Anda di halaman 1dari 74

PERANCANGAN MODUL AJAR PADA PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS

HOTS PADA MATERI SISTEM IMUN


(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hots Dalam Pembelajaran Biologi yang
Diampuh Oleh Ibu Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd)

Kelompok 3 Kelas A :

1. Melisa Pakaya 431420015

2. Melisa Bilondatu 431420046

3. Lilis U. Ismail 431420041

4. Melanie Torana 431420050

5. Najwa chahyani umar 431420028

6. Maulinda Labaika 431420045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik
dan tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Hots Dalam
Pembelajaran yang diampu oleh Ibu Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd
Penulis menyadari akan kemampuan dan kesanggupan penulis yang terbatas
sehingga dalam pembuatan laporan ini masih terdapat kekeliruan yang tentunya
mengurangi makna kesempurnaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan berikutnya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
tentunya penulis sendiri.

Gorontalo, 11 November 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................

1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................

2.1 Modul Ajar ................................................................................................................

2.2 Pembelajaran Inovatif ...............................................................................................

2.3 Konsep Imun .............................................................................................................

2.4 Higher Order Thinking Skills (HOTS) .....................................................................

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................

3.1 Model Pengembangan ...............................................................................................

3.2 Prosedur Pengembangan ..........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................

4.1 Silabus Biologi SMA Materi Sistem Pertahanan Tubuh Manusia ..........................

4.2 Modul Ajar ................................................................................................................

4.3 LKPD .........................................................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................

5.2 Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidik mempunyai peran signifikan dalam mengantarkan kesuksesan peserta didik


untuk mengembangkan mutu pendidikan di Sekolah. Sejalan dengan itu, Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan: ”Pendidikan nasional
bertujuan meningkatkan ketrampilan dan menciptakan peradaban bangsa bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peserta
didik yang bercirikan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mematuhi perintah Tuhan
dan menjauhi larangnnya, berakhlak mulia, berbadan sehat, cerdas, tangkas, inovasi
dan kreativ, mandiri, serta sebagai genarasi bangsa yang memiliki sikap tanggung
jawab dan demokratis” (Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar,
2019).
Inovasi pembelajaran diharapkan dapat mewujutkan praktik pembelajaran yang lebih
berkualitas bagi siswa menuju terwujudnya sumber daya manusia ke arah yang lebih
baik. Inovasi dalam pembelajaran wajib dilakukan bagi pendidik terutama guru, karena
ini menyangkut sukses dan tidaknya suatu pembelajaran. Guru selalu berinovai dalam
pembelajaran baik itu dilihat dari pendekatan, strategi, model, media serta sumber belajar
yang selalu berubah-ubah menjadikan siswa tidak mudah jenuh dalam pembelajaran.
Selain itu, keingintahuan siswa terhadap suatu materi yang diajarkan guru pastilah
meningkat karena siswa merasa tertarik ingin mempelajarinya sehingga kemampuan
berfikir kritis mulai tumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2013: 17) yang
menyatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model
penyajian materi. Model penyajian yang menyenangkan tidak membosankan, menarik,
dan mudah dimengerti berpengaruh positif terhadap keberhasilan siswa. Pembelajaran
merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran dilakukan untuk membantu siswa supaya tercipta proses belajar mengajar
dan proses - proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tingkah
laku peserta didik berubah kearah yang lebih baik. Pendapat tersebut sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Asmani (2011:5) bahwa pembelajaran merupakan pusat kegiatan
belajar mengajar, yang terdiri dari guru dan siswa, yang bermuara pada pematangan
intelektual, kedewasaan emosional, ketinggian spiritual, kecakapan hidup dan keagungan
moral. Siswa harus dilibatkan terus dalam proses pembelajaran sehingga memperoleh
pengalaman dan pengetahuan secara langsung.
Pendidikan Modern semakin pentingnya pengembangan Higher Order Thinking Skills
(HOTS) dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini pemahaman mendalam tentang
sistem imun sistem imun menjadi penting karena memiliki dampak langsung pada
kesehatan individu. Mengingat kompleksitas materi ini, pendekatan inovatif dalam
pengajaran menjadi kunci untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih baik. Modul ajar
yang didesain dengan pendekatan inovatif berbasis HOTS bertujuan mengatasi tantangan
tersebut dengan penekanan pada aspek analisis pemikiran tingkat tinggi, seperti
informasi mendalam tentang fungsi sistem imun, sintesis dari berbagai sumber, serta
evaluasi terhadap strategi perlindungan imun tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tahapan-tahapan dalam menyusun modul ajar berbasis HOTS dalam materi
sistem imun ?

2. Bagaimana model pembelajaran inovatif berbasis HOTS dalam materi sistem imun ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk merancang modul ajar yang dapat memfasilitasi pengembangan HOTS pada materi
sistem imun bagi siswa

2. Menghasilakn pedoman atau rekomendasi bagi guru atau pendidik tentang penerapan
modul ajar inovatif berbasis HOTS dalam kurikulum merdeka
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Modul Ajar


Modul ajar merupakan salah satu media pembelajaran yang di dalamnya
memuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat mengarahkan proses
pembelajaran sehingga kegiatan belajar mencapai capaian pembelajaran. Menurut
Sudjana dan Rivai (2003) modul merupakan kesatuan sumber belajar yang dirancang
untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan
menurut Abdul Majid modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru,
sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar
(Andriadi dkk., 2018).
Modul ajar merupakan perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran
yang berlandaskan pada kurikulum yang diaplikasikan dengan tujuan mencapai
standar kompetensi yang telah ditetapkan, kurikulum itu sendiri bertujuan untuk
mencapai pendidikan yangg berkualitas. Kurikulum merupakan perangkat mata
pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. Dalam bahasa Yunani kurikulum diambil dari kata curere yang
artinya tempat berpacu. Oxford Dictionary menyebutkan bahwa curriculum is
subjects in a course of study or taught in a school, collage (Nasbi, 2017, p. 3).
2.2 Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk membangun pengetahuan itu sendiri atau secara mandiri.
Dalam mewujudkan pembelajaran inovasi diperlukan adanya model pembelajaran,
media pembelajaran, dan yang paling utama yaitu strategi pembelajaran. Menurut
Prawiradilaga ada beberapa aspek yang mempengaruhi inovasi, yaitu kebaruan,
temuan ulang, kekhasan, manfaat relatif, sesuai, rumit, dapat dicoba dan dapat
diamati. Inovasi juga merupakan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau diketahui sebelumnya terkait dengan suatu ide, metode, ataupun produk
(Nurdyansyah, 2015).
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut Good dan Travers
(dalam Gafar, 2001:37), model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, atau
lambang lain. Disebutkan pula bahwa suatu model dapat dipakai untuk menirukan,
menunjukkan, menjelaskan, memperkirakan atau memperkenalkan sesuatu. Briggs
(1977) memberi batasan model sebagai seperangkat prosedur yang berurutan untuk
mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan
evaluasi. Miarso (1987) mendefinisikan model adalah representasi suatu proses
dalam bentuk grafis, dan/atau naratif, dengan menunjukkan unsur-unsur utama serta
strukturnya.
Dari pengertian tersebut, para ahli pendidikan memberikan pengertian tentang
model pembelajaran adalah :
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar. (Syaiful Sagala, 2005).
2. Secara luas, Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model
pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan
perencanaan kurikulum, kursuskursus,rancangan unit pembelajaran, perlengkapan
belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia, dan bantuan belajar melalui
program komputer. Hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu
pebelajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara
berpikir, dan belajar bagaimana cara belajar.
Merujuk pada dua pendapat di atas, (Indrawati, 2009) memaknai model
pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola
pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan gurupeserta didik
di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan
terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud
terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta
didik yang dikenal dengan istilah sintaks. Secara implisit di balik tahapan
pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional
yang membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran
yang lainnya.
2.3 Konsep Imun
Materi sistem pertahanan tubuh merupakan materi biologi yang terdapat dalam
kurikulum 2013 yang diajarkan di SMA kelas XI pada semester genap. Materi sistem
pertahanan tubuh berisi tenang struktur dan fungsi sel pada sistem pertahanan tubuh,
komponen-komponen dalam respon pertahanan tubuh, mekanisme pertahanan tubuh,
antigen dan antibodi, macam-macam imunitas, mekanisme respon imunitas humoral
dan imunitas seluler, peradangan, alergi, pencegahan, dan penyembuhan penyakit,
serta imunisasi. Pemahaman terpenting dari materi sistem imun adalah siswa dapat
menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam
tubuh dan selanjutnya dapat melakukan kampanye pentingnya program dan jenis
imunisasi serta kelainan dalam sistem imun dalam berbagai media informasi.
Pembelajaran kelas XI materi sistem pertahanan tubuh memiliki karakteristik materi
yang berhubungan dengan mekanisme yaitu proses terbentuknya sistem pertahanan
tubuh, jenis-jenis pertahanan tubuh dan mekanisme pencegahan dan penyembuhan
tubuh terhadap penyakit melalui program imunisasi.
a. Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan tubuh yang
mempu beradaptasi ini berpusat pada sel darah putih khusus, yaitu limfosit. Sel ini
bereaksi terhadap serangan berbagai macam organisme. Rumitnya sistem ini
bertujuan untuk menciptakan kekebalan, yaitu setelah serangan pertama, tubuh
menjadi terlindung atau resisten terhadap serangan dari jenis mikroorganisme yang
sama (Campbell & Race, 2008).. Organ-organ yang terlibat dalam sistem imun yaitu
limpa, kelenjar getah bening, kelenjar timus, dan sumsum tulang. Fungsi sistem
pertahanan tubuh yaitu (1) mempertahankan tubuh dari patogen invasif misalnya
virus dan bakteri, (2) melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal
yang berasal dari tumbuhan dan hewan serta zat kimia, (3) menyingkirkan sel-sel
yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cidera, sehingga memudahkan
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan, (4) mengenali dan menghancurkan sel
abnormal seperti kanker.
b. Mekanisme Pertahanan Tubuh
Tubuh manusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu
pertahanan tubuh nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik (adaptif)
(Irmaningtyas, 2013).. Imunitas Nonspesifik Pertahanan nonspesifik merupakan
imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan
pada individu sehat, dan siap mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen
yang masuk ke dalam tubuh. Pertahanan ini disebut nonspesifik karena tidak
ditujukan untuk melawan antigen tertentu, tetapi dapat memberikan respon langsung
terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh. Jumlah komponen sel darah putih
akan meningkat jika terjadi infeksi. Pertahanan nonspesifik meliputi pertahanan fisik,
kimia, dan mekanis terhadap agen infeksi, fagositosis, inflamasi, serta zat
antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh.
1) Pertahanan fisik, kimia, dan mekanis terhadap agen infeksi.
Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen.
Sebaliknya, kulit yang rusak atau hilang, akan meningkatkan risiko infeksi.
Membran mukosa yang melapisi permukaan bagian tubuh, menyekresikan mukus
sehingga dapa memerangkap antigen, serta menutup jalannya masuk ke sel epitel.
Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba membentuk lingkungan
yang buruk bagi beberapa mikroorganisme. Contohnya lisozim pada keringat,
ludah, air mata, danASI dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel
bakteri.
2) Fagositosis.
Fagositosis merupakan garis pertahanan kedua bagi tubuh terhadap agen infeksi.
Fagositosis meliputi proses penelanan, dan pencernaan mikroorganisme dan
toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh neutrofil
dan makrofag (derifat monosit).
3) Inflamasi (peradangan)
inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera. Penyebabnya
antara lain terbakar, toksin, produk bakteri, gigitan serangga, atau pukulan keras.
Tanda-tanda lokal respon inflamasi, yaitu kemerahan, panas, pembengkakan,
nyeri, atau kehilangan fungsi. Efek inflamasi menyebabkan demam hingga
infeksi teratasi, dan leukositosis karena produksi eukosit dalam sumsum tulang
meningkat. Tujuan dari inflamasi adalah membawa fagosit dan protein plasma ke
jaringan yang terinfeksi atau rusak untuk mengisolasi, menghancurkan,
menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris, serta mempersiapkan
proses penyembuhan dan perbaikan jaringan.
Gambar 1 Mekanisme pertahanan tubuh dengan respon inflamatori
Sumber: Biologi, Campbell (2008)
Sistem pertahanan tubuh dapat dijelaskan sebagai berikut (1) Jaringan mengalami
luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia yaitu histamin dan
senyawa kimia lainnya; (2) Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang
menyebabkan bertambahnya aliran darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah.
Selanjutnya terjadi perpindahan selsel fagosit; (3) Sel-sel fagosit (makrofag dan
neutrofil) memakan patogen. 4) Zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh.
Zat antimikrob nonspesifik ini dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen dan
antibodi sebaga pemicu. Zat ini yaitu interferon (IFN) dan komplemen. Komplemen
ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang
membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan membran
plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan
cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri.
Masuknya cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur
4) Imunitas Spesifik
Imunitas spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan respon imun
terhadap antigen yang spesifik, contohnya bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang
dianggap asing. Pertahanan spesifik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
imunitas yang diperantarai antibodi dan imunitas yang diperantarai oleh sel. Imunitas
yang diperantarai antibodi disebut imunitas humoral, yang melibatkan pembentukan
antibodi oleh plasma (turunan limfosit B). Sementara itu, imunitas seluler melibatkan
pembentukan limfosit T aktif yang secara langsung menyerang antigen.
a. Jenis Imunitas
Jenis imunitas terhadap patogen dapat dibedakan menadi dua macam.
Imunitas aktif dan imunitas pasif. Imunitas aktif dapat diperoleh akibat kontak
langsung dengan toksin atau patogen sehingga tubuh mampu memproduksi
antibodinya sendiri. Imunitas aktif alami terjadi jika seseorang terpapar satu jenis
penyakit kemudian sistem imunitas akan memproduksi antibodi dan limfosit khusus,
contohnya cacar, campak, gonore, dan pneumonia. Imunitas aktif buatan (induksi)
merupakan hasil vaksinasi. Vaksin yaitu patogen yang dimatikan/dilemahkan/toksin
yang telah diubah yang dapat merangsang respon imunitas tapi tidak menyebabkan
penyakit, contohnya BCG, TFT, MMR, dan DPT. Imunitas pasif terjadi jika antibodi
dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya Imunitas pasif alami terjadi
melalui pemberian ASI ibu ke bayi dan saat IgG ibu masuk ke plasenta. Imunitas
pasif buatan terjadi melalui injeksi serum dari hewan atau orang yang kebal karena
pernah terpapar antigen tertentu.
b. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh yaitu genetik
(keturunan), fisiologis, stres, usia, hormon, olahraga, tidur, nutrisi, pajanan zat
berbahaya, racun tubuh, dan penggunaan obat-obatan (Irianto, 2004). Apabila tubuh
mengalami gangguan dalam sistem pertahanan tubuh, maka tubuh dapat terserang
beberapa penyakit, seperti :
1) Lupus (Eritematosus lupus sistemik) adalah penyakit yang menyebabkan radang
dan bengkak pada jaringan penyangga kulit, sendi, dan organ dalam tubuh. Penyebab
lupus belum diketahui, tetapi lupus dapat dipicu oleh infeksi virus, stres atau
pemaparan sinar matahari.
2) HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah salah satu masalah kesehatan
paling serius yang kita hadapi saat ini. Infeksi ini dapat menimbulkan Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS).
3) Leukimia adalah kanker sel darah putih. Sel kanker berlipat ganda dalam sumsum
tulang, tempat pembentukan sel darah. Proses ini mengurangi produksi sel darah
merah dan putih sel trombosit sehat sampai mencapai jumlah yang sangat rendah.
4) Limfoma adalah sejenis kanker yang melibatkan sel yang disebut limfosit. Sistem
limfa mengandung limfosit Pada limfoma, sel ini menjadi kanker dan berlipat ganda
dalam nodus limpa. Kanker dapat menyebar ke jaringan seperti limpa, sumsum
tulang, dan ke nodus lain. Limfoma terdiri dari dua jenis yaitu Hodgkin, dan
nonHodgkin.
2.4 Higher Order Thinking Skills (HOTS)
a. Konsep Berpikir
Berpikir didefinisikan sebagai: (1) kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan
yang telah diterima melalui panca indra dan ditujukan untuk mencapai suatu
kebenaran; (2) penggunaan otak secara sadar untuk mencari sebab, berdebat,
mempertimbangkan, memperkirakan, dan merefleksikan suatu subjek; (3) kegiatan
yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti objek atau
peristiwa; dan (4) berbicara dengan dirinya sendiri di dalam batin dengan cara
mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu,
menunjukkan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran,
mencari berbagai hal yang berhubungan satu sama lain, mencari tahu mengapa dan
untuk apa sesuatu terjadi, dan membahas suatu realitas dengan menggunakan konsep
atau berbagai pengertian (Rusyna, 2014)
Pengertian berpikir secara umum dilandasi oleh asumsi aktivitas mental atau
intelektual yang melibatkan kesadaran dan subjetivitas individu yang merujuk pada
suatu tindakan pemikiran atau ide-ide atau pengaturan ide (Helmawati, 2019).
Menurut Wowo Suryono (2011) Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental
yang terjadi secra lamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu,
dan media yang digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang
memengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa mencampur, mencocokkan,
menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan
pengalaman sebelumnya.
Ashman Conway dalam Sunaryo (2013) mengemukakan bahwa kemampuan
berpikir melibatkan enam jenis berpikir, yaitu: (1) metakognisi, (2) berpikir kritis, (3)
berpikir kreatif, (4) proses kognitif (pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan), (5) kemampuan berpikir inti (seperti representasi dan merngkas), (6)
memahami peran konten pengetahuan.
Berdasarkan beberapa pengertian berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya
di atas, dapat kita ketahui bahwa ciri utama berpikir didasari oleh suatu proses yang
abstrak, dan keterkaitan dalam memecahkan suatu masalah. Implikasi kemampuan
berpikir pada peserta didik merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar
mengajar, dengan demikian perserta didik bisa menyelesaikan berbagai persoalan
dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan agar mereka terbiasa dalam mengerjakan suatu
permasalahan sehingga bisa menemukan sebuah solusi dengan baik dan benar.
b. Konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi pertama kali dimunculkan padatahun
1956 lalu kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001. Pada
awalnya taksonomi Bloom menggunakan kata benda yaitu pengetahuan, pemahaman,
terapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Setelah direvisi menjadimengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Basuki &
Hariyanto, 2016).
Dalam taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl,
terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking. Ketiga aspek tersebut yaitu aspek
analisa, aspek evaluasi, dan aspek mencipta. Tiga aspek lain dalam ranah yang sama,
yaitu aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi (menerapkan) masuk
dalam bagian berpikir tingkat rendah atau lower order thinking (Suyono & Hariyanto,
2014).
Keterampilan berpikir sangat penting dalam proses pendidikan. Orang
berpikir dapat mempengaruhi kemampuan belajar, kecepatan, dan efektivitas belajar.
Oleh karena itu, keterampilan berpikir ini dikaitkan dengan proses belajar. Peserta
didik yang dilatih dengan berpikir menunjukkan dampak positif pada pengembangan
pendidikan mereka (Yee, Othman, Yunos, Tee, Hasan, dan Mohammad, 2011)
High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan proses berpikir tidak sekedar
menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui. Kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi dan
mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir
secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan
masalah pada situasi baru atau dengan kata lain kemampuan berpikir tingkat tinggi
terjadi ketika seseorang mengambil informasi yang tersimpan dalam memori dan
saling berhubungan atau menata kembali dan memperluas informasi untuk mencapai
tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam keadaan atau situasi
membingungkan (Rofiah dkk, 2013)
Menurut Krathwohl (2002) dalam Arevision of Bloom's Taxonomy: an
overview Theory Into Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis, mengevaluasi dan
mengkreasi. Menganalisis meliputi menganalisis informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya. Mampu mengenali serta membedaka faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Mengidentifikasi/merumuskan
pertanyaan Mengevaluasi meliputi memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan,
dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Membuat hipotesis, mengkritik
dan melakukan pengujian. Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.Mengkreasi meliputi membuat generalisasi suatu ide
atau cara pandang terhadap sesuatu. Merancang suatu cara untuk menyelesaikan
masalah. Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru
yang belum pernah ada sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pengertian kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
kemampuan seseorang untuk mengkritisi, menyelesaikan masalah yang sifatnya
kompleks serta dapat memberikan berbagai solusi penyelesaian dari data yang
didapatkan
BAB III
METODE PERANCANGAN

Prosedur Pembuatan Produk Modul Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning). Pada penelitian ini memerlukan prosedur kerja yang sistematis dan terarah
sehingga dapat terlaksana dengan baik. Penulisan modul merupakan proses penyusunan
materi pembelajaran yang dikemas secara sitematis sehingga siap dipelajari oleh siswa untuk
mencapai kompetensi. Penyusunan modul belajar mengacu pada kompetensi yang terdapat di
dalam tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Oleh sebab itu dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan Modul
Daryanto (2013:16) menyatakan bahwa “Analisis kebutuhan modul merupakann
kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang
dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan”.
Tujuan analisis kebutuhan modul yaitu untuk mengidentifikasi dan judul modul yang
harus dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program tersebut
dapat diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau
lainnya. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1) Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis besar program pembelajaran
yang akan disusun modulnya.
2) Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut.
3) Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dipersyaratkan.
4) Tentukan judul modul yang akan ditulis.
5) Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal pengembangan
modul.
b. Penyusunan Draft Modul
Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian materi
pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu-kesatuan yang
sistematis. Penyusunan draft modul bertujuan menyediakan draft suatu modul sesuai
dengan kompetensi atau sub kompetensi yang telah ditetapkan. Penulisan draft modul
dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Tetapkan judul modul
2) Tetapkan tujuan akhir yang harus dicapai oleh siswa setelah selesai
mempelajari satu modul.
3) Tetapkan tujuan antara yaitu kempuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.
4) Tetapkan garis besar modul.
5) Kembangkan materi pada garis besar.
6) Periksa kembali draft yang telah dihasilkan.
Kegiatan penyusunan draft modul hendaknya menghasilkan draft modul yang
sekurang-kurangnya mencakup:
1) Judul modul menggambarkan materi yang akan dijelaskan di dalam modul.
2) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan
mempelajari modul.
3) Tujuan terdiri atas tujuan akhir yang akan dicapai siswa setelah mempelajari
modul.
4) Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari oleh siswa.
5) Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh siswa untuk
mempelajari modul.
6) Soal-soal, latihan, dan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
7) Evaluasi yang berfungsi mengukur kemampuan siswa dalam menguasai modul.
8) Kunci jawaban dari soal, latihan.

c. Validasi
Validasi merupakan proses pengesahan terhadap kesesuaian modul dengan kebutuhan
yang diperlukan. Untuk mendapatkan persetujuan tersebut, validasi perlu dilakukan
dengan melibatkan beberapa pihak yang ahli pada bidang terkait dalam modul.
Validasi modul bertujuan untuk memperoleh pengesahan kesesuaian. modul dengan
kebutuhan sehingga modul tersebut dapat dikatan layak digunakan dalam proses
pembelajaran.
d. Revisi
Desain yang sudah divalidasi oleh ahli kemudian perlu diperbaiki oleh peneliti
sesuai saran dari para ahli. Revisi merupakan proses penyempurnaan modul setelah
memperoleh masukan dari kegiatan validasi. Kegiatan revisi draft modul bertujuan
untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan akhir terhadap modul, sehingga
modul siap dicetak sesuai dengan saran yang diperoleh. Modul yang telah didesain
ulang media dan materinya kemudian dilakukan penilaian kembali oleh ahli tahap
kedua. Maka perbaikan modul harus mencakup aspek-aspek penting penyusunan
modul di antaranya yaitu:
1) Pengorganisasian materi pembelajaran
2) Penggunaan Bahasa.
3) Pengorganisasian tata tulis dan perwajahan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Penelitian dengan pengembangan media pembelajaran menggunakan model ASSURE


merupakan kerangka kerja yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran untuk
memastikan evektivatasnya dalam proses pendidikan. Melalui pendekatan in, para
pengembang media dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa, menentukan tujuan
pembelajaran, serta merancang strategi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Langkah-langkah ASSURE melibatkan analisis siswa, tujuan pembelajaran, pemilihan media
yang tepat, serta penggunaan media tersebut dalam lingkungan pembelajaran yang sesuai.
Proses evaluasi yang terus menerus juga menjadi bagian integral dri model ini untuk
memastikan bahwa media yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi
belajar siswa secara efektif.

Perancangan modul ajar pada pembelajaran inovatif bebasis Higher Order Thingking
Skills (HOTS) dalam materi sistem imun menjadi penting untuk mendorong pemahaman
yang mendalam serta penerapan konsep-konsep kompleks yang terkait dengan sistem
kekebalan tubuh atau sistem imun. Modul ajar ini tidak hanya fokus pada pemahaman
konseptualisasi, tetapi juga mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan analitis,
evaluatif, dan kreatif terkait dengan materi tersebut. Pendekatan ini memungkinkan siswa
untuk berpikir lebih dalam, menganalisis masalah, dan menghubungkan konsep-konsep yang
ada dengan situasi dunia nyata, sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang lebih terinformasi dalam kontek sistem
imun. Dibawah ditampilkan mulai dari perancangan silabus biologi pada materi sistem imun,
rpp materi sistem imun, modul ajar materi sistem imun, dan LKPD materi sistem imun.

4.1 Silabus Biologi SMA Materi Sistem Pertahanan Tubuh Manusia

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas : XI
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan
mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam sel, dan menganalisis keterkaitan struktur
organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada
sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta didik memiliki kemampuan menerapkan konsep
pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari dan
mengevaluasi gagasan baru mengenai evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan
untuk memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara
mandiri hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui
keterampilan proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila khususnya
mandiri, bernalar kritis, kreatif dan bergotong royong.

CAPAIAN
PEBELAJARAN MATERI POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOK SUM
A SI BER
WAKT BELA
U JAR
Struktur dan fungsi sel-sel penyusun
jaringan dalam sistem pertahanan
tubuh.
1. Pada akhir fase F,
peserta didik Struktur dan  Mengamati Tugas 3  Buku
memiliki fungsi sel pada Membaca minggu siswa
kemampuan sistem literatur tentang Observasi  refe
mendeskripsikan pertahanan penyebabHIV  - rens
bioproses yang tubuh Aids dan i
 Antigen penyerangan Porotfolio berb
terjadi dalam sel,
dan virus tersebut  - agai
dan menganalisis
antibodi. pada sistem sum
keterkaitan struktur Tes
 Mekanism kekebalan. ber
organ pada sistem  Tertulis  Buku
e
organ dengan Menanya atau immun
pertahanan
fungsinya serta  Mengapa sistem lisan olog i
tubuh.
kelainan atau untuk  Gamb
 Peradangan, kekebalan penting?
gangguan yang alergi,  Proses apa yang menilai ar/ch
muncul pada sistem pencegahan menyebabkan kemamp arta
organ tersebut. dan adanya kekebalan uan mekan
Selanjutnya peserta npenyembuha tubuh? pemaha isme
didik memiliki n penyakit.  Komponen apa man sistem
kemampuan Immunisasi dalam tubuh istilah- immu
menerapkan konsep yang istilah ne
pewarisan sifat, menyebabkan baru Film/Vi
terjadinya dalam deo yang
pertumbuhan dan
kekebalan? sistem berhubu
perkembangan
kekebala nga n
dalam kehidupan dengan
Mengumpulkan n.
sehari-hari dan
Data  Essay sistem
mengevaluasi tentang immun
(Eksperimen/Eksplo
gagasan baru pemaha
rasi)
mengenai evolusi.  Menemukan man
Konsep-kosep yang penerapan istilah secara
dipelajari diterapkan antigen dan holistik
untuk memecahkan antibodi melalui proses
masalah kehidupan diskusi penularan kekebala
yang diselesaikan virus influenza ndalam
dengan keterampilan pada diri tubuh.
proses secara seseorang.  Essay
mandiri hingga  Mengamati gambar untuk
menciptakan ide atau dari teks menilai
atau produk untuk tentang struktur sel pemaha
mengatasi atau jaringan tubuh man
permasalah tersebut. yang berkaitan tentang
Melalui keterampilan dengan sistem pembent
proses juga dibangun kekebalantubuh. ukan
sikap ilmiah dan Mengkaji literatur  kekebala
profil pelajar untuk menemukan n tubuh
pancasila khususnya fungsi antigen dan dan
antibodi bagi ganggua
mandiri, bernalar
pertahanan tubuh, n yang
kritis, kreatif dan
Mendiskusikannya dapat
bergotong royong.
dan membuat terjadi
kesimpulan dalam
tentang imunisasi sistem
dengan proses kekebala
terbentuknya ntubuh
kekebalan tubuh. dan
Melakukan penyeba
kegiatan role play bnya.
mengenai
mekanisme
pertahanan tubuh
untuk memahami
mekanisme sistem
pertahanan tubuh.
 Melakukan kajian
literature, observasi
lapangan (ke
puskesmas, rumah
sakit, dll) untuk
nmenemukan jenis,
cara, dan tujuan
dilakukan
immunisasi pada
anak- anak dan atau
orang dewasa.
 Mengumpulkan
informasi tentang
kelainan-kelainan
yang berhubungan
dengan sistem
immune dari
berbagai sumber
(alergi, peradangan,
autoimmun,
immunisasi, dan
vaksinasi),
Mengasosiasikan
 Manganalisis
bahwa
terjadinya
kekebalan
tubuh dapat
terjadi secara
pasif dan aktif,
 Menganalisis
bahwa terjadinya
kekebalan karena
bekerjanya
jaringantubuh
yang berguna
dalam melawan
benda asing yang
masuk ke dalam
tubuh.
 Menyimpulkan
bahwa kekebalan
tubuhdapat
terganggu oleh
berbagai sebab.

Mengkomunikasikan
 Menjelaskan
secara lisan
tentang istilah-
istilah baru
berkaitan dengan
sistem
kekebalan.
 Menjelaskan
secara lisan
tentang
mekanisme
terbentuknya
sistem
kekebalan
dalam tubuh.
Menjelaskan
bahwa sistem
kekebalan dapat
terganggu akibat
berbagai sebab.
1. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah :

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/Genap

Materi pokok : Sistem Pertahanan Tubuh

1. Kompetinsi inti
KI 1 (Kompetensi Sikap Spiritual)
1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 (Sikap Sosial)
2.Menghayati Menghayati dan m engamalkan engamalkan perilaku perilaku jujur, disi
jujur, disiplin, tanggung plin, tanggung jawab, peduli peduli (gotong (gotong royong,
royong, kerjasama, kerjasama, toleran, toleran, damai), damai), santun, santun,
responsif responsif dan proaktif proaktif dan menunjukan menunjukan sikap sebagai
sebagai bagian dari solusi atas berbagai berbagai permasalahan permasalahan dalam
berinteraksi berinteraksi secara efektif efektif dengan lingkungan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dun pergaulan dunia.
KI 3 (Pengetahuan)
3.Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab penyebab fenomena
fenomena dan kejadian, kejadian, serta menerapkan menerapkan pengetahuan
pengetahuan prosedural prosedural pada bidang kajian yang spesifik spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan)
4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase F, 3.14.1. Menjelaskan antigen dan antibodi
peserta didik memiliki kemampuan antibodi pada tubuh manusia. manusia.
mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam
3.14.2. Menganalisis
sel, dan menganalisis keterkaitan struktur
mekanisme pertahanan pertahanan tubuh pada
organ pada sistem organ dengan fungsinya
manusia. manusia.
serta kelainan atau gangguan yang muncul
pada sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta 3.14.3. Menjelaskan peranan imunisasi
didik memiliki kemampuan menerapkan terhadap sistem pertahanan tubuh.
konsep pewarisan sifat, pertumbuhan dan
perkembangan dalam kehidupan sehari-hari 3.14.4. Menjelaskan upaya menjaga sistem
dan mengevaluasi gagasan baru mengenai imun pada tubuh.
evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari
diterapkan untuk memecahkan masalah
kehidupan yang diselesaikan dengan
keterampilan proses secara mandiri hingga
menciptakan ide atau produk untuk mengatasi
permasalah tersebut. Melalui keterampilan
proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil
pelajar pancasila khususnya mandiri, bernalar
kritis, kreatif dan bergotong royong.

3. Tujuan pembelajaran

Berikut adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik :

Pertemuan 1:
1. Melalui kegiatan mengamati video pembelajaran, peserta didik mampu
menjelaskan antigen dan antibodi pada tubuh manusia secara benar.
Pertemuan 2 :
2. Melalui kegiatan studi literatur dan diskusi, peserta didik mampu
menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh pada manusia secara tepat.
Pertemuan 3 :
3. Melalui kegiatan studi literatur dan diskusi, peserta didik mampu
menganalisis peranan imunisasi terhadap sistem pertahanan tubuh secara
tepat.
Pertemuan 4:
4. Melalui pembuatan infografis, peserta didik mampu menjelaskan cara
menjaga sistem imun tubuh manusia secara tepat.
5. Melalui pemanfaatan media sosial, peserta didik mampu melakukan
kampanye/sosialisasi kampanye/sosialisasi kepada masyarakat kepada
masyarakat tentang pentingnya tentang pentingnya menjaga menjaga
sistem imun pada tubuh.

4. Materi Pembelajaran

Pertemuan 1 : Antigen dan antibodi


Pertemuan 2 : Mekanisme pertahanan tubuh
Pertemuan 3 : Peranan imunisasi bagi kesehatan
Pertemuan 4 : Upaya menjaga sistem imun tubuh manusia

5. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Pertemuan 1:
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : TPACK (Technological Pedagogic Content
Knowledge)
Metode : Advance Advance organizer organizer (pembelajaran
bermakna)
studi literatur,diskusi,tanya jawab, presentasi.
Pertemuan 2 :
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : TPACK (Technological Pedagogic Content
Knowledge)
Metode : Advance Advance organizer organizer (pembelajaran
bermakna)
studi literatur,diskusi,tanya jawab, presentasi.
Pertemuan 3 :
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : TPACK (Technological Pedagogic Content
Knowledge)
Metode : Advance Advance organizer organizer (pembelajaran
bermakna)
studi literatur,diskusi,tanya jawab, presentasi.
Pertemuan 4 :
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : TPACK (Technological Pedagogic Content
Knowledge)
Metode : Advance Advance organizer organizer (pembelajaran
bermakna)
Studi literatur,diskusi, tanya jawab,
presentasi,pembuatan intografis,kampanye/sosialisasi
cara menjaga sistem imun melalui media sosial.

6. Media Pembelajaran
Media :
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Slide Power Point ,
Video pembelajaran, pembelajaran, Artikel imunitas, Artikel
imunitas, LMS ( Learning Managem Learning Management
System ent System)
 Aplikasi Canva, koneksi internet, penggunaan Google
Assistant dan google form quiz.
Alat/Bahan : Papan tulis, spidol, Laptop, tablet, LCD proyektor
7. Sumber Belajar
1. Buku Teks Pembelajaran:
 Istamar Syamsuri. (2019). Buku Biologi untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
 Diah Aryulina dkk. (2017). Buku Biologi Kelas XI SMA.
Jakarta: Esis- The Inovative Inovative Learning.
 Arif Priyadi. (2010). Buku Biologi Kelas XI SMA. Jakarta:
Yudhistira.
 Mary Jones and Mary Jones and Geoff Jones. (2014). Geoff
Jones. (2014). Cambridge IGCSE, Coursebook . UK:
Cambridge University Pres

2. Video pembelajaran
 Kandungan ASI dari perempuan yang telah divaksin Covid19
sumber : : https://bit.ly/ASIdanvaksincovid
 Struktur antibody: https://bit.ly/Strukturantibodi
 Struktur antigen: https://bit.ly/strukturantigen
 Pengikatan antibody: https://bit.ly/pengikatanantibodi
 Respon Humoral: https://bit.ly/respontubuh

8. Langkah pembelajaran

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Lite Aloka


rasi/ TPACK si
wakt
u
Pertemuan 1
Pendahuluan 20
menit

Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan memberikan Karakter (Empati)
salam dan menanyakan kondisi siswa.
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Li Aloka
terasi/ TPACK si
waktu
2. Guru mengajak peserta didik Karakter (Religi)
berdoa bersama, bersama, dipimpin dipimpin ketua
kelas.
3. mengecek kehadiran peserta didik
Karakter (disiplin).

Apersepsi
1. Guru menayangkan
gambar animasi tentang
anak yang tetap sehat TPACK HOTS/2C
walau terdapat virus (Communication &
disekitarnya Critical thinking)
Sumber: : https://www
.lifebuoy.co.id/
2. Guru menanyakan
kepada peserta
didik: “Setiap saat
tubuh kita terpapar
oleh substansi yang
membahayakan tubuh
(virus, bakteri dan zat
asing lain), akan
tetapi kita tidak selalu
sakit, bukan?
Mengapa demikian?
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajarankepada
peserta didik.
4. Guru memberikan pretest
kepada peserta didik
melalui google form-
quiz.

Kegiatan inti 60
menit

Fase 1 : Orientasi peserta didik pada


masalah

1. Guru menyampaikan masalah yang HOTS/3C


akan dipecahkan dipecahkan peserta (Communication, Critical
peserta didik. “Menurut pemahaman thinking & Creativity)
kalian, bagaimana antibodi mengenali
antigen yang masuk ke tubuh?”
2. Peserta didik mengamati dan Peserta
didik mengamati dan memahami
memahami masalah masalah yang
disampaikan. disampaikan. Peserta did
Peserta didik menyampaikan
pendapat/jawaban dari masalah yang
diangkat.
3. . Guru memberikan penjelasan awal
terkait antigen antigen dan antibodi
antibodi pada manusia
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar

1. Guru mengorganisir siswa untuk berdiskusi


dalam kelompok-kelompok secara heterogen, 4C (Collaboration,
berdasarkan tingkat kognitif, dan gaya
belajarnya.

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi


TPACK waktu

Communication,Critical
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
thinking&Creativity)
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
3. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik 1 (LKPD) untuk penyelesaian Literasi digital
masalah “Mekanisme ker ja pada sistem
imun”
4. Peserta didik berdiskusi dan berbagi
tugas . untuk mencari data,bahan-bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
5. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing.
Fase 3 : Membimbing
penyelidikan individumaupun
kelompok
1. Peserta didik melakukan
penyelidikan, mencari
data/referensi/sumber, untuk bahan
diskusi kelompok, sebagai upaya
penyelesaian masalah (berbagai TPACK,literasi digital,4C
sumber literatur:
(Collaboration,Communication
artikel/video pembelajaran/power
Critical thinking & creativity)
point/blog/berita up to date dll.,
yang dapat diakses dengan
Google Assistant dari android
peserta didik.
2. Guru memantau keterlibatan
peserta didik dalam
pengumpulan data/bahan selama
proses penyelidikan.

Fase 4 : Mengembangkan dan


menyajikan hasilkarya

1. Peserta didik dalam kelompok


4C
melakukan diskusi untuk
(Collaboration,Communication
menghasilkan solusi
Critical thinking & creativity)
pemecahanmasalah yang ada
pada LKPD 1 dengan hasil
yang nantinya
dipresentasikan.
2. Guru memantau diskusi dan
Membimbing penyelesaian masalah
peserta didik dalam kelompok.

Fase 5 : Menganalisis dan HOTS/4C


mengevaluasi prosespemecahan (Collaboration,Communication
masalah. Critical thinking & creativity)

1. Peserta didik dalam kelompok


melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.
2. Guru membimbing presentasi dan
mendorong kelompok lain
memberikan masukan kepada
kelompok yang sedang presentasi.
3. Guru memberikan masukan/saran
dan apresiasikepada kelompok
yang melakukan presentasi.

Penutup 10
menit
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi
TPACK waktu

1. Guru dan peserta didik bersama-


sama merefleksi kegiatan dari
tujuan pembelajaran yang 2C (Communication & critical
dicapai. thinking)

2. Guru bersama peserta didik


membuat kesimpulan.

3. Guru memberikan Postest kepada


siswa, dengan media Google form-
Quiz

4. Guru menginformasikan rencana


kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya, mempelajari
materi tentang mekanisme sistem
pertahanan pertahanan tubuh.

5. Guru mengajak peserta didik


berdoa bersama, dipimpin,ketua
kelas

6. Guru mengakhiri kegiatan


pembelajaran dengan penutup dan
salam.

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Liter Aloka


asi/ TPACK si
wakt
u
Pertemuan 2
Pendahuluan 20
menit
Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan memberikan Karakter (Empati)
salam dan menanyakan kondisi siswa.
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Lit Aloka
erasi/ TPACK si
waktu
2. Guru mengajak peserta didik Karakter (Religi)
berdoa bersama, bersama, dipimpin dipimpin ketua
kelas.
3. mengecek kehadiran peserta didik
Karakter (disiplin).

Apersepsi
5. Guru menayangkan
gambar tentang anak
tertawa dan stress/marah TPACK HOTS/2C
melalui media power (Communication &
point Critical thinking)
(sumber: https://www.
idntimes.com ),
kemudian bertanya
kepada peserta didik
“Menurut pendapat
kalian, apakah tertawa
danstress/marah dapat
mempengaruhi
mekanismekerja pada
sistem imun?”
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajarankepada
peserta didik.
7. Guru memberikan pretest
kepada peserta didik
melalui google form-
quiz.

Kegiatan inti 60
menit

Fase 1 : Orientasi peserta didik pada


masalah
1. Guru menyampaikan masalah yang akan
HOTS/3C
dipecahkan dipecahkan peserta peserta didik.
(Communication, Critical
“Menurut pemahaman kalian, bagaimana thinking & Creativity)
mekanisme sistem pertahanan tubuh kita
terhadap antigen? Lantas faktor apa saja
yang mempengaruhi kerja sistem imun
tubuh kita?
2. Peserta didik mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan. Peserta didik
menyampaikan pendapat/jawaban dari
masalah yang diangkat.
3. Guru memberikan penjelasan awal terkait
mekanisme sistem imun padamanusia.

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
4C (Collaboration,
1. Guru mengorganisir siswa untuk berdiskusi
dalam kelompok-kelompok secara heterogen,
berdasarkan tingkat kognitif, dan gaya
belajarnya.

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi


TPACK waktu

Communication,Critical
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
thinking&Creativity)
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
3. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik 1 (LKPD) untuk penyelesaian Literasi digital
masalah “Mekanisme ker ja pada sistem
imun”
4. Peserta didik berdiskusi dan berbagi
tugas . untuk mencari data,bahan-bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
5. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing.

Fase 3 : Membimbing
penyelidikan individumaupun
kelompok
1. Peserta didik melakukan
penyelidikan, mencari
data/referensi/sumber, untuk bahan
diskusi kelompok, sebagai upaya
penyelesaian masalah (berbagai TPACK,literasi digital,4C
sumber literatur:
(Collaboration,Communication
artikel/video pembelajaran/power
Critical thinking & creativity)
point/blog/berita up to date dll.,
yang dapat diakses dengan
Google Assistant dari android
peserta didik.
2. Guru memantau keterlibatan
peserta didik dalam pengumpulan
data/bahan selama proses
penyelidikan.

Fase 4 : Mengembangkan dan


menyajikan hasilkarya

1. Peserta didik dalam kelompok


4C
melakukan diskusi untuk
(Collaboration,Communication
menghasilkan solusi pemecahan
Critical thinking & creativity)
masalah yang ada pada LKPD
2 dengan hasilyang nantinya
dipresentasikan.
2. Guru memantau diskusi dan
Membimbing penyelesaian
masalah peserta didik dalam
kelompok.
Fase 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi prosespemecahan
masalah. HOTS/4C
(Collaboration,Communication
Critical thinking & creativity)
1. Peserta didik dalam kelompok
melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.

2. Guru membimbing presentasi dan


mendorong kelompok lain
memberikan masukan kepada
kelompok yang sedang presentasi.

3. Guru memberikan masukan/saran


dan apresiasikepada kelompok
yang melakukan presentasi.

Penutup 10
menit
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi
TPACK waktu

1. Guru dan peserta didik


bersama-sama merefleksi
kegiatan dari tujuan 2C (Communication & critical
pembelajaran yang dicapai. thinking)

2. Guru bersama peserta didik


membuat kesimpulan.

3. Guru memberikan Postest kepada


siswa, dengan media Google form-
Quiz

4. Guru menginformasikan rencana


kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya,
mempelajari materi tentang
mekanisme sistem pertahanan
tubuh.

5. Guru mengajak peserta didik


berdoa bersama, dipimpin,ketua
kelas

6. Guru mengakhiri kegiatan


pembelajaran dengan penutup dan
salam.
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi
TPACK waktu
Pertemuan 3
Pendahuluan 20
menit

Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan Karakter (Empati)
memberikan salam dan menanyakan kondisi
siswa.
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi
TPACK waktu
2. Guru mengajak peserta didik Karakter (Religi)
berdoa bersama, bersama, dipimpin dipimpin
ketua kelas.
3. mengecek kehadiran peserta didik
Karakter (disiplin).

Apersepsi

1. Guru menayangkan gambar vaksin


kemudian bertanya kepada peserta TPACK HOTS/2C
didik “Dari informasi orang-orang (Communication & Critical
yang telah melakukan vaksinasi, thinking)
beberapa diantaranya seringkali
mengalami demam setelah
pemberianvaksin. Menurut kalian
mengapa hal tersebut terjadi?
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajarankepada peserta didik.
3. Guru memberikan pretest kepada
peserta didik melalui google form-
quiz.

Kegiatan inti 60
menit

Fase 1 : Orientasi peserta didik


pada masalah
1. Guru menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan peserta peserta didik. HOTS/3C (Communication,
“melalui gambar dimedia power Critical thinking & Creativity)
point. begitu banyak jenis vaksin
COVID-19, mulaidari P.Fizer
BioNTech,Astrazeneca, Moderna,
S.Putnik-V dan Sinovac. Menurut
kalian, perbedaan dari macam-
macam vaksin COVID-19
tersebut?
2. Peserta didik mengamati dan
memahami masalah yang
disampaikan. Peserta didik
menyampaikan pendapat/jawaban
dari masalah yang diangkat.
3. Guru memberikan penjelasan
awal terkait mekanisme sistem
imun padamanusia.
4C (Collaboration,

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik


untuk belajar

1. Guru mengorganisir siswa untuk


berdiskusi dalam kelompok-kelompok
secara heterogen, berdasarkan tingkat
kognitif, dan gaya belajarnya.

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi


TPACK waktu

Communication,Critical
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
thinking&Creativity)
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
3. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik 1 (LKPD) untuk penyelesaian Literasi digital
masalah “Mekanisme ker ja pada sistem
imun”
4. Peserta didik berdiskusi dan berbagi
tugas . untuk mencari data,bahan-bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
5. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing.

Fase 3 : Membimbing
penyelidikan individumaupun
kelompok
1. Peserta didik melakukan
penyelidikan, mencari
data/referensi/sumber, untuk bahan
diskusi kelompok, sebagai upaya
penyelesaian masalah (berbagai
TPACK,literasi digital,4C
sumber literatur:
(Collaboration,Communication
artikel/video pembelajaran/power
Critical thinking & creativity)
point/blog/berita up to date dll.,
yang dapat diakses dengan
Google Assistant dari android
peserta didik.
2. Guru memantau keterlibatan
peserta didik dalam pengumpulan
data/bahan selama proses
penyelidikan.

Fase 4 : Mengembangkan dan


menyajikan hasilkarya

3. Peserta didik dalam kelompok


4C
melakukan diskusi untuk
(Collaboration,Communication
menghasilkan solusi pemecahan
Critical thinking & creativity)
masalah yang ada pada LKPD
2 dengan hasilyang nantinya
dipresentasikan.
4. Guru memantau diskusi dan
Membimbing penyelesaian
masalah peserta didik dalam
kelompok.
Fase 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi prosespemecahan
masalah. HOTS/4C
(Collaboration,Communication
Critical thinking & creativity)
4. Peserta didik dalam kelompok
melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.

5. Guru membimbing presentasi dan


mendorong kelompok lain
memberikan masukan kepada
kelompok yang sedang presentasi.

6. Guru memberikan masukan/saran


dan apresiasikepada kelompok
yang melakukan presentasi.

Penutup 10
menit
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi
TPACK waktu

1. Guru dan peserta didik bersama-


sama merefleksi kegiatan dari
tujuan pembelajaran yang dicapai. 2C (Communication & critical
thinking)
2. Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan.

3. Guru memberikan Postest kepada siswa,


dengan media Google form- Quiz

4. Guru menginformasikan rencana


kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya, mempelajari
materi tentang mekanisme sistem
pertahanan tubuh.

5. Guru mengajak peserta didik


berdoa bersama, dipimpin,ketua kelas

6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran


dengan penutup dan salam.

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Litera Aloka


si/ TPACK si
waktu
Pertemuan 4
Pendahuluan 20
menit
Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan memberikan Karakter (Empati)
salam dan menanyakan kondisi siswa.
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Lite Aloka
rasi/ TPACK si
waktu
2. Guru mengajak peserta didik Karakter (Religi)
berdoa bersama, bersama, dipimpin dipimpin ketua
kelas.
Karakter (disiplin).
3. mengecek kehadiran peserta didik

Apersepsi

1. Guru menayangkan video tentang Real


Food VS Fake Food terhadap TPACK HOTS/2C
(Communication & Critical
imunitas. (Sumber: thinking)
https://www.youtube.com/watch?v=nrev
XptyG-k)
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik.

Kegiatan inti 70
menit

Fase 1 : Orientasi peserta didik pada


masalah
Guru menyampaikan masalah yang akan HOTS/3C
dipecahkan peserta peserta didik. (Communication, Critical
“Bagaimana cara efektif untuk thinking & Creativity)
menjaga sistem kekebalan tubuh agar
selalu prima?
2. Peserta didik mengamati dan
memahami masalah yang disampaikan.
Peserta didik menyampaikan
pendapat/jawaban dari masalah yang
diangkat.
3. Guru memberikan penjelasan awal
terkait mekanisme sistem imun pada
manusia.

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar

1. Guru mengorganisir siswa untuk berdiskusi 4C (Collaboration,


dalam kelompok-kelompok secara heterogen,
berdasarkan tingkat kognitif, dan gaya
belajarnya.

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi


TPACK waktu

Communication,Critical
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
thinking&Creativity)
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
3. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik 1 (LKPD) untuk penyelesaian Literasi digital
masalah “Mekanisme ker ja pada sistem
imun”
4. Peserta didik berdiskusi dan berbagi
tugas . untuk mencari data,bahan-bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
5. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing.

Fase 3 : Membimbing
penyelidikan individumaupun
kelompok
1. Peserta didik melakukan
penyelidikan, mencari
data/referensi/sumber, untuk bahan
diskusi kelompok, sebagai upaya
penyelesaian masalah (berbagai TPACK,literasi digital,4C
sumber literatur:
(Collaboration,Communication
artikel/video pembelajaran/power Critical thinking & creativity)
point/blog/berita up to date dll.,
yang dapat diakses dengan
Google Assistant dari android
peserta didik.
2. Guru memantau keterlibatan
peserta didik dalam pengumpulan
data/bahan selama proses
penyelidikan.

Fase 4 : Mengembangkan dan


menyajikan hasilkarya

1. Peserta didik dalam kelompok 4C


melakukan diskusi untuk (Collaboration,Communication
menghasilkan solusi pemecahan Critical thinking & creativity)
masalah yang ada pada LKPD
2 dengan hasilyang nantinya
dipresentasikan.
2. Guru memantau diskusi dan
Membimbing penyelesaian
masalah peserta didik dalam
kelompok.
Fase 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi prosespemecahan
masalah. HOTS/4C
(Collaboration,Communication
Critical thinking & creativity)
1. Peserta didik dalam kelompok
melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.

2. Guru membimbing presentasi dan


mendorong kelompok lain
memberikan masukan kepada
kelompok yang sedang presentasi.

3. Guru memberikan masukan/saran


dan apresiasikepada kelompok
yang melakukan presentasi.
Penutup 10
menit
Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter /4C/Literasi/ Alokasi
TPACK waktu

1. Guru dan peserta didik bersama-


sama merefleksi kegiatan dari
tujuan pembelajaran yang dicapai. 2C (Communication & critical
thinking)
2. Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan.

3. Guru memberikan Postest kepada siswa,


dengan media Google form- Quiz

4. Guru menginformasikan rencana


kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya, mempelajari
materi tentang mekanisme sistem
pertahanan tubuh.

5. Guru mengajak peserta didik


berdoa bersama, dipimpin,ketua kelas

6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran


dengan penutup dan salam.

4.2 Modul Ajar

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)
Judul Modul : Sistemtem Pertahanan Tubuh
B. Kompetensi Dasar
3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam
tubuh
4.14 Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan
imunisasi serta kelainan dalam sistem.
C. Deskripsi Singkat Materi
Dalam modul Sistem pertahanan tubuh ini terdiri dari dua kegiatan
pembelajaran yang masing-masing memuat uraian materi yang disertai ilustrasi
gambar, serta rangkuman materi. Terdapat pula soal-soal latihan yang dapat Kalian
pelajari agar semakin menguasai kompetensi yang diinginkan. Selain itu disediakan
juga refleksi dan evaluasi untuk mengukur apakah Kalian berhasil mencapai
kompetensi yang diinginkan setelah belajar menggunakan modul ini. Untuk dapat
menggunakan modul ini bacalah secara seksama dan cermat, kerjakan soal-soal
latihan dan tugas mandiri sesuai petunjuk. Apabila nilai akhir Kalian ≥ 75% maka
kalian telah berhasil menguasai materi sistem reproduksi pada manusia. Selamat
belajar.

D. Petunjuk Penggunaan Modul


a. Modul ini bertujuan agar kalian dapat belajar secara mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain
b. Baca terlebih dahulu bagian PENDAHULUAN agar kalian memperoleh
gambaran tentang isi modul dan cara mempelajarinya.
c. Setiap kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan tujuan, uraian materi,
rangkuman, latihan soal dan refleksi.
d. Pada akhir modul terdapat Tes Akhir Modul.
e. Kerjakan latihan soal yang tersedia disetiap kegiatan pembelajaran dan di
bagian akhir modul untuk mengetahui sejauh mana penguasaanmu terhadap isi
modul.
f. Kunci jawaban dan pedoman penskoran tersedia pada bagian akhir modul.
Gunakan keduanya untuk mengukur tingkat penguasanmu terhadap isi modul

E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
Pertama : Fungsi sistem pertahanan tubuh, mekanisme sistem pertahanan tubuh yang
terdiri dari pertahanan non spesifik dan pertahanan spesifik.
Kedua : Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh, dan gangguan sistem
pertahanan tubuh.
Kegiatan Pembelajaran 1
Fungsi dan Mekanisme Sistem Pertahanan Tumbuh
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiataan pembelajaran 1 ini, diharapkan kalian mampu
menganalisis dan mendeskripsikan fungsi sistem pertahanan tubuh. Mekanisme
sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari pertahanan non spesifik dan petahan
spesifik
B. Uraian Materi
Secara alami tubuh memiliki zat yang berfungsi sebagai alat pertahanan
menghadapi ancaman bibit penyakit. Banyak cara tubuh melakukan pertahanan, dan
semua cara disebut kekebalan atau imunitas. Kekebalan tubuh berkaitan dengan zat
asing yang masuk dan zat anti yang melawannya. Kekebalan tubuh atau imunitas
merupakan reaksi tubuh terhadap zat asing yang masuk. Umumnya, zat asing itu
adalah makromolekul. Semua zat yang direspons melalui imunitas disebut antigen
atau imunogen. Apabila antigen masuk ke dalam jaringan tubuh, protein tubuh yang
disebut antibodi atau imunoglobulin segera dikeluarkan, dan sel-sel khusus yang
disebut sel T dibentuk. Mikroorganisme dan virus yang berhasil memasuki jaringan
tubuh mengandung sejumlah antigen, kemudian terjadi respons imunisasi untuk
mencegah dan mengendalikan munculnya penyakit
1. FUNGSI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
sistem Pertahanan Tubuh (Sistem Imunitas) adalah sistem pertahanan yang
berkenan dalam mengenal, menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing
atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh. Sedangkan
Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau
menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal.
Agar kita lebih memahami sistem kekebalan tubuh, maka kita perlu mengetahui
fungsi dari sistem kekebalan tubuh, yaitu :
1. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasif (dapat masuk ke dalam sel
inang), misalnya virus dan bakteri.
2. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal
dari tumbuhan dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari dan rambut
binatang), serta zat kimia (obat-obatan dan polutan).
3. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cidera,
sehingga memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.

2. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH


mekanisme pertahanan tubuh merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap
mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Tubuh manusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu
pertahanan non Spesifik (alamiah) dan pertahanan tubh spesifik (adaptif).

A. Pertahanan Nonspesifik
1) Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi Kulit yang sehat
dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen, membran
mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh, menyekresikan
mucus sehingga dapat merangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel
epitel. Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba, Zat kimia ini
membentuk lingkungan buruk bagi beberapa mikroorganisme. Pembilasan
oleh air mata, saliva, dan urine, berperan juga dalam perlindungan terhadap
infeksi dan mengandung enzim Lisozim.
2) Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan
pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh.
Proses ini dilakukan oleh neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara
kemotaksis (dipengaruhi oleh zat kimia). Makrofag dibedakan menjadi
makrofag jaringan ikat. Makrofag dan prekursornya (monosit) dan Sistem
makrofag mononukleus.

Keterangan Gambar :

1) Membentuk sitoplasma pada saat


bakteri atau benda asing melekat pada
permukaan sel makrofag
2) Sitoplasma tersebut melekuk ke
dalam membungkus bakteri atau benda
asing, tonjolan sitoplasma yang saling
bertemu akan melebur menjadi satu
sehingga bakteri atau benda asing akan
tertangkap di dalam vakuola.
3) Lisosom yang memiliki kemampuan
untuk memecah materi yang berasal
dari dalam maupun dari luar akan
menyatu dengan vakuola sehingga
bakteri atau benda asing tersebut akan
musnah.

3. Inflamasi Peradangan
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai
dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi. Tujuannya
untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk
mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris,

serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.


Gambar 4. Pertahanan saat terjadi luka
Keterangan gambar :
a. Jaringan mengalami luka, kemudian merangsang mastosit mengeluarkan baik
histamine maupun senyawa kimia lainnya.
b. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan kecepatan aliran
darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat. Hal ini mengakibatkan
terjadinya perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang
terinfeksi
c. Sel-sel fagosit kemudian memakan patogen

4. Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh


Zat antimikroba terdiri dari Interferon, yaitu protein antivirus yang berfungsi
menghalangi multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu protein plasma yang tidak aktif
dan dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen.
A. Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan sistem kompleks yang
memberikan respons imun terhadap antigen yang spesifik, misalnya
bakteri, virus, dan toksin yang dianggap asing. Apa saja yang berperan
dalam sistem pertahanan tubuh spesifik? Mari kita uraikan dalam modul ini
1. Komponen Respons Imunitas Spesifik
Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi.Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop), yaitu
bagian antigen yang membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu molekul
kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi, melainkan
harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.

Gambar 6. Imunitas spesifik


Sumber: https://biologyedustudy.wordpress.com/

Keterangan Gambar. Mohon dibuat animasinya (caranya dilepaskan


antibody dgn antigennya, kemudian diikatkan lagi). Antibodi
warnanya ungu, antigen warnanya kuning
1. Antibodi A akan berikatan dengan epitop pada permukaan antigen.
2. Antobodi B yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda
pada molekul antigen besar yang sama.
3. Antobodi C yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda
pada molekul antigen besar yang sama.

Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai


respons terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi dengan antigen
tersebut. Merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig),
yang terdiri atas 5 kelas.
1) IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi
sepertikeringat, ASI, dan ludah.
2) IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3) IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia
4) IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar
setelah pajanan pertama.
5) IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di
pembuluh darah.

1 2 3

4 5

Gambar.7 Bentuk-bentuk
imunoglobulin Sumber:
https://www.pelajaran.co.id/

Keterangan Gambar
1. IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih
besar setelah pajanan pertama.
2. IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3. IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lain.
4. IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi
seperti keringat, ASI, da ludah.
5. IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di
pembuluh darah.

2. Interaksi Antibodi dan Antigen


a) Fiksasi komplemen, yaitu aktivasi sistem komplemen (± protein
serum) oleh antibodi. jika terjadi infeksi, protein pertama dalam
rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu aktivasi protein-
protein berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel patogen
mengalami lisis.
b) Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup sistem determinan antigen,
sehingga antigen menjadi tidak berbahaya.
c) Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel.
d) Presipitasi (pengendapan) yaitu pengikatan silang molekul-molekul
antigen yang terlarut dalam cairan tubuh.
3. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)
Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen sehingga
tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri.
- Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit kemudian sistem
imunitas memproduksi antibodi/limfosit khusus.
- Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah
patogen yang dilemahkan atau toksin yang telah diubah, yang dapat
merangsang imunitas namun tidak menyebabkan penyakit.

b) Imunisasi pasif, jika antibodi satu individu dipindahkan ke individu lain.


- Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG
ibu masuk ke plasenta.
- Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum
yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah
terpapar antigen tertentu.

4. Sel-Sel yang terlibat dalam Respons Imunitas

a) Sel B (limfosit B)
Berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen. Sel B berdiferensiasi
menjadi sel plasma (produksi antibodi) dan sel memori (berfungsi dalam respon
imunitas sekunder).
b) Sel T (limfosit T)
Yaitu sel darah putih yang mempu mengenali dan membedakan jenis
antigen/petogen spesifik. Saat pengenalan antigen, sel T berdiferensiasi menjadi
sel T memori dan sel T efektor (sel T sitotoksik, sel T penolong, dan sel T
supresor)
c) Makrofag
Adalah sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah
putih, berfungsi menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
d) Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer)
Adalah sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.

5. Mekanisme Respons Imunitas Humoral (Diperantarai Antibodi)


a. Antigen masuk ke tubuh akan dibawa ke limfosit B.
b. Aktivasi limfosit B menyebabkan proliferasi menghasilkan tiruan sel B.
c. Tiruan sel B berdiferensiasi menyebabkan sel plasma mensekresi antibodi
selanjutnya dibawa ke lokasi infeksi.
d. Kompleks antigen-antibodi menginaktifkan antigen.
e. Tiruan sel B yang tidak berdiferensiasi menetap di jaringan limfoid dan menjadi
sel B memori, yang berfungsi dalam respos imunitas sekunder jika terjadi pajanan
antigen yang sama secara berulang.
3. Mekanisme Respons Imunitas Seluler (Diperantarai Sel)
a) Ekstraseluler
- Antigen (misalnya bakteri) ditelan makrofag yang mengandung
fragmen protein peptida dari anti gen tersebut
- Makrofag membentuk molekul MCH Kelas II
- MCH kelas II menangkap peptide antigen dan membawanya ke
permukaan, serta memperlihatkannya ke sel T penolong
- Sel T penoling akan mengaktivasi makrofag untuk menghancurkan
mikroorganisme yang ditelan
b) Intraseluler
- Antigen (misalnya virus) menginfelsi sel tubuh.
- Sel tubuh membentuk MCH kelas 1
- MCH kelas 1 menangkap peptide virus dan membawa kepermukaan
sel dan memperlihatkannya ke sel T sitotoksik (CTL)
- CTL akan teraktivasi oleh kompleks : MCH kelas 1, peptide virus dan
sel T penolong. CTL kemudian berdiferensiasi menjadi sel pembunuh
aktif yang akan membunuh sel yang terinfeksi
- CTL tidak akan berdiferensiasi menjadi sel memori yang berfunsi
dalam respons imunitas sekunder

B. Rangkuman

1. Sistem Pertahanan Tubuh (Sistem Imunitas) adalah sistem pertahanan yang


berkenan dalam mengenal, menghancurkan serta menetralkan benda-benda
asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh untuk menahan
atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal
2. Fungsi dari sistem kekebalan tubuh, yaitu :
a. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasif (dapat masuk ke dalam
sel inang), misalnya virus dan bakteri.
b. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang
berasal dari tumbuhan dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari dan
rambut binatang), serta zat kimia (obat-obatan dan polutan).
c. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau
cidera, sehingga memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan
jaringan.
d. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal(mutan) seperti kanker.
3. Pertahanan tubuh non spesifik meliputi : Pertahanan Fisik, Kimia, dan
Mekanis terhadap Agen Infeksi (Kulit, Membran mukosa, Cairan tubuh yang
mengandung zat kimia antimikroba, Pembilasan oleh air mata, saliva, dan
urine), fagositosis garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses
penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk
ke dalam tubuh.(dilakukan oleh neutrofil dan makrofag), Inflamasi yaitu
reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan
kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi dan Zat
Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh (interferon dan kompleen).
4. Pertahanan Spesifik (Adaptif), meliputi komponen Respons Imunitas
Spesifik, Interaksi Antibodi dan Antigen, Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh),
Sel-Sel yang terlibat dalam Respons Imunitas, Mekanisme Respons Imunitas
Humoral, Mekanisme Respons Imunitas Seluler
C. Penugasan
1. Setelah beberapa hari cedera, terkadang timbul nanah (pus) disekitar
jaringan yang terluka, Apa sebenarnya nanah tersebut ?
2. Dalam melawan Covid-19 dibutuhkan sistem kekebalan tubuh yang spesifik
atau yang didapat. Imunitas inilah yang bisa melawan Covid-19. Coba
jelaskan!

D. Latihan Soal
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !

1. Sistem pertahanan tubuh memiliki beberapa fungsi, kecuali….


a. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat cidera
b. Mengenali dan menghancurkan sel-sel normal
c. Mempertahankan tubuh dari patogen invasive
d. Melindungi tubuh terhadap serangan antigen dari lingkungan
e. Melakukan respons imunitas yang tidak tepat sehingga terjadi alergi

2. Zat antimikroba yang secara alamiah terkandung dalam air mata, urine dan
keringat adalah….
a. Interferon
b. Antibody
c. Komplemen
d. Lisozim
e. Antigen

3. Interferon merupakan protein yang dapat disintesis oleh sel-sel tubuh sebagai
respons terhadap infeksi….
a. Bakteri
b. Cacing
c. Jamur
d. Protozoa
e. Virus

4. Seseorang yang pernah menderita penyakit cacar saat masih kecil


kemungkinan besar tidak dapat terserang penyakit cacar yang sama, karena….
a. Tubuh telah mendapatkan imunitas pasif alami
b. Sistem imunitas telah membentuk antibody
c. Tubuh sudah menghasilkan antibiotik
d. Terjadi aglutinasi terhadap virus penyebab cacar
e. Mendapatkan vaksinasi saat terserang cacar pertama kali

5. Sebagian besar imunoglobulin yang dihasilkan tubuh termasuk dalam kelas ....
a. IgM dan IgB
b. IgA dan IgG
c. IgM dan IgG
d. IgD dan IgA
e. IgM dan IgD
Jawaban dan Pembahasan Soal Latihan

No Kunci Pembahasan
Jawab
an
Fungsi dari sistem kekebalan tubuh, yaitu :
1 C 1. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasif
. (dapat masuk ke dalam sel inang), misalnya
virus dan bakteri.
2. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari
lingkungan eksternal yang berasal dari
tumbuhan dan hewan (makanan tertentu,
serbuk sari dan rambut binatang), serta zat
kimia (obat-obatan dan polutan).
3. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat
suatu penyakit atau cidera, sehingga
memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan
jaringan.
4. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal
(mutan) seperti kanker.
Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine,
2 D berperan juga dalam perlindungan terhadap
infeksi dan mengandung enzim Lisozim.
Zat antimikroba terdiri dari Interferon, yaitu
3. E protein antivirus yang berfungsi menghalangi
multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu protein
plasma yang
tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai
bahan dari antigen.
Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak
4. B langsung dengan toksin/patogen
sehingga tubuh mampu
memproduksi antibodi sendiri.
IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%.
5. C Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan
pertama.
IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi,
menetap di pembuluh darah.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 x 100 %

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚


Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

a. Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan
bertanggungjawab! Setelah kegiatan pembelajaran dilakukan, saya ....

No. Pertanyaan YA TIDAK


1 Mampu menjelaskan fungsi sitem peertahanan tubuh
2 Mampu mendeskripsikan mekanisme pertahanan tubuh
non spesifik
3 Mampu mendeskripsikan mekanisme pertahanan tubuh
spesifik
4 Mampu menganalisis jenis imundan sel-sel
sistem imunitas
5 Mampu membedakan mekanisme respon
imunitashumoral dan respons imunitas seluler

Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada
bagian yang masih "Tidak".
Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
Kegiatan Pembelajaran 2
Faktor yang mempengaruhi dan Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran kedua ini, diharapkan kalian mampu dan
menjabarkan faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh dan gangguan
sistem pertahanan tubuh.

B. Uraian Matero
1. Faktor yang mempengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh
Kekebalan tubuh penting dijaga agar tubuh tetap sehat. B-Friend, sistem
kekebalan tubuh yang kuat menjadi salah satu factor yang berperan mencegah
seseorang terpapar virus, termasuk corona. Maka perlu kalian mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh ini. Mari kita bahas
dalam modul ini.
a) Faktor yang mempengaruhi Genetik (Keturunan)
Seseorang yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti diebetes mellitus akan
beresiko menderita penyakit tersebut dalam hidupnya.
b) Fisiologis
Fungsi organ yang terganggu akan mempengaruhi kerja organ yang lain seperti
berat badan yang berlebihan akan menyebabkan sirkulasi darah kurang lancar
sehingga dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
c) Stress
Dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormon seperti
neuroedokrin, glukokortikoid, dan katekolamin. Stres kronis dapat
menurunkan jumlah sel darah putih dan berdampak buruk pada produksi
antibodi.
d) Usia
Dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit tertentu.
Contohnya, bayi yang lahir secara prematur lebih rentan terhadap infeksi
daripada bayi yang normal. Pada usia 45 tahun atau lebih, resiko
timbulnya penyakit kanker meningkat.
e) Hormon
bergantung pada jenis kelamin. Wanita memproduksi hormon estrogen.
Sedangkan pria memproduksi hormon androgen yang bersifat memperkecil
resiko penyakit autoimun, sehingga penyakit lebih sering dijumpai pada
wanita.
f) Olahraga
Jika dilakukan secara teratur akan membantu meningkatkan aliran darah dan
membersihkan tubuh dari racun. Namun, olahraga yang berlebihan meningkatkan
kebutuhan suplai oksigen sehingga memicu timbulnya radikal bebas yang dapat
merusak sel-sel tubuh.
g) Tidur
Kadar sitokinin yang sistem kerjanya sangat dipengaruhi oleh pola tidur
seseorang ketika kadar hormone ini berubah-ubah dapat mempengaruhi
imunitas selular sehingga kekebala tubuh akan melemah.
h) Nutrisi
Seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan siistem imunitas. DHA
(docosahexaeonic acid) dan asam arakidonat mempengaruhi maturasi
(pematangan) sel T. Protein diperlukan dalam pembentukan imunoglobulin dan
komplemen. Namun, kadar kolesterol yang tinggi dapat memperlambat proses
penghancuran bakteri oleh makrofag.
i) Pajanan Zat Berbahaya
contohnya bahan radioaktif, peptisida, rokok, minuman beralkohol dan bahan
pembersih kimia. Mengandung zat-zat yang dapat menurunkan imunitas.
j) Racun Tubuh
sisa metabolisme. Jika racun ini tidak berhasil dikeluarkan dari tubuh, akan
mengganggu kerja sistem imunitas.
k) Penggunaan Obat
Terutama penggunaan antibiotik yang berlebihan atau teratur, menyebabkan
bakteri lebih resisten, sehingga ketika bakteri menyerang lagi maka sistem
kekebalan tubuh akan gagal melawannya.

2. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh


a. Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas
terhadap antigen yang pernah dipajankan sebelumnya. Terjadi pada
beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh. Gejala reaksi
Alergi, yaitu gatal- gatal, ruam, mata merah, sulit bernafas, kram berlebihan,
serum sicnes dan steven Johnson synsrome (alergi pada kelenjar kulit dan
mukosa yang berbahaya dan dapat menimbulkan kematian)
b. Penyakit Autoimun, adalah kegagalan sistem imunitas untuk membadakan sel
tubuh dengan sel inang sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri.
Contoh kelainan yang terjadi akibat autoimunitas yaitu diabetes melitus,
myasthenia gravis, dan addison’s disease.
c. Imunodefisiensi, adalh kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau
ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh: defisiensi
imun kongenital dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

Rangkuman

1. Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh yaitu : Genetik (keturunan),


Fisiologis, Stress, Usia, Hormon, Olahraga, Tidur, Nutrisi, Pajanan zat
berbahaya, Racun tubuh, Penggunaan obat-obatan
2. Gangguan sistem pertahanan tubuh diantaranya yaitu Hipersensitivitas (Alergi),
adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang pernah
dipajankan sebelumnya. Penyakit Autoimun adalah kegagalan sistem imunitas
untuk membadakan sel tubuh dengan sel inang sehingga sistem imunitas
menyerang sel tubuh sendiri.
B. Penugasan Mandiri
Peserta didik yang hebat, jawablah tugas mandiri di bawah ini agar kalian lebih
memahami materi yang sedang di bahas :
1. Kekebalan tubuh penting dijaga agar tubuh tetap sehat, tuliskan faktor –
faktor apakah yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh,
2. Apakah yang dimaksud dengan autoimunitas ? Tuliskan tiga contoh
kelainan yang dapat terjadi akibat autoimunitas!

C. Latihan Soal
Pilihlahlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Sistem pertahanan tubuh tidak dipengaruhi oleh faktor….


A. Usia
B. Stres
C. Keturunan
D. Pekerjaan
E. Nutrisi

2. Mengonsumsi obat-obatan sembarangan dapat mengakibatkan reaksi alergi pada


kulit dan kelenjar mukosa yang sangat berbahaya, bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Penyakit tersebut adalah….
A. Sindrom Down
B. Artritis rematiod
C. Addison
D. Grave (hipertiroidism)
E. Sindrom Stevens Johnson (SSJ)

3. Gangguan sistem imunitas ditandai dengan melemahnya kekebalan tubuh


sehingga menjadi rentan terhadap penyakit oportunistik. Hal tersebut dialami
oleh penderita….
A. AIDS
B. Malaria
C. Anemia pernisiosa
D. Diabetes mellitus
E. Lupus

4. Seorang siswa merasakan gatal-gatal dan pembengkakan pada kulitnya


setelah mengkonsumsi seafood. Kemungkinan siswa tersebut mengalami…
A. Hipersentivitas
B. Inflamasi
C. Imunodefisiensi
D. Autoimun
E. Defisiensi imun kongenital

5. HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena ....


A. Dapat merusak jaringan tubuh
B. Menyerang sel-sel limfosit
C. Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh
D. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit lain
E. Merusak antibodi tubuh
Jawaban dan Pembahasan Soal Latihan

N Kunci Pembahasan
o jawaban
Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
1 D yaitu : Genetik (keturunan), Fisiologis, Stress, Usia,
. Hormon, Olahraga, Tidur, Nutrisi, Pajanan zat
berbahaya, Racun tubuh, Penggunaan obat-obatan
Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan
2 E sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen . Gejala
reaksi Alergi, yaitu gatal-gatal, ruam, mata merah,
sulit bernafas, kram berlebihan, serum sicnes dan
steven Johnson synsrome (alergi pada kelenjar kulit
dan mukosa yang berbahaya dan dapat menimbulkan
kematian)
Imunodefisiensi, adalh kondisi menurunnya
3 A keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan
. sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh:
defisiensi imun kongenital dan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome)
Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan
4 A sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen . Gejala
. reaksi Alergi, yaitu gatal-gatal, ruam, mata merah, sulit
bernafas
Imunodefisiensi, adalh kondisi menurunnya
5 D keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan
. sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh:
defisiensi imun
kongenital dan AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome)

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 x 100 %


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Konversi tingkat penguasaan:


90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus! Jika masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian
yang belum dikuasai.
F. Penilaian Diri

No Pertanyaan YA TIDA
K
1 Mampu mendeskripsikan faktor – faktor yang
mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
2 Mampu menganalisa penyakit yang ditimbulkan
pada sistem pertahanan tubuh
3 Mampu menjelaskan peranan sistem pertahanan tubuh
sangat penting bagi suatu organisme

Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang
masih "Tidak". Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran
4.3 LKPD

LEMBAR KERJA PESERTA


DIDIK 1

SISTEM PERTAHANAN
TUBUH

Sekolah :
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Pertahanan Tubuh
Topik : Mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik
Kelas/Semester : XI MIPA/2
Alokasi Waktu : 20 menit

Nama Kelompok/Absen:
1.
2.
3.
4.
5.

a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi siswa diharapkan dapat menguraikan mekanisme
pertahanan tubuh non-spesifik dengan benar.
b. Bahan dan Alat
Alat : Gawai/Latop, Buku Pegangan kelas XI,
https://www.youtube.com/watch?v=3NPblCZ1c7c
https://www.youtube.com/watch?v=QVjtakd_bnY
https://www.youtube.com/watch?v=Xq5R2uWtEas

Bahan : LKS exploration dan elaboration


c. Petunjuk Pengerjaan LKS
a) Diskusikanlah soal-soal pada bagian eksploration dan elaboration bersama
kelompokmu
b) Jawablah soal pada bagian exploration dan elaboration dengan singkat
dan benar
c) Kumpulkanlah hasil diskusi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
antara guru dan siswa melalui Whattshap Group
d) Bertanyalah pada guru jika terdapat kesulitan dalam mengerjakan soal

I. Exploration
1. Mulut merupakan bagian tubuh yang sering berinteraksi dengan luar seperti
berbicara, menguap, makan, dan minum. Oleh sebab itu resiko pathogen
masuk melalui mulut sangat tinggi.
a. Bagaimana sistem pertahanan dalam mulut untuk mencegah masuknya
pathogen berbahaya?
b. Tindakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga sistem pertahanan
mulut dengan baik?
2. Sepulang sekolah Kadek selalu membeli kue didepan sekolahnya. Penjual
kue tidak menutup kue-kue dagangannya dengan kertas ataupun plastik,
padahal banyak lalat yang mengkerumuni kue-kue tersebut. hal ini tentunya
tidak menutup kemungkinan kalau banyak patogen menempel pada
makanan. Meskipun hampir setiap sepulang sekolah Kadek membeli kue
tersebut, tetapi tidak setiap hari Kadek mengalami sakit diare. Mengapa
tubuh tidak mudah terkena infeksi masuk bersama makanan?
3. Pada suatu hari Dito dan kawan-kawan bermain di bawah pohon yang
terdapat sarang lebah, salah satu teman Dito melempar batu ke sarang lebah
tersebut sehingga lebah tersebut merasa terganggu lalu menyengat tangan
Dito dan temannya, sesaat setelah tersengat lebah tangan Dito mengalami
pembengkakan. Menurut kalian apakah proses pembekakan akibat dari
sengatan lebah merupakan suatu proses sistem pertahanan tubuh? Berikan
Rasionalnya!

LEMBAR KERJA PESERTA


DIDIK 2
SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Sekolah :
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Pertahaman Tubuh
Topik : Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik
Kelas/Semester : XI MIPA/2
Alokasi Waktu : 20 menit

Nama Kelompok/Absen:
1.
2.
3.
4.
5.

a. Tujuan
Melalui kegiatan diskusi siswa diharapkan dapat menguraikan mekanisme
pertahanan tubuh spesifik dengan benar.
b. Bahan dan Alat
Alat : Gawai/Latop, Buku Pegangan
https://www.youtube.com/watch?v=cUH3xxKwPw0&t=529s
Bahan : LKS exploration dan elaboration
c. Petunjuk Pengerjana LKS
a) Diskusikanlah soal-soal pada bagian exploration dan elaboration bersama
kelompomu
b) Jawablah soal pada bagian exploration dan elaboration dengan singkat
dan benar
c) Kumpulkanlah hasil diskusi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
antara guru dan siswa melalui Whattshap Group
d) Bertanyalah pada guru jika terdapat soal yang belum dimengerti
I. Exploration
1. Virus Corona yang berasal dari kota Wuhan telah menjadi pandemic
sehingga WHO menetapkan sebagai darurat kesehatan Internasional.
Pademi virus Corona telah menyebabkan kematian lebih dari 1 juta
jiwa di seluruh dunia dari akhir 2019 hingga Oktober 2020. Di
Indonesia sendiri wabah virus Corona telah menyebabkan lebih 334
ribu kasus dari kasus dengan angka kematian di atas 11 juta ribu.
Penularan dari orang ke orang diperkirakan terjadi melalui droplet
ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan bagaimana
influenza dan patogen pernapasan lainnya yang dapat terhirup ke dalam
paru-paru. Penularan Covid-19 dapat juga terjadi dengan menyentuh
permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian
orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka
sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa antibodi
merupakan komponen penting dalam melawan antigen penyebab
penyakit yang masuk ke tubuh. Selanjutnya carilah informasi tentang
mekanisme penularan penyakit virus serta pembentukan kekebalan
tubuh terhadap virus.
2. Dito adalah teman kalian di sekolah, minggu ini Dito terlihat tidak
sehat dan muncul infeksi kemerahan pada kulitnya, seperti pada
gambar. Menurut teman-teman, ia terkena penyakit cacar yang
disebabkan oleh virus Varisela simpleks sehingga teman-temanya tidak
berani mendekatinya.

a. Kemukakan bagaimana pertahanan tubuh yang berkaitan dengan


masalah tersebut!
b. Setelah sembuh jika Dito terpapar virus Varisela simpleks
dikemudian hari apakah Dito akan terserang cacar untuk kedua
kalinya?
3. Perhatikan gambar dan ilustrasi di bawah ini

Gambar A Gambar B

Pada gambar A merupakan seseorang yang menderita kanker mata


Melanoma intraokula. Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi)
genetik pada sel. Mutasi genetik akan membuat sel menjadi abnormal.
Sebenarnya, tubuh kita memiliki mekanisme sendiri untuk menghancurkan
sel abnormal yaitu limfosit T, namun jika mekanisme tersebut gagal, sel
abnormal akan tumbuh secara tidak terkendali, sedangkan pada gambar B
merupakan seorang anak yang infeksi virus dari golongan paramyxovirus
sehingga menyebabkan sakit gondongan, jika anak tersebut terinfeksi
paramyxovirus untuk yang kedua kalinya maka anak tersebut tidak akan
terkena penyakit gondongan. Berdasarkan ilustrasi diatas tentu saja
mekanisme pertahanan tubuh antara kedua penyakit tersebut berbeda.
Analisislah perbedaan kedua sistem pertahanan tubuh tersebut. Buatlah
dalam bentuk tabel!
II. Elaboration
1. Terdapat dua orang Ibu yang baru saja selesai melahirkan. Salah satu
Ibu segera memberikan kolstrum (ASI pertama setelah melahirkan)
kepada bayinya karena ibu tersebut percaya bahwa hal tersebut dapat
salah satu cara untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh anak agar
anak tidak mudah terserang penyakit, namun satu Ibu lainnya tidak mau
segera memberikan kostrumnya, karena warna kolostrum
berwarna kuning, atau oranye dan kental sehingga ibu tersebut tidak
memberikan kolostrumnya karena takut hal tersebut membahayakan
bagi bayinya. Berdasarkan ilustrasi diatas menurut kalian dari kedua
tindakan ibu tersebut, tindakan manakah yang dapat meningkatkan
sistem pertahanan tubuh bayi yang baru lahir? Berikan Rasionalnya!
2. Bakteri salmonella typhi menyebabkan tubuh menghasilkan antibodi
berupa anti tipes yang digunakan untuk menanggulangi bakteri
salmonella typhi. Selanjutnya bila tubuh terinfeksi virus lain misalnya
virus campak maka tubuh akan menghasilkan anti campak untuk
menanggulang virus campak, sedangkan anti tipes yang ada dalam
tubuhnya tidak dapat digunakan untuk menanggulangi infeksi virus
campak, Berdasarkan ilustrasi diatas simpulkan bagaimana sistem
pertahanan tubuh spesifik bekerja
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK 3

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Sekolah :
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Pertahaman Tubuh
Topik : Peran Imunisasi di Dalam Fisiologi Tubuh
Kelas/Semester : XI MIPA/2
Alokasi Waktu : 20 menit

Nama Kelompok/Absen:
1.
2.
3.
4.
5.

a. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan diskusi siswa diharapkan dapat menganalisis peran


imunisasi di dalam fisiologi tubuh dengan benar.
b. Alat dan Bahan
Alat : Gawai/Latop, Buku Peganggan kelas XI,
https://www.youtube.com/watch?v=ToG6Au84io4
https://www.youtube.com/watch?v=QPf4_d9gzrw
Bahan : LKS exploration dan elaboration
c. Petunjuk Pengerjaan LKS
a) Diskusikanlah soal-soal pada bagian exploration dan elaboration
bersama kelompomu
b) Jawablah soal pada bagian exploration dan elaboration dengan singkat
dan benar
c) Kumpulkanlah hasil sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara
guru dan siswa melalui Whattshap Group
d) Bertanyalah pada guru jika terdapat kesulitan dalam mengerjakan soal
I. Exploration
1. Runi ingin melakukan imunisasi anaknya, namun anak Runi masih dalam
keadaaan demam dengan suhu lebih dari atau sama dengan 37,5 derajat
Celcius. Dokter menyarakan agar dilakukan penundaan imunisasi yang
dilakuakan oleh anak Runi sampai anak Runi sembuh.
a. Benarkah orang yang akan di imunisasi harus dalam keadaan
sehat dan tidak baru saja sembuh dari penyakit berat? Jelaskan
b. Apa yang terjadi jika tetep diberikan imunisasi pada saat sakit?
2. Bacalah artikel ini link ini
https://www.alodokter.com/campak
https://www.suara.com/health/2020/06/29/194500/siap-siap-
wabah-campak-mengintai-usai-pandemi-covid-19?page=all
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/328837/who-campak-
dan-rubella-bisa-jadi-wabah-baru-di-2020

a. Setelah membaca wacana menurut kalian mengapa pemerintah


Indonesia memasukan imunisasi campak pada program wajib
imunisasi untuk anak-anak?
b. Mengapa seseorang yang tidak menderita menderita campak
diberikan vaksin campak?
c. Selain vaksin campak analisislah jenis-jenis vaksin dalam program
nasional apa saja yang diberikan pada bayi untuk imunisasi dasar
menurut pemberian frekuensi, selang waktu, dan umur
pemberiannya.
3. Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ada
di dalam saluran pencernaan dan tenggorokan. Mencegah polio dapat
dilakukan dengan imunisasi terutama pada anak usia bawah lima tahun
(balita), vaksin polio dapat dilakukan melalui tetes maupun vaksin
polio suntik. Apa perbedaan vaksin polio tetes dengan vaksin polio
secara suntikan?
II. Elaboration
Deni memiliki bayi pada saat setelah melahirkan deni segera
memberikan kolostrum agar meningkatkan sistem pertahanan tubuh
anaknya namun Deni mengabaikan imunisasi karena beranggapan bahwa
dia sudah memberikan ASI sehingga tidak perlu melakukan imunisasi
karena sistem pertahanan tubuh bayinyaa meningkat jika sudah meminum
ASI. Dari pernyataan tersebut, bagaimana pendapat kalian mengenai
tindakan Deni, Bagimana pendapatmu mengenai tindakan yang dilakukan
oleh Deni? Berikan alasannya
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK 4

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Sekolah :
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Pertahaman Tubuh
Sub Materi : Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh dan
Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh
Kelas/Semester : XI MIPA/2
Alokasi Waktu : 20 menit

Nama Kelompok/Absen:
1.
2.
3.
4.
5.

a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi siswa dapat:
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
manusia dengan benar
2. Memprediksi gangguan-gangguan pada sistem pertahanan tubuh dengan
bena
b. Alat dan Bahan
Alat : Gawai/Laptop
Bahan : LKS exploration dan elaboration
c. Petunjuk Pengerjaan LKS
a) Diskusikanlah soal-soal pada bagian exploration dan elaboration bersama
kelompokmu
b) Jawablah soal pada bagian exploration dan elaboration dengan singkat dan
benar
c) Kumpulkanlah hasil diskusi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
antara guru dan siswa melalui Whattshap Group
d) Bertanyalah pada guru jika terdapat kesulitan dalam mengerjakan soal

I. Exploration
1. Bacalah artikel ini https://www.bbc.com/indonesia/dunia-51541313 .
Setelah membaca artikel tersebut, analisislah faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem pertahanan tubuh berdasarkan artikel diatas!
2. Pada suatu hari Doni mengikuti study tour bersama sekolahnya, salah
satu objek wisata yang dikunjungi adalah taman bunga saat sedang
mengamati morfologi tanaman bunga Doni mengalami bersin-bersin.
Kondisi Doni semakin parah saat mengamati tanaman berbunga, ia
mengalami kesulitan bernapas melalui hidung dan mata berair. Pada saat
itu Doni lalu dibawa ke dokter dan dokter menyatakan bahwa terdapat
gangguan pada sistem pertahanan tubuh Doni.
a. Berdasarkan uraian tersebut apa yang sedang dialami oleh Doni?
Mengapa gelaja tersebut bisa muncul?
b. Apa solusi yang tepat untuk menangani masalah tersebut?
3. Adam merupakan anak berumur 5 tahun Penderita AIDS yang kedua
orang tuanya telah meninggal akibat menderita penyakit yang sama
dengannya. Adam ingin pulang dari rumah sakit agar dapat bermain
dengan teman-temannya, naum keinginannya tidak dapat terwujud
karena penyakit AIDS mengerogoti tubunya. Alam waktu tiga hari berat
badan Adam turun yang semula 9 kg menjadi 7 kg, kesehatannya
semakin menurun dan akhirnya Adam meninggal dunia. Ternyata kasus
seperti Adam yaitu HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi. Depkes
mencatat bahwa kasus HIV/AIDS Jumlah Kumulatif kasus AIDS
berjumlah 18.442 jiwa dan 3708 diatanranya sudah meninggal dunia.
Jumlah tersebut terdiri dari 13.654 laki-laki dan 4.701 perempuan dan
87 penderita diantaranya tidak diketahui.
a. Menurut kalian mengapa anak tersebut dapat terserang penyakit
AIDS?
b. Ketika seseorang terinfeksi HIV, mengapa orang tersebut
mudahterserang penyakit? Dan bahkan sampai meninggal
dunia?
c. Jika ada penderita AIDS di lingkungan kita, apakah penderita
AIDS itu harus dikucilkan dari lingkungan? Ungkapkan
alasanmu.

II. Elaboration
Kalian telah mempelajari gangguan-gangguan mengenai sistem
pertahanan tubuh. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem pertahanan tubuh manusia, Bagaimanakah cara pencegahan
agar terhindar dari berbagaigangguan tersebut?

Dampak dari adanyan perancangan modul ajar pada pembelajaran inovatif


berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) dalam materi sistem imun
memberikan dampak positif yang signifikan bagi siswa. Melalui pendekatan ini,
siswa tidak hanya memperoleh pemahaman mendalam tentang sistem kekebalan
tubuh atau sistem imun , tetapi juga dilatih untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, analisis, dan kreatif. Hal ini memungkin mereka untuk membentuk
konsep-konsep kompleks dalam sistem imun dengan aplikasi dunia nyata,
memperluas pemahaman mereka diluar teori dasar. Selain itu, siswa juga lebih
menjadi siap dalam menghadapi tantangan akademik yang memerlukan pemikiran
lebih mendalam serta mampu menghadapi permasalahan kompleks dengan
penyelesaiakan strategi yang lebih terukur dan terperinci.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dampak perancangan Modul ajar ini tidak hanya fokus pada pemahaman konseptualisasi,
tetapi juga mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan analitis, evaluatif, dan
kreatif terkait dengan materi tersebut. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk berpikir
lebih dalam, menganalisis masalah, dan menghubungkan konsep-konsep yang ada dengan
situasi dunia nyata, sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
dan mengambil keputusan yang lebih terinformasi dalam kontek sistem imun.

5.2 Saran

Sebaiknya model pembelajaran pentingnya pengembangan Higher Order Thinking Skills


(HOTS) dalam proses pembelajaran. Modul ajar yang didesain dengan pendekatan inovatif
berbasis HOTS bertujuan mengatasi tantangan tersebut dengan penekanan pada aspek analisis
pemikiran tingkat tinggi, Mengingat kompleksitas materi ini, pendekatan inovatif dalam
pengajaran menjadi kunci untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Andriadi, A., Fitraini, D., & Suhandri, S. (2018). Pengembangan Modul Matematika Berbasis
Active Learning Untuk Memfasilitasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Sekolah Menengah Pertama. JURING (Journal for Research in Mathematics
Learning), 1(1), 55-64.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jogjakarta: Diva Press.

A Rusyna, H.A. 2014. Keterampilan Berpikir. Yogyakarta: Ombak.


Basuki, I. & Hariyanto. (2016). Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.

Campbell & Race. 2008. Biologi (8th ed). Jakarta: Erlangga..


Helmawati. (2019). Pembelajaran dan penilaian berbasis HOTS. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Irmaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga
Krathwohl, D. R. 2002. A revision of Bloom's taxonomy: An overview. Theory into practice
41(4), 212-218.

Nasbi, Ibrahim. 2017. “Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis.” Idaarah: Jurnal
Manajemen Pendidikan 1(2): 318–30.
Nurdyansyah. N. dan Andiek Widodo, Inovasi Teknologi Pembelajaran, (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2015), 25.

Rofiah, Emi dkk, 2013. Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Fisika pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 1 No. 2, h. 17
Sagala, Syaiful. 2005 Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Sunaryo, W. (2013). Taksonomi Berpikir. PT. Remaja Rosdakarya.


Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Yee, M. H, Othman, W., Yunos, J., Tee, T. K., Hassan, R., & Mohammad, M. M., 2001. The
Level of Marzano Higher Order Thinking Skills among Technical Education
Students. International Journal of Socia Science and Humanity, 1(2), 121-125.

Wowo Sunaryo K., Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)

Anda mungkin juga menyukai