MINIRISET
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu : Dr.Syaukani,M.Ed. Adm
Oleh :
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kami nikmat baik
nikmat iman, Islam dan kesehatan sehingga kami dapat menjalankan kegiatan sehari-hari
sebagaimana biasanya dan terima kasih berkat rahmat dan berkahnya kami dapat
menyelesaikan makalah mini riset ini yang berjudulPengaruh Covid – 19 Terhadap
Pemberian Layanan Bk Pada Siswa Kelas Vii Di Mtsn 1 Rantauprapat.
Tak lupa pula sholawat salam kami kepada Nabi Muhammad SAW diberkahilah
keluarga dan para sahabat beliau. Dan semoga syafaatnya yang diharapkan kita dapatkan
diakhirat kelak amin ya Robbala’lamin.
Kami ucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Dr.Syaukani,M.Ed.
Admselaku dosen pengampu pada bidang mata kuliah Metode penelitian kuantitatif. Yang
telah membimbing kami dalam penyelesaian tugas ini.
Tugas ini telah kami susun semaksimal mungkin.Kekurangan pasti banyak
didalamnya baik dari segi penyusunan maupun tata bahasanya, diharapkan pembaca dapat
memberi kritik dan saran yang membangun. Insha Allah kedepannya akan dapat dikerjakan
lebih baik lagi.
Semoga Tugas ini dapat menambah pengetahuan dan inspirasi terhadap
pembaca.Kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-
19) yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia.WHO sejak Januari 2020 telah
menyatakan dunia masuk ke dalam darurat global terkait virus corona. Corona
semakin meluas di tidak hanya di Wuhan, tetapi menyebar ke provinsi lain di Cina.
Penyebaran virus corona sangat luar biasa, hanya dalam 3 bulan, virus ini telah
merenggut ribuan nyawa, bahkan sekarang tidak hanya di Cina yang memiliki tingkat
wabah tertinggi tetapi telah menyusul negara-negara lain seperti Italia, Iran, dan
Korea Selatan, dan mengikuti negara-negara lain, seperti Indonesia, Inggris, Jepang,
Amerika Serikat, Jerman, dan negara-negara lain.
Di Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana terhitung
mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemic virus corona
dengan jumlah waktu 91 hari. Langkah yang telah dilakukan pemerintah untuk
menyelesaikan pandemic virus corona, salah satu cara yang di terapkan di indonesia
ialah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) diberlakukan di Indonesia pada tahun 2020 sebagai tanggapan terhadap
penyakit corona virus 2019 (COVID-19) yang telah menjadi pandemi, termasuk di
Indonesia. Pembatasan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan
persetujuan Kementerian Kesehatan, dan paling sedikit meliputi peliburan sekolah
dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiatan di
tempat atau fasilitas umum. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan, khususnya pasal 93 memang sudah mengatur tentang
aturan bagi pelanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB), selain Pasal 218
KUHP. Hal ini kemudian ditindaklanjuti pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB).Karenanya, saat Peraturan Pemerintah telah resmi dikeluarkan, maka pihak
kepolisian sebagaimana amanat Presiden secara tegas melakukan tindakan upaya
penegakan hukum bagi pelanggarnya.Artinya, pencegahan wabah pandemi COVID-
19 ini harus dilakukan dengan memberikan sanksi pidana bagi warga masyarakat
yang melakukan pelanggaran. Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) baik anggota pemerintah, pegawai kator atau swasta, guru-guru di liburkan,
dan apabila ketahuan melanggar akan di berikan sangsi atau pun hukuman sesuai
pasal tersebut. Menanggapi peraturan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang terjadi sekarang, langkah yang diambil oleh pemerintah
berdampak pada kegiatan siswa di sekolah.Salah satu instruksi pemerintah tentang di
rumah adalah kegiatan belajar.Belajar tidak boleh berhenti walaupun pemerintah
menginstruksikan 14 hari libur untuk sekolah dan kampus di Indonesia.Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dipindahkan di rumah, tetapi masih harus dikendalikan oleh
guru atau dosen dan orang tua dengan menggunakan pembelajaran jarak
jauh.Kegiatan pembelajaran siswa diarahkan dalam bentuk pembelajaran secara
daring atau online di rumah. Kegiatan pembelajaran secara daring ini pada dasarnya
sangat beragam, antara lain dapat dilaksanakan melalui google classroom, zoom, tv
edukasi, belajar interaktif di portal rumah belajar, ruang guru dan aplikasi belajar
online lainnya yang telah direkomendasi oleh Kemedikbud maupun melalui media
sosial seperti whatsapp.
Pembelajaran daring yang diinstruksikan oleh pemerintah juga ditetapkan
dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. Perbedaan layanan bimbingan
dan konseling dengan materi pelajaran lain adalah, layanan bimbingan dan konseling
tidak memberikan materi-materi ataupun tugas-tugas yang memberatkan siswa.
Layanan bimbingan dan konseling menyajikan layanan dalam pembelajaran daring
melalui format yang bermakna bagi siswa. Sebagai calon konselor atau guru
Bimbingan dan Konseling yang profesional sudah menjadi tugas kita menyesaikan
permasalahan anak didik, dan memberikan layanan Bimbingan dan Konseling yang
membantu anak didik mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki serta melonggarkan
permasalahan yang mereka hadapi sesuai dengan pendapat Nurhayati, & Nurfarida,
layanan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu peserta didik atau konseli
mencapai tugas perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan
bahagia dalam kehidupannya.1Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan kolaborasi dan
sinergisitas kerja antara konselor atau guru bimbingan dan konseling, guru mata
pelajaran, pimpinan sekolah atau madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak
lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik atau
konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
1 Nurhayati, N., & Nurfarida, S. (2018). Optimalisasi Peran dan Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling
dalam Implementasi Kurikulum 13. Jurnal Bikotetik, 2 (2), hlm.148
Penerapan layanan bimbingan dan konseling daring melalui internet
memerlukan sejumlah media yang dapat disesuaikan dengan sifat
bimbingan.Ketersediaan peralatan dan penguasaan teknologi sangat diperlukan oleh
semua pihak baik dosen sebagai pembimbing maupun mahasiswa sebagai
terbimbing.Demikian juga ketersediaan biaya kuota jaringan dan alokasi waktu yang
padat merupakan tantangan tersendiri.Guna mewujudkan penerapan layanan
bimbingan dan konseling daring, diperlukan sebuah media yang terstandar dan
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik hingga ketersediaan teknologi yang dapat
menunjangnya.Diperlukan juga tenaga-tenaga konselor yang terbiasa dengan pola
interaksi dan komunikasi melalui internet.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Pembelajaran daring juga ditetapkan dalam pemberian layanan bimbingan dan
konseling.
2. Dampak PSBB terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM)
3. Pengaruh covid – 19 terhadap pemberian layanan BK di sekolah
4. Layanan bimbingan dan konseling menyajikan layanan dalam pembelajaran
daring melalui format yang bermakna bagi siswa.
C. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
ada pengaruh covid – 19 terhadap pemberian layanan BK pada siswa kelas VII di
MTsN 1 Rantauprapat.
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh covid – 19 terhadap pemberian
layanan BK pada siswa kelas VII di MTsN 1 Rantauprapat.
E. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi:
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi tentang
pengaruh covid – 19 terhadap pemberian layanan BK di MTsN 1 Rantauprapat.
2. Bagi siswa, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada siswa
terkait dengan pelaksanaan layanan BK secara daring.
3. Bagi peneliti lain, sebagai sumber referensi untuk melakukan penelitian sejenis
ataupun pengembangannya.
BAB II
KAJIAN TEORI
2 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Ciputat Pers, 2002, cet-1, hlm 3.
3 Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
Tabanan, Rinera Cipta, 2000, hlm 19.
4 Tohirin,Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada,2007), hlm.16-17.
c. Donald G.Mortensen dan Alan M. Schmuller menyatakan, “Guidance may
be defined as that part of the total educational program that helps provide
the personal apportunities and specializedstaff services by which each
individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in term
of the democratic idea”.5
d. Djumhur dan Moh. Surya berpendpat bahwa bimbingan adalah suatu
proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada
individu dalam memecah masalah yang dihadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding),
kemampuan untuk dapat menerima dirinya (self acceptance), kemampuan
untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk
merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik
keluarga, sekolah dan masyarakat.
e. Menurut Winkel dalam Tohirin , istilah “bimbingan” merupakan
terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya
“guide”memiliki beberapa arti :
menunjukkan jalan (showing the way),
memimpin (leading),
memberikan petunjuk (giving instruction),
mengatur (regulating),
mengarahkan (governing), dan
memberi nasihat (giving advice).6
f. Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus –
menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk
mencapai kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang
sebesar – besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya.
Jadi , bimbingan adalah proses pemberian bantuan oleh seorang konselor
kepada klien untuk membantu klien memahami dirinya dan dunia di sekelilingnya
agar ia dapat menggunakan kemampuan dan bakatnya dengan optimal.
5 Achmad Juntika Nurihsan,Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan (Bandung : PT
Refika Aditama, 2009), hlm.7.
6 Tohirin.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (BerbasisIntegrasi).(Jakarta : PT Grafindo
Persada :2011), hlm.15-16
2. Pengertian Konseling
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam
kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu
nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take
counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian
nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.7
Dalam bahasa Indonesia, pengertian konseling juga dikenal dengan istilah
penyuluhan.Selain itu counseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses
interaksi. Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan
maupun sebagai teknik.
Definisi Konseling menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a. Prayitno, mengemukakan bahwa: koseling adalah pertemuan empat mata
antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik dan human
(manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas
norma-norma yang berlaku.8
b. Dewa Ketut Sukardi mengatakan “(counseling is the heart of guidance)
layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan”.
c. Ruth strang mengatakan bahwa : “counseling is a most important tool of
guidance”, jadi konseling merupakan inti dari alat yang paling penting
dalam bimbingan. Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling
merupakan suatu kegiatan yang integral.9
d. Mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan
antarpribadi d mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk
meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.10
e. James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian
timbal balik antara dua orang individu di mana seorang konselor
membantu konseli supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam
12 Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Intregrasi. Jakarta:
RajaGrafindo Pers.hlm 21
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha
bimbingan dan konseling di sekolah:
1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat
melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang
dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka
mampu untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki,
dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang
ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri
dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan
tersendirimbagi dirinya sendiri.
4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling
menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri
yang di dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada
pada diri mereka.
5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri,
dan dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat
mewujudkan dirinya sendiri.13
Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk membantu
siswa agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek antara
lain: pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan
untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan
pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab.Bimbingan belajar
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan
13 https://nellysside.wordpress.com/2013/09/25/pelayanan-bimbingan-dan-konselingpada satuan-
pendidikan-dasar-dan-menengah-kurikulum-2013-2/http:// agassigudangmahasiswa.
blogspot.co.id/2015/02/pengertian-tujuan-arah pelayanan.html
pendidikan.Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja
yang produktif.14
a) Dalam aspek tugas perkembangan pribadi – sosial layanan Bimbingan dan
Konseling membantu siswa agar :
1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-
orang yang mereka senangi.
3) Membuat pilihan secara sehat
4) Mampu menghargai orang lain
5) Memiliki rasa tanggung jawab
6) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi
7) Dapat menyelesaikan konflik
8) Dapat membuat keputusan secara efektif.
b) Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan Bimbingan dan Konseling
membantu siswa agar :
1) Dapat melaksanakan ketrampilan atau belajar secara efektif
2) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
3) Mampu belajar secara efektif
4) Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi/ujian.
c) Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan Bimbingan dan Konseling
membantu siswa agar :
1) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan di dalam lingkungan kerja
2) Mampu merencanakan masa depan
3) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
4) Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat
5) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
14 Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
Tabanan, Rinera Cipta, 2000, hlm 29
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan dan konseling itu adalah
membantu klien agar dapat mencapai tujuan perkembangan yang meliputi afektif,
kognitif, dan psikomotorik.
C. Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan proses pemberian bantuan
yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solusi
bagi peserta didik disekolah.Agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi
perilakunya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya.Oleh karena itu,
pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah menjadi tanggung jawab bersama
antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas.15
2. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
Fungsi layanan bimbingan dan konseling diambil dari buku Penataan
Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam
jalur Pendidikan Formal yaitu, sebagai berikut:
a) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungan (pendidikan,
pekerjaan, dan norma-norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan
menyesuaikan dirinya dengan secara dinamis dan konstruktif.
b) Fungsi fasilitas, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.
c) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
15 Prayitno, 2013, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, hlm,85
d) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan cirri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu kerja sama dengan pendidikan lainnya di dalam meupun di luar
lembaga pendidikan.
e) Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan kepala
sekolah dan staf, konselor dan tutor untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun, menyusun materi,
memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran
sesuai dengan kemampuoan dan kecepatan konseli.
f) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang muingkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya
sendiri. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasim
informasi, dan bimbingan kelompok.
g) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan,
dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola pikir yang sehat, rasional,
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka
kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
h) Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosial-pribadi,
belajar, dan karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial
teaching.
i) Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercapai dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar
dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
kreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
j) Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih produktif dari fungsi-fungsi lainnya.
3. Jenis – Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa
memasuki
lingkungan baru bukannlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah
dan menyenangkan bagi setiap orang.16
Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah mempermudah
penyesuaian diri siswa terhadap kehidupan sosial, kegiatan belajar dan
kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua
siswa dengan memahami kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anaknya akan
dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar
anaknya. Dengan demikian dapat dipahami ahwa fungsi utama yang didukung
oleh layanan orientasi ini adalah fungsi pemahaman dan pencegahan.17Materi
kegiatan layanan orientasi menyangkut :
1) Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2) Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
3) Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkat
kan hubungan sosial siswa.
4) Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
5) Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membantu segala jenis
masalah dan kesulitan siswa.
b. Layanan Informasi
18 Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Dan Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta: 2008. Hal: 60-68.
3) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan, yaitu terpelihara dan
berkembangnya potensi, bakat, minat dan kondisi pribadi peserta didik
itu sendiri.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi:
1) Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan
ekstrakulikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap,
kebiasaan, kemampuan, bakat dan minat.
2) Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok
belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
3) Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan
siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan
seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.
d. Layanan Penguasaan Konten
Membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi.Layanan Penguasaan Konten berkaitan dengan fungsi pemahaman
dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Fungsi pemahaman menyangkut
berbagai aspek konten, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan, dan sebagainya
atau kebiasaan dalam kaitannya dengan kehidupan di sekolah, sebagai peserta
didik tugasnya adalah belajar, di dalam keluarga ia mengembangkan kebiasaan
dalam berhubungan dengan orang lain, saudara, teman sebaya dan di
masyarakat. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu menghasilkan
terpelihara dan berkembangnya berbagai potensi dalam perkembangan diri
secara berkelanjutan, mengembangkan kebiasaan yang telah terpelihara dan
membangun prestasi.
e. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung tatap
muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka
pembahasan dan permasalahan pribadi yang dideritanya.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami
kondisi dirinya sendiri, lingkungnnya, permasalahan yang dialami,kekuatan
dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan
perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah
yang dialami klien.
Materi kegiatan layanan konseling perorangan meliputi:
1) Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat, dan
minat serta penyalurannya.
2) Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan
menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik dirumah,
sekolah, dan masyarakat.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber
tertentu( terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang
kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Materi kegiatan layanan bimbingan kelompok meliputi:
1) Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh
penghasilan.
2) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik disekolah dan di
rumah sesuai dengan kemampuan pribadi siswa.
3) Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
g. Layanan konseling kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.Dinamika
kelompok adalah suasana yang hidup, yang bergerak, yang berkembang, yang
di tandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok.
Materi kegiatan layanan konseling kelompok, meliputi :
1) Pemahaman kelemahan diri penanggulangannya, pengenalan kekuatan
diri dan pengembangannya.
2) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi,
menerima/menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan
sosial, baik dirumah, sekolah maupun masyarakat.
3) Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar dan disiplin.19
19 Masturin, 2009, Media BKI Sekolah, kudus; STAIN KUDUS, hlm. 43-51
h. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor terhadap
pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah
pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan
dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti.
Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau
konsulti-konsulti itu menghendakinya.
Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa menjadi konsulti
adalah kepala sekolah, guru dan orangtua.Apabila yang menjadi konsulti
adalah kepala sekolah maka pihak ketiganya bisa jadi guru dan siswa.Jika
konsulti adalah guru maka pihak ketiganya adalah siswa, sedangkan jika
konsultinya orang tua, maka pihak ketiganya adalah anak.Masalah yang
dikonsultasikan mencakup berbagai hal yang dialami pihak ketiga.Dalam
kehidupan sehari-hari baik di sekolah, rumah maupun lingkungan.
Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan
kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan atau permasalahan
yang dialami pihak ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga mempunyai hubungan
yang cukup berarti dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh
pihak ketiga itu setidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti.
i. Layanan Mediasi
Istilah “mediasi” terkait dengan istilah “media” yang berasal dari kata
“medium” yang berarti perantara. Dalam literatur Islam istilah “mediasi” sama
dengan “wasilah” yang juga berarti perantara. Berdasarkan arti di atas, mediasi
bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengantarai atau menjadi wasilah
atau menghubungkan yang semula terpisah. Juga bermakna menjalin
hubungan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak sehingga
dua pihak yang semula terpisah menjadi saling terkait.Melalui mediasi atau
wasilah dua pihak yang sebelumnya terpisah menjadi saling terkait, saling
mengurangi atau meniadakan jarak, saling memperkecil perbedaan sehingga
jarak keduanya menjadi lebih dekat. Dengan layanan mediasi konselor
berusaha mengantarai atau membangun hubungan diantara mereka, sehingga
mereka menghentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang
merugikan semua pihak.
Tujuan dari layanan mediasi ialah agar tercapainya kondisi hubungan
yang positif dan kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai
atau bermusuhan.Selain itu agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang
negatif menjadi kondisi baru dalam hubungan antara kedua belah pihak yang
bermasalah.
j. Layanan Advokasi
Yaitu layanan yang membantu agar hak-hak keberadaan, kehidupan
dan perkembangan individual yang bersangkutan kembali diperoleh setelah
hak-hak tersebut selama ini dirampas, dihalangi dan dibatasi.Tujuan layanan
advokasi secara umum yaitu mengentaskan klien dari suasana yang buruk di
dirinya, sedangkan tujuan secara khusus yaitu membebaskan klien dari
cengkraman pihak tertentu. Komponen layanan advokasi yaitu :
1. Konselor
2. Korban penyelenggaraan hak
3. Pihak-pihak terkait
D. Pelaksanaan Layanan BK di Sekolah
1. Layanan Orientasi
Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut
a) Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan,
Menetapkan peserta layanan,
Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan,
Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media,
Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b) Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Mengorganisasikan kegiatan layanan,
Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi
format layanan dan penggunaan media.
c) Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Menetapkan materi evaluasi,
Menetapkan prosedur evaluasi,
Menyusun instrumen evaluasi,
Mengaplikasikan instrumen evaluasi,
Mengolah hasil aplikasi instrumen.
d) Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Menetapkan standar analisis,
Melakukan analisis,
Menafsirkan hasil analisis.
e) Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,
Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak
yang terkait,
Melaksanakan rencana tindak lanjut.
f) Laporan, meliputi:
Menyusun laporan layanan orientasi,
Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah
atau madrasah),
Mendokumentasikan laporan layanan.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab,
dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film atau
vidio, kunjungan ke perusahaan-perusahaan. Berbagai nara sumber, baik dari
sekolah sendiri, atau dari sekolah lain, dari lembaga-lembaga pemerintah, maupun
dari berbagai kalangan di masyarakat dapat diundang guna memberikan informasi
kepada peserta didik. Namun perlu diingat bahwa semua kegiatan hendaknya
direncenakan direncanakan secara matang.
Layanan informasi dapat dilaksanakan secara individual, klasikan dan
ataupun diselenggarakan secara umum.Dapat juga diberikan secara lisan ataupun
seperti jurnal dan majalah.
Menurut Prayitno, langkah-langkah pelaksanaan layanan informasi adalah
sebagai berikut: 20
a. Perencanaan adalah tahap awal sebelum pemberian layanan informasi
dimana guru BK menyiapkan berbagai macam hal yang diperlukan pada
21 Prayitno.1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Penerbit: Ghalia
Indonesia.hlm 40
masalah pribadi masingmasing secara bergantian, Memillih/menetapkan
masalah yang akan dibahas terlebih dahulu, Membahas masalah terpilih
secara tuntas, Selingan, Menegaskan komitmen anggota yang masalahnya
telah dibahas apa yang akan dilakukan berkenaan dengan adanya
pembahasan demi terentaskan masalahnya.
d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini pelaksanaan konseling ditandai dengan anggota kelompok
mulai melakukan perubahan tingkah laku di dalam kelompok. Langkah-
langkah pada tahap pengakhiran adalah: Menjelaskan bahwa kegiatan
konseling kelompok akan diakhiri, Anggota kelompok mengemukakan
kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-masing, Membahas
kegiatan lanjutan, Pesan serta tanggapan anggota kelompok, Ucapan
terima kasih, Berdoa, Perpisahan, dan Teknik Layanan Konseling
Kelompok.22
8. Layanan Konsultasi
Untuk menjamin kesuksesan layanan konsultasi, maka konselor juga perlu
memperhatikan dan memahami adanya langkah-langkah pelaksanaan layanan
konsultasi. Menurut Prayitno, mengemukakan langkah-langkahnya sebagai
berikut:23
a. Perencanaan. Tahap perencanaan ini meliputi mengidentifikasi konsulti,
mengatur pertemuan, menetapkan fasilitas layanan, menyiapkan
kelengkapan administrasi.
b. Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan dimulai dari menerima seorang konsulti,
menyelenggarakan penstrukturan konsultasi, membahas masalah yang
dibawa konsulti berkenaan dengan pihak ketiga, mendorong dan melatih
konsulti untuk : mampu menangani masalah yang dialami pihak ketiga dan
memanfaatkan sumber-sumber yang ada, membina komitmen konsulti
untuk menangani masalah pihak ketiga dengan bahasa dan cara-cara
konseling, dan melakukan penilaian segera.
c. Evaluasi, yaitu melakukan evaluasi jangka pendek tentang keterlaksanaan
hasil konsultasi.
25 Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling (Padang: FIP-UNP, 2012), hal. 274-289
pun dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan
kepada peserta didik.
Pembelajaran daring yang diinstruksikan oleh pemerintah juga ditetapkan
dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. Perbedaan layanan bimbingan
dan konseling dengan materi pelajaran lain adalah, layanan bimbingan dan konseling
tidak memberikan materi-materi ataupun tugas-tugas yang memberatkan siswa.
Layanan bimbingan dan konseling menyajikan layanan dalam pembelajaran daring
melalui format yang bermakna bagi siswa. Sebagai calon konselor atau guru
Bimbingan dan Konseling yang profesional sudah menjadi tugas kita menyelesaikan
permasalahan anak didik, dan memberikan layanan Bimbingan dan Konseling yang
membantu anak didik mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki serta melonggarkan
permasalahan yang mereka hadapi sesuai dengan pendapat Nurhayati, & Nurfarida,
layanan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu peserta didik atau konseli
mencapai tugas perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan
bahagia dalam kehidupannya.26Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan kolaborasi
dan sinergisitas kerja antara konselor atau guru bimbingan dan konseling, guru mata
pelajaran, pimpinan sekolah atau madrasah, staff administrasi, orang tua, dan pihak
lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik atau
konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Penerapan layanan bimbingan dan konseling daring melalui internet
memerlukan sejumlah media yang dapat disesuaikan dengan sifat
bimbingan.Ketersediaan peralatan dan penguasaan teknologi sangat diperlukan oleh
semua pihak baik dosen sebagai pembimbing maupun mahasiswa sebagai
terbimbing.Demikian juga ketersediaan biaya kuota jaringan dan alokasi waktu yang
padat merupakan tantangan tersendiri.Guna mewujudkan penerapan layanan
bimbingan dan konseling daring, diperlukan sebuah media yang terstandar dan
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik hingga ketersediaan teknologi yang dapat
menunjangnya.Diperlukan juga tenaga-tenaga konselor yang terbiasa dengan pola
interaksi dan komunikasi melalui internet.
Berikut beberapa proses pemberian layanan bimbingan dan konseling daring
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
26 Nurhayati, N., & Nurfarida, S. (2018). Optimalisasi Peran dan Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling
dalam Implementasi Kurikulum 13. Jurnal Bikotetik, 2 (2), 147-154
Mencakup teknis perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) yang akan digunakan dalam proses layanan bimbingan dan konseling
daring. Tahap persiapan juga termasuk persiapan konselor dalam hal
keterampilan, kelayakan akademik, penilaian secara etik dan hukum serta tata
kelola.
2. Proses Layanan Bimbingan dan Konseling
Proses layanan bimbingan dan konseling tidak berbeda dengan layanan
secara tatap muka. Terdiri dari pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan
dan penilaian. Perbedaan yang terjadi adalah saat tahap pelaksanaan, konselor dan
konseli harus mampu menjalin hubungan dengan bantuan perangkat lain, sehingga
proses layanan bimbingan dan konseling yang terjadi lebih fleksibel. Pemilihan
teknik atau pendekatan yang akan digunakan disesuaikan dengan permasalahan
yang dihadapi konseli.
3. Pasca Layanan Bimbingan dan Konseling
Tahap terakhir adalah tindak lanjut dari proses layanan bimbingan dan
konseling daring yang telah dilaksanakan. Terdapat tiga kemungkinan yang dapat
terjadi yaitu, (1) layanan bimbingan dan konseling daring akan sukses, ditandai
dengan kondisi konseli yang memenuhi effective daily living, (2) layanan
bimbingan dan konseling akan dilanjutkan pada proses layanan daring berikutnya,
atau (4) konseli akan direferal pada konselor atau ahli lain.27
Jadi dapat disimpulkan bahwa dikarenakan covid – 19 maka pelaksanaan
pemberian layanan bk yang dulu dilakukan secara langsung kini dilakukan secara
daring. Media yang digunakan dalam melaksanakan pelayanan bk bisa menggunakan
zoom atau pun aplikasi whatsapp. Kegiatan layanan bk yang sering dilaksanakan
ketika pandemi adalah layanan orientasi,informasi,dan konseling perorangan/
konseling individu. Disini, guru bk sangat berperan penting , karena banyak siswa
yang kurang memiliki motivasi dalam mengerjakan tugas di saat belajar daring. Oleh
karena itu, guru bk harus memberikan layanan informasi kepada siswa mengenai
motivasi belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dan juga guru bk bisa
melakukan konseling perorangan/ konseling individu kepada siswa yang dinilai
memiliki masalah.
27 Wibowo, N. C. H., Milenia, F. I., & Azmi, F. H. (2019).Rancang Bangun Bimbingan Konseling
Online. Walisongo Journal of Information Technology, 1(1), 13–24.
Hipotesis
Hasil Penelitian
28Nurhayati, N., & Nurfarida, S. (2018). Optimalisasi Peran dan Fungsi Guru Bimbingan dan
Konseling dalam Implementasi Kurikulum 13. Jurnal Bikotetik, 2 (2), 147-154.
Penerapan layanan bimbingan dan konseling daring melalui internet memerlukan
sejumlah media yang dapat disesuaikan dengan sifat bimbingan. Ketersediaan peralatan dan
penguasaan teknologi sangat diperlukan oleh semua pihak baik dosen sebagai pembimbing
maupun mahasiswa sebagai terbimbing. Demikian juga ketersediaan biaya kuota jaringan dan
alokasi waktu yang padat merupakan tantangan tersendiri. Guna mewujudkan penerapan
layanan bimbingan dan konseling daring, diperlukan sebuah media yang terstandar dan
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik hingga ketersediaan teknologi yang dapat
menunjangnya. Diperlukan juga tenaga-tenaga konselor yang terbiasa dengan pola interaksi
dan komunikasi melalui internet.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode
angket dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah :
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.29
Wawancara juga disebut sebagai interview.Menurut Emzir dikutip
dari Pastiguna menjelaskan bahwa wawancara merupakan teknik penelitian dengan
menggunakan komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi melalui
tanya jawab atas peneliti dengan informan. Teknik wawancara umumnya digunakan
pada penelitian kualitatif. Karena dengan metode pengumpulan data ini peneliti dapat
memperoleh informasi yang mendalam. Meskipun begitu teknik
penelitian wawancara juga dapat digunakan pada penelitian
kuantitatif30.Sugiyonomenjelaskan bahwa penelitian ini dapat digunakan (pada
penelitian kuantitatif) jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan masalah yang harus diteliti, dan bila peneliti ingin mengetahui hal-hal
29Lexi J Moloeng, (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal.
186
30Emzir, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: Rajawali Pers)
dari responden secara lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Dari kedua
penjelasan tersebut maka dapat dijellaskan bahwa teknik pengumpulan data
wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
berkomunikasi secara langsung dengan informan. Teknik ini bertujuan untuk
menemukan permasalah awal (studi pendahuluan) dan juga mengetahui hal-hal secara
lebih mendalam.31
31Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta).
bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah atau madrasah, staff
administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu kelancaran proses dan
pengembangan peserta didik atau konseli secara utuh dan optimal dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Penerapan layanan bimbingan dan konseling daring melalui internet
memerlukan sejumlah media yang dapat disesuaikan dengan sifat bimbingan.
Ketersediaan peralatan dan penguasaan teknologi sangat diperlukan oleh semua pihak
baik dosen sebagai pembimbing maupun mahasiswa sebagai terbimbing.
B. Saran
Pada saat pandemi covid-19 ini Guru diharapkan untuk tetap memberikan
layanan Bimbingan dan konseling kepada murid seperti layanan informasi,Bimbingan
Kelompok, Konseling Kelompok dan bahkan bisa Konseling Individu dengan daring
dengan menggunakan media zoom atau sebagainya karena pada masa covid-19 siswa
membutuhkan layanan BK. Guru bk bisa memanfaatkan media sosial untuk tetap
memberikan layanan sesuai yang dibutuhkan oleh siswa .
Daftar Bacaan