Anda di halaman 1dari 54

AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DAN PERAN ORANG TUA

SISWA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP NEGERI 07

RAROWATU UTARA

PROPOSAL

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi

pada Program Studi Tadris Matematika

oleh

HEPI FITRIYANTI
NIM. 17010110019

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KENDARI

2020
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DAN PERAN

ORANG TUA SISWA PADA MASA PANDEMI COVID-

19 DI SMP NEGERI 07 RAROWATU UTARA

NAMA : HEPI FITRIYANTI

NIM : 17010110019

Draft proposal ini telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal 4 Januari 2021

untuk diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti seminar proposal penelitian.

Mengetahui,

Pembimbing

Halistin, M.Si
NIP. 199112262018012001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..……………………………………………………….……i


HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Fokus Penelitian............................................................................................6
C. Identifikasi Masalah......................................................................................6
D. Batasan Masalah...........................................................................................7
E. Rumusan Masalah.........................................................................................8
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................9
A. Deskripsi Teori..............................................................................................9
1. Pembelajaran Matematika.........................................................................9
2. Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19..............................................12
3. Aktivitas Belajar Matematika..................................................................14
4. Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19......17
B. Kerangka Teori...........................................................................................23
C. Kerangka Pikir............................................................................................25
BAB III..................................................................................................................29
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................29
A. Jenis Penelitian............................................................................................29
B. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................29
D. Partisipan.....................................................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................34
F. Instrumen Penelitian...................................................................................36
G. Teknik Analisis Data...................................................................................41
H. Pengecekan Keabsahan Data......................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indikator Aktivitas Belajar………………………………………..…..15


Tabel 2.2. Indikator Peran Orang Tua…………………………………………....22
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Aktivitas Belajar Matematika…………...36
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara dengan Siswa………….....37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara dengan Guru……………..38
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Peran Orang Tua Siswa.....49
Tabel 3.5 Rubrik Penskoran Angket Aktivitas Belajar………………………...43

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Angket Aktivitas Belajar Matematika………………………...


Lampiran 2 Lembar Pedoman Wawancara Untuk Siswa…………………………..
Lampiran 3 Lembar Pedoman Wawancara Untuk Guru……………………………
Lampiran 4 Lembar Pedoman Wawancara Untuk Orang Tua Siswa………………

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 saat ini sedang melanda seluruh negeri di belahan

dunia termasuk Indonesia (Mustakim, 2020). Pandemi Covid-19 adalah krisis

kesehatan yang pertama dan terutama di dunia (Purwanto, dkk., 2020). Dampak

dari pandemi Covid-19 ini, tentunya sangat dirasakan oleh berbagai Negara di

seluruh dunia. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Smith & Freedman (2020)

bahwa akibat dari pandemi Covid-19, banyak negara memutuskan menerapkan

isolasi, yaitu pemisahan orang sakit dengan penyakit menular dari orang yang

tidak terinfeksi untuk melindungi orang yang tidak terinfeksi. Diterapkan pula

karantina, yakni pembatasan pergerakan orang yang diduga telah terkena penyakit

menular tetapi tidak sakit, baik karena mereka tidak terinfeksi atau karena mereka

masih dalam masa inkubasi. Purwanto, dkk (2020) menjelaskan bahwa saat ini,

banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan

universitas serta mengharuskan warganya untuk tetap stay at home, bekerja,

beribadah dan belajar di rumah.

UNESCO atau organisasi terbesar yang menangani pendidikan, keilmuan,

dan kebudayaan dibawah PBB mengatakan bahwa sekurangnya ada 290,5 juta

siswa di seluruh dunia yang terganggu aktivitas belajarnya dikarenakan dengan

ditutupnya sekolah atau universitas. Pada tanggal 10 Maret diadakan pertemuan

darurat oleh UNESCO yang membahas penutupan fasilitas pendidikan terkait

penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali. UNESCO menyatakan bahwa

mendukung penerapan program pembelajaran dengan pembelajaran jarak jauh

1
dalam skala besar guna menjangkau para siswa dari jarak jauh. Dunia pendidikan

tidak luput terdampak dari penyebaran virus corona yang telah menjadi pandemik,

kenyataan ini menjadikan alasan pemerintah pusat sampai daerah mengeluarkan

kebijakan untuk meliburkan aktivitas tatap muka pada seluruh lembaga

pendidikan. Kebijakan tersebut ditempuh untuk memutus mata rantai penyebaran

virus corona (Hasanah, dkk., 2020).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat (Nurhayati, dkk., 2016). Namun dalam penerapannya saat ini

terdapat beberapa masalah dalam dunia pendidikan sehingga dapat menghalangi

tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan. Permasalahan dalam dunia pendidikan

tersebut merupakan prioritas utama yang harus dipecahkan, salah satunya

menyangkut masalah kualitas pendidikan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Jamaluddin, dkk (2020) bahwa kualitas pendidikan saat ini telah mengalami

tantangan sebagai dampak mewabahnya Covid-19. Covid-19 menjadi pandemik

global yang penyebarannya begitu menghawatirkan. Akibatnya pemerintah harus

bekerja sama untuk menekan laju penyebaran Covid-19 dengan mengeluarkan

kebijakan agar seluruh warga melakukan social distancing. Kondisi demikian

menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses

pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan

pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan).

2
Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi yang bisa ditempuh bagi

lembaga pendidikan di Indonesia. Salah satu kendala dalam pembelajaran daring

yaitu pembelajaran daring pada mata pelajaran matematika. Mata pelajaran

matematika perlu diberikan kepada peserta didik agar dapat mengasah

kempampuan siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama. Namun, dalam pelaksanaan proses pembelajaran

secara online, guru dan siswa belum sepenuhnya terbiasa. Belajar secara daring

tentu bukan hal yang mudah bagi siswa (Gillett-Swan, 2017). Pendidik serta

dosen masih terdapat yang belum begitu mahir mengajar melalui media

pembelajaran teknologi internet atau daring terutama yang berada di daerah

(Hasanah, dkk., 2020). Implemetasi kagiatan pembelajaran matematika cukup

menyulitkan siswa dan guru saat pandemi Covid-19, apalagi siswa harus belajar

dari rumah (Abidin, 2020). Kondisi demikian juga dapat berdampak pada orang

tua siswa dalam membimbing anak belajar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Cahyati & Kusumah (2020) bahwa selama pembelajaran daring, orang tua harus

membimbing pembelajaran anaknya di rumah. Peran orang tua juga sangat

diperlukan utuk memberikan edukasi kepada anak – anaknya yang masih belum

bisa memahami tentang pandemi yang sedang mewabah untuk tetap berdiam diri

dirumah agar tidak terlular dan menularkan wabah pandemi ini. Peran orang tua

dalam situasi pandemi Covid-19 ini memiliki kedudukan yang fundamental.

Dalam proses pembelajaran, tentunya tidak terlepas dari aktivitas belajar

siswa. Sebagaimana yang dikemukan oleh Tarigan (2015) bahwa dalam proses

pembelajaran, aktivitas siswa merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan

karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat atau dikenal dengan semboyan

3
learning by doing. Aktivitas belajar matematika adalah rangkaian kegiatan siswa

dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga menimbulkan perubahan

perilaku belajar pada diri siswa (Putri, 2014). Aktivitas belajar adalah kegiatan

yang bersifat fisik dan mental. Dalam situasi belajar, kedua aspek harus selalu

berkaitan. Dengan begitu apapun yang dilakukan, tidak terlepas dari tujuan yang

sebenarnya karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar

yang optimal. Dalam aktivitas belajar, seseorang tidak dapat menghindari diri dari

situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka

belajar (Hamid, 2011). Terutama pada situasi pandemi Covid-19 saat ini yang

mengharuskan siswa untuk melakukan pembelajaran daring dan membuat siswa

harus dapat menyesuaikan dengan pembelajaran saat ini.

Seperti penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Hasanah dkk,

(2020) yang mengungkapkan bahwa Dengan situasi Pandemi Covid-19 yang

sedang mewabah saat ini dan dengan proses pembelajaran yang berbeda

mahasiswa dituntut untuk untuk tetap mempunyai semangat menjalani aktivitas

belajar. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa mahasiswa masih tetap terjaga

spirit belajarnya atau aktivitas belajarnya masih dalam keadaan baik meskipun

dengan kondisi masa tanggap darurat yang mengharuskan belajar atau beraktivitas

kuliah dirumah. Hasanah mengemukakan bahwa indikator aktivitas belajar daring

mahasiswa meliputi: spirit belajar, literacy terhadap tekhnologi, kemampuan

berkomunikasi intrapersonal, berkolaborasi, dan keterampilan untuk belajar

mandiri. Hal ini berbeda dengan indikator aktivitas belajar siswa pada penelitian

ini yang meliputi Visual Activities, Oral Activities, Writing Activities, Mental

Activities dan Emotional Activities. Selain itu, perbedaan juga terdapat pada objek

4
penelitian dimana penelitian Hasanah (2020) menjadikan mahasiswa FTK Sunan

Gunung Djati sebagai populasi sedangkan populasi pada penelitian ini merupakan

siswa SMP Negeri 07 Rarowatu Utara.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di SMP

Negeri 07 Rarowatu Utara, dimana peneliti melakukan wawancara awal dengan

beberapa siswa di SMP Negeri 07 Rarowatu. Dalam wawancara tersebut, telah

ditemukan beberapa masalah yang dihadapi siswa pada aktivitas belajarnya pada

saat pembelajaran matematika secara daring. Permasalahan pertama yaitu siswa

kurang antusias dan merasa bosan saat proses pembelajaran daring berlangsung.

Hal ini dijelaskan oleh Asmuni (2020) bahwa selama pembelajaran daring, peserta

didik kurang aktif dan tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran daring

meskipun fasilitas yang mereka gunakan sudah memadai. Asmuni menambahkan

bahwa proses pembelajaran daring yang sudah berlangsung lama membuat

beberapa siswa menjadi malas belajar dan membosankan.

Permasalahan kedua yaitu siswa sulit memahami materi yang diajarkan

oleh guru karena tidak mendapatkan penjelasan materi secara langsung oleh guru.

Sebagaimana yang dijelaskan Asmuni (2020) bahwa konten materi yang

disampaikan secara daring, belum tentu bisa dipahami semua siswa. Sebab konten

ini disajikan dalam bentuk e-book atau dalam bentuk video pembelajaran. Utami

& Cahyono (2020) juga menjelaskan bahwa pembelajaran matematika secara

daring memiliki banyak kekurangan yaitu kurangnya interaksi antara guru dan

siswa sehingga memperlambat terbentuknya penilaian serta penalaran pada

pembelajaran matematika dalam proses belajar mengajar. Ketiga, siswa menjadi

sering bertanya kepada orang tua mereka perihal materi yang tidak mereka

5
pahami. Hal ini tentunya berdampak untuk orang tua siswa, dimana orang tua

harus memberikan pembelajaran pada anaknya di rumah. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Cahyati & Kusumah (2020) bahwa banyak orang tua siswa selama

pemebelajaran daring sengaja meluangkan waktunya di rumah agar dapat

memberikan motivasi dan membantu proses pembelajaran anaknya di rumah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud untuk

mengetahui dan mengkaji tentang “Aktivitas Belajar Matematika dan Peran

Orang Tua Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri 07 Rarowatu

Utara”. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

aktivitas belajar matematika dan memberikan gambaran bagaimana peran orang

tua siswa dalam membimbing anaknya belajar selama pembelajaran daring pada

masa Pandemi Covid-19. Selain itu, penelitian diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai kendala-kendala apa saja yang siswa alami pada saat proses

pembelajaran daring berlangsung.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini bertujuan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus

membatasi penelitian guna memilih antara data relevan dan data yang tidak

relevan (Moleong, 2010). Fokus penelitian ini lebih didasarkan pada masalah

yang dihadapi dalam penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada “Aktivitas belajar

matematika dan peran orang tua siswa pada masa pandemi Covid-19” yang subjek

penelitiannya adalah siswa SMP Negeri 07 Rarowatu Utara.

C. Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang ditemukan dalam identifikasi masalah sebagai

berikut :

6
1. Pandemi Covid-19 membuat pemerintah Indonesia menerapkan pembelajaran

secara online atau daring (dalam jaringan).

2. Siswa belum sepenuhnya terbiasa dengan Pembelajaran daring yang

diterapkan saat ini.

3. Siswa merasa kesulitan mengikuti pembelajaran daring pada mata pelajaran

matematika.

4. Proses pembelajaran yang berubah dari pembelajaran tatap muka/luring ke

pembelajaran daring menyebabkan penurunan aktivitas belajar matematika

siswa.

5. Peran orang tua siswa dalam proses pembelajaran daring yang diterapkan saat

ini sangat diperlukan untuk membantu proses belajar siswa .

D. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya topik penelitian, maka peneliti menentukan

batasan masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah pada penelitian ini

yaitu :

1. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 07 Rarowatu Utara. Kecamatan

Rarowatu Utara. Kabupaten Bombana. SMP Negeri 07 Rarowatu Utara

merupakan sekolah yang sedang menerapkan pembelajaran daring pada masa

pandemi Covid-19 saat ini.

2. Partisipan dalam penelitian ini merupakan siswa SMP Negeri 07 Rarowatu

Utara.

3. Variabel Penelitian ini yaitu Aktivitas Belajar Matematika dan Peran Orang

Tua Siswa.

7
E. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana aktivitas

belajar matematika dan peran orang tua siswa pada masa pandemi Covid 19 di

SMP Negeri 07 Rarowatu Utara?”

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui aktivitas belajar matematika dan peran orang tua siswa pada

masa pandemi Covid-19 di SMP Negeri 07 Rarowatu Utara.

Manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan wawasan

mengenai Aktivitas belajar matematika siswa pada saat pembelajaran daring di

masa pandemi Covid-19 dan memberikan wawasan mengenai bagaimana peran

orang tua siswa pada saat pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Matematika

Bell-Gredler dalam Winataputra (2014) menyatakan bahwa belajar adalah

proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam

competencies, skills, and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan

(skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan

mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang

hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam

pendidikan informal, keturutsertaannya dalam pendidikan formal dan/atau

pendidikan informal. Kemampuan belajar ialah yang membedakan manusia dari

makhluk lainnya.

Belajar sangat penting bagi umat manusia, hampir setiap manusia tak lepas

dari aktivitas belajar setiap harinya. Keunggulan suatu umat manusia atau bangsa

juga bergantung pada seberapa banyak mereka menggunakan rasio yang

merupakan anugerah Tuhan untuk belajar dan memahami ayat-ayat Allah SWT.

Hingga Al-Qur’an mengangkat derajat orang yang berilmu ke derajat yang luhur.

Semua manusia mempunyai semangat dalam kehidupannya untuk belajar dan

belajar yang tertuang dalam hadits Nabi Muhammad SAW. bahwa ; “Carilah Ilmu

mulai dari buaian (lahir) hingga liang lahat (wafat).” HR. Muslim. Maka manusia

akan merasakan nikmatnya berilmu dan terus menggali pengetahuan untuk bekal

hidup di masa depannya, dan tidak akan menyia-nyiakan kehidupan dengan

berfoya-foya dan menganggur saja (Hermawan, 2017).

9
James dalam Sariningsih & Purwasih (2017) mengungkapkan bahwa

matematika marupakan ilmu dasar yang tentang logika mengenai bentuk, susunan,

besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak

dan terbagi ke dalam 3 bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia , “matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang

bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan

dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Matematika juga sangat

berkaitan dengan bidang studi lain serta kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

pelajaran matematika diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari

pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan manfaat

bagi siswa dimasa depan (Patih, 2016).

Matematika merupakan ilmu yang berperan penting dalam berkembangnya

berbagai aspek kehidupan. Matematika memegang peranan yang sangat penting

dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas (Nurfaidah,

dkk., 2019). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Halistin (2019) bahwa

matematika turut serta dalam memajukan daya pikir manusia dengan menjadi

wahana yang dapat membentuk dan mengembangkan kemampuan siswa dan

mahasiswa. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama yang dapat

menjadi salah satu modal mental bagi mereka sebagai generasi penerus bangsa

dalam menghadapi persaingan global yang kian ketat. Fathani (2009) menyatakan

bahwa matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu (bagi

ilmuwan), sebagai pembentuk sikap maupun sebagai pembimbing pola pikir.

Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka

10
matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat terutama

siswa sekolah sebagai generasi penerus.

Pembelajaran Matematika merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi,

mendorong, dan mendukung siswa dalam belajar Matematika. Pembelajaran

matematika di tingkat sekolah dasar merupakan salah satu kajian yang selalu

menarik karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat peserta

didik dan hakikat matematika. Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang

menetralisir perbedaan tersebut. Anak usia tingkat sekolah dasar sedang

mengalami perkembangan pada tingkat berpikirnya. Pembelajaran matematika

adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui

serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh

pengetahuan tentang matematika yang dipelajari, cerdas, terampil, mampu

memahami dengan baik bahan yang diajarkan. Dalam pembelajaran matematika,

keberhasilan suatu pengajaran dipengaruhi oleh faktor yang terangkum dalam

sistem pengajaran. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu

pengajaran yaitu penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan dan kemampuan siswa, sehingga tercapai tujuan pengajaran secara

optimal (Amir, 2014).

2. Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Coronavirus atau covid-19 merupakan virus yang menyebabkan infeksi

saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu dan siapa pun

dapat terinfeksi. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang yang system imun

tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi

musim juga mungkin berpengaruh. Di samping itu, sesorang yang tinggal atau

11
berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus Corona, juga beresiko

terserang penyakit ini (Kirana, dkk., 2020).

Mewabahnya Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV) yang terus meluas

sehingga menyebabkan Pandemi Covid-19 di seluruh dunia menyebabkan krisis

kesehatan global yang pertama di era milenium setelah Pandemi Flu Spanyol pada

tahun 1918. Penutupan sekolah dan fasilitas pendidikan menjadi pilihan banyak

negara, baik pada tingkat dasar maupun tingkat universitas (Hasanah, dkk., 2020).

Ketika timbul situasi darurat akibat penyebaran wabah Covid-19 (Mahase, 2020),

pemerintah Indonesia spontan menyerukan kebijakan belajar dari rumah, bekerja

dari rumah, dan ibadah di rumah (Darmalaksana, Corona Hadis, 2020). Wabah

Covid-19 telah membuat berbagai negara menerapkan isolasi, karantina dan social

distancing (Smith & Freedman, 2020).

Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi

dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan

melakukan pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan) (Jamaluddin,

dkk., 2020). Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi yang bisa ditempuh

bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Perkembangan dunia pendidikan seperti

sekarang ini, guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak hanya sebagai sumber

informasi, melainkan sebagai pendorong agar siswa belajar sehingga dapat

mengkontruksi sendiri (Sangila, dkk., 2017). Namun, dalam pelaksanaan proses

pembelajaran daring yang diterapkan saat ini, guru dan siswa belum sepenuhnya

terbiasa. Belajar secara daring tentu bukan hal yang mudah bagi siswa (Gillett

Swan, 2017). Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan

model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS).

12
Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran

dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas (Bilfaqih

dan Qomaruddin, 2015).

Setyosari dalam Supriani, dkk (2020) menyatakan bahwa pembelajaran

melalui jaringan memiliki potensi- potensi, antara lain : kebermaknaan belajar,

kemudahan mengakses, dan peningkatan hasil belajar. Dalam konteks belajar

secara online, mahasiswa dapat berhubungan secara cepat dan langsung dengan

teks, gambar, suara, data, dan video dua arah, dengan bimbingan pengajar. Secara

tidak langsung di masa pandemi ini juga merupakan aplikasi sepenuhnya dari

industri digital 4.0 yang memang dikembangkan oleh pemerintah. Akan tetapi

karena ini hal baru dalam proses pembelajaran maka perlu dikembangkan lagi.

Dengan demikian proses belajar mengajar secara daring, dapat

dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui

kemampuan kognitif (Hewi & Asnawati, 2020). Kemampuan kognitif tentu harus

dikembangkan karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki

kemampuan untuk berpikir, sehingga melalui kemampuan itulah manusia dapat

memperoleh pengetahuan dan meninggalkan makhluk lain ciptaan Tuhan

(Supriani, Fardillah, & Herman, 2019).

3. Aktivitas Belajar Matematika

Menurut Anton M. Mulyono (2001), aktivitas artinya “kegiatan atau

keaktivan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang

terjadi baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Oemar

Hamalik (2008) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Apriliawati dalam Mufidah (2013)

13
aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses

pembelajaran. Aktivitas siswa selama pembelajaran mencerminkan adanya

motivasi ataupun keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas belajar matematika

adalah suatu kegiatan yang merubah tingkah laku dalam pengembangan

pengetahuan, keterampilan dan yang diperoleh secara bernalar dan berhubungan

dengan bentuk baik bersifat fisik (berhubungan dengan bilangan) dan mental

(penalaran logika) (Hamid, 2011).

1. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Sardiman dalam Sumartono (2015) menyatakan bahwa jenis aktivitas

yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebagai berikut :

1. Visual Activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,

percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3. Listening Activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,

musik, pidato.

4. Writing Activities, seperti : menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram,

pola.

6. Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat kontruksi

model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

14
7. Mental Activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan

psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan

pengalaman siswa sendiri. Guru mempunyai tugas merangsang keaktifan dan

menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengelola dan mencerna adalah

siswa itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang

masing-masing. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu

proses dari keaktifan siswa.

Dalam penelitian ini, indikator aktivitas belajar diadopsi dari Skripsi Tri

Wahyuni Putri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Indikator aktivitas belajar dapat

dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Indikator Aktivitas Belajar


Indikator Aktivitas Aspek yang Diamati
Visual -Memperhatikan penjelasan guru atau teman
-Membaca catatan/materi
Oral -Menanyakan materi yang belum dipahami
-Merespon/menjawab pertanyaan
Writing -Menyalin/mencatat materi
-Mengerjakan tugas
Mental Memecahkan/menjawab permasalahan
Emotional Minat dan antusias siswa

2. Manfaat Aktivitas Belajar

Salah satu manfaat aktivitas belajar dalam melakukan aktivitas lebih

banyak mendapatkan hasil bagi siswa sebab kesan yang didapatkan oleh siswa

lebih tahan tersimpan di dalam benak siswa kearah kedewasaan (Djamarah, 2008).

15
Sejalan dengan itu, Dimyati (2006) mengemukakan bahwa “Belajar hanya

mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri”. Disamping itu,

Hamalik (2008) juga mengemukakan bahwa “Belajar adalah satu proses dimana

siswa harus aktif”. Selama berada di sekolah siswa melakukan berbagai macam

aktivitas dalam kegiatan belajarnya baik itu menulis, membaca, maupun

mendengarkan penjelasan guru.

Hamalik (2011) mengemukakan sejumlah manfaat atau kegunaan dari

aktivitas dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:

1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri,

sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

6. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan

hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan

siswa.

7. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan

terjadinya verbalisme.

8. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya

kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

16
4. Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19

1. Peran Orang Tua

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak. Di lingkungan

keluarga inilah anak mendapatkan pendidikan yang pertama dan utama. Tugas

utama keluarga adalah sebagai peletak dasar bagi pendidkan moral-agama dan

karakter anak. Interaksi yang intens antara anak dan orang dewasa yang memiliki

hubungan khusus dengan anak akan memberikan pengaruh positif yang signifikan

bagi tumbuh kembang anak (Iftitah & Anawaty, 2020).

Adanya kebijakan dari pemerintah terkait memaksimalkan aktivitas

kegiatan di rumah juga semakin memurnikan dan menguatkan kembali peran

keluarga dalam bidang pendidikan. Orang tua memiliki peran penting dalam

mendidik anak, memberikan keterampilan kognitif, edukasi kesehatan mental dan

fisik, serta peningkatan kualitas kesehatan psikologis keluarga (Mann, dkk.,

2004). Sebelum adanya himbauan untuk memaksimalkan aktivitas di rumah,

aktivitas masih dilakukan secara normal dan rumah adalah sebagai tempat

kembali dari kegiatan sehari-hari. Dengan adanya himbauan ini, peran orang tua

benar-benar dimurnikan kembali sebagai pendidik, keterlibatan orang tua dalam

pengawasan kegiatan belajar, sumber belajar utama bagi anak, otoritas orang tua

memberikan pengajaran kepada anak sesuai materi dari guru, dan menjalankan

perannya sebagai guru pengganti selama kegiatan belajar dari rumah (Epstein &

Becker, 2018).

Abu Ahmadi dalam Haerudin, dkk (2020) menyatakan peran orang tua

adalah suatu hal kompleks yang merupakan pengharapan manusia terhadap cara

individu harus bersikap yang mempunyai tanggung jawab dalam keluarga. Hal ini

17
memiliki arti bahwa peran orang tua terhadap anak memiliki banyak sekali

kewajiban dan tanggung jawab, yang salah satunya adalah bidang pendidikan,

baik formal maupun non-formal. Dimana dengan pendidikan, anak mendapatkan

suatu pencapaian atau bahkan menjadi manusia yang siap menghadapi tantangan

dimasa depan. Karena melalui pendidikan, seseorang dapat menjadi pribadi yang

lebih baik dan bijaksana.

Peran orang tua menjadi sangat penting ketika anak mulai bersekolah di

rumah. Karena orang tua atau keluarga pada dasarnya adalah tempat pendidikan

yang pertama bagi anak (Iftitah & Anawaty, 2020). Pendampingan orang tua

dalam pembelajaran dari rumah selain membantu anak dalam momen belajar juga

akan membangun komunikasi yang intens dengan anak. Komunikasi yang intens

ini akan membangun kreatifitas anak lewat berbagai aktivitas bersama yang

bermanfaat (Prianto, 2020).

