Anda di halaman 1dari 33

SURVEI TINGKAT KEPUASAN SISWA KELAS V DAN VI SD NEGERI 1 SELAT

NASIK, KAB.BELITUNG DALAM MATA PELAJARAN PJOK PADA


PEMBELAJARAN DARING

Proposal Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh,

Muhamad Furwandi

1803925

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kasih-Nya dan atas
kehendaknya peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “SURVEI
TINGKAT KEPUASAN SISWA KELAS V DAN VI SD NEGERI 1 SELAT
NASIK, KAB.BELITUNG DALAM MATA PELAJARAN PJOK PADA
PEMBELAJARAN DARING”. Proposal skripsi ini bertujuan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam proposal skripsi ini masih banyak
kekurangan maka dari itu kritik serta saran dari pembaca sangat dibutuhkan bagi
peneliti agar dapat menyempurakan proposal skripsi ini. Semoga hasil dari penelitian
ini nantinya dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan dapat digunakan dimasa yang
akan datang.

Bandung, Oktober 2021

Penulis

Muhamad Furwandi

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4
1.4.1 Secara Teoritis ............................................................................................. 4
1.4.2 Secara Praktis .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Pembelajaran ........................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Pembelajaran ............................................................................. 6
2.1.2 Prinsip Pembelajaran ................................................................................... 6
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran ......................................................................... 7
2.2 Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) atau E-LEARNING ............................... 9
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) ..................................... 9
2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Daring .............................................................10
2.2.3 Kendala-Kendala Pembelajaran Daring ......................................................10
2.2.4 Faktor Penentu Keberhasilan Dalam Pembelajaran Secara Daring ............11
2.3 Hakikat Pendidikan Jasmani .................................................................................12
2.3.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ...................................................................12
2.3.2 Tujuan Pendidikan Jasmani ........................................................................13
2.3.3 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ...........................................................14
2.4 Hakikat Kepuasan Siswa ......................................................................................14
2.4.1 Pengertian Kepuasan Siswa ........................................................................14
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Siswa ................................15
ii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................................17
3.2 Partisipan ..............................................................................................................17
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................................18
3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................................18
3.5 Prosedur Penelitian ...............................................................................................19
3.6 Analisis Data ........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................22
LAMPIRAN ......................................................................................................................27

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia pendidikan menghadapi permasalahan yang cukup kompleks di masa
pandemi covid-19. Serangan virus yang hingga kini belum terselesaikan yang berdampak
pada penyelenggaraan pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran di sekolah, Berdasarkan (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2020) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal No.15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Belajar dari Rumah selama Darurat Bencana (Covid-19). Tujuan
diberlakukannya belajar dari rumah yaitu untuk (1) Memastikan pemenuhan hak anak
untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19, (2) Melindungi
warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19, (3) Mencegah penyebaran dan
penularan COVID-19 di satuan pendidikan, (4) Memastikan pemenuhan dukungan
psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali. Setelah diterbitkan surat
edaran tersebut maka proses pembelajaran mulai dari tingkat Perguruan Tinggi sampai
PAUD harus dilaksanakan dari rumah. Tidak terkecuali untuk jenjang Sekolah Dasar juga
melakukan proses pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan (daring)
dari rumah. Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan (daring)
merupakan solusi untuk mengganti pembelajaran di sekolah yang mengharuskan tatap
muka (Kadir, 2020).
Perubahan mendadak dari metode tatap muka diruang kelas menjadi pembelajaran
jarak jauh dirumah, hambatan datang dari siswa yang sulit untuk mengakses jaringan
internet (Azzahra, 2020). Topografi indonesia yang berupa kepulauan dan pegunungan
membutuhkan pengadaan internet dan telekomunikasi seluler yang merata. Tapi pada
kenyataannya jangkauan 4G kebanyakan terkonsentrasi di daerah-daerah yang ada
diperkotaan dibandingkan daerah pedesaan yang populasinya lebih sedikit (Khatri, 2019),
sebagaimana dialami beberapa siswa yang ada di daerah belitung yang mempunyai
masalah pada jaringan internet saat ingin melaksanakan proses pembelajaran. Dimana

1
desa selat nasik yang saya gunakan untuk meneliti ini merupakan gugusan pulau-pulau
kecil yang terdapat diwilayah kabupaten belitung, provinsi kepulauan bangka belitung,
desa selat nasik adalah kecamatan dari 4 desa lainnya. Desa selat nasik memiliki
karakteristik wilayah perairan, letaknya cukup jauh dari pusat kota dan cukup terpencil
serta hanya dapat ditempuh dengan satu jalur yaitu jalur laut. Itu lah yang membuat
jaringan menjadi salah satu kendala dalam melakukan pembelajaran daring bagi siswa di
SD Negeri 1 Selat Nasik dan menjadi faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa dalam
melakukan pembelajaran secara daring.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan mata pelajaran
dengan banyak aktivitas fisik seperti berlari, melempar, memukul, dan melompat.
Pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai bentuk
latihan yang memberikan manfaat bagi peserta didik berupa pemeliharaan kesehatan dan
kesegaran jasmani (Bangun, 2016). Melaksanakan mata pembelajaran PJOK dengan
pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan (daring) tidak semudah yang
dipikirkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran daring terutama untuk mata pelajaran
PJOK dimana mata pelajaran ini kebanyakan didominasi oleh aspek psikomotorik
(keterampilan fisik).
Kepuasan merupakan suatu perasaan dimana harapan, kebutuhan dan keinginan
dapat terpenuhi dari sebuah pelayanan, pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan
pembelajaran yang dirasakan oleh siswa (Aktan, 2010). Kepuasan belajar siswa sangat
penting untuk diperhatikan mulai dari faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
kepuasan belajar. Pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 ini tentu saja menjadi
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan siswa dalam belajar. Hal demikian
dikarenakan konsep belajar yang berbeda dari kegiatan pembelajaran tatap muka seperti
biasanya. yakni kelengkapan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran daring
maupun kualitas mengajar guru yang dapat mempengaruhi kepuasan belajar siswa.
Khususnya pada pembelajaran PJOK yang sangat membutuhkan sarana dan prasaran
yang lengkap sebagai penunjang keberhasilan pembelajatan. Sedangkan untuk sarana dan
prasarana yang ada dirumah siswa belum terpenuhi, hal itu dapat menyebabkan
pembelajaran PJOK secara daring tidak maksimal yang dimana akan mempengaruhi
kepuasan siswa. Tidak hanya hal tersebut yang bisa mempengaruhi kepuasan siswa dalam
melakukan pembelajaran PJOK secara daring, banyak hal lagi yang dapat menimbulkan

2
kepuasan siswa dalam pembelajaran PJOK, seperti layanan pendidikan jasmani yang
baik, guru pendidikan jasmani yang menyenangkan, media pembelajaran yang
digunakan, minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
Berdasarkan pengalaman peneliti saat melaksanakan program kkn di sekolah
dasar yang ada di kota bandung yaitu SD Negeri 001 Merdeka Bandung, yang dimana
saat itu peneliti memegang kelas V, memberikan gambaran setiap pertemuan mata
pelajaran PJOK, siswa diberikan materi maupun tugas dan mendiskusikannya melalui
grup whatsapp sebagai sarana pembelajaran. Tetapi tidak semua siswa langsung
menanggapi pemberian materi pembelajaran atau tugas pada hari itu juga, hal ini menjadi
pertanyaan tersendiri bagi peniliti mengapa tidak semua siswa merespon pemberian mata
pelajaran sehingga ketika pengumpulan tugas masih terdapat siswa yang tidak
mengumpulkannya.
Pada SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung yang juga melaksanakan
pembelajaran PJOK khususnya kelas V dan VI, terdapat Kendala dalam melaksanakan
pembelajaran baik secara teori maupun praktik seperti yang tertulis di atas. Pembelajaran
PJOK di SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung khususnya kelas V dan VI mendapatkan
jadwal satu kali pertemuan setiap minggunya. Berdasarkan wawancara yang peneliti
lakukan melalui whatsapp dengan mengajukan 2 pertanyaan kepada guru PJOK yang ada
di sekolah tersebut yaitu: 1) keefektifan pembelajaran daring atau pjj terhadap
pembelajaran PJOK, 2) respon atau tanggapan siswa saat mengikuti pembelajaran PJOK
secara daring. Dan jawaban dari guru PJOK tersebut, untuk yang pertama guru tersebut
mengatakan bahwasannya pembelajaran daring atau PJJ seperti sekarang kurang efektif
dan terarah, karena menurut beliau untuk pembelajaran PJOK siswa dituntut lebih banyak
aktivitas gerak sedangkan dipembelajaran daring siswa tidak leluasa untuk melakukan
aktivitas gerak dirumahnya masing-masing dan juga masalah utama untuk pembelajaran
daring sekarang ini bagi siswa dikepulauan yaitu pada jaringan internetnya yang kurang
memadai, untuk jawaban yang kedua beliau mengatakan banyak siswa yang kurang
antusias mengikuti pembelajaran PJOK secara daring karena banyaknya kendala saat
melakukan pembelajaran daring.
Berdasarkan beberapa hal yang menjadi latar belakang masalah diatas, maka
peneliti mengajukan judul “Survei Tingkat Kepuasan Siswa kelas V dan VI SD Negeri 1
Selat Nasik, Kab.Belitung Dalam Mata Pelajaran PJOK Pada Pembelajaran Daring”.

3
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru/pendidik khususunya guru PJOK bisa
mengetahui kepuasan belajar siswa dalam pembelajaran daring agar menjadi bahan
evaluasi bagi pendidik untuk proses pembelajaran yang tepat.
1.2 Rumusan Masalah :
Dari uraian permasalahan latar belakang rumusan masalah dari penelitian ini ialah
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik,
Kab.Belitung dalam mata pelajaran PJOK pada pembelajaran daring?
2. Apa saja faktor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kepuasan siswa
kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung dalam mata pelajaran PJOK pada
pembelajaran daring?
1.3 Tujuan penelitian :
1.3.1 Umum :
Mengacu pada perumusan masalah, penelitian ini secara umum memiliki tujuan,
yaitu untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat
Nasik, Kab.Belitung dalam mata pelajaran PJOK pada pembelajaran daring.
1.3.2 Khusus:
1) Mengetahui tingkat kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik,
Kab.Belitung dalam mata pelajaran PJOK pada pembelajaran daring.
2) Mengetahui faktor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat
kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung dalam mata
pelajaran PJOK pada pembelajaran daring.
1.4 Manfaat penelitian :
1.4.1 Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti-peneliti lain
dengan meneliti variabel yang relevan.
1.4.2 Secara praktis
1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperoleh infomasi mengenai
tingkat kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung
dalam mata pelajaran PJOK pada pembelajaran daring.

4
2) Bagi siswa, melalui penelitian ini peneliti berharap siswa lebih berani mengemukan
pendapat terhadap hal-hal yang tidak sesuai selama pembelajaran daring sehingga
tidak mengurangi kepuasan belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran PJOK.
3) Bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pengetahuan dalam penggunaan pembelajaran daring yang
dapat mempengaruhi kepuasan siswa dalam mata pelajaran PJOK, sehingga
nantinya guru PJOK bisa lebih mempersiapkan apa saja yang harus mereka lakukan
dalam melaksanakan pembelajaran PJOK selama pembelajaran daring agar
pembelajaran pjok yang mereka lakukan selama daring dapat efektif.
4) Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor
apa saja yang bisa mempengaruhi tingkat kepuasan siswa.

5
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Hakekat Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar sehingga proses pembelajaran
sangat saling membutuhkan, guru membutuhkan siswa dan siswa sangat
membutuhkan peran guru (Sufairoh, 2016). Sedangkan menurut Karwono (2018,
hlm.19) Pembelajaran merupakan kata yang berasal dari kata belajar mendapatkan
awalan”pem” dan akhiran “an” menunjukan bahwa ada unsur dari luar (eksternal)
yang bersifat “intervensi” sehingga akan terjadi proses pembelajaran. Oleh karena itu
belajar merupakan usaha dari faktor eksternal, sehingga proses pembelajaran terjadi
dalam diri belajar individu. Pembelajaran itu sendiri merupakan rangkaian kegiatan
yang dirancang untuk mewujudkan proses pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
oleh pendidik kemudian diaplikasikan melalui pertemuan klasikal dengan didukung
media, alat, dan bahan yang sesuai. Tugas guru sebagai pembelajar adalah sebagai
pengendali atau pengarah keterampilan dan pengetahuan yang akan dikuasai siswa.
Sementara itu, siswa sebagai pelajar berperan aktif dalam melaksanakan instruksi
guru untuk menuntaskan tujuan pembelajaran yang tercermin dari indikator
pencapaian kompetensi. Beradasarkan pernyataan ini, pembelajaran dapat diartikan
sebagai proses internalisasi ilmu pengetahuan yang terjadi di dalam kelas yang
melibatkan guru dan siswa dibantu dengan media, alat, metode, dan bahan yang telah
dirancang berdasarkan standar pendidikan Indonesia dan pola pengembangan
kurikulum 2013. Pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena
melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan (Mulyasa,
2013, hlm.100).
2.1.2 Prinsip Pembelajaran
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

6
peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan
(Shafa, 2014, hlm. 84).
2.1.3 Karakteristik Proses Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai.
Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga sasaran pendidikan ini sesungguhnya lebih dikenal
dengan domain pembelajaran. Terjadi perbedaan tentang berapa domain
pembelajaran ini (Shafa, 2014, hlm. 84).
Menurut Gage dan Briggs (dalam Shafa, 2014, hlm. 86) ada lima ranah atau
domain yang terkait dengan sasaran pembelajaran yaitu intelectual skill, cognitives
strategies, verbal information, motor skill and attitudes. Sedangkan menurut Bloom
(dalam Shafa, 2014, hlm. 86), ia mengemukakan ada tiga domain atau sasaran tujuan
yaitu domain afektif, domain kognitif dan domain psikomotorik. Domain afektif
memiliki lima tingkatan yaitu menerima, merespon, menilai, mengorganisasi nilai,
dan karakterisasi nilai-nilai. Domain afektif memiliki enam tingkatan yaitu
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi.
Domain psikomtorik memiliki enam jenjang yaitu gerakan refleks, gerakan dasar,
kecakapan mengamati, kecakapan jasmani, gerakan keterampilan dan komunikasi
yang berkesinambungan.
Pasal 10 dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia
nomor 3 tahun 2020 dinyatakan bahwa standar proses pembelajaran sebagai suatu
kreteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran guna memperoleh capaian
pembelajaran, maka perlu dipahami akan karakteristik dari proses pembelajaran.
Karakteristik proses pembelajaran dimaksud terdiri atas sifat, yaitu:

7
1. Interaktif menegaskan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih dengan
mengutamakan proses interaksi dua arah antara peserta didik dan tenaga
pendidik.
2. Holistik menyatakan bahwa proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola
pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasikeunggulan dan
kearifan lokal maupun nasional
3. Integratif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan
secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antar-
disiplin dan multi-disiplin.
4. Saintifik menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta
lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu
pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.
5. Kontekstual menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui
proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan
menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.
6. Tematik menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan
dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin
7. Efektif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil
guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam
kurun waktu yang optimum.
8. Kolaboratif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui
proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu
pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
9. Berpusat pada peserta didik menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan
diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan
kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan peserta didik, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukanpengetahuan.

8
2.2 Pembelajaran Dalam Jaringan (daring)
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Dalam Jaringan (daring)
Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap perubahan
dalam setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang pendidikan.
Teknologi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar mengajar, yang dapat
dikatakan merupakan pergantian dari cara konvensional menjadi ke modern
(Handarini & Wulandari, 2020, hlm. 498). Menurut Gheytasi, Azizifar & Gowhary
(dalam Khusniyah dan Hakim, 2019, hlm. 21) menyebutkan bahwa beberapa
penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya teknologi memberikan banyak
pengaruh positif terhadap pembelajaran. Internet telah dipadukan menjadi sebuah alat
yang digunakan untuk melengkapi aktivitas pembelajaran(Martins, 2015).
Saat ini pembelajaran dalam jaringan (daring) sangat dikenal dikalangan
masyarakat dan akademik dengan istilah pembelajaran online (online learning).
Adapun istilah lain yang juga sudah umum dikenal yaitu pembelajaran jarak jauh
(PJJ). Pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan pembelajaran yang
berlangsung didalam jaringan dimana pengajar/pendidik dan yang diajar/peserta
didik tidak melakukan tatap muka secara langsung (Pohan, 2020). Menurut Isman
(2016) pembelajaran daring adalah pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran.
Menurut Azra (2021) Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan peserta
didik dan guru untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet.
Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-
perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer, tablet,
dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan
dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah
memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan
terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas
(Sofyana & Abdul, 2019, hlm. 82)
Adapun macam- macam aplikasi online yang biasanya digunakan sebagai media
pembelajaran daring (Pakpahan & Fitriani, 2020, hlm. 32) yaitu:

9
1) Google ClassRoom, Google Classroom atau ruang kelas Google merupakan suatu
serambi pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat
memudahkan pengajar dalam membuat, membagikan dan menggolongkan setiap
penugasan tanpa kertas.
2) Whats App, Whats App merupakan salah media komunikasi yang sangat popular
yang digunakan saat ini, whats app merupakan salah satu aplikasi yang digunakan
untuk melakukan percapkan baik menggunakan teks, suara, maupun video.
WhatsApp untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga, kapan pun, di mana
pun. WhatsApp gratis dan menawarkan pengalaman bertukar pesan dan panggilan
yang sederhana, aman, reliabel, tersedia pada telepon di seluruh dunia.
3) Zoom, Zoom adalah aplikasi pertemuan HD gratis dengan video dan berbagi layar
hingga 100 orang. Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan
video. Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler,
desktop, hingga telepon dan sistem ruang.
4) YouTube, Youtube merupakan situs video upload. YouTube merupakan situs
video sharing yang banyak digunakan untuk berbagi video.
2.2.2 Karateristik Pembelajaran Dalam Jaringan (daring)
Tung (dalam Mustofa dkk, 2019, hlm. 154) menjelaskan bahwa karakteristik
pembelajaran daring, antara lain:
1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen multimedia,
2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums,
3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,
4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM, untuk meningkatkan
komunikasi belajar,
5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,
6) Meningkatkan interaksi antara siswa dan pengajar/guru,
7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal,
8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet.
2.2.3 Kendala-Kendala Pembelajaran Daring
Ada beberapa kendala yang muncul saat menerapkan pembelajaran daring.
Menurut Hastini et al., (2020) mengungkapkan bahwa pembelajaran melalui internet

10
menjadi hal yang sulit dilakukan di beberapa daerah tertentu dengan jaringan yang
tidak memadai. Penggunaan kuota internet juga memunculkan pengeluaran biaya
baru yang bisa menjadi masalah bagi beberapa siswa yang mengalami kesulitan
finansial (Morgan, 2020). Serta menurut Rusdiana & Nugroho (2020)
mengungkapkan bahwa kesuksesan dari penerapan pembelajaran daring juga
tergantung dari kesiapan sekolah penyelenggara serta guru pengajar. Tidak semua
guru mampu menyampaikan keseluruhan materi dengan optimal melalui sistem
pembelajaran daring (Morgan, 2020).
Penerapan kebijakan pembelajaran daring membuat sebagian siswa merasa cemas
dan tertekan serta merasa bosan. Banyaknya tugas yang diberikan oleh guru
membuat banyak siswa merasa stres dalam menjalani pembelajaran daring
(Chaterine, 2020). Tugas yang diberikan oleh guru juga dianggap memberatkan dan
memiliki waktu pengerjaan yang sangat singkat sehingga membuat siswa
kebingungan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya (Raharjo & Sari, 2020).

2.2.4 Faktor Penentu Keberhasilan Dalam Pembelajaran Secara Daring


Menurut Pangondian, dkk (2019, hlm. 58) menjelaskan bahwa untuk menjadikan
pembelajaran daring berjalan sukses maka kuncinya adalah efektivitas, berdasarkan
studi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat 3 hal yang dapat
memberikan efek terkait pembelajaran secara daring, yaitu:
1) Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk
terjadinya pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi; siswa harus memiliki akses
yang mudah (misalnya melalui akses jarak jauh); dan jaringan seharusnya
membutuhkan waktu minimal untuk pertukaran dokumen.
2) Karakteristik pengajar, pengajar memainkan peran sentral dalam efektivitas
pembelajaran secara daring, bukan sebuah teknologi yang penting tetapi
penerapan instruksional teknologi dari pengajar yang menentukan efek pada
pembelajaran, siswa yang hadir dalam kelas dengan instruktur yang memliki sifat
positif terhadap pendistribusian suatu pembelajaran dan memahami akan sebuah
teknologi akan cenderung menghasilkan suatu pembelajaran yang lebih positif.
Dalam lingkungan belajar konvensional siswa cenderung terisolasi karena mereka
tidak memiliki lingkungan khusus untuk berinteraksi dengan pengajar.

11
3) Karakteristik siswa, Leidner (dalam Pangondian, dkk, 2019, hlm.58)
mengungkapkan bahwa siswa yang tidak memiliki keterampilan dasar dan disiplin
diri yang tinggi dapat melakukan pembelajaran yang lebih baik dengan metode
yang disampaikan secara konvensional, sedangkan siswa yang cerdas serta me
2.3 Hakikat Pendidikan Jasmani
2.3.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai
bentuk latihan yang memberikan manfaat bagi peserta didik berupa pemeliharaan
kesehatan dan kesegaran jasmani (Bangun, 2016). Sedangkan dalam (Hidayat, 2019)
pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan dengan berbagai kegiatan yang
dilakukan secara sistematik dan sadar dengan tujuan mendapatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani. (Firmansyah, 2011) Pendidikan jasmani merupakan wahana yang
mampu mendidik manusia untuk mendekati kesempurnaan hidup yang secara alamiah
dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kehidupan sehari-hari. Secara garis besar,
pendidikan jasmani di Indonesia bertujuan mengembangkan individu secara organik,
neuromuskuler, intelektual dan emosional.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan jasmani dan
kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasaan serta perkembangan
watak dan kepribadian dalam rangka pembentukan individu Indonesia yang berkualitas,
hakekatnya pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
isik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
metal, serta emosional (Anwar, 2014).
Pendidikan jasmani dapat pula mengasah sekaligus membentuk kepribadian yang
baik bagi siswa di sekolah. Menurut (Bogy, et al 2020) pendidikan jasmani adalah suatu
media dalam mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik pengetahuan dan
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, dan sosial), serta
pembiasan pola hidup sehat yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan secara seimbang.
Untuk membuat proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dapat
berjalan efektif, maka tugas ajar hendaknya harus diberikan sesuai dengan tingkat

12
perkembangan siswa yang sedang belajar. Secara fisik, bermain memberikan peluang
bagi anak untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Bentuk-bentuk permainan
harus dikemas secara menarik dan menyenangkan, serta membuat peserta didik merasa
termotivasi untuk melakukannya (Hambali, 2016, hlm. 60).
2.3.2 Tujuan Pendidikan Jasmani
Berdasarkan pemahaman mengenai hakikat pendidikan jasmani maka tujuan
pendidikan jasmani sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya, karena pendidikan
jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas
jasmani. Aktivitas jasmani yang meliputi berbagai aktivitas jasmani dan olahraga hanya
sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan pendididkan pada umumnya (Utama,
2011, hlm. 3). Secara rinci tujuan pendidikan terdapat dalam UU No. 20 Th. 2003 bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif. Mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Menurut Depdiknas (dalam Hermanto & Komaini, 2019, hlm. 139).juga mengatakan
bahwa tujuan pendidikan jasmani di sekolah Dasar sebagai berikut:
a) Aspek organik antara lain: menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik
sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungan secara memadai serta
memiliki landasan untuk mengembangkan keterampilan,
b) aspek neuromuscular antara lain: meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan otot,
c) aspek perceptual antara lain: mengembangkan kemampuan menerima dan
membedakan isyarat,
d) aspek konigtif antara lain: mengembangkan kemampuan menemukan sesuatu,
memahami, memperoleh pengetahuan dan mengambil keputusan,
e) aspek sosial antara lain: menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana
berada,
f) aspek emosional antara lain: mengembangkan respon positif terhadap aktivitas
jasmani.

13
2.3.3 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Setiawan, 2014, hlm. 23)
menyebutkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor nonlokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders,
kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis,
dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran
jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi; gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta
aktivitas lainnya.
5) Aktivitas air meliputi; permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di
air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,
berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari,
khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat
lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan
merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam
kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara
implisit masuk ke dalam semua aspek.
2.4 Hakikat Kepuasan Siswa
2.4.1 Pengertian Kepuasan Siswa
Kepuasan adalah suatu situasi emosional baik menyenangkan maupun tidak
menyenangkan yang diungkapkan dalam sikap positif dalam berbagai tanggapan dan
kegiatannya terhadap lingkungan luar (Syed et al., 2017). Sedangkan menurut Qureshi et
al (dalam Naser Ibrahim Saif MD, 2014), Kepuasan adalah perasaan kesenangan dan
sukacita ketika seseorang mendapatkan atau telah terpenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah interaksi antara harapan dan kenyataan

14
sesudah mendapat layanan yang diberikan. Menurut Tjiptono dan Chandra (dalam
Nurholifah, 2019, hlm. 33) mengungkapkan kepuasan siswa yaitu tingkat perasaan siswa
setelah mereka membandingkan kinerja dan hasil yang mereka persepsikan dengan
harapan. Sedangkan menurut Sugito (dalam Nurholifah, 2019, hlm. 33) mengungkapkan
bahwa kepuasan siswa adalah suatu keadaan terpenuhinya, harapan, dan kebutuhan
siswa.
Menurut Chang dan Fisher dalam AnaUka (2014) tingkat kepuasan siswa dalam
layanan merupakan komponen yang sangat utama bagi mereka untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan. Seorang peserta didik dapat dikatakan puas jika mereka
merasa bahwa pelajaran telah memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. Hal seperti ini
dapat memotivasi siswa untuk berupaya lebih pada pembelajaran, meningkatkan sikap
positif ke arah pelajaran, dan untuk menghadiri kursus lain di masa depan. Kepuasan
siswa merupakan perbandingan antara harapan yang diinginkan peserta didik/siswa
tentang pelayanan karyawan, kompetensi guru yang didukung oleh sarana prasarana dan
kepemimpinan dengan apa yang siswa rasakan setelah mendapatkan pelayanan
(Nurholifah, 2019, hlm. 33).
Setiap individu memiliki nilai masing-masing pada dirinya sehingga tingkat
kepuasan pada satu individu dengan individu lainnya pun akan berbeda. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan pada setiap diri seseorang, semakin tercapainya
pembelajaran PJOK secara daring, maka semakin tinggi tingkat kepuasannya, dan juga
sebaliknya (Komarudin, & Subekti, 2021, hlm. 17)
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Siswa
Menurut Popi Sopiatin (dalam Setiawan, 2014, hlm. 10) bahwa kepuasan siswa
dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik itu sendiri
merupakan faktor dari dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kepuasan, antara lain;
prestasi tinggi, harapan dan bakat siswa. Sedangkan, faktor ekstrinsik itu sendiri dari luar
diri siswa, antara lain; kualitas mengajar guru, budaya sekolah serta sarana dan prasarana.
Lima faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan menurut (Firdianti, 2018) yaitu
Keandalan (reliability), Ketanggapan (responsivenness), Kepastian (assurance),
Empati(empathy), Berwujud (tangibles).

15
16
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Pada proposal penelitian ini jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian
Deskriptif kuantitatif dengan mengguunakan metode survey. (Arikunto, 2013, hlm. 3)
menjelaskan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Menurut Sugiyono (2017, hlm. 8) metode
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme untuk meneliti populasi atau sampel. Pendekatan kuantitatif ini peneliti
gunakan untuk meneliti tingkat kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik,
Kab.Belitung dalam pembelajaran PJOK pada pembelajaran daring.
Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini
terdiri dari:
1) Variabel Bebas/Independent
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam
bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat/dependen ( Sugiyono, 2016, hlm. 39). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pembelajaran dalam jaringan (daring).
2) Variabel Terikat/Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas/independent
(Sugiyono, 2016). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan
siswa.
3.2 Partisipan
Partisipan penelitian merupakan suatu objek yang diteliti baik berupa manusia
ataupun suatu tempat yang berperan dalam suatu penelitian. Objek yang diteliti dalam

17
penelitian ini adalah Siswa kelas V dan VI di Sekolah Dasar. Dan tempat yang akan
penulis teliti yaitu di SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung
3.3 Populasi dan Sampel
Populah adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017, hlm. 80). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V dan VI di SD Negeri 1 Selat
Nasik, Kab.Belitung yang berjumlah 50 siswa.

Tabel 3.1 Daftar jumlah siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung
No Kelas Jumlah Siswa
1 V 20
2 VI 30
Jumlah 50

Sedangkan pengertian sampel Menurut Sugiyono (2011, hlm. 81) Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik
sampling yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling. Menurut
Nursalam (dalam Alkhaira, 2020, hlm. 53) total sampling merupakan suatu cara yang
ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan
objek. Menurut Arikunto (dalam Saputra, 2021, hlm. 19) mengungkapkan bahwa apabila
subjeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, sebaliknya jika lebih besar dari 100
dapat di ambil 10-15% atau 20-25%. Karena subjek yang saya gunakan yaitu berjumlah
50 siswa , jadi sampel yang akan saya gunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh
populasi siswa kelas V dan VI yang berjumlah 50 siswa.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan instrumen angket yaitu kuisioner
online, yang berupa pertanyaan tertulis yang diberikan langsung kepada responden.
Menurut (Sugiyono, 2017, hlm. 142) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.

18
Tingkat kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Naik, Kab.Belitung
dalam mata pelajaran PJOK pada pembelajaran daring akan diukur berdasarkan 5 faktor
yang mempengaruhi tingkat kepuasan menurut (Firdianti, 2018) yaitu Keandalan
(reliability), Ketanggapan (responsivenness), Kepastian (assurance), Empati(empathy),
Berwujud (tangibles). Model angket yang diambil menggunakan rumus modifikasi Skala
Likert yang disajikan dengan 4 alternatif jawaban: Sangat Puas (SP), Puas (P), Tidak
Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP).
Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban

Alternative jawaban Skor untuk pernyataan


Sangat Puas (SP) 4
Puas (P) 3
Tidak Puas (TP) 2
Sangat Tidak Puas (STP) 1

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur atau pengumpulan data
menggunakan kuisioner mengenai tingkat kepuasan siswa sekolah dasar dalam mata
pelajaran PJOK pada pembelajaran daring, dimana peneliti menggunakan instrument
yang sudah di uji validitas dan juga reliabilitas mengenai tingkat kepuasan siswa sekolah
dasar dalam mata pelajaran PJOK pada pembelajaran daring yaitu Validitas sebesar 0.770
dan reliabilitas sebesar 0.948 dengan 27 butir pernyataan Subekti (2021, hlm. 67-69).
3.5 Prosedur Penelitian
Dengan adanya prosedur penelitian ini akan mempermudah dan membantu
peneliti untuk memulai tahapan-tahapan dari sebuah penelitian. Peneliti akan
menjelaskan mengenai prosedur penelitian sebagai berikut:
1) Langkah pertama dalam penelitian ini yaitu menentukan populasi yaitu seluruh siswa
kelas V dan VI di SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung Tahun Ajaran 2021/2022.
2) Kemudian menentukan sampel yaitu siswa kelas V dan VI di SD Negeri 1 Selat
Nasik, Kab.Belitung Tahun Ajaran 2021/2022 yaitu seluruh populasi yang berjumlah
50 siswa dengan menggunakan teknik yaitu total sampling. Menurut Arikunto (dalam
Alkhaira, 2020, hlm. 53) mengungkapkan apabila jumlah populasi kurang dari 100
maka peneliti dapat mengambil sampel dari keseluruhan populasi hal ini disebut
penelitian populasi atau total sampling.
19
3) Setelah itu melakukan pengumpulan data dengan teknik yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini yaitu metode survey dengan menggunakan instrument yaitu
kuisioner (angket) yang telah disebarkan secara online kepada responden dengan
mengisi google formulir yang berupa pertanyaan dan pernyataan.
4) Langkah terakhir yaitu melakukan pengelolaan data, menganalisis data dan menraik
kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengelolaan dan analisis data.
Melihat penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti mencoba tuangkan dalam
bentuk diagram dibawah ini.

Populasi

Sampel

Angket/Kuisioner
Studi Literatur Online

Pengumpulan Data

Pengelolaan Data

Analisis Data

Hasil Penelitian/Kesimpulan

Gambar 3.1

Diagram alir (fowchart) Prosedur Penelitian.

3.6 Analisi Data


Menurut (Sugiyono, 2017, hlm. 147) dalam penelitian kuantitatif, analisis data
merupakan kegiatan setelah data responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepuasan siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik,
20
Kab.Belitung Dalam Mata Pelajaran PJOK pada pembelajaran daring. Menurut
Suharsimi Arikunto (dalam Setiawan, 2014, hlm. 43-44) mengungkapkan data yang
bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat
diproses dengan menjumlahkan, membandingkan dengan jumlah yang diharapkan
sehingga diperoleh persentase.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alkhaira, S. (2020). Survei Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Semasa New Normal Covid-19 pada Kelas V Sekolah Dasar (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Padang).

Aktan. (2010). The Effects of Learner Characteristics on Satisfaction in Distance Education.


Published thesis. The Ohio State University.

Ana Uka, 2014, Student Satisfaction As An Indicator Of Quality In Higher Education,


Journal of educational and instructional studies in the world, August 2014,
Volume: 4 Issue: 3 Article: 02 ISSN: 2146-7463.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (15 ed).
Jakarta: Rineka Cipta.

Azra, M. H. (2021). Efektivitas Pembelajaran Secara Daring Selama Pandemi Covid_19


Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Pjok) Pada
Siswa Smk Negeri 1 Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Makassar).

Azzahra, N. F. (2020). Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia di Masa


Pandemi Covid-19.

Bangun, S. Y. (2016). Peran Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Lembaga Pendidikan di
Indonesia. Publikasi Pendidikan. https://doi.org/10.26858/publikan.v6i3.2270

Bogy Restu Ilahi, et al. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together Pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani Universitas
Bengkulu. Jurnal Halaman Olahraga Nusantara, 3(2).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31851 /hon.v3i2.4858

Chaterine, R. N. (2020, March 18). Siswa belajar dari rumah, KPAI: Anak-anak stres
dikasih banyak tugas. Detik News. Retrieved from
https://news.detik.com/berita/d-4944071/siswa-belajar-dari-rumah-kpai-anak-
anak-stres-dikasih-banyak-tugas

22
Firdianti, A. (2018). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa. In Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.

Firmansyah, H. (2011). Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa dengan Hasil Belajar


Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.

Gikas, J., & Grant, M. M. 2013. Mobile computing devices in higher education: Student
perspectives on learning with cellphones, smartphones & social media. Internet
and Higher Education. https://doi.org/10.1016/jjheduc.2013.06.002

Hambali, S. (2016). Pembelajaran Passing Bawah Menggunakan Metode Bermain Pada


Permainan Bola Voli Siswa SD Kelas V. Jurnal Pendidikan Olah Raga, 5(1), 58–
70. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31571 /jpo.v5i1.314

Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran daring sebagai upaya study from
home (SFH) selama pandemi covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 8(3), 496-503.

Hastini, L. Y., Fahmi, R., & Lukito, H. (2020). Apakah pembelajaran menggunakan
teknologi dapat meningkatkan literasi manusia pada generasi Z di Indonesia ?
Jurnal Manajemen Informatika (JAMIKA), 10(1), 12–28.

Hermanto, H., & Komaini, A. (2019). Profil tentang Kemampuan Motorik dan Status Gizi
Anak Suku dalam mentawai. JURNAL STAMINA, 2(12), 138-152.

Hidayat, S. (2019). Kesegaran Jasmani Siswa 10-12 Tahun Se-Kota. Jambura Journal of
Sports Coaching

Kadir, S. (2020). Evaluation Of Vo2max Atlet Karate In The Covid-19 Pandemic Era.
Jambura Journal of Sports Coaching. https://doi.org/10.37311/jjsc.v2i2.7058

Karwono, Heni Mularsih. 2018. Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemamfaatan Sumber
Belajar-Ed.1 -Cet. 2.- Depok: Rajawali Pers.

Khatri, H. (2019). Indonesian users in sparsely-populated urban areas connect to 4G more


than 70% of the time. Opensignal. Diambil dari:

23
https://www.opensignal.com/2019/11/12/indonesian-usersin-sparsely-populated-
rural-areas-connect-to4g-more-than-70-of-the-time.

Komarudin, K., & Subekti, B. H. (2021). Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap
Pembelajaran Pjok Daring. Jambura Health and Sport Journal, 3(1), 16-23.

Kusniyah & Hakim,L . (2019). Efektifitas Pembelajaran Berbasis Daring: Sebuah Bukti
pada Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan,
Vol. 17 No.1.

Martins, M. de L. (2015). How to Effectively Integrate Technology in the Foreign Language


Classroom for Learning and Collaboration. Procedia - Social and Behavioral
Sciences. Vol. 174, Halm. 77–84.

Morgan, H. (2020). Best Practices for Implementing Remote Learning during a Pandemic.
The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas,
93(3), 134–140.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja


Rosadakarya

Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. (2019). Formulasi model
perkuliahan daring sebagai upaya menekan disparitas kualitas perguruan
tinggi. Walisongo Journal of Information Technology, 1(2), 151-160.

Naser Ibrahim Saif MD, 2014, The Effect of Service Quality on Student Satisfaction: A
Field Study for Health Services Administration Students, International Journal
of Humanities and Social Science, Vol. 4, No. 8; June 2014

Nisa, K. (2020). Tingkat Kepuasan Siswa Terhadap Pembelajaran Daring Dalam Mata


Pelajaran Sistem Kontrol Terprogram Pada Keahlian Teknik Otomasi Industri
Kelas Xi Di Smk Negeri 4 Bandung (Doctoral dissertation, Universitas
Pendidikan Indonesia)

Nurholifah, S. (2019). Pengaruh Pelayanan Akademik Terhadap Kepuasan Siswa Di


Sekolah Menengah Kejuruan Armaniyah Kabupaten Bekasi (Doctoral
dissertation, FKIP UNPAS).

24
Pakpahan, R., & Fitriani, Y. (2020). Analisa pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi virus corona covid-19. Journal of
Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 4(2), 30-
36.

Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E. (2019, February). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesuksesan pembelajaran daring dalam revolusi industri 4.0.
In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).

Pohan, A. E. (2020). Konsep pembelajaran daring berbasis pendekatan ilmiah. Penerbit


CV. Sarnu Untung.

Raharjo, D. B., & Sari, R. R. N. (2020, March 19). Belajar online di tengah corona, ada
siswa mengeluh tensi darah naik. Suara. Retrieved from
https://www.suara.com/news/2020/03/19/205940/belajar-online-di-tengah-
corona-ada-siswa-mengeluh-tensi-darah-naik

Rusdiana, E., & Nugroho, A. (2020). Respon pada Pembelajaran Daring bagi Mahasiswa
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia. 31(1), 1–12.

Saputra, G. Y., & Aguss, R. M. (2021). Minat Siswa Kelas VII Dan VIII Dalam Mengikuti
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SMP Negeri 15
Mesuji. Journal Of Physical Education, 2(1), 17-25.

Setiawan, D. D. (2014). Tingkat Kepuasan Siswa Kelas Atas Terhadap Penggunaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta.
Skirpsi.

Shafa, S. (2014). Karakteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. Dinamika Ilmu:


Jurnal Pendidikan, 14(1), 81-96.

Subekti, B. H. (2021). Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas VII Smp Negeri 14
Yogyakarta Terhadap Pembelajaran Pjok Secara Daring Di Era Pandemi Covid-
19 Tahun 2020. skripsi

Sufairoh, 2016, Pendektan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13, Jurnal Pendidikan
Profesional, 5(2). 12-21, doi: https://doi.org/10.42345/jpp.v5.2.1421.

25
Sofyana & Abdul. 2019. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas
Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. Jurnal Nasional
Pendidikan Teknik Informatika. Volume 8 Nomor 1, Halm. 81-86.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
cv.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (ke-24). Bandung:
Alfabeta, CV

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (ke-26). Bandung:
Alfabeta, CV

Utama, A. B. (2011). Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas BermainDalam


Pendidikan Jasmani. Jurnal pendidikan jasmani indonesia, 8(1).

26
LAMPIRAN

Lampiran : Angket Penelitian

Peneliti menggunakan instrument yang sudah di uji validitas dan juga reliabilitas
mengenai tingkat kepuasan siswa sekolah dasar dalam mata pelajaran PJOK pada
pembelajaran daring yaitu Validitas sebesar 0.770 dan reliabilitas sebesar 0.948 dengan 27
butir pernyataan Subekti (2021, hlm. 67-69) yaitu:

ANGKET TINGKAT KEPUASAN SISWA KELAS V DAN VI SD NEGERI 1 SELAT


NASIK, KAB.BELITUNG DALAM MATA PELAJARAN PJOK PADA
PEMBELAJARAN DARING

Responden : siswa kelas V dan VI SD Negeri 1 Selat Nasik, Kab.Belitung


Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap butir pernyataan-pernyataan dengan seksama dan benar
2. Berilah tanda ceklist sesuai dengan kenyataan yang saudara alami
3. Skala penilaian ada empat, yakni:
1 = (STP) Sangat Tidak Puas
2 = (TP) Tidak Puas
3 = (P) Puas
4 = (SP) Sangat Puas
Pernyataan

1 2 3 4
No Pernyataan STP TP P SP

Kualitas Berwujud (Tangibles)

1 Kepuasan terhadap materi Atletik


2 Kepuasan terhadap materi Bolas basket
3 Kepuasan terhadap materi Bola voli
4 Kepuasan terhadap materi Sepak bola
5 Kepuasan terhadap materi Senam lantai

27
6 Kepuasan terhadap materi Pola hidup sehat

Kemudahan (Empathy)

7 Kepuasan terhadap respon guru ketika saya / teman saya


bertanya
8 Kepuasan terhadap kesabaran guru dalam memberikan
pembelajaran daring PJOK
9 Kepuasan terhadap cara penyampaian materi yang guru
berikan
10 Kepuasan terhadap toleransi pengumpulan tugas
11 Kepuasan terhadap toleransi perizinan ketika pembelajaran
daring PJOK

Keyakinan (confidence/assurance)

12 Kepuasan terhadap materi yang diberikan mudah didapatkan /


diakses
13 Kepuasan terhadap soal / tugas yang diberikan mudah
didapatkan / diakses
14 Kepuasan terhadap materi yang diberikan mudah dimengerti
15 Kepuasan terhadap materi yang diberikan berguna bagi saya
16 Kepuasan pada saat pembelajaran daring PJOK terasa nyaman
dan kondusif

Ketanggapan (responsivenness)

17 Kepuasan terhadap solusi yang guru berikan terhadap


kesulitan yang saya alami
18 Kepuasan terhadap tugas aktivitas jasmani yang guru berikan
19 Kepuasan terhadap pemberian variasi materi
20 Kepuasan terhadap guru yang menanyakan apakah terdapat
kesulitan

Keandalan (reliability)

21 Kepuasan terhadap pembelajaran daring PJOK yang membuat


saya menjadi bugar
22 Kepuasan terhadap pembelajaran daring PJOK yang membuat
saya menjadi melakukan pola hidup bersih
23 Kepuasan terhadap pembelajaran daring PJOK yang membuat
saya menjadi melakukan pola hidup sehat
24 Kepuasan terhadap guru yang selalu memulai pembelajaran

28
daring PJOK tepat waktu
25 Kepuasan terhadap guru yang selalu mengakhiri pembelajaran
daring PJOK tepat waktu
26 Kepuasan terhadap guru yang selalu ada ketika jam
pembelajaran daring PJOK
27 Kepuasan terhadap guru yang menegur peserta didik yang
membuat kelas tidak kondusif

29

Anda mungkin juga menyukai