Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA ZOOM DALAM

PEMBELAJARAN DARING DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF


MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH ULM PADA MASA PANDEMI
COVID-19

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

APRIYANTI
NIM. 1910111220018

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
BANJARMASIN
2022

1
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA ZOOM DALAM
PEMBELAJARAN DARING DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF
MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH ULM PADA MASA PANDEMI
COVID-19

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Mencapai Derajat Strata Satu (S1)
Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

APRIYANTI
NIM. 1910111220018

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
BANJARMASIN
2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 7
A. Kajian Teori ............................................................................................... 7
B. Teori Belajar Kognitif Jean Piaget ............................................................ 14
C. Penelitian Relevan .................................................................................... 16
D. Kerangka Berpikir .................................................................................... 18
E. Hipotesis .................................................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 20
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 20
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 20
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 21
D. Teknik Penarikan Sampel ......................................................................... 21
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 22
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, sistematis, dan
berlangsung terus menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk
mengembangkan potensi melalui kegiatan bimbingan dan pengajaran dalam
tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada peserta didik.
Dengan adanya pendidikan dapat merubah perilaku peserta didik agar menjadi
lebih baik dalam hal sikap, pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan
dalam lingkungan masyarakat. Salah satu dari tujuan pendidikan yakni untuk
menjadikan seseorang itu lebih mengetahui apa yang benar dan apa yang
salah. Proses pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi atau
penyampaian pesan dari pemberi ke penerima pesan. Pesan tersebut berupa
materi pelajaran yang dituangkan ke dalam bentuk kata-kata baik tertulis
maupun tidak tertulis. Agar penyampaian pesan tersebut dapat tersampaikan
secara efektif maka proses pembelajaran dilakukan secara langsung baik
tingkat sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi (Prawitasari, M., &
Susanto, H. 2021:1).

Saat ini hampir di seluruh dunia mengalami wabah dari virus Corona
Disease (covid-19) sejak Desember 2019 hingga saat ini, tidak terkecuali
Indonesia. Pandemi covid-19 telah merubah seluruh tatanan kehidupan
manusia dalam segala bidang, baik politik, sosial, ekonomi, tidak terkecuali
bidang Pendidikan khususnya lembaga perguruan tinggi (Satrio dkk,
2020:36). Upaya yang dilakukan untuk dapat mengurangi resiko penularan
virus corona tersebut, maka pemerintah menghimbau agar bekerja dari rumah
atau work from home (WFH), belajar dan beribadah di rumah, pemerintah
telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial hingga menjaga jarak
fisik atau physical distancing, memakai masker dan selalu cuci tangan. Tujuan

1
dari himbauan pemerintah yakni untuk mengurangi dari resiko tertularnya
virus corona (Syaharuddin, 2020:1). Menurut Adisel & Prananosa (2020)
dalam Prawitasari & Susanto (2021), akibat dari pandemi covid-19 ini
mengharuskan agar dunia pendidikan bertransformasi mengikuti perubahan
akibat pandemi covid-19. Sistem pembelajaran yang selama ini digunakan
selama adalah tatap muka dikelas kemudian berubah menjadi sistem
pembelajaran daring (dalam jaringan) dengan memanfaatkan teknologi dalam
membantu proses pembelajaran.

Pembelajaran daring merupakan salah satu cara untuk mengatasi


permasalah pembelajaran selama pandemi covid-19. Menurut Surat Edaran
Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020, keputusan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk
melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan
untuk menyelenggarakan perkuliahan secara daring. Perguruan tinggi dalam
melaksanakan perkuliahan dituntut untuk dapat diselenggarakan secara daring
atau online. Pembelajaran semula dilaksanakan secara tatap muka yang
dilakukan di dalam kelas, berubah menjadi pembelajaran daring, untuk
mencegah penularan virus covid-19 serta mencegah terjadinya kontak fisik
antara mahasiswa dengan dosen (Firman, F., & Rahayu, S., 2020).

Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011) dalam Sadikin


(2020), pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan
jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran yang mampu
mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi
pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E. (2017). Media
pembelajaran merupakan suatu sarana fisik untuk menyampaikan isi atau
materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya. Media

2
pembelajaran merupakan suatu komponen yang penting dalam proses
pembelajaran yang berguna untuk sarana penyampaian informasi dari guru
kepada peserta didik (Arsyad A, 2011).

Di era pandemi covid-19 yang melanda saat ini proses pembelajaran


tetap harus berjalan, proses pembelajaran tetap dapat dilakukan secara daring
dengan mengganti media pembelajaran menggunakan video konferensi.
Media pembelajaran daring sangat beragam antara lain, seperti teleconference
zoom, google meet, google classroom, edmodo, dan grup whatsapp yang
dijadikan sarana untuk pembelajaran dapat membantu dalam mempermudah
proses pembelajaran daring yang dilakukan selama pandemi ini (Rasyid, dkk,
2020: 89). Salah satu media daring yang sering digunakan yakni zoom.
Menurut Haqien Danin (2020) dalam Irawan (2020), aplikasi zoom
merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan dalam kegiatan
WFH, aplikasi zoom dapat dengan mudah diunduh secara gratis di Google
Playstore dan penggunaannya yang mudah, kini aplikasi zoom banyak
digunakan dalam pembelajaran daring baik sekolah menengah hingga
perguruan tinggi mempermudah aktivitas atau kegiatan belajar mengajar
secara daring.

Menurut Gikas & Grant (2013) dalam dalam Sadikin (2020),


pelaksanan pembelajaran daring memerlukan perangkat pendukung seperti
smartphone, laptop, komputer, ataupun tablet yang dapat digunakan untuk
mengakses informasi pembelajaran kapan saja dan dimana saja, sehingga
dapat memungkinkan baik mahasiswa dan dosen tetap dapat melaksanakan
proses pembelajaran walaupun mereka berada ditempat yang berbeda.
Menurut Purwanto hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya
input secara fungsional. Hasil belajar kognitif mahasiswa merupakan
kemampuan, kecakapan, atau kapasitas ranah kognitif terkait dengan

3
pengetahuan dan pemahaman tentang metode dan gaya belajar, serta
kemampuan mengembangkan dan mengaplikasikan metode. Hasil belajar
merupakan semua kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya, kemampuan tersebut mencangkup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi
pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan data yang akan menunjukan
tingkat kemampuan setiap mahasiswa dalam mencapai suatu tujuan
pembelajaran.

Hasil pengamatan peneliti di Universitas Lambung Mangkurat


Banjarmasin pada mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah, sejak Maret 2020
pihak kampus telah melaksanakan pembelajaran daring dalam proses
perkuliahan. Pembelajaran daring yang dilakukan pihak kampus berupa E-
Learning ULM, zoom, hingga grup whatsapp. Media zoom dipilih karena
dapat dengan mudah digunakan dibandingkan aplikasi pembelajaran yang
lain. Kendala lain seperti banyak mahasiswa yang mengeluhkan kesulitan
mengakses jaringan internet, hingga tidak terbiasa menggunakan aplikasi
pembelajaran. Mahasiswa merasa pembelajaran daring masih kurang
maksimal, sehingga berdampak terhadap hasil belajar kognitif mahasiswa
yang diukur dari Indek Prestasi Kumulatif (IPK). Berdasarkan pemaparan
latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul “HUBUNGAN
ANTARA PENGGUNAAN MEDIA ZOOM DALAM PEMBELAJARAN
DARING DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA
PENDIDIKAN SEJARAH ULM PADA MASA PANDEMI COVID-19”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang dapat diidentifikasi
adalah sebagai berikut:

4
1. Wabah virus Covid-19 membuat perubahan kegiatan pembelajaran yang
semula dilaksanakan secara langsung menjadi pembelajaran daring atau
online.
2. Kondisi sinyal yang kurang baik saat pembelajaran daring dan rendahnya
partisipasi mahasiswa untuk hadir dalam perkuliahan hingga berdiskusi.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
penelitian ini hanya dibatasi pada hubungan antara penggunaan media zoom
dalam pembelajaran daring dengan kemampuan kognitif mahasiswa,
sehingga masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Hubungan
Antara Penggunaan Media Zoom Dalam Pembelajaran Daring Dengan
Kemampuan Kognitif Mahasiswa Pendidikan Sejarah ULM Pada Masa
Pandemi Covid-19”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
didapat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan media zoom dalam pembelajaran mahasiswa
Pendidikan Sejarah ULM pada pandemi covid-19?
2. Apakah terdapat hubungan antara penggunaan media zoom dengan hasil
belajar mahasiswa Pendidikan Sejarah ULM pada masa pandemi covid-
19?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penggunaan media zoom dalam pembelajaran
mahasiswa Pendidikan Sejarah ULM pada pandemi covid-19 dan hubungan

5
antara penggunaan media zoom dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan
Sejarah ULM pada masa pandemi covid-19.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dicapai dalam penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis adalah :
1. Secara Teoritis
Penelitian diharapkan akan menambah wawasan keilmuan serta
menambah informasi mengenai bidang pendidikan untuk dapat
megembangkan sarana dan prasarana dalam pembelajaran, agar
pembelajaran lebih berkualitas.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal
yang belum dapat dijangkau dalam penelitian ini.
b. Sebagai evaluasi bagi tenaga pendidik agar dapat mengoptimalkan
peran dari media pembelajaran agar menjadi lebih baik.

6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yakni medius yang
dalam bentuk jamaknya yakni medium yang secara harfiah dapat
dikatakan sebagai perantara sumber pesan (a source) dengan penerima
pesan (a receiver). Media merupakan suatu teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Media dapat
mempermudah guru dalam proses penyampaian materi dalam
pembelajaran. Dalam penggunaan media ada yang dapat langsung
digunakan oleh guru atau by utilization dalam kegiatan pembelajaran,
yang artinya media tersebut dibuat oleh pihak produsen media
sehingga guru dapat langsung menggunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Selain media yang dapat langsung digunakan, guru juga
dapat merancang serta membuat media sendiri atau disebut by desain
dalam membuat media tersebut guru harus menyesuaikan dengan
kemampuan serta kebutuhan peserta didik. Media merupakan suatu
wahana penyalur informasi yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.

Menurut National Education Association (NEA) atau Asosiasi


Teknologi dan Komunikasi Pendidikan dalam Arsyad Azhar
mendefinisikan, bahwa media merupakan suatu bentuk saluran yang
dapat digunakan orang dalam penyampaian pesan/informasi segala
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang dapat digunakan untuk kegiatan
tertentu seperti pembelajaran. Media merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan dalam penyampaian pesan pada kegiatan

7
pembelajaran, media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
disebut dengan media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi
salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang dapat
menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Menurut Rusman
dkk (2011) dalam Susanto, media pembelajaran merupakan suatu
teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk
menyampaikan materi pembelajaran, sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun teknologi perangkat keras yang dapat digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan dua kata yang saling


berhubungan, media yang memiliki arti alat bantu guru di sekolah dan
pembelajaran yang merupakan proses berinteraksinya guru dan peserta
didik serta seluruh komponen belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Cakupan dari media pembelajaran seperti manusia, materi atau kajian
yang dapat membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan termasuk sebagai media pembelajaran.
Sehingga media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana serta tepat dalam kegiatan pembelajaran, agar dapat tercipta
lingkungan yang kondusif dimana penerimanya yakni peserta didik
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Media merupakan suatu alat bantu yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran yang efektif dalam penyampaian materi kepada
peserta didik. Efektifitas penggunaan media dalam proses belajar
mengajar sangat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran.

8
Terdapat fungsi media yang diuraikan oleh Arsyad Azhar (2011: 16)
mengutip dari Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran antara lain :
1) Pertama, fungsi atensi yakni menarik dan mengarahkan peserta
didik untuk berkonsentrasi terhadap isi materi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks pelajaran.
2) Kedua, fungsi afektif media pembelajaran dapat terlihat dari
sikap dan tingkat kenyamanan peserta didik ketika belajar.
3) Ketiga, fungsi kognitif mengungkapkan bahwa media dapat
memperlancar tujuan memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam pembelajaran sehingga peserta
didik dapat dengan mudah memahami isi materi pelajaran.
4) Serta fungsi kompensatoris media pembelajaran untuk
mengakomodasi peserta didik yang lemah dan lambat menerima
pesan dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau verbal.

Asyhar (2012:29-33) berpendapat bahwa media pembelajaran


juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik. Hal ini karenakan
media pembelajaran memiliki fungsi sebagai sumber belajar,
mengkonkretkan ide dan memberikan kejelasan agar pengetahuan dan
pengalaman belajar dapat lebih mudah dimengerti, serta mengatasi
batas-batas ruang dan waktu dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat
manfaat media pembelajaran yang diuraikan oleh Sanaky, Hujair AH
(2013), yaitu dengan menggunakan media pembelajaran maka proses
pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian peserta didik sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pembelajaran akan lebih

9
jelas maknanya, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh peserta
didik, serta peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan
baik. Dengan menggunakan media pembelajaran maka dapat
menggunakan metode pembelajaran bervariasi, pembelajaran tidak
semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata
secara lisan oleh guru saja, sehingga selama proses pembelajaran
peserta didik tidak merasa bosan. Sehingga manfaat media
pembelajaran berfokus kepada bagaimana media dapat membantu
guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran yang membuat peserta
didik sebagai mampu memahami isi pesan pembelajaran yang
disampaikan guru, serta pembelajaran dapat dilakukan dengan efektif
dan efisien.

c. Jenis Media Pembelajaran


Jenis media menurut Rudy Bretz (2004) dalam Sanjaya
membagi jenis media menjadi tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual,
dan gerak. Terdapat jenis-jenis media menurut Rudy Bretz, yakni
pertama, media audio visual gerak, seperti film bersuara, pita video.
Kedua, media audio visual diam, ketiga media audio semi gerak,
tulisan jauh bersuara. Keempat, media visual gerak, seperti film bisu.
Kelima, media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone.
Keenam, media audio, seperti radio, telephone, pita audio. Serta media
cetak, seperti buku, modul, bahan ajar mandiri.

Pendapat lain menurut Haney dan Ullmer dalam Miarso (2007)


membagi jenis media pembelajaran menjadi tiga kategori antara lain,
media yang mampu menyajikan informasi yang disebut media penyaji.
Media pembelajaran yang mengandung informasi di dalamnya yang
disebut media objek. Media yang dapat berinteraksi dalam proses
pembelajaran disebut media interaksi. Pertama, media penyaji terbagi

10
menjadi tujuh kelompok antara lain, terdiri atas grafis, bahan cetak,
dan gambar diam. Kedua, media proyeksi diam seperti gambar.
Ketiga, media audio dimana media terdapat unsur suara yang
memberikan informasi dalam proses pembelajaran. Keempat, media
audio-visual diam merupakan suatu media yang memberikan
informasi berupa rangkaian film suara. Kelima, gambar hidup atau
film. Keenam, yaitu media informasi dari televisi, dan ketujuh yaitu
multimedia yang mana berhubungan dengan alat teknologi (Susanto &
Akmal, 2019).

d. Media Pembelajaran Daring


Kata daring berasal dari dua kata, yakni dalam dan jaringan.
Pembelajaran daring atau juga disebut online learning merupakan
kegiatan pembelajaran dengan bantuan jaringan internet, dimana guru
dengan siswa tidak perlu melaksanakan kegiatan pembelajaran
bertemu secara langsung atau tatap muka. Menurut Bilfaqih (2015)
dalam Irawan, (2020), pembelajaran daring merupakan suatu program
kebijakan pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap
muka langsung, melainkan menggunakan jaringan internet/online
yang dapat dilakukan dimana saja, maka pembelajaran daring
merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka atau bertemu secara
langsung, baik guru maupun siswa, namun pembelajaran dilaksanakan
via online. Terdapat beberapa aplikasi yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran daring antara lain, seperti Teleconference Zoom,
Google Meet, Google Classroom, Edmodo, E-mail, Youtube dan Grup
Whatsapp. Tujuan dari pembelajaran daring yaitu untuk
mempermudah penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang
dilakukan secara jarak jauh (Irawan, 2020).

11
2. Aplikasi Zoom
a. Pengertian Aplikasi Zoom
Aplikasi dalam bahasa Inggris yaitu application yang berarti
penggunaan. Menurut Haqien Danin (2020) dalam Irawan (2020),
aplikasi zoom merupakan salah satu platform yang paling banyak
digunakan dalam kegiatan WFH (work from home), aplikasi zoom
dapat dengan mudah diunduh secara gratis di Google Playstore serta
penggunaannya yang mudah, hingga kini aplikasi zoom banyak
digunakan dalam pembelajaran daring baik di sekolah menengah
hingga perguruan tinggi, yang dapat mempermudah aktivitas atau
kegiatan belajar mengajar secara daring.

Aplikasi zoom tidak hanya dapat digunakan oleh sekolah untuk


belajar, akan tetapi juga dapat digunakan oleh kantor dalam
melakukan rapat secara online. Aplikasi zoom dapat digunakan untuk
lebih dari 100 pengguna (user) dalam melakukan panggilan video,
akan tetapi terdapat kekurangan pada aplikasi zoom yang hanya dapat
digunakan selama 40 menit saja apabila aplikasi zoom yang digunakan
secara gratis. Dari kekurangan aplikasi zoom ini, hingga kini masih
tetap digunakan baik tingkat sekolah menengah hingga perguruan
tinggi dalam proses pembelajaran daring selama masa pandemi ini.
Menurut Zaini & Dewi (2017) dalam Monica & Fitriawati (2020),
penggunaan aplikasi zoom dalam pembelajaran daring akan sangat
membantu mahasiswa dalam belajar karena pendidik dapat
berinteraksi walaupun ditempat yang berbeda dapat berjalan secara
efektif.

Terdapat langkah-langkah dalam menggunakan aplikasi zoom


dalam pembelajaran daring, antara lain :

12
(1) Pertama mahasiswa dapat mengunduh aplikasi zoom, baik melalui
Playstore dan Appstore, ataupun smartphone dan laptop.
Gambar 2.1 Tampilan awal pada Aplikasi Zoom

Sumber : dokumen pribadi 26 Juni 2022


Gambar 2.1 di atas merupakan tampilan awal pada aplikasi
Zoom.
(2) Setelah mengunduh aplikasi zoom mahasiswa memasukkan id
untuk masuk ke dalam meeting/pembelajaran daring dengan pilih
bergabung atau Join Meeting.
Gambar 2.2 Tampilan untuk mengikuti kelas via Zoom

Sumber : dokumen pribadi 26 Juni 2022

13
Gambar 2.2 di atas merupakan tampilan untuk mengikuti kelas
via Zoom dengan memasukkan id untuk dapat masuk ke dalam zoom
meeting.

(3) Setelah bergabung mahasiswa bisa langsung bergabung.


Pembelajaran melalui Zoom menjadikan pembelajaran lebih
efektif. Dalam aplikasi zoom terdapat beberapa fitur seperti
penjadwalan meeting dan share dokumen untuk slide presentasi,
fitur chatting semua fitur ini dapat dimanfaatkan saat pembelajaran
daring berlangsung. Sehingga aplikasi zoom dapat menjadi solusi
tepat pada masa pandemi Covid-19 ini (Monica & Fitriawati ,
2020).

B. Teori Belajar Kognitif Jean Piaget


Teori belajar kognitif berasal dari istilah cognitive yang berarti
pengertian, dan mengerti. Pengertian secara luasnya adalah perolehan,
penataan, dan pengetahuan. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses
pembelajaran dari pada hasil belajar. Belajar merupakan suatu perubahan
pemahaman atau persepsi. Pengertian belajar menurut teori kognitif
merupakan perubahan pemahaman atau persepsi yang tidak selalu berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati ataupun diukur. Teori belajar kognitif lebih
mementingkan prose belajar dari pada hasil belajar. Belajar merupakan suatu
proses yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, serta aspek-
aspek kejiwaan lainnya.

Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang


psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak
konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh
terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori ini membahas munculnya

14
dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang
memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti
teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai
pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat
bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang
termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.

Teori kognitif menurut Jean Piaget kegiatan belajar terjadi sesuai


dengan pola-pola perkembangan tertentu pada umur seseorang, serta melalui
proses asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. . Jean Piaget mengklasifikasikan
perkembangan kognitif menjadi empat tahapan, yaitu :
1) Tahap sensorimotor, merupakan tahapan perkembangan dalam
ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun. Tahapan ini
ditandai dengan kegiatan motorik yang masih rendah.
2) Tahap pra-operasional, merupakan tahapan perkembangan dalam
ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Tahapan ini
dimana seorang anak masih dipengaruhi oleh hal khusus yang
didapatkan melalui indra, sehingga anak masih belum mampu
untuk dapat melihat hubungan serta menyimpulkan sesuatu hal
secara konsisten.
3) Tahap operasional konkret, merupakan tahapan perkembangan
pada ranah kognitif yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahapan ini
dimana seorang anak dapat membuat kesimpulan dari sesuatu pada
keadaan yang nyata dengan menggunakan benda konkret, serta
mampu mempertimbangkan dua aspek dari keadaan yang nyata
secara bersama-sama.

15
4) Tahap operasional formal, merupakan tahapan perkembangan
pada ranah kognitif yang terjadi pada usia 11 tahun ke atas. Pada
tahapan ini kegiatan seseorang tidak harus menggunakan benda
nyata, akan tetapi meningkatkan kemampuan menalar secara
abstrak sehingga seseorang mampu untuk berpikir secara deduktif.
Serta pada tahap ini, seseorang dapat mempertimbangkan beberapa
aspek dari suasi secara bersama-sama.

C. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan terhadap tulisan ini adalah penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang relevan dengan tulisan ini,
yaitu :
1. Evita Nandra Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta yang berjudul “Pengaruh
Media Pembelajaran Online Berbasis Aplikasi Zoom Meeting Terhadap
Resiliensi Akademik Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,
penelitian ini penulis menggunakan teknik probability sampling dengan
metode random sampling. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh
Evita Nandra dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yakni
pada lokasi dan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
mengetahui pengaruh media pembelajaran online berbasis aplikasi zoom
meeting terhadap resiliensi akademik mahasiswi Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, sedangkan tujuan penelitian yang
akan dilakukan peneliti untuk mengetahui hubungan penggunaan media
zoom dalam pembelajaran daring dengan kemampuan kognitif
mahasiswa Pendidikan Sejarah ULM pada masa pandemi covid-19.
Sedangkan persamaan dalam penelitian ini yakni sama-sama
menggunakan aplikasi zoom sebagai media pembelajaran online/daring.

16
2. Febri Yanti Irawan Universitas Muhammadiyah Makassar yang berjudul
“Analisis Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran
Sosiologi Di SMA Negeri 18 Makassar”. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan
data melalui dua sumber data data primer dengan observasi, wawancara,
dan dokumentasi, dan data sekunder dengan buku, jurnal. Perbedaan dari
penelitian yang dilakukan oleh Febri Yanti Irawan dengan yang akan
dilakukan oleh peneliti yakni, pada jenis penelitian, dan teori yang
digunakan. Jenis penelitian ini yakni penelitian kualitatif, sedangkan jenis
penelitian yang akan dilakukan peneliti yakni penelitian kuantitatif. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan teori
behaviorisme, sedangkan teori yang akan digunakan oleh peneliti yakni
teori kognitif Jean Piaget. Sedangkan persamaan dalam penelitian ini
yakni sama-sama menggunakan aplikasi zoom sebagai media
pembelajaran online/daring.
3. Junita Monica dan Dini Fitriawati Universitas ARS Bandung yang
berjudul “Efektivitas Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media
Pembelajaran Online Pada Mahasiswa Saat Pandemi Covid-19”.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif yang
berlandaskan pada paradigma post positivisme, hasil penelitian diperoleh
bahwa pembelajaran online menggunakan aplikasi Zoom sudah efektif.
Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Junita Monica dan Dini
Fitriawati dengan yang akan dilakukan oleh peneliti yakni, lokasi
penelitian dan jenis penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di
Universitas ARS Bandung, sedangkan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat. Jenis
penelitian ini yakni penelitian kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang
akan dilakukan peneliti yakni penelitian kuantitatif. Sedangkan

17
persamaan dalam penelitian ini yakni sama-sama menggunakan aplikasi
zoom sebagai media pembelajaran online/daring.

D. Kerangka Berpikir
Media merupakan suatu alat pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
dalam kegiatan pembelajaran. Media dapat mempermudah guru dalam proses
penyampaian materi dalam pembelajaran. Pada pembelajaran daring terdapat
beberapa media yang dipilih salah satunya aplikasi zoom, zoom merupakan
salah satu platform yang paling banyak digunakan dalam kegiatan WFH,
aplikasi zoom dapat dengan mudah diunduh secara gratis di Google Playstore
dan penggunaannya yang mudah, kini aplikasi zoom banyak digunakan dalam
pembelajaran daring baik sekolah menengah hingga perguruan tinggi
mempermudah aktivitas atau kegiatan belajar mengajar secara daring. Berikut
adalah skema kerangka berpikir dari penelitian yang akan dilaksanakan :

(x) : Aplikasi Zoom (y) : Kemampuan


dalam pembelajaran Kognitif Mahasiswa
Daring

E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan,
apabila peneliti telah mendalami permasalahan suatu penelitiannya dengan
seksama serta menentukan anggapan dasar, lalu membuat sebuah teori
sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji. Peneliti mengumpulkan
data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesisnya (Rahmaniar,
Haris, & Martawijaya, 2015). Berdasarkan kajian teori diatas dan kerangka
berpikir maka hipotesis penelitian ini adalah :

18
Hı : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan media
zoom dalam pembelajaran daring dengan kemampuan kognitif mahasiswa
pendidikan sejarah ULM pada masa pandemi Covid-19.

19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan pada
penelitian ini yang berjudul “Hubungan Antara Penggunaan Media Zoom
Dalam Pembelajaran Daring Dengan Kemampuan Kognitif Mahasiswa
Pendidikan Sejarah ULM Pada Masa Pandemi Covid-19” maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu yang biasanya ditentukan
secara acak untuk diambil data-datanya, pengumpulan data pada penelitian
kuantitatif menggunakan instrumen penilaian, analisis yang bersifat statistik
yang tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2013: 8).
Pendekatan kuantitatif merupakan suatu jenis penelitian yang mana hasil dari
penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-
angka atau secara statistik. Tahapan dalam penelitian yaitu memilih subyek
pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Angkatan 2019. Pada
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu media zoom sebagai variabel bebas
dan kemampuan kognitif sebagai variabel terikat.

B. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai suatu atribut atau
subyek dalam penelitian. Variabel merupakan suatu konsep yang diberi lebih
dari satu nilai atau sebuah pengelompokkan yang logis dari dua atau lebih
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Berdasarkan landasan teori dan hipotesis
yang sudah ada, maka variabel penelitian ini ada dua yaitu media zoom
sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan kognitif sebagai variabel terikat
(Y).

20
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Istilah populasi merujuk pada keseluruhan kelompok dari
mana sampel-sampel diambil (Sugiyono, 2013: 80). Populasi dalam
penelitian dibedakan menjadi dua yaitu populasi homogen, dan populasi
heterogen. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah Mahasiswa
Pendidikan Sejarah Angkatan 2019 FKIP ULM Banjarmasin yang
berjumlah 56 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian objek penelitian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti serta dapat dianggap mewakili seluruh
populasi dari penelitian. Menurut Sugiyono sampel merupakan suatu
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dalam
suatu penelitian, tujuan penggunaan sampel dalam penelitian ini untuk
mempermudah peneliti dalam pengambilan data dikarenakan jumlah dalat
pada objek penelitian yang terlalu banyak. Dapat disimpulkan bahwa apa
yang disebut sebagai sampel yaitu sebagian kecil dari populasi yang
digunakan sebagai objek penelitian dan dianggap sebagai perwakilan dari
populasi itu sendiri. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Kelas A2 angkatan 2019 yang berjumlah
29 mahasiswa laki-laki 13 orang dan perempuan 16 orang.

D. Teknik Penarikan Sampel


Sampling merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk menentukan
sampel. Jadi, sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan

21
menggunakan sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil
sebagai subjek penelitian. Untuk menentukan sample yang akan digunakan
dalam penelitian (Sugiyono, 2013: 81). Dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia mengetahui informasi sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Terdapat empat jenis teknik pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.
1. Kuesioner/Angket
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (angket). Kuesioner
merupakan suatu teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan tertulis kepada para
responden untuk dijawab. Menurut Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono
(2013) mengemukakan terdapat beberapa prinsip dalam penulisan angket
sebagai teknik pengumpulan data antara lain, prinsip penulisan, pengukuran
dan penampilan fisik.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data dalam
penelitian yang bersumber pada tulisan seperti buku, dokumen, nilai raport
dan lainnya. Pengumpulan data ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang kemampuan kognitif mahasiswa yang didapatkan dari Indek Prestasi
Kumulatif (IPK) mahasiswa Pendidikan Sejarah Kelas A2 Angkatan 2019.

22
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mencari jawaban atas pertanyaan
penelitian atau tentang permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, maka analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data
statistik. Dalam penelitian kuantitatif terdapat beberapa teknik analisis data
yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial yang meliputi statistik parametris dan
statistik nonparametris (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis korelasi. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid memiliki
validitas yang rendah. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus :
Σ xy
𝑟𝑥𝑦 =
√Σ x 2𝑦 2

2. Uji Analisis Product Moment


Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi, yang bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya atau besar kecilnya hubungan antara variable
dalam penelitian. Karena itu untuk menganalisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis product moment dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

23
𝑛 Σ 𝑥𝑦 − (Σ 𝑥 )(Σ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛 Σ 𝑥 2 − (𝑥)2 )(𝑛 Σ 𝑦 2 − (𝑦 )2 )
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefesien korelasi
𝑛 : Banyak pasangan nilai x dan y
Σ xy : Jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y
Σx : Jumlah nilai x
Σy : Jumlah nilai y
Σ 𝑥2 : Jumlah dari kuadrat nilai x

24
DAFTAR PUSTAKA

Adisel, A., & Prananosa, A. G. (2020). Penggunaan Teknologi Informasi dan


Komunikasi dalam Sistem Manajemen Pembelajaran pada Masa Pandemi
Covid 19. Journal Of Administration and Educational Management
(ALIGNMENT), 3(1), 1–10. https://doi.org/10.31539/alignment.v3i1.1291

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Referensi.

Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran online di tengah pandemi covid-
19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81-89.

Haqien, Danin. (2020). Pemanfaatan Zoom Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada
Masa Pandemi COVID-19. Susunan Artikel Pendidikan. 5(1) : 51-56.

Irawan, F. Y. (2020). Analisis Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media


Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar. Skripsi. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Kuntarto, E. (2017). Keefektifan model pembelajaran daring dalam perkuliahan


bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Indonesian Language Education and
Literature, 3(1), 99-110.

Lestari, F. F. (2021). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Daring Melalui


Zoom Meeting Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
(Survey Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas XI OTPK 1 dan 2
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022 di SMK Pertiwi Sukamandi
Kabupaten (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

25
Monica, J., & Fitriawati, D. (2020). Efektivitas penggunaan aplikasi zoom sebagai
media pembelajaran online pada mahasiswa saat pandemi covid-19. Jurnal
Communio: Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi, 9(2), 1630-1640.

Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Retrogresi Penggunaan Media Daring Dalam
Pembelajaran Sejarah Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Education and
Development, 9(4), 173-177.

Rahmaniar, Haris, A., & Martawijaya, M. A. (2015). Kemampuan Merumuskan


Hipotesis Fisika pada Peserta Didik Kelas X MIA SMA Barrang Lompo.
Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, Volume 3,
Nomor 3, ISSN: 2302-8939, 234.

Rasyid, A. N., Amaliyah, S., & Nurlaili, A. I. (2020). Kajian Kritis Penggunaan
Aplikasi Tele-Conference Zoom dalam Perkuliahan Online Selama Masa
Tanggap COVID-19. VEKTOR: Jurnal Pendidikan IPA, 1(2), 89-102.

Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riana. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesi Guru. Depok:
Rajagrafindo Persada.

Sadikin, A. (2020). Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah Covid-19.

Sanaky, Hujair AH. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:


Kaukaba Dipantara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Satrio, Y. D., Handayani, S., Abbas, M. H. I., & Kustiandi, J. (2020). Studi
Komparasi Metode Pembelajaran dalam Meningkatkan Literasi Keuangan di
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 12(1), 29–
35. https://doi.org/10.23887/jjpe.v12i1.25314

26
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.

Susanto, H., & Akmal, H. (2019). Media Pembelajaran Sejarah Era Teknologi
Informasi. Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP ULM.

Syaharuddin, S. (2020). Menimbang Peran Teknologi dan Guru dalam Pembelajaran


di Era COVID-19. Menimbang Peran Teknologi dan Guru dalam
Pembelajaran di Era COVID-19.

27

Anda mungkin juga menyukai