TUGAS : MINI
RISET
NAMA MAHASISWA :
1. DARMAWATY A. NADEAK ( 1193311109 )
2. VERYAMAN SINAGA ( 1193311085 )
3. AHMAD SALIM LUBIS ( 1193311110
KELOMPOK : 6
DOSEN PENGAMPU : ELVI MAILANI, S.Si., M.Pd.
MATA KULIAH : PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS
RENDAH
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan project ini dengan baik dan dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana tepat pada waktunya.
Ada pun pembuatan laporan project ini sebagai bentuk pemenuhan tugas pada mata
kuliah Konsep Dasar IPS. Dalam pelaksanaan observasi, penyusun mendapat tambahan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mengenai pembahasan yang berjudul "Analisis
Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Gaya Belajar Mahasiswa terhadap
Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran 2020/2021” guna untuk menambah pengetahuan
dan informasi bagi pembaca.
Dalam penyusunan laporan project ini penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka
dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimah kasih :
1. Ibu Elni Mailani, S.Si., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan
matematika kelas rendah yang memberikan kepercayaan kepada kelompok penulis
untuk menyelesaikan tugas project ini.
2. Kami juga berterima kasih kepada Orang tua yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
3. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
hingga terselesaikannya laporan project ini dengan tepat waktu.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca mengenai analisis pengaruh pandemi covid 19 terhadap
Keaktifan dan gaya belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matematika.
Dalam mengerjakan laporan ini, penulis sangat menyadari bahwa laporan project ini
jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karna itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Sekian dan
terima kasih.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan dan juga pelaksanaan penelitian dan juga
agar tidak terjadi kesulitan dalam melaksanakan mini riset, maka kami akan membatasi
permasalahan mini riset ini hanya pada Analisis Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap
Keaktifan dan Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran
2020/2021.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa
bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi pengendali sikap dan perilaku siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam membelajarkan
peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Komponen-komponen proses pembelajaran adalah:
a. Tujuan.
Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran yang tidak mempunyai
tujuan, dan hal ini telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum kegiatan
pembelajaran yang tertera dalam rencana pembelajaran yang dirumuskan
melalui tujuan pembelajaran khusus.
b. Bahan Pembelajaran.
Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disajikan dalam kegiatan
pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program pembelajaran tidak akan
berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar harus memiliki dan menguasai
materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
5
c. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik
Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.
Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen
tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
d. Media Pembelajaran.
Merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.Media pembelajaran
berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran.
e. Evaluasi.
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas
kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat
kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
2. Gaya Belajar
Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa
untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran. Drummond (1998:186)
mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired
conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau
kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar. Willing (1988) mendefinisikan gaya
belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979)
memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan
memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai
karakter biologis bawaan.
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan
perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP
dalam Ardhana dan Willis, 1989 : Definisi yang lebih menjurus pada gaya belajar
bahasa dan yang dijadikan panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford
6
(2001:359) dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan
peserta didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.
Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi
tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu
pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun
tuntutan dari mata pelajaran.Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai
kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya
belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang
lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai karakter
biologis bawaan. Macam-macam Gaya belajar antara lain :
a. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya
belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan
( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih
banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek
yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat
peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
b. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa
yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat
pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan
siswanya hingga ke alat pendengarannya.
c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai
gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan.
Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini
belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
8
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia
melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin,
menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari
kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti
batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.
2.1.3 Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Dan Gaya Belajar
Mahasiswa
Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi
yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan.
Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan
seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus
menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang
tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Berdasarkan data
yang diperoleh dari UNESCO, saat ini total ada 39 negara yang menerapkan penutupan
sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak.
China sejauh ini memiliki jumlah pelajar yang paling banyak terpengaruh karena virus
corona yaitu sekitar lebih dari 233 juta siswa. Sedangkan negara lainnya, hingga 13
Maret ada 61 negara di Afrika, Asia, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara dan
Amerika Selatan yang telah mengumumkan atau menerapkan pembatasan pembelajaran
sekolah dan universitas. UNESCO menyediakan dukungan langsung ke negaranegara,
termasuk solusi untuk pembelajaran jarak jauh yang inklusif.
Dampak pandemi corona kini mulai merambah dunia pendidikan, pemerintah
pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga
pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus
corona. Diharapakan dengan seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas
seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19 ini. Hal
serupa juga sudah dilakukan oleh berbagai negara yang terpapar penyakit covid 19 ini,
kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi
banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran virus corona.
9
Kebijakan menutup sekolah di negara-negara tersebut, berdampak pada hampir
421,4 juta anak-anak dan remaja di dunia. Negara yang terkena dampak Covid-19
menempatkan respons nasional dalam bentuk platform pembelajaran dan perangkat lain
seperti pembelajaran jarak jauh. Dalam situs UNESCO dikemukakan bahwa pandemi
corona ini mengancam 577 juta pelajar di dunia. Sementara UNESCO menyebutkan,
total ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar
yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak. Total jumlah pelajar yang berpotensi
berisiko dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas adalah 577.305.660.
Sedangkan jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan tinggi sebanyak
86.034.287 orang. Pejabat kesehatan menekankan perilaku sehat seperti mencuci tangan
dengan air sabun panas, tinggal di rumah saat sakit dan menutupi batuk.
Saat ini di Indonesia, beberapa kampus dan sekolah mulai menerapkan kebijakan
kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau kuliah online. Semua orang lantas
mengambil jarak demi memutus rantai penularan COVID-19. Lengkap sudah, virus
corona juga memberikan dampak serius di sektor pendidikan, baik di Indonesia maupun
secara global. Bahkan Pemerintah mengumumkan Ujian Nasional (UN) di tahun ini
resmi ditiadakan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga setingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pemerintah telah meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk tahun
2020. Tenaga dan peserta didik di seluruh dunia merasakan betul dampak yang luar
biasa dari wabah virus corona yang pertama kali muncul di China. Akibat pandemi
yang sudah menyebar ke 156 negara itu, banyak sekolah-sekolah terpaksa diliburkan.
Sekolah-sekolah itu menampung ratusan juta siswa dari seluruh dunia. Dalam
laporannya, ABC News juga mencatat ada 13 negara yang menutup sekolah di seluruh
penjuru negeri.
Korban akibat wabah covid-19, tidak hanya pendidikan di tingkat Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Stanawiyah, dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, tetapi juga perguruan tinggi. Seluruh jenjang
pendidikan dari sekolah dasar/ibtidaiyah sampai perguruan tinggi (universitas)
semuanya memperoleh dampak negatif karena pelajar, siswa dan mahasiswa “dipaksa”
belajar dari rumah karena pembelajaran tatap muka ditiadakan untuk mencegah
penularan covid-19. Padahal tidak semua pelajar, siswa dan mahasiswa terbiasa belajar
melalui Online. Apalagi guru dan dosen masih banyak belum mahir mengajar dengan
menggunakan teknologi internet atau media sosial terutama di berbagai daerah.
10
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan pengaruh Pandemi Covid 19 terhadap kegiatan Pembelajaran
dan gaya belajar mahasiswa adalah :
1. Kurangnya Minat Belajar saat Pembelajaran Online akibat Covid 19
Belajar merupakan kegiatan yang merubah sifat dan tingkah laku seseorang
menuju ke perubahan yang lebih baik.belajar dapat dilakukan dimana saja,tetapi
pada masa pademi covid 19 ini pemerintah harus menghentikan pembelajaran
seperti belajar di sekolah dan menggantikannya dirumah yang kita sebut dengan
pembelajaran daring.pada pembelajaran daring ini minat belajar peserta didik
sangat mengurang ini dapat disebabkan oleh faktor guru atau dosen yang monoton
memberikan materi pembelajaran yang biasa serta memberikan tugas dengan
bertubi-tubi sehingga menimbulkan rasa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran
yang diberikan sehingga mempengaruhi minat belajar peserta didik.ditambah lagi
peserta didik hanya melakukan kegiatan dirumah yang menambah rasa bosan
dalam melakukan pembelajaran.minat belajar merupakn hal yang sangat
ditumbuhkan dalam diri peserta didik dalam mencapai proses pembelajaran yang
efektif, disini lah dibutuhkan peran para tenaga didik dalam mengembangkan
minat belajar siswanya dalam melakukan pembelajaran terutama pada
pembelajaran daring ini.
2. Penggunaan teknologi yang tidak efektif (bersosial media dan game online)
Pada masa modernisasi ini semua telah menggunakan teknologi canggih
begitu juga dalam melangsungkan pembelajaran.Pada masa pandemi covid 19 ini
peran teknologi sangat diperlukan agar semua orang dapat saling terhubung dan
berkomunikasi satu sama lain guna memutus rantai penyebaran virus covid 19
ini.tidak dapat dipungkiri pembelajaran daring merupakan satu satunya
pembelajaran yang dilakukan pada pandemi covid 19. Teknologi merupakan
rekayasa manusia yang sangat mempunyai peran yang besar dalam
kehidupan,tidak heran dalam penggunaannya banyak kesalahan pemanfaatan
dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pembelajaran daring yang dalam
penggunaan teknologinya dilakukan bukan hanya untuk belajar saja tetapi
digunakan untuk bersosial media dan game online. Peristiwa ini terjadi pengaruh
covid 19 yang mengharuskan peserta didik belajar dirumah dan kurang mendapat
pengawasan dari tenaga pendidik sehingga lebih leluasa melakukan hal yang ia
11
inginkan,dengan peristiwa ini kualitas peserta didik akan berkurang serta
pengetahuan yang diterimanya saat pembelajaran daring tidak maksimal akibat
penggunaan teknologi yang tidak efektif.
3. Penggunaan waktu belajar yang kurang baik dan efektif dalam pembelajaran
Online saat pandemi covid 19
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan
komunikasi jarak jauh, dimana siswa melakukan pembelajaran di rumahnya
masing-masing. Dengan pembelajaran daring siswa akan kurang mendapat
pengawasan dari guru sehingga membuat siswa bermalas malasan dalam
menggunakan waktu belajar yang ia miliki.penggunaan waktu yang kurang baik
akan membuat pengetahuan peserta didik tidak berkembang dan akan
menimbulkan rasa malas akan belajar sehingga kualitas peserta didik menurun dan
akan berdampak pada masa depannya.
13
BAB III
METODE PENLITIAN
Dapat dilihat bahwa 98,1% Mahasiswa menjawab bahwa pandemi Covid 19 ini dapat
mempengaruhi gaya belajar mahasiswa. Sedangkan 1,9% dari Mahasiswa menjawab
pandemi Covid 19 tidak dapat mempengaruhi gaya belajar mahasiswa.
18
Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :
Dapat dilihat
bahwa 65,4% Mahasiswa menjawab bahwa sistem pembelajaran Online Efisien
digunakan untuk menggantikan pembelajaran tatap muka saat pandami Covid 19
sekarang ini. Sedangkan 34,6% dari Mahasiswa menjawab bahwa sistem
pembelajaran Online tidak Efisien digunakan untuk menggantikan pembelajaran tatap
muka saat pandami Covid 19 sekarang ini.
19
4. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :
21
6. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :
Dapat dilihat bahwa 25% Mahasiswa menjawab bahwa Pandemi Covid 19 dapat
memotivasi gaya belajar mahasiswa lebih baik lagi. Sedangkan 75% dari Mahasiswa
menjawab bahwa Pandemi Covid 19 tidak dapat memotivasi gaya belajar mahasiswa
lebih baik lagi.
22
7. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :
Dapat dilihat bahwa 9,6% Mahasiswa menjawab bahwa mereka sangat senang dengan
dosen yang tidak pengertian dalam member tugas di tengah pandemic saat ini.
Sedangkan 90,4% dari Mahasiswa menjawab mereka tidak senang dengan dosen yang
tidak pengertian dalam member tugas di tengah pandemic saat ini.
23
8. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :
Dapat dilihat bahwa 92,3% Mahasiswa menjawab bahwa jaringan dan relasi teman
merupakan faktor penting dalam menghadapi ujian dan tugas dalam pembelajaran
online ditengah pandemi saat ini. Sedangkan 7,7% dari Mahasiswa menjawab
jaringan dan relasi teman bukan merupakan faktor penting dalam menghadapi ujian
dan tugas dalam pembelajaran online ditengah pandemi saat ini.
24
9. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :
Dapat dilihat bahwa 17,3% Mahasiswa menjawab bahwa pemberian tugas yang
banyak relevan saat keadaan pandemic covid 19 saat ini. Sedangkan 82,7% dari
Mahasiswa menjawab bahwa pemberian tugas yang banyak tidak relevan saat
keadaan pandemic covid 19 saat ini.
25
10. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :
26
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Pandemi Covid 19 saat ini
tidak berpengaruh baik terhadap proses pembelajaran dan gaya belajar Mahasiswa dalam
pembelajaran Matematika.. Hal ini dikarenakan pembelajaran tatap muka mau tidak mau
harus digantikan dengan sistem pembelajaran online atau daring. Seperti yang terjadi di
lapangan sistem pembelajaran online ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Dari hasil survey
yang dilakukan melalui pembagian angket yang dilakukan diketahui bahwa mahasiswa
merasa sistem pembelajaran online kurang efisien digunakan untuk menggantikan
pembelajaran tatap muka. Mahasiswa mengalami banyak kendala dan tantangan dari sistem
pembelajaran online saat ini. Hal ini disebabkan oleh jaringan di masing-masing daerah yang
kurang mendukung, sehingga proses pembelajaran online tidak dapat berjalan lancer sebagai
mana baiknya. Banyak diantara mahasiswa terlambat atau bahkan sulit untuk mengikuti
pembelajaran online hanya karna jaringan yang tidak bagus.
Tentunya keadaan seperti ini sangat sangat-sangat tidak menguntungkan bagi
mahasiswa. Pembelajaran tatap muka harus digantikan dengan pembelajaran online. Sistem
pembelajaran online ini tidak dapat memotivasi gaya belajar mahasiswa menjadi lebih baik,
yang ada kondisi mahasiswa menjadi kacau. Keadaan ini membuat mahasiswa tidak
mendapatkan pemahaman serta pengetahuan dengan baik apalagi dalam pembelajaran
matematika yang sejatinya harus dijelaskan dan harus dibahas secara bersama-sama dengan
sistem tatap muka.. Dalam pengerjaan tugas sekalipun, mahasiswa merasa sangat kewalahan
dan terkadang terlambatuntuk mengirimkannya hanya karna masalah jaringan. Dapat
dikatakan bahwa nilai mahasiswa pada saat pandemic Covid 19 saat ini tergantung pada
Jaringan dan relasi teman. Pembelajaran online yang kurang efisien tersebuat membuat
banyak mahasiswa mengeluh dan stress dengan keadaan yang memaksa kita harus tetap
berada dirumah aja.
Pemberian tugas yang banyak dianggap kurang relavan dalam kondisi pandemic saat
ini. Dari angket yang diberikan diketahui bahwa mahasiswa tidak mendapatkan keringanan
tugas dari dosen. Mahasiswa mengharapkan dosen dapat mengerti situasi dan kondisi
mahasiswa saat ini. Dengan memberikan keringanan tugas tersebut, mahasiswa merasa
tertolong dalam situasi saat ini. Bukan tidak mampu untuk mengerjakan, tetapi kendala
jaringan menjadi penghalang bagi mahasiswa untuk melangsungkan pembelajara online. Jadi
dari penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh pandemic covid 19
sangat buruk terhadap proses pembelajaran dan gaya belajar mahasiswa. Pembelajaran tatap
muka jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem pembelajaran online.
27
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dampak pandemi corona kini mulai merambah dunia pendidikan, pemerintah pusat
hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini
dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona. Diharapakan dengan
seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat
meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh
berbagai negara yang terpapar penyakit covid 19 ini, kebijakan lockdown atau karantina
dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada
penyebaran virus corona.
Pandemi Covid 19 saat ini tidak berpengaruh baik terhadap gaya belajar Mahasiswa
dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan pembelajaran tatap muka mau
tidak mau harus digantikan dengan sistem pembelajaran online atau daring. Seperti yang
terjadi di lapangan sistem pembelajaran online ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Dari
hasil survey yang dilakukan melalui pembagian angket yang dilakukan diketahui bahwa
mahasiswa merasa sistem pembelajaran online kurang efisien digunakan untuk menggantikan
pembelajaran tatap muka. Mahasiswa mengalami banyak kendala dan tantangan dari sistem
pembelajaran online saat ini. Belum lagi biaya keperluan kuota yang selalu meningkat yang
membuat mahasiswa menjadi sangatlah kewalahan.
Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran tatap muka jauh lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan sistem pembelajaran online. Mahasiswa mengharapkan dosen dapat
mengerti situasi dan kondisi mahasiswa saat ini. Dengan memberikan keringanan tugas
tersebut, mahasiswa merasa tertolong dalam situasi saat ini.
3.2 Saran
Pengaruh pandemic covid 19 ini sangat buruk bagi kehidupan kita saat ini, baik dalam
bidang perekonomian, pendidikan maupun di sektor lainnya. Penulis berharap agar kita
semua dapat tetap menjalan kan karantina untuk tetap berada dirumah saja, demi memutus
mata rantai penularan Covid 19 sesuai dengan anjuran dan kebijakan pemerintah. Dengan
adanya penelitian ini, semoga pembaca dapat menambah pengetahuan dan mendapatkan
solusi dari permasalahan pandemic covid 19 saat ini.
28
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Agus, dkk. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, Psikologi dan
Konseling, 2(1), 1-12.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020). Dampak Covid 19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61
29