Tugas Ini Diselesaikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Transformasi Kehumasan di Tengah Pandemi COVID-
19 (Studi Analisis pada Implementasi Digital PR Humas Pemprov DKI)”. Adapun
penyusunan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah Kapita Selekta Komunikasi.
i
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................4
1.4.1 Manfaat Praktis..........................................................................................4
1.4.2 Manfaat Akademis.....................................................................................4
BAB 2 KERANGKA TEORITIS....................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................................5
2.2 Tinjauan Pustaka................................................................................................9
2.2.1 Transformasi...............................................................................................9
2.2.2 Kehumasan...............................................................................................11
2.2.3 Peran Humas............................................................................................13
2.2.4 Fungsi Humas...........................................................................................14
2.2.5 Tujuan Humas..........................................................................................16
2.2.6 Digital Public Relations............................................................................18
2.2.7 Media Sosial.............................................................................................20
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................21
3.1 Paradigma Penelitian........................................................................................21
3.2 Metode Penelitian.............................................................................................21
3.3 Subjek dan Objek Penelitian.............................................................................23
3.4 Sumber Data.....................................................................................................23
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................24
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................26
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
World Health Organization, https://www.who.int/
2
Time, https://time.com/5803225/yuval-noah-harari-coronavirus-humanity-leadership/
1
informasi. Bahwa melalui informasi yang tepat dan akurat dapat menjembatani
kita dalam meminimalisir korban jiwa di tengah pandemi. Oleh karena itu, disini
PR memainkan peran yang begitu krusial sebagai barometer sumber informasi
publik.
3
Satgas Penanganan Covid-19, https://covid19.go.id/ diakses pada 8 November 2020 pukul 13:05
WIB
4
Ikatan Pranata Humas Indonesia, https://iprahumas.id/detailpost/public-relations-new-normal-
new-style
2
mengalami lonjakan yang tidak terprediksi, hal itu tandai dengan adanya berbagai
ketidakpastian, anomali, kerumitan dan ketidakjelasan.
Maka, secara keseluruhan kondisi saat ini telah menuntut berbagai sektor
untuk bertransformasi mengikuti segala perkembangan yang ada, tidak terkecuali
dunia Kehumasan/Public Relations. Praktisi PR kini dituntut untuk mampu
menjawab seluruh tantangan yang ada dengan menjadi adaptif dan transformatif.
Dengan adanya batasan interaksi fisik, PR harus mampu mengoptimalkan
teknologi digital dengan meningkatkan pemanfaatan media sosial, seperti
Website, Instagram, Twitter, Facebook, Podcast, Youtube, dan E-mail. PR harus
mampu beradaptasi dengan cepat dan berinteraksi dengan metode baru. Sehingga
kini, transformasi digital adalah kunci untuk tetap menjadi relevan di tengah
situasi yang begitu dinamis. Maka, dengan ini implementasi Digital Public
Relations merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh berbagai sektor
kehidupan yang terdampak pandemi COVID-19, terutama praktisi Humas
Pemprov DKI Jakarta.
Kondisi DKI Jakarta yang sampai hari ini masih tercatat sebagai juara
bertahan provinsi dengan jumlah kasus infeksi COVID-19 tertinggi di Indonesia 5,
menuntut praktisi Humas Pemprov DKI Jakarta untuk tetap siaga dan konsisten
dalam memenuhi segala kebutuhan informasi seputar COVID-19 bagi masyarakat
Jakarta. Maka, sebagai barometer sumber informasi publik, Pemprov DKI Jakarta
5
Kompas.com, https://nasional.kompas.com/read/2020/11/05/16502741/4065-kasus-baru-
covid-19-di-33-provinsi-penambahan-di-jakarta-tertinggi?page=all diakses pada 8 November
2020 pukul 14:01
3
pun dituntut untuk bertransformasi mengikuti segala perkembangan yang ada
guna tetap menjadi wadah informasi yang relevan bagi masyarakat DKI Jakarta.
4
BAB 2
KERANGKA TEORITIS
5
Stratejik menjadi lebih kompleks,
Kehumasan” diantaranya :
6
reputasi brand.
3. Inspirasi Edisi “Transformasi Personalisasi Konten. No
20 – Humas dalam ‘One Size Fits All
Bamboedoea Era Revolusi messages’ untuk konten
Communicatio 4.0” humas. Agar impactful,
n praktisi humas harus
kreatif dan bisa
berkomunikasi secara
personal.
