Anda di halaman 1dari 19

Mini Riset Statistika Dasar

“KESULITAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING di SEKOLAH


DASAR KETIKA MASA PANDEMI”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

ANANDA ANUGRAH PUTRI

(4191111051)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah riset ini.
Penulisan makalah mengenai KESULITAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DARING di SEKOLAH DASAR KETIKA MASA PANDEM ini kami buat
dimaksudkan untuk melengkapi tugas mata kuliah Statistika Dasar yang diampu oleh
bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
masih banyak kekurangan baik dari isi maupun dari segi penulisannya.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 10 Mei 2021


Penulis

Ananda Anugrah Putri


4191111051

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 4
C. TUJUAN................................................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 5
A. LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN DARING DI SD ................................ 5
BAB 3 DATA DAN KONDISI PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH
DASAR ......................................................................................................................... 9
A. DATA DAN KONDISI ......................................................................................... 9
BAB 4 PENUTUP ...................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 13
B. SARAN................................................................................................................ 13
DAFTRA PUSTAKA ................................................................................................. 14

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada awal tahun 2020, terjadi penyebaran virus Covid-19. Virus ini pertama kali
ditemukan di kota Wuhan China pada desember 2019. Virus ini merupakan virus RNA
yang menyerang saluran pernapasan. Gejala yang ditimbulkan dari virus ini adalah
demam, batuk serta sesak napas. Pertanggal 2 maret 2020, virus ini telah menginfeksi
90.308 orang (Yuliana, 2020). Sekarang ada lebih dari empat juta kasus COVID-19 di
seluruh dunia. Kasus ini berdampak pada kegiatan ekonomi dan pendidikan, dimana
semua sekolah dan perkantoran ditutup.

Covid-19 berdampak buruk bagi masayakat dalam bidang social, konomi dan
pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan
Surat Edaran pada tanggal 24 Maret 2020 Nomor 4 Tahun 2020 Tentang pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran
tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran
daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara
lain mengenai pandemi Covid-1 (Menteri Pendidikan, 2020).

E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan dengan bantuan


media eloktronik seperti deskptop, laptop, atau smart phone yang dimiliki oleh guru dan
siswa/orang tua siswa sehingga proses pembelajaran tetap berlangsung (Rizqullah,
2020). Elyas (2018), mendefinisikan pembelajaran daring atau e-learning merupakan
pembelajaran yang dilakukan menggunakan teknologi yang terhubung dengan internet.
Materi, Silabus, dan kurikulum bias diakses oleh semua siswayang terhubung ke
internet dengan kualitas yang sama. Pembelajaran daring juga melibatkan banyak
interaksi antara siswa dan guru. Mailing list, e-newsletter dan web pribadi biasanya
digunakan untuk melakukan pembelajaran daring/online.

E-Learning memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengelola


pembelajaran,seperti pemberian materi, pengumpulan tugas dan melihat nilai. Dengan
adanya e-learning ini, siswa menjadi lebih mudah berinteraksi satu sama lain dalam
proses belajar mengajar saat diterapkannya pembelajaran daring/ pembelajaran jarak

4
jauh. Selain itu, sistem pendidikan menjadi lebih inovatif dan mengikuti perkembangan
zaman di era revolusi industri 4.0 ini (Mubarok et al., 2018). Dalam melakukan kegiatan
pembelajaran di rumah, ada beberapa aplikasi yang digunakan yaitu zoom, ruang guru,
class room, google doc, google from, maupun melalui grup whatsapp. Kegiatan belajar
dapat berjalan baik dan efektif sesuai dengan kreativitas guru dalam memberikan materi
dan soal latihan kepada siswa, dari soal-soal latihan yang dikerjakan oleh siswa dapat
digunakan untuk nilai harian siswa.

Menurut (Pardede, 2011) e-learning memiliki kelebihan bagi guru dan siswa yaitu:

a. Fleksibel
b. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-
buku)
c. Para siswa dan guru dapat menggunakanmateri pembelajaran sesuai perencanaan
yang didesain secara terorganisir, sehingga kualitas pembelajaran meningkat.
d. Para siswa dan guru dapat mengakses e-learning ada internet kapanpun dan
dimana pun

Namun dibalik kelebihan yang ditawarkan, e-learning juga mempunyai kendala


dalam penerapannya. Menurut (Ni’mah, 2016) kendala dari E-learning ini, yaitu :

a. Listrik bisa padam ketika sedang mengakses program pembelajaran.


b. Belum tersedianya fasilitas internet secara merata dan juga jaringan internet
yang buruk
c. Komitmen dari orangtua yang tidak menentu
d. Mahasiswa/siswa yang sulit belajar dengan cara ini
e. Kesalahpahaman antara dosen/guru dan mahasiswa

Mulai dari pendidikan tingkat Sekolah Dasar, menengah Pertama, Menengah


Atasasamapi perguruan tinggi terkena dampak dari penutupan sekolah. Siswa merasa
terbebani dengan adanya tugas-tugas yang menumpuk. Tidak semua siswa terbiasa
dengan pembelajaran online dan juga tidak semua siswa memiliki sarana dan prasarana
yang menunjang untuk melakukan pembelajaran secara online. Para siswa ingin sekolah
segera dibuka dan bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konvensional.
Selain itu, orang tua juga harus extra membagi waktu untuk mendampingi putra

5
putrinya selama pembelajaran daring ini. Padahal tidak semua orang tua bisa
menyediakan perangkat teknologi untuk pembelajaran online, mereka juga ada yang
tidak tahu cara menggunakan aplikasi belajar online untuk mendampingi anaknya. Para
pendidik juga mengalami dampak yang sama. Pendidik harus mengubah silabus dan
juga membuat pembelajaran yang efektive untuk anak didiknya selama pandemic
(Purwanto et al, 2017).WHO menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan untuk memutuskan membuka kembali sekolah. Pertama, diperlukan
pemahaman yang jelas tentang transmisi COVID-19 saat ini dan tingkat keparahan virus
pada anak-anak. Kedua, epidemiologi COVID-19 di mana letak sekolah secara
geografis perlu dipertimbangkan. Ketiga, kemampuan untuk mempertahankan tindakan
pencegahan dan kontrol COVID-19 dalam lingkungan sekolah. Ketika merefleksikan
keputusan untuk membuka kembali sekolah, pemerintah daerah harus menilai kapasitas
sekolah untuk mempertahankan langkah-langkah infeksi, pencegahan dan pengendalian
covid-19 ini (WHO,2020)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Covid-19


2. Apa dampak negatif pandemi Covid-19 terkhusus pada pendidikan ditingkat SD
N 091628 Bandar Buntu
3. Apa Yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran Daring terkhusus pada
siswa SDN 091627 Bandar Buntu

C. TUJUAN

1. Memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Statistika Dasar yang diampu oleh bapak
Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd.
2. Mengetahui apa itu Covid-19 dan dampak negatifnya dari adanya pandemi
tersebut pada pendidikan ditingkat sekolah dasar
3. Mengetahui apa saja kendala yang terjadi pada proses pembelajaran secara
daring terkhusus bagi siswa Sekolah Dasar

6
BAB 2
LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH DASAR

A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Online
a. Pembelajaran Online
Menurut Mieke dan Nyoman (2019:136) pengertian belajar
adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam
dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran
berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Upaya dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siswa diikuti denan
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan model suatu
pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Kegiatan pemilihan, penetapan, dan pengembangan model tersebut
didasarkan pada kondisi pembelajaran yang tersedia.
Berdasarkan pernyataan tersebut, pembelajaran mempunyai
hakekat perencanaan atau disebut juga perancangan sebagai upaya
dalam melaksanakan indakan pembelajaran pada siswa, maka
itulah sebabnya siswa dalam kegiatan belajar tidak hanya
berinteraksi dengan guru yang merupakan salah satu sumber
belajar, namun juga berinteraksi dengan semua sumber belajar

7
yang memungkinkan untuk dipakai guna memperoleh tujuan
pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Menurut Saifuddin dan Idham (2017:9) pembelajaran
melibatkan sejumlah komponen dalam kegiatannya. Komponen-
komponen tersebut bertujuan untuk mencapai suat standar akhir
yang diinginkan, yitu kompetensi minimal yang seharusnya
dimiliki oleh seorang lulusan pada jenjang pendidikan tertentu.
Kompetensi tersebut diatur dalam suatu standar isi yakni memuat
sejumlah materi minimal yang harus dikuasai oleh murid.
Prinsip pembelajaran juga diatur dalam Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 antara lain:
1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
8. Pendekatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik dan
keterampilan mental.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat.
10. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di
masyarakat.
11. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

8
2. Pembelajaran Online
Pengertian pembelajaran online atau E-learning menurut Numiek
(2013:92) adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan
didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning
mempunyai karakteristik yaitu interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan
pengayaan (Rusman dkk, 2011: 264). Pembelajaran online juga dapat
didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan
dibidang pendidikan dalam bentuk dunia maya.
Pembelajaran online pada hakekatnya merupakan suatu pembelajaran
yang menggunakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
menyalurkan kegiatan pembelajaran antara guru dengan siswa. Penggunaan
pembelajaran online bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
transparansi, dan akuntabilitas pembelajaran.
Pembelajaran online merupakan suatu model yang memusatkan
siswa dalam pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan siswa dituntut untuk
belajar secara mandiri dan memiliki tanggung jawab terhadap setiap proses
pembelajarannya, karena pembelajaran online dapat dilaksanakan di mana
saja dan kapan saja tergantung dengan alat yang tersedia. Melalui
pembelajaran online siswa siswa dapat menggali informasi dan matei
pembelajaran sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan oleh guru.
Penerapan pembelajaran online dilakukan melalui beberapa macam
media online. Media tersebut digunakan dengan tujuan agar materi dapat
tersampaikan kepada siswa. Macam-macam media pembelajaran online
antara lain:
1. Pembelajaran berbasis E-learning
Menurut Faridatun (2017:2) E-learning merupakan metode
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi (IT) berbasis web
yang dapat diakses dari jarak jauh sehingga pembelajaran yang dilakukan
tidak hanya terpaku dalam ruang kelas dan dalam jam tertentu saja tetapi
juga dapat akukan kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran ini
merupakan inovasi baru dalam pendidikan di mana memberi peran dan
fungsi yang berpengaruh terhadap dunia pendidikan.
2. Video

9
Penggunaan video dalam menyampaikan materi kepada siswa
merupakan suatu inovasi guru dalam pembelajaran. Penerapan video
pembelajaran akan membantu guru dalam penyampaian bahan ajar, dan
efektif digunakan pada masa pandemi Covid19 ini. Guru tidak harus
bertatap muka langsung dengan siswa dalam menyalurkan materi, namun
guru hanya membuat suatu interaksi dari pembuatan video untuk
ditujukan kepada siswa lalu akan mempelajarinya.
Menurut Hamdan Husein (2020:78-79) pada penerapan video
pembelajaran atau mata kuliah dalam hal ini menerapkan video untuk
siswa ekolah dasar dapat dilakukan dengan 4 (empat) tahap, antara lain:

a. Tahap Pra Produksi


Tahap ini merupakan aktivitas awal sebelum perekaman
video, pada tahap ini juga penting dilakukan untuk
mempersiapkan pembuatan video yang sesuai dengan
harapan (Labasariyani dan Marlinda, 2014:95).kanjajaj
b. Tahap Produksi (perekaman)
Tahap produksi merupakan tahap proses shooting atau
pengambilan gambar, merekam suara, dan memotret objek
yang diperlukan dalam memproduksi sebuah video
pembelajaran atau tutorial (Asmara, 2015:166). Kegiatan
merekam ini dapat dilakukan di dalam rumah atau indoor
shooting bertujuan agar terhindar dari suara bising dari
luar, mengoptimalkan penataan pencahayaan lampu, serta
memudahkan Pembuatan video itu sendiri. Alat perekam
yang digunakan guru dalam pembuatan video dapat
dengan kamera smartphone/handphone ataupun dengan
kamera modern lainnya.
c. Tahap Purna Produksi (penyelesaian)
Tahap ini merupakan tahap dimana hasil rekaman video
diedit supaya lebih bagus sesuai dengan skrip yang telah
disusun (Fajar, 2017:13-14). Pengeditan dilakukan untuk

10
tampilan gambar pada setiap susunannya, mengedit suara
pada video agar lebih jelas, tampilan video dapat diberi
teks, gambar ilustrasi, dan juga panah petunjuk.
d. Tahap Implementasi
Menurut Hamdan Husein (2020:7) penerapan video
pembelajaran sebagai media belajar pada masa pandemi
Covid19 ini dapat dilakukan dengan cara membagikan
video tersebut melalui WhatsApp Group kelas siswa dan
Google Classroom. Kemudian memberikan bimbingan
kepada siswa seputar kegiatan yang dilakukan dalam
pembelajaran seperti berdiskusi tentang isi video,
mempraktikkan materi video, dan membuat produk media
pembelajaran yang inovatif berdasarkan materi yang telah
dijelaskan melalui video tersebut.

3. WhatsApp Group

Aplikasi WhatsApp merupakan salah satu media komunikasi yang


dalam penggunaannya harus melalui install terlebih dahulu pada smartphone,
berfungsi sebagai alat komunikasi berupa chat dengan mengirimkan pesan
baik itu pesan teks, gambar, video, maupun telpon. Penggunaan WhatsApp
membutuhkan paket data dalam kartu telpon pemilik smartphone (Suryadi
Dkk, 2018:5).
Salah satu manfaat dari penggunaan aplikasi WhatsApp yakni dapat
melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan fitur voice
note. Pada kegiatan ini siswa dan guru dapat bergabung dalam satu grup
tertentu dalam aplikasi WhatsApp, pembelajaran jarak jauh dapat terjadi jika
guru tidak bisa mengajar secara langsung. Guru membagikan materi kepada
siswa melalui fitur Group tersebut atau hanya sekedar memberikan
pengumuman/pemberitahuan. Selain dengan voice note, guru juga dapat
membagikan materi berupa teks microsoft word atau pdf, foto, maupun
video.

11
Media sosial WhatsApp juga bisa digunakan untuk berdiskusi, baik
guru dengan siswa maupun antar siswa dengan siswa lainnya. Pembelajaran
ini dapat dimulai ketika guru memberikan materi pelajaran kepada siswa
yang terdapat dalam grup, lalu guru memberi arahan pada siswa untuk
mengerjakan soal tersebut. Siswa juga bisa memberikan pendapatnya yang
disertai nama dan nomor absensi sebagai identitas agar guru dapat memberi
penilaian terhadap semua siswa yang berpartisispasi di dalam grup tersebut.
3. Pandemi Covid-19
Pandemi merupakan salah satu level penyakit yang berdasarkan
penyebarannya. Pada umumnya terdapat tiga level penyakit yang dikenal
dalam dunia epidemiologi, yakni endemi, epidemi, dan pandemi. Ketiga
level penyakit tersebut masing-masing defininya diberikan oleh Centre for
Disease Control and Prevention (CDC). Sedangkan endemi adalah kehadiran
konstan suatu Penyakit menular pada suatu populasi dalam cakupan wilayah
tertentu. Epidemi adalah pertambahan angka kasus penyakit, biasanya secara
tiba-tiba, di atas batas normal yang diprediksi pada opulasi di suatu area.
Pademi adalah epidemi yang sudah menyebar ke beberapa negara dan benua
dengan jumlah penularan yang masif (Tahrus, 2020:07).
Covid19 atau coronavirus merupakan suatu virus dengan RNA strain
tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Virus jenis ini masuk pada
golongan ordo Nidovirales dari keluarga Coronaviridae. Coronavirus
tersusun membentuk struktur seperti kubus dengan protein S yang berlokasi
di permukaan virus. Protein S atau disebut juga spike protein merupakan
salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk
penulisan gen. Protein S berperan dalam penempelan dan masuknya virus ke
dalam sel host, yakni interaksi protein S dengan reseptornya pada sel inang.
Covid19 sensitif terhadap panas dan secara efektif diinaktifkan oleh
desinfektan yang mengandung klorin, pelarut lipid dengan pengaturan suhu
56 derajat Celcius dalam waktu 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat,
deterjen non-Ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Zat kimia jenis
klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus corona (Yuliana,
2020:02).

12
Virus corona biasanya menginfeksi hewan, lalu bersirkulasi pada
tubuh hewan. Coronavirus menyebabkan timbulnya penyakit berat pada
hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing, dan ayam. Biasanya virus ini dibawa
atau carier patogen kemudian bertinda sebagai vektor untuk penyakit
menular tertentu oleh Hewan liar seperti kelelawar, tikus bambu, unta, dan
musang.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sebuah
perencanaan yang berisi mengenai rangkaian kegiatan yang disusun
sedemikian rupa guna mencapai tujuan pendidikan tertentu (Ahmadi,
2011:10). Strategi pembelajaran digunakan pada hakekatnya merupakan
sebuah rancangan yang digunakan pendidik atau lembaga pendidikan yang
bertujuan untuk mensukseskan capaian pendidikan tertentu. Hasilnya akan
mempengaruhi seberapa jauh siswa mendapatkan ilmu yang diajarkan.
Terdapat dua hal yang perlu dicermati mengenai definisi strategi
pembelajaran, antara lain: (Ahmadi, 2011:12)
a. Strategi pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
penggunaan metode belajar dan kegiatan memanfaatkan sumber daya
tertentu dalam pembelajaran.
b. Strategi yang disusun guna meraih suatu tujuan, penyusunan strategi
pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Supaya dapat melaksanakan strategi pembelajaran dengan efektif
terdapat beberapa unsur stategi dasar, antara lain:
1. Menentukan spesifikasi dari kualifikasi perubahan tingkah laku,
tujuan selalu dijadikan sebagai pedoman dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran.
2. Memilih pendekatan pembelajaran yakni suatu cara dalam
menyampaikan apa yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
3. Memilih dan menetapkan metode, teknik, dan prosedur
pembelajaran. Metode yakni cara yang dipilih utnuk
menyampaikan bahan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Teknik yaitu cara untuk melaksanakan metode dengan sarana

13
pnunjang pembelajaran yang telah ditentukan dengan
memperhatikan kcepatan dan ketepatan belajar. Kemudian
merancang penilaian, remidial, dan pengayaan.
Menurut Nurdyansyah (2015:51-53) terdapat strategi dan ciri-ciri
pengajaran dalam menghadapi modalitas belajar siswa, strategi pembelajaran
ini menghadapi belajar siswa secara visual antara lain:
a. Menggunakan materi visual seperti gambar, diagram, dan peta.
b. Mengunakan warna untuk menandai hal-hal yang penting.
c. Dirangsang untuk membaca buku-buku ilustrasi.
d. Menggunakan multimedia.
e. Mendorong anak mengilustrasikan imajinasinya dan gambar.
5. Hasil Belajar
Menurut Slameto (2010:72) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yakni sebagai berikut:
1. Faktor internal, terdiri dari dua aspek yaitu faktor
fisiologis dan faktor Psikologis.

2. Faktor eksternal, terdiri dari dua aspek yaitu sosial dan


non sosial. Aspek sosial meliputi faktor lingkungan
keluarga, faktor lingkungan pendidikan fomal, dan faktor
masyarakat. Sedangkan aspek non sosial yakni keadaan
alam, tempat belajar, dan alat-alat belajar.

14
BAB III

DATA DAN KONDISI PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH DASAR

Data dan kondisi

Berdasarkan wawancara melalui telepon yang dilakukan dengan tujuan untuk


mempedalam data yang diperoleh, berikut hasil dari wawancara dengan salah satu
guru di SDN 091628 Bandar Buntu “Semenjak munculnya pandemi Covid-19 di
Indonesia, bahkan sudah sampai diwilayah sini (SD Negeri 091628 Bandar Buntu)
banyak dampak yang saya rasakan ketika proses pembelajaran daring dilakukan,
salah satunya adalah pembuatan RPP yang bersistem daring, saya (guru) dituntut
untuk mampu melakukan pembelajaran daring. Persiapan saya (guru) untuk
melakukan pembelajaran daring sangat kurang maksimal”

Selain itu, damapak yang dirasakan oleh guru di SD N 091628 Bandar Buntu
adanya keterbatasana fisik yang sulit mengkomunikasikan materi pada siswa.
Karena kondisi psikologis dan kognitif siswa yang berbeda-beda. Hal ini
meskipun sudah dengan penggunaan via zoom agar guru dan murid dapat berinteraksi
secara tatap muka.

Meskipun demikian adanya, dapat diambil manfaat fari dampak pandemic


ini oleh guru. Hal ini berdasarkan wawancara bahwa : “Akan tetapi ada dampak
positif yang dapat diambil oleh para guru, dampak positif yang dimaksud adalah para
guru bisa menjadi lebih kreatif dalam penggunaan media pembelajaran yang
berbasis teknologi.”

Penyebaran coronavirus ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia


ekonomi yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia
pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia
dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga
terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik yang tidak
bisa melaksanakan proses pembelajaran berlangsung di sekolah.

Adapun kerugian siswa pada proses penilaian yaitu, ada kerugian yang
mendasar bagi para murid ketika terjadi penutupan pada sekolah. Banyak juga
kegiatan ujian sekolah maupun ujian negara yang mestinya dapat dilakukan oleh para

15
murid pada kondisi normal, sekarang dengan mendadak karena dampak Covid-19,
maka ujian tersebut dibatalkan ataupun ditunda. Penilaian internal bagi sekolah
mungkin dianggap kurang, akan tetapi bagi keluarga murid informasi penilaian
murid itu sangatlah penting. Ada yang menganggap hilangnya informasi penilaian
murid juga sangat berarti bagi keberlangsungan masa depan murid. Misalkan saja
target-target skill maupun keahlian tertentu yang mestinya tahun ini mendapatkan
penilaian, sehingga berdampak untuk tahun yang akan datang.

Dampak ini juga sudah terjadi terhadap orang tua yaitu mengenai kendala
yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya untuk pembelian
kuota internet juga bertambah, pada teknologi online memerlukan koneksi jaringan
ke internet dan kuota, oleh karena itu tingkat penggunaan kuota internet akan
semakin bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Hal ini
sependapat dengan Syaharudin (Handayani et al., 2020) yang menyatakan bahwa
dampak yang muncul saat pembelajaran daring berkaitan dengan masalah teknis
maupun proses pembelajaran itu sendiri, antara lain mahalnya harga kuota internet,
akses sinyal yang tidak lancar, kurangnya pengetahuan dalam pengoperasian aplikasi
belajar daring, hingga kurangnya partisipasi siswa saat pembelajaran daring
berlangsung sehingga pembelajaran

Secara spesifik, kendala yang dialami orang tua dalam mendampingi anak
belajar dirumah di masa pandemi Covid-19 akan dijabarkan dibawah ini. Kurangnya
Pemahaman Materi Oleh Orang Tua Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa
pemahaman meteri oleh orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah dimasa
pandemi ini menjadi kendala dalam pelaksanaannya, ditunjukkan dengan hasil
wawancara kepada orang tua yang menyatakan bahwa menyampaikan ilmu kepada
anak usia dini tidaklah mudah dan membutuhkan latihan khusus. Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa selama pembelajaran
dirumah atau daring, banyak orang tua yang kurang dalam memahami materi yang
diberikan oleh pihak sekolah atau guru orang, orang tua menganggap tugas yang
diberikan terlihat sulit sehingga mereka sulit untuk menyampaikannya kepada
anaknya.

16
Dampak yang dapat dirasakan oleh guru yaitu tidak semua mahir dalam
menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran,
beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau
fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan dan
pelatihan terlebih dahulu. Jadi, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan
pembelajaran sangat dibutuhkan. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua
harus terjalin dengan lancar.

BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pandemi merupakan salah satu level penyakit yang berdasarkan penyebarannya.
Pada umumnya terdapat tiga level penyakit yang dikenal dalam dunia epidemiologi,
yakni endemi, epidemi, dan pandemi. Ketiga level penyakit tersebut masing-masing
defininya diberikan oleh Centre for Disease Control and Prevention (CDC). Sedangkan
endemi adalah kehadiran konstan suatu Penyakit menular pada suatu populasi dalam
cakupan wilayah tertentu. Epidemi adalah pertambahan angka kasus penyakit, biasanya
secara tiba-tiba, di atas batas normal yang diprediksi pada opulasi di suatu area. Pademi
adalah epidemi yang sudah menyebar ke beberapa negara dan benua dengan jumlah
penularan yang masif (Tahrus, 2020:07).

17
Covid19 atau coronavirus merupakan suatu virus dengan RNA strain tunggal
positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Virus jenis ini masuk pada golongan ordo
Nidovirales dari keluarga Coronaviridae. Coronavirus tersusun membentuk struktur
seperti kubus dengan protein S yang berlokasi di permukaan virus. Protein S atau
disebut juga spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan
merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S berperan dalam penempelan
dan masuknya virus ke dalam sel host, yakni interaksi protein S dengan reseptornya
pada sel inang.

Covid19 sensitif terhadap panas dan secara efektif diinaktifkan oleh desinfektan
yang mengandung klorin, pelarut lipid dengan pengaturan suhu 56 derajat Celcius
dalam waktu 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, deterjen non-Ionik, formalin,
oxidizing agent dan kloroform. Zat kimia jenis klorheksidin tidak efektif dalam
menonaktifkan virus corona (Yuliana, 2020:02).

Dampak yang dirasakan oleh guru di SD N 091628 Bandar Buntu adanya


keterbatasana fisik yang sulit mengkomunikasikan materi pada siswa. Karena
kondisi psikologis dan kognitif siswa yang berbeda-beda. Hal ini meskipun sudah
dengan penggunaan via zoom agar guru dan murid dapat berinteraksi secara tatap muka.

Selain itu, selama proses pembelajaran daring dilakukan, salah satunya adalah
pembuatan RPP yang bersistem daring, saya (guru) dituntut untuk mampu melakukan
pembelajaran daring. Persiapan saya (guru) untuk melakukan pembelajaran daring
sangat kurang maksimal

Dampak ini juga sudah terjadi terhadap orang tua yaitu mengenai kendala
yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya untuk pembelian
kuota internet juga bertambah, pada teknologi online memerlukan koneksi jaringan
ke internet dan kuota, oleh karena itu tingkat penggunaan kuota internet akan
semakin bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Hal ini
sependapat dengan Syaharudin (Handayani et al., 2020) yang menyatakan bahwa
dampak yang muncul saat pembelajaran daring berkaitan dengan masalah teknis
maupun proses pembelajaran itu sendiri, antara lain mahalnya harga kuota internet,
akses sinyal yang tidak lancar, kurangnya pengetahuan dalam pengoperasian aplikasi

18
belajar daring, hingga kurangnya partisipasi siswa saat pembelajaran daring
berlangsung sehingga pembelajaran

B. SARAN
Virus covid-19 sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Untuk itu,
adapun tujuan penulis membuat laporan riset ini adalah agar supaya kita semua
dapat memahami dampak apasaja yang terjadi akibat adanya virus tersebut
terkhusus pada dunia pendidikan di tingkat dasar. Penulis juga menghimbau agar
setiap pembaca dapat tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah dianjurkan
oleh pemerintag guna memutuskan tali persebaran Covid-19 itu sendiri. Semoga
apa yang kami tuangkan dalam laporan ini bermanfaat bagi pembaca, kami juga
sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih memiliki banyak kekurangan baik
dalam penulisan ataupun materi yang disampaikan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki laporan-laporan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Siahaan,M. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan.


Vol(01): 73-80
https://www.researchgate.net/publication/347520917_DAMPAK_PEMBELAJARAN_
DARING_BAGI_SISWA_SEKOLAH_DASAR_SELAMA_COVID-19
https://www.researchgate.net/publication/343967020_Analisis_Kendala_Orang_Tua_da
lam_Mendampingi_Anak_Belajar_di_Rumah_Pada_Masa_Pandemi_Covid-19

19

Anda mungkin juga menyukai