Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS PENGARUH PANDEMI COVID 19 TERHADAP GAYA BELAJAR

MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


TAHUN AJARAN 2020/2021

TUGAS : MINI
RISET

NAMA MAHASISWA :
1. DARMAWATY A. NADEAK ( 1193311109 )
2. VERYAMAN SINAGA ( 1193311085 )
3. AHMAD SALIM LUBIS ( 1193311110

KELOMPOK : 6
DOSEN PENGAMPU : ELVI MAILANI, S.Si., M.Pd.
MATA KULIAH : PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS
RENDAH

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan project ini dengan baik dan dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana tepat pada waktunya. 
Ada pun pembuatan laporan project ini sebagai bentuk pemenuhan tugas pada mata
kuliah Konsep Dasar IPS. Dalam pelaksanaan observasi, penyusun mendapat tambahan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mengenai pembahasan yang berjudul "Analisis
Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Gaya Belajar Mahasiswa terhadap
Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran 2020/2021” guna untuk menambah pengetahuan
dan informasi bagi pembaca.
Dalam penyusunan laporan project ini penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka
dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimah kasih :
1. Ibu Elni Mailani, S.Si., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan
matematika kelas rendah yang memberikan kepercayaan kepada kelompok penulis
untuk menyelesaikan tugas project ini.
2. Kami juga berterima kasih kepada Orang tua yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
3. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
hingga terselesaikannya laporan project ini dengan tepat waktu.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca mengenai analisis pengaruh pandemi covid 19 terhadap
Keaktifan dan gaya belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matematika.
Dalam mengerjakan laporan ini, penulis sangat menyadari bahwa laporan project ini
jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karna itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Sekian dan
terima kasih.

Medan, 10 Desember 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia.
Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas.
Dampak pandemi corona kini mulai merambah dunia pendidikan, pemerintah pusat hingga
daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini
dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona. Diharapakan dengan
seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat
meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh
berbagai negara yang terpapar penyakit covid 19 ini, kebijakan lockdown atau karantina
dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada
penyebaran virus corona.
Pejabat kesehatan saat ini tidak merekomendasikan penutupan sekolah jika tidak ada
kasus coronavirus lokal. Sebaliknya, mereka menekankan perilaku sehat seperti mencuci
tangan dengan air sabun panas, tinggal di rumah saat sakit dan menutupi batuk. UNESCO
akan mengadakan pertemuan darurat pada 10 Maret tentang penutupan sekolah terkait
coronavirus. Badan tersebut mengatakan mendukung implementasi program dan platform
pembelajaran jarak jauh skala besar untuk menjangkau siswa dari jarak jauh. Dampak
pandemi corona kini mulai merambah dunia pendidikan, pemerintah pusat hingga daerah
memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan
sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona. Diharapakan dengan seluruh
lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat
meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh
berbagai negara yang terpapar penyakit covid 19 ini, kebijakan lockdown atau karantina
dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada
penyebaran virus corona.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia akan dapat terwujud apabila
menempatkan pendidikan sebagai sarana pemacu dan alat bantu. Posisi pendidikan akan
menjadi strategis dan mempunyai suatu arti serta tujuan dalam rangka peningkatan sumber
daya apabila pendidikan tersebut memiliki sistem yang relevan dengan pembangunan dan
kwalitas yang baik dari pada proses maupun hasilnya. Peningkatan mutu pendidikan perlu
ditunjang adanya perkembangan dan perubahan dibidang pendidikan. Salah satu upaya
1
peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan adalah melalui peningkatan kualitas
pembelajaran yang salah satunya adalah pembaharuan pendekatan atau peningkatan relevansi
metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika dalam prosesnya mampu
mengantarkan mahasiswa mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau
perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau penelitian.
Perubahan kemampuan yang berlangsung sekejab dan kemudian kembali keperilaku
sebelumnya menunjukan bahwa belum terjadi peristiwa pembelajaran. Tugas pendidik dalam
pembelajaran adalah membuat agar dalam proses pembelajaran mahasiswa dapat belajar aktif
dan berlangsung secara efektif. Pembelajaran yang efektif dipengaruhi oleh input pada
organisasi pendidikan tersebut. Input yang kurang dalam pemahaman, maka dalam
pembelajaran pendidik kadang mengalami masalah terhadap mahasiswa yang kurang aktif
dalam menjawab pertanyaan matematika. Sebagian siswa lebih bersifat diam, dengan, takut,
atau malu untuk menjawab pertanyaan. Hal ini disebabkan karena kurangnya kreativitas
pendidik dalam proses belajar matematika.
Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diukur
dari keberhasilan mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat
dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar mahasiswa. Semakin tinggi
pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat
keberhasilan pembelajaran.
Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar mahasiswa maka harus melibatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Belajar aktif membantu untuk mempermudah
pembelajaran, mendengar, melihat dan mengajukan pertanyaan tentang suatu yang belum
dipahami serta menyampaikan ide dalam menjawab Salah satunya model pembelajaran untuk
meningkatkan kinerja mahasiswa dalam tugas-tugas akademik.Keaktifan mahasiswa dalam
pembelajaran matematika masih rendah. Rendahnya keaktifan mahasiswa terjadi karena
rendahnya motivasi mahasiswa dalam belajar matematika. Penyebab utama rendahnya
motivasi siswa karena kurangnya variasi model pembelajaran yang tepat. Selama ini yang
terjadi pembelajaran hanya berpusat pada pendidik, dan mahasiswa tidak dilibatkan secara
aktif sehingga mahasiswa masih kurang dalam hal kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan
sikap sosial. Dari uraian diatas, maka peneliti mengambil judul ”Analisis Pengaruh Pandemi
Covid 19 Terhadap Keaktifan dan Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran
Matematika Tahun Ajaran 2020/2021”

2
1.2 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan dan juga pelaksanaan penelitian dan juga
agar tidak terjadi kesulitan dalam melaksanakan mini riset, maka kami akan membatasi
permasalahan mini riset ini hanya pada Analisis Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap
Keaktifan dan Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran
2020/2021.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumusan masalah dalam laporan
penelitian ini yaitu Bagaimana Analisis Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Keaktifan dan
Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran 2020/2021 ?

1.4 Tujuan Penelitian


Setiap kegiatan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Sesuai dengan rumusan masalah
yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Analisis Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Keaktifan dan Gaya Belajar Mahasiswa
terhadap Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran 2020/2021.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan tentunya memiliki manfaat. Oleh karena itu penulis
merangkum dalam laporan ini bahwa manfaat dari penelitian ini adalah
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis dalam rangka mengembangkan ilmu
pengetahuan serta Analisis Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Keaktifan dan
Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran
2020/2021.
2. Manfaat Praktis
Peneliti memperoleh pemahaman, pengalaman, dan pengetahuan baru
mengenai Analisis Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Keaktifan dan Gaya
Belajar Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran 2020/2021
yang terjadi di lapangan secara langsung sehingga dapat menerapkan ilmu-ilmu
yang telah diperoleh.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kajian Teori


2.1.1 Hakikat Pembelajaran dan Gaya Belajar
1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 tahun 2003). Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses belajar. Proses
belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 7). Hamalik (2004: 27) menyatakan bahwa belajar
adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan
bukan suatu hasil atau tujuan.Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan. Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek
dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Lebih
lanjut Warsita menjelaskan bahwa ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian
pembelajaran yaitu:
a. Pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini
mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya
perubahan perilaku dalam diri peserta didik.
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa perilaku sebagai hasil pembelajaran
meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa
pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan, di dalam
aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan
terarah.
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya
suatu tujuan yang akan dicapai.
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman
4
Darsono dalam Hamdani [2011:47] berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan dengan sistematis.
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan
menantang siswa.
4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siawa.
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara
fisik maupun secara psikologi.
7. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.
8. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja.

Oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa
bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi pengendali sikap dan perilaku siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam membelajarkan
peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Komponen-komponen proses pembelajaran adalah:
a. Tujuan.
Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran yang tidak mempunyai
tujuan, dan hal ini telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum kegiatan
pembelajaran yang tertera dalam rencana pembelajaran yang dirumuskan
melalui tujuan pembelajaran khusus.
b. Bahan Pembelajaran.
Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disajikan dalam kegiatan
pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program pembelajaran tidak akan
berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar harus memiliki dan menguasai
materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
5
c. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik
Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.
Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen
tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
d. Media Pembelajaran.
Merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.Media pembelajaran
berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran.
e. Evaluasi.
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas
kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat
kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.

2. Gaya Belajar
Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa
untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran. Drummond (1998:186)
mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired
conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau
kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar. Willing (1988) mendefinisikan gaya
belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979)
memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan
memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai
karakter biologis bawaan.
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan
perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP
dalam Ardhana dan Willis, 1989 : Definisi yang lebih menjurus pada gaya belajar
bahasa dan yang dijadikan panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford

6
(2001:359) dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan
peserta didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.
Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi
tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu
pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun
tuntutan dari mata pelajaran.Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai
kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya
belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang
lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai karakter
biologis bawaan. Macam-macam Gaya belajar antara lain :
a. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya
belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan
( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih
banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek
yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat
peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
b. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa
yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat
pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan
siswanya hingga ke alat pendengarannya.
c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai
gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan.
Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini
belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

2.1.2 Covid 19 di Indonesia


Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
7
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan
Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari
dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk
kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat,
pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan
dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala
apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi
berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit
COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia
(lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti
tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar
mengalami sakit lebih serius.
Mereka yang mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas sebaiknya mencari
pertolongan medis.Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus
ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari
hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau
mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan
permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan
tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19.
Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari
batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit.

8
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia
melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin,
menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari
kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti
batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.

2.1.3 Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Dan Gaya Belajar
Mahasiswa
Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi
yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan.
Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan
seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus
menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang
tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Berdasarkan data
yang diperoleh dari UNESCO, saat ini total ada 39 negara yang menerapkan penutupan
sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak.
China sejauh ini memiliki jumlah pelajar yang paling banyak terpengaruh karena virus
corona yaitu sekitar lebih dari 233 juta siswa. Sedangkan negara lainnya, hingga 13
Maret ada 61 negara di Afrika, Asia, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara dan
Amerika Selatan yang telah mengumumkan atau menerapkan pembatasan pembelajaran
sekolah dan universitas. UNESCO menyediakan dukungan langsung ke negaranegara,
termasuk solusi untuk pembelajaran jarak jauh yang inklusif.
Dampak pandemi corona kini mulai merambah dunia pendidikan, pemerintah
pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga
pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus
corona. Diharapakan dengan seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas
seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19 ini. Hal
serupa juga sudah dilakukan oleh berbagai negara yang terpapar penyakit covid 19 ini,
kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi
banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran virus corona.
9
Kebijakan menutup sekolah di negara-negara tersebut, berdampak pada hampir
421,4 juta anak-anak dan remaja di dunia. Negara yang terkena dampak Covid-19
menempatkan respons nasional dalam bentuk platform pembelajaran dan perangkat lain
seperti pembelajaran jarak jauh. Dalam situs UNESCO dikemukakan bahwa pandemi
corona ini mengancam 577 juta pelajar di dunia. Sementara UNESCO menyebutkan,
total ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar
yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak. Total jumlah pelajar yang berpotensi
berisiko dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas adalah 577.305.660.
Sedangkan jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan tinggi sebanyak
86.034.287 orang. Pejabat kesehatan menekankan perilaku sehat seperti mencuci tangan
dengan air sabun panas, tinggal di rumah saat sakit dan menutupi batuk.
Saat ini di Indonesia, beberapa kampus dan sekolah mulai menerapkan kebijakan
kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau kuliah online. Semua orang lantas
mengambil jarak demi memutus rantai penularan COVID-19. Lengkap sudah, virus
corona juga memberikan dampak serius di sektor pendidikan, baik di Indonesia maupun
secara global. Bahkan Pemerintah mengumumkan Ujian Nasional (UN) di tahun ini
resmi ditiadakan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga setingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pemerintah telah meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk tahun
2020. Tenaga dan peserta didik di seluruh dunia merasakan betul dampak yang luar
biasa dari wabah virus corona yang pertama kali muncul di China. Akibat pandemi
yang sudah menyebar ke 156 negara itu, banyak sekolah-sekolah terpaksa diliburkan.
Sekolah-sekolah itu menampung ratusan juta siswa dari seluruh dunia. Dalam
laporannya, ABC News juga mencatat ada 13 negara yang menutup sekolah di seluruh
penjuru negeri.
Korban akibat wabah covid-19, tidak hanya pendidikan di tingkat Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Stanawiyah, dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, tetapi juga perguruan tinggi. Seluruh jenjang
pendidikan dari sekolah dasar/ibtidaiyah sampai perguruan tinggi (universitas)
semuanya memperoleh dampak negatif karena pelajar, siswa dan mahasiswa “dipaksa”
belajar dari rumah karena pembelajaran tatap muka ditiadakan untuk mencegah
penularan covid-19. Padahal tidak semua pelajar, siswa dan mahasiswa terbiasa belajar
melalui Online. Apalagi guru dan dosen masih banyak belum mahir mengajar dengan
menggunakan teknologi internet atau media sosial terutama di berbagai daerah.

10
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan pengaruh Pandemi Covid 19 terhadap kegiatan Pembelajaran
dan gaya belajar mahasiswa adalah :
1. Kurangnya Minat Belajar saat Pembelajaran Online akibat Covid 19
Belajar merupakan kegiatan yang merubah sifat dan tingkah laku seseorang
menuju ke perubahan yang lebih baik.belajar dapat dilakukan dimana saja,tetapi
pada masa pademi covid 19 ini pemerintah harus menghentikan pembelajaran
seperti belajar di sekolah dan menggantikannya dirumah yang kita sebut dengan
pembelajaran daring.pada pembelajaran daring ini minat belajar peserta didik
sangat mengurang ini dapat disebabkan oleh faktor guru atau dosen yang monoton
memberikan materi pembelajaran yang biasa serta memberikan tugas dengan
bertubi-tubi sehingga menimbulkan rasa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran
yang diberikan sehingga mempengaruhi minat belajar peserta didik.ditambah lagi
peserta didik hanya melakukan kegiatan dirumah yang menambah rasa bosan
dalam melakukan pembelajaran.minat belajar merupakn hal yang sangat
ditumbuhkan dalam diri peserta didik dalam mencapai proses pembelajaran yang
efektif, disini lah dibutuhkan peran para tenaga didik dalam mengembangkan
minat belajar siswanya dalam melakukan pembelajaran terutama pada
pembelajaran daring ini.
2. Penggunaan teknologi yang tidak efektif (bersosial media dan game online)
Pada masa modernisasi ini semua telah menggunakan teknologi canggih
begitu juga dalam melangsungkan pembelajaran.Pada masa pandemi covid 19 ini
peran teknologi sangat diperlukan agar semua orang dapat saling terhubung dan
berkomunikasi satu sama lain guna memutus rantai penyebaran virus covid 19
ini.tidak dapat dipungkiri pembelajaran daring merupakan satu satunya
pembelajaran yang dilakukan pada pandemi covid 19. Teknologi merupakan
rekayasa manusia yang sangat mempunyai peran yang besar dalam
kehidupan,tidak heran dalam penggunaannya banyak kesalahan pemanfaatan
dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pembelajaran daring yang dalam
penggunaan teknologinya dilakukan bukan hanya untuk belajar saja tetapi
digunakan untuk bersosial media dan game online. Peristiwa ini terjadi pengaruh
covid 19 yang mengharuskan peserta didik belajar dirumah dan kurang mendapat
pengawasan dari tenaga pendidik sehingga lebih leluasa melakukan hal yang ia
11
inginkan,dengan peristiwa ini kualitas peserta didik akan berkurang serta
pengetahuan yang diterimanya saat pembelajaran daring tidak maksimal akibat
penggunaan teknologi yang tidak efektif.
3. Penggunaan waktu belajar yang kurang baik dan efektif dalam pembelajaran
Online saat pandemi covid 19
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan
komunikasi jarak jauh, dimana siswa melakukan pembelajaran di rumahnya
masing-masing. Dengan pembelajaran daring siswa akan kurang mendapat
pengawasan dari guru sehingga membuat siswa bermalas malasan dalam
menggunakan waktu belajar yang ia miliki.penggunaan waktu yang kurang baik
akan membuat pengetahuan peserta didik tidak berkembang dan akan
menimbulkan rasa malas akan belajar sehingga kualitas peserta didik menurun dan
akan berdampak pada masa depannya.

2.2.2 Solusi Permasalahan


Dari permasalahan diatas, penulis merangkum solusi yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah diatas adalah dengan cara :
1. Kurangnya Minat Belajar saat Pembelajaran Online akibat Covid 19
Minat merupakan aspek psikologis seseorang yang timbul dari dalam dirinya
sendiri, minat dapat dikatakan sebagai kehendak atau kemauan seseorang dalam
melakukan suatu hal. Solusi yang dapat digunakan untuk menangani
permasalahan untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik ditengah pandemi
covid 19 ini adalah dengan cara memberikan pembelajaran yang berkreasi atau
menggunakan media bantu seperti animasi pada setiap materi yang akan diberikan
dalam pembelajaran daring. Dalam artian proses pembelajaran di desain se kreatif
mungkin dengan tujuan agar tidak membosankan saat proses pembelajaran.
Terlebih masa era sekarang, kemajuan teknologi begitu pesat. Seharusnya hal ini
bisa dimanfaatkan menjadi alternative belajar yang baik menggantikan
pembelajaran tatap muka. Seperti yang terjadi sekarang banyak mahasiswa yang
mengeluh karena jaringan yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran
daring. Disini, solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar
siswa saat keadaan pandemic sekarang adalah dengan memberikan motivasi pada
peserta didik dalam setiap pembelajaran dengan demikian akan menumbuhkan
minat atau semangat peserta didik dalam belajar dirumah.
12
2. Penggunaan Teknologi Yang Tidak Efektif (Bersosial Media Dan Game Online)
Pada zaman sekarang teknologi adalah hal yang sangat berpengaruh dalam
kehidupanmanusia. Terlebih dalam situasi pandemic Covid 19 sekarang, teknologi
merupakan salah satu jalan keluar yang dapat digunakan. Teknologi merupakan
hasil tangan manusia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang baik dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Penggunaan teknologi yang baik akan membawa
damapak yang baik sebaliknya penggunaan teknologi yang kurang efektif akan
membawa dampak negatif bagi penggunanya. Dalam pembelajaran daring banyak
peserta didik yang kurang efektif dalam menggunakan penggunakan teknologi.
Hal ini dapat diatasi oleh tenaga pendidik dan orang tua, dimana tenaga pendidik
mengenalkan penggunaan teknologi dengan baik serta memberikan tugas yang
kreatif seperti mengarahkan peserta didik membuat video pembelajaran kemudian
menguploadnya ke media sosial seperti youtube, facebook dan instagram sehingga
penggunaan teknologi peserta didik efektif dan mendapat dampak baik bagi semua
orang yang melihatnya.sedangkan solusi yang dapat dilakukan oleh orang tau
adalah mengawasi kegiatan penggunaan teknologi yang dilakukan anak
dirumah,dengan begitu penggunaan teknologi peserta didik akan efektif.
3. Penggunaan Waktu Belajar Yang Kurang Baik dan efektif dalam pembelajaran
Online saat pandemi covid 19
Solusi yang dapat diberikan oleh penulis untuk menanggapi permasalahan
Penggunaan waktu belajar yang kurang baik dan efektif pada kondisi saat ini
dapat diatasi dengan cara pengawasan langsung yang dilakukan oleh orang tua
serta mengarahkannya belajar dengan sumber belajar yang tersedia. Pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi jarak jauh,
dimana siswa melakukan pembelajaran di rumahnya masing-masing. Untuk
menangani masalah ini dapat pula diatasi oleh tenaga pendidik dengan
memberikan tugas dirumah, agar waktu belajar peserta didik digunakan secara
efektif dan baik dalam mengerjakan pekerjaan yang bersifat positif. Selain itu,
dari pihak dosen juga memberikan peraturan yang kenal terhadap mahasiswa baik
dalam pemberian tugas maupun pengisian daftar hadir dalam setiap pertemuan.
Dengan demikian, mahasiswa akan dituntut untuk disiplin dalam belajar dan dapat
mempergunakan waktu belajarnya sebaik dan semaksimal mungkin.

13
BAB III
METODE PENLITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian, metode penelitian, dan memilih lokasi
untuk melakukan penelitian.
3.1.1 Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif adalah
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci
dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan
dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Melalui
pendekatan ini diharapkan penelitidapat menghasilkan data yang bersifat
deskriptif guna mengungkap sebab dan proses terjadinya dilapangan dengan
mendiskripsikan bagaimana Analisis Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap
Kegiatan Pembelajaran Dan Gaya Belajar Mahasiswa.

3.1.2 Metode Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Metode
deskriptif atau penelitian empiris merupakan rancangan penelitian yang
berdasarkan pengalaman, baik pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
Penelitian empiris memiliki sifat akan pembuktian hipotesis dengan coba dan ralat
(trial dan error). Deskriptif korelasi adalah metode penelitian yang mengkaji
hubungan antara dua variable atau lebih dengan tujuan mengungkapkan hubungan
korelatif antarvariabel. Adapun bentuk penelitian yang digunakan yaitu cross
sectional, dalam penelitian seksional silang, variable sebab atau risiko dan akibat
yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan, sesaat
atau satu kali saja dalam satu kali waktu yang bersamaan, tidak ada follow up.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui Pengaruh Pandemi Covid 19
Terhadap Kegiatan Pembelajaran Dan Gaya Belajar Mahasiswa.
14
3.1.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara online melalui handphone, dimana penelitian
ini dilakukan melalui google form. Google Form atau yang disebut google
formulir adalah alat yang berguna untuk membantu anda merencanakan acara,
mengirim survei, memberikan siswa atau orang lain kuis, atau mengumpulkan
informasi yang mudah dengan cara yang efisien.
3.1.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Jumat, 9 Mei 2020 pada pukul 01.00 WIB
sampai dengan pukul 24.00 WIB.
3.1.5 Fokus Penelitian
Fokus berarti penetuan permasalahan dan batas penelitian. Dalam pemikiran
fokus terliput di dalamnya perumusan latar belakang studi dan permasalahan
(Rachman, 1999:121). Pada dasarnya fokus merupakan pembatasan masalah yang
menjadi objek penelitian. Fokus penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Pandemi
Covid 19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Dan Gaya Belajar Mahasiswa Tahun
Ajaran 2020/2021”.
3.1.6 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah para Mahasiswa yang dilibutkan sesuai
kebijakan dari pemerintah untuk mencegah penularan Covid 19 di Indonesia.
Maksud dari pemilihan subjek penelitian ini untuk mendapatkan sebanyak
mungkin informasi dari berbagai macam sumber sehingga data yang diperoleh
dapat diakui kebenarannya mengenai pengaruh Covid 19 terhadap pembelajaran
dan gaya belajar mahasiswa selama pandemic covid 19 ini. Pertimbangan lain
dalam pemilihan subjek adalah subjek memiliki waktu apabila peneliti
membutuhkan informasi untuk pengumpulan data dan dapat menjawab berbagai
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan (Sugiyono, 2017:308). Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan pada pada penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner mengenai hubungan
durasi penggunaan gadget terhadap dampak perkembangan sosial anak prasekolah.
15
Kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data yang berbentuk tulisan, yang
nantinya data tersebut akan diolah untuk menghasilkan informasi tertentu (44). Lembar
kuesioner yang dirancang terdiri dari beberapa pertanyaan yang memiliki tujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan durasi penggunaan gadget terhadap perkembangan
sosial anak prasekolah. Kuesioner yang digunakan dibuat sendiri oleh peneliti dengan
melakukan beberapa tahap pengujian, seperti uji expert dan uji validitas terlebih dahulu.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Analisa data dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan cara interpretasi
data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pemahaman mendalam dengan
prinsip validitas, objektifitas, dan reabilitas. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini
dilakukan sejak awal sampai sepanjang proses penelitian berlangsung.
a. Editing Memeriksa kembali kuesioner yang telah dikumpulkan oleh responden.
Peneliti akan memeriksa dan memastikan kembali apakah semua pertanyaan dan
pernyataan yang ada dalam kuesioner sudah di jawab oleh responden atau
belum. Proses editing akan di lakukan di tempat pengambilan data, sehingga
apabila ada pertanyaan yang terlewat atau belum dijawab dapat dilengkapi
secara langsung oleh responden yang bersangkutan.
b. Coding Teknik coding merupakan bentuk pengklasifikasian jawaban-jawaban
dari responden kedalam kategori. Proses codingakandilakukan dengan cara
memberi kode berbentuk huruf dan angka pada masing-masing jawaban.

3.4 Teknik Analisis Data


Analisis data Setelah pengolahan data selesai, dilanjutkan dengan proses analisa
data. Sehingga hasil analisa dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan
dalam penanggulangan masalah. Hasil analisa tersebut nantinya dapat menyimpulkan
hasil dalam menentukan alternative pemecahan masalah yang dilakukan. Proses analisis
data dilakukan menggunakan bantuan computer yang meliputi Analisis Univariat dan
Analisis bivariat. Mendeskripsikan masing-masing variabel dan karakteristik responden.
Adapun variable bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan gadget, sedangkan
variable terikatnya yaitu Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Dan Gaya Belajar Mahasiswa Tahun Ajaran 2020/2021. Analisis data tersebut akan
menggunakan uji ChiSquare dengan bantuan komputer. Uji Chi- Square dipilih karena
variable dependen dan variable independen dalam penelitian ini berbentuk kategorik.
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Setelah peneliti melakukan observasi secara online melalui kuesioner yang diberikan
kepada para orang tua yang memiliki anak prasekolah dan sekolah dasar, maka peneliti
mendapat hasil dari pengumpulan kuesioner tersebut, sebagai berikut :
1. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 57,7% Mahasiswa menjawab bahwa pandemi Covid 19


berpengaruh baik dalam proses pembelajaran saat ini. Sedangkan 42,3% dari
Mahasiswa menjawab pandemi Covid 19 tidak berpengaruh baik dalam proses
pembelajaran saat ini.
17
2. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 98,1% Mahasiswa menjawab bahwa pandemi Covid 19 ini dapat
mempengaruhi gaya belajar mahasiswa. Sedangkan 1,9% dari Mahasiswa menjawab
pandemi Covid 19 tidak dapat mempengaruhi gaya belajar mahasiswa.

3. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

18
Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat
bahwa 65,4% Mahasiswa menjawab bahwa sistem pembelajaran Online Efisien
digunakan untuk menggantikan pembelajaran tatap muka saat pandami Covid 19
sekarang ini. Sedangkan 34,6% dari Mahasiswa menjawab bahwa sistem
pembelajaran Online tidak Efisien digunakan untuk menggantikan pembelajaran tatap
muka saat pandami Covid 19 sekarang ini.

19
4. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 9,6% Mahasiswa menjawab bahwa mereka mendapat


pengetahuan yang baik saat belajar Online ditengan pandemic Covid 19 yang
memaksa kita untuk harus tetap dirumah saja. Sedangkan 90,4% dari Mahasiswa
menjawab bahwa mereka tidak mendapatkan pengetahuan yang baik saat belajar
Online ditengan pandemic Covid 19 yang memaksa kita untuk harus tetap dirumah
saja.
20
5. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 13,5% Mahasiswa menjawab bahwa Pandemi Covid 19


menguntungkan dalam proses belajar. Sedangkan 86,5% dari Mahasiswa menjawab
bahwa Pandemi Covid 19 tidak menguntungkan dalam proses belajar.

21
6. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 25% Mahasiswa menjawab bahwa Pandemi Covid 19 dapat
memotivasi gaya belajar mahasiswa lebih baik lagi. Sedangkan 75% dari Mahasiswa
menjawab bahwa Pandemi Covid 19 tidak dapat memotivasi gaya belajar mahasiswa
lebih baik lagi.

22
7. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 9,6% Mahasiswa menjawab bahwa mereka sangat senang dengan
dosen yang tidak pengertian dalam member tugas di tengah pandemic saat ini.
Sedangkan 90,4% dari Mahasiswa menjawab mereka tidak senang dengan dosen yang
tidak pengertian dalam member tugas di tengah pandemic saat ini.

23
8. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 92,3% Mahasiswa menjawab bahwa jaringan dan relasi teman
merupakan faktor penting dalam menghadapi ujian dan tugas dalam pembelajaran
online ditengah pandemi saat ini. Sedangkan 7,7% dari Mahasiswa menjawab
jaringan dan relasi teman bukan merupakan faktor penting dalam menghadapi ujian
dan tugas dalam pembelajaran online ditengah pandemi saat ini.

24
9. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 17,3% Mahasiswa menjawab bahwa pemberian tugas yang
banyak relevan saat keadaan pandemic covid 19 saat ini. Sedangkan 82,7% dari
Mahasiswa menjawab bahwa pemberian tugas yang banyak tidak relevan saat
keadaan pandemic covid 19 saat ini.
25
10. Untuk Pertanyaan Pertama, yaitu :

Tangggapan dari para Mahasiswa adalah :

Dapat dilihat bahwa 11,5% Mahasiswa menjawab bahwa mereka mendapatkan


keringanan tugas saat pandemic covid 19 saat ini. Sedangkan 88,5% dari Mahasiswa
bahwa mereka tidak mendapatkan keringanan tugas saat pandemic covid 19 saat ini.

26
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Pandemi Covid 19 saat ini
tidak berpengaruh baik terhadap proses pembelajaran dan gaya belajar Mahasiswa dalam
pembelajaran Matematika.. Hal ini dikarenakan pembelajaran tatap muka mau tidak mau
harus digantikan dengan sistem pembelajaran online atau daring. Seperti yang terjadi di
lapangan sistem pembelajaran online ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Dari hasil survey
yang dilakukan melalui pembagian angket yang dilakukan diketahui bahwa mahasiswa
merasa sistem pembelajaran online kurang efisien digunakan untuk menggantikan
pembelajaran tatap muka. Mahasiswa mengalami banyak kendala dan tantangan dari sistem
pembelajaran online saat ini. Hal ini disebabkan oleh jaringan di masing-masing daerah yang
kurang mendukung, sehingga proses pembelajaran online tidak dapat berjalan lancer sebagai
mana baiknya. Banyak diantara mahasiswa terlambat atau bahkan sulit untuk mengikuti
pembelajaran online hanya karna jaringan yang tidak bagus.
Tentunya keadaan seperti ini sangat sangat-sangat tidak menguntungkan bagi
mahasiswa. Pembelajaran tatap muka harus digantikan dengan pembelajaran online. Sistem
pembelajaran online ini tidak dapat memotivasi gaya belajar mahasiswa menjadi lebih baik,
yang ada kondisi mahasiswa menjadi kacau. Keadaan ini membuat mahasiswa tidak
mendapatkan pemahaman serta pengetahuan dengan baik apalagi dalam pembelajaran
matematika yang sejatinya harus dijelaskan dan harus dibahas secara bersama-sama dengan
sistem tatap muka.. Dalam pengerjaan tugas sekalipun, mahasiswa merasa sangat kewalahan
dan terkadang terlambatuntuk mengirimkannya hanya karna masalah jaringan. Dapat
dikatakan bahwa nilai mahasiswa pada saat pandemic Covid 19 saat ini tergantung pada
Jaringan dan relasi teman. Pembelajaran online yang kurang efisien tersebuat membuat
banyak mahasiswa mengeluh dan stress dengan keadaan yang memaksa kita harus tetap
berada dirumah aja.
Pemberian tugas yang banyak dianggap kurang relavan dalam kondisi pandemic saat
ini. Dari angket yang diberikan diketahui bahwa mahasiswa tidak mendapatkan keringanan
tugas dari dosen. Mahasiswa mengharapkan dosen dapat mengerti situasi dan kondisi
mahasiswa saat ini. Dengan memberikan keringanan tugas tersebut, mahasiswa merasa
tertolong dalam situasi saat ini. Bukan tidak mampu untuk mengerjakan, tetapi kendala
jaringan menjadi penghalang bagi mahasiswa untuk melangsungkan pembelajara online. Jadi
dari penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh pandemic covid 19
sangat buruk terhadap proses pembelajaran dan gaya belajar mahasiswa. Pembelajaran tatap
muka jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem pembelajaran online.
27
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dampak pandemi corona kini mulai merambah dunia pendidikan, pemerintah pusat
hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini
dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona. Diharapakan dengan
seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat
meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh
berbagai negara yang terpapar penyakit covid 19 ini, kebijakan lockdown atau karantina
dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada
penyebaran virus corona.
Pandemi Covid 19 saat ini tidak berpengaruh baik terhadap gaya belajar Mahasiswa
dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan pembelajaran tatap muka mau
tidak mau harus digantikan dengan sistem pembelajaran online atau daring. Seperti yang
terjadi di lapangan sistem pembelajaran online ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Dari
hasil survey yang dilakukan melalui pembagian angket yang dilakukan diketahui bahwa
mahasiswa merasa sistem pembelajaran online kurang efisien digunakan untuk menggantikan
pembelajaran tatap muka. Mahasiswa mengalami banyak kendala dan tantangan dari sistem
pembelajaran online saat ini. Belum lagi biaya keperluan kuota yang selalu meningkat yang
membuat mahasiswa menjadi sangatlah kewalahan.
Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran tatap muka jauh lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan sistem pembelajaran online. Mahasiswa mengharapkan dosen dapat
mengerti situasi dan kondisi mahasiswa saat ini. Dengan memberikan keringanan tugas
tersebut, mahasiswa merasa tertolong dalam situasi saat ini.

3.2 Saran
Pengaruh pandemic covid 19 ini sangat buruk bagi kehidupan kita saat ini, baik dalam
bidang perekonomian, pendidikan maupun di sektor lainnya. Penulis berharap agar kita
semua dapat tetap menjalan kan karantina untuk tetap berada dirumah saja, demi memutus
mata rantai penularan Covid 19 sesuai dengan anjuran dan kebijakan pemerintah. Dengan
adanya penelitian ini, semoga pembaca dapat menambah pengetahuan dan mendapatkan
solusi dari permasalahan pandemic covid 19 saat ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Agus, dkk. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, Psikologi dan
Konseling, 2(1), 1-12.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020). Dampak Covid 19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61

29

Anda mungkin juga menyukai