OLEH :
Nim : 4213141042
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehinggan kami masih dapat diberikan kesempatan dan kesehatan
untuk dapat menyelesaikan Mini Riset ini dengan judul “Kecemasan Orang Tua
Dalam Menghadapi Anak Yang Mulai Mengikuti Pembelajaran Tatap Muka”.
Mini Riset ini kami buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
“Perkembangan Peserta Didik”, semoga Mini Riset ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan Mini Riset ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada :
Saya menyadari bahwa Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga materi yang ada dalam Mini
Riset ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Medan, 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………...…………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………….…………………..…………...……..ii
BAB I PENDAHULUAN…...…………………………………….………….…1
A. Latar Belakang……………….………………………...…………...………..1
B. Rumusan Masalah…...……………………..………………………………...3
C. Tujuan penelitian……………………..…………………...………………….4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….……..4
BAB II KAJIAN TEORI……………….…………………………..………...…4
A. Landasan Teori……………………………………………………………...5
B. Kerangka Berpikir…………………………………………………………..10
BAB III METODE PENELITIAN…………………….....…………………....11
A. Tempat dan Waktu Penelitian……...……………………….………………11
B. Subjek Survey………………………………………………………………11
C. Langkah Penelitian………………………………………………………….11
D. Teknik Pengambilan Data……………...…………………………………...11
E. Teknik Analisis Data………………..………………………………………12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….………..……..……………...12
A. Hasil……………………………………………………………………...…12
B. Pembahasan…………………………………………………………....……14
BAB V PENUTUP………...…………………...……………………………...15
A. Kesimpulan…………………..……………..………….…………….…….15
B. Saran……………………………………..…………….…………………....16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Covid-19 merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus(SARS-CoV-2) yang dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga
infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Covid-19 merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh jenis coronavirus, dan bisa menyerang siapa saja baik dari
lansia sampai anak kecil dan mengakibatkan kematian.
Orang tua juga berperan dalam memberikan motivasi kepada anaknya yang
melakukan pembelajaran daring dan tetap semangat mengerjakan tugas-tugas
dari dosen agar tidak ketinggalan pelajaran. Keluarga menjadi unit terkecil
dalam lingkup masyarakat yang memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
suatu kondisi. Dalam ruang lingkup keluarga terdapat sistem-sistem yang
menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga merupakan
kesatuan yang utuh akan menciptakan dinaminasi dalam berinteraksi,
memberikan keputusan, dan pemecahan masalah. Setiap manusia dituntut untuk
memenuhi kebutuhan hidup kesejahteraan, kesehatannya dan bisa memenuhi
kebutuhan pokok yang menyangkut kelangsungan hidup anak dan keluarga.
Dilihat dari fenomena yang terjadi saat ini, Kemendikbud telah menetapkan tata
cara proses pembelajaran daring, dalam pembelajaran tersebut tentu
membutuhkan dukungan dari pemerintah, sekolah, guru dan orang tua.
Pembelajaran daring memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Siswa belajar menghargai
waktu yang ada sehinga siswa lebih giat dalam mengerjakan tugas yang
diberikan dosen. Orang tua bisa lebih memantau dan mengetahui perkembangan
belajar anaknya dan lebih peduli dengan tugas-tugas anaknya yang diberikan
oleh dosen disamping itu orang tua juga memiliki kendala terhadap biaya dan
jaringan internet. Namun, hal ini juga memberikan dampak kepada siswa
merasa jenuh belajar di rumah dan ingin segera bertatap muka dengan dosen
dan teman-temannya, karena siswa bosan dengan kondisi dan situasi yang ada
memaksa mereka untuk tetap berada di dalam rumah.
Namun faktanya orang tua merasa kesulitan dalam mendampingi proses belajar
mengajar tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka terhadap
mata pelajaran anak dan tidak adanya waktu bagi orang tua untuk mendampingi
anak mereka belajar. Sehingga hal ini menyebabkan munculnya rasa cemas
orang tua terhadap pendidikan anak mereka ke depannya.Sebagai seorang orang
tua tentu memiliki harapan terhadap kebijakan pembelajaran daring, agar di
mana program belajar secara daring ini dapat memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi anak, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh
capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Menurut Dabbagh dan Ritland (dalam Arnesi dan Hamid, 2015), pembelajaran
online adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan
perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan) yang dimungkinkan melalui internet
dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar
dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti.E-learning adalah
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaktifkan siswa belajar di
manapun dan kapanpun (Dahiya dalam Hartanto, 2016). E-learning memiliki
dua tipe, yaitu synchronous dan asynchronous.
Belajar merupakan proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam
bentuk peningkatan perilaku baik secara kuantitas dan kualitas, seperti
kecakapan, pengetahuan, kebiasaan, daya pikir, dan berbagai kemampuan
lainnya (Thursan Hakim 2005). Pembelajaran idealnya dirancang dan
diselenggarakan secara interaktif dan menyenangkan untuk mendorong
kreativitas dan kemandirian anak sesuai tahapan perkembangannya. Proses
pembelajaran yang berlangsung tanpa perencanaan yang matang dan
pelaksanaan yang kondusif akan menyebabkan munculnya berbagai kendala,
termasuk dalam proses belajar di rumah selama pandemi covid-19.
Sari dkk (2020) mengemukakan bahwa munculnya rasa bosan berada di rumah
dalam jangka waktu yang lama adalah suatu hal yang normal karena pada
fitrahnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan
lingku-ngan sekitar. Adapun Putri dkk (2020) yang mengungkapkan hasil
penelitiannya bahwa salah satu kendala proses belajar di masa pandemi adalah
siswa kurang bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya dan
kurang disiplin dalam belajar. Kendala lain dalam proses belajar dari rumah
adalah ketidakmampuan orang tua mendampingi anak secara maksimal karena
orang tua merasa kelelahan. Kelelahan tersebut dipengaruhi oleh multi peran
orang tua sebagai pendidik, pembimbing, pengawas, dan pengelola rumah agar
rumah senantiasa nyaman dan mendukung aktivitas anggota keluarganya selama
belajar (Kurniati, Nur Alfaeni, dan Andriani 2020). Akibat dari kelelahan adalah
cenderung menelantarkan anak ketika mereka menerima proses pembelajaran
(Griffith 2020).
-Memudahkan peserta didik dalam mencari sumber belajar. Melihat dari media
pembelajaran yang digunakan saat pandemi, peserta didik lebih leluasa mencari
dan mengakses sumber belajar yang mereka butuhkan.
Pada masa pandemi model perkuliahan ini bisa dibilang cukup berisiko,
akan tetapi kondisi memaksa kampus untuk tetap melakukan perkuliahan tatap
muka. Model perkuliahan tatap muka saat pandemi ini diambil dan ditempuh
karena banyak faktor. Model perkuliahan ini biasanya banyak diterapkan
kampus-kampus yang memiliki sarana, prasarana, dan SDM (Sumber Daya
Manusia) terbatas sehingga kampus terpaksa melakukan kuliah tatap muka
dengan tetap memenuhi protokol kesehatan walaupun kurang maksimal.
Kesiapan civitas akademik untuk melakukan model perkuliahan ini adalah
dosen menyiapkan perangkat pembelajaran seperti sebelum pandemi, akan
tetapi harus menjaga jarak serta menghindari salaman antara dosen dan
mahasiswa menjadi kewajiban mutlak di kampus. Mahasiswa juga tidak
diperkenankan berkerumun di dalam maupun di luar ruangan kuliah sebelum
maupun setelah perkuliahan berlangsung.
(1) menyediakan peluang kepada siswa belajar dari tujuan yang ditetapkan dan
mengembangkan ide-ide secara lebih luas;
(2) mendukung kemandirian siswa belajar dan berdiskusi, membuat hubungan,
merumuskan kembali ide-ide, dan menarik kesimpulan sendiri; (3) sharing
dengan siswa mengenai pentingnya pesan bahwa dunia adalah tempat yang
kompleks di mana terdapat pandangan yang multi dan kebenaran merupakan
hasil interpretasi;
(4) menempatkan pembelajaran berpusat pada siswa dan penilaian yang mampu
mencerminkan berpikir divergen siswa (Santyasa, 2005).
B. Kerangka Berpikir
Saat ini corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan mana pun,
corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya
menjadi trending topik. Hal tersebut membuat pemerintah daerah memutuskan
menerapkan kebijakan untuk meliburkan dan mulai menerapkan metode belajar
dengan sistem daring. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat
yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan
pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial
seperti Whatsapp (WA), Instagram, aplikasi Zoom, ataupun media lainnya.
Permasalahan yang sering terjadi terdapat pada sistem media pembelajaran serta
ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa
dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Hal ini pun
menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka
belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orang tua
mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah bawah
(kurang mampu).
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian yang saya lakukan di Deli Tua pada, 15 Oktober
2021
B. Subjek Survey
Bahan yang diperoleh dari data primer yaitu bersumber dari kedua orang tua.
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli, tidak melalui perantara. Data primer yang digunakan berupa
data subyek (self report data) yang berupa opini dan karakteristik dari
responden.
C. Langkah Penelitian
Langkah penelitian yang kami lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
-Memberikan link kusioner yang akan di isi serta memberitahu tata cara
pengisiannya.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner atau angket
yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sederet pertanyaan
untuk dijawab oleh responden. Pertanyaan yang diberikan kepada responden
merupakan pertanyaan yang diperlukan untuk penelitian. Penting untuk
diketahui sebelum kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner harus diuji
terlebih dulu sebelumnya untuk mengetahui jika butir-butir pertanyaan yang
dimasukkan dapat digunakan sebagai alat ukur yang valid dan reliabel.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
kuantitatif. Keseluruhan data yang telah didapat akan dianalisis secara kualitatif
atau dikenal dengan teknik analisis data kualitatif. Dimana keseluruhan data
yang terkumpul akan dianalisis secara sistematis, yang berasal dari data-data
yang terjaring dari proses pengumpulan data, yaitu rekam & catat, tinjauan
pustaka, wawancara, serta partisipasi.
Data kuantitatif adalah data numerik yang dapat dihitung secara akurat. Salah
satu contoh data numerik dalam metode penelitian kuantitatif yaitu hasil survey
responden. Teknik analisis data kuantitatif pada umumnya menggunakan model
matematika, model statistik, dan lain-lain
BAB IV
A. Hasil
10. Belajar dirumah memberi rasa aman bagi orang Setuju Sangat
tua akan anak tidak terlular virus covid-19 Setuju
11. Bagaimana interaksi dosen dan siswa saat proses Sangat Sangat
kegiatan belajar mengajar. Kurang Kurang
Baik Baik
B. Pembahasan
-Merasa khawatir selama proses pembelajaran jarak jauh karena anaknya tidak
bisa berkonsentrasi dengan baik.
-Mengalami kepanikan ketika tahu anaknya mengalami kesulitan saat
mengerjakan tugas.
-Khawatir akan anaknya kurang fokus ketika belajar dari rumah pada masa
pandemi. Berinisiatif harus menemani anaknya selama proses belajar dari
rumah berlangsung.
-Sedikit mengalami ketegangan ketika anaknya mencari jawaban ataupun
keterangan dari pelajaran ataupun tugas-tugas melalui internet. Khawatir
anaknya akan membuka atau menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
pelajaran atau tugas yang dikerjakan ketika mencari informasi atau jawaban
melalui internet.
-Merasa khawatir selama proses pembelajaran jarak jauh karena anaknya
agak malas, yang menjadi indikator untuk kalau anaknya tidak bisa memahami
pelajaran dengan baik.
-Merasa panik ketika anaknya takut tidak mampu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh dosen maupun ketika anak memiliki banyak alasan untuk
menunda mengerjakan tugasnya.
Sedangkan responden 2 (ibu) tidak mendukung atau masih ragu dalam sistem
pembelajaran tatap muka. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa aspek yaitu
diantaranya :
-Mengetahui seberapa jauh anak bisa menerapkan protokol kesehatan dan kedua
orang tua melihat situasi pelaksanaan tatap muka di tempat anak belajar.
-Virus corona yang sepenuhnya belum hilang, menimbulkan risiko paparan
pada anak saat ia kembali aktif beraktivitas di luar rumah.
-Mahasiswa, dosen maupun warga kampus harus paham cara memakai masker
serta disiplin menjaga jarak dan mencuci tangan, boleh mengantar akan ke
sekolah.
-Tidak mampu mengawasi anak selama belajar di kampus karena tuntutan
kebutuhan keseharian.
-Masih banyak orang yang tidak (mau divaksin), hanya karena melihat yang
berita tentang banyak bahaya (vaksin) dari pada sehatnya.
-Ruangan kelas disemprot disinfektan usai pembelajaran tatap muka
berlangsung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kepada pemerintah agar pengadaan paket pelajar kepada para mahasiswa lebih
diutamakan dan dioptimalkan setiap waktu agar pihak keluarga atau orang tua
tidak kesulitan dalam hal kebutuhan paket belajar kepada mahasiswa. Kemudian
kepada pihak kampus agar memberikan kebijakan dengan mengadakan proses
belajar secara bergiliran setiap jenjang dengan waktu yang telah disepakati agar
mahasiswa tetap bisa dikontrol oleh dosen dan selebihnya dilanjutkan melalui
forum sekolah online guna untuk mengoptimalkan pembelajaran sebagaimana
yang telah diharapkan oleh berbagai lembaga kepembelajaran. Kemudian agar
pihak kampus memberikan peran terbaik dalam penanganan covid-19, dan
kepada perserta didik agar lebih memperhatikan materi yang diberikan oleh
dosen walaupun model belajar sekarang dilakukan secara daring, dan kadang
juga rasa bosan datang ketika belajar, akan tetapi hal itu jangan sampai menjadi
suatu ketertinggalan untuk masa depan bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA