Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN REKAYASA IDE (RI)

MK. TELAAH KURIKULUM DAN


PERENCANAAN PEMBELAJARAN

PRODI S1 PGSD FIP

Skor Nilai:

“TELAAH KURIKULUM DI MASA PANDEMI COVID-19”

DISUSUN OLEH:

NAMA MAHASISWA : ISNA NOVIRA


NIM : 1183111001
NO. ABSEN : 05
DOSEN PENGAMPU : FAHRUR ROZI, S.Pd., M.Pd.
MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM DAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

PGSD REGULER D 2018


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Mei 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan salah satu tugas dari mata kuliah “Telaah
Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran” yakni berupa tugas Laporan Rekayasa Ide
(RI) yang berjudul “Telaah Kurikulum di Masa Pandemi Covid-19”. Rekayasa Ide ini juga
merupakan salah satu kelengkapan 6 tugas dalam satu semester, sebagai mahasiswa/i Universitas
Negeri Medan dikelas D Reguler PGSD.

Dalam kesempatan ini, Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara moral dan material dalam
proses penyelesaian laporan Rekayasa Ide ini. Khususnya kepada dosen pengampu Mata Kuliah
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Bapak Fahrur Rozi, S.Pd., M.Pd. yang telah
membimbing serta mengarahkan Saya dalam pembuatan laporan Rekayasa Ide ini.

Semoga tugas Rekayasa Ide (RI) ini sesuai seperti yang diharapkan dosen pengampu.
Saya sadar bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan, baik dari cara Saya menyampaikan
opini, penyusunan kalimat, sampai pemilihan diksi. Oleh karena itu Saya mohon untuk saran dan
kritik serta bimbingan dari dosen pengampu.

Binjai, 22 Mei 2020

Penyusun

Isna Novira
(1183111001)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


B. Tujuan......................................................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................................2

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ...............................................................................3

A. Uraian Permasalahan...............................................................................................3
B. Subjek Penelitian.....................................................................................................4
C. Assasment Data.......................................................................................................4

BAB III METODE PELAKSANAAN.............................................................................5

BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................7

BAB V PENUTUP.............................................................................................................14

A. Kesimpulan..............................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum
merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan semata-
mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkkan
kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena pengembangan kurikulum merupakan
alat untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya mengajarkan bahan, menarik minat dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya kurikulum harus selalu dikembangkan dan
disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
masyarakat yang sedang membangun. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan kurikulum
tersebut sesuai dengan minat, bakat kebutuhan peserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah,
sehingga dapat mempelancar program pendidikan salam rangka perwujudan dan pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Sebuah kurikulum tidak hanya sekedar instruksi pembelajaran yang
disusun pleh pemerintah untuk diterapkan di sekolah masing-masing. Sinclar (2003) menegaskan
bahwa kurikulum yang baik adalah yang memberi keleluasaan bagi sekolah untuk
mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan khusus peseta didik sesuai tuntutan masyarakat.
Persebaran virus Corona yang massif di berbagai negara, memaksa kita untuk melihat
kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan di
bidang teknologi, ekonomi, politik hingga pendidikan di tengah krisis akibat Covid-19.
Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan
sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Semua negara terdampak telah berupaya membuat
kebijakan terbaiknya dalam menjaga kelanggengan layanan pendidkan. Indonesia juga
menghadapi beberapa tantangan nyata yang harus segera dicarikan solusinya: (1) ketimpangan
teknologi antara sekolah di kota besar dan daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam
pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi
Pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran daring
yang belum integral. Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar

1
pelaksanaan belajar dari rumah, dengan pemanfaatan teknologi informasi yang berlaku secara
tiba-tiba, tidak jarang membuat pendidik dan siswa kaget termasuk orang tua bahkan semua
orang yang berada dalam rumah. Pembelajaran teknologi informasi memang sudah diberlakukan
dalam beberapa tahun terakhir dalam sistem pendidikan di Indonesia. Namun, pembelajaran
daring yang berlangsung sebagai kejutan dari pandemi Covid-19, membuat kaget hampir di
semua lini, dari kabupaten/kota, provinsi, pusat bahkan dunia internasional. Sebagai ujung
tombak di level paling bawah suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk membuat
keputusan cepat dalam merespon surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah. Pendidik merasa kaget
karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Siswa terbata-bata karena
mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah. Sementara, orang tua murid merasa stress
ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan
keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis. Di tengah pandemi Covid-
19 ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan lompatan untuk melakukan transformasi
pembelajaran daring bagi semua siswa dan oleh semua guru. Kita memasuki era baru untuk
membangun kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan
sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi. 

B. Tujuan
Tujuan pembuatan Rekayasa Ide pada mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan
Pembelajaran ini yaitu untuk:
1. Untuk menelaah kurikulum di Masa Pandemi Covid-19 ini.
2. Untuk mengetahui bagaimana keefektifan kurikulum yang digunakan disaat masa
Pandemi Covid-19 ini.
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kurikulum yang digunakan
disaat Pandemi Covid-19 ini.

C. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran.
2. Untuk memberikan informasi dan wawasan mengenai kurikulum yang digunakan saat
Pandemi Covid-19 dan dampak yang ditimbukan dari kurikulum yang digunakan.

2
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

A. Uraian Permasalahan
Menurut George A. Beaucham ( 1976 ), Pengertian kurikulum ialah dokumen tertulis
yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata
pelajaran pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari. sedangkan
Menurut Neagley Dan Evans ( 1967 ) Pengertian kurikulum adalah semua pengalaman yang
telah dirancang oleh pihak sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar
kepada kemampuan siswa yang paling baik.
Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan
pembelajaran dan hakikat kemanusiaan.  Manusia dipaksa 'berhenti' dari rutinitasnya, untuk
memaknai apa yang sebenarnya dicari dari kehidupan. Indonesia punya tantangan besar dalam
penanganan Covid-19. Dari semua aspek yang menjadi tantangan saat ini, tak terkecuali dunia
pendidikan. Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing, atau di Indonesia lebih
dikenalkan sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran
Covid-19. Jadi, kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran virus Corona di
tengah masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merespon dengan
kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring dan disusul peniadaan Ujian Nasional
untuk tahun ini.  Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan nyata yang harus segera
dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar dan daerah, (2)
keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan
sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi Pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru-
murid-orang tua dalam pembelajaran daring yang belum integral. Pemberlakuan kebijakan
physical distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan belajar dari rumah, dengan
pemanfaatan teknologi informasi yang berlaku secara tiba-tiba, tidak jarang membuat pendidik
dan siswa kaget termasuk orang tua bahkan semua orang yang berada dalam rumah.
Pembelajaran teknologi informasi memang sudah diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir
dalam sistem pendidikan di Indonesia. Namun, pembelajaran daring yang berlangsung sebagai
kejutan dari pandemi Covid-19, membuat kaget hampir di semua lini, dari kabupaten/kota,
provinsi, pusat bahkan dunia internasional. Sebagai ujung tombak di level paling bawah suatu

3
lembaga pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespon
surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengharuskan sekolah untuk
memberlakukan pembelajaran dari rumah. Pendidik merasa kaget karena harus mengubah
sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Siswa terbata-bata karena mendapat tumpukan
tugas selama belajar dari rumah. Sementara, orang tua murid merasa stress ketika mendampingi
proses pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup
dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis. Di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem
pendidikan kita harus siap melakukan lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran
daring bagi semua siswa dan oleh semua guru. Kita memasuki era baru untuk membangun
kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara
pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi. 

B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian dalam Rekayasa Ide ini adalah orang tua dan siswa dalam memberikan
respon terkait kurikulum yang diberlakukan di masa pandemic Covid-19 ini.

C. Assasment Data
Assasment data dalam Rekayasa Ide ini adalah diperoleh melalui melihat fakta
dilapangan mengenai respon masyarakat yakni orang tua terkait kurikulum saat pandemi
covid-19 ini, dan pengolahan data secara analisa yakni mengolah data dengan
mengumpulkan sumber-sumber seperti berita-berita televisi dan Koran yang dapat
membantu dalam penyelesaian isi dari rekayasa ide ini.

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian
Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan
metode Kepustakaan. Adapun tujuan dari penelitian yang menggunakan metode kualitatif
deskriptif ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena,
variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa
yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini menafsirkan dan menguraikan data yang
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di
dalam suatu masyarakat. Sedangkan metode kepustakaan adalah metode pengumpulan
data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen-dokumen elektronik yang
dapat mendukung dalam proses penulisan. Dalam hal ini metode kepustakaan yang
dimaksud adalah informasinya didapat melalui berita-berita dari berbagai sumber
mengenai respon masyarakat khususnya orang tua terhadap kurikulum di tengah
pandemic covid-19 ini.

B. Langkah Penelitian
1. Wawancara
Wawancara adalah setiap interaksi orang-per-orang di antara dua atau lebih individu
dengan tujuan-tujuan spesifik yang menggunakan format tanya-jawab terbuka. Dalam
pelaksanaan wawancara dilapangan, biasanya dilaksanakan dalam terbuka tetapi
terstruktur dan tidak lari dari kajian teori. Dimana peneliti menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk menggali
keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel
yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan
mendalam.

2. Observasi

5
Observasi adalah suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif dalam
mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. Metode ini
sangat sesuai dalam situasi ketika sebagian atau keseluruhan informasi akurat tidak
dapat diperoleh. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
panca indera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan
perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil
suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian dan metode
observasi yang kami gunakan adalah observasi kelompok. Observasi kelompok ialah
pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang
diangkat menjadi objek penelitian.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat
ataumenganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang
lainentang subjek. Jenis dokumentasi yang kita gunakan yaitu dengan mengambil
gambar bersama narasumber menggunakan kamera handphone.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Analisis Pembahasan
Pemerintah segera mengeluarkan kebijakan kerja dari rumah, proses belajar mengajar
dari rumah, bahkan beribadah di rumah sebagai langkah antisipasi dan pencegahan setelah
merebaknya covid-19 ini. Berbagai kebijakan lanjutan akibat pandemi ini silih berganti. Tidak
terkecuali dengan kebijakan terkait dunia pendidikan. Dialihkannya proses belajar dari sekolah
ke rumah, ternyata memberikan pengalaman yang baru bagi sebagian besar orangtua. Mereka
yang selama ini cenderung hanya ‘terima beres’ terhadap pendidikan anak, mendadak terlibat
dan ikut sibuk. Banyak yang awalnya berharap ‘libur panjang’ ternyata meleset. Kebijakan
belajar dari rumah, mau tak mau menyeret para orang tua untuk berperan aktif mengawal putra-
putri mereka. Di lain pihak, dengan berbagai strategi, para pelaksana kebijakan pemerintah
sekolah dasar hingga jenjang menengah, bahkan perguruan tinggi mencoba menyelenggarakan
beragam bentuk kurikulum baru Kurikulum Pandemi Covid-19. Beragam media telah dicoba
untuk memfasilitasi proses belajar di rumah, baik melalui sistem daring dalam jaringan
online, hingga sistem luring yakni luar jaringan (offline). Pada awal pengalihan sistem belajar di
rumah, belum banyak terdengar keluhan dan kendala yang berarti. Para orang tua masih belajar
beradaptasi dengan keadaan, anak-anak juga terlihat menikmati layaknya sedang liburan. Pada
empat belas hari pertama kebijakan belajar dari rumah, berjalan begitu saja. Di sela-sela kegiatan
menemani anak belajar di rumah, para orangtua sesekali memantau perkembangan pemberitaan
tentang covid-19 yang rutin disampaikan oleh media. Pendidikan yang kita tempuh selama ini,
tidak banyak memberikan kita cara dan strategi untuk bertahan. Padahal untuk
bisa survive dan revive dari kondisi ini, kita perlu ilmu, ketahanan fisik dan mental yang terlatih.
Kita perlu tahu banyak cara untuk bisa bertahan dan bangkit kembali dalam kondisi terburuk
sekalipun. Seperti sebuah siklus, kejadian serupa pandemi Covid-19 ini bisa jadi akan terulang di
masa yang akan datang. Tidak hanya dalam bentuk wabah penyakit, bisa berupa situasi perang.
Oleh karena itu, sangat diperlukan sebentuk struktur kurikulum yang dinamis dan strategis ketika
menghadapi situasi demikian. Kurikulum kita selama ini adalah kurikulum di masa tenang, yang
seringkali terjebak pada rutinitas dan teoritis. Anak-anak, yang ketika dewasa menjadi orangtua
tidak dibekali dengan pengetahuan praktis tentang bagaimana harus berjibaku dengan

7
ketidakpastian seperti ini. Sosialisasi tentang tanggap darurat bencana hanya dilakukan
sekedarnya saja.

Kurikulum Darurat sebagai Strategi Alternatif


Sepanjang tiga puluh tahun terakhir bahkan lebih, jika merujuk pada usia penulis opini
ini, baru di tahun 2020 inilah kegiatan belajar di sekolah dialihkan ke rumah secara nasional.
Kejadian luar biasa dan tak terduga ini kita jadikan sebagai sebuah pembelajaran berharga.
Kurikulum pendidikan kita selama ini tidak sepenuhnya memberi bekal kepada anak-anak, yang
kelak mereka dewasa dan menjadi orangtua tentang bagaimana mengatasi keadaan di tengah
situasi sulit seperti sekarang. Akibatnya, ketika proses pendidikan anak kembali ‘diserahkan’
kepada orangtua di rumah, semua kelabakan, serba kikuk dan menimbulkan frustasi. Imbasnya
justru kepada anak-anak itu sendiri. Berdasarkan kenyataan ini, ke depan disarankan adanya
struktur kurikulum darurat yang applicable di masa sulit yang unpredictable. Perlu dirancang
kurikulum pendidikan dengan materi dan bahan ajar tentang survival strategy. Selain itu,
memaksimalkan program parenting di tingkat sekolah sebagai kebutuhan yang semakin nyata
dan membutuhkan perhatian khusus. Hal ini penting untuk memberikan penguatan mental dan
pemahaman tentang bagaimana peran orangtua dalam proses pendidikan anak-anak. Sinergi yang
terjalin harmonis antar lini menjadi satu paket penting dalam menghadapi situasi sulit yang bisa
jadi terulang di masa yang akan datang.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mendukung rekomendasi rapat kerja nasional
(rakernas) untuk segera menyiapkan kurikulum darurat dalam situasi pandemi Covid-19. Meski
tidak mudah, Menag mengaku sependapat bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak semata
memindahkan kurikulum dari belajar sekolah ke rumah. Karenanya, diperlukan penyederhanaan
dan mengupayakan agar semua pihak bisa mengakses kurikulum tersebut. “Kita coba secara
sederhana tetapi kami sependapat memang perlu ada keseragaman yang pas bagaimana yang
dirumuskan oleh teman-teman (KPAI dan Kemenag) yaitu apa yang perlu dilakukan dan
dirumuskan. Saya kira salah satunya menyangkut tentang menetapkan kurikulum dalam situasi
darurat ini,” kata Menteri Fachrul dalam pernyataan resminya, Jumat (1/5). Menurutnya,
kurikulum harus memiliki keselarasan sehingga dapat dijalankan di semua wilayah. Kurikulum
juga harus mempertimbangkan keselamatan siswa dan guru di tengah pandemi Covid-19. Konten
belajar bisa menambah pengalaman belajar siswa. Misalnya, dalam meningkatkan budaya

8
literasi, numerasi, serta aktivitas positif bersama keluarga. Penguatan nilai karakter dan akhlak
bersama keluarga ini merupakan kesempatan yang paling strategis bagi para siswa untuk berada
di rumah bersama orangtuanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan
beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan pembelaran selama masa pandemi ini. Hal tersebut
dikeluarkan melalui Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24
Maret 2020. Tepatnya ada 6 (enam) kebijakan yang dipaparkan dengan jelas. Namun, yang
paling mendasar ialah merubah cara belajar mengajar siswa dan guru adalah kebijakan belajar
dari rumah. Kebijakan belajar dari rumah ini sangat merubah kebiasaan, ataupun prilaku guru
dan siswa selama ini. Bagaimana tidak, selama ini guru mengajar di kelas dalam artian mengajar
di sebuah banguanan sekolah yang memiliki fungsi belajar mengajar, dengan didukung oleh
sarana penunjang proses belajar mengajar tersebut. Dengan kebijakan baru ini guru dibuat
kelimpungan karena masih mencari pola yang tepat bagaimana pembelajaran dari rumah itu bisa
dilakukan. Jalan terbaik yaitu melakukan atau mengupayakan pembelajaran berbasis dalam
jaringan. Nama lainnya adalah pembelajaran daring (online learning). Pembelajaran ini sangat
berbeda dengan pembelajaran konvensional yang terjadi di sekolah. Guru dan siswa tidak
berhadapan langsung, melainkan terjadi secara jarak jauh yang memungkinkan guru dan siswa
berada pada tempat yang berbeda. Secara positif pembelajaran ini sangat membantu
keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi ini. Guru dan siswa akan tetap aman berada
pada tempat atau rumahnya masing-masing tanpa harus keluar rumah dan bertatap muka secara
langsung. Namun, merubah pola atau kebiasaan sangatlah sulit, dan merupakan hal wajar ketika
terjadi perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga. Kebiasaan yang berubah secara signifikan
ini misalnya :
1. Pertama, guru dan siswa sangat mengandalkan perangkat komputer dan jaringan
internet, itu yang pertama.
2. Kedua, Guru dan siswa harus mampu merubah gaya, strategi atau metode mengajar
dan belajar.
3. Ketiga, guru dan siswa harus mampu merubah gaya komunikasinya selama
pembelajaran daring ini.

9
4. Banyak guru yang tidak memperhatikan bagiaan yang ketiga ini, yaitu kurangnya
pemahaman dan penerapan guru dalam berkomunikasi dengan siswanya.
5. Guru biasanya berkomunikasi satu atau dua arah di sekolah, dengan bertatap muka
secara secara langsung melakukan diskusi dan latihan secara bersama - sama. Guru
akan lebih mudah memberikan pemaparan dan penjelasan suatu materi, sedangkan
siswa akan lebih mudah dalam memahami dan berdiskusi langsung kepada gurunya.

Maka dari itu, perlu adanya perubahan gaya komunikasi guru selama atau saat pandemi
Covid-19 ini. Komunikasi yang dipakai tetunya, yang bersifat jarak jauh dalam hal ini dikenal
sebagai komunikasi daring. Komunikasi ini, memungkinkan guru sebagai komunikator dan siswa
sebagai komunikan melakukan komunikasi melalui jaringan internet atau dunia maya
(cyberspace). Tujuannya ialah, bisa dikendalikan secara jarak jauh, efisiensi waktu jadi bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja. Sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam
menaggulangi penyebaran pandemi ini. Di samping itu terdapat hal positif lainnya yang bisa
didapatkan, seperti efisiensi biaya, sumber belajar yang luas, pengelolaan yang mudah, dan
integrasi data. Namun, masih banyak yang belum menyadari kemudahan komunikasi daring ini.
Ada dua jenis komukasi daring bisa dilakukan oleh guru dan siswa. Pertama, Komunikasi Daring
Sinkron (bersamaan) ialah komunikari dengan jaringan internet yang terjadi secara bersamaan
dan waktu yang nyata (real time). Contohnya, teks chat dan video chat (Whatsaapp, Messenger,
Hangouts, dll). Jenis komunikasi yang kedua adalah Komunikasi Daring Asinkron. Komunikasi
daring jenis ini merupakan kebalikan dari jenis yang pertama, yaitu komunikasi dengan jaringan
internet namun dilakukan secara tunda atau tidak bersamaan. Tentu komunikasi daring ini
banyak mempunyai kelemahan juga selain hal positif yang ditawarkan tadi. Pertama, tidak
mewakili emosi pemakainya dalam hal ini guru dan siswa. Sehingga guru sangat sulit dalam
memberikan pemahaman kepada siswa, dan guru tidak mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswanya. Kedua, terdapat informasi yang tidak penting, atau informasi yang didapat
akan sangat banyak dan sulit untuk disaring dan dikontrol, sehingga penerima informasi akan
menjadi bingung. Ketiga, sangat menyita konsentrasi karena tidak sesuai dengan tempat dan
waktunya, sehingga time management harus dikedepankan. Guru sebagai fasilitator informasi
semestinya mampu membangun komunikasi daring yang efektif. Komunikasi yang efektif di sini
adalah komunikasi yang senantiasa terjalin antara guru dan siswa sehingga nantinya dapat
menimbukan perubahan sikap atau karater kearah yang lebih baik bagi siswa. Ketepatan
10
informasi menjadi kunci dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Hal ini terjadi jika
persamaan pengertian, sikap, dan bahasa. Pesan atau informasi dapat diterima dan dimengerti
serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh komunikator (guru). Pesan yang disampaikan
dapat disetujui oleh komunikan (siswa). Tidak adanya hambatan yang berarti dalam
menndaklanjuti pesan atau informasi. Nah tiga hal tersebut adalah unsur terjadinya komunikasi
yang efektif. Maka dari itu, untuk memenuhi unsur-unsur komunikasi efektif dalam
pembelajaran daring ini, guru harus melakukan bebagai hal.

1. Pertama, membuat aturan kelas daring, termasuk waktu dan aplikasi yang digunakan.
2. Kedua, membangun suasana yang baik dalam berdiskusi dalam kelas daring, walaupun
agak susah dilakukan namun usahakan siskusi dilakukan baik secara sinkron atau
asinkron. Jangan sampai siswa yang bertanya atau membutuhkan penguatan tidak
dilayani.
3. Ketiga, walaupun dalam pembelajaran daring, guru semestinya tetap menggunakan
ekpresi-ekpresi verbal maupun non-verbal dalam memberikan feedback, reward dan
punishment. Di sini bisa menggunakan emoticon, sticker, atau kalimat yang memotivasi
siswa.
4. Keempat, guru harus mampu mengaitkan materi dengan situasi terkini atau kekinian,
sehingga akan mudah dipahami oleh siswa.
5. Kelima, menggunakan video atau animasi yang yang mendukung materi sehingga tidak
membosankan.

Disamping itu juga, di dalam membangun sebuah komunikasi, guru juga perlu
memperhatikan beberapa hal seperti berikut. Pertama, menggunakan bahasa yang simple, yang
mudah dipahami dan juga dapat memotivasi psikis siswa. Kedua, guru harus mampu memahami
kondisi atau keadaan siswanya. Ketiga, makna dari pesan atau informasi haruslah jelas dan
bermanfaat. Keempat, guru harus mampu menanamkan sifat respek dan saling menolong apabila
ada siswa lain yang mengalami kesulitan. Bisa saja dalam situasi ini siswa yang menolong guru
dalam berbagai hal, misalnya kesulitan dalam menggunakan aplikasi. Kelima, guru juga harus
menanamkan jiwa demokratis kepada siswanya. Demokratis ditunjukkan dengan memberikan
kebebasan saling memberikan masukan selama pembelajaran daring.

11
Namun, MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
menegaskan tidak ada kurikulum pembelajaran baru yang dibuat guna merespons situasi
pandemi covid-19. Menurutnya pembuatan kurikulum baru membutuhkan waktu yang lama dan
perubahan kurikulum dapat mengganggu guru dan siswa, lantaran akan memerlukan sederet
penyesuaian baru dimana banyak siswa mengeluh mengenai sistem belajar dari rumah. Dan
kebanyakan mengeluh soal tugas menumpuk dari guru. Oleh karena itu, Kemendikbud membuat
kebijakan antara lain meniadakan ujian nasional dan siswa tidak harus menyelesaikan semua
materi pembelajaran hingga akhir untuk dapat ikut ujian sekolah. Kementerian Pendidikan
membuat kebijakan pemberian dana bantuan sekolah khusus untuk pembelian kuota bagi guru
dan murid. Menurut Nadiem, itu lebih dibutuhkan oleh siswa dan guru dibandingkan kurikulum
pembelajaran baru. Ini merupakan tantangan bukan hanya guru, orang tua dan murid tapi juga
buat Kementerian melihat kesenjangan yang ada secara ekonomi dan infrastruktur menjadi
tantangan luar biasa.

B. Kekuatan Kurikulum di Masa Pandemi Covid-19


1. Beberapa Orang tua merasa mengatakan kebijakan dengan diadakannya kurikulum ini
disaat pandemi membuatnya tenang karena bisa lihat anak di rumah.
2. Pada kondisi ini, orang tua menjadi ujung tombak. Orang tua harus menggantikan
posisi seorang guru untuk memantau, mendidik dan mengawasi. Sehingga dengan
adanya belajar secara online ini, orang tua akan mengetahui secara langsung
kemampuan anak-anaknya.
3. Pembelajaran berbasis online dirumah ini menjadi kesempatan bagi orang tua untuk
menanamkan pendidikan karakter bagi anak-anak mereka.
4. Dapat belajar dimanapun dan kapanpun.
5. Guru dan siswa akan tetap aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing
tanpa harus keluar rumah dan bertatap muka secara langsung.

C. Kelemahan Penelitian Kurikulum di Masa Pandemi Covid-19


1. Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online ini akan
mengalami kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi pembelajaran.

12
2. Bagi peserta didik yang kurang memiliki akses terhadap teknologi dan kehabisan
kuota internet maka mereka akan sulit untuk mengikuti proses pembelajaran secara
daring.
3. Jika orang tua yang memiliki masalah ekonomi akan sulit karena harus membeli
paket internet secara terus menerus, dan tidak semua orang memiliki android yang
bisa mengakses internet atau melakukan pembelajaran secara daring sehingga banyak
anak yang ketinggalan pelajaran akibat hal ini dan hal ini menjadi beban orang tua
karena anaknya harus ketinggalan pelajaran karena orang tua tidak memiliki android.
4. Para siswa juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru
terutama untuk pelajaran yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman
yang lebih mendalam dan lebih detail, misalnya mata pelajaran matematika.
5. Kualitas pendidikan anak bergantung pada kualitas pengajar. Misalnya : ada guru
yang mampu mengirimkan video contoh mata pelajaran untuk dikerjakan anak di
rumah, dan ada yang hanya bisa menjelaskan tugas, lalu meminta murid tersebut
mengerjakannya. Akhirnya anak hanya mengerjakan dan tidak mengerti apa yang
dimaksud.
6. Guru sangat sulit dalam memberikan pemahaman kepada siswa, dan guru tidak
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswanya.
7. Sangat menyita konsentrasi karena tidak sesuai dengan tempat dan waktunya,
sehingga time management harus dikedepankan.

13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak ada kurikulum pembelajaran baru yang dibuat guna merespons situasi pandemi
covid-19 ini. Namun, Pemerintah segera mengeluarkan kebijakan kerja dari rumah, proses
belajar mengajar dari rumah, bahkan beribadah di rumah sebagai langkah antisipasi dan
pencegahan setelah merebaknya covid-19 ini. Secara positif pembelajaran daring atau belajar
dari rumah ini sangat membantu keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi ini. Guru dan
siswa akan tetap aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing tanpa harus keluar
rumah dan bertatap muka secara langsung. Namun, merubah pola atau kebiasaan sangatlah sulit,
dan merupakan hal wajar ketika terjadi perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga.
Kementerian Pendidikan membuat kebijakan pemberian dana bantuan sekolah khusus untuk
pembelian kuota bagi guru dan murid. Menurut Nadiem, itu lebih dibutuhkan oleh siswa dan
guru dibandingkan kurikulum pembelajaran baru. Ini merupakan tantangan bukan hanya guru,
orang tua dan murid tapi juga buat Kementerian melihat kesenjangan yang ada secara ekonomi
dan infrastruktur menjadi tantangan luar biasa. Kebijakan belajar dari rumah ini sangat merubah
kebiasaan, ataupun prilaku guru dan siswa selama ini. Bagaimana tidak, selama ini guru
mengajar di kelas dalam artian mengajar di sebuah banguanan sekolah yang memiliki fungsi
belajar mengajar, dengan didukung oleh sarana penunjang proses belajar mengajar tersebut.
Dengan kebijakan baru ini guru dibuat kelimpungan karena masih mencari pola yang tepat
bagaimana pembelajaran dari rumah itu bisa dilakukan. Jalan terbaik yaitu melakukan atau
mengupayakan pembelajaran berbasis dalam jaringan. Nama lainnya adalah pembelajaran daring
(online learning). Adapun kelebihan dari daring atau pembelajaran secara online dari rumah
yaitu: Guru dan siswa akan tetap aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing tanpa
harus keluar rumah dan bertatap muka secara langsung, Pembelajaran berbasis online dirumah
ini menjadi kesempatan bagi orang tua untuk menanamkan pendidikan karakter bagi anak-anak
mereka. Serta dapat belajar dimanapun dan kapanpun, dan lain sebagainya. Sedangkan
kelemahan dari pembelajaran daring yaitu : Para siswa juga akan mengalami kesulitan untuk
melakukan konsultasi dengan guru terutama untuk pelajaran yang dianggap membutuhkan
penjelasan dan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih detail, misalnya mata pelajaran
matematika, Bagi peserta didik yang kurang memiliki akses terhadap teknologi dan kehabisan

14
kuota internet maka mereka akan sulit untuk mengikuti proses pembelajaran secara daring, dan
lain sebagainya.

B. Saran
Adapun saran terhadap Rekayasa Ide mengenai “Telaah Kurikulum di Masa Pandemi
Covid-19” ini adalah bahwa kita harus menyikapi setiap perubahan kurikulum secara baik dan
menerima serta mengikuti setiap perubahan kurikulum yang diberikan pemerintah karena itu
merupakan yang terbaik apalagi di saat pandemic covid-19 ini. Jangan sampai adanya perubahan
kurikulum ini kita menjadi malas dan tak acuh. Walaupun kurikulum atau kebijakan yang
diberikan oleh pemerintah membuat kita ribet tapi kita harus bisa menyikapi hal tersebut secara
baik karena ini merupakan kebijakan yang terbaik yang dibuat oleh pemerintah jadi kita harus
mengikutinya. Dan kita harus tetap semangat dalam belajar apapun kurikulum dan kebijakan
yang dibuat.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://mediaindonesia.com/read/detail/311396-nadiem-tidak-ada-kurikulum-baru-untuk-situasi-
pandemi (Diakses pada tanggal 22 Mei 2020)

http://suarabaru.id/2020/05/04/kurikulum-pandemi-strategi-dan-improvisasi/ (Diakses pada


tanggal 22 Mei 2020)

https://www.jpnn.com/news/pesan-menag-untuk-penyederhanaan-kurikulum-darurat-pandemi-
covid-19?page=3 (Diakses pada tanggal 22 Mei 2020)

https://radarbali.jawapos.com/read/2020/04/24/190653/online-learning-di-tengah-pandemi-
covid-19 (Diakses pada tanggal 22 Mei 2020)

https://kumparan.com/kumparannews/nadiem-kaji-perubahan-kurikulum-saat-pandemi-corona-
tapi-itu-tak-mudah-1tEHMy4vDvw/full (Diakses pada tanggal 22 Mei 2020)

16

Anda mungkin juga menyukai