PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan pengarang sesuai dengan kondisi
dan lingkungan yang sedang kita hadapi.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku
1
D. Identitas Buku yang diriview
1. Judul : Learning Strategies For Post-literacy and continuing education
2. Edisi : Edisi ke-7
3. Pengarang : Adama Ouane
4. Penerbit : Unesco Institute for Education
5. Kota terbit : Germany
6. Tahun terbit : 1989
7. ISBN : 92 8201053 8
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Bab I
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut
Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan
pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda,
dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan
urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick &
Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada
prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket
pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran
dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola
kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai
dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus
pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach & Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu
adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar
diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi
pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa
siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata metode dan teknik sering
digunakan secara bergantian. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa teknik (yang
kadang-kadang disebut metode) dapat diamati dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Teknik adalah jalan atau alat (way or means) yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan dicapai. Guru yang efektif
sewaktu-waktu siap menggunakan berbagai metode (teknik) dengan efektif dan
efisien menuju tercapainya tujuan. Metode, menurut Winarno Surakhmad (1986)
adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
3
Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode
belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Namun, metode kadang-kadang dibedakan dengan teknik. Metode bersifat
prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif, maksudnya merupakan
pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.
Contohnya, guru A dan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah, keduanya
mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif, tetapi
hasil guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda.
Jadi, tiap guru mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang
sama. Marilah kita tinjau kembali pengertian strategi yang telah diuraikan tersebut di
atas. bahwa strategi terdiri dari metode dan teknik atau prosedur yang menjamin
siswa mencapai tujuan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa strategi pembelajaran
lebih luas dari pada metode dan teknik pembelajaran
4
B. Bab II
Motivasi Belajar
5
keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M.
1992)
Bahan Belajar
Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu
diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan
dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima
oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera
mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar,
foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang,
meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti
pengajaran tersebut.
C. Bab III
6
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching
yang mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kapeda seluruh
kelas. Pembelajaran langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural,
pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai ketrampilan. Dalam
pembelajaran langsung, guru menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan
ketat, memperkenalkan fokus akademis, dan berharap peserta didik menjadi
pengamat, pendengar, dan praktisipan yang tekun.
7
4. Model Pembelajaran Kontekstual (Constextual Teaching And Learning)
D. Bab IV
1. Pendekatan konsep
Pada pendekatan model ini siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan
memahami konsep-konsep yang terkandung didalamnya. Dalam proses pembelajaran
tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi sasaran utama pembelajaran.
Pendekatan ini kurang memperhatikan aspek student centre. Guru terlalu dominan dan
siswa membimbing untuk memahami konsep.
8
2. Pendekatan lingkungan
3. Pendekatan Inkuiri
4. Pendekatan Proses
5. Pendekatan Interaktif
9
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan
melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada
dua versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur
yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun
serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua,
hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri.
Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi pentunjuk.
8. Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsure atau
lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Unsure pembelajaran yang dipadukan
dapat berupa konsep dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep
mata pelajaran lain, atau dapat juga berupa penggabungan suatu metode dengan
metode lain.
E. Bab V
10
Metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk
mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas
wawasan obyek yang dipelajari tersebut (sesuai dengan bidangnya). Dengan kata lain
mengunjungi suatu tempat yang nantinya akan menunjang pengetahuan,
memperkaya pemahaman anak terkait dengan bahan materi yang mereka pelajari,
contoh pelajaran IPA mengenai pohon-pohon yang ada di hutan tropis maka untuk
meningkatkan pemahaman anak, Guru dapat melakukan karya wisata dengan
membawa anak ke kawasan arboretum atau hutan lindung yang ada di daerah hutan
tropis dan memberi tugas untuk siswa dengan mencatat nama-nama pohon-pohon
yang ada di kawasan itu dan hal-hal yang berkaitan dengan materi sehingga anak
tahu langsung atau dengan kata lain memiliki pengalaman dalam hal materi tentang
pohon-pohon yang ada di hutan tropis.
Metode ini disebut juga dengan sosiodrama, dalam metode ini siswa diajak untuk
memahami peranan, sikap, tingkah laku, dan nilai dengan melihat dari sudut pandang
berbeda dengan melakoni tokoh tertentu. Dengan bermain peran diharapkan siswa
terampil atau menghayati dan berperan dalam berbagai figur khayalan atau figur
sesungguhnya dalam berbagai situasi. Dalam metode ini tidak menekankan pada
aspek kemampuan siswa dalam melakoni peran suatu tokoh melainkan lebih kepada
masalah yang diangkat dalam “pertunjukan”, contoh masalah yang diangkat dalam
“pertunjukan” yaitu mengenai anak pengemis maka siswa bermain peran seolah-olah
mereka anak pengemis dan dibantu oleh peran-peran yang lain sehingga siswa
mampu melihat apa itu anak pengemis dari sudut pandang berbeda sehingga
diharapkan siswa mampu lebih peka terhadap kehidupan sosial antar manusia.
3. Metode Demonstrasi
11
4. Diskusi Umum
5. Metode Ceramah
Metode ceramah sudah digunakan sejak jaman Aristoteles, dimana hanya guru
yang memberikan penjelasan tanpa adanya interaksi dua arah (Guru-siswa). Ceramah
banyak menuai kritikan karena hanya pengetahuan abstrak yang ia peroleh tanpa
tahu pengaplikasiannya. Sehingga ceramah akan lebih bagus jikalau di variasikan
dengan metode-metode yang lain.
7. Metode Inkuiri
12
F. Bab VI
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
adapun para ahli telah mengemukakan pendapat tentang pengertian sumber
belajar sebagai berikut:
1. Menurut Yusufhadi Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun
terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar.
2. Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
3. Menurut Rohani sumber belajar (learning resources) adalah segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
4. Association Educational Communication and Technology (AECT), yang
menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunkan siswa dalam belajar, baik
secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mecapai tujuan belajar.
G. Bab VII
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru
memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.
Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan
dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga
13
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus
dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti
prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang
ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting
dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu maka setiap guru dituntut memiliki
kemampuan dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab
guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan
proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas
sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang
optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan
menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif
dalam menunjang proses pembelajaran yang optimal. Peran guru sangat besar dalam
pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di
kelas. Guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Guru harus penuh
inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas, karena gurulah yang mengetahui secara pasti
situasi dan kondisi kelas terutama keadaan siswa dengan segala latar belakangnya. Dalam
kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa peran guru yang harus dilakukan
sebagai berikut:
14
menyiapkan alat peraga, merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi, mengatur ruang
kelas dan tempat duduk siswa.
b. Pengorganisasian Siswa
Ada beberapa komponen yaitu :
1. Pembelajaran secara individual
2. Pembelajaran Secara Kelompok
3. Pembelajaran Secara Klasifikasi
15
H. Bab VIII
a. Tes Formatif
b. Tes Subsumatif
c. Tes Sumatif
I. Bab IX
16
remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar,
dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
A. Pelaksanaan Remedial
17
B. Pelaksanaan Pengayaan
18
BAB III
PEMBAHASAN
19
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat
dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)
20
e. Pembahasan Bab 5 Tentang Metode Mengajar
Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada anak didik didalam kelas, baik secara individual
atau secara kelompok/klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh anak didik dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin
efektif pula pencapaian tujuan (Ahmadi, 1997). Dengan memiliki pengetahuan umum
mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian keberhasilan
kegiatan belajar megajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang
aneh, tapi nyata dan betul-betul dipikirkan oleh seorang guru. Dari hasil analisis yang
dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi
ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat mencapai tujuan
21
g. Pembahasan Bab 7 Tentang Pengelolaan Kelas
Pengelolaan dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
bagi anak didik sehinggal tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien
(Djamarah, 2002).
Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan (Arikunto, 1990).
Menurut Hamalik (1987), suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar
bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.
Pengertian ini jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian
tersebut ada frase “kelompok orang”.
22
dilaksanakan secara klasikal dan perlu memperhatikan perbedaan peserta didik.
Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif, dengan metode dan
media yang bervariasi, sehingga memungkinkan peserta didik untuk belajar tenang
dan menyenangkan. Ketiga, dalam pembelajaran perlu di berikan waktu yang cukup,
terutama dalam penyelesaian tugas atau praktek, agar setiap peserta didik dapat
mengerjakan tugas belajarnya dengan baik.
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut saya buku yang dikarang oleh Rahmah Johar cukup bagus untuk
digunakan menjadi buku utama dan atau buku referensi dalam sehari-hari dengan
segala keunggulan dan kelemahannya. Buku ini memakai note pada halaman yang
memiliki pengertian penting dan gambar yang sesuai denga materi. Buku ini juga
melampirkan teori-teori pembelajaran, keberhasilan belajar mengajar. Hal tersebut
dikarenakan, bahwasannya menurut saya buku ini sangat cocok bagi mahasiswa yang
belajar dibidang kependidikan.
B. Rekomendasi
Saya menyarankan kepada pembaca, bahwasannya kita dianjurkan untuk
memiliki dan mencari buku referensi yang lainnya seperti buku karangan Adama
Ouane, dikarenakan belum seutuhnya sempurna.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26