Anda di halaman 1dari 35

“PROPOSAL SKRIPSI”

Diajukan sebagai tugas untuk Mata Kuliah : Metode Penelitian

Dosen : Muhammad Ali, S.pd., M.pd.

Disusun oleh:
Zul Muhammad Hajj (2018.11.0926)

Kelas/Semester : A/6 (enam)

Program Studi : Pendidikan Matematika

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PARIS BARANTAI
2020/2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL


iii

KATA PENGANTAR
iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Pengesahan Proposal ........................................................................ ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii

Daftar Isi .......................................................................................................... iv

A. Judul Skripsi ........................................................................................5

B. Latar Belakang Masalah ......................................................................5

C. Batasan Masalah ..................................................................................9

D. Pertanyaan Penelitian ...........................................................................10

E. Tujuan Penelitian..................................................................................10

F. Manfaat Penelitian................................................................................10

G. Tinjauan Ringkasan Teoritis ................................................................11

H. Kerangka Berpikir ...............................................................................21

I. Asumsi dan Hipotesis ..........................................................................21

J. Variabel Penelitian ...............................................................................23

K. Definisi Operasional ............................................................................24

L. Metode Penelitian ................................................................................25

M. Sistematika Penulisan ..........................................................................32

N. Agenda Kegiatan .................................................................................32

Daftar Pustaka ..................................................................................................34

Kartu Bimbingan Proposal


5

A. Judul Skripsi

“ANALISIS KEEFEKTIVAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DARING ATAU ONLINE
TERHADAP PESERTA DIDIK SMP/MTs DI KABUPATEN
KOTABARU DI MASA PANDEMI COVID-19”
B. Latar Belakang Masalah

Awal tahun 2020 dunia dibuat kaget dengan keberadaan suatu varian

virus baru bernama Corona. Penyakitnya disebut sebagai COVID-19, sebagai

virus yang menyerang Cina, yang ditemukan pada bulan November 2019

tepatnya di kota Wuhan. Corona yang semula dianggap virus biasa. Prediksi

kemudian salah, dan virus ini dapat membunuh manusia sekaligus menyebar

sangat cepat. Gejala yang muncul menyerupai flu, masuk angin, batuk, dan

demam. Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti terkait penyebab virus

corona, namun diketahui bahwa virus ini disebarkan oleh hewan. Virus ini

juga mampu ditularkan dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk

menularkan dan ditularkan manusia. Insiden kemudian meluas di Wuhan dan

banyak korban, serta menyebar ke provinsi lain di Cina (Altuntas & Gok,

2021). Virus ini luar biasa, hanya dalam waktu singkat, virus ini sudah

merenggut ribuan nyawa bukan hanya di Cina tetapi juga di berbagai negara

di dunia seperti Italia, Iran, Korea Selatan, Inggris, Jepang, Amerika Serikat,

Jerman, dan negara lainnya termasuk Indonesia (Wong dkk., 2020).

Kebijakan pembatasan akses fisik ke layanan publik tidak hanya di Indonesia

saja, hampir semua negara yang terdampak COVID-19 menghadapi tantangan

terbesar bagi pengelola sekolah dalam berusaha menyeimbangkan tugas


6

penting antara kesehatan siswa, guru dan pasien dengan perawatan

lingkungan dan kebijakan berubah secara lokal atau nasional (Iyer, Aziz, &

Ojcius, 2020). UNESCO mencatat, hingga 20 Desember 2020, 40 negara

telah menutup sementara sekolah untuk mencegah penyebaran COVID-19.

UNESCO mengung-kapkan sembilan negara yang telah menerapkan

penutupan sekolah secara lokal untuk mencegah penyebaran virus corona.

Jika ini diperluas menjadi kebijakan nasional, 180 juta anak dan pelajar muda

lainnya akan terpengaruh. UNESCO menyatakan bahwa meskipun penutupan

ini hanya bersifat sementara, namun dampaknya sangat terasa pada

berkurangnya waktu mengajar dan juga pada penurunan prestasi siswa. Selain

itu, muncul kerugian dalam bentuk lain. Kerugian tersebut adalah

ketidaknyamanan dalam keluarga dan menurunnya produktivitas ekonomi

karena orang tua harus mengasuh anak selama bekerja. Karena itu, baik

pemerintah pusat sekaligus pemerintah daerah memunculkan kebijakan untuk

memberhentikan semua lembaga pendidikan. Hal tersebut dilakukan sebagai

salah satu usaha dalam mencegah penyebaran dan penularan COVID-19.

Kebijakan memunculkan luaran bahwa semua institusi pendidikan tidak

melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya, sehingga dapat

mengurani efek penyebaran penyakit COVID-19 (Wargadinata, Maimunah,

Dewi, & Rofiq, 2020).

Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpinan dunia

menerapkan kebijakan super ketat untuk memutus mata rantai penyebaran

Covid-19 ini. Social Distancing menjadi pilihan berat yang harus


7

dilaksanakan bagi setiap negara dalam upaya memutus penyebaran virus

berbahaya ini. Kebijakan yang diberlakukan ini berdampak negative bagi

segala aspek kehidupan. Pembatasan interaksi sosial masyarakat dapat

menghambat pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan,

namun tidak ada pilihan lain, karena hanya cara inilah yang paling efektif

untuk diberlakukan.

Kebijakan social distancing berakibat fatal bagi kehidupan manusia,

masalah ekonomi yang paling terasa dampaknya, karena hal ini menyentuh

berbagai lapisan masyarakat, tersendatnya laju ekonomi mengakibatkan

tertutupnya kebutuhan primer manusia untuk memenuhinya, karena negara

akan sangat terbebani kalau harus menanggung segala kebutuhan pokok

setiap penduduknya. Tak terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak

kebijakan ini. Di Indonesia sendiri pemerintah langsung tanggap dengan

meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi di

rumah, yang membuat banyak pihak merasa kebingungan, padahal hal

tersebut diberlakukan guna mengurangi penyebaran dari Covid-19.

Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik

agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk

mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih baik. Pendidikan dapat
8

mengembangkan karakter melalui berbagai macam kegiatan, seperti

penanaman nilai, pengembangan budi pekerti, nilai agama, pembelajaran dan

pelatihan nilai-nilai moral, dan lain sebagainya.

Ketidaksiapan stakeholder sekolah melaksanakan pembelajaran daring

(online) menjadi faktor utama kekacauan ini, walaupun sebenarnya

pemerintah memberikan alternative solusi dalam memberikan penilaian

terhadap peserta didik sebagai syarat kenaikan atau kelulusan dari lembaga

pendidikan disaat situasi darurat seperti saat ini. Peralihan cara pembelajaran

ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa

ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan

adalah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring.

Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak

faktor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran daring ini

antara lain penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan

prasarana, jaringan internet, dan biaya.

Akibat dari pembelajaran daring (online) ini tentu sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar sendiri tidak dapat

dipisahkan dari kegaitan belajar, karena belajar merupakan suatu porses,

sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari porses pembelajaran tersebut.

Karena diberlakukannya kebijakan belajar di rumah tentu akan berpengaruh

terhadap prestasi yang akan dihasilkan oleh peserta didik. Prestasi belajar

peserta didik pada saat sebelum adanya wabah tentu berbeda dengan pada

saat terjadinya wabah, pada saat sebelumnya mungkin guru atau pengajar bisa
9

langsung melihat prestasi tersebut baik dengan melihat tingkah laku anak,

sikap ataupun yang lainnya sedangkan pada saat wabah ini menyerang tentu

tidak semudah sebelumnya.

Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan yang

cukup penting untuk memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan

lainnya. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika menjadi salah satu

pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan. Mengingat begitu pentingnya

peranan matematika, maka guru harus berupaya besar dalam meningkatkan

minat supaya peserta didik tidak merasa bosan dalam setiap pertemuan atau

kegiatan pembelajaran. Jika peserta didik merasa bosan tentu mereka tidak

akan menerima atau memperhatikan dengan sungguh-sungguh pelajaran atau

materi yang disampaikan oleh guru dikelas.

Matematika sendiri adalah salah satu mata pelajaran yang terkenal di

sekolah. Terkenal sulit karena pembelajaran tatap muka saja masih ada

peserta didik yang kurang memahami materinya apalagi dengan pembelajaran

yang hanya mengharapkan bantuan media online seperti Google Classroom,

website ataupun grup Whatsapp yang dibuat dan dikelola oleh gurunya

masing-masing. Dengan adanya wabah Covid-19 ini maka PR guru

bertambah, khususnya guru matemtika karena harus menjelaskan ataupun

memberikan contoh kepada peserta didiknya dengan cara apapun yang dapat

dipahami oleh peserta didik. Belum lagi permasalahan oknum guru yang

malas memberikan penjelasan materi atau mengirimkan video penjelasan

yang kemudian guru tersebut hanya akan memberikan tugas-tugas untuk


10

dikerjakan oleh peserta didik sedangkan materinya masih belum dipahami

oleh si anak. Dan akibat dari pemberian tugas ini peserta didik cenderung

malas memahami materi secara mandiri karena merasa bahwa guru pun tidak

terlalu peduli dengan materi tersebut, dan ada pula yang bertanya atau

meminta penjelasan dari orang tua yang tentu saja membuat para orang tua

juga terkadang bingung harus menjelaskan apa karena mereka juga bukan ahli

di bidang tersebut.

Dampak yang disebabkan oleh Covid-19 ini tentu lebih besar mengarah

ke arah negatif daripada positif karena dari bidang pendidikan pun sudah jelas

terkena imbas atau dampak ini kelihatan pada prestasi, pemahaman, adaptasi

maupun respon yang ditunjukkan oleh peserta didik. Berdasarkan uraian

tersebut di atas maka penulis mengangkat judul penelitian yaitu “ANALISIS

KEEFEKTIVAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA DARING ATAU ONLINE TERHADAP

PESERTA DIDIK SMP/MTs DI KABUPATEN KOTABARU DI MASA

PANDEMI COVID-19”

C. Batasan Masalah

Adapun pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka masalah

dalam penelitian ini adalah menganalisis keefektivan pembelajaran

matematika terhadap prestasi belajar peserta didik SMP/MTs di Kabupaten

di masa Pandemi Covid-19. Peneliti ingin mengetahui prestasi yang dapat

dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran berbasis daring atau online

akibat dari adanya wabah penyakit Covid-19 ini dengan bantuan angket.
11

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimana dampak positif dari Covid-19 terhadap prestasi belajar peserta

didik SMP/MTs melalui pembelajaran daring (online)?

2. Bagaimana dampak negatif dari Covid-19 terhadap prestasi belajar

peserta didik SMP/MTs melalui pembelajaran daring (online)?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengetahui dampak positif dari Covid-19 terhadap prestasi belajar

peserta didik SMP/MTs melalui pembelajaran daring (online).

2. Mengetahui dampak negatif dari Coid-19 terhadap prestasi belajar

peserta didik SMP/MTs melalui pembelajaran daring (online).

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dunia

pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan informasi

signifikan sebagai pemasukan pengetahuan untuk peningkatan kesiapan

guru dalam menghadapi situasi yang sedang terjadi dan mempelajari

teknologi yang ada sebagai penunjang pembelajaran dalam hal ini adalah

internet sebagai salah satu media pembelajaran.


12

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pembaca, dapat menjadikan referensi dalam mengkaji masalah

yang terkait dalam penelitian ini.

b. Sebagai sumber pengetahuan pada dampak pembelajran secara

daring.

c. Bagi peneliti, sebagai pengetahuan bagaimana sebaiknya mengajar

dalam kondisi yang seperti ini khususnya mengajarkan mata

pelajaran matematika.

G. Tinjauan Ringkasan Teoritis

1. Hakikat Matematika

Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang

mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematuke yang berarti

mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang

berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike

berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein

atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal

katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang

didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan

kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil

eksperimen atau hasil observasi matemtaika terbentuk karena pikiran-

pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran

(Russeffendi ET, 1980 :148).


13

Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya

secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio,

diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif

sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-

konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain

dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika

atau notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep

matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah

dasar terbentuknya matematika.

Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah

Aritmatika atau Berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan

Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar Abstrak, Aljabar Linier,

Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor, dan lain sebagainya.

2. Pengertian Belajar

Gagne, seperti yang dikutip Eveline dan Hartini (2011: 4),

mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku yang relatif

menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari

pembelajaran yang direncanakan. Sedangkan Sadirman (2011: 20-21)

mendefinisikan belajar dalam dua bagian, yaitu pengertian secara luas

dan sempit. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai

kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam

arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu


14

pengetahuan yang merupakan sebagian besar kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Menurut Oemar Hamalik (2010: 154), belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relative mantap karena adanya latihan dan

pengalaman. Menurut Hamazah B. Uno (2011; 21) belajar ialah proses

perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang

disengaja. Adapun pengertian belajar menurut Daryanto dan Muljo

Rahardjo (2012: 17) adalah suatu proses interaksi antara berbagai unsur

yang berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai

peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, dan situasi belajar

yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada dirir seseorang perubahan tersebut dapat ditunjukkan

dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan

tingkah laku, keterampilan, kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan,

dan lain-lain (Nana Sudjana, 2005: 28). Menurut Abdul Majid (2012:

135), belajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan

peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang

ditetapkan. Trianto (2010: 16) menyatakan bahwa proses belajar terjadi

melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan

berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada

diri pembelajar. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan

perilaku berupa penambahan pengetauan, pemahaman, keterampilan,


15

sikap, moivasi dan minat, dan kebiasaan baru yang diperoleh individu

serta kecakapan-kecakapan lainnya. Perubahan tersebut dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari kondisi

sebelumnya, misalnya perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan

dari yang tidak bisa menjadi bisa. Berdasarkan beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi pada

diri individu yang menghasilkan perubahan tingkah laku.

Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek

dan objek dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses

pengajaran adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu

tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dicapau apabila peserta didik

berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik tidak

hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila

hanya dari segi fisik saja yang aktif dan mentalnya tidak aktif, maka

tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini sama saja dengan

peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan

perubahan dalam dirinya. Belajar pada hakikatnya adalah suatu

“perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan

aktivitas belajar.

3. Pembelajaran Matematika

Matematika adalah mata pelajaran yang di ajarkan dari Sekolah

Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika

merupakan suatu ilmu yang penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
16

memajukan daya pikir manusia. Karena itu, untuk menguasai dan

memanfaatkan teknologi masa depan diperlukan penguasaan matematika

yang kuat sejak dini.

Matematika juga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

peradaban manusia. Ini berarti matematika berkembang sejalan dengan

kemajuan peradaban manusia. Kemajuan ini sangat dipengaruhi oleh

tingkat kemajuan penerapan matematika oleh kelompok manusia itu

sendiri. Dengan kata lain, suatu bangsa yang menguasai matematika

dengan baik akan mampu bersaing dengan bangsa lain. Dalam

kenyataanya, dapat dikatakan bahwa matematika memiliki peranan besar

sebagai alat latihan otak agar dapat berpikir logis, analitis, dan sistematis

sehingga mampu membawa seseorang, masyarakat, ataupun bangsa

menuju keberhasilan.

Menurut konsep komunikasi, pembelajara matematika adalah

proses komunikasi fungsional antara guru dengan peserta didik dan

peserta didik dengan peserta didik yang lain dalam rangka perubahan

sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan peserta didik yang

bersangkutan. Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses

sosialisasi individu peserta didik dengan lingkungan sekolah, seperti

guru, sumber atau fasilitas, dan teman-teman sesame peserta didik

lainnya.

Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika merupakan proses komunikasi fungsional antara uru dengan


17

peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik yang lain dalam

perubahan sikap dan pola pikir agar peserta didik memiliki kemampuan,

pengetahuan dan keterampilan matematis yang bertujuan untuk

mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi perubahan yang selalu

berkembang.

4. Matematika Sekolah

Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan

disekolah, yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD

dan SMP) dan Pendidikan Menengah (SLTA dan SMK). Hal ini berarti,

bahwa yang dimaksud dnegan Kurikulum matematika adalah kurikulum

pelajaran matematika yang di berikan di jenjang pendidikan menengah

ke bawah, bukan diberikan di jenjang pendidikan tinggi. Dijelaskan,

bahwa matematika sekolah tersebut terdiri atas bagian-bagian

matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan-

kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan

IPTEK. Hal ini menunjukkan bahwa matematika sekolah tetap memiliki

ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu memiliki objek kejadian yang

abstrai serta berpola pikir deduktif konsisten.

Mata pelajaran matematika berfungsi sebagai alat, pola pikir, dan

ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya

dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah. Tujuan

pembelajaran matematika di sekolah mengacu kepada fungsi matematika


18

serta kepada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Tujuan dari pembelajaran matematika adalah mempersiapkkan

peserta didik agar sanggup menghadap perubahan keadaan di dalam

kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui letihan

bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur,

efektif dan efisien. Fungsi matematika sekolah adalah sebagai media

atau sarana peserta didik dalam mencapai kompetensi. Dengan

mempelajari materi matematika diharapkan peserta didik akan dapat

menguasai seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena

itu, penguasaan materi matematika bukanlah tujuan akhir dari

pembelajaran matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika

hanyalan jalan mencapai penguasaan kompetensi. Matematika sekolah

berfungsi sebagi alat, ilmu pengetahuan dan pola pikir maksudnya yaitu

berfungsi membentuk pola pikir peserta didik dalam memecahkan suatu

masalah untuk mencapai keputusan yang sah.

5. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dlam pembelajaran.

Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagi hasil belajar dalam

pengetian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan

hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
19

tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dnegan proses

evaluasi hasil belaar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang

bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan

tingkat kemampuan belajar peserta didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

6. Pengertian Analisis

Dalam linguistik, analisis atau analysis (analisa) adalah studi

tentang bahasa untuk memeriksa secara mendalam struktur bahasa.

Sedangkan kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga

berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa zat

dalam sampel. Namun, dalam perkembangannya, penggunaan analisis

kata atau analisis akademisis sorotan, terutama di kalangan ahli bahasa.

Penggunaan yang harus analisis. Hal ini karena analisis kata adalah kata

pinjaman dari bahasa asing (Inggris) adalah analisis.

Dari akhiran -isys ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia

menjadi -isis. Jadi harus bagi kita untuk meluruskan penggunaan bahasa
20

apapun dalam rangka menciptakan praktek yang baik dan bahasa yang

benar demi bangsa muncul urutan logis, lebih baik.

7. Covid-19

Corona atau Covid-19 (Corona Virus Disease 19) sendiri berasal

dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Bentuk virus corona

menyeruupai mahkota. Sedang penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2

disebut Covid-19, akronim dari Corona Virus Disease 19. Ciri-ciri virus

corona hampir mirip dengan gejala flu, diantaranya demam tinggi lebih

dari 38 derajat Celcius, batuk kering, lemas, sakit tenggorokan, sesak

atau kesulitan bernapas, dan sakit kepala. Namun, masa inkubasi virus

ini sekitar 14 hari. Virus corona bersifat zoonotic. Ini berarti, virus

pertama kali berkembang di hewan sebelum akhirnya menyerang

manusia. Ketika sudah menginfeksi manusia, penyebaran virus corona

bisa melalui dropet pernapasan, percikan batuk atau bersin dari orang

yang terinfeksi virus corona, dan dengan bersentuhan fisik.

Akibat dari virus ini sangat fatal dan melumpuhkan seluruh

aktifitas manusia. Di Indonesia sendiri virus ini pertama kali terdeteksi

pada bulan Maret 2020 dan pemerintah cepat tanggap dengan

meliburkan segala aktifitas diluar rumah, termasuk pembelajaran sekolah

yang dipindahkan ke rumah masing-masing dengan bantuan internet atau

media yang lain. Dan inilah yang akan di bahas oleh peneliti, dampak

dari virus Covid-19 terhadap prestasi belajar peserta didik.

8. Pembelajaran Daring/Online
21

Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring

(online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara

khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis

internet. Kemajuan yang terjadi dalam dunia teknologi komunikasi dan

informasi memunculkan peluang maupun tantangan baru dalam dunia

pendidikan. Peluang baru yang muncul termasuk akses yang lebih luas

terhadap konetn multimedia yang lebih kaya, dan berkembangnya

metode pembelajaran baru yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

Di sisi lain kemajuan teknologi dengan beragam inovasi digital yang

terus berkembang juga menghadirkan tantangan baru bagi penyeenggara

pendidikan untuk terus menyesuaikan insfrastruktur pendidikan dengan

teknologi baru tersebut.

9. Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil

usaha. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak

peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang

dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan,

khususnya pembelajaran.

Dimyati dan Mudjiyono menjelaskan bahwa prestasi belajar

adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah

mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan


22

tersebut kemudian ditandai dengan skala berupa huruf atau kata atau

symbol. Nana Sudjana berpendapat bahwa prestasi belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima

pengalaman belajar. Pencapaian prestasi belajar merujuk kepada aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil belajar yang dicapai seseorang setelah mengikuti

kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai yang berupa angka,

maupun huruf dalam periode waktu tertentu.

H. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah sebuah model atau gambaran yang berupa

konsep yang didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara variable yang

satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya kerangka berpikir ini

dibuat dalam bentuk diagram atau skema, dengan tujuan untuk

mempermudah memahami beberapa variabel data yang akan dipelajari pada

tahap selanjutnya.

