Anda di halaman 1dari 17

Dosen Pengampu : Wasis Wuyung Wisnubrata, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 2

Ananda Elisabeth Simbolon (4213341045)

Evi Bunga Kirani Br. Sinuraya (4213141042)

Romasi Sitorus (4212441011)

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehinggan kami masih dapat diberikan kesempatan dan kesehatan
untuk dapat menyelesaikan Critical Book Review ini dengan judul
“Kepemimpinan”. Critical Book Review ini kami buat guna memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah “Kepemimpinan”, semoga Critical Book
Review ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan Critical Book Review ini, kami tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan

2. Kepada Bapak / Ibu dosen pengampu

3. Kepada teman-teman mahasiswa yang saling mendukung

Kami menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan
segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga materi yang ada dalam
Critical Book Review ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………...…………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………….…………………..…………...……..ii

BAB I………...………………………………………………………………….1

PENDAHULUAN…………...……………………………………………….…1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR………………………...…………...………..1

B. Tujuan Penulisan CBR……………………..………………………………...1

C. Manfaat CBR…………………...………………………...………………….1

D. Identitas Buku Yang Direview………………………….……………………2

BAB II………………………………………………………………………...…4

RINGKASAN ISI BUKU………………………….…………...……………….4

BAB III…………………….……………………………………....………..…11

PEMBAHASAN………………………………………...…………………......11

A. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku.………………………………………12

BAB IV PENUTUP………………….……………………..………………….13

A. Kesimpulan…………………..………………………….…………….…....13

B. Saran………………………...………………………….……………….......13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Critical Book Review (CBR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama
buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu buku maka
mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua buku dengan
tema yang sama, dapat melihat mana buku yang perlu diperbaiki dan mana buku
yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis buku tersebut, setelah dapat mengkritik buku maka
diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu buku karena sudah mengetahui
bagaimana kriteria buku yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah
mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang
diperlukan dalam penulisan buku tersebut.

B. TUJUAN PENULISAN CBR

-Mengulas isi buku.


-Mencari dan Mengetahui informasi yang terdapat dalam buku.
-Membandingkan isi buku pertama dengan isi buku kedua.
-Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari kedua buku tersebut.
-Memenuhi tugas wajib mata kuliah Filsafat Pendidikan.
-Menanggapi atau mengkritisi isi buku Filsafat Pendidikan

C. MANFAAT CBR

-Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu buku.


-Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CBR yang benar.
-Dapat menulis bagaimana buku yang baik dan benar.
-Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari buku buku penelitian.
-Menambah wawasan pembaca tentang Filsafat Pendidikan.
-Menambah pengetahuan penyusun dan pembaca tentang critical book review.

D. IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW

A. Buku Utama

Judul : Kepemimpinan Pendidikan


Cetakan : Cetakan Pertama

Pengarang : -Sukarman Purba

-Wiputra Cendana

-Darmawati Salamun

-Iskandar Kato

-Jossapat Hendra Prijanto

-H. Cecep

-Karwanto

-Pagar Sianipar

Penerbit : Yayasan Kita Menulis

Kota Terbit : Medan

Jumlah Halaman : 144 halaman

Tahun Terbit : 2021

ISBN : 978-623-342-052-5
B. Buku Pendamping

Judul : Pemimpin dan Kepemimpinan

Cetakan : Cetakan Pertama

Pengarang : Dr. Aspizain Chaniago, S. Pd, M. Si

Penerbit : Lentera Ilmu Cendekia

Kota Terbit : Jakarta Pusat

Jumlah Halaman : 78 halaman

Tahun Terbit : 2017

ISBN : 978-602-8969-98-7
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

 Pengertian dan Konsep-Konsep Dasar Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan bagian dari manajemen yang memiliki peranan


dan kedudukan yang strategis dan dominan dalam mengelola suatu organisasi,
baik organisasi publik, organisasi profit, organisasi pendidikan maupun
organisasi kemasyarakatan. Seorang pemimpin dalam memimpin harus
memiliki kemampuan, dapat mengarahkan dan memengaruhi semua orang yang
terlibat dalam organisasi, bekerja sama dan untuk mencapai tujuan organisasi
secara optimal dengan efektif dan efisien.

Gitosudarmo dan Sudita (2000) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan


faktor yang sangat penting dalam memengaruhi prestasi organisasi, karena
kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama, untuk tercapainya tujuan
organisasi. Artinya, seorang pemimpin harus mampu melakukan perubahan
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan organisasi agar
organisasi tetap eksis dan dapat meningkatkan kinerjanya.Kepemimpinan
diartikan sebagai hubungan erat antara sekelompok manusia karena ada
kepentingan bersama (Engkoswara dan Komariah, 2015).

Purba (2010) menyatakan dalam mendefinisikan kepemimpinan terdapat tiga


implikasi penting sebagai proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas dari
para anggota kelompok, yaitu:
(1). Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan dan pengikut. Tanpa
bawahan, semua sifat-sifat kepemimpinan seorang pemimpin akan menjadi
tidak relevan,
(2). Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara
pemimpin dan anggota kelompok. Semakin besar jumlah sumber kekuasaan
yang ada pada pemimpin, semakin besar potensinya menjadi pemimpin yang
efektif, dan
(3) Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menggunakan berbagai
bentuk kekuasaan untuk memengaruhi perilaku pengikutnya.

Menurut Stogdill yang disampaikan Kartono (2017) bahwa seorang pemimpin


harus memiliki kecakapan dan kelebihan, yaitu:
1. Kapasitas, yaitu kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, keaslian
dan kemampuan menilai,
2. Prestasi (achievement), yaitu gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan
dalam olahraga, dan lain-lain,
3. Tanggung jawab, yaitu mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif,
dan punya keinginan untuk unggul,
4. Partisipasi, yaitu aktif, memiliki stabilitas tinggi, mampu bergaul,suka
bekerja sama atau kooperatif, mudah menyesuaikan diri dan punya rasa humor,
5. Status, yaitu kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer
dan tenar.

Menurut Hersey dan Blanchard,


“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau
kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai
dengan tujuan organisasi”. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan
(1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya
dengan “3A”, yakni:
• alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),
• aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga
setiap orang menuju kearah yang sama).
• allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara mereka bekerja).

Dapat disimpulkan bahwa:


“Seorang pemimpin adalah seseorang yang karena kecakapan – kecakapan
pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi
kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama kearah
pencapaian sasaran – sasaran tertentu”.Yang dipimpin adalah seorang atau
sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau
pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah
disepakati bersama guna mencapai tujuan.

Siagian (2003) menyatakan ada 5 (lima) fungsi kepemimpinan, yaitu:


1. Pemimpin sebagai penentu arah, yaitu dapat mengarahkan semua
anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi, baik sifatnya jangka
panjang maupun jangka pendek,
2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara, yaitu dapat menjalin dan
memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak dan stakeholders.
3. Pemimpin sebagai komunikator, yaitu dapat melakukan komunikasi,
baik ke luar maupun ke dalam, baik secara lisan maupun tulisan,
4. Pemimpin sebagai mediator, yaitu sebagai penengah dalam suatu
konflik yang mungkin terjadi di dalam organisasi,
5. Pemimpin sebagai integrator, yaitu dapat melakukan integrasi untuk
menghindari kecenderungan berpikir dan bertindak berkotak-kotak di
kalangan para anggota sebagai akibat sikap positif maupun sikap
negatif terhadap organisasi.

Fungsi pokok pemimpin dalam management organisasi di bagi dalam empat


kategori, yaitu :
1) Planing (Perencanaan ) merupakan aktivitas yang berusaha memikirkan apa
saja yang akan dikerjakannya, berapa ukuran dan jumlahnya, siapa saja yang
melaksanakan dan mengendalikannya, agar tujuan organisasi dapat dicapai.
2) Organizing (Pengorganisasian) sebagai suatu proses pembagian kerja melihat
bahwa ada unsur-unsur yang saling berhubungan, yakni sekelompok orang atau
individu, ada kerja sama, dan ada tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Interaksi
akan terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok.
3) Actuating / Leading (Kepemimpinan ) kepemimpinan berlangsung dalam
interaksi antara pemimpin dan pengikut dalam situasi tertentu. Pemikiran
menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses dan bukan
kedudukan, dan bahwa kepemimpinan terutama menyangkut pengelolaan
hubungan.
4) Controling (Pengawasan / Pengendalian) adalah suatu proses rangkaian
tindakan pengamatan, pengecekan dan penilaian suatu pekerjaan yang dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, serta untuk mengetahui
apabila pekerjaan yang dilaksanakan tersebut sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan atau tidak.

Seorang pemimpin memiliki cara dan strategi dalam kepemimpinannya.Hamdan


NH. (2016) dan Kartono (2017) menyatakan bahwa asas-asas kepemimpinan
tersebut, yaitu:
1. Kemanusiaan, yaitu dengan mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, adalah
pembimbingan manusia oleh manusia, untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan setiap individu, demi tujuan-tujuan bersama;
2. Efisien, yaitu efisiensi teknis maupun sosial, berkaitan dengan terbatasnya
sumber-sumber, materi dan jumlah manusia; atas prinsip penghematan, adanya
nilai-nilai ekonomis, serta asas-asas manajemen modern;
3. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata, menuju pada taraf
kehidupan yang lebih tinggi.

CRC (2018) menyatakan ada 5 (lima) karakteristik kepemimpinan yang harus


dimiliki oleh seorang pemimpin, antara lain:
1. Pemimpin mempunyai hati yang peka terhadap lingkungannya, bisa
mendengarkan saran-saran dan nasehat dari orang-orang di sekitarnya;
2. Pemimpin menjadi teladan dalam lingkungannya;
3. Pemimpin bersikap dan bersifat setia kepada janjinya, kepada organisasinya;
4. Pemimpin mampu mengambil keputusan;
5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain.

Beberapa teori dasar antara pemimpin dan kepemimpinan tersebut, melalui


suatu analisis perbandingan, yaitu :
• Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader is born
and not made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat).
• Teori Sosial. “Leader is made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik
bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika.
• Teori Ekologis. Bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang
baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan.
• Teori Trait. Bahwa pemimpin memiliki cara yang bervariasi karena mereka
memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah melekat dalam dirinya.
• Teori Situational. Bahwa pemimpin muncul dalam situasi yang berbeda untuk
menyesuaikan perbedaan kebutuhan dan lingkungan.

 Syarat dan Prinsip Kepemimpinan

Ngalim Purwanto dalam bukunya Kepemimpinan Kepala Sekolah menuliskan


bahwa (Purwanto, 2004), syarat pemimpin merupakan seseorang yang:
1. Rendah hati dan sederhana
2. Bersifat suka menolong
3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi
4. Percaya kepada diri sendiri
5. Jujur, adil, dan dapat dipercaya
Syarat minimal pemimpin:
1. Inteligensi yang tinggi
2. Watak (karakter, budi, dan moral) yang baik
3. Siap secara lahir dan batin

Syarat lain yang diperlukan


1. Memiliki kesadaran penuh untuk bertanggung jawab
2. Mengenali anggota organisasi yang dipimpin
3. Memahami cara mengukur dan menilai kepemimpinan
4. Menunjukkan cara untuk membimbing diri dan bawahan dengan asas
dan prinsip-prinsip kepemimpinan
5. Memiliki sikap kepemimpinan yang menonjol

Suatu persyaratan penting bagi efektivitas atau kesuksesan pemimpin


(kepemimpinan) dan manajer (manajemen) dalam mengemban peran, tugas,
fungsi, atau pun tanggung jawabnya masing-masing adalah kompetensi. Oleh
Boyatzis (1982) yang didefinisikan sebagai “kemampuan yang dimiliki
seseorang yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja
dalam parameter lingkungan organisasi dan memberikan hasil yang diinginkan”

Terdapat 5 (lima) praktek mendasar pemimpin yang memiliki kualitas


kepemimpinan unggul, yaitu;
1) pemimpin yang menantang proses,
2) memberikan inspirasi wawasan bersama,
3) memungkinkan orang lain dapat bertindak dan berpartisipasi,
4) mampu menjadi penunjuk jalan, dan
5) memotivasi bawahan.

 Model Kepemimpinan

Setidaknya ada lima model kepemimpinan yang dikembangkan dalam studi


tentang kepemimpinan menurut (Robbins, 1991) yaitu:

1. Trait model of leadership (1900 sampai 1950-an) yang menekankan studi


kepemimpinan pada watak individu pemimpin seperti kecerdasan, kematangan,
kejujuran, ketegasan, status sosial.
2. Model of situasional leadership (1970 sampai 1980-an) memfokuskan pada
faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan sosok pemimpin.
3. Model of effective leaders (1960-an sampai 1980-an) memfokuskan
pada aspek keorganisasian dan sumber daya manusia, pemimpin yang efektif
ialah pemimpin yang mampu menangani aspek organisasi dan sumber daya
manusianya sekaligus.
4. Contingency model (1960-an sampai 1980-an), Model ini memiliki asumsi
yang lebih sempurna dibandingkan dengan modelkepemimpinan lainnya.
Namun masih belum mampu memunculkan klarifikasi yang detail dan jelas
tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah
laku pemimpin, dan variabel situasional.
5. Model of transformational leadership (1970-an sampai 1990-an). mampu
untuk menangkap fenomena. Bahkan banyak kalangan dari para akademisi dan
praktisi yang menyepakati bahwa model kepemimpinan ini merupakan konsep
yang terbaik dalam mengurai tentang karakteristik kepemimpinan. Konsep ini
dinilai telah mengintegrasikan dan menyempurnakan berbagai ide yang
dikembangkan pada model sebelumnya.

Beberapa model yang menganut pendekatan organisator dalam memberikan


penjelasan terhadap pemahaman rinci atas model pemimpin dan kepemimpinan,
di antaranya adalah sebagai berikut.

• Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis-Demokratis). Bahwa pemimpin


mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang
menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan
cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku
demokratis.
• Model Kepemimpinan Ohio. Dalam penelitiannya, Universitas Ohio
melahirkan teori dua faktor tentang gaya kepemimpinan yaitu struktur inisiasi
dan konsiderasi (Hersey dan Blanchard, 1992). Struktur inisiasi mengacu
kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara dirinya
dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi,
saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik.
Adapun konsiderasi mengacu kepada perilaku yang menunjukkan persahabatan,
kepercayaan timbal-balik, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan antara
pemimpin dengan anggota stafnya (bawahan).
• Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System). Likert dalam
Stoner (1978) menyatakan bahwa dalam model kepemimpinan dapat
dikelompokkan dalam empat sistem, yaitu :
-Sistem Otoriter (Sangat Otokratis). Pimpinan menentukan semua keputusan
yang berkaitan dengan pekerjaan, dan memerintahkan semua bawahan untuk
menjalankannya.
-Sistem Otoriter Bijak (Otokratis Paternalistik). Adanya fleksibilitas pimpinan
dalam menetapkan standar yang ditandai dengan meminta pendapat kepada
bawahan.
-Sistem Konsultatif. Kondisi lingkungan kerja pada sistem ini dicirikan adanya
pola komunikasi dua arah antara pemimpin dan bawahan.
-Sistem Partisipatif. Gaya kepemimpinan yang lebih menekankan pada kerja
kelompok sampai di tingkat bawah. Pemimpin biasanya menunjukkan
keterbukaan dan memberikan kepercayaan yang tinggi pada bawahan.
• Model Kepemimpinan Managerial Grid. Ditinjau dari sisi struktur inisiasi dan
konsideransinya. Blake dan Mouton dalam Robbins (1996) memperkenalkan
model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap tugas dan
perhatian pada orang.
• Model Kepemimpinan Kontingensi. Fielder dalam Gibson, Ivancevich dan
Donnelly (1995) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai
bagi sebuah organisasi bergantung pada situasi di mana pemimpin bekerja.
• Model Kepemimpinan Tiga Dimensi. Pada model tiga dimensi, yaitu dimensi
efektivitas, sedangkan dua dimensi lainnya yaitu dimensi perilaku hubungan
dan dimensi perilaku tugas.

 Kepemimpinan Yang Efektif

Efektivitas kepemimpinan dilihat bagaimana suatu organisasi dalam mencapai


tujuan dan melakukan tugasnya dengan baik. Pemimpin yang efektif mampu
melibatkan pengikut dalam organisasi. Pemimpin dengan perilaku
kepemimpinan transformasional dapat mengarahkan organisasi menuju
efektivitas dan produktivitas. Hasil penelitian Adams and Gamage (2008),
menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinan kepala sekolah perlu
ditingkatkan secara substansial. Ada perbedaan yang signifikan antara
efektivitas kepemimpinan yang dirasakan sendiri dari kepala sekolah dan
efektivitas kepemimpinan yang dirasakan oleh para guru.
Secara mendasar, Leigh & Maynard merumuskan kepemimpinan sebagai
penyelesaian pekerjaan melalui dukungan orang lain. Ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinan terkait dengan kecerdasan, akan
tetapi tingkatan kecerdasan pemimpin sebagaimana terukur dengan tes IQ
(Intelligence Quotient) hanya sedikit lebih tinggi nilai rata-rata.

Goleman, mengusulkan bahwa apa yang penting itu sebenarnya kecerdasan


emosional atau EI Q (emotional intelligence quotient). Ia berpendapat bahwa
seseorang bisa saja. Goleman mengidentifikasi unsur-unsur kecerdasan
emosional sangat mempengaruhi kepemimpinan efektif, sebagai berikut:

1) Kesadaran diri: kemampuan untuk membaca perasaan sendiri dan bagaimana


Anda mempengaruhi orang lain, memiliki kesadaran kuat mengenai siapa diri
Anda, perasaan Anda, kekuatan, kelemahan, kebutuhan dan dorongan di dalam
diri Anda.
2) Pengelolaan diri: kemampuan untuk mengelola dorongan berpotensi negatif
dalam diri Anda yang menggerakkan perasaan Anda; mengenali dan
menafsirkan landasan emosional dari pikiran dan perilaku Anda, dan memilih
tindakan untuk mengendalikan atau menyalurkan kekuatan Anda secara positif.
3) Kesadaran bermasyarakat: meliputi kemampuan yaitu empati dan insting
untuk mengatur, memiliki tenggang rasa terhadap perasaan orang lain,
mengetahui dampak dari kata-kata dan tindakan Anda terhadap orang lain.
4) Pengelolaan hubungan: kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan
meyakinkan. Bukan sekadar bersikap ramah, tetapi ramah dengan tujuan
tertentu, menggerakkan orang ke arah yang Anda inginkan. Hal ini dapat terjadi
dalam menyepakati rencana suatu proyek atau membangun semangat untuk
sebuah produk baru.

BAB III
PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

BUKU UTAMA
1. Dilihat dari aspek tampilan buku
Kelebihan : Buku yang di review memiliki tampilan yang menarik pada cover.
Gambar pada cover melukiskan secara tersirat yang bermakna.
Kekurangan : Jika dilihat dari cover, buku ini lebih terlihat seperti novel, bukan
buku pembelajaran.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font :
Kelebihan : Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk
penggunaan font pada buku yang di review sudah sangat baik
Kekurangan : Tidak ada
3. Dari aspek isi buku
Kelebihan : Berisi informasi pembelajaran kepemimpinan pendidikanyang
menarik dan sangat bermanfaat.
Kekurangan : Pada pembahasan buku ini terdapat banyak bab serta sub-bab. Ini
akan membuat pembaca yang bingung dan bosan dalam membaca buku
tersebut.
4. Dari aspek tata bahasa,
Kelebihan : Buku tersebut telah memiliki bahasa baku sesuai dengan EYD.
Kekurangan : Tidak ada.

BUKU PEMBANDING
1. Dilihat dari aspek tampilan buku
Kelebihan : Cover buku cukup melukiskan tentang langit indah yang dihiasi
burung-burung
Kekurangan : Cover terlihat tidak seperti buku pendidikan ataupun
pepmbelajaran lainnya.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font :
Kelebihan : Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk
penggunaan font pada buku yang di review sudah sangat baik
Kekurangan : Tidak ada
3. Dari aspek isi buku
Kelebihan : Berisi informasi pembelajaran tentang kepemimpinan dan
pemimpin, yang menarik dan sangat bermanfaat.
Kekurangan : Susunan isi buku terutama pada bab 10 memiliki yang banyak
sekali sehingga membuat pembaca jenuh.
4. Dari aspek tata bahasa,
Kelebihan : Buku tersebut telah memiliki bahasa baku sesuai dengan EYD.
Kekurangan : Tidak ada
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat kami tarik kesimpulam bahwa sejarah umat
manusia sejak Adam hingga hari ini memperlihatkan bahwa sejak dahulu
hingga sekarang manusia hidup berkelompok dan dari kelompok – kelompok
tersebut lahir para pemimpin.Berbagai macam jenis pemimpin, misalnya
pemimpin bidang agama, pemimpin bidang kebudayaan, pemimpin bidang
pendidikan, pemimpin formal, pemimpin informal, pemimpin politik, pemimpin
perusahaan dimana mereka melakukan kerja kepemimpinan pada bidang
masing – masing. Kita juga dapat menyampaikan bahwa, secara logis kita
memahami jika ada seorang pemimpin berarti ada pula pihak yang dipimpin.
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari
pada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi.

B. Saran
Bahasa terlalu kaku sehingga sulit dipahami, ada beberapa kata yang dalam
penyusunan nya kurang enak untuk dibaca. Kami berharap adanya perbaikan
terhadap kesalahan yang terdapat pada buku ini. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai pemimpin dan kepemimpinan
pembuatan critical book review.
DAFTAR PUSTAKA

Purba, S. Cendana, W. Salamun, D. Kato, I. Hendra, J. Cecep, H. Karwanto.


Sianipar, P. (2021). Kepemimpinan Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Tersedia dari

Chaniago, A. (2017). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta Pusat: Lentera


Ilmu Cendekia. Tersedia dari

Anda mungkin juga menyukai