Peran aktif menurut orang tua juga sangat membantu proses emosional

anak, yang dapat ditinjau menurut bentuk dukungan yang berkaitan dengan

pembentukan dan perkembangan emosional anak, yaitu: melepaskan daya kreasi

dan imajinasi anak yang berdampak positif & tentunya anak selalu terarah. Sikap

saling perhatian adalah kunci utama dalam menciptakan suatu hubungan yang

serasi antara anak dan orang tua. Pola interaksi yang terjalin secara baik maka

menciptakan suasana yang indah dan berdampak positif untuk perkembangan

anak tersebut. Dikarenakan jika Ibu dan Bapak dari seorang anak membangun

interaksi yang baik dan mendukung serta memotivasi anak supaya tetap semangat

dalam pembelajaran walaupun dilakukan dirumah akan membangkitkan motivasi

18
anak dan emosional anak agar lebih semangat dalam belajar dan tidak mudah

mengeluh dalam situasi yang terjadi saat ini (Putro, dkk., 2020).

Kebanyakan orang tua menganggap keterlibatan mereka dalam pendidikan

anak hanya sebatas menanggung biaya, menyediakan infrastruktur dan berbagai

keperluan materi lainnya. Dalam konteks pendidikan, keterlibatan orang tua harus

merangkumi satu lingkup yang lebih luas daripada pembiayaan semata.

Keterlibatan orangtua dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan melalui

berbagai upaya antara lain sebagai pendidik, pengamat proses pembelajaran di

kelas, tenaga sukarela, maupun pengambil kebijakan di sekolah (Diadha, 2015).

Beberapa alasan yang mendasari pentingnya keterlibatan orang tua dalam

pendidikan adalah dapat mengkomunikasikan dengan baik kepada orang tua

tentang kegiatan yang dilakukan oleh anak. Selain itu juga berkontribusi terhadap

pencapaian tugas perkembangan anak, baik dalam aspek kognitif maupun aspek

perkembangan lainnya (Diadha, 2015). Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang

tua sebagai pengganti guru di rumah dalam membimbing anaknya selama proses

pembelajaran Daring. Menurut Winingsih (2020) terdapat empat peran orang tua

selama Pembelajaran Daring yaitu:

1. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua

dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah.

2. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan pra-sarana

bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

3. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat

serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran,

19
sehingga anak memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh prestasi

yang baik.

4. Orang tua sebagai pengaruh atau director.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Orang Tua dalam

Membimbing Anaknya Belajar

Menurut Valeza (2017) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang

tua dalam melakukan bimbingan belajar pada anak di rumah, diantaranya yaitu:

1. Latar Belakang Pendidikan Orang tua

Pada umumnya, orang tua yang berpendidikan tinggi berbeda dengan

orang tua yang berpendidikan rendah atau dengan orang tua yang tidak

berpendidikan sama sekali, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap anaknya.

Sebab orang tua yang tinggi pendidikannya tentu luas pengetahuan, pengalaman,

dan pandangannya. Sehingga dalam menyikapi segala persoalan, dapat lebih

bijaksana.

2. Tingkat Ekonomi Orang tua

Keadaan ekonomi orang tua sangat mempengaruhi keberadaan bimbingan

terhadap anak-anaknya. Sekalipun hal tersebut tidak dapat diberlakukan kepada

semua orang tua. Tetapi, pada umumnya orang tua yang mempunyai ekonomi

mapan akan lebih banyak memperhatikan dan membimbing anaknya dalam

belajar. Hal tersebut memungkinkan orang tua yang bersangkutan memenuhi

fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh anak-anaknya dalam belajar. Di samping

itu, ekonomi yang mapan memungkinkan orang tua untuk berkonsentrasi dalam

memberikan bimbingan terhadap anak-anaknya dalam belajar, karena tidak perlu

20
merasa terganggu oleh adanya desakan untuk mencari nafkah/bekerja demi

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Jenis Pekerjaan Orang tua

Waktu dan kesempatan orang tua untuk mendidik anak-anaknya, biasanya

mempunyai keterkaitan dengan pekerjaan orang tua. Orang tua mempunyai

pekerjaan yang berbeda-beda, sehingga ada orang tua yang dapat membagi waktu

dengan baik dan ada pula yang selalu merasa dikejar-kejar waktu. Pekerjaan orang

tua yang terlalu menguras tenanga juga dapat menjadi kendala bagi orang tua

membimbing anaknya.

4. Waktu yang Tersedia

Waktu yang tersedia juga dapat menjadi faktor orang tua dalam

membimbing anak belajar. Sesibuk apapun orang tua dengan berbagai kegiatan

mereka, semestinya tetap meluangkan waktu untuk dapat berkomunikasi dan

memberikan bimbingan dalam berbagai hal, terutama sekali dalam bimbingan

belajar di rumah. Oleh karena itu diharapkan orang tua tetap menyisihkan

waktunya untuk memberikan bimbingan kepada anaknya.

5. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga juga mempengaruhi orang tua dalam

memberikan bimbingan kepada anak dalam belajar di rumah. Jumlah anggota

keluarga yang terlalu banyak dalam sebuah rumah membuat sulit bagi anak untuk

belajar dan berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang dipelajarinya. Hal ini

dikarenakan jumlah anggota keluarga yang banyak akan membuat suasana rumah

menjadi gaduh.

21
Dalam penelitian ini, indikator peran orang tua diadopsi dari Skripsi Siti Nur

Khalimah. IAIN Salatiga. Indikator peran oran tua dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Indikator Peran Orang Tua

Fokus Masalah Indikator


Peran Orang Tua dalam Peran Orang Tua Sebagai Guru Di Rumah
Pembelajaran Daring Orang Tua Sebagai Fasilitator
Orang Tua Sebagai Motivator
Orang Tua Sebagai Pengaruh atau Director
Kesulitan yang Dialami Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
Orang Tua dalam Tingkat Ekonomi Orang Tua
Pembelajaran Daring Jenis Pekerjaan Orang Tua
Waktu yang Tersedia
Jumlah Anggota Keluarga

B. Kerangka Teori

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain yaitu:

1. Aan Hasanah, Ambar Sri Lestari, Alvin Yanuar Rahman, Yudi Irfan Danil

(2020) yang melakukan penelitian berjudul “Analisis Aktivitas Belajar Daring

Mahasiswa Pada Pandemi COVID-19”. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh informasi secara objektif tentang aktivitas belajar daring

mahasiswa FTK UIN sunan Gunung Djati berdasarkan kebijakan untuk

belajar di rumah selama masa tanggap darurat COVID-19. Aan Hasanah,

Ambar Sri Lestari, Alvin Yanuar Rahman, Yudi Irfan Danil menyatakan hasil

penelitian bahwa siswa menunjukan aktivitas belajar daring mahasiswa pada

masa tanggap darurat Covid-19 atas kebijakan belajar di rumah “cukup baik”.

Dengan keadaan force majeure dan dengan segala tantangan dan hambatan

yang ada diharapkan kedepan bisa dijadikan evaluasi serta pengalaman dalam

pembelajaran daring baik bagi mahasiswa maupun dosen. Persamaan

penelitian Aan Hasanah, Ambar Sri Lestari, Alvin Yanuar Rahman, Yudi

22
Irfan Danil dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang Aktivitas

Belajar Matematika pada masa Pandemi Covid-19. Sedangkan perbedaannya

yaitu penelitian ini yaitu selain memfokuskan penelitian pada aktivitas belajar

daring, penelitian ini juga membahas mengenai peran orang tua siswa dalam

membimbing anaknya pada proses pembelajaran daring masa pandemic

Covid-19.

2. Lesi Weni Sari, Cawang & Rizmahardian A.K (2017) yang melakukan

penelitian yang berjudul “Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Struktur Atom

Kelas X MIA Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pontianak”. Penelitian Lesi

Weni Sari, Cawang & Rizmahardian A.K dilatarbelakangi oleh aktivitas

belajar siswa yang rendah, yang mana aktivitas belajar berpengaruh pada hasil

belajar siswa. Tujuan penelitian Lesi Weni Sari, Cawang & Rizmahardian

A.K yaitu untuk mendeskripsikan dan mengetahui besar intensitas aktivitas

belajar siswa dalam materi struktur atom saat proses pembelajaran kimia

berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran

Kimia di kelas X MIA 5 SMA Negeri 4 Pontianak belum efektif, sebab

berdasarkan hasil penelitian bahwa aktivitas belajar yang dilakukan siswa

belum sepenuhnya bisa membuat siswa tersebut aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Persamaan penelitian Lesi Weni Sari, Cawang & Rizmahardian

A.K dengan penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk mendeskripsikan

mengenai aktivitas belajar siswa. Selain itu, indikator aktivitas belajar yang

digunakan juga sama dengan penelitian ini. Adapun perbedaannnya terletak di

metode yang digunakan serta proses pembelajaran yang berbeda. Lesi Weni

Sari, Cawang & Rizmahardian A.K melakukan penelitian pada pembelajaran

23
tatap muka/ di kelas pada mata pelajaran kimia. Sedangkan penelitian ini

dilakukan para proses pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19.

Selain itu, perbedaannya terletak pada penambahan variabel peran orang tua

pada penelitian ini.

3. Nika Cahyati & Rita Kusumah (2020) yang melakukan penelitian yang

berjudul “Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Pembelajaran Di Rumah Saat

Pandemi Covid-19”. Penelitian Nika Cahyati & Rita Kusumah menjelaskan

tentang peran orang tua yang sangat diperlukan untuk proses pemebalajaran

anak selama study from home. peran orang tua juga sangat diperlukan utuk

memberikan edukasi kepada anak-anaknya yang masih belum bisa memahami

tentang pandemi yang sedang mewabah untuk tetap berdiam diri dirumah agar

tidak terlular dan menularkan wabah pandemi ini. Orang tua merasa

pembelajaran di rumah sangat efektif untuk diterapkan namun bukan berarti

pembelajaran di sekolah tidak lebih efektif dibandingkan dengan kegiatan

pembelajaran di rumah. Hasil dari penelitian ini adalah orang tua dapat

meningkatkan kelekatan hubungan dengan anaknya dan orang tua dapat

melihat langsung perkembangan kemampuan anaknya dalam belajar.

Persamaan penelitian Nika Cahyati & Rita Kusumah dengan penelitian ini

yaitu sama-sama membahas mengenai bagaimana peran orang tua dalam

membimbing anak belajar di rumah pada masa pandemi Covid-19. Sedangkan

perbedaannya yaitu penelitian Nika Cahyati & Rita Kusumah hanya

memfokuskan pada peran orang tua siswa saja, sedangkan penelitian ini juga

membahas mengenai aktivitas belajar siswa pada masa pandemi Covid-19.

24
C. Kerangka Pikir

Pandemi Covid-19 adalah suatu pandemi global yang penyebarannya

masih belum dapat dihentikan. Beberapa upaya dilakukan untuk mencegah

penularan virus corona termasuk pembatasan perjalanan, karatina, penutupan

fasilitas serta penutupan sekolah-sekolah maupun Universitas. Akibat Pandemi

Covid-19, pemerintah Indonesia memberlakukan pembelajaran jarak jauh (belajar

daring). Pembelajaran daring ini diharapkan dapat memutus mata rantai

penyebaran Covid-19 di Indonesia terutama penyebaran Virus Corona pada siswa.

Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi yang bisa ditempuh bagi

lembaga pendidikan di Indonesia. Namun, dalam pelaksanaan proses

pembelajaran daring, guru dan siswa belum sepenuhnya terbiasa. Belajar secara

daring tentu bukan hal yang mudah bagi siswa. Pendidik masih terdapat yang

belum begitu mahir mengajar melalui media pembelajaran teknologi internet atau

daring terutama yang berada di daerah. Pembelajaran daring di daerah-daerah

yang kurang memadai teknologi dan aktivitas internetnya membuat siswa

kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. Akibatnya

siswa menjadi malas dan menurun dalam aktivitas belajarnya.

Aktivitas belajar siswa merupakan segala aktivitas yang dilakukan siswa

sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku serta memperoleh ilmu yang

bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat

fisik dan mental. Dalam situasi belajar, kedua aspek harus selalu berkaitan.

Dengan begitu apapun yang dilakukan, tidak terlepas dari tujuan yang sebenarnya

karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

Dalam aktivitas belajar, seseorang tidak dapat menghindari diri dari situasi.

25
Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar.

SMP Negeri 07 Rarowatu Utara merupakan sekolah yang saat ini

menerapkan pembelajaran daring. Salah satu kendala dalam pembelajaran daring

yaitu pembelajaran daring pada mata pelajaran matematika. Mata pelajaran

matematika perlu diberikan kepada peserta didik agar dapat mengasah

kempampuan siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama. Pembelajaran matematika adalah proses mempelajari

matematika melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa

memperoleh tentang materi matematika yang sedang dipelajari.

Belajar matematika tentu bukan hal yang digemari semua siswa. Banyak

siswa yang menganggap bahwa matematika itu pelajaran yang sulit,

membosankan serta menguras pikiran. Ketidaktarikan siswa kepada matematika,

membuat aktivitas belajar matematika siswa rendah. Implemetasi kagiatan

pemebelajaran matematika cukup menyulitkan siswa dan guru saat pandemi

Covid-19, apalagi siswa harus belajar dari rumah. Hal ini tentunya juga dapat

berdampak pada orang tua siswa, dimana orang tua harus membimbing

pembelajaran anaknya di rumah. Mengapa demikian? Karena proses pembelajaran

yang dilakukan di rumah membuat siswa sulit memahami materi yang diajarkan

serta siswa merasa malas dan bosan saat pembelajaran daring berlangsung. Dari

permasalahan tersebut, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing

anak dalam mengerjakan soal yang mereka sulit pahami serta memberikan

motivasi dan arahan kepada anak untuk selalu semangat dalam aktivitas

belajarnya. Peran orang tua juga sangat diperlukan utuk memberikan edukasi

kepada anak-anaknya yang masih belum bisa memahami tentang pandemi yang

26
sedang mewabah untuk tetap berdiam diri dirumah agar tidak terlular dan

menularkan wabah pandemi ini. Selain itu orang tua juga berperan dalam

menyediakan fasilitas yang anak butuhkan selama pembelajaran daring. Sehingga

pembelajaran daring dapat berjalan dengan lancar.

27
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan pendekatan studi

kasus. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang

fenomena dalam suatu latar yang khusus serta dibentuk dengan kata-kata,

gambaran holistic dan rumit (Tohirin, 2012). Menurut Fitrah (2018) Studi kasus

merupakan eksplorasi mendalam dari sistem terikat berdasarkan pengumpulan

data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi kasus yang dapat diartikan

sebagai suatu entitas atau objek studi yang dibatasi untuk penelitian berdasarkan

waktu, tempat dan batas-batas fisik. Terdapat langkah-langkah pendekatan studi

kasus sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si.

(2017), langkah-langkah tersebut meliputi pemilihan tema, pembacaan literatur,

perumuan fokus dan masalah penelitian, pengumpulan data, penyempurnaan data,

pengolahan data, analisis data, proses analisis data, dialog teoretik, trianggulasi

temuan, simpulan hasil penelitian dan laporan penelitian.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan setelah proposal diseminarkan. Adapun

tempat penelitian ini yaitu di SMP Negeri 07 Rarowatu Utara, Kecamatan

Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana. Ada beberapa alasan mengapa peneliti

memilih tempat penelitian tersebut. Pertama, berdasarkan studi pendahuluan telah

ditemukan beberapa masalah yang dihadapi siswa pada aktivitas belajarnya pada

saat pembelajaran daring berlangsung, dimana siswa kurang antusias dan sulit

28
memahami materi yang diajarkan oleh guru. Kedua, baik guru maupun siswa

sangat kooperatif. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan studi pendahuluan,

para siswa maupun guru sangat responsif dan antusias dalam memberikan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan

dengan tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti menyiapkan hal-hal yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa

kegiatan, yaitu: Permohonan pembimbing, Prapenelitian, Pengajuan proposal

penelitian dan pembuatan permohonan izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Dimana pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pengambilan data yang

meliputi:

a) Melakukan Studi Pendahuluan, dimana pada tahap ini, peneliti melakukan

wawancara awal terhadap beberapa siswa dan guru mengenai aktivitas

belajar siswa dan kendala-kendala apa saja yang dialami siswa pada saat

pembelajaran daring berlangsung. Studi prndahuluan ini dilakukan

sebelum dilaksanakan seminar proposal untuk memperoleh data pertama

yang dapat memperkuat penelitian yang akan dilakukan.

b) Menyebarkan Angket Aktivitas Belajar Matematika yang telah disusun

menggunakan aplikasi Google Form kepada partisipan. Angket dalam

penelitian ini disusun berdasarkan indikator aktivitas belajar siswa yaitu

Visual Activities, Oral Activities, Writing Activities, Mental Activities dan

Emotional Activities. Peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan dalam

29
bentuk angket untuk dijadikan bahan atau sumber yang relevan dalam

penelitian ini.

c) Melakukan wawancara langsung kepada partisipan menggunakan

pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Dalam metode ini,

peneliti melakukan wawancara kepada guru, siswa dan orang tua siswa.

Peneliti akan mewawancarai beberapa siswa yang memiliki aktivitas

belajar matematika yang rendah. Data aktivitas belajar ini, diperoleh dari

data angket yang telah diolah sebelumnya. Tujuan dari wawancara dengan

siswa yaitu untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai

aktivitas belajar matematika siswa serta kendala-kendala apa saja yang

dialami siswa pada aktivitas belajarnya. Selanjutnya Peneliti akan

mewawancarai salah satu guru matematika di SMP Negeri 07 Rarowatu

Utara, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai

aktivitas belajar matematika siswa serta kendala-kendala apa saja yang

dialami siswa pada aktivitas belajarnya. Kemudian peneliti akan

melakukan wawancara terhadap orang tua siswa untuk mengetahui

bagaimana peran orang tua siswa dalam membimbing anaknya belajar

selama pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19.

d) Dokumentasi: dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa tulisan, hasil

data angket siswa, hasil wawancara berupa rekaman suara serta foto-foto

pada saat melakukan wawancara.

3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan, dimana pada tahap ini

peneliti melakukan pengolahan data dokumentasi dan hasil penelitian yang

30
dikumpulkan, melakukan penarikan kesimpulan, menyusun laporan hasil

penelitian, dan konsultasi dengan pembimbing.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan, jadi populasi itu berhubungan dengan data,

bukan manusinya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya

atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Sedangkan sampel

adalah bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan

menggunakan cara tertentu (Margono, 2015).

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jadi yang dimaksud

dengan pupulasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun

presentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan

dijadikan objek penelitian (Arikunto, 2013). Populasi adalah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2013). Sedangkan Arikunto (2013) berpendapat bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2013)

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.

Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh siswa SMP Negeri 07 Rarowatu

Utara yang melakukan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19.

Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik accidental sampling, yang

diambil dari populasi siswa SMP Negeri 07 Rarowatu Utara. Dalam teknik

Accidental Sampling, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti

31
langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui (Sugiyono,

2012). Sampel dari penelitian ini yaitu siswa yang telah mengisi angket aktivitas

belajar matematika yang telah peneliti sebar sebelumnya.

D. Partisipan

Partisipan adalah semua orang atau manusia yang berpartisipasi atau ikut

serta dalam suatu kegiatan. Menurut pandangan dari Sumarto (2003) partisipan

yaitu Pengambilan bagian atau keterlibatan orang atau masyarakat dengan cara

memberikan dukungan (tenaga, pikiran maupun materi) dan tanggung jawabnya

terhadap setiap keputusan yang telah diambil demi tercapainya tujuan yang telah

ditentukan bersama. Jadi, partisipan adalah subjek yang dilibatkan dalam

penelitian yang bertujuan untuk memberikan respon terhadap kegiatan yang

dilaksanakan serta bertanggung jawab atas keterlibatannya.

Dalam penelitian ini, melibatkan beberapa partisipan yaitu :

1. Siswa SMP Negeri 07 Rarowatu Utara

Penelitian ini berfokus pada aktivitas belajar matematika siswa dan peran

orang tua siswa pada masa Pandemi Covid-19. Siswa SMP Negeri 07 Rarowatu

Utara sebagai partisipan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

gambaran aktivitas belajar matematika pada masa pandemi Covid-19. Metode

yang digunakan untuk menggali aktivitas belajar matematika siswa yaitu dengan

menyebar angket aktivitas belajar siswa dan melakukan wawancara kepada siswa

menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya.

2. Guru Matematika SMP Negeri 07 Rarowatu Utara

Penelitian ini memerlukan informasi dari Guru Matematika di SMP Negeri

07 Rarowatu Utara terkait aktivitas belajar matematika siswa dan bagaimana

32
proses pembelajaran daring ini berlangsung. Selain itu, dibutuhkan pula informasi

mengenai kendala-kendala apa saja yang dialami siswa pada saat diterapkannya

pembelajaran daring. Informasi tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai

guru matematika di SMP Negeri 07 Rarowatu Utara menggunakan pedoman

wawancara yang telah disusun sebelumnya.

3. Orang Tua siswa SMP Negeri 07 Rarowatu Utara

Penelitian ini juga membutuhkan informasi dari orang tua siswa di SMP

Negeri 07 Rarowatu Utara. Orang tua siswa akan memberikan gambaran

bagaimana peran orang tua siswa dalam membimbing anaknya selama

pembelajaran daring diterapkan. Informasi ini diperoleh dengan melakukan

wawancara kepada orang tua siswa menggunakan pedoman wawancara yang telah

disusun sebelumnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :

1. Angket

Kuesioner atau angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi

oleh orang yang akan dinilai (responden). Melalui kuesioner, dapat diketahui

keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat responden (Mania,

2017). Angket digunakan untuk menggali data mengenai aktivitas belajar siswa

selama pembelajaran daring pada mata pelajaran matematika. Peneliti akan

menyebar angket ke seluruh siswa kemudian data angket yang telah terkumpul

tersebut dianalisis. Data angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

angket siswa yang memiliki aktivitas belajar matematika rendah.

2. Wawancara

33
Margalis dalam Andriani & Jatiningsih (2015) menjelaskan bahwa

wawancara adalah teknik pengumpulan data yang telah dipilih peneliti untuk

memberikan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan

muka dengan orang-orang yang memberikan keterangan kepada peneliti.

Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit kecil.

Dalam metode ini, peneliti melakukan wawancara kepada guru, siswa dan

orang tua siswa. Peneliti akan mewawancarai beberapa siswa yang memiliki

aktivitas belajar matematika yang rendah. Data aktivitas belajar ini, diperoleh dari

data angket yang telah diolah sebelumnya. Tujuan dari wawancara dengan siswa

yaitu untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai aktivitas belajar

matematika siswa serta kendala-kendala apa saja yang dialami siswa pada

aktivitas belajarnya. Selanjutnya, peneliti akan mewawancarai salah satu guru

matematika di SMP Negeri 07 Rarowatu Utara, untuk mendapatkan informasi

yang lebih mendalam mengenai aktivitas belajar matematika siswa serta kendala-

kendala apa saja yang dialami siswa pada aktivitas belajarnya. Kemudian peneliti

akan melakukan wawancara terhadap orang tua siswa untuk mengetahui

bagaimana peran orang tua siswa dalam membimbing anaknya belajar selama

pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19.

3. Dokumentasi

34
Peneliti selaku individu yang memperhatikan objek yang akan diteliti

dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber yaitu

tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam

mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah

menggunakan metode dokumentasi (Nasution, 2016). Dalam penelitian ini,

dokumentasi sangat dibutuhkan untuk memperkuat hasil wawancara yang

dilakukan dan hasil dari angket yang telah disebar oleh peneliti. Dokumantasi

dalam penelitian ini yaitu berupa tulisan, foto pada saat melakukan wawancara

dan menyebar angket serta rekaman percakapan pada saat wawancara.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, alat atau instrumen utama pengumpulan data

adalah manusia atau peneliti itu sendiri dengan cara mengamati, bertanya,

mendengar, meminta dan mengambil data penelitian. Peneliti harus mendapatkan

data yang valid sehingga tidak sembarang narasumber yang diwawancarai. Oleh

karena itu, kondisi partisipan pun harus jelas sesuai dengan kebutuhan data agar

dapat diakui kebenaran datanya (Alhamid & Anufia, 2019)..

Arikunto dalam Alhamid & Anufia (2019) mengungkapkan bahwa

instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh

informasi yang diinginkan Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam

mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode

pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman

wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau

kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes tetapi metode observasi,

instrumennya bernama checklist (Black, 2006). Instrumen yang digunakan dalam

35
penelitian ini yaitu Angket aktivitas belajar matematika, pedoman wawancara

untuk siswa, pedoman wawancara untuk guru matematika, pedoman wawancara

untuk orang tua siswa serta dokumentasi.

1. Angket Aktivitas Belajar

Angket dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator aktivitas belajar

siswa yaitu Visual Activities, Oral Activities, Writing Activities, Mental Activities

dan Emotional Activities. Peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan dalam

bentuk angket untuk dijadikan bahan atau sumber yang relevan dalam penelitian

ini. Angket tersebut dibuat menggunakan Google Form dan disebar kepada

partisipan. Angket digunakan untuk mengukur aktivitas belajar matematika siswa

selama pembelajaran daring. Adapun Kisi-kisi instrumen angket aktivitas belajar

dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Aktivitas Belajar Matematika

NO Variabel Indikatior Deskripsi No. Butir Juml


Penelitian Instrumen ah
1 Aktivitas Visual -Memperhatikan 1,9,14 3
Belajar Activities penjelasan guru atau
Daring teman
Matematik -Membaca
a Siswa catatan/materi
2 Oral -Menanyakan materi 3,8,12 3
Activities yang belum dipahami
-Merespon/ menjawab
pertanyaan
3 Writing -Menyalin/mencatat 2,6,10 3
Activities materi
-Mengerjakan tugas
4 Mental Memecahkan/ 4,7,13 3
Activities menjawab
permasalahan
5 Emotional Minat dan antusias 5,11,15 3
Activities siswa
Jumlah 15

36
2. Pedoman Wawancara Untuk Siswa

Pedoman wawancara digunakan untuk menyusun pedoman dalam

melakukan wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan, namun

pertanyaan tersebut dapat berkembang sesuai dengan keadaan dan kenyataan

partisipan. Pedoman wawancara dalam penelitian ini ada 3 jenis yaitu pedoman

wawancara untuk siswa, guru matematika dan orang tua siswa. Pedoman

wawancara untuk siswa disusun berdasarkan indikator aktivitas belajar siswa yaitu

Visual Activities, Oral Activities, Writing Activities, Mental Activities dan

Emotional Activities, yang digunakan untuk menggali lebih dalam tentang

aktivitas belajar matematika siswa dan masalah-masalah apa saja yang dihadapi

siswa dalam aktivitas belajarnya. Adapaun kisi-kisi instrumen pedoman

wawancara untuk siswa dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara dengan Siswa

NO Variabel Indikatior Deskripsi No. Butir Juml


Penelitian Instrumen ah
1 Aktivitas Visual -Memperhatikan 1, 3,4 3
Belajar Activities penjelasan guru atau
Daring teman
Matematik -membaca catatan atau
a Siswa materi
2 Oral -Menanyakan materi 2 1
Activities yang belum dipahami

-Merespon/ menjawab
pertanyaan
3 Writing -Menyalin/mencatat 8 1
Activities materi

-Mengerjakan tugas
4 Mental Memecahkan/ 7, 10 2
Activities menjawab
permasalahan
5 Emotional Minat dan antusias 5, 6, 9 3
Activities siswa

37
Jumlah 10

3. Pedoman Wawancara Untuk Guru

Pedoman wawancara untuk guru disusun berdasarkan indikator aktivitas

belajar siswa yaitu Visual Activities, Oral Activities, Writing Activities, Mental

Activities dan Emotional Activities, yang digunakan untuk menggali lebih dalam

tentang aktivitas belajar matematika siswa dan masalah-masalah apa saja yang

dihadapi siswa dalam aktivitas belajarnya. Adapaun kisi-kisi instrumen pedoman

wawancara untuk guru dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara dengan Guru

NO Variabel Indikatior Deskripsi No. Butir Juml


Penelitian Instrumen ah
1 Aktivitas Visual -Memperhatikan 1,4,9,10 4
Belajar Activities penjelasan guru atau
Daring teman
Matematik -membaca
a Siswa catatan/materi
2 Oral -Menanyakan materi 2 1
Activities yang belum dipahami

-Merespon/ menjawab
pertanyaan
3 Writing -Menyalin/mencatat 11 1
Activities materi

-Mengerjakan tugas
4 Mental Memecahkan/ 6 1
Activities menjawab
permasalahan
5 Emotional Minat dan antusias 3, 5, 7, 8 4
Activities siswa
Jumlah 11

4. Pedoman Wawancara Untuk Orang Tua Siswa

Pedoman wawancara untuk orang tua siswa disusun berdasarkan indikator

peran orang tua yaitu Peran Orang Tua Sebagai Guru Di Rumah, Orang Tua

38
Sebagai Fasilitator, Orang Tua Sebagai Motivator, Orang Tua Sebagai Pengaruh

atau Director, Latar Belakang Pendidikan Orang Tua, Tingkat Ekonomi Orang

Tua, Jenis Pekerjaan Orang Tua, Waktu yang Tersedia dan Jumlah Anggota

Keluarga. Pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi mengenai

peran orang tua siswa dalam membimbing anaknya belajar selama pembelajaran

daring pada masa pandemi Covid-19. Adapaun kisi-kisi instrumen pedoman

wawancara untuk guru dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Untuk Orang Tua Siswa

NO Variabel Fokus Indikator No. Butir Juml


Penelitian Masalah Instrumen ah
1 Peran Peran Peran Orang Tua 1,4 2
Orang Tua Orang Tua Sebagai Guru Di
Siswa dalam Rumah
Pembelajar Orang Tua Sebagai 6 1
an Daring Fasilitator
Orang Tua Sebagai 3,9 2
Motivator
2 Orang Tua Sebagai 2 1
Pengaruh atau
Director
3 Kesulitan Latar Belakang 5 1
yang Pendidikan Orang Tua
Dialami Tingkat Ekonomi 10 1
Orang Tua Orang Tua
4 dalam Jenis Pekerjaan Orang 7 1
Pembelajar Tua
5 an Daring Waktu yang Tersedia 8 1
Jumlah Anggota 11 1
Keluarga
Jumlah 11

5. Dokumentasi

Peneliti selaku individu yang memperhatikan objek yang akan diteliti

dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber yaitu

tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam

39
mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah

menggunakan metode dokumentasi (Nasution, 2016). Dalam penelitian ini,

dokumentasi sangat dibutuhkan untuk memperkuat hasil wawancara yang

dilakukan dan hasil dari angket yang telah disebar oleh peneliti. Dokumantasi

dalam penelitian ini yaitu berupa tulisan, foto pada saat melakukan wawancara

dan menyebar angket serta rekaman percakapan pada saat wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Moleong (2010) menyatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu angket, dokumen

resmi, gambar, foto dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan diatas, Moleong

mengungkapkan data yang didapat oleh peneliti dibaca, dipelajari, dan ditelaah.

langkah berikutnya dalam analisis data ini ialah dilakukan dengan tahap-tahap

yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu (Sugiyono, 2013). Reduksi dilakukan agar peneliti mendapatkan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan. Semua data yang berhasil

dikumpulkan peneliti selanjutnya direduksi untuk memperoleh data yang

diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

Tahapan reduksi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu

mengolah data hasil angket aktivitas belajar matematika dengan cara menganalisis

hasil aktivitas belajar matematika kemudian akan mendapatkan perolehan masing-

40
masing kategori. Kemudian memilih data hasil angket aktivitas belajar kategori

rendah. Kemudian mewawancarai guru matematika, orang tua siswa serta

mewawancarai beberapa siswa dengan aktivitas belajar kategori rendah.

Kemudian hasil wawancara tersebut dikumpulkan, diolah serta dianalisis.

41
2. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah

penyajian data. Menurut Sugiyono (2013) dalam penelitian kualitatif penyajian

data biasanya dalam bentuk tabel, grafik, pie chart, pictogram dan sejenisnya.

Sugiyono menambahkan penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Melalui

penyajian data ini, data akan terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan semakin mudah untuk dipahami. Pada penelitian ini, setelah data direduksi,

selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan uraian singkat.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan

temuan baru yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran. suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga diteliti agar menjadi jelas (Sugiyono, 2013). Penarikan kesimpulan pada

penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan hasil angket aktivitas belajar dan

hasil wawancara dengan siswa, guru matematika dan orang tua siswa.

4. Analisis Data Angket Aktivitas Belajar

Analisis data angket pada penelitian ini yaitu menggunakan skala likert.

Dimana skala likert merupakan skala yang bertujuan untuk mengukur sikap,

pendapat terhadap suatu objek yang diteliti. Kriteria yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R),

Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) (Haerudin, dkk., 2020). Angket

terdiri dari 15 pertanyaan yang berisikan 14 pertanyaan positif dan 1 pertanyaan

negatit. Data angket yang telah terkumpul, selanjutnya akan dilakukan analisis

42
dengan menggunkan skala likert sehingga dari data akan dapat dideskripsikan

sebagai data sebuah kelompok. Pedoman skala penskoran yang digunakan dalam

angket aktivitas belajar dengan menggunakan skala likert dapat dilihat pada tabel

3.5.

Tabel 3.5. Rubrik Penskoran Angket Aktivitas Belajar

Skor Per Butir


Kategori
Pernyataan Negatif Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) 1 5
Setuju (S) 2 4
Ragu-Ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 4 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 5 1
Sumber: Haerudin, dkk., (2020)

H. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliriuan data yang telah terkumpul,

perlu dilakukan pengecekkan keabsahan data. Pengecekkan keabsahan data

didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (credibility) dengan teknik

triangulasi, ketekunan pengamatan, pengecekkan teman sejawat (Moleong, 2004).

Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan keabsahan data melalui uji kredibilitas

yang merupakan uji ketepatan. Kredibilitas adalah ukuran kebenaran data yang

dikumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil

penelitian. Kredibilitas data diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh

dari berbagai sumber (Febriantoko & Rotama, 2018).

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data. Tujuan dari

triangulasi yaitu untuk mengumpulkan data dan menguji kredibilitas data. Teknik

yang digunakan dalam triangulasi dengan cara mengecek kredibiltas data melalui

43
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi yang

digunakan yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu

(Febriantoko & Rotama, 2018). Tujuan dari triangulasi yaitu untuk

mengumpulkan data dan menguji kredibilitas data. Teknik yang digunakan dalam

triangulasi dengan cara mengecek kredibiltas data melalui berbagai teknik

pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

sumber yang berbeda (Bachri, 2010)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka teknik trianggulasi sumber yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu: data yang diperoleh melalui angket,

wawancara dan dokumentasi, akan digolongkan, diarahkan, dibuang yang tidak

perlu dan diorganisasi dengan cara sedemikian rupa. Kemudian dilakukan

crosscheck atau dicek silang diantara ketiga data tersebut. Setiap sumber data

dicek silangkan dengan dua data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang

ada dapat dipertanggung jawabkan karena data akhir yang diperoleh adalah hasil

perbandingan dari sumber data yang ada.

44
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2020). Belajar Matematika di Era Covid-19.

Alhamid, T., & Anufia, B. (2019). Resume: Instrumen Pengumpulan Data.


Sorong: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Amir, A. (2014). Pembelajaran Matematika SD dengan Menggunakan Media


Manipulatif. In Forum Paedagogik (Vol. 6, No. 01).

Andriani, S., & Jatiningsih, O. (2015). Strategi Adaptasi Sosial Siswa Papua di
Kota Lamongan. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 2(3), 530-544.

Anton M Mulyono. (2000). Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:


Rineka Cipta.

Asmuni, A. (2020 ). Problematika Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-


19 Dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, 7(4), 281-288.

Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Trianggulasi pada


Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1), 46-62.
Bilfaqih, Yusuf dan Qomaruddin, M. Nur. (2015). Esensi Pengembangan
Pembelajaran Daring. Yogyakarta: Deepublish.

Black, N. (2006). Consensus Development Methods. Oxford: Blackwell


Publishing.

Cahyati, N., & Kusumah, R. (2020). Peran Orang Tua Dalam Menerapkan
Pembelajaran Di Rumah Saat Pandemi Covid-19. Jurnal Golden Age,
4(01), 152-159

Darmalaksana, W. (2020). Corona Hadis. Fakultas Ushuluddin UIN Sunan


Gunung Djati Bandung.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka, 2005.

Diadha, R. (2015). Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini di
taman kanak-kanak. Edusentris, 2(1), 61.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

45
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.

Dr.Tohirin, M.Pd, Metode Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan


Konseling. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2012

Epstein, J. L., & Becker, H. J. (2018). Teachers’ reported practices of parent


involvement: Problems and possibilities. School, Family, and Community
Partnerships, Student Economy Edition: Preparing Educators and
Improving Schools, 83(2), 115–128.

Fathani, A. H. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Yokyakarta: Ar-Ruzz


Media

Febriantoko, J., & Rotama, H. (2018). Evaluasi Potensi Penerimaan Pendapatan


Asli Daerah Bidang Pariwisata Di Indonesia.

Fitrah, M. (2018). Metodologi Penelitian: penelitian kualitatif, tindakan kelas &


studi kasus. CV Jejak (Jejak Publisher)

Gillett-Swan, J. (2017). The Challenges Of Online Learning: Supporting And


Engaging The Isolated Learner. Journal of Learning Design, 10(1), 20-
30.

Haerudin, H., Cahyani, A., Sitihanifah, N., Setiani, R. N., Nurhayati, S.,
Oktaviana, V., & Sitorus, Y.I. (2020). Peran Orang Tua Dalam
Membimbing Anak Selama Pembelajaran Di Rumah Sebagai Upaya
Memutus Covid-19. Jurnal Statistika Inferensial, 1-12.

Halistin, H. (2019) Analisis Pengetahuan Dasar Matematika Siswa SMP Negeri


Di Kota Kendari. Al-Ta’dib, 37-54.

Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, N. (2011). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa


Melalui Pendekatan Konstruktivisme.

Hasanah, A., Lestari, A. S., Rahman, A. Y., & Daniel, Y. I. (2020). Analisis
Aktivitas Belajar Daring Mahasiswa Pada Pandemi Covid-19.

Hermawan, A. (2017). Konsep Belajar dan Pembelajaran Menurut Al-Ghazali.


QATHRUNÂ, 1(01), 84-98.

Hewi, L., & Asnawati, L. (2020). Strategi Pendidik Anak Usia Dini Era Covid-19
dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 158–167.

46
Iftitah, S. L., & Anawaty, M. F. (2020). Peran Orang Tua Dalam Mendampingi
Anak Di Rumah Selama Pandemi Covid-19. JCE (Journal Of Childhood
Education), 4(2), 71-81.

Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020). Pembelajaran
Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi
Dan Proyeksi. LP2M.

Khalimah, S. N. (2020). Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring Di MI


Darul Ulum Pedurungan Kota Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021.

Kirana, J., Rajagukguk, K. P., & Lubis, E. L. S. (2020). Analisis Dampak Covid-
19 Pada Masyarakat Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 1(1), 64-
69.

Mahase, E. (2020). Coronavirus: covid-19 has killed more people than SARS and
MERS combined, despite lower case fatality rate . The BMJ.

Mania, S. (2017). Teknik Non Tes : Telaah Atas Fungsi Wawancara Dan
Kuesioner Dalam Evaluasi Pendidikan. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, 11(1), 45-54

Mann, M., Hosman, C. M. H., Schaalma, H. P., & De Vries, N. K. (2004). Self-
esteem in a broad-spectrum approach for mental health promotion.
Health Education Research, 19(4), 357–372.

Margono, (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Moleong, L J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Mufidah, L., Effendi, D., & Purwanti, T. T. (2013). Penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Matriks. Jurnal Pendidikan
Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 1(1), 117-125.

Mustakim, M. (2020). Efektifitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media


Online Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Al
asma; Journal of Islamic Education, 2(1), 1-12

Nasution, H. F. (2016). Instrumen Penelitian dan Urgensinya dalam Penelitian


Kuantitatif. Al-Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Keislaman, 4(1), 59-
75.

47
Nurfaidah, S., Patih, T., & Aini, N. (2019). Deskripsi Kemampuan Statistika
Deskriptif Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris IAIN Kendari. Al-Ta’dib,
55-72

Nurhayati, N., Nurhasanah, N., & Abdullah, D. (2016). Dinamika Motivasi


Belajar Pada Siswa Mandiri Di SMPN 10 Banda Aceh. JIMBK: Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling, 1(2).

Patih, Tandri. (2016). Analisis Pengetahuan Dasar Matematika Siswa SMP Negeri
3 Kendari sebagai Gambaran Persiapan Siswa dalam Menghadapi Ujian
Nasional. Al-Ta’dib, 9(1), 182-200.

Prianto, C. (2020). Pembelajaran Bermakna di Tengah Covid-19. Surabaya:


Yayasan Kita Menulis.

Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., & Putri, R.
S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of
Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1-12.

Putri, T. W. Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation.

Putro, K.Z., Amri, M. A., Wulandari, N., & Kurniawan, D. (2020) Pola Interaksi
Anak dan Orangtua Selama Kebijakan Pembelajaran di Rumah. Fitrah:
Journal Of Islamic Education, 1(1), 124-140

Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan


Prosedurnya.

Sangila, M. S., & Safaria, S. A., (2017). Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS
dan Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
SMP Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Al-Ta’dib. Jurnal Kajian Ilmu
Pendidikan, 10(1), 37-54.

Sari, L. W., Cawang, C., & Kurniawan, R. A. (2017). Aktivitas Belajar Siswa
Pada Materi Struktur Atom Kelas X MIA Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Pontianak. Ar-Razi Jurnal Ilmiah, 5(1).

Sariningsih, R., & Purwasih, R. (2017). Pembelajaran Problem Based Learning


Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan
Self Efficacy Mahasiswa Calon Guru. JNPM (Jurnal Nasional
Pendidikan Matematika), 1(1), 163-177.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

48
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif Kualitatif dan


R&D). Bandung: Alfabeta

Sumarto, H. S., 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, Hetifah Sj


Sumarto Yayasan Obor, Jakarta.

Sumartono, S., & Normalina, N. (2015). Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Scramble Di SMP. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan
Matematika, 3(1).

Supriani, Y., & Hadi, T. S. (2020). Conjecturing Ability Dalam Pembelajaran


Daring Masa Pandemi Covid-19. INOMATIKA, 2(2), 69-77.

Supriani, Y., Fardillah, F., Turmudi, T., & Herman, T. (2019). Developing
Students’ Mathematical Justification Skill Through Experiential
Learning. Journal of Physics: Conference Series, 1179(1), 1–6.

Tarigan, S. S. H., & Simbolon, N. (2015). Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa


Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model AIR
(Auditory, Intellectual, Repetition) Kelas V SDN Di Medan. Jurnal
Dinamika Pendidikan, 8(3), 141-150.

Utami, Y. P., & Cahyono, D. A. D. (2020). Study At Home: Analisis Kesulitan


Belajar Matematika Pada Proses Pembelajaran Daring. Jurnal Ilmiah
Matematika Realistik, 1(1), 20-26.

Valeza, Alsi Rizka. 2017. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak di
Perum Tanjung Raya Permai Kelurahan Pematang Wangi Kecamatan
Tanjung Senang Bandar Lampung. Lampung: Jurusan Bimbingan dan
Konseling Islam UIN Raden Intan Lampung.

Winingsih, E. (2020). Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Jarak Jauh.

Wilder-Smith, A., & Freedman, D. O. (2020). Isolation, Quarantine, Social


Distancing And Community Containment: Pivotal Role For Old-Style
Public Health Measures In The Novel Coronavirus (2019-Ncov)
Outbreak. Journal of travel medicine, 27(2), taaa020.

Winataputra, U. S., Delfi, R., Pannen, P., & Mustafa, D. (2014). Hakikat Belajar
dan Pembelajaran. Hakikat Belajar dan Pembelajaran, 1-46.

49

Anda mungkin juga menyukai