Oleh Kelompok 2
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020 – 2021
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas beribu nikmat ataupun
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga terselesaikan tepat waktu, proposal
penelitian skripsi yang berjudul “Peran Remaja Dalam Sosialisasi Perubahan
Perilaku Di Era Kenormalan Baru Covid 19.”
Proposal penelitian ini mungkin tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak-pihak
tertentu. Maka, saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Metodelogi
Penelitian Geografi yaitu Ibu Dr. Tisnaningsih, M.Si. dosen yang telah
membimbing kami dalam menulis proposal penelitian ini.
Proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Diharapkan, proposal ini bisa
bermanfaat untuk semua pihak. Dan tak lupa penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk proposal penelitian ini, supaya proposal ini nantinya
dapat menjadi proposal penelitian yang lebih baik. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada proposal penelitian ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................3
C. Rumusan Masalah....................................................................................3
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
E. Kegunaan Penelitian................................................................................3
F. Ruanglingkup Lingkup............................................................................4
A. Peranan Remaja.......................................................................................5
1. Pengertian Peranan..............................................................................5
2. Jenis-Jenis Peranan.............................................................................6
3. Pengertian Remaja..............................................................................7
B. Kenormalan Baru.....................................................................................9
C. Sosialisasi..............................................................................................11
D. Kerangka Pikiran...................................................................................12
E. Hipotesis................................................................................................12
iv
A. Metodelogi Penelitian............................................................................14
B. Karakteristik Responden........................................................................22
D. Pembahasan...........................................................................................26
V. KESIMPULAN.........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................28
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2020 merupakan babak baru dalam kehidupan manusia di seluruh
jagad raya. Di tahun ini pula kehidupan manusia bergejolak berjibaku hingga
kini berperang melawan makhluk gaib yang tak kasat mata. Adanya pandemi
Covid-19atau Corona virus disease membuat tatanan dunia menjadi berubah.
Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China (Rodriguez-Morales dkk.,
2020) dan telah ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020.
Semenjak Januari 2020, WHO juga telah menyatakan bahwa virusini masuk
ke dalam darurat global di seluruh dunia. Pemerintah beserta tenaga medis
terus berupaya melakukan pencegahan untuk dapat memutus mata rantai
penyebaran Covid-19. Salah satu upaya yang dilakukan berupa sosialisasi
social distancing, isolasi mandiri, serta penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat (Buana, 2020).
Generasi muda memiliki fungsi sebagai agent of change yang merupakan hal
terpenting yang dibutuhkan saat ini sebagai pemicu terjadinya sebuah
perubahan untuk kaum muda maupun kaum lainnya, seperti kalangan anak
anak dan orang tua. Peran kaum muda atau yang saat ini di kenal dengan
istilah millenial sangat penting di tengah pandemic Covid-19, terutama dalam
memberikan informasi dan edukasi kepada orang-orang sekitarnya. Pasalnya,
pemuda zaman sekarang sangat paham teknologi dan juga informasi. Usia
muda adalah masa yang paling optimal untuk menciptakan sebuah perubahan,
karena mereka mempunyai energy yang paling besar, waktu yang longgar
serta visi idealisme tentang perubahan yang tinggi.
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kebijakan kenormal baru telah mengubah ragam bentuk prilaku
masyarakat.
2. Masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi kebijakan kenormal
baru.
3. Masih banyak remaja yang belum sadar akan perannya sebagai
sosialisator bagi masyarakat
C. Rumusan Masalah
Maka dari itu penulis merumuskan beberapa permasalahan yang menjadi
pertanya, sebagai berikut:
1) Apakah remaja sudah sadar akan perannya sebagai sosialisator di era
kenormalan baru?
2) Bagaimana peran remaja dalam memaksimalkan perannya sebagai
sosialisator di era kenormalan?
D. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang
ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui sebagai berikut:
1) Mambantu remaja sadar akan perannya sebagai sosialisator di era
kenormalan baru.
2) Mengetahui peran remaja dalam memaksimalkan perannya sebagai
sosialisator di era new normal.
E. Kegunaan
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai:
1) Sebagai referensi remaja dapat mengetahui peranannya sebagai
sosialisator di era new normal.
4
F. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pada penelitian ini yakni:
1. Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah remaja usia 15-20 tahun.
2. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Zona
Merah atau Hitam Covid-19.
3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah kota Bandar Lampung,
Provinsi Lampung.
4. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2020.
5. Ruang lingkup ilmu pada penelitian ini adalah ilmu geografi yang
termasuk kedalam ilmu mitigasi bencana sosial.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peranan Remaja
1. Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata “peran” yang berarti seperangkat alat yang
diharapkan oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Pengertian kata
“orang” disini meliputi “orang” dalam pengertian manusia, dan lembaga,
badan hukum.Pengertian lain menurut Soekanto bahwa peranan merupakan
aspek dinamis kedudukan (status) seseorang. Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-
position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada
organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu
posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Levinson
6
Berdasarkan ketiga hal diatas, maka dalam peran perlu adanya fasilitas-
fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk menjalankan peranannya.
Lembaga- lembaga kemasyarakatan yang ada merupakan bagian dari
masyarakat yang dapat memberikan peluang-peluang untuk pelaksanaan
peranan seseorang atau kelompok.
2. Jenis-Jenis Peranan
Selain jenis-jenis peran diatas terdapat juga struktur peran. Dalam Sosiologi
Suatu Pengantar karya Cohen Bruce J struktur peran dibagi menjadi dua yaitu :
3. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan
psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Perubahan Psikologis yang
terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan kehidupan
sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat reproduksi
sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan baik.
Remaja dibagi menjadi dua masa : Masa Pra Pubertas (12 – 14 tahun). dan
Masa Pubertas (14 – 18 tahun). Masa Pra Pubertas adalah saat-saat terjadinya
kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya
perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang bermuara langsung di dalam
saluran darah. Masa Pubertas adalah pada masa ini seseorang anak tidak lagi
hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam
rangka menemukan dirinya (akunya), serta mencari pedoman hidup, untuk
bekal kehidupannya mendatang. Sebenarnya sampai sekarang belum ada kata
sepakat antara para ahli ilmu pengetahuan tentang batas umur bagi Remaja.
Karena hal itu bergantung kepada keadaan masyarakat di mana Remaja itu
hidup, dan bergantung pula kepada dari mana Remaja itu ditinjau.
B. Kenormalan Baru
Dalam beberapa waktu terakhir, muncul istilah baru, normal baru. Istilah ini
seketika memunculkan perdebatan. Kebanyakan pembicara Normal Baru
hanya menyebutkan situasi yang terjadi akibat perilaku manusia yang
berubah. Akan tetapi, masih sedikit yang membahas awal mula, tahapan dan
pengertian Normal Baru. Di lain sisi, Normal Baru memunculkan lawan kata,
yaitu Normal Lama. Apabila istilah ini resmi dipakai, maka akan membawa
kita kepada istilah yang sudah biasa terdengar, yaitu Orde Lama dan Baru.
Bedanya, orde lama dan baru ini terkait situasi politik. Orde Lama adalah
waktu pemerintahan Presiden Soekarno. Sedangkan Orde Baru adalah waktu
yang disematkan terhadap 32 tahun kepemimpinanSoeharto.
Untuk sementara, istilah Normal Baru ini sudah disampaikan oleh Sekretaris
Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta. Selain
Kaka, mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sigit Pamungkas
telah menggunakan istilah Normal Baru di status Facebooknya. Salah satu
media, Kompas, juga telah menggunakan istilah Normal Baru tersebut di
beritanya 'Pilkada 2020 Menghadapi Normal Baru Kembali kepada istilah
Normal Lama dan Baru. Dosen Politik Universitas Gajah Mada Sigit
Pamungkas menerangkan, Normal Baru adalah suatu cara hidup baru atau
cara baru dalam menjalankan aktivitas hidup ditengah pandemi covid-19 yang
belum selesai. Sigit menerangkan, Normal Baru dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah kehidupan selama Covid-19.
10
Normal Baru ini sebagai alternatif sebagai dasar kebijakan nasional untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi. Karena, konsumsi masyarakat berhubungan
dan kegiatan produksi dan distribusi. Selain itu, dia menjelaskan, kondisi
sosial juga membutuhkan interaksi. Juga, kegiatan keagamaan yang tidak
mungkin terus-menerus mengurung penganutnya dalam ruang daring(online).
Charles setidaknya memberi pijakan teori tentang bagaimana manusia
beradaptasi. Meskipun tidak berevolusi, cara beradaptasi dengan perubahan
sosial akibat covid-19 menguatkan teori Normal Baru. asus Covid-19 di
Indonesia saja sudah lebih dari hitungan bulan. Kalau dihubungkan dengan
kasus di Wuhan. Waktu yang membentuk prilaku baru ini bahkan sudah
melebihi dari enam bulan. Sehingga, kebiasaan itu menjadi kebiasaan baru
yang akan melekat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penelitian
menjelaskan, suatu kebiasaan yang terus- menerus dilakukan akan menjadi
kebiasaan baru. Untuk hal ini, hampir semua peneliti sosial duduk dalam
pendapat yang sama. Perbedaannya terletak berapa lama kebiasaan baru itu
terbentuk.
Beberapa ahli yang menetapkan berapa lama kebiasaan baru tercipta antara
lain, Dr. Maxwell Maltz yang dari buku Psychocybernetics menetapkan 21
hari untuk membentuk kebiasaan baru (Maltz, 2015). Namun, Phillippa Lally
dari University College London mengatakan penelitiannya menetapkan rata-
rata 66 hari untuk merubah pembiasaan menjadi kebiasaan sebagaimana
publikasi penelitiannya dalam European Journal of Social Psychology. Nah,
bila kondisi apnormal namun secara teknis, manusia melakukan kegiatan baru
selama lebih dari 100 hari. Maka, apnormal tersebut berubah menjadi Normal
Baru. Hal ini dijelaskan pada bagian diatas. Oleh sebab itu, kehidupan
manusia global tidak bisa Karenanya, waktu yang dibutuhkan untuk
membentuk kondisi Normal Baru sudah melewati waktu standar. Apakah itu
21 hari, 66 hari, atau 100 hari. Setidaknya, jika dihitung sejak bulan Januari
2020 sampai saat tulisan ini dipublikasikan. Baik penelitian Maxwell Maltz
dan Philippa Lally, sudah terpenuhi untuk membentuk kebiasaan baru.
Sekurang-kurangnya, secara teori dan teknis, Normal Baru kita antara lain
enggan bersalaman atau berjabat tangan. Muncul kebiasaan baru dalam
11
C. Sosialisasi
Sosialisasi yaitu proses dimana manusia belajar melalui cara, nilai dan
menyesuaikan tindakan dengan masyarakat dan budaya, ianya melihat
bagaimana manusia meningkatkan pertumbuhan pribadi mereka agar sesuai
dengan keadaan,nilai, norma dan budaya sebuah masyarakat tersebut yang
berlaku di sekelilingnya melalui, merasi (feeling) dan percaya dri dari proses
sosialisasi dibudayakan sepanjang hayat. Sosialisasi perlu diberi ke atas
individu-individu dan tingkah lakunya. Di mana setiap individu memegang
peranan yang berbeda dalam sebuah masyarakat atau kelompok.
D. Kerangka Fikir
Remaja
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah penelitian yang akan
dilakukan oleh si peneliti. Pada penelitian ini penulis menggunakan Hipotesis
Deskriptif. Oleh karena itu jawaban sementara yang menjadi hipotesis dari
penelitian ini adalah:
1) Hipotesis pertama:
Hipotesis Alternatif (HI)
Terdapat remaja yang sudah sadar akan perannya sebagai sosialisator di
era kenormalan baru.
Hipotesis Nihil (HO)
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode pada proposal penelitian merupakan cara-cara yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki.
Menurut Creswell (1998:15) penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia, dalam penelitian ini
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terperinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang
alami. Sedangkan perbedaan metode pada proposal penelitian kualitatif dan
kuantitatif adalah jika pada penelitian kuantitatif menonjolkan pada
pemecahan masalah atau verifikasi dengan dukungan data dari lapangan
seperti kuesioner sedangkan pada penelitian kualitatif disusun secara narasi
dan bersifat penemuan maka peneliti diharuskan berbekal teori dan wawasan
yang luas sehingga bisa melakukan wawancara, analisa dan mengkonstruksi
objek yang diteliti bisa menjadi lebih jelas.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian.
Wawancara
metode penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung pada masyarakat
dengan menyipakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaiatan antara tema
penelitian dan hasil yang diharapkan.
Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan
data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel
yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
Observasi
Observasi merupakan salah satu langkah dalam pengambilan data yang
sering dipergunakan. Observasi ini berkaitan erat dengan tata cara
penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung dalam kehidupan
masyarakat, tanpa menggunakan perantara.
Analisis data adalah proses penerapan secara sistematis teknik statistik dan
logis untuk menggambarkan dan mengilustrasikan, menyingkat dan merekap,
serta mengevaluasi data. Komponen penting untuk memastikan integritas data
adalah analisis yang akurat dan sesuai dari temuan penelitian. Analisis
statistik yang tidak tepat mendistorsi temuan ilmiah, menyesatkan pembaca
17
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung
terusmenerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif
berlangsung. Data yang akan direduksi adalah data yang diperoleh dari
hasil wawancara, data yang diperoleh kemudian dipilih dalam arti
menemukan derajat relevansinya. Lalu mengklasifikasikan data atas dasar
tema untuk merekomendasikan data tambahan.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian yang lebih
baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid,
yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam
suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang
penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan
apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah
melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian
sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3. Penarikan kesimpulan
Penarik kesimpulan adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi
yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikas selama penelitian
berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang
18
BAB IV
e) Iklim
Iklim dan cuaca mempunyai spesifik yang berbeda-beda pada setiap
daerah. Hal ini yang membuat kondisi hidrologi dan tumbuhan
beradaptasi pada daerah setempat sesuai dengan iklim dan cuacanya.
Wilayah Bandar Lampung memiliki curah hujan yang berkisar antara
2.257-2454 mm/tahun atau 76-166 hari/tahun.Memiliki kelembaban
udara 60-85%, dan suhu udara mencapai 23º-37º. Kecepatan angin
2,78-3,80 knot.
f) Demografi
Jumlah penduduk di Kota Bandar Lampung mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 2015 sebesar 979.287, dengan rasio
jenis kelamin sebesar 102, jumlah laki-laki 493.411 dan perempuan
22
B. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Dari pengambilan sampel sebanyak 100 orang responden diketahui bahwa
sebanyak 7 responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sisanya
sebanyak 24 responden adalah berjenis kelamin perempuan. Jumlah
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelalamin Jumlah Responden
1. Laki-Laki 7
2. Perempuan 24
Jumlah 31
23
2. Usia
Dari Tabel 4.2. menunjukkan bahwa usia responden yang paling muda
berusia 17 tahun dan yang tertua 22 tahun. Pada Tabel 4.2
menggambarkan bahwa rata-rata responden merupakan remaja yang
tinggal di Bandar Lampung pada kelompok usia remaja 12 – 24 tahun.
Menurut WHO yang disebut sebagai remaja adalah mereka yang berada
pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia
remaja menurut WHO adalah 12 – 24 tahun. Berikut table kelompok usia
responden.
Tabel 4.2.
3. 19 tahun 6 orang
4. 20 tahun 9 orang
5. 21 tahun 4 orang
6. 22 tahun 1 orang
Jumlah 29 orang
D. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis korelasi yang digunakan
untuk melihat dan mengawasi hasil dan sikap remaja sebagai sosialisator di
era kenormalan baru memperlihatkan bahwa hipotesis diterima. Hal ini
berarti peran remaja di kota Bandar Lampung berhubungan dengan peran
remaja dalam sosialisasi perubahan perilaku di era kenormalan baru covid-
19 ada dan terlihat.
BAB. V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rina Hayati.2019. Pengertian Teknik Analisis Data, Jenis, dan Cara Menulisnya
https://penelitianilmiah.com/teknik-analisis-data/ diakses pada 03
Desember 2020 pukul 21.35 WIB
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada ) edisi revisi 2013. h. 34.