Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDEKATAN & MODEL KEPEMIMPINAN

(Prof.Dr.H.Syaiful Sagala,S.Sos.,M.Pd. 2018)

Skor Nilai :

NAMA MAHASISWA : DEVITA RAHMAWATI NAPITUPULU

NIM : 7192444002

DOSEN PENGAMPU : NELLY ARMAYANTI,Sp.,M.Sp.


MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

POGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI– UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
EXCECUTIVE SUMMARY

Didalam buku yang saya analisis berjudul Pendekatan & Model Kemimpinan karya
Prof.Dr.H.Syaiful Sagala,S.Sos.,M.Pd. kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik.
Topik ini memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang, literatur-literatur tentang
kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik,
sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan dan sayarat-syarat menjadi pemimpin
yang baik. Buku ini juga bertujuan untuk memberikan uraian mengenai hal-hal yang baik
tentang kepemimpinan.

Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh seorang
pemimpinnya. Ada yang mengungkapkan bahwa pemimpin lah yang bertanggung jawab atas
kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan uang mendudukkan posisi
pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting.

Pemimpin digambarkan sebagai penginspirasi dan setiap anggota akan ditanyakan tentang
perilaku pemimpin nya. Ungkapan ini membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun
wujudnya , dimana pun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai
pelaksanaan otoritas dan pembuat keputusan. Ada juga yang mengartikan sebagai suatu
inisiatif untuk bertindak menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan
keluar dari suatu permasalahan. Kepemimpinan seringkali dipertanyakan oleh orang-orang apa
bedanya dengan manajemen demikian pula dengan pemimpin dan manajer. Konsep
kepemimpinan dan kekuasaan sebagai terjemahan dari power telah menurunkan suatu minat
yang menarik untuk senantiasa berdiskusi sepanjang evolusi pertumbuhan manajemen
I

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, saya
masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan Critical Book Review ini dengan judul
“PENDEKATAN & MODEL KEPEMIMPINAN”. Critical Book Review ini saya buat, guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Kepemimpinan. Semoga critical book review
ini dapat menambah wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan critical Book review ini, tentu saja saya tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu,saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orangtua yang selalu mendoakan saya,
2. Kepada dosen pengampu, Ibu Nelly Armayanti,Sp ., M.Sp.

Saya menyadari bahwa book review ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna memperbaiki dan menyempurnakan
lagi untuk ke depannya.
Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada didalam critical
book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, September 2019

Devita Rahmawati Napitupulu


ii

DAFTAR ISI

COVER
EXCEVUTIVE SUMMARY……………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Penting nya CBR .........................................................................1
B. Tujuan Critical Book Review .............................................................................1
C. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW .....................................................................2
D. Indentitas Buku yang di Review .........................................................................3

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .........,..................................................................14

BAB III PEMBAHASAN


Pembahasan Isi Buku ..................................................................................................15
Kelebihan dan kekurangan Buku ................................................................................16

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan .....................................……………………………………………………..17
Rekomendasi…….…….………………………………………………………….….…..17

Daftar Pustaka ..……………….........………………………………………………18


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan
menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain,
mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang kita
hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari
segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR Kepemimpinan
ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok
bahasa tentang kepemimpinan

B.Tujuan Penulisan Critical Book Review


1. untuk melatih mahasiswa merumuskan definisi konseptual berdasarkan sintesis teori-teori
yang berkembang dari buku yang direview.
2.melatih mahasiswa lebih kritis dan berani berargumentasi berdasarkan teori dari buku teks.
3.Menambah wawasan pembaca mengenai arti pentingnya memahami arti kepemimpinan.
4.Meningkatkan motivasi pembaca dalam mengenal lebih jauh apakah kepemimpinan Itu.
5.Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari arti
kepemimpinan sejak dini.

C.Manfaat Penulisan Critical Book Review


A. Bagi Penulis :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan.
2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
3. Menumbuhkan pola pikir kreatif dan kritis dalam membandingkan buku yang satu dengan
yang lain.
B. Bagi Pembaca :
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kepemimpinan dalam kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.
D. Identitas Buku (buku utama)

Buku Utama
1.Judul buku : PENDEKATAN & MODEL KEPEMIMPINAN
2.Edisi : pertama
3.Penulis : Prof.Dr.H.Syaiful Sagala,S.Sos.,M.Pd.
4.Penerbit : prenadamedia group
5.Kota terbit : Jakarta
6.Tahun Terbit : 2018
7.ISBN : 978-602-422-322-9
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

RINGKASAN BUKU UTAMA


BAB 1 KEPEMIMPINAN SEBAGAI INTI MANAJEMEN
Kepemimpinan yang efektif pada dasarnya adalah menginspirasi dan memenangkan
komitmen. Seperti apa posisi kepemimpinan dalam manajemen, menurut Thomlison
(2004:118) tentu perlu dianalisis hasil hasil penelitian para ilmuwan (expert) maupun
menganalisis pengalaman praktisi kepemimpinan dan manajemen dari perspektif ilmu
pengetahuan dan landasan filsafat. Pengalaman para ilmuwan dan praktisi ini mengumpulkan
banyak fakta melalui penyelidikan empiris, hasil analisisnya akan diketahui kedudukan
kepemimpinan dalam manajemen dan kedudukan manajemen dalam ilmu pengetahuan dan
filsafat. Fakta hasil penelitian oleh ilmuwan disatukan, disusun, dan dikelompokkan lalu
dianalisis dengan maksud agar hasil penyelidikan yang terpisah pisah itu lebih mempunyai
makna.
Dalam upaya mendudukan posisi kepemimpinan sebagai inti manajemen mka kajian ini akan
membahas manajemen klasik dan ilmiah
1. Manajemen Klasik
Teori klasik berkembang menurut Hicks dan Gulelet (1996: 204) dallam tiga jalur yaitu
birokrasi, teori administrasi, dan manajemen secara ilmiah. Dalam abad ketiga belas dan
keempat belas, kamar dagang Italia memerlukan semacam cara untuk mengendalikan
laporan transaksi niaga. Guna memenuhi keperluan ini, pembukuan berpasangan (double
entry bookkeeping) untuk pertama kalinya diuraikan Pacioli dalam tahun 1494. Fakta ini
menunjukkan bahwa accounting modern telah berakar sejak 4 abad yang lalu yang
menunjukkan aktivitas manajemen secara sistematis telah dimulai, terus berkembang dan
menjadi pengetahuan para manajer sampai abad modern sekarang ini. Sejalan dengan
analisis Massie tersebut vancevich, Konopaske, dan Matteson (2005: 8) menuturkan
bahwa studi manajemen yang modern dimulai sekitar tahun 1900-an. Namun terdapat
kemungkinan bahwa awal mula proses manajemen dimulai dari organisasi keluarga, yang
kemudian berkembang kesuku, yang akhirnya memengaruhi unit politik formal seperti
yang ditemukan di awal Babilonia (5000 SM). Fakta ini menunjukkan bahwa manajemen
telah ada dan telah dipraktikkan sejak manusia ada dalam bentuk keluarga maupun adat
istiadat yang berlaku di masyarakat umat dan bangsanya, ilmu pengetahuan. Pada kondisi
yang lebih kompleks lagi, manajemen telah ada yang digerakkan oleh pemerintahan
seperti bangsa Mesir.
2. Manajemen Ilmiah Manajemen klasik atau manajemen tradisional terus berkembang
menjadi manajemen modern di mana para praktisi dan expert manajemen terus mengkaji
secara science melalui penelitian, sehingga menjadi manajemen ilmiah yang merupakan
suatu pembaruan dalam manajemen. Dalam abad ketiga belas dan keempat belas oleh
Massie (1983) kamar dagang kamar dagang Itali memerlukan semacam cara untuk
mengendalikan laporan-laporan transaksi niaga. Guna memenuhi keperluan ini,
pembukuan berpasangan (double entry bookeeping), untuk pertama kalinya diuraikan
oleh Picoli dalam tahun 1494 M. Jadi, accounting modern telah berakar sejak 4 abad yang
lalu, sebelum merupakan bidang pengetahuan yang penting bagi manajer modern. Sejak
timbulnya sistem kapitalis para praktisi manajemen, mahasiswa,dan pakar manajemen
benar benar memperhatikan bidang ekonomi.

BAB 2 ARTI DAN MAKNA KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan (leadership) dapat dimaknai sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian yang ada dalam diri pemimpin itu sendiri. Termasuk di dalamnya
kewibawaan, keterampilan, pengetahuan, visi, dan kompetensi untuk dijadikan sebagai sarana
ke pemimpinan dalam rangka meyakinkan orang-orang yang dipimpinnya agar mereka mau
dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, dan merasa tidak terpaksa. Mengacu pada serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat tersebut, maka kepemimpinan merupakan kekuatan dinamis yang
berperan penting sebagai memotivasi dan mengoordinasikan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi secara efektif.
Kjian ini membahas mengenai konsep dan makna kepemimpinan, kepemimpinan yg efektif,
kapasitas intelektual pemimpin dan kecakapan profesional pemimpin
1. Konsep dan Makna Kepemimpinan
Teori kepemimpinan yang baru oleh Yukl (2010: 228) menekankan pentingnya reaksi
emosional oleh para pengikut terhadap pemimpin. Adapun teori sebelumnya menekankan
aspek rasional kualitatif dari interaksi pemimpin-pengikut. Teori sebelumnya tidak mengenali
bahwa proses simbolis dan manajemen makna sebagai hal yang penting seperti manajemen
dari beberapa hal. Beberapa teori baru menurut Yukl memberikan penjelasan yang lebih baik
tentang bagaimana para pemimpin khususnya eksekutif puncak, mampu memengaruhi orang
secara tidak langsung tanpa interaksi berhadapan yang cukup sering. Teori baru meliputi
kumpulan variabel yang lebih komprehensif menggambar kan ciri, perilaku, proses pengaruh
dan Situasi.teori baru ini memberikan yg lebih integratif mengenai kepemimpinan yg efektif.

2.Kepemimpinan yang Efektif


Keefektifan pemimpin menurut Gibson, Ivancevich. dan Donnelly (1997) secara khusus
diukur dengan pencapaian dari satu atau beberapa kombinasi tujuan-tujuan organisasi.
Individu dapat memandang pemimpinnya sebagai efektif atau tidak berdasarkan kepuasan
yang mereka dapatkan dari peran yang ditampilkan pemimpin dan pengalaman kerja secara
keseluruhan. Kepemimpinan yang efektif pada Suatu organisasi tidak hanya menghabiskan
waktunya untuk melakukan kontrol internal secara eksplisit seperti memonitor kegiatan
organisasi dan memonitor lingkungan organisasi. Kepemimpinan efektif oleh Hill dan
McShane (2008: 405) adalah kemampuan untuk memimpin agar mendapat performa yang
tinggi dari bawahannya. Performa yang tinggi memang akan tergantung karakteristik kepe-
mimpinannya. Kepemimpinan yang efektif dapat juga diterjemahkan dengan
keberlangsungan performa yang tinggi dari organisasi. yaitu seluruh organ organisasi pada
posisi full untuk mencapai tujuan organisasi yang tepat sasaran. Aktivitas kepemimpinan
bagian dari ke- giatan yang dilakukan oleh pemimpin dan manajer dalam organisasi.
Kegiatannya menggerakkan organisasi, sehingga mencapai tujuan, target dan sasaran secara
efektif. Peran manajer sebagai pemimpin dapat bermacam-macam, antara lain memberi
gambaran masa depan memberi imbalan, melimpahkan wewenang, mempercayai bawahan,
dan memberikan penghargaan.
3.Kapasitas Intelektual Pemimpin dan Kognitif yang Tinggi
Kapasitas sering kali diartikan sebagai kemampuan individu organisasi atau sistem dalam
menjalankan fungsi kepemimpinan untuk mencapai tujuannya. Kemampuan ini
menggambarkan dimilikinya skil oleh pemimpin untuk memahami secara mendetail sistem
pengelolaan organisasi yang dipimpinnya. Dengan skill yang dimiliki, pemimpin itu benar-
benar menguasai titik kelemahan organisasi dan memiliki keterampilan menggunakan strategi
dan seni untuk mengatasi nya.
4.Kecakapan Profesional Pemimpin
Pemimpin yang profesional tentu saja memiliki suatu pribadi yang menarik, memiliki
kemampuan dan memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan, sehingga mampu
mengendalikan kinerja dan meng gerakkan organisasi sesuai kebutuhan. Pemimpin
profesional adalah seorang yang memiliki pribadi dan kecakapan/keahlian tertentu dalam satu
atau beberapa bidang yang dibutuhkan organisasi. Kecakapan dan keahlian ini diperlukan
agar pemimpin itu dapat memengaruhi orang- arang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas tertentu dalam organisasi demi pencapaian satu atau beberapa tujuan organisasi yg
dipimpinnya.

BAB 3 STUDI KEPEMIMPINAN


Studi dan penelitian mengenai kepemimpinan tetap saja menarik perhatian dan terus
dilakukan oleh para praktisi dan ahli untuk dipelajari, dikaji, dan diteliti. Hasil penelitian itu
dapat menjelaskan model kepemimpinan yang diinginkan yaitu kepemimpinan yang efektif,
dapat memecahkan dan menyelesaikan masalah organisasi. Ilmuwan perilaku organisasi dan
kepemimpinan dalam mengatasi masalah organisasi menggunakan langkah-langkah ilmiah
dengan menggunakan landasan ilmiah membangun pengetahuan untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah organisasi. Tanpa penelitian ilmiah, tidak akan ada pengetahuan yang
mendalam mengenai kepemimpinan yang efektif guna diterapkan dalam pemecahan dan
penyelesaian masalah organisasi.
Kajian ini fokus membahas mengenai studi kepemimpinan di universitas,model dan interaksi
pemimpin.
1. Studi Kepemimpinan di Universitas
Para praktisi, pakar, ahli atau ilmuwan manajemen dan kepemimpin an antara lain Paul
Hersey dan Ken Blanchard (1992), Gary Yukl (2010) Harold Koontz, Cyril O'Donnell,
dan Heinz Weihrich (1984), James L Gibson, John M. Ivancevich, dan James H.
Donnelly (1997), Herber G.Hicks dan G. Ray Gullet (1975) Sutarto (1991), Miftah Thoha
(2006) dan pakar kepemimpinan lainnya telah mengulas dan membahas studi
kepemimpinan yang merupakan hasil penelitian dikenal dengan model kepemimpinan
studi lowa, model kepemimpinan studi Ohio, dan model kepemimpinan studi Michigan.
Penelitian di Universitas ini merupakan studi kepemimpinan yang monumental dan
dipelajari oleh berbagai perguruan tinggi. Hasil dan temuan penelitian ini terus-menerus
dikaji efektivitas penerapannya oleh para ahli dan praktisi kepemimpinan pada berbagai
organisasi. Pada dasarnya, hasil dan temuan penelitian ini telah memberi kontribusi dalam
penerapan kepemimpinan yang efektif, yang tentu saja penerapannya menggunakan
strategi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan sesuai pula dengan situasi iklim
organisasi di mana gaya kepemimpinan itu diterapkan.

a.model Kepemimpinan Studi lowa


Para teoretisi dan peneliti kepemimpinan melakukan studi dan kajian teori mengenai gaya
kepemimpinan merupakan bagian dari teori kepemimpinan lainnya. Sebagian ahli dan
peneliti menggunakan istilah gaya manajemen yang maksudnya juga adalah gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah suatu gaya yang digunakan oleh seorang
pemimpin memengaruhi bawahan agar melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung
jawab. Gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku pemimpin mempengaruhi
sikap,cara berpikir, perilaku dan sebagainya para pengikutnya sesuai situasi spsial dan
budaya organisasi nya.
b. Model Kepemimpinan Studi Ohio Tidak lama setelah perang dunia II akhir tahun
1940-an sampai awl tahun 1960-an oleh E.A. Fleishman (1953), Halpin dan Winner
(1957 dan J. K. Hemphill (1949) dan Coons (1957) rekan-rekannya pada Biro penelitian
bisnis (Bureau of Business Research) di Ohio State University tahun 1945 telah
melakukan serangkaian penelitian yang mendalam berusaha mengidentifikasi berbagai
dimensi perilaku pemimpin dan pada mulanya studi ini berkonsentrasi pada studi
kepemimpinan dalam organisasi militer. Penelitian ini dilakukan oleh suatu tim research
interdisipliner yang terdiri dari ahli psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang berkontribusi
terhadap teori dan konsep kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan untuk menggali dan
menganalisis kepemimpinan dalam berbagai tipe kelompok dan situasi. Respondennya
terdiri dari anggota pasukan pengebom (bombers crew) angkatan udara, pejabat sipil
angkatan laut pengawas dalam pabrik, pimpinan perguruan tinggi, guru,kepala
sekolah,penilik sekolah,pemimpin pergerakan mahasiswa dll.
c.Model Kepemimpinan Studi Michigan
Pada tahun 1947, peneliti dipelopori oleh Rensis Likert melalui lembaga Survey
Research Centre yaitu Institute for Social Research pada University of Michigan di mana
Likert sebagai direkturnya melakukan studi kepeminpinan. Lembaga ini berhasil
menemukan landasan ilmu kepemimpinan seperti teori kepemimpinan dan teori
kekuasaan ber- sama pakar di University of Michigan. Rensis Likert dosen dan peneliti di
University of Michigan mempelajari bagaimana cara yang paling baik untuk mengelola
usaha dari individu untuk mencapai kinerja dan kepuasan sebagaimana yang diinginkan.
c.Model Kepemimpinan Managerial Grid .
Model kepemimpinan tiga dimensi ini dikembangkan oleh Redin, Robert Rogers Blake,
Jene Srygle Mouton (1954), dan Anne Adams Mc- Canse (1991) pada dasarnya
merupakan pengembangan dari model yang dikembangkan oleh Universitas Ohio dan
model the managerial grid theory. Teori kepemimpinan gridrumit karena dimensinya
banyak, juga membahas teori kepengikutan. Kepemimpinan grid mengguna- kan dua
istilah yaitu gaya kepemimpinan (leadership styles) dan gaya manajemen (management
styles). Perbedaan utama dari dua model ini adalah adanya penambahan satu dimensi
pada model tiga dimensi, yaitu dimensi efektivitas sedangkan dua dimensi lainnya yaitu
dimensi perilaku hubungan dan dimensi perilaku tugas tetap sama.

BAB 4 STUDI MODEL KEPEMIMPINAN

1 Model Kepemimpinan Kontingensi Fiedler


Model situasional pertama oleh Fred Edward Fiedler (1964) dosen d University of Illinois
dan sebagai Professor di University of Washington, Fiedler mendirikan Organizational
Research Group dan memimpin Group Effectiveness Research Laboratory. Fiedler dan
teman-temannya dari Universitas Illinois telah mengajukan teori kontingensi (contingency
theory dalam kepemimpinan menegahi hubungan antara efektivitas kepemimpinan dengan
suasana kerja yang produktif. Bukti-bukti em- piris model kepemimpinan Fiedler didasarkan
lebih dari 50 studi d bermacam-macam pemimpin dan situasinya. Dasar mengklasifikasi
situasi kepemimpinan adalah sampai seberapa tinggi situasi menve diakan pengaruh
pemimpin. Sampai seberapa tinggi pemimpin dapat memprediksi dan menentukan apa yang
akan dilakukan kelompok, dan keluaran apa dari tindakan pemimpin dan seperti apa
keputusan yang akan diambilnya. Jika pemimpin menginginkan sesuatu untuk dilakukan,
maka pemimpin dapat memprediksi dengan kepastian apa yang akan terjadi atas tindakannya.
2.Model Kepemimpinan Yetton dan Vroom
Model situasi yang direkomendasikan Victor Harold Vroom da Philip Yetton (1973) adalah
kondisi di mana pemimpin harus membag kekuasaan dalam prosedur membuat keputusan.
Vroom adalah Profes Psychology and Industrial Administration di Carnegie University.
Vroom mengemukakan teori motivasi Expectancy Theory dan bersama deng Yetton
mengembangkan teori kepemimpinan pembuatan keputuse normatif. Adapun Yetton adalah
Professor di University of New Sous Wales, dan a specialist consulting organization. Model
kepemimpinan yang dibangun atas pendekatan pendekatan sebelumnya, tetapi meme rinci
lebih lanjut prosedur keputusan mana yang paling efektif untuk setiap situasi yang berbeda-
beda. Model Vroom dan Yetton didasarkn analisis tentang bagaimana perilaku keputusan
pemimpin memengaruh kualitas keputusan dan penerimaan keputusan oleh bawahan, pada
gilirannya bersama-sama memengaruhi pelaksanaan kerja bawahan.
2. Path Goal Theory of Leadership Puth goal theory of leadership
menjelaskan bagaimana perilaku emimpin memengaruhi motivasi bawahan dan
pelaksanaan kerjanya alam situasi kerja yang berbeda. Robbins mengemukakan teori path
d adalah suatu model kepemimpinan kontingensi kepemimpinan vang dikembangkan oleh
Robert House, yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio state tentang
kepemimpinan pada initiating structure dan consideration serta teori pengharapan
motivasi. Pada intinya, teori path goal menjelaskan dampak perilaku pemimpin pada
motivasi bawahan, kepuasan, dan kinerjanya. Path goal theory membantu memahami dan
meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Teori tersebut menurut
Martin G. Evans (1970) dan Robert 1. House (1971) dikembangkan dari teori motivasi
"expectancy di mana motivasi pekerja sangat ditentukan oleh harapannya, bahwa suatu
usaha mencapai tingkat pelaksanaan kerja terbaik akan menjadi alat mendapatkan hasil-
hasil yang positif dan menghindarkan hasil yang negatif. Path goal theory menjelaskan
bagaimana perilaku pemimpin memengaruhi dampak perilaku, dan kinerja yang pada
gilirannya memengaruhi pelaksanaan kerja bawahan, dan motivasi individu ber dasarkan
pengharapannya atas imbalan yang menarik. Menurut teori path goal suatu perilaku dapat
diterima oleh bawahan pada tingkatan kepuasan saat itu atau masa mendatang.
4.Model Proses Dyadic dan Atribusi Vertical dyadic theory yang dikembangkan oleh
Martin J. Cannon menitikberatkan pada dyadic, yaitu hubungan antara pemimpin dengan
tiap-tiap bawahannya secara bebas. Fokus pendekatan dyadic pada hubungan antara
seorang pemimpin dan individu lain yang biasanya merupakan seorang pengikut. Tiap-
tiap pemimpin memperhatika perbedaan perbedaan yang ada pada tiap individu
bawahannya. Dyadic adalah proses pembuatan peran antara seorang pemimpin dengan
seorang bawahan yang memandang kepemimpinan sebagai proses pengaruh timbal balik
antara pemimpin dengan orang lain. Teori ini menggambarkan bagaimana pemimpin
mengembangkan hubungan pertukaran yang berbeda sepanjang waktu dengan berbagai
bawahan. Asumsinya efektivitas kepemimpinan tidak dapat dipahami tanpa menguji
bagaimana pemimpin dan pengikut saling memengaruhi setiap waktu.

BAB 5 KEPEMIMPINAN BERBASIS TEORI X,Y,Z


1.Kepemimpinan Berbasis Teori X
Individu berbeda dalam banyak hal, termasuk kepribadian, nilai- nilai, sikap, gaya
berpikir, budaya, dan cara pengambilan keputusan. Pendekatan manajemen tradisional
yang menekankan kontrol dan kepatuhan, secara khusus manajer atau pemimpin
membuat sejumlah asumsi, seperti: bawahan atau pengikut tidak suka bekerja dan
akibatnya akan menghindarinya, mereka tidak atau tidak akan menerima tanggung jawab,
mereka tidak ambisius dan ingin dipimpin, dan mereka harus diawasi ketat jika tujuan
organisasi akan dicapai secara efektif. Douglas Murray McGregor (1960) seorang
Professor of Psychology in Sloan School of Management Harvard University melakukan
studi yang hasilnya menyimpulkan bahwa jenis organisasi birokrasi yang dirumuskan
oleh para teoretisi klasik mencerminkan pandangan yang sangat negatif terhadap manusia
yang diberi nama teori X. Teori ini merupakan terobosan teori manajemen yang
dikembangkan McGregor tahun 1950-an masih dipakai memasuki abad ke-21.
2.Kepemimpinan Berbasis Teori Y
Partisipasi karyawan atau anggo ta organisasi telah menjadi isu sentral dalam
kepemimpinan selama bertahun-tahun. Nilai-nilai lebilh manusiawi dalam manajemen
pada abad ke-20 yaitu memperlakukan manusia lebih sederajat, lebih bermartabat, lebih
beradab, lebih m hati terhadap karyawan dalam perusahaan. Kata "nilai" merupakan kata
jenis yang meliputi segenap macam kebaikan dan sejumlah ha lain yang bernilai baik
memanusiakan manusia dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Nilai
menurut Kattsoffmerupakan alat yang menunjukkan alasan dasar menyatakan hal yang
benar, baik, atau diinginkan. Kattsoff (1996) selanjutnya nilai ialah lmu pengetahuan
yang menyelidiki hakikat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan.
Sesungguhnya nilai merupakan pengertian yang lebih luas lingkupnya dibandingkan
dengan pengertian "yang baik" dan pengertian tersebut menyangkut perangkat hal yang
disetujui dan yang tidak disetujui mengenai suatu nilai. Nilai-nilai merupakan esensi-
esensi logis dapat diketahui melalui akal, hati nurani, pendirian ini dinamakan
objektivisme logis.
3. Kepemimpinan Berbasis Teori Z
Berdasarkan perbedaan-perbedaan dari teori X dan teori Y, di cam ping adanya
pengertian teori Zoleh Lyndall F. Urwick lahir3 Maret 128r dikenal adanya teori Z yang
dikemukakan oleh William G. Ouchi laie tahun 1943 di Honolulu) seorang Professor
Business Administration di Stanford University. Pandangan Urwick adalah spesialisasi
yang mem beri kontribusi pada terkonsentrasinya para karyawan dalam bekera dengan
sungguh-sungguh untuk lebih produktif sesuai kemampuan masing-masing. William G.
Ouchi telah mengembangkause teori Z untuk melukiskan sistem manajemen yang lefais
puti ofektif dan bermutu. Sebagian orang menduga istilah Zdalan adalah zeal atau
semangat.
4.Kepemimpinan Organisasi Menggunakan Teori X, Y, dan Z
Wexley dan Yukl (1992: 53) mengungkapkan bahwa dalam studi organisasi yang
dilakukan oleh Burns dan Stalker (1961) mengklasifikasikanmya dari segi struktur dan
praktik praktik manajemennya sepanjang kontinum yang berkisar dari yang bersifat
"mekanistik" sampai yang bersifat "organik". Organisasi mekanistik memiliki struktur
seperti yang dikemukakan oleh teori-teori organisasi klasik, yang di dalamnya erdapat
orang-orang yang termasuk teori Y. Adapun bentuk organisasi organik memiliki peran-
peran yang fleksibel. komunikasi terbuka. koordinasi oleh panitia, dan bentuk lainnya di
mana organisasi ini banyak diisi oleh orang-orang yang termasuk teori Y dan Z selaras
dengan teori organisasi humanistik.

BAB 6 PENDEKATAN KEPEMIMPINAN


1. Pendekatan Sifat dalam Kepemimpinan
Satu pendekatan paling awal digunakan untuk penelitian kepemimpinan adalah
pendekatan sifat (trait approach). Sifat-sifat yang dimiliki pribadi seorang pemimpin,
studi yang dilakukan para ahli menyatakan keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin
banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat bawaan dari seorang pemimpin. Fokus riset
kepemimpinan pada tahun 1920-an dan 1930-an menurut Robbins dan Coulter (2010:147)
terletak pada memahami sifat pemimpin yaitu, karakteristik yang dapat membedakan
antara pemimpin dan nonpemimpin. Analisis ilmiah mengenai pendekatan kepemimpinan
dimulai dengan memusatkan perhatiannya pada pemimpin itu sendiri yaitu pendekatan
ciri. Pertanyaan penting untuk dijawab oleh pende- katan teoretis, adalah apakah sifat-
sifat yang membuat seseorang itu disebut sebagai pemimpin?. Jika sifat atau ciri
kepemimpinan dapat dikenali, maka menurut Stoner (1982: 117) bangsa dan organisasi
jauh lebih canggih (sophisticated) dalam memilih pemimpin.
2. Pendekatan Kekuasaan dalam Kepemimpinan
Kekuasaan (power) adalah faktor penentu dari hakikat penting dan kualitas dari interaksi
dari orang-orang yang mempunyai harapan bahwa melalui organisasi mereka akan
memperoleh manfaa Kekuasaan merupakan penggerak, pendorong, pelaku perubahan dan
peradaban umat manusia. Kekuasaan oleh Hicks dan Gulet (1996:37 adalah faktor
penentu dari hakikat penting dan kualitas interaksi, dan dapat menentukan apakah
interaksi tersebut dapat mempertahankan kelanjutan hidupnya. Secara sederhana, James
D. Mooney (1947) mengemukakan dapat dipahami bahwa kekuasaan adalah kemampuan
untuk melaksanakan sesuatu. Artinya, kekuasaan adalah kemampuan untuk membuat
orang lain melakukan apa yang diinginkan oleh pihak lainnya. Kekuasaan meliputi
hubungan dua atau lebih orang dan Max Weber (1947) percaya bahwa kekuasaan
meliputi kekuatan dan paksaan di mana sumber-sumber kekuasaan dapat dilihat dalam
pengetahuan khusus yang dimiliki pejabat.
3. Pendekatan Pengaruh Kepemimpinan
Pemimpin membutuhkan kekuasaan agar dapat efektif, tetapi tidak berarti bahwa
memiliki kekuasaan yang besar selalu lebih baik. Besar nya kekuasaan keseluruhan yang
sangat penting untuk kepemimpinan yang efektif dan campuran dari berbagai tipe
pendekatan kekuasaan menjadi pertanyaan yang penting dijawab oleh para peneliti.
Besarnya kekuasaan yang diperlukan tergantung pada apa yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan dan keterampilan pemimpin dalam menggunakan kekuasaan
yang dimiliki. Kekuasaan yang tidak terlalu besar dibutuhkan oleh pemimpin yang
mempunyai keterampilan menggunakan kekuasaan secara efektif dan yang mengetahui
penting nya konsentrasi pada tujuan organisasi. Bauer (1968) menjelaskan cara bijaksana
menggunakan kekuasaan secara selektif dan hati-hati untuk menyelesaikan suatu yang
penting dengan mempertahankan saluran kebaikan untuk menyelesaikan pekerjaan
organisasi. Beberapa situasi kepemimpinan membutuhkan lebih banyak kekuasaan
daripada dalam situasi lainnya, kekuasaan ini yang lebih banyak ini agar seorang
pemimpin dapat efektif dalam mengambil keputusan.

BAB 7 KEPEMIMPINAN KARISMATIK, TRANSFORMASIONAL,FAN


TRANSAKSIONAL.
1. Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan karismatik adalah warisan dari konsepsi kepemimpinan lama telah ada
sejak zaman Yunani kuno. Dengan kekuatan personalnya, seorang pemimpin mampu
memiliki efek yang luar biasa terhadap pengikutnya. Kepemimpinan karismatik sebagai
hasil kajian dan ide-ide dari Max Weber dalam mengkaji ilmu ilmu sosial. Weber (1947)
mengemukakan charisma adalah kata dalam bahasa Yunani yang berarti "berkat yang
terinspirasi secara agung" seperti kemampuan melakukan keajaiban atau memprediksikan
peristiwa masa depan. Kepemimpinan karismatik adalah kemampuan untuk memengaruhi
pengikut berdasarkan pada bakat supernatural dan kekuatan yang menarik. Pengikut
menikmati karismanya pemimpin karena mereka merasa memperoleh inspirasi,
kebenaran, dan penting. Kekuasaan yang tidak dapat dijelaskan dengan jelas oleh cara
yang logis disebut karismatik. Midel (1992) mengatakan tidak ada jawaban definitif yang
telah diberikan pada apa yang membentuk perilaku kepemimpinan karismatik
2. Kepemimpinan Transformasional
Dua dekade terakhir ditemukan perspektif baru yaitu kepemimpin an tranformasional yang
inspiratif memberi motivasi pada pengikut Kepemimpinan transformasional yang
dikembangkan oleh James Mc Gregor Burns (1978) adalah kemampuan pemimpin
memberdayakan komunitasnya untuk berkinerja tinggi melalui sentuhan persuasif. psikologis
dan edukatif, yaitu pendekatan manusiawi dari seorang pemimpin organisasi. Kepemimpinan
transformasional sebagai kepemimpinan yang sejati mengubah potensi menjadi energi
dengan cara meningkatkan mutu proses untuk mencapai tujuan, target dan sasaran organisasi.
Pemimpin yang menyenangkan, membangun inspirasi, dan mendorong aktualisasi diri
dianggap sebagai transformasional. Kepemimpinan transformasional atau inspirasional
didasarkan pada ide dari Burns (1978). Tetapi menurut Bass (1985 dan 1996) telah ada lebih
banyak penelitian empiris mengenai versi dari teori yang dikemukakan oleh para ahli
daripada versi lainnya.
3 Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transformasional lebih meningkatkan
motivasi dan kinerja pengikut dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional. Pemimpin
yang efektif menggunakan kombinasi dari kedua jenis kepemimpinan tersebut.
Kepemimpinan transformasional dibangun sebagai tambahan atas kepemimpinan
transaksional (transactional leadership) tradisional oleh McGregor dan Burns mencakup
hubungan pertukaran antara pemimpin dan pengikut. Bass menyimpulkan kepemimpinar
transaksional adalah resep bagi keadaan seimbang. Kepemimpina transaksional berasumsi
bahwa kepemimpinan merupakan kontra Sosial antara pemimpin dan pengikut yang
merupakan pihak-pihak ya independen, di mana masing-masing mempunyai tujuan,
kebutuhan dan kepentingan sendiri.
BAB 8 ETIKA DAN MORAL KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan Autentik
Pemimpin yang dapat dipercaya, objektif, mengetahui dengan baik misi organisasi yang
dipimpinnya, berpikir positif, mampu dan siap mengatasi masalah organisasi merupakan
bagian dari tanda-tanda kepemimpinan autentik. Luthans (2005: 566) mengungkapkan studi
yang dilakukan William Gardner, Douglas May dan rekan-rekan bekerja sama dengan Gallup
Leadership Institute di University of Nebraska meyakini bahwa kepemimpinan autentik
adalah pendekatan yang penting. Secara spesifik kepemimpian autentik (authentic leadership)
berasal dari kapasitas psikologis positif dan konteks perkembangan ganisasi yang
menghasilkan kesadaran diri dan perilaku positif, regulasi diri yang tinggi pada
kepemimpinannya dan terhadap rekan-rekannya membantu perkembangan diri positif.
Pemimpin yang autentik terlihat percaya diri, penuh harapan, optimis, ulet, tangguh,
transparan, ber- moral, berdedikasi tinggi, etis, berorientasi masa depan, dan member
prioritas pada perkembangan rekan kerja untuk menjadi pemimpin yang memiliki integritas
dan komitmen tinggi pada kepemimpinannya.

2. Etika Kepemimpinan
Pada umumnya, orang menginginkan agar pemimpin mereka bertindak etis, bermoral, bukan
pencitraan. Maka penting sekali bagi pemimpin mengambil-langkah langkah konstruktif
menjaga etika dalam semua tindakan kepemimpinannya. Dalam bertindak maupun mem-
berikan informasi akan lebih dipercaya jika apa yang disampaikan oleh pemimpin itu
konsisten, akurat, dan dapat dipercaya. Meskipun dapat dipahami bahwa pemimpin
membutuhkan waktu untuk membangun kepercayaan dan kredibilitasnya sebagai pemimpin
yang berhasil, berprestasi, dan bereputasi.

3..Nilai-nilai Moral dalam Kepemimpinan


Kepemimpinan bermoral menunjukkan kepemimpinan berkualitas yang mengerjakan sesuatu
dengan baik. Moralitas atau moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin: mos (jamak:
mores) berarti cara hidup atau kebiasaan. Secara harfiah, istilah moral berarti sama dengan
istilah etika, tetapi dalam praktiknya istilah moral atau moril sebenarnya telah jauh berbeda
dari arti harfiahnya. Moral atau morale dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai
semangat atau dorongan batin dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu yang positif untuk memperoleh keberhasilan.

BAB 9 PEMIMPIN BERORIENTASI PELAYANAN PUBLIK


1.Layanan Kepemimpinan yang Mendorong Anggota Menjadi Puas
Semakin besar kesenjangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang diharapkan anggota
organisasi dari pekerjaannya, maka menurut Sweeney dan McFarlin (2002) semakin tidak
puas yang mereka rasakan. Anggota atau pegawai cenderung merasa lebih puas dengan
nekerjaannya, ketika apa yang mereka miliki sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Demikian juga halnya dengan pelanggan seperti masyarakat pengguna produk atau jasa
organisasi, mereka cenderung akan merasa puas apabila layanan dan kualitas produk yang
diterimanya sesuai dengan apa yang pelanggan harapkan. Artinya, semakin besar
kesenjangan antara apa yang diterima dengan apa yang diharapkan, maka semakin tidak puas
yang mereka rasakan. Sebelum membahas lebih mendalam mengenai hal kepuasan
pelanggan, maka sebagai bahan perbandingan ada baiknya dibahas pemicu kepuasan
pelanggan pada perusahaan (corporate) atau organisasi dan disesuaikan dengan Dagaimana
aplikasinya pada organisasi atau lembaga.
3. Pemimpin Memiliki Kedudukan Strategis dalam Layanan Publik
Strategi pemimpin menurut pandangan Fiedler (1996), Holme d Watt, (2000) akan efektif
jika mampu menyesuaikan untuk memenuhi volatilitas meningkat dan pergolakan
(turbulence) dari kebutuhan yange selalu berubah dari lingkungan bisnis mengglobal
kompetitif. Pemimpln memiliki kedudukan strategis, karena pemimpin memiliki
kesempatan yang luas menyusun dan melaksanakan program manajemen perubahan
untuk menjawab kebutuhan nyata. Perubahan ini tidak dapat dihindari karena akan terjadi
perubahan melalui program-program yang masuk akal, mudah dipahami, dan mudah
dilaksanakan. Jika kompetensi kepe mimpinan tidak jelas dalam menjalankan organisasi,
menurut Mgbere (2009) tidak mungkin terjadi perubahan dari waktu ke waktu, dan tidak
mungkin pula untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi dalam upaya memenuhi
kebutuhan organisasi. Kemampuan kepemimpinan strategi kepemimpinan yang
digunakan dan gaya secara luas dianggap sebagai variabel penting dalam keberhasilan
memberikan layanan publik memenangkan persaingan pasar sebagai upaya memajukan
organisasi. Layanan publik yang mendapat kepercayaan dari publk tentu mampu memberi
inspirasi, mempertahankan fleksibilitas, dan memberdayakan orang lain untuk
menciptakan perubahan strategi yang diinginkan.
3.Karakteristik Publik
Perusahaan atau organisasi yang reputasinya mendapat pengakuan publik adalah
perusahaan atau organisasi yang memperoleh keberhasilan dibidang keuangan, hubungan
industri yang baik dan sehat, pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan
memikul tanggung tawab sosial, komitmen mengadakan riset, dan sebagainya.
Perusahaan atau organisasi yang memiliki jumlah anggota yang besar dan banyak unit
organisasi, tentu akan menemukan berbagai perangai dan perilaku anggota yang
menunjukkan citra perusahaan atau organisasi. Untuk menjaga citra perusahaan atau
organisasi tentu perlu diberi tahu pada publik kekhasan perusahaan atu organisasi antara
lain dengan pakaian seragam yang digunakan, posisi dan desain kantor tempat publik
berkomunikasi dengan perusahaan atau organisasi, ciri khas dan kualitas produk yang
diterima oleh publik, dan lain yang menunjukkan sesuatu yang spesifik dan unik.
4. Kesalahan Melakukan Pengukuran
Untuk mengetahui apa saja sebenarnya yang dibutuhkan oles masyarakat atas jasa
layanan yang harus disediakan oleh organisasi maka perlu dilakukan penelitian yang
mendalam berkaitan dengan kepuasan masyarakat atas layanan yang diperolehnya.
Namun dalan melakukan penelitian tersebut selalu hasilnya kurang maksimal, karena
kurang cermat, pendekatan yang kurang sesuai, atau selalu terdapat kesalahan dalam
mengukurnya. Hasil penelitian Irawan (2003) dalam berbagai perusahaan menemukan
bahwa kesalahan melakukan pengukuran dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni
kelompok pertama adalah jenis kesalahan fundamental konsekuensi dari kesalahan jenis
pertam adalah dihasilkan data yang benar-benar tidak berguna. Dalam hal in lebih baik
untuk tidak menggunakan data hasil riset tersebut. Kelompok kedua adalah jenis
kesalahan yang sifatnya minor hingga moderat.
5.Kepuasan Pelanggan
Kepuasan menunjuk pada sikap umum. perilaku, dan keadaan emosional seseorang
terhadap sesuatu yang dimilikinya yang menumbuhkan perasaan senang. Kepuasan
pelanggan terjadi apabila program dan kegiatan telah diimplementasikan sesuai desain
yang telah disiapkan dimana publik yang menerimanya merasa senang Walaupun
sederhana kenyataannya salah satu penghambat terbesar kepuasan pelang adalah dalam
implementasinya. Berbagai perusahaan dan organisasi di Indonesia sudah banyak
mempunyai program peningkatan kepuasan pelanggan. Kenyataannya. hasil penelitian
menunjukkan rata rata hanya sekitar 10-30 % dari keseluruhan program tersebut yang
dapat diimplementasikan, program yang dirancang tenyata tidak mudah direalisasikan,
dan yang menjadi sasaran permasalahan ini adalah para karyawan garis depan.
6.Pemimpin Berorientasi Pelayanan Publik
Pelayanan menjadi faktor penting untuk menjaga eksistensi dari perusahaan atau
organisasi dengan pelanggan agar publik puas atas layanan yang diberikan oleh organisasi
atau perusahaan. Berorientasi layanan publik memosisikan pemimpin perusahaan atau
organisasi menempatkan nilai yang lebih tinggi untuk membantu orang lain, melayani
masyarakat dan kepentingan umum, serta melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi
publik. Agar perusahaan atau organisasi dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada pelanggan, maka diperlukan layanan manajemen dalam hal ini layanan yang
diberikan pimpinan puncak perusahaan atau organisasi kepada publik baik internal
maupun eksternal. Penting bagi pemimpin memikirkan hal sederhana tetapi memiliki
dampak besar, menjamin semua personel yang menjadi tanggung jawabnya melaksanakan
tugas dengan baik, kreatif, inovatif, produktif, dan memberi kepuasan bagi pelanggan.
BAB 10 PEMIMPIN DAN MANAJER DALAM ORGANISASI
2.Manajemen dan Kepemimpinan
secara umum manajemen (management) dan kepemimpinan (leadership) pada dasarmya
sering dipandang sebagai dua konsep yang sama keduanya merupakan pendekatan yang
penting dan penuh semangat terhadap penelitian, analisis, dan pemecahan masalah
manajemen dan kepemimpinan pada organisasi bisnis dan nonbisnis, organisasi pemerintah
dan nonpemerintah. maupun organisasi kemasyarakatan. Manajemen dan kepemimpinan
menurut Koontz. O'Donnell, dan Weihrich (1986) sering kali dianggap mempunyai
pengertian yang sama.
Meskipun benar, seorang manajer yang efektif tentulah seorang pemimpin yang efektif.
Memimpin adalah fungsi pokok seorang manajer tetapi sebenarmya lebih banyak harus
dilakukan seorang manajer. bukan hanya memimpin saja. Perintah, arahan, dan ide seorang
pemimpin akan diikuti oleh anggotanya disebabkan seorang pemimpin memiki kekuasaan
atas jabatan yang melekat pada dirinya.
2.Pemimpin dan Manajer
Secara teoretis untuk memahami kepemimpinan tentu penting sekali memahami apa itu
manajemen di mana aktivitas manajemen diperankan oleh manajer dan aktivitas organisasi
diperankan oleh pemimpin. Semua peran mereka ini untuk mencapai tujuan, sasaran
organisasi atau sasaran bersama secara efektif. Dengan kata lain, manager diberi tanggung
jawab untuk melakukan tindakan manajemen yang memungkinkan setiap individu
memberikan sumbangan terbaik kepada organisasi atau perusahaan. Aktivitas manusia dalam
manajemen adalah membentuk dan memelihara suatu lingkungan di mana sejumlah manusia
yang bekerja sama dengan kelompok. Melalui kerja sama yang solid dan baik, dapat
menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
a.pemimpin
pemimpin adalah yg memimpin implementasi aransemen yg sudah disusun untuk
menciptakan perubahan, menginspirasi anggota untuk berkerja keras dan mendorong anggota
memiliki kesetiaan yang tinggi pada organisasi.
b.manajer
manager adalah seorang pemimpin puncak sebagai pemimpin memberi inspirasi bagi orang
lain dengan penampilannya yang tegar dengan usulan tujuan-tujuannya yang hebat dan
mengagumkan.
3 Fungsi dan Kedudukan Pemimpin dalam Organisasi
Pernimpin dengan kedudukan yang tinggi seperti pemimpin puncak (presiden direktur,
direktur utama dan para direktur) oleh sejumlah ahli disebut juga CEO pada suatu perusahaan
atau sebutan yang spesifik bagi suatu organisasi sering berada pada posisi yang
menguntungkan untuk membantu orang lain juga membantu masyarakat. Oleh keren itu,
menurut Dubrin (2002: 5) pemimpin merasa senang dengan pekerjaan dan kedudukannya.
Rasa senang ini tumbuh karena menghadani tantangan dan menentukan sendiri seni maupun
strategi menghadap tantangan. Kedudukan pemimpin sangat prestisius dan membanggakan,
terlebih memimpin perusahaan atau organisasi yang berprestasi dan bereputasi. Pemimpin
menurut Kartono (2016: 187) suatu bentuk dominasi yang didasari oleh kapabilitas atau
kemampuan pribadi, yang mampu mendorong dan mengajak orang lain berbuat sesuatu guna
mencapai tujuan bersama.
5. Fungsi dan Kedudukan Manajer dalam Organisasi
Manajemen yang efektif dan perseptif (perceptive) oleh Koontz O'Donnel, dan Weihrich
(1984: 8) menuntut agar semua orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain,
pada semua tingkat dan jenis perusahaan memandang diri mereka sebagai manajer. Sebagai
manajer semua orang memperoleh hasil dengan menciptakan suasana tertentu guna
menunjang keefektifan usaha kelompok dan usaha organisasi. Untuk melihat fungsi dan
kedudukan manajer dalam organisasi dapat dicermati pernyataan Dubrin (2002: 7) dalam
studinya menyatakan pemimpin itu memberi inspirasi pada manajernya dengan
penampilannya yang karismatik dan kegigihannya membuat kemajuan organisasi, karena
memajukan bisnis salah satu tujuan kepemimpinan. Dalam memajukan organisasi seorang
pemimpin sangat tegas, dan sebagai pemimpin.

BAB 11 MENUMBUHKEMBANGKAN KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA


1. Sikap Wirausaha Pemimpin
Dalam rangka memperoleh mutu dan kepuasan pelanggan, maka hagi seorang pemimpin
perusahaan atau organisasi mau tidak mau harus memiliki sikap wirausaha atau berjiwa
wirausaha berdasarkan pendirian dan keyakinan dalam dirinya tumbuh semangat yang
luar biasa di dukung kerja keras untuk memperoleh keberhasilan yang gemilang.
Perasaan, pikiran, kecenderungan pemimpin, dan dalam keadaan siap melakukan tindakan
mengenaibisnis yang dijalankannya yang memiliki konsekuensi atas tindakannya
memberi warna yang menggambarkan gaya kepemimpinan. Sikap ini adalah penting,
meskipun pemimpin tersebut tidak merisikokan hartanya, tetapi ia akan merisikokan
peng- hidupannya dan penghidupan orang lain demi perolehan mutu dan kepuasan
pelanggan serta pengakuan masyarakat. Pemimpin sebagai seorang manajer
melaksanakan pekerjaan profesionalnya temotivasi untuk memperoleh mutu produk dan
menghadapi risiko. Pendapat ini sejalan dengan Soesarsono Wijandi (1988:24) yang
mengatakan berjiwa wirausaha adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dan
semangat yang bersumber dari kekuatan sendiri baik dalam kekaryaan pemerintahan
maupun kegiatan apa saja di luar pemerintahan dalam arti yang menjadi pangkal
keberhasilan (Alma, 2002: 16).
2. Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan insani
tertentu melalui proses latihan dan kajian dalam suatu sistem yang teratur. Menurut
Webster's New World Dictionary (1962), pendidikan adalah "proses pelatihan dan
pengembangan pe- ngetahuan, keterampilan, pikiran, karakter, dan seterusSnya,
khususnva lewat persekolahan formal". Pemahaman mengenai pendidikan men Sagala
(2013: 1) mengacu pada konsep tersebut menggambarkan bahwa pendidikan memiliki
sifat dan sasarannya yaitu manusia.
3. Proses Kewirausahaan Kepemimpinan
Strategis dan operasional, wirausahawan adalah menentukan suatu perencana strategis
tanpa menyadari apa yang dilakukannya tetapi sebagai pemimpin ia membuat semua
keputusan strategis dan operasional, menciptakan bisnis dengan serangkaian percobaan
dan kegagalan, ketekunan dan kerja keras. Mencapai keberhasilan menjadi dorongan yang
kuat tumbuh dari dalam dirinya. Kepemimpinan wirausaha menurut Pinchot (1988)
adalah kepemimpinan yang mengintegrasikan bakat para rekayator dan pemasar dalam
menciptakan proses dan produk jasa baru. Secara esensial, memang ada perbedaan
seseorang yang bekerja keras untuk memenuhi nafkah hidupnya dengan jalan bekerja di
perusahaan atau organisasi, dengan orang yang diberi peluang mengembangkan
kreativitas meningkatkan mutu seakaligus berkontribusi terhadap kesejahteraannya. Jiwa
wirausaha bagi pemimpin, manajer, staf ahli, profesional, karyawan, dan pekerja lainnya
menjalankan usaha dengan menggunakan modal dan tenaga. Pengembangan jiwa
wirausaha ini memang mengandung risiko bisa datangnya dari sistem yang tidak
mendukung, dan juga datangnya dari lingkungan yang tidak familiar dengan jiwa
wirausaha diterapkan di perusahaan atau organisasi.
4. Kepemimpinan Wirausaha
Istilah entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang padan annya dalam bahasa
Indonesia disebut wirausaha. Ada yang menggu nakan wiraswasta, karena swasta dalam
bahasa Indonesia berarti bukan milik pemerintah, maka dalam tulisan ini memilih
menggunakan istilah wirausaha. Wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang melihat
adanya peluang, kemudian mengorganisasi dan mensinergikan peluang itu dengan semua
sumber-sumber daya usaha untuk mendirikan usaha baru di semua bidang kehidupan baik
malalui mendirikan sendiri, membeli usaha orang lain atau membeli franchise maupun
melalui bergabung dengan bisnis orang lain.

BAB 12 KEPEMIMPINAN VISIONER


1. Visi Kepemimpinan
Masalah yang selalu dihadapi sebuah organisasi secara empirik adalah masalah
kepemimpinan, yaitu kegagalan memiliki pemimpin yang unggul di setiap sektor mulai
dari pemimpin pemerintahan, pemimpin dunia usaha, maupun pemimpin lembaga nirlaba.
Pengalaman empiris ini menunjukkan tidak mudah menjadi pemimpin yang berhasil dan
berkarakter. Maxwell (2001: 13) mengilustrasikan kita tidak dapat memilih orangtua kita,
kita tidak bisa memilih keadaan dan lokasi kelahiran kita, serta di mana kita dibesarkan.
Kita tidak dapat memilih talenta-talenta atau intelligence quotient (IQ) atau ukuran
kemampuan intelektualitas, analisis, dan kemampuan logika kita. Namun menurut
Maxwell kita dapat memilih karakter kita dengan cara setiap kali kita membuat berbagai
pilihan seperti menghadapi atau menghindari situasi sulit, membengkokkan kebenaran
atau teguh mendukungnya, mengambil jalan pintas atau membayar harganya, memilih
orang yang patuh atau memilih orang yang terbaik, kredibel dan sebagainya.
2. Tanggung Jawab Kepemimpinan dan Sikap Positif
Sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu
SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan, kapasitas dan kemampuan tumbuh
dalam dirinya kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement). SDM yang memiliki
keterampilan, pengetahuan, dan kapasitas sangat dimungkinkan tumbuh sebagai
pemimpin yang mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait dengan kepemimpinan
itu. Pemimpin yang demikian ini mampu membangun kerja sama baik dengan pengikut
maupun mitra yang akhirnya menjadi pemimpin berhasil membuat merekamengerjakan
hal-hal mereka tidak kerjakan sebelumnya. Untuk memperoleh kesuksesan bagi seorang
pemimpin penting sekali menonjolkan tangggung jawab, daripada menonjolkan hak-hak
yang harus diperolehnya. Pemimpin yang bertanggung jawab terus-menerus
mengembangkan kapasitas kepemimpinannya.
3.Kemampuan Pemimpin Memecahkan Masalah
Problematik adminsitratif dan manajemen yang menjadi problematik kepemimpinan telah
menjadi perhatian para ilmuwan sejak dahulu. Itulah sebabnya para ilmuwan dan praktisi
kepemimpinan terus-menerus melakukan studi dan penelitian mengenai problematik
manajemen organisasi. Problem organisasi telah ada sejak organisasi itu ada. Setiap zaman
para ilmuwan dan praktisi dunia usaha melakukan analisis problematika manajemen dan
organisasi untuk menemukan solusi terbaik bagi organisasi itu sendiri, dan menemukan
model kepemimpinan yang efektif. Munculnya problematik administrasi dan manajemen
secara terus-menerus sesuai zamannya.
3. Kepemimpinan Visioner
kepemimpinan visioner menunjukkan kepemimpinan berkualitas dan memiliki integritas
pribadi, antusiasme terhadap organisasi yang dipimpinnya, membanguin iklim organisasi
yang kondusif, dan tegas dalam mengambil tindakan maupun keputusan. Kepemimpinan
visioner menurut Komariah dan Triatna (2005: 82) adalah kemampuan pemimpin dalam
mencipta, merumuskan, mengomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan, dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai
hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai
cita cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen
semua personel.

RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING


JUDUL BUKU: KEPEMIMPINAN BUDAYA ORGANISASI dan MANAJEMEN
STRATEGIK. Karya Prof.Dr M.H.Matondang,SE,MA

Pemimpin yang memiliki nurani (consciousness) adalah pemimpin yang mengakui


keagungan Tuhan, ia akan hormat dan takut kepada Tuhan, maka ia akan takut untuk
berbuat kejahatan.

1. Pemimpin; adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan
2. Kepemimpinan; adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau
tidak melakukan sesuatu yang dinginkan. Ada juga yang mengatakan bahwa
kepemimpinan (leadership) adalah hubungan interaksi antara pengikut (follower) dan
pemimpin dalam mencapai tujuan bersama.
3. Gaya Kepemimpinan; adalah pola sikap dan perilaku yang ditampilkan dalam proses
mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan ini banyak ragamnya, antara lain:
(1) Gaya kepemimpinan memberitahu (telling) dilihat erilaku, karena
(2) Gaya kepemimpinan berkonsultasi (consulting)
(3) Gaya kepemimpinan berpartisipasi) (participating)
(4) Gaya kepemimpinan mendelegasikan (delegating)

Teori lahirnya pemimpin yang banyak dibicarakan antara lain:


(1) Teori Genetik (heredity theory), mengatakan bahwa pemimpin lahir karena mewarisi
bakat yang diturunkan oleh orang tua
(2) Teori sosial, yang mengatakan bahwa pemimpin bukan diwariskan tetapi diciptakan
(the leader is made), pemimpin bukan warisan, tetapi dibentuk. dan atau leluhur
(3) Teori Ekologi, pemimpin diciptakan oleh lingkungan.
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi, apakah itu organisasi komersial, orgganisasi
sosial atau organisasi politik harus mampu melaksanakan manajemen strategik. Dengan
demikian pemimpin tersebut akan mampu merumuskan rencana strategik dan manajemen
strategik. Manajemen strategik adalah konsep manajemen yang selalu mengantisipasi
perubahan-perubahan yang akan datang dengan caramenyusun perencanaan strategik
secara terpadu dan menyeluruh untuk menjamin tercapainya sasaran-sasaran pokok
organisasi.

Fungsi kepemimpinan dalam setiap organisasi harus mampu;


(1) Menentukan tujuan
(2) Mengalokasikan SDM dan SDA yang langka
(3) Fokus pada tujuan
(4) Mengkoordinasikan perubahan-perubahan
(5) Menetapkan arah yang jelas dan benar

Kekuatan, Pengaruh dan Kepemimpinan


Kekuatan adalah kemampuan atau kesanggupan dari seseorang atau fungsi atau
departemen di dalam suatu organisasi untuk mempengaruhi orang lain mencapai hasil-
hasil yang diinginkan.
Pengaruh adalah akibat yang berdampak pada seseorang dari nisas sisi pandang/cara
berpikir/perasaan/pola pikir/pendekatan, nilai-nilai kepercayaan terhadap pola pikirnya
tersebut atau aksi-aksi orang lain.
budaya organisasi perlu dibangun sedemikian rupa agar fleksibel, adaptif dan akomodatif
terhadap aneka perubahan sehingga cita-cita organisasi yang memiliki keunggulan bukan
sekedar sebuah impian, hal ini sejalan dengan pendapat Soedjatmoko (dalam
Moeljono.2005) yang mengatakan bahwa "Perusahaan yang unggul adalah perusahaan
yang mempunyai keunggulan manajemen dengan kepemimpinan yang unggul akan
berhasil mempertahankan keunggulannya tersebut". Faktor "berhasil mempertahankan in
ternyata merupakan faktor "nilai", tepatnya "nilai budaya.

BAB III
PEMBAHASAN
Pembahasan isi buku
Pembahasan Bab 1
Kepemimpinan yang efektif menurut buku yang direview adalah menginspirasi dan
memenangkan komitmen Sedangkan menurut buku pembanding kepemimpinan adalah
hubungan interaksi antara pemimpin dalam pencapaian suatu tujuan.Berdasarkan pendapat di
atas, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi pengikut maupun perilaku orang lain atau
kelompok untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana
tugas itu dilakukan dengan cara efektif.

Pembahasan Bab 2
kepemimpinan yang efektif menurut Gibson,Ivancevich dan Donnely secara khusu diukur
dengan pencapaian dari satu atau beberapa kombinasi tujuan tujuan organisasi sedangkan gya
kepemimpinan menurut grid masing-masing dibagi 4 yaitu:
1.Diserter
2.Misionary
3.Autocrat
4.Compromising

Pembahasan bab 3
Menurut buku yg diriview,studi kepemimpinan Hasil penelitian itu dapat menjelaskan model
kepemimpinan yang diinginkan yaitu kepemimpinan yang efektif, dapat memecahkan dan
menyelesaikan masalah organisasi. Ilmuwan perilaku organisasi dan kepemimpinan dalam
mengatasi masalah organisasi menggunakan langkah-langkah ilmiah dengan menggunakan
landasan ilmiah membangun pengetahuan untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Tanpa penelitian ilmiah, tidak akan ada pengetahuan yang mendalam mengenai
kepemimpinan yang efektif guna diterapkan dalam pemecahan dan penyelesaian masalah
sedangkan menurut buku pembanding studi kepemimpinan Program pembaharuan yang
dijabarkan oleh seseorang dapat mengembangkan kualitas kepemimpinan. Dengan begitu
pimpinan mampu mengembangkan "kompetensi eksekutif secara keseluruhan, seperti
membangun relasi kontekstual, menyimak pesan-pesan lingkungan, mengelola kompleksitas,
praktik manajemen proaktif, aplikasi teknologi informasi, mengembangkan visi dan
kepemimpinan, sumber daya manusia, membangkitkan kreativitas, pembelajaran, dan
inovatif.

Kelebihan dan kekurangan buku

1.Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah buku yang cocok
dibaca buat para pembaca yg sudah remaja sampai dewasa karna dari jika bagi anak anak
buku ini yang tampak tebal sudah tidak menarik lagi buat dibaca
2.Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah: buku
nya sudah bagus dan rapi dan sistematis dan mengikuti selera pembaca.
3.Dari aspek isi buku: buku nyaa sangat bagus karna setiap topik per bab dibahas dengan
jelas dan banyak dibuat pendapat dari para ahli sehingga segala pernyataan yang adaa dapat
didukung dari pendapat para ahli tersebut. jika ditinjau dari segi materi juga sudah sangat
bagus karena pada setiap bab nya penulis sudah memaparkan maksud dan tujuan dari
membaca setiap point dari setiap babnya dan pada setiap akhir bab penulis juga memberikan
rangkuman dari keseleruhan babnya sehingga pembaca langsung dapat mengingat kembali
materi yang sudah kurang dikuasainya mengenai kepemimpinan tersebut,tetapi buku ini tidak
dilengkapi dengan cara dan praktek dari setiap bab agar tujuan dan maksud dari mempelajari
bab itu dapat terealisasi dan tidak tersedia latihan soal nyaa.
4.Dari aspek tata bahasanya Gaya bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang baku
sehingga susah dimengerti.

BAB IV
PENUTUP

a.Kesimpulan

Dari kedua buku yang sudah saya bandingkan saya dapat menyimpulkan bahwa buku
pertama yaitu :penddka dan model kepemimpinan karya Prof.Dr.H Syaiful,S.Sos,.M.Pd.
kajian teorinya lebih terfokus pada gaya kepemimpinan dalam sebuah perusahaan dan
organisasi yang dapat kita lihat dari keseluruhan babnya susah dimengerti dan buku yang
kedua yang saya pakai sebagai pembanding yaitu : kepemimpinan budaya organisasi dan
manajemen strategik kajian teorinya nya lebih terfpkus pada kepemimpinan pada budaya
organisasi dengan cakupan materi yang cukup luas tetapi diterangkan secara mendetail
sehingga tidak membingungkan pembaca.
Kedua buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari
tentang kepemimpinan secara serius,meskipun kedua buku ini memiliki perbedaan serta
kelebihan dan kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan
yang sama yaitu bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami
serta mengaplikasikan setiap materi sudah dibacanya dalam kehidupan sehari-hari melalui
kedua buku yang bertemakan kepemimpinan ini
b.Saran
Kedua buku ini pada dasarnya amat baik sebagai pnaduan memahami materi
kepemimpinan,tetapi ada baiknya kedua buku ini lebih diperbanyak dibagian aspek
pendukung nya seperti tabel,diagram,dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk
memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang ada didalami kedua buku ini.

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful.2018. Pendekatan & Model Kepemimpinan. Jakarta: Prenadamedia Group
Matondang.2008.Kempemimpinan Budaya Organisasi dan Manajemen strategik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai