Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET IPA DASAR

ANALISIS PERMASALAHAN DAN KENDALA SISWA SMA KELAS XI PADA


MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PEMBELAJARAN ONLINE

Dosen Pengampu :

Dra. ELFAYETTI M.P.

M. TAUFIK RAHMADI S Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :

NURHANISRA PANGGABEAN (3201131003)

PURNAMA PASARIBU (3202431012)

RANDY RIO (3202431011)

REIZA MARIATI NABABAN (3203331006)

REYKA ANGELIN (3202331001)

VERY HOTMAN SIJABAT (3203131016)

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Miniriset yang berjudul
Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi
Terhadap Pembelajaran Online dengan baik dan tepat waktu. Materi pada Miniriset ini adalah
pembahasan dari materi Mata Kuliah IPA Dasar. Miniriset ini dibuat sebagai pemenuhan
tugas pada Mata Kuliah IPA Dasar. Materi yang bertujuan untuk memperluas wawasan kami
tentang Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran
Geografi Terhadap Pembelajaran Online.

Pada kesempatan ini Tim Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah mempercayakan kami untuk membuat Tugas Miniriset ini dan juga
menyediakan referensi rujukan untuk kami, dan semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam penyusunan Tugas Miniriset ini.

Semoga Tugas Miniriset ini dapat mempermudah kita untuk memahami Analisis
Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi Terhadap
Pembelajaran Online di masa sekarang untuk mewujudkan masa depan Pendidikan Indonesia
yang lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Miniriset ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna
penyempurnaan Miniriset ini. Semoga Miniriset ini mampu memberikan manfaat dan nilai
tambahan bagi kami selaku penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Medan, 28 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II METODE PENELITIAN ..................................................................................... 3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 5

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 12

A. Kesimpulan................................................................................................................. 12

B. Saran........................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan


tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus
tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing,
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat
untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan
tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan
proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan
secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa. Sesuai dengan Surat
Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam
masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19) menganjurkan untuk
melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak
penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring.
Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti komputer
atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung
dengan koneksi internet.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring, guru dituntut untuk lebih
inovatif dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran. Perubahan cara mengajar ini
tentunya membuat guru dan siswa beradaptasi dari pembelajaran secara tatap muka di kelas
menjadi pembelajaran daring. Dengan bantuan perangkat pendukung tersebut dapat
memudahkan guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan menyusun langkah-langkah
pembelajaran yang akan diterapkan. Media pembelajaran yang tersedia secara online sangat
beragam dan senantiasa berkembang. Keberadaan media tersebut sangat membantu guru
dalam proses pembelajaran di kelas tanpa disibukkan dengan kegiatan membuat media itu
sendiri. Guru dapat memanfaatkan aplikasi video pengajaran yang menampilkan wajah guru
sehingga lebih efektif dalam penyampaian informasi ke siswa dari pada sekedar narasi
informasi. Pemanfaatan fitur pengiriman pesan (messegeboard) juga dapat digunakan sebagai
sarana diskusi. Guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana evaluasi
penilaian di akhir pembelajaran. Salah satu bentuk media yang tersedia adalah aplikasi
pembuatan kuis online. Terdapat banyak aplikasi kuis yang memberikan kemudahan dan
efisiensi bagi guru terutama untuk mendapatkan informasi hasil pengerjaan siswa secara
cepat sebagai atribut terkait pengerjaan soal. Dengan adanya kuis membuat siswa mampu
mengetahui tingkat pemahamannya sendiri dan interaktivitas dari kuis yang disajikan
menjadikan siswa lebih fokus.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran
Geografi Terhadap Pembelajaran Online?

C. TUJUAN

Untuk Memahami Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata
Pelajaran Geografi Terhadap Pembelajaran Online.
BAB II

METODE PENELITIAN

Pembelajaran saat ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif.
Pembelajaran tersebut memerlukan sebuah inovasi pembelajaran yang mampu mendorong
siswa membangun pengetahuan mereka sendiri. Oleh karena itu,perlu menciptakan kegiatan
pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata melalui
proses berpikir aktif siswa. Siswa harus mencari, mengkaji, merumuskan sendiri pengetahuan
yang harus dikuasai, sehingga pada akhirnya harus menguasai kompetensi yang harus
dimilikinya. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat
dengan menciptakan pembelajaran yang kondusif.

Pembelajaran berbasis masalah artinya siswa dihadapkan pada suatu permasalahan


dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.
Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan dengan permasalahan riil yang
memancing proses pembelajaran siswa. Hal ini sesuai dengan karakter pembelajaran
Geografi yang mengkaji/mempelajari gejala-gejala dipermukaan bumi secara keseluruhan
beserta segala interaksinya. Pembelajaran geografi berbasis masalah menekankan pada proses
internalisasinya yaitu bagaimana siswa produktif menganalisis, memahami, dan menghayati
makna gejala dan fenomena dari adanya proses interaksi antara siswa dengan lingkungan
belajarnya. Karakter pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan pengalaman belajar
yang lebih efektif. Model pembelajaran ini dapat menstimulus siswa untuk mencari dan
mengajukan permasalahan, serta menyelesaikannya. Berkaitan dengan hal tersebut,
kemampuan berpikir kritis sangat bermanfaat dalam pencarian data atau informasi sebagai
penyelesaian suatu masalah dalam era perkembangan teknologi dan informasi yang semakin
kompleks.

Perkembangan pembelajaran saat ini sudah mengalami kemajuan. Hal ini berdasarkan
fakta bahwa teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangannya telah
memengaruhi dunia pendidikan. Semakin terasa sejalan dengan adanya pergeseran pola
pembelajaran dari tatap muka ke arah pendidikan yang lebih terbuka dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran (relationship) dan
memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi yang hampir tanpa batas. Maka muncul
inovasi berupa model pembelajaran berbasis teknologi. Perkembangan teknologi tersebut
dapat dimanfaatkan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran terutama dalam
implementasi pembelajaran berbasis masalah. Apabila siswa tidak dibekali dengan
kemampuan berpikir kritis, maka mereka tidak mampu mengolah, menilai dan mengambil
informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dilingkungannya. Oleh karena itu,
kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah penting dalam semua mata pelajaran,
termasuk Geografi.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis permasalahan dan kendala siswa pada mata pelajaran geografi
terhadap pembelajaran online didapatkan beberapa info, yaitu pertama, kemampuan berpikir
kritis belajar tatap muka lebih tinggi dari pada belajar online. Kedua, model pembelajaran
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar anak siswa dalam mata pelajaran
geografi. Kemampuan berpikir kritis yang tinggi dikarenakan siswa lebih aktif selama
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran tatap muka. Siswa aktif
dalam mengonstruksi pengetahuannya melalui diskusi dan soal-soal yang berbasis masalah
nyata. Hal ini dapat mendorong kemampuan berpikir kritis dapat tergali secara maksimal.
Berikut beberapa analisis permasalahan dan kendala siswa SMA XI pada mata pelajaran
geografi terhadap pembelajaran online.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Nurhanisra Panggabean"

• Atika Suri Hutagalung

Menurut Atika Suri Hutagalung salah satu siswa SMA kelas XI yang bersekolah di
Madrasah Aliyah Negeri Pandan, pembelajaran sistem daring yang dilaksanakan selama
pandemi ini kurang efektif karena mengalami banyak kendala mulai dari akses internet yang
dinamis sampai minimnya penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan
juga terlalu banyak, sehingga terkadang dia tidak sempat mengerjakan pekerjaan rumah.
Selain itu dia juga menambahkan bahwa pembelajaran sistem daring juga sangat
membosankan, dia tidak dapat bertemu langsung dengan guru dan teman-temannya. Lain lagi
biaya untuk membeli paket internet yang cukup mahal. Karena dia salah satu siswa yang
sampai sekarang belum mendapatkan paket internet gratis dari Kemdikbud. Tetapi di balik
semua itu, dia juga mendapatkan beberapa manfaat salah satunya dia menjadi lebih mahir
dalam menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran online seperti aplikasi Zoom dan Google
Meet. Dia berharap pandemi ini cepat berlalu dan dia dapat kembali melaksakan
pembelajaran secara bertatap muka lagi.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Purnama Pasaribu"

• Gani Damanik (SMAN 1 Perumnas Batu 6)

Selama pembelajaran online, saya sangat kurang paham dengan materinya. Guru
hanya memberikan tugas, dan tugas-tugas tersebut pasti banyak. Kami disuruh
menggambarkan peta, namun hanya diberikan contoh peta saja. Kami harus inisiatif
mempelajari sendiri bagian-bagian peta tersebut karena guru hanya menyuruh kami
menggambar. Sungguh daring ini membuat saya lelah mengerjakan tugas.

• Obey Sihombing (SMAN 3 Pematang Siantar)

Setelah pembelajaran online, saya sangat kesulitan dalam memahami materi.


Terkadang saya sangat sulit mendapatkan jaringan yang bagus, saya harus mencari-cari
tempat yang memiliki jaringan baik, dan sejauh ini tempat terbaik yang saya temukan adalah
di belakang rumah saya. Dalam pelajaran, guru terlalu banyak memberi tugas dan sedikit
memberi penjelasan materi. Disaat guru menerangkan di depan kelas, saya kadang tak bisa
cepat paham, apalagi masa daring ini dimana guru hanya sedikit menerangkan, tentu saja
saya tak paham. Salah satu contoh tugasnya, kami disuruh untuk memahami mengenai
persebaran flora dan fauna. Saya memang sedikit paham karena belajar otodidak, namun
jikalau ada penjelasan dari guru, pasti pemahaman saya akan lebih dalam.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Randy Rio"

Jadi, pada pelajaran Geografi saat pembelajaran online kendalanya itu banyak.
Contohnya pada pelajaran geografi seharusnya banyak dilakukan presentasi atau penjelasan
guru terhadap suatu materi pelajaran. Tapi saat pembelajaran online tidak dilakukannya hal
tersebut, guru tidak menjelaskan materi pelajaran bahkan kadang hanya memberi soal yang
harus dijawab murid. Sehingga murid tidak mendapatkan ilmu tentang materi pelajaran
tersebut. Kalau hanya mengerjakan soal yang diberikan oleh guru kebanyakan siswa langsung
menggunakan google untuk membantunya menjawab soal-soal tersebut dan tidak
menganalisis jawaban yang bersumber dari google tersebut. Alhasil siswa dalam arti kata lain
hanya mencontek dari google dan hanya mengcopy paste dari google ke bukunya. Kadang
juga hanya diberikan materi yang bersumber dari youtube, itu memang membantu tapi
kebanyakan siswa tidak mempunyai paket data yang cukup untuk menonton materi tersebut.
Ada juga yang malas menontonnya.
Saya mewakili dari siswa yang mengikuti pembelajaran online (daring) merasa sangat
rugi, yang pertama siswa/siswi merasa bahwa belajar secara daring tidak eksekuensi dengan
pelajaran-pelajaran yang diberi, yang kedua siswa/siswi merasa bahwa pelajaran secara
daring lebih membawa siswa/siswi dalam hal menggapai soal-soal tetapi tidak
mencermatinya, yang ketiga siswa/siswi merasa pelajaran secara daring lebih fokus kepada
siswa/siswi yang cari muka terhadap hal-hal yang dianggap paling aktif, sebenarnya masih
banyak hal yang terbebani oleh siswa/siswi/mahasiswa terhadap pembelajaran jarak jauh.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Reiza Mariati Nababan"

• Caren Ester Hasibuan (SMA NEGERI 8 MEDAN)

Adapun siswa yang saya wawancarai bernama Caren Ester Hasibuan dari sekolah
SMA Negeri 8 Medan, memberi penjelasan mengenai permasalahan dan kendala yang
dialaminya dalam mata pelajaran geografi terhadap pembelajaran online ini. Yaitu dimana dia
sangat sulit sekali memahami metode pembelajaran yang dikatakan oleh gurunya sendiri.
Kemampuan berpikirnya kurang paham dengan yang dijelaskan oleh gurunya sehingga ia
berusaha mencari info-info yang harus dikejar agar tidak ketinggalan dalam pembelajaran.
Menurutnya, hasil pembelajaran online ini sangatlah kurang memuaskan, karena sulit
dipahami materi yang diberikan oleh gurunya. Dalam mata pelajaran geografi, ia selalu
berusaha memahami pembelajaran tiap pertemuannya, dengan mencatat apa yang dikatakan
atau dijelaskan oleh gurunya sebisa mungkin. Walaupun lancar tidaknya jaringan yang
kurang dipercaya, ia pun berusaha menyimak apa yang dikatakan oleh gurunya tersebut
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Contoh materi pembelajaran yang ia simak ialah
mengenai komposisi udara dalam atmosfer, dimana manusia dapat bertahan sampai satu hari
tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan
beberapa menit saja. Jadi, ia tentu dapat menyimpulkan sendiri bahwa betapa pentingnya
udara bagi kehidupan di bumi. Karena tanpa udara, maka manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan tidak dapat hidup. Udara untuk kehidupan sehari-hari terdapat di atmosfer.
Atmosfer juga berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi dari radiasi
matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada
malam hari. Atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak
melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur
sebelum mencapai permukaan bumi. Begitulah penjelasan yang dapat beberapa ia mengerti
dalam mata pelajaran geografi tersebut. Dengan pembelajaran online ini juga ia sangat letih
karena tugas yang harus ia selesaikan, walau tidak mengerti metode dalam menyelesaikannya
harus ia siapkan dengan cepat karena beberapa tugas dari gurunya dalam bidang studi lainnya
sangat banyak. Maka dari itu ia pun harus mengejar menyiapkan dan menyelesaikan semua
tugas yang dimilikinya dengan benar. Dari proses pembelajaran online ini ia sangat tidak
menyukainya, begitu pula dengan pembelajaran online ini pastinya kurang menyenangkan
menurutnya. Ia berharap pembelajaran online ini segera berakhir dan lanjut ke pembelajaran
tatap muka. Agar ia bisa lebih leluasa dan mudah dalam menanggapi pembelajaran yang ia
ikuti. Itulah penjelasan dari siswa yang saya wawancarai dalam permasalahan dan kendala
pada mata pelajaran geografi terhadap pembelajaran online ini. Sekian dan terima kasih.
Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Reyka Angelin"

Menurut siswa yang berseragam pramuka (Siswa Kalam Kudus Medan) berpendapat
bahwa agak lebih susah memahami materi kalau secara daring gini, karena guru tidak dapat
menjelaskan secara penuh atau langsung sehingga tidak terlalu rinci, dan yang kurang paham
nya untuk materi menghitung di soal yang terdapat di geografi, misalnya seperti mencari
skala, lalu interval kontur, terkadang saya masih susah mau memahami, tapi disisi lain saya
juga mampu mengerjakan nya tergantung bagaimana cara penyampaian oleh guru tersebut, ya
intinya sebenarnya metode belajar daring ataupun bertatap muka tidak jauh berbeda, hanya
ada beberapa kelemahan metode belajar daring ini.

Menurut siswa yang berseragam putih (Siswa SMA Negeri 4 MEDAN) berpendapat
bahwa permasalahan kendala dalam mata pelajaran geografi dengan metode daring masih
sukar diterima dan jauh lebih baik belajar tatap muka dibandingkan belajar secara online
salah satu permasalahnya adalah koneksi internet sering buruk yang mengalami putus
koneksi jaringan mengakibatkan terganggunya proses pembelajaran jarak jauh yang akan
disampaikan oleh guru dihari jam berlangsung dimata pelajaran guru tersebut sehingga
menjadi ketinggalan materi.
Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Very Hotman Sijabat"

• Martha Lestari Manurung (SMA Negeri 1 Siantar)

Selama menjalani proses pembelajaran jarak jauh (online) pada pembelajaran


Geografi, saya mengalami banyak kesulitan. Di antaranya yaitu akses internet yang kurang
memadai sehingga sulit memahami apa-apa saja yang dijelaskan guru, penjelasan materi yang
kurang maksimal dikarenakan guru tidak menjelaskan secara terperinci seperti contoh pada
saat materi cara menghitung pertumbuhan penduduk disuatu wilayah. Guru memberikan
tugas mengenai itu dan saya masih kurang mengerti caranya karena kurangnya contoh dan
berlatih. Ketika belajar secara langsung aja belum paham apalagi secara online.

• Rio Siahaan (SMA Negeri 4 Pematang Siantar)

Menurut saya, saat pembelajaran online pada mata pembelajaran Geografi, saya
sangat sulit memahami penjelasan dikarenakan banyaknya kendala seperti contoh masalah
jaringan yang sulit dilawan dan guru hanya membaca materi dan sedikit menjelaskannya
sehingga muncul rasa malas dan juga sulit untuk berkonsentrasi. Sehingga saya menjadi lebih
banyak waktu untuk bermain handphone. Seperti bermain game, dan sosial media lainnya
dibandingkan dengan belajar. Terlebih ketika guru sering memberikan banyak tugas-tugas
yang malah akan membuat saya semakin malas sehingga mencari jawabannya lewat goggle.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran online ini merupakan hasil dari suatu pembelajaran yang disampaikan
secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Bahannya
biasa sering diakses melalui sebuah jaringan. Sumbernya bisa berasal dari website, internet,
intranet, CD-ROM, dan DVD. Selain memberikan instruksi, e-learning juga dapat memonitor
kinerja peserta didik dan melaporkan kemajuan peserta didik. E-learning tidak hanya
mengakses informasi (misalnya, halaman web), tetapi juga membimbing peserta didik untuk
mencapai hasil belajar yang spesifik (misalnya, tujuan). Pendidikan pembelajaran online telah
berkembang. Siswa tidak hanya dapat mengakses pengetahuan dari buku pelajaran, tetapi
juga dapat mengakses materi pelajaran dari luar sekolah. Guru dan siswa dapat memperoleh
informasi yang banyak, tidak terbatas, dan dapat di akses dari beberapa perpustakaan di
seluruh dunia. Siswa dan guru dapat meningkatkan pembelajaran di kelas dengan mengakses
informasi dari berbagai sumber (database, perpustakaan, kelompok minat khusus),
berkomunikasi melalui komputer dengan siswa lain atau dengan para ahli di bidang studi
tertentu, dan saling bertukar informasi. Kegiatan seperti yang dilakukan oleh geografis
nasional memungkinkan siswa dan guru bersama-sama untuk menuai keuntungan dari
menghubungkan jaringan nasional siswa, guru, dan ilmuwan untuk menyelidiki berbagai
topik. Guru dan para siswanya dapat mengakses dokumen elektronik untuk memperkaya
pengetahuannya. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena pembelajaran online menyediakan
sebuah lingkungan belajar yang interaktif dalam pembelajaran online ini.

B. SARAN

Masukan dan saran ini hanyalah sarana prasarana yang masih kurang memuaskan,
karena dengan instruktur free mengakibatkan mungkin sarana prasarana kurang. Namun
demikian kedepan perlu kegiatan ini mampu meningatkan kita agar lebih baik untuk
kedepannya. Kemampuan siswa dalam pembelajaran online ini harus terus belajar guna
memperbaiki pendidikan dan pembelajaran di satuan Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Purwanto, N. 2002. Prinsip-prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai