Anda di halaman 1dari 3

Nama : Almira Fitriana

Nim : 7193144001
Kelas : Pendidikan Administrasi Pendidikan (A)
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Berbasis Digital
Dosen : DRA. SRI MUTMAINNAH

Jawaban Tugas Mandiri

Rumusan masalah dan cara mengatasinya yang terdapat pada artikel atau kasus, yaitu :

1. Kualitas Guru

Guru adalah pengajar, pendidik, pengasuh yang merupakan tenaga pengajardalam institusi
pendidikan seperti sekolah maupun kelas bimbingan yang tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Rumusan Masalahnya yaitu Kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah. Jika kualitas guru
di Indonesia tidak dapat ditingkatkan, bagaimana dengan peserta didiknya? Rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia bukan diakibatkan karena rendahnya input pendidikan, akan tetapi
diakibatkan oleh proses pendidikan yang tidak maksimal dan rendahnya kualitas guru. Maka dari
itu didalam artikel disebutkan bahwa meningkatkan kualitas guru butuh komitmen jelas
pemerintah dalam mengembangkan kapasitas guru. Pemerintah harus punya peta jalan yang
jelas, terukur dan berkesinambungan. Juga evaluasi dan pemantauan harus dilakukan secara
berkala. Sebab, dikhawatirkan kualitas guru akan terus menjadi dilema berkepanjangan.

Teori Ki Hajar Dewantara merupakan yang paling cocok untuk mengatasi permasalahan
kualitas guru di Indonesia.
Karena nama KI HAJAR DEWANTARA sendiri memiliki makna sebagai guru yang
mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik adalah seseorang yang memiliki
kelebihan dibidang keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial
kemasyarakatan.
Para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam keperibadian dan kerohanian, baru
yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure
keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar.
Semboyan pendidikan yang beliau pakai adalah:
tut wuri handayani (dari belakang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan)
ing madya karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide)
ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus member teladan atau contoh
tindakan baik )

Jadi kualitas guru bisa ditingakatkan dengan belajar teori yang sudah diterapkan oleh KI HAJAR
DEWAN TARA. Karena sesungguhnya belajar bukan hanya sekedar teori dan praktek disekolah,
tetapi juga belajar menghadapi realita dunia yang tidak terpisah. Jadi guru harus meningkatkan
kualitasnya sebagai seorang pendidik.

2. Sekolah yang tidak ramah anak.


Rumusan masalahnya yaitu, banyaknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di
lingkungan sekolah, baik fisik maupun bukan fisik. Yakni, penganiayaan guru terhadap siswa,
siswa terhadap guru, sesama siswa wali murid kepada guru, pelecehan seksual dan tawuran antar
sekolah. Pemerintah harus memberikan sanksi tegas terhadap pihak yang melakukan kekerasan
di lingkungan sekolah. Hal itu bertujuan untuk menciptakan rasa aman dan ramah anak di
sekolah. Selain itu, pemerintah harus mendorong sekolah dan orang tua aktif berpartisipasi dan
mengontrol sekolah.
Cara mengatasi Sekolah yang tidak ramah anak yaitu dengan menggunakan teori humanistik.
Menurut teori humanistik proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri

Jadi peran guru sendiri dalam pembelajran apapun dan pada konteks manapun akan selalu
diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya, karena siswa merupakan manusia yang juga
perlu di manusiakan.

3. Diskriminasi terhadap kelompok marginal


Rumusan Masalah Kelompok marginal yang masuk kategori ini adalah perempuan, anak di
penjara, kelompok difabel, anak keluarga miskin, dan para pengungsi. akses pendidikan bagi
kelompok marginal masih rendah. Perlu kebijakan afirmasi untuk kelompok marginal atas
diskriminasi pendidikan yang dialami kelompok itu. Sebab, masih banyak anak tidak bisa
sekolah karena identitas yang tidak sesuai dengan domisili.
Teori yang mendukung untuk mengatasi permasalahan diskriminasi ini yaitu Teori
Sosiokultural karena didalam teori ini Pada teori ini dikatakan bahwa fungsi-fungsi mental yang
lebih tinggi dalam diri seseorang akan muncul dan berasal dari kehidupan sosialnya. Sementara
itu fungsi intramental dipandang sebagai keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui
penguasaan dan internalisasi terhadap proses-proses sosial tersebut.
Jadi pada hakekatnya manusia itu sama walaupun ia hidup di lingkungan sosial yang berbeda dan
manusia pun mempunyai hak dan kewajibannnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai