Anda di halaman 1dari 120

PENERAPAN METODE ACTIVE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM KELAS X IPA 1 DI SMA NEGERI 1 LUWU TIMUR

Tesis

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai derajat Magister

Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam

Oleh

ST. HALIPA
NIM: 0013.03.43.2018

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Tesis

PENERAPAN METODE ACTIVE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN


HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS X IPA 1 DI SMAN 1 LUWU TIMUR

Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam

Oleh
ST. HALIPA
NIM : 0013.03.43.2018

Telah disetujui untuk diseminarkan

Komisi Pembimbing

Ketua,

Dr. H. M. Hasibuddin Mahmud, MA. Tanggal:

Anggota,

Dr. Hj. Rosmiati Azis, M.Pd Tanggal :

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini,

menyatakan bahwa Tesis ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri.

Jika kemudian hari terbukti bahwa Tesis ini merupakan duplikat, tiruan,

plagiat, atau dibuat orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka tesis dan gelar

yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Februari 2021


Penyusun

ST. HALIPA
0013.03.43.2018

iii
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

.‫الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على أشرف األنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ucapan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan pemilik alam semesta

Allah swt atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis

berhasil menyelesaikan Tesis ini dengan judul Penerapan metode active training

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan Agama Islam

kelas X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur.

Salawat serta salam tidak hentinya kita peruntukkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad Rasulullah saw, beserta keluarga, sahabat, serta orang yang

mengikuti ajarannya. Dialah Nabi yang patut dijadikan sebagai inspirator sejati

dalam segala aspek kehidupan terutama dalam mengembangkan dakwah untuk

menyebar luaskan agama Allah yaitu agama Islam.

Tesis ini diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muslim

Indonesia Makassar, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister

Strata 2 (S2). Dalam proses penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan bimbingan

dan motivasi dari berbagai pihak, sebaik secara moral maupun material. Oleh karena

itu, dengan tulus dari hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Rektor Universitas Muslim Indonesia Makassar Prof. Dr. H. Basri Modding, SE.,

M.Si dan para wakil rektor yang telah membina Universitas Muslim Indonesia ini

dengan penuh keikhlasan.

iv
2. Bapak Dr. H. M. Hasibuddin, S.S. M.Ag selaku Ketua Prodi Magister Pendidikan

Agama Islam Universitas Muslim Indonesia, Sekaligus

3. Bapak Dr. H. M. Hasibuddin, S.S. M.Ag selaku pembimbing I dan

4. Ibu Dr. Hj. Rosmiati Azis, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak

memberi kesan dan masukan dalam proses transformasi pengetahuan dalam

penelitian dan penyusunan Tesis ini.

5. Dr. H. Andi Bunyamin, M.Pd, Dr. H. Nashruddin Pilo, MA. Dan Dr. H. M. Akil,

MH sebagai penguji yang telah memberikan penilaian dan saran/kritik selama

ujian berlangsung.

6. Segenap dosen dan seluruh staf pascasarjana UMI Makassar atas ilmu, motivasi,

nasihat dan pelayanannya selama penulis kuliah. Terkhusus staf jurusan

Pendidikan Agama Islam yang selalu bersedia memberikan pelayanan dan

mengarahkan penulis dalam proses perkuliahan dan penyelesaian tesis.

7. Kepala Perpustakaan Pascasarjana, Kepala Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, dan Kepala Perpustakaan UMI Makassar beserta segenap staf yang

telah menyiapkan berbagai literatur dan memberikan kemudahan untuk

memanfaatkan perpustakaan secara maksimal demi penyelesaian tesis ini.

8. Kepada Drs. Muh. Saleh,MM. selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Luwu Timur

yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini bisa

diselesaikan. Juga terima kasih kepada narasumber Nurtia Nurdin,S.Pd.I selaku

Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Luwu Timur. serta seluruh informan

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

v
9. Ayahanda M. Ridwan dan Ibunda Halmawati, kakanda Achmad Fauzi, Ummi

Kalsum dan adik Idul Saputra serta seluruh keluarga yang tiada hentinya berdo’a

dan banyak berkorban terhadap perjalanan studi penulis.

10. M. Akbar selaku Suami tercinta, yang telah memberikan dukungan moril kepada

penulis dalam penyusunan Tesis ini.

11. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2018,

kita telah melewati suka duka bersama selama kuliah, kebersamaan kalian adalah

kecerian kita bersama dengan 3 kata yang selalu terucap “Adami Dosen,

Cepatki”.

12. Serta kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebut satu persatu yang

telah membantu untuk menyelesaikan Tesis ini.

Akhirnya semoga tesis ini bermanfaat kepada kita semua, dan semoga Allah

SWT, senantiasa meridhoi dan merahmati segala aktivitas keseharian kita. Amin.

Makassar, Februari 2021


Penyusun

St. Halipa

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ...................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
ABSTRACT .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
C. Pengertian Judul dan Defenisi Operasional ................................... 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
A. Hubungan dengan Penelitian Sebelumnya .................................... 13
B. Landasan Teori .............................................................................. 18
1. Pengertian Active Training ...................................................... 18
2. Pengertian Belajar .................................................................... 21
3. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ................................... 25
4. Pengertian Prestasi ................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33
A. Jenis Penelitian Data ...................................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 34
C. Fokus Penelitian............................................................................. 35
D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 35
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 41

vii
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 42
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 46
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 46
B. Gambaran Pelaksanaan Penerapan Metode Active Training
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Kelas X IPA1 di SMAN 1 Luwu Timur 52
C. Siklus Penelitian............................................................................. 55
D. Penerapan Metode Active Training dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X
IPA 1 di SMA Negeri 1 Luwu Timur ............................................ 75

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 81


A. Kesimpulan .................................................................................... 81
B. Saran ............................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Fokus Penelitian .............................................................................. 35


Tabel 2 Lembar Observasi ........................................................................... 40
Tabel 3 Kategori Nilai .................................................................................. 44
Tabel 4 Data Guru ........................................................................................ 48
Tabel 5 Data Pegawai ................................................................................... 48
Tabel 6 Jumlah Peserta Didik ....................................................................... 49
Tabel 7 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 50
Tabel 8 Materi Diskusi Tiap Kelompok......................................................... 54
Tabel 9 Daftar Nilai Tes Awal / Prasiklus.................................................... 56
Tabel 10 Distribusi Frekuensi dan Presentase Prasiklus ................................ 57
Tabel 11 Deskripsi Ketuntasan Belajar Prasiklus .......................................... 58
Tabel 12 Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata- Rata).............................. 58
Tabel 13 Nilai Siswa Pada Siklus I ................................................................ 63
Tabel 14 Lembar Observasi Siklus I .............................................................. 65
Tabel 15 Nilai Siswa Pada Siklus II ............................................................... 71
Tabel 16 Nilai Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II .......................... 72
Tabel 17 Lembar Observasi Siklus II ............................................................. 73

ix
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Rata-Rata Hasil Belajar ................................................................... 75


Grafik 2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................................ 77
Grafik 3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................................... 78
Grafik 4 Diagram Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ............... 78
Grafik 5 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .............. 79

x
DAFTAR SINGKATAN

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

Swt = subhanahu wa ta’ala

Saw = sallahu ‘alaihi wa sallam

QS = Quran Surah

SMAN = Sekolah Menengah Atas Negeri

xi
ABSTRAK

Nama : St. Halipa


Stambuk : 001303432018
Judul : Penerapan Metode Active Training Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas
X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur

Tesis ini berjudul tentang “Penerapan Metode Active Training Terhadap


Peningkatan Hasil belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Kelas X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur”. Adapun permasalahan pokok yang
diteliti adalah mencakup, bagaimana penerapan Metode active training terhadap
penigkatan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama islam kelas X
IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur.
Untuk menyelesaikan masalah diatas di adakan penelitian. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang yang dilakukan pada semester ganjil
tahun ajaran 2020-2021 terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.
Masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Penelitian dilaksanakan di kelas X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur dengan
jumlah siswa 34 orang. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif yang diperoleh
dari pengamatan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran selama penelitian,
dan data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar pada tiap siklus. Selanjutnya
data dianalisis secara kualitatif, yaitu menjelaskan hasil-hasil tindakan selama proses
belajar mengajar, dan secara kuantitatif menghitung data yaitu skor rata-rata, tabel
frekuensi, nilai minimum, nilai maksimum, dan presentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan hasilbelajarsiswa. Dan
kualitas pembelajaran ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam
pembelajaran sesuai dengan hasil observasi selama tindakan kelas berlangsung dari
Prasiklus kesiklus I kesiklus II, dan rata-rata skor hasil akhir prasiklus adalah 29 %
terjadi peningkatan di siklus I, 82 % dan disiklus II mencapai 100 % dan rata-rata
kelas prasiklus adalah 67 terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 87 dan pada
siklus II menjadi 94
Kesimpulannya adalah metode active training dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas kelas X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur. Dari Prasiklus kesiklus I
ke siklus II, dan rata-rata skor hasil akhir prasiklus adalah 29 % terjadi peningkatan
di siklus I, 82 % dan disiklus II mencapai 100 % dan rata-rata kelas prasiklus adalah
67 terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 87 dan pada siklus II menjadi 94.

Kata kunci : Metode Active Training, Peningkatan Hasil Belajar, Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam, Kelas X IPA 1, SMAN 1 Luwu Timur

xii
ABSTRACT

Name : St. Halipa


NIM : 001303432018
Title : The Application of Active Training Methods to the Improvement of
Student Learning Outcomes in the Field of Islamic Education in
Class X IPA 1 at SMAN 1 Luwu Timur

This thesis entitled “The Application of Active Training Methods to the


Improvement of Student Learning Outcomes in the Field of Islamic Education
in Class X IPA 1 at SMAN 1 Luwu Timur”. The main problems studied include
how to apply the active training method to improving student learning outcomes in
the field of Islamic religious education in class X IPA 1 at SMAN 1 East Luwu.
To solve the above problems, a study was conducted. This research is a
Classroom Action Research conducted in the odd semester of the 2020-2021 school
year consisting of 2 cycles, each cycle consisting of 2 meetings. Each cycle consists
of planning, implementing, observing and reflecting. The research was conducted in
class X IPA 1 at SMAN 1 East Luwu with a total of 34 students. The data was
collected qualitatively, which was obtained from observations during the learning
process during the study, and quantitative data obtained from the learning outcomes
test in each cycle. Furthermore, the data were analyzed qualitatively, namely
explaining the results of the action during the teaching and learning process, and
quantitatively calculating the data, namely the average score, frequency table,
minimum value, maximum value, and percentage.
The results showed that there was an increase in student learning outcomes.
And the quality of learning is characterized by increased student activeness in
learning in accordance with the results of observations during classroom action from
pre-cycle I to cycle II, and the average pre-cycle final score is 29%, there is an
increase in cycle I, 82% and in cycle II it reaches 100%. and the pre-cycle class
average was 67, there was an increase in cycle I to 87 and cycle II to 94.
The conclusion is the active training method can improve student learning
outcomes class X IPA 1 at SMAN 1 Luwu Timur. From pre-cycle I to cycle II, and
the average pre-cycle final score was 29%, there was an increase in cycle I, 82% and
in cycle II it reached 100% and the pre-cycle class average was 67, there was an
increase in cycle I to 87 and in cycle II. cycle II to 94.

Keywords : Active Training Method, Improved Learning Outcomes, Field of Study


of Islamic Religious Education, Class X IPA 1, SMAN 1 Luwu Timur

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh

orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani)

agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Maka peningkatan kualitas

pendidikan di indonesia harus dilakukan secara berkelanjutan dan sampai saat ini

terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam usaha

peningkatan kualitas pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung

sekolah, pengadaan sarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai

pengesahan undang-undang sistem pendidikan nasional serta undang-undang guru

dan dosen.

Menurut UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, yang berbunyi:

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan
UUD tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntunan zaman”.1

Berdasarkan undang-undang di atas tergambar sosok manusia yang

diinginkan oleh pemerintah dalam membina manusia sebagai warga negara yang

berpendidikan. Maka dari itu, pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan ini,

1
Republik Indonesia. “Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional”. (Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, 2009). h. 168-169

1
2

karena proses pendidikan sangat menentukan kemajuan dari setiap negara yang

mengaturnya.

Dalam era pembelajaran konstruktivistik, keterlibatan siswa secara aktif

dalam pembelajaran merupakan kunci utama belajar. Keaktifan dalam belajar

sering menjadi prediktor yang baik bagi hasil belajar2.

Sebagai pendidik professional, guru berkewajiban merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai

dan mengevaluasi hasil pembelajaran.3

Islam sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu. al-Qur’an dan As

Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan

kearifan (wisdom), serta menempatkan orang- orang yang berpengetahuan pada

derajat yang tinggi.

Islam menggambarkan belajar dan kegiatan pembelajaran dengan bertolak

dari firman Allah Swt. QS. An-Nahl (16): 125 yang berbunyi:

             

           
Terjemahnya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

2
Mustafa, dkk, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together
(NHT) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Penguasaan Konsep Matematika, dalam JURNAL PTK
DBE3 (Decentralized Basic Education 3), ISSN : 2088-091X, No. 01, Februari 2011, h. 07
3
Republik Indonesia, Undang-Undang republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang
Guru dan dosen (Cet. VI: Jakarta: Sinar grafika, 2013), h.14.
3

jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat


petunjuk.4

Berdasarkan ayat di atas dapat dijelaskan bahwa Allah Swt, menyuruh

Rasul-Nya mengajak manusia ke jalan Allah dengan hikmah kebijaksanaan,

nasihat serta anjuran yang baik. Dan jika orang itu mengajak berdebat, maka

bantalah dengan cara yang baik. Allah swt, mengetahui siapa yang sesat dan siapa

yang berada di jalan yang lurus. Maka janganlah berkecil hati hai Muhammad,

jika ada orang yang tidak mau mengikutimu dia tetap berada di jalan yang sesat.

Tugasmu hanyalah menyampaikan apa yang diwahyukan oleh Allah swt

kepadamu dan memberi peringatan kepada mereka, sedang Allah swt, yang akan

menentukan dan memberi petunjuk, serta dialah yang akan meminta pertanggung

jawaban di akhirat kelak.5

Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.

Pendidikan tidak dapat dideskripsikan secara detail hanya dengan mencatat

banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, bangunan dan fasilitas yang

dimiliki. Pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan berbagai

faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna, baik individu maupun

masyarakat pada umumnya. Pendidikan diharapkan sebagai agen pembaharu,

seharusnya memiliki daya tanggap yang tinggi terhadap berbagai masalah, melalui

proses pendidikan perlu ditumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab setiap

4
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahan, (Bandung: Syaamil Al-Qur’an,
2009), h. 578.
5
Salim Bahreiys dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid IV (Cet.
I; Surabaya: PT Bina Ilmu, 1988), h. 610.
4

manusia, baik secara individual maupun secara kolektif untuk mencegah

munculnya masalah-masalah.6

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi yang yang terjadi antar guru dengan anak didik.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan

pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna

kepentingan pengajaran.

Harapan guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang disajikan guru

dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang

cukup sulit dirasakan oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan

hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai

makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.7

Pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang bertujuan

menghasilkan orang-orang beragama, dengan demikian pendidikan agama perlu

diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan karakter. Ditinjau dari beberapa

definisi pendidikan agama Islam di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

agama Islam adalah sebagai berikut:

6
Darmiyati, Humanisi Pendidikan (cet.III; Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.187.
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet.II; Jakarta: PT
Rineka Cipta: 2002), h.1.
5

1. Segala usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan

rohani anak, menuju terbinanya kepribadian utama sesuai dengan ajaran

agama Islam.

2. Suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu

untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam

dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan akal pikiran

(kecerdasan, kejiwaan) dan (keyakinan, kemauan dan perasaan serta panca

indra) dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

3. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan

kemampuan dasar baik secara individu maupun kelompok sehingga dapat

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam secara

utuh dan benar. Yang dimaksud utuh dan benar adalah meliputi Aqidah

(keimanan), Syari’ah (ibadah muamalah) dan akhlaq (budi pekerti).8

Budaya dan mental pada umumnya membuat siswa tidak mampu

mengaktifasi kemampuan otaknya. Sehingga mereka tidak memiliki keberanian

menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung pada orang lain. Oleh

karena itu guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan teknik-

teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana pengajaran yang

efektif dan efisien atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Maka dari itu setiap pembelajaran dilakukan dengan pembuatan

makalah untuk diskusi namun tidak mencapai optimal yang diharapkan.

Seharusnya siswa yang terkadang mengalami kesulitan belajar, guru yang harus

8
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Malang ; Universitas Malang, 2004), h.1.
6

kreatif dalam pemenuhan kebutuhan siswa, ataupun sekolah yang mengatur dari

segala aspek demi tercapainya tujuan pendidikan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika

tersebut yaitu dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas, yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode

pembelajaran active training pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dengan menggunakan sampel Kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Luwu Timur pada

pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dikarenakan ada kecenderungan untuk

kembali pada pemikiran bahwa anak-anak lebih baik jika lingkungannya

diciptakan secara alamiah. Adapun penerapan metode active training disini

dijadikan metode untuk mengajar yaitu Karena pelatihan ruang kelas bersifat

aktif, para pendidik dapat menggunakan otak mereka, mempelajari gagasan,

memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Pelatihan ini

bergerak cepat, menyenangkan sarat dukungan, dan secara personal menggugah,

Seringkali para peserta didik meninggalkan tempat duduk mereka, berkeliling dan

berseru. Sehingga dengan kegiatan ini siswa dapat secara aktif menggunakan hasil

pemikiran sendiri, baik untuk menemukan ide pokok, memecahkan persoalan,

atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang

ada dalam kehidupan nyata.

Agar para tim belajar bisa mandiri, diperlukan paket pembelajaran yang

terorganisir dengan baik, Karena selain para peserta tim belajar membutuhkan

materi program pelatihan yang dirancang secara profesional yang bukan hanya

mengandung isi yang jelas dan bermanfaat melainkan juga dapat memuat
7

sejumlah petunjuk untuk kegiatan pembelajaran yang melatih aktif yang

mendorong keterlibatan, retensi, dan aplikasi. Belajar akan lebih bermakna jika

anak - anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya, dengan

begitu ketika melakukan pembelajaran dengan menggunakan makalah para tim

belajar bisa mandiri dan tidak lagi tergantung pada temannya.

