Anda di halaman 1dari 27

Proposal Penelitian

SURVEI PENGARUH BLENDED LEARNING BERBASIS APLIKASI


WHATSAPP GROUP TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD MUHAMMADIYAH 2 NGEPRING

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Matematika SD

Dosen Pengampu: Irfan Wahyu Prananto, S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh:

Adellia Ayu Novichasari (19108241069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang
berjudul “Survei Pengaruh Blended Learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group
terhadap Kemandirian Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2
Ngepring”. Penyusunan proposal penelitian ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Matematika SD di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penyusun menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Irfan Wahyu Prananto, S. Pd., M. Pd selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Penelitian Pendidikan Matematika SD.
2. Rekan-rekan yang mengikuti perkuliahan Penelitian Pendidikan Matematika
SD.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Proposal Penelitian “Survei
Pengaruh Blended Learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group terhadap
Kemandirian Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2
Ngepring”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penyusun merasa masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penyusun. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun
harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal penelitian ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, 26 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 4
A. Deskripsi Teori ............................................................................................................ 4
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................................... 9
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 10
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 12
BAB III................................................................................................................................... 13
METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 13
A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................................... 13
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 14
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 15
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 15
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen....................................................................... 17
F. Teknik Analisis Data................................................................................................. 19
G. Indikator Keberhasilan ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dampak dari adanya pandemi Covid-19 sampai saat ini masih dirasakan
terutama di bidang pendidikan. Setelah dua tahun berlalu, wajah baru
pendidikan Indonesia setelah adanya pandemi kembali disorot. Setelah
pembelajaran dilakukan menggunakan moda daring, perlahan-lahan diubah
menjadi pembelajaran luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pembelajaran dilakukan secara terbatas dengan hanya dihadiri sebanyak 50%
dari jumlah keseluruhan siswa. Setiap sekolah memiliki kebijakan masing-
masing dalam penerapan pembelajaran tatap muka terbatas ini.
Salah satu metode yang diterapkan oleh sekolah adalah dengan adanya
pembelajaran berbasis blended learning. Blendend learning sendiri adalah
pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran berbasis online. Blended learning sangat sesuai dengan kondisi
yang sedang terjadi saat ini, dimana wabah Covid-19 masih tersebar dimana-
mana. Selain itu, saat ini teknologi dan informasi sangat berkembang sangat
pesat. Dengan penggunaan blended learning maka siswa dapat belajar kapan
pun dan dimana pun dia mau. Siswa dapat belajar secara mandiri, namun
dengan adanya tatap muka guru dapat mengontrol dan mengarahkan siswa
untuk belajar agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai.
Penerapan model blended learning tentu saja memerlukan bantuan
medai berbasis komputer untuk mendukung terlaksananya pembelajaran secara
online. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan sebagai pendukung
pembelajaran blended learning adalah aplikasi whatsApp. Aplikasi whatsApp
merupakan salah sau bentuk perangkat lunak yang digunakan sebagai media
sosial yang menghubungkan banyak orang dalam sebuah komunikasi audio-

1
visual dan juga didiukung kemampuan schat yang relatif cepat bila
dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
Pembelajaran daring ternyata sangat berpengaruh terhadap pemahaman
belajar matematika yang dimiliki loleh kelas V SD. Matematika menjadi salah
satu pembelajaran yang sulit untuk dipelajari dan cenderung dihindari oleh para
siswa. Mereka beranggapan bahwa, dengan pembelajaran tatap muka saja
mereka sudah cukup pusing untuk memahami dan masih sering tidak mengerti.
Apalagi jika pembelajaran matematika dilakukan secara online. Tentu saja hal
ini akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mereka terhadap pembelajaran
matematika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah blended learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group berpengaruh
terhadap kemandirian belajar matematika kelas V SD Muhammadiyah 2
Ngepring.

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengaruh blended learning berbasis Aplikasi WhatsApp Group
berpengaruh terhadap kemandirian belajar matematika kelas V SD
Muhammadiyah Ngepring.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan memberikan
informasi tentang pengaruh blended learning berbasis aplikasi whatsapp
group terhadap kemandirian belajar matematika siswa. Hasil penelitian
ini juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian
yang sejenis.

2
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang
pengaruh blendend learning berbasis aplikasi google classroom
terhadap kemandirian belajar matematika siswa.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan memberikan pengaruh baik bagi siswa dalam
pembelajaran matematika menggunakan model blended learning dan
aplikasi whatsapp group.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan serta memberikan sumbangan pikiran agar mampu
menciptakan tempat belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
d. Bagi Orang Tua
Sebagai masukan untuk membimbing dan memperhatikan anak, selama
melakukan pembelajaran blended learning menggunakan aplikasi
whatsapp group. Serta dapat memberikan fasilitas bagi anak untuk
menunjang proses pembelajaran di rumah.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Blended Learning
a. Pengertian Blended Learning
Makna dasar dari blended learning merupakan belajar
campuran, sehingga dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang
menggunakan berbagai macam cara. Para ahli sepakat bahwa istilah
blended learning merupakan perpaduan pembelajaran secara
konvensional dan online. Semler dalam Husamah (2013: 11)
berpendapat bahwa blended learning mengkombinasikan ranah terbaik
dari pembelajaran daring, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktik
dunia nyata.
Blended learning merupakan kombinasi karakteristik
pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran elektronik atau
blended e-learning menggabungkan aspek blended e-learning seperti
pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi audio
synkronus, dan asynkronus dengan pembelajaran tradisional tatap muka
(Rusman, dkk. 2012: 244).
Sehingga bisa disimpulkan bahwa blended learning merupakan
cara belajar yang menggabungkan antara metode konvensional yaitu
pembelajaran tatap muka dengan metode pembelajaran daring atau
online berbasis teknologi dan internet.

b. Tujuan Blended Learning


Tujuan dari Blended Learning adalah sebagai berikut:
1) Membantu siswa untuk berkembang lebih baik di dalam proses
belajar sesuai dengan gaya belajar dan preferensi belajar.

4
2) Menyediakan peluang yang parktis-realistis bagi pengajar dan siswa
untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus
berkembang.
3) Peningkatan penjadwalan fleksibel bagi siswa, dengan
menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran
online.

c. Kelebihan Blended Learning


Berikut ini akan dipaparkan yang menjadi kelebihan dari blended
learning adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik dapat lebih leluasa untuk mempelajari materi pelajaran
secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia
secara online.
2) Peserta didik dapat berkomunikasi bahkan berdiskusi dengan guru
atau peserta didik lain yang tidak harus dilakukan didalam kelas.
3) Guru dapat menambahkan materi pengayaan melalui media online,
dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjakan tes
yang dilakukan sebelum pembelajaran, memberikan kuis, dan
memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
4) Mengurangi aktivitas bermain-main siswa dengan cara mengisi hal-
hal bermanfaat yang dapat dilakukannya dengan gadgetnya yakni
mengerjakan tugas secara online.

d. Kekurangan Blended Learning


Dibalik kelebihan-kelebihan blended learning, juga terdapat
sejumlah kekurangan-kekurangan blended learning diantaranya sebagai
berikut:
1) Proses pembelajaran yang hanya memanfaatkan teknologi saja tidak
dapat sepenuhnya berhasil. Hal tersebut dikarenakan gaya belajar
masing-masing siswa berbeda-beda.

5
2) Guru tidak dapat mengontrol kegiatan siswa di luar tatap muka
secara penuh.
3) Hasil pengerjaan tugas memungkinkan siswa satu dengan yang lain
saling berbagi.
4) Siswa yang cenderung mempunyai minat belajar yang rendah akan
kesulitan belajar secara mandiri dengan pembelajaran online ini.
5) Tingkat akses yang baik tidak semua siswa memilikinya.

2. WhatsApp Group
a. Pengertian WhatsApp
WhatsApp Massanger merupakan aplikasi pesan lintas platform
yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya sms, karena
WhatsApp Massanger menggunakan paket data internet yang sama
untuk email, browsing web, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan
asplikasi obrolan onlien yang lain, WhatsApp Tetap menjadi aplikasi
chatting yang banyak digunakan.

b. Kelebihan dan kekurangan WhatsApp


1) Kelebihan WhatsApp sebagai berikut:
a) WhatsApp memiliki fitur yang komplit, karena dengan
WhatsApp dapat berkirim terks, gambar, video, suara dan bisa
berbagai lokasi GPS.
b) Aplikasi WhatsApp memiliki fasilitas broadcasts dan grup chat.
c) Aplikasi WhatsApp dapat membuat orang bisa berkomunikasi
secara bersama-sama dalam kurun waktu yang bersamaan tanpa
harus bertemu. Beberapa orang bisa melakukan diskusi di dalam
sebuah grup WhatsApp.
2) Kekurangan WhatsApp

6
a) Aplikasi WhatsApp membutuhkan adanya akses koneksi
internet, sehingga pelajar yang tidak memiliki fasilitas ini akan
merasa kesulitan.

3. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar siswa merupakan sikap yang harus dilakukan
siswa dalam belajar secara mandiri, memiliki inisiatif sendiri sesuai dengan
kebutuhan tersebut. Kemandirian belajar ini sangat penting bagi siswa
karena tumbuh secara alami dalam diri siswa itu sendiri. menurut
Wedemeyer (1983) kemandirian belajar perlu diberikan kepada peserta
didik supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan
mendisiplinkan dirinya dan dalam mengembangkan kemampuan belajar
atas kemauan sendiri (Rusman, 2014: 354).
Sedangkan Haris (2011: 1) dalam Tuti Indra Wahyuni Daeli, 2018: 12
Menjelaskan kemandirian belajar sebagai kegiatan belajar aktif, yang
didoron oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi, dan dibangun
dengan bakal pengetahuan atau kompetensi, dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.
Haris juga mengemukakan ciri-ciri seseorang belajar scara mandiri
antara lain:
a. Kegiatan belajar bersifat self-directing mengarahkan diri sendiri, dan
tidak bergantung pada orang lain.
b. Pertanyaan-pertanyaan yang timbu dalam proses pembelajaran dijawab
sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari gruu
atau orang luar.
c. Tidak mau didikte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara
terus menerus diberitahu apa yang harus dilakukan.
d. Orang dewasa mengharapkan penerapan dengan segera dari apa yang
dipelajari, mereka tidak menerima penerapan yang tertunda.

7
e. Lebih senang dengan problem-centered learning daripaada content
centered learning.
f. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada mendengarkan cerama
guru.
g. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik)
karena mereka tidak datang belajar “dengan tangan kosong”.
h. Lebih menyukai collaborative learning, karea belajar dan tukar
pengalaman sangat menyenangkan dan bisa berbagi.
i. Merencaanakan dan mengevaluasi belajar dalam batas tertentu
bersama-sama dengan guru.
j. Belajar dengan berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan
menyerap.

4. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa
yang melibakan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada
suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan
berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang
secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif
dan efisien (Rusyanti, 2014).
Pembelajaran matematika membentuk logika berpikir bukan sekedar
pandai dalam melakukan perhitungan, menyelesaikan sebuah masalah
menggunakan analsisi serta logika berpikir, sementara untuk melakukan
perhitungan dapat dibantu dengan menggunakan kalkulatur atau komputer
dan lain sebagainya (Fatimah, 2009:8).
Matematika tidak dapat dipisahkan dari lingkup dunia pendidikan,
terkhusus dalam cakupan wilayah Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran ini
memegang peran penting disebabkan keterkaitannya dengan beberapa mata
pelajaran lain, matematika identik dengan angka dan hampir di setiap

8
pembelajaran atau mata pelajaran yang diajarkan berisi angka-angka dalam
setiap materinya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat didefinisikan bahwa pembelajaran
matematika merupakan bentuk dalam berpikir logis dan bukan sekedar lihai
dalam perhitungan. Pembelajara matematika difungsikan sebagai sarana
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan manusia, gagasan serta ide
dapat digunakan dalam hal mengkomunikasikan suatu hal dengan bentuk
tabel, diagram, simbol, dan lain-lainnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rif’atul Ajizah dan Andi Prastowo, “Peran
Pembelajaran Blended Learning melalui WhatsApp pada Anak Madrasah
Ibtidaiyah Normal Islam Rakha di Masa Pandemi Covid-19”. Penelitian ini
menyoroti tentang peran pembelajaran blended learning melalui whatsApp
pada anak Madrasah Ibtidaiyah Normal Islam Rakha Amuntai. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran blended learning melalui
whatsApp di masa pandemi covid-19. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif, dengan metode wawancara dan observasi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan blended learning
melalui whatsapp selama masa pandemi covid-19 sangat membantu, yaitu
menggabungkan pembelajaran tatap muka terbatas dan pembelajaran
daring lewat whatsapp. Sebenarnya banyak pilihan platform dalam
penggunaan pembelajaran blended learning ini, seperti zoom meeting,
google classroom, google meet, dan lain-lain. Whatsapp menjadi pilihan
karena dianggap lumrah dan biasa digunakan dikalangan masyarakat, orang
tua, para guru, dan siswa itu sendiri. Penggunaannya juga mudah
dimengerti. Meskipun juga terdapat kekurangan dalam menggunakan

9
whatsapp seperti terbatasnya kouta yang
dimiliki siswa, orangtua yang tidak memiliki handphone, dan lain-lain.
Namun, dalam pemilihan aktivitas pembelajaran dan media pembelajaran
para guru tentu sudah mempertimbangkan keadaan para siswa dan
orangtuanya. Intinya penggunaannya menyesuaikan situasi dan kondisi di
tempat sekolah tersebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Machfud, “Peningkatan Hasil Belajar


Matematika kelas VI SDN Jumputrejo melalui Metode Blended Learning
dengan Aplikasi WhatsApp”. Penggunaan metode blended learning
memungkinkan siswa untuk belajar dan berdiskusi lebih lama tanpa terikat
ruang dan waktu. Metode blended learning terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan meningkatkan nilai rata-rata kelas. Penggunaan
metode blended learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah di uraikan di atas dapat disusun
suatu kerangka berpikir untuk penelitian ini. Pembelajaran matematika
merupakan bentuk dari berpikir logis bukan sekedar ahli dalam hal hitung-
hitungan. Pembelajaran matematika dikenal sebagai pembelajaran yang susah,
monoton dalam penjelasan materi, dan hampir semua materinya susah untuk
dipahami. Guru mempunyai peranan penting untuk menggolah pembelajaran
agar lebih menyenangkan dan mudah dimengerti oleh siswa. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri dalam pembelajaran matematika di era pandemi saat ini.
Hal ini mengharuskan sekolah untuk mengadakan sekolah tatap muka
terbatas. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah menggunakan model
blended learning. Berdasarkan model pembelajaran dua arah ini, yaitu
memadukan antara online dan tatap muka, dirasa cukup efektif dan bermanfaat
dalam pengefektifan jam belajar selain di dalam kelas. Agar tercapainya belajar
yang efektif, penyampaian yang menggunakan teknologi menjadi memudahkan

10
siswa dalam mencari bahan belajar yang lebih dari internet dan juga bisa saling
berbagi antar teman.
Data yang diperoleh dari pemahaman pembelajaran matematika siswa
terhadap pembelajaran matematika menggunakan model blended learning
berbantukan aplikasi whatsApp dapat dijadikan sebagai rujukan untuk
mengetahui besar perbandingan tingkat pemahaman pembelajaran matematika
yang dimiliki siswa dengan penelitian ini. Selain itu tingkat baik (tinggi)
maupun buruk perolehan dari pemahaman pembelajaran matematika siswa
yang telah di data mampu menunjukkan keadaan pemahaman khususnya pada
pembelajaran matematika di wilayah SD Muhammadiyah 2 Ngepring.
Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini, maka digambarkan
kerangka pikir sebagai berikut:

Siswa Kelas V A dan B SD


Muhmmadiyah 2 Ngepring

Pemahaman Pembelajaran Matematika

Menggunakan Model Blended Learning

Berbantukan Aplikasi WhatsApp Grup

Baik / Tinggi Rendah

Survei (Pengumpulan Informasi)

11
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut:
1. Pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan blended
learning berbantukan aplikasi WhatsApp.
2. Survei pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan blended
learning berbantukan aplikasi WhatsApp.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diguakan dalam penelitian ini adalah survey
dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana fenomena yang akan
diteliti adalah kejadian yang terlah berlalu atau sedang berlangsung, dalam
konteks ini adalah proses pembelajaran.
Selanjutnya Suharsimi Arikunto (2010: 3) menjelaskan bahwa dalam
penelitian deskriptif, peneliti tidak memberikan perlakuan khusus kepada
obyek yang diteliti namun memaparkan atau menggambarkan keadaan,
kondisi atau peristiwa yang terjadi secara apa adanya. Menurut Sevilla
(1993: 76-77) metode penelitian survei deskriptif dimaksudkan guna
mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala
tersebut ada (exist). Sehingga di dalam penelitian ini tidak
memperhitungkan hubungan antar variabe-variabel. Tujuannya adalah
menggunakan data yang kita peroleh untuk memecahkan masalah, daripada
untuk menguji hipotesisnya. Penelitian ini memaparkan secara murni hasil
dari objek yang diamati, selanjutnya data yang diperoleh dikelompokkan
terhadap klarifikasi tertentu dan kemudian diambil kesimpulan.
Jenis ini dipilih karena penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan
bagaimana agar mengetahui tingkat pemahaman pembelajaran matematika
menggunakan model blended learning berbantukan aplikasi google
classroom pada sekolah dasar.

2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey Descriptive
Design. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nazir (1988: 73-74).

13
Terdapat berbagai langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian ini,
antara lain:
a. Memilih dan merumuskan masalah. Masalah yang akan diteliti yaitu
bagaimana mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
pembelajaran matematika menggunakan model blended learning
berbantukan aplikasi google classroom.
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan menjawab rumusan
masalah.
c. Memberikan batasan-batasan penelitian dan menentukan sampel.
d. Menyusun tinjauan pustaka yang kuat.
e. Menyusun instrument pengumpulan data.
f. Melakukan pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar tingkat pemahaman siswa terhadap
pembelajaran matematika menggunakan model blended learning
berbantukan aplikasi google classroom, kuesioner yang telah
diujicobakan terlebih dahulu.
g. Melakukan analisis data yang akan dibahas pada teknik analisis data.
h. Menginterpretasikan hasil dan menarik kesimpulan.
Tujuan dari penelitian ini apat dikatakan tercapai apabila survei tingkat
pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan
model blended learning berbantukan aplikasi google classroom, ini dapat
diketahui dan dianggap baik untuk guru dan dapat meningkatkan
penguasaan materi oleh siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Muhammdiyah 2 Ngepring yang
beralamat di Jln. Turgo, Ngepring, Purwobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang dilaksanakan kurang lebih selama
satu minggu yakni bulan Maret 2022.

14
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sugiyono (2012: 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V SD Muhammdiyah 2 Ngepring tahun pelajaran 2022/2023 yang
terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas V A dan V B. Dengan rincian masing-masing
kelas terdiri dari 30 siswa, maka total keseluruhan ada 60 siswa. Pembagian
siswa pada kelas-kelas tersebut dilakukan secara acak sehingga tidak ada
kelas unggulan.

2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel menggunakan teknik purpossive sampling
(nonprobability sampling). Sugiyono (2016) menyatakan bahwa teknik
purpossive sampling didasarkan pada pertimbangan tertentu. Yaitu
pandemi Covid-19 yang mengakibatkan durasi belajar siswa di sekola
mejadi berkurang yang dapat menjadi halangan untuk melakukan penelitian
di sekolah.
Sample dalam penelitian ini adalah kelas V A di SD Muhammdiyah 2
Ngepring dengan jumlah sebesar 30 siswa. Pengambilan sampel
disesuaikan dengan keadaan yang masih mengalami pandemi Covid-19.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Instrumen Penelitian
Tahap ini dilakukan sebelum melaksanakan penelitian.
Instrumen yang disusun terdiri dari: kisi-kisi lembar observasi

15
pemahaman pembelajaran matematika siswa, kisi-kisi pemahaman
pembelajaran matematika siswa menggunakan blended learning, dan
kisi-kisi pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan
blended learning berbantukan aplikasi google classrom.
b. Validasi Instrumen Penelitian
Dalam kegiatan ini dilakukan 2 (dua) tahao validasi, yaitu
validasi isi dengan penilaian dilaksanakan oleh dosen ahli, dan validasi
konstruk yaitu dengan mengujicobakan instrumen kepada responden
yang memiliki karakteristik sama.
c. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan survei pemahaman pembelajaran
matematika siswa. Kemudian dilakukan pemberian angket atau
kuesioner serta dokumentasi oleh peneliti.
d. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan
telah terkumpul. Data dibuat dalam bentuk tabel sehingga mudah dibaca
dan dipahami secara keseluruhan. Selain menggunakan rumus-rumus
yang telah ditentukan, analisis data juga menggunakan software SPSS
25 agar data yang diperoleh semakin akurat.
e. Kesimpulan
Setelah data dianalisis, hasil yang diperoleh diambil
kesimpulannya dengan melihat apakah tujuan dari penelitian sudah
tercapai atau belum. Apabila tujuan penelitian belum tercapai maka
penelitian dilanjutkan, akan tetapi bila tujuan penelitian telah tercapai
maka penelitian dapat dihentikan.

2. Instrumen Pengumpulan Data


Sebelum dilakukan pengolahan data, tentunya perlu pertimbangan
mengenai alat atau fasilitas untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan
data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan antara lain:

16
a. Observasi
Penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk mengamati
keadaan atau aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas ketika
pembelajaran matematika tatap muka.
b. Kuesioner
Singarimbun dan Handayani (1987) menyatakan bahwa
keutamaan dalam pengumpulan data pada penelitian survei adalah
kuesioner. Hasil kuesioner akan berbentuk analisa statistika disertai
uraian untuk menjelaskan angka-angka yang telah diolah. Penelitian ini
menggunakan kuesioner jenis tertutup dengan bentuk checklist dengan
menuliskan tanda () pada kolom yang sesuai.
c. Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan dokumentasi berbentuk foto dan
video untuk memperkuat data yang diabadikan melalui kamera
smartphone.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Anderson, dkk (Suharsimi Arikunto, 2016: 80) menyebutkan
“Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur”. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini adalah dengan
validitas isi dan konstruk.
a. Validitas Isi (Content Validity)
Sesuai dengan bidang penelitian terkait. Dalam prosesnya,
dosen meneliti dam mencermati setiap butir pertanyaan/pernyataannya.
Dalam penelitian ini
menggunakan validitas isi, maka dapat digunakan pendapat dari para
ahli (judgment experts). Kuesioner dibuat berdasarkan teori tertentu,
kemudian dikonsultasikan kepada para ahli untuk mendapatkan
tanggapan dan evaluasi secara sistematis atas kuesioner yang telah

17
dibuat. Para ahli tersebut adalah dosen ahli yang instrumen penelitian
layak digunakan dengan perbaikan kemudian dilakukan uji validitas
konstruk.
b. Validitas Konstruk
Selain menggunakan validitas isi, instrumen dalam penelitian ini
juga diuji dengan validitas konstruk, yaitu dilakukan dengan menguji-
cobakan instrumen tersebut pada responden yang mempunyai
karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner
dikorelasikan dengan skor total (korelasi Product Moment). Berikut ini
adalah rumus dari korelasi Product Moment dari Karl
Pearson:

Keterangan:

Jumlah sampel diambil adalah sebesar 30 responden,hal ini


sesuai pendapat Singarimbun dan Efendi (1995: 33) yang mengatakan
bahwa jumlah minimal uji coba kuesioner adalah minimal 30 responden.
Dengan jumlah miniamal 30 orang maka distribusi nilai akan lebih
mendekati kurva normal. Selanjutnya nilai 𝑟𝑥𝑦 dibandigkan dengan
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikan 5%. Jika 𝑟𝑥𝑦 lebih besar atau sama

18
dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka maka item tersebut dinyatakan valid. Namun
apabila nilai 𝑟𝑥𝑦 lebih kecil dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka taraf signifikan 5% maka
item tersebut dinyatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas Instrumen


Teknik analisis reliabilitas pada penelitian ini adalah teknik Cronbach’s
Alpha atau koefisien Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau
soal bentuk uraian. Alasan penggunaan rumus tersebut karena jawaban
instrumen bersifat gradasi (memiliki rentang skor), dan rumus koefisien
Alpha.
Sedangkan kriteria yang digunakan untuk menentukan instrumen
berdasarkan pendapat Nunnaly dan Kaplan (Sugiyono, 2013: 198) yaitu
apabila koefisien reliabelnya ≥ 0,70 maka cukup tinggi untuk suatu
peneliatian. Uji reliabilitas dengan SPSS Statistics 25.

F. Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2012: 207) teknik analisis data dalam penelitian
deskriptif merupakan tahapan yang penting. Analisis data pada penelitian ini
adalah dengan teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif. Metode penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
angket tertutup dan dianalisis menggunakan statistik. Analisis deskriptif
bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian
berdasarkan dua variabel yang diperoleh dari kelompok obyek yang diteliti dan
tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis.
Adapun teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Setelah semua instrumen penelitian terkumpul, pada tahap ini yang
dilakukan pemilihan atau penyotiran data sehingga data yang terpakai saja
yang tertinggal. Hal-hal yang dilakukan adalah: (1) pengecekan identitas

19
pengisi instrumen; (2) mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa semua
instrumen telah kembali pada peneliti dan semua instrumen telah diisi
dengan baik oleh siswa; (3) mengecek macam pengisian
data. Jika didalam instrumen termuat isi yang bukan merupakan kehendak
peneliti, maka item tersebut dihilangkan dari analisis.
2. Tahap Tabulasi
Yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengelompokkan data dalam
tabel frekuensi untuk mempermudah menganalisis data. Kegiatan ini
mencakup skoring, yaitu tahap pemberian skor pada hasil observasi dan
angket.
3. Tahap Penerapan Data
Analisa data dilakukan berdasarkan hasil dari tiap-tiap instrumen yang
telah diperoleh. Ketika sudah diketahui persebaran data masingmasing
instrumen dalam bentuk persentase, sehingga dapat disimpulkan bagaimana
tingkat pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan model
blended learning berbantukan aplikasi google classroom.

G. Indikator Keberhasilan
Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Survei pemahaman pembelajaran matematika siswa dikatakan berhasil dan
sesuai dengan keinginan siswa sehingga kita sebagai calon guru juga bisa
menjadikan sebagai pelajaran dan modal ketika terjun ke lingkungan
sekolah.
2. Pemahaman pembelajaran matematika siswa menggunakan model blended
learning berbantukan aplikasi google classroom dapat dikatakan baik jika
data hasil pengisisan angket memperoleh kategori baik atau sangat baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, L. A. (2019). Konsep Pembelajaran Blended Learning di Sekolah Dasar:


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Desa Terpencil.

Wandansari, S. A. (2021, December). A Hybrid Learning for Building Academic


Resilience in Student with Disabilities During Pandemic. In ICONIS:
International Conference on Islamic Studies (Vol. 5, pp. 119-136).

Widyaningsi, O., & Nugrahen, D. C. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran


Blended learning Untuk Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 10(2), 143-
156.

Widiara, I. K. (2018). Blended learning sebagai alternatif pembelajaran di era


digital. Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya, 2(2), 50-56.

Damanik, Rizka Nurlina. "Daya tarik pembelajaran berbasis blended learning di era
revolusi 4.0." (2019): 803-809.

Istiningsih, S., & Hasbullah, H. (2015). Blended learning, trend strategi pembelajaran
masa depan. Jurnal Elemen, 1(1), 49-56.

Bili, A. C. B. (2021). PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM


PEMBELAJARAN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Geografi, 1(1), 132-138.

Deden Sutrisna, “Meningkatkan kemampuan Literasi Mahasiswa Menggunakan


Google Classroom”,dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
vol.13, no.2 (2018), hal. 73-75.

Dhia Ghina Ramadhani, “Communication Effectiveness Of Online Media Google


Classroom In Supporting The Teaching And Learning Process At Civil
Engineering University Of Riau”, dalam JOM FISIP, vo.4, no.1 (2017), hal.
7.

21
Machfud, M. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN Jumputrejo
Melalui Metode Blanded Lerning dengan Aplikasi Whatsapp. DWIJA
CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 3(1), 43-49.

Yahfizham., dkk., “Pembelajaran Awan Berbasis Perangkat Lunak Sebagai Suatu


Layanan Analisis Deskriptif”,dalam Jurnal Teknologi, vol.17, no.3 (2018),
hal. 262-263.

Yuniarti, I., Musofa, M. H., & Pangestika, R. R. (2021). PEMBELAJARAN


MATEMATIKA BERBASIS BLENDED LEARNING BERBANTUAN
GOOGLE CLASSROOM TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA
DIDIK. PROSIDING SENDIKA, 7(2).

Nofianti, L. (2017). Ringkasan Buku Metode Penelitian Survey.

Adiyanta, F. S. (2019). Hukum dan studi penelitian empiris: Penggunaan metode


survey sebagai instrumen penelitian hukum empiris. Adminitrative Law &
Governance Journal, 2(4), 697-709.

Priyono, M. (2016). Metode penelitian kuantitatif. Sidoarjo: Zifatma Publishing.

Putra, A. D., & Bramasta, D. (2021). Pembelajaran Daring dalam Meningkatkan


Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas 3 Sekolah Dasar. Jurnal Riset
Pendidikan Dasar (JRPD), 2(2), 137-143.

Susilowati, E. (2020). Bagaimana Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah Covid 19


Melalui Grup WhatsApp?. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 5(3), 1-
25.

Mufidah, N. L., & Surjanti, J. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran Blended


Learning dalam Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Peserta Didik
pada Masa Pandemi Covid-19. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9(1),
187-198.

22
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Aspek Indikator Nomor Butir Pernyataan


Butir
Percaya Diri Siswa belajar tidak bergantung 1 Saya mengerjakan tugas sendiri tanpa melihat dan
pada orang lain bertanya dengan orang lain.
2 Saya memiliki waktu khusus untuk memahami
materi matematika
Siswa yakin terhadap diri sendiri 3 Saya yakin bahwa setiap tugas yang saya kerjakan
adala benar
Siswa yakin terhadap diri sendiri 4 Saya yakin dapat memahami materi yang
dapat memahami materi yang dibagikan di WhatsApp Group
dibagikan melalui WhatsApp 5 Saya merasa ragu untuk memahami materi yang
Group dibagikan di WhatsApp Group secara mandiri
Disiplin Siswa tidak menunda tugas yang 6 Setiap pekerjaan rumah atau tugas dari guru saya
diberikan oleh guru langsung kerjakan pada hari itu juga
7 Saya mengumpulkan pekerjaan rumah atau tugas
yang diberikan tepat waktu.
Siswa secara rutin mengunduh 8 Saya selalu mengunduh materi yang diberikan
materi yang telah dikirimkan melalui WhatsApp Group
guru melalui WhatsApp Group 9 Saya membaca setiap materi yang telah dibagikan
melalui WhatsApp Group
Inisiatif Siswa belajar atas keinginan 10 Saya belajar sendiri tanpa diperintah oleh orang
sendiri tua
11 Saya belajar rutin tanpa disuruh oleh orang lain
walaupun tidak ada ulangan atau kuis
Siswa berusaha mencari referensi 12 Jika materi pelajaran belum saya pahami, saya
lain dalam belajar tanpa mencoba mencari informasi melalui internet yang
diperintah guru terpercaya

23
13 Saya bertanya kepad guru atau teman atau orang
lain yang paham jika saya menemukan kesulitan
dalam materi pembelajaran matematika
Siswa berusaha memahami 14 Saya bertanya kepada guru atau teman jika belum
materi yang dikirimkan melalui memahami materi yang telah di bagikan melalui
WhatsApp Group WhatsApp Group
15 Saya mencari referensi lain untuk memahami
materi yang telah dibagikan melalui WhatsApp
Group
Tanggung Siswa memiliki kesadaran diri 16 Saya mempelajari terlebih dahulu materi
Jawab dalam belajar matematika yang akan diajarkan
17 Saya bertanggung jawab dalam menghadapi tugas
yang diberikan tanpa bantuan orang lain
Siswa akan bertanggung jawab 18 Saya akan bertanggung jawab untuk materi yang
atas pemahamannya telah saya pahami

Kisi-kisi Instrumen diadopsi dengan beberapa perubahan sesuai dengan kebutuhan


penelitian. Diadopsi dari:

Halle, R. F. N. (2019). Penerapan Model Blended Learning Berbasis Whatsapp Untuk


Meningkatkan Kemandirian Belajar, Berpikir Kritis, dan Hasil Belajar Siswa
Kelas X MIPA SMAK Kesuma Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019 pada
Materi Usaha dan Energi. 11150331000034, 1-147.

24

Anda mungkin juga menyukai