Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MINI RISET

(MR)
MK. PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
PRODI S1 FIS

MK

Skor Nilai:

PERAN PERILAKU KEJUJURAN DALAM


PENDIDIKAN

NAMA MAHASISWA:
 DEWANI IRAWAN
 SRI MILKA TAMBA
 OLIVIA ANGGI
 DAVID CHRISTIAN S
DOSEN PENGAMPU : MISWANTO S.Pd., M.Pd.
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga Laporan Mini Riset ini dapat kami kerjakan dengan baik, sholawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita ke jalan yang benar. Kami menyajikan tugas Mini Riset ini dengan judul
“Peran Kejujuran Dalam Pendidikan”.Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih
banyak terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Kami juga memohon maaf
apabila dalam penulisan tugas ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud dari isi yang kami tuliskan.

Medan, April 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... iii
BAB I ....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................................... 1
C.Batasan Masalah ............................................................................................................................... 1
D.Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 2
E. Tujuan Survey .............................................................................................................................. 2
F. Manfaat Survey ............................................................................................................................ 2
BAB II ...................................................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI ............................................................................................................................... 3
BAB III................................................................................................................................................... 13
METODE SURVEY .............................................................................................................................. 13
A. Tempat dan Waktu Survey ......................................................................................................... 13
B. Subject Survey ........................................................................................................................... 13
C.Teknik Pengambilan Data .............................................................................................................. 13
D.Instrumen Survey ........................................................................................................................... 13
BAB IV .................................................................................................................................................. 16
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................................. 16
A. Gambaran Hasil Survey ............................................................................................................. 16
B. Pembahasan ................................................................................................................................ 17
C.Temuan Laporan ............................................................................................................................. 17
BAB IV .................................................................................................................................................. 18
PENUTUP .............................................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 18
B. Saran........................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan dewasa ini, selain pengetahuan juga dibutuhkan karakter yang
harus ditanamkan leh para pendidik, karena untuk mempersiapkan seorang anak dari bangku
seklah menuju dunia pekerjaan nantinya setelah lulus dari persekolah maka yang paling utama
yang dibutuhkan adalah karakter. Dalam karakter tersebut, yang kami bahas disini adalah
kejujuran, karena sifat jujur dari seseorang sangat susah didapatkan dewasa ini, seringkali
seseorang terutama peserta didik memilih unruk berbohong bahkan untuk hal-hal yang sepele
dan tidak penting, maka dalam dunia pendidikan kejujuran sangat diperlukan untuk mengasah
kualitas dan bukan berarti akan mengesampingkan kualitas dari individu itu sendiri.

B. Identifikasi Masalah

Dibutuhkan generasi muda dalam rangka ikut serta untuk memajukan dunia pekerjaan
untuk kesejahteraan bersama perlu adanya pendidik dari dini dalam hal tersebut, namun
seringkali anak di era sekarang ini lebih memilih untuk tidak bersikap jujur, bahkan seringkali
mengakibatkan masalah bagi rang di sekitarnya, cnthnya saja dalam dunia pendidikan para
siswa melakukan pencontekan pada saat ujian, ketika terlambat memiliki banyak alasan yang
bahkan di luar logika berfikir, apa yang menyebabkan sikap jujur yang sangat minim pada
peserta didik? Kami akan berusaha mengkaji di penjelasan selanjutnya.

C. Batasan Masalah

Dalam mini riset yang kami lakukan ini adalah hendak berusaha mengkaji apa yang
menjadi penyebab ketidakjujuran anak dalam dunia pendidikan, sejauh mana sikap jujur itu
tumbuh di dalam diri mereka, dan sejauh mana mereka melaksanakan implementasi kejujuran
dalam dunia pendidikan. Kami meneliti masalah kejujuran khususnya pada siswa siswi di
Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Medan yang beralamat di Jalan Pelajar Ujung Gang
Darmo.
D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Mengapa kejujuran harus diterapkan dalam dunia pendidikan?

2. Apa manfaat kejujuran dalam dunia pendidikan?

3. Bagaimana jika kejujuran tidak diimplementasikan dalam dunia pendidikan?

4. Sejauh mana tingkat kejujuran siswa-siswi di SMA Negeri 14 Medan?

E. Tujuan Survey

Adapun tujuan dari survey yang kami lakukanadalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mengapa kejujuran harus diterapkan dalam dunia pendidikan

2. Menjelaskan manfaat kejujuran dalam dunia pendidikan

3. Menjelaskan akibat jika kejujuran tidak diimplementasikan dalam dunia pendidikan

4. Mengetahui bagaimana tingkat kejujuran siswa-siswi di SMA Negeri 14 Medan

F. Manfaat Survey

Adapun manfaat dari survey yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai pentingkan sikap jujur diterapkan dalam
dunia pendidikan

2. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai manfaat kejujuran dalam dunia pendidikan

3. Untuk memberitahu pembaca tentang akibat jika kejujuran tidak diimplementasikan dalam
dunia pendidikan

4. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kejujuran siswa-siswi di SMA Negeri 14 Medan.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Filosofis Psikologi Pendidikan


1. Definisi psikologi pendidikan

3
Adapun pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah cabang dari ilmu psikologi
yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam
linkgungan pendidikan. Adapun bidang psikologi pendidikan ini banyak mengandalkan
pengujian dan pengukuran dengan metode kuantitaif, untuk meningkatkan aktivitas
pendidikan.

Didalam menjalankan fungsinya sebagai psikologi pendidikan, ada beberapa landasan


filosofis yang juga memberikan peran penting dalam menjalankan fungsi psikologi pendidikan
tersebut landasan filosifi merupakan landasan yang bersumber dari pandangan – pandangan
dalam filsafat pendidikan,yang menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik yang
dijalnakan dengan kebijaksanaan. Adapun landasan tersebut ialah :

1. Landasan Esensialisme
Landasan esensialisme yaitu landasan dimana mashab pendidikan yang mengutamakan
pelajaran teoritik ( liberat arts ) atau bahan ajar esensial

2. Landasan Parenialisme
Landasan parenialisme yaitu landasan dimana aliran pendidikan yang mengutamakan
bahan ajaran konstan ( parenial ) yakni kebenaran, keindahan, kebaikan, kenyamanan, dan
cinta kepada kebaikan universal.

3. Landasan Pragmatisme dan Progresifme


Yaitu landasan yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan yang bersifat
praktis di bidnag pendidikan. Selain itu aliran ini juga melahirkan progresivisme yang
menentang adannya pendidikan tradisional

4. Landasan Rekontruksionisme
Yaitu landasan mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah atau
pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan dalam segala aspek, misalnya perubahan mindset, perubahan perilaku, perubahan

4
sikap, maupun perubahan tingkat pengetahuan atau kecerdasan setiap individu dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu.

2. Peran Psikologi Pendidikan Terhadap Pendidikan

Psikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem


kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya terhadap
perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Peran psikologi terhadap kurikulum pendidikan

2. Peran psikologi terhadap sistem pembelajaran

3. Peran psikologi terhadap sistem penilaian

4. Peran psikologi untuk memahami karakter siswa

Dasar dan tujuan


Dasar pendidikan merupakan salah satu asas untuk mengambarkan bidang pendidikan
danpembinaan kepribadian , karena pendidikan memerlukan landasan kerja untuk memberi
arah bagi programnya. Di samping itu asas tersebut juga bisa berfungsi sebagai sumber
pemegang hidup dan pemegang langkah pelaksanan
Di indonesia secara formal pendidikan mempunyai dasar yang kuat yaitu pancasila. Pancasila
merupakan dasar setiap laku dan kegiatan bangsa indinesia. Dasarpokok pendidikan itu untuk
mendidik ahlak dan jiwa, dan juga menamkan nilai nilai keutaman dan membiasakan peserta
didik dan kesopanan yang tinggi
Dan secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat
kedewasan. Aritinya membawa anak didik agar dapat mandiri dalam hidupnya di tengah –
tengah masnyarakat. Sebagai ilustrasi pendidikan yang di tingkatkan dan luasnya berlainan
yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan insitusional, tujuan intruksional, dan tujuan kulikuler.
Pendidik dan Peserta didik
Pendidik adalah indifidu yang mampu melaksanakan tindakan pendidik dalam suatu
situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan (yusuf 1982: 53). Individu yangmampu
itu adalah orang dewasa yang bertangung jawab , sehat jasmani dan rohani mampu berdiri

5
sendiri dan mampu menangung resiko dari segala perbuatanya kesedian dan keselaran untuk
menerima tangung jawab itulah yang pertama dan utama di tuntut dari seorang pendidik .
Peserta didk adalah adak yang sedang tumbuh dan berkembang , baik di tinjau dari
segi fisik maupun dari segi perkembangan mental . setiap individu memerlukan bantuan dan
perkembangan pada tingkat anak didik. Dan karena secara kordinati peserta didik itu berbeda,
maka pendidikan yang di lakukan harus sesuai dengan perkembangan tiap tiap peserta didik
pada tiap tingkat perkembangan sehingga pendidikan yang memberikan tempat dan berdanya
guna.karena ketepatan memilih metode penyajian merupakan faktor yang sangat menentukan.

5. Dasar Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia

Pendidikan ibarat sebuah rumah yang terdiri dari pondasi, lantai, tiang, tembok, atap
dan lain sebagainya. Setiap elemen pembangun berpengaruh terhadap kekuatan dan
keseimbangan elemen lainnya yang sekaligus akan berpengaruh terhadap keseluruhan
kekuatan dan keseimbangan bangunan tersebut. Oleh karena itu, untuk memperoleh suatu
bangunan yang bagus dan kuat maka diperlukan bahan dan pondasi yang kuat dan seimbang.
Pendidikan yang kuat memerlukan sebuah pondasi atau landasan yang kuat dan
seimbang.Landasan tersebut harus mengakomodir dari berbagai perspektif dan realita keadaan
sosial masyarakat.Oleh karena itu, landasan tersebut harus menyeluruh dan seimbang sebelum
menyelenggarakan sebuah pendidikan. Perspektif yang harus diperhatikan dan digunakan
sebagai landasan dalam penyelenggaraan pendidikan antara lain adalah hukum, filsafat,
sejarah, sosiologi, budaya, psikologi, ekonomi.

Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
ke akar-akarnya mengenai pendidikan.Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai filsafat
negara.Filsafat pencasila ini harus diimplementasikan dalam setiap tindakan dan kegiatan
manusia Indonesia sehari-hari, termasuk juga dalam pendidikan. Adapun implementasi filsafat
pancasila dalam proses pembelajaran antara lain (1) peserta didik dibekali nilai-nilai moral dan
pancasila dalam mata pelajaran Pkn, (2) diterapkannya kurikulum yang telah disesuaikan

6
dengan nilai dan manfaatnya bagi peserta didik, (3) peserta didik dibekali pendidikan agama
agar memiliki akhlak yang baik.

Landasan Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia.Psikologi menjadi landasan
pendidikan karena dalam pendidikan harus mempertimbangkan tingkat perkembangan jiwa
peserta didik. Peserta didik tingkat sekolah dasar akan berbeda dengan peserta didik tingkat
atas, dilihat dari perkembangan jiwanya, emosinya dan tingkah laku. Oleh karena itu,
penyelenggaran pendidikan harus menjadikan psikologi sebagai salah satu landasan sebagai
upaya mengakomodir tingkat perkembangan jiwa peserta didik secara individu maupun
kelompok. Adapun bentuk implementasinya dalam proses pembelajaran antara lain :
(1) Adanya guru BP untuk membantu menyelesaikan permasalahan siswa. (2) Pembagian
jurusan kepada siswa (IPA, IPS, Bahasa) disesuaikan dengan bakat, minat dan potensi
siswa. (3) Kebijakan sekolah untuk menggumumkan juara di sekolah setelah ujian kenaikan
kelas, sebagai reward kepada siswa yang berprestasi dan juga memotivasi siswa lainnya.
(4) Pemberian beasiswa berprestasi sebagai reward kepada siswa yang memiliki prestasi
tinggi.

Landasan Sosial Budaya


Dasar dari ilmu sosiologis adalah bahwa manusia selalu hidup dalam
kelompok.sosiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu
dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial
di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain (Made Pidarta, 2013: 153).
Pendidikan sebagai suatu tatanan masyarakat sekolah harus memiliki tingkat rasa
sosial yang kuat, dengan begitu antar warga sekolah akan tercipta suasana yang kondusif
saling membantu dan gotong royong. Warga sekolah yang terdiri dari berbagai macam
karakter dan sifat disatukan dalam sebuah tempat bernama sekolah, maka harus ada sebuah
landasan yang kuat dalam mengakomodir dan mendidik dalam berinteraksi antar sesama
warga sekolah.
Begitu pula budaya sebagai permata bangsa Indonesia juga dikembangkan dan dilestarikan
sebagai aset bangsa. Budaya Indonesia yang luhur harus diajarkan dan dilestarikan dalam

7
proses pendidikan. Oleh karena itu landasan yang harus di perhatikan dalam penyelenggaaran
pendidikan adalah landasan sosial budaya.
Implementasi dari landasan sosial budaya dalam proses pembelajaran antara lain :
(1) Dilaksanakannya budaya kerja bakti atau gotong
royongmembersihkan lingkungan sekolah. (2) Pelaksanaan piket kelas dalam bentuk
kelompok yang juga mendidik budaya kerjasama dan gotong royong kepada siswa. (3) Siswa
diajarkan untuk hormat dan patuh kepada guru, yang merupakan budaya masyarakat
Indonesia.

Landasan Sejarah
Sejarah atau history adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau
kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu.Sejarah penuh dengan informasi-informasi
yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan
sebagainya (Pidarta, 2013: 109).
Landasan sejarah dianggap penting dalam pendidikan karena masa lampau memperjelas
pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan yang dilaksanakam sekarang adalah
hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa masa yang
telah lalu (Nasution, 2008: v). Dengan memahami pendidikan masa lampau akan memberikan
gambaran tentang konsep-konsep pendidikan yang bisa diadopsi dan konsep yang harus
dihilangkan untuk masa seskarang.
Pembahasan tentang landasan sejarah akan memberi implikasi konsep-konsep
pendidikan terhadap tujuan Pendidikan, proses pendidikan, kebudayaan Nasional, inovasi-
inovasi Pendidikan. Adapu dalam proses pembelajaran penerapan landasan sejarah dapat
dilakukan antara lain dengan : (1) Pelaksanaan upacara bendera dan peringatan hari besar
nasional (2) Pembelajaran sejarah melalui mata pelajaran sejarah. (3)Diajarkan lagu-lagu lagu-
lagu nasional untuk mengenang kembali sejarah perjuangan bagsa.

Landasan Ekonomi
Peran ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai pemegang
peranan penting, sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju

8
mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi,
keahlian dan keterampilan pengelola dan guru-gurunya.
Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah menunjang kelancaran proses pendidikan. Bukan
merupakan modal yang dikembangkan untuk mendapatkan keuntungan yang berlimpah, disini
peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian dari sumber pendidikan yang
membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi, psikomotor untuk menjadi tenaga
kerja yang handal dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, memiliki etos kerja dan
bisa hidup hemat. Selain sebagai penunjang proses pendidikan ekonomi pendidikan
juga dapat berfungsisebagai materi pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan
manusia.
Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal:
1) Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau bersama siswa,
orang tua, masyarakat, atau yang tidak bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan, seperti
sarana dan prasarana, media, alat peraga, barang habis pakai , dan lain sebagainya.
2) Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon, televisi, dan
sebagainya.
3) Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan, perayaan-
perayaan, pertemuan ilmiah, dan sebagainya.
4) Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana bagi siswa agar dapat bereprilaku
hidup hemat, bersikap efisien, memilki keterampilan produktif, etos kerja tinggi, dan mengerti
prinsio-prinsip ekonomi.
5) Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan personalia pendidikan.
6) Meningkatkan motivasi kerja.
7) Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah bekerja.
Adapun dalam proses pembelajaran landasan ekonomi dapat diterapkan dengan
(1) Pemberian beasiswa kepada siswa bantuan kepada siswa yang kurang mampu.(2)
Pemanfaatan Perpustakaan bagi siswa dalam membantu penyampaian informasi serta sarana
belajar kepada siswa, hal ini tentunya untuk meringankan biaya kepada siswa untuk
mendapatkan informasi dan buku-buku serta sarana belajar lainnya. (3) Diajarkan
keterampilan secara gratis kepada siswa yang kurang mampu sebagai salah satu skiil yang bias

9
didapatkan tanpa harus mengeluarkan biaya seperti di lembaga belajar non formal, seperti
belajar menjahit, menyulam, bahasa inggris, dan computer.
B. Konsep dan Nilai Psikologi Pendidikan
1. Nilai-nilai Pendidikan Berdasarkan Pancasila

Peran Pancasila Dalam Pendidikan


Kemerdekaan merupakan bangsa dengan banyak kelemahan dan bahkan disebut oleh
beberapa orang sebagai bangsa yang gagal.Meskipun banyak Reformis yang mendukung
liberalisme mungkin memiliki niat yang kuat untuk menyingkirkan Pancasila, mereka tidak
memiliki keberanian moral untuk melakukannya.Apa yang mereka lakukan adalah untuk
mengubah UUD 1945 untuk melaksanakan agenda mereka untuk liberalisme. Langkah
pertama mereka adalah mengubah artikel Konstitusi dengan yang baru yang mendukung
liberalisme seperti tujuan pendidikan kewarganegaraan.

Langkah mereka berikutnya tentu akan menargetkan Pembukaan yang menyebabkan


Pancasila menghilang dari Konstitusi dan digantikan oleh konstitusi baru yang meningkatkan
Individualisme dan Liberalisme sebagai panduan untuk Bangsa. Tapi mengapa Pancasila
begitu penting bagi Indonesia?Ini penting karena itu adalah budaya, dan bukan politik, yang
menentukan keberhasilan masyarakat.Hal ini telah dibuktikan dengan jelas oleh sejarah
banyak negara di dunia dan situasi Indonesia saat ini sebagai akibat dari pengabaian warisan
budayanya seperti pengertian pendidikan kewarganegaraan.

1. Pengajaran Akan Adanya Tuhan


Mengambil Pancasila dari PPKN sangat penting karena yang terakhir mengajarkan
siswa hanya tentang urusan negara, dengan Pancasila tidak lagi digunakan sebagai referensi
untuk membentuk perilaku. Perilaku yang baik juga terbentuk jika mereka memiliki
pemahaman yang baik akan ketuhanan YME sebagaimana ada di dalam sila
pertama. Argumen valid lainnya yang mendukung Pancaisla adalah bahwa di antara banyak
kelompok etnis dan agama di Indonesia, ada perasaan kuat bahwa hanya Pancasila yang dapat
menjamin tempat yang adil untuk setiap kelompok, bahkan jika itu adalah minoritas kecil.
Hidup tidak akan didominasi oleh mayoritas besar.

10
2. Mengajarkan Cara Mendidik Sesuai Dengan Keadilan dan Adab Yang Baik
Bangsa perlu mengevaluasi kembali bagaimana pendekatannya menyebarkan nilai-
nilai Pancasila dan bahwa kegiatan kemahasiswaan, termasuk Gerakan Pramuka Indonesia
(OSIS) dan organisasi OSIS resmi, harus mengadopsi wawasan kebangsaan [pandangan
kepulauan]. Lebih penting lagi, Pancasila harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari,
menunjukkan bahwa upacara pengibaran bendera tidak lagi wajib di sekolah.

3. Persatuan
Karena Indonesia sendiri terdiri dari beragam bangsa dan suku maka pancasila adalah
salah satu pedoman wajib dalam wawasan pendidikan yang akan mengajarkan tentang
persatuan sebagaimana yang dituangkan pada sila ketiga. Inilah yang di ajarkan dalam tuangan
isi sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.

4. Ajaran Untuk Bermusyawarah


Sesuai dengan isi sila ke 4 maka pendidikan yang didasarkan atas sila ke 4 akan
mengajarkan untuk menghargai dan melakukan musyawarah dalam memecahkan segala
permasalahan dan kasus pelik yang di hadapi oleh bangsa Indonesia.

5. Mengajarkan Keadilan
Tidak ada yang boleh membeda bedakan status dalam pendidikan di Indonesia. Ini
adalah cangkupan dari isi sila ke lima yang ada di Negara kita. Upaya-upaya ini
membutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat dan aktif, berkomitmen untuk pelaksanaan
Pancasila sebagai warisan budaya kita dan sebagai Prinsip Dasar Republik. Seorang pemimpin
yang mampu memberikan contoh kepada semua orang dan tim kepemimpinan lokal. Ini akan
memotivasi orang untuk mencapai yang terbaik di setiap aspek kehidupan.
Itulah mengapa kepemimpinan nasional yang kuat sekarang harus secara serius
memulai penerapan nilai-nilai Pancasila.Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
merealisasikan semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Eka atau Bhinneka Tunggal Ika.Ini
berarti menghormati tempat dan kebebasan Individu selaras dengan kebutuhan persatuan
sosial. Ini juga berarti pengakuan akan pentingnya setiap kelompok etnis dan agama dalam
kesatuan nasional. Nasionalisme harus berbunga di taman Internasionalisme, sebagaimana

11
dinyatakan oleh Bung Karno. Karena itu Pancasila berarti Harmoni dan bukan konflik dalam
kehidupan.

Menurut Pancasila, upaya yang kuat harus dilakukan untuk menciptakan kemakmuran
yang lebih tinggi bagi semua orang. Orang yang hidup di bawah garis kemiskinan tidak lagi
ada di Indonesia; digantikan oleh Kelas Tengah yang kuat dan luas sebagai mayoritas
penduduk.Semua orang harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan
politik, tetapi politik harus berorientasi pada penciptaan masyarakat yang sejahtera. Kehidupan
ekonomi harus mengembangkan daya saing nasional untuk memungkinkan bangsa
berpartisipasi secara efektif dalam ekonomi internasional, dan menjadi bagian dari globalisasi
tanpa membahayakan kepentingan nasional dan kehidupan masyarakat umum.

2. Kejujuran Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila

Mengingat pentingnya pendidikan karakter bagi anak bangsa yang kelak menjadi
pemimpin, maka dari itu sangat penting perilaku jujur menjadi dasar karekter yang mesti
dibudayakan dan dimiliki bagi setiap generasi baru bangsa Indonesia. Perilaku jujur menjadi
dasar karena tanpa kejujuran, seseorang tidak dapat dipercaya melakukan apapun. Orang yang
pandai berdusta akan merugikan banyak orang dan sudah sangat jelas ia akan
menyalahgunakan kepercayaan yang akan diembannya kedepan. Oleh sebab itu kejujuran
menjadi salah satu dasar penting pendidikan karakter bagi calon pemimpin bangsa kedepan.

C. Kerangka Berpikir

Terkandung dalam Sila 1 dan 4 dan 2

1. Dalam setiap agama yang di Indonesia tentu mengajarkan kita untuk berkata jujur dan tidak
berbohong sehingga Kejujuran adalah hal yang utama dalam agama

4. Dalam persatuan dan kesatuan dalam musyawarah diperlukan kejujuran dan

2. Manusia dapat menguasai manusia lain juga artinya penuh dengan kejujuran dan ketulusan
sehingga seseorang akan melakukan sesuatu tanpa pamit jika dalam hatinya terkandung
kejujuran yang tulus dan ikhlas.

12
BAB III

METODE SURVEY

A. Tempat dan Waktu Survey

Adapun tempat dilaksanakannya survey beralamat di Jalan Brigdjen Zein Hamid, Titi
Kuning Medan. Yang kami laksanakan pada hari Sabtu, 07 April 2019 pada pukul 08.24 WIB-
10.17 WIB.

B. Subject Survey

Adapun yang menjadi subject survey dari mini riset yang kami lakukan adalah siswa-
siswi SMA Negeri 13 Medan dari kelas X MIPA 6 yang berjumlah 28 siswa.

C. Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik yang kami lakukan dalam pengumpulan data adalah teknik
menyebarkan angket.

D. Instrumen Survey

ANGKET KARAKTER SISWA


Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Jurusan :

13
Petunjuk :
1. Tuliskan nama, Jenis Kelamin, Kelas dan Jurusan pada kolom yang telah disediakan
2. Beri tanda √ pada kolom pendapat yang dikehendaki
3. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai anda
4. Kerahasian jawaban anda terjamin
5. Saya tidak akan menipu diri sendiri
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan SS S TS STS
1 Mencontek adalah sikap membohongi diri sendiri
Saya selalu mengembalikan barang yang bukan
2 hak saya
Saya selalu berkata jujur dan mengatakan sesuatu
3 sesuai dengan fakta
Saya melaporkan kepada guru ketika
4 menemukan barang orang lain yang jatuh
Saya selalu hadir dalam setiap kegiatan belajar
5 mengajar
6 Saya selalu berangkat sekolah tepat waktu
Saya mengenakan seragam sekolah sesuai aturan
7 yang ada
8 Saya selalu membayar iuran sekolah tepat waktu
Saya bangga dengan hasil yang saya peroleh
9 sendiri
Saya menyampaikan pendapat di depan teman-
10 teman dengan tepat dan tegas
Berani menyampaikan pendapat adalah modal
11 utama untuk menumbuhkan rasa percaya diri
Saya selalu optimis dengan hasil ulangan yang
12 saya kerjakan sendiri
Saya selalu memperhatikan ketika orang lain
13 sedang berbicara
Ilmu saya akan bertambah jika saya saling
14 berbagi ilmu
15 Saya selalu membuang sampah pada tempatnya

14
Jawablah pertanyaan ini dengan jujur dan tanpa paksaan dari
siapapun !

1. Apakah anda suka berlaku jujur di sekolah ?


a.Selalu b.Kadang-kadang c.Tidak

2. Apakah anda senang punya teman yang selalu berbuat jujur ?


a.Senang b.Biasa saja c.Tidak senang

3. Apakah temanmu selalu jujur dalam mengerjakan ulangan di kelas ?


a.Ya b.Kadang-kadang c.Tidak

4. Apakah anda selalu jujur dalam mengerjakan ulangan ?


a.Ya b.Kadang-kadang c.Tidak

5. Bagaimana perasaan anda saat mengerjakannya ulangan bila tidak


jujur?
a.Gelisah b.Merasa senang c.Biasa-biasa saja

6. Menurut anda pentingkah kita berlaku jujur dan tanggung jawab ?


a. Penting b.Tidak penting c.biasa saja

7. Apakah setiap mengerjakan tugas rumah anda kerjakan sendiri ?


a.Ya b.Kadang-kadang c.Tidak

8. Apa yang anda rasakan ketika hasil karyanya dikerjakan orang lain?
a.Senang b.Tidak puas c.Biasa-biasa saja

9. Bagaimana perasaanmu saat dibohongi oleh teman sekelasmu ?


a.Marah b.Memaafkan c.biasa saja

10. Apakah anda mau memberikan jawaban pada teman saat ulangan ?
a.Mau b.Tidak mau c.Dengan syarat

15
E. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang kami lakukan adalah dengan cara membandingkan
tingkat kejujuran dari setiap siswa-siswi.Kami melakukannya dengan terlebih dahulu
memeriksa kelengkapan data, memeriksa kualitas data, dan menentukan tingkat perbandingan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Hasil Survey

Setelah kami melakukan analisis data, kami dapat menjelaskan mengenai tingkat
kejujuran siswa-siswi di SMA Negeri 13 Medan terlebih di kelas X MIPA 6 dengan jumlah 28

16
orang siswa. Dimana diantara 28 orang tersebut adalah lebih banyak yang masih menerapkan
sikap jujur, walau masih ada beberapa yang tidak menerapkan kejujuran terlebih saat
mengikuti ujian.

B. Pembahasan

Adapun dari beberapa soal yang kami ajukan dalam angket tersebut, kami akan
menganalisa 5 soal diantaranya dan yang dijawab oleh 9 orang siswa.

Yakni sebagai berikut:

1. Pernyataan bahwa “Mencontek adalah sikap membohongi diri sendiri”, terdapat 3 siswa
yang menyatakan sikap tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pernyataan bahwa “Selalu mengembalikan barang yang bukan menjadi hak nya”, terdapat 1
orang siswa yang menyatakan tidak setuju.

3. Pertanyaan “Bagaimana perasaan anda saat mengerjakan ulangan bila tidak jujur?”, terdapat
5 siswa yang merasa biasa saja, sedangkan yang lainnya merasa gelisah.

4. Pertanyaan “Apakah yang anda rasakan ketika hasil karyanya dikerjakan orang lain?”,
terdapat 2 siswa yang merasa senang, sedangkan yang lainnya merasa tidak puas.

5. Pertanyaan “Apakah anda selalu jujur dalam mengerjakan ulangan?”, terdapat 9 orang dari
9 sampel menyatakan mereka mengerjakannya tidak selalu jujur (kadang-kadang).

C. Temuan Laporan

Dari 9 angket yang kami analisis datanya, terdapat 9 orang secara keseluruhan
menyatakan tidak selalu jujur dalam mengerjakan ulangan.

17
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah kami analisa, dari kelas yang kami sebarkan angket sebagai alat untuk
pengumpulan data, kami dapat menyimpulkan bahwa siswa-siswi SMA NEGERI 13 MEDAN,
khususnya kelas X MIPA 6 masih mengembangkan sikap jujur didalam dirinya, meski mereka
mengakui bahwa saat ulangan dan ujian mereka tidak selalu jujur. Dan kami menyimpulkan
bahwasanya dalam dunia pendidikan sangat penting asas kejujuran, terlebih jujur pada diri

18
sendiri, karena dengan jujur berarti seorang siswa dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di
dalam hidupnya, maka generasi penerus bangsa akan dapat memajukan Bangsa Indonesia dan
membawa harum nama Bangsa Indonesia ke kancah Internasional.

B. Saran

Menurut masalah yang kami temui, sikap jujur yang dimiliki seorang siswa dalam hal
pengembaliin barang yang bukan miliknya masih banyak yang menyatakan setuju, namun
dalam ulangan mereka menjawab tidak selalu berlaku jujur, mengapa bisa demikian bisa
terjadi?Menurut yang kami simpulkan, kami boleh memberi saran hendaknya peran guru dan
orangtua saling berkolaborasi untuk mengarahkan anak/siswa kearah yang lebih baik dan
menumbuhkan karakter di dalam dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpsikologi.com/psikologi-pendidikan

https://diandametinambunan.wordpress.com/2016/12/31/pandangan-filsafat-tentang-
pendidikan/

http://pendidikandanpenelitian.blogspot.com/2017/02/landasan-dalam-penyelenggaraan.html

http://annaatiqa.blogspot.com/2011/04/nilai-nilai-pancasila-untuk-pelaksanaan.html

19
Lampiran-Lampiran

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai