Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

ADAPTASI SISWA DALAM BELAJAR ONLINE DIRUMAH


MASA PANDAMI COVID-19

Anggota Kelompok :
Dimas Giovanni (16485)
Zahari Ahmad (16881)

Kelas;
X–8

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 TANJUNGPINANG


KOTA TANJUNGPINANG
PROVINSI KEPUALAUAN RIAU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ADAPTASI SISWA
DALAM BELAJAR ONLINE DIRUMAH MASA PANDAMI COVID-19
KELAS X-8”. Tujuan dibuatnya skripsi ini untuk mencari tahu cara bagaimana
cara siswa beradaptasi dengan pembelajaran berbasis online pada saat masa
pandemi COVID-19.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan proposal penelitian


ini, namun bukan mustahil dalam proposal ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, segenap kritik dan saran yang bermanfaat tetap kami
tunggu dari semua pihak, khususnya dari guru pembimbing. Penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan skripsi ini.

Tanjungpinang, 15 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................. 3
F. Manfaat............................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... 5
A. Adaptasi Siswa...................................................................................5
B. Belajar Online....................................................................................8
C. Masa Pandemi COVID-19.................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya perubahan sosial yang tidak


direncanakan. Artinya, Perubahan sosial yang terjadi secara Sporadic dan tidak
dikehendaki kehadirannya oleh masyarakat. Akibatnya, ketidaksiapan masyarakat
dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini menyebabkan disorganisasi sosial pada
aspek kehidupan masyarakat. Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk
mematuhi protokol kesehatan agar tidak terpapar virus Covid-19 dengan
mengurangi aktivitas diluar rumah dan dilarang berkumpul.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk membatasi penyebaran


Covid-19 berdampak pada berbagai bidang kehidupan masyarakat. Lebih lanjut
perubahan akibat pandemi juga terjadi disektor pendidikan di Indonesia. Krisis
kesehatan yang diakibatkan oleh wabah Covid-19 membuat perubahan pada pola
pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh. Guru dan peserta didik sebagai
elemen penting dalam pembelajaran diharuskan melakukan migrasi besar-besaran
yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu dari pembelajaran tatap muka
konvensional ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (Basilaia &
Kvavadze, 2020).

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring dapat dilaksanakan dengan


maksimal apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti
jaringan internet. Smartphone dan laptop. Akan tetapi,beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan PJJ secara daring yang terjadi di Indonesia
dapat dikatakan berada pada kondisi yang kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya kemampuan guru dan siswa menggunakan teknologi dalam PJJ secara
daring, masalah finansial, serta akses internet yang belum merata pada satuan
pendidikan dan ketersediaan listrik. Secara umum, berbagai permasalahan diatas
banyak ditemukan selama pelaksanaan pembelajaran daring ini.(Hidayat, Hasim,
& Hamzah. 2020).
Keputusan pemerintah dengan meliburkan dan memindahkan proses
pembelajaran menjadi belajar di rumah (Learning From Home) menjadi
tantangan baru bagi siswa untuk melakukan penyesuaian diri. Menurut
Schneider (Hasan & Handayani, 2014) Penyesuaian diri adalah suatu proses
dimana individu berusaha untuk mengatasi atau menguasai kebutuhan
dalam diri, tegangan, frustasi, dan konflik dengan tujuan untuk
mendapatkan keselarasan dan keharmonisan dengan lingkungan dimana ia
tinggal. Karena yang kita tahu juga pada awal adanya pembelajaran daring ini
menimbulkan ketidaksiapan dari berbagai elemen seperti guru, siswa dan
orang tua siswa sehingga banyak beragam keluhan dan kendala yang
dialami khususnya siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan proses
pembelajaran yang terjadi yang tadinya dilakukan secara langsung berubah
menjadi pembelajaran secara daring.

Menurut Syarifudin (2020), pembelajaran daring saat ini dijadikan


solusi pembelajaran jarak jauh ketika bencana alam terjadi. Seperti kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yaitu social distancing. Kebijakan ini
dikeluarkan untuk mengganti sementara kegiatan belajar mengajar yang
tadinya dilakukan secara tatap muka menjadi pembelajaran daring melalui aplikasi
pembelajaran yang sudah ada. Adapun aplikasi pembelajaran yang dijadikan
sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran daring ini diantaranya Zoom
Meeting, Google Classroom, Google Meet, dan aplikasi lain sebagainya yang
mengharuskan siswa untuk beradaptasi dan mau tidak mau harus melek
teknologi.

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik


untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
adaptasi yang dilakukan siswa dalam pembelajaran daring khususnya pada
masa pandemi Covid-19.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kita sudah tau bahwa pandemi Covid-
19 telah membuat terjadinya perubahan cara belajar siswa yang menyebabkan
siswa harus beradaptasi dengan pembelajaran online. Dari pertanyaan pokok
penelitian ini :”Bagaimana cara siswa di kelas X-8 beradaptasi dengan
pembelajaran online di masa pandemic COVID-19 ?” Untuk itu pertanyaan yang
mesti terjawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara siswa X-8 dapat beradaptasi dengan pembelajaran online?

2. Apa saja kesulitan yang dihadapi oleh siswa X-8 dalam pembelajaran online?

3. Bagaimana pembelajaran online berdampak pada nilai siswa X-8?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui bagaimana siswa kelas X-8 beradaptasi dengan perubahan


sistem pembelajaran
b. Untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dihadapi siswa kelas X-8 dalam
pembelajaran online
c. Untuk mengetahui sebesar apa dampak pembelajaran online pada nilai siswa
kelas X-8

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat :
a. Membantu penulis untuk memahami dampak perubahan sistem pembelajaran
pada siswa kelas X-8.
b. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk peningkatan cara belajar
siswa agar lebih efektif.i
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Adaptasi Siswa

Selain kesiapan sarana dan prasarana, keberhasilan pembelajaran jarak


jauh juga harus ditopang dengan adaptasi oleh guru dan siswa karena adaptasi
juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa selamaPJJ pada masa pandemi
Covid-19. PJJ secara daring tersebut tentu menjadi suatu kebiasaan baru yang
harus dijalani para guru (Radestya, 2020). Untuk mencapai tujuan pendidikan,
kurikulum dan pembelajaran tidak boleh hanya sekedar menyampaikan materi
kepada siswa. Sekolah di era saat ini perlu fokus pada optimalisasi pengembangan
potensi tiap siswa adaptif terhadap perkembangan pengetahuan dan perubahan
zaman (Fernandes, 2019).

Berdasarkan penelitian yang diakukan oleh Mthiyane dan Hugo pada


tahun 2019 dengan judul penelitian “Adaptasi Duru dalam Implementasi
Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19, Adaptasi yang dilakukan oleh
guru pada proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19 membuat perubahan
dalam pembelajaran dimulai dari strategi pembelajaran, media pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran (Mthiyane & Hugo, 2019). Perubahan pembelajaran
tersebut akhirnya memerlukan persiapan agar pembelajaran daring dapat berjalan
dengan baik dan efektif. Kondisi ini mendorong setiap individu untuk melakukan
perubahan serta adaptasi baru yang berhubungan dengan pemanfaaatan teknologi
untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran.

Menurut Soekanto,adaptasi berkaitan dengan proses mengatasi halangan


dari lingkungan, memanfaatkan sumber daya yang terbatas, proses menyesuaikan
diri dengan situasi yang berubah, penyesuaian pribadi dan kelompok terhadap
lingkungan. Proses adaptasi sangat berkaitan dengan setiap aspek perubahan
yang dialami manusia, bagaimanapun juga individu memerlukan hubungan
dengan lingkungan yang mengaitkannya, merangsang perkembangannya dan
memberi apa yang ia perlukan (Soekanto, 2009).

B. Belajar Online
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi
dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus
memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di
rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai
inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk


meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring
(dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan
di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang
juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak
berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak
siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media
pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer


(PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat
melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di
media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun
media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat
memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan,
meskipun di tempat yang berbeda.

Permasalahan yang terjadi di sistem pembelajaran daring bukan hanya


terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang
membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna
memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan
internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap
untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam
berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki,
sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan
menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan
kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi


jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat
tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat
tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang
menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak
geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi
permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran
daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

C. Masa Pandemi COVID-19


Pada akhir tahun 2019 dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal
dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau
yang akrab disebut Covid 19, hampir semua aspek kehidupan mengalami
perubahanperubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, mendebarkan
seluruh isi dunia. Covid-19 telah menjadi perhatian publik sejak kemunculannya
terdeteksi di Tiongkok di kota Wuhan Provinsi Hubei untuk kali pertama di awal
tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi pusat
perhatian banyak negara, termasuk Indonesia sehingga WHO tanggal 11 Maret
2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. Pandemi COVID-19 terbukti
telah memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia sejak
akhir tahun 2019.
Indonesia lebih memilih pembatasan sosial (social distancing) sebagai
solusi daripada melakukan lockdown yaitu mengunci akses masuk dan keluar
wilayah bagi siapapun untuk mencegah penyebaran virus yang umumnya
digunakan oleh kebanyakan negara. Inti dari pembatasan sosial adalah menjauhi
diri dari aktivitas sosial secara langsung dengan orang lain, sedangkan lockdown
berarti suatu wilayah akan diisolasi dan terjadi pemberhentian total semua
aktivitas di wilayah tersebut. Alasan fundamental kenapa Indonesia lebih memilih
memberlakukan pembatasan sosial adalah banyak masyarakat Indonesia yang
mengandalkan upah harian, jadi akan rawan mereka tidak bisa mencari mata
pencaharian apabila lockdown diberlakukan.

Penularan lewat kontak antar manusia yang sulit diprediksi karena


kegiatan sosial yang tidak bisa dihindari merupakan penyebab terbesar
menyebarnya covid-19 ini. Obat penawar yang belum bisa ditemukan dan
membludaknya jumlah pasien terpapar covid-19 menjadi penyebab kematian yang
paling tinggi. Rumah sakit dan paramedis yang menangani merasa kewalahan
sehingga banyak pasien yang tidak tertangani dengan baik. Sulitnya Alat
Pelindung Diri (APD) bagi paramedis menjadi penyebab pasien berjatuhan
termasuk dokter dan paramedis lainnya yang juga terpapar covid-19 sehingga
akhirnya meninggal.

Dunia perekonomian semakin lemah, hubungan sosial semakin menurun


yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama.
Semuanya telah merasakan dampak dari virus covid 19 ini, terutama pada dunia
pendidikan. Kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat
pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi covid 19.

Saat itu pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah


satunya meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan,
hal ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus corona atau
covid 19 ini. Hal ini tentunya berdampak besar pada perkembangan pendidikan
anak, yang saat ini dituntut untuk belajar mandiri, belajar secara daring (dalam
jaringan).
BAB III
METODE PENELITIAN
i
Pendekatan/Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami pakai adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini memiliki
tujuan untuk mencari apa saja cara adaptasi siswa, bagaimana pendapat siswa dengan
pembelajaran online (daring), dan bagaimana pembelajaran online (daring) berdampak
dengan nilai siswa, hasil dari pada penelitian ini akan kami rangkum dengan bentuk data.

Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah di SMA NEGERI 1 TANJUNGPINANG ,


lebih spesifiknya pada kelas X.8. Penelitian ini akan dilaksanakan dari tanggal 25 Maret
2023 hingga 8 Maret 2023 atau selama 2 minggu.

B. Populasi dan Sample


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa-siswa kelas X.8, adapun jumlah siswa yang ada di kelas X.8 adalah 46 orang.

Sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian,
dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Dan teknik pengambilansample yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah
Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling) . Teknik
pengambilan sampel ini ditentukan dengan berdasarkan kelompok suatu wilayah dari
populasi penelitian, kami menggunakan teknik ini dengan membatasi populasi penelitian
kami hanya siswa-siswa kelas X.8. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mencari tahu
perbedaan antara siswa kelas X.8 tentang pembelajaran online (daring).

C. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang kami dapatkan dengan memberikan survei melalui google
form, sedangkan data sekunder kami dapatkan dengan mengambil sumber-sumber data dari
penelitian- penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.

E. Teknik pengumpulan data

penelitian ini kami menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan angket


atau kuesioner. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab.

F. Teknik analisis data


penelitian ini kami menggunakan teknik analisis data yaitu analisis teori beralas.
Metode ini berasal dari analisis satu kasus atau kejadian guna menyusun teori. Untuk selanjutnya,
beberapa kasus lainnya ditambahkan untuk dilihat apakah kasus tersebut dapat mendukung maupun
berkontribusi terhadap teori.

G. Instrumen penelitian

Beberapa instrumen penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.

1. Laptop: Sebagai alat menuliskan proposal penelitian ini.

2. Hp: Membantu mencari berbagai sumber data.

Beberapa aplikasi/program dan website yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.

1. Word: Sebagai program yang kami gunakan untuk menuliskan proposal penelitian ini.

2. Google cholar: Sebagai website mencari skripsi penelitian penelitian yang memiliki topik yang
sama.

3. Google form: Buat bikin survey penelitian dan mengumpulkan data-data penelitian

Anda mungkin juga menyukai