Anda di halaman 1dari 21

Makalah Psikologi Pendidikan

Mini riset Dampak Pembelajaran daring dalam Psikologi Pendidikan


Dosen pengampu: Septian Prawijaya, S. Si., M. Pd

Disusun oleh:
Kelompok 6

Nama : Selvia Rosa Manurung (4202431017)


Surya Panangian Munthe (4203331020)
Lewis M. Simanjuntak (4203331013)
Kelas : PSPK 20E

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAL ILMU PENGETAAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T. A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, Kami dapat menyelesaikan tuga Mini Riset untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan dan dapat selesai dengan tepat waktu.Dalam penulisan
Mini Riset ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Septian
Prawijaya,S.Si.,M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan
tugas ini.
Kami mengetahui bahwa dalam penyususnan Mini Riset ini masih banyak kekurangannya,
maka Kami memohon kritik dan sarannya demi perbaikan karya penulis berikutnya.
Semoga dengan adanya Mini riset ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai
pendidkan luhur yang berkarakter untuk memajukan Negara Indonesia dengan
terbentuknya generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter.Sehingga mahasiswa
akan mampu menjadi pribadi yang cerdas,intensif,mandiri dan berbudi luhur.Sehingga
diharapkan mahasiswa bisa menjadi generasi penerus bangsa yang akan membawa bangsa
ini menjadi lebih baik dan maju. Dan semoga Mini Riaet ini dapat bermanfaat.

Medan, 14 Mei 2021

Kelompok 6
Daftar isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
Daftar isi................................................................................................................................. 3
RINGKASAN........................................................................................................................ 4
Bab I Pendahuluan..................................................................................................................6
A. Latar Belakang............................................................................................................6
B. Tujuan......................................................................................................................... 7
C. Manfaat....................................................................................................................... 7
BAB II. KAJIAN TEORI PEMBELAJARAN DARING......................................................8
A. Kajian Teori................................................................................................................ 8
1. Teori Behavioristik (Behaviorisme)......................................................................9
2. Teori Kognitif (Bruner).........................................................................................9
3. Teori Humanisme (Carl R. Roger)......................................................................10
BAB III. METODE PELAKSANAAN................................................................................11
A. Metode Penelitian..................................................................................................... 11
B. Langah-langkah penelitian........................................................................................11
C. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................11
BAB IV. PEMBAHASAN................................................................................................... 12
A. Analisa Pembahasan................................................................................................. 12
BAB IV. PENUTUP.............................................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................................... 20
B. Saran..........................................................................................................................20
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 21
RINGKASAN

Virus corona atau COVID-19 pertama kali muncul atau ditemukan di kota Wuhan, China
pada akhir 2019 lalu. Virus ini belum juga ditemukan penawarnya hingga kini tidak
terkendali. Sudah lebih dari 200 negara yang ada di dunia melaporkan adanya kasus virus
corona (Yunita, 2020).Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan bagi
seluruh penduduk bumi. Seluruh kehidupan manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali
pendidikan. Banyak negara memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun
universitas, termasuk negara Indonesia (Syah, 2020). Coronavirus atau virus coronaadalah
keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga
sedang, seperti penyakit flu. Ada banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali
dalam hidupnya (Fadli, 2020).Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak
bagi dunia ekonomi yang mulai lesu, dan akhirnya kini berdampak jugadirasakan oleh
dunia pendidikan. Kebijakan yang sudah diambil oleh banyak negara dan termasuk
Indonesia juga dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, dan membuat pemerintah
dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif untuk proses pendidikan bagi peserta
didik maupun mahasiswa yang sekarang tidak bisa melaksanakan proses pembelajaran atau
proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan (Dewi, 2020). Adanya virus COVID-19
pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah
satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus COVID-19 ini membuat proses
pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh,
tetapi dalam keadaan seperti ini guru masih tetap harus melaksanakan kewajibannya
sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan siswa dapat memperoleh informasi/ilmu
pengetahuan untuk diberikan kepada siswa(Aulia, 2020). Di Indonesia, pembelajaran jarak
jauh atau daring ini dimulai pada tanggal 16 maret 2020, dimana anak mulai belajar dari
rumahnya masing-masing tanpa perlu pergi kesekolah. Berbicara mengenai pembelajaran
jarak jauh atau daring maka pentingnya penguasaan ilmu teknologi bagi seorang guru agar
pembelajaran jarak jauh tetap berjalan dengan efektif disaat pandemi seperti
ini.Konsekuensi dari penutupan Lembaga Pendidikan secara fisik dan mengganti dengan
belajar di/dari rumah sebagaimana kebijakan pemerintah adalah adanya perubahan sistem
belajar mengajar. Pengelola sekolah, siswa, orangtua, dan tentu saja guru harus bermigrasi
ke sistem pembelajaran digital atau online, yang lebih dikenal dengan istilah e-learningatau
dikenal dengan istilah pembelajaran dalam jaringan atau “pembelajaran daring” di
Indonesia. Negara Indonesia juga relatif tidak berbeda dengan negara lain. Meskipun
menyadari bahwa ada disparitas terhadap akses teknologi pembelajaran dan beragamnya
latar belakang orang tua, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dengan tegas memberlakukan kebijakan pembelajaran daring (Wahyono & Husamah,
2020).

Wabah Corona Virus Disease (COVID-19) yang melanda lebih dari 200 negara di dunia,
telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan. Mengantisipasi penularan
virus tersebut pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti isolasi, social and
physical distancing hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini
mengharuskan warganya untuk tetap stay at home, bekerja, beribadah dan belajar di rumah.
Disisi lain demi tetap menjaga duniapendidikan bisa tetap berjalan dengan baik serta
mendukung pemerintah dalammendukung psysical distantingditengah Pendemi COVID 19
sesuai intruksi presiden untuk tetap dirumah, belajar dirumah, bekerja dirumah, ibadah
dirumah (Pakpahan & Fitriani, 2020).Di Indonesia, sudah memberlakukan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau biasa disebut PSBB untuk lebih menekan
penyebaran virus ini di Indonesia. Kegiatan yang ada diluar rumah selama kebijakan ini
masih diterapkan maka harus dihentikan terlebih dahulu sampai pandemi ini sudah mereda
(Harnani,2020).Pembelajaran daring dapat dijadikan solusi pembelajaran jarak jauh ketika
terjadi bencana alam. Seperti yang terjadi saat ini ketika pemerintah menetapkan kebijakan
social distancing. Social distancingditerapkan oleh pemerintah dalam rangka membatasi
interaksi manusia dan menghindarkan masyarakat dari kerumunan agar terhindar dari
penyebaran virus COVID-19 (Syarifudin, 2020,p.31).Kebijakan ini menjadikan kegiatan
belajar mengajar dalam konteks tatap muka yang biasa dilakukan di sekolah dihentikan
sementara. Pemerintah mengganti pembelajaran dengan sistem pembelajaran daring
melalui aplikasi pembelajaran daring yang sudah ada. Dengan adanya kebijakan ini
menjadikan pembelajaran daring yang sebelumnya masih tidak maksimal diterapkan
menjadi satu-satunya pilihan bentuk pembelajaran
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1] Etimologi kata pendidikan itu sendiri
berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”
dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”.
Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti
prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.Sebuah hak atas pendidikan telah
diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional
tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan.[2]
Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk
pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua
memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak
mereka.
Adanya virus COVID-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa
hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus
COVID-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka
menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini guru masih tetap harus
melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan siswa dapat
memperoleh informasi/ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada siswa.
Pembelajaran daring dapat dijadikan solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi
bencana alam. Seperti yang terjadi saat ini ketika pemerintah menetapkan kebijakan social
distancing. Social distancingditerapkan oleh pemerintah dalam rangka membatasi interaksi
manusia dan menghindarkan masyarakat dari kerumunan agar terhindar dari penyebaran
virus COVID-19 (Syarifudin, 2020,p.31).Kebijakan ini menjadikan kegiatan belajar
mengajar dalam konteks tatap muka yang biasa dilakukan di sekolah dihentikan sementara.
Pemerintah mengganti pembelajaran dengan sistem pembelajaran daring melalui aplikasi
pembelajaran daring yang sudah ada.

B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Mini Riset bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun
penulis tentang makna dan peranan Pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19.
Mini Riset ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengekspresikan
pendapat dalam memandang suatu peristiwa yang akan di Riset,mampu berfikir kritis dan
sistematis. Dan untuk menyelesaikan tugas Mini Riset dalam mata kuliah Psikologi
Pendidikan.
C. Manfaat
• Menambah wawasan pengetahuan tentang Pembelajran daring.
• Mempermudah pembaca mendapatkan inti dariPembelajaran daring yang telah di
lengkapi dengan ringkasan , pembahasan , serta kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran daring tesebut
• Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas Data yang
dianalisis tersebut.
BAB II. KAJIAN TEORI PEMBELAJARAN DARING

A. Kajian Teori

Kelangsungan pendidikan selama pandemi akan tergantung pada berbagai faktor, seperti
tingkat persiapan sekolah, kesiapan orang tua/keluarga, serta kesiapan guru. Pertimbangan
harus diberikan pada kebutuhan semua siswa untuk terus memberikan pendidikan selama
berlangsungnya pandemi. Selain menggunakan hardcopydari bahan ajar, seperti buku,
buku kerja, dan dokumen lain yang dikirim melalui pos atau kurir, sekolah dapat
menggunakan berbagai solusi berbasis teknologi untuk meningkatkan kemungkinan siswa
dapat melanjutkan aktivitas pembelajaran mereka.
Pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindah melalui media internet, bukan
juga sekedar tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media.
Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya
dengan pembelajaran yang terjadi di kelas.
Pembelajaran daring bukan hanya berkutat dengan internet, melainkan ada aspek yang
lebih penting yaitu “lebih aman (safer)”. Yang biasanya kita kenal Learning Management
Systems (LMS) sekarang yang sering digunakan untuk proses pembelajaran daring sebagai
komponen penting e-learning (Sobron et al., 2019,p.30). Peserta didik lebih nyaman
dengan menggunakan LMS dalam berinteraksi dengan tutor atau guruya.Pembelajaran
daring mempuyai banyak manfaat, yang pertama dapat membangun komunikasi dan
diskusi yang sangat efisien antara guru dengan murid, kedua siswa saling berinteraksi dan
berdiskusi antara siswa yang satu dengan yang lainnya tanpa melalui guru, ketiga dapat
memudahkan interaksi antara siswa guru, dengan orang tua, keempat sarana yang tepat
untuk ujian maupun kuis, kelima guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada
siswa berupa gambar dan vidio selain itu murid juga dapat mengunduh bahan ajar
tersebut,keenam dapat memudahkan guru membuat soal dimana saja dan kapan saja
(Meidawati & Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, 2019)
Model pembelajaran daring adalah model atau pola pembelajaran pilihan guru untuk
merencanakan proses belajar yang sesuai dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran
dengan memanfaatkan jaringan komputer dan internet (Yanti et al., 2020,p.56). Model
pembelajaran ini juga perlu dirancang dengan baik agar pengalaman belajar peserta didik
itu berkesan dan juga dapat mencapai tujuan pembelajaran.Minat belajar adalah salah satu
faktor yang sangat penting untuk keberhasilan belajar yang dimiliki siswa, minat muncul
dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari luar minat belajar yaitu bagaimana cara guru
tersebut mengajar. Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa
salah satu dengan cara mengajar yang menyenangkan, memberikan motivasi yang
membangun (Riamin, 2016).Minat belajar adalah suatu rasa untuk menyukai atau juga
tertarik pada suatu hal dan aktivitas belajar tanpa ada yang menyuruh untuk belajar
(Ricardo &Meilani, 2017). Minat belajar juga merupakan faktor pendorong untuk siswa
dalam belajar yang didasari atas ketertarikan atau juga rasa senang keinginan iswa itu
untuk belajar.Minat belajar merupakan sikap ketaatan dalam kegiatan proses belajar, baik
yang menyangkut perencanaan jadwal belajar yang dimilikinya maupun inisiatif dirinya
sendiri melakukan usaha tersebut dengan bersungguh-sungguh dalam belajar (Andriani &
Rasto, 2019).

1. Teori Behavioristik (Behaviorisme)

Teori psikologi pendidikan yang pertama ini menjelaskan tentang pengamatan perubahan
tentang tingkah laku yang di pengaruhi peristiwa di sekitar.

Teori behavioristik (behaviorisme) ini berpandangan bahwa belajar terjadi karena operant
conditioning, yaitu jika seseorang belajar dengan baik maka ia akan mendapat hadiah dan
hal itu akan meningkatkan kualitas belajarnya.

Dalam perkembangannya muncullah beberapa ahli lain yang mendukung teori ini, seperti
Thorndike, Skinner, Clark Hull dan Edwin Guthrie.

Teori behaviorisme yang pada awalnya merupakan salah satu aliran ilmu psikologi
selanjutnya berkembang dan berpengaruh dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.

Berdasarkan susunan katanya, behaviorisme terdiri dari dua kata “Behave” yang berarti
berperilaku dan “Isme” yang berarti aliran, sehingga jelas bahwa penekanannya pada
tingkah laku.

2. Teori Kognitif (Bruner)


Teori psikologi pendidikan kognitif mengutamakan bagaimana cara mengembangkan
fungsi kognitif individu sehingga belajar menjadi maksimal.

Fungsi kognitif penting karena dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam
proses pendidikan dan sebagai tolak ukur mensukseskan proses pembelajaran.

Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah
kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka,
memperhatikan, menduga dan menilai.

Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif
menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada varasziabel penghalang pada aspek-
aspek kognisi seseorang.

3. Teori Humanisme (Carl R. Roger)

Teori ini mengutamakan keterlibatan individual peserta didik secara keseluruhan, sebab
belajar tidak akan berlangsung jika tidak ada keterlibatan emosional peserta didik.

Teori psikologi pendidikan ini menjelaskan bahwa seseorang dapat memilih apa yang ingin
dipelajari, mengusahakan dan menilai proses pembelajarannya sendiri, sehingga di
perlukan motivasi dari peserta didik itu sendiri.
BAB III. METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Karakteristik penelitian kualitatif yaitu melakukan penelitian dalam
kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data, peneliti menjadi instrumen kunci,
menyajikan data-data dalam bentuk kata-kata atau gambar dan tidak menekankan angka-
angka, melakukan analisis data. Metode penelitian kualitatif ini tidak dimanipulasi oleh
peneliti, analisis data berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan.

B. Langah-langkah penelitian

Adapun Langkah langkah penelitian yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Membuat soal yang akan digunakan dalam google form dan juga wawancara.
2. Setelah kami selesai membuat beberapa pertanyaan, kami membuat google form
kemudian menyebarkannya kepada pelajar maupun pelajar.
3. Setelah tercapai responden yang kami inginkan, kami menganalisa data tersebut
kemudia mengambil sampel satu orang untuk kami wawancarai.
4. Selanjutnya kami pun melanjutkan sesi wawancara dengan narasumber secara langsung,
Yaitu dengan saudari Cellyn Sundari Nadeak dari Universitas Katolik anto Thomas Medan,
Mahasiswa semester 2, dan Novita Dwi Gulo dari Universitas HKBP Nomensen Medan,
Mahasiswa Semester 4, Siska Munthe Mahasiswa STIKP Medan, Semster 6.
5. Setelah sesi wawancara selesai, kami menyusun data yang diperoleh kemudia membuat
nya ke dalam makalah mini riset Psikologi Pendidikan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan langkah-langkah penelitian kami dapat mengumpulkan data dengan


melakukan proses interview dengan dua orang mahasiswa, dan mengambil data dari
penelitin melalui pengisian angket google Formulir.
BAB IV. PEMBAHASAN

A. Analisa Pembahasan

Pada hasil proses Wawancara berlangsung berikut adalah pembahasan yang kami ambil
pada proses wawancara dan pengisian angket yang kami jadikan menjadi pemikiran untuk
analisis pembahasan:
Keterangan:
Narasumber 1: Cellyn Sundari Nadeak dari Universitas Katolik anto Thomas Medan,
Mahasiswa semester 2
Narasumber 2: Novita Dwi Gulo dari Universitas HKBP Nomensen Medan, Mahasiswa
Semester 4.
Narasumber 3: Siska Munthe Mahasiswa STIKP Medan, Semster 6

1. Apakah Dosen/Guru menjelaskan materi dengan lancar?


Jawab:
Narasumber 1: Iya, Dosen kami menjelaskan materi dengan lancar,tetepi tergantung situasi
dan kondisi jaringan.
Narasumber 2: Iya, Dosen kami menjelaskan dengan lancar, karena dosen kadang
memberikan materi melalui vvia Zoom, Meet, kadang hanya dengan memberikan materi
saja.
Narasumber 3: Iya
Responden:

2. Apakah dosen/guru memberi anda kesempatan untuk bertanya pada saat menggunakan
media online?
Jawab:
Narasumber 1: Diberi kesempatan untuk bertanya, tetapi jika tidak ada yang ingin bertanya
maka akan dilanjutkan ke materi selanjutnya.
Narasumber 2:Diberi kesempatan bertanya tetapi kebanyakan mahasiswa tidak ada yang
ingin bertanya.
Narasumber 3: Iya
Responden:

3. Apakah dosen/guru menggunakan media online setiap kali pembelajaran daring?


Jawab:
Narasumber 1: Iya selalu, kadang Dosen memakai Zoom Meating, google meet, google
classroom.
Narasumber 2: Iya semua media di pakai, hal ini dilakukan untuk terlaksanya perkuliahan.
Narasumber 3: Diberikan
Responden:

4. Apakah anda merasa belum pernah menumukan media online yang digunakan
dosen/guru?
Jawab:
Narasumber 1 dan narasumber 2: Tidak pernah, karena semua yang dipakai itu media yang
sudah di ketahui.
Narasumber 3: Tidak
Responden:

5. Apakah dosen/guru monoton dalam penggunaan media online?


Jawab:
Narasumber 1: Dosen yang mengajar terkadang monoton terkadang tidak karena dosen
kadang hanya fokus terdap materi saja.
Narasumber 2: Dosen Yang mengajar tidak monoton, karena terkadang ada sebagian dosen
yang memulai pembeeljaran daring dengan motivasi belajar,memberi masukan dan arahan
untuk lebih semangat dalam mengahadapi masa pandemi COVID 19 saat ini.
Narasumber 3: Tidak
Responden:

6. Apakah dosen/guru menggunakan media online keluar dari materi pembelajaran?


Jawab:
Narasumber 1 & 2: Tidak, palingan dosen hanya mengingatkan untuk tetap menjaga
kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.
Narasumber 3: Iya, seperti laptop, menggunakan aplikasi zoom, google classroom
Responden:
7. Apakah dosen/ guru gugup ketika menggunakan media online?
Jawab:
Narasumber 1: Tidak ada dosen yang gugup dalam melakukan pembelajrana daring.
Narasumber 2: Tidak, karena dosen sangat menguasai materi, maka dalam melakukan
pembelajaran sangat bagus.
Narasumber 3: Tidak, karena dosen sudah terbiasa atau meyesuaikan diri karna adanya
COVID-19 ini.
Responden:

8. Apakah dosen/guru menggunakan media online secara lengkap?


Jawab:
Narasumber 1: Dosen memakai media online secara lengkap, bisa melalui Zoom Meating,
Google Meet, Google clasroom, kadang kalo memberi materi melalui WA grup.
Narasumber 2: Dosen memakai media Online lengkap untuk pembelajran daring, baik itu
untuk absen, pembukaan,diawali dengan doa, dan berjalan secara tearah.
Narasumber 3: Iya
Responden:

9. Apakah dosen/guru menggunakan media online dengan alat yang berbeda-beda?


Jawab:
Narasumber 1: Dosen memakai media online sama rata tidak ada yang berbeda
Narasumber 2: Dosen memakai media sama, baik itu dalam penggunaan google classroom,
google meet, zoom dan kadang memakai vidio dari youtube.
Narasumber 3: Tidak
Responden:

10. Apakah anda paham dengan penjelasan dosen/guru dengan menggunakan media online?
Jawab:
Narasumber 1: Terkadang karena tergantung pada materi yangdi bawkan, jika mareti yang
di bawakan itu mengenai perhitungan agak sulit untuk di mengerti.
Narasumber 2: Sebenarnya bisa paham kalau dalam perhitungan susaha, dana semisal ada
pertanyaan yang di ajukan akan bingng untuk menjawab.
Narasumber 3: Iya, karena materi yang digunakan menggunakan cara yang menarik dan
tidak terlalu sulit dalam penyampaian materinya maka saya sendiri dapat memahami mater
yang diberikan dosen.
Responden:

11. Apakah anda meminta bantuan teman yang sudah mengerti ketika anda bingung
dengan penjelasan dosen/guru?
Jawab:
Narasumber 1: Pernah, Tetapi kadang teman pelit untuk memberikan bantuan, semisal
meminta untuk menjelaskan kembali materi yang kurang mengerti, teman tersebut susah
untuk menjelaskan.
Narasumber 2: Selama pembelajran daring, kami lebih ke pembetukan kelompok, jadi di
dalam kelompok tersebut dapat memalukan diskusi kembali, dan juga dosen selalu
mengarahkann untuk kerja kelompok.
Narasumber 3: Iya, kerana bisa jadi teman saya lebih mengetahui apa materi yang
disampaikan dosen ketimbang saya.
Responden:

12. Apakah dosen/guru memberikan umpan balik sesuai materi menggunakan media online?
Jawab:
Narasumber 1: Ada, terkadang dosen memberikan pertanyaan kepada mahasiswa tentang
materi yang diajarkan,terkadang mahasiswa malu atau kurang percaya diri untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
Narasumber 2: Ada, tekadang dosen yang mengajar akan mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sudah di ajarkan sebelumnya, apakah paham atau ada masteri yang masih
kiurang untuk di mengerti.
Responden:
13. Apakah penggunaan media online oleh dosen/guru membuat anda senang dalam belajar?
Jawab:
Narasumber 1: Terdang ada senang ada tidak senang nya.
Narasumber 2: Terkadang ada senang ada tidak senangnya. Senang kerena dosen dapat
menyampakan materi, walau memalui cara yang berbeda.
Narasumber 3: iya , karena saat masa pandemi ini saya tidak harus keluar rumah untuk
melakukan perkuliahan, jadi waktu saya juga lebih banyak di rumah.
Responden:

14. Apakah dosen/guru anda tergesa-gesa ketika menggunakan media online?


Jawab:
Narasumber 1: Tidak ,karena dosen selalu on time, semisl masuk jam 8 kita sudah ada di
dalam media online yang akan digunakan dalam perkuliahan.
Narasumber 2: Tidak, Perkuliahan selalu dimulai sesuai jamnya, dan materi yang
disampaikan harus memiliki target dalam 1 pertemuan.
Narasumber 3: Tidak
Responden:
15. Apakah anda kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari dosen/guru saat menggunakan
media online?
Jawab:
Narasumber 1: Kesulitan, karena kita harus mengulang llagi materi yang disampaikan.
Narasumber 2 : Kesulitan, hal ini disebebkan ketidak percaan diri yang ada di dalam diri
mahasiswa.
Narasumber 3: Tidak, karena penyampaian dosen saat daring mudah dipahami, dan mudah
untuk di mengerti .
Responden:
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pendapat responden dan juga narasumber dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
daring yang dijalankan saat ini dan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan,
pembelajaran daring ini berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Dikarenakan siswa
menjadi mudah bosan ketika pembelajaran daring berlangsung.. Pembelajaran kurang
menarik tidak seperti pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus menciptakan
pembelajaran daring yang menarik dan meningkatkan minat belajar siswa. Cara untuk
menumbuhkan minat belajar pada siswa dengan memberikan motivasi-motivasi belajar
kepada siswa dengan perkataan yang positif dan membangun siswa dalam kondisibelajar.
Bisa juga dengan memperhatikan siswa pada saat pembelajaran daring berlangsung.

B. Saran

Saran bagi peneliti, guru dan orang tua selalu memberikan motivasi kepada siswa dan
anaknya agar tidak cepat bosan dalam proses pembelajaran daring. Untuk guru bisa
menciptakan pembelajaran yang menarik dan selalu memperhatikan siswa dalam proses
pembelajaran daring yang berlangsung. Untuk orang tua juga memberikan kenyamanan
dalam belajar, tidak selalu memaksa anak dalam belajar dan juga itu melihat situasi dan
kondisi sang anak.
Daftar Pustaka

Yunitasari,Ria,2020.,Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat Belajar Siswa pada


Masa COVID-19, Research & Learning in Education, urnal Ilmu Pendidikan Volume 2 Nomor 3
Tahun 2020 Halm 232 - 243

https://epsikologi.com/psikologi-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai