Anda di halaman 1dari 28

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING

DALAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI SMAN 2 PALANGKA RAYA

PROPOSAL

OLEH
RADA SASENA
ABA 116 009

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PPKn
2020

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................


B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penelitian..................................................................................
D. Kegunaan Penelitian.............................................................................
E. Definisi Istilah......................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penggunaan Media Pembelajaran Daring.............................................


B. Penelitian yang Relevan.......................................................................
C. Kerangka Berpikir................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................


B. Kehadiran Peneliti................................................................................
C. Lokasi Penelitian..................................................................................
D. Sumber Data.........................................................................................
E. Prosedur Pengumpilan Data.................................................................
F. Analisis Data.........................................................................................
G. Pengecekan Keabsahan Data................................................................
H. Tahap-Tahap Penelitian........................................................................
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini pandemi virus covid menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan

bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja,

namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara

masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah

jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus

yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini

sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang

dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan,

infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Wabah virus corona pertama kali terjadi di kota Wuhan, China pada akhir

Desember 2019. Wabah ini menular dengan cepat dan telah menyebar hampir ke

semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja.

Sehingga WHOpada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi

global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk

memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di

Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia masih berstatus zona merah,

3
maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai

pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk

meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring

(dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di

beberapa wilayah provinsi di Indonesia terutama di Palangka Raya, Kalimantan

Tengah pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah

provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap

daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring,

dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau

komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem

pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi

dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus

memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di

rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai

inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan

Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilakukan melalui handphone, computer atau laptop

yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Sehingga guru dapat melakukan

pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti

WhatsApp (WA), telegram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media

4
pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti

pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Semua sektor merasakan dampak dari pandemi virus corona. Dunia

pendidikan merupakan satu sektor yang paling terdampak dalam pandemi ini. Oleh

karenanya Pemerintah mengubah sistem pendekatan belajar tatap muka (Luring)

menjadi daring. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru

yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui

Google classroom. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk power point atau

video.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media

pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi

harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring.

Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara

orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan

jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam

berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki,

sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan

menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan

kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran

daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem

daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap

5
dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif

mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat, tidak satu atau dua

sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia terutama di Kota

Palangka Raya. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran

daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah

jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi

dengan platform yang user friendly, dan sosialisasi daring yang bersifat efisien,

efektif, kontinyu, dan integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan

dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider

internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah

juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring.

Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online

proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa

melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran

daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan

edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19.

Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi

berbasis online.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan

zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai

dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada

6
pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru

harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus

dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain

pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau

media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan

pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi

materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi

sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode

belajar yang digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan

memanfaatkan WhatsApp Group atau Google Classroom. Aplikasi WhatsApp atau

Google Classroom cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena

pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar

online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa meningkatkan kemampuannya

dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini

tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu

membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem

pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis,

terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar

putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam

pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical

7
distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya

pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan

pihak sekolah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Berdasarakan uraian diatas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul

‘Penggunaan Media Pembelajaran Daring dalam Ppkn pada masa Pandemi Covid-19

di SMA Negeri 2 Palangka Raya’.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran daring dalam PPKn pada masa

Pandemi Covid-19 di SMA Negeri 2 Palangka Raya?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat penggunaan

media pembelajaran daring dalam PPKn pada masa Pandemi Covid-19 di

SMA Negeri 2 Palangka Raya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran daring dalam PPKn pada

masa Pandemi Covid-19 di SMA Negeri 2 Palangka Raya.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat penggunaan

media pembelajaran daring dalam PPKn pada masa Pandemi Covid-19 di

SMA Negeri 2 Palangka Raya.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

8
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia

pendidikan. Dimana dapat menambah pengetahuan tentang penggunaan

media pembelajaran daring dan factor yang mempengaruhinya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan

informasi, pemikiran bagi anak, orang tua, guru pembimbing dan tenaga

kependidikan lainnya dalam meningkatkan penggunaan media pembalajaran

daring.

E. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran penelitian ini, maka

penulis merasa perlu menjelaskan beberapa istilah berikut :

1. Penggunaan media pembelajaran daring adalah metode belajar yang

menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen

System (LMS). Seperti menggunakan zoom, google meet dan lainnya.

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan kewarganegaraan yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewaajibannya untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945.

3. Pandemi Covic-19 adalah peristiwa menyebarnya Corona Virus 2019 di

seluruh dunia penyakit ini disebabkan oleh Koronavirus jenis baru di beri

nama SARS-CoV-2.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penggunaan Media Pembelajaran Daring

1. Media Pembelajaran Daring

Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila

didukung dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media

serta metodologi pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat

diperlukan bagi pengembangan potensi peserta didik, secara optimal. Hal ini

disebabkan karena potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu

dengan sejumlah media atau sarana dan prasarana yang mendukung proses

interaksi yang sedang dilaksanakan.

Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat

strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab

keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri

terhadap peserta didik.

Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun untuk

mengembangkan kreatifitas berpikir peserta didik.

Pembelajaran diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan berpikir peserta didik, kemampuan mengkontruksi pengetahuan

baru, dan kemampuan menguasai materi pelajaran dengan baik.

Pembelajaran perlu didesain dengan baik, karena melibatkan interaksi

peserta didik, pendidik (guru) dan sumber belajar pada sebuah lingkungan

belajar. Pembelajaran diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu

peserta didik agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Tidak dapat

10
dipungkiri bahwa seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

maka penerapan pembelajaran juga mengalami perubahan. Perubahan

tersebut tampak dari pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam pembelajaran.

Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti

kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi

internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna

tersambung ke dalam jaringan internet. Pembelajaran daring artinya adalah

pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi

pembelajaran maupun jejaring sosial.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa

melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.Segala

bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga

dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online.

Daring juga menyatakan kondisi pada suatu alat perlengkapan atau

suatu unit fungsional.Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi

beberapa persyaratan sebagai berikut.

a. Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.

b. Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.

c. Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.

d. Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya,

e. Bersifat fungsional dan siap melayani.

11
Selama pelaksanaan model daring peserta didik memiliki keleluasaan

waktu untuk belajar.  Peserta didik dapat belajar kapan pun dan dimana pun,

tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.Peserta didik juga dapat berinteraksi

dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video

call atau live chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik

menggunakan forum atau message.

3. Model Pembelajaran Daring

a. Pembelajaran Daring Model Satu

Melibatkan pengampu dan peserta secara penuh. Peserta

melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari

seluruh bahan ajar, mengerjakan lembar kerja, dan berdiskusi dengan

guru. Selama proses pembelajaran, peserta difasilitasi secara daring

penuh oleh pengampu.

b. Pembelajaran Daring Model Dua

Melibatkan peserta, mentor, dan pengampu.

Model ini dilakukan secara daring penuh dengan menggabungkan interaksi

antara peserta, mentor, dan pengampu dengan model pembimbingan sebagai berikut:

1) Interaksi Pengampu dan Mentor : Pengampu mendampingi mentor

dan berinteraksi dengan mentor secara daring.

2) Interaksi Mentor dan Peserta : Mentor mendampingi, berdiskusi, dan

berkoordinasi dengan peserta secara daring.

3) Interaksi Pengampu dan Peserta : Pengampu memfasilitasi dan

berkomunikasi dengan peserta secara daring

12
c. Pembelajaran Daring Model Kombinasi

Di dalam model daring kombinasi, peserta melakukan interaksi

belajar secara daring dan tatap muka. Interaksi belajar daring dilakukan

mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan bahan pelajaran

telah disiapkan secara elektronik.Interaksi tatap muka dilaksanakan

dengan waktu yang disepakati bersama dan difasilitasi oleh seorang

mentor.

B. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah suatu mata

pelajaran yang merupakan satu rangkaian proses untuk mengarahkan

peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter bangsa Indonesia,

cerdas, terampil, dan bertanggungiawab sehingga dapat berperan aktif

dalam masyarakat sesuai ketentuan Pancasila dan UUD NRI 1945. Oleh

karena itu dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan intelektual

Indonesia memiliki dasar kepribadian sebagai warga negara yang

demokrasi, religius berkemanusiaan dan berkeadaban.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga

negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,

13
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945.

Beberapa pandangan pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan adalah

sebagai berikut.

a. Henry Randall Waite (1886) merumuskan, Civics adalah Ilmu

Kewarganegaraan yang rnembicarakan hubungan manusia dengan manusia

dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi sosial,

ekonomi, politik), dan individu-individu dengan negara.

b. Edmonson (1958) mengemukakan bahwa civics adalah kajian yang berkaitan

dengan pemerintahan dan yang menyangkut hak dan kewajiban warga

negara. Civics merupakan cabang ilmu

c. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship mempunyai

dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama, kewarganegaraan

termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang sah. Yang kedua,

aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak, organisasi

pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggungjawab.

d. Menurut Elise Boulding, perlu adanya pengembangan kebudayaan

kewarganegaraan yang menjelaskan apa yang dapat disumbangkan terhadap

ruang dunia, sumber daya, dan kesempatan dan pengelolaan yang saling

ketergantungan. Ruang dunia bukan hanya ruang fisik, tetapi ruang secara

sosial. Ruang sosial adalah ruang tindakan yang dapat mengarahkan,

menyusun serta meningkatkan saling ketergantungan dalam kehidupan sosial.

Kebudayaan kewarganegaraan tidak saja menyangkut tentang masyarakat

dalam negara, tetapi juga tentang masyarakat dunia.

14
e. Menurut Azyumardi Azra, pendidikan kewarganegaraan, civics education

dikembangkan menjadi pendidikan kewargaan yang secara substantif tidak

saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar

akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan

bernegara, tetapi juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga

dunia, global society.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan

kewarganegaraan bersifat universal, tidak hanya dalam konteks school civics

tetapi juga community civics, yang intinya kaitan antara warga negara,

individu, dengan government, hak dan kewajiban sebagai warga negara dari

sebuah negara, hukum, dan partisipasi, kesiapan warga negara sebagai bagian

dari warga dunia.  

C. Pandemi Covid-19

Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus

2019 di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang

diberi nama SARS-CoV-2.Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,

Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan

sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret

2020.Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan

di lebih dari 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang

meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh.

Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui

percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat

15
dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar

akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh

wajah seseorang. Penyakit COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya

memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala

muncul. Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar

lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari.Gejala umum di

antaranya demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi dapat

berupa pneumonia dan penyakit pernapasan akut berat. Tidak ada vaksin atau

pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan

berupa terapi simtomatik dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang

direkomendasikan di antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga

jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang mencurigai

bahwa mereka terinfeksi.Upaya untuk mencegah penyebaran virus termasuk

pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan

pembatalan acara, serta penutupan fasilitas. Upaya ini termasuk karantina

Hubei, karantina nasional di Italia dan di tempat lain di Eropa, serta pemberlakuan

jam malam di Tiongkok dan Korea Selatan, berbagai penutupan perbatasan negara

atau pembatasan penumpang yang masuk,penapisan di bandara dan stasiun

kereta,serta informasi perjalanan mengenai daerah dengan transmisi lokal. Sekolah

dan universitas telah ditutup baik secara nasional atau lokal di lebih dari 124 negara

dan memengaruhi lebih dari 1,2 miliar siswa.

Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global, penundaan

atau pembatalan acara olahraga dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang

kekurangan persediaan barang yang mendorong pembelian panik. Misinformasi dan

16
teori konspirasi tentang virus telah menyebar secara daring, dan telah terjadi

insiden xenophobia dan rasisme terhadap orang Tiongkok dan orang-orang Asia

Timur atau Asia Tenggara lainnya.

D. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian relevan sebagai

acuan :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hilna Putria, Luthfi Hamdani Maulana, Din

Azwar Uswatun, 2020, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Jawa Barat

yang berjudul “Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan(Daring) Masa

Pandemi Covid19 Pada Guru Sekolah Dasar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini sama-sama

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik

pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Perbedaannya dalam penelitian ini dengan yang akan peneliti lakukan

terletak pada lokasi, bidang kajiannya dan penelitian ini adalah kota

Sukabumi Jawa Barat sedangkan penelitian yang akan dilakukan berada di

Palangka Raya.

E. Kerangka Berpikir

Pembelajaran PPKn saat ini dilakukan secara jarak jauh yaitu melalui

pembelajaran online. Hal ini tentu dirasa berat oleh guru dan siswa. Sistem

pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap

muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang

17
menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar

tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat

mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring

(online).

Semua sektor merasakan dampak dari pandemi virus corona. Dunia

pendidikan merupakan satu sektor yang paling terdampak dalam pandemi ini. Oleh

karenanya Pemerintah mengubah sistem pendekatan belajar tatap muka (Luring)

menjadi daring. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru

yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui

Google classroom. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk power point atau

video.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran

daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem

daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap

dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif

mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang

digunakan adalah analisis deskriptif untuk menjelaskan penggunaan media

pembelajaran daring dalam pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di massa

Pandemi Covid-19 di SMA Negeri 2 Palangka Raya. Tujuannya untuk

mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran daring pada massa pandemic

covid-19 di SMA Negeri 2 Palangka Raya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30

siswa.Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama, hal ini seperti

yang dikatakan Moleong bahwa dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sendiri

atau bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama. Sesuai dengan

peneliti kualitatif, kehadiran peneliti dilapangan adalah sangat penting dan

diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan instrument kunci utama dalam

mengungkapkan makna dan sekaligus sebagai alat pengumpul data. Karena itu

peneliti juga harus terlibat dalam kehidupan orang-orang yang diteliti sampai pada

tingkat keterbukaan antara kedua belah pihak. Oleh karena itu dalam penelitian ini

peneliti langsung ke lapangan untuk mengamati dan mengumpulkan data yang

19
dibutuhkan. Adapun data-data dibutuhkan dalam peneltian ini adalah data-data

mngenai Penggunaan Media Pembelajaran Daring dalam PPKn dalam Massa

Pandemi Covid-19.

C. Lokasi Penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan ialah dengan

jalan mempertimbangkan teori subtantif dan dengan mempelajari sserta mendalami

focus serta rumusan masalah penleitian. Hal tersebut penulis memilih lokasi

penelitian ini di SMA Negeri 2 Palangka Raya.

D. Sumber Data

Sumber data adalah salah satu yang paling viral dalam penelitian. Kesalahan

dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga

akan meleset dari yang diharapkan. Sumber data meliputi dua jenis yaitu : pertama

sumber data primer, yaitu data yang diperoleh langsung oleh objek penelitian, yaitu

wawancara guru dan kedua data sekuler yaitu data-data yang diperoleh dari siswa.

Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis data sekunder dibagi ke dalam kata-

kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto.

Adapun yang mnejadi sumber data penelitian ini yaitu siswa kelas XI MIPA

3 di SMA Negeri 2 Palangka Raya sebanyak 30 Siswa.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk

keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting

20
diperoleh dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan

digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang telah

dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Metode

pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Pengumpulan data adalah

prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.Perlu

dijelaskan bahwa pengumpulan data dapat dikerjakan berdasarkan pengalaman.

Secara metodologis dikenal beberapa macam tehnik pengumpulan data, diantaranya :

1. Observasi

Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku obyek sasaran. Metode observasi yaitu melakukan

pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dan

menganalisis penggunaan metode pembelajaran daring dalam PPKn pada

massa pandemi covid-19.

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain

dengan mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara

dilakukan melalui whatsapp karena tidak bisa dilakukan secara tatap muka

selama corona dengan memanfaatkan informasi dari siswa.

21
3. Studi Dokumentasi

Sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data

dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden,

seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti

perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya. Data

dokumentasi didapat dari aplikasi zoom dan whatsapp.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum terjun ke

lapangan, observasi, selama pelaksanaan penelitian di lapangan dan setelah selesai

penelitian di lapangan.Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi

dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang

diperoleh kedalam sebuah kategori, menjabarkan data kedalam unit-unit,

menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang sesuai dengan

masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah

untuk dipahami. Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan

model interaktif dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data hasil penelitian.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

22
Adapun model interaktif yang dimaksud sebagai berikut:

Gambar 1. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman (Miles, Huberman dan Saldana, 2014: 14)

Komponen-komponen analisis data model interaktif dijelaskan sebagai

berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih

dan memfokuskan data pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan reduksi data dengan cara

memilah-milah, mengkategorikan dan membuat abstraksi dari catatan

lapangan, wawancara dan dokumentasi.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan setelah data selesai direduksi atau

dirangkum. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk CW (Catatan

23
Wawancara), CL (Catatan Lapangan) dan CD (Catatan Dokumentasi).

Data yang sudah disajikan dalam bentuk catatan wawancara, catatan

lapangan dan catatan dokumentasi diberi kode data untuk

mengorganisasi data, sehingga peneliti dapat menganalisis dengan cepat

dan mudah. Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai dengan

pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Masing-masing data

yang sudah diberi kode dianalisis dalam bentuk refleksi dan disajikan

dalam bentuk teks.

3. Kesimpulan, Penarikan atau Verifikasi (Conclusion Drawing/

Verification)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif model interaktif

adalah penarikan kesimpulan dari verifikasi.Berdasarkan data yang telah

direduksi dan disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung

dengan bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data.Kesimpulan

adalah jawaban dari rumusan masalah dan pertanyaan yang telah

diungkapkan oleh peneliti sejak awal.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus

memenuhi:

1. Mendemontrasikan nilai yang benar

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dan

prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

24
Agar data-data yang diperoleh dari tempat penelitian dan para informan

memperoleh keabsahan maka peneliti menggunakan teknik :

1. Perpanjangan keabsahan temuan

Sebelum melakukan penelitian secara formal terlebih dahulu peneliti

menyerahkan surat permohonan penelitian kepada orangtua anak. Hal ini

dimaksudkan agar dalam melakukan penelitian mendapat tanggapan yang baik

mulai dari awal sampai akhir penelitian selesai.

2. Pendiskusian teman sejawat

Teknik dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik

ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan

keabsahan data.

Untuk membuat agar penelti tetap mempertahankan sikap terbuka dan

kejujuran. Diskusi dengan teman sejawat ini memberikan suatu kesempatan

awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul

dari pemikiran peneliti.

Pada proses pengambilan data, mulai dari awal proses penelitian hingga

pengolahannya, peneliti tidak sendirian akan tetapi kadang-kadang ditemani

oleh orang lain yang bisa diajak bersama-sama untuk membahas data yang telah

dikumpulkan. Proses ini juga dipandang sebagai pembahasan yang sangat

bermanfaat untuk membandingkan hasil-hasil yang telah peneliti kumpulkan

dengan hasil yang orang lain dapatkan, karena bukan mustahil penemuan yang

didapatkan bisa juga mengalami perbedaan yang pada akhirnya akan bisa saling

melengkapi.

25
H. Tahap-tahap Penelitian

Pendekatan dan teori yang menjadi akar dari penelitian kuallitatif pada intinya

memiliki ciri-ciri yang berbeda bila dibandingkan dengan pendekatan dan teori

yanng menjadi akar dari penelitian kuantitatif. Oleh karena itu, prosedur dan tahap-

tahap yang harus dilalui untuk melakukan penelitian kualitatif juga berbeda dari

prosedur dan tahap-tahap penellitian kuantitatif. Prosedur dan tahap-tahap yang

harus dilalui apabila melakukan penelitian kualitatif adalah sebagai :

1. Menetapkan fokus penellitian

Prosedur penelitian kualitatif mendasarkan pada logika berfikir induktif

sehingga perencanaan penelitiannya bersifat sangat fleksibel. Walaupun bersifat

fleksibel, penelitian kualitatif harus melalui tahap-tahap dan prosedur penelitian

yang telah ditetapkan.

2. Menentukkan setting dan subjek penelitian

Sebagai sebuah metode penelitian yang bersifat holistis, setting penelitian

dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting dan telah

ditentukan ketika menetapkan fokus penellitian.Setting dan subjek penelitian

merupakan suatu kesatuan yang telah ditentukan sejak awal penelitian.

3. Pengumpulan Data, pengolahan data, dan analisis data.

Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan

sehingga tahap penngumpulan data, dalam penelitian kualitatif pengolahan data

tidak pengolahan data, dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama

proses penellitian. Dalam penelitian kualitatif pengolahan data tidak harus

dilakukan setelah data terkumpul, atau analisis data tidak mutlak dilakukan

setelah pengolahan data selesai.

26
4. Penyajian data

Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita tentang

sesuatu hal pada orang lain. Oleh karena ada data yang diperoleh dalam

penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk angka, penyajian

biasanya berbentuk uraian kata-kata dan tidak berupa tabel-tabel dengan

ukuran-ukuran statistik.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-masa-
pandemi-covid-19
https://www.researchgate.net/publication/340478043_METODE_PEMBELAJARA
N_DARINGE-LEARNING_YANG_EFEKTIF_A_Pendahuluan_Sejarah_Elearning
https://www.amongguru.com/pembelajaran-daring-dan-luring-pengertian-ciri-ciri-
serta-perbedaannya/
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/460/pdf
Putra, N. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Rajawali Pers.

Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan


Keunggulannya. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Riyana, C. (2019). Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online. Universitas


Terbuka.

Sari, P. (2015). Memotivasi Belajar dengan Menggunakan E-Learning. Jurnal

Ummul Quro, 6(2), 20–35.

http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/qura/issue/view/531

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. CV Alfabeta.

_______. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D). CV Alfabeta.

28

Anda mungkin juga menyukai