DISUSUN OLEH :
(4191111051)
JURUSAN MATEMATIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah riset ini.
Penulisan makalah mengenai SOLUSI MEMINIMALISIR KESULITAN YANG
DIHADAPI PARA ORANG TUA SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN DARING
ini saya buat dimaksudkan untuk melengkapi tugas mata kuliah Statistika Dasar yang
diampu oleh bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
masih banyak kekurangan baik dari isi maupun dari segi penulisannya.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan makalah ini sangat saya harapkan. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak adalah manusia yang diamanatkan Allah SWT kepada manusia, dalam hal ini
adalah orang tua. Mereka bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka di hadapan
Allah. Anak diciptakan oleh Allah SWT dengan dibekali potensi-potensi alamiah yang
dapat diarahkan menuju kebaikan, atau sebaliknya. Sudah menjadi kewajiban orang tua
untuk memanfaatkan potensi-potensi alamiah tersebut dengan menyalurkannya ke jalan
yang baik dengan membiasakan anak sejak dini untuk berbuat baik kepada sesama
makhluk yang diciptakan Allah SWT dan adat istiadat yang baik agar anak dapat
tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlakul karimah (Rahmayani,
2019: 1).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada
adalah melalui, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No 20, 2003:3).
Berbicara mengenai mendidik anak, orang tua merupakan orang yang bertanggung
jawab dalam pendidikan anak-anak. Para orang tua yang menentukan masa depan anak.
Keluarga dan lingkungan adalah jalur pendidikan informal (UU No 20, 2003: 1). Di
dalam keadaan yang normal, keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan
utama bagi anak. Karena disanalah anak mulai mengalami proses sosialisasi awal, serta
mengenal dunia sekitarnya, juga pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari
(Ni‟mah, 2016: 15).
4
pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran daring (online) sebagai media distance learning
(pembelajaran jarak jauh) menciptakan paradigma baru apabila dibandingkan dengan
pendidikan konvensional (Dewi, 2011: 4).
Permasalahan yang terjadi banyak orang tua siswa yang mengeluhkan dirinya
keteteran. Selama ini orang tua memberikan tanggung jawab pendidikan anaknya
kepada guru sekolah. Dikarenakan melihat kondisi sekarang orang tua memiliki peran
ganda dalam proses pembelajaran daring di rumah. Selain tanggung jawab mendidik
anak, orang tua dituntut mendampingi anak belajar daring di rumah sebagai ganti
pembelajaran tatap muka. Dalam kondisi seperti saat ini, disadari atau tidak, para orang
tua menjalankan peran ganda pendidikan. Pertama, peran utama orang tua. Secara
universal, para orang tua dituntut memikirkan dan merealisasikan pendidikan terbaik
bagi anak-anak mereka. Kewajiban ini melekat pada setiap individu orang tua. Sebab
hadirnya buah hati adalah sebagai penerus harapan dan masa depan keluarga dan juga
peradaban sebuah bangsa. Maka jelaslah orang tua harus memastikan, melalui teladan,
anaknya menjadi baik dari sisi kepribadian, keilmuan dan juga masa depan. Kedua,
peran tambahan orang tua. Peran tambahan ini muncul seiring pembatasan sosial.
Belajar dan bekerja di rumah menjadi solusi yang tak terelakkan. Partisipasi orang tua
diperlukan dalam proses sekolah online. Pendek kata orang tua adalah guru, mewakili
sekolah, di rumah. Di mana mereka berperan mengadministrasikan pembelajaran dari
tahap anak mengerjakan tugas, melaporkan tugas, hingga mengerjakan ujian daring
(Nana Cahana, Kompasiana, 6 Mei 2020).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menjadi kendala bagi orang tua terkait pembelajaran secara daring.
2. Ide apa saja yang dapat dituangkan guna meminimalisir masalah tersebut
C. TUJUAN
1. Memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Statistika Dasar yang diampu oleh bapak Prof. Dr.
Pargaulan Siagian, M.Pd.
2. Mengetahui apa saja kendala yang dialami oleh orang tua terkait pembelajaran secara
daring
3. Menuangkan ide yang didapat guna meminimalisir dampak negatif tersebut
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
a. Landasan Teori
1. Orang Tua
a. Peran orang tua
Orang tua adalah Orang yang menjadi panutan bagi anak-
anaknya, karena setiap anak mula-mula mengagumi orang tuanya
semua tingkah orang tuanya ditiru oleh anak-anaknya. Orang tua
sebagai pendidik yang utama dan yang pertama dalam sebuah
orang tua disebut pendidik utama karena esar sekali pengaruhnya
karena merekalah yang mendidik anaknya sekolah, pesantren, les,
dan lain sebagainya itu hanya sekedar membantu orang tua
saja(Astita,2016). Orang tua ibu dan ayah memegang peranan yang
penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Seorang ayah berperan mengelola dan mengatur seluruh urusan
anak serta memberi arah-arahan yang tepat dan berguna. Seorang
ayah juga berkewajiban untuk mencari nafkah bagi keluarganya
dan juga berkewajiban untuk mencari tambahan ilmu bagi dirinya,
karena dengan ilmu-ilmu itu dia akan dapat membimbing dan
mendidik dirinya sendiri dan keluarga(Heriyani,2010)
Mengingat pentingnya peranan orang tua dalam mendidik
anak, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa orang tua
memiliki andil yang sangat besar dalam kemampuan anak dalam
lingkup Pendidikan. Salah satunya penelitian yang dilakukan
Valeza (2017) dimana penelitian ini menunjukkan peran orang tua
dalam menentukan prestasi belajar siswa sangatlah besar.
Pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang atau bahkan
tidak berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, orang tua yang selalu
memberi perhatian pada anaknya, terutama perhatian pada kegiatan
belajar mereka dirumah, akan membuat anak lebih giat dan lebih
bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya
sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang
tuanya juga memiliki keinginan yang sama. Sehingga hasil belajar
atau prestasi belajar yang diraih oleh siswa menjadi lebih baik.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pola asuh
orang tua menurut Hurlock (1999) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu karakteristik orang tua
yang berupa, kepribadian orang tua setiap orang berbeda dalam
tingkat energi, kesabaran, intelegensi, sikap dan kematangannya.
Karakteristik tersebut akan mempengaruhi kemampuan orang tua
untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua dan bagaimana
tingkat sensifitas orang tua terhadap kebutuhan anak-anaknya.
6
Keyakinan yang dimiliki orang tua mengenai pengasuhan akan
mempengaruhi nilai dari pola asuh dan akan mempengaruhi
tingkah lakunya dalam mengasuh anak-anaknya.
Persamaan dengan pola asuh yang diterima orang tua Bila
orang tua merasa bahwa orang tua mereka dahulu berhasil
menerapkan pola asuhnya pada anak dengan baik, maka mereka
akan menggunakan teknik serupa dalam mengasuh anak bila
mereka merasa pola asuh yang digunakan orang tua mereka tidak
tepat, maka orang tua akan beralih ke teknik pola asuh yang lain: a)
penyesuaian dengan cara disetujui kelompok Orang tua yang baru
memiliki anak atau yang lebih muda dan kurang berpengalaman
lebih dipengaruhi oleh apa yang dianggap anggota kelompok (bisa
berupa keluarga besar, masyarakat) merupakan cara terbaik dalam
mendidik anak. B) Usia orang tua Orang tua yang berusia muda
cenderung lebih demokratis dan permissive bila dibandingkan
dengan orang tua yang berusia tua. C) Pendidikan orang tua Orang
tua yang telah mendapatkan pendidikan yang tinggi, dan mengikuti
kursus dalam mengasuh anak lebih menggunakan teknik
pengasuhan authoritative dibandingkan dengan orang tua yang
tidak mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam mengasuh
anak. D) Jenis kelamin Ibu pada umumnya lebih mengerti anak dan
mereka cenderung kurang otoriter bila dibandingkan dengan bapak.
E) Status sosial ekonomi Orang tua dari kelas menengah dan
rendah cenderung lebih keras, mamaksa dan kurang toleran
dibandingkan dengan orang tua dari kelas atas. F) Konsep
mengenai peran orang tua dewasa Orang tua yang mempertahankan
konsep tradisional cenderung lebih otoriter dibanding orang tua
yang menganut konsep modern. G) Jenis kelamin Anak Orang tua
umumnya lebih keras terhadap anak perempuan daripada anak laki-
laki. H) Usia anak Usia anak dapat mempengaruhi tugas-tugas
pengasuhan dan harapan orang tua. I) Temperamen Pola asuh yang
diterapkan orang tua akan sangat mempengaruhi temperamen
seorang anak. Anak yang menarik dan dapat beradaptasi akan
berbeda pengasuhannya dibandingkan dengan anak yang cerewet
dan kaku. J) Kemampuan anak Orang tua akan membedakan
perlakuan yang akan diberikan untuk anak yang berbakat dengan
anak yang memiliki masalah dalam perkembangannya. K) Situasi
Anak yang mengalami rasa takut dan kecemasan biasanya tidak
diberi hukuman oleh orang tua. Tetapi sebaliknya, jika anak
enentang dan berperilaku agresif kemungkinan orang tua akan
mengasuh dengan pola outhoritatif.
Sejak virus Corona menyebar di Indonesia pada awal maret,
menyebabkan pemerintah segera melakukan tindakan tegas untuk
mencegah penyebaran yang lebih luas. Karna pada kasus ini,
penyakit yang disebabkan oleh virus Corona dapat menyebar
7
sangat cepat dan telah banyak memakan korban jiwa diberbagai
negara, sehingga pemerintah melakukan berbagai upaya untuk
mencegah penyebaran yang sangat luas, di mana salah satunya
adalah dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh, baik dari
tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Dalam
pelaksanaannya guru dan pendidik lainnya mencoba untuk
memanfaatkan Ilmu teknologi untuk menyikapi masalah
pembelajaran jarak jauh dengan cara memberikan materi serta
tugas pelajaran melalui online. Namun hal tersebut tidaklah selalu
berjalan dengan baik, terdapat banyak kendala dalam
pelaksanaannya, seperti kuota dan sinyal yang tak memadai,
bahkan beberapa pelajar tidak mempunyai penunjang Handphone
yang baik, dan hal ini mengakibatkan materi pembelajaran tidak
tersampaikan dengan baik, sehingga banyak pelajar yang kurang
mengerti dan merasa tidak terbimbing dengan baik dalam
memahami pelajaran di sekolah
Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai
pengganti guru di rumah dalam membimbing anaknya selama
proses pembelajaran jarak jauh. Menurut Winingsih (2020) terdapat
empat peran orang tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yaitu:
1. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana
orang tua dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak
jauh dari rumah.
2. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan
pra-sarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak
jauh.
3. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan
semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan
pembelajaran, sehingga anak memiliki semangat untuk belajar,
serta memperoleh prestasi yang baik.
4. Orang tua sebagai pengaruh atau director.
8
BAB 3
KESULITAN YANG DIALAMI ORANG TUA SISWA SEKOLAH DASAR
PADA MASA PEMBELAJARAN DARING
Banyak kendala yang terjadi dalam pembelajaran online yang dirasakan para
pelajar maupun orang tua, sebagian diantaranya yaitu pelajar tidak bisa menerima
pelajaran atau memahami materi dengan efektif, sehingga orang tua harus
menggantikan posisi guru disekolah untuk memberikan penjelasan kepada anak-
anaknya. Bahkan jika orang tua tidak bisa membimbingnya, mereka harus mencari
orang pengganti yang bisa membimbing anak mereka belajar. Sehingga, pada masa
sekarang ini banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke jasa bimbingan belajar
atau ada juga yang menggunakan jasa les privat. Hal itu tentunya akan semakin
menjadikan pengeluaran keuangan sehari-hari semakin meningkat di luar kebutuhan
kuota. Maka dari itulah para orang tua harus benar-benar sabar dalam mengatasinya.
Selain itu, kendala yang sering terjadi ialah keterbatasan ketersediaan sinyal,
sinyal kerap kali menjadi permasalahan ketika proses pembelajaran daring karena jika
pelajar tidak bisa mengakses internet ketika dirumah, itu artinya mereka harus keluar
rumah atau mencari tempat dimana mereka bisa mendapatkan sinyal yang lancar demi
pembelajaran daring. Dan apabila itu dilakukan maka perilaku tersebut menyimpang
dari peraturan yang seharusnya mereka melakukan kegiatan apapun dirumah.
9
BAB 4
10
4. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik
11
sumber belajar yang menunjang distance learning. Sumber belajar dapat berupa buku
teks, majalah, koran, youtube atau video dari gurunya.
4. Orang tua harus mempunyai peran seperti ini, yakni digugu atau ditaati dan di tiru
atau di contoh. Orang tua sebagai teladan bagi anaknya dimasa covid-19. Banyak orang
tua yang terlena denga peran ini. Dalam era covid-19 orang tua cenderung memberikan
fasilitas dalam belajar anak tetapi lupa ada salah satu peran guru yang harus diperankan.
Dalam hal perilaku/akhlak anak tidak hanya sebatas membaca atau mendengarkan
materi dari gurunya tanpa melihat langsung secara kongkret perilaku tersebut.
Pembentukan akhlak melalui beberapa tahapan yakni pembentukannya yakni Receiving
(menerima), Responding (menanggapi), acting (bertindak) dan being (melakukan seperti
yang diketahui) dalam kehidupannya baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
12
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak kendala yang terjadi dalam pembelajaran online yang dirasakan
para pelajar maupun orang tua, sebagian diantaranya yaitu pelajar tidak bisa
menerima pelajaran atau memahami materi dengan efektif, sehingga orang tua
harus menggantikan posisi guru disekolah untuk memberikan penjelasan kepada
anak-anaknya. Bahkan jika orang tua tidak bisa membimbingnya, mereka harus
mencari orang pengganti yang bisa membimbing anak mereka belajar. Sehingga,
pada masa sekarang ini banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke jasa
bimbingan belajar atau ada juga yang menggunakan jasa les privat. Hal itu
tentunya akan semakin menjadikan pengeluaran keuangan sehari-hari semakin
meningkat di luar kebutuhan kuota. Maka dari itulah para orang tua harus benar-
benar sabar dalam mengatasinya.
13
lakukan hanyalah bagaimana cara kita mengatasi agar bisa menangkap ilmu-ilmu
yang diberikan secara daring, kita harus berusaha membangun fokus kita sendiri
dalam pembelajaran, karena hal tersebut adalah cara yang terbaik demi memutus
rantai penyebaran covid-19.
B. SARAN
Virus covid-19 sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Untuk itu,
adapun tujuan penulis membuat laporan rekayasa ide ini adalah agar supaya kita
semua dapat memahami apa saja yang menjadi kendala para orang tua siswa
sekolah dasar dalam pembelajaran daring sekaligus mengetahui apa saja yang
harus dilakukan guna meminimalisir masalah tersebut. Penulis juga menghimbau
agar setiap pembaca dapat tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah
dianjurkan oleh pemerintag guna memutuskan tali persebaran Covid-19 itu sendiri.
Semoga apa yang kami tuangkan dalam laporan ini bermanfaat bagi pembaca,
kami juga sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan baik dalam penulisan ataupun materi yang disampaikan. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki laporan-laporan
selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/amp/rahma14596/5f61e2fd097f3632fe101822/kendala-
belajar-secara-daring-orang-tua-harus-ekstra-sabar
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar baru
Algensindo, 2007
15