Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET FILSAFAT PENDIDIKAN

PENGAMATAN PENERAPAN ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MATERIALISME

DI MEDAN

OLEH :

KELAS REGULER – A 2019

PROGRAM STUDI S1 PEND. BAHASA JERMAN –


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang berjudul “Pengamatan Penerapan Aliran Filsafat
Pendidikan di MAN 2 MODEL MEDAN” sebagai tugas dari mata kuliah  Filsafat Pendidikan. Penulis

i
berterima kasih kepada seluruh pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian
makalah ini dari awal hingga akhir. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen
mata kuliah Filsafat Pendidikan Ibu Dra, SARIANA MARBUN, M..Pd. yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, November 2019

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan tidak lagi menjadi kebutuhan
sekunder, melainkan kebutuhan primer. Suatu bangsa tidak akan bisa maju tanpa didukung
kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan dikatakan berhasil dengan baik jika terwujud
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan lazim dirumuskan dari tiga aspek, yakni aspek
kognitif, afektif dan psikomotor (Nasution, 1989 : 59).

Perkembangan dunia pendidikan sekarang ini sangatlah pesat sesuai dengan


perkembangan zaman. Salah satunya adalah Madrasah yang merupakan suatu lambang
pendidikan Islami yang bertujuan untuk memahami, menghayati dan mengoptimalkan
ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral beragama sebagai pedoman hidup
bermasyarakat.

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan dan perkembangan di

dunia pendidikan. Seperti aliran filsafat materialisme yang sangat berpengaruh dalam

perkembangan sarana dan prasarana di dunia pendidikan. Kemudian aliran filsafat

progresivisme untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sarana dan prasarana di MAN 2


MODEL MEDAN.
2. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan apa yang diterapkan oleh guru
dalam proses pembelajaran di MAN 2 MODEL MEDAN.

1
C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Dapat mengetahui bagaimana penerapan aliran materialisme dan progresivsme


dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru di MAN 2 MODEL
MEDAN.
2. Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi para
pembaca.
3. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru di
masa depan bagaimana proses pembelajaran yang baik dan efektif serta
menerapkan aliran filsafat pendidikan dalam proses pembelajaran.

2
BAB II

KONSEP

A. Tinjauan Pustaka
Aliran Materialisme merupakan aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran
kebendaan, dimana benda merupakan sumber dari segalanya. Aliran ini berfikir secara
realitas sebagaimana adanya, kenyataan aliran ini memberikan suatu pertanyaan
bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini ialah yang dapat dilihat dan diobservasi,
baik wujudnya, gerakan-gerakannya maupun peristiwa-peristiwanya.
Sudah menjadi kewajiban bagi para guru untuk memfasilitasi peserta didik
dalam proses mengajar. Guru harus mampu mencipta
Aliran Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan
kepercayaan bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar
sehingga dapat mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan dan mengancam
bagi dirinya sendiri. Dengan demikian, potensi-potensi yang dimiliki manusia
mempunyai kaitan yang harus dikembangkan dan hal ini menjadi perhatian aliran
progresivisme.
Peserta didik dalam pendidikan Islam aadalah individu yang sedang tumbuh
dan berkembang, baik secara fisik, psikologis,social dan religious dalam
menyongsong kehidupan di dunia dan di akhirat.
Dalam hal ini sudah seharusnya para guru memberikan metode pembelajaran
seperti berikut :
1. Melakukan eksplorasi dalam bidang internet
2. Mengadakan pembelajaran lapangan
3. Membentuk kelompok diskusi
4. Menganalisis perkembangan zaman

Hal ini dapat membantu peserta didik dalam mempersiapkan kehidupannya di


masa yang akan datang.

BAB III
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3
A. Lokasi Penelitian

Obsevasi dilaksanakan di MAN 2 MODEL MEDAN dengan alamat Jl. William


Iskandar No 7A, Bantan Tim, Kec. Medan Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara
20222. Observasi dilakukan dengan mengamati fasilitas yang terdapat di sekolah tersebut.
Observasi dilaksanakan pada Senin, 14 November 2019, pada pukul 08.30 – 09.00
WIB.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi langsung di Man 2 Model Medan.
Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah tersebut.Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan mengadakan wawancara kepada
siswa.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sarana dan prasarana yang dijadikan sebagai sampel dalam
sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan
dalam penelitian.

BAB IV
ANALISIS DATA

4
A. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pengamatan perkembangan sarana dan prasarana di MAN 2 MODEL


MEDAN sudah cukup lengkap. Terdapat halaman utama dan halaman belakang, ruang kelas
yang dilengkapi dengan AC, ruang laboratorium Fisika, ruang lab. Komputer, ruang Lab
Bahasa,

Dari Lembar Observasi I yaitu mengenai kegiatan siswa dalam proses pembelajaran,
dapat dilihat bahwasanya siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran walaupun suasana
kelas yang tercipta sangat kondusif. Siswa hanya menerima segala materi dari guru secara
mentah-mentah, dan tidak terlihat secara signifkan respon siswa terhadap suatu materi. Siswa
tidak memiliki sikap kritis didalam dirinya tidak terlihat siswa memberikan pertanyaan atau
pun menjawab pertanyaan dari guru, hal ini seharusnya tidak boleh tejadi pada siswa.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan, yaitu :

1. Siswa tidak memiliki semangat belajar yang tinggi.


2. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat oleh guru.
3. Siswa tidak memiliki rasa percaya diri.
4. Siswa belum memahami keseluruhan suatu materi.
5. Siswa tidak peduli dengan pembelajaran yang sudah berlangsung.
6. Siswa tidak diberikan arahan ataupun contoh dalam bersikap aktif dan kritis oleh
orang tua ataupun guru.

Dari Lembar Observasi II yaitu mengenai kegiatan guru dalam proses pembelajaran,
dapat dilihat bahwasanya guru menganut aliran filsafat pendidikan idealisme, dimana guru
memberikan seluruh kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Dan guru berusaha untuk menjadikan dirinya lebih unggul (excellent) agar
dapat dijadikan teladan bagi para siswa, dapat dilihat dari penguasaan materi oleh guru yang
sangat baik, penjelasan materi yang sangat sederhana dan mudah dimengerti, dan sikap guru
yang komunikatif terhadap siswanya. Namun hal ini tidak disambut dengan baik oleh para
siswa, guru terlihat sangat aktif sementara siswa bersikap pasif. Hal ini sangat kontras terlihat
dalam proses pembelajaran. Sehingga terlihat guru mengambil metode dari aliran filsafat
pendidikan realisme yaitu tetap memberikan kebebasan terhadap siswa tapi memberikan

5
beberapa peraturan untuk dipenuhi oleh siswa, dapat dibuktikan dengan teraturnya kegiatan
pembelajaran dan terciptanya suasana kelas yang sangat kondusif.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi mengenai proses pembelajaran siswa di kelas X IPA 5 di SMA
Negeri 11 Medan, pada mata pelajaran Kimia dengan materi Ikatan Kimia dan Bentuk
Molekul dengan guru pengampu Ismah Khairani, S.Pd. bahwasanya untuk mewujudkan
suasana kelas yang kondusif dan efektif diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan
siswa. Dimana guru dan siswa harus sama-sama bersikap aktif dalam proses pembelajaran
berlangsung, siswa harus bersikap kritis dalam setiap hal yang baru diterimanya baik itu
berupa materi pembelajaran. Dan guru juga harus unggul dan menguasai materi dengan
baik dan memiliki metode pengajaran yang tepat sesuai dengan karakter siswa. Dan
proses pembelajaran yang efektif belum terlihat di kelas X IPA 5 di SMA Negeri 11

6
Medan, dikarenakan siswa yang tidak bersikap aktif dan kritis dalam proses pembelajaran
tersebut, padahal guru memiliki sikap aktif dan bersifat demokratis.

Aliran filsafat pendidikan menawarkan metode pengajaran dalam dunia pendidikan


yang dapat diterapkan oleh guru. Dalam hal ini guru harus bijaksana dalam menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa serta kondisi kelas tersebut.
Guru juga bisa menggabungkan metode pembelajaran dari beberapa yang ditawarkan oleh
alliran-aliran filsafat pendidikan, namun perlu ditekankan penerapan metode
pembelajaran harus sesuai dengan karakter siswa dan kondisi kelas.

B. Saran

Sebaiknya sebagai guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif dalam kegiatan
mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan pembelajaran
tersebut. Dan guru harus menerapkan metode pembelajaran yang disesusaikan dengan
kondisi serta karakter siswa, dalam dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar
hendaknya selalu dilakukan pembaharuan menuju yang lebih baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat


Pendidiakn Lanjutan Pertama. 2002. Pendekatan Konsektual ( Contextual Teaching and
Learning (CTL))

Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

https://cancer55.wordpress.com/2013/09/07/fungsi-dan-peranan-guru-dalam-proses-belajar-
mengajar/ (diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-siswa-menurut-para-ahli.html
(diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://chandcyberspace.blogspot.com/2017/04/apa-itu-guru-pengertian-guru-menurut.html
(diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://www.wikipendidikan.com/2016/02/perbedaan-makna-belajar-mengajar.html (diakses
pada tanggal 12 November 2017)

http://dinaauliamn.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-filsafat-pendidikan.html (diakses pada


tanggal 12 November 2017)

http://pedidikanmu.blogspot.co.id/2013/05/penerapan-filsafat-pendidikan-pancasila_8.html
(diakses pada tanggal 12 November 2017)
LAMPIRAN

Berikut ini adalah suasana dan kondisi kegiatan pembelajaran di kelas X IPA 5 SMA Negeri
11 Medan dalam materi Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul dalam mata pelajaran Kimia
dengan guru pengampu Ismah Khairani, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai