman1malili79@gmail.com
2. NPSN : 40310154
3. NSS : 301192708001
4. Jenjang Akreditasi :A
5. Tahun Didirikan : 1979
6. Tahun Beroperasi : 1979
7. Kepemilikan Tanah :
a. Status Tanah : Pemerintah Daerah (Negeri)
b. Luas Tanah : 17.920 M2
8. Status Bangunan :
a. Surat Ijin Bangunan : SK No. 0190/0/1979 Tanggal 9 Maret 1979
b. Luas Bangunan : 1790 M2
9. Nomor Rekening Sekolah :
a. Pendidikan Gratis : 093-202-000014859-0 (Bank Sulselbar Cab.
Malili)
b. Dana Bos : 0296386483 (BNI Cab. Malili )
10. Nama Kepala Sekolah : Drs. Muh. Saleh, M.M.
11. Nama Ketua Komite : H.M. SIDDIQ BM, S.H.
12. Tahun SK Komite : 422/041/SMA.MLL/III/2018
A. Visi Sekolah
Visi Sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan
dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara khusus
diharapkan oleh Sekolah. Visi Sekolah merupakan turunan dari Visi Pendidikan
Nasional, yang dijadikan dasar atau rujukan untuk merumuskan Misi, Tujuan
sasaran untuk pengembangan sekolah dimasa depan yang diimpikan dan terus
terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Adapun visi SMAN 1 Luwu Timur :
“Terwujudnya Peserta Didik Yang Unggul Dalam Prestasi,
Berkarakter dan Berwawasan Lingkungan “
B. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi, sekolah memiliki misi, sebagai berikut:
1. Membentuk peserta didik yang bermoral, berbudi pekerti yang santun dan
disiplin.
2. Membentuk peserta didik yang religius, nasionais, mandiri, gotong royong
dan integritas.
3. Mewujudkan tumbuhnya semangat keunggulan dan kompetitif kepada
seluruh warga sekolah berlandaskan imtaq dan iptek.
4. Menggali dan mengembangkan potensi siswa.
5. Menumbuh kembangkan sikap positif dalam rangka pembentukan karakter
bangsa.
6. Menciptakan suasana belajar dan mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
7. Menciptakan suasana lingkungan yang hijau, sejuk, bersih, indah dan sehat.
8. Mengembangkan kurikulum yang berbasis lingkungan.
9. Menumbuh kembangkan sikap melestarikan lingkungan secara arif dan
bijaksana.
Keadaan Guru dan Pegawai Menurut Jenis Kelamin
A. Guru
No Jenis Guru Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 8 20 28
2 Non PNS 4 9 16
Jumlah 12 29 44
B. Pegawai
No Jenis Pegawai Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 0 3 3
2 Non PNS 3 1 6
Jumlah 3 4 9
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran discovery learning, Strategi pembelajaran Metode
Active Training peserta didik dapat :
1. Memahami makna Busana Muslim / Muslimah
2. Memahami pengertian Menutup Aurat.
3. Mengatahui perbedaan Batasan Aurat Laki – Laki Dan Perempuan.
4. Mengetahui ayat – ayat Al-Quran Dan Hadist tentang Perintah Berbusana
Muslim/Muslimah yaitu dalam Q.S Al-Ahzab/33:59 dan Q.s An-
Nur/24:31.
C. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan makna Busana Muslim/Muslimah.
2. Menjelaskan pengertian Menutup Aurat.
3. Membedakan batasan Aurat Laki – Laki Dan Perempuan.
4. Menjelaskan Dalil tentang Perintah Berbusana Muslim/Muslimah.
D. Indikator
Siswa dapat :
1. Menunjukkan cara berpakaian busana Muslim/Muslimah.
2. Menunjukkan batasan aurat.
3. Mengetahui perintah Allah Swt melalui Nabi Muhammad Saw untuk
menutup Aurat.
Pertemuan II
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal 10‟
1) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin
oleh salah satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3) Guru mengajak siswa tadarrus bersama surat-surat
pendek atau ayat-ayat pilihan
4) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
5) Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan
kontrak belajar
Kegiatan Inti 70‟
1) Mengamati
Guru memberi pengantar awal tentang tema dikaitkan
secara berulang-ulang pada materi Berbusana Muslim
dan Muslimah Cermin Kepribadian dan Keindahan
Diri.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana,
dan sebagainya). Dalam bahasa Indonesia, pakaian juga
disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya pakaian
yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang
beragama Islam disebut busana muslimah. Berdasarkan
makna tersebut, busana muslimah dapat diartikan
sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup
aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya,
gunanya untuk kemaslahatan dan kebaikan bagi wanita
itu sendiri
Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dan
membagi tiga topik yang berbeda
Guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan
mengamati materi sesuai dengan tema yang ditentukan
dengan tujuan masing-masing kelompok dapat
memerankan topik
2) Menanya
Pada saat berdiskusi mengalami masalah, maka siswa
disilahkan bertanya pada teman lain atau bertanya secara
langsung pada guru.
3) Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang
Berbusana Muslim dan Muslimah Cermin
Kepribadian dan Keindahan Diri
4) Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi yang
didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5) Mengkomunikasikan
1. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi
sementara yang lain memberi tanggapan
2. Siswa melaporkan hasil diskusi
I. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Lisan
Tugas : Individu dan Kelompok
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
1. Jelaskan Apa itu Aurat....?
2. Jelaskan batas perbedaan Aurat Laki – laki dan Perempuan....?
3. Jelaskan sejauh Mana Anda memahami tentang busana muslim dan
muslimah....?
4. Apa yang di maksud dengan Khimar...?
5. Sebutkan yang anda ketahui adab berbusana muslim/mah....?
6. Kenapa kita ummat islam di wajibkan untuk menutp aurat...?
7. Sebutkan pengertian jilbab
8. Sebutkan ayat Alqur‟an yang memerintahkan menutup aurat....?
9. Sebutkan salah satu hadis yang menganjurkan kita ummat islam untuk
menutup aurat...?
10. Sebutkan sikapmu yang harus ditunjukkan ketika terlihat oleh mata ada
kemaksiatan....?
Mengetahui
Kepala Sekolah
untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Swt. Maha
Pengampun, Maha Penyayang.”
Dalam ayat ini, Allah Swt. berfirman kepada seluruh hamba-Nya yang
mukminah agar menjaga kehormatan diri mereka dengan cara menjaga
pandangan, menjaga kemaluan, dan menjaga aurat. Dengan menjaga ketiga
hal tersebut, dipastikan kehormatan mukminah akan terjaga. Ayat ini
merupakan kelanjutan dari perintah Allah Swt. kepada hamba-Nya yang
mukmin untuk menjaga pandangan dan menjaga kemaluan. Ayat ini Allah
Swt. khususkan untuk hamba-Nya yang beriman, berikut penjelasannya.
Pertama, menjaga pandangan. Pandangan diibaratkan “panah setan”
yang siap ditembakkan kepada siapa saja. “Panah setan” ini adalah panah yang
jahat yang merusakan dua pihak sekaligus, si pemanah dan yang terkena
panah. Rasulullah saw. juga bersabda pada hadis yang lain, “Pandangan mata
itu merupakan anak panah yang beracun yang terlepas dari busur iblis,
barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Swt., maka Allah
Swt. akan memberinya ganti dengan manisnya iman di dalam hatinya.” (Lafal
hadis yang disebutkan tercantum dalam kitab AdDa’wa Dawa’ karya Ibnul
Qayyim).
Panah yang dimaksud adalah pandangan liar yang tidak menghargai
kehormatan diri sendiri dan orang lain. Zina mata adalah pandangan haram.
Al-Qur’ān memerintahkan agar menjaga pandangan ini agar tidak merusak
keimanan karena mata adalah jendela hati. Jika matanya banyak melihat
maksiat yang dilarang, hasilnya akan langsung masuk ke hati dan merusak
hati. Dalam hal ketidaksengajaan memandang sesuatu yang haram, Rasulullah
saw. bersabda kepada Ali ra., “Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti
pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya),
karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu
pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)” (H.R. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Syaikh al-Albani).
Kedua, menjaga kemaluan. Orang yang tidak dapat menjaga
kemaluannya pasti tidak dapat menjaga pandangannya. Hal ini karena
menjaga kemaluan tidak akan dapat dilakukan jika seseorang tidak dapat
menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah hal yang sangat
penting dalam menjaga kehormatan. Karena dengan terjerumusnya ke dalam
zina, bukan hanya harga dirinya yang rusak, orang terdekat di sekitarnya
seperti orang tua, istri/suami, dan anak akan ikut tercemar. “Dan, orang-orang
yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau
budak-budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya, mereka dalam hal ini
tiada tercela. Barangsiapa mencari yang sebaliknya, mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Ma’ārij/70:29-31)
Allah Swt. sangat melaknat orang yang berbuat zina, dan
menyamaratakan nya dengan orang yang berbuat syirik dan membunuh.
Sungguh, tiga perbuatan dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah Swt.
Firman-Nya: “Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. al-
Isrā’/17:32).
Ketiga, menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci
dalam hadis-hadis Nabi. Allah Swt. memerintahkan kepada setiap mukminah
untuk menutup auratnya kepada mereka yang bukan ma¥ram, kecuali yang
biasa tampak dengan memberikan penjelasan siapa saja boleh melihat. Di
antaranya adalah suami, mertua, saudara laki-laki, anaknya, saudara
perempuan, anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak
ada hasrat terhadap wanita.
Di samping ketiga hal di atas, Allah Swt. menegaskan bahwa
walaupun auratnya sudah ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan
dengan berbagai cara termasuk dengan menghentakkan kaki supaya
gemerincing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja dengan membuka
aurat. Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk bertaubat karena
hanya dengan taubat dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk
mengubah sikap, maka kita akan beruntung.
RANGKUMAN :
1. Menutup aurat adalah kewajiban agama yang ditegaskan dalam al-Qur’ān
maupun hadis Rasulullah saw.
2. Kewajiban menutup aurat disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu
sendiri sebagai wujud kasih sayang dan perhatian Allah Swt. terhadap
kemaslahatan hamba-Nya di muka bumi.
3. Kewajiban bagi kaum mukminah untuk mengenakan jilbab untuk menutup
auratnya kecuali terhadap beberapa golongan.
4. Dalam Q.S.al-Aĥzāb/33:39 ditegaskan perintah menggunakan jilbab dan
memanjangkannya hingga ke dada, dengan tujuan untuk memberikan rasa
nyaman dan aman kepada setiap mukminah. Sementara yang tidak memiliki
jilbab, dia bisa meminjamnya dari saudara seiman.
5. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nµr/24:31 untuk menjaga pandangan,
memelihara kemaluan, dan tidak menampakkan aurat, kecuali kepada: suami,
ayah suami, anak laki-laki suami, saudara laki-laki, anak laki saudara laki-laki,
anak lelaki saudara perempuan, perempuan mukminah, hamba sahaya,
pembantu tua yang tidak lagi memiliki hasrat terhadap wanita.
Allah Swt. memerintahkan setiap mukmin dan mukminah di dua ayat ini untuk
bertaubat untuk memperoleh keberuntungan.
UJI PEMAHAMAN :
1. Jelaskan Apa itu Aurat....?
2. Jelaskan batas perbedaan Aurat Laki – laki dan Perempuan....?
3. Jelaskan sejauh Mana Anda memahami tentang busana muslim dan
muslimah....?
4. Apa yang di maksud dengan Khimar...?
5. Sebutkan yang anda ketahui adab berbusana muslim/mah....?
6. Kenapa kita ummat islam di wajibkan untuk menutp aurat...?
7. Sebutkan pengertian jilbab
8. Sebutkan ayat Alqur‟an yang memerintahkan menutup aurat....?
9. Sebutkan salah satu hadis yang menganjurkan kita ummat islam untuk
menutup aurat...?
10. Sebutkan sikapmu yang harus ditunjukkan ketika terlihat oleh mata ada
kemaksiatan....?
RIWAYAT HIDUP
kemudian melanjutkan pendidikan di MTs As‘adiyah Malili pada tahun 2005 dan