HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Namimah
b. Hukum/Ancaman Namimah
a. Simpulan
b. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
yaitu:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Namimah
1. Pengertian namimah
B. Hukum/Ancaman Namimah
1. Namimah
Ibnu Katsir menjelaskan, “Al qattat adalah orang yang menguping (mencuri
dengar pembicaraan) tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan
tersebut kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba.”
Pelaku namimah juga diancam dengan azab di dalam kubur. Ibnu Abbas
meriwayatkan: “Suatu hari Rasulullah saw melewati dua kuburan lalu bersabda:
“Sesungguhnya penghuni kedua kubur ini sedang di azab. Dan keduanya bukanlah di
azab karena perkara yang berat untuk ditinggalkan, yang pertama, tidak
membersihkan diri dari air kencingnya. Sedang yang kedua, berjalan kesana kemari
menyebarkan namimah.” (HR. Buhkari)
3. Membencinya karena Allah, karena ia adalah orang yang dibenci di sisi Allah.
Maka wajib membenci orang yang dibenci oleh Allah.
Janganlah rasa tidak suka atau hasad kita pada seseorang menjadikan kita
berlaku jahat dan tidak adil kepadanya, termasuk dalam hal ini adalah namimah.
Karena betapa banyak perbuatan namimah yang terjadi karena timbulnya hasad di
hati. Lebih dari itu, hendaknya kita tidak memendam hasad (kedengkian) kepada
saudara kita sesama muslim. Hasad serta namimah adalah akhlaq tercela yang dibenci
Allah karena dapat menimbulkan permusuhan, sedangkan Islam memerintahkan agar
kaum muslimin bersaudara dan bersatu bagaikan bangunan yang kokoh.
Pada kondisi seperti apa menyebarkan berita menjadi tercela? Yaitu ketika ia
bertujuan untuk merusak. Adapun bila tujuannya adalah untuk memberi nasehat,
mencari kebenaran dan menjauhi/mencegah gangguan maka tidak mengapa. Akan
tetapi terkadang sangat sulit untuk membedakan keduanya. Bahkan, meskipun sudah
berhati-hati, ada kala niat dalam hati berubah ketika kita melakukannya. Sehingga,
bagi yang khawatir adalah lebih baik untuk menahan diri dari menyebarkan berita.
PENUTUP
Kesimpulan
2. Hukum namimah haram sedangkan ghibah di bagi menjadi 3 yaitu , haram, wajib
dan mubah (boleh).
5. Bukan termasuk namimah seseorang yang mengabari orang lain tentang apa
yang dikatakan tentang dirinya apabila ada unsur maslahat di dalamnya.
6. Hukumnya bisa sunnat atau bahkan wajib bergantung pada situasi dan kondisi.
a. Ghibah dilarang
1. At-Tazhallum
2. Isti’anah
3. Al-Istifa’
2. Saran