OLEH :
Nama : - Almira Fitriana (7193144001)
- Devita R. Napitupulu (7192444002)
- Putri Anggri Azari (7193344003)
Dosen Pengampu : SIENNY, SE., M.Si
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………. 1
1.3 Tujuan……………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………... 3
2.1 Penggabungan atau Kombinasi Badan Usaha…………….. 3
2.2 Jenis-Jenis Kombinasi……………………………………… 3
2.3 Bentuk-bentuk Penggabungan Badan Usaha………………. 4
2.3.1 JOINT VENTURE……………………………….. 4
2.3.2 KARTEL…………………………………………. 5
2.3.3 TRUST…………………………………………… 7
2.3.4 HOLDING COMPANY…………………………. 9
2.3.5 Merger Dan Akuisisi……………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Apa itu penggabungan atau kombinasi usaha?
2. Untuk mengetahui Apa pengertian Joint Vanture?
3. Untuk mengetahui Apa pengertian Cartel?
4. Untuk mengetahui Apa pengertian Trust?
5. Untuk mengetahui Apa pengertian Holding Company?
6. Untuk mengetahui Apa pengertian Merger dan Akuisisi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penggabungan atau kombinasi badan usaha adalah kerja sama beberapa perusahaan
atau badan usaha yang semula berdiri sendiri-sendiri. Dalam praktik sehari-hari,
sering terjadi beberapa badan usaha yang pada mulanya berdiri sendiri bergabung
menjadi satu. Gabungan ini ada yang bersifat kekal dan ada pula yang bersifat
sementara.
3
2. Kombinasi Horizontal atau Paralelisasi
Kombinasi ini merupakan kombinasi dari beberapa entitas bisnis yang bekerja
pada tingkat yang sama dalam proses produksi barang. Misalnya,
penggabungan antara pabrik sabun cuci dan pabrik sabun mandi, atau antara
pabrik sikat gigi dan pabrik pasta gigi.
3. Konglomerasi
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan
minyak dengan perusahaan komputer.
4
Contoh Joint venture
Tujuh operator selular di Asia Pasifik menandatangi kesepakatan
pembentukan perusahaan joint venture yang dinamakan Bridge Mobile Alliance
(Bridge). Operatoroperator yang termasuk di dalam Bridge ini adalah Bharti (India),
Globe Telecom (Filipina), Maxis (Malaysia), Optus (Australia), SingTel (Singapura),
Taiwan Cellular Corporation (Taiwan) dan Telkomsel (Indonesia).
2.3.2 KARTEL
Kartel disebut juga “sydicate” yaitu suatu kesepakatan (tertulis) antar
beberapa perusahaan produsn dan lain-lain yang sejenis untuk mengatur dan
mengendalikan berbagai hal, seperti harga, wilayah pemasaran dan sebagainya,
dengan tujuan menekan persaingan dan meraih keuntungan. Kartel merupakan bentuk
persekutuan antar beberapa perusahaan sejenis dibawah suatu perjanjian tertentu.
Disini masing-masing perusahaan tetap berdiri sendiri, mempunyai kedudukan sama
dan setiap waktu dapat membatalkan perjanjian yang telah dibuat.
Berdasarkan atas isi dan sifat perjanjian yang dibuat, kartel dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Kartel Daerah
Dalam Kartel daerah masing-masing perusahaan menggadakan
perjanjian untuk membagi daerah pemasaran yang boleh dikuasai. Diantar
anggota tidak boleh merebut anggota pemasaran anggota lain
b. Kartel Produksi
Perusahaan-perusahaan yang membentuk kartel diproduksi
mengadakan perjanjian untu menentukan luas produksi masing-masing.
c. Kartel Kondisi
Kartel kondisi dibentuk atas dasar suatu perjanjian yang mengatur
syarat-syarat penjualan, termasuk syarat penyerahan barang, tempat
penjualan, penjualan tunai atau kredit, pemberian potongan dan lain
sebagainya.
5
d. Kartel Harga
Agar tidak terjadi penyedotan pembeli oleh suatau angota kartel dari
daerah lain dengan jalan menurunkan harga didaerahnya, maka bentuk
perjanjian kartel ditingkatkan.
e. Kartel Pembahian Laba
Perjanjian dalam kaertel ini menentukan cara pembagian laba dan
besarnya laba harus diterima oleh masing-masing anggota laba dapat dibagi
berdasarkan besarnya volume penjualan yang dicapai oleh setiap anggota.
6
Kerugian bagi Kemakmuran Masyarakat
a. Mekanisme pembentukan harga oleh permintaan dan penawaran tidak ada
karena harga-harga ditentukan oleh kartel.
b. Mendirikan badan usaha baru sulit.
2.3.3 TRUST
Trust adalah suatu bentuk pemusatan dari badan usaha-badan usaha yang
harta miliknya disatukan. Trust merupakan penggabungan dari badan usaha-badan
usaha yang tidak bersifat sementara melainkan merupakan fusi yang bersifat tetap.
Terbentuknya trust ini dari gabungan beberapa perusahaan menjadi satu dan
masingmasing perusahaan yang bergabung telah meleburkan diri, sehingga gabungan
dari bebrapa perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan besar.
Tujuan daripada Trust :
a. Untuk memperoleh cara poduksi yang ekonomis.
b. Memperluas penjualan.
7
penggabungan harts milik badan usaha-badan usaha menjadi satu dengan
manajemen yang sama.
3. Konsentrasi Parelel
Konsentrasi paralel ini merupakan penggabungan beberapa badan usaha yang
memproduksi atau yang menjual barang-barang yang berlainan tetapi untuk
pemesanan yang sama. Contoh pemusatan ini ialah penggabungan badan
usahabadan usaha yang beroprasi dalam perkebuban kina, teh, kopi, dan karet
didalam konsentrasi dan penggabungan manajemen yang sama.
