Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL PENELITIAN

PERSEPSI ORANG TUA SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING


DI UPT SDN 28 KABUPATEN PINRANG

ANDI ADE IRMA


1747041022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka............................................................................... 7
1. Persepsi Orang Tua ................................................................. 7
2. Pembelajaran Daring ............................................................... 11
B. Kerangka Pikir .............................................................................. 19
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 27
C. Desain Penelitian ........................................................................... 27
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 28
E. Defenisi Operasional Variabel ...................................................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
G. Instrumen Penelitian...................................................................... 29
H. Uji Coba Instrumen ....................................................................... 31
I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
JUDUL: PERSEPSI ORANG TUA SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
DARING DI UPT SDN 28 KABUPATEN PINRANG

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepanjang sejarahnya, pendidikan berlangsung secara terus menerus

mewujudkan dan meningkatkan peradaban manusia. Di Indonesia sistem pendidikan

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 perihal sistem

pendidikan nasional Bab I Pasal I Ayat 1 menyatakan bahwa

Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk menghasilkan


suasana dalam belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, akhlak mulia, keterampilan, dan
kecerdasan yang diperlukan dirinya, masyarakat sekitar, bangsa dan Negara.

Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan dinyatakan sangat berperan pada

kehidupan manusia dimana tujuannya untuk mengembangkan potensi diri yang

menentukan arah kehidupan seseorang dan akan bermanfaat untuk bangsa dan

Negara.

Dalam menciptakan pendidikan dan pembelajaran yang berkulitas semestinya

sejalan dengan perkembangan teknologi yang saat ini telah berkembang. Pada abad

ke-21 ini perkembangan teknologi di bidang pendidikan semakin maju, hal ini

mampu menjadi pertimbangan guru sebagai salah satu strategi baru dalam

mengembangkan sebuah pembelajaran. Pada saatnya para guru akan menyadari

1
2

bahwa model maupun strategi pembelajaran yang konvensional tidak akan

cukup membantu siswa dalam hal belajar.

Indonesia saat ini tengah dihadapkan dengan tantangan di tengah pandemi

Covid 19. Semua sektor merasakan dampak dari Covid 19 ini, dunia pendidikan salah

satunya. Dengan begitu pemerintah memberikan kebijakan untuk sekolah- sekolah

melaksanakan sistem pembelajaran dari rumah. Program tersebut dikenal dengan

pembelajaran daring atau sistem E-learning. Menurut Mustofa (2019) “pembelajaran

daring merupakan salah satu metode pembelajaran online atau dilakukan melalui

jaringan internet” (Atiqoh, 2020, hh. 45-46). Hal tersebut ditetapkan dalam rangka

memutus rantai penyebaran Covid 19 terutama didalam dunia pendidikan

sebagaimana yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) Pada

satuan Pendidikan.

Penerapan belajar dirumah melalui pembelajaran daring dimasa pandemi

Covid 19 tentunya menimbulkan berbagai persepsi dari berbagai pihak. Asiana

(2020) mengungkapkan “persepsi merupakan kerangka konseptual, asumsi, nilai, atau

gagasan yang mempengaruhi cara kita bertindak dalam suatu situasi” (h.7). Persepsi

yang beragam muncul utamanya pada orang tua siswa mengenai pembelajaran daring.

Sejatinya dalam pembelajaran daring, siswa dituntut untuk beradaptasi dengan proses

pembelajaran yang dinilai berbeda dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran

daring tidak hanya menjadi tantangan bagi peserta didik tetapi juga merupakan

tantangan bagi pendidik dan orang tua. Tenaga pendidik diharuskan untuk kreatif dan
3

inovatif dalam mendesain media pembelajaran untuk menunjang proses belajar

mengajar. Selain melibatkan pendidik dan peserta didik, di dalam pembelajaran

daring juga melibatkan orang tua sebagai pengawas proses belajar mengajar siswa di

rumah.

Kegiatan pembelajaran daring sangat melibatkan peran orang tua didalamnya.

Seperti yang disampaikan Yeni (dalam Ayudia, Febrialismanto, & Solfiah, 2020)

‘orang tua merupakan pendidik yang pertama bagi anak” (h.245). Peran orang tua

adalah memberikan pendidikan kepada anak yang diselenggarakan dirumah atau

biasa disebut pendidikan informal. Orang tua dapat memantau sejauh apa kompetensi

dan kemampuan anak.

UPT SDN 28 Pinrang merupakan salah satu sekolah yang terdampak Covid

19, sehingga berdasarkan anjuran pemerintah pembelajaran dilaksanakan secara

daring menggunakan aplikasi penunjang e-learning, baik menggunakan WA dan lain

sebagainya, agar proses belajar mengajar tetap berlangsung sebagaimana mestinya.

Berdasarkan fakta yang ditemukan melalui observasi hasil penjajakan awal mengenai

persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring di UPT SDN 28 PINRANG pada

tanggal 8 Februari 2021 beberapa orang tua peserta didik memberikan pendapat

terkait beberapa hal dalam proses belajar mengajar secara daring. Orang tua dirasa

sulit dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada anak karena kurangnya

pemahaman orang tua dalam pembelajaran daring.

Kendala-kendala orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah dimasa


pandemi Covid-19 adalah (1) kurangnya pemahaman materi oleh orang tua;
4

(2)kesulitan orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak; (3)tidak


memiliki cukup waktu dalam mendampingi anak karena harus bekerja;
(4)orang tua tidak sabar dalam mendampingi anak saat belajar dirumah;
(5)kesulitan orang tua dalam mengoperasikan gadget; (6)kendala jangkauan
internet (Ayudia, Febrialismanto, & Solfiah, 2020, h.247)

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait dengan persepsi orang tua

terhadap pembelajaran daring selama pandemi Covid 19 oleh Rismawati (2021)

setelah melakukan observasi diketahui bahwa semua orang tua siswa kelas 5C

memandang pembelajaran daring selama pandemi Covid 19 membuat waktu belajar

anak menjadi terbuang sia-sia dirumah serta kulaitas berfikir anak menjadi lemah,

dan sebagian besar orang tua siswa merasa kerepotan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi orang tua siswa terhadap pembelajaran daring selama

pandemi Covid 19 di SDN Batu Piring yaitu latar belakang pendidikan orang tua

siswa, ekonomi atau pekerjaan, jumlah tanggungan dalam keluarga dan sosial budaya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Bayu Purbha Sakti (2021) diketahui bahwa

persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring ditentukan oleh perhatian,

pengalaman, hambatan dan pengetahuan. Faktor pada kategori cukup baik ditinjau

dari faktor perhatian dengan presentase 47, 1%, pengalaman dengan presentase 53%

dan penghambat dengan presentase 58,8%. Sedangkan satu faktor dengan kategori

baik yaitu pengetahuan dengan nilai presentase 41,2%, dengan kesimpulan faktor

pengetahuan orang tua sangat mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran daring.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang ingin penulis

lakukan terdapat pada komponen yang diukur. Penelitian sebelumnya mengukur


5

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua siswa terhadap pembelajaran

daring sedangkan penelitian yang ingin penulis lakukan melihat gambaran persepsi

orang tua berdasarkan indikator persepsi terhadap pembelajaran daring.

Berdasarkan uraian diatas, maka upaya untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai persepsi orang tua siswa terhadap pembelajaran daring, peneliti bermaksud

melakukan suatu penelitian dengan judul : Persepsi Orang Tua Siswa terhadap

Pembelajaran Daring di UPT SDN 28 Kabupaten Pinrang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi orang tua siswaterhadap pembelajaran daring selama

pandemi Covid 19 di UPT SDN 28 Pinrang?

C. Tujuan

Untuk memberikan gambaran secara deskriptif mengenai persepsi orang tua

tehadap pembelajaran secara daring selama pandemi Covid 19 di UPT SDN 28

Pinrang.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Akademisi

Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pengembangan pembelajaran,

khususnya dalam model pembelajaran daring pada jenjang pendidikan dasar .


6

b. Bagi Peneliti

Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dan memberikan

hasil kajian terhadap pembelajaran secara daring.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan tekait pembelajaran daring serta memberikan

pengalaman bagi peneliti dalam penerapan pengetahuan terhadap masalah yang

dihadapi secara nyata

b. Bagi Guru

Menumbuh kembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam proses belajar

mengajar secara daring

c. Bagi Siswa

Meningkatkan pemahaman dan pengalaman belajar siswa dalam melaksanakan

pembelajaran daring.

d. Bagi Orang Tua

Meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pelaksanaan pembelajaran

daring.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Persepsi Orang Tua

a. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan kesan yang diperoleh setiap individu melaluai panca

indra yang terorganisir untuk memperoleh makna berdasarkan proses belajar dan

pengalaman. Deddy & Veithzal (2011) mengungkapkan bahwa “presespsi adalah

suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan

kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka”

(Ayudia, 2020, h.246).

Sementara itu, menurut Asiana (2020) “persepsi adalah suatu cara pandang

terhadap suatu masalah yang terjadi, atau sudut pandang tertentu yang digunakan

dalam melihat suatu fenomena” (h.7).

b. Indikator Persepsi

Persepsi dapat didefenisikam sebagai cara organisme meberi makna. Persepsi

merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah

adanya rangsangan.

Menurut Mudasir (2017) “ Indikator persepsi terdiri dari 3, diantaranya

tanggapan, pendapat, dan penilaian” (hh.13-15). Berikut penjabaran dari 3 indikator

persepsi :

1) Tanggapan adalah kesan-kesan dan ingatan dari pengamatan.

7
8

2) Pendapat merupakan hasil pekerjaan pikir yang meletakkan hubungan antara

tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain, antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat.

3) Penilaian adalah proses, cara, perbuatan menilai, pemberian nilai. Penilaian pada

dasarnya adalah semacam pengukuran yang menggunakan norma-norma tertentu.

c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Proses terbentuknya persepsi yang terjadi pada seorang individu dipengaruhi

oleh tanggapan terhadap stimulus yang diterima oleh panca indera atau sudut pandang

seorang individu pada sebuah objek.

Menurut Hasmine (2013) “faktor-faktor yang mepengaruhi persepsi dibagi

menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal” (Hakim, 2015, hh.11-13). Berikut

penjelasan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi persepsi :

1) Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat

dalam individu yang mencakup beberapa hal, antara lain:

a) Fisiologis, informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang

diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti

terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada setiap

orang berbeda, sehingga interpretasi terhadap lingkungan dapat berbeda.

b) Perhatian, individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang

ada pada suatu objek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian
9

seseorang terhadap objek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi terhadap

persepsi.

c) Minat, persepsi terhadap suatu objek bervariasi tergantung pada seberapa banyak

energy atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi.

Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk

memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

d) Kebutuhan yang searah, faktor ini diihat dari bagaimana kuatnya seorang

individu mencari objek-objek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai

dengan dirinya.

e) Pengalaman dan ingatan, pengalaman sendiri dapat diartikan dengan tergantung

pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat menjaga kejadian-kejadian

lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

f) Suasana hati, keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, ini menunjukan

bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi

bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2) Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari

lingkungan dan objek-objek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut

dapat megubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya. Sementara

itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi yakni:

a) Ukuran dan penempatan objek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa

semakin besarnya hubungan suatu objek, maka semakin mudah untuk dipahami.
10

Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk

ukursn suatu objek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya

membentuk persepsi.

b) Warna dari objek-objek. Objek-objek yang mempunyai cahaya lebih banyak,

akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

c) Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus dari luar yang penampilannya

dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali diluar sangkaan

individu yang lain akan menarik banyak perhatian.

d) Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna

lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali

dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu objek yang bias

mempengaruhi persepsi.

e) Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap

objek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan

objek yang diam.

d. Orang Tua

Orang tua adalah ayah/ibu seorang peserta didik, baik melalui hubungan

biologis maupun sosial. Menurut Aidah (2020) “orang tua merupakan guru pertama

untuk anak dalam mempelajari banyak hal, baik secara akademik maupun kehidupan

secara umum” (h.2).


11

e. Peran Orang Tua

Peran orang tua terfokus pada perhatian orang tua dalam keluarga sebagai

lingkungan utama pendidikan pertama dan yang paling dekat dengan anak menjadi

unsur terpenting. Pengertian, penerimaan, pemahaman, dan bantuan orang tua

menjadi sangat berarti bagi anak guna mengarahkan kehidupan dan pencapaian

belajarnya.

Perhatian orang tua terhadap anak dalam proses pembelajaran merupakan


sesuatu hal yang utama dalam meningkatkan perhatian belajar mereka.
Perhatian yang diberikan sebagai upaya mendorong anak untuk belajar, baik
dirumah maupun disekolah yang pada akhirnya merubah pola pikir anak
menjadi lebih baik tentang pentingnya pendidikan (Muslim, 2020, h.5).

Menurut Pramana (2020) “peran orang tua dalam pembelajaran sangatlah

besar, orang tua akan menjadi mitra utama guru disekolah dalam pelaksanaan

pembelajaran daring” (h.190). Orang tua berperan sebagai motivator dimana mereka

harus mampu memotivasi anak-anaknya untuk bersemangat mengikuti pembelajaran.

Selain itu mereka juga berperan sebagai fasilitator yang menyediakan berbagai

fasilitas yang diperlukan oleh anak dalam mengikuti pembelajaran dirumah serta

mengatasi kesulitan belajar anak.

2. Pembelajaran Daring

a. Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dalam

jaringan tanpa adanya tatap muka secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
12

Kata daring berasal dari dua kata yaitu “dalam” dan “jaringan”.

“Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan

dimana pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung” (Pohan 2020,

h.2).

Menurut Meidawati, (2019) pembelajaran daring sendiri dapat dipahami


sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta
didik dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan
berbagai sumber daya yang di perlukan didalamnya (Pohan, 2020, h.2)

Menurut Syarifuddin (2020) pembelajaran daring untuk saat ini menjadi


sebuah solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam atau
keadaan seperti social distancing. Kegiatan diaplikasikannya pembelajaran
daring menjadikan kegiatan belajar mengajar dalam konteks tatap muka
dihentikan sementara, dan diganti dengan sistem pembelajaran daring melalui
aplikasi yang sudah tersedia. (Yolandasari,2020, h.13).

Pembelajaran daring sangat dikenal di kalangan akademik dan masyarakat

dengan istilah pembelajaran online (online learning), pembelajaran jarak jauh, e-

learning dan lain sebagainya. Pembelajaran daring mengedepankan akan interaksi

dan pemberian informasi yang mempermudah peserta didik meningkatkan kualitas

belajar.

b. Komponen-Komponen Pembelajaran Daring

Dalam peningkatan kualitas pembelajaran harus memperhatikan komponen-

komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran.


13

Menurut Sugihartono (2007) “Komponen-komponen pembelajaran terbagi menjadi

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, media

pembelajaran serta evaluasi” (Mustian, 2020, hh.9-12). Berikut uraian dari

komponen-komponen pembelajaran daring :

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan dalam pembelajaran merupakan komponen yang paling penting yang

harus di tetapkan dalam proses pembelajaran yang mempunyai fungsi sebagai tolak

ukur keberhasilan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah perumusan tentang

tingkah laku atau kemampuan – kemampuan yang kita harapkan dapat dimiliki oleh

peserta didik setelah mereka mengikuti pelajaran pelajaran yang telah diberikan.

Kemampuan yang harus dimiliki peserta didik merupakan suatu tujuan yang

ditargetkan oleh guru setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dengan kata lain

tujuan merupakan suatu komponen yang dapat mempengaruhi komponen

pembelajaran lainnya seperti pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi, yang

harus disesuaikan dan digunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien

mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2) Materi Pembelajaran

Menurut Nana Sudjana (2006) “Materi pelajaran adalah inti yang diberikan

kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, sehingga materi

harus dibuat secara sistematis agar mudah diterima oleh siswa” (Mustian, 2015,
14

h.12). Maka dapat dijelaskan materi pelajaran adalah semua bahan pelajaran yang

diberikan oleh guru kepada siswa pada proses belajar mengajar dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. Bahan pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan

anak didik akan memotivasi anak didik dalam proses belajar mengajar.

3) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. segala

sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan samua komponen pengajaran,

kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat

tercapai.

4) Metode

Menurut Oemar Hamalik (dalam Mustian, 2015) metode pembelajaran

merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Jadi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran guru

memerlukan suatu metode yang tepat sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik.

5) Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat berperan dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar karena dengan media peserta didik dapat menerima pesan yang

disampaikan oleh guru. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
15

dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan –

pesan pengajaran dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, minat, dan perhatian siswa dalam belajar.

6) Evaluasi

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran perlu

dilakukan usaha dan tindakan untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi/hasil

belajar. Evaluasi mempunyai tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa, untuk

mengetahui kekurangan dan kelemahan siswa, untuk mengetahui perkembangan

siswa serta untuk mengukur kesuksesan guru dalam pembelajaran. Jadi yang

dimaksud dengan evaluasi adalah suatu kegiatan menilai yang dilakukan oleh guru

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan cara terencana, sistematik,

dan terarah berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan

c. Manfaat Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring atau e-learning adalah proses belajar mengajar yang

memanfaatkan internet dan media digital dalam penyampaian materinya memberikan

dampak dan juga manfaat bagi dunia pendidikan disaat pandemi COVID-19 saat ini.

Menurut Bilfaqih (2015) manfaat dalam pembelajaran daring adalah sebagai


berikut :
1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan
2) Memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran
3) Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang bermutu
melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan
4) Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang bermutu
melalui pemanfaatan sumber daya bersama.(Yolandasari, 2020, h.14)
16

Berdasarkan manfaat diatas, pembelajaran daring dikatakan dapat

meningkatkan kualitas pendidikan yang disesuaikan dengan mutu pendidikan serta

kapasitas masing–masing siswa.

Menurut Meidawati (2019) manfaat pembelajaran daring (1) dapat


membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efesien antara guru dengan
murid; (2) siswa saling berinteraksi dan berdiskusi antara siswa yang satu
dengan yang lainnya tanpa melalui guru; (3) dapat memudahkan interaksi
antara siswa, guru dengan orang tua; (4) sarana yang tepat untuk ujian
maupun kuis; (5) guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada siswa
berupa gambar dan video, selain itu murid juga dapat mengunduh bahan ajar
tersebut, (6) dapat memudahkan guru membuat soal dimana saja dan kapan
saja tanpa batas waktu (Pohan, 2020, h.7)

Pembelajaran daring memiliki manfaat sebagai sarana untuk membangun

komunikasi atau interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, serta guru dan

orang tua tanpa bertatap muka secara langsung dimana saja dan kapan saja sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring selain memiliki beberapa manfaat juga memiliki

kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya.

Menurut Empy dan Zhuang (2005) menyebutkan beberapa keuntungan E-


learning atau pembelajaran daring, antara lain:
1) Mengurangi biaya. Dengan menggunakan E-learning, kita menghemat
waktu dan uang untuk mencapai suatu tempat pembelajaran. Dengan E-
learning kita dapat diakses dari berbagai lokasi dan tempat.
2) Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran. Dengan
menggunakan E-learning, pengajar dapat menentukan waktu untuk belajar
17

dimanapun, dan pelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-


masing.
3) Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. E-learning selalu memiliki
kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati
pengajar. E-learning dirancang agar pelajar dapat lebih mengerti dengan
menggunakan simulasi dan animasi (Yolandasari, 2020, hh.14-15)

Disamping kelebihan diatas, Efendi (2008) mengutarakan kekurangan


penggunaan E-learning antara lain:
1) Interaksi tatap muka yang terjadi antara peserta didik dan pengajar atau
antara peserta didik dengan peserta didik menjadi minim
2) Pembelajaran yang dilakukan lebih cenderung ke pelatihan bukan
pendidikan
3) Aspek bisnis atau komersial menjadi lebih berkembang dibandingkan
aspek sosial dan akademik
4) Pengajar dituntut lebih menguasai teknik pembelajaran dengan
menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK)
5) Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia ditempat yang
bermasalah dengan listrik, telepon, dan komputer.
6) Sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk mengoperasikan
komputer masih kurang.
7) Bahasa komputer yang belum dikuasai
8) Perasaan terisolasi dapat terjadi pada peserta didik
9) Terjadinya variasi kualitas dan akurasi informasi, oleh sebab itu
dibutuhkan panduan pada saat menjawab pertanyaan.
10) Kesulita mengakses grafik, gambar dan video karena peralatan yang
dipakai tidak mendukung sehingga menyebabkan peserta didik menjadi
frustasi (Yolandasari, 2020, hh.15-16)

e. Ketentuan Pembelajaran Daring

Ketentuan pembelajaran daring telah diatur oleh Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 4

Tahun 2020 tentang batasan-batasan dalam pelaksanaan pembelajaran daring.

Adapun batasan-batasannya sebagai berikut.

1) Siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum atau

kenaikan kelas.
18

2) Pembelajaran dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang

bermakna bagi siswa.

3) Difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai Covid-19.

4) Tugas dan aktivitas disesuaikan dengan minat dan kondisi siswa, serta

mempertimbangkan kesenjangan akses dan fasilitas belajar dirumah.

5) Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat

kualitatif dari guru, tanpa harus berupa skor/nilai kuantitatif.


19

B. Kerangka Pikir

Dengan adanya pandemi COVID-19 mengharuskan semua kegiatan dilakukan

dirumah, utamanya pada dunia pendidikan. Sekolah-sekolah banyak yang

melaksanakan kegiatan poses belajar mengajar secara online atau daring.

Pembelajaran daring seharusnya efektif untuk pembelajaran selama pandemi

yang memungkinkan antara guru dan siswa berinteraksi melalui virtual. Menurut

Park (dalam Budhianto, 2020) faktor pendukung kesuksesan pembelajaran daring

juga dapat dilihat dari persepsi, sikap dan niat penggunaan E-learning. Persepsi yang

terbentuk dalam diri seseorang baik persepsi positif maupun negatif dapat

mempengaruhi perilaku orang tersebut pada objek yang dipersepsikannya. Persepsi

sendiri terdiri dari tanggapan, pendapat dan penilaian yang datang dari berbagai

pihak diantaranya orang tua. Persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring

merupakan proses untuk menginterpretasikan dan menilai pelaksanaan pembelajaran

daring.

Orang tua siswa termasuk dalam stakeholder (pemangku kepentingan)

pendidikan memiliki harapan dan menaruh perhatian terhadap proses pendidikan,

khususnya pembelajaran daring. Mereka berharap proses pembelajaran daring dapat

mendukung proses belajar mengajar dirumah. Oleh karena itu, orang tua siswa sangat

berperan terhadap hasil belajar anak selama pembelajaran daring berlangsung.

Semakin baik tanggapan orang tua siswa terhadap pembelajaran daring, maka

semakin meningkat pula dorongan yang diberikan agar anak mengikuti pembelajaran

dengan efektif.
20

Pembelajaran Selama Masa Pandemi Covid-19

Persepsi Orang Tua Pembelajaran Daring

Gambar 2.1. Alur Kerangka Pikir


III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

dimaksudkan untuk menyajikan data secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan pemaknaan fenomena yang ada dilapangan. Penelitian menggunakan

pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data diwujudkan dalam angka

dan analisisnya berdasarkan analisis statistik deskriptif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di UPT SDN 28 Pinrang, yang beralamat di

Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari perumusan gagasan yang dilaksanakan selama tiga

bulan yang termasuk didalamnya pencarian fakta-fakta, penkajian teori, penyusunan

proposal sampai bimbingan proposal. Dilanjutkan dengan 1 bulan penelitian

dilapangan sampai dengan hasil.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan metode survey.

Penggunaan metode survey dimaksudkan untuk mempermudah peneliti

melaksanakan penelitian, pada metode penelitian menjelaskan mengenai prosedur

27
28

penelitian yang akan dilaksanakan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu seperti mencari informasi data penelitian dari

pertanyaan maupun pernyataan dapat terungkap secara faktual terperinci yang

menggambarkan fenomena yang terjadi. Pada penelitian ini dimaksudkan untuk

memberikan gambaran mengenai persepsi orang tua siswa terhadap pembelajaran

daring di UPT SDN 28 Kabupaten Pinrang.

D. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2006) “populasi adalah keseluruhan objek penelitian”

(h.130). Populasi pada penelitian ini adalah orang tua siswa UPT SDN 28 Pinrang

yang berjumlah 196 siswa.

Pada penelitian ini tidak menjadikan seluruh orang tua siswa UPT SDN 28

PInrang sebagai sampel. Sampel di pilih secara acak dari populasi menggunakan

probably sampling dengan simple random sampling.

Menurut Arikunto (2006) “ apabila jumlah subjeknya kurang dari 100, maka
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, tetapi apabila jumlahnya lebih besar maka diambil sebanyak 10-15%
atau 20-25% atau lebih” (h.134).

Karena jumlah populasinya lebih dari 100 dengan jumlah 196 siswa, maka

peneliti memustuskan mengambil sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi yang

berarti 30 orang tua siswa. Peneliti mengambil sampel orang tua siswa yang dapat

mewakili dari kelas tinggi yakni kelas IV,V,VI sebanyak 10 orang tua siswa perkelas.
29

E. Defenisi Operasional Variabel

Variabel penelitian ini, adalah persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring.

Persepsi orang tua merupakan penilaian atau pandangan orang tua. Pada penelitian ini

orang tua akan memberikan tanggapan, pendapat dan penilaiannya terkait bagaimana

pembelajaran daring selama pandemic Covid 19.

F. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain :

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaan kepada responden. Angket digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden yang bertujuan mencari informasi yang lengkap mengenai

suatu masalah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk mencari data mengenai

hal-hal atau variabel, berupa catatan atau dokumen terkait kebutuhan penelitian.

Teknik dokumentasi pada penelitian di UPT SDN 28 Pinrang dapat berupa data

siswa, data orang tua siswa dan kelengkapan data sesuai dengan kebutuhan peneliti.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket/kusioner
30

terbuka secara online (google form), yaitu angket yang telah dilengkapi dengan

alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilihnya. lembar angket yang

digunakan ada dua bertujuan untuk mengungkap data tentang efektivitas proses

belajar mengajar melalui pembelajaran daring serta persepsi orang tua orang tua

siswa UPT SDN 28 Pinrang tentang pembelajaran daring.

Pengukuran angket menggunakan skala likert. Variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau

pertanyaan. Jawaban setiap item dalam skala likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : sangat setuju,

setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Skor alternatif jawaban yang diberikan oleh

responden terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. Skor Alternatif Jawaban Instrumen Penelitian

Pernyataan Positif (+)


Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Kurang Setuju (KS) 2

Tidak Setuju (TS) 1

Angket disusun berdasarkan kisi-kisi penjabaran indikator dari variabel dalam

penelitian ini yaitu efektivitas proses belajar mengajar melalui pembelajaran daring
31

serta persepsi orang tua siswa terhadap pembelajaran daring. Berikut ini kisi-kisi

instrumen dari variabel penelitian :

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Orang Tua terhadap Pembelajaran


Daring

Variabel Komponen Indikator Sub Indikator No.Butir Jumlah


a) Keinginan untuk
bertindak
b) Mendengarkan
a. Tanggapan
c) Melihat
d) Menimbulkan
e) mengamati
a) Menyadari
adanya tanggapan
Persepsi 1. Persepsi b) Menguraikan
Orang Tua Negatif b. Pendapat
tanggapan
terhadap c) Menentukan
Pembelajaran 2. Persepsi hubungan logis
Daring Positif a) Individu
membandingkan
pemahaman yang
baru
c. Penilaian
b) Proses menjadi
tahu dan berfikir
c) Sifat-sifat kualitas
d) Keadaan internal
Jumlah

H. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan

realibilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang valid dan

realiabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
32

dan realiabel. Untuk mengetahui validitas dan realibilitas instrumen penelitian,

digunakan uji validitas dan realibilitas instrument penelitian.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen menggunakan validitas internal atau biasa disebut

validitas logis. Validitas internal termasuk didalamnya validitas isi (content validity)

dan validitas konstruk (construct validity). Dalam penelitisn ini yang dipergunakan

adalah validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk didasarkan pada

pertimbangan logis melalui expert judgement. Uji validitas yang dilakukan adalah

dengan mengkonsultasikan instrumen yang sudah ada kepada ahli (expert judgement)

yang menyatakan layak atau tidaknya suatu instrumen untuk digunakan dengan cara

menelaah kisi-kisi terutama kesesuaian dengan tujuan penelitian dan butir butir

pertanyaan.

2. Uji Realibilitas Instrumen

Uji realibilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tes tersebut

menunjukkan konsistensi hasil pengukuran. Pengukuran yang memiliki realibilitas

tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable. Menurut Widyanto (2018) “ide

pokok yang terkandung dalam konsep realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya” (h.202). Uji realibilitas penelitian yang digunakan

adalah uji realibilitas internal instrumen yang diperoleh dengan cara menganalisis

data dari satu kali pengumpulan datanya. Berdasarkan pemberian skor ada dua
33

metode analisis realibilitas internal, diantaranya instrumen skor diskrit dan instrumen

skor non diskrit. Pada penelitian ini menggunakan instrumen non diskrit yang dalam

sistem skoringnya bersifat gradual, yaitu adanya penjenjangan skor dari yang

tertinggi sampai yang terendah.

Pengujian realibilitas internal pada intrumen ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach, dengan menggunakan formula sebagai berikut:


= ∑

Dimana :

= = ℎ

K = jumlah butir pertanyaan =

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik

deskriptif. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan sub variabel

penelitian sehingga diketahui sebaran datanya. Analisis yang dipakai adalah

menghitung nilai rata-rata/mean (M), median (Me), modus (Mo), dan standar

deviasi (SDi), tabel distribusi frekuensi, penyajian histogram, tabel kecenderungan

masing- masing sub variabel dan grafik distribusi frekuensi kecenderungan variabel.

a. Perhitungan mean, median, modus, dan strandar deviasi (SDi)


34

1) Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data efektivitas pembelajaran

berdasarkan persepsi orang tua melalui pembelajaran daring. Nilai mean dapat

ditentukan dengan perolehan skor persepsi orang tua dibagi dengan jumlah

butir angket dalam persepsi.

2) Median menentukan letak tengah dari beberapa data efektivitas pembelajaran

berdasarkan persepsi orang tua melalui pembelajaran daring dengan cara nilai

maksimum dan minimum perolehan skor persepsi orang tua dikalikan dengan

jumlah butir angket persepsi untuk mendapatkan nilai tertinggi dan terendah,

dan disusun menurut urutan nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data

yang terurut dalam mencari median, dibedakan untuk banyak data ganjil dan

banyak data genap. Untuk banyak data ganjil, setelah data disusun menurut

nilainya, maka median Me adalah data yang terletak tepat di tengah.

3) Modus adalah nilai yang sering muncul dalam data efektivitas pembelajaran

berdasarkan persepsi orang tua melalui pembelajaran daring.

4) Standar Deviasi dan Varians Salah satu teknik statistik yg digunakan untuk

menjelaskan homogenitas kelompok. Varians merupakan jumlah kuadrat

semua deviasi nilai-nilai individual thd rata-rata kelompok. Sedangkan akar

dari varians disebut dengan standar deviasi atau simpangan baku.

Standar Deviasi dan Varians Simpangan baku merupakan variasi sebaran data.

Semakin kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin sama Jika

sebarannya bernilai 0, maka nilai semua datanya adalah sama. Semakin besar

nilai sebarannya berarti data semakin bervariasi.


35

b. Tabel Disribusi Frekuensi

Tabel distribusi frekuensi adalah penyajian statistik data berkelompok

dalam bentuk tabel dimana setiap data dikelompokkan dalam kelas interval

1) Menghitung rentang data/jangkauan (R) dengan rumus: Rentang data = data

terbesar – data terkecil.

2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan rumus Sturges, yaitu:

K = 1+3,3 log n

3) Menghitung panjang kelas

Panjang kelas = rentang data (R) : jumlah kelas (K)

c. Histogram

Histogram dibuat berdasarkan data dan frekuensi yang telah ditampilkan

dalam tabel distribusi frekuensi.

d. Tabel Kecenderungan Sub Variabel

Kecenderungan masing-masing sub variabel dengan pengkategorian skor yang

diperoleh menggunakan mean dan standar deviasi. Berdasarkan Slamento (2001)

“Pengkategorian disusun dengan 5 kategori yaitu menggunakan teknik kategori

dengan sangat baik, baik, cukup, kurang dan kurang sekali” (Surya, 2015, h.186).

rumus yang digunakan dalam menyusun kategori yaitu :

Tabel 3.5. Kategori Kecenderungan Sub Variabel

No. Rentang Norma Kategori


1. X > M + 1,5 SD ke atas Sangat Baik
2. M + 0,5 SD < X M + 1,5 SD Baik
3. M – 0,5 SD < X M + 0,5 SD Cukup Baik
36

4. M – 1,5 SD < X M – 0,5 SD Kurang Baik


5. X M – 1,5 SD Tidak Baik

Keterangan:

X : Skor responden (nilai yang dihasilkan siswa)


M : Mean/ rata-rata ( )
SD : Standar Deviasi

e. Grafik Distribusi Frekuensi Kecenderungan Variabel

Grafik distribusi frekuensi kecenderungan variabel dibuat berdasarkan data

kecenderungan variabel yang telah ditampilkan dalam tabel kecenderungan variabel.


DAFTAR PUSTAKA

Aidah, S.N. 2020. Tips Menjadi Orang Tua Inspirasi Masa Kini. Jawa Timur: KBM
Indonesia

Asiana, I. M. 2021. Persepsi Orang Tua terhadap Pembelajaran Daring di Masa


Pandemi Covid-19 di MI Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin.Skripsi,
Tarbiyah dan Keguruan. Diakses dari http://idr.uin-
antasari.ac.id/id/eprint/15259

Atiqoh, LN 2020. Respon Orang Tua terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid-19. Thufuli: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia
Dini , 2 (1), 45-52. Diakses dari http://dx.doi.org/10.33474/thufuli.v2i1.6925

Ayudia, R., Febrialismanto, F., & Solfiah, Y. 2020. Persepsi Orangtua terhadap
Pembelajaran Daring pada Anak Usia 5-6 Tahun di Kecamatan Limapuluh
Kota Pekanbaru. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 3(2), 243-248.
Diakses dari
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/1222

Hakim, Moh. Arif Luqman 2015. Peran Persepsi Manajemen Perusahaan terhadap
Self Efficacy Karyawan PT. Cendana Teknika Utama. Undergraduate thesis,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Diakses dari
http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/1501

Mudasir, A. (2017). Pengaruh persepsi anak tentang perhatian orang tua terhadap
perilaku keagamaan anak di Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen
Semarang tahun 2016 (Doctoral dissertation, UIN Walisongo). Diakses dari
http://eprints.walisongo.ac.id

Surya, M.O. 2015. Persepsi Orang Tua Siswa Kelas Iv Sd Negeri Mlati 1 terhadap
Pembelajaran Pendidikan Jasmani. S1 thesis, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32339

Muslim. 2020. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Deepublish

Mustian, Rizkawati. 2015. Komponen Pembelajaran Yang Mempengaruhi Daya


Ingatanak di Kelas IIIb Sd Negeri Tukangan Yogyakarta. S1 thesis, PGSD.
Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26486
Pohan, A.E. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah. Jawa
Tengah: CV Sarnu Untung.

Pramana, A.S., et al. 2020. Adaptasi di Masa Pandemi: Kajian Multi Disipliner. Bali:
Nilacakra

Yolandasari, M. B. 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring dalam Pembelajaran


Bahasa Indonesia di Kelas Ii A Mi Unggulan Miftahul Huda Tumang Cepogo
Boyolali Tahun Pelajaran 2019/2020. Diakses dari http://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/id/eprint/9550
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kisi-kisi Angket persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring

KISI-KISI ANGKET (PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP


PEMBELAJARAN DARING)

No. Butir
No Indikator Sub Indikator jumlah
Item (+) Item (-)
A. TANGGAPAN a. Keinginan untuk 1, 3,6,9,12 1,2,4,6,11 10
bertindak
1 b. Mendengarkan
c. Melihat
d. Menimbulkan
2 e. mengamati

B. PENDAPAT a. Menyadari 2,5,8,10,14 5,7,9,12,15 10


6
adanya
tanggapan
b. Menguraikan
7 tanggapan
c. Menentukan
hubungan logis
8

9
10

C. PENILAIAN a. Individu 4,7,11,13,15 3,8,10,13,14 10


membandingkan
11
pemahaman
yang baru
b. Proses menjadi
tahu dan berfikir
12 c. Sifat-sifat
kualitas
d. Keadaan internal
13

14

15

30
Jumlah
Lampiran 2: Angket persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring

INSTRUMEN PENELITIAN
PERSEPSI ORANG TUA SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING
A. Identitas Responden

Nama : …………………

Alamat : …………………

Pekerjaan : ………………....

B. Petunjuk Pengisisan

1. Tulis identitas diri anda pada halaman yang telah disediakan !

2. Bacalah dengan teliti penyataan-pernyataan yang diberikan !

3. Pilihlah satu jawaban yang sesuai degan keadaan anda dengan memberi tanda

(√) pada kolom yang tersedia.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

4. Tidak ada jawaban salah, jadi jangan sungkan untuk menjawab

5. Usahakan penyataan diisi sesuai pendapat pribadi tanpa adanya bantuan

jawaban dari orang lain.

“Terima kasih atas kesediaan dan kerjasamanya dalam mengisi lembar

pernyataan ini”
Angket tentang persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring di UPT SDN

28 Pinrang ( Angket Positif)

Jawaban
No Butir Pernyataan
SS S KS TS
Menurut saya pembelajaran secara daring sangat
membantu siswa dalam menggantikan
1 pembelajaran secara langsung dimasa pandemi
Covid-19.
Kemampuan saya sebagai orang tua dalam
2
membantu tugas anak meningkat
Menurut saya selaku orang tua yang
3 mendampingi anak belajar, pemberian materi
pada pelajaran tematik yang dilakukan secara
daring mudah dipahami siswa.
Chat rooms atau Whatsapp sebagai sarana
4 komunikasi antara guru dan siswa memudahkan
dalam proses belajar mengajar secara daring.
Pembelajaran daring memudahkan para orang tua
5
mengawasi siswa pada saat belajar.
Saya selaku orang tua siswa mampu memberikan
6 pemahaman kepada siswa terkait tugas yang
diberikan oleh guru dengan baik
Media yang digunakan guru sudah tepat sasaran
7 dan sangat membantu siswa dalam belajar secara
daring
Dengan adanya pembelajaran daring orang tua
8 yang mendampingi proses belajar anak jadi lebih
dekat dengan anak.
Saya selaku orang tua siswa tidak kewalahan
dalam mendampingi anak belajar karena sumber
9 belajar selama pembelajaran daring lebih luas
jangkauannya
Pembelajaran daring menghemat waktu dan biaya
10
karena dapat diakses dimanapun dan kapanpun
Penyajian informasi yang baik oleh guru
11 membantu siswa dengan mudah mempelajari
materi tematik yang diajarkan.
Keterlibatan saya sebagai orang tua dalam proses
12
belajar anak lebih banyak dibandingkan biasanya

13 Waktu yang tersedia untuk siswa selama belajar


secara daring sudah sangat efektif
Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
14 daring sudah terjangkau
Pembelajaran daring dinilai efektif dari segi
15
pengembangan minat belajar siswa

Angket tentang persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring di UPT SDN

28 Pinrang ( Angket Negatif)

Jawaban
No Butir Pernyataan
SS S KS TS
Menurut saya pembelajaran secara langsung jauh
1 lebih baik ketimbang pembelajaran secara daring
Menurut saya selaku orang tua yang
mendampingi anak belajar, pemberian materi
2 pada pelajaran tematik yang dilakukan secara
daring kurang efektif karena sulit dipahami oleh
siswa tanpa adanya penjelasan langsung dari guru
Chat rooms atau Whatsapp sebagai sarana
komunikasi antara guru dan siswa tidak efektif
3
karena kurangnya penjelasan terkait materi yang
diajarkan
Saya selaku orang tua siswa kesulitan memotivasi
4
anak-anak untuk belajar
Saya selaku orang tua kesulitan dalam
5 mendisiplinkan anak dalam proses belajar
mengajar secara daring
Saya selaku orang tua siswa kesulitan memahami
materi belajar yang diberikan oleh guru, sehingga
6
saya tidak dapat memfasilitasi anak saya dalam
belajar
Saya selaku orang tua sering merasa lelah
7 memotivasi anak yang kehilangan semangat
belajar semenjak adanya pembelajaran daring
Gangguan jaringan sering menjadi penghambat
8 anak saya dalam melaksanakan pembelajaran
daring
Saya selaku orang tua kesulitan dalam
9 mendampingi anak belajar karena kurangnya
pemahaman dalam mengoperasikan gadget.
Penyajian informasi terkadang tidak jelas
10 membuat siswa kesulitan dalam mempelajari
materi tematik yang diajarkan
Saya sebagai orang tua tidak bisa mendampingi
11 anak dalam proses belajar anak karena
mempunyai kesibukan lain

12 Pelaksanaan pembelajaran daring sangat sulit


diakses
Waktu yang tersedia untuk siswa selama belajar
13
secara daring kurang efektif
14 Pembelajaran daring kurang diminati siswa
Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
15 daring seperti handphone, laptop, computer dan
sejenisnya tidak terjangkau

Anda mungkin juga menyukai