PROPOSAL
Oleh :
Muhaini Atmayana Purba
181101131
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
i
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun proposal penelitian ini dengan lancar
yang berjudul “Deteksi Dini Masalah Emosi dan Perilaku Anak Usia Sekolah Pada
Masa Pandemi Covid-19 di SDN 100 Gunung Tua Kec. Panyabungan”. Shalawat
wassalam yang telah menghantarkan umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman
Ucapan terima kasih saya sampaikan atas bantuan dari berbagai pihak yang telah
1. Bapak Dr. Dudut Tanjung, S.Kp, M.Kep, Sp. KMB selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp. Mat selaku Wakil Dekan I
Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M. Kep, Sp. KMB selaku Wakil Dekan II
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas
ii
5. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku dosen penguji 1 sekaligus
7. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku dosen penguji 3
8. Teristimewa kepada kedua orangtua, kakak dan adik saya yang selalu
9. Teristimewa kepada sahabat saya Ade Sulistya Lubis yang telah membantu
10. Kepada sahabat-sahabat , dan teman seperjuangan angkatan 2018 saya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhir kata penulis berharap penelitian ini
berharap adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih
iii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan………………………………………………………………..…i
Prakata.……………………………………………………………………………..…ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………...iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………....1
iv
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...36
LAMPIRAN 4 Kuisioner
v
BAB I
PENDAHULUAN
sangat cepat. Pada 31 desember 2019 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menerima laporan kasus pneumonia yang disebut Covid-19 dari kota Wuhan,
Provinsi Hubei, China. Dengan cepat wabah ini meluas di Wuhan dan banyak
menelan korban serta menyebar ke provinsi lain di Cina dan bahkan sampai
mendunia seperti Italia, Iran, Korea Selatan, Inggris, Jepang, Amerika Serikat,
Jerman dan Negara lainnya dalam waktu singkat. UNESCO mencatat hingga 20
perhatian saat ini karena menjadi krisis kesehatan masyarakat dunia yang
mengancam jiwa. Virus ini berasal dari kelelawar dan ditularkan ke manusia
bersin dan batuk. Pandemi yang terjadi akibat Covid-19 mengharuskan negara
1
2
berkisar 14 hari dan lebih. Adanya pembatasan dan pemisahan dalam rentang
waktu yang cukup lama tentulah menimbulkan dampak tersendiri dari berbagai
aspek kehidupan.
belajar dan bekerja dari rumah. Sebab virus ini sangat berbahaya dan dapat
ditularkan ke orang lain melalui kontak fisik baik secara bersentuhan maupun
dari udara. Semua individu juga diwajibkan untuk menjaga jarak (physical
Jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 lebih sedikit dari populasi global,
akan tetapi tetap menimbulkan dampak psikologis pada anak sebagian besar
parah. Gaya hidup juga rutinitas anak telah terpengaruh total karena tindakan
3
sekolah dasar bergantung kepada pencapaian tugas, suatu masa dimana mereka
teman sebaya dan dunia luar juga pandai memilih teman dan cara bersikap yang
baik. Beban emosional berakar kuat diawal anak usia sekolah dasar, perhatian
konsekuensi dalam jangka panjang. Maka dari itu dampak masalah emosi dan
perilaku anak usia sekolah akibat Covid-19 sangat penting untuk diidentifikasi
(Prawitasari, 2021).
beberapa kelompok berdasarkan rentang usianya. Salah satunya yaitu anak usia
sekolah. Usia rata-rata anak sekolah dasar di Indonesia adalah 6 tahun sampai
Akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan dirumah membuat anak menjadi
setiap anak berbeda satu dan yang lainnya dengan umur dan latar belakang yang
dan tingkah laku anak. Jika masalah ini tidak ditangani akan mengakibatkan
dampak negative pada pematangan karakter anak dalam berperilaku. Anak akan
et al., 2019).
Gangguan emosi yang sering terjadi pada anak adalah gangguan perilaku
perasaan. Sekolah sangatlah penting pada anak masa usia sekolah karena
kecemasan. Masalah emosi anak juga dapat dilihat dari inteaksinya dengan
teman sebaya menjadi menghindar, dapat membahayakan diri dan teman secara
tingginya angka resiko kenakalan dan criminal dimasa dewasa anak tersebut.
Dampak tersebut dapat muncul karena orangtua dan pihak sekolah tidak dapat
5
memahami cara penanganan yang tepat. Anak mendapat stigma negative dari
teman sebayanya sebagai anak yang bermasalah, bodoh dan tidak memiliki
harapan. Karena hal tersebut, perlu dilakukan deteksi dini masalah emosi dan
perilaku pada anak usia sekolah dasar. Proses deteksi dini bukanlah hal baru,
menurut Permendikbud No. 137 tahun 2014 lampiran II, mendeteksi tumbuh
perkembangan anak, dapat menjadi rujukan bagi guru untuk menyusun kegiatan
Survey awal yang dilakukan peneliti di SDN 100 Gunung Tua Kec.
Panyabungan didapat fakta masih banyak anak yang mengalami masalah pada
emosi dan perilaku dilihat dari bagaimana interaksi anak dengan teman
sebayanya, dengan guru dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan deteksi dini penyebab anak mengalami masalah emosi dan perilaku
masalah emosi dan perilaku anak usia sekolah pada masa pandemi Covid-19 di
emosi dan perilaku anak usia sekolah pada masa pandemi Covid-19 di
sekolah pada masa pandemi Covid-19 di SDN 100 Gunung Tua Kec.
panyabungan
usia sekolah pada masa pandemi Covid-19 di SDN 100 Gunung Tua
Kec. panyabungan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
7
1. Bagi pendidikan
bagaimana masalah emosi dan perilaku anak usia sekolah pada masa
pandemi Covid-19.
2. Pelayanan keperawatan
pengetahuan tentang masalah emosi dan perilaku anak usia sekolah pada
3. Penelitian selanjutnya
4. Masyarakat
masyarakat tentang masalah emosi dan perilaku anak usia sekolah pada
TINJAUAN PUSTAKA
(Nandya & Sari, 2020). Kebijakan ini tentu tidak mudah dilakukan
daring. Hal ini mengakibatkan banyak anak mengeluh tidak paham dan
8
9
Heru, 2020).
Anak usia sekolah dasar adalah anak dengan rentang usia 6-13 tahun
unik sehingga mampu menyerap dan mengetahui berbagai hal yang ada
orang lain. Oleh karena itu, anak usia sekolah dasar memerlukan
anak juga mampu mengartikan mana akibat yang dianggap baik dan
buruk. Dalam hal ini peran gueu sangat penting untuk menghadirkan
Anak usia sekolah pada tahap ini sudah menyadari jika dirinya
Moral pada anak usia sekolah dasar dapat dinilai dari interaksinya
moral dilakukan tanpa disadari anak. Dalam hal ini guru harus
siswanya.
dari tinggi dan berat badan dan ciri-ciri fisik yang tampak. Pada
usia 7-9 tahun anak perempuan lazimnya lebih pendek dan kurus.
memiliki tinggi dan berat badan yang sama dengan laki-laki. Pada
juga berperan penting untuk memberikan gizi yang sehat pada anak
Emosi berasal dari kata Emotus atau Emovere yang berarti sesuatu
2015).
13
1. Takut
tidak ada keberanian melawan terhadap apa yang sedang dia alami
takut tersebut.
2. Gelisah
14
3. Marah
4. Sedih
membunuh atau bunuh diri. Untuk meredakan rasa sedih kita harus
dengan ikhlas.
5. Senang
6. Iri
kepada yang lain. Untuk mencegah hal tersebut terjadi kita harus
Buku (Hidayat, 2009), afek dan emosi adalah hal normal yang sudah
melekat pada eksitensi manusia, tapi jika afek dan emosi sudah menjadi
tidak terkontrol maka telah terjadi gangguan afek atau emosi, berupa :
16
1. Depresi
menurun.
2. Kecemasan
jenis kecemasan :
hebat
Yaitu sifat tak wajar seperti tertawa pada situasi yang tak lucu.
menangis.
5. Kesepian
direkam oleh diri sendiri juga orang lain. Dari pandangan biologis,
perilaku adalah kegiatan yang dapat diamati juga tidak dapat diamati.
Pada intinya perilaku adalah reaksi atau aktivitas dari diri sendiri dan
terlihat oleh mata manusia. Seperti berfikir, karena hanya diri sendiri
yang dapat mengetahui apa yang sedang difikirkan. Pada kata sifat
dengan perilaku. Tetapi pada kata sehat, kaya, cerdas adalah hasil
atau banyak bergerak dan sulit untuk diam, temper tantrum (kesulitan
emosional), sulit fokus pada suatu perhatian dan suka mencari perhatian
untuk lai-lari bahkan naik ke atas meja kelas. Adapun perbedaan anak
dan tingkah laku yang berbeda karena anak selalu melakukan tingkah
menegaskan anak atau peserta didik yang memiliki kelainan fisik dan
Nasional, anak yang memiliki kelainan fisik dan mental disebut dengan
a. Pemanjaan
dan sebagainya. Jika hal tersebut tetap dibiarkan maka anak tersebut
akan menjadi egois dan mental ingin menang dan dimengerti sendiri
berbuat sesuka hatinya, jika terus dibiarkan anak akan sulit untuk
c. Orientasi kesenangan
b. Ketidakseimbangan kimia
c. Kinerja otak
sekolah
sekolah
h. Sulit mengikti perintah atau suruhan lebih dari satu pada saat yang
bersamaan
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial memiliki tingkah laku yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Anak dengan tingkat keingin tahuannya
adalah hubungan timbal balik antara dua individu atau lebih dan masing-masing
individu dapat memainkan perannya secara aktif. Dalam interaksi ini terjadi
hubungan antara dua belah pihak yang saling mempengaruhi. Pada anak,
interaksi ini berupa tingkah laku yang ditujukan pada orang sekitarnya dalam
hubungan sosial teman sebaya. Dari interaksi tersebut, anak lebih memahami
Yang disebut dengan teman sebaya adalah anak dengan tingkat usia dan
mengisi suatu peran dalam bersosialisasi dan menerima umpan balik dari teman
sebayanya dan belajar mengenai dunia diluar keluarga mereka (Ningsih & Ali,
2018).
Periode kritis perkembangan anak jika tidak dapat dilalui dengan humoris
gejala yang terlihat adalah sulit menyesuaikan diri, sulit berinteraksi dengan
pengaruh besar baik positif maupun negative. Orang tua memiliki peran penting
dalam mengasuh dan mendidik anak. Namun, sebagian orang tua secara sadar
anak dan jarang ada waktu dengan anak. Ini akan mendorong anak untuk
mencari perhatian didunia luar dengan teman sebayanya (Parulian & Yulianti,
2019).
menguntungkan orang lain. Perilaku ini dilakukan sukarela dari diri sendiri
tanpa adanya paksaan meskipun dapat menguntungkan pada orang lain. Jika
berbagi, akan memberi dampak negative pada dirinya karna pada dasarnya
manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan bantuan orang lain. Interaksi ini
banyak dilakukan anak pada saat disekolah. Pro-sosial akan berpengaruh pada
sosialitas anak dengan teman sebayanya. Anak yang mampu bersosialisasi akan
menerima reaksi positif dari teman sebayanya (Hasanah & Drupadi, 2020).
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
mencakup variable yang akan diteliti. Pada penelitian tentang Deteksi Dini
Masalah Emosi dan Perilaku Anak Usia Sekolah pada Masa Pandemi Covid-
Skema 3.1 Kerangka Konsep Deteksi Dini Masalah Emosi dan Perilaku Anak
Usia Sekolah Dasar.
24
25
Normal : 0-2
Ambang : 3
Abnormal : 4-10
5. Perilaku pro-sosial
yang mendukung
Normal : 6-10
Ambang : 5
Abnormal : 0-4
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
metode deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran hasil Deteksi Dini
Masalah Emosi dan Perilaku Anak Usia Sekolah pada Masa Pandemi Covid-
19. Deskripsi dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data
4.2.1 Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa di SDN 100 Gunung Tua Kec.
4.2.2 Sampel
n=
n= Jumlah sampel
27
28
N= Jumlah populasi
n=
n=
n=
n=
n=
Table 4.1 Populasi dan Jumlah Sampel Penelitian di SDN 100 Gunung
Tua Kec. Panyabungan
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Populasi 17 28 14 12 18 17 106
Sampel 4 4 5 11 12 15 51
29
(Nursalam, 2013).
1. Anak usia sekolah (Sekolah dasar) yang memiliki orang tua lengkap
Kriteria eklusi pada penelitian ini adalah anak usia sekolah yang
pertimbangan.
(informed consent).
dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja
akhir.
data menggunakan alat ukur kuisioner SDQ yang terdiri dari 25 pertanyaan
untuk mendeteksi dini masalah emosi dan perilaku anak di SDN 100 Gunung
karakteristik responden.
4.5.2 Kusioner masalah emosi dan perilaku anak usia sekolah dasar
Kuisioner SDQ.
4.7.1 Validitas
ahli dalam bidang keperawatan jiwa mengenai relevansi setiap item. Uji
V = ∑ S/n (C-1)
Sehingga didapatkan hasil nilai CVI sebesar 1. Menurut Polit dan Beck
Padang Bulan dan memiliki karakteristik yang sama dengan anak usia
Polit dan Beck (2004) suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai
digunakan.
kepada anak usia sekolah yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
dengan protocol kesehatan. Anak usia sekolah dalam penelitian ini adalah
anak usia sekolah dan didampingi oleh orangtua. Setelah mendapat anak usia
sekolah, peneliti menjelaskan pada anak usia sekolah tentang tujuan, manfaat
34
dan cara pengisian kuesioner, kemudian bagi anak usia sekolah yang bersedia
maka orangtua dari anak usia sekolah yang diminta untuk menandatangani
lisan. Kemudian anak usia sekolah diminta untuk menjawab pernyataan yang
ada di kuesioner yaitu karakteristik anak usia sekolah dan Strenghts and
data penelitian.
agar data siap untuk diuji statistik dan dilakukan analisis atau
2. Coding (pemberian kode pada data), pada tahap ini peneliti membuat
manual.
35
komputer.
anak usia sekolah dan juga setiap kategori jawaban pada 5 domain diatas
yang diisi oleh orangtua anak usia sekolah akan dipaparkan dalam
Amalia, A., & Sa’adah, N. (2020). Dampak Wabah Covid-19 Terhadap Kegiatan
Belajar Mengajar Di Indonesia. Jurnal Psikologi, 13(2), 214–225.
https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3572
Hasanah, N., & Drupadi, R. (2020). Perilaku Prososial Anak selama Pandemi Covid-
19. Buana Gender , 5, 98–106.
Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020).
Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi
Pendidikan, 22(1), 65–70. https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15286
Herliandry, L. D., Nurhasanah, Suban, M. E., & Heru, K. (2020). Transformasi
Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Teknologi
Pendidikan, 22(1), 65–70. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp
Hidayat, D. R. (2009). Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi Untuk Tenaga
Kesehatan. CV. Trans Info Media.
Ilham, I. (2020). Perkembangan Emosi Dan Sosial Pada Anak Usia Sekolah Dasar.
EL-Muhbib: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Dasar, 4(2), 162–
180. https://doi.org/10.52266/el-muhbib.v4i2.562
Jeklin, A. (2016). GAMBARAN PERILAKU ANAK HIPERAKTIF PADA SISWA
KELAS I SD NEGERI II DEMAK IJO. 7(July), 1–23.
Maharani, E. A., & Puspitasari, I. (2019). Deteksi Gangguan Emosi dan Perilaku
Disruptif Pada Anak Usia Prasekolah. Journal of Early Childhood Care and
Education, 2(1), 1. https://doi.org/10.26555/jecce.v2i1.566
Nafrin, I. A., & Hudaidah, H. (2021). Perkembangan Pendidikan Indonesia di Masa
Pandemi Covid-19. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 456–462.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i2.324
Nandya, & Sari, D. (2020). Educational journal of elementary school. 1, 13–17.
Ningsih, S., & Ali, M. (2018). Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku
Asosial Pada Anak. Kesehatan, Vol.1, 15.
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Peneltian Kesehatan. Rineka Cipta.
Novriana, dita eka, Yanis, A., & Masri, M. (2014). Prevalensi Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas Tahun 2013.
36
37
Peneliti,
Judul Penelitian : Deteksi Dini Masalah Emosi dan Perilaku Anak Usia Sekolah
Pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN 100 Gunung Tua Kec.
Panyabungan
NIM : 181101131
Nama :
Alamat :
Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang memiliki
tujuan untuk mengidentifikasi masalah emosi dan perilaku anak usia sekolah dasar.
Saya telah diberitahukan bahwa partisipasi atau penolakan ini tidak merugikan saya
dan saya mengerti bahwa penelitian ini akan bermanfaat untuk saya maupun bagi
dunia Kesehatan.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Responden,
( )
41
Lampiran 4. Kuisioner
Untuk setiap pernyataan beri tanda ceklis pada kotak Tidak Benar, Kadang-kadang,
Benar. Akan sangat membantu kami apabila anda menjawab semua pernyataan sebaik
mungkin. Berikan jawaban anda menurut perilaku anak selama 6 bulan terakhir atau
selama tahun ajaran ini.
Nama Anak :
T. Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Alamat :
7
45
DATA PRIBADI
PENDIDIKAN
NIM : 181101131
Fakultas : Keperawatan
PENDIDIKAN TERAKHIR
PENGALAMAN ORGANISASI