8
2.3.4 HOLDING COMPANY
Holding company merupakan perusahaan yang berdiri sendiri yang atas
namanya sendiri, mengeluarkan saham-saham badan usaha lain dan deviden yang
tercapai dengannya. Dalam dunia bisnis, kehadiran holding company merupakan
sesuatu yang lumrah, mengingat banyak perusahaan yang telah melakukan kegiatan
bisnis yang sudah sedemikian besar dengan berbagai garapan kegiatan, sehingga
perusahaan itu perlu dipecah-pecah menurut penggolongan bisnisnya. Namun dalam
pelaksanaan kegiatan bisnis yang dipecah-pecah tersebut, yang masing-masing akan
menjadi perseroan terbatas yang mandiri masih dalam kepemilikan yang sama dengan
pengontrolan yang masih tersentralisasi dalam batas-batas tertentu; artinya walaupun
perusahaan tersebut telah dipecah-pecah dan menjadi perseroan terbatas tersendiri;
tidak otomatis terpisah mutlak dari perusahaan holding.
Secara Umum Proses pembentukan Holding Company dapat dilakukan
dengan tiga prosedur, yaitu:
1. Prosedur residu Dalam hal ini perusahaan asal dipecah pecah sesual masing
masing sektor usaha. Perusahaan yang dipecah pecah tersebut telah menjadi
perusahaan yang mandiri, sementara sisanya (residu) dari perusahaan asal
dikonversi menjadi perusahaan holding, yang juga memegang saham.
2. Prosedur penuh Prosedur penuh Ini sebaiknya dilakukan jika sebelumnya
tidakterlatu banyak terjadi pemecahan/pemandirian perusahaan, tetapi masing-
masing perusahaan dengan kepemilikan yang sarna/berhubungan saling
terpencar-pencar, tanpa terkonsentrasr dalam suatu perusahaan holding. Dalam
hal ini, yang menjadi perusahaan holding bukan sisa dari perusahaan asal seperti
pada prosedur residu, tetapi perusahaan penuh dan mandiri.
3. Prosedur terprogram Dalam prosedur ini pembentukan perusahaan holding telah
direncanakan sejak awal start bisnis. Karenanya, perusahaan yang pertama sekali
didirikan dalam groupnya adalah perusahaan holding.Kemudian untuk setiap
bisnis yang dilakukan. akan dibentuk atau diakuisisi perusahaan lain. dimana
perusahaan holding sebagai pemegang saham biasanya bersama-sama dengan
pihak lain sebagai partner bisnis. Dalarm hal ini. jurnlah perusahaan baru sebagai
9
anak perusahaan dapat terus berkembang jurniahnya seirama dengan
perkembangan bismis dari group usaha yang bersangkutan.
A. Merger adalah penggabungan dari beberapa badan usaha. Merger sering disebut juga
sebagai kombinasi dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan dimana hanya
perusahaan yang mengakuisisi yang tetap beridentitas. Pembeli menerima semua aset
dan menanggung segala hutang perusahaan yang diakuisisi.
Tujuan Merger adalah meningkatkan nilai ekonomi kedua perusahaan
tersebut. Merger merupakan suatu strategi bisnis yang diterapkan dengan
menggabungkan antara dua atau lebih perusahaan yang setuju menyatukan kegiatan
operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karena mereka memiliki sumber
daya dan kapabilitas yang secara bersama-sama dapat menciptakan keunggulan
kompetitif yang lebih kuat, (Hitt, et.al., 2001).
10
Jenis-Jenis Merger :
berdasarkan aktivitas ekonomik, merger dapat dikdasifikasikan dalam lima tipe.
Beberapa tipe merger tersebuta adalah :
1. Merger Horizontal
Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam industri yang sama, Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan
ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah satu tujuan utama
merger dan akuisisi horisontal adalah untuk mengurangi persaingan atau untuk
meningkatkan efisiensi melalul penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan
distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek dari merger
horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industr tersebut.
Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada
bentuk oligopoll, bahkan akan mengarah pada monopoli. Merger jenis ini tertuju pada
merger antara dua perusahaan yang memproduksi atau servis yang bersifat relatif
tidak berbeda (atau mendekati kesamaan) .
2. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi
tipe ini dilakukan jika perusahaan yang berada pada industri hulu memasuld industri
hilir atau sebaliknya. Merger dan akuisisi vertikal dilakukas oleh perusahaan-
perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok
dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna. Tidak
semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap mulai dari penyediaan input
sampai pemasaran. Untuk menjamin bahwa pasolan input berjalan dengan lancar
maka perusahaan tersebut bisa mengakuisisi atan merger dengan pemasok.
3. Merger Konglomerat
Merger kunglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing
maing bergerak dalam induutri yang tidak terkait. Merger dan akuistai konglomerat
terladi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiveralfikasi bidang bianisnya dengan
11
memasukd bidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula. hoabila
merger dan akuisid konglomerat ini dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan,
maka terbentuklah sebuah konglomerasi. Sebuah konglomerasl memilid bidang blanis
yang sangat beragam dalam industri yang berbeda. Untuk merger jenis ini perusahaan
yang bergabung merupakan perusahaan yang usahanya didak sama.
Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan
akuisisi asset, yaitu :
12
a. Akuisisi Saham istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi
jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya
kepemilikan perusahaan dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan
didirikan atas saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual
saham-saham mereka kepada pembeli/pengakuisisi.
b. Akuisisi Aset apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain
maka dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau aset perusahaan lain
terseb Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal i
dinamakan akusisi parsial.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Pride, M. William, Et.al., 1996. Business, 5th Edition. Hougthon Miflin Company,
New Jersey, USA.
15