Anda di halaman 1dari 34

KEBIASAAN BELAJAR PJOK SECARA DARING PADA SISWA SMPN

11 TEBO

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
LEGIANTO
NIM.18086153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah menciptakan manusia dengan sempurna. Atas berkat rahmat Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan judul “ Kebiasaan belajar PJOK

secara daring pada siswa SMPN 11 TEBO “.

Dalam penyelesaian proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan

dari berbagi pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih, terutama

kepada Bapak Dr. Damrah, M. Pd., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan masukan dan saran kepada peneliti dengan penuh kesabaran serta

kesediaan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan beliau untuk

membimbing, mengarahkan, dan memberi dukungan sehingga proposal penelitian

ini dapat terselesaikan.

Padang, April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................4
C. Pembatasan Masalah.......................................................................................5
D. Rumusan Masalah............................................................................................5
E. Tujuan Penelitian.............................................................................................6
F. Manfaat Penelitian...........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................8
A. Kajian Pustaka.................................................................................................8
1. Proses belajar...............................................................................................8
2. Kebiasaan belajar.........................................................................................10
3. Hakekat pendidikan jasmani........................................................................16
4. Pembelajaran pendidikan jasmani...............................................................18
5. Pembelajaran daring....................................................................................20
B. Kerangka Konseptual......................................................................................21
C. Pertanyaan Penelitian......................................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................23
A. Jenis Penelitian Dan Sumber Data.................................................................23
1. Jenis penelitian.............................................................................................23
2. Sumber data.................................................................................................23
B. Tempat Dan Waktu Penelitian........................................................................23
C. Populasi Dan Sampel.......................................................................................24
1. Populasi........................................................................................................24
2. Sampel.........................................................................................................24
D. Instrument dan teknik pengumpulan data....................................................25
1. Instrument penelitian...................................................................................25
2. Teknik pengumpulan data............................................................................26
E. Teknik Analisis Data........................................................................................27
F. Definisi Operasional.........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandemi covid-19 yang terjadi di beberapa wilayah membuat

beberapa negara melakukan lock down secara besar-besaran. Data yang

terkonfirmasi sampai dengan tanggal 29 Juni 2020 bahwa terdapat 54.010

terkonfirmasi, 28.320 orang dalam perawatan, 22.936 orang sembuh dan

2.754 orang meninggal. Hal ini membuat pemerintah membuat peraturan-

peraturan yang berlaku untuk memutus mata rantai penularan covid 19.

Indonesia membuat PSBB (Pembatasan sosial berskala besar) yang

dilakukan di setiap daerah, kemudian melakukan pembelajaran daring atau

online di rumah (BDR/belajar dari rumah). Pandemi covid-19 membawa

keprihatinan pada penyelenggaran pendidikan dan pembelajaran di

sekolah. Kondisi paling berat dialami oleh sekolah yang berada jauh dari

perkotaan dengan akses internet dan sarana prasarana yang terbatas.

Terdapat empat kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan di masa

pandemi covid yakni ” 1) penguasaan internet yang terbatas oleh guru; 2)

kurang memadainya sarana dan prasarana; 3) terbatasnya akses internet; 4)

tidak siap dana pada kondisi darurat (Syah, 2020) ‘’. Pembelajaran online

di masa pandemi adalah bagian dari upaya meningkatkan kewaspadaan

terhadap penyebaran virus covid-19 menurut (Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2020). Meskipun persebaran virus di


2

Indonesia yang hingga bulan juli 2020 belum menunjukan penurunan,

namun sumbangan dunia pendidikan melalui pembelajaran online

memiliki peranan penting dalam mendukung upaya pemerintah dan

seluruh bangsa untuk menahan laju pertambahan jumlah penderita dan

korban covid-19.

Kesenjangan antara pembelajaran secara langsung dan secara

online (BDR) membuat perubahan dalam kegiatan belajar siswa.

Perubahan kebiasaan belajar seperti memanfaatkan perpustakaan sebagai

sumber belajar menjadi hanya memanfaatkan jurnal dari internet,

kemmudian berdiskusi secara tidak langsung atau hanya melalui sosial

media, pesan pribadi, sulit menulis daftar kegiatan belajar karena adanya

pekerjaan di rumah yang juga harus diselesaikan, sulitnya membuat

rencana belajar di rumah dan sebagainya. Kebiasaan belajar yang baik

yang dilakukan siswa meningkatkan kualitas diri siswa sebagai individu

yang memiliki kemampuan, kepribadian dan keterampilan dirinya. Dengan

kebiasaan belajar yang baik maka hasil yang dicapai juga akan baik.

Kebiasaan belajar dapat didefenisikan sebagai cara atau teknik yang

menetap pada diri siswa saat menerima pembelajaran, membaca buku,

mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan

(Magfirah, dkk 2015). Kebiasaan belajar adalah serangkaian perbuatan

seseorang secara berulang-ulang untuk hal yang sama dan berlangsung

tanpa proses berpikir lagi (Siagian, 2015). Aunurrahman (dalam Siagian,

2015) menjelaskan kebiasaan belajar adalah perilaku seseorang yang telah


3

tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam

aktifitas belajar yang dilakukannya.

Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar adalah kegiatan yang

dilakukan oleh individu secara berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu

dalam aktifitas belajar sehingga terbentuknya kebiasaan-kebiasaan belajar

yang positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar di rumah (BDR)

yang diberlakukan oleh pemerintah membuat siswa mencari cara baru,

gaya belajar baru, kebiasaan belajar yang dimodovikasi sedemikian rupa

sehingga mampu beradaptasi kembali dengan keadaan belajar dari rumah.

Slameto (dalam Siagian, 2015) menjelaskan bahwa kebiasaan belajar akan

mempengaruhi belajar itu sendiri, yang bertujuan untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan dalam belajar.

Ditinjau dari konten dan mata pelajaran yang diajarakan di sekolah

pada masa pandemi, dapat dikategorikan dalam dua kelompok. Kelompok

pertama adalah kelompok mata pelajaran yang didominasi oleh teori dan

sedikit praktis, sementara kelompok kedua didominasi oleh praktik denga

sedikit teori. Kedua kelompok ini sangat berbeda dalam pembelajaran

online. Pendidikan olahraga merupakan disiplin ilmu yang masuk kategori

kedua, dengan dominasi praktik pada aktivitas fisik. Dalam kurikulumn

2013 (K13) pendidikan olahraga di jenjang pendidikan dasar menyatu

dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga

(PJOK). Sejalan dengan itu maka hakikat pendidikan jasmani mencakup


4

semua unsur kebugaran, keterampilan gerak fisik, kesehatan, permainan,

olahraga, tari dan rekreasi (Qomarullah 2014).

Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

menurut Damrah (2018:78), secara sederhana, pendidikan jasmani

memberikan kesempatan bagi siswa untuk:

“1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan


dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan
perkembangan sosial. 2. Mengembangkan kepercayaan diri dan
kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan
mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. 3.
Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efesien dan
terkendali. 4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui
partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun
perorangan. 5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa
berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. 6. Menikmati
kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga”.

Gerak atau aktifitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk

mengenal dunia dan dirinya sendiri yang dialami berkembang searah

dengan perkembangan zaman. Selama ini terjadi kecendrungan dalam

memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek

kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya

aspek-aspek moral akhlak, budi pekerti, psikomotor serta life skill.

Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, penulis

menemukan hambatan dalam kegiatan pembelajaran PJOK secara online

di SMP Negeri 11 Kab,Tebo dan menemukan masih banyak guru yang

belum mahir dalam memberikan materi pembelajaran Penjasorkes secara


5

online di sekolah. Selain itu, banyak siswa yang terkendala masalah

jaringan serta media pembelajaran seperti handphone menjadikan siswa

yang mulanya melakukan pembelajaran praktik di sekolah berubah

menjadi pembelajaran praktik di rumah (BDR) dan merubah kebiasaan

siswa. Kemudian banyak siswa yang mengeluh karena terlalu banyak

tugas dan orang tua kesulitan dalam mendampingi kegiatan belajar

anaknya.

Dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah

siswa belum bisa melakukan perubahan kebiasaan belajar pjok secara

online di karenakan terkendala masalah media dan sarana dan prasarana

menjadikan siswa sulit beradaptasi dengan kebiasaan barunya, kemudian

kemampuan orang tua dalam membimbing anaknya belajar dirumah secara

daring serta belum guru mahir dalam memberikan materi pembelajaran

Penjasorkes secara online

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik

mengadakan penelitian berjudul: “Kebiasaan Belajar PJOK Secara Daring

Pada Siswa SMPN 11 Kab,Tebo”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan

sebagai berikut:
6

1. Sarana dan prasarana pembelajaran PJOK yang terbatas.

2. Kendala masalah jaringan saat pembelajaran online PJOK.

3.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang di temukan banyak masalah

yang muncul dalam penelitian ini. Untuk lebih menfokuskan penelitian maka

masalah penelitian ini di batasi sebagai berikut.

1. Kebiasaan belajar secara daring.

2. Pembelajaran PJOK daring.

D. Rumusan Masalah

Sesuai pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dapat

dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana kebiasaan belajar siswa kelas VII secara daring di SMPN 11

Kab. Tebo?

2. Bagaimana pembelajaran PJOK siswa kelas VII secara daring di SMPN 11

Kab. Tebo?

3. Bagaimana kebiasaan belajar secara daring yang baik dalam mata

pelajaran PJOK di kelas VII SMPN 11 Kab. Tebo?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang :


7

1. Mengetahui bagaimana kebiasaan belajar siswa kelas VII dalam mengikuti

pembelajaran PJOK secara daring di SMPN 11 Tebo.

2. Untuk mengetahui pembelajaran PJOK siswa kelas VII secara daring di

SMPN 11 Kab. Tebo.

3. Untuk mengetahui kebiasaan belajar secara daring yang baik dalam mata

pelajaran PJOK di kelas VII SMPN 11 Kab. Tebo.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian seperti yang telah dikemukakan

terlebih dahulu dan memperhatikan masalah penelitian, maka diharapkan

penelitian ini dapat bermanfaat:

1. Manfaat teoritis

Dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kebiasaan belajar siswa

secara daring pada mata pelajaran PJOK. Sedangkan bagi sekolah

penelitian ini dapat digunakan sebagai pilihan untuk mengetahui kebiasaan

belajar siswa. Dan bagi peserta didik setelah mengetahui kebiasaan belajar

diharapkan bahwa nantinya peserta didik dapat memiliki kesadaran

tentang betapa pentingnya kebiasaan belajar yang baik secara daring pada

mata pelajaran PJOK.

2. Manfaat praktis
8

Sebagai hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru,

maupun peneliti itu sendiri.

a) Siswa

Dapat meningkatkan kebiasaan belajar yang baik.

b) Guru

Sebagai bahan masukkan dalam melaksanakan kegiatan mengajar mata

pelajaran PJOK.

c) Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan keterampilan setelah mengetahui

kebiasaan belajar secara daring pada mata pelajaran PJOK.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Proses belajar

Belajar ialah sesuatu proses pergantian atau perubahan tingkah

laku selaku hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan- perubahan yang terjadi akan nyata dalam segala

aspek ialah aspek kognitif, aspek afektif, serta aspek psikomotor”. Oleh

sebab itu selaku seorang pendidik harus berupaya sebaik mungkin dalam

berbagai hal seperti tingkah laku, penampilan dan karakter. Kemampuan

modul, pemilihan model pendidikan, penggunaan bahasa, dan manajemen

kelas yang baik dan masih banyak yang lain. Semua itu dimaksudkan

untuk bisa memberikan motivasi serta menjadikan kebiasaan untuk selalu

belajar sebagai usaha dan bagian terpenting dalam diri partisipan didik.

Menurut Syah (2017) “Belajar adalah tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.”

Banyak orang berpendapat jika belajar adalah proses mencari ilmu.

Seperti yang di ungkapkan bahwa mencari ilmu dapat menghasilkan

perubahan sikap dan perilaku yang nantinya akan mengarahkan kearah

yang lebih baik dalam setiap diri manusia atau individu. Hasil interaksi

Antara individu dengan lingkungannya juga merupakan salah satu makna


10

dari belajar. Perubahan hasil belajar dapat bersifat continu, fungsional,

positif, aktif, dan terarah. Belajar dapat di lakukan secara sengaja maupun

tidak. Proses belajar dapat di tandai dengan aktifnya seseorang dalam

melakukan aspek mental yang suatu saat akan terjadi perubahan dalam

dirinya.

Dunia pendidikan sangat identik dengan proses pembelajaran.

Pembelajaran dengan kata dasar belajar sebenarnya merupakan proses

yang mencakup dua hal yaitu belajar itu sendiri dan mengajar. Proses

belajar biasanya dipusatkan pada kegiatan pembelajaran. Namun mengajar

merupakan kegiatan transfer ilmu yang diberikan oleh pengajar kepada

peserta didik. Dengan berjalannya waktu kegiatan pembelajaran dapat

dilakukan oleh seluruh pelaku pendidik baik guru maupun siswa.

Mengajar dan belajar sebagai proses saling mempengaruhi. Lebih

lanjut, mendefinisikan pelaksanaan pembelajaran sebagai situasi dimana

setiap pelajar atau guru harus bisa membuat strategi pengajaran dan

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar

secara aktif dan professional. Hal tersebut diartikan pembelajaran sebagai

sebuah cara untuk membuat siswa belajar.

Proses belajar dapat terjadi apabila terdapat interaksi Antara

pengajar dan sekitarnya. Dengan demikian belajar dapat dilakukan dimana

pun dan kapan pun. Saat terjadinya perubahan baik dalam sikap maupun

keterampilan dapat dikatakan bahwa seseorang telah mengalami proses

belajar. Biasanya proses belajar yang dilakukan di sekolah memiliki tujuan


11

agar dapat mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara teratur,

baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik..Pembelajaran

online pada semua jenjang pendidikan formal merupakan suatu upaya

yang nyata yang dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai

penyebaran Covid-19 (Kemendikbud, 2020). Penyebaran virus di

Indonesia hingga bulan September 2020 belum menunjukkan penurunan.

Namun pada sektor pendidikan melalui kebijakan pembelajaran online

memiliki dampak yang sangat penting dalam mendukung upaya

pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19.

2. Kebiasaan belajar

Keberhasilan belajar dapat ditempuh dengan kebiasaan belajarnya.

Penilaian prestasi belajar berfungsi untuk memantau kemajuan belajar,

hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar siswa

secara berkesinambungan. Adapun menurut Djaali (2014, h.23) faktor

yang mempengaruhi belajar ada dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari

dalam diri siswa (faktor internal) dan factor yang berasal dari luar diri

siswa (factor eksternal). Kebiasaan belajar yang efektif diperlukan oleh

setiap siswa dalam kegiatan belajarnya, karena sangat berpengaruh

terhadap pemahaman dan prestasi belajar yang akan diraih. Kebiasaan

belajar yang dimaksud yaitu cara mengikuti pelajaran, belajar mandiri di

rumah, belajar kelompok, cara mempelajari buku dan sikap dalam

menghadapi ujian.
12

Kebiasaan belajar juga dapat di artikan sebagai bentuk perubahan

kebiasaan lama menuju kebiasaan baru. Kebiasaan belajar biasanya juga

menjadi faktor penentu bagaimana kecenderungan belajar menjadi lebih

terarah dan teratur. Seperti bagaimana mengerjakan tugas dengan

konsisten, belajar membaca dengan baik, atau dengan metode seperti

sebagian atau semampunya dan atau secara keseluruhan materi,

mempelajari bagian yang sulit, membuat manajemen waktu belajar,

kerjakan atau jawab pertanyaan yang ada. Saling menghubungkan materi

lama dengan yang baru, jika peserta didik telah menerapkan proses belajar

atau kebiasaan belajar yang baik, dengan demikian hal tersebut akan

membantu peserta didik berkomunikasi dengan baik dan dapat lebih

mudah paham dengan materi dengan demikian dapat meningkatkan

prestasi.

a) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar siswa jelas mempengaruhi terhadap hasilnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam melaksanakan

praktek mata pelajaran penjas dapat kita lihat sebagai berikut.

1) Motivasi

Motivasi merupakan faktor penting agar kegiatan siswa

menjadi efektif dalam proses belajar. Motivasi juga berarti suatu

keadaan dalam diri individu untuk dapat menimbulkan aktifitas

mencapai suatu tujuan kebutuhan-kebutuhan dan doronganlah yang

membentuk motivasi. Pada saat siswa merasakan suatu kebutuhan


13

tidak terpenuhi, mereka digerakkan untuk melakukan pemenuhan

kebutuhannya.

Menurut Hakim (2007:26) mengemukakan pengertian

motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan

seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Dari kenyataan diatas dapat kita perjelaskan lagi bahwa

motivasi merupakan tindakan bertujuan. Begitu halnya dalam

praktek mata pelajaran penjas bahwa dalam mata pelajaran penjas

memiliki motif-motif seperti keinginan untuk mengembangkan

tubuh, keinginan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan

yang lebih maju untuk mencapai kesehatan dan kesegaran jasmani,

semuanya itu harus didorong.

2) Sikap

Sikap merupakan suatu kesadaran kompleks yang

menentukan perbuatan siswa yang dilakukan secara sadar.

Menurut Slameto (2010: 188) sikap adalah sesuatu yang

menyangkut pemahaman terhadap hal yang dipahami dan dapat

menentukan cara berinteraksi individu tersebut untuk merespon

sebuah situasi dalam kehidupannya.

Sejalan dengan pendapat Thaeb (dalam Robbins, 2016)

sikap ialah suatu pernyataan evaluatif, baik itu yang dapat


14

menguntungkan atau pun yang tidak menguntungkan mengenai

suatu objek, orang atau peristiwa itu sendiri.

b) Aspek kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar yang baik harus dilaksanakan oleh siswa.

Kebiasaan belajar yang baik akan lebih bermakna dan hasil belajar

yang baik dapat diperoleh sesuai dengan harapan. Menurut Nana

Sudjana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses

belajar, yaitu: (1) Cara mengikuti pelajaran; (2) Cara belajar mandiri di

rumah; (3) Cara belajar kelompok; (4) Mempelajari buku teks; dan (5)

Menghadapi ujian.

Kebiasaan belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada

seseorang dimana kebiasaan itu berlaku di sekolah maupun di rumah.

Kebiasaan belajar seseorang dapat dilihat dari bagaimana cara

mengikuti pelajaran di sekolah. Suatu cara yang dilakukan ketika

mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses

belajar. Dikatakan penting karena dalam proses belajar tersebut,

seorang siswa diberi bimbingan atau arahan dari guru tentang apa dan

bagaimana materi pelajaran dapat tersampaikan. Dalam mengikuti

proses pembelajaran di sekolah, kewajiban sebagai seorang siswa yaitu

mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh guru.

Selanjutnya, bagaimana kemampuan siswa dalam bertanya tentang

materi pelajaran. Oleh karena itu, cara-cara yang dilakukan ketika


15

mengikuti pelajaran sangat berpengaruh terhadap pembentukan

kebiasaan belajar yang baik.

Bentuk kebiasaan belajar seseorang juga dapat dilihat dari cara

belajarnya di rumah. Belajar mandiri di rumah merupakan kewajiban

bagi setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah adanya

kegiatan belajar yang teratur, misalnya memiliki jadwal belajar sendiri.

Bukan seberapa lama belajar yang dilakukan tetapi kebiasaan yang

teratur dalam melakukan belajar setiap harinya. Dalam aspek

kebiasaan belajar yang di rumah, metode belajar yang digunakan siswa

juga mempengaruhi dalam proses peningkatan pengetahuannya.

Seorang siswa itu mempunyai cara yang berbeda dalam melakukan

kegiatan belajar di rumahnya. Metode belajar seperti belajar pada

keseluruhan materi atau pada bagian-bagian tertentu saja. Demikian

pula dengan cara yang seperti apakah siswa itu belajar, misalnya

dengan menghafal materi, atau membaca dengan nada suara yang

tinggi, dan mengerjakan soal-soal latihan sebagai upaya untuk

menambah kemampuan. Cara belajar sendiri di rumah biasanya sering

menimbulkan kejenuhan. Oleh karena itu, perlu adanya variasi belajar

yaitu dengan cara belajar bersama dengan teman. Belajar kelompok

efektif dilakukan oleh seorang siswa karena dalam belajar kelompok

dapat memecahkan soal bersama. Banyak kegiatan yang bermanfaat

dalam belajar kelompok. Hal itu dapat memengaruhi peningkatan

kemampuan siswa.
16

Slameto, menjelaskan uraian kebiasaan belajar yang dapat

memengaruhi hasil belajar meliputi: (1) pembuatan jadwal dan

pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3) mengulangi

bahan pelajaran; (4) konsentrasi; dan (5) mengerjakan tugas.

Membuat catatan-catatan kecil merupakan cara yang efektif

dan efisien dalam belajar. Siswa tidak perlu mempelajari semua yang

ada di buku. Hal ini siswa belajar dengan membuat rangkuman dari

materi pelajaran, sehingga dapat menyingkat waktu dan dapat

mempelajari materi secara umum. Sementara, mengulangi materi

pelajaran juga merupakan cara yang sangat penting dalam belajar.

Ketika seorang siswa yang belum menguasai materi pelajaran, maka

siswa tersebut perlu adanya pengulangan (review) dalam belajar. Agar

dapat mengulang dengan baik maka perlu menyediakan waktu untuk

mengulang dan menggunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya.

Namun, dalam proses belajar, konsentrasi sangat memengaruhi

kegiatan belajar tersebut. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran

terhadap suatu hal. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang

dapat dilatih, bukan karena adanya bakat atau bawaan dari lahir.

Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan atau tidak

memikirkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya, hanya

memikirkan suatu hal yang dihadapi atau dipelajari serta yang ada

hubungannya saja.
17

Kebiasaan belajar seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang

tersebut mengerjakan tugas. Cara yang dilakukan seseorang dalam

mengerjakan tugas dapat berupa mengerjakan latihan-latihan yang ada

dalam buku atau soal yang diberikan guru. Agar siswa berhasil dalam

belajarnya, sebaiknya dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, siswa tersebut akan

bertanggung jawab dalam mengerjakan tugasnya di sekolah. Siswa

yang tidak membiasakan belajar dengan teratur, siswa tersebut akan

mengeluh apabila diberi tugas. Mencontek jawaban teman yang masih

menjadi kebiasaan seorang siswa jika tidak dapat menyelesaikan

tugasnya. Begitu pula dengan ketepatan waktu yang digunakan dalam

mengerjakan tugas. Batasan waktu yang diberikan guru, apakah siswa

mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang ditetapkan

atau tidak. Menunda waktu dalam menyelesaikan tugas merupakan hal

yang tidak baik dalam proses pembentukan kebiasaan belajar

3. Hakikat pendidikan jasmani

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sangat penting

diajarkan di sekolah-sekolah karena membantu siswa sebagai individu dan

makhluk social untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat agar terus

dapat melaksanakan tugasnya yaitu belajar dengan baik (JPJI, 2011:101).

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian

yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia.

Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak


18

manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan

tubuh-fisik dengan fikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh

perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan

aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang

tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan

perkembangan total manusia.

Pendidikan jasmani merupakan suatu bidang kajian yang luas.

Namun lebih memperhatikan peningkatan gerak manusia. Hal lain yang

terkandung dalam pendidikan jasmani yaitu aspek kognitif dan aspek

afektif. Kedua aspek tersebut saling berkaitan dalam upaya peningkatan

gerak. Peningkatan gerak manusia terjadi karena ada peran dari otak untuk

mencerna pengetahuan dan rangsangan dari luar, sedangkan aspek afektif

mendukung berjalannya penerapan pendidikan jasmani. Menurut J.S

Husdarta (2014: 142) menyatakan bahwa pendidikan jasmani diartikan

sebagai pendidikan melalui dan dari pendidikan jasmani. Pendidikan

jasmani menjadi salah satu media untuk membantu ketercapaian tujuan

pendidikan secara keseluruhan. Pembelajaran pendidikan jasmani

diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan sebuah

proses pendidikan yang menitikberatkan pada aktifitas fisik sehingga

mampu memperbaiki kualitas hidup individu, baik dalam hal fisik, mental,

emosional maupun intelegensi. Media utama dalam pembelajaran


19

pendidikan jasmani di sekolah yaitu gerak manusia. Akan tetapi,

pendidikan jasmani bukan sekedar pendidikan yang bersifat physical atau

aktivitas fisik tetapi mengandung tujuan pendidikan secara keseluruhan.

yaitu perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam diri

peserta didik.

4. Pembelajaran pendidikan jasmani

Pada dasarnya pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak

dapat dipisahkan satu dengan yang lain, dua kegiatan tersebut yaitu belajar

dan mengajar. Belajar menunjuk pada suatu kegiatan perubahan sikap dan

tingkah laku setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sedangkan

mengajar mengacu pada kegiatan penciptaan situasi yang merangsang

siswa untuk belajar (JPJI, 2011: 91).

Sukintaka dalam Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (2011: 91)

mengatakan bahwa pembelajaran mengandung pengertian bagaimana para

guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu, juga

terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Jadi di dalam

suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama, yaitu

pertama ada satu pihak yang memberi dan pihak yang lain menerima. Oleh

sebab itu, dalam peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi

edukatif.

Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar (Slameto, 2003:2)

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh


20

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi dengan lingkungan

agar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktivitas

dan prestasi.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa pembelajaran pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan

yang disusun secara sistematis melalui aktivitas jasmani sebagai media

mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan jasmani yaitu untuk

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan

berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan

tindakan moral.

Pembelajaran pendidikan jasmani (JPJI, 2011: 146) memberikan

kesempatan kepada peserta didik terlibat secara langsung dalam kegiatan

belajar mengajar melalui gerak manusia (human movement). Pada

dasarnya gerak merupakan aktivitas jasmani dasar yang dimiliki oleh

manusia. Gerak digunakan untuk mengeksplorasi diri dan memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran pendidikan jasmani

diharapkan dapat meningkatkan kemandirian peserta didik.

Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan pendidikan jasmani di

sekolah memiliki peran penting dalam pembentukan manusia seutuhnya.

Pendidikan jasmani tidak hanya membawa dampak positif bagi


21

pertumbuhan fisik peserta didik, melainkan juga perkembangan mental,

intelektual, emosional, dan sosial.

5. Pembelajaran daring

Menurut Moore (2011) Pembelajaran daring merupakan interaksi

dalam pembelajaran yang dilakukan secara virtual dengan bantuan akses

jaringan internet, konektivitas, fleksibilitas. Adapun menurut Kuantarto

(2017) Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan dengan

bantuan akses internet sehingga mahasiswa dan dosen dapat berinteraksi.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang interaksinya dilakukan

dalam ruang lingkup bantuan akses internet atau secara virtual.

Virus Covid-19 sudah menyebar ke seluruh belahan dunia sehingga

pemerintah memutuskan pembelajaran dialihkan menjadi daring. “Dampak

pandemi covid-19 mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan

perilaku manusia yang sifatnya lebih luas dalam jangka yang lebih

panjang. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia”

(Rosali, 2020). Sekolah memberikan kebijakan bahwa proses kegiatan

belajar dan mengajar hanya dapat dilakukan di rumah melalui

pembelajaran daring. Siswa dan guru dituntut untuk beradaptasi dengan

keadaan sekarang agar pembelajaran tetap terlaksana meskipun dalam

kondisi daring. Menurut Putria dkk (2020) Pembelajaran daring membawa

dampak kepada siswa yang membuat semangat dan antusias siswa

semakin hari semakin menurun, lama-kelamaan menjadi sangat jenuh dan


22

bosan. Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi saat siswa belajar di kelas

bersama teman-temannya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat

disimpulkan dampak covid-19 pada proses belajar di sekolah yaitu

pemerintah mengambil kebijakan proses pembelajaran dilakukan di rumah

melalui pembelajaran daring. Pembelajaran daring memberi dampak pada

siswa yaitu semangat dan antusias siswa dalam pembelajaran semakin

menurun, membuat para siswa menjadi jenuh dan bosan.

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan masalah yang dikemukakan yaitu kebiasaan belajar siswa

kelas VII dalam mengikuti pembelajaran PJOK secara daring di SMP N 11

Kab. Tebo terdapat beberapa factor pendukung untuk meningkatkan kebiasaan

belajar siswa dalam pembelajaran daring. Demikian dapat dilihat dalam

kerangka konseptual dibawah ini :

Kebiasaan belajar
siswa Terhadap
keaktifan secara
daring
Pendidikan jasmani
olahraga dan
kesehatan
Sikap siswa
terhadap praktek
pembelajaran
daring

Bagan studi kasus tentang kebiasaan belajar siswa dilihat dari segi

keaktifan dan sikap siswa dalam mata pelajaran PJOK secara daring.
23

C. Pertanyaan Penelitian

Agar memudahkan dan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan

untuk lebih terarahnya penelitian ini agar sesuai dengan latar belakang

masalah yang dikemukakan maka dimunculkan pertanyaan :

1. Bagaimana kebiasaan belajar siswa dilihat dari keaktifan di SMP N 11

Kab. Tebo terhadap pembelajaran PJOK secara daring?

2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran PJOK secara daring?


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sumber data

1. Jenis penelitian

Penelitian merupakan suatu pencarian pengetahuan melalui metode

penemuan masalah dan dilakukan secara sistematis dan objektif

(Saptutyningsih & Setyaningsih, 2020: 1). Jenis penelitian yang digunakan

peneliti ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini

diterapkan pada suatu kejadian atau peristiwa yang kemudian yang

dijabarkan dalam bentuk jumlah atau kuantitas (Saptutyningsih &

Setyaningsih, 2020: 6). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan

adalah metode survey, adapun teknik pengambilan data menggunakan

kuesioner (angket).

2. Sumber data

Data yang diperoleh bersumber dari hasil jawaban angket yang

diberikan kepada siswa yang telah terpilih menjadi sampel.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Perencanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2022 dan

berlokasi di SMPN 11 Kab. Tebo


25

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2015: 117). Penelitian ini akan menggunakan populasi siswa kelas VII

SMPN 11 Kab. Tebo yaitu kelas VII A, VII B, dan VII C yang berjumlah

66 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian Siswa kelas VII SMPN 11 Kab. Tebo

No Kelas Jumlah
1. VII.A 22
2. VII.B 22
3. VII.C 22
Jumlah 66

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Sampel dari penelitian ini

adalah keseluruhan siswa kelas VII SMPN 11 Kab. Tebo.

Dalam penelitian ini kelas yang dijadikan sampel adalah penelitian

populasi yaitu kelas VII A, B dan C SMPN 11 Kab. Tebo sejumlah 66

siswa.
26

D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat ukur yang digunakan

penelitian, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena (variable)

yang diamati. Instrument penelitian pada penelitian kuantitatif yang

ditekankan adalah kualitas instrument penelitian tersebut berkenaan

dengan validitas dan reliabilitas instrument serta kualitas pengumpulan

datanya (Sugiyono, 2013: 222). Instrument penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner yang dibuat sendiri oleh

peneliti. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk menghasilkan data yang akurat, yaitu dengan menggunakan skala

likert. Sugiyono (2013: 93) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah

ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis

instrumen angket atau kuesioner dengan pemberian skor, sebagai berikut:

1. SS = Sangat Setuju diberi skor 5

2. S = Setuju diberi skor 4

3. RG = Ragu-ragu diberi skor 3

4. TS = Tidak setuju diberi skor 2

5. ST = Sangat tidak setuju diberi skor 1


27

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan, peneliti

menyusun rancangan kisi-kisi angket, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi Angket Kebiasaan Belajar

No Variabel Indikator
1. Cara mengikuti pelajaran
2. Cara belajar mandiri
3. Cara belajar kelompok
1 Kebiasaan belajar
4. Cara mempelajari buku
pelajaran
5. Cara menghadapi ujian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data (Sugiyono 2015: 308). Metode penelitian data dalam penelitian ini

menggunakan metode survei yang teknik pengambilan data menggunakan

angket. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dirasa lebih praktis

dan efisien karena dalam waktu yang singkat peneliti dapat memperoleh data

dari responden. semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi

kebiasaan belajar siswa kelas VII dalam mengikuti pembelajaran PJOK secara

daring di SMPN 11 Tebo. Teknik pengumpulan datanya sebagai berikut:

a. Peneliti meminta daftar nama siswa kelas VII SMP N 11 Tebo.

b. Peneliti menghitung jumlah siswa kelas VII SMP N 11 Tebo.

c. Peneliti memberikan Angket penelitian dan memohon bantuan untuk mengisi

angket tersebut.

d. Peneliti mengambil angket setelah diisi secara lengkap.


28

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis

deskriptif, yaitu suatu teknik untuk mengungkapkan data dan memaparkan

pendapat dari responden berdasarkan jawaban dari instrumen penelitian yang

telah diajukan oleh peneliti. Dari data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan analisis data secara deskriptif, yaitu dengan cara memaparkan

secara objektif dan sistematis situasi yang ada di lapangan. Sedangkan

perhitungan dalam angket menggunakan deskriptif persentase. Cara

perhitungan analisis data mencari besar frekuensi relative persentase. Dengan

F
rumus sebagai berikut: P= × 100 %
N

Keterangan:

P = Persentase yang dicari ( frekuensi relative )

F = Frekuensi penguatan

N = Jumlah responden

G. Definisi Operasional

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berupa bentuk apa

saja bisa juga sebagai objek yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga

memperoleh informasi tentang hal tersebut (Sugiyono, 2013: 38). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, antara lain :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).


29

Dalam penelitian ini variabel bebas, yaitu kebiasaan belajar siswa kelas

VII.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat penelitian

ini, yaitu Pembelajaran PJOK Secara Daring di SMPN 11 Tebo.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Abied, Muhammad dan Indiyarsa. 2021. Identifikasi Proses Pembelajaran PJOK


secara Daring di SMAN-Kab.Mojokerto pada Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 9(2)
Aunurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Damsi, 2018."Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap hasil Belajar Pendidikan


Agama Islam Kelas X di SMAS Taman Siswa Teluk Betung".
Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan Lampung

Efendi, Yuhendar dkk. 2021. Persepsi Peserta Didik terhadap Pembelajaran PJOK
secara Daring pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu
Keolahragaan UNDIKSAH 9(3):136-142
Hari Dwi Subekti. (2007). “Minat Siswa SMA N 4 Yogyakarta Terhadap
Kegiatan Ekstrakurikuler Softball. Skripsi. FIK. UNY

Laraswati, 2017. "Minat Siswa Kelas Vlll dalam Mengikuti Pembelajaran PJOK
di SMP N 2 Godean Kab. Sleman DIY". Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Miftahul, Diar dkk. 2021. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu.
5:3378-3384.

Nana Saodih Sukamadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Rosdakarya, 2012

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2011
Ramli, Ayufiah dkk. 2021. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar
Siswa di Kelas V SD Inpres 17 Bajoe. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Sekolah Dasar. 1(2)

Ribowo, Septian dan Eko. 2020. Proses Belajar Mengajar PJOK di Masa Pandemi
Covid-19. Journal STAND:Sports and development.1(2).

Septianingrum Sunaryo. (2016). ”Minat Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran


Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 2 Tempel Kab. Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta”. Skripsi. FIK. UNY.
31

Sugiyono.(2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Zarkasih, A. 2008. Studi Kasus tentang Kebiasaan Belajar Siswa dalam Mata
Pelajaran Penjas pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Rantau
Pandan Kab. Bungo Prov. Jambi. Skripsi. Padang: Universitas
Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai