Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PERKEMBANGAN KOTA MALANG

A. Perkembangan Kota Malang

Malang sebagai salah satu daerah tujuan wisata menarik di Jawa Timur
dan terletak 90km sebelah selatan dari Kota Surabaya merupakan salah satu
tempat yang menarik untuk dikunjungi dan kota ini memiliki perkembangan kota
yang bagus dari segala sisi. Secara astronomis Malang terletak antara 112017’10”-
112057’00” BT dan 07044’55” – 080 27’35” LS.
Pembagian administratif Kota Malang terdiri atas 5 kecamatan, yaitu:
1) Kedungkandang
2) Sukun
3) Klojen
4) Blimbing
5) Lowokwaru
Jumlah penduduk Kota Malang 768.000, dengan tingkat pertumbuhan
3,9% per tahun. Sebagian besar adalah suku Jawa, serta sejumlah suku-suku
minoritas seperti Madura, Arab, dan Tionghoa. Agama mayoritas adalah Islam,
diikuti dengan Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Bahasa
Jawa dengan dialek Jawa Timuran adalah bahasa sehari-hari masyarakat Malang.
Nama "Malang" berasal dari Candi Malang Kucecwara, sebuah candi yang
terletak di kaki Gunung Buring, di timur kota Malang. Candi tersebut dibangun
pada abad ke-15.
Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya,
Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi
kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar
memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas
hingga sekarang, misalnya Ijen Boullevard dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya
hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya,
sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota
dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi
monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga
Belanda yang pernah bermukim di sana.
Pada tahun 1879, di kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu
kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat pun
semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan.
Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun
bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan
sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan
kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan
pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya
akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya
berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar
sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang
beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi
kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya.
Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang
terjadi seandainya masalah itu diabaikan.
Dalam proses perkembangannya diperlukan suatu "perangkat" pengendali
yang mampu memberikan arah, dan panduan kebijakan bagi semua pengambil
keputusan serta seturuh stakeholders di kota Malang.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Malang
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat makro, sebagai pedoman
pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan visi, misi, dan arah
pembangunan jangka panjang sesuai dengan kewenangan pemerintah kota.
RPJPD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) dan penyusunan pembangunan tahunan kota.
Keberadaan rencana pembangunan kota Malang tidak dapat dipungkiri harus
menjadi bagian dari kehidupan kota Malang itu sendiri.
Untuk Terwujudnya kota Malang yang mandiri, berbudaya, sejahtera dan
berwawasan lingkungan yang saat ini merupakan visi dari pembangunan daerah
kota Malang, perlu diteruskan hasil-hasil pembangunan yang sudah dicapai.
Permasalahan yang sedang dihadapi dan tantangannya ke depan ke dalam suatu
konsep pembangunan jangka panjang yang mencakup berbagai aspek penting
kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan daerah, akan menuntun proses
menuju tatanan kehidupan masyarakat dan taraf pembangunan yang hendak
dicapai. RPJPD kota Malang dapat dilihat sebagai dokumen rencana yang
mencoba untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan perkembangan
kecenderungan dan perubahan dari berbagai faktor eksternal dan internal di masa
depan; memperkirakan pengaruhnya terhadap pengembangan daerah kota Malang
masa depan; mencoba memproyeksikan arah perjalanan pembangunan daerah
kota Malang hingga 14 tahun ke depan untuk mengantisipasi tantangan dan
peluang yang akan dihadapi dan; merumuskan arah kebijakan dan strategi
pembangunan daerah Kota Malang untuk memanfaatkan peluang seoptimal
mungkin dan mengatasi kendala dan ketidakpastian seefektif mungkin.
Pembangunan kota Malang yang telah dilaksanakan selama ini telah
menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat yang meliputi
bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), potitik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur,
pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana dan prasarana serta
pengelotaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup. Di samping banyak
kemajuan yang telah dicapai, masih banyak pula tantangan atau masalah yang
belum sepenuhnya terpecahkan dan masih pertu dilanjutkan upaya mengatasinya
dalam pembangunan kota Malang 14 tahun ke depan.

B. Perubahan dan Perkembangan Kota Malang

Sebagai sebuah kota, malang seperti kota kota besar lainnya di Indonesia,
juga mempunyai sejarah yang cukup panjang. Hal ini menjadi salah satu daya
tarik tersendiri bagi para wisatawan asing,terutama yang berasal dari negeri
Belanda. Dahulu beberapa kawasan di kota malang memang menjadi kawasan
tempat tinggal warga belanda,selama masa penjajahan.Sehingga tidak heran,di
malang banyak terdapat gedung,rumah,tempat ibadah maupun sekolah yang
merupakan warisan peninggalan zaman penjajahan Belanda.

gementehuis (http://munirfiles.files.wordpress.com)

Foto diatas, adalah gedung pusat pemerintahan kota malang pada zaman
belanda, sekarang gedung ini menjadi kantor walikota malang.Pada zaman perang
kemerdekaan gedung ini sempat dibakar oleh para pejuang,untuk mengahalangi
gerak pasukan belanda.
Kantor Walikota Malang
(http://2.bp.blogspot.com)

Kawasan lain yang menyimpan nilai historis tinggi adalah di jalan


ijen,kawasan ini sekarang ini menjadi kawasan hunian elit warga kota
malang,dulu pun tak jauh beda.Kawasan ini adalah tempat rumah tuan tuan dan
nyonya belanda tinggal.

jalan ijen tempo dulu

jalan ijen sekarang


Kawasan alun alun kota malang sekarang,juga menyimpan banyak
bangunan tempo dulu.Masjid agung kota malang dan sarinah plaza adalah
beberapa penanda zaman yang masih bisa kita saksikan kemegahannya saat ini.

masjid agung (http://malang.endonesa.net)

masjid agung sekarang (http://www.rumahzakat.org)

Sarinah Plaza yang sekarang berdiri di kawasan alun-alun Kota Malang


BAB III
ANALISIS

Perkembangan kota yang pesat apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan sejumlah persoalan turunan, antara lain kemacetan lalu lintas,
tumbuhnya kawasan kumuh perkotaan dan turunnya kualitas kesejahteraan
masyarakat. Oleh karenanya, sebagai upaya mengendalikan pengembangan
kawasan perkotaan, perlu diterapkan apa yang dinamakan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
Di sisi lain, cepatnya laju dan dinamika urbanisasi membuat pertambahan
jumlah penduduk di perkotaan meningkat pesat. Sehingga mendorong pula
meningkatnya permintaan akan tempat tinggal, layanan infrastruktur, produksi dan
konsumsi energi hingga sumberdaya lingkungan.
Adanya desakan kebutuhan tersebut menyebabkan terjadinya alih fungsi
lahan, khususnya dari lahan pertanian dan ruang terbuka hijau menjadi
permukiman maupun industri atau perdagangan jasa.
Bila permasalahan-permasalahan tersebut tidak segera diatasi, tentunya
akan semakin memperburuk kualitas lingkungan perkotaan. Kawasan perkotaan
yang rawan banjir, longsor, kekeringan serta berkurangnya daerah resapan justru
akan semakin meningkat. Hal tersebut dimasudkan untuk menjamin adanya
keberlanjutan dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia, tanpa
mengurangi peluang generasi yang akan datang untuk menikmati kondisi yang
lebih baik. Selain itu, pertumbuhan ekonomi kawasan harus diimbangi dengan
upaya konservasi kawasan-kawasan lindung dan penyangga untuk dapat
menopang kehidupan penduduknya. Terkait pelestariannya, peran penataan ruang
sangat sentral. Rencana Tata Ruang Wilayah harus mampu menjadi rujukan dalam
pelaksanaan pengembangan kawasan.
Pengembangan kawasan yang berbasis tata ruang mendahulukan kawasan
mana yang boleh dibangun ataupun tidak. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk
kawasan lindung, baik berskala nasional, regional, provinsi maupun
kabupaten/kota.
Kota Malang sebagai kota terbesar kedua setelah Kota Surabaya
mempunyai fungsi dan peran regional telah mengalami perkembangan pesat.
Perkembangan Kota Malang yang pesat dari tahun ke tahun selalu mempengaruhi
perkembangan kota dalam jangka panjang sehingga keberadaan rencana kota
harus dipertahankan dan dijadikan acuan dalam program pembangunan.
Perkembangan bentuk fisik kota terjadi melalui dua proses yakni; “proses
formal” (melalui proses planning dan design), dan “proses organis” (proses yang
tidak direncanakan dan berkembang dengan sendirinya). Sebagai kota yang
berkembang dari cikal bakal kota kolonial Belanda, Malang syarat akan bentukan
fisik (tata lingkungan, bangunan), yakni unsur lingkungan alam kota Malang
sangat dominan, serta bentukan lingkungan buatan (bangunan dan elemen tata
kota) dan kehidupan masyarakat yang mempunyai nilai historis dan arsitektur
sebagai karakter spesifik kawasan kota Malang. Selain itu perkembangan wisata
juga menjadi faktor pesatnya perkembangan kota Malang ini. Terbukti dari
terkenalnya Malang sebagai daerah tujuan wisata di Propinsi Jawa Timur. Selain
memiliki udara yang sejuk Malang juga menyuguhkan banyak sekali objek wisata
yang memikat wisatawan. Hal ini pula yang menjadi faktor perkembangan
wilayah Kota Malang.
Perkembangan kota Malang tidak terlepas pasang-surut perkembangan
kehidupan sosial-budaya, ekonomi, dan politik yang melatarbelakanginya.
Melalui studi morfologi sebenarnya dapat ditelusuri proses perkembangan, dan
segala aspek yang melatar belakanginya, dengan demikian sebenarnya dapat
dikaji kegagalan dan keberhasilan penanganan fenomena perkembangan kota
dimasa lalu yang dapat menjadi pelajaran/acuan bagi pengendalian perkembangan
pada pembangunan kota di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com
http://one-gro.blogspot.com/2010/01/rtw-kota-malang-kondisikegiatan.html
http://unikabis.blogspot.com
http://bappekot.malangkota.go.id
http://dymasgalih.wordpress.com/perkembangan kota malang
http://format29.files.wordpress.com/2010/06/malang-tempo-doloe-poster1.jpg
http://doctorhanif.blogspot.com
http://www.bappedajateng.info/index.php

Anda mungkin juga menyukai