Kreatif dan pahami Global
Trend. Kita harus
mengombinasikan digital
teknologi untuk peran
fungsi humas di era 4.0.
Integritas. Di era disrupsi
ini, humas mudah terbawa
arus polemik isu hingga
fake news. Humas harus
tetap memiliki tata kelola
(Good
Governance),akuntabel,tran
sparan dan menjawab
bukan hanya kebutuhan
stakeholders, tapi juga
seluruh warga negara.
Kolaborasi. Humas tidak
bisa berdiri sendiri di
era digital ini. Humas
butuh digital content
creator, videografer,
infografik, ads people,
7
brand people hingga
marketing.
4. Oktolina “Kompetensi Kemampuan menulis, fotografi
Simatupang. Humas dan videografi (termasuk proses
Pemerintah editing foto dan video), merupakan
dalam keahlian mendasar yang penting
Menghadapi dimiliki oleh humas pemerintah,
Revolusi Industri setidaknya untuk keperluan
4.0” pengelolaan website instansi.
8
one-to-many atau many-to-
many.
Internet buzzer, aktivis
media sosial, dapat menjadi
salah satu strategi untuk
mencapai tujuan humas,
khususnya untuk memenuhi
fungsi dialogis. Ada krisis
dimana humas harus
melakukan dialog kepada
publiknya.
Search Engine
Optimization, Strategi
selanjutnya yang dapat
dilakukan humas digital
adalah mengoptimalkan
search engine optimization
(SEO). SEO merupakan
cara paling efektif untuk
mendapatkan perhatian
pengguna yang terkoneksi
internet.
2.2.1 Transformasi
9
umum transformasi memiliki arti menjadi bentuk yang berbeda namun
mempunyai nilai-nilai yang sama.7
7
Stephanie Jill Najoan dan Johansen Mandey, “Transformasi Sebagai Strategi Desain” MEDIA
MATRASAIN VOL 8 No.2 Hal. 119
8
Ibid., Hal. 120
9
Ibid., Hal. 120
10
Perubahan yang terjadi dapat dikategorikan menjadi
perubahan yang sudah tidak memperlihatkan kesamaan
atau keserupaan dengan beda asalnya, maupun perubahan
yang benda hasilnya masih menunjukan petunjuk benda
asalnya.”10
2.2.2 Kehumasan
11
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
membantu mengantisipasi kecenderungan, dan
menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang
sehat dan etis sebagai sarana utama.”12
Definisi diatas senada dengan definisi yang dibentuk oleh IPR (Institute of
Public Relations) di tahun 1978, yaitu:
12
Denayora Yoilos Rafli, “Pengaruh Sosialisasi Tata Cara Contreng Terhadap Tingkat
Pengetahuan Pemilih Pemula” (Depok :Universitas Indonesia, 2009) Hal. 10
13
Ibid., Hal. 10
14
Ibid., Hal. 10-11
12
“Public Relations adalah usaha yang terencana dan
didukung untuk menciptakan dan menjaga niat baik
dan pengertian antara organisasi dan publiknya.”15
15
Ibid., Hal. 11
16
Ibid., Hal. 11-12
13
4. Technician Communication
17
Ibid., Hal. 12-13
14
2.2.4 Fungsi Humas
1. Publicity
Publisitas adalah informasi yang didapat dari sumber lain
yang digunakan oleh media karena memiliki nilai berita.
Kebanyakan dari berita dan informasi dalam sebuah media
bersumber dari Humas. Dalam menempatkan suatu pesan pada
media, merupakan metode yang tidak dapat dikontrol, sebabnya
adalah karena nara sumber tersebut tidak membayar kepada
media. Salah satu contoh media untuk menjalankan fungsi
kehumasan ini adalah press release.
2. Advertising
Iklan merupakan suatu metode penempatan pesan pada
media yang dapat dikontrol, karena biasanya seorang humas
membayar kepada media. Iklan adalah informasi yang ditempatkan
pada suatu media oleh sponsor tertentu dengan cara membayar
untuk tempat dan waktu.
3. Press Agency,
Agen pers adalah pembuatan cerita dan acara yang
bernilai berita, untuk menarik perhatian publik lebih dari sekedar
pengertian dari publik. Dalam melakukan kegiatannya, Humas
menggunakan publisitas sebagai tujuan utama. Tujuannya adalah
supaya media datang dengan sendirinya untuk meliput acara atau
informasi yang dimiliki.
4. Public Affairs
Public affairs adalah bagian khusus Humas yang
membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah dan
masyarakat di sekitar, untuk mempengaruhi kebijakan publik.
18
Ibid., Hal. 13-15
15
Dalam hal ini tanggung jawab Humas meliputi hubungan dengan
pemerintah baik pusat dan daerah, hubugan dengan masyarakat
sekitar, komite publik serta badan/lembaga yang berwenang.
5. Issue Management
Manajemen isu adalah tindakan mengantisipasi,
mengidentifikasi, mengevaluasi serta merespons isu kebijakan publik
yang mempengaruhi hubungan perusahaan atau organisasi
publiknya. Tujuannya adalah untuk melindungi pasar, mengurangi
resiko, menciptakan kesempatan dan membuat citra organisasi
yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, yaitu bagi oganisasi
sendiri dan bagi para pemegang saham. Media untuk
manajemen isu ini dapat dilakukan dengan monitor media
massa, membuat forum diskusi atau merespon isu publik pada surat
pembaca di surat kabar.
6. Lobbying
Lobbying merupakan bagian khusus Humas yang
menciptakan dan memelihara hubungan khususnya dengan
pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi pembuatan undang-
undang dan peraturan. Pada prakteknya, kegiatan ini harus terkait
dengan usaha Humas lainnya di luar pemerintah.
7. Investor Relations
Bagian ini merupakan bagian khusus Humas perubahaan
yang menguntungkan dengan para stakeholders dan pihak lain dalam
konteks keuangan. Tujuannya adalah untuk memperluas nilai pasar,
sehingga tanggung jawab investor antara lain mengikuti trend pasar,
menyediakan informasi untuk keuangan publik, merespons
permintaan terhadap informasi keuangan. Laporan tahunan, laporan
via e-mail dan website merupakan media utama menyampaikan
informasi secara cepat kepada analis keuangan, wartawan keuangan
dan para investor.
8. Development
16
Development adalah bagian khusus Humas pada suatu
organisasi non-profit yang menciptakan dan memelihara hubungan
dengan para donor dan anggota dengan tujuan untuk keamanan
keuangan dan dukungan sukarelawan.
19
Neni Yulianita, “Dasar-dasar Public Relations”, (Bandung: Lab Multimedia Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Bandung, 2001), Hal. 42-43
17
Humas harus menjamin kepada publik bahwa perusahaan
berada di dalam operasinya memiliki niat baik dalam berbisnis
yang diwujudkan dalam tanggungjawab sosial yang diekspresikan
melalui hubungan yang saling menguntungkan di antara
perusahaan dan publiknya.20
Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa seluruh kegiatan Public
Relations dapat dilakukan melalui internet, mulai dari kegiatan publikasi, promosi
hingga pada manajemen kehumasan sekalipun. Bahkan, nyatanya kini dengan
adanya Digital Public Relations atau e-PR telah membuka ruang sebesar-besarnya
bagi efisiensi dan efektifitas yang selama ini kurang terpenuhi oleh program
kehumasan konvensional.
20
Betty Wahyu Nila, “Humas Pemerintah” (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) Hal. 7
21
Yusuf Efendi Nasution, “Pengelolaan Digital Public Relationsrumah Sakit “JIH” Yogyakarta
tahun 2017” (Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2018) Hal. 23
22
Ibid., Hal. 26
18
Secara lebih terperinci, dibawah ini beberapa peranan Digital Public
Relations bagi suatu institusi/perusahaan, antara lain :
1. Jangkauan global
Melalui media digital yang terhubung dengan koneksi internet,
jangkauan pesan yang disebarkan oleh suatu institusi/perusahaan
mampu mencapai jangkauan yang lebih luas. Tidak hanya terbatas
pada areal lokal maupun regional, melainkan hingga ke skala global.
2. Interaktif (komunikasi dua arah)
Melalui media digital, audiens yang terhubung melalui internet
dapat memperoleh akses informasi digital dimana saja dan kapan saja.
Selain itu, segala fitur yang ada di dalamnya telah didesain sedemikian
rupa menjadi media yang interaktif sehingga memungkinkan
terjadinya komunikasi dua arah.
3. Efesiensi biaya
Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan Digital Public
Relations terlampau jauh lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan PR
yang secara konvensional.
4. Memelihara reputasi
Dengan segala efisiensi dan efektifitas yang ditawarkan oleh
perkembangan sarana informasi dan komunikasi, telah memberikan
begitu banyak kemudahan bagi Digital PR untuk mewujudkan
tujuannya, termasuk dalam membentuk dan memelihara reputasi.
5. Menjalin hubungan
Interaksi yang dibangun pada media digital dapat menciptakan
hubungan berkesinambungan antara suatu institusi/perusahaan dengan
seluruh publiknya. Hal ini dapat terwujud dengan senantiasa menjaga
dan meningkatkan resposifitas atas segala feedback yang diberikan
audiens di media digital.
19
website perusahaan, publisitas situs pencari (Google/Yahoo), press release online,
autoresponder pada e-mail, kartu nama elektronik pada e-mail, e-newsletter,
mailing list (forum pada website perusahaan) dan forum (Facebook, Twitter,
Instagram dll).23
20
komunikasi menginformasikan dan bisa mengakses beragam
konten kepada publik konten karena tersimpan
cenderung tidak tersimpan dalam database
Kebutuhan akan Cenderung memerlukan Biaya bisa ditekan
biaya biaya dan terkadang seminimal mungkin
dalam jumlah besar
BAB 3
METODE PENELITIAN
25
Bungin, “Metode penelitian Kuantitatif” (Kencana Prenada Media Group : Jakarta) Hal. 25
26
Manzilati, Asfi, “Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma, Metode, dan Aplikasi” (UB.Press,
Malang) Hal. 1
21
3.2 Metode Penelitian
22
Adapun pengertian dari metode deskriptif analitis menurut Sugiono dalam
bukunya mengatakan adalah suatu metode untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data yang terkumpul sebagaimana
adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum.28 Dengan kata lain penelitian deskriptif analitis mengambil masalah
atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya
saat penelitian dilaksanakan. Hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis
untuk diambil kesimpulannya.
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju oleh peneliti untuk diteliti,
sedangkan objek penelitian adalah objek yang dijadikan penelitian atau yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek
adalah Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai sumber informasi publik
warga DKI Jakarta yang tercatat sebagai pemegang rekor provinsi dengan tingkat
kasus infeksi COVID-19 tertinggi di Indonesia.
28
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif “ (Alfabeta : Bandung, 2009)
29
Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002)
23
menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun dokumen-
dokumen30. Pada penelitian kualitatif, kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara
sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang
diperlukan. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
diperoleh dari :
a. Data primer, merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa
opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian.31 Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
Informasi yang tersedia dari keseluruhan media sosial yang
digunakan oleh Humas Pemprov DKI Jakarta dalam
bertransformasi di tengah pandemi COVID-19.
b. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data ini umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.32 Adapun sumber
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Informasi yang diperoleh buku, jurnal, laporan tahunan atau
dokumen-dokumen lainnya, yang memiliki keterkaitan
mengenai persoalan transformasi kehumasan dan penerapan
Digital Public Relations.
24
karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh dari suatu proses yang
disebut pengumpulan data. Menurut Ulber Silalahi, pengumpulan data adalah satu
proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan
metode tertentu.33
1. Studi Pustaka
2. Observasi Media
33
Silalahi, Ulber. “Metode Penelitian Sosial”. (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009)
34
M. Nazir, “Metode Penelitian” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) Hal. 111
35
Nawawi Hadari, M.Martini Hadari , “Instrumen Penelitian Bidang Sosial” (Yoyakarta: Universitas
Gajahmada, 1995) Hal. 75
25
Pada penelitian ini, penulis melakukan observasi pada seluruh
elemen media sosial yang digunakan oleh Humas Pemprov DKI
sebagai implementasi tranformasi kehumasan melalui penerapan
Digital Public Relations.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
36
Moleong, Lexy. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002)
26
lapangan dengan menyusun polapola pengarahan dan sebab akibat.
Siklus analisis interaktif ditunjukkan dalam bentuk skema berikut ini.37
37
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. “Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru” (Jakarta: UIP, 1992)
27