Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical book report merupakan suatu tugas dimana mahasiswa dituntut untuk
mengkritik dan mengulas isi buku dari kedua buku yang berbeda dengan sub bab
materi yang sama. Dalam membuat critical book report diperlukan ulasan terhadap
isi buku, ditinjau dari berbagai segi ulasan yang dilakukan didasarkan pada
argumentasi dan bukti yang dipertanggung jawabkan. Untuk mengulas sebuah buku
kita dapat memperolehnya melalui membaca terlebih dahulu sub bab materi yang
akan dikritik. Dalam makalah ini akan diulas mengenai sub bab materi Strategi
Pembelajaran.
Mengingat betapa urgensinya strategi pembelajaran dalam kehidupan manusia
khususnya dalam dunia pendidikan maka faktor ini terus dikaji dan dipelajari oleh
banyak orang, guru, pengacara, manager perusahaan, pembina dan lain sebagainya
Mempertimbangkan faktor bahwa strategi pembelajaran adalah perangkat utama
untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan. Maka
kehadiran dan perkembangan sejalan dengan tingkat wujud kerja serta proses ilmu
pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Mengulas dua bab materi dengan cara membandingkan antara dua buah buku.
2. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
pada beberapa buku.
3. Membandingkan isi buku dengan beberapa buku sejenis.
4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan buku.

C. Manfaat CBR
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan pengarang sesuai dengan kondisi
dan lingkungan yang sedang kita hadapi.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku

1
D. Identitas Buku yang diriview
1. Judul : Learning Strategies For Post-literacy and continuing education
2. Edisi : Edisi ke-7
3. Pengarang : Adama Ouane
4. Penerbit : Unesco Institute for Education
5. Kota terbit : Germany
6. Tahun terbit : 1989
7. ISBN : 92 8201053 8

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Bab I

Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut
Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan
pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda,
dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan
urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick &
Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada
prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket
pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran
dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola
kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai
dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus
pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach & Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu
adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar
diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi
pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa
siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata metode dan teknik sering
digunakan secara bergantian. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa teknik (yang
kadang-kadang disebut metode) dapat diamati dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Teknik adalah jalan atau alat (way or means) yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan dicapai. Guru yang efektif
sewaktu-waktu siap menggunakan berbagai metode (teknik) dengan efektif dan
efisien menuju tercapainya tujuan. Metode, menurut Winarno Surakhmad (1986)
adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.

3
Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode
belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Namun, metode kadang-kadang dibedakan dengan teknik. Metode bersifat
prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif, maksudnya merupakan
pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.
Contohnya, guru A dan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah, keduanya
mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif, tetapi
hasil guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda.
Jadi, tiap guru mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang
sama. Marilah kita tinjau kembali pengertian strategi yang telah diuraikan tersebut di
atas. bahwa strategi terdiri dari metode dan teknik atau prosedur yang menjamin
siswa mencapai tujuan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa strategi pembelajaran
lebih luas dari pada metode dan teknik pembelajaran

Konsep Strategi Pembelajaran guru yang profesional dituntut untuk dapat


menampilkan keahliannya di depan kelas. Salah satu keahlian tersebut yaitu
kemampuan menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan
pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis strategi
pembelajaran sehingga dapat memilih strategi manakah yang paling tepat untuk
mengajarkan suatu bidang studi tertentu. Dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami benar strategi pembelajaran
yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu
memikirkan strategi pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan strategi
pembelajaran yangtepat berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belaja r
siswa. Secara lebih rinci, Anda diharapkan mampu:
1. menjelaskan perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran;
2. mengidentifikasi teori-teori yang melandasi strategi pembelajaran;
3. mengidentifikasi berbagai jenis strategi pembelajaran berdasarkan
pendekatan tertentu.

4
B. Bab II

Hakikat Pembelajaran untuk mencapai tujuan jangka panjang. Hakikat strategi


adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melaui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi ( Glueck dan jauch ; 1989)
Ciri-ciri pembelajaran Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa
ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
2. guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam
pelajaran,
3. aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
4. guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa
dalam menganalisis informasi,
5. orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir, serta
6. guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan
gaya mengajar guru.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam


proses belajar siswa sebagai berikut :

 Motivasi Belajar

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi


kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila
ia tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi,
motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri
seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai

5
keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M.
1992)

 Bahan Belajar

Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu
diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan
dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.

 Alat Bantu Belajar

Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima
oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera
mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar,
foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang,
meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti
pengajaran tersebut.

C. Bab III

Model pembelajaran merupakan langkah awal yang harus direncanakan di dalam


proses belajar mengajar secara keseluruhan. Adapun jenis-jenis pembelajaran
menurut Agus Suprijono (2009) dapat dibagi menjadi:

1. Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruktion)

6
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching
yang mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kapeda seluruh
kelas. Pembelajaran langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural,
pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai ketrampilan. Dalam
pembelajaran langsung, guru menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan
ketat, memperkenalkan fokus akademis, dan berharap peserta didik menjadi
pengamat, pendengar, dan praktisipan yang tekun.

2. Model Pembelajaran Cooperative (Cooperative Learning)

Pembelajaran cooperative dapat diartikan belajar bersamasama, saling membantu


antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang
dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
Keberhasilanbelajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas
anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Pembelajaran
cooperative merupakan serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk member
dorongan keada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses
pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan konsep oleh


Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery learning,
yakni pembelajaran yang menekankan pada aktivitas penyelidikan. Proses belajar
penemuan meliputi proses informasi, transformasi dan evaluasi. Pada tahap
informasi, peserta didik memperoleh informasi mengenai materi yang dipelajari dan
memberikan respon. Pada tahap transformasi peserta didik melakukan identifikasi,
analisis, mengubah, mentransformasikan informasi yang diperoleh. Pada tahap
evaluasi peserta didik menilai sendiri informasi yang telah ditransformasikan dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalahyang dihadapi.

7
4. Model Pembelajaran Kontekstual (Constextual Teaching And Learning)

Constextual teaching and learning atau biasa disebut pembelajaran kontekstual


merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
daengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupanmereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajarankontekstual merupakan suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami makna yang
ada pada bahan ajar, menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-
harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan kultural.

Jenis-jenis model pembelajaran yang diuraikan di atas, tidak ada model


pembelajaran yang paling baik, karena setiap model pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan. Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan
rumusan tujuan pembelajaranyang telah ditetapkan, analisis kebutuhan dan
karakteristik peserta didik yang dihasilkan dan jenis materi yang akan diajarkan.
Padapenelitian ini, menurut peneliti model pembelajaran yang cocok diterapkan pada
pembelajaran membuat pola adalah model pembelajaran kooperatif.

D. Bab IV

Pendekatan dalam pembelejaran ada 8 yaitu:

1. Pendekatan konsep

Pada pendekatan model ini siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan
memahami konsep-konsep yang terkandung didalamnya. Dalam proses pembelajaran
tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi sasaran utama pembelajaran.
Pendekatan ini kurang memperhatikan aspek student centre. Guru terlalu dominan dan
siswa membimbing untuk memahami konsep.

8
2. Pendekatan lingkungan

Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu


proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk
memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering
digunakan pendekatan lingkungan.

3. Pendekatan Inkuiri

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti


membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika
berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan
oleh para ahli penelitian (Dettrick, G.W. 2001). Dalam pendekatan inkuiri berarti guru
merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan
prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan
pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan
yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman.

4. Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan


kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau langkah-langkah ilmiah seperti
melakukan pengamatan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil
pengamatan.

5. Pendekatan Interaktif

Dikenal juga sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada


siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang
berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan

6. Pendekatan Pemecahan Masalah

9
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan
melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada
dua versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur
yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun
serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua,
hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri.
Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi pentunjuk.

7. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat

Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat telah


dikembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk Sains, Teknologi, dan
Masyarakat (S-T-M) (Depdikbud, 1992). STM ini merupakan peng-Indonesiaan dari
Science, Technlogy and Society. Dalam pengajaran sains siswa tidak hanya
mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi,
dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat (Depdikbud, 1992).

8. Pendekatan Terpadu

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsure atau
lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Unsure pembelajaran yang dipadukan
dapat berupa konsep dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep
mata pelajaran lain, atau dapat juga berupa penggabungan suatu metode dengan
metode lain.

E. Bab V

Ada beberapa metode mengajar dalam strategi pembelajaran yaitu :

1. Metode Karya Wisata

10
Metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk
mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas
wawasan obyek yang dipelajari tersebut (sesuai dengan bidangnya). Dengan kata lain
mengunjungi suatu tempat yang nantinya akan menunjang pengetahuan,
memperkaya pemahaman anak terkait dengan bahan materi yang mereka pelajari,
contoh pelajaran IPA mengenai pohon-pohon yang ada di hutan tropis maka untuk
meningkatkan pemahaman anak, Guru dapat melakukan karya wisata dengan
membawa anak ke kawasan arboretum atau hutan lindung yang ada di daerah hutan
tropis dan memberi tugas untuk siswa dengan mencatat nama-nama pohon-pohon
yang ada di kawasan itu dan hal-hal yang berkaitan dengan materi sehingga anak
tahu langsung atau dengan kata lain memiliki pengalaman dalam hal materi tentang
pohon-pohon yang ada di hutan tropis.

2. Metode Role Playing (Bermain Peran)

Metode ini disebut juga dengan sosiodrama, dalam metode ini siswa diajak untuk
memahami peranan, sikap, tingkah laku, dan nilai dengan melihat dari sudut pandang
berbeda dengan melakoni tokoh tertentu. Dengan bermain peran diharapkan siswa
terampil atau menghayati dan berperan dalam berbagai figur khayalan atau figur
sesungguhnya dalam berbagai situasi. Dalam metode ini tidak menekankan pada
aspek kemampuan siswa dalam melakoni peran suatu tokoh melainkan lebih kepada
masalah yang diangkat dalam “pertunjukan”, contoh masalah yang diangkat dalam
“pertunjukan” yaitu mengenai anak pengemis maka siswa bermain peran seolah-olah
mereka anak pengemis dan dibantu oleh peran-peran yang lain sehingga siswa
mampu melihat apa itu anak pengemis dari sudut pandang berbeda sehingga
diharapkan siswa mampu lebih peka terhadap kehidupan sosial antar manusia.

3. Metode Demonstrasi

metode demonstrasi adalah memperlihatkan suatu prosedur atau proses yang di


gunakan dalam suatu materi pelajaran dengan ditunjang alat peraga kepada siswa
dengan mempertunjukkannya di depan kelas dan disertai dengan penjelasan
sehingga siswa mengerti apa yang di pertunjukan oleh Guru di depan kelas.

11
4. Diskusi Umum

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,


informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok
pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta
dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan
pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi.

5. Metode Ceramah

Metode ceramah sudah digunakan sejak jaman Aristoteles, dimana hanya guru
yang memberikan penjelasan tanpa adanya interaksi dua arah (Guru-siswa). Ceramah
banyak menuai kritikan karena hanya pengetahuan abstrak yang ia peroleh tanpa
tahu pengaplikasiannya. Sehingga ceramah akan lebih bagus jikalau di variasikan
dengan metode-metode yang lain.

6. Metode Tanya Jawab

Tanya jawab dimaksud adalah agar peserta didik dapat mengembangkan


kreativitas berfikir, dan motivasi untuk memahami bahan pembelajaran. Metode
tanya jawab adalah cara mengajar dengan melakukan tanya-jawab. Guru bertanya
siswa menjawab, ini bukan test melainkan cara agar siswa memiliki pengalaman
tersendiri.

7. Metode Inkuiri

Pendekatan ekspositori proses pembelajaran sepenuhnya dikuasai dan didiktekan


oleh guru. Sebaiknya pendekatan inkuiri, muridlah yang benar-benar aktif belajar.
Ekspositori untuk pendidikan IPS kurang cocok, karena tidak sesuai dengan prinsip
CBSA. Inkuiri lebih cocok karena ada discovery dan pemecahan masalah. Pendekatan
ini melibatkan diri siswa secara aktif.

12
F. Bab VI

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
adapun para ahli telah mengemukakan pendapat tentang pengertian sumber
belajar sebagai berikut:

1. Menurut Yusufhadi Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun
terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar.
2. Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
3. Menurut Rohani sumber belajar (learning resources) adalah segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
4. Association Educational Communication and Technology (AECT), yang
menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunkan siswa dalam belajar, baik
secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mecapai tujuan belajar.

G. Bab VII

a. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas

Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru
memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.
Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan
dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga

13
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus
dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti
prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang
ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting
dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu maka setiap guru dituntut memiliki
kemampuan dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab
guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan
proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas
sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang
optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan
menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif
dalam menunjang proses pembelajaran yang optimal. Peran guru sangat besar dalam
pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di
kelas. Guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Guru harus penuh
inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas, karena gurulah yang mengetahui secara pasti
situasi dan kondisi kelas terutama keadaan siswa dengan segala latar belakangnya. Dalam
kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa peran guru yang harus dilakukan
sebagai berikut:

1. Peran Guru Sebagai Pengajar (instruktusional)


Peran ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran yang berupa
informasi, fakta serta tugas dan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk itu guru harus
menguasai materi pelajaran, metode mengajar dan teknik-teknik evaluasi. Dalam peran ini
guru dianggap sebagai sumber informasi dan sumber belajar utama. Oleh karena itu guru
harus selalu menambah dan memperluas wawasannya dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Dalam melaksanakan perannnya sebagai pengajar hal-hal yang harus dilakukan
oleh guru adalah menyusun program pengajaran, membuat persiapan mengajar,

14
menyiapkan alat peraga, merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi, mengatur ruang
kelas dan tempat duduk siswa.

2. Peran Guru Sebagai Pendidik (Educational)


Selain ditugaskan sebagai pengajar guru juga diberikan tugas sebagai pendidik
yaitu mengantarkan siswa menjadi manusia dewasa yang cerdas dan berbudi luhur.
Dalam hal ini peranan guru dalam pembentukan sikap, mental dan watak sangat
dominan. Dalam arti kata lain guru akan diposisikan menjadi orang tua kedua yaitu
pengganti orang tua siswa di sekolah. Oleh sebab itu guru harus memperhatikan
siswa terutama sikap, tingkah laku, ketertiban dan kedisiplinannya. Disamping itu
guru juga harus bisa mengkondisikan dirinya sebagai panutan bagi semua siswa yang
dididiknya. Seperti kata pepatah “guru kencil berdiri murid kencing berlari”

3. Pesan Guru Sebagai Pemimpin (Managerial)


Peran ini bukan saja pada saat proses belajar mengajar berlangsung tetapi juga
sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung. Guru adalah pemimpin dan penanggung
jawab utama di kelasnya. Oleh karen aitu yang terjadi di kelas dan yang berkaitan
dengan siswa secara langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru.
Sehubungan dengan itu guru harus banyak tahu tentang latar belakang siswa-
siswanya, baik segi sosial, ekonomi maupun budaya.Sebagai pemimpin kelas guru
harus mengadakan hubungan dengan sekolah lain, masyarakat sekitar termasuk
dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkunganya.

b. Pengorganisasian Siswa
Ada beberapa komponen yaitu :
1. Pembelajaran secara individual
2. Pembelajaran Secara Kelompok
3. Pembelajaran Secara Klasifikasi

15
H. Bab VIII

Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan


bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk
yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis
Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan
Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah
memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-
ketrampilan kepada anak-anak. Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian
ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks,
yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.
Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari :

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi


tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajarkan intruksional khusus (TIK)
telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Penilaian Keberhasilan : Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar


peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya
sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat


dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes
prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:

a. Tes Formatif
b. Tes Subsumatif
c. Tes Sumatif

I. Bab IX

Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta


didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran

16
remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar,
dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.

A. Pelaksanaan Remedial

1. Remedial dilakukan terhadap kompetensi dasar yang belum mencapai KKM


2. Pelaksanaan kegiatan remedial maksimal dilaksanakan sebanyak 3 kali
dan/atau dihentikan pada saat ketuntasan klasikal mencapai minimal 85%.
3. Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial :

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang


berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, untuk bimbingan perorangan jika
jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.
c. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti
remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%.
d. Pemanfaatan tutor teman sebaya.
5. Mekanisme pelaksanaan remidial secara teknik menggunakan langkah-langkah,
sebagai berikut :
a. Menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik setelah selesai 1 KD
tertentu.
b. Menentukan ketuntasan peserta didik dan nilai rerata secara
individual maupun klasikal.
c. Menetapkan teknik remedial yang akan diterapkan.
d. Melakukan evaluasi/penilaian untuk mengetahui keberhasilan
tindakan.
e. Menganalisis hasil evaluasi remedial serta menentukan tindakan
berikutnya.

5. Nilai remedial tidak melebihi dari nilai KKM.


6. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam tatap muka.

17
B. Pelaksanaan Pengayaan

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan


peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum
dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.

Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan


belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah,
keingin tahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki
banyak minat. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara
lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb. Pelaksanaan
Pembelajaran Pengayaan yaitu :

1. Belajar kelompok. Belajar mandiri.


2. Pembelajaran berbasis tema.
3. Pemadatan kurikulum

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum


diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk
memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran
pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur.

Pembelajaran pengayaan diintegrasikan dengan kegiatan penugasan


terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan
pengayaan, dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

18
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku

a. Pembahasan Bab 1 Tentang Konsep Strategi Belajar Mengajar


menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai
tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang
berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan
urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick &
Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada
prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket
pembelajaran. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Namun, metode kadang-kadang dibedakan dengan teknik. Metode bersifat
prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif, maksudnya merupakan
pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.
Contohnya, guru A dan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah, keduanya
mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif, tetapi
hasil guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda.
Jadi, tiap guru mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang
sama. Marilah kita tinjau kembali pengertian strategi yang telah diuraikan tersebut di
atas. bahwa strategi terdiri dari metode dan teknik atau prosedur yang menjamin
siswa mencapai tujuan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa strategi pembelajaran
lebih luas dari pada metode dan teknik pembelajaran

b. Pembahasan Bab 2 Tentang Hakikat Pembelajaran


Hakikat strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan,
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat
dicapai melaui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi ( Glueck dan jauch ; 1989)

19
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat
dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)

c. Pembahasan Bab 3 Tentang Model Pembelajaran


Menurut Agus Suprijono (2009) model pembelajaran merupakan langkah awal
yang harus direncanakan di dalam proses belajar mengajar secara keseluruhan.
Dengan model pembelajaran yaitu :
1. Cooperative Learning
2. Pembelajaran Berbasis Masalah
3. Pembelajaran Quantum Teaching
4. Direct Instruction
5. Conceptual Change
6. Discovery Learning
7. Project – Based Learning

d. Pembahasan Bab 4 Tentang Pendekatan Dalam Pembelajaran


Piaget dan Vygotsky 1997, keduanya menekankan bahwa konsepsi-konsepsi
yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui proses ketidak seimbangan dalam
upaya memahami informasi baru. Pendekatan yang diuraikn didasarkan pada
pandangan konstruktivisme tentang pembentukan pengetahuan dan bermuara pada
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
Empat prinsip kunci yang diturunkan dari teori Vygotsky (Nur, 1999; Nur dan
Wikandari, 2000; dan Ibrahim, 2005) adalah sebagai berikut :
1. The sociocultural of learning
2. Zone of Proximal Development/ZPD
3. Cognitive Apprenticeship
4. scaffolding

20
e. Pembahasan Bab 5 Tentang Metode Mengajar
Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada anak didik didalam kelas, baik secara individual
atau secara kelompok/klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh anak didik dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin
efektif pula pencapaian tujuan (Ahmadi, 1997). Dengan memiliki pengetahuan umum
mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian keberhasilan
kegiatan belajar megajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang
aneh, tapi nyata dan betul-betul dipikirkan oleh seorang guru. Dari hasil analisis yang
dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi
ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat mencapai tujuan

f. Pembahasan Bab 6 Tentang Sumber Belajar


Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa secara sederhana sumber belajar data
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta
didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan pengalaman, dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) menjelaskan bahwa sumber belajar
adalah rujukan, objek/bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang
berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, social,
dan budaya.
Sedangkan Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa sumber belajar bagi guru
adalah sarana cetak seperti buku, brosur, majalah, surat kabar, poster, lembar
informasi lembar, foto, dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan pendapat diatas nampak adanya beraneka sumber belajar yang
dapat digunakan untuk kepentingan proses/aktivitas pengajaran baik secara
langsung maupun tidak langsung, diluar diri peserta didik yang memberikan
kemudahan bagi peserta didik dalam belajar disebut sebagai sumber belajar.

21
g. Pembahasan Bab 7 Tentang Pengelolaan Kelas
Pengelolaan dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
bagi anak didik sehinggal tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien
(Djamarah, 2002).
Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan (Arikunto, 1990).
Menurut Hamalik (1987), suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar
bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.
Pengertian ini jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian
tersebut ada frase “kelompok orang”.

h. Pembahasan Bab 8 Tentang Keberhasilan Belajar Mengajar


Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction
mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan
dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer
Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan
mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau
keterampilan-ketrampilan kepada anak-anak.
Suatu Proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila memenuhi hal-hal
berikut :
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara invidual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam pengajaran (indicator pembealajaran) telah
dicapai oleh anak didik secara individual maupun kelompok

i. Pengajaran Remedial dan Pengayaan


(Mulyasa, 2003) terdapat tiga landasanteoritis yang mendasari Kurikulum, yaitu
pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual,
pengembangan konsep belajar tuntas, dan pendefinisian kembali tentang bakat.
Pertama, pembelajaran perlu lebih menekankan pada kegiatan individual meskipun

22
dilaksanakan secara klasikal dan perlu memperhatikan perbedaan peserta didik.
Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif, dengan metode dan
media yang bervariasi, sehingga memungkinkan peserta didik untuk belajar tenang
dan menyenangkan. Ketiga, dalam pembelajaran perlu di berikan waktu yang cukup,
terutama dalam penyelesaian tugas atau praktek, agar setiap peserta didik dapat
mengerjakan tugas belajarnya dengan baik.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Dari dua bab buku yang saya bandingkan dengan bab pada buku pembanding, buku
Adama Ouane memiliki keunggulan dalam materi strategi pembelajaran. Dimana,
pada buku Adama Ouane, disebutkan dan dijelaskan pula peserta didik dalam tahap
pembelajaran dengan adanya teori-teori pembelajaran sehingga akan sangat mudah
untuk mengetahui tingkatan pembelajaran sesuai pada gradenya masing-masing.
Lampiran tersebut tidak ada di tuliskan atau dicantumkan pada buku pembanding yaitu
buku karangan Rahmah Johar
2. Ada pula keunggulan yang lain dalam buku Adama Ouane pada materi prnggunaan
media yang tidak terdapat dalam buku pembanding, salah satunya yaitu dalam buku
Adama Ouane dijelaskan mengenai Media pembelajaran untuk peserta didik
sedangkan di buku karangan Rahmah Johar tidak ada.
3. Dari aspek tata bahasa Buku karangan Adama Ouane sangat kurang dan ada bahasa
yang tidak dimengerti oleh pembaca. Sedangkan Rahmah johar cukup baik
sehingga mudah dipahami
4. Dari aspek isi buku : buku karangan Adama Ouane cukup baik dan kurangnya ada
beberapamateri yang diulang. Sedangkan buku karangan Rahmah Johar, cukup
baik
5. Dari aspek Layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font :
buku Adama Ouane memiliki kelemahan dimana ada beberapa paragraf yang
sulit di pahami dan tata letak kurang bagus. Sedangkan, buku karangan Rahmah
Johar dari aspek penulisan dan font cukup baik.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut saya buku yang dikarang oleh Rahmah Johar cukup bagus untuk
digunakan menjadi buku utama dan atau buku referensi dalam sehari-hari dengan
segala keunggulan dan kelemahannya. Buku ini memakai note pada halaman yang
memiliki pengertian penting dan gambar yang sesuai denga materi. Buku ini juga
melampirkan teori-teori pembelajaran, keberhasilan belajar mengajar. Hal tersebut
dikarenakan, bahwasannya menurut saya buku ini sangat cocok bagi mahasiswa yang
belajar dibidang kependidikan.

B. Rekomendasi
Saya menyarankan kepada pembaca, bahwasannya kita dianjurkan untuk
memiliki dan mencari buku referensi yang lainnya seperti buku karangan Adama
Ouane, dikarenakan belum seutuhnya sempurna.

24
DAFTAR PUSTAKA

Johar, Rahmah. (2016) Strategi Belajar Mengajar. Yogyakara: Deepulish, Oktober


2016

Ouane, Adama. 2010 Learning Strategies For Post-Literacy Continuing Education.


Germany: Unesco Institute For Education

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai