0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan oleh mahasiswa bernama Siti Rohmatin. Ringkasannya adalah dokumen tersebut berisi jawaban lima pertanyaan tugas mata kuliah terkait dampak globalisasi, perubahan tujuan pendidikan dalam UU, masalah mutu pendidikan di Indonesia, metode pembelajaran daring dan blended learning, serta sistem desentralisasi dalam difusi inovasi pendidikan selama pandemi Covid-19.
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan oleh mahasiswa bernama Siti Rohmatin. Ringkasannya adalah dokumen tersebut berisi jawaban lima pertanyaan tugas mata kuliah terkait dampak globalisasi, perubahan tujuan pendidikan dalam UU, masalah mutu pendidikan di Indonesia, metode pembelajaran daring dan blended learning, serta sistem desentralisasi dalam difusi inovasi pendidikan selama pandemi Covid-19.
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan oleh mahasiswa bernama Siti Rohmatin. Ringkasannya adalah dokumen tersebut berisi jawaban lima pertanyaan tugas mata kuliah terkait dampak globalisasi, perubahan tujuan pendidikan dalam UU, masalah mutu pendidikan di Indonesia, metode pembelajaran daring dan blended learning, serta sistem desentralisasi dalam difusi inovasi pendidikan selama pandemi Covid-19.
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4001/Pengantar Pendidikan
Kode/Nama UPBJJ : 74/MALANG
Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA No. Jawaban 1. Dampak Positif Globalisasi a) Adanya perubahan tata nilai dan sikap seperti perubahan pola fikir masyarakat irasional menjadi rasional. b) Berkembanganya IPTEK sehingga masyarakat menjadi lebih bisa berkreasi, berinovasi dan mempermudah pekerjaan manusia. c) Pembukaan industri yang menghasilkan alat-alat canggih dapat meningkatkan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak Negatif Globalisasi a) Masyarakat menjadi memiliki pola hidup konsumtif. b) Sikap individualistik. c) Gaya hidup kebarat-baratan. d) Nilai-nilai barat bisa menjadi ancaman bagi kelestarian nilai-nilai lokal di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia 2. Pada UU No.2 Tahun 1989 belum ada tujuan untuk membentuk watak (karakter) peserta didik. Sedangkan pada UU No. 2 Tahun 2003 sudah ada tujuan untuk membentuk watak (karakter) peserta didik. 3. Mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Hasil PISA 2018 menunjukkan, capaian siswa di Jakarta dan Yogyakarta berada di mendekati nilai rata-rata OECD dan dapat disejajarkan dengan Malaysia dan Brunei untuk seluruh bahan uji PISA literasi baca, matematika, dan sains. Dengan total hasil seluruh wilayah Indonesia yang rendah, hal ini menunjukkan masih tingginya gap mutu pendidikan antarwilayah di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena kualitas dan fasilitas yang dimiliki pendidikan di Indonesia masih rendah. Masih sangat banyak sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana. Seperti halnya, gedung sekolah banyak yang rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar sangat rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium tidak standard, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. Selain itu kualitas pendidik kurang memadai. Sedikit sekali pendidik yang mempunyai motivasi untuk memperbaharui keilmuannya dengan lebih banyak membaca, mengikuti pelatihan, dan mengembangkan keterampilannya. Pendidik diharapkan dapat berinovasi agar tetap dapat menjadi fasilitator belajar yang efektif meskipun memiliki berbagai keterbatasan. Kurang pedulinya pihak orang tua siswa terhadap pendidikan anaknya khususnya di daerah pedesaan juga memberikan andil yang cukup besar terhadap rendahnya mutu pendidikan. Tidak seharusnya orang tua siswa sepenuhnya membebankan pendidikan anaknya kepada guru saja tanpa membimbing mereka. Dibutuhkan kerjasama antara pendidik dan orang tua dalam medidik siswa agar mendapatkan hasil yang maksimal. 4. Metode yang dapat digunakan oleh pendidik A adalah daring method, karena situasi sekolahnya berada di zona merah yang diharuskan pembelajaran dilakukan secara jauh sebab dikhawatirkan penyebaran Covid-19 akan semakin memperburuk keadaan. Metode yang dapat digunakan oeh pendidik B adalah blended learning, karena kendala yang di alami peserta didik yaitu sinyal yang buruk. Maka dari itu diperlukan metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus untuk dapat tercapainya pembelajaran yang maksimal. 5. Pemerintah akhirnya mengeluarkan keputusan bersama mengenai aktivitas belajar mengajar di sekolah di tengah pandemi Covid-19. Keputusan bersama yang dicetuskan pada Senin, 15 juni 2020 itu disepakati oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, serta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Salah satu isi keputusan tersebut adalah pemerintah pusat memberikan kewenangan untuk memberi izin mebuka sekolah kepada pemerintah daerah. Uraian di atas menunjukkan sistem desentralisasidalam difusi inovasi karena, terjadi proses difusi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, serta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan masyarakat untuk menerima sebuah inovasi tersebut.