Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH PROGRAM LITERASI SEKOLAH

TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA


SISWA
KELAS IV SDN BAMBU APUS 04

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nadiya Putri
Utami 1801025069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.

DR. HAMKA

Judul Skripsi : PENGARUH PROGRAM LITERASI SEKOLAH TERHADAP HASIL

BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN BAMBU APUS 04

Nama : Nadiya Putri Utami

NIM 1801025069

Setelah diperiksa dan dikoreksi melalui proses bimbingan, dengan ini dosen pembimbing

menyatakan bahwa proposal ini dapat diajukan dalam seminar proposal.

Jakarta, 3 Maret 2022

Pembimbing

Prof. Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum

i
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................................................4
C. Batasan Masalah................................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................................7
A. Landasan Teori.....................................................................................................................................7
1. Literasi................................................................................................................................................7
2. Hasil belajar.................................................................................................................................14
3. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia..................................................................................16
A. Penelitian yang Relevan...................................................................................................................19
B. Kerangka Berfikir............................................................................................................................22
C. Hipotesis Penelitian..........................................................................................................................25
BAB III.........................................................................................................................................................26
METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................................................26
A. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................26
B. Tempat dan Jadwal Penelitian........................................................................................................26
C. Jenis dan Desain Penelitian.............................................................................................................27
D. Populasi dan Sampel........................................................................................................................29
E. Instrumen Penelitian........................................................................................................................31
F. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................................32
G. Teknik Analisis Data........................................................................................................................33
H. Hipotesis Statistika...........................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................38

ii
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu penghantar antara ilmu kepada manusia, itulah yang

membuat pendidikan dinilai sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Karena

melalui pendidikanlah manusia dapat terbentuk menjadi seseorang yang

bermartabat dan memiliki kecerdasan berguna untuk kehidupan. Salah satu

penunjang berhasilnya pendidikan di Indonesia adalah siswa yang memiliki

wawasan dan pengetahuan yang luas. Hal ini sejalan dengan pendapat (Antoro et

al., 2021)yang menyatakan bahwa “membaca salah satu aktivitas dalam kegiatan

berliterasi merupakan kunci bagi kemajuan pendidikan, keberhasilan suatu

pendidikan tidak didukur dari banyaknya anak yang mendapat nilai tinggi

melainkan banyaknya anak yang gemar membaca didalam kelas. Menurut Kanusta,

(2021)Segala pengetahuan yang diperoleh tidak mungkin didapat tanpa dengan

membaca, karena itu budaya membaca perlu dikembangkan sejak dini.

Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan karena pengetahuan

diperoleh melalui membaca. Oleh karena itu, keterampilan ini harus dikuasai

peserta didik

1
dengan baik sejak dini untuk membiasakan budaya membaca. Pendorong bagi

tumbuhnya budaya baca adalah kebiasaan membaca. Minat baca yang

dikembangkan sejak dini dapat dijadikan landasan bagi berkembangnya budaya

baca. Sekolah merupakan suatu lembaga yang bertanggung jawab mewujudkan

budaya baca yang merupakan bagian penting dalam kegiatan belajar. Sesuai

dengan Undang-undang No.20 Tahun 2003 tetntang Sistem Pendidikan Nasional

Bab III Pasal 4 ayat (5) secara eksplisit menyebutkan bahwa “Pendidikan

diselenggarakan dengan menegmbangkan budaya membaca, menulis, dan

berhitung, bagi segenap warga masyarakat. Namun Sayangnya, minat baca di

negara ini masih bisa dikatakan sangat rendah. Pada tahun 2012 UNESCO

mengeluarkan indeks minat baca di Indonesia dengan hasil yang dicapai sebesar

0.001. yang artinya, dari 1000 orang hanya terdapat 1 orang yang mempunyai

minat membaca. Pada umumnya, penduduk Indonesia membaca buku baru 0-1

buku di setiap tahun Lawalata & Sholeh, (2019). Hasil dari survei tersebut

harusnya sudah menjadi tugas bagi kita sekalian khususnya pemerintah Indonesia

untuk melakukan sebuah upaya agar bisa meningkatkan minat baca masyarakat

Indonesia. Salah satu langkah yang sangat memastikan keberhasilan proses belajar

mengajar adalah membaca. Pada tahun 2015 melalui Peraturan Menteri

2
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 menyusun strategi yang diberi

nama Gerakan Literasi Sekolah. Kegiatan budaya literasi di sekolah diharapkan

mampu menumbuhkan minat baca siswa agar siswa bisa menambah wawasan

mereka dengan banyak membaca. Dengan demikian, gerakan budaya literasi ini

juga diharapkan mampu memberikan hasil belajar yang bagus pula, karena wujud

keberhasilan dari pembelajaran di sekolah bisa dilihat dari prestasi siswa Dwi et

al., (2021). Prestasi belajar siswa itu sendiri merupakan hasil usaha yang dicapai

siswa selama sepanjang aktivitas belajar di sekolah yang biasanya berupa nilai atau

angka. Program literasi dilaksanakan untuk mendorong siswa agar senantiasa haus

akan ilmu pengetahuan, menjadikan mereka senang membaca dan akhirnya siswa

memiliki wawasan yang lebih luas dan mendapatkan informasi baru Kamardana et

al., (2021)

.Model pembelajaran literasi merupakan konsep belajar yang membantu guru

untuk dapat mengaitkan materi pelajaran dengan situasi di dunia nyata melalui

sebuah literatur atau bacaan yang menarik. Selain itu, dengan model pembelajaran

literasi ini juga dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan meningkatkan minat

baca murid hingga nantinya membaca menjadi sebuah budaya. Dengan

diterapkannya model pembelajaran literasi

3
diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas berfikir murid dalam menemukan

informasi dan konsep-konsep pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. sehingga

hasil belajar murid akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut , maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PROGRAM

LITERASI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS IV SDN BAMBU APUS 04”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat di

identifikasi yaitu sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh dari penerapan program literasi terhadap hasil belajar

Bahasa Indonesia Siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04?

C. Batasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan

maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan

memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai.

Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

4
1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar pengaruh penerapan program literasi

sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui Efektivitas Penerapan Program Literasi

Sekolah Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas IV SDN Bambu

Apus 04.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktisnya adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Dengan model pembelajaran literasi seorang siswa dapat meningkatkan

kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan

dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi. Dengan ranah kognitif tersebut

siswa

5
dapat memecahkan masalah, menambah rasa percaya diri pada siswa, dan siswa

juga memiliki kemampuan secara bertahap mandiri dalam belajar dan melatih

suatu keterampilan.

a. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam usaha peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia.

2) Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat mengetahui model pembelajaran yang

bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di

kelas.

3) Dapat menjadi bahan informasi bagi guru tentang pentingnya model pembelajaran

dalam mengajar sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengajar.

b. Bagi Sekolah

Dengan penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam

rangka perbaikan teknik pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar dan menunjang tercapainya target kurikulum sesuai

dengan diharapkan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Literasi

a. Pengertian Literasi

Menurut Depdiknas (2004) literasi diartikan sebagai “ keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan tidak untuk dapat sekedar hidup dari segi finansial,

tetapi juga sebagai suatu yang dibutuhkan untuk mengembangkan diri secara

sosial, ekonomi dan budaya dalam kehidupan modern.

Menurut Eisner dalam Yunus A, dkk (2017:04) mengatakan “bahwa multiliterasi

atau literasi di era digital ini saat ini merupakan kemampuan membaca, menulis,

melukis, menari, ataupun kemampuan melakukan kontak dengan berbagai media

yang memerlukan literasi, Eisner berpendapat bahwa literasi dipandang sebagai

cara untuk menemukan dan membuat makna dari berbagai bentuk epresentasi

yangada di sekitar kita”.

Karalensi Naibabo (2007: 3-4), memandang bahwa literasi dapat diartikan sebagai

sebuah kemampuan membaca dan menulis. Literasi disebut juga dengan melek

huruf atau keaksaraan. Makna

7
tersebut adalah makna yang sempit dari literasi. Saat ini telah dikenal makna luas

tentang literasi yaitu, melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka

terhadap lingkungan dan politik. Pendapat di atas merujuk pada hasil dari

Konferensi Praha tahun 2003. Konferensi Praha tahun 2003 memperbaharui

pengertian literasi. Makna literasi yang awalnya dibatasi pada kemampuan baca

dan tulis, dimaknai juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam

masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yan terkait dengan

pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).

Berdasarkan pengertian literasi yang telah diungkapkan oleh para ahli maka dapat

diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan yang kompleks. Bukan hanya

kemampuan membaca dan menulis yang terdapat didalamnya. Melainkan terdapat

beberapa kemampuan mengambil dan memaknai jenis-jenis teks serta kemampuan

siswa untuk berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada, baik

dalam bentuk visual, cetak maupun audiovisual. Kemampuan literasi dasar dapat

diperoleh dengan cara membaca, menulis, menyimak, berhitung dan berbicara.

b. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi

pekerti siswa yang bertujuan agar siswa

8
memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang

hayat. Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta

didik serta meningkatkan keterampilan membaca. Materi baca berisi nilai- nilai

budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai

tahap perkembangan peserta didik.

Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan

semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali siswa, dan

masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan

dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk

mewujudkannya berupa pembiasaan membaca yang dilakukan dengan kegiatan 15

menit membaca. Guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati.

Pelaksanaan GLS memiliki tiga tahapan yaitu, tahap pembiasaan, tahap

pengembangan, dan tahap pembelajaran. Tahap pembiasaan bertujuan untuk

menumbuhkan minat siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca.

Selanjutnya, tahap pengembangan. Kegiatan literasi pada tahap pengembangan

bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan

membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca peserta didik.

Pada tahap ketiga, yaitu

9
tahap pembelajaran, tujuan tahap ini adalah untuk mempertahankan minat siswa

terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kecakapan

literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran. Kegiatan

GLS dilakukan selama 15 menit pertama sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan ini

diisi dengan kegiatan membaca.

c. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah

Tujuan Umum GLS adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik

melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam GLS agar

mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selanjutnya, secara khusus, tujuan

GLS adalah

(1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, (2) Meningkatkan kapasitas

warga dan lingkungan sekolah agar literat, (3) Menjadikan sekolah sebagai taman

belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu

mengelola pengetahuan, dan (4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan

menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Menurut Teguh (2017: 20-21) Tujuan GLS adalah untuk menjadikan sekolah

sebagai komunitas yang memilikikomitmen

10
dan budaya membaca yang tinggi serta memiliki kemampuan menulis yang

komprehensif.

d. Prinsip-Prinsip Literasi Sekolah

Beers (2009) (dalam Wiedarty dkk, 2016: 11-12) mengatakan bahwa terdapat

beberapa prinsip-prinsip dasar dalam literasi sekolah. Prinsip-prinsip tersebut

antara lain:

1. Pengembangan literasi disesuaikan dengan perkembangan yang dapat diprediksi.

Tahap perkembangan anak akan mempengaruhi kemampuan anak dalam membaca

dan menulis. Guru perlu mengetahui tahap perkembangan anak, guna merancang

strategi pembiasaan yang tepat. Strategi pembiasaan yang tepat akan menentukan

keberhasilan proses pembiasaan yang dilakukan.

2. Program literasi yang baik bersifat berimbang. Guru perlu menyadari bahwa setiap

anak memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda. Strategi membaca dan jenis teks

yang dibaca harus dibuat variatif dan menyesuaikan jenjang pendidikan anak. Guru

perlu memanfaatkan beragam jenis bacaan yang ada secara seimbang.

11
3. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum. Pembiasaan literasi bukan menjadi

bagian terpisah dari kurikulum. Pembiasaan ini harus terintegrasi dengan

kurikulum. Guru harus dapat memadukan setiap pelajaran yang ada dengan

kegiatan pembiasaan literasi. Guru perlu diberikan pengembangan profesi agar

dapat menjalankan kegiatan pembiasaan ini.

4. Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun. Kegiatan pembiasaan

literasi tidak hanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Pembiasaan ini dapat dilakukan

kapanpun. Guru dan sekolah harus memfasilitasi anak dalam kegiatan tersebut. Pembiasaan

literasi dilakukan kapanpun agar dapat optimal dalam menanamkan budaya literasi pada

anak.

5. Kemampuan literasi mengembangkan budaya lisan. Budaya literasi diharapkan

dapat menumbuhkan budaya lisan pada anak. Anak diharapkan dapat memiliki

kemampuan menyampaikan gagsan dan idenya yang diperoleh dari kegiatan

literasi. Kegiatan pembiasaan literasi harus diwarnai dengan kegiatan diskusi

sehingga anak dapat belajar

12
berpendapat, mendengarkan dan menghormati pendapat orang lain.

6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.

Kesadaran dan penghormatan akan perbedaan merupakan salah satu nilai yang

dikembangkan dalam kegiatan ini. Pembiasaan literasi ini diharapkan dapat

membuka pemikiran anak akan keberagaman yang ada. Bahan bacaan harus

memperlihatkan kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia sehingga melatih

anak untuk menghargai keberagaman.

e. Tahapan-Tahapan Literasi Sekolah

Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah tahapan pelaksanaan

program literasi sekolah adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pembiasaan Tahap pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan minat

siswa terhadap bacaan dan kegiatan membaca. Pada tahap pembiasaan ini

kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu SD kelas rendah

dan SD kelas tinggi, dengan kegiatan seperti menyimak dan membaca buku

bacaan/pengayaan.

2. Tahap Pengembangan Tahap pengembangan bertujuan untuk mempertahankan

minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan

13
membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca siswa.

Kegiatan yang dilakukan meliputi menyimak, membaca, berbicara, menulis dan

memilah informasi.

3. Tahap Pembelajaran Tahap pembelajaran bertujuan untuk mempertahankan minat

siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan

kecakapan literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran.

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan 18 kemampuan

berbahasa reseptif (membaca dan menyimak) dan aktif (berbicara dan menulis)

yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan.

2. Hasil belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar diartikan sebagai upaya mendapatkan pengetahuan, keterampilan,

pengalaman, dan sikap yang dilakukan dengan mendayakan seluruh potensi

fisiologisdan psikologis, jasmani dan rohani manusia dengan bersumber dari

berbagai bahan informasi. Belajar juga dapat berarti upaya untuk mendapatkan

warisan kebudayaan dan nilai-nilai hidup dari masyarakat yang dilakukan secara

terencana, sistematik dan berkelanjutan.

14
Gagne mengemukakan bahwa “belajar merupakan kegiatan yang kompleks,

yaitu hasil belajar berupa kapabilitas dan setelah belajar orang memiliki

keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.” Hasil belajar adalah angka

yangdiperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata

pelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Umumnya hasil belajar

berupa nilai, baik yang nilai mentah ataupun nilai yang sudah diakumulasikan.

Namun, tidak menutup kemungkinan hasil belajar berupa perubahan perilaku

siswa.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengikuti belajar mengajar,

hasil belajar ini dapat berwujud pengetahuan, sikap pemahaman, dan keterampilan

yang diperoleh melalui kegiatan dan program belajar dalam bidang tertentu yang

ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai. Sedangkan suatu perubahan perilaku

yang tetap dan berkelanjutan, dilihat berdasarkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik yang diperoleh dari proses pembelajaran dan berupa nilai atau

perubahan perilaku

b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di bedakan menjadi dua,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

15
Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan dapat

mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi

1. Faktor fsikologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik siswa

2. Faktor psikologis, yaitu faktor yang berkaitan dengan keadaan psikologis atau jiwa

seseorang. Seperti intelegensi, motivasi, perhatian, minat, bakat dan kesiapan

belajar.

3. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang mempengauhi hasil belajar yang berasal

dari luar diri siswa. Faktor ini meliputi :

4. Lingkungan sosial keluarga, yaitu dorongan orang tua. Orang tua sangat berperan

penting terhadap keberhasilan belajar siswa.

5. Lingkungan sekolah, yaitu guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas

siswa.

6. Lingkungan masyarakat.

3. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia


a. Pengertian Pembelajaran

16
Hamzah Uno (2011:54) berpendapat bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai

suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar atau instruktur dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaian tujuan belajar

tertentu. Sedangkan Syaiful Sagala (2008:43) menyatakan bahwa pembelajaran

ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar

sehingga merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan dan pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah mengajarkan oleh pihak guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa.

Menurut Syaiful Sagala (2009:61) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua

arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar oleh

siswa. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seeorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam

tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi

tertentu.

Menurut Oemar Hamalik (2010:239) pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran”.

Dari teori-teori yang

17
dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran, Oemar Hamalik mengemukakan 3

(tiga) rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu:

1. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan

untuk menciptakan kondisi belajar bagi siswa. 2. Pembelajaran adalah upaya

mempersiapkan siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik. 3. Pembelajaran

adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-

hari

b. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa

Indonesia. Menjaga kelestarian dan kemurnian bangsa Indonesia maka diperlukan

berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah

dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam

sebuah buku yang disebut dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD), EYD dapat

digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa

Indonesia dengan benar, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan upaya lain yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia

adalah dengan menanamkan bahasa Indonesia sejak dini. Penanaman bahasa

Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan

18
pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan

pendidikan bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan

informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan informal

dilakukan dirumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak berada dirumah bersama

dengan keluarganya, sedangkan pendidikan formal gurulah yang berperan penting

dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia yang baik

c. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek- aspek

sebagai berikut:

a. Mendengarkan

b. Berbicara

c. Membaca

d. Menulis

A. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa oleh penelitian sebelumnya terkait penelitian ini, diantaranya

yaitu:

19
a. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Fajarwati, (2012) dalam penelitian yang

berjudul : Pengaruh Kemampuan Literasi Informasi Terhadap Prestasi

Belajar Siswa SMAN 1 Depok. Dengan hasil penelitian menyatakan bahwa

terdapat pengaruh kemampuan literasi informasi terhadap prestasi belajar siswa.

Persamaan penelitian ini adalah terletak pada variabel independentnya yang sama-

sama membahas tentang budaya literasi, sedangkan perbedaanya terletak pada

variabel dependentnya, dimana penelitian di atas menggunakan variabel prestasi

belajar siswa sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan Hasil Belajar

IPS.

b. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017) dalam penelitian yang berjudul :

Pengaruh Model Pembelajaran Literasi Sebagai Budaya Sekolah Terhadap

Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas V. Berdasarkan hasil

penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model 9 pembelajaran literasi

berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan pada mata pelajaran

IPS. Persamaan penelitian ini adalah terletak pada variabel independentnya yang

sama-sama membahas tentang budaya literasi, sedangkan perbedaannya terletak

pada variabel

20
dependentnya, dimana penelitian diatas menggunakan penguasaan kompetensi

pengetahuan ips sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan Hasil Belajar

IPS. Kesimpulan dari skripsi ini adalah dengan menerapkannya budaya literasi

dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS, dari kedua penelitian diatas persamaan dari

penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan budaya literasi

dalam proses pembelajaran

c. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Amri & Rochmah (2021)yang bejudul :

PENGARUH KEMAMPUAN LITERASI MEMBACA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi membaca siswa SDN di Desa

Pegagan Kecamatan Palimanan berada di tingkat cukup, yaitu 67,53%. Tingkat

kemampuan literasi membaca ini dari indikator-indikator jenis teks, frekuensi

peminjaman bahan bacaan, jumlah kegiatan literasi sekolah, komunitas membaca,

dan aspek pemahaman siswa terhadap bacaan. Prestasi belajar siswa SDN di Desa

Pegagan Kecamatan Palimanan sangat baik dengan 81%. Kemampuan literasi

membaca dengan prestasi belajar siswa SDN di Desa Pegagan Kecamatan

Palimanan memiliki hubungan positif dengan nilai

21
23,2%. Nilai hubungan tersebut terbilang rendah karena kurang optimalnya

kegiatan literasi membaca yang dilakukan sekolah. Sedangkan pengaruh

kemampuan literasi membaca terhadap prestasi belajar hanya sebesar 5,4%.

Melihat hasil tersebut, siswa seharusnya lebih meningkatkan kemampuan literasi

membaca sehingga ketercapaian prestasi yang dihasilkan dapat maksimal.

Disamping itu, sekolah sebaiknya mendukung penuh program literasi membaca

yang diselenggarakan di sekolah dasar agar kemampuan literasi membaca siswa

dapat dimiliki siswa sekolah dasar pada khususnya dan bangsa Indonesia pada

umumnya dapat meningkat sehingga menjadi bangsa yang tidak kalah dengan

bangsa lain yang memiliki kemampuan literasi yang lebih tinggi.

B. Kerangka Berfikir

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan suatu

hasil dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, sehingga dengan interaksi aktif

dan saling bertukar informasi dapat terjadi perubahan-perubahan yang relative dan

berbekas. Suasana belajar yang dapat menciptakan lingkungan agar siswa dapat

saling membantu sehingga dapat saling memenuhi kebutuhannya salah satunya

adalah penerapan program literasi sekolah. Literasi ini merupakan salah satu

22
alternatif pengajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam

kegiatan belajar mengajar. Literasi merupakan kebiasaan berpikir yang diikuti oleh

sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam

sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Pembelajaran Bahasa

Indonesia membutuhkan pemahaman dalam mempelajarinya, diharapkan siswa

mampu menguasai materi yang diberikan oleh guru, sehingga untuk dapat menguasai

materi pelajaran tersebut secara baik maka guru harus bisa merubah suasana belajar

yang menyenangkan, dengan hadirnya program literasi (kebiasaan membaca) ini para

siswa dapat menguasai materi yang diajarkan. Upaya tersebut dalam rangka

memenuhi kebutuhan siswa untuk melihat seluruh potensi siswa dalam bentuk

kebiasaan membaca, menulis, dan berkomunikasi. Keberhasilan prestasi didik dalam

belajar dapat diukur dengan hasil belajar yang diperoleh selama mengikuti proses

kegiatan belajar-mengajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

23
BAHASA INDONESIA

Belum menggunakan Program Literasi Menggunakan Program Literasi

Test Pretest Test Posttest

Hasil Belajar

Bahasa Indonesia

Temuan

Gambar 2.1 Alur Kerangka Pikir

24
C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data (Sugiyono 2017:96). Sehubungan dengan permasalahan

penelitian ini yaitu mengenai efektif atau tidaknya penerapan program literasi

terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SDN Bambu Apus 04.

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Penerapan Program Literasi efektif terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa

kelas IV

25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk memperoleh data tentang efektivitas penerapan program literasi terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04.

B. Tempat dan Jadwal Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Bambu Apus 04 Jl. Laksamana VIII

No.44, RT.15/RW.4, Bambu Apus, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah

Khusus Ibukota Jakarta 13890.

Gambarnya

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021-2022, di

kelas IV. Berikut jadwal pelaksanaan penelitian.

26
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian

Bulan
No Jenis Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Acc Judul
2 PembuatanProposal
3 Revisi Proposal
4 Seminar Proposal
5 Penelitian
6 Penyusunan BAB
I-III
7 Bimbingan
Penyusunan

BAB IV-V
8 Sidang Skripsi

C. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bersifat kuantitatif, yaitu

metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Sugiyono, (2017 : 110). Penelitian

ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis pre-Experimental Design. Desain

ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel

luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil

eksperimen yang merupakan variabel bebas. Hal ini dapat terjadi, karena tidak

adanya variabel control, dan sampel dipilih secara random.

2. Desain Penelitian

27
Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan jenis One-

Group-Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat

dilihat sebagai berikut:

𝑶𝟏 𝑿 𝑶𝟐

Gambar 3.1

Desain Penelitian (Sugiyono, 2017:111)

Keterangan:

𝑂1 = Tes Awal (Pretest)

𝑂2 = Tes Akhir (Posttest)

X = Perlakuan dengan menggunakan Program Literasi

Model eksperimen ini melalui sebagai berikut :

a. Memberikan Pretest dan Posttest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar)

dan variabel bebas sebelum perlakuan dilakukan dan sesudah perlakuan.

b. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menerapkan

Program Literasi.

c. Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan

dilakukan.
28
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2018:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek

atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04.

Seperti tabel di bawah ini :

Tabel 3. 2 Populasi Penelitian

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
1 Kelas I 15 16 31

2 Kelas II 12 20 32

JUMLAH

2. Sampel
29
Sampel adalah sebagian anggota/elemen dari populasi yang mewakili
karakteristik populasi tersebut (Sugiyono,2017:118). Dalam penarikan sampel
penelitian menggunakan tehnik probabilistic sampling yaitu simple random
sampling. Sampel random sampling adalah pengembalian sampel yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. melaksanakan suatu penelitian.
Dalam penelitian ini sampelnya menggunakan purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata,
random atau daerah melainkan berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini
biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penentu sampel
dalam penelitian ini diawali dengan pertimbangan bahwa kelas IV SDN Bambu
Apus 04 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan jumlah 32 siswa, laki-
laki berjumlah 19 siswa dan perempuan berjumlah 13 siswa.
Tabel 3.2 penarikan sample penelitian

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

1 IV Laki-Laki Perempuan 32
19 13

3. Definisi Operasional Variabel

Instrumen yang digunakan untuk memasukkan apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut

(Sugiyono, 2017:60). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

bebas (Independen) dan variabel Terikat (Dependen).

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Budaya Literasi. Budaya literasi

adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara cerdas dengan

kebiasaan membaca,

30
menulis. Terdapat 3 tahapan pelaksanaan Gerakan Literasi sekolah yaitu,

pembiasaan, pengembangan, pembelajaran. Tahapan yang dimaksud penulis

adalah gerakan Literasi ditahap pembelajaran dimana siswa akan diperkenalkan

untuk membaca buku pelajaran dan bacaan yang memuat materi.

2. Variable terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia.

Hasil belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa kelas IV, Semester genap,

Tahun Ajaran 2021-2022 dengan memperhatikan perubahan siswa secara nyata

dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran dengan

menggunakan Program Literasi. Nilai hasil belajar siswa akan disesuaikan dengan

KKM yang di tentukan oleh SDN Bambu Apus 04.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Tes Hasil Belajar, bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal

pilihan ganda sebanyak 10 nomor dengan pilihan 4 jawaban, tes ini menuntut siswa

untuk memilih jawaban yang benar diantara jawaban yang telah disediakan. dan

soal isian sebanyak 5 nomor, tes ini menuntut siswa untuk memberikan jawaban

singkat dari pertanyaan yang telah disediakan.

31
b. Lembar observasi/lembar pengamatan untuk melihat aktivitas siswa kelas IV

selama proses belajar mengajar berlangsung. Instrument ini digunakan untuk

mengelola aktivitas siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini berisi item-

item yang akan diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), adapun langkah-langkah

(prosedur) pengumpulan data yang akan di gunakan sebagai berikut :

1) Tes Awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum tretmen, pretest dilakukan untuk mengetahui

kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang dimiliki sebelum

diterapkannya Program Literasi.

2) Treatment (Pemberian Perlakuan)

Dalam hal ini penelitian menerapkan program literasi pada pembelajaran

Bahasa Indonesia.

32
3) Setelah Treatmen

Tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh

penerapan Program Literasi.

4) Lembar Observasi

Aktivitas Siswa Lembar observasi aktvitas siswa digunakan untuk

memperoleh data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan

diterapkannya Program Literasi.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini ada dua teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik

analisis statistik deskriptif dan teknik analisis inferensial, diantarannya yaitu

sebagai berikut :

1. Analasis Data Statistik Deskriptif

Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang

diperoleh diantaranya penentuan nilai statistik deskriptif, penentuan kategori hasil

belajar dan penentuan distribusi presentase ketentuan. Berikut adalah rumus yang

digunakan dalam analisis data statistik deskriptif

33
a. Penentuan Nilai Statistik

Hasil Belajar Nilai statistik yang dimaksud meliputi nilai tertinggi, nilai

terendah, nilai rata-rata, standar deviasi. Penentuan nilai Statistik Deskriptif dilihat

dari nilai.

b. Rata-rata siswa (mean)

X =∑ n
fi . Mi

c. Penentuan Kategori Hasil Belajar

Penentuan kategori hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%

NO. Interval Kategori


0-54 Sangat Rendah
55-64 Rendah
65-74 Sedang
75-84 Tinggi
84-100 Sangat Tinggi
Tabel 3.3.Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar (pretest atau posttest)

d. Penentuan Distribusi Presentase KeTuntasan

Kriteria keTuntasan minimum siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04 yang


ditentukan oleh sekolah yaitu 75 dari skor ideal 100.
Nilai Kriteria
< 75 Tidak Tuntas
≥ 75 Tuntas
Tabel 3.4 Kriteria ketentuan hasil belajar ( Kriteria KeTuntasan minimum)

34
Berdasarkan tabel diatas bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥ 75

dinyatakan Tuntas dalam mengikuti proses belajar mengajar dan siswa yang

memperoleh nilai <75 maka siswa dinyatakan tidak lulus dalam mengikuti proses

belajar.

Presentase keTuntasan belajar dapat diperoleh dengan rumusan berikut : Skor

tersebut merupakan ketetapan dari sekolah tersebut.

e. Untuk menghitung presentase (%) keTuntasan:

∑ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔≥75


% keTuntasan = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

f. Untuk menghitung persentase ketidak

Tuntasan, menggunakan rumus :

∑ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔<75


% ketidak Tuntasan = x 100%
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

2. Analisis Data Statistik Iferensial

Tahap analisis data terakhir yaitu pengujian hipotesis dengan


menggunakan T-test (pretes-postes) uji beda mean data berpasangan. Uji
ini digunakan untuk menguji si gnifikan kondisi sebelum dan setelah
perlakuan. Jenis data yang digunakanharus berskala interval atau rasio.
Untuk menentukan nilai tempiric penelitian menggunakan rumus
(Sugiyono,2017:73).

∑ di
t¿ √ N ∑ d −¿¿ ¿ ¿
2

35
keterangan : t = nilai t

d = selisih nilai post tes dan pretest

N = jumlah sampel

1. Menentukan nilai t tabel dk = n-1


Nilai table t distribusi murib untuk uji satu pihak dengan taraf signifikasi 5%

2. Kriteria pengujian

H 0 : μ1= μ2 ; tidak ada perbedaan hasil belajar antara sebelum dan setelah di beri
program literasi.

H 1: μ1> μ2; ada perbedaan hasil belajar antara sebelum dan setelah di terapkan program
literasi.

36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi hasil Prestest sebelum menggunakan Program Literasi Terhadap Hasil Belajar
Bahasa Indonesia kelas IV SDN Bambu Apus 04 Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN Bambu Apus 04 Jakarta mulai
bulan Mei 2022 , maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrument tes sehingga
dapat diketahui kemampuan belajar murid kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN
Bambu Apus 04 Jakarta. Data perolehan skor hasil belajar Bahasa Indonesia SDN Bambu Apus
04 Jakarta, dapat diketahui sebagai berikut:

Table 4.1 Skor Nilai Pre-test

NO NAMA Nilai

1 Achmad Farhan 50
2 Akbar Hanafi 40
3 Albi Syifa Nurhamida Al Hasani 65
4 Alwan Bilal Fudhoil 50
5 Banyu Wahyu Rizki 20
6 Calista Rayna Putri Marunduri 40
7 Daffa Lutfi Maulana 45
8 Davi Setiawan 45
9 Hazel Ibrahim Putra Ahmad 65
10 Igo Rohman Ghozali 20
11 Jasmine Anastasya 75
12 Jazzcia Artha Rapsya Saragih 75
13 Meylan Nurindah Sari 60
14 Muchammad Irfan Maulana 75
15 Muhamad Naufal Imam F. 45
16 Muhamat Rafael 50
17 Muhammad Albi Al Hasani 40
18 Muhammad Fadil Al Kaafi 60
19 Muhammad Fadlan Nur R. 55
20 Najwa Khairina 85
21 Nezar Habibi 60
22 Novia Aisyahrani 60
23 Qoonita Abiyyah Putri S. 65
24 Rafa Adelino Darell 50
25 Raihan Firmansyah 85
26 Safina 55
27 Sains Afgal Wiguna 40
28 Salsabila Aurora Hidayat 60
37
29 Syifa Luthfiyah 75
30 Yoel Prasetyo 20
31 Zaira Al Jasiyah Azahra 65
32 Zaskia Farah Aulia 65
Sumber : SDN Bambu Apus 04 Jakarta

Cara mencari mean (rata-rata) nilai Pretest dari siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04 Jakarta,
dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) prestest

X F F.X
20 3 60
40 4 160
45 3 135
50 4 200
55 2 110
60 5 300
65 5 325
75 4 300
85 2 170
Jumla 32 1,760
h

Sumber : perhitungan mean pretest


Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ fx = 1760 sedangkan niali n sendiri adalah
32. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata – rata (mean) sebagai berikut:
k

x= ∑ f xi
i=1
n

1760
= 32

= 55

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata – rata dari hasil belajar siswa kelas IV SDN
Bambu Apus 04 Jakarta, sebelum penerapan Program Literasi yaitu 55. Adapun dikategorikan pada pedoman
Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan siswa dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.3 Tingkat Hasil Belajar Pretest

38
No Interval Frekuensi Presentase Kategori Hasil
Belajar
Rendah
Sedang
Tinggi

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap pretest
dengan menggunakan instrument test dikategorikan rendah yaitu 66,67%, sedang 22,22%, sedang 11.11%,.
Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar murid sebelum diterapkan
program Literasi tergolong rendah.

Tabel 4.4 Deskripsi KeTuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia


No. Nama Lengkap L/P (Pre-test) Keterangan (Post-test) Keterangan
1 Achmad Farhan L 50 Tidak Tuntas 75 Tuntas
2 Akbar Hanafi L 40 Tidak Tuntas 75 Tuntas
3 Albi Syifa Nurhamida Al L 65 Tidak Tuntas 90 Tuntas
Hasani
4 Alwan Bilal Fudhoil L 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas
5 Banyu Wahyu Rizki L 20 Tidak Tuntas 75 Tuntas
6 Calista Rayna Putri P 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
Marunduri
7 Daffa Lutfi Maulana L 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas
8 Davi Setiawan L 45 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
9 Hazel Ibrahim Putra Ahmad L 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas
10 Igo Rohman Ghozali L 20 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
11 Jasmine Anastasya P 75 Tuntas 90 Tuntas
12 Jazzcia Artha Rapsya P 75 Tuntas 90 Tuntas
Saragih
13 Meylan Nurindah Sari P 60 Tidak Tuntas 90 Tuntas
14 Muchammad Irfan Maulana L 75 Tuntas 90 Tuntas
15 Muhamad Naufal Imam F. L 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas
16 Muhamat Rafael L 50 Tidak Tuntas 75 Tuntas
17 Muhammad Albi Al Hasani L 40 Tidak Tuntas 75 Tuntas
18 Muhammad Fadil Al Kaafi L 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
19 Muhammad Fadlan Nur R. L 55 Tidak Tuntas 80 Tuntas
20 Najwa Khairina P 85 Tuntas 100 Tuntas
21 Nezar Habibi L 60 Tidak Tuntas 90 Tuntas
22 Novia Aisyahrani P 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
23 Qoonita Abiyyah Putri S. P 65 Tidak Tuntas 90 Tuntas
24 Rafa Adelino Darell L 50 Tidak Tuntas 75 Tuntas
25 Raihan Firmansyah L 85 Tuntas 100 Tuntas
26 Safina P 55 Tidak Tuntas 75 Tuntas
27 Sains Afgal Wiguna L 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
28 Salsabila Aurora Hidayat P 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
29 Syifa Luthfiyah P 75 Tuntas 90 Tuntas
30 Yoel Prasetyo L 20 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
39
31 Zaira Al Jasiyah Azahra P 65 Tidak Tuntas 80 Tuntas
32 Zaskia Farah Aulia P 65 Tidak Tuntas 90 Tuntas
Tabel 4.4 Deskripsi ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × < 75 Tidak Tuntas


75 ≤ × ≤ 100 Tuntas
Jumlah
Sumber ;

Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa
yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah Siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM (75)
66,67%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV
SDN Bambu Apus 04 Jakarta, belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana
murid yang tuntas hanya 33,3%.

2. Deskripsi Hasil Belajar Post-test Setelah Menggunakan Program Literasi Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Bambu Apus 04 Jakarta.

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah diberikan perlakuan. Perubahan
tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat
dilihat dari data berikut ini. Data perolehan skor hasil belajar siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04
Jakarta, setelah penerapan Program Literasi.

Table 4.5 Skor nilai Post-test.

NO NAMA Nilai

1 Achmad Farhan 75
2 Akbar Hanafi 75
3 Albi Syifa Nurhamida Al Hasani 90
4 Alwan Bilal Fudhoil 90
5 Banyu Wahyu Rizki 75
6 Calista Rayna Putri Marunduri 80
7 Daffa Lutfi Maulana 80
8 Davi Setiawan 50
9 Hazel Ibrahim Putra Ahmad 75
10 Igo Rohman Ghozali 50
11 Jasmine Anastasya 90
12 Jazzcia Artha Rapsya Saragih 90
13 Meylan Nurindah Sari 90
14 Muchammad Irfan Maulana 90
15 Muhamad Naufal Imam F. 80
16 Muhamat Rafael 75
17 Muhammad Albi Al Hasani 75
18 Muhammad Fadil Al Kaafi 80
40
19 Muhammad Fadlan Nur R. 80
20 Najwa Khairina 100
21 Nezar Habibi 90
22 Novia Aisyahrani 80
23 Qoonita Abiyyah Putri S. 90
24 Rafa Adelino Darell 75
25 Raihan Firmansyah 100
26 Safina 75
27 Sains Afgal Wiguna 80
28 Salsabila Aurora Hidayat 80
29 Syifa Luthfiyah 90
30 Yoel Prasetyo 50
31 Zaira Al Jasiyah Azahra 80
32 Zaskia Farah Aulia 90

Sumber : nilai post-test


Cara mencari mean (rata – rata) nilai post-test dari siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04.

Tabel 4.6 Perhitungan untuk mencari mean (rata – rata) nilai post-test.
No. X F X.F
1. 50 3 150
2. 75 8 675
3. 80 9 720
4. 90 10 900
5. 100 2 200

Jumlah 32 2645

Sumber : perhitungan mean (post-test)

Berdasarkan data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 2645 dan nilai n sendiri 18.
Kemudian dapat diperoleh nilai rata – rata (mean) sebagai berikut :
k

x= ∑ f xi
i=1
n

2645
=
32

= 82.6

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata – rata dari hasil belajar siswa kelas IV SD
SDN Bambu Apus 04 Jakarta, setelah penerapan Program Literasi yaitu 82,6 dari skor ideal 100.
Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka
41
keterangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabe;l 4.7 tingkat hasil belajar post-test


No. Interval Frekuensi Presentase(% Kategori hasil
) belajar
1. 0-59 Rendah
2. 60-79 Sedang
3. 80-100 Tinggi

Jumlah
Sumber ; hasil belajar post-test

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada table di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 77.7%,
sedang 16,7%, rendah 5,6%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil
belajar siswa dalam mata pelajar Bahasa Indonesia setelah menggunakan Program Literasi telah berhasil.

Tabel 4.8 Deskripsi ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × < 75 Tidak Tuntas


75 ≤ × ≤ 100 Tuntas
Jumlah
Sumber ; ketuntasan belajar Bahasa Indonesia.

Apabila tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh
peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM 75 ≥ 77,7%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN Bambu Apus 04 Jakarta, telah
memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena murid yang tuntas adalah 94,4% ≥ 77,7
%.

3. Pengaruh Program Literasi Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IV SDN
Bambu Apus 04 Jakarta.

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “ada pengaruh penggunaan Program Literasi
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas IV di SDN Bambu Apus 04 Jakarta
maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistic
inferensial dengan menggunakan uji – t.

Tabel 4.9 Analisis skor Pre-test dan Post-test


No. X1 (Pre-Test) X2 (Post-Test) d = X2-X1 d
2

1. 50 75
2. 40 75
3. 65 90
4. 50 90
42
5. 20 75
6. 40 80
7. 45 80
8. 45 50
9. 65 75
10. 20 50
11. 75 90
12. 75 90
13. 60 90
14. 75 90
15. 45 80
16. 50 75
17. 40 75
18. 60 80
19. 55 80
20. 85 100
21. 60 90
22. 60 80
23. 65 90
24. 50 75
25. 85 100
26. 55 75
27. 40 80
28. 60 80
29. 75 90
30. 20 50
31. 65 80
32. 65 90
33.

43
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, M. d. (2017). Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Amri, S., & Rochmah, E. (2021). Pengaruh Kemampuan Literasi Membaca Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Sekolah Dasar. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru,
13(1), 52–58. https://doi.org/10.17509/eh.v13i1.25916
Antoro, B., Boeriswati, E., & Leiliyanti, E. (2021). Hubungan Antara Kegiatan Literasi Dengan
Prestasi Belajar Siswa Di Smp Negeri 107 Jakarta. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(2),
145–157. https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i2.2394
Depdiknas. (2004) Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Jakarta.
Dwi, F., 1 , L., Ghufron, S., & Mariati, P. (2021). Pengaruh Budaya Literasi terhadap Hasil
Belajar IPA di Sekolah Dasar. 5(6), 5087–5099. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1436
Faizah, D.U. dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Kemendikbud RI
Fajarwati, Y. (2012). Pengaruh Kemampuan Literasi Informasi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMAN 1 Depok. http://lib.ui.ac.id
Giovanni, F., & Komariah, N. (2019). Hubungan antara literasi digital dengan prestasi belajar siswa
SMA Negeri 6 Kota Bogor. LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan, 7(1), 147–162. doi.org/
10.21043/libraria.v7i1.5827
Kemendikbud. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.
Kamardana, G., Lasmawan, I. ., & Suarni, N. . (2021). Efektivitas Gerakan Literasi Sekolah
Terhadap Minat Baca dan Hasil Belajar Di Kelas V SD Gugus II Tejakula Tahun Pelajaran
2019/2020. PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, X(X), 115–125.
https://repo.undiksha.ac.id/4391/
Kanusta, M., Sahertian, P., & Soraya, J. (2021). Implementasi Gerakan Literasi Minat Baca dan
Hasil Belajar. Jurnal Penelitian Dan Pendidikan, 15(2), 152–156.
Lawalata, A. K., & Sholeh, M. (2019). Pengaruh Program Literasi Terhadap Minat Baca Dan
Prestasi Belajar Siswa Di Smp Islam Al-Azhaar Tulungagung. Inspirasi Manajemen
Pendidikan, 7(3), 1–12. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/inspirasi-manajemen-
pendidikan/article/viewFile/28880/26445
Nuryanti, R. (2019). Pengaruh Kualitas Pelaksanaan Gerakan Literasi dan Minat Baca Terhadap
Hasil Belajar Berbicara Siswa SD Negeri Segugus Taman, Kota Madiun. Linguista: Jurnal
Ilmiah Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 3(2), 105.
https://doi.org/10.25273/linguista.v3i2.5733
Sari, N. P. A., Kristiantari, M. G. R., & Asri, I. G. A. A. S. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Literasi sebagai Budaya Sekolah terhadap Pengusaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa
Kelas V. E-Journal PGSD, 5(2), 1–10.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Rahayu, G. S. (2015). Pengaruh Minat Baca Terhadap Prestasi Belajar Ips Siswa Kelas V Sd

Se-
44
Gugus Ii Kasihan Bantul Tahun Ajaran 2014 / 2015. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar.

Teguh Mulyo. 2017. Jurnal, Aktualisasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar melalui Gerakan Literasi

45
Sekolah Untuk Menyiapkan Generasi Unggul dan Berbudi Pekerti. (diakses 26 Januari

2020) UNESCO. (2003). The Prague Declaration. Towards an Information Literate Society.

http://www.unesco.org/fileadmin/MULTIMEDIA/HQ/CI/CI/pdf/Prague Dec laration.pdf

(diakses 26 Januari 2020)

46

Anda mungkin juga menyukai