Kerangka berpikir ini juga dapat dikatakan sebagai rumusan-rumusan

masalah yang sudah dibuat berdasarkan dengan proses deduktif didalam

rangka menghasilkan beberapa konsep dan juga proposisi yang digunakan

untuk memudahkan seorang peneliti merumuskan hipotesis penelitiannya.

Kerangka berpikir juga berarti penjelasan sementara terhadap gejala

yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama suatu kerangka berpikir

penelitian bisa meyakinkan ilmuan adalah alur-alur pemikiran yang logis


23

dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa

hipotesis.

I. Asumsi dan Hipotesis

1. Asumsi

Asumsi dalam penelitian adalah suatu pernyataan yang tidak

diragukan lagi keberadaannya. Sebagai titik tolah dalam suatu penelitian,

asumsi harus didasarkan pada keyakinan peneliti sehingga dapat dijadikan

titik tolak dalam penelitian. Kebenaran asumsi bukan diikira-kira atau

spekulasi, tetapi harus betul-betul di dukung oleh teori-teori atau hasil-

hasil penemuan penelitian yang relevan dengan variabel penelitian, baik

variabel bebas maupun variabel terikat. Dalam penelitian ini asumsi yang

diyakini oleh peneliti adalah:

a) Covid-19 memiliki pengaruh negative terhadap prestasi belajar peserta

didik SMP/MTs di Kabupaten Kotabaru pada mata pelajaran

Matematika.

b) Covid-19 memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar peserta

didik SMP/MTs di Kabupaten Kotabaru pada mata pelajaran

Matematika.

2. Hipotesis

Hipotesis mengandung makna suatu dugaan senentara. Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan

apa yang kita cari atau apa yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah
24

keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.

Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam

sebuah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

a) Terdapat pengaruh negatif dari Covid-19 terhadap prestasi belajar

peserta didik SMP/MTs di Kabupaten Kotabaru pada mata pelajaran

Matematika.

b) Terdapat pengaruh positif dari Covid-19 terhadap prestasi belajar

peserta didik SMP/MTs di Kabupaten Kotabaru pada mata pelajaran

Matematika.

c) Tidak terdapat pengaruh negatif dari Covid-19 terhadap prestasi

belajar peserta didik SMP/MTs di Kabupaten Kotabaru pada mata

pelajaran Matematika.

d) Tidak terdapat pengaruh positif dari Covid-19 terhadap prestasi belajar

peserta didik SMP/MTs di Kabupaten Kotabaru pada mata pelajaran

Matematika.

J. Varibel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga

didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan ditariklah sebuah

kesimpulan. Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah

penelitian, karena sangat tidak memungkinkan bagi seorang peneliti

melakukan penelitian tanpa variabel.


25

Menurut KBBI variabel mempunayi arti dapat berubah-ubah,

bermacam-macam, berbeda-beda (tentang harga, mutu, dan sebagainya).

Sebagian besar ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi yang

telah dimanipulasi, dikontrol, atau diobservasi oleh seorang peneliti dalam

sebuah penelitiannya. Sebagian ahli juga mendefinisikan bahwa yang

dinamakan variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan dalam sebuah penelitian. Dari dua pengertian di atas, bisa

disimpulkan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan

ketika proses penelitian itu sendiri.

Dalam penelitian biasanya variabel terbagi menjadi 3 yaitu variabel

bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Namun, dalam penelitian ini

peneliti hanya menggunakan 2 variabel saja yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas atau independent adalah variabel yang mempunyai

pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain.

Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini

diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain.

Sedangkam variabel terikat atau dependent adalah variabel yang

keberadaannya menjadi suatu akibat dikarenakan adanya variabel bebas.

Disebut variabel terikat karena kondisi atau variasinya terkait dan dipengaruhi

oleh variasi variabel lain.

Dalam penelitian ini variabel bebas dan variabel terikatnya sebagai

berikut:

a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Covid-19.


26

b) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar peserta didik

SMP/MTs pada mata pelajaran matematika.

K. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan

informasi tentang bagaimana cara mengukur variabel. Definisi operasional

merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Marena

berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan

pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama.

Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur

pengukuran yang sana atau diperlukan pengukuran yang baru.

Definisi operasional adalah penjelasan dari variabel yang telah dipilih

oleh peneliti. Logikanya, boleh jadi, antara peneliti yang satu dengan yang

lain bisa beda definisi operasional dalam 1 judul skripsi yang sama. Definisi

operasional boleh merujuk pada kepustakaan. Dalam penelitian ini maka

definisi operasionalnya menurut peneliti adalah:

Variabel Definisi Operasional


Suatu wabah penaykit yang mengacaukan sistem negara
termsuk pendidikan, yang dalam penelitian ini memicu
Covid-19
diadakannya pembelajaran daring (online) yang akan
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
Prestasi Respon akibat adanya kebijakan pembelajaran daring
Belajar (online) yang dipicu dari adanya wabah penyakit Covid-19

L. Metode Penelitian
27

Metode peneletian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,

empiris dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data

empiris (teramati) yang mempunyai kriteria terentu yaitu valid. Setiap

penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan

penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya.

Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah. Secara rinci

metode yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini di uraikan sebagai

berikut:

1. Metode yang digunakan

Metode yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah

metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti

transkrip wawancaram catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video,

dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini peneliti menyelidiki anak-anak yang

bersekolah di tingkat SMP/MTs dengan cara menanyakan beberapa hal

mengenai pengaruh Covid-19 ini terhadap prestasi belajar mereka.

Peneliti memilih metode kualitatif karena menginginkan hasil penelitian

yang mendalam dan menyeluruh atas fenomena yang sedang diteliti.


28

Selain itu, mengingat kondisi yang tidak memungkinkan peneliti untuk

melakukan wawancara tatap muka dengan para narasumber maka peneliti

melakukan wawancara via media sosial.

2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena

penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi

sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,

tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki

kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam

penelitian penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.

Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistic,

tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

menghasilkan teori.

Berdasarkan hal tersebut, menurut peneliti yang dapat dikatakan

sebagai populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP/MTs di

Kabupaten Kotabaru. Dan sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah

anak yang sekolah pada tingkat SMP/MTs.

3. Instrument Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti

sendiri, namun selanjutnya setelah focus penelitian menjadi jelas, maka

kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang


29

telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan ke

lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and

selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat

kesimpulan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument untuk

membantu penelitiannya yaitu dengan wawancara melalui media sosial

karena kondisi tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan

wawancara tatap muka dengan para narasumber.

4. Desain Penelitian

Karena paradigm, proses, metode dan tujuannya berbeda,

penelitian kualitatif memiliki model desain yang berbeada dengan

penelitian kuantitatif. Tidak ada pola baku tentang format desain

penelitian kualitatif, sebab instrument utama penelitian kualitatif adalah

peneliti itu sendiri, sehingga masing-masing orang bisa memiliki model

desain sendiri yang sesuai dengan seleranya masing-masing; proses

penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga sulit untuk dirumuskan

format yang baku; dan umumnya penelitian kualitatif berangkat dari

kasus atau fenomena tertentu, sehingga sulit untuk dirumuskan format

desain yang baku.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memiliki desainnya

sendiri dalam penelitian ini. Yaitu tahap pengumpulan data dengan cara

wawancara, dan analisis data (mengikuti format Milles dan Huberman).

5. Teknik Pengumpulan Data


30

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara untuk

mengumpulkan data-data yang diperlukan. Adapun narasumber dari

wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa peserta didik

SMP/MTs yang ada di Kotabaru, yang dipilih secara acak. Wawancara ini

tidak dilakukan dengan tatap muka melainkan lewat media sosial yakni

Whatsapp karena tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara

tatap muka atau wawancara langsung disebabkan adanya social

distancing yang diberlakukan pemerintah demi menekan laju penularan

Covid-19.

Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara

yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Wawancara tidak terstruktur merupakan pertanyaan terbua

namun ada batasan tema dan alur urutan penggunaan kata.

Wawancara dilakukan setelah peneliti memilih peserta didik yang

akan di wawancara. Wawancara ini digunakan untuk menggali seluruh

informasi yang diinginkan oleh peneliti karena peneliti hanya

menggunakan satu instrument penelitian saja.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pegumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang telah diberikan narasumber. Bila jawaban


31

narasumber setelah di analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, hingga

diperoleh data yang dianggap kredibel.

Mills dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisi data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction (reduksi data), data

display (penyajian data), dan conclusion drawing (verifikasi).

Peneliti melakukan ketiga aktifitas analisis menurut Mills dan

Huberman, berikut uraian masing-masing aktifitasnya:

Yang pertama yaitu reduksi data, mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang sudah tereduksi

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Dari hasil wawancara peneliti sudah menyaring beberapa

jawaban yang dianggap sangat penting atau diperlukan untuk menarik

kesimpulan dan menjawab rumusan masalah di awal.

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini

dapat dilakuakn dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori,

dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Maka
32

berdasarkan hasil wawancara dan jawaban wawancara yang sudah

peneliti reduksi didapat bahwa Covid-19 sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar para peserta didik. Pengaruh yang ditimbulkan lebih

banyak mengarah ke pengaruh negative daripada positif. Dan ada

berbagai hal yang membuat peserta didik merasa Covid-19 ini membawa

pengaruh yang negative bagi prestasi belajar mereka. Misalnya,

pemahaman mereka berkurang apalagi untuk mata pelajaran matematika,

guru yang hanya memberikan tugas atau soal latihan tanpa menjelaskan

ataupun memberikan materi, dan tidak adanya orang yang bisa mereka

mintai bantuan jika mereka tidak memahami suatu materi yang diberikan.

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Mills dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tiap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian, kesimpulan pada penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena telah ditemukan bahwa masalah dan rumusan masalah

dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementtara dan akan

berkembang setelah penelitian berada dilapangan.


33

Pada hasil reduksi dan penyajian data sebelumnya maka peneliti

menarik kesimpulan bahwa, Covid-19 memiliki pengaruh negative

terhadap prestasi belajar peserta didik SMP/MTs yang pengaruh tersebut

dapat langsung dirasakan oleh mereka seperti tidak memahami materi

yang diberikan, guru yang hanya memberikan tugas tanpa ada penjelasan

maupun materi, dan kendala jaringan yang terkadang menyulitkan mereka

khususnya yang berada di daerah pedesaan. Serta peneliti pun bisa

merasakan pengaruh negative tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dan

untuk pengaruh positifnya dari hasil wawancara peneliti tidak terlalu

banyak, jawaban yang diberikan peserta didik mengenai pengaruh positif

hanyalah mereka bisa mengerjakan tugas atau belajar di rumah tanpa

harus ke sekolah saja.

M. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Proposal yaitu sebagai berikut:

Halaman Judul

Halaman Pengesahan Proposal

Kata Pengantar

Daftar Isi

a. Judul Skripsi

b. Latar Belakang Masalah

c. Batasan Masalah

d. Pertanyaan Penelitian

e. Tujuan Penelitian
34

f. Manfaat Penelitian

g. Tinjauan Ringkasan Teoritis

h. Kerangka Berpikir

i. Asumsi dan Hipotesis

j. Variabel Penelitian

k. Definisi Operasional

l. Metode Penelitian

m. Sistematika Penulisan

n. Agenda Kegiatan

Daftar Pustaka

Kartu Bimbingan Proposal

N. Agenda Kegiatan

Dikarenakan Peneliti tidak mengerti dan tidak mendapatkan contoh

yang dirasa sesuai dari internet, maka bagian atau point ini peneliti

kosongkan. Semoga nanti Bapak bisa membantu menjelaskan apa seharusnya

yang menjadi isi point ini.

DAFTAR PUSTAKA
35

Sugiyono.2016.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D.Bandung:Alfabeta

https://id.m.wikipedia.org.wiki/Pendidikan_jarajk_jauh

https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/3572

http://jurnal.iain-padangsidipuan.ac.id

https://www.gurupendidikan.co.id/analisis/

https://kesehatan.kontan.co.id/news/mengenal-lagi-vrus-corona-mulai-ciri-

ciri-bentuk-hingga-penyebarannya

https://rumus.co.id/kerangka-berpikir/

https://www.scribd.com/document/359736975/Asumsi-Dan-Hipotesis

https://alihamdan.id/variabel-penelitian/

http://dwiriyantikasyabaniyah.blogspot.com/p/definisi-operasional-

variable.html

https://eprints.uny.ac.id/18427/5/5.%20BAB%20III.pdf

https://www.uin-malang.ac.id/r/100501/desain-dan-contoh-proses-

penelitian-kualitatif.html

https://koreshinfo.blogspot.com/2016/01/memahami-beberapa-pengertian-

dalam.html?m=1

www.zonareferensi.com/pengertian-hasil-belajar/

www.kabar-priangan.com/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-dunia-

pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai