Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang
berjudul “Survei Pengaruh Blended Learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group
terhadap Kemandirian Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2
Ngepring”. Penyusunan proposal penelitian ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Matematika SD di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penyusun menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Irfan Wahyu Prananto, S. Pd., M. Pd selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Penelitian Pendidikan Matematika SD.
2. Rekan-rekan yang mengikuti perkuliahan Penelitian Pendidikan Matematika
SD.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Proposal Penelitian “Survei
Pengaruh Blended Learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group terhadap
Kemandirian Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2
Ngepring”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penyusun merasa masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penyusun. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun
harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal penelitian ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 4
A. Deskripsi Teori ............................................................................................................ 4
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................................... 9
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 10
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 12
BAB III................................................................................................................................... 13
METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 13
A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................................... 13
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 14
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 15
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 15
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen....................................................................... 17
F. Teknik Analisis Data................................................................................................. 19
G. Indikator Keberhasilan ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak dari adanya pandemi Covid-19 sampai saat ini masih dirasakan
terutama di bidang pendidikan. Setelah dua tahun berlalu, wajah baru
pendidikan Indonesia setelah adanya pandemi kembali disorot. Setelah
pembelajaran dilakukan menggunakan moda daring, perlahan-lahan diubah
menjadi pembelajaran luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pembelajaran dilakukan secara terbatas dengan hanya dihadiri sebanyak 50%
dari jumlah keseluruhan siswa. Setiap sekolah memiliki kebijakan masing-
masing dalam penerapan pembelajaran tatap muka terbatas ini.
Salah satu metode yang diterapkan oleh sekolah adalah dengan adanya
pembelajaran berbasis blended learning. Blendend learning sendiri adalah
pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran berbasis online. Blended learning sangat sesuai dengan kondisi
yang sedang terjadi saat ini, dimana wabah Covid-19 masih tersebar dimana-
mana. Selain itu, saat ini teknologi dan informasi sangat berkembang sangat
pesat. Dengan penggunaan blended learning maka siswa dapat belajar kapan
pun dan dimana pun dia mau. Siswa dapat belajar secara mandiri, namun
dengan adanya tatap muka guru dapat mengontrol dan mengarahkan siswa
untuk belajar agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai.
Penerapan model blended learning tentu saja memerlukan bantuan
medai berbasis komputer untuk mendukung terlaksananya pembelajaran secara
online. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan sebagai pendukung
pembelajaran blended learning adalah aplikasi whatsApp. Aplikasi whatsApp
merupakan salah sau bentuk perangkat lunak yang digunakan sebagai media
sosial yang menghubungkan banyak orang dalam sebuah komunikasi audio-
1
visual dan juga didiukung kemampuan schat yang relatif cepat bila
dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
Pembelajaran daring ternyata sangat berpengaruh terhadap pemahaman
belajar matematika yang dimiliki loleh kelas V SD. Matematika menjadi salah
satu pembelajaran yang sulit untuk dipelajari dan cenderung dihindari oleh para
siswa. Mereka beranggapan bahwa, dengan pembelajaran tatap muka saja
mereka sudah cukup pusing untuk memahami dan masih sering tidak mengerti.
Apalagi jika pembelajaran matematika dilakukan secara online. Tentu saja hal
ini akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mereka terhadap pembelajaran
matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah blended learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group berpengaruh
terhadap kemandirian belajar matematika kelas V SD Muhammadiyah 2
Ngepring.
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengaruh blended learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group
berpengaruh terhadap kemandirian belajar matematika kelas V SD
Muhammadiyah Ngepring.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan memberikan
informasi tentang pengaruh blended learning berbasis aplikasi whatsapp
group terhadap kemandirian belajar matematika siswa. Hasil penelitian
ini juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian
yang sejenis.
2
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang
pengaruh blendend learning berbasis aplikasi google classroom
terhadap kemandirian belajar matematika siswa.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan memberikan pengaruh baik bagi siswa dalam
pembelajaran matematika menggunakan model blended learning dan
aplikasi whatsapp group.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan serta memberikan sumbangan pikiran agar mampu
menciptakan tempat belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
d. Bagi Orang Tua
Sebagai masukan untuk membimbing dan memperhatikan anak, selama
melakukan pembelajaran blended learning menggunakan aplikasi
whatsapp group. Serta dapat memberikan fasilitas bagi anak untuk
menunjang proses pembelajaran di rumah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Blended Learning
a. Pengertian Blended Learning
Makna dasar dari blended learning merupakan belajar
campuran, sehingga dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang
menggunakan berbagai macam cara. Para ahli sepakat bahwa istilah
blended learning merupakan perpaduan pembelajaran secara
konvensional dan online. Semler dalam Husamah (2013: 11)
berpendapat bahwa blended learning mengkombinasikan ranah terbaik
dari pembelajaran daring, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktik
dunia nyata.
Blended learning merupakan kombinasi karakteristik
pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran elektronik atau
blended e-learning menggabungkan aspek blended e-learning seperti
pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi audio
synkronus, dan asynkronus dengan pembelajaran tradisional tatap muka
(Rusman, dkk. 2012: 244).
Sehingga bisa disimpulkan bahwa blended learning merupakan
cara belajar yang menggabungkan antara metode konvensional yaitu
pembelajaran tatap muka dengan metode pembelajaran daring atau
online berbasis teknologi dan internet.
4
2) Menyediakan peluang yang parktis-realistis bagi pengajar dan siswa
untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus
berkembang.
3) Peningkatan penjadwalan fleksibel bagi siswa, dengan
menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran
online.
5
2) Guru tidak dapat mengontrol kegiatan siswa di luar tatap muka
secara penuh.
3) Hasil pengerjaan tugas memungkinkan siswa satu dengan yang lain
saling berbagi.
4) Siswa yang cenderung mempunyai minat belajar yang rendah akan
kesulitan belajar secara mandiri dengan pembelajaran online ini.
5) Tingkat akses yang baik tidak semua siswa memilikinya.
2. WhatsApp Group
a. Pengertian WhatsApp
WhatsApp Massanger merupakan aplikasi pesan lintas platform
yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya sms, karena
WhatsApp Massanger menggunakan paket data internet yang sama
untuk email, browsing web, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan
asplikasi obrolan onlien yang lain, WhatsApp Tetap menjadi aplikasi
chatting yang banyak digunakan.
6
a) Aplikasi WhatsApp membutuhkan adanya akses koneksi
internet, sehingga pelajar yang tidak memiliki fasilitas ini akan
merasa kesulitan.
3. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar siswa merupakan sikap yang harus dilakukan
siswa dalam belajar secara mandiri, memiliki inisiatif sendiri sesuai dengan
kebutuhan tersebut. Kemandirian belajar ini sangat penting bagi siswa
karena tumbuh secara alami dalam diri siswa itu sendiri. menurut
Wedemeyer (1983) kemandirian belajar perlu diberikan kepada peserta
didik supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan
mendisiplinkan dirinya dan dalam mengembangkan kemampuan belajar
atas kemauan sendiri (Rusman, 2014: 354).
Sedangkan Haris (2011: 1) dalam Tuti Indra Wahyuni Daeli, 2018: 12
Menjelaskan kemandirian belajar sebagai kegiatan belajar aktif, yang
didoron oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi, dan dibangun
dengan bakal pengetahuan atau kompetensi, dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.
Haris juga mengemukakan ciri-ciri seseorang belajar scara mandiri
antara lain:
a. Kegiatan belajar bersifat self-directing mengarahkan diri sendiri, dan
tidak bergantung pada orang lain.
b. Pertanyaan-pertanyaan yang timbu dalam proses pembelajaran dijawab
sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari gruu
atau orang luar.
c. Tidak mau didikte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara
terus menerus diberitahu apa yang harus dilakukan.
d. Orang dewasa mengharapkan penerapan dengan segera dari apa yang
dipelajari, mereka tidak menerima penerapan yang tertunda.
7
e. Lebih senang dengan problem-centered learning daripaada content
centered learning.
f. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada mendengarkan cerama
guru.
g. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik)
karena mereka tidak datang belajar “dengan tangan kosong”.
h. Lebih menyukai collaborative learning, karea belajar dan tukar
pengalaman sangat menyenangkan dan bisa berbagi.
i. Merencaanakan dan mengevaluasi belajar dalam batas tertentu
bersama-sama dengan guru.
j. Belajar dengan berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan
menyerap.
4. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa
yang melibakan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada
suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan
berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang
secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif
dan efisien (Rusyanti, 2014).
Pembelajaran matematika membentuk logika berpikir bukan sekedar
pandai dalam melakukan perhitungan, menyelesaikan sebuah masalah
menggunakan analsisi serta logika berpikir, sementara untuk melakukan
perhitungan dapat dibantu dengan menggunakan kalkulatur atau komputer
dan lain sebagainya (Fatimah, 2009:8).
Matematika tidak dapat dipisahkan dari lingkup dunia pendidikan,
terkhusus dalam cakupan wilayah Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran ini
memegang peran penting disebabkan keterkaitannya dengan beberapa mata
pelajaran lain, matematika identik dengan angka dan hampir di setiap
8
pembelajaran atau mata pelajaran yang diajarkan berisi angka-angka dalam
setiap materinya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat didefinisikan bahwa pembelajaran
matematika merupakan bentuk dalam berpikir logis dan bukan sekedar lihai
dalam perhitungan. Pembelajara matematika difungsikan sebagai sarana
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan manusia, gagasan serta ide
dapat digunakan dalam hal mengkomunikasikan suatu hal dengan bentuk
tabel, diagram, simbol, dan lain-lainnya.
9
whatsapp seperti terbatasnya kouta yang
dimiliki siswa, orangtua yang tidak memiliki handphone, dan lain-lain.
Namun, dalam pemilihan aktivitas pembelajaran dan media pembelajaran
para guru tentu sudah mempertimbangkan keadaan para siswa dan
orangtuanya. Intinya penggunaannya menyesuaikan situasi dan kondisi di
tempat sekolah tersebut.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah di uraikan di atas dapat disusun
suatu kerangka berpikir untuk penelitian ini. Pembelajaran matematika
merupakan bentuk dari berpikir logis bukan sekedar ahli dalam hal hitung-
hitungan. Pembelajaran matematika dikenal sebagai pembelajaran yang susah,
monoton dalam penjelasan materi, dan hampir semua materinya susah untuk
dipahami. Guru mempunyai peranan penting untuk menggolah pembelajaran
agar lebih menyenangkan dan mudah dimengerti oleh siswa. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri dalam pembelajaran matematika di era pandemi saat ini.
Hal ini mengharuskan sekolah untuk mengadakan sekolah tatap muka
terbatas. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah menggunakan model
blended learning. Berdasarkan model pembelajaran dua arah ini, yaitu
memadukan antara online dan tatap muka, dirasa cukup efektif dan bermanfaat
dalam pengefektifan jam belajar selain di dalam kelas. Agar tercapainya belajar
yang efektif, penyampaian yang menggunakan teknologi menjadi memudahkan
10
siswa dalam mencari bahan belajar yang lebih dari internet dan juga bisa saling
berbagi antar teman.
Data yang diperoleh dari pemahaman pembelajaran matematika siswa
terhadap pembelajaran matematika menggunakan model blended learning
berbantukan aplikasi whatsApp dapat dijadikan sebagai rujukan untuk
mengetahui besar perbandingan tingkat pemahaman pembelajaran matematika
yang dimiliki siswa dengan penelitian ini. Selain itu tingkat baik (tinggi)
maupun buruk perolehan dari pemahaman pembelajaran matematika siswa
yang telah di data mampu menunjukkan keadaan pemahaman khususnya pada
pembelajaran matematika di wilayah SD Muhammadiyah 2 Ngepring.
Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini, maka digambarkan
kerangka pikir sebagai berikut:
11
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut:
1. Pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan blended
learning berbantukan aplikasi WhatsApp.
2. Survei pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan blended
learning berbantukan aplikasi WhatsApp.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey Descriptive
Design. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nazir (1988: 73-74).
13
Terdapat berbagai langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian ini,
antara lain:
a. Memilih dan merumuskan masalah. Masalah yang akan diteliti yaitu
bagaimana mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
pembelajaran matematika menggunakan model blended learning
berbantukan aplikasi google classroom.
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan menjawab rumusan
masalah.
c. Memberikan batasan-batasan penelitian dan menentukan sampel.
d. Menyusun tinjauan pustaka yang kuat.
e. Menyusun instrument pengumpulan data.
f. Melakukan pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar tingkat pemahaman siswa terhadap
pembelajaran matematika menggunakan model blended learning
berbantukan aplikasi google classroom, kuesioner yang telah
diujicobakan terlebih dahulu.
g. Melakukan analisis data yang akan dibahas pada teknik analisis data.
h. Menginterpretasikan hasil dan menarik kesimpulan.
Tujuan dari penelitian ini apat dikatakan tercapai apabila survei tingkat
pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan
model blended learning berbantukan aplikasi google classroom, ini dapat
diketahui dan dianggap baik untuk guru dan dapat meningkatkan
penguasaan materi oleh siswa.
14
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sugiyono (2012: 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V SD Muhammdiyah 2 Ngepring tahun pelajaran 2022/2023 yang
terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas V A dan V B. Dengan rincian masing-masing
kelas terdiri dari 30 siswa, maka total keseluruhan ada 60 siswa. Pembagian
siswa pada kelas-kelas tersebut dilakukan secara acak sehingga tidak ada
kelas unggulan.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel menggunakan teknik purpossive sampling
(nonprobability sampling). Sugiyono (2016) menyatakan bahwa teknik
purpossive sampling didasarkan pada pertimbangan tertentu. Yaitu
pandemi Covid-19 yang mengakibatkan durasi belajar siswa di sekola
mejadi berkurang yang dapat menjadi halangan untuk melakukan penelitian
di sekolah.
Sample dalam penelitian ini adalah kelas V A di SD Muhammdiyah 2
Ngepring dengan jumlah sebesar 30 siswa. Pengambilan sampel
disesuaikan dengan keadaan yang masih mengalami pandemi Covid-19.
15
pemahaman pembelajaran matematika siswa, kisi-kisi pemahaman
pembelajaran matematika siswa menggunakan blended learning, dan
kisi-kisi pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan
blended learning berbantukan aplikasi google classrom.
b. Validasi Instrumen Penelitian
Dalam kegiatan ini dilakukan 2 (dua) tahao validasi, yaitu
validasi isi dengan penilaian dilaksanakan oleh dosen ahli, dan validasi
konstruk yaitu dengan mengujicobakan instrumen kepada responden
yang memiliki karakteristik sama.
c. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan survei pemahaman pembelajaran
matematika siswa. Kemudian dilakukan pemberian angket atau
kuesioner serta dokumentasi oleh peneliti.
d. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan
telah terkumpul. Data dibuat dalam bentuk tabel sehingga mudah dibaca
dan dipahami secara keseluruhan. Selain menggunakan rumus-rumus
yang telah ditentukan, analisis data juga menggunakan software SPSS
25 agar data yang diperoleh semakin akurat.
e. Kesimpulan
Setelah data dianalisis, hasil yang diperoleh diambil
kesimpulannya dengan melihat apakah tujuan dari penelitian sudah
tercapai atau belum. Apabila tujuan penelitian belum tercapai maka
penelitian dilanjutkan, akan tetapi bila tujuan penelitian telah tercapai
maka penelitian dapat dihentikan.
16
a. Observasi
Penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk mengamati
keadaan atau aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas ketika
pembelajaran matematika tatap muka.
b. Kuesioner
Singarimbun dan Handayani (1987) menyatakan bahwa
keutamaan dalam pengumpulan data pada penelitian survei adalah
kuesioner. Hasil kuesioner akan berbentuk analisa statistika disertai
uraian untuk menjelaskan angka-angka yang telah diolah. Penelitian ini
menggunakan kuesioner jenis tertutup dengan bentuk checklist dengan
menuliskan tanda () pada kolom yang sesuai.
c. Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan dokumentasi berbentuk foto dan
video untuk memperkuat data yang diabadikan melalui kamera
smartphone.
17
dibuat. Para ahli tersebut adalah dosen ahli yang instrumen penelitian
layak digunakan dengan perbaikan kemudian dilakukan uji validitas
konstruk.
b. Validitas Konstruk
Selain menggunakan validitas isi, instrumen dalam penelitian ini
juga diuji dengan validitas konstruk, yaitu dilakukan dengan menguji-
cobakan instrumen tersebut pada responden yang mempunyai
karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner
dikorelasikan dengan skor total (korelasi Product Moment). Berikut ini
adalah rumus dari korelasi Product Moment dari Karl
Pearson:
Keterangan:
18
dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka maka item tersebut dinyatakan valid. Namun
apabila nilai 𝑟𝑥𝑦 lebih kecil dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka taraf signifikan 5% maka
item tersebut dinyatakan tidak valid
19
pengisi instrumen; (2) mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa semua
instrumen telah kembali pada peneliti dan semua instrumen telah diisi
dengan baik oleh siswa; (3) mengecek macam pengisian
data. Jika didalam instrumen termuat isi yang bukan merupakan kehendak
peneliti, maka item tersebut dihilangkan dari analisis.
2. Tahap Tabulasi
Yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengelompokkan data dalam
tabel frekuensi untuk mempermudah menganalisis data. Kegiatan ini
mencakup skoring, yaitu tahap pemberian skor pada hasil observasi dan
angket.
3. Tahap Penerapan Data
Analisa data dilakukan berdasarkan hasil dari tiap-tiap instrumen yang
telah diperoleh. Ketika sudah diketahui persebaran data masingmasing
instrumen dalam bentuk persentase, sehingga dapat disimpulkan bagaimana
tingkat pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan model
blended learning berbantukan aplikasi google classroom.
G. Indikator Keberhasilan
Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Survei pemahaman pembelajaran matematika siswa dikatakan berhasil dan
sesuai dengan keinginan siswa sehingga kita sebagai calon guru juga bisa
menjadikan sebagai pelajaran dan modal ketika terjun ke lingkungan
sekolah.
2. Pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan model blended
learning berbantukan aplikasi google classroom dapat dikatakan baik jika
data hasil pengisisan angket memperoleh kategori baik atau sangat baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, Rizka Nurlina. "Daya tarik pembelajaran berbasis blended learning di era
revolusi 4.0." (2019): 803-809.
Istiningsih, S., & Hasbullah, H. (2015). Blended learning, trend strategi pembelajaran
masa depan. Jurnal Elemen, 1(1), 49-56.
21
Machfud, M. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN Jumputrejo
Melalui Metode Blanded Lerning dengan Aplikasi Whatsapp. DWIJA
CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 3(1), 43-49.
22
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
23
13 Saya bertanya kepad guru atau teman atau orang
lain yang paham jika saya menemukan kesulitan
dalam materi pembelajaran matematika
Siswa berusaha memahami 14 Saya bertanya kepada guru atau teman jika belum
materi yang dikirimkan melalui memahami materi yang telah di bagikan melalui
WhatsApp Group WhatsApp Group
15 Saya mencari referensi lain untuk memahami
materi yang telah dibagikan melalui WhatsApp
Group
Tanggung Siswa memiliki kesadaran diri 16 Saya mempelajari terlebih dahulu materi
Jawab dalam belajar matematika yang akan diajarkan
17 Saya bertanggung jawab dalam menghadapi tugas
yang diberikan tanpa bantuan orang lain
Siswa akan bertanggung jawab 18 Saya akan bertanggung jawab untuk materi yang
atas pemahamannya telah saya pahami
24