Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang
telah ditentukan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir zaman.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, lima komponen yang sangat penting adalah tujuan,
materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Kelima aspek ini saling mempengaruhi.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan berdampak pada jenis media
pembelajaran yang sesuai, dengan tanpa melupakan tiga aspek penting lainnya yaitu tujuan,
materi, dan evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi,
motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar (Hamalik, Oemar. 1990).
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap pebelajar. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Wiratmojo,P dan
Sasonohardjo, 2002).
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan
sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian
yang harus mendapat perhatian pembelajar dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun
kenyataanya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang
sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulitnya
mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dll. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi
jika setiap pembelajar telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal
media pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Karekteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh karena berbedanya
karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan strategi
dan media yang berbeda pula.Disinilah peranan seorang guru dalam mengorganisasi
pelajaran,pemilihan media dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.
Kendala yaitu keterbatasan sumber-sumber, seperti watu, media, personalia, dan uang.
Karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas peserta didik, seperti bakat,
motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya.
Kendala yang sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegitan belajar
dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam
pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup
penting.Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Selain itu kendala yang sering terjadi
dilapangan adalah factor keuangan. Seorang guru dituntut untuk menggunakan media dalam
proses belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana untuk
mengadakan media tersebut.
Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memamfaatkan media belajar dari yang
sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana.Agar proses
pembelajaran tidak mengalami kesulitan,maka masalah perencanaan, pemilihan dan
pemamfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat
mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan,bila tidak dikuasai sungguh-sungguh oleh guru.
c. Karekteristik siswa
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti
bakat,motivasi dan hasil belajar yang telah dimiliki. Karakter siswa yang bermacam-macam
menuntut guru untuk membuat strategi dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran.
Bagaimanapun juga,pada tingkat tertentu,mungkin sekali suatu variable kondisi akan
mempengaruhi setiap variable metode,disamping pengaruh utamanya pada strategi
pengelolaan pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran
Menurut Yamin Martinis, (2007) metode pembelajaran adalah cara melakukan
atau penyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada
siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi
penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan
metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat
diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang
dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
6
Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka
menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan ada kelemahannya. Penggunaan satu
metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan
bagi peserta didik. Proses pembelajaran akan tampak kaku. Anak didik terlihat kurang
bergairah belajar. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak
didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak
dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi
ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Variabel-variabel metode pembelajaran
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :
- Strategi pengorganisasian
Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi
yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan
seperti pemilihan isi penataan isi format dan lainnya yang setingkat dengan itu.Stratragi
mengorganisasi isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Buderson, dan Merrill sebagai
struktural strategi, yang mengacu paca cara untuk membuat urutan (sequencing) dan
mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Sqeuencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing
mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan antara fakta,
konsep, prosedur atau prinsip yang terjandung dalam suatu bidang studi.
- Strategi penyampaian
- Strategi pengelolaan
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses
pembelajaran
3. Hasil pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator
tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Variabel
hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
7
1. Keefektifan
Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian isi belajar. Ada
empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan
pembelajaran yaitu:
kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan
“tingkat kesalahan’’
Kecepatam untuk kerja
tingkat alih belajar
tingkat retensi apa yang dipelajari
2. Efisiensi
pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara kesefektifan dan jumlah waktu
yang dipakai si belajar atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
3. Daya tarik
Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa
untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik
bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya.
Itulah sebabnya, pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar
dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.
Dari tiga variabel diatas kita dapat mengukur keberhasilan kita dalam mengajar,
apakah pembelajaran kita sudah efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Ciri pembelajaran
yang baik apabila pembelajaan tersebut efektif, artinya si belajar telah mencapai tujuan dari
apa yang disampaikan oleh guru. Kemudian efisien, sudahkah waktu yang ditentukan
mencukupi dalam penyampaian materi pembelajaran, dan apakah biaya yang diperlukan
dalam pembelajaran tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selanjutnya adakah
pembelajaran yang disampaikan memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa, apabila
pembelajaran tersebut memberikan kesan kepada siswa dan siswa cenderung untuk mencintai
pembelajaran itu, berati kita telah berhasil dalam melaksanakan pembelajaran.
8
media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara pembelajar di
manapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik
secara alami maupun manipulasi. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa
keingintahuan pebelajar dan merangsang pebelajar bereaksi baik secara fisik maupun
emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu pembelajar untuk menciptakan
suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu pembelajar dan
pebelajar melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa
media, seorang pembelajar mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada pembelajar
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Sering terjadi pembelajar menghabiskan banyak waktu untuk Dengan media, tujuan
belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal
mungkin. Dengan media, pembelajar tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara
berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, pebelajar akan lebih
mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar
Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari pembelajar saja, pebelajar
mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan
kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media, maka
pemahaman pebelajar pasti akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat
melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa
tergantung pada keberadaan seorang pembelajar.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap materi dan proses belajar.
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
pebelajar untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
8. Mengubah peran pembelajar ke arah yang lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang pembelajar bukan lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar bagi pebelajar. Seorang pembelajar tidak perlu menjelaskan
seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media.
9
9. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit
Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat misalnya dapat
dijelaskan melalui media gambar pasar dari yang tradisional sampai pasar yang modern,
demikian pula materi pelajaran yang rumit dapat disajikan secara lebih sederhana dengan
bantuan media.
10. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
Obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu jauh, dapat kita
pelajari melalui bantuan media. Demikian pula obyek berupa proses/kejadian yang sangat
cepat atau sangat lambat, dapat kita saksikan dengan jelas melalui media, dengan cara
memperlambat, atau mempercepat kejadian. Misalnya, proses perkembangan janin dalam
kandungan selama sembilan bulan, dapat dipercepat dan disaksikan melalui media hanya
dalam waktu beberapa menit saja (Yamin, Martinis. 2006)
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2.Saran
Sebagai seorang pembelajar, memang tidak cukup hanya mengetahui media
pembelajaran. Peran pembelajar hendaknya menyediakan, menunjukkan, membimbing dan
memotivasi pebelajar agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang
ada. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar, melainkan
juga sumber belajar yang telah tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita
pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi pebelajar kita agar tujuan pendidikan
dapat tercapai sesuai dengan ketentuan yang diharapkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
12