Pada tanggal 03 Maret 2020 pukul 09.21 peneliti melakukan observasi

awal di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Luwu Timur, menurut salah satu guru

Pendidikan Agama Islam yang saya temui, proses pembelajaran berlangsung

selama 180 menit (3 Jam) setiap pertemuan sesuai dengan yang sudah ditentukan

oleh kesepakatan sesama tenaga pendidik dengan menggunakan metode diskusi

dan penyampaian tentang teori melalui buku pembelajaran. Dan nilainyapun

mencapai nilai KKM. Namun seperti biasanya lagi-lagi peneliti melihat dari

samping jendela kelas dan menemukan siswa yang berperan aktif hanya bisa di

hitung jari sedangkan siswa yang lain hanya duduk, mendengarkan, dan

mengangguk entah anggukan mereka fahami betul tentang mata pelajaran yang

telah di sampaikan oleh guru atau hanya sekedar ikut-ikutan mengerti. Dan

mengenai awal pembelajaran Pai peneliti juga melihat ucapan salam hanya

sekedar ucapan salam saja untuk sambutan guru kemudian siswa duduk ketika

guru sudah memberi salam, dengan kata lain siswa secara bersamaan tidak

membaca doa belajar, kurang konsentrasinya siswa terhadap penjelasan yang

disampaikan oleh guru, rasa ingin tahu siswa belum terbangun, siswa tidak berani

berargumentasi atau bersifat pasif di kelas, ditambah lagi dengan banyaknya siswa

yang belum memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) .


8

Melihat keadaan tersebut maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian di sekolah SMA Negeri 1 Luwu Timur di jalan Montolalu kompleks PT

INCO Malili, Kec. Malili Kab. Luwu Timur Prov. Sulawesi selatan pada kelas X

dengan tema Penerapan Metode Active Training Terhadap Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X IPA 1 di

SMA Negeri 1 Luwu Timur, karena melihat proses pembelajaran yang perlu

untuk melakukan pemecahan masalah terhadap keadaan yang telah ditemui

dilapangan. Alasannya karena cara penyampaian untuk pelatihan aktif adalah

penggunaan “tim belajar mandiri”. Dengan kata lain dalam bentuk diskusi bisa

dilakukan akan tetapi semua siswa harus berperan serta dalam mata pelajaran

yang akan diajarkan oleh peneliti.

Sebagai bahan ajar peneliti menggunakan buku pendidikan agama Islam

kelas X, terdiri dari 1 bab yang berjudul “Berbusana Muslim dan Muslimah

Merupakan Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri”. Semua pembahasan yang

digunakan akan peneliti rampung ke dalam RPP sesuai kurikulum serta beberapa

data dari SMA Negeri 1 Luwu Timur sebagai lampiran untuk mendukung peneliti

dalam proses pembuatan proposal menuju tesis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas sebagai latar belakang judul, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Gambaran Penerapan metode active training terhadap

peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam

kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Luwu Timur?


9

2. Apakah penerapan metode active training dapat meningkatktan hasil

belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam kelas X IPA 1

SMA Negeri 1 Luwu Timur?

C. Pengertian Judul dan Definisi Operasional

1. Pengertian Judul

a. Penerapan adalah penggunaan konsep atau ide, prinsip, teori, prosedur,

atau metode yang telah dipahami peserta didik kedalam praktik

memecahkan masalah atau melakukan suatu pekerjaan.9

b. Metode Active Training (Pelatihan Aktif)

Metode Active training adalah cara untuk memeriahkan pembelajaran

ruang kelas yang sebagian tekniknya penuh dengan sukaria dan

sebagian benar-benar serius, tetapi kesemuanya dimaksudkan untuk

memperdalam pemahaman dan retensi.10

c. Prestasi belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.11 Belajar dalam bahasa latin,

studium, hal menuntut, hal mengusahakan, mempelajari. Dalam bahasa

inggris disebut to learn. Asal kata ajar. 1. Suatu upaya untuk

memperoleh penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor melalui

9
M. Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta; PT. Gelora Aksara Pratama,
2012) h .135.
10
Mel Silberman, dan Carol Auerbach, Active Training, (Cet. Pertama ; bandung, februari
2013), h. 17.
11
Al Barry & Sofyan Hadi, Kamus Ilmiah Kontomporer, (Cet. II ; Bandung: CV Pustaka
Surya, 2008), h. 248.
10

proses interaksi antara individu dan lingkungan. 2. Suatu tindakan atau

pengalaman mengenai sesuatu yang dipelajari seseorang. 12

2. Defenisi Operasional

Berdasarkan definisi dari ruang lingkup pengertian tersebut diatas

maka secara operasional yang dimaksud dengan pembahasan judul diatas

adalah kajian ilmiah dan sistematis tentang Penerapan Metode Active Training

Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan

Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 1 Luwu Timur. Dengan penerapan

metode active training yaitu salah satu penerapan metode active training

(pelatihan aktif) yang dimana dalam pendekatan ini, beberapa kelompok kecil

peserta didik bertatap muka sesuai kesenggangan mereka dan menjalani

pelatihan yang telah dirancang oleh pelatih yang “absen”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Menyangkut tujuan dan manfaat penelitian ini penulis dapat membagi dan

menguraikannya sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran metode active

training dalam pencapaian hasil belajar siswa pada bidang studi

pendidikan agama Islam kelas X di SMA Negeri 1 Luwu Timur.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam Kelas X di

SMA Negeri 1 Luwu Timur.

12
Komaruddin Dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Cet. l; Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 28.
11

2. Kegunaan Penelitian.

a. Manfaat teoritis :

1) Untuk menambah wawasan tentang penerapan metode active

training terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi

pendidikan agama Islam kelas X di SMA Negeri 1 Luwu Timur.

2) Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi sumbangan pemikiran

bagi para guru dan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar

siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi universitas dan sekolah (tempat penelitian)

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi khazanah kepustakaan

baik di Program Pasca Sarjana Universitas Muslim Indonesia

maupun di SMAN 1 Luwu Timur sehingga dapat berfungsi sebagai

media informasi yang bersifat literal bagi penuntut ilmu.

2) Manfaat bagi guru

Dapat memanfaatkan penerapan metode active training ini dengan

sebaik mungkin. Dijadikan sebagai strategi untuk menciptakan

siswa yang aktif, kreatif, serta kritis sehingga proses belajar

mengajar pun berjalan baik.

3) Manfaat bagi siswa

Dapat memanfaatkan penerapan metode active training untuk

dijadikan alat pendidikan, agar menjadi siswa yang aktif, kreatif,

serta kritis terhadap perkembangan yang lebih maju.


12

4) Manfaat bagi peneliti

Dapat dijadikan motivasi agar mampu menciptakan, merancang

serta memanfaatkan model pembelajaran yang ada sebagai alat

untuk mengembangkan pola pengetahuan, pemahaman, serta

penerapan siswa terhadap bahan ajar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hubungan dengan Penelitian Sebelumnya

Pertama Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusdani, tentang “Respon

Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Strategi Pembelajaran Active Learning di

Indonesia.1 Fokus pada penelitian ini adalah mengkaji upaya-upaya yang

dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

Pendidikan Agama Islam: memberikan angka, mengadakan kompetisi,

menerapkan ego involment, ulangan, mengecek hasil pembelajaran, memberikan

pujian, hukuman, serta merangsang minat dan siswa belajar.

Kedua Hasil penelitian yang dilakukan Fuad, PAI menggunakan

Pendekatan Active Learning di MTs Negeri Giriloyo Imogiri Bantul.2 Tesis ini

mengkaji hal-hal apa saja yang menjadi problem utama belajar PAI pada anak

sekolah level SMP. Fokus pada penelitian ini didapat kesimpulan bahwa problem

utama belajar PAI ialah metode pendekatan yang diberikan oleh guru tidak tepat

atau tidak menarik sehingga murid menjadi bosan dan tidak bersemangat dalam

mengikuti mata pelajaran di sekolah. Dengan pendekatan metode active learning

siswa menjadi lebih semangat mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Selain

kontribusi guru dalam menerapkan strategi pembelajaran aktive learning yang

tepat, ternyata pola asuh orang tua menjadi faktor utama yang dapat

1
Yusdani, Respon Pendidikan Guru Agama Islam Terhadap Strategi Pembelajaran Active
Learning di Indinesia. Tesis (program studi pendidikan islam pasca sarjana uin sunan kalijaga
yogyakarta 2016)
2
Fuad, PAI menggunakan Pendekatan Active Learning Di Mts Negeri Giriloyo Imogiri
BantulTesis, (program studi pendidikan islam pascasarjana UIN sunan kali jaga yogyakarta 2014)

13
14

mempengaruhi motivasi belajar siswa. Model pola asuh orang tua (terutama

model pola asuh demokratis) dan motivasi belajar yang memberikan kontribusi

cukup besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan pola model asuh

diktator memberikan problem tersendiri terhadap siswa dalam belajar, dan

memberikan efek negatif terhadap perkembangan pola fikir anak yang buruk

dalam belajar PAI karena pola asuh orang tua yang salah.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menjadi tinjauan pustaka

berbeda dengan penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada implementasi active

learning dalam mata pelajaran PAI di SMPN 1 Srandakan Bantul yang

dipersepsikan siswa maupun guru lain. Penelitian ini merupakan evaluasi dari

penerapan active learning yang telah lama dicanangkan dan ditetapkan sebagai

metode pembelajaran baik dalam kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013. Oleh

karenanya penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan landasan untuk

membuat kebijakan oleh pihak-pihak terkait mengenai perbaikan mutu pendidikan

secara umum dan khususnya Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang

penulis teliti. Penulis ingin meneliti mengenai Penerapan Metode Active Training

Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan

Agama Islam Kelas X IPA 1 di SMA Negeri 1 Luwu Timur.

Ketiga Hasil penelitian yang dilakukan Nurniswati, yang meneliti tentang

Pengaruh Pembelajaran Model Pelatihan Partisipatif (Participatory Training

Model) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas I Program Keahlian Akuntansi di

SMK Negeri Kraksaan Probolinggo. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Proses

belajar mengajar di kelas saat ini masih didominasi oleh metode pembelajaran
15

konvensional seperti ceramah dan tanya jawab. Dalam pembelajaran ini masih

kurang mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa hanya berperan

pasif dan cenderung kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu

pembelajaran yang berorientasi pada siswa adalah model pembelajaran pelatihan

partisipatif yang pada prinsipnya lebih ditekankan pada motivasi dan melibatkan

siswa secara aktif dan mendorong siswa mengembangkan kreativitas belajar

mereka secara optimal dan mandiri, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji pengaruh model pembelajaran

pelatihan partisipatif terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 1 Kraksaan

Probolinggo, (2) mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran pelatihan

partisipatif serta (3) mengetahui aktivitas siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi

eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 1

Kraksaan Probolinggo Tahun Ajaran 2009/2010. Penetapan sampel yang

digunakan yaitu kelas I Ak 1 sebagai kelas kontrol dan kelas I Ak 2 sebagai kelas

eksperimen. Pengumpulan data menggunakan metode tes (pretest-posttest),

angket sikap siswa dan observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan uji

Mann- Whitney U.3

Keempat penelitian yang dilakukan Rosida dan Suprihatin yang meneliti

tentang Model Pelatihan Partisipatif (Participatory Training Model) terhadap

Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

di indikasikan bahwa model pembelajaran active learning dapat meningkatkan

3
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/7880 (diakses pada 16
Februari 2020)
16

prestasi belajar fisika pada siswa kelas VIII SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang

dengan sangat signifikan. Saran Bagi para guru dan pihak-pihak yang terkait, agar

dapat menerapkan model pembelajaran active learning ini dalam proses belajar

mengajar. Sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat dan siswa juga

mendapatkan suasana belajar yang aktif. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat

mengontrol berbagai variabel ekstrane yang belum dapat terkontrol dalam

penelitian ini. Salah satu variable ekstrane yang penting misalnya adalah

menyamakan ruang dan waktu penelitian dengan menyediakan ruangan khusus

untuk eksperimen, waktu yang disediakan tidak harus dalam jam yang sama tetapi

lebih pada kondisi yang serupa. Selain itu, jumlah siswa di kedua kelompok

penelitian diharapkan dalam jumlah yang sama. Hasil yang lebih baik sangat

mungkin akan diperoleh jika penelitian bisa dilaksanakan pada dua kelas utuh

yang setara tingkatnya, dengan mata pelajaran dan pengajar yang sama,

dilaksanakan dalam ruang khusus yang sama, serta pada waktu yang relatif sama.

Kelima penelitian yang di lakukan oleh Jerome Bruner tentang model

pembelajaran active learning mata pelajaran sains tingkat SD kota yogyakarta

sebagai upaya peningkatan “life skills”. Bruner mengusulkan siswa harus belajar

konsep-konsep dan prinsip-prinsip dengan terlibat secara aktif (active learning),

dimana mereka harus didorong untuk memiliki pengalaman-pengalaman dan

melakukan eksperimen-eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan

sendiri konsep dan prinsip-prinsip tersebut. Active Learning merupakan istilah

yang menunjukkan kegiatan belajar dimana siswa secara mental terlibat dalam

suatu tugas. Sejalan pandangan teori kognitif, active learning juga berpandangan
17

bahwa yang menjadi fokus dalam belajar adalah aktivitas mental siswa. Dengan

perkataan lain, active learning merupakan belajar dimana aktivitas kognitif

memegang peran utama.

Keenam Abdillah (UMS 2009) “Pelaksanaan Metode Active Learning

dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas IV dan V SDIT Muhammadiyah

alKautsar Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran 2008/2009” menjelaskan bahwa

pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran Bahasa Arab di kelas

IV/A&B dan V/A&B SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar menggunakan metode

yang bervariasi antara lain, yaitu: The Po wer of Two, Card Short, Muhadasah

dan Mutala’ah. Metode di atas telah sesuai dengan langkah - langkahnya, namun

dalam metode Card Short terdapat kesalahan dalam pelaksanaan langkah-

langkahnya. Seharusnya Metode Broken Teks sedangkan metode The Power of

Two terdapat kesalahan dalam menentukan jawaban atas pertanyaan, seharusnya

jawaban beragam.4

Ketujuh Ahmad Zain Nu’man (UMS, 2007) dalam skripsinya yang

berjudul “Metode Active Learning dalam pembelajaran Bahaa Arab di Madrasah

Aliyah Keagamaan Darul Falah Sirahan Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati

Tahun Ajaran 2006/2007” menyimpulkan bahwa selain menggunakan metode

ceramah dalam pembelajaran bahasa Arab, juga menggunakan metode belajar

aktif yaitu Broken Text, True or False, dan Rotating Roles. Faktor pendukung.

pelaksanaan Metode Active Learning dalam pembelajaran di kelas IV dan V SDIT

Muhammadiyah al-Kautsar yaitu: tersedianya media belajar, seperti VCD, adanya


4
Abdillah. Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Studi
Kasus di Kelas IV dan V SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran
2008/2009) (Surakarta: UMS, 2009)
18

praktek, seperti dalam Muhadasah dan Mutala’ah, dan adanya penyampaian

dengan alat peraga Adapun faktor penghambatnya yaitu: kurangnya fasilitas

media dalam bentuk laboratorium bahasa, kurangnya penguasaan guru terhadap

metode-metode active learning, dan kurangnya partisipasi dari siswa5

Berdasarkan penelitian tersebut pada dasarnya membahas mengenai

Pengaruh Pembelajaran Model Pelatihan Partisipatif (Participatory Training

Model) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas I Program Keahlian Akuntansi.

Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang penulis teliti. Penulis ingin

meneliti mengenai Penerapan Metode Active Training Terhadap Peningkatan

Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X IPA 1

di SMA Negeri 1 Luwu Timur.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Metode Active Training

Metode (method), secara harfiah berarti cara. Metode atau metodik berasal

dari bahasa Greeka, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara),

jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan

tertentu. Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan

tertentu. Lalu ada satu istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu

teknik adalah cara yang spesifik dalam pemecahan masalah tertentu yang

ditemukan dalam pelaksanaan prosedur. Secara umum atau secara luasnya

5
Ahmad. Metode Active Learning dalam pembelajaran Bahaa Arab (Studi Empiric di
Madrasah Aliyah Keagamaan Darul Falah Sirahan Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati Tahun
Ajaran 2006/2007) (Surakarta: UMS,
19

pengertian metode atau metodik artinya adalah ilmu mengenai jalan yang harus

dilalui untuk mengajar anak didik agar bisa tercapai tujuan belajar mengajar.

Menurut Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961) mengungkapkan kalau

metode mengajar merupakan cara-cara pelaksanaan dari pada siswa-siswa di

sekolah. Menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982), mengungkapkan kalau metode

adalah cara sistematik yang dipakai untuk menggapai tujuan.6 Jadi dapat

disimpulkan bahwa Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan

oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pelajaran berakhir. Penggunaan metode yang tepat akan mempengaruhi

proses belajar serta tujuan yang hendak dicapai di akhir proses belajar.

Active Training adalah cara untuk memeriahkan pembelajaran ruang kelas

yang sebagian tekniknya penuh dengan sukaria dan sebagian benar-benar serius,

tetapi kesemuanya dimaksudkan untuk memperdalam pemahaman dan retensi. 7

Seperti siswa dapat mengembangkankemampuan intelektualnya, berpikir kritis,

menganalisis, dan mengucapkan pengetahuannya, tetapijuga mengalami aktivitas

jasmani seperti mengerjakan sesuatu, dan menyususn inti sari pembelajaran.

Active training sejak awal melalui kegiatan yang membangun kerja tim

dan yang secara segera menyebabkan peserta memikirkan pokok bahasanya. Ia

3
http://home.okstate.edu/homepages.nsf/toc /EPSY5463C142
6
https://raharja.ac.id/2020/10/26/perbedaan-metodologi-penelitian-dan-metode-
penelitian/#:~:text=Metode%20adalah%20cara%20atau%20prosedur%20yang%20ditempuh%20
untuk%20mencapai%20tujuan%20tertentu.&text=Secara%20umum%20atau%20secara%20luasn
ya,bisa%20tercapai%20tujuan%20belajar%20mengajar.
7
Mel Silberman, dan Carol Auerbach, Active Training, (Cet. Pertama ; bandung, februari
2013), h. 17.
20

juga mengandung strategi untuk melakukan pembelajaran kelas utuh dan

pembelajaran kelompok kecil, Merangsang diskusi dan debat, berlatih

keterampilan, mendorong pertanyaan, dan bahkan menjadikan peserta mengajar

satu sama lain. Mengandung teknik yang dapat membantu meninjau kembali apa

yang telah dipelajari, menilai bagaimana peserta telah berubah, dan

mempertimbangkan langkah selanjutnya yang hendak diambil sehingga

Training/pelatihan dapat membekas.8

Penerapan pembelajaran aktif pada dasarnya dipengaruhi oleh teori

belajar aliran konstruktivisme. Pada teori belajar ini memantapkan teori-teori

belajar sebelumnya dan memberikan pencerahan bagi peralihan dari konsep

belajar yang berpusat pada guru ke arah konsep belajar yang berpusat pada peserta

didik. Orientasi yang berpusat kepada peserta didik diwujudkan dalam pendekatan

belajar aktif. Demikian juga halnya tentang gagasan-gagasan pokok pembelajaran

aktif pada prinsipnya mengikuti gagasan inti teori belajar konstruktivisme.

Perkembangan dalam terapan konsruktivisme melahirkan paradigma baru, yaitu

paradigma belajar aktif. Sejumlah gagasan pokok dalam penerapan paradigma

belajar aktif yaitu menandaskan bahwa manusia mengkonstruksi (membangun)

makna dari struktur pengetahuan aktual yang dimiliki. Teori ini membimbing

pendekatan dalam mendidik anak. menekankan kegiatan belajar yang berkembang

melalui dukungan fasilitator. Fasilitator memulai dan mengarahkan peserta didik

agar mampu mendorong peserta belajar dalam mencapai versinya sendiri.9

8
Ibid.
9
https://www.google.com/search?teori+pelatihan+aktif+untuk+peserta+didik&oq=teori+p
elatihan+aktif+untuk+peserta+didik
21

Teori di atas menjelaskan bahwa active training merupakan salah satu

usaha untuk meningkatkan kinerja aktif siswa dan juga sangat berpengaruh dalam

peningkatan hasil belajarnya. Dikarenakan dalam hal ini selain siswa mempunyai

modal pemahaman sebagai bekal untuk memperbaiki cara atau sistem kerja

belajarnya, juga menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang siswa untuk

mencapai nilai yang lebih baik dari sebelumnya. pelatihan ini menggunakan

teknik pemberian materi, tanya jawab, dan praktik secara langsung, Point penting

dalam kegiatan ini adalah mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha

yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif

sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang

dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan disekolah, di rumah dan

di tempat lain seperti dimuseum, laboratorium dan dimana saja.

Belajar dalam bahasa latin, studium, hal menuntut, hal mengusahakan,

mempelajari. Dalam bahasa inggris disebut to learn. Asal kata ajar. 1. Suatu

upaya untuk memperoleh penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor melalui

proses interaksi antara individu dan lingkungan. 2. Suatu tindakan atau

pengalaman mengenai sesuatu yang dipelajari seseorang. 10 Dengan demikian,

pada intinya prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau suatu

10
Komaruddin Dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Cet. l; Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 28
22

kecapakan untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan atau

kecakapan.

Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :

a. Moh. Surya “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan

oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

berinteraksi dengan lingkungannya”.

b. Bell-Gredler belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk

mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan

(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut

diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai

masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

c. Witherington: “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang

dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.

Belajar dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja dengan guru atau

tanpa guru, dengan bantuan orang lain, atau tanpa dibantu dengan siapapun.

Belajar juga diartikan sebagai usaha untuk membentuk hubungan antara

perangsang atau reaksi.

Berbagai definisi (rumusan) tentang belajar telah dikemukakan oleh para

ahli, yang semuanya sepakat bahwa belajar itu bertujuan untuk mengadakan

perubahan. Jelasnya belajar dapat didefenisikan yaitu: Suatu usaha atau kegiatan

yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup;


23

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan

sebagainya.11

Menurut para pakar psikologi belajar bahwa pengalaman hidup sehari-hari

dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.

Alasannya, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar

terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan .12

Setelah mengetahui defenisi belajar seperti yang telah disebutkan di atas,

maka berikut ini akan dikemukakan salah satu contoh sebagai bentuk dari proses

belajar. Seorang anak balita (berusia di bawah 5 tahun) memperoleh mobil-

mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba mainan ini dengan cara memutar

kuncinya dan meletakkannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku

“memutar” dan “meletakkan” tersebut merupakan respons atau reaksi atas

rangsangan yang timbul/ada pada mainan itu (misalnya, kunci dan roda mobil-

mobilan tersebut).

Pada permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi

biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun, berkat latihan dan

pengalaman berulang-ulang, lambat laun ia menguasai dan akhirnya dapat

memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna. Sehubungan dengan

contoh ini, belajar dapat kita pahami sebagai proses yang dengan proses itu

sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas

situasi atau rangsangan yang ada.13

11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, h. 35
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 65.
13
Ibid. h. 69
24

Pembelajaran tingkat penguasaan meteri belajar siswa dapat dilihat dari

skor ketuntasan belajar mengajar yang diperoleh. Ketuntasan belajar adalah

prestasi yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes

standar sebagai alat pengukuran keberhasilan belajar seseorang. Howard Kingsley

membagi tiga macam hasil belajar, yakni:

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan

bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.14

Ada tiga unsur dalam kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa, yakni: kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik

sekolah.15

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:

a. Faktor raw input (yakni faktor siswa/anak itu sendiri) dimana tiap anak

memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam:

1) Kondisi fisiologis

2) Kondisi psikologis

b. Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan

alami ataupun lingkungan social.

c. Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari:

14
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Cet. VII; Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2004), h. 45.
15
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Cet. II; Ciputat:
Quantum Teaching, 2007), h. 48.
25

1) Kurikulum

2) Program/bahan pengajaran

3) Sarana dan fasilitas

4) Guru (tenaga pengajar)

3. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif

siswa dengan stimulus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan

hasil belajar. Pada hakikatnya hasil belajar tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh

sebab itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan

kualitas pengajaran.16

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

merekamenerima pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar

padadasarnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti kegiatan

belajar.Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, huruf

ataupunkalimat17.

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuanyang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Selanjutnya dijelaskan bahwa

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalampengajaran harus mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Jadi menurutdefinisi tersebut yang

dimaksud prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yangmencakup aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik.serta nilai dan sikap. Selainperubahan tingkah

16
Ibid., h. 46.
17
Khusnul Khotimah, Pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar di tinjau dari
aktifitas belajar. Surakarta:2016 :14
26

laku prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yangdimiliki siswa

setelah mereka menerima pengalaman belajar. Prestasi belajar diukurdengan tes

pelajaran atau tes pendidikan. 18

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. hasil belajar mencakup kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasi, merencanakan, membentuk bangunan

baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap

menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization

(organisasi), characteristion (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi

initiatory, pre-routine, dan rountinzed. Psikomotor juga mencakup keterampilan

produktif, teknik, fisik, social, manajerial, dan intelektual. hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja.19

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar meupakan berakhirnya penggal dan puncak

proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu

18
Ibid
19
Agus Suprijono, Cooperatif Learning (Cet. XI: Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013),
h.7.
15
https://docplayer.info/65396011-Ii-tinjauan-pustaka-a-active-learning-melalui-teknik-
group-to-group-exchange-active-learning-pembelajaran-aktif-adalah-pembelajaran-yang.html
27

pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan

kemampuan mental siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2009:4). Hasil belajar

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat

dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Sukmadinata 2007:102).

Selain itu hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu

proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan

dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil belajar dapat diketahui dengan

adanya evaluasi hasil belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Davies (dalam

Dimyati dan Mudjiono, 2009: 201) evaluasi hasil belajar adalah sebagai kegiatan

yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan. Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-

ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil

belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik15.

Hasil belajar terdiri dari informasi verbal, kemampuan intelek,

keterampilan motorik dan sikap. Pembelajaran tingkat penguasaan materi belajar

siswa dapat dilihat dari skor ketuntasan belajar mengajar yang diperoleh.

Ketuntasan belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bidang tertentu

dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukuran keberhasilan seseorang.

Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni:

a. Keterampilan dan kebiasaan


28

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan

bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.

a. Langkah-langkah pelaksanaan.

1) Bidik masalah dengan mewawancarai klien, mengungkapkan masalah

dasarnya, dan mengidentifikasi para pemangku kepentingan (stake

holder).

2) Konfirmasi masalah dengan mewawancarai para pemangku

kepentingan, menilai dampak masalah terhadap organisasi.

3) Cari solusi dengan mengidentifikasi tindakan yang dimungkinkan dan

dengan memperoleh konsensus terkait rencana aksi.

b. Kelebihan dan Kekurangan.

1) Kelebihan penerapan metode active training adalah

a) Dapat meningkatkan hasil partisipasi siswa terhadap materi yang

akan dipelajari selama proses pembelajaran berlangsung.

b) Lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk memberikan atau

mendapatkan masukan pada masing-masing baik secarai ndividu

maupun perkelompok.

c) Interaksi yang terjalin lebih mudah, baik antar sesama siswa satu

dengan siswa lain maupun antar siswa dengan guru.

2) Kekurangan penerapan metode active training adalah

a) Tidak jelasnya harapan kinerja dan buruknya umpan balik kinerja.


29

b) Kurangnya kesesuaian antara keterampilan karyawan dan tuntutan

kerja.

c) Tidak memadainya penghargaan finansial dan penghargaan

lainnya.20

Pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang

dilakukan oleh seseorang atau instansi pendidikan yang memberikan materi

mengenai agama islam kepada orang yang ingin mengetahui lebih dalam tentang

agama Islam baik dari segi materi akademis maupun dari segi praktik yang dapat

dilakukan sehari hari. Setiap orang di dunia ini pastilah memiliki kepercayaan

untuk menyembah Tuhan, akan tetapi ada sebagian orang yang memilih untuk

tidak menganut agama apapun yang ada di dunia ini, seperti Islam, Kristen,

Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya. Untuk agama Islam sendiri di

Indonesia merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya, untuk itu

pastilah di instansi pendidikan manapun pasti memberikan pelajaran agama Islam

di dalamnya.

Pengertian dari pendidikan agama Islam juga dipaparkan oleh beberapa

ahli mengenai agama Islam salah satunya adalah Ahmad Tafsir, ia mengatakan

bahwa dengan adanya pendidikan agama Islam diharapkan orang orang dapat

mengetahui tentang agama Islam dan juga ajaran ajaran yang terkandung di

dalamnya. Selain itu ia juga mengatakan bahwa pendidikan agama Islam ini

mengharapkan orang yang sudah mengetahui tentang ajarannya dapan

mempraktikkannya dan juga mengamalkannya di dalam kehidupan sehari hari

20
Op cit h. 26.
30

karena ajaran dalam agama Islam merupakan ajaran yang baik untuk seluruh

manusia. Di samping adanya pengertian pendidikan agama Islam yang perlu

diketahui, ada juga tujuan dari adanya pendidikan agama Islam sendiri.

Pendidikan agama Islam memiliki tujuan yang begitu beragam seperti

menumbuhkan rasa lebih percaya kepada Tuhan sang pencipta semesta raya

ini, semakin mempertebal akhlak setiap orang yang turut mempelajari agama

Islam. Di samping itu selain hanya untuk mengetahui saja, setiap orang yang

turut mempelajari agama Islam diharapkan dapat mempraktikkannya seperti

beribadah, dan juga mengaplikasikannya di kehidupan sehari hari sesuai

dengan ajaran yang diberikan pada saat pembelajaran pendidikan agama Islam.

Proses pembelajaran ini dapat didapatkan pada saat di sekolah mulai dari dasar

hingga perguruan tinggi, ataupun dapat di tempat sekolah khusus agama islam

atau pesantren.

Diambil dari pendapat dan juga tujuan yang terpapar oleh ahli agama

Islam di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam ini berisi

mengenai pembelajaran tentang agama Islam yang berlandaskan Al Quran yang

merupakan kitab suci agama Islam. Selain itu dalam pendidikan agama Islam di

sini juga mengharapkan para peserta didik yang mempelajari agama Islam dapat

memahami, mempraktikkan dan juga mengaplikasikan seluruh pembelajaran yang

sudah didapatkan pada saat pendidikan tersebut berlangsung. Jadi, pembelajaran

yang sudah diperoleh dapat disalurkan lagi ke orang yang belum memahami
31

agama Islam tersebut, tujuannya agar seluruh manusia dapat memahami,

mempraktikkan, dan mengaplikasikannya.21

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa

tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertakwa kepada Allah Swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.22

Berdasarkan uraian tersebut maka, hasil belajar pendidikan agama Islam

adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu potensi

kemampuan saja setelah melalui proses pembelajaran pendidikan agama Islam

didalam kelasbaik dalam aspek berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hasil ini diperoleh setelah siswa

mengerjakan tes yang diberikan oleh guru baik berupa tes lisan maupun tes

tertulis. Jika siswa memperhatikan, menyimak, membaca, dan mendengarkan

penjelasan guru dengan baik dan serius, maka hasil belajar yang diperoleh oleh

seorang siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam juga akan

memuaskan.

4. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. 23 Belajar dalam bahasa latin,

studium, hal menuntut, hal mengusahakan, mempelajari. Dalam bahasa inggris

disebut to learn. Asal kata ajar. 1. Suatu upaya untuk memperoleh penguasaan

21
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-pendidikan-agama-islam/
22
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),
h. 78.
23
Al Barry & Sofyan Hadi, Loc. Cit.
32

kognitif, afektif, dan psikomotor melalui proses interaksi antara individu dan

lingkungan. 2. Suatu tindakan atau pengalaman mengenai sesuatu yang dipelajari

seseorang.24

24
Komaruddin Dkk, Loc.Cit.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Data

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengkaji tentang

peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam melalui

Penerapan Metode Active Training pada siswa kelas X IPA 1 dI SMA Negeri 1

Luwu Timur. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom

action research) yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pembelajaran di kelas, dengan tahapan pelaksanaan meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, evaluasi dan refleksi.

Penelitian tindakan (action research) atau disingkat AR ditandai dengan

pendekatan systematic inquiry yang memiliki ciri, prinsip, pedoman, prosedur

yang harus memenuhi kriteria tertentu. Penelitian tindakan harus jelas

membedakan perbedaan ciri tindakan dan penelitian, harus terlibat langsung

bukan hanya sekedar menjadi penonton. Dikatakan pula bahwa penellitian

tindakan yaitu suatu proses demokratis dan partisipatori yang menyangkut

pengembangan pengetahuan praktis dalam upaya mencari tujuan yang bermanfaat

demi kemaslahatan kehidupan dunia.1

Selanjutnya penelitian tindakan selalu berhubungan dengan tindakan untuk

mencapai hasil praktis dan menciptakan bentuk pemahaman baru, karena tindakan

tanpa pengetahuan ialah buta dan teori tanpa tindakan tidak berarti. Secara

operasional bentuk penelitian tindakan yaitu rangkaian dalam hal merencanakan,


1
Muhammad Yaumi dan Muljono Damopoli, Action Research: Teori, Model dan Aplikasi
( Cet.II: Jakarta: Kencana, 2016). h.3.

33
34

melaksanakan, dan mengevaluasi rangkaian upaya untuk mencapai perubahan

status pola pikir, pandangan, kerja, dan sikap baru yang didasari sebagai tindakan

yang bersifat dinamis terhadap perubahan selanjutnya. 2

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Luwu Timur, JL.

Montolalu kompleks PT INCO Malili, Kec. Malili Kab. Luwu Timur Prov.

Sulawesi selatan. Penelitian dilakukan kepada siswa kelas X IPA I dengan jumlah

siswa 32 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam.

Pemilihan SMAN 1 Luwu Timur untuk pelaksanaan penelitian ini

didasarkan atas beberapa pertimbangan tertentu. Pertimbangan pertama adalah

unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga,

dana maupun dari segi efisiensi waktu. Pelaksanaan penelitian yang dipilih tidak

menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan kemampuan tenaga peneliti. Satu

hal yang sangat membantu dalam melakukan penelitian di lokasi pilihan ini

adalah masalah dana. Peneliti tidak dituntut biaya studi lapangan yang lebih besar

bila dibandingkan dengan penelitian di tempat lain. Selain itu, pemilihan lokasi

penelitian ini dapat memberikan efisiensi waktu dan masih dapat melaksanakan

tugas pokok peneliti sebagai guru di lembaga tersebut.

2. Waktu penelitian

Penyusunan dan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2020 dimulai dari awal bulan April sampai akhir bulan Agustus 2020.

2
Ibid, h.4.
35

C. Fokus penelitian

Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Luwu Timur secara keseluruhan

sebanyank 927 siswa, khusus kelas X sebanyak 332 siswa, namun yang akan jadi

fokus penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X (IPA 1 ) sebanyak 32

siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Tabel 1
Fokus Penelitian
Jumlah Jumlah Menurut Agama
Menurut
Kelas Jenis Islam Protestan Katolik Hindu Jmlh
Kelamin
L P L P L P L P L P
X MIPA 1 14 20 14 18 1 1 34

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: Perencanaan

tindakan, Pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan beberapa hal seperti

pengurusan izin dan pemilihan lokasi penelitian ke bagian akademik program

pasca sarjana Universitas Muslim Indonesia yang kemudian diteruskan ke

Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur Selawesi selatan. Pemerinta

kabupaten Kabupaten Luwu Timur memberikan Izin kemudian dikirim ke

Sekolah SMAN 1 Luwu Timur.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan terdiri atas siklus-siklus. Jumlah siklus yang

dilakukan disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Maksudnya apabila tujuan telah


36

tercapai setelah diberi perlakuan maka siklus dihentikan dan penelitian dianggap

sudah selesai. Tujuan dianggap tercapai apabila terjadinya peningkatan hasil

belajar peserta didik.

3. Tahap Observasi

Untuk mengetahui kondisi proses belajar mengajar yang berlangsung di

SMAN 1 Luwu Timur, peneliti melakukan observasi awal dan analisis fakta. Hal

ini dilakukan untuk memudahkan dalam membuat perencanaan umum yang terdiri

atas langkah-langkah tindakan. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan

maksud untuk mengamati secara langsung fakta-fakta otentik yang terjadi dalam

ruang kelas khususnya termasuk aktivitas yang terjadi selama berlangsungnya

proses pembelajaran dan juga peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui

persepsi guru tentang model pembelajaran, aktivitas pembelajaran, beragamnya

kecerdasan peserta didik, dan beberapa masalah yang dihadapi dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan sebagai guru.

4. Tahap Refleksi

Pada Tahap ini merupakan refleksi terhadap hasil observasi yang telah

dilakukan, dimana interpretasi dan analisis terhadap hasil yang dicapai dilakukan.

Maksudnya adalah untuk mengkaji apakah terjadi peningkatan dalam pelaksanaan

tindakan. Kalau terjadi peningkatan, perlu dikaji lebih jauh apakah telah

memenihi kriteria atau indikator yang diharapkan atau peningkatan masih berada

pada tingkat yang jauh dari harapan.

Prosedur penelitian sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas yang

digunakan yaitu mengikuti model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus. Siklus I

terdiri dari 3 x pertemuan (2 x pertemuan / tatap muka dan pertemuan ketiga


37

pelaksanaan teks siklus) dengan alokasi waktu 2 x 180 menit. Siklus II terdiri dari

2 x pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 180 menit. Pada tiap siklus mencakup

tahap-tahap sebagai berikut:1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3)

Observasi dan Evaluasi 4) Dan, Refleksi. Keempat langkah yang dikenal dengan

istilah Model Kurt Lewin dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Tindakan

Obsertasi

Perencanaan

Refleksi Siklus II Tindakan

Obsertasi

Gambar 1 : Siklus PTK Model Kurt Lewin3

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

1) Menelaah kurikulum pendidikan agama Islam kelas X IPA I dengan

menilai kompetensi dasar.

3
Wina Sanjaya,Penelitian Tindakan Kelas, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2009), h. 56.
38

2) Membuat perangkat pembelajaran (RPP dan Buku Paket) berupa soal-

soal dalam bentuk penerapan metode active training sesuai dengan

kompetensi dasar.

3) Menyiapkan instrumen penelitian seperti tes berupa butir-butir soal

dan lembar observasi mengenai penerapan metode active Training.

4) Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

diambil.

b. Pelaksnaan tindakan

Kegiaan yang dilaksanakan pada tahap ini disesuiakan dengan rencana

yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Uraian tahap rencana

pelaksanaan kegiatan dalam siklus dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahap tindakan:

1) Melakukan pembelajaran di kelas mengenai materi kompetensi dasar

yang akan diajarkan.

2) Membentuk kelompok diskusi berdasarkan hasil belajar siswa pada tes

awal.

3) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan materi yang telah

dijelaskan oleh guru sebelumnya.

4) Membimbing siswa selama diskusi berjalan dengan menjelaskan inti

dari masalah yang diberikan oleh guru.

5) Memberikan pujian pada setiap kelompok yang melaksanakan diskusi.


39

6) Memotivasi siswa dengan memberikan penguatan verbal maupun

nonverbal.

7) Melakukan evaluasi tertulis.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

berpedoman pada lembar observasi dan yang bertindak sebagai obsever adalah

guru kelas.

d. Refleksi

Kegiatan pada langkah ini adalah pencermatan, pengkajian, analisis dan

penilaian terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan pada

siklus I.

2. Siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ke II merupakan refleksi dari

siklus I. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dilakukan relatif sama dengan

siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan dan penyempurnaan sesuai

dengan kenyataan yang telah ditemukan dilapangan.

a. Perencanaan

1) Merancang tindakan berdasarkan refleksi pada siklus. I

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

3) Membentuk lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran

di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.

4) Melakukan perbaikan pengajaran sehingga indikator hasil belajar

disetiap pertemuan dapat tercapai.


40

b. Pelaksnaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dengan mengulangi kembali

tahap-tahap pada siklus I serta mengadakan perbaikan atau penyempurnaan sesuai

dengan hasil pada siklus I.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

mengisi lembar observasi dengan memperhatikan indikator pada tabel berikut:

Tabel 2
Lembar Observasi
Indiktor yang Siklus I Siklus II
No Diamati Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
I II I II
1 Menyimak penjelasan
guru dengan
sungguh-sungguh
2 Siswa mengajukan
pertanyaan atau
tanggapan
3 Menunjukkan
kekompakan dalam
kelompoknya
4 Siswa menunjukkan
peran aktif dalam
kelompoknya
5 Siswa yang
menghargai pendapat
teman
6 Siswa bertangung
jawab dengan tugas
yang diberiakan guru
41

d. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis

kemudian peneliti membuat kesimpulan dan pembelajaran yang dilakukan selama

dua siklus.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah Alat pengumpulan data penelitian. Adapun

instrumen yang digunakan dalam penelitian ialah :

1. Tes adalah pengumpulan data yang sifatnya mengavaluasi hasil proses

atau untuk mendapatkan koNdisi awal sebelaum proses (pre-tes dan post-

tes) teknik ini dapat dipakai4

2. Observasi adalah suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari berbagai

Proses biologis dan psikhologis. Dua yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Observasi ini digunakan bila berkenaan dengan

perilaku, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar.5

3. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.6

4
Husein Umar. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, (Cet. l ; Jakarta; Rajawali
pers, 2009) h. 52
5
Sugiyono. Metode penelitian pendidikan, (Cet. Ke-16 ; Bandung : Alfabeta februari
2013), h. 203.
6
Op.Cit. h. 194.
42

4. Angket adalah Suatu pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan

harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.7

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:

1. Pemberian tes berupa butir-butir soal, teknik ini digunakan untuk

memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapai siswa kelas X SMA

Negeri 1 Luwu Timur setelah mengikuti pelajaran dengan metode active

training.

2. Penyebaran angket, yaitu utuk memperoleh data mengenai persepsi siswa

terhadap metode active trainingyang telah diikutinya. Angket diberikan

kepada siswa kelas X IPA I SMA Negeri 1 Luwu Timur.

3. Lembar observasi, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai

aktivitas siswa kelasX IPA I SMA Negeri 1 Luwu Timur dalam belajar

dan aktivitas guru Pandidikan Agama Islam dalam mengelolah pelajaran

dengan metode active training.

4. Lembar wawancara yaitu untuk mencocokan kebenaran dari data yang

diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas X IPA 1

SMA Negeri 1 Luwu Timur.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif

7
Husein Umar. Op.Cit., h. 49
43

yaitu rata-rata dan persentase, tabel frekuensi, tabel frekuensi, persentase nilai

terendah dan tertinggi. Sedangkan analisis kualitatif yang digunakan adalah

kualifikasi skala 5 yaitu pembagiannya terdiri dari 5 tingkatan penguasaan.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa tes tertulis.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes dapat dirumuskan:

𝑓𝑋
Mx = 𝑁

Keterangan :

Mx = Mean yang dicari

fX = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan

frekuensinya.

N = Number of Cases.8

2. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

𝑓
p = N x 100 %

8
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Cet. X; Jakarta: Raja Grafindo pesada:
2000), h. 78.
44

Keterangan :

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

P = angka persenntase.9

Setelah hasil persentase diperoleh, langkah selanjutnya menafsirkan hasil

persentase tersebut dengan menggunakan hasil standar dengan kalimat yang

bersifat kualitatif.Pengukuran nilai keberhasilan siswa dengan menggunakan

patokan sebagai berikut.10

Tabel 3
Kategori Nilai
Nilai Angka 100 Nilai Angka 10 Nilai Huruf Predikat
92 – 100 9,2 - 10,0 A Baik Sekali
82 – 91 8,2 – 9,1 B Baik
72 – 81 7,2 – 8,1 C Cukup
62 – 71 4,0 - 5,5 D Kurang
51 – 61 3,0 - 3,9 E Gagal
Sumber Data : Diolah dari Kantor SMAN 1 Luwu Timur

Keterangan:

A = Penelitian ini dikatakan baik sekali apabila nialai hasil belajar siswa 92-

100 atau 9,2-10,00

B = Penelitian ini dikatakan baik apabila nilai hasil belajar siswa 82-91 atau

8,2-9,1

9
Ibid., h. 40.
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Cet. XII; Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), h. 245.
45

C = Penelitian ini dikatakan cukup apabila nilai hasil belajar siswa 72-81 atau

7,2-8,1

D = Penelitian ini dikatakan kurang apabila nilai hasil belajar siswa 62-71 atau

6,2-7,1

E = Penelitian ini dikatakan gagal apabila nilai hasil belajar siswa 52-61 atau

5,2-6,1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang terdiri atas

temuan fakta terhadap kondisi peserta didik dalam pembelajaran, hasil tes peserta

didik disetiap siklus yang dimulai dari prasiklus, Siklus I, Siklus II yang melalui

tahap-tahap perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi dan Refleksi terhadap

penerapan tindakan.

1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Luwu Timur

SMA Negeri 1 Luwu Timur telah dipilih oleh peneliti sebagai lokasi

penelitian. SMA Negeri 1 Luwu Timur berdiri pada Tahun 1979. SMA Negeri 1

Luwu Timur terletak dijalan Montolalu kompleks PT INCO Malili, Kec. Malili

Kab. Luwu Timur Prov. Sulawesi selatan, dengan luas lahan sekolah 17.910 M2.

SMA Negeri 1 Luwu Timur termasuk dalam kategori sekolah unggulan sekaligus

sekolah terfavorit di Kabupaten Luwu Timur. Status tanah SMA Negeri 1 Luwu

Timur yaitu milik Pemerintah Daerah.

2. Profil Kepala Sekolah

a. Nama Lengkap : Drs. MUH. SALEH, MM

b. Tempat /Lahir : Boka, 6 februari 1963

c. N I P : 196302061987031021

d. Pangkat/Golongan : Pembina, IV/b

e. Pendidikan Terakhir : Magister

f. Jurusan : Manajemen SDM

46
47

3. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Luwu Timur

a. Visi Sekolah

Visi Sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan

dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara khusus

diharapkan oleh Sekolah. Visi Sekolah merupakan turunan dari Visi Pendidikan

Nasional, yang dijadikan dasar atau rujukan untuk merumuskan Misi, Tujuan

sasaran untuk pengembangan sekolah dimasa depan yang diimpikan dan terus

terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.

“Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi, berkarakter dan

yang berwawasan lingkungan”

b. Misi Sekolah

Untuk mewujudkan visi, sekolah memiliki misi, sebagai berikut:

1) Membentuk peserta didik yang bermoral, berbudi pekerti yang santun

dan disiplin.

2) Membentuk peserta didik yang religius, nasionais, mandiri, gotong

royong dan integritas.

3) Mewujudkan tumbuhnya semangat keunggulan dan kompetitif kepada

seluruh warga sekolah berlandaskan imtaq dan iptek.

4) Menggali dan mengembangkan potensi siswa.

5) Menumbuh kembangkan sikap positif dalam rangka pembentukan

karakter bangsa.

6) Menciptakan suasana belajar dan mengajar yang aktif, kreatif, efektif

dan menyenangkan.
48

7) Menciptakan suasana lingkungan yang hijau, sejuk, bersih, indah dan

sehat.

8) Mengembangkan kurikulum yang berbasis lingkungan.

9) Menumbuh kembangkan sikap melestarikan lingkungan secara arif dan

bijaksana.

4. Keadaan guru SMA Negeri 1 Luwu Timur

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan SMA Negeri 1 Luwu Timur

mempunyai 44 guru, yang terdiri dari 28 guru yang berstatus sebagai Pegawai

Negeri Sipil dan 16 guru yang berstatus Honorer. Mempunyai Pegawai 9, terdiri

dari 3 Pegawai Negeri Sipil dan 6 pegawai yang berstatus honor. Adapun tingkat

pendidikan Guru dan pegawai dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4
Data Guru
No Jenis guru Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 8 20 28
2 Non PNS 4 9 16
JUMLAH 12 29 44
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur

Tabel 5
Data Pegawai
No Jenis pegawai Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 0 3 3
2 Non PNS 3 1 6
Jumlah 3 4 9
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur
49

5. Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, SMA Negeri 1 Luwu Timur

mempunyai 927 Siswa, yang terdiri dari 409 siswa laki-laki dan 518 siswa

perempuan. Kelas X sebanyak 99, Kelas XI 102 dan Kelas XII 93. Berikut tabel

keadaan siswa SMA Negeri 1 Luwu Timur :

Tabel 6
Data Siswa
Jumlah Menurut
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
X MIPA 1 14 20 34
X MIPA 2 9 24 33
X MIPA 3 15 19 34
X MIPA 4 14 17 31
X MIPA 5 9 24 33
JUMLAH MIPA 61 104 165
X IPS1 19 15 34
X IPS2 18 16 34
X IPS3 18 14 32
X IPS4 16 17 33
X IPS5 15 19 34
JUMLAH IPS 86 81 167
JML KELAS X 147 185 332
XI MIPA 1 13 19 32
XI MIPA 2 10 21 31
XI MIPA 3 9 21 30
XI MIPA 4 10 21 31
JUMLAH IPA 42 82 124
XI IPS1 17 17 34
XI IPS2 17 15 32
XI IPS3 16 15 31
XI IPS4 15 16 31
XI IPS5 16 16 32
JUMLAH IPS 81 79 160
JML KELAS XI 123 161 284
50

Jumlah Menurut
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
XII IPA 1 14 21 35
XII IPA 2 15 20 35
XII IPA 3 14 21 35
XII IPA 4 15 20 35
JUMLAH IPA 58 82 140
XII IPS1 13 15 28
XII IPS2 10 18 28
XII IPS3 17 12 29
XII IPS4 12 16 28
XII IPS5 15 13 28
XII IPS6 14 16 30
JUMLAH IPS 81 90 171
JML KELAS XII 139 172 311
JML KESELURUHAN 409 518 927
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur

6. Sarana dan Prasarana

SMA Negeri 1 Luwu Timur merupakan sekolah Negeri yang memiliki

sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan dalam

proses belajar mengajar. Berikut ini adalah daftar gedung dan bangunan sekolah

yang ada dalam lingkungan SMA Negeri 1 Luwu Timur :

Tabel 7
Sarana dan Prasarana

Kondisi
No. Ruang Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
1 Ruang Kelas 29 28
2 Perpustakaan 1 1
3 Ruang Lab IPA Fisika 1 1
4 Ruang Lab IPA Biologi 1 1
5 Ruang Lab IPA Kimia 1 1
51

Kondisi
No. Ruang Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
6 Ruang Lab Bahasa 1 1
7 Ruang Lab Komputer 1 1
8 Aula 1 1
9 Mushallah 1 1
10 Listrik 2 2
11 Air PDAM -
12 Pagar Sekolah
13 Ruang Kantor 1 1
14 Ruang Guru 2 2
15 Perumahan Guru 3 3
16 WC Guru 2 2
17 WC Siswa 4 3 1
18 Komputer 60 18 2 40
19 Internet 2 2
20 Ruang OSIS 1 1
21 Ruang UKS 1 1
22 Ruang PIK-R 1 1
23 Ruang PMR 1 1
24 Ruang BP/BK 1 1
25 Ruang Keterampilan 1 1
26 Gudang 1 1
27 Kantin Kejujuran
28 Tempat Parkir 1
29 Lapangan Basket 1 1
30 Lapangan Volly 1 1
31 Lapangan Badminton 1 1
32 Lapangan Takraw
33 Lapangan Futsal
34 Bak Lompat Jauh 1 1
Jumlah Buku di
35 42.560 300 500
Perpustakaan
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Luwu Timur
52

B. Gambaran Pelaksanaan Penerapan Metode Active Training Terhadap


Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam Kelas X IPA1 di SMAN 1 Luwu Timur

Gambaran pelaksanaan penerapan metode active training terhadap

peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama islam kelas X

IPA1 di SMAN 1 Luwu Timur dilakukan dengan 2 Siklus, sebelum melakukan

tahap siklus I, peneliti melakukan pra siklus. Siklus I terdiri atas 2x pertemuan,

dan tiap akhir siklus diadakan tes. Siklus I terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,

Observasi dan refleksi. Begitu juga dengan siklus II, terdiri atas 2x pertemuan (2 x

45 menit). Siklus II terdiri dari tahap perencaan, pelaksanaan, Observasi dan

refleksi. Penelitian ini di lakukan dengan cara Penelitian Tindakan Kelas yaitu

akan memperoleh hasil temuan dari setiap siklus yang telah dilaksanakan,

kemudian dideskripsikan, dianalisis dan direfleksikan untuk mengetahui

kekurangan setiap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sehingga hasil temuan

tersebut dapat diketahui kekurangan dari setiap pembelajaran yang disampaikan

kepada peserta didik dan membuat rencana dan pelaksanaan perbaikan yang

dilakukan oleh guru.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari tanggal 21 Oktober

2020 sampai dengan 25 November 2020 di SMAN 1 Luwu Timur pada kelas X

IPA 1 melalui materi berbusana muslim dan muslimah cermin keindahan diri.

Dilaksanakan dengan 2 tahap, yaitu Siklus I dan Siklus II dan setiap akhir siklus

diadakan evaluasi.

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas peneliti terlebih dahulu

melakukan observasi awal, melihat bahwa nilai rata-rata kelas rapor peserta didik
53

pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam rendah yaitu 70, dan melakukan

juga observasi di Kelas melihat bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru-guru pendidikan Agama Islam, dan melihat model pembelajaran yang

digunakan adalah ceramah sehinnga kurang menarik perhatian peserta didik untuk

berkreasi dalam melatih keaktifan dan memunculkan ide-ide peserta didik. Oleh

karena itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Tahapan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

a. Menelaah kurikulum Pendidikan Agama Islam kelas X, dengan melihat

silabus sesuai dengan judul materi yang diajarkan yaitu berbusana muslim

dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan keindahan diri, kemudian

melihat kompetensi dasar bagaimana siswa mampu menjelaskan kembali

tentang materi berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin

kepribadian, kemudian melihat materi pada kompetensi dasar yaitu untuk

mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi

berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian.

b. Membuat perangkat pembelajaran (RPP) pada materi berbusana muslim dan

muslimah dalam bentuk metode active training sesuai dengan kompetensi

dasar.

c. Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi, soal pre tes

sebanyak 10 nomor, lembar wawancara mengenai penerapan strategi


54

pembelajaran terpadu metode active training pada materi berbusana muslim

dan muslimah.

d. Menyiapkan media pembelajaran dan sumber pembelajaran yaitu buku

Pendidikan Agama Islam, Materi pembelajaran, spidol, absen dll.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini sesuai dengan rencana yang telah

disusun dalam rencana pembelajaran. Uraian tahap rencana pelaksanaan kegiatan

dalam siklus dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahap tindakan:

a. Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan

membaca doa sebelum belajar

b. Membentuk kelompok diskusi berdasarkan hasil belajar siswa pada tes awal,

adapun materi diskusi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8
Materi Diskusi Tiap Kelompok
No Kelompok Materi Diskusi
1 1 Berbusana Muslim dan Muslimah
2 2 Adab Berbusana Muslim dan Muslimah
3 3 Batasan Menutup Aurat
4 4 Dalil Berbusana Muslim dan Muslimah
Sumber Data : Diolah dari buku paket kelas X.

c. Setiap kelompok secara bergantian menjelaskan materi masing-masing

kepada kelompok lain

d. Membimbing siswa selama diskusi berjalan.

e. Memotivasi siswa dengan memberikan penguatan dalam diskusi mengenai

berbusana muslim dan muslimah


55

f. Melakukan evaluasi tertulis yaitu memberi tes tulis berbentuk pilihan ganda

sebanyak 10 nomor

3. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

memperhatikan lembar observasi.

4. Refleksi

Siklus I siswa dibagi menjadi 4 kelompok dimana tiap kelompok

beranggotakan 4 atau 5 siswa dari 17 siswa. pembagian anggota kelompok dipilih

sesuai mata pelajaran yang disukai siswa, akan tetapi kekurangan dari pembagian

kelompok seperti ini adalah pembagian siswa dalam tiap kelompok tidak merata.

C. Siklus Penelitian

1. Pra Siklus

Pada tahap ini peneliti melakukan tes awal atau pre test dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik kelas X IPA I SMAN 1 Luwu

Timur dengan memberikan tes pada peserta didik yang berupa soal pilihan ganda.

Hasil tes peserta didik menunjukkan bahwa belum memenuhi standar atau

mencapai KKM yang diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan siklus I

penerapan metode Active training terhadap peningkatan hasil belajar peserta

didik yang masih rendah. Ditargetkan 100 % peserta didik kelas X IPA I

Mencapai Nilai diatas KKM.

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh peneliti pada observasi awal

hasil belajar Pendidikan Agama Islam cenderung rendah, oleh karena itu peneliti

telah merancang sebuah konsep pembelajaran yang menggunkan penerapan


56

metode Active training. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas,

dimana pelaksanaan tindakan terdiri dari 2 siklus dengan 2 kali pertemuan pada

tiap siklusnya, sehingga dapat diperoleh data hasil belajar siswa kelas X IPA 1 di

SMAN 1 Luwu Timur.

Data yang diperoleh dianalisis, dalam bentuk kuantitatif melalui tes yang

dilakukan pada prasiklus. Berikut hasil belajar siswa kelas X IPA 1 :

Tabel 9
Daftar Nilai Tes Awal / Prasiklus
No Nama Siswa Tes Prasiklus Keterangan
1Responden 1 70 Tidak Tuntas
2Responden 2 60 Tidak Tuntas
3Responden 3 60 Tidak Tuntas
4Responden 4 80 Tuntas
5Responden 5 60 Tidak Tuntas
6Responden 6 60 Tidak Tuntas
7Responden 7 50 Tidak Tuntas
8Responden 8 75 Tuntas
9Responden 9 65 Tidak Tuntas
10Responden 10 50 Tidak Tuntas
11Responden 11 70 Tidak Tuntas
12Responden 12 70 Tidak Tuntas
13Responden 13 70 Tidak Tuntas
14Responden 14 70 Tidak Tuntas
15Responden 15 80 Tuntas
16Responden 16 75 Tuntas
17Responden 17 75 Tuntas
KKM : 72 1.140 : 67
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur
.
Nilai hasil pra siklus dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2020., yang

terdiri atas 17 orang peserta didik, hanya 8 orang peserta didik yang tuntas, dan

terdapat 12 orang peserta didik yang tidak tuntas. Adapun rata-rata kelas pada pra
57

siklus adalah 67, masih jauh dari KKM yaitu 72. Oleh karena itu perlu dilanjutkan

ke Siklus I dengan menggunakan penerapan metode active training.1

Tabel 10
Distribusi Frekuensi dan Presentase Prasiklus
Rentang Nilai Predikat Frekuensi Presentase
92 – 100 Baik Sekali 0 0%
82 – 91 Baik 0 0%
72 – 81 Cukup 5 29 %
 71 Kurang 12 71%
Jumlah 17 100 %
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.

Berdasarkan tabel 9 tentang distribusi frekuensi dan persentase pra siklus

menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapat predikat kurang atau mendapat

nilai dibawah 71, yaitu 12 orang atau 71%, dan peserta didik yang mendapat

predikat Cukup atau mendapat nilai rentang antara 72-81, yaitu 5 orang atau 27

%. Dan tidak ada peserta didik yang mendapat predikat Baik yaitu rentang nilai

antara 82-91 dan tidak ada peserta didik yang mendapat predikat Baik sekali yaitu

rentang nilai antara 92-100. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi

frekuensi dan persentasi pra siklus sangat rendah disebabkan karena peserta didik

kurang tertarik belajar akibat model pembelajaran yang digunakan guru tidak

bervariasi atau monoton. Oleh karena itu akan dilanjutkan ke Siklus I dengan

memggunakan penerapan metode active training.2

1
Diolah dari hasil Tes kelas X MIPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
2
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
58

Tabel 11
Deskripsi Ketuntasan Belajar Prasiklus
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase
0 – 71 Tidak Tuntas 12 71 %
72 – 100 Tuntas 5 29 %
Jumlah 17 100 %
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.

Tabel 10 adalah deskripsi ketuntasan belajar prasiklus, berdasarkan tabel

ditas dapat dilihat bahwa terdapat 12 atau 71 % peserta didik yang tidak tuntas

yaitu mendapat nilai antara 0-71, dan 5 atau 29 % Peserta didik yang mendapat

kategori tuntas, yaitu rentang nilai antara 72-100.3

Tabel 12
Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata- Rata)
X F
50 2 100
60 4 240
65 1 65
70 5 350
75 3 225
80 2 160
Total N = 17 ∑fx = 1140
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.

Berdasarkan tabel 11 di atas tentang perhitungan untuk mencari Mean

(rata-rata) nilai pra siklus menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapat nilai

50 yaitu 2 orang, peserta didik yang mendapat nilai 60 yaitu 4 orang, peserta didik

yang mendapat nilai 65 yaitu 1 orang, peserta didik yang mendapat nilai 70 yaitu

5 orang, peserta didik yang mendapat nilai 75 yaitu 3 orang dan peserta didik

3
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
59

yang mendapat nilai 80 yaitu 2 orang. Dan nilai mean di hitung menggunakan

rumus berikut4:

= atau = 67

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan

yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran karena penggunaan metode

pembelajaran yang kurang kreatif sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan

siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, peneliti berusaha

memecahkannya dengan mencoba menerapkan metode active training.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan penerapan metode

active training dipilih oleh peneliti karena guru dapat melihat secara langsung

keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga akan

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

2. Siklus I

Pada bagian ini dipaparkan data dan temuan hasil tindakan pembelajaran

melalui penerapan metode active training yang dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 2x

pertemuan (1 pertemuan terdiri dari 2 x 45 menit) dan setiap akhir siklus diadakan

evaluasi.

4
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
60

Proses pembelajaran pada Siklus I pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dilakukan sebanyak 2 x pertemuan, 1 pertemuan terdiri atas 2 x 45 menit.

Berdasarkan nilai pra siklus rata-rata kelas peserta didik adalah 67, masih sangat

jauh dari KKM, oleh kerena itu dilanjutkan ke Siklus I dengan menggunakan

Penerapan etode active training.

Pelaksanaan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I mengacu

pada hasil observasi pra siklus yang dilaksanakan pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan kompetensi dasar berbusana muslim dan muslimah. Dari

hasil observasi awal permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik kurang meguasai materi yang diajarkan oleh guru

2) Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran rendah

3) Penggunaan strategi dan model pembelajaran masih terpusat pada guru

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka diputuskan untuk

melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan peserta didik

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kompetensi dasar berbusana

muslim dan muslimah kelas X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, Peneliti

memahami langkah-langkah pelaksanaan penerapan metode active training,

membuat RPP, menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi, menentukan

pelaksana observasi dan menyiapkan alat tes, menelaah kurikulum Pendidikan

Agama Islam kelas X dengan melihat kompetensi dasar pada semester ganjil,
61

apakah materinya cocok digunakan metode active training, ternyata setelah

ditelaah materinya cocok untuk diterapkan penerapan metode active training.

Selanjutnya peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau (RPP),

Menyiapkan materi dan istrumen penelitian (lembar observasi dan tes yang berupa

pilihan ganda 10 nomor).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini sesuai dengan RPP yang telah

disusun yaitu:

1) Pertemuan I

a) Tahap mengajar

Peneliti melaksanakan kegiatan awal yaitu, salam, berdoa, menanyakan

kabar siswa, absen dan apersepsi. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran,

strategi dan metode pembelajaran yang akan diterapkan dan menyajikan materi

mengenai berbusana muslim dan muslimah.

b) Tahap Belajar Kelompok

Peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok terdiri dari 4-5 orang per

kelompok. Dalam kelompok siswa dituntut untuk bekerja sama dengan teman

kelompoknya masing-masing. Siswa diberikan tugas untuk membuat makalah

tentang berbusana muslim dan muslimah dalam bentuk metode active training

dengan materi yang ada dalam makalah masing-masing. Setelah itu siswa

mempresentasikan di depan kelas makalah yang telah mereka buat, kemudian

kelompok lain memberikan pertanyaan dan tanggapan dan pada akhir

pembelajaran peneliti memberikan penguatan.


62

c) Tahap penutup

Peneliti/Guru memberikan penguatan tentang materi diskusi dan

melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi

pembahasan, setelah itu peneliti menyampaikan materi selanjutnya yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas kepada peserta didik

untuk membaca materi yang akan dibahas di pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan II

a) Tahap Mengajar

Peneliti melaksanakan kegiatan awal yaitu, salam, berdoa, menanyakan

kabar siswa, mengisi jurnal, absen dan apersepsi terhadap materi yang lalu.

Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, strategi dan model pembelajaran

yang akan diterapkan dan menyajikan materi mengenai berbusana muslim dan

muslimah.

b) Tahap Belajar Kelompok

Peneliti mempersilahkan kelompok 3 dan 4 untuk mempresentasikan

makalah yang meraka sudah buat. Setelah itu siswa mempresentasikan di depan

kelas makalah yang telah mereka buat, kemudian setelah kelompok 3 dan 4

presentasi secara bergantian, kelompok lain memberikan pertanyaan dan

tanggapan tentang materi pembahasan. Kemudian terjadi tanya jawab diantara

peserta didik. Kemudia setelah semua pertanyaan selesai dijawab kelompok 3 dan

4 memberikan kesimpulan tentang materinya.


63

c) Tahap Penutup

Peneliti/Guru memberikan penguatan tentang materi diskusi dan

melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi

pembahasan, setelah itu pada akhir siklus I diadakan evaluasi. Dimana peneliti

memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur hasil belajar peserta didik

siklus I. tesnya berupa pilihan ganda 10 nomor. Adapun hasil belajar peserta didik

siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 13
Nilai Siswa Pada Siklus I
No Responden Pertemun I Pertemun II Keterangan
1 Responden 1 75 100 Tuntas
2 Responden 2 60 60 Tidak Tuntas
3 Responden 3 75 95 Tuntas
4 Responden 4 85 90 Tuntas
5 Responden 5 70 90 Tuntas
6 Responden 6 75 90 Tuntas
7 Responden 7 80 100 Tuntas
8 Responden 8 70 90 Tuntas
9 Responden 9 75 85 Tuntas
10 Responden 10 75 90 Tuntas
11 Responden 11 75 80 Tuntas
12 Responden 12 70 60 Tidak Tuntas
13 Responden 13 80 95 Tuntas
14 Responden 14 85 95 Tuntas
15 Responden 15 75 70 Tidak Tuntas
16 Responden 16 70 95 Tuntas
17 Responden 17 75 90 Tuntas
KKM: 72 N: 1475 : 86,7
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.

Tabel di atas adalah nilai hasil tes pada siklus I penerapan metode active

training pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di SMAN 1 Luwu
64

Timur, pada hasil tes Pertemuan Pertama, terdapat 5 responden yang berada pada

kategori tidak tuntas, yang terdiri atas 17 orang peserta didik, hanya 12 orang

peserta didik yang tuntas. Dilaksanakan pada tanggal 04 November 2020.

Pertemuan Kedua terdapat 3 responden yang berada pada kategori tidak

tuntas, karena nilainya di bawah KKM. Dan 14 responden lainnya sudah

mencapai kategori tuntas atau nialainya berada di atas KKM. harapan peneliti

adalah bagaimana peserta didik 100 % tuntas dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. oleh karena itu, Peneliti menganggap perlu dilanjutkan ke Siklus

II.5 Dilaksanakan pada tanggal 11 November 2020.

c. Observasi/Pengamatan

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan penelitian

tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi.

Pengaamatan ini dilakukan untuk mengetahui penerapan metode active training

siklus I serta mengamati proses belajar mengajar dengan menggunakan penerapan

metode active training.

Aktivitas belajar siswa hasil observasi, siklus I, dan Siklus II yang

dilaksanakan oleh peneliti dalam 4 kali pertemuan dengan mengamati beberapa

aspek aktivitas belajar siswa. Data observasi ini adalah data kuantitatif dengan

jumlah siswa 17 orang pada kelas X IPA 1 di SMAN 1 Luwu Timur. Dengan hasil

pengamatan sebagai berikut:

5
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
65

Tabel 14
Lembar Observasi Siklus I
Pertem Pertemuan
Peningkatan Peningkatan
Indikator yang uan I II
No
Diamati Jumlah Jumlah
P = x 100% P= x 100%
Siswa Siswa
1 Menyimak
penjelasan Guru
16 94 % 16 94%
dengan sungguh-
sungguh
2 Siswa
mengajukan
4 23% 5 29%
pertanyaan atau
tanggapan
3 Menunjukkan
kekompakan
8 47% 8 47%
dalam
kelompoknya
4 Siswa
menunjukkan
6 35% 7 35%
peran aktif dalam
kelompoknya
5 Siswa yang
menghargai 7 41% 7 41%
pendapat teman
6 Siswa
bertanggung
jawab dengan
16 94% 17 100%
tugas yang
diberikan oleh
guru
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.

Pada tabel diatas akan dibahas tentang lembar observasi siklus I dan

lembar observasi siklus II , pada penerapan metode active training, dengan tujuan

untuk mengetahui keadaan peserta didik saat proses tindakan sedang berlangsung

Pertemuan I, siswa yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung sebanyak 17

orang atau 100 % siswa hadir, siswa yang menyimak penjelasan guru (peneliti)

dengan sungguh-sungguh berjumlah 16 orang atau 94 %, siswa yang bertanya


66

mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti berjumlah 4 orang atau 23 %, ,

kemudian siswa yang menunjukkan kekompakan dalam kelompoknya berjumlah

8 orang atau 47%, siswa yang aktif dalam kelompoknya berjumlah 6 orang atau

35%, siswa yang menghargai pendapat temannya berjumlah 7 orang atau 41% ,

dan siswa yang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan berjumlah 16

orang atau 94%.

Sedangkan pada pertemuan ke II, siswa yang hadir pada saat pembelajaran

berlangsung sebanyak 17 orang atau 100 % peserta didik hadir dikelas pada saat

siklus II. siswa yang menyimak penjelasan guru (peneliti) dengan sungguh-

sungguh berjumlah 16 orang atau 94%, siswa yang bertanya mengenai materi

pelajaran yang belum dimengerti berjumlah 5 orang atau 29%, kemudian siswa

yang menunjukkan kekompakan dalam kelompoknya berjumlah 8 orang atau

47%, siswa yang aktif dalam kelompoknya berjumlah 7 orang atau 35%, siswa

yang menghargai pendapat temannya berjumlah 7 orang atau 41%, dan siswa

yang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan berjumlah 17 orang atau

100 %.6 Terjadi peningkatan dari siklus I ke Siklus II dimana di akhir siklus II

semua peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

d. Refleksi

Siklus I siswa dibagi menjadi 4 kelompok dimana tiap kelompok

beranggotakan 4 atau 5 siswa dari 17 siswa. pembagian anggota kelompok dipilih

sesuai mata pelajaran yang disukai siswa, mereka sangat senang dengan

pembagian kelompok yang sesuai dengan minat mereka, akan tetapi kekurangan

6
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
67

dari pembagian kelompok seperti ini adalah pembagian siswa dalam tiap

kelompok tidak merata.

Pertemuan pertama pelaksanaan siklus I pada tanggal 21 Oktoberber 2020,

siswa terlihat sangat antusias dan senang terhadap pembagian kelompok seperti

ini. dan siswa terlihat sangat antusias mendiskusikan materi yang di berikan oleh

guru (peneliti), pembelajaran pada siklus I secara umum dapat dikatakan siswa

bertanggung jawab secara maksimal melaksanakan diskusi berkaitan dengan

materi yang diajarkan dengan menggunkan penerapan metode active training.

Pertemuan kedua pelaksanaan siklus I pada tanggal 04 November 2020

dilanjutkan untuk diskusi untuk kelompok 3 dan 4 siswa terlihat sangat antusias

memberikan tanggapan dan pertanyaan kepada kelompok lain. Selanjutnya Guru

(peneliti) menyimpulkan hasil diskusi. Dan akhir pada siklus I ini, Guru (Peneliti)

memberikan evaluasi, semua siswa mengerjakan tugas dengan penuh semangat,

siswa terlihat tenang dan tak ada satupun suara siswa yang terdengar, akan tetapi

kendala yang dialami oleh guru adalah waktu pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yang hanya 2 jam pelajaran, sangat kekurangan waktu untuk melaksanakan

pembelajaran secara maksimal.

3. Siklus II

Pada bagian ini dipaparkan data dan temuan hasil tindakan pembelajaran

melalui penerapan metode active training yang dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 2x

pertemuan (1 pertemuan terdiri dari 2 x 45 menit) dan setiap akhir siklus diadakan

evaluasi.
68

Proses pembelajaran pada Siklus II pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dilakukan sebanyak 2 x pertemuan, 1 pertemuan terdiri atas 2 x 45

menit. Berdasarkan nilai rata-rata siklus I kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur

peserta didik adalah 87, sudah mencapai KKM, namun masih ada 3 orang peserta

didik yang mendapat nilai di bawah KKM, oleh karena itu penelitian ini perlu

dilanjutkan ke Siklus II dengan menggunakan penerapan metode active training.

Pada siklus 2 ini langkah-langkahnya tidak jauh beda dengan Siklus I, dimana

yang dilakukan peneliti adalah 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi.

Pelaksanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Peneliti memahami langkah-langkah pelaksanaan penerapan metode active

training, menelaah kurikulum Pendidikan Agama Islam kelas X IPA1 dengan

melihat kompetensi dasar pada semester ganjil, apakah materinya cocok

digunakan penerapan metode active training, kemudian peneliti menemukan

kompetensi dasar yaitu tentang berbusana muslim dan muslimah. ternyata setelah

ditelaah materinya cocok untuk diterapkan metode active training. Selanjutnya

peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau (RPP), Menyiapkan

materi dan instrumen penelitian (lembar observasi dan tes yang berupa pilihan

ganda 10 nomor).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan I
69

a) Tahap mengajar

Peneliti melaksanakan kegiatan awal yaitu, salam, berdoa, menanyakan

kabar siswa, mengisi jurnal, absen dan apersepsi. Peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran, strategi dan model pembelajaran yang akan diterapkan dan

menyajikan materi mengenai berbusana muslim dan muslimah.

b) Tahap Belajar Kelompok

Peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok terdiri dari 4-5 orang per

kelompok. Dalam kelompok siswa dituntut untuk bekerja sama dengan teman

kelompoknya masing-masing. Siswa diberikan tugas untuk membuat makalah

tentang berbusana muslim dan muslimah dengan kaitannya dengan mata pelajaran

lain dan membuat tugas dalam bentuk metode active training dengan materi yang

ada dalam makalah masing-masing. Setelah itu siswa mempresentasikan di depan

kelas makalah yang telah mereka buat, kemudian kelompok lain memberikan

pertanyaan dan tanggapan dan pada akhir pembelajaran peneliti memberikan

penguatan.

c) Tahap penutup

Peneliti/Guru memberikan penguatan tentang materi diskusi dan

melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi

pembahasan, setelah itu peneliti menyampaikan materi selanjutnya yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas kepada peserta didik

untuk membaca materi yang akan dibahas di pertemuan selanjutnya.


70

2) Pertemuan II

a) Tahap Mengajar

Peneliti melaksanakan kegiatan awal yaitu, salam, berdoa, menanyakan

kabar siswa, mengisi jurnal, absen dan apersepsi terhadap materi yang lalu.

Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, strategi dan model pembelajaran

yang akan diterapkan dan menyajikan materi mengenai berbusana muslim dan

muslimah.

b) Tahap Belajar Kelompok

Peneliti mempersilahkan kelompok 3 dan 4 untuk mempresentasikan

makalah yang mereka sudah buat. Setelah itu siswa mempresentasikan di depan

kelas makalah yang telah mereka buat, kemudian setelah kelompok 3 dan 4

presentasi secara bergantian, kelompok lain memberikan pertanyaan dan

tanggapan tentang materi pembahasan. Kemudian terjadi tanya jawab diantara

peserta didik. Kemudian setelah semua pertanyaan selesai dijawab kelompok 3

dan 4 memberikan kesimpulan tentang materinya.

c) Tahap Penutup

Peneliti/Guru memberikan penguatan tentang materi diskusi dan

melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang belum mengerti tentang materi

pembahasan, setelah itu pada akhir siklus II diadakan evaluasi. Dimana peneliti

memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur hasil belajar peserta didik

siklus II. tesnya berupa pilihan ganda 10 nomor. Adapun hasil belajar peserta

didik siklus II adalah sebagai berikut:


71

Tabel 15
Nilai Siswa Pada Siklus II
No Responden Pertemun I Pertemun II Keterangan
1 Responden 1 80 100 Tuntas
2 Responden 2 70 90 Tuntas
3 Responden 3 85 95 Tuntas
4 Responden 4 80 90 Tuntas
5 Responden 5 70 90 Tuntas
6 Responden 6 80 90 Tuntas
7 Responden 7 85 100 Tuntas
8 Responden 8 85 90 Tuntas
9 Responden 9 80 85 Tuntas
10 Responden 10 85 90 Tuntas
11 Responden 11 75 80 Tuntas
12 Responden 12 80 90 Tuntas
13 Responden 13 85 95 Tuntas
14 Responden 14 85 95 Tuntas
15 Responden 15 70 70 Tidak Tuntas
16 Responden 16 85 95 Tuntas
17 Responden 17 80 90 Tuntas
KKM: 72 N: 1535 : 90,2
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.

Tabel di atas adalah nilai hasil tes pada siklus II penerapan metode active

training pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di SMAN 1 Luwu

Timur, pada hasil tes tes Pertemuan Pertama, terdapat 3 responden yang berada

pada kategori tidak tuntas, yang terdiri atas 17 orang peserta didik, hanya 14

orang peserta didik yang tuntas. Dilaksanakan pada tanggal 18 tanggal 2020.

Pertemuan kedua terdapat 1 responden yang berada pada kategori tidak

tuntas, karena nilainya di bawah KKM. Dan 16 responden lainnya sudah

mencapai kategori tuntas atau nialainya berada di atas KKM yaitu 72 melalui
72

metode active training7. Dilaksanakan pada tanggal 25 November 2020. Adapun

perbandingan nilai peserta didik pada prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 16
Nilai Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Tes Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Responden 1 70 100 100
2 Responden 2 60 60 90
3 Responden 3 60 95 95
4 Responden 4 80 90 90
5 Responden 5 60 90 90
6 Responden 6 60 90 90
7 Responden 7 50 100 100
8 Responden 8 75 90 90
9 Responden 9 65 85 85
10 Responden 10 50 90 90
11 Responden 11 70 80 80
12 Responden 12 70 60 90
13 Responden 13 70 95 95
14 Responden 14 70 95 95
15 Responden 15 80 70 70
16 Responden 16 75 95 95
17 Responden 17 75 90 90
Jumlah 1.140 1.475 1.535
Rata-rata 67 87 90.2
Sumber Data : Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.

Tabel di atas adalah nilai peserta didik hasil pra siklus, siklus I dan siklus

II. Pada tes prasiklus rata-rata nilai responden yaitu siswa kelas X IPA1, yaitu 67

dan setelah diterapkan metode active training hasil tes menunjukkan bahwa rata-

rata kelas meningkat mnejadi 87 dan setelah dilakukan perbaikan di siklus II rata-

rata kelas menjadi 90.2. terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan melalui

7
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
73

penerapan metode active training pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMAN 1 Luwu Timur dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

c. Tahap Observasi / Pengamatan

Tabel 17
Lembar Observasi Siklus II
Peningk
Pertemuan I Peningkatan Pertemuan II
Indikator yang atan
No
Diamati Jumlah P= x
Jumlah Siswa P = x 100%
Siswa 100%
1 Menyimak
penjelasan Guru
17 100% 17 100%
dengan sungguh-
sungguh
2 Siswa
mengajukan
4 23% 6 35%
pertanyaan atau
tanggapan
3 Menunjukkan
kekompakan
8 47% 9 52%
dalam
kelompoknya
4 Siswa
menunjukkan
peran aktif 15 88% 16 94%
dalam
kelompoknya
5 Siswa yang
menghargai 9 52% 10 58%
pendapat teman
6 Siswa
bertanggung
jawab dengan
17 100% 17 100%
tugas yang
diberikan oleh
guru
Sumber Data: Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan tabel 16, Hasil Observasi Siklus II pertemuan ke I, siswa

yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung sebanyak 16 orang, siswa yang

menyimak penjelasan guru (peneliti) dengan sungguh-sungguh berjumlah 17

orang, siswa yang bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti
74

berjumlah 4 orang, kemudian siswa yang menunjukkan kekompakan dalam

kelompoknya berjumlah 8 orang, siswa yang aktif dalam kelompoknya berjumlah

15 orang, siswa yang menghargai pendapat temannya berjumlah 8 orang, dan

siswa yang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan berjumlah 17 orang.

Sedangkan pada pertemuan ke II, siswa yang hadir pada saat pembelajaran

berlangsung sebanyak 17 orang. siswa yang menyimak penjelasan guru (peneliti)

dengan sungguh-sungguh berjumlah 17 orang, siswa yang bertanya mengenai

materi pelajaran yang belum dimengerti berjumlah 6 orang, kemudian siswa yang

menunjukkan kekompakan dalam kelompoknya berjumlah 9 orang, siswa yang

aktif dalam kelompoknya berjumlah 16 orang, siswa yang menghargai pendapat

temannya berjumlah 10 orang, dan siswa yang bertanggung jawab dengan tugas

yang diberikan berjumlah 17 orang8.

d. Refleksi

Pertemuan pertama pada siklus II pada tanggal 18 dan 25 November 2020,

Guru (peneliti) membagi kelompok sesuai dengan kelompok siklus I, dan

memberikan kesempatan kepada kelompok III dan Kelompok IV untuk

mempresentasekan materi yang telah dibagian oleh guru (Peneliti) yan telah

dibuat oleh siswa dalam bentuk makalah, pada saat presentase berlangsung

terlihat sebagian siswa aktif mengikuti jalannya diskusi, akan tetapi sebagian

siswa kurang memperhatikan jalannya diskusi, dan pada pertemuan kedua situasi

siswa masih seperti pada pertemuan pertama, sebagian siswa betul-betul aktif

memperhatikan diskusi dan penjelasan dari Guru (Peneliti). Dan akhir dari siklus

8
Diolah dari hasil Tes kelas X IPA 1 SMAN 1 Luwu Timur.
75

ini guru (peneliti) menyimpulkan hasil diskusi terlihat siswa sangat

memperhatikan penjelasan guru, selanjutnya guru (peneliti) memberikan evaluasi,

siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, terlihat semua siswa

mengumpulkan tugas dengan baik.

Setelah diberikan tes siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata siswa sudah berada dalam kategori baik sekali dibanding nilai pra siklus,

Tejadi peningkatan dari prasiklus, siklus I dan Siklus II pada mata pelajaran

Pendidkan Agama Islam kelas X IPA1 di SMAN1 Luwu Timur.

D. Penerapan Metode Active Training dapat Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X IPA 1 di
SMA Negeri 1 Luwu Timur

Dari hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 21 Oktober 2020

sampai 25 November 2020 terjadi peningkatan dari siklus I (pertama) ke siklus II

(kedua) yaitu persentase ketuntasan siklus I yaitu 72 % meningkat di siklus II

menjadi 96 % dengan rata-rata siswa 87 pada siklus I dan rata-rata siswa pada

siklus II yaitu 90,2 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 1.
Rata-Rata Hasil Belajar

87 90.2

SIKLUS 1 SIKLUS 2
76

1. Hasil Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya penelitian dari siklus I

dan Siklus II tercatat sejumlah perubahan. Perubahan yang terjadi pada sikap

siswa terhadap bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Perubahan tersebut

merupakan data yang diperoleh dari lembar observasi pada tiap siklus yang dicatat

oleh guru selama penelitian.

a. Siklus I

Pada siklus I, proses pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode

active training, siswa terlihat sangat tertarik dan antusias pada metode

pembelajaran Active training karena pembagian kelompok disesuaikan dengan

minat belajar siswa.

b. Siklus II

Setelah siklus I berakhir dan dilanjutkan dengan siklus II hampir sama

dengan siklus I namun peserta didik terlihat bersemangat disebabkan karena

peneliti materi sesuai dengan metode pembelajaran dan pemilihan tema yang

disukai peserta didik, Pada siklus II ini banyak siswa yang mendapat nilai tuntas

dibanding siklus I. Dari hasil belajar pada siklus I dan telah dianalisis maka dapat

dilihat peningkatannya melalui penjelasan pada grafik berikut:


77

Grafik 2
Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Chart Title
50%

40%

30%

20% 41%
35%
10% 18%
6%
0%
Kurang Cukup Baik Baik Sekali

Series 1 Series 2 Series 3

Dalam grafik 2 terlihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat predikat

kurang (>71) yaitu 2 orang, dan terdapat 1 siswa yang mendapat predikat cukup

(72-81), terdapat 6 orang siswa yang mendapat predikat baik (82-91), dan terdapat

6 siswa yang mendapat predikat baik sekali (92-100)9. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Luwu Timur sudah

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMAN 1 Luwu Timur yaitu 72

dan masuk dalam kategori baik.

2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Dari hasil belajar siswa pada siklus II dan telah dianalisis maka dapat

dilihat peningkatannya melalui penjelasan grafik berikut:

9
Sumber dari hasil belajar siklus I
78

Grafik 3
Hasil Belajar pada Siklus II

Chart Title
70%
60%
50%
40%
30% 65%
20%
30%
10%
0% 0% 5%
Kurang Cukup Baik Baik Sekali

Series 1 Series 2 Series 3

Pada grafik 3 terlihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat predikat

kurang (>71), terdapat 1 orang siswa yang mendapat predikat cukup (72-81),

terdapat 10 siswa yang mendapat predikat baik (82-91) dan terdapat 6 siswa yang

mendapat predikat baik sekali (92-100) hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

Pendidikan Agama Islam sudah masuk dalam kategori baik sekali.

Grafik 4
Diagram Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Chart Title
70% 65%

60%

50%
41%
40% 35%
30%
30%
18%
20%

10% 6% 5%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Baik Sekali

Siklus I Siklus II
79

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I, peserta didik

yang mendapat kategori kurang yaitu 18 %, kategori cukup yaitu 6%, kategori

baik 41 %, dan kategori baik sekali yaitu 35%. Sedangkan pada siklus II tidak ada

peserta didik yang mendapat kategori kurang, peserta didik yang mendapat

kategori cukup yaitu 5% dan peserta didik yang mendapat kategori baik yaitu 60%

dan pada siklus II peserta didik yang mendapat kategori baik sekali yaitu 35%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan diagram skor hasil belajar

peserta didik dari siklus I ke siklus II. 10

Grafik 5
Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II

Chart Title
120%
100%
100%
82%
80%

60%

40%
18%
20%
0% 0 0 0 0
0%
Tuntas Tidak Tuntas

Siklus I Siklus II

Berdasarkan diagram ketuntasan belajar Siklus I dan Siklus II, pada siklus

I ketuntasan belajar peserta didik 82% dan peserta didik yang tidak tuntas adalah

18 % . sedangkan pada siklus II Ketuntasan belajar peserta didik melalui

penerapan metode active training adalah 100% peserta didik tuntas. Jadi dapat

ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode active training dapat meningkatkan

10
Diolah dari data skor hasil belajar siklus I dan siklus II, kelas X IPA1 SMAN 1 Luwu
Timur
80

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas

XIPA1 di SMAN 1 Luwu Timur.11

Dari Grafik 1, grafik 2, grafik 3, grafik 4 dan grafik 5 terlihat bahwa:

a. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai >71 (Kategori Kurang) adalah 18

% atau 2 siswa, sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat

nilai >71 (Kategori Kurang).

b. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 72-81 (Kategori Cukup) adalah

6% atau 1 siswa, sedangkan pada siklus II mengalami penurunan yaitu 5%

atau 1 siswa yang termasuk kategori cukup.

c. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 82-91 (Kategori Baik) adalah 41%

atau 7 orang siswa, sedangkan pada siklus II terdapat 60% atau 10 siswa

yang mendapatkan kategori baik yaitu nilai 82-91.

d. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 92-100 (Baik Sekali) adalah 35%

atau 6 orang yang termasuk kategori baik sekali, sedangkan pada siklus II

terdapat 35% atau 6 siswa yang termasuk dalam kategori (Baik Sekali).

11
Diolah dari data skor hasil belajar siklus I dan siklus II, kelas X IPA1 di SMAN 1 Luwu
Timur
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan masalah tentang metode active training

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam Kelas X IPA1 di SMAN 1 Luwu Timur, maka penulis akan mengemukakan

beberapa kesimpulan sebagai inti dalam pembahasan ini, sebagai berikut, :

1. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan

metode active training berjalan dengan baik karena dengan metode

pembelajaran active training ini guru dapat menggabungkan siswa yang

berbeda tingkat kecerdasannya dalam satu kelompok.

2. Penerapan metode active training ini dapat meningkatkan hasil belajar

siswa karena dengan metode ini siswa dapat mengatasi kesulitan

belajarnya secara individu dengan pembelajaran kelompok sesuai dengan

hasil siklus yang didapatkan yang mempunyai perbandingan nilai.

Dari perbandingan kedua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan

penerapan metode active training dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada guru Pendidikan Agama Islam untuk dapat

menerapkan desain pembelajaran metode active training dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa.

81
82

2. Untuk memaksimalkan desain pembelajaran metode active training guru

diharapkan agar alokasi waktu disesuaikan dengan materi pembelajaran.

Dengan adanya perencanaan alokasi waktu yang memadai maka kegiatan

pembelajaran lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim.
Abdillah. Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab,
(Studi Kasus di Kelas IV dan V SDIT Muhammadiyah al-Kautsar
Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran 2008/2009) (Surakarta: UMS,
2009).
Ahmad Sabri. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching Ciputat: Quantum
Teaching, 2007.
Ahmad. Metode Active Learning dalam pembelajaran Bahaa Arab (Studi Empiric
di Madrasah Aliyah Keagamaan Darul Falah Sirahan Kecamatan Cluwak
Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2006/2007) (Surakarta: UMS,
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2011.
Bahreiys, Salim dan Said Bahreiys. Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier. Jilid
IV. Cet. I; Surabaya; PT Bina Ilmu, 1988.
Barry, Al. & sofyan Hadi. Kamus Ilmiah Kontomporer. Bandung: CV Pustaka
Surya, Juli 2008.
Darmiyati, Humanisi Pendidikan cet.III; Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Departemen Agama RI. Al- Quran dan Terjemahan. Bandung: Syamil Al- Quran,
2009.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV;
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Cet. II;
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Fuad, PAI. Menggunakan Pendekatan Active Learning Di MTs Negeri Giriloyo
Imogiri Bantul. Tesis. Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN
Sunan Kali Jaga Yogyakarta 2014.
http://home.okstate.edu/homepages.nsf/toc /EPSY5463C142). (diakses pada 01
Februari 2021
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/7880 (diakses pada
16 maret 2020)
https://docplayer.info/65396011-Ii-tinjauan-pustaka-a-active-learning-melalui-
teknik-group-to-group-exchange-active-learning-pembelajaran-aktif-
adalah-pembelajaran-yang.html

83
84

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-pendidikan-agama-islam/ (diakses pada


30 Januari 2021)
https://raharja.ac.id/2020/10/26/perbedaan-metodologi-penelitian-dan-metode-
penelitian/#:~:text=Metode%20adalah%20cara%20atau%20prosedur%20y
ang%20ditempuh%20untuk%20mencapai%20tujuan%20tertentu.&text=S
ecara%20umum%20atau%20secara%20luasnya,bisa%20tercapai%20tujua
n%20belajar%20mengajar. (diakses pada 30 Januari 2021)
https://www.google.com/search?teori+pelatihan+aktif+untuk+peserta+didik&oq=
teori+pelatihan+aktif+untuk+peserta+didik (diakses pada 30 Januari 2021)
Khotimah Khusnul, Pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar di
tinjau dari aktifitas belajar. Surakarta:2016 :14
Komaruddin, Dkk. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara,
Oktober 2000.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Mustafa, dkk, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head
Together (NHT) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Penguasaan Konsep
Matematika, dalam JURNAL PTK DBE3 (Decentralized Basic Education
3), ISSN : 2088-091X, No. 01, Februari 2011, h. 07
Nata, Abuddin. Perspektif islam tentang strategi pembelajaran. Jakarta: kencana,
2009.
Republik Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, 2009.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2009.
Silberman, Mel. & Carol Auerbach. Active Training. Bandung: februari 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo pesada:
2000.
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Cet.VII; Bandung: Sinar
Baru, 2014.
Sugiyono. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta februari 2013.
Suparman, Atwi. Desain Instruksional Modern. Jakarta: PT. Gelora
AksaraPratama, 20
Suprijono, Agus. Kooperatif Learning. Cet.XI; Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
85

Umar, Husein. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Jakarta: Rajawali
pers, 2009.
Yaumi, Muhammad and Muljono Damapoli, Action Research, Teori, model dan
aplikasi. Ed. I, Jakarta: Kencana, 2014.
Yusdani, Respon Pendidikan Guru Agama Islam Terhadap Strategi Pembelajaran
Active Learning di Indinesia. Tesis. Program Studi Pendidikan Islam
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016
Zuhairini & Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Malang: Universitas Malang, 2004.
L
A
M
P
I
R
A
N
PROFIL SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

1. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : UPT SMA Negeri 1 Luwu Timur
Alamat Jalan : Montolalu Komp. PT. Inco
Desa / Kec : Malili / Malili
Kab./ Kota : Luwu Timur
No. Telp. : 0474321340
Email : sman1malili79@gmail.com
2. NPSN : 40310154
3. NSS : 301192708001
4. Jenjang Akreditasi :A
5. Tahun Didirikan : 1979
6. Tahun Beroperasi : 1979
7. Kepemilikan Tanah :
a. Status Tanah : Pemerintah Daerah (Negeri)
b. Luas Tanah : 17.920 M2
8. Status Bangunan :
a. Surat Ijin Bangunan : SK No. 0190/0/1979 Tanggal 9 Maret 1979
b. Luas Bangunan : 1790 M2
9. Nomor Rekening Sekolah :
a. Pendidikan Gratis : 093-202-000014859-0 (Bank Sulselbar Cab.
Malili)
b. Dana Bos : 0296386483 (BNI Cab. Malili )
10. Nama Kepala Sekolah : Drs. Muh. Saleh, M.M.
11. Nama Ketua Komite : H.M. SIDDIQ BM, S.H.
12. Tahun SK Komite : 422/041/SMA.MLL/III/2018

PROFIL KEPALA SEKOLAH

A. Identitas Kepala Sekolah


Nama Lengkap : Drs. MUH. SALEH.MM
Tempat /Lahir : Boka 6 Pebruari 1963
NIP : 196302061987031021
Pangkat/Golongan : Pembina, IV/b
Pendidikan Terakhir : Magister
Jurusan : Manajemen SDM
B. Pelatihan yang pernah di ikuti:
No Tahun Nama Pelatihan Tempat Lamanya
1 1989 Workshop SPKG Matematika Makassar 15 hari
2 1989 Workshop PKG Matematika Makassar 15 hari
Workshop instruktur guru inti
3 1990 Makassar 15 hari
(LKGI )
4 1994 Seminar Pendidikan Makassar 3 hari
5 1996 Seminar Pendidikan Makassar 1 hari
Kursus Peningkatan Sumber daya
6 2000 Malili 3 hari
Manusia Terpadu
Pelatihan Kurikulum Berbasis
7 2003 Makassar 3 hari
Kompetensi (KBK)
8 2003 Rahasia Sukses Usaha Mandiri Jakarta 3 hari
9 2003 Workshop Guru Mata Pelajaran Makassar 6 hari
Workshop Pengembangan
10 2003 Makassar 5 hari
kurikulum dan sistim Penilaian
11 2003 Pelatihan Calon Kepala Sekolah Luwu Timur 9 hari
12 2004 Seminar Kebudayaan Malili 1 hari
Pelatihan Training Of Trainer (TOT)
13 2004 Makassar 4 hari
guru Bantu tingkat Prov.
Pelatihan Kompetensi guru
14 2005 Makassar 5 hari
Pengintegrasian IPTEK dan IMTAQ
Workshop Metodologi Penelitian/
15 2005 Makassar 6 hari
riset
Workshop Pengembangan Wawasan
16 2006 Makassar 5 hari
Sekolah SMA
Workshop Pengelola Sekolah
17 2007 Makassar 4 hari
Rintisan Sekolah Standar Nasional
18 2007 Seminar Nasional Pendidikan Makassar 1 hari
Pelatihan Bimbingan Teknis
19 2007 Makassar 2 hari
Penetapan Angka Kredit guru
20 2008 Seminar Kebudayaan daerah Soroako 1 hari
Pelatihan guru Program Flu Burung
21 2008 Malili 3 hari
Berbasis Sekolah
Workshop Pengelola Sekolah
22 2008 Makassar 4 hari
Rintisan Sekolah Standar Nasional
Pelatihan Pendampingan Team
23 2008 Malili 5 hari
Pengembang Kurikulum Tk Kab.
Workshop of Chief Operational
24 2008 Makassar 2 hari
Officer
Workshop Pengelola Sekolah
25 2009 Surabaya 4 hari
Rintisan Sekolah Standar Nasional
26 2009 Pendidikan dan Latihan KTSP SMA Makassar 4 hari
Pemilihan Kepala Sekolah
27 2009 Makassar 3 hari
Berprestasi utusan Kab.Luwu Timur
Workshop MindSet bagi Kepala
28 2009 Malili 2 hari
Sekolah
No Tahun Nama Pelatihan Tempat Lamanya
Seminar Nasinal Pendidikan MBE
29 2010 Malili 1 hari
berbasis KTSP
Seminar Pendidikan dalam
30 2010 Makassar 1 hari
Pembentukan Karakter Bangsa
Workshop Penyusunan kurikulum
31 2010 Makassar 2 hari
muatan Lokal
Workshop Perubahan mindset bagi
32 2011 Malili 2 hari
Para Pendidik
Diklat Kompetensi Kepala Sekolah
33 2011 Makassar 15 hari
dan Pengawas
34 2012 Diklat TOT Penilaian Kinerja Guru Makassar 6 hari

VISI DAN MISI

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Luwu Timur


Propinsi : Sulawesi Selatan
Kabupaten : Luwu Timur

A. Visi Sekolah
Visi Sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan
dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara khusus
diharapkan oleh Sekolah. Visi Sekolah merupakan turunan dari Visi Pendidikan
Nasional, yang dijadikan dasar atau rujukan untuk merumuskan Misi, Tujuan
sasaran untuk pengembangan sekolah dimasa depan yang diimpikan dan terus
terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Adapun visi SMAN 1 Luwu Timur :
“Terwujudnya Peserta Didik Yang Unggul Dalam Prestasi,
Berkarakter dan Berwawasan Lingkungan “

B. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi, sekolah memiliki misi, sebagai berikut:
1. Membentuk peserta didik yang bermoral, berbudi pekerti yang santun dan
disiplin.
2. Membentuk peserta didik yang religius, nasionais, mandiri, gotong royong
dan integritas.
3. Mewujudkan tumbuhnya semangat keunggulan dan kompetitif kepada
seluruh warga sekolah berlandaskan imtaq dan iptek.
4. Menggali dan mengembangkan potensi siswa.
5. Menumbuh kembangkan sikap positif dalam rangka pembentukan karakter
bangsa.
6. Menciptakan suasana belajar dan mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
7. Menciptakan suasana lingkungan yang hijau, sejuk, bersih, indah dan sehat.
8. Mengembangkan kurikulum yang berbasis lingkungan.
9. Menumbuh kembangkan sikap melestarikan lingkungan secara arif dan
bijaksana.
Keadaan Guru dan Pegawai Menurut Jenis Kelamin
A. Guru
No Jenis Guru Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 8 20 28
2 Non PNS 4 9 16
Jumlah 12 29 44

B. Pegawai
No Jenis Pegawai Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PNS 0 3 3
2 Non PNS 3 1 6
Jumlah 3 4 9

Data Guru Mata Pelajaran


Kesesuaian dengan Keterangan
Jumlah Latar Belakang Tenaga
Bidang/Matapelajaran
No Personil Pendidikan Rangkap
(MP)
Per-MP Sesuai Tidak Sesuai Mengajar
(match) (mismatch) MP
1 Pendidikan Agama
a. Islam 2 2
b. Katolik
c. Protestan 1 1 1
d. Hindu 1
e. Budha
2. Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa dan Sastra 4 4
Indonesia
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Bahasa Asing Lain 1 1 1
6. Matematika 4 3 1
7. Fisika 2 2
8. Biologi 2 2 1
9. Kimia 3 3 1
10. Sejarah 3 3
11. Geografi 2 2
12. Sosiologi 3 3
13. Antropologi
14. Ekonomi 2 2
15. Akuntasi
16. Kesenian 2 1 1
17. Teknologi Informasi & 1 1 1
Komunikasi/
Keterampilan
18. Pendidikan Jasmani 3 3
19. Laboran
20 Pustakawan/wati 1 1
21. Bimbingan Konseling
Jumlah 43 39 4 4
DATA JUMLAH SISWA MENURUT JENIS KELAMIN DAN AGAMA
Jumlah Jumlah Menurut Agama
Menurut
Kelas Jenis Islam Protestan Katolik Hindu Jmlh
Kelamin
L P L P L P L P L P
X MIPA 1 14 20 14 18 1 1 34
X MIPA 2 9 24 6 23 2 2 1 33
X MIPA 3 15 19 14 17 1 2 34
X MIPA 4 14 17 13 15 2 1 1 31
X MIPA 5 9 24 7 24 2 33
JUMLAH MIPA 61 104 54 97 7 6 2 1 0 0 165
X IPS1 19 15 19 16 34
X IPS2 18 16 18 16 34
X IPS3 18 14 18 14 32
X IPS4 16 17 16 17 33
X IPS5 15 19 15 18 1 34
JUMLAH IPS 86 81 86 81 0 1 0 0 0 0 167
JML KELAS X 147 185 140 178 7 7 2 1 0 0 332
XI MIPA 1 13 19 8 12 5 7 1 32
XI MIPA 2 10 21 10 20 31
XI MIPA 3 9 21 9 21 1 30
XI MIPA 4 10 21 11 20 31
JUMLAH IPA 42 82 38 73 5 7 0 1 0 1 124
XI IPS1 17 17 17 17 34
XI IPS2 17 15 16 16 32
XI IPS3 16 15 16 17 31
XI IPS4 15 16 16 16 31
XI IPS5 16 16 15 13 1 4 1 32
JUMLAH IPS 81 79 80 79 1 4 0 1 0 0 160
JML KELAS XI 123 161 118 152 6 11 0 2 0 1 284
XII IPA 1 14 21 9 20 5 1 35
XII IPA 2 15 20 15 19 1 35
XII IPA 3 14 21 11 20 3 1 35
XII IPA 4 15 20 12 18 2 1 1 35
JUMLAH IPA 58 82 47 77 5 8 0 2 0 0 140
XII IPS1 13 15 13 15 28
XII IPS2 10 18 9 18 1 28
XII IPS3 17 12 17 12 29
XII IPS4 12 16 12 14 2 28
XII IPS5 15 13 13 12 1 1 1 28
XII IPS6 14 16 13 14 1 1 1 30
JUMLAH IPS 81 90 77 85 2 3 0 1 2 1 171
JML KELAS XII 139 172 124 162 7 11 0 3 2 1 311
JUMLAH
409 518 382 492 20 29 2 6 2 2 927
KESELURUHAN
Data Kondisi Sarana Prasarana
Kondisi
No. Ruang Jumlah Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
1 Ruang Kelas 29 28
2 Perpustakaan 1 1
3 Ruang Lab IPA Fisika 1 1
4 Ruang Lab IPA Biologi 1 1
5 Ruang Lab IPA Kimia 1 1
6 Ruang Lab Bahasa 1 1
7 Ruang Lab Komputer 1 1
8 Aula 1 1
9 Mushallah 1 1
10 Listrik 2 2
11 Air PDAM -
12 Pagar Sekolah
13 Ruang Kantor 1 1
14 Ruang Guru 2 2
15 Perumahan Guru 3 3
16 WC Guru 2 2
17 WC Siswa 4 3 1
18 Komputer 60 18 2 40
19 Internet 2 2
20 Ruang OSIS 1 1
21 Ruang UKS 1 1
22 Ruang PIK-R 1 1
23 Ruang PMR 1 1
24 Ruang BP/BK 1 1
25 Ruang Keterampilan 1 1
26 Gudang 1 1
27 Kantin Kejujuran
28 Tempat Parkir 1
29 Lapangan Basket 1 1
30 Lapangan Volly 1 1
31 Lapangan Badminton 1 1
32 Lapangan Takraw
33 Lapangan Futsal
34 Bak Lompat Jauh 1 1
35 Jumlah Buku di
42.560 300 500
Perpustakaan
PENERAPAN METODE ACTIVE TRAINING

BERBUSANA MUSLIM DAN MUSLIMAH


MERUPAKAN CERMIN KEPRIBADIAN
DAN KEINDAHAN DIRI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMANSA Luwu Timur


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Berbusana Muslim dan Muslimah merupakan cermin
kepribadian dan keindahan diri.
Pertemuan : I dan II
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit (3 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 : menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai. Responsip dan
pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
KI-3 : memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual,
procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban terkait fenomena kejadian memecahkan serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 : mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran discovery learning, Strategi pembelajaran Metode
Active Training peserta didik dapat :
1. Memahami makna Busana Muslim / Muslimah
2. Memahami pengertian Menutup Aurat.
3. Mengatahui perbedaan Batasan Aurat Laki – Laki Dan Perempuan.
4. Mengetahui ayat – ayat Al-Quran Dan Hadist tentang Perintah Berbusana
Muslim/Muslimah yaitu dalam Q.S Al-Ahzab/33:59 dan Q.s An-
Nur/24:31.
C. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan makna Busana Muslim/Muslimah.
2. Menjelaskan pengertian Menutup Aurat.
3. Membedakan batasan Aurat Laki – Laki Dan Perempuan.
4. Menjelaskan Dalil tentang Perintah Berbusana Muslim/Muslimah.
D. Indikator
Siswa dapat :
1. Menunjukkan cara berpakaian busana Muslim/Muslimah.
2. Menunjukkan batasan aurat.
3. Mengetahui perintah Allah Swt melalui Nabi Muhammad Saw untuk
menutup Aurat.

E. Materi Pembelajaran (Rincian dari Materi Pokok)


Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam
bahasa Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya
pakaian yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang beragama Islam
disebut busana muslimah. Berdasarkan makna tersebut, busana muslimah dapat
diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat yang
diwajibkan agama untuk menutupinya, gunanya untuk kemaslahatan dan kebaikan
bagi wanita itu sendiri serta masyarakat di mana ia berada.

F. Metode Pembelajaran ( Rincian dari Metode pembelajaran)


Model Pembelajaran : Metode Active Training
Pendekatan : Individu, Kelompok, Pengalaman.
Metode : Drill, Tanya jawab, inkuiri, diskusi
Media : Buku Paket.
1. Drill : memberikan penguatan secara berulang-ulang pada materi
Berbusana Muslim dan Muslimah Cermin Kepribadian dan Keindahan
Diri.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam
bahasa Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah
artinya pakaian yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang
beragama Islam disebut busana muslimah. Berdasarkan makna tersebut,
busana muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat
menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, gunanya
untuk kemaslahatan dan kebaikan bagi wanita itu sendiri serta masyarakat
di mana ia berada.
2. Tanya jawab, guru membagikan beberapa pertanyaan terkait dengan
materi ajar, setiap bangku diberikan tiga pertanyaaan untuk dijawab
bersama teman sebangku, bagi mereka yang sudah selesai diberikan
kesempatan untuk menyampaikan jawabanya didepan kelas.
3. Inkuiri: menemukan atau menggali suatu masalah
4. Diskusi, membagi siswa dalam beberapa kelompok, menunjuk salah
seorang siswa menjadi moderator, seorang menjadi notulis dan seorang
menjadi juru bicara. Setelah diskusi masing-masing kelompok
mempresentasikan kesimpilan didepan kelas.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan I
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal 10‟
1) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin
oleh salah satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3) Guru mengajak siswa tadarrus bersama surat-surat
pendek atau ayat-ayat pilihan
4) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
5) Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan
kontrak belajar
Kegiatan Inti 70‟
1) Mengamati
 Guru memberi pengantar awal tentang tema dikaitkan
secara berulang-ulang pada materi Berbusana Muslim
dan Muslimah Cermin Kepribadian dan Keindahan
Diri.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana,
dan sebagainya). Dalam bahasa Indonesia, pakaian juga
disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya pakaian
yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang
beragama Islam disebut busana muslimah. Berdasarkan
makna tersebut, busana muslimah dapat diartikan
sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup
aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya,
gunanya untuk kemaslahatan dan kebaikan bagi wanita
itu sendiri
 Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dan
membagi tiga topik yang berbeda
 Guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan
mengamati materi sesuai dengan tema yang ditentukan
dengan tujuan masing-masing kelompok dapat
memerankan topik
2) Menanya
Pada saat berdiskusi mengalami masalah, maka siswa
disilahkan bertanya pada teman lain atau bertanya secara
langsung pada guru.
3) Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
 Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang
Berbusana Muslim dan Muslimah Cermin
Kepribadian dan Keindahan Diri
4) Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi yang
didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5) Mengkomunikasikan
1. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi
sementara yang lain memberi tanggapan
2. Siswa melaporkan hasil diskusi
Kegiatan Menutup 10‟
1) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan materi ajar
3) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan
sesuai materi ajar “Berbusana Muslim dan Muslimah
Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri”
4) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis

Pertemuan II
Kegiatan Deskrepsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal 10‟
1) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin
oleh salah satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3) Guru mengajak siswa tadarrus bersama surat-surat
pendek atau ayat-ayat pilihan
4) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
5) Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan
kontrak belajar
Kegiatan Inti 70‟
1) Mengamati
 Guru memberi pengantar awal tentang tema dikaitkan
secara berulang-ulang pada materi Berbusana Muslim
dan Muslimah Cermin Kepribadian dan Keindahan
Diri.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana,
dan sebagainya). Dalam bahasa Indonesia, pakaian juga
disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya pakaian
yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang
beragama Islam disebut busana muslimah. Berdasarkan
makna tersebut, busana muslimah dapat diartikan
sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup
aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya,
gunanya untuk kemaslahatan dan kebaikan bagi wanita
itu sendiri
 Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dan
membagi tiga topik yang berbeda
 Guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan
mengamati materi sesuai dengan tema yang ditentukan
dengan tujuan masing-masing kelompok dapat
memerankan topik
2) Menanya
Pada saat berdiskusi mengalami masalah, maka siswa
disilahkan bertanya pada teman lain atau bertanya secara
langsung pada guru.
3) Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
 Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang
Berbusana Muslim dan Muslimah Cermin
Kepribadian dan Keindahan Diri
4) Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi yang
didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5) Mengkomunikasikan
1. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi
sementara yang lain memberi tanggapan
2. Siswa melaporkan hasil diskusi

Kegiatan Menutup 10‟


1) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan materi ajar
3) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan
sesuai materi ajar “Berbusana Muslim dan Muslimah
Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri”
4) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis

H. Alat dan Bahan


 Buku Paket Pendidikan Islam Untuk Kelas X SMA.

I. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Lisan
Tugas : Individu dan Kelompok
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
1. Jelaskan Apa itu Aurat....?
2. Jelaskan batas perbedaan Aurat Laki – laki dan Perempuan....?
3. Jelaskan sejauh Mana Anda memahami tentang busana muslim dan
muslimah....?
4. Apa yang di maksud dengan Khimar...?
5. Sebutkan yang anda ketahui adab berbusana muslim/mah....?
6. Kenapa kita ummat islam di wajibkan untuk menutp aurat...?
7. Sebutkan pengertian jilbab
8. Sebutkan ayat Alqur‟an yang memerintahkan menutup aurat....?
9. Sebutkan salah satu hadis yang menganjurkan kita ummat islam untuk
menutup aurat...?
10. Sebutkan sikapmu yang harus ditunjukkan ketika terlihat oleh mata ada
kemaksiatan....?

Maili, 21 Oktober 2020

Guru Bidang Studi Mahasiswa

Nurtia Nurdin, S. Pd.I ST. HALIPA, S.Pd.I


NIM. 0013.03.43.2018

Mengetahui
Kepala Sekolah

Drs. MUH. SALEH,MM


NIP.196302061987031021
BERBUSANA MUSLIM DAN MUSLIMAH CERMIN
KEPRIBADIAN DAN KEINDAHAN

A. Memahami Makna Busana Muslim/Muslimah dan Menutup Aurat


1. Makna Aurat
Menurut bahasa, aurat berati malu, aib, dan buruk. Kata aurat berasal
dari kata awira yang artinya hilang perasaan. Jika digunakan untuk
mata,berarti hilang cahayanya dan lenyap pandangannya. Pada umumnya, kata
ini memberi arti yang tidak baik dipandang, memalukan dan mengecewakan.
Menutup aurat merupakan prinsip pertama yang menjadi dasar agar
pakaian tersebut dapat dikatakan sesuai dengan hukum Islam. Sebagaimana
telah mafhum bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut dan aurat
perempuan adalah seluruh badan kecuali dua telapak tangan dan wajah.

2. Makna Jilbab dan Busana Muslimah


Secara etimologi, jilbab adalah sebuah pakaian yang longgar untuk
menutup seluruh tubuh perempuan kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Dalam bahasa Arab, jilbab dikenal dengan istilah khimar, dan dalam bahasa
Inggris jilbab dikenal dengan istilah veil. Selain kata jilbab untuk menutup
bagian dada hingga kepala wanita untuk menutup aurat perempuan, dikenal
pula istilah kerudung, ĥijab, dan sebagainya.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya).
Dalam bahasa Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah
artinya pakaian yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang
beragama Islam disebut busana muslimah. Berdasarkan makna tersebut,
busana muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat
menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, gunanya untuk
kemaslahatan dan kebaikan bagi wanita itu sendiri serta masyarakat di mana ia
berada.
Perintah menutup aurat sesungguhnya adalah perintah Allah Swt. yang
dilakukan secara bertahap. Perintah menutup aurat bagi kaum perempuan
pertama kali diperintahkan kepada istri-istri Nabi Muhammad saw. agar tidak
berbuat seperti kebanyakan perempuan pada waktu itu (Q.S. alAĥzāb/33: 32-
33). Setelah itu, Allah Swt. memerintahkan kepada istri-istri Nabi saw. agar
tidak berhadapan langsung dengan laki-laki yang bukan mahramnya (Q.S. al-
Aĥzāb/33:53).
Selanjutnya, karena istri-istri Nabi Muhammad saw. juga perlu keluar
rumah untuk mencari kebutuhan rumah tangganya, maka Allah Swt.
memerintahkan mereka untuk menutup aurat apabila hendak keluar rumah
(Q.S. al-Aĥzāb/33:59). Dalam ayat ini, Allah Swt. memerintahkan untuk
memakai jilbab, bukan hanya kepada istri-istri Nabi Muhammad saw. dan
anak-anak perempuannya, tetapi juga kepada istri-istri orangorang yang
beriman. Dengan demikian, menutup aurat atau berbusana muslimah adalah
wajib hukumnya bagi seluruh wanita yang beriman.
Adapun adab dalam berpakaian yang baik menurut islam :
a. Tidak Transparan
Pakaian yang tembus pandang, yang memperlihatkan bentuk tubuh
yang harusnya ditutup secara samar-samar bukan merupakan pakaian yang
Islami. Sebab, secara tidak langsung pakaian yang transparan berarti tidak
menutup aurat. Memilih warna dan bahan pakaian menentukan pakaian
tersebut transparan atau tidak khususnya dalam keadaan keringatan atau
kehujanan. Sehingga ketika membeli pakaian sangat dianjurkan untuk
memilih bahan yang baik agar tidak transparan.
Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam
kitabnya Shohih Muslim/2128 yang Artinya sebagai berikut,
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: ”Dua (jenis manusia) dari ahli
neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; kaum yang membawa
cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan
wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok,
kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk
surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga itu
telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.
b. Tidak Ketat
Pakaian yang digunakan oleh umat Islam mesti longgar dan tidak
ketat. Pakaian yang baik ialah pakaian yang tidak memperlihatkan lekukan
tubuh supaya orang yang melihat kita tidak terpancing untuk melakukan
perbuatan negatif.
c. Tidak Meneyerupai Lawan Jenis
Dalam sebuah Hadis yang terdapat dalam Shohih Bukhari/159, yang
artinya sebagai berikut:
Diriwayatkan Ibn „Abbas Ra., berkata: “Rasulullah saw melaknat laki-
laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.
Secara umum hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi saw melarang
umatnya untuk menyerupai lawan jenisnya, termasuk dalam dalam hal
berpakaian.
Di samping itu etika berpakaian yang perlu diperhatikan adalah
kesederhanaan. Karena kesederhanaan dalam segala hal termasuk dalam
berpakaian adalah bagian dari iman. Dalam sebuah Hadis Rasulullah saw.,
sebagaimana terdapat dalam Sunan Ibn Majah/1379 yang Artinya sebagai
berikut:
Rasulullah saw., bersabda kesederhanaan adalah bagian dari iman.
Ketiga riteria ini perlu diperhatikan ketika memilih, membeli, dan
menggunakan pakaian. Perempuan yang menggunakan “hijab” tidak akan ada
gunanya kalau pakaian yang mereka gunakan transparan dan ketat. Begitu
pula laki-laki, tidak ada gunanya memakai jubah, kalau tembus pandang dan
auratnya terlihat oleh orang lain.

B. Ayat-Ayat Al-Qur’ān dan Hadis tentang Perintah Berbusana Muslim/


Muslimah

untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Swt. Maha
Pengampun, Maha Penyayang.”

Dalam ayat ini, Rasulullah saw. diperintahkan untuk menyampaikan


kepada para istrinya dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak
perempuan beliau untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar
dikenali dan membedakan dengan perempuan nonmukminah. Hikmah lain
adalah agar mereka tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang
lain mengetahui bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’ān ini datang menanggapi adanya gangguan kafir
Quraisy terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad saw.
yang menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi kehormatan
dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’ān untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang mengaku
dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu
bergandengan kedua-duanya. Jika salah satunya diangkat, maka akan
terangkat kedua-duanya.” (Hadis Saĥiĥ berdasarkan syarah Syeikh Albani
dalam kitab Adabul Mufrad).
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (aurat-nya), kecuali yang (biasa)
terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putraputra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-
saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau
putraputra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama
Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para
pelayan lakilaki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu
semua kepada Allah wahai orangorang yang beriman, agar kamu
beruntung.”

Dalam ayat ini, Allah Swt. berfirman kepada seluruh hamba-Nya yang
mukminah agar menjaga kehormatan diri mereka dengan cara menjaga
pandangan, menjaga kemaluan, dan menjaga aurat. Dengan menjaga ketiga
hal tersebut, dipastikan kehormatan mukminah akan terjaga. Ayat ini
merupakan kelanjutan dari perintah Allah Swt. kepada hamba-Nya yang
mukmin untuk menjaga pandangan dan menjaga kemaluan. Ayat ini Allah
Swt. khususkan untuk hamba-Nya yang beriman, berikut penjelasannya.
Pertama, menjaga pandangan. Pandangan diibaratkan “panah setan”
yang siap ditembakkan kepada siapa saja. “Panah setan” ini adalah panah yang
jahat yang merusakan dua pihak sekaligus, si pemanah dan yang terkena
panah. Rasulullah saw. juga bersabda pada hadis yang lain, “Pandangan mata
itu merupakan anak panah yang beracun yang terlepas dari busur iblis,
barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Swt., maka Allah
Swt. akan memberinya ganti dengan manisnya iman di dalam hatinya.” (Lafal
hadis yang disebutkan tercantum dalam kitab AdDa’wa Dawa’ karya Ibnul
Qayyim).
Panah yang dimaksud adalah pandangan liar yang tidak menghargai
kehormatan diri sendiri dan orang lain. Zina mata adalah pandangan haram.
Al-Qur’ān memerintahkan agar menjaga pandangan ini agar tidak merusak
keimanan karena mata adalah jendela hati. Jika matanya banyak melihat
maksiat yang dilarang, hasilnya akan langsung masuk ke hati dan merusak
hati. Dalam hal ketidaksengajaan memandang sesuatu yang haram, Rasulullah
saw. bersabda kepada Ali ra., “Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti
pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya),
karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu
pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)” (H.R. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Syaikh al-Albani).
Kedua, menjaga kemaluan. Orang yang tidak dapat menjaga
kemaluannya pasti tidak dapat menjaga pandangannya. Hal ini karena
menjaga kemaluan tidak akan dapat dilakukan jika seseorang tidak dapat
menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah hal yang sangat
penting dalam menjaga kehormatan. Karena dengan terjerumusnya ke dalam
zina, bukan hanya harga dirinya yang rusak, orang terdekat di sekitarnya
seperti orang tua, istri/suami, dan anak akan ikut tercemar. “Dan, orang-orang
yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau
budak-budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya, mereka dalam hal ini
tiada tercela. Barangsiapa mencari yang sebaliknya, mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Ma’ārij/70:29-31)
Allah Swt. sangat melaknat orang yang berbuat zina, dan
menyamaratakan nya dengan orang yang berbuat syirik dan membunuh.
Sungguh, tiga perbuatan dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah Swt.
Firman-Nya: “Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. al-
Isrā’/17:32).
Ketiga, menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci
dalam hadis-hadis Nabi. Allah Swt. memerintahkan kepada setiap mukminah
untuk menutup auratnya kepada mereka yang bukan ma¥ram, kecuali yang
biasa tampak dengan memberikan penjelasan siapa saja boleh melihat. Di
antaranya adalah suami, mertua, saudara laki-laki, anaknya, saudara
perempuan, anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak
ada hasrat terhadap wanita.
Di samping ketiga hal di atas, Allah Swt. menegaskan bahwa
walaupun auratnya sudah ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan
dengan berbagai cara termasuk dengan menghentakkan kaki supaya
gemerincing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja dengan membuka
aurat. Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk bertaubat karena
hanya dengan taubat dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk
mengubah sikap, maka kita akan beruntung.

RANGKUMAN :
1. Menutup aurat adalah kewajiban agama yang ditegaskan dalam al-Qur’ān
maupun hadis Rasulullah saw.
2. Kewajiban menutup aurat disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu
sendiri sebagai wujud kasih sayang dan perhatian Allah Swt. terhadap
kemaslahatan hamba-Nya di muka bumi.
3. Kewajiban bagi kaum mukminah untuk mengenakan jilbab untuk menutup
auratnya kecuali terhadap beberapa golongan.
4. Dalam Q.S.al-Aĥzāb/33:39 ditegaskan perintah menggunakan jilbab dan
memanjangkannya hingga ke dada, dengan tujuan untuk memberikan rasa
nyaman dan aman kepada setiap mukminah. Sementara yang tidak memiliki
jilbab, dia bisa meminjamnya dari saudara seiman.
5. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nµr/24:31 untuk menjaga pandangan,
memelihara kemaluan, dan tidak menampakkan aurat, kecuali kepada: suami,
ayah suami, anak laki-laki suami, saudara laki-laki, anak laki saudara laki-laki,
anak lelaki saudara perempuan, perempuan mukminah, hamba sahaya,
pembantu tua yang tidak lagi memiliki hasrat terhadap wanita.
Allah Swt. memerintahkan setiap mukmin dan mukminah di dua ayat ini untuk
bertaubat untuk memperoleh keberuntungan.

UJI PEMAHAMAN :
1. Jelaskan Apa itu Aurat....?
2. Jelaskan batas perbedaan Aurat Laki – laki dan Perempuan....?
3. Jelaskan sejauh Mana Anda memahami tentang busana muslim dan
muslimah....?
4. Apa yang di maksud dengan Khimar...?
5. Sebutkan yang anda ketahui adab berbusana muslim/mah....?
6. Kenapa kita ummat islam di wajibkan untuk menutp aurat...?
7. Sebutkan pengertian jilbab
8. Sebutkan ayat Alqur‟an yang memerintahkan menutup aurat....?
9. Sebutkan salah satu hadis yang menganjurkan kita ummat islam untuk
menutup aurat...?
10. Sebutkan sikapmu yang harus ditunjukkan ketika terlihat oleh mata ada
kemaksiatan....?
RIWAYAT HIDUP

ST. Halipa adalah seorang perempuan kelahiran Malili, 25

Mei 1993. Anak ke-tiga dari empat bersaudara dari pasangan

Muh. Ridwan.I dan Halmawati

Penulis mengawali jenjang pendidikan di SDN 226

Patande pada tahun 1999 dan tamat pada tahun 2005,

kemudian melanjutkan pendidikan di MTs As‘adiyah Malili pada tahun 2005 dan

tamat pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1

Malili pada tahun 2008 dan tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi di

Universitas Muslim Indonesia, penulis memilih Fakultas Agama Islam Jurusan

Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam jenjang strata 1.

Pada tahun 2018, penulis melanjutkan pendidikan di Pasca sarjana UMI

Makassar sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai