Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PADA


SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

ANDRIAN
NIM.221011402129

Studi Lapangan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa hormat, kami ingin menyampaikan pengantar penelitian


yang akan kami lakukan di SMKN 2 Depok. Penelitian ini merupakan bagian dari
upaya kami untuk mengembangkan pendidikan di era kurikulum merdeka. Kami
merasa terhormat dan bersemangat dapat berkolaborasi dengan SMK ini dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu siswa-siswi mencapai potensi
terbaik mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi kurikulum merdeka di
SMK ini, serta mengevaluasi dampaknya terhadap siswa-siswi dalam mencapai
kompetensi dan keberhasilan masa depan. Kami ingin memahami secara lebih
mendalam bagaimana kurikulum merdeka dapat diadaptasi dan diintegrasikan dengan
baik di SMK ini, sehingga mampu memberikan pendidikan yang relevan, berdaya
saing, dan mendorong kreativitas serta inovasi siswa-siswi.
Partisipasi dan dukungan aktif dari Bapak/Ibu Guru, siswa-siswi, dan seluruh
komponen sekolah sangatlah penting dalam penelitian ini. Kami mengundang
Bapak/Ibu Guru untuk berbagi pengalaman, perspektif, dan saran terkait
implementasi kurikulum merdeka di SMK ini.
Kami menyadari bahwa penelitian ini membutuhkan waktu, kerjasama, dan
partisipasi dari semua pihak terkait. Namun, kami percaya bahwa melalui penelitian
ini, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang kurikulum merdeka di
SMK ini, serta memberikan rekomendasi yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dan masa depan siswa-siswi. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya atas perhatian, kerjasama, dan dukungan yang diberikan.
Depok, 03 Juni 2023

( )
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................1

1.2. Tujuan.....................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI


2.1. Pengertian Kurikulum Merdeka..............................................................3

2.2. Gambaran Penerapan Kurikulum Merdeka Di Sekolah..........................4

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA

3.1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan............................................................5

3.2. Cara Pengambilan Data...........................................................................6

3.3. Pembuatan Angket..................................................................................7

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Penjelasan Hasil Kunjungan...................................................................8

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................11
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era pendidikan yang terus berkembang, penting bagi kita untuk
mempertimbangkan pendekatan baru yang memungkinkan siswa menjadi agen aktif
dalam proses pembelajaran mereka. Salah satu konsep yang menarik dan inovatif
adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka menggeser paradigma tradisional
pendidikan dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih, mengatur,
dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri.

Kurikulum Merdeka mendasarkan dirinya pada pemahaman bahwa setiap


individu memiliki minat, bakat, dan kecenderungan belajar yang unik. Oleh karena
itu, sebagai pendidik, kita harus mengakui dan memfasilitasi keberagaman ini dalam
proses Pendidikan

Pada pendekatan Kurikulum Merdeka, guru berperan sebagai fasilitator,


mendukung siswa dalam mengidentifikasi minat mereka dan mengarahkan mereka
menuju pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan memberikan
siswa kebebasan dalam memilih materi, metode pembelajaran, dan proyek yang ingin
mereka teliti, kurikulum ini mendorong kemandirian dan kreativitas siswa. Siswa
menjadi pemberi keputusan dalam pembelajaran mereka sendiri, memperkuat
pemahaman mereka terhadap materi.

Dalam tulisan ini, kami akan menjelajahi konsep Kurikulum Merdeka lebih
dalam dan melihat contoh-contoh implementasinya di sekolah-sekolah SMK. Kami
akan melihat bagaimana pendekatan ini dapat memberdayakan siswa, meningkatkan
motivasi belajar, mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja, dan
mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang inovatif dan
mandiri.
1.2. Tujuan

Tujuan saya melakukan penelitian di sekolah SMKN 2 Depok ini adalah :

 Untuk mengevaluasi sejauh mana Kurikulum Merdeka berhasil mencapai


tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
 Mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang mungkin muncul selama
penerapan Kurikulum Merdeka. Dengan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi, penelitian dapat memberikan
wawasan yang berharga untuk mengatasi kendala dan meningkatkan
efektivitas kurikulum.
 Mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung implementasi Kurikulum
Merdeka. Dengan mengumpulkan data empiris tentang pengalaman siswa,
dampak pada motivasi dan keterlibatan belajar, serta hasil akademik mereka,
penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih kuat tentang manfaat
Kurikulum Merdeka.
 Menghasilkan temuan dan praktik terbaik yang dapat dibagikan dengan para
pendidik dan praktisi pendidikan lainnya. Melalui publikasi hasil penelitian,
presentasi konferensi, atau diskusi dalam komunitas pendidikan, penelitian
dapat memberikan inspirasi dan panduan bagi mereka yang ingin menerapkan
Kurikulum Merdeka.
II. KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler


yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami kami konsep dan menguatkan kompetensi. Dalam proses
pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan
minat peserta didik. Di dalam kurikulum ini terdapat proyek untuk menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila. Kemudian, dikembangkan berdasarkan tema
tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyek ini tidak bertujuan untuk mencapai
target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata
pelajaran.

Inti dari kurikulum merdeka ini adalah merdeka belajar. Hal ini dikonsep agar
siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Misalnya, jika dua anak
dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur yang dipakai
untuk menilai tidak sama. Kemudian anak juga tidak bisa dipaksakan mempelajari
suatu hal yang tidak disukai sehingga akan memberikan otonomi dan kemerdekaan
bagi siswa dan sekolah.

Penerapan kurikulum merdeka terbuka untuk seluruh satuan pendidikan PAUD,


SD, SMP, SMA, SMK, Pendidikan Khusus, dan Kesetaraan. Selain itu, satuan
pendidikan menentukan pilihan berdasarkan angket kesiapan implementasi
Kurikulum Merdeka yang mengukur kesiapan guru, tenaga kependidikan dan satuan
pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Pilihan yang paling sesuai mengacu
pada kesiapan satuan pendidikan sehingga implementasi Kurikulum Merdeka
semakin efektif jika makin sesuai kebutuhan.

Berbagai studi nasional dan internasional memperlihatkan bahwa Indonesia telah


lama mengalami krisis dan kesenjangan pembelajaran. Beragam faktor dan banyak
hal lainnya ikut berkontribusi menjadi penyebab masalah tersebut. Pandemi COVID-
19 yang telah berlangsung selama 2 (dua) tahun memperburuk krisis dan semakin
melebarkan kesenjangan pembelajaran yang terjadi di Indonesia. Banyak anak-anak
Indonesia yang mengalami ketertinggalan pembelajaran (learning loss) sehingga
mereka kesulitan untuk mencapai kompetensi dasar sebagai peserta didik.
Pada kondisi khusus Pandemi COVID-19, Pemerintah telah mengeluarkan
Keputusan Menteri Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dalam kondisi khusus dapat tetap mengacu kepada Kurikulum
2013, mengacu kepada Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang
disederhanakan oleh Pemerintah, atau melakukan penyederhanaan Kurikulum 2013
secara mandiri. Dalam Keputusan Menteri tersebut Kurikulum Darurat disebut
sebagai Kurikulum pada Kondisi Khusus.

Berdasarkan implementasinya, diperoleh fakta bahwa siswa pengguna Kurikulum


Darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan
Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosio-ekonominya. Survei
yang dilakukan pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota dari 8
provinsi selama kurun waktu bulan April-Mei 2021 menunjukkan perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. Selisih skor
literasi dan numerasinya setara dengan 4 bulan pembelajaran. Pada skor numerasi,
siswa pengguna Kurikulum 2013 memperoleh skor 482 dibanding siswa pengguna
kurikulum darurat dengan skor 517. Sementara skor literasi siswa pengguna
Kurikulum 2013 memperoleh skor 532 dibanding siswa pengguna kurikulum darurat
dengan skor 570.

Pada tahun 2022, Kemendikbudristek menginisiasi opsi kebijakan kurikulum


sebagai bagian dari upaya memitigasi ketertinggalan pembelajaran dan sebagai
bentuk pemulihan pembelajaran. Sebagaimana tertuang dalam Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran. Kemendikbudristek memberikan
tiga opsi kepada satuan pendidikan untuk melaksanakan Kurikulum berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan
konteks masing-masing satuan pendidikan. Tiga opsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh.

2. Menggunakan Kurikulum Darurat.

3. Menggunakan Kurikulum Merdeka.


2.2. Gambaran Penerapan Kurikulum Merdeka Di Sekolah SMK

Penerapan Kurikulum Merdeka telah diatur dalam Keputusan Mendikbud


Ristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran. Pada penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, SMK tidak
luput dari kebijakan ini.

Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMK mengacu pada keahlian yang


dipilih peserta didik masing-masing. Spektrum keahliannya adalah daftar program
dan bidang keahlian SMK yang telah disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja.

Isi struktur Kurikulum Merdeka SMK memuat aturan beban kerja untuk setiap
mata pelajaran dalam jam pelajaran tahunan dan/atau per 2/4 tahun yang disebut
dengan sistem blok. Maka dari itu, sekolah diharapkan mampu mengatur
pembelajaran dengan fleksibel sesuai alokasi waktu per minggu yang tidak selalu
salam dalam satu tahun.

Sementara itu, metode belajar dalam Kurikulum Merdeka Belajar di SMK


diharapkan bisa meningkatkan inovasi serta daya kreativitas para peserta didik agar
siap menghadapi dunia kerja. Program ini diupayakan untuk mendorong peserta didik
SMK agar punya kemampuan tertentu dan berkualitas di dunia kerja nantinya.

1. Manfaat Kurikulum Merdeka Belajar SMK

Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh peserta didik, sekolah, guru, hingga orang
tua tentang pemberlakuan Kurikulum Merdeka Belajar SMK, di antaranya:

 Sekolah bersinergi dengan pemerintah daerah, sehingga orang tua dapat


menemukan solusi efektif untuk menjawab tantangan pendidikan yang terjadi
pada setiap sekolah demi upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang
didapat peserta didik.
 Guru jadi lebih fokus mengajar karena ada pengurangan beban administrasi.
 Peserta didik dapat mengembangkan potensi mereka sesuai dengan minat dan
bakat lewat sekolah. Sehingga, kemampuan peserta didik bisa diasah secara
maksimal dan siap menghadapi dunia kerja setelah lulus.

2. Sistematika Penulisan Kurikulum Merdeka Belajar SMK

Sebelum mulai menulis Kurikulum Merdeka Belajar SMK, sebaiknya mengetahui


prinsip penyusunan Kurikulum Operasional pada satuan pendidikan, yaitu :

 Berpusat pada peserta didik


 Ditulis secara kontekstual yang sesuai dengan dunia kerja dan industri yang
berkembang saat ini.
 Penulisan harus esensial yaitu memuat unsur informasi penting yang
dibutuhkan dan dipakai pada satuan pendidikan.
 Penulisan harus berbasis data dan aktual.
 Penulisan harus melibatkan pemangku kepentingan.

3. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ini sidatnya dinamis, yaitu bisa


diperbarui secara berkesinambungan dan menjadi referensi dalam keseharian serta
terus dikembangkan.

4. Berikut ini adalah proses penyusunan Kurikulum Merdeka SMK :

A. Menganalisis konteks satuan pendidikan

 Hasil dari analisa yang telah dilakukan akan diperoleh gambaran karakteristik
dari satuan pendidikan, mulai dari peserta didik, tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, dan sosial budaya. Untuk SMK, karakteristik melingkupi
program keahlian masing-masing.
B. Merumuskan visi, misi dan tujuan program keahlian

 Visi, misi, dan tujuan untuk SMK dalam Kurikulum Merdeka ini disusun oleh
lingkup sekolah, sementara program keahlian menyusun tujuan program
keahlian.

C. Menentukan pengorganisasian pembelajaran

 Setiap satuan pendidikan akan mengatur muatan kurikulum dalam satu


rentang waktu dan beban belajar. Selain itu juga akan mengelola pembelajaran
untuk mendukung Capaian Pembelajaran (CP) dan profil pelajar Pancasila.
Pembelajaran yang dimaksud di sini, yaitu:
 Intrakurikuler yang berisi mata pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan
bersama dunia kerja dan ada Praktek Kerja Lapangan (PKL).
 Proyek penguatan profil pelajar SMK yang menjelaskan pengelolaan proyek
yang mengacu pada profil pelajar di tahun ajaran tersebut.
 Ekstrakurikuler, sebagai wadah untuk mengembangkan potensi, bakat, dan
minat peserta didik.

D. Menyusun rencana pembelajaran

 Rencana pembelajaran meliputi : Pembelajaran untuk ruang lingkup satuan


pendidikan, seperti penyusunan Capaian Pembelajaran dan lainnya.
 Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas, seperti modul ajar dan
perangkat ajar.

E. Merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional

 Dengan adanya pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional bisa


membuat refleksi mandiri untuk pendidik terhadap tujuan belajar, Capaian
Pembelajaran, dan profil pelajar Pancasila yang diterapkan.
5. Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMK

Struktur kurikulum SMK/MAK dibagi menjadi dua, yaitu pembelajaran


intrakurikuler dan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dialokasikan dari
total JP mata pelajaran umum dan mata pelajaran per tahunnya. Pembelajaran
intrakuler di SMK/MAK pun terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kelompok mata pelajaran
umum dan kejuruan.

A. Kelompok Umum

Kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk murid menjadi pribadi yang
utuh, sesuai fase perkembangannya. Murid diharapkan memiliki norma-norma
kehidupan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai warga negara
Indonesia dan warga dunia.

 Beberapa mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok umum :

Projek IPAS. Mata pelajaran yang mengembangkan literasi sains dengan aspek-aspek
ilmu pengetahuan alam dan sosial. mata pelajaran ini disampaikan dalam tema-tema
kehidupan yang kontekstual dan aktual.

Bahasa inggris dan matematika : Di kelas 10, kedua mata pelajaran ini berisi
materi umum dan dasar. Sementara di kelas 11 dan 12, fokus dua mata pelajaran ini
adalah pendalamam materi secara kontekstual terhadap substansi kejuruan pada
masing-masing Program Keahlian. Keahlian. Informatika. Mata pelajaran ini
dirancang sama dengan satuan pendidikan lain tapi bisa disesuaikan dengan Program
Keahlian peserta didik.

B. Kelompok Kejuruan

Kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk murid agar memiliki


kompetensi sesuai perkembangan dunia kerja, serta ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya.
 Beberapa mata pelajaran Kelompok Kejuruan yang ada di SMK/MAK :

Mata pelajaran kejuruan : Di kelas 10, mata pelajaran kejuruan berpusat pada
pelajaran dasar-dasar program keahlian. Di kelas 11 dan 12, mata pelajaran ini
mencakup kelompok unit kompetensi yang dikembangkan secara lebih teknis sesuai
konsentrasi keahlian yang dipilih.

Mata pelajaran kreatif dan kewirausahaan : Mata pelajaran ini menjadi alat bagi
murid untuk mengaktualisisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai.
Hal ini dilakukan melalui pembuatan produk atau pekerjaan layanan jasa secara
kreatif dan bernilai ekonomis.

Mata pelajaran pilihan : Mata pelajaran yang dipilih oleh murid sesuai dengan
renjana (passion) untuk pengembangan diri, melanjutkan pendidikan, berwirausaha,
maupun bekerja pada bidang yang dipilih. Murid dapat mendalami mata pelajaran
kejuruan di konsentrasi keahliannya, mata pelajaran kejuruan lintas konsentrasi
keahlian, mata pelajaran umum, atau mata pelajaran kelompok pilihan yang diajarkan
di fase SMA/MA.

C. Pemilihan Konsentrasi Pada Satu Program Keahlian

Ada beberapa hal terkait pemilihan konsentrasi pada satu program keahlian yang
perlu diperhatikan :

 Pemilihan konsentrasi dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja di dunia


kerja yang menjadi sasaran murid.
 Satu program keahlian bisa mencakup satu atau lebih konsentrasi.
 Jika ada konsentrasi yang berbeda dalam satu program keahlian, maka akan
diselenggarakan dalam rombongan belajar yang berbeda.
III. METODE PENGUMPULAN DATA

3.1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

3.2. Cara Pengambilan Data

Mahasiswa
(ANDRIAN)

Observasi lapangan 1.Wawancara WAKASEK


Kurikulum
2.Observasi Kelas
3.Observasi Sekolah

SMKN 2 DEPOK
3.3. Pembuatan Angket

Pilihan
Jawaban
No. Pernyataan
Tida
Ya
k
1. Apakah saat ini sekolah SMK 2 Depok sudah menerapkan kurikulum
berbasis kemerdekaan.
   
2. Apakah terdapat perbaikan antara kurikulum berbasis kemerdekaan, jika
dibandingkan kurikulum terdahulu.
   
3. Dalam persiapan penerapan kurikulum berbasis kemerdekaan,apakah
ada hal khusus yang dilakukan oleh sekolah.
   
4. Pada penerapan perdana kurikulum berbasis kemerdekaan, apakah ada
dukungan dari dinas pendidikan setempat.
   
5. Pasca pandemi kita mengenal ada istilah kebiasaan baru salah satunya
adalah kegiatan belajar mengajar dari rumah, apakah kurikulum
berbasis kemerdekaan mendukung hal ini.
   
6. Salah satu sarana pendukung kegiatan belajar mengajar dari rumah    
adalah software pembelajar(Goggle Classroom), apakah sekolah SMK 2
Depok memfasilitasi hal tersebut dan mendukung penerapan kurikulum
berbasis kemerdekaan.
7. Prihal penerapan kurikulum berbasis kemerdekaan, apakah siswa
berkesempatan untuk menjalankan program magang ataupun proyek di
perusahaan yang bergerak pada industry terkait.
   
8. Dalam mendukung kegiatan magang, apakah kurikulum berbasis
kemerdekaan sudah di rasa cukup untuk mengembangkan keahlian dan
bakat siswa dalam rangka menjawab kebutuhan industry.
   
9. Apakah sejauh ini terdapat kendala yang signifikan pada penerapan
kurikulum berbasis kemerdekaan baik secara tatap muka maupun
kegiatan belajar mengajar jarak jauh.
   
10. Apakah terdapat hal yang bisa di evaluasi dan di perbaiki dari
kurikulum berbasis kemerdekaan.
   

Depok, 05 Juni 2023

( )
IV. PEMBAHASAN

4.1. Penjelasan Hasil Kunjungan


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan Dan Saran


DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-kurikulum-merdeka-dan-
penjelasannya-perlu-diketahui-kln.html

https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/struktur-kurikulum-belajar-smk/

https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/struktur/smk/
LAMPIRAN ( Foto Dokumentasi)

Anda mungkin juga menyukai