Anda di halaman 1dari 25

SUMBER BELAJAR SEBAGAI KOMPONEN MEDIA

PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas makalah

Mata Kuliah: Media Pembelajarran

Dosen Pembimbing: Lalu Muhammad Samiuddin, M.Pd.

Disusun Oleh:

Achmad Novian Lutfi

(211310287)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS PERGURUAN TINGGI ILMU QUR’AN

JAKARTA SELATAN

1445 H/2024 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga berhasil
menyelesaikan makalah Saya yang berjudul “Sumber Belajar Sebagai Komponen
Media Pembelajaran”.

Dalam penulisan makalah ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima


kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah,
khususnya kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan,
pengarahan, dan dorongan dalam penyelesaian dan penyusunan. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya
dan teman-teman khususnya.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Jakarta Selatan, 12 Februari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latarbelakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3


A. Konsep Dasar Pembeajaran ...................................................................... 3
B. Landasan dan prinsip media Pembelajaran................................................ 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 20


A. Kesimpulan ............................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran sebagai sebuah proses merupakan rangkaian sistemik yang


memiliki peranan dalam ketercapaian usaha bersama mencerdaskan anak bangsa.
Keberhasilan pembelajaran melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam pengkondisian lingkungan belajar yang memanfaatkan perantara media
pembelajaran untuk efektifitas transformasi pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan perkembangan sikap. Media pembelajaran itu sendiri merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sumber belajar. Dinilai dari beragam kerangka landasan,
tentunya media pembelajaran ini mengurai fakta entitasnya dalam kedudukannya
terhadap pembelajaran. Sudah menjadi keniscayaan seorang guru sebagai pendidik
merancang dan memanfaatkan media pembelajaran dari sumber belajar yang valid,
terbarukan, kreatif, dan inovatif.

Perlu dicermati sejumlah komponen yang membentuk proses pembelajaran dan beberapa
faktor yang bisa saja mempengaruhi kualitas pembelajaran. Dalam artian yang lebih jauh,
pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar harus diperhatikan dengan baik untuk
penyajian pembelajaran yang efektif. Mengingat amat pentingnya hubungan sumber belajar
dan media pembelajaran tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis menyusun
makalah yang berjudul”Sumber Belajar dan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka terlahir beberapa rumusan masalah yang
dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:

1. Apa itu proses pembelajaran?


2. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses pembelajaran?
3. Bagaimanakah hubungan sumber belajar dan media pembelajaran dalam
pembelajaran?
4. Bagaimanakah pemilihan sumber belajar dalam pembelajaran?

1
5. Apa saja landasan penggunaan media pembelajaran?
6. Bagaimanakah prinsip penggunaan media pembelajaran?
7. Bagaimanakah perkembangan media pembelajaran?
8. Bagaimanakah peran guru dalam media pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Dari beberapa rumusan masalah maka dapat diekstraksi tujuan penulisan yakni sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.

3. Untuk memahami hubungan sumber belajar dan media pembelajaran dalam


pembelajaran.

4. Untuk memahami pemilihan sumber belajar dalam pembelajaran.

5. Untuk mengetahui landasan penggunaan media pembelajaran.

6. Untuk memahami prinsip penggunaan media pembelajaran.

7. Untuk memahami perkembangan media pembelajaran.

8. Untuk memahami peran guru dalam media pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN

1. Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses memanusiakan manusia secara berkelanjutan, luas, dan


mendalam. Proses pembelajaran merupakan rangkaian penting interaksi pendidik dan
peserta didik dalam upaya mencerdaskan bangsa. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 20 dituliskan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Terdapat aktivitas mental dan psikis dalam aktivitas interaksi tersebut
dengan lingkungan belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap.

Beberapa pendapat ahli yang merumuskan pengertian pembelajaran, yakni sebagai berikut:

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya


memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan
berbagai sumber untuk belajar (Rudi dan Cepi, 2008: 1),Pembelajaran merupakan upaya guru
untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta
antarsiswa (Hamdani, 2011:72),Pembelajaran merupakan perencanaan sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Di dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Uno, 2006: 2).Sugandi (2006: 9) menyebutkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari
lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan
adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.Dari beberapa pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik di
dalam pengkondisian lingkungan belajar yang memanfaatkan sumber belajar dalam upaya
pemerolehan dan perkembangan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.

3
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem jika dalam pembelajaran tersebut
mengandung beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat
mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun komponen sistem
pembelajaran menurut Sanjaya (2009) ialah:

a. Tujuan Pembelajaran

Dengan adanya tujuan pembelajaran yang baik maka suatu harapan atau
cita[1]cita akan menjadi terarah dalam pelaksanaan suatu kegiatan.

b. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan isi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam
proses pembelajaran.

c. Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Taktik Pembelajaran

Komponen ini mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Pembelajaran


yang aktif dan inovatif akan selalu menggunakan model, pendekatan, strategi,
metode, teknik dan taktik pembelajaran yang bervariasi sehingga membuat
peserta didik akan menjadi lebih bersemangant untuk mengikuti pembelajaran
dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

d. Media Pembelajaran

Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.


Dengan menggunakan media pembelajaran maka akan dapat memudahkan guru
(pengajar) dalam menyampaikan materi pelajaran dan memudahkan peserta
didik dalam menerima dan memahami pelajaran.

e. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru kepada peserta


didik setelah melakukan tahapan pembelajaran, evaluasi ini dilakukan diakhir
proses pembelajaran (postest), namun tidak tertutup kemungkinan bahwa
evaluasi dapat juga dilakukan diawal proses pembelajaran yang disebut dengan
pretest. Melalui evaluasi maka guru dapat mengetahui kekurangan dan

4
kelebihan kemampuan peserta didik selama kegiatan pembelajaran. tersebut
yaitu: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, serta hasil
akhir yaitu evaluasi pembelajaran.

Dengan menentukan dan menganalilis komponen pokok proses


pembelajaran tersebut dapat membantu memrprediksi dan mencapai
keberhasilan pembelajaran.

2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran ada beberapa faktor yang saling mempengaruhi.


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses sistem pembelajaran menurut
Sanjaya (2012:21-26) adalah:

a. Guru

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Peran
guru tidak hanya sebagai teladan bagi peserta didiknya, namun guru juga berperan
sebagai pengelola kelas, sebagai motivator dan fasilitator, karena itu kualitas
pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

b. Peserta didik

Peserta didik merupakan subjek yang melakukan kegiatan belajar. Dari aspek
peserta didik ada banyak fakor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran,
faktor tersebut antara lain: kemampuan berfikir peserta didik, sikap dan cara
berperilaku peserta didik, latar belakang, jenis kelamin, lingkungan, serta jenjang
usia peserta didik.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan alat pendukung yang secara langsung dalam kelancaran


kegiatan pembelajaran, seperti: perlengkapan alat tulis pembelajaran, media
pembelajaran, serta peralatan-peralatan pendukung pembelajaran. Sedangkan
prasarana merupakan suatu yang secara tidak langsung dapat mendukung

5
keberhasilan proses pembelajaran, seperti: lokasi sekolah, lingkungan sekolah,
kantin sekolah, perpustakaan dan lain sebagainya.

d. Lingkungan

Selain guru, peserta didik dan sarana prasarana, lingkungan juga dapat
mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Peserta didik akan selalu berinteraksi
dengan lingkungan yang berbeda-beda baik lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah maupun lingkungan bermain sehingga baik atau buruknya lingkungan
peserta didik akan mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik tersebut.

3. Hubungan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan cara, alat, dan wadah tercerapnya sumber


belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan bagian tak
terpisahkan dari sumber belajar. Media pembelajaran itu sendiri merupakan
komponen penting yang mempengaruhi proses pembelajaran. Kedudukan media
dalam pembelajaran memiliki peran penting dalam proses penyampaian pesan dari
pengajar kepada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pengertian media menurut
Munadi (2013) yang yaitu segala sesuatu yang dapat memberikan informasi dan
kemudian menyampaikan informasi tersebut secara terencana sehingga tercipta
suasana belajar yang kondusif, dan baik pengajar maupun peserta didk dapat
melaksanakan pembelajaran efektif dan efisien.

Peningkatan produktivitas pembelajaran dapat terpacu dengan kedudukan


sumber belajar yang memiliki fungsi dan peranannya dalam penyajian pembelajaran
yang lebih mendalam dan luas. Sumber belajar juga memberikan opsi keberterimaan
pembelajaran dalam beragam situasi baik secara individu maupun kelompok, baik
secara seketika maupun berkesinambungan. Wallington dalam bukunya Job in
Instruction Media Study menyatakan bahwa "peran utama sumber belajar adalah

6
membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa" (Sudjana dan
Rivai, 2003: 78).

Menjadi sebuah kesimpulan hubungan sumber belajar dan media pembelajaran


dalam proses pembelajaran merupakan sebuah kesatuan sistem yang menempatkan
media pembelajaran sebagai bagian integral dari sumber belajar, adalah komponen
penting dalam ketercapaian pembelajaran yang lebih bermakna.

4. Pemilihan Sumber Belajar dalam Pembelajaran

Sebelum melakukan pemilihan sumber belajar yang tepat dalam konteks


pembelajaran, perlu diidentifikasi terlebih dahulu mengenai klasifikasi sumber
belajar. Sudjana dan Rivai (2003, 80) mengklasifikasikan sumber belajar sebagai
berikut:

1. Sumber belajar tercetak: buku, majalah, brosur, koran, ensiklopedi, kamus,


dan lain-lain.

2. Sumber belajar non cetak: film, slides, video, transparansi, dan sebagainya.

3. Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruang belajar,


lapangan olah raga, dan lain-lain.

4. Sumber belajar berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi,


permainan, dan lain-lain.

5. Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat: teman, terminal, pasar,


toko, pabrik, museum, dan lain-lain.

Selanjutnya dalam pemilihan sumber belajar, harus memperhatikan beberapa


kriteria. Menurut Sudjana dan Rivai (2003: 84) ada dua kriteria sumber belajar,
yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
Adapun kriteria-kriteria tersebut sebagai berikut:

1) Kriteria umum

7
Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar,
misalnya: a) ekonomis dalam pengertian murah, b) praktis dan sederhana, c)
mudah diperoleh, d) bersifat fleksibel, e) komponen-komponennya sesuai
dengan tujuan.

2) Kriteria berdasarkan tujuan

Beberapa kriteria sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain adalah: a) sumber
belajar untuk memotivasi, b) sumber belajar untuk tujuan pengajaran, c) sumber
belajar yang digunakan untuk tujuan sumber belajar, c) sumber belajar untuk
penelitian, d) sumber belajar untuk memecahkan masalah, e) sumber belajar
presentasi (Sudjana dan Rivai, 2003: 84-86).

B. LANDASAN DAN PRINSIP PENGGUNAAN MEDIA


PEMBELAJARAN

1. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran,


antara lain landasasan psikologis, historis, teknologis, empirik, filosofis, dan
sosiologis.

a. Landasan psikologis media pembelajaran

Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap


perkembanganya, latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan faktor-
faktor yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi yang berbeda ini juga
bergantung pada konteks, peranan, dan status individu diantara inidividu-
individu lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pembelajaran
seharusnya sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun
kondisi pendidikannya.

Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses


perkembangan. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah
membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Sejak kelahiran

8
sampai menjelang kematian,anak selalu berada dalam proses perkembangan,
perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa pendidikan disekolah,
anak tetap berkembang, tetapi dengan pendidikan disekolah tahap
perkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.

Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian


besar terjadi karena usaha belajar, baik berlangsung melalui proses peniruan,
pengingatan , pembiasaan, pemahaman, penerapan, Ataupun pemecahan
masalah. Menurut Bruner (1966: 10-11) ada tiga tingkatan utama modus
belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar
(icnonic), dan pengalaman abstrak (symbolic), (Arsyad, 2007:7).

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka


ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga
sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media,
di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap
penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu
diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian
siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan
pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan pengalaman
siswa. (Arif, 2007: 35)

Pendidik atau guru melakukan berbagai upaya dan menciptakan


berbagai kegiatan dengan dukungan berbagai media pembelajaran agar
anak-anak belajar. Cara belajar mengajar mana yang dapat memberikan hasil
secara optimal serta bagaimana proses pelaksanaannya membutuhkan studi
yang sistematik dan mendalam studi yang demikian merupakan bidang
pengkajian dan psikologi belajar.

9
Jadi, minimal ada dua bedang psikologi yang mendasari media
pembelajaran. Yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Keduanya sangat diperlukan, baik didalam merumuskan tujuan, memilih,
dan menerapkan media serta teknik-teknik evaluasi.(Musfiqon, 2011:58-59)

b. Landasan historis media pembelajaran

Yang dimaksud dengan landasan historis media pembelajaran ialah


rasional penggunaan media pembelajaran yang ditinjau dari sejarah konsep
istilah media digunakan dalam pembelajaran. Untuk mengetahui latar
belakang sejarah penggunaan konsep media pembelajaran marilah kita ikuti
penjelasan berikut ini.

Perkembangan konsep media pembelajaran sebenarnya bermula dengan


lahirnya kon-sepsi pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun
1923.Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran
visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat
memberikan pengalaman visual yang nyata kepada pebelajar.

Kemudian konsep pengajaran visual ini berkembang menjadi “audio


visual instruction” atau “audio visual education” yaitu sekitar tahun 1940.
Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti “audio visual
materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual devices”. Inti dari
kosepsi ini adalah digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk
memindahkan gagasan dan pengalaman pebelajar melalui mata dan telinga.
Pemanfaat-an konsepsi audio visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut
Pengalaman” dari Edgar Dale.

Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya gerakan yang disebut


“audio visual communication” pada tahun 1950-an. Dengan diterapkannya
konsep komunikasi dalam pembelajaran, peekanan tidak lagi diletakkan
pada benda atau bahan yang berupa bahan audio visual untuk pembelajaran,
tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses komu-nikasi informasi atau pesan
dari sumber (guru, materi atau bahan) kepada penerima (pebelajar). Gerakan

10
komunikasi audio visual memberikan penekakan kepada proses komunikasi
yang lengkap dengan menggunakan sistem pembelajaran yang utuh. Jadi
konsepsi audio visual berusaha mengaplikasikan konsep komunikasi, sistem,
disain sistem pembelajaran dan teori belajar dalam kegiatan pembelajaran.

Perkembangan berikutnya terjadi sekitar tahun 1952 dengan munculnya


konsepsi “instructional materials” yang secara kosepsional tidak banyak
berbeda dengan konsepsi sebelumnya. Karena pada intinya konsepsi ini
ialah mengaplikasikan proses komunikasi dan sistem dalam merencanakan
dan mengembangkan materi pembelajaran. Beberapa istilah yang
merupakan variasi penggunaan konsepsi “instructional materials” adalah
“teaching/ learning materials”, “learning resources”.

Dalam tahun 1952 ini juga telah digunakan istilah “educational media”
dan “instructional media”, yang sebenarnya secara konsepsional tidak
mengalami perubahan dari konsepsi sebelumnya, karena di sini
dimaksudkan untuk menunjukkan kegiatan komunikasi pendidikan yang
ditimbulkan dengan penggunaan media tersebut. Puncak perkembangan
konsepsi ini terjadi sekitar tahun 1960-an. Dengan mengaplikasikan
pendekatan sistem, teori komunikasi, pengembangan sistem pembelajaran,
dan pengaruh psikologi Behaviorisme, maka muncullah konsep “educational
technology” dan/ atau “instructional technology” di mana media pendidikan
atau media pembelajaran merupakan bagian dari padanya.

c. Landasan teknologis media pembelajaran

Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan pebelajar


untuk belajar. Untuk mencapai sasaran akhir ini, teknolog-teknolog di
bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk
memenuhi kebutuhan setiap pebelajar sesuai dengan karakteristiknya.

Dalam upaya itu, teknolog berkerja mulai dari pengembangan dan


pengujian teori-teori tentang berbagai media pembelajaran melalui
penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan disainnya, produksi,

11
evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi, pembuatan katalog untuk
memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur
penggunaannya, dan akhirnya menggunakan baik pada tingkat kelas maupun
pada tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi).

Semua kegiatan ini dilakukan oleh para teknolog dengan berpijak pada
prinsip bahwa suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya
bila digunakan oleh pebelajar yang memiliki karakteristik sesuai dengan
rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran itu. Dengan
demikian, proses belajar setiap pebelajar akan amat dimudahkan dengan
hadirnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajarnya.

d. Landasan empirik media pembelajaran

Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara


penggunaan media pembelajaran dan karakteristik pebelajar dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya bahwa pebelajar akan mendapat
keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang
sesuai dengan karakteristiknya. Pebelajar yang memiliki gaya visual akan
lebih mendapat keuntungan dari penggunaan media visual, seperti film,
video, gambar atau diagram; sedangkan pebelajar yang memiliki gaya
belajar auditif lebih mendapatkan keuntungan dari penggunaan media
pembelajaran auditif, seperti rekaman, radio, atau ceramah guru.

Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual
pebelajar, menjadi semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media
hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenangan guru, tetapi
dilandaskan pada kecocokan media itu dengan karakteristik pebelajar, di
samping sejumlah kriteria lain yang dijelaskan pada bagian lain buku ini.

e. Landasan filosofis media pembelajaran

Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu


memperhatikan landasan filosofis. Artinya, penggunaan media semestinya

12
didasarkan pada nilai kebed=naran yang telah ditemukan dan disepakati
banyak orang baik kebenaran akademik maupun kebenaran sosial.

Misalnya, isi pesan (materi pelajaran) yang disampaikan kepada siswa


seharusnya sudah merupakan kebenaran yang teruji secara obyektif, radikal
dan empiris. Jangan sampai materi pelajaran masih salah, tidak baik, dan
tidak indah yang disampaikan kepada peserta didik. Misalnya, guru
mengajarkan tentang sejarah kebudayaan islam (SKI) dengan materi silsilah
Nabi. Seorang guru perlu mengecek unsur kebenaran historis silsilah
tersebut sebelum disampaikan kepada peserta didik. Proses inilah yang
disebut penggunaan landasan filosofis dalam memilih isi dan media
pembelajaran.

Media yang digunakan guru juga perlu dicek kembali kebenaran dan
ketepatannya. Guru yang memilih media belum sesuai dengan materi yang
akan disampaikan berarti media tersebut tidak benar. Tidak bagus, dan tidak
indah artinya penggunaan media yang tidak tepat belum mempertimbangkan
landasan filosofis (Musfiqon, 2011:57-58).

f. Landasan sosiologis media pembelajaran

Dalam menggunakan media, guru perlu mempertimbangkan latar


belakang sosial anak didik dalam sekolah. Sebab jika media yang digunakan
tidak sesuai latar belakang sosial anak didik maka materi pelajaran atau
pesan yang dikirim tentunya tidak bisa tersampaikan secara optimal. Bahkan
pembelajaran akan menjadi biasa karena media yang digunakan guru tidak
sesuai dengan kondisi sosial anak didik.

Misalnya, seorang guru yang mengajar disekolah yang rata-rata siswanya


berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial kurang maju secara
tegnologi. Mereka belum pernah melihat tampilan slide berbaris komputer,
lalu sang guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD dan disiasi
dengan berbagai animasi gambar, maka siswa akan lebih memperhatikan
kecanggihan media dan animasi yang ditampilkan. Sementara itu, materi

13
pelajarannya tidak diperhatikan sehingga pembelajaran menjadi bias karena
media yang dipilih tidak sesuai kondisi sosial anak didik. Begitu sebaliknya,
guru yang mengajar disekolah yang anak didiknya berasal dari keluarga yang
kondisi sosialnya lebih maju dan sehari-hari telah berinteraksi dengan
komputer serta jenis media berbasis komputer lainnya. Maka saat guru
memilih media yang tradisional siswa akan makin menurun motivasi
belajarnya dan tidak fokus pada materi yang disampaikan guru. Padahal
diantara fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran.

Untuk itu, landasan sosiologis perlu dipertimbangkan guru dalam


memilih dan menggunakan media pembelajaran guru perlu menganalisis
latar belakang sosial anak didik dalam menggunakan media pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kesesuaian media dengan
kondisi sosial anak didik. (Musfiqon, 2011:66-67).

2. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada


pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar[1]mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media yang
dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar-mengajar.

Sumantri dan Permana (1999) dalam Fikri dan Madona(2018:20),


prinsip-prinsip pemilihan media adalah:

1. Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan


pengajaran yang akan disampaikan

2. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan


siswa.

14
3. Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik
dengan pengadaan dan penggunaannya..

4. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau


pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.

5. Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri

Rahardjo (1986) dalam Cahyadi (2019:32) memaparkan bahwa Secara


umum beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yakni:

1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media


pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk
informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu
kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau
individu dan apakah sasarannya siswa masyarakat pedesaan ataukah
masyarakat perkotaan.

2. Karakteristik Media Pembelajaran (familiaritas media), Setiap media


pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya.

3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat


dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan
pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa
media yang dapat dibandingkan

Prosedur pemilihan media dimulai dari menganalisis kebutuhan. Analisis


kebutuhan ini didasarkan pada faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan
media. Prosedur pemilihan media terdiri atas mengidentifikasi karakteristik
peserta didik, tujuan pembelajaran, dan karakteristik bahan ajar.

3. Perkembangan Media Pembelajaran

15
Pada mula perkembangannya, guru merupakan satu- satunya sumber
belajar yang mutlak di kelas pada proses belajar dan mengajar. Namun pada
tahap perkembangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1657 seorang yang
bernama Johan Amos Comenius membuat sebuah buku yang berjudul Orbis
Sensualiun Pictus. Penulisan buku ini kemudian menjadi dasar penggunaan
buku pada proses belajar mengajar. Pada tahap ini guru mulai megadari bahwa
perlu adanya sarana belajar yang mampu merangsang pengalaman belajar
peserta didik. Pada awalnya, media pembelajaran hanya dipandang sebagai
alat bantu mengajar (teaching aids). Media yang digunakan seperti alat bantu
visual misalnya permodelan, objek maupun alat- alat yang
mempresentativekan sebuah objek pada materi pengajaran. Namun, pada
tahap ini media tersebut kurang memperhatikan pengembangan proses belajar
dan evaluasinya.

Pada awal abad ke-20, dunia mulai mengenal teknologi audio yang
kemudian pada dunia pendidikan dikenal sebagai audio visual atau audio
visual aids (AVA) yang mulai dikenalkan oleh Edgar Dale yang kemudian
mengemukakan kerucut pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of
experience).

Teori komunikasi mulai dikenal pada tahun 1950. Pada saat ini guru
mulai memahami bahwa peserta didik sebagai salah satu komponen yang
penting pada proses belajar di dalam kelas. Pada masa ini juga teori
behaviorism mulai mempengaruhi pengembangan media pembelajaran. Hal
ini yang dipengaruhi oleh pemahaman mengenai tujuan utama mendidik
bukan lagi untuk mentransfer ilmu, namun juga mengubah tingkah laku
peserta didik. Sekitar pertengahan abad ke-20, mulai diperkenalkan IPTEK,
pada masa ini pengembangan media pembelajaran sudah mulai luas dan
interaktif dengan pengadaan komputer dan internet, hal ini berlangsung
hingga sekarang. Pengaruh teknologi tersebut sangat memberikan dampak
yang luar biasa terhadap dunia pendidikan masa kini, apalagi pada masa

16
pandemi covid-19 yang memaksa guru dan siswa terbiasa dengan sistem
kegiatan pembelajaran yang tidak biasa.

Pandemi covid-19 membuat terjadinya transformasi media pembelajaran


yang tadinya tatap muka menjadi beralih ke pembelajaran online atau lebih
dikenal dengan daring. Satuan pendidikan berlomba- lomba mengembangkan
sistem pembelajaran sendiri, namun ada juga yang memilih untuk
menggunakan flatfom yang sudah ada sebelumnya (Aji, 2020). Berikut
beberapa media pembelajaran yang lebih dikenal semenjak pandemi covid-19
merebak:

a. Media WA Group: Media ini merupakan yang paling banyak


digunakan. Baik pada tingkat satuan pendidikan dasar hingga tinggi. Hal ini
karena flatfom ini dinilai dimiliki oleh banyak orang dan mudah diakses
dimana saja.

b. Media buatan Google seperti Google Classroom dan Google Suite


for Education: Media ini dikembangkan oleh google sejak lama, namun baru
dikenal untuk dunia pendidikan sejak pembelajaran daring menjadi sebuah
kewajiban.

c. Media Zoom: Media ini cukup dikenal karena dapat menyajikan


proses pembelajaran selayaknya interaksi didalam kelas. Guru dan siswa
dapat berinteraksi secara daring menggunakan video call yang menjadi salah
satu fitur andalan dari Zoom.

4. Peran Guru dalam Media Pembelajaran

Guru pada proses belajar mengajar memiliki urgensi yang sangat besar.
Selain mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, guru juga memiliki
peran sebagai melopor perubahan tingkah laku peserta didik menjadi pribadi
yang lebih baik. Guru dibantu oleh media pembelajaran dapat mewujudkan

17
hal tersebut menjadi lebih efektif (Lestari, 2018). Berikut peran guru didalam
media pembelajaran.

a. Guru Sebagai Mediator

Peran sebagai mediator diperlihatkan guru dari bagaimana guru


memberikan atmosfer belajar yang kondusif bagi siswanya. Pembelajaran
dikelas bukan hanya berpusat pada guru namun juga berorintasi kepada
aktifitas- aktifitas yang melibatkan siswa secara langsung. Dalam hal ini guru
juga sebagai penjelas atau pemberi komando pada proses belajar mengajar
sehingga jalannya sebuah proses belajar mengajar menjadi lebih terarah.

b. Guru Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru dalam hal ini berkaitan dengan pelayanan kepada
peserta didik dalam upaya perubahan tingkah laku mereka. Dalam menjalani
perannya sebagai fasilitator guru diharuskan mendengarkan dan bersikap
sabar terhadap pola tingka laku peserta didik. Dalam hal media pembelajaran,
guru disini berperan sebagai yang mengembangkan dan memilih media
pembelajaran yang sesuai dengan topik dan kebutuhan peserta didik. Berikut
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan guru dalam memilih media:

1) Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran (instructional goals)


Dalam memilih media yang akan dikembangkan, guru perlu mengidentifikasi
terlebih dahulu tujuan umum dan tujuan khusus setiap pembelajaran. Hal ini
kemudian disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan pada satuan
pendidikannya.

2) Kesesuaian media dengan materi pembelajaran (instructional


content) Selain disesuaikan dengan tujuan, yang tak kalah penting adalah
menyesuaikan media yang digunakan dengan materi yang ingin diajarkan.
Misalnya guru ingin memberikan pemahaman yang kompleks, guru lebih
disarankan menggunakan media yang memberikan pengalaman belajar
dengan presentasi tinggi kearah konkrit.

18
3) Kesesuaian media dengan karakteristik peserta didik Kebutuhan,
keinginan, dan kekurangan peserta didik juga harus dijadikan tolak ukur
dalam pemilihan media. Pada tahap awal, guru disarankan untuk mengetahui
terlebih dahulu karakteristik peserta didiknya. Dengan demikina, media yang
digunakan pemanfaatannya lebih tepat sasaran. Karena setiap media
pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan pada subjek atau
objek tertentu.

4) Kesesuaian media dengan teori yang ada. Media pembelajaran yang


digunakan guru haruslah media yang sudah teruji dan dibuktikan oleh teori
para ahli. Media bukanlah fanatisme atau imajinasi guru terhadap sesuatu,
melainkan harus dikembangkan dan dipilih berdasarkan dengan konsep yang
telah ada.

5) Kesesuaian media dengan kondisi lingkungan, fasilitas,


pendukung,dan waktu yang tersedia. Yang tidak kalah penting adalah
penyesuaian media dengan fasilitas yang ada di sekolah, guru tidak perlu
menyiapkan media audio visual apabila sarana prasarana di sekolah tidak
mendukung untuk menggunakan itu. Selain itu, waktu persiapan dan
penggunaan media tersebut juga harus menjadi aspek yang diperhatiak oleh
guru.

c. Guru Sebagai Pembimbing

Dalam memenuhi perannya sebagai pembimbing dalam pemanfaatan media


pembelajaran guru memberikan arahan bagaimana penggunaan media yang telah
dikembangkan dan dipilih dalam proses pembelajaran.

19
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik di dalam


pengkondisian lingkungan belajar yang memanfaatkan sumber belajar dalam upaya
pemerolehan dan perkembangan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.
Adapun faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yakni: guru(pendidik),
peserta didik, sarana dan prasarana, dan lingkungan. Hubungan sumber belajar dan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran merupakan sebuah kesatuan sistem
yang menempatkan media pembelajaran sebagai bagian integral dari sumber belajar,
adalah komponen penting dalam ketercapaian pembelajaran yang lebih bermakna.
Pemilihan sumber belajar harus memperhatikan kriteria umum dan kriteria
berdasarkan tujuan.

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran,


antara lain landasasan psikologis, historis, teknologis, empirik, filosofis, dan
sosiologis. Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada
pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran
untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar[1]mengajar.

Pengaruh teknologi sangat memberikan dampak yang luar biasa terhadap dunia
pendidikan masa kini, apalagi pada masa pandemi covid-19 yang memaksa guru dan
siswa terbiasa dengan sistem kegiatan pembelajaran yang tidak biasa. Guru pada
proses belajar mengajar memiliki urgensi yang sangat besar. Selain mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik, guru juga memiliki peran sebagai melopor
perubahan tingkah laku peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik. Guru dibantu
oleh media pembelajaran dapat mewujudkan hal tersebut menjadi lebih efektif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aji, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,


Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya
Syar-i. 7(5), 395- 402

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cahyadi, Ani. (2019). Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan
Prosedur. Jakarta: Penerbit Laksita Indonesia.

Fikri, Hasnul dan Ade Sri Madona. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Samudra Biru.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Lestari, I. D. (2018). Peranan Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran


Berbasis Information and Communication Technology (ICT) di SDN RRI
Cisalak. Jurnal SAP, 3(2), 137-142

Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:


Referensi

Musfiqon. (2011). Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta:


Prestasi Pustaka

Rudi, S., & Cepi, R. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: FIP UPI.

Sadiman, Arif. (2007). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group

Sanjaya, Wina. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru
Sugandi, Achmad. (2006). Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press